Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)"

Transkripsi

1 Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universias Sriwijaya, Indonesia Dierima April 8; Diseujui Juni 8 Absrak - Unuk menganalisis kebijakan biaya bahan baku semen dibuuhkan suau model maemais yaiu Model Dinamik. Daa yang digunakan dalam penerapan Model Dinamik adalah daa penjualan dan daa biaya modal bulan Februari (-) dan Mare () pada ahun 6 karena model ersebu membuuhkan fakor waku yang berbeda dalam menganalisis kebijakan biaya bahan baku. Tujuan menganalisis kebijakan biaya bahan baku semen unuk mengeahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pada penjualan semen. Pada pengaruh jangka pendek (sau ahun yang akan daang), jumlah penawaran dan perminaan semen mengalami penurunan sehingga belum erliha harapan keunungan yang diinginkan pihak manajemen perusahaan. Unuk pengaruh jangka panjang (lima ahun yang akan daang), kebijakan yang dilakukan berdampak baik bagi perusahaan karena anara penawaran dan perminaan mengalami peningkaan. Dengan menghiung sabilias keseimbangan pada kebijakan biaya bahan baku, maka penjualan semen pada waku yang akan daang cukup baik unuk dilaksanakan. Kaa Kunci : Model Dinamik, Biaya Bahan Baku,. Pendahuluan erhadap pengaruh jangka pendek dan panjang. Model Dinamik merupakan suau eknik maemaik unuk membua kepuusan dari serangkaian kepuusan yang saling berkaian, sehingga mempermudah penyelesaian persoalan yang mempunyai karakerisik erenu dalam mencapai hasil yang maksimal. Daa yang digunakan adalah daa Daa Februari dan Mare pada ahun 6 unuk menenukan kebijakan biaya berdasarkan periode waku 6 sampai. Daa bulan Januari ahun 6 idak digunakan unuk dianalisis karena merupakan daa uup buku ahun 5 (ahun sebelumnya). Menganalisis penerapan Model Dinamik dalam menenukan kebijakan biaya bahan baku semen PT. X yang berujuan :. Menerapkan Model Dinamik erhadap kebijakan biaya bahan baku semen pada bulan Februari dan Mare 6.. Menenukan gala dalam esimasi parameer fungsi penawaran dan perminaan pada meode regresi linier berganda yang berguna unuk mengeahui kesalahan yang dilakukan dalam perhiungan. 3. Menganalisis kebijakan biaya bahan baku semen a. Penawaran Penawaran didefinisikan sebagai hubungan sais yang menunjukkan berapa banyak suau komodias akan diawarkan pada suau empa dan waku erenu pada berbagai ingka harga, fakor lain idak berubah. Fakor-fakor yang mempengaruhi penawaran adalah : a. Biaya produksi (inpu), b. Teknologi, c. Harapan keunungan, d. Kebuuhan akan uang unai e. Harapan harga masa yang akan daang Kenaikan harga dari suau komodias (fakor lain idak berubah), akan mendorong produsen unuk meningkakan jumlah komodias yang diawarkan. Demikian juga sebaliknya, jika harga komodias ersebu urun akan mendorong produsen mengurangi jumlah komodias yang diawarkan. Kepuusan produksi harus dibua sau periode sebelum realisasi penjualan produk. Misalkan kepuusan produksi diambil pada waku () didasarkan pada harga yang erjadi

