Persamaan Diferensial Orde Satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Persamaan Diferensial Orde Satu"

Transkripsi

1 Modul Persamaan Diferensial Orde Satu P PENDAHULUAN Prof. SM. Nababan, Ph. ersamaan Diferensial (PD) adalah salah satu cabang matematika ang banak digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah fisis. Masalahmasalah fisis tersebut dapat dimodelkan dalam bentuk P Pada perkembangan ilmu sekarang PD sebagai model banak dijumpai dalam bidang-bidang sains, teknologi (teknik), biologi, ekonomi, ilmu sosial, demografi. PD digunakan sebagai alat untuk mengetahui kelakuan maupun sifat-sifat solusi masalah ang ditinjau. Karena itu, penting sekali mempelajari P Dalam modul ini, Anda pertama-tama mempelajari PD ang lebih sederhana, aitu PD orde satu. Anda akan mengenal tipe-tipe persamaan diferensial dan mempelajari bagaimana carana menelesaikan PD tersebut. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memahami metode penelesaian PD orde satu dan terampil menggunakanna. Secara lebih rinci, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:. mengidentifikasi tipe-tipe PD orde satu ang dapat diselesaikan.. menentukan solusi umum PD orde satu; 3. menentukan PD orde satu ang solusi umumna diberikan; 4. menentukan solusi khusus dengan menggunakan sarat awal; 5. memilih metode dan menggunakanna untuk menelesaikan PD orde satu; 6. memberikan contoh masalah konkret ang dapat dirumuskan dalam bentuk PD orde satu serta menelesaikanna dengan tuntas.

2 . Persamaan Diferensial Biasa Kegiatan Belajar Pengertian PD Orde Satu dan Solusina Definisi Suatu PD orde satu dapat dinatakan secara umum dalam dua bentuk, aitu: Seperti pada matakuliah Kalkulus: atau d d adalah turunan pertama dari terhadap variabel. atau d d adalah turunan kedua dari terhadap variabel. Dst. Bentuk implisit, d F,, = 0 d atau F(,, ) = () Bentuk eksplisit, d f (, ) d = atau = f (, ).... () Contoh. Contoh-contoh mengidentifikasi PD orde satu: d = 0 atau = 0 d PD orde satu bentuk implisit. Perhatikan orde turunan variabel terhadap ang dilingkari.. d + e = 0 atau + e = 0 d bukan PD orde satu, PD orde dua bentuk implisit 3. = + e (PD orde satu bentuk eksplisit: f(,)=+e ) 4. = + (bukan PD orde satu, PD orde dua bentuk eksplisit).

3 MATA433/MODUL.3 Definisi Suatu fungsi = () dikatakan solusi PD () atau () apabila = () dan turunanna memenuhi PD () atau (). Contoh. Anda dapat memeriksa bahwa = + adalah solusi PD: =. Demikian pula = + C untuk C konstanta sebarang juga merupakan solusi PD: =. (Periksa dengan menggunakan Definisi.) Solusi = + disebut sebagai suatu solusi khusus (partikelir) untuk PD: =, sedangkan solusi sebagai solusi umum PD: =. = + C ang memuat konstanta C disebut Jadi solusi umum suatu PD masih memuat konstanta C, sedangkan solusi khusus diperoleh dari solusi umum dengan mengambil konstanta C suatu bilangan tertentu atau suatu solusi ang memenuhi sarat-sarat ang diberikan, misalna sarat awal. Contoh.3 Tinjau PD: = cos.... (3) Penelesaian: Solusi umum PD ini adalah = sin + Fungsi-fungsi: = sin +, = sin dan = sin 4 masing-masing adalah solusi khusus PD (3) ang diperoleh dari solusi umum dengan mengambil masingmasing nilai C =, C = 0 dan C = 4. Untuk menentukan solusi khusus ang memenuhi sarat awal ( π / ) = 0, ditentukan C dari solusi umum = sin + C dengan mengambil nilai =0 dan = π /. dibaca maka Jadi, 0 = sin ( π / ) + C C = 9 sehingga solusi khusus ang memenuhi sarat awal ( π / ) = 0 adalah = sin + 9.

4 .4 Persamaan Diferensial Biasa Contoh.4 + =.... (4) Tinjau PD: ( ) 0 Penelesaian: Anda dapat memeriksa bahwa solusi umum PD (4) adalah = C C. Dengan mengambil C =, C =, C = 4 diperoleh masing-masing solusi khusus =, = 4 dan = 4 6. Untuk menentukan solusi khusus ang memenuhi sarat awal ()= 6, Anda tentukan C dari persamaan = C C dengan mengambil nilai = 6 untuk =. Ini memberikan 6 = C = C C atau C C 6 = 0 ( C 3)( C+ ) = 0 C = 3, C =. Jadi, ada dua solusi khusus ang memenuhi sarat awal () = 6, aitu = 3 9 dan = 4. Adana dua solusi khusus ini disebabkan PD (4) mempunai pangkat dua. Keluarga Lengkungan (Kurva) Anda telah mengetahui solusi umum suatu PD memuat konstanta Jadi solusi umum dapat ditulis dalam bentuk = (, C). Contoh.5 Solusi umum PD: = cos adalah = (, C) = sin + C. Grafik dari solusi umum = (, C) merupakan keluarga lengkungan (kurva) karena untuk setiap pengambilan nilai C diperoleh suatu lengkungan solusi khusus.

5 MATA433/MODUL.5 Contoh.6 Solusi umum PD: = adalah C = C = = (, C) = + C, ang merupakan keluarga parabola. Untuk C= diperoleh parabola = + dan seterusna (lihat Gambar.). (0,0) - C = 0 C = - Sekarang dapatkah Anda menentukan suatu PD ang solusi umumna adalah keluarga lengkungan = (, C) ang diketahui? Gambar. Perhatian: (a). PD ang solusi umumna = (, C) pada prinsipna dapat dicari dengan mengeliminasi C dari kedua persamaan = (, C) d = ( (, C) ). d Contoh.7 Tentukan PD ang solusi umumna = Ce. = Ce Penelesaian: Kita eliminasi C dari kedua persamaan: = Ce Dari kedua persamaan ini Anda melihat bahwa =. Jadi, PD: = mempunai solusi umum = Ce..

6 .6 Persamaan Diferensial Biasa Perhatian: (b). Bila solusi umumna diberikan dalam bentuk implisit g(,, C ) = 0 maka pada prinsipna PD-na diperoleh dengan mengeliminasi C dari kedua persamaan: g(,, C) = 0 d g (,, C ) = 0, dengan mengingat fungsi dari. d Contoh.8 Tentukan PD ang solusi umumna + = C. Penelesaian: Dengan menurunkan + = C terhadap secara implisit diperoleh: +. = 0. Karena persamaan ini tidak lagi memuat C maka secara langsung diperoleh PD: = sebagai PD ang solusi umumna + = C. Contoh.9 Tentukan PD ang solusi umumna: g(,, C) = C + C = 0. Penelesaian: Dengan menurunkan g(,,c) terhadap secara implisit diperoleh C = 0. Sekarang Anda mengeliminasikan C dari kedua persamaan: C + C = 0 C = 0. Dari persamaan kedua diperoleh C =. Ini dimasukkan ke persamaan pertama, menghasilkan:. + = 0 PD ini mempunai solusi umum atau ( ) 4 + = 0. g(,, C) = C + C = 0.

7 MATA433/MODUL.7 Setelah membaca materi kegiatan belajar di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! ) Manakah di antara PD-PD berikut merupakan PD orde satu? A. + 3 = 0 ( ) + = sin + = 0 ( ) = 0. a. Mengindentifikasi tipe-tipe PD orde satu. b. Menentukan solusi umum PD orde satu. ) Manakah di antara PD-PD berikut dalam bentuk eksplisit atau implisit A. = sin sin = 0 3 ( ) + 4 = 0 + ' =. 3) Anda diminta memeriksa apakah = C cos...(*) merupakan solusi umum dari PD: + tan = 0....(**) Langkah-langkah ang harus dilakukan sebagai berikut: (i) Turunan = C cos terhadap secara eksplisit adalah:... [sebut persamaan (***)] (ii) Sekarang substitusikan persamaan (*) dan (***) ke (**), diperoleh... (iii) Kesimpulan :... 4) Solusi umum PD: ( ) = 4 adalah: A. = + C = ( + C) 3/

8 .8 Persamaan Diferensial Biasa = ( + C) = ( + C) 3. c. Menentukan PD orde satu apabila solusi umum diberikan. 5) Anda diminta menentukan PD ang solusi umumna adalah g(,, C) = + C + C = 0... (*) Langkah-langkah ang harus dilakukan sebagai berikut: (i) Turunan g(,,c) terhadap secara implisit adalah:... [sebut persamaan (**)] (ii) Sekarang C dieliminasi dari kedua persamaan:... [ persamaan (*)]... [ persamaan (**)] (iii) Dari salah satu persamaan di (ii), diperoleh C =... (iv) Substitusi C ini ke persamaan lainna di (ii) menghasilkan PD ang diminta, aitu persamaan diferensial:... C cos 6) Fungsi = adalah solusi umum PD: A. + = cos + = sin + = cos + = sin. 7) PD ang solusi umumna A. 5 4 ( + ) 3 + = ( + ) + = ( + ) + = ( + ) 3 + = 0. 8) PD ang solusi umumna A. 4 g(,, C) = C + = 0 adalah... g(,, C) = 3 C + C = 0 adalah ( + ) + 6 ( + ) + 36 = ( + ) 6 ( + ) + 36 = ( + ) + 4 ( + ) + 36 = ( + ) 4 ( + ) + 36 = 0.

