REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc)."

Transkripsi

1

2 BAB 1 PERKEMBANGAN EKO ONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 213 sebesar 7,38% (ctc). Melambatnya hampir seluruh komponen pengeluaran menjadi penyebab utama perlambatan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214, tercatat hanya investasi (PMTB) yang mengalami peningkatan. Penurunan sektor pertambangan selama tahun 214, menjadi faktor utama perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di tahun PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL SECARA UMUM Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 mengalami perlambatan dibanding tahun 213. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 tercatat sebesar 6,21% (ctc), sementara di tahun 213 sebesar 7,38%. Perlambatan tersebut sejalan dengan kinerja perekonomian nasional yang juga melambat dari 5,58% (ctc) di tahun 213menjadi 5,2% (ctc) pada a tahun 214. Meski melambat pada tahun 214, pertumbuhan Kalimantan Tengah masih menjadi yang terrtinggi dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan (Kalimantan Barat 5,2% (ctc), Kalimantan Selatan 4,82% (ctc) dan Kalimantan Timur 2,2% (ctc)).sementara itu bila dilihat secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di triwulan IV 214 mengalami pertumbuhan sebesar 5,25% (yoy). Grafik.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

3 1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI SISI PERMINTAAN Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tabel.1Pertumbuhan Sisi Permintaan Tahun (%) Komponen Pengeluaran IV TOTAL PANGSA ANDIL 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.l.) 4.48% 4.88% 4.43% 4.19% 3.86% 41.25% 1.63% 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7.89% 8.38% 9.8% 5.64% 8.83% 1.32%.11% 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.a. + 3.b.) 6.83% 8.66% 6.64% 9.14% 6.3% 14.%.92% 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.) 1.85% 7.3% 3.86% 5.96% 7.8% 42.52% 3.4% 5. Perubahan Inventori -8.45% 5.68% -2.6% 67.98% % 1.12%.8% 6. Ekspor Luar Negeri (6.a. + 6.b.) 7.53% 7.94% 12.33% 1.% 2.79% 45.95% 1.26% 7. Impor Luar Negeri (7.a. + 7.b.) 8.16% 6.7% 5.22% 3.43% 3.29% 46.15% 1.54% P D R B 7.1% 6.87% 7.38% 5.25% 6.21% 1.% 6.21% Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 214 dari sisi permintaan dipengaruhi oleh melambatnya hampir keseluruhan komponen pengeluaran, hanya investasi yang tercatat mengalami pertumbuhan yang meningkat. Komponen yang mengalami perlambatan cukup dalam pada tahun 214 adalah ekspor, tercatat komponen ini pada tahun 214 mengalami pertumbuhan sebesar 2,79% (ctc), setelah sebelumnya pada tahun 213 pertumbuhan mencapai 12,33% (ctc). Disisi lain investasi pada tahun 214 menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214, tercatat kinerja investasi selama tahun 214mengalami pertumbuhan sebesar 7,8% (ctc), sementara di tahun 213 hanya sebesar 3,86% (ctc). Secara triwulanan dari sisi permintaan pada triwulan IV 214, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9,14% (yoy), sementara itu ekspor luar negeri menjadi komponen dengan nilai pertumbuhan terendah dengan pertumbuhan sebesar 1% (yoy) Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi rumah tangga pada tahun 214 secara kumulatif tumbuh sebesar 3,86% (ctc). Bila dibandingkan dengan angka tahun 213 yang tumbuh sebesar 4,43% (ctc), pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Kalimantan Tengah cenderung mengalami perlambatan. Meski mengalami perlambatan di tahun 214, konsumsi rumah tangga berdasarkan sisi permintaan masih menjadi komponen pengeluaran dengan andil tertinggi yakni mencapai 1,63%. Konsumsi rumah tangga pada tahun 214 memiliki pangsa sebesar 41,25% dari total PDRB Kalimantan Tengah. Melambatnya konsumsi rumah tangga di tahun 214,tercermin dari beberapa pergerakan indikator yakni menurunnya rata-rata indeks konsumsi barang tahan lama dan menurunnya rata-rata porsi konsumsi dalam struktur pengeluaran rumah tangga, serta melambatnya kredit konsumsi dan penurunan impor barang konsumsi antar daerah.

4 NTP di Kalimantan Tengah pada tahun 214 mengalami kenaikan dibanding tahun 213. Ratarata NTP Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 11,29, sementara pada tahun 213 sebesar 98,59. Kondisi ini menunjukan di tahun 214 terjadi peningkatan daya beli dan kemampuan petani dibanding tahun sebelumnya. Hal serupa terlihat dari hasil survey konsumen yang dilakukan Bank Indonesia, dimana pada tahun 214 optimisme konsumen terhadap tingkat penghasilan yang diterimamengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Angka rata-rata indeks penghasilan yang diterima pada tahun 214 mencapai 158,92, sementara di tahun 213 sebesar esar 138,9. Namun peningkatan daya beli dan penghasilan tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi oleh masyarakat. Kondisi tersebut tercermin dari penurunan indeks konsumsi barang tahan lama pada tahun 214 dari hasil survey yang sama. Indeks konsumsi barang tahan lama yang mencerminkan optimisme konsumen untuk mengkonsumsi barang tahan lama mengalami penurunan di tahun 214 dengan rata-rata sebesar 131,43, sementara rata-rata indeks pada tahun 213 mencapai 138,6. Selain itu masih dari hasil survey yang sama, terkonfirmasi bahwa telah terjadi penurunan porsi konsumsi terhadap total pengeluaran rumah tangga di tahun 214.Rata-rata porsi konsumsi terhadap total pengeluaran rumah tangga di tahun 214 adalah sebesar 61 %, sementara di tahun 213 mencapai 62%. Disisi lain, kredit konsumsi sebagai alternatif dana masyarakat untuk mencukupi kebutuhan, pada tahun 214 mengalami sedikit perlambatan. Pertumbuhan kredit konsumsi Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar esar 18,19% (yoy), sementara pada tahun 213 sebesar 18,69 % (yoy). Melambatnya kredit konsumsi di tahun 214 didorong oleh perlambatan yang terjadi pada jenis kredit konsumsi perumahan dan kendaraan. Grafik 1.2 Nilai Tukar Petani Kalimantan Tengah Grafik 1..3 Indeks Konsumsi Barang Tahan lama dan Penghasilan Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah Sumber : Bank Indonesia

5 Sementara itu pada tahun 214 data volume barang konsumsi bongkaran pelabuhan di Kalimantan Tengah tercatat mengalami penurunan. Volume bongkaran barang konsumsi di Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 133 ribu ton, sedangkan di tahun 213 mencapai 151 ribu ton. Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 214 tumbuh sebesar 4,19% (yoy).peningkatan permintaan menjelang momen hari raya Natal dan Tahun Baru pada triwulan IV 214 menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan konsumsi Kalimantan Tengah secara triwulanan. Grafik 1.6 Impor Barang Konsumsi Antar Daerah Sumber : Dinas Perhubungan Kalimantan tengah Grafik 1.4 Porsi Pengeluaran Rumah Tangga Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Kalimantan Tengah Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia Investasi (PMTB) Kinerja Investasi Kalimantan Tengah yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tahun 214 mengalami peningkatan sebesar 7,8% (ctc), sementara sebelumnya pada tahun 213 tumbuh seb ebesar 3,86% (ctc). Peningkatan kinerja investasi pada tahun 214

6 tercermin dari beberapa hal yakni, meningkatnya pertumbuhan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA), serta peningkatan volume impor barang modal. Pertumbuhan PMDN di tahun 214 tercatat mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun 213. Pada tahun 214 tercatat pertumbuhan PMDN Kalimantan Tengah sebesar - 59,47% (ctc), sementara padaa tahun 213 sebesar -46,58% (ctc). PMDN Kalimantan Tengah secara nominal pada tahun 214 tercatat sebesar 98,35 miliar rupiah. Kondisi serupa dialami oleh PMA Kalimantan Tengah pada tahun 214, pertumbuhan PMA di Kalimantan Tengah tercatat mengalami peningkatan sebesar 97,97% (ctc) setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif sebesar -8,45% (ctc).berdasarkan innformasi beberapa kontak liaison optimisme pelaku usaha terhadap pemerintahan baru dan perbaikan pelayanan perijinan menjadi faktor utama meningkatnya investasi di Kalimantan Tengah selama tahun 214. Disisi lain nilai impor barang modal di Kalimantan Tengah pada tahun 214 juga tercatat mengalami peningkatan. Nilai impor barang modal Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 81,56 juta USD, sementara entara sebelumnya pada tahun 213 hanya sebesar 39,83 juta USD. Dimulainya proyek pembangunan 3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) (PLTU Sampit, Bangkanai, dan Pulang Pisau) di tahun 214 mendorong terjadinya peningkatan impor barang modal di tahun 213. Sementara itu pertumbuhan kredit investasi di Kalimantan Tengah pada tahun 214 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,24% (yoy) setelah pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 11,57% (yoy). hal ini dikarenakan penurunan kinerja sektor pertambangan di tahun 214 dimana, kredit investasi sektor pertambangan merupakan kredit investasi share tertinggi. Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Kalimantan Tengah Grafik 1.8 Perkembangan PMDN Kalimantan Tengah Sumber : BKPM Sumber : BKPM

7 Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.1 Perkembangan Impor Barang Modal Sumber : BKPM Sumber : BKPM Ekspor Impor Kinerja ekspor dan impor kalimantan Tengah pada tahun 214 mengalami perlambatan dibanding tahun 213. Pertumbuhan ekspor Kalimantan Tengah pada tahun 214 mengalami perlambatan sebesar 2,79% (ctc), setelah sebelumnya pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 12,33% (ctc). Kondisi yang sama dialami oleh pertumbuhan impor Kalimantan Tengah yang mengalami perlambatan di tahun 214 sebesar 3,29% (ctc), sementara pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 5,22% (ctc). Dari data ekspor luar negeri non migas Kalimantan Tengah pada tahun 214 secara nominal sebesar 1,1 miliar USD, mengalami penurunan dibandingkan tahun 213 yang nilainya mencapai 1,37 miliar USD. Sementara itu impor luar negeri non migas Kalimantan Tengah tercatat justru mengalami kenaikan pada tahun 214 yakni sebesar 81,56 juta USD, sementara pada 213 nilainya hanya mencapai 44,2 juta USD. Dengan demikian pada tahun 214 neraca perdagangan luar negeri non migas Kalimantan Tengah mengalami surplus sebesar 954 juta USD. Berdasarkan SITC (Standard International Trade Classification) komoditas yang mengalami penurunan cukup tinggi pada tahun 214 adalah kelompok barang tambang mineral. Ekspor luar negeri kelompok barang tambang mineral Kalimantan Tengah pada tahun 214 hanya sebesar 36,98 juta USD, sementara pada tahun 213 nilai ekspor luar negerinya mencapai 42,87 juta USD. Disisi lain nilai ekspor luar negeri Kalimantan Tengah untuk komoditas CPO dan turunanya serta batubara justru mengalami peningkatan pada tahun 214. Ekspor non luar negeri Kalimantan Tengah untuk CPO dan turunannya pada tahun 214 tercatat mencapai 29,4 juta USD, setelah sebelumnya pada tahun 213 hanya sebesar 21,85 juta USD.

8 Sementara itu untuk ekspor luar negeri batubara Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 484,45 juta USD, setelah sebelumnnya pada tahun 213 hanya mencapai 443,7 juta USD. Berdasarkan tujuan negara, ekspor non migas Kalimantan Tengah pada tahun 214 lebih didominasi ekspor kepada negara India dan Jepang, masing-masing memiliki pangsa sebesar 48,66% dan 26,69%. Tingginya realisasi ekspor ke kedua negara a tersebut, didorong oleh tingginya permintaan batubara a kedua negara menyusul adanya kebijakan peningkatan sumber daya energi di India dan peralihan sumber daya energi di Jepang dari nuklir menjadi batubara. Sementara apabila dilihat berdasarkan pertumbuhan ekspor, ekspor ke Tiongkok selama tahun 214 cenderung mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, penurunan tersebut diindikasikan terjadi karena adanya rebalancing pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.13 Perkembangan Negara Tujuan Ekspor Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.14 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Tahun 214 Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia Sementara itu dari segi komoditas, oditas, impor luar negeri Kalimantan Tengah pada tahun 214 berdasarkan SITC, komoditas yang tercatat mengalami peningkatan cukup tinggi adalah kelompok barang modal dari jenis mesin pabrik dan peralatan transportasi. Nilai impor

9 kelompok komoditas ini pada tahun 214 mencapai 68,3 juta USD, setelah sebelumnya pada tahun 213 nilainya hanya mencapai 38,27 juta USD. Pada tahun 214 berdasarkan negara asalnya, pangsa impor kalimantan Tengah pada triwulan IV 214 didominasi impor barang dari negara Malaysia yang mencapai 71,7% dari total impor Kalimantan Tengah pada triwulan IV 214. Sementara dilihat laju perkembangan nilai impor komoditas, impor dari Tiongkok dan Malaysia sejak tahun 212 mendominasi impor barang Kalimantan Tengah. Proyek investasi baik dari pemerintah maupun swasta menjadi faktor pendorong utama tingginya impor yang didominasi barang modal dari kedua negara tersebut. Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.13 Perkembangan Negara Tujuan Ekspor Sumber : Bank Indonesia Grafik 1.14 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Tahun 214 Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

10 1.3 PERKEMBANGAN EKONOMI SISI PENAWARAN : KINERJA SEKTOR UTAMA DAERAH Penggunaan tahun dasar baru pada perhitungan PDRB triwulan IV 214 yakni menggunakan tahun dasar 21mendorong terjadinya perubahan struktur perekonomian Kalimantan Tengah. Pada perhitungan PDRB tahun dasar 21 digunakan 17 lapangan usaha untuk menjelaskan pertumbuhan perekonomian. Perekonomian Kalimantan Tengah saat ini didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan pangsa 21,76%, pertambangan dan penggalian dengan pangsa 16,9% serta Industri pengolahan yang pangsanya mencapai 15,25%. Tabel 1.2 PDRB Sektoral Sisi Penawaran LAPANGAN USAHA IV TOTAL PANGSA ANDIL 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.1% 1.65% 2,62% 3.46% 8.71% 6.71% 21.76% 1.45% 2 Pertambangan dan Penggalian 6.83% 18.32% 11.7% 15.97% -7.61% -2.87% 16.9% -.53% 3 Industri Pengolahan 9.69% 1.5% 5.39% 7.89% 12.4% 12.16% 15.25% 1.76% 4 Pengadaan Listrik dan Gas 7.12% 1.53% 12.3% 6.6% 42.24% 16.7%.6%.1% 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.78% 6.42% 5.34% 5.4% 4.78% 4.47%.9%.% 6 Konstruksi 6.57% 5.25% 7.77% 3.8% 7.98% 9.92% 8.4%.81% 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.74% 6.1% 7.99% 4.29% 8.18% 7.68% 1.82%.82% 8 Transportasi dan Pergudangan 2.98% 3.8% 4.19% 11.52%.28% 2.14% 5.72%.13% 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.59% 9.95% 9.62% 6.% 7.53% 8.21% 1.65%.13% 1 Informasi dan Komunikasi 12.67% 9.98% 9.76% 9.9% 13.44% 12.8% 1.21%.14% 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 7.36% 3.19% 13.52% 8.55% 7.15% 6.66% 3.33%.22% 12 Real Estate 9.97% 11.7% 8.21% 6.99% 7.43% 7.11% 2.%.14% 13 Jasa Perusahaan 7.74% 1.17% 5.14% 7.76% 4.23% 4.54%.4%.% 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4.82% 8.45% 7.33% 7.% 8.88% 8.86% 5.79%.5% 15 Jasa Pendidikan 4.79% 8.59% 8.89% 4.55% 6.4% 9.67% 4.32%.4% 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.1% 1.74% 9.74% 3.77% 5.58% 8.86% 1.71%.15% 17 Jasa lainnya 13.1% 4.54% 8.16% 4.98% 8.88% 8.86%.95%.8% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6.23% 7.1% 6.87% 7.38% 5.25% 6.21% 1.% 6.21% Dari sisi sektoral, sektor dengan pertumbuhan tertinggi di tahun 214 adalah sektor pengadaan listri dan gas yang tumbuh sebesar 16,7% (ctc), disusul sektor industri pengolahan dengan pertumbuhan mencapai 12,16% (ctc) serta informasi dan Komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 12,4% (ctc). Sementara itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 didorong oleh sektor Industri pengolahan yang merupakan sektor dengan andil tertinggi sebesar 1,76% dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memberikan andil 1,46%.

11 1.3.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertanian pada tahun 214 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 6,71% (ctc), setelah pada tahun 213 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 3,46% (ctc). Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 214 didorong oleh peningkatan produksi beberapa komoditas pertanian yang juga mengalami peningkatan. Tercatat sepanjang tahun 214 komoditas pertanian yang mengalami peningkatan produksi di Kalimantan Tengah adalah komoditas subsektor perkebunan melalui peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) dan kelompok subsektor tanaman bahan makanan (tabama) yang didorong oleh peningkatan produksi padi. Dari sisi subsektor perkebunan, peningkatan kinerja perkebunan kelapa sawit teridentifikasi menjadi motor penggerak utama pertumbuhan subsektor perkebunan selama tahun 214. Peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun 214 yang tumbuh sebesar 2,26% (ctc) atau sebesar 27,87 juta ton terhitung lebih tinggi dibanding tahun 213 yang hanya mencapai 27,25 juta ton. informasi dari kontak liaison di sektor perkebunan kelapa sawit mengungkapkan bahwa tingginya volume produksi TBS di tahun 214 lebih disebabkan adanya peningkatan luas areal tanaman kelapa sawit yang memasuki masa produktif. Disisi lain kinerja perkebunan karet pada tahun 214 justru mengalami penurunan volume produksi. Tercatat pertumbuhan volume produksi karet pada tahun 214 sebesar -1,47% (ctc) atau 26,63 ribu ton, menurun dibandingkan tahun 213 yang volume produkssinya mencapai 1,74% (ctc). Berdasarkan informasi Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, penurunan volume produksi karet pada tahun 214 lebih disebabkan oleh bentuk usaha perkebunan karet di Kalimantan Tengah yang didominasi oleh perkebunan rakyat sehingga masih menggunakan cara tradisional dalam pengelolaanya. Kondisi menyebabkan rendahnya produktivitas perkebunan karet di Kalimantan Tengah. Disisi lain pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan (tabama) pada tahun 214 mengalami peningkatan. Hal ini terkonfirmasi dengan adanya peningkatan volume produksi padi di tahun 214 yang merupakan komoditas yang paling mendominasi subsektor tabama Kalimantan Tengah. Berdasarkan angka sementara Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 214 jumlah volume produksi padi di Kalimantan Tengah tercatat sebesar 811,21 ribu ton, angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan angka tahun 213 yang hanya mencapai 755,5 ribu ton. Peningkatan luas panen padi di Kalimantan Tengah menjadi faktor penyebab terjadinya peningkatan volume produksi padi.

12 1.3.2 Pertambangan dan Penggalian Kinerja sektor pertambangan n dan penggalian pada tahun 214 mengalami penurunan dibanding tahun 213. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 214 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar -2,87 % (ctc), menurun dibanding tahun 213 yang mencapai 15,97% (ctc). Produksi batubara pada tahun 214 menjadi faktor utama penggerak sektor ini. Disisi lain subsektor pertambangan mineral justru mengalami pertumbuhan negatif di tahun 214. Produksi batubara pada tahun 214 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,44% (ctc), setelah sebelumnya pada tahun 212 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -34,86% (ctc). Sejalan dengan angka produksinya yang meningkat, realisasi ekspor komoditas batubara tercatat mengalami peningkatan an di tahun 214. Nilai ekspor batubara Kalimantan Tengah pada tahun 214 tercatat mengalami pertumbuhan yang meningkat sebesar 9,3% (ctc) atau 484,47 juta USD dibanding tahun 213 yang justru mengalami pertumbuhan negatif sebesar -15,64% (ctc). Peningkatan ekspor batubara pada tahun 214 didorong oleh peningkatan permintaan batubara dari India terkait rencana peningkatan kecukupan sumber daya energy. Disisi lain

13 Jepang dengan program pengalihan sumber energi dari nuklir ke batubara turut mendorong tingginya realisasi ekspor batubara di tahun 214. Kinerja subsektor pertambangan mineral Kalimantan Tengah selama tahun 214 mengalami penurunan yang drastis. Keterbatasan fasilitas pengolahan pasca diberlakukannya UU minerba menjadi faktor utama penahan pertumbuhan subsektor pertambangan mineral. Dari total 14 smelter yang direncanakan akan dibangun pada tahun 214, dalam realisasinya baru 2 smelter yang telah diketahui beroperasi. Dari tiga komoditas tambang mineral di Kalimantan Tengah, diketahui hanya komoditas zircon yang sudah dapat berproduksi di tahun 214. Sebagai perbandingan pada tahun 213 nilai ekspor komoditas tambang mineral Kalimantan Tengah mencapai 42,89 juta USD, nilainya hampir menyamai nilai ekspor komoditas batubara di tahun tersebut yang sebesar 443,7. Kondisi inilah yang membuat laju pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian berada pada angka negatif.

14 1.3.3 Industri Pengolahann Sektor industri pengolahan pada tahun 214 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 12,16% (ctc) dibanding tahun 213 yang tumbuh sebesar 7,89% (ctc). Peningkatan sektor industri pengolahan pada tahun 214 tercermin dari angka peningkatan produksi industri besar dan sedang yang tumbuh sebesar 4,63% (yoy) di tahun 214. Pertumbuhan industri pengolahan pada tahun 214 didorong oleh pertumbuhan industri makanan, yang terkonfirmasi dari pertumbuhan IBS makanan yang tercatat meningkat sebesar 4,98% (yoy) dibanding tahun 213 yang hanya sebesar 3.59% (yoy). Peningkatan industri makanan selama tahun 214 di dorong oleh adanya peningkatan produksi industri CPO yang mengalami peningkatan produksi sebesar 5,8 juta ton atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,3% (ctc). Dari segi harga, pada tahun 214 harga komoditas CPO internasional masih dalam trend penurunan, dimana di akhir tahun 214 harga CPO tercatat berada pada level 651,5 USD/ metric ton. Penurunan harga CPO internasional menyebabkan penurunan harga CPO domestik di Kalimantan Tengah.Pada bulan Desember tahun 214 harga CPO di Kalimantan Tengah tercatat sebesar Rp 7.578,34/ Kg, Tekanan terhadap harga CPO internasional dipengaruhi oleh melimpahnya stok barang subtitusi dari CPO seperti minyak kelapa dan minyak dari biji-bijian yang berlangsung sejak triwulan III 214. Sementara itu industri karet pada tahun 214 tercatat mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terkonfirmasi dari angka pertumbuhan IBS industri karet yang tumbuh lebih rendah sebesar,64% (yoy), sementara pada tahun 213 tercatat sebesar,64% (yoy). Dari data Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 214 tercatat produksi karet di Kalimantan n Tengah sebesar 63 ribu ton, atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,74 % (ctc).

15 Disisi harga, harga komoditas karet di pasar internasional pada tahun 214 masih berada dalam trend penurunan, yakni sebesar 1,93 USD/ Kg pada bulan desember 214. penurunan harga komoditas karet dunia selama tahun 214 dipengaruhi oleh isu terjadinya over supply stok karet di Tiongkok, serta tingginya ginya produksi karet beberapa negara ASEAN seperti Vietnam dan Kamboja.

16 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 214 meningkat secara signifikan. Inflasi tahunan Kalimantan Tengah pada triwulan IV 214 mencapai 7,7% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 214 sebesar 4,82%. Secara triwulanan inflasi Kalimantan Tengah sebesar 3,26% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 214 yang tercatat sebesar,52% (qtq). Secara trend, inflasi pada akhir tahun 214 disebabkan oleh shock kenaikan harga BBM yang menyebabkan tingkat inflasi tertinggi sepanjang tahun INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA Inflasi Bulanan (mtm) Sepanjang triwulan IV 214, secara bulanan Kalimantan Tengah mengalami inflasi. Inflasi secara bertahap mulai meningkat dan mencapai titik tertinggi