2 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : pada waku ( ) diulis P. Karena produk idak erealisasi pada waku ( ) maka pada waku ( ) aau P idak mempengaruhi produksi Q melainkan Q +. Benuk hubungan fungsional yang melibakan enggang waku, secara maemais dirumuskan : Qs + = f ( P ) aau ( P ) Qs = f Dimana Qs + adalah Jumlah penawaran pada waku ( +), ( ) f p adalah Fungsi yang mempengaruhi penawaran pada waku ( ), pada waku ( ) Qs adalah Jumlah penawaran, f ( ) adalah Fungsi yang p mempengaruhi penawaran pada waku ( ), Penawaran semen waku ( ) dipengaruhi oleh penawaran semen dan biaya bahan baku semen waku ( ), sehingga fungsi penawaran dalam model menjadi : Qs f ( Qs, Pv, Pw, Px, Py ) aau b. Perminaan + = ( Qs Pv, Pw, Px Py ) Qs = f,, Fakor-fakor yang mempengaruhi perminaan adalah: a. Harga barang iu sendiri, b. Pendapaan masyaraka, c. Inensias kebuuhan, d. Disribusi Pendapaan, e. Perambahan penduduk, f. Selera (Tase), g. Barang penggani (subsiusi) Daa yang diperoleh digunakan daa perminaan, dienukan oleh jumlah perminaan pada waku ( ), dan juga dienukan oleh biaya bahan baku semen pada waku ( ). Secara maemais, model perminaan produksi semen dapa dirumuskan : Qs = f ( Qd Pv, Pw, Px, Py ) c. Model Dinamik, Model memperlihakan hubungan-hubungan langsung maupun idak langsung sera kaian imbal balik dalam isilah sebab akiba. Permodelan mencakup suau pemilihan dari karakerisik perwakilan absrak yang paling epa pada siuasi yang erjadi. Model maemais dapa diklasifikasikan menjadi dua bagian yaiu Model Saik dan Model Dinamik.. Model Saik memberikan hubungan anar aribu sisem keika sisem berada dalam keseimbangan. Jika iik keseimbangan diubah dengan menggani nilainilai aribunya, maka model dimungkinkan unuk memperoleh nilai-nilai yang baru unuk semua aribunya, eapi bagaimana cara nilai-nilai ersebu berubah idaklah diperlihakan.. Model Dinamik memperbolehkan pengubahan aribuaribu sisem yang didapakan sebagai fungsi waku. Penurunan dapa dilakukan dengan analiis aau kompuasi numeris, berganung pada kerumian model.. Meode Peneliian a. Pengumpulan dan Pengolahan Daa Daa yang didapa adalah daa perminaan dan penawaran pada bulan ( ) dan bulan (). BiayaModal( -) Harga(on)bulan ( -) = Qd - BiayaModal( ) Harga(on)bulan ( ) = Qd b. Perhiungan harga bahan baku semen bulan ( ) Qd-wilayah n dengan : n =,,3,,n Modal wilayah n = Harga semen iap on bulan ( -) Harga bahan baku dienukan oleh: a. Pv : Harga Gypsum (4%) Biaya Modal wilayah n Harga Terak (96%) Biaya Modal wilayah n b. Pw : Harga Bau kapur (8%) Harga Terak (96%) c. Px : Harga anah lia (9%) Harga Terak (96%) d. Py : Harga pasir besi (%) Harga Terak (96%) c. Perhiungan harga bahan baku semen bulan () Modalwilayah n = Hargasemen iapon bulan ( ) dengan : n =,,3,...,n Qdwilayah n

3 388 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : Harga bahan baku dienukan oleh : a. Pv : Harga Gypsum (4%) dari modal wilayah n Harga Terak (96%) dari modal wilayah n b. Pw : Harga Bau kapur (8%) dari harga Terak (96%) c. Px : Harga anah lia (9%) dari harga Terak (96%) d. Py : Harga pasir besi (%) dari harga Terak (96%) d. Esimasi Parameer Esimasi parameer dari fungsi penawaran dan fungsi perminaan dilakukan secara erpisah, dengan menggunakan pendekaan mariks pada analisis regresi