9 MATA433/MODUL.9 d. Menentukan solusi khusus PD orde satu dengan mengguna-kan sarat awal. 9) Anda diminta memeriksa apakah = e... (*) merupakan solusi khusus dari PD: =... (**) dengan sarat awal (0) =. Langkah-langkah ang harus dilakukan sebagai berikut: (i) Periksa apakah sarat awal memenuhi solusi khusus.... (ii) Kalau tidak memenuhi (SELESAI). Kalau memenuhi, turunan = e adalah:... [sebut persamaan (***)] (iv) Substitusikan persamaan (*) dan (***) ke (**) (v) Kesimpulan:... 0) Solusi khusus PD: = sin ang memenuhi sarat awal (0) = 3 adalah A. = cos + = cos + 5 = cos + = cos + 4. Agar latihan Anda terarah dengan baik dan Anda dapat memperkirakan hasil latihan Anda, bacalah rambu-rambu jawaban dan jawaban latihan ini di akhir modul ini. Setelah mengerjakan latihan, simaklah rangkuman kegiatan belajar berikut ini sehingga Anda merasa siap untuk mengerjakan Tes Formatif. RANGKUMAN PD orde satu adalah suatu fungsi ang memuat satu variabel bebas () dan satu variabel tak bebas () beserta turunan pertamana ( ) ang dikaitkan secara eksplisit atau implisit. Solusi umum PD adalah fungsi ang memuat konstanta C dan memenuhi PD tersebut. Solusi khusus

10 .0 Persamaan Diferensial Biasa adalah solusi ang diperoleh dari solusi umum dengan mengambil nilai C suatu bilangan tertentu atau solusi ang memenuhi sarat ang diberikan, misalna sarat awal. Grafik dari solusi umum merupakan keluarga lengkungan, di mana untuk setiap nilai C diperoleh suatu lengkungan (kurva) atau traektori. PD ang solusi umumna diberikan oleh fungsi g(,,c) = 0 dapat ditentukan dengan mengeliminasi C dari kedua persamaan: g(,, C) = 0 d g (,, C ) = 0 d dengan mengingat sebagai fungsi dari. TES FORMATIF Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! ) Fungsi = + cos adalah solusi PD... A. = + sin = sin = + cos = cos ) Solusi umum PD: ( + ) = 0 adalah... A. = C + C = C C = C + C = C C 3) Solusi khusus PD: adalah... A. ( + 3) = 0 ( + 3) + = 0 ( + ) = 0 ( + ) + = 0 + = 0 ang memenuhi sarat () = 4

11 MATA433/MODUL. 4) PD: ( + )( + ) = 0 mempunai solusi umum: g(,, C) C + = 0. Solusi PD ang memenuhi sarat () = adalah... A. + + = 0 + = 0 + = = 0 5) PD ang solusi umumna g(,, C) sin C + = 0 adalah... A. (sin + ) (cos + ) = 0 (sin ) + (cos + ) = 0 (sin + ) (cos ) = 0 (sin + ) + (cos ) = 0 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban ang Benar 00% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar, terutama bagian ang belum dikuasai.

12 . Persamaan Diferensial Biasa P Kegiatan Belajar PD Variabel Terpisah dan PD Homogen ersamaan diferensial orde satu ang dapat ditulis dalam bentuk: g( ) = f ( ).... () Variabel dan disebut PD orde satu variabel terpisah. dengan variabel terpisah diantara d tanda = Dengan mengambil =, PD () dapat dituliskan d dalam bentuk g( ) d = f ( ) d.... () Contoh.0 PD: + + = 0 adalah PD variabel terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk (), aitu: + + = 0 atau + =. Contoh. PD: ( + ) + ( + 4) = 0 adalah PD variabel terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk (), aitu: + 0, + = atau + 4 atau dalam bentuk (), aitu hana mengandung variabel. + d + d = d + 4 = d. hana mengandung variabel.

13 MATA433/MODUL.3 Contoh. PD: ( + ) = ( + ) bukan PD variabel terpisah karena tidak dapat dituliskan dalam bentuk () atau (). Perhatian: Metode penelesaian PD variabel terpisah dapat dilakukan dengan mengintegralkan langsung PD (), aitu: g ( ) d = f ( ) d + C.... (3) Contoh.3 Selesaikan PD: + + = 0. Penelesaian: PD ini, dengan sedikit melakukan manipulasi aljabar, dapat dituliskan dalam + bentuk () sebagai d = d. Dengan mengintegralkan kedua ruas didapat: + d = d = d ln C + = + +. Jadi solusi umumna adalah = ln + C. Contoh.4 Tentukan solusi PD: ang memenuhi sarat awal (0) =. ( + ) + + = 0... (4) Penelesaian: Dengan membagi PD (4) dengan ( + )( + ) didapat PD: d d + = 0 atau = Pengintegralan kedua ruas menghasilkan arc tan = arc tan + C.

14 .4 Persamaan Diferensial Biasa Dari sarat awal (0) =, diperoleh C sebagai berikut: arc tan = arc tan 0 + C C = arc tan. Jadi solusi PD (4) ang memenuhi sarat awal (0) = adalah π arc tan = arc tan + arc tan atau arc tan + arc tan = 4 π atau tan (arc tan + arc tan ) = tan = 4. Dari rumus tangens diperoleh tan (arc tan ) + tan (arc tan ) + tan (arc tan + arc tan ) = =. tan (arc tan ).tan (arc tan ) Jadi, solusi PD (4) ang memenuhi sarat awal (0) = adalah dibaca maka atau mengakibatkan + = + = + = =. + Contoh.5 0 (Aplikasi). Suatu bola tembaga mempunai temperatur 00 C. Pada saat t = 0 bola tembaga tersebut dimasukkan ke dalam cairan ang temperaturna C. Tentukan setelah 30 C. Setelah 3 menit temperatur bola menjadi 0 berapa menit temperatur bola menjadi 40 C? Penelesaian: Misalkan ( t ) temperatur bola tembaga pada saat t. Berdasarkan hukum Newton, model matematika untuk temperatur adalah: d = k ( 30),... (5) dt di mana (-k) konstanta dengan k > 0. PD (5) adalah PD variabel terpisah dan d dituliskan dalam bentuk = k dt. Dengan mengintegralkan kedua ruas 30 didapat ln ( 30) = k t + ln C (di sini konstanta integrasi diambil ln C) ln ( 30) ln C = k t atau = e C 30 kt atau ( t) = C e kt + 30.

15 MATA433/MODUL.5 Jadi solusi umum PD (5) adalah: ( t) = C e kt Dari sarat awal (0) = 00, Anda dapat mencari C, aitu 00 = C + 30 C = 70. Jadi temperatur pada saat t adalah ( t) = 70e kt (6) Dari sarat (3) = 70, konstanta k dapat ditentukan, aitu 3k 3k 3k = 70e e = 40 e = = k = ln k = ln ln 3 7 = 3 4. Untuk menentukan waktu sehingga temperatur bola menjadi masukkan ( t ) = 40 pada persamaan (6), aitu 0 40 C, kita kt kt 0 40 = 70e + 30 e = = atau kt = ln ln = 7 ln 7 ln 7 3ln 7 3ln 7 atau t = = =. Jadi, setelah waktu t = menit, k ln ln ln 4 0 temperatur bola tembaga menjadi 40 C. Definisi Suatu PD orde satu dikatakan PD homogen apabila dapat diubah/ditulis menjadi PD berbentuk: = g( ).... (7) Contoh.6 PD: + = 0 adalah PD homogen karena dapat diubah menjadi PD: g = = =, dengan g( u) = u u.

16 .6 Persamaan Diferensial Biasa Contoh.7 PD: sin. = sin + adalah PD homogen karena dapat diubah menjadi PD berbentuk : sin + sin + u sin u + = = = g, dengan g( u) =. sin sin sin u Contoh.8 PD: ( ) = 0 bukan PD homogen karena = = tidak dapat ditulis dalam bentuk = g. Perhatian : Metode penelesaian PD orde satu homogen Ingat bentuk ini dalam penelesaian PD orde dilakukan dengan substitusi z = sehingga PD satu homogen. berubah menjadi PD variabel terpisah. Tinjau PD homogen berbentuk = g... (8) Ambil substitusi z =. Maka = z dan d = dz + z d dan dari (8) d dz + z d didapat = = = g( z) d d dz dz atau + z = g( z) = g( z) z. d d dz d Jadi =... (9) g( z) z PD (9) ini merupakan PD variabel terpisah. Dengan mengganti penelesaian (9) akan menghasilkan solusi umum PD (7). z = dalam

17 MATA433/MODUL.7 Contoh.9 Tentukan solusi umum PD: + = (0) Penelesaian: Bentuk PD (0) ditulis menjadi = = = g( ), dengan g( u) = u. Jadi PD (0) adalah PD homogen. u Dengan mengambil z =, dari (9) PD di atas menjadi definisi g( u) = u, PD ini berubah menjadi, u dz d d = z dz =. z z z Solusi PD ini adalah Dengan mengganti = ln + C atau z = ln + C. z =, diperoleh solusi umum PD (0) dz d = g( z) z = (ln + C).. Dari Contoh.0 Selesaikan PD: sin = sin () Dalam Contoh 8 di atas telah ditunjukkan bahwa PD () dapat Anda tulis menjadi = g, di mana u sin u + g( u) =. sin u Penelesaian: Dengan mengambil z =, berdasarkan (9) PD menjadi

18 .8 Persamaan Diferensial Biasa dz d dz d d = = sin z dz =. g( z) z z sin z + z sin z PD ini mempunai solusi umum: cos z = ln + C. Dengan mengganti z = diperoleh solusi umum PD (), aitu cos = ln + C atau cos + ln = C. Perhatian: a + b + c d + a + b + c d =... () PD: ( ) ( ) 0 dapat ditinjau dengan 3 (tiga) kasus: a b c (a) Bila = = = k maka PD () berubah menjadi PD: a b c (b) Bila k d + d = 0, PD variabel terpisah. a b c = = k, dengan substitusi u = a + b. PD a b c menjadi PD variabel terpisah ( ) u + c k u + c d + ( du a d) = 0 b [ b ( k u + c ) a ( u + c )] d + ( u + c ) du = 0 u + c d + du = (3) ( k b a ) u + b c a c a b (c) Bila, dengan substitusi u = a + b + c dan a b v = a + b + c, dapat diperlihatkan bahwa b du b dv a du a dv d = ; d = a b a b a b b a PD() menjadi u ( b du b dv) v ( a du a dv) = 0 dan ( b u a v) du + ( a v b u) dv = 0,... (4) suatu PD homogen.

19 MATA433/MODUL.9 Contoh. Tentukan solusi umum PD: (4 6 + ) d + ( 3 + 3) d = (5) Penelesaian: Ini adalah kasus (b). Dengan substitusi u = 3, dari (3) didapat PD (5) menjadi PD u + 3 u + 3 d + du 0 d du 0 8u = = 8 3 u d + du = 0 atau u ln ( u ) C 8 3 u =. Solusi umum PD adalah 8 ( 3 ) 3 ln ( 3 3 ) ln ( 3 ) C + = C atau + + =. Contoh. Tentukan solusi umum PD: ( + ) d + ( + + ) d = (6) Penelesaian: Dengan substitusi u = + dan v = + +, dari (3), PD (6) menjadi PD: ( u v) du + ( v + u) dv = 0 v dv v u u v = = = g du u v v u suatu PD homogen. + + u v Substitusi z =, PD menjadi u dz du (z + ) dz du = = z u z u z z + z + du z dz du dz = + dz = atau z + u z + z + u

20 .0 Persamaan Diferensial Biasa ln( z + ) + tan z = ln u + ln C atau tan Ce v atau u + = u Jadi, solusi umum PD adalah v u atau tan u( z + ) = Ce tan v u u + v = Ce. + + tan =. ( ) ( ) Ce z Setelah membaca materi kegiatan belajar di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap. LATIHAN ) Manakah di antara PD-PD berikut PD variabel terpisah? A. ( ) + = 0 ( + ) + = 0 ( sin + ) + cos = 0 ( sin + ) + ( + ) = 0 ) Manakah di antara PD-PD berikut PD homogen A. ( ) + = 0 Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! ( + + ) = + ( + ) + ( ) = 0 = + sec ( / ) 3) PD: = dapat diubah menjadi ln (i)... d =... d (ii) Solusi umum adalah...

21 MATA433/MODUL. 4) Solusi umum PD: sin = cos adalah A. = C cos = C sin = C cos = C sin 3 5) Solusi PD: ( + ) = ang memenuhi sarat awal (0) = adalah A. = ( ) = ( + ) = ( + ) = ( ) 6) Suatu zat radioaktif mula-mula banakna 0 gram. Zat radioaktif berkurang banakna sebanding dengan banakna pada saat tersebut. Tentukan waktu T sehingga banakna zat radioaktif pada saat T adalah setengah dari banakna zat semula. Waktu T ini dikenal sebagai waktu setengah umur (hidup). Langkah Penelesaian: Misalkan, ( t ) gram menatakan banakna zat radioaktif pada saat t. Maka ( t ) memenuhi PD: d (i) = k?, di mana k adalah konstanta pembanding dengan k > 0. dt Penelesaian PD memberikan solusi umum (ii) =... Dengan memasukkan sarat awal (0) = 0 didapat solusi (iii) =... Selanjutna waktu T diperoleh dari persamaan: (iv)... Yang memberikan nilai T: (v) T =...

22 . Persamaan Diferensial Biasa 7) PD: = + 4 dapat ditulis dalam bentuk = g( / ), di mana A. 4 g( u) = u g( u) = + 4u u u 4 g( u) = u + g( u) = 4u. u u 8) Tentukan solusi umum PD: tan = 0. Untuk menelesaikanna Anda diminta melengkapi ungkapan-ungkapan berikut: (i) PD dapat ditulis dalam bentuk: =... = g( / ), di mana g( u ) =... (ii) Dengan substitusi z =, berdasarkan (8) diperoleh PD: d... dz = (iii) Solusi PD di (ii) adalah... (iv) Dengan mengganti aitu... z = diperoleh solusi umum PD di atas, 9) Solusi umum PD: sec = + A. = C e = C e = C e = C e cos( / ) cos( / ) sin( / ) sin( / ) adalah...

23 MATA433/MODUL.3 0) Solusi umum PD: ( ) d + ( + + 3) d = 0 adalah... A. /3 4/3 ( ) = C( + ) /3 4/3 ( ) = C( + + ) /3 4/3 ( 4 8 7) = C( + ) /3 4/3 ( ) = C( ) RANGKUMAN PD variabel terpisah adalah PD orde satu ang dapat ditulis dalam bentuk: g( ) = f ( ). Penentuan solusina dilakukan dengan langsung mengintegrasikanna. PD homogen adalah PD orde satu ang dapat dituliskan dalam bentuk = g. Penelesaian PD homogen dilakukan dengan mengubahna ke PD variabel terpisah dengan menggunakan substitusi z =. Kini, setelah membaca rangkuman, tiba saatna Anda mengerjakan Tes Formatif. TES FORMATIF Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! ) PD variabel terpisah di antara PD-PD berikut adalah PD: A. ( + ) = ( + cos ) + ( + 6 sin ) = 0 + = 0 ( + ) + = 0.

24 .4 Persamaan Diferensial Biasa ) PD homogen di antara PD-PD berikut adalah PD: A = 0 = + cos ( / ) ( + ) + = 0 3 ( + ) =. 3) Dengan substitusi z =, PD: cos sin 0 + = menjadi... A. ( + cos z) dz d = z (sin z cos z ) ( + cos z) dz d = z (sin z + cos z + ) ( cos z) dz d = z (sin z cos z + ) ( cos z) dz d =. z (sin z + cos z ) berubah 4) Solusi PD: A. d = ( + ln )( + ) d adalah... ln ( + ) = + (ln + ) + C ln ( + ) = (ln ) + C ln ( + ) = + (ln ) + C ln ( + ) = (ln + ) + C. 5) Solusi umum PD: A. = ln ( C ln ) C = ln ln = ln (ln C) ln ln C = / = + e adalah...

25 MATA433/MODUL.5 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban ang Benar 00% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar, terutama bagian ang belum dikuasai.

26 .6 Persamaan Diferensial Biasa M Kegiatan Belajar 3 PD Eksak dan Faktor Integrasi isalkan f (, ) suatu fungsi dua variabel. Maka Anda telah mengetahui bahwa diferensial total df adalah df f = df (, ). turunan parsial f(,) f f df = d d +. Contoh.3 3 Fungsi f (, ) = mempunai diferensial total 3 df = 3 d + d. Contoh.4 Fungsi f (, ) = sin mempunai diferensial total df = sin d + ( cos ) d. Sekarang PD eksak didefinisikan sebagai berikut: Definisi PD orde satu berbentuk: M (, ) d + N(, ) d = 0... () disebut eksak apabila terdapat fungsi f (, ), sehingga df (, ) = M (, ) d + N(, ) d.... () Dari definisi PD eksak dan hubungan () Anda melihat bahwa df (, ) = 0. df (, ) = f (, ) Jadi, dengan mengintegralkan ini diperoleh bahwa solusi umum PD () adalah f (, ) = C.

27 MATA433/MODUL.7 Selanjutna dari definisi diferensial total dan hubungan (), Anda melihat bahwa: f f = M (, ) dan = N(, ).... (3) M = M(,) dan N = N(,). Bila M(,) dan N(,) mempunai turunanturunan parsial ang kontinu di bidang, maka dari (3) diperoleh M f = dan N f =.... (4) Selanjutna, bila f mempunai turunan-turunan parsial kedua ang kontinu maka dari (4) diperoleh: M N =.... (5) Sarat (5) merupakan sarat perlu agar PD () eksak. Dapat diperlihatkan bahwa sarat ini juga sarat cukup sehingga hubungan (3) dapat dipergunakan untuk menentukan fungsi f (, ) = C ang merupakan solusi umum PD (). Contoh.5 M = M(,) dan N = N(,). Tinjau PD: + d + d = (6) Di sini M = dan N = +. Karena M =, N = dan M N = maka PD (6) eksak. Untuk menentukan solusi umum PD (6), Anda mencari fungsi f (, ) = C sehingga hubungan (3) berlaku, aitu f = M dan f = N. f Dari hubungan = M =, didapat dengan mengintegralkan terhadap : f (, ) = + g( ),... (7)

28 .8 Persamaan Diferensial Biasa g() konstanta pengintegralan terhadap. Jadi, di mana g( ) konstanta pengintegralan terhadap d (karena g ( ) = 0 ) dan f (, ) merupakan fungsi d f dari dua variabel dan. Dari hubungan = N dan (7), didapat: f = + g ( ) = +. g ( ) = dan ini memberikan g( ) = d = ln. Jadi, solusi umum PD (6) adalah f (, ) + ln = C. Contoh.6 Tinjau PD: e d + ( e + ) d = (8) Di sini M (, ) = e dan N(, ) = e + sehingga Karena M e = dan M N e =. N = maka PD (8) eksak. Untuk menentukan solusi umum PD (8), Anda mencari fungsi f (, ) f = M dan = C sehingga f = N. Dari hubungan f = M = e, dengan mengintegralkan terhadap, diperoleh: f (, ) = e + g( ).... (9) f di mana g( ) konstanta pengintegralan terhadap. Dari hubungan = N f dan (9) diperoleh: = e + g ( ) = e +. Jadi, g ( ) = dan g( ) =. Solusi umum PD (8) adalah f (, ) e + = C.

29 MATA433/MODUL.9 Contoh.7 PD: d + ( ) d = (0) M N M adalah tidak eksak karena = ; = dan N. Penelesaian PD pada Contoh.7, tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode pada contoh-contoh sebelumna. Untuk PD ini dibutuhkan suatu fungsi ang disebut dengan faktor integrasi. Faktor integrasi: Tinjau kembali PD pada Contoh.7, akni d + ( ) d = (0) Karena M N = ; = dan M N, maka PD (0) tidak eksak. Tetapi bila PD (0) dikalikan dengan faktor maka diperoleh PD: 0 d + d = ang eksak karena =. Fungsi semacam disebut sebagai faktor integrasi. Definisi Misalkan PD: M (, ) d + N(, ) d = 0 tidak eksak. Fungsi µ (, ) sehingga PD: µ (, ) M (, ) d + µ (, ) N(, ) d = 0... () menjadi eksak, disebut faktor integrasi.

30 .30 Persamaan Diferensial Biasa Terlihat bahwa solusi umum PD ang tidak eksak sama dengan solusi umum PD ang menjadi eksak, aitu PD ang telah dikalikan dengan faktor integrasina. Oleh karena itu, kita cukup mencari solusi umum PD eksakna. Bagaimanakah Anda menentukan faktor integrasi untuk suatu PD ang bukan eksak? Masalah ini umumna tidak mudah. Di bawah ini kita berikan beberapa ide dan petunjuk untuk menentukan faktor integrasi. Tinjau PD ang tidak eksak M (, ) d + N(, ) d = 0. Karena PD () eksak maka ( µ M ) ( µ N) = atau µ M = µ (, ) M (, ) µ N = µ (, ) N (, ) M N µ + M µ = µ + N µ atau M N N µ M µ =.... () µ Sekarang kita meninjau beberapa kasus berikut: (a) Misalkan µ = µ ( ) (aitu fungsi dari saja). Maka µ µ dµ = 0 dan =. d Jadi, PD () menjadi M N dµ M N dµ N = atau =.... (3) µ d µ d N Bila M N = g( ), N maka dari PD (3) didapat d µ d = g( ) atau µ = g( ) d. µ d µ Dengan melakukan pengintegralan, didapat

31 MATA433/MODUL.3 g( ) d g d e. ln µ = ( ) µ = Jadi, faktor integrasina adalah g( ) d µ = e, dengan M N g( ) =. N Contoh.8 Kita telah mengetahui bahwa PD: tidak eksak. Untuk PD ini: M N ( ) = = N d + ( ) d = 0... (4) ( ) = = = g( ). ( ) Faktor integrasi PD (4) adalah a a lnb = lnb µ = e = e = e = e a a ln b ln b a e = e = b. = = Ini sama dengan ang disebutkan di atas. g( ) d (/ ) d ln ln (b) Dengan argumentasi seperti di (a), Anda dapat menunjukkan (sebagai latihan) bahwa bila M N µ = µ ( ) dan = g( ), M g( ) d maka faktor integrasina adalah µ = e. Contoh.9 PD: d + ( 3 ) d = 0... (5) tidak eksak (kenapa?), selanjutna M N = = = g( ). M Jadi, faktor integrasi PD (5) adalah

32 .3 Persamaan Diferensial Biasa 4 d g d ( ) 4 4ln ln 4 µ = e = e = e = e = =. 4 Untuk menentukan solusi PD (5) sekarang kita meninjau PD: 3 3 d + d = 0 atau d + d = (6) Untuk menentukan solusi umum PD (6), Anda mencari fungsi f f 3 f(,) sehingga = dan =. 3 4 f Dari hubungan =, diperoleh: f (, ) = + g( ).... (7) 3 3 f 3 Dari hubungan = dan (7) didapat g ( ) = atau 4 4 g ( ) = g( ) =. Jadi, solusi umum PD (6), ang juga merupakan solusi umum PD (5) adalah f (, ) = C 3 =. (c) Misalkan µ = µ ( ). Dengan substitusi z =, didapat µ d z d = µ. = µ dan µ d z d = µ. = µ. dz dz dz dz Dengan memasukkan ini ke () didapat: d d M N N µ M µ µ dz dz = atau M N dµ =. µ dz N M Sekarang bila

33 MATA433/MODUL.33 M N N M dengan z = h( z), = maka faktor integrasi adalah h( z) dz µ = e di mana z =. Contoh.30 Tinjau PD: 3 4 d + ( + 3 ) d = (8) PD ini tidak eksak (kenapa?) M N = ( + 9 ) = 9 Jadi, adalah N M = + 3 = 3. M N = = =. Maka faktor integrasina 3 N M 3 5 z 3 dz z 3ln z µ = e = e = =. 3 3 z ( ) (d) Dengan cara ang sama seperti (c), Anda dapat menunjukkan bahwa bila M N µ = µ ( + ) dan = h( z), ( N M ) di mana z = +. Maka faktor integrasina adalah h( z) dz µ = e, dengan z = +. Contoh.3 Tinjau PD: ( ) d ( + ) d = (9) PD ini tidak eksak (kenapa?) M N = ( ) = dan

34 .34 Persamaan Diferensial Biasa N M = ( + ) ( ) = ( + ). Jadi, M N = = =, ( N M ) ( + ) + z dan faktor integrasina adalah ( / z) dz ln z µ = e = e = =. z + Perhatian: Dalam praktikna, untuk menentukan faktor integrasi, Anda harus memeriksa apakah M N M N = g( ) atau = g( ) N M atau M N = h( z) = h( ) N M atau M N = h( z) = h( + ). ( N M ) Bila salah satu berlaku, misalna M N = h( z) = h( ), N M h( z) dz maka faktor integrasina adalah µ = e, dengan z =.

35 MATA433/MODUL.35 Contoh.3 Tinjau PD: d + ( + + ) d = 0. PD ini tidak eksak (kenapa?) M N = = bukan fungsi dari M N =, tetapi N + + Jadi, faktor integrasina adalah M N M d ln µ = e = e =. = = = g( ). Setelah membaca materi kegiatan belajar di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap. LATIHAN ) Tentukan df dari fungsi-fungsi berikut: A. f (, ) = + sin f (, ) = + e f (, ) = e f (, ) = + + ) Tentukan fungsi f (, ) sehingga A. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!. df = d + ( + ) d df = sin d + ( cos + ) d df = d + cos d + + +

36 .36 Persamaan Diferensial Biasa 3 df = ( e + ) d + ( e + ) d. 3 3) Manakah di antara PD-PD berikut eksak: A. 3 d + (4 + ) d = 0 ( + sin ) d + ( + cos + ) d = 0 ( + ln ) d + ( + ln ) d = ( + ln ) d + ( + ) d = 0. 4) Untuk menentukan solusi PD eksak: ( + cos ) d + ( sin ) d = 0, lengkapi langkah-langkah berikut: (i) Solusi PD dicari dengan menentukan f (, ) = C sehingga f f =... dan =... f (ii) Hubungan =..., memberikan f (, ) =... + g( ) f dan dari hubungan =..., didapat g ( ) =..., ang memberikan g( ) =... (iii) Jadi solusi umum PD tersebut adalah f (, )... = C. 5) Tentukan solusi PD-PD berikut: A. 3 d + 4 d = ( ) d + ( + ) d = 0 d + ( + ) d = 0 cos cos d sin sin cos d = 0

37 MATA433/MODUL.37 6) Solusi PD: A. ( cos + ) d + ( cos + ) d = 0 adalah f (, ) cos + = C f (, ) cos = C f (, ) sin + = C f (, ) sin = C 3 7) Faktor integrasi PD: ( ) d d = 0 adalah A. fungsi dari fungsi dari fungsi dari fungsi dari ( + ) 8) Faktor integrasi dari PD: A. µ = µ = µ = µ = + d + ( ) d = 0 adalah 9) Tentukan faktor integrasi PD-PD berikut: 3 A. ( ) d + d = 0 3 d + ( ) d = 0 3 d ( + ) d = 0 ( ) d d = 0. 0) Tentukan solusi umum PD-PD berikut: A. d ( + ) d = 0 3 d + ( ) d = 0

38 .38 Persamaan Diferensial Biasa Agar latihan Anda terarah dengan baik dan Anda dapat memperkirakan hasil latihan Anda, bacalah rambu-rambu jawaban dan jawaban latihan 3 ini di akhir modul ini. Setelah mengerjakan latihan 3, simaklah rangkuman kegiatan belajar berikut ini sehingga Anda merasa siap untuk mengerjakan Tes Formatif 3. RANGKUMAN M f PD orde satu: M (, ) d + N(, ) d = 0 adalah eksak apabila N =. Solusi dicari dengan menentukan f (, ) sehingga = M dan f = N. Bila PD: M (, ) d + N(, ) d = 0 tidak eksak maka fungsi µ = µ (, ) sehingga PD: µ (, ) M (, ) d + µ (, ) N(, ) d = 0 menjadi eksak, disebut faktor integrasi. Solusi PD eksak ini adalah juga solusi PD ang tidak eksak. Faktor integrasi µ(,) dapat dicari dengan memeriksa apakah: M N N M N N M M N = g( ) atau = g( ) atau M M N = g( z) = g( ) atau = g( z) = g( + ). ( N M ) g( z) dz Faktor integrasi µ adalah µ = e, di mana z = atau z = atau z = atau z = +. Kini, setelah membaca rangkuman, tiba saatna Anda mengerjakan Tes Formatif.

39 MATA433/MODUL.39 TES FORMATIF 3 Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! ) PD ang eksak di antara PD-PD berikut adalah... 3 A. ( + sin ) + ( + cos ) = 0 3 ( cos + e ) + 3 sin + e = 0 3 ( ln + ) + + = 0 sin + cos + = 0 ) Nilai a dan b agar PD: eksak adalah... A. a = ; b = 3 a = ; b = 3 a = ; b = 3 a = ; b = 3 3 ( + a ) d + ( b + + ) d = 0 3) Solusi umum PD: ( + cos ) d + ( cos ) d = 0 adalah... A. f (, ) + cos = C f (, ) cos = C f (, ) + sin = C f (, ) sin = C

40 .40 Persamaan Diferensial Biasa 4) PD: A ( ) d + ( ) d = 0 mempunai faktor integrasi: 3 µ = µ = 3 µ = µ = ( + ) 5) Solusi umum PD: A. f (, ) + = C 3 f (, ) = C 3 f (, ) + = C f (, ) = C 3 3 ( ) d + ( ) d = 0 adalah: Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban ang Benar 00% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang

41 MATA433/MODUL.4 Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian ang belum dikuasai.

42 .4 Persamaan Diferensial Biasa P Kegiatan Belajar 4 PD Linear Orde Satu ersamaan diferensial linear orde satu adalah PD orde satu ang berbentuk: d + P( ) = ϕ( ).... () d Contoh.33 d PD: + = e adalah PD linear. d Contoh.34 d PD: = sin adalah PD linear. d Contoh.35 d PD: + = bukan PD linear karena tidak berbentuk d PD(). P = P() Bila PD () dikalikan dengan Pd e maka diperoleh Pd d Pd e P( ) ϕ( ) e + = d.... () Sekarang perhatikan bahwa d Pd Pd d Pd Pd d e e P e e = + = + P d d d.... (3) Dari () dan (3) didapat: d Pd Pd e ϕ( ) e = d dan dengan mengintegralkanna diperoleh: Pd Pd e = ϕ( ) e d + C

43 MATA433/MODUL.43 atau Pd Pd = e ϕ( ) e d + C. Jadi solusi umum PD () adalah: Pd Pd = e ϕ( ) e d + C. Contoh.36 d Selesaikan PD: + = 3. d Penelesaian: Di sini P( ) = dan ϕ ( ) = 3 sehingga Pd ln Pd P d = d = ln dan e = e = ; e =. Jadi solusi umum PD adalah 3 = { (3 ) d + C} = ( 3 d + C) = C ( C ) + = +. Contoh.37 Tentukan solusi umum PD: = 0. Penelesaian: d 4 PD ini ditulis dalam bentuk () menjadi + =. d 4 Di sini P( ) = dan ϕ ( ) =. Seperti di Contoh.36 diperoleh Pd Pd P d = d = ln atau e = dan e =. Jadi solusi umum PD di atas adalah 4 = d C ( 4) d C 4 C + = + = + [ ]

44 .44 Persamaan Diferensial Biasa = 4 + C. Contoh.38 Selesaikan PD: + tan = sin dengan sarat awal (0) =. Penelesaian: Di sini P( ) = tan dan ϕ ( ) = sin. sin sehingga Pd = tan d = d = ln (sec ), cos Pd ln(sec ) e Pd = e = sec dan e = cos sec =. Jadi solusi umum PD di atas adalah { } ( ) = cos (sin )(sec ) d + C = cos sin d + C = (cos )( cos + C) = cos + C cos. Sarat awal (0) = memberikan = + C C = 3. Jadi solusi PD ang memenuhi (0) = adalah = cos + 3 cos. Contoh.39 (Aplikasi). Berdasarkan hukum Kirchoff, arus listrik dalam rangkaian LR (Gambar.) memenuhi PD linear berikut: di L RI E( t) dt + = atau di R E( t) + I =, dt L L di mana I = arus, R = tahanan, L = induktan dan Gambar. E(t) adalah voltase. R E( t) R R Di sini P( t) = dan ϕ ( t) = sehingga Pdt = dt = t L L. L L Jadi solusi umumna adalah

45 MATA433/MODUL.45 ( R / L) t E( t) ( R / L) t I( t) = e e dt + C L. Bila E( t) = E 0 = konstanta maka ( R / L) t E0 ( R / L) t I( t) = e e dt + C L E L E = e. e + C = + C e L R R ( R / L) t 0 ( R / L) t 0 ( R / L) t. Persamaan Diferensial Bernoulli PD berbentuk: d α + P( ) = ϕ( ) d, α real, α 0 dan α... (4) disebut PD Bernoulli. Dengan substitusi α = z, PD (4) berubah menjadi PD linear. Contoh.40 Tinjau PD: + =.... (5) Penelesaian: Ambil substitusi = atau sehingga dari (5) didapat ( z ), menghasilkan PD z =. Maka z d dz = d, z d dz + = z d z z. Kalikan dengan dz z d =.... (6) PD (6) ini mempunai P( ) = dan ϕ ( ) =.

46 .46 Persamaan Diferensial Biasa Pd ln Jadi, P( ) d = d = ln ; e Pd = e = dan e =. Dan solusi umum PD (6) adalah z =. d + C = ( + C) = + C. Jadi solusi umum PD (5) adalah = =. z + C Setelah membaca materi kegiatan belajar di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap. LATIHAN ) Manakah di antara PD-PD berikut linear d A. sin d + = + d cos d + = ( + ) d + = d d ( ) d + + = +. ) Manakah di antara PD-PD berikut PD Bernoulli A. + = = 3 = + Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 3 + = ( ). 4

47 MATA433/MODUL.47 3) Bila ϕ ( ) = 0 maka PD linear berubah menjadi A. PD tidak eksak PD homogen PD variabel terpisah Bukan PD orde satu. 4) Solusi PD: + = adalah A. = + Ce = + Ce = + Ce = + Ce. 5) Solusi PD: = 3e adalah A. = (3 + C) e 3 = (3 + C) e = (3 + C) e 3 = (3 + C) e. 6) Diketahui PD: ( + ) d + d = cot d. Bila PD ini ditulis d dalam bentuk + P( ) = ϕ( ) maka d A. P( ) =... dan ϕ ( ) =... P( ) d...; e Pd Pd = =... ; dan e =... Solusi PD menjadi =. 7) Tentukan solusi umum PD-PD berikut: A. + cot = csc + = e + + =. + e

48 .48 Persamaan Diferensial Biasa 8) PD Bernoulli = dengan substitusi (i) z =... akan berubah menjadi PD: dz (ii) d + = 9) Solusi PD: A. 3 = + adalah = + + Ce = + Ce = + + Ce = + Ce. 0) Tentukan solusi PD-PD berikut: A. + = = 3 cos + =. Agar latihan Anda terarah dengan baik dan Anda dapat memperkirakan hasil latihan Anda, bacalah rambu-rambu jawaban dan jawaban latihan 4 ini di akhir modul ini. Setelah mengerjakan latihan 4, simaklah rangkuman kegiatan belajar berikut ini sehingga Anda merasa siap untuk mengerjakan Tes Formatif 4. RANGKUMAN d PD linear + P( ) = ϕ( ), mempunai solusi d Pd Pd = e { ( ϕe ) d + C}. PD Bernoulli: + P( ) = ϕ( ) α, dapat diubah menjadi PD

49 MATA433/MODUL.49 linear dengan menggunakan substitusi α = z. Kini, setelah membaca rangkuman, tiba saatna Anda mengerjakan Tes Formatif. ) PD orde satu linear di antara PD-PD berikut adalah... 4 A. + ( + ) = + 3 sin = + sin = e + (sin + ) = cos. ) PD Bernoulli di antara PD-PD berikut adalah... A. ( + ) = TES FORMATIF 4 Pilihlah satu jawaban ang paling tepat! + 3 = = 0 + cos = e ) PD Bernoulli: + = dengan menggunakan substitusi berubah menjadi PD linear. A. dz z = d dz z = d dz + z = d dz + z =. d z =

50 .50 Persamaan Diferensial Biasa 4) Solusi PD: adalah... + = cos ang memenuhi ( π / ) = 8/ π A. = (cos ) + = ( cos ) + = (sin ) + = ( sin 3) +. 5) Solusi umum PD: A. = + + C = ( + ) adalah = + C 4 3 = + + C 4 3 = C Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban ang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban ang Benar 00% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutna. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian ang belum dikuasai.

51 MATA433/MODUL.5 Kunci Jawaban Latihan Latihan ) (lihat Contoh.) A. tidak a a tidak. ) (lihat Contoh.) A. eksplisit implisit implisit eksplisit. 3) (i) = C sin C sin + C cos. tan = 0 sin C sin + C cos. = 0 (ii) cos C sin + C sin = 0 0 = 0 (iii) = C cos adalah solusi umum dari PD: + tan = 0. 4) C (gunakan sistematika penelesaian pada soal nomor 3). 5) (i) + C + C = 0 (iii) C = + + C + C = 0 (ii) (iv) + ( ) = 0 + C + C = atau ( + ) ( + ) + = 0. 6) C (gunakan sistematika penelesaian pada soal nomor 5). 7) A (idem soal nomor 6). 8) B (idem soal nomor 7). 9) (i) 0 (0) = e = ()() = (iv) e = e (memenuhi)

52 .5 Persamaan Diferensial Biasa (ii) (memenuhi) (v) = e adalah solusi khusus PD: (iii) =... (***) e =. e 0) D (gunakan sistematika penelesaian pada soal nomor 9) Latihan ) A. tidak a; + = 0 ; + tidak a; sin = 0. ) A. a tidak tidak a. 3) (i) d d = ln (ii) ln = ln (ln ) + C. 4) 5) 6) (i) (ii) 7) d k dt = = C e kt, (konstanta integrasi diambil ln C ) (iii) = 0 e kt 0 (iv) = 0 e (v). T = ln. k kt

53 MATA433/MODUL.53 8) (i). = + tan ( / ) = g( / ), di mana g( u) = u + tan u cos (ii). d = dz = z dz tan z sin z (iii). ln = ln (sin z) + ln C = C sin z (iv). = C sin ( / ). 9) 0) A. Latihan 3 f f ) A. df = d d + = ( + cos ) d + ( + cos ) d df = ( + e ) d + ( + e ) d + + df = e d + e d ( ) ( ) df = d + d. ( + ) ( + ) ) A. 3 f (, ) = + 3 f (, ) = sin + f (, ) = ln( + ) + sin 3 f (, ) = e ) A. a a tidak a. f 4) (i). = + cos ; f = sin

54 .54 Persamaan Diferensial Biasa f (ii). = + cos f (, ) = + cos + g( ) f = sin = sin + g ( ) dan g ( ) = ; g( ) =. (iii). f (, ) + cos = C ) A. f (, ) = C 4 4 f (, ) + = C 4 4 f (, ) + ln = C 6) C 7) C f (, ) sin cos = C. 8) B 9) A. 0) A. µ = µ = 3 µ = µ = ( + ) f (, ) + = C f (, ) + = C.

55 MATA433/MODUL.55 Latihan 4 ) A. a tidak a tidak. ) A. a tidak a a. 3) 4) 5) C 6) A. cot P( ) = ; ϕ( ) = + + Pd P( ) d = ln( + ); e = + dan = (ln(sin ) + C ). + Pd e = + 7) A. 8) (i) 9) D ( ) = + C sin = e + + Ce = e [arc tan ( e ) + C]. z = 3 (ii) dz z d =. 0) A. Ce = + 3 = + + Ce 3 = 3 (3 sin + 3cos + C).

56 .56 Persamaan Diferensial Biasa Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif ) B ) C 3) A 4) B 5) A Tes Formatif ) B ) C 3) A 4) C 5) C Tes Formatif 3 ) B ) A 3) C 4) C 5) B Tes Formatif 4 ) C ) D 3) A 4) C 5) B

57 MATA433/MODUL.57 Daftar Pustaka Boce, W.E. & R. DiPrima (99). Elementar Differential Equations and Boundar Value Problems. 5 th ed. New York: John Wile & Sons. Kreszig, E. (993). Advanced Engineering Mathematics. 7 th ed. New York: John Wile & Sons. Simmons, G.F. (979). Differential Equations with Applications and Historical Notes. McGraw-Hill Publishing Compan, Ltd.

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I Nurdininta Athari Definisi PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial adalah suatu persamaan ang memuat satu atau lebih turunan fungsi ang tidak diketahui. Jika persamaan

Lebih terperinci

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) Banak masalah dalam kehidupan sehari-hari ang dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial. Untuk menelesaikan masalah tersebut kita perlu menelesaikan pula persamaan

Lebih terperinci

DIKTAT. Persamaan Diferensial

DIKTAT. Persamaan Diferensial Diktat Persamaan Diferensial; Dwi Lestari, M.S. 3 DIKTAT Persamaan Diferensial Disusun oleh: Dwi Lestari, M.S email: dwilestari@un.a.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

! " #" # $# % " "& " # ' ( ) #

!  # # $# %  &  # ' ( ) # ! "#"# $#%""&"#'# "*# *" " " #,#" " "# * # ""- # # "! " #" # $#%""&"# '# #" &# '&$'# # "'/0& " # #'"# ## # # #"""--* # #* #"* "'# #* 0 # # ***0" #""# ** #""# " #,#"##' ##' #*"#"#"'#"" #"#" ## # # "*###

Lebih terperinci

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel Adalah : hubungan antara variabel bebas, variabel Bentuk Umum : bebas dan turunanna. d d F(,,, n d,..., ) n Persamaan differensial (PD) menatakan hubungan dinamik, maksudna hubungan tersebut memuat besaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar ang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa teorema dan definisi ang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut : 1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks Kode Mata Kuliah : TE 318 SKS : 3 Matematika Teknik I Prasarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks Tujuan : Mahasiswa memahami permasalahan teknik dalam bentuk PD atau integral, serta

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3 Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat

Lebih terperinci

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.)

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.) Pemodelan Teknik Kimia - 206 Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.) Contoh #: Kepedulian terhadap Iklan Suatu produk sereal baru (diberi nama Oat Puff )

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2

Nurdinintya Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2 Nurdininta Athari PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 2 2 PDB ORDE II Bentuk umum : + p() + g() = r() p(), g() disebut koefisien jika r() = 0, maka Persamaan Differensial diatas disebut homogen, sebalikna disebut

Lebih terperinci

Diferensial dan Integral

Diferensial dan Integral Open Course Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratno Sudirham Pengantar Setelah kita mempelajari fungsi dan grafik, ang merupakan bagian pertama dari kalkulus, berikut ini kita akan membahas bagian kedua

Lebih terperinci

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui. 1 Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui. Jika persamaan diferensial memiliki satu peubah tak bebas maka disebut Persamaan Diferensial

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian Modul 1 Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian Drs. Sardjono, S.U. M PENDAHULUAN odul 1 ini berisi uraian tentang persamaan diferensial, yang mencakup pengertian-pengertian dalam

Lebih terperinci

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH

Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde-1 dengan Metode Analitis Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH Solusi Analitis Persamaan-persamaan Diferensial Orde- dengan Metode Analitis.. Persamaan Diferensial dengan konfigurasi VARIABEL TERPISAH a. Bentuk Umum: f ( ) g( ), f dan g fungsi sembarang. b. Metode

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I 1. Pendahuluan Pengertian Persamaan Diferensial Metoda Penyelesaian -contoh Aplikasi 1 1.1. Pengertian Persamaan Differensial Secara Garis Besar Persamaan

Lebih terperinci

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2.

integral = 2 . Setiap fungsi ini memiliki turunan ( ) = adalah ( ) = 6 2. integral 13.1 PENGERTIAN INTEGRAL Untuk itu, coba tentukan turunan fungsi berikut. Perhatikan bahwa fungsi ini memiliki bentuk umum 6 2. Jadi, turunan fungsi = 2 =2 3. Setiap fungsi ini memiliki turunan

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU

BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU BAB II PERSAAA TIGKAT SATU DERAJAT SATU Standar Kompetensi Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami ara-ara menentukan selesaian umum persamaan diferensial tingkat satu

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai

Lebih terperinci

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq

MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO. Mohamad Sidiq MATEMATIKA TEKNIK 2 S1-TEKNIK ELEKTRO REFERENSI E-BOOK REFERENSI ONLINE SOS Mathematics http://www.sosmath.com/diffeq/diffeq.html Wolfram Research Math World http://mathworld.wolfram.com/ordinarydifferentialequation.h

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan Diferensial Biasa 1. PDB Tingkat Satu (PDB) 1.1. Persamaan diferensial 1.2. Metode pemisahan peubah dan PD koefisien fungsi homogen 1.3. Persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU

BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU BERBAGAI MODEL MATEMATIKA BERBENTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU Budiyono Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Untuk mengetahui peranan matematika dalam

Lebih terperinci

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :

Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk : PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL Suatu persamaan iferensial biasa ore n aalah persamaan bentuk : F n, ', '', ''',......, 0 Yang menatakan hubungan antara, fungsi () an turunanna ', '',

Lebih terperinci

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Integral Tak Tentu M PENDAHULUAN Drs. Hidayat Sardi, M.Si odul ini akan membahas operasi balikan dari penurunan (pendiferensialan) yang disebut anti turunan (antipendiferensialan). Dengan mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Mahasiswa diharapkan 1. Memiliki kesadaran tentang manfaat yang diperoleh dalam mempelajari materi kuliah persamaan diferensial. 2. Memahami konsep-konsep penting dalam persamaan

Lebih terperinci

BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA

BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA BAB VI INTEGRAL TAK TENTU DAN PENGGUNAANNYA Jika dari suatu fungsi kita dapat memperoleh turunannya, bagaimana mengembalikan turunan suatu fungsi ke fungsi semula? Operasi semacam ini disebut operasi balikan

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegral MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 7: Teknik Pengintegralan Do maths and you see the world Integral atau Anti-turunan? Integral atau pengintegral adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Jurusan Matematika FMIPA-IPB

Jurusan Matematika FMIPA-IPB Jurusan Matematika FMIPA-IPB Ujian Kedua Semester Pendek T.A 4/5 KALKULUS/KALKULUS Jum at, Agustus 4 (Waktu : jam) SETIAP SOAL BERNILAI. Tentukan (a) + (b) p 4 + 5. Periksa apakah Teorema Nilai Rata-rata

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL PENGERTIAN SOLUSI. Solusi dari suatu persamaan differensial adalah persamaan yang memuat variabelvariabel dari persamaan differensial dan memenuhi persamaan differensial yang

Lebih terperinci

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx,

dy = f(x,y) = p(x) q(y), dx dy = p(x) dx, 5. Persamaan Diferensian Dengan Variabel Terpisah Persamaan diferensial berbentuk y = f(), dengan f suatu fungsi kontinu pada suatu interval real, dapat dicari penyelesaiannya dengan cara mengintegralkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI D. Rumus Perbandingan Trigonometri di Semua Kuadran Dalam pembahasan sebelumna, kita telah melihat nilai perbandingan trigonometri untuk sudut sudut istimewa ang besarna

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU Kode Modul MTL. OTO 207-02 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU i L C d i V i = L ----- d t Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE I. Pengertian PD, Orde (tingkat), & Derajat (Pangkat) Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat derivatifderivatif (turunan) sekurang-kurangnya derivatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL

HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL HUBUNGAN ANTARA DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL Dra.Sri Rejeki Dwi Putranti, M.Kes. Fakultas Teknik - Universitaas Yos Soedarso Surabaya Email : riccayusticia@gmail.com Abstrak Hubungan antara Differensial dan

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program

Lebih terperinci

Pecahan Parsial (Partial Fractions)

Pecahan Parsial (Partial Fractions) oki neswan (fmipa-itb) Pecahan Parsial (Partial Fractions) Diberikan fungsi rasional f (x) p(x) q(x) f (x) r(x) : Jika deg p deg q; maka r (x) ^p (x) q(x) ; dengan deg r < deg q: p (x) q (x) r (x) ^p (x)

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 9 Turunan Fungsi-Fungsi (1 (Fungsi Mononom, Fungsi Polinom 9.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018 Kalkulus 2 Teknik Pengintegralan ke - 1 Tim Pengajar Kalkulus ITK Institut Teknologi Kalimantan Januari 2018 Tim Pengajar Kalkulus ITK (Institut Teknologi Kalimantan) Kalkulus 2 Januari 2018 1 / 36 Daftar

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Biasa Pendahuluan, Persamaan Diferensial Orde-1 Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB September 2012 Toni Bakhtiar (m@thipb) PDB September 2012 1 / 37 Pendahuluan Konsep Dasar Beberapa

Lebih terperinci

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: BUDI NURACHMAN, IR BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu

Lebih terperinci

Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pertemuan 9. Contoh. Gambar. 14-Feb-17. Pada gambar di atas P(x 1. ,y 1. ) adalah sebarang titik pada oktan I, dengan

Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pertemuan 9. Contoh. Gambar. 14-Feb-17. Pada gambar di atas P(x 1. ,y 1. ) adalah sebarang titik pada oktan I, dengan 1-eb-17 ungsi Dua Peubah atau Lebih Pertemuan 9 Turunan Parsial ungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit. Jika fungsi dua peubah dinatakan dalam bentuk eksplisit maka

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T.

TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T. TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T. DEFINISI TURUNAN Turunan dari ( terhadap dideinisikan dengan: d d ' ' ( lim h 0 ( h-( h RUMUS DASAR TURUNAN ' n n n k k ' 0 k ' u' nu u n n '( ( '( ( '( ( '( ( 0 '( ( n

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGINTEGRALAN

TEKNIK PENGINTEGRALAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 2 Topik Bahasan Pendahuluan 2 Manipulasi Integran 3 Integral Parsial 4 Dekomposisi

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral i Darpublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN Drs. Karso Modul 9 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK PENDAHULUAN Modul ang sekarang Anda pelajri ini adalah modul ang kesembilan dari mata kuliah Matematika Sekolah Dasar Lanjut. Adapun

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

11. Turunan Perkalian Fungsi, Pangkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit

11. Turunan Perkalian Fungsi, Pangkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit Darpublic Nopember 01.darpublic.com 11. Turunan erkalian Fungsi, angkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit 11.1. Fungsi Yang Merupakan erkalian Dua Fungsi Misalkan kita memiliki dua fungsi,

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 23 April 2014

Hendra Gunawan. 23 April 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 23 April 2014 Kuliah ang Lalu 13.11 Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang 13.2 Integral Berulang 13.3 33Integral Lipat Dua atas Daerah Bukan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA(PDB) ORDE SATU PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: atau dalam bentuk: = f(x, y) M(x, y) + N(x, y) = 0 Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung Jika

Lebih terperinci

BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi

BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi BAB: TEKNIK PENGINTEGRALAN Topik: Metode Substitusi Kompetensi yang diukur adalah kemampuan mahasiswa menghitung integral fungsi dengan metode substitusi.. UAS Kalkulus Semester Pendek no. b (kriteria:

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xiii MODUL 1: PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU 1.1 Pengertian PD Orde Satu dan Solusinya... 1.2 Latihan... 1.7 Rangkuman... 1.9 Tes Formatif 1..... 1.10 PD Variabel

Lebih terperinci

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU 1 Persamaan diferensial orde satu Persamaan diferensial menyatakan hubungan dinamik antara variabel bebas dan variabel tak bebas, maksudnya

Lebih terperinci

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Bab 6 Sumber: Let s Learn about Korea, 00 Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, siat, dan aturan ungsi komposisi dalam pemecahan masalah;

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d

panjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linier FTI-UY

Sistem Persamaan Linier FTI-UY BAB V Sistem Persamaan Linier Salah satu hal penting dalam aljabar linear dan dalam banak masalah matematika terapan adalah menelesaikan suatu sistem persamaan linear. Representasi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Pengantar Persamaan Differensial (1)

Pengantar Persamaan Differensial (1) Program Studi Modul Mata Kuliah Kode MK Disusun Oleh Sistem Komputer 01 Persamaan Differensial MKK103 Albaar Rubhasy, S.Si, MTI Pengantar Persamaan Differensial (1) Materi Pembahasan: Deskripsi Perkuliahan

Lebih terperinci

FUNGSI-FUNGSI INVERS

FUNGSI-FUNGSI INVERS FUNGSI-FUNGSI INVERS Logaritma, Eksponen, Trigonometri Invers Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 202 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 202 / 49 Topik Bahasan Fungsi Satu ke Satu 2

Lebih terperinci

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari-

MATEMATIKA 3 Turunan Parsial. -Irma Wulandari- MATEMATIKA 3 Turunan Parsial -Irma Wulandari- Pengertian Turunan Parsial T = (,) Rata-rata perubahan suhu pelat T per satuan panjang dalam arah sumbu, sejauh, untuk koordinat tetap ; (, ) (, ) Rata-rata

Lebih terperinci

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Bab. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub Persamaan Parametrik Kurva-kurva ang berada dalam bidang datar dapat representasikan dalam bentuk persamaan parametrik. Dalam persamaan ini, setiap

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T.

TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T. TURUNAN FUNGSI IKA ARFIANI, S.T. DEFINISI TURUNAN Turunan dari ( terhadap dideinisikan dengan: d d ( lim h 0 ( h-( h RUMUS DASAR TURUNAN n n n k k 0 k u nu u n n ( ( ( ( ( ( ( ( 0 ( ( n n n c RUMUS JUMLAH

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD) A. PENGERTIAN Persamaan yang mengandung variabel dan beberapa fungsi turunan terhadap variabel tersebut. CONTOH : + 5 5 0 disebut PD orde I + 6 + 7 0 disebut PD orde II B. PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

INTEGRASI Matematika Industri I

INTEGRASI Matematika Industri I INTEGRASI TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Fungsi dari suatu fungsi linear Integral berbentuk Integrasi hasilkali Integrasi per bagian Integrasi dengan pecahan parsial Integrasi fungsi-fungsi trigonometris

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Kompleks

Sistem Bilangan Kompleks Modul Sistem Bilangan Kompleks Drs. Hidayat Sardi, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini akan membahas bilangan kompleks, sistemnya dan arti geometri dari bilangan kompleks. Untuk itu Anda dianggap telah paham

Lebih terperinci

BAB VII. FUNGSI TRANSEDEN. Perhatikan adanya kesenjangan tentang turunan berikut.

BAB VII. FUNGSI TRANSEDEN. Perhatikan adanya kesenjangan tentang turunan berikut. 64 BAB VII. FUNGSI TRANSEDEN 7.. Fungsi Logaritma Asli Perhatikan adanya kesenjangan tentang turunan berikut. D ( 3 /3) D ( /) D () 0 D (???) - D (- - ) - D (- - /3) -3 Definisi: Fungsi logaritma asli

Lebih terperinci

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 T - 10 Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman Maulana Malik, Sri Mardiyati Departemen Matematika

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Darpublic Hak cipta pada penulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham Darpublic,

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp.

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU Definisi: Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen x, suatu variabel dependen y, dan satu atau lebih turunan

Lebih terperinci

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL Marpipon Haryandi 1, Asmara Karma 2, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER MATEMATIKA BISNIS BAB FUNGSI LINIER Hikmah Agustin, S.P.,MM DEFINISI FUNGSI Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainna. Unsur-unsur pembentukan fungsi : 1. Variabel Variabel

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Diferensiasi ii Darpublic BAB Turunan Fungsi-Fungsi () (Fungsi Perkalian Fungsi, Fungsi Pangkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit).1. Fungsi Yang Merupakan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah

Tinjauan Mata Kuliah i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Kalkulus 1 diperuntukkan bagi mahasiswa yang mempelajari matematika baik untuk mengajar bidang matematika di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 1 www.darpublic.com 1. Turunan Fungsi Polinom 1.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila koordinat dua titik ang terletak pada suatu garis lurus diketahui, misalna [ 1, 1

Lebih terperinci

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar Bab I Fungsi Dua Peubah atau Lebih Pengantar Seperti halna dengan fungsi satu peubah kita dapat mendefinisikan fungsi dua peubah atau lebih sebagai pemetaan dan sebagai pasangan berurut.fungsi dengan peubah

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU Definisi: Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen x, suatu variabel dependen y, dan satu atau lebih turunan y terhadap

Lebih terperinci

KALKULUS INTEGRAL 2013

KALKULUS INTEGRAL 2013 KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL)

TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) TURUNAN FUNGSI (DIFERENSIAL) A. Pengertian Derivatif (turunan) suatu fungsi. Perhatikan grafik fungsi f( (pengertian secara geometri) ang melalui garis singgung. f( f( f(+ Q [( +, f ( + ] f( P (, f ( )

Lebih terperinci

Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan

Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan Aturan dasar pengintegralan Integral fungsi rasional Integral parsial Integral trigonometri Substitusi yang merasionalkan Strategi pengintegralan Kemampuan yang diinginkan: kejelian melihat bentuk soal

Lebih terperinci

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan penulisan ini untuk mengkaji tentang pengertian fungsi harmonik, fungsi harmonik konjugat pada

Lebih terperinci