TEOREMA GREEN UNTUK MENYELESAIKAN PERHITUNGAN INTEGRAL GARIS

dokumen-dokumen yang mirip
4. Mononom dan Polinom

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Bab 2 Bentuk Aljabar. A. Pengertian Bentuk Aljabar. B. Suku-suku Sejenis. C. Penjumlahan dan Pengurangan. Contoh Soal dan Pembahasan:

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

BAB VI DEFLEKSI BALOK

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green

1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

E-LEARNING MATEMATIKA

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

A. Kajian ulang tentang fungsi Pada gambar di bawah ini diberikan diagram panah suatu relasi dari himpunan

Transformasi Geometri. Transformasi Geometri B A B. A. Translasi. B. Refleksi. C. Rotasi. D. Dilatasi. E. Komposisi Transformasi dengan Matriks

Pada integral diatas, dalam mencari penyelesaiannya, pertama diintegralkan terlebih dahulu terhadap x kemudian diintegralkan lagi terhadap y.

Persamaan Diferensial Orde Satu

Konstruksi Rangka Batang

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Aplikasi Geometri pada Permainan Dinamis Non- Kooperatif Skalar Waktu tak Berhingga

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK.

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

ORTOGONALITAS DI RUANG NORM-2

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

PENGGUNAAN INTEGRAL. 1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat. 2. Menghitung volume benda putar.

PEMBUKTIAN TEOREMA PYTHAGORAS DARI EUCLID

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

MATRIKS DAN TRANSFORTASI I. MATRIKS II. TRANSFORMASI MATRIKS & TRANSFORMASI. a b. a b DETERMINAN. maka determinan matriks A.

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA (PDB) ORDE SATU

INTEGRAL RANGKAP DUA. diberikan daerah di bidang XOY yang berbentuk persegi panjang, {( )

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

BAB II FUNGSI D K D K. ( a ) ( b ) Gambar 2.1. Gambar 2.2

DIKTAT. Persamaan Diferensial

HASIL DAN PEMBAHASAN

Matriks & Operasi Matriks (2) Pertemuan 5 Aljabar Linear & Matriks

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

UN SMA 2015 Matematika IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

SIMULASI SPRINGBACK BENCHMARK PROBLEM CROSS MEMBER NUMISHEET 2005

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

PEMETAAN MÖBIUS. Gani Gunawan. Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No 1, Bandung,40116, Indonesia

KARAKTERISASI SEBARAN CAUCHY

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

UN SMA IPA 2010 Matematika

FORMULA HERON: TINJAUAN DI GEOMETRI EUKLID DAN GEOMETRI SFERIK 1. Sangadji 2

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel

Alternatif jawaban soal uraian

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. Model Gravitasi

BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

SOAL TPHBS MATEMATIKA IPS MKKS DIY

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

PERTEMUAN 3 dan 4 MOMEN INERSIA & RADIUS GIRASI

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping

Integral Vektor. (Pertemuan VII) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Model Regresi Berganda

6. T H E M E T R I C S Y S T E M

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 2 LANDASAN TEORI

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

CONTOH SOAL UAN INTEGRAL

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

IDENTIFIKASI KESALAHAN MENYELESAIKAN KALKULUS LANJUT MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

Lampiran 2 LEMBAR KERJA KELOMPOK MAHASISWA 1

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN

BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

Pertemuan : 9 Materi : Teorema Green Bab IV. Teorema Green, Teorema Divergensi Gauss, dan Teorema Stokes

Analisa Kestabilan Bebas Penyakit pada Penyebaran Demam Berdarah Menggunakan Model Host Vector

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

Bagian 2 Turunan Parsial

Transkripsi:

TEOEMA GEEN UNTUK MENYELESAIKAN PEHITUNGAN INTEGAL GAIS Prasetio Budi Darmono Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiah Purworejo Astrak Integral merupakan operasi kealikan dari turunan. Salah satu entuk dari penerapan integral adalah integral garis. Dalam menelesaikan perhitungan integral garis dapat dilakukan menggunakan Teorema Green. Teorema ini dipilih karena proses perhitunganna leih epat dan tepat. Namun, dalam menggunakan teorema green diharuskan memiliki keahlian dalam menari turunan parsial. Pada dasarna fungsi dari teorema green sama dengan integral garis aitu untuk mengetahui panjang lintasan sekeliling kurva. integral sekeliling seringkali dinamakan suatu integral ontour (integral Lintasan). Teorema green dapat diterapkan dalam kurva atau daerah terhuung sederhana dan erganda. Keleihan lain dari teorema green adalah tidak harus memper-hatikan arah positif seperti halna seara langsung jika dengan ara lang-sung arah positif terseut erlawanan arah putaran jarum jam. Kata kuni : Teorema Green, Integral Garis. Pendahuluan Dalam kerja ilmiah atau teknik, sering dijumpai suatu masalah (prolem) untuk menari akar-akar persamaan ang erentuk f() = 0. Bila f() erentuk kuadrat, pangkat tiga atau pangkat empat maka ada rumus-rumus aljaar untuk menghitung akarakarna. Apaila f() suatu polinom erderajat tinggi atau erentuk fungsi transeden seperti + os ( - ), e os, sin ( ) + dan seterusna, tidak tersedia metode aljaar untuk menelesaikanna (solusina). Untuk itu digukan ara menari akarakarna dengan metode(ara) aproksimasi (pendekatan). Adapun meto- Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan 9

de ang digunakan antara lain Metode Biseksi, Metode Iteratif, Metode Posisi Salah, Metode Newton-aphson, Metode Muller, dan lain-lain. Metode ang sering digunakan untuk menghitung integral antara lain: metode sustitusi, integral parsial dan peahan parsial (Spiegel, 990:8-8). Di samping itu, diperkenalkan adana integral garis ang penelesaianna menggunakan integral rangkap dua dengan metode erlainan. Dalam tulisan ini diuraikan teorema untuk menelesaikan integral garis. Teorema terseut adalah Teorema Green oleh George Green. Integral Garis iil Jika P(,) dan Q(,) adalah fungsi riil dari dan ang kontinu di semua titik pada kurva, maka integral garis riil dari Pd + Qd sepanjang kurva dapat didefinisikan dengan ara seagai erikut: P(, )d Q(, )d atau Pd Qd..... () Perhitungan integral garis dapat dilakukan dengan dua ara.. Jika dierikan persamaan kurva seagai = f(), maka integral garis () dihitung dengan menempatkan = f(), d = f () d dan dua titk dalam kurva ang dihuungkan adalah (a, ) dan (a, ) maka untuk menghitung integral tertentuna: a a P,f () d Q f () f '() d ang kemudian dihitung iasa.. Jika dierikan = g(), maka d = g () dan integral garis terseut menjadi: P g,().g ()d Qg(). Perhitungan integral garis ertujuan untuk menghitung panjang lintasan kurva dari titik (a, ) dan (a, )menggunakan sifat-sifat ang d 60 Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan

analog dengan sifat-sifat integral iasa. Misal :. P()d Q() P()d (a ) ()d. Pd Qd Pd (a ) (a ) (a ) atau Qd Jadi pemalikan jalan integrasi akan menguah tanda integral garis terseut. ( a, ). Pd Qd Pd Qd ( a, ) ( a, ) ( a, ) Pd Qd ( a, ) ( a, ) Kurva Tertutup Sederhana Daerah Terhuung Sederhana dan daerah Terhuung Lipat Ganda Kurva tertutup seder-hana (simple losed urve) adalah kurva tertutup ang tidak memotong dirina sendiri di setiap titikna. Suatu daerah dinamakan tertutup sederhana (simpl onne-ted) jika suatu kurva tertutup sederhana ang terletak dalam dapat menusut ke suatu titik tanpa meninggalkan, dan jika tidak demikian maka daerah terseut dinamakan terhuung lipat ganda (multipl onneted). dimana (a, ) seuah titik lain pada. a a = a = Kurva Kontinu Tertutup dan Sederhana Tertutup, tidak sederhana Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan 6

Daerah Terhuung Sementara Daerah terhuung erganda memiliki satu luang Daerah terhuung erganda memiliki tiga luang Seara intuitif, daerah tertutup sederhana adalah suatu daerah ang tak memiliki luang di dalamna, sedangkan suatu daerah terhuung erganda memilikina. Teorema Green dalam Bidang Misalkan P() dan Q() suatu fungsi-fungsi ang ditentukan erharga tinggal dan kontinu dalam seuah daerah sederhana ang diatasi oleh kurva tertutup sederhana dan mempunai turunan P Q parsial pertama, maka Q Pd Qd P d d 6 Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan dimana I digunakan untuk menekankan ahwa tertutup dan

ahwa kurva terseut dijelaskan dalam arah positif. Bukti : Untuk memuktikanna akan ditunjukkan : a) ) P d d = P( ) d Q d d = Q( ) d Untuk dapat memuktikanna dapat dengan menampilkan dalam entuk f F B A e 0 a E Misalkan persamaan kurva AEB dan kurva AFB erturut-turut adalah = Y () dan = Y (). Jika adalah daerah ang diatasi oleh maka kita peroleh : P dd Y() P d d a Y() = = P(, ) a Y () Y() d = P(, ) P(, ) a = a a P(, )d P(, )d Pd P Pd d d. () Maka Demikian juga misalkan persamaan kurva EAF dan kurva EBF erturutturut adalah = X () dan = X () maka f X P Q dd = d d X () f = Q(,) Q(, ) d = Q(,)d f = Qd Maka f Q(, ) d Qd = Q d d () Dengan menamahkan () dan () maka Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan 6

Q P Pd Qd = dd (terukti) Agar leih memahami pene-rapan Teorema Green, perhatikan ontoh erikut.. Jelaskan Teorema Green dalam idang untuk: ( )d ( )d dimana adalah kurva tertutup dari daerah ang diatasi oleh = dan =. Penelesaian Y = Perpotongan dua kurva : = (,) 0 = - = 0 = 0 ( ) = 0 = 0 = Kurva-kurva = dan = erpotongan di (0,0) dan (,). Arah positif dalam lintasan adalah seperti ang diperlihatkan dalam gamar. Dengan Teorema Green diperoleh: Q P dd ( ( = dd = ( ) dd = 0 ( )dd = ( ) d 0 = 0 d 6 Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan

= = 0 0 0 satuan. Hitunglah ( )d( ) mengelilingi daerah ang diatasi oleh = 8 dan = seara langsung dan dengan Teorema Green Penelesaian: =8 (,) O - -(-,-) = a) Seara langsung Kurva-kurva idang = 8 dan = erpotongan di (,) dan (-,-). Arah positif dalam melintasi diperlihatkan dalam gamar sepanjang =, d = 0, integral garis terseut menamai: ( )d ( = ( )d = = + + = satuan Sepanjang = 8, d = )d d integral garis terseut sama dengan ( )d( )d = d 6 6 = d 6 6 6 = d 6 6 = 6 6 80 8 = satuan Seluruhna Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan 6

( )d ( )d persatu sesuai arah positif setelah itu dijumlahkan. 8 8 = + = ) Dengan Teorema Green Q Pd Qd= ( )d ( = ( = 0 )d d ( )dd = d 0 P dd ) d = 8 8 0 0 = 8 = 8 satuan d d Dari ontoh soal di atas dapat terlihat ahwa menggunakan teorema Green pengerjaanna akan leih mudah. Ini telihat ila kita menggunakan metode seara langsung kita harus meninjau kurva satu Penutup 8 = satuan Dari ang telah diuraikan di depan dapat disimpulkan ahwa penggunaan Teorema Green memiliki keunggulan aitu leih epat dan tepat diandingkan ara langsung. Namun, kelemahanna adalah kita harus memiliki keterampilan menari turunan parsial pertama dari P dan Q. Keleihan ang lain aitu tidak diharuskanna memperhatikan arah positif seperti dengan ara langsung. Definisi dari Teorema Green dalam idang: Misalkan P(,) dan Q(,) suatu fungsi-fungsi ang ditentukan erharga tunggal dan kontinu dalam seuah daerah sederhana ang diatasi oleh kurva tertutup sederhana dan mempunai P Q turunan parsial pertama, maka 66 Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan

Q P : Pd Qd dd Daftar Pustaka A, Postol.M.Tom. 98. Mathemtial Analsis, Massahusetts: Addison Weske Purell. 999. Kalkulus dan Geometri Analisis Jilid, Jakarta: Erlangga Spiegel,, Murra, 990. Kalkulus Lanjutan Versi S/Metrik. Jakarta: Erlangga. Spiegel,, Murra. 99. Peuah Kompleks. Jakarta: Erlangga. Praseto Budi Darmono: Teoreme Green untuk Menelesaikan 67