berganda.. Esimasi parameer pada fungsi penawaran Qs = α + αqs + αpv + α3pw + α4px + α5py dengan α = X T X. X T Y. Esimasi parameer pada fungsi perminaan Qd = β + βqd + βpv + β3pw + β4px + β 5 Py dengan β = X T X. X T Y β = (X T X) -. X T Y e. Analisis Keseimbangan Cobweb Dilakukan analisis keseimbangan Cobweb, dengan menggunakan fungsi penawaran dan fungsi perminaan yang diperoleh dari pendugaan parameer ahap perama. Dalam analisis ini dierapkan prinsip keseimbangan pasar, dimana penawaran sama dengan perminaan. Qs = α + αqs + αpv + α3pw + α4px + α5py Qd = β + βqd + βpv + β3pw + β4px + β 5 Py Qs = Qd () Keseimbangan Cobweb diformulasikan dalam benuk mariks yaiu : H. Y = H. Y + H3. Z Q α α3 Q α = + β3 P β P β α β α4 β4 Z α5 Z β5 Z Z3 f. Analisis Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang Melakukan analisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari suau kebijaksanaan dengan menggunakan formulasi mariks dari keseimbangan Cobweb.. Pengaruh Jangka Pendek (Shor Run Muliplier Effec) Pengaruh jangka pendek dinoasikan : D H.H = (3) D H.H 3 = (4) dengan D = muliplier effec jangka pendek dari perubahan harga bahan baku semen, D = muliplier effec jangka pendek dari perubahan variable exogenous (fakor pendukung lain). Pengaruh Jangka Panjang (Muliplier Effec) = ( I D ) (5) D3.D dengan D 3 = muliplier effec jangka panjang g. Sabilias keseimbangan Sabilias keseimbangan dievaluasi dengan menggunakan nilai eigen dari mariks D. a. Deskripsi Daa No Iλ D = (6) 3. Hasil dan Pembahasan Tabel. Daa Volume Penjualan Bulan ( ) Uraian Volume Penjualan (on) Wilayah Penawaran Perminaan Penjualan (RKAP) (Realisasi) X X X X X X6 4 - X X Toal

4 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : No Tabel. Daa Volume Penjualan Bulan (). Uraian Volume Penjualan (on) Wilayah Penawaran Perminaan Penjualan (RKAP) (Realisasi) X X X X X X6 - X X8.5 6 Toal Penggunaan daa unuk memprediksi penjualan aau penawaran lima ahunan (6 sampai ) digunakan unuk menghiung biaya bahan baku yang diperlukan dalam produksi. Biaya bahan baku erdiri aas biaya enaga kerja, pembakaran, disribusi, dan pemeliharaan. Daa Volume Penjualan Semen pada bulan Februari ( ) dan Mare ( ) ahun 6. b. Analisis Fungsi Penawaran Dalam Model Dinamik, penawaran idak hanya dienukan oleh peubah-peubah waku yang sama, akan eapi dienukan oleh peubah-peubah pada waku sebelumnya. Fungsi penawaran dalam Model Dinamik erhadap sau variabel dalam dua waku, Qs = α + αp aau ( P ) s = f dengan P = Harga produk yang diawarkan waku ( ). Kepuusan produksi harus dibua sau periode sebelum realisasi penjualan produk. Produk idak erealisasi pada waku ( ), maka P idak mempengaruhi produksi pada waku ( ) aau Qs melainkan Qs. c. Analisis Fungsi Perminaan Dalam Model Dinamik, perminaan idak hanya dienukan oleh peubah-peubah waku yang sama, melainkan juga dienukan oleh peubah-peubah pada waku sebelumnya. Fungsi perminaan dalam Model Dinamik erhadap sau variabel dalam dua waku. aau Qd = β + βp ( P ) Qd = f dengan P = Harga produk yang dimina waku. d. Analisis Model Dinamik Model Dinamik adalah suau kumpulan eknik-eknik maemais yang digunakan dalam pengambilan kepuusan erdiri dari banyak ahap (mulisage). Suau masalah pengambilan kepuusan yang mulisage dipisah-pisahkan menjadi suau submasalah yang beruruan dan saling berhubungan Model Dinamik digunakan dalam menganalisis daa penjualan bulan (-) dan. Model Dinamik merupakan model yang mengikui perubahan yang dihasilkan oleh akifias sisem sepanjang waku, idak hanya pada sau waku. Sehingga dalam menganalisis kebijakan biaya bahan baku semen idak erheni pada waku erenu saja. Model Dinamik memberikan prosedur sisemais unuk penenuan kombinasi pengambilan kepuusan yang memaksimumkan seluruh efekivias. e. Pengolahan Daa Perhiungan harga bahan baku semen bulan ( ). Unuk menghiung harga semen iap onnya pada bulan ( ) dibuuhkan daa berupa : Jumlah perminaan bulan ( ) = = Qd on Biaya Modal bulan ( ) = Rp , Harga semen iap on bulan ( ) Biaya Modal = Qd ( -) = Rp ,8 /on Perhiungan harga bahan baku semen iap wilayah penjualan bulan ( ) Harga semen iap on pada bulan Februari ( ) Modal wilayah () = Harga semen iap on bulan ( ) Qd wilayah () = Rp , Harga Bahan Baku wilayah () 4 a. Pv = Biaya Modal wilayah ()

5 39 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : = Rp ,6 Harga Terak (96%) = ,4 b. Pw = Rp ,5 c. Px = Rp ,74 d. Py = Rp ,4 Perhiungan Harga Bahan Baku Semen Bulan ( ) Harga semen iap onnya pada bulan () dienukan : Jumlah perminaan bulan ( ) = Qd = 7.37 on Biaya Modal bulan ( ) = Rp , Biaya Modal ( ) Harga semen iap on bulan ( ) = Qd Perhiungan harga bahan baku semen iap wilayah penjualan bulan ( ) Tabel 3. Jumlah Penawaran dan Perminaan sera Harga Bahan Baku bulan ( ) Modal wilayah ()= Harga semen iap on bulan ( ) Harga Bahan Baku wilayah () a. Pv = Rp ,85 Qd wilayah () =Rp , Harga Terak (96%) = Rp ,37 b. Pw = Rp ,5 c. Px = Rp ,3 d. Py = Rp ,84 Harga seiap bahan baku pada bulan ( ) dan bulan ( ), diperoleh Tabel 3 dan Tabel 4. f. Esimasi Parameer Fungsi Penawaran Tabel 5. Jumlah Penawaran bulan ( ) dan ( ) Baku bulan ( ) menjadi fungsi penawaran. harga bahan Yˆ = 3, +,79Qs 338,5Pv + 44,45Pw 834,6Px 86,6Py Tabel 4. Jumlah Penawaran dan Perminaan sera Harga Bahan Baku bulan ( ) g. Esimasi parameer pada fungsi perminaan Tabel 6. Jumlah Perminaan bulan ( ) dan ( ) baku bulan ( ) menjadi fungsi perminaan. harga bahan Harga semen iap on pada bulan ( ) dihiung modal iap wilayah yang selanjunya dicari masing-masing harga bahan baku. Yˆ =,4 +,Qd +,79Pv +,58Pw + 3,6Px +,7Py

6 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : h. Penerapan Model Dinamik pada Analisis Keseimbangan Cobweb Analisis keseimbangan Cobweb, fungsi penawaran dan fungsi perminaan yang diperoleh dari pendugaan parameer. Pada analisis ini dierapkan prinsip keseimbangan pasar, yaiu penawaran sama dengan perminaan. Dalam keseimbangan Cobweb dari persamaan dapa dijelaskan bahwa :. Qs = Qd = Q. Qs = Qd = Q 3. P dan P harga semen yaiu harga bahan baku pada bau kapur, karena kadar persenase dalam pembuaan semen paling besar 8 %. 4. = H : mariks yang menempakan nilai Q dan nilai parameer P, yaiu bau kapur waku ( β 3 ). Sehingga diulis. β 3 Q 5. = Y : mariks yang menempakan Q dan P, P dipasangkan pada H. α α3 6. = H : mariks yang menempakan nilai β Q (penawaran ( α ) dan perminaan ( ) ) dan nilai parameer ( ) waku ( α 3 ). β waku P yaiu bau kapur Q 7. = Y : mariks yang menempakan Q dan P 8. P, yang dipasangkan pada H. α β α β α β 4 4 α 5 = H : mariks yang menem- 3 β 5 pakan nilai parameer harga gypsum waku ( α ) dan waku ( β ), harga anah lia waku ( α 4 ) dan waku ( β 4 ) ( α 5 ) dan waku ( β 5 ) α dan β. Z Z 9. = Z Z Z3, harga pasir besi waku. Sera nilai parameer : mariks yang menempakan Z unuk harga gypsum ( Pv dan Pv ), Z harga anah lia ( Px dan Px ), Z3 harga pasir besi ( Py dan Py ), sera unuk peubah Z yang bernilai yang dipakai unuk dan Z dipasangkan pada H 3. Keseimbangan Cobweb dalam benuk mariks pada persamaan () : Qs = 3, +,79Qs 834,6Px 86,6Py 338,5Pv + 44,45Pw Qd =,4 +,Qd =,79Pv +,58Pw + 3,6Px +,7Py Q,79 44,45 Q =,58 P, P Z 3, 338,5 834,6 86,6 + Z,4,79 3,6,7 Z Z i. Pengaruh Jangka Pendek (Shor Run Muliplier Effec) Pengaruh jangka pendek dinoasikan D dan D. dengan menggunakan persamaan (3) : H D =,79 =,36 ;,58 H = ; D = H H,3876, ,45 94,7488 Unuk menganalisis pengaruh jangka pendek dinoasikan D dari persamaan (4) didapa : D 3, 338,5 = 5,756 3, ,6 34,75454 j. Analisis Pengaruh Jangka Pendek 3 86,6 847,853 Berdasarkan D pada persamaan (3), dapa dikeahui bahwa kenaikan jumlah penawaran semen sebesar % dalam jangka pendek mengakibakan kenaikan harga bahan baku yaiu bau kapur sebesar,36. Unuk kenaikan harga bau kapur sebesar % meningkakan jumlah penawaran semen sebesar 44,45. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek apabila pihak manajemen perusahaan ingin meningkakan jumlah semen yang diawarkan maka kebijakan menaikkan harga bahan baku semen cukup baik dilaksanakan.

7 39 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : Dari D pada persamaan (4), dikeahui bahwa kenaikan harga gypsum sebesar % menyebabkan penurunan pada penawaran sebesar 388,5 dan penurunan pada perminaan sebesar 3, Kenaikan harga anah lia sebesar % menyebabkan penurunan pada penawaran sebesar 834,6 dan perminaan urun sebesar 34, Kenaikan pada pasir besi % menyebabkan penurunan penawaran sebesar 86,6 dan penurunan perminaan sebesar 847,853. Dari perhiungan yang diperoleh, kenaikan harga bahan baku mengalami penurunan pada penawaran akan menyebabkan erjadi pula penurunan pada perminaan. Penurunan perminaan hanya 38% sampai 39% dari penurunan penawaran. Analisis ini berari pada jangka pendek kenaikan harga bahan baku menyebabkan erjadinya penurunan pada jumlah penawaran. Penurunan pada perminaan erjadi karena kenaikan pada biaya bahan baku menyebabkan harga semen yang dijual iku meningka. Pada analisis jangka pendek, dampak penjualan semen yang disebabkan kenaikan harga bahan baku belum sabil, karena belum erliha keunungan bagi pihak perusahaan. k. Analisis Pengaruh Jangka Panjang Dari persamaan (5) erliha dalam jangka panjang pada kenaikan harga gypsum sebesar % erjadi penurunan pada penawaran yaiu 45,3 eapi unuk perminaan meningka sebesar, Kenaikan harga anah lia sebesar % diikui dengan peningkaan pada penawaran sebesar,997 dan peningkaan perminaan sebesar 3,456. Unuk kenaikan harga pasir besi sebesar %, peningkaan erjadi pada penawaran sebesar 3,847 dan peningkaan juga erjadi pada perminaan sebesar 8, Analisis yang diperoleh dari pengaruh jangka panjang yaiu kenaikan harga bahan baku diikui dengan peningkaan pada penawaran dan perminaan. l. Sabilias keseimbangan Sabilias keseimbangan pada penawaran dan perminaan, dengan menggunakan D pada analisis jangka pendek, dilakukan perhiungan akar ciri (laen roos) :,79 λ,36 44,5 = 94,7488 λ 95,5388 λ +,98= λ = 95,5388 λ =, dengan λ =,<, keseimbangan penawaran dan perminaan pada penjualan semen adalah konvergen. Pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga bahan baku jangka pendek belum mengunungkan bagi pihak manajemen perusahaan. Sedangkan pada jangka panjang anara penawaran dan perminaan cukup sabil erliha dari peningkaan yang erjadi, sehingga dalam jangka panjang kebijaksanaan menaikkan harga idak menimbulkan insabilias pasar. 4. Kesimpulan Dengan meode analisis regresi linier berganda didapa nilai parameer fungsi penawaran: Qs = 3, +,79Qs 338,5 Pv + 44,45Pw 834,6 Px 86,6 Py Fungsi Perminaan ; Qd +,79 Pv +,58 Pw + 3,6 Px +, 7Py =,4+, Qd Analisis jangka pendek belum erliha keunungan yang diperoleh pihak manajemen perusahaan dikarenakan anara penawaran dan perminaan mengalami penurunan. Sedangkan nalisis jangka panjang kenaikan harga bahan baku juga diikui dengan kenaikan penawaran dan perminaan. Meskipun erdapa penurunan pada penawaran sebesar 45,3 idak berpengaruh pada penawaran sera perminaan yang lain. Sehingga kenaikan harga bahan baku semen unuk jangka panjang baik unuk dilaksanakan dan idak menimbulkan insabilias pasar diliha dari λ < Dafar Pusaka []. Chiang, A.C Dasar-Dasar Maemaika Ekonomi. Edisi keiga. Erlangga, Jakara. [] Dimyai,T.T, dan A,Dimyai. 99. Operaion Research : Model-model Pengambilan Kepuusan. Ceakan kedua. PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung. [3]. Dauglas, Evan J. 99, Managerial Economics-Analisys and Sraegy, 4h ediion, New Jersey : Prenice-Hall Inernasional Ediion. [4]. Handoko Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Kompuer unuk Peranian. Jurusan Geofisika dan Meeorologi, FMIPA, IPB. Hal.. [5]. Luke.. Bab Penganar Model Simulasi. hp://ns.cic.ac.id/~ebook/ebook/adm/myebook/ 5.pdf. (diakses anggal Januari 8). [6]. Nuryani, S. 5. Analisa keseimbangan sisem

8 Sugandi Yahdin / Jurnal Gradien Vol. 4 No. Juli 8 : penawaran dan perminaan beras di Indonesia, J. Agro Ekonomi, Vol. 3,No.. [7]. Purwana, W.. Harga Keseimbangan Pasar. hp:// GAN%PASAR. Pdf. (diakses anggal 6 Desember 7). [8]. Reulinger, S Analysis of a dynamic model, wih paricular emphasis on long-run projecions. Journal of Farm Economics, Vol. 48. [9]. Soleh, S Saisik Terapan unuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi kedua. Penerbi BPFE, Yogyakara. []. Swasika, I.D.K Penerapan model dinamis dalam sisem penawaran dan perminaan beras di Indonesia, J. Informaika Peranian, Vol. 8. []. Wohlgenan, M.K., and W.F. Hahn. 98. Dynamic adjusmen in monhly consumer demand for meas. American Journal of Agriculural Economics (AJAE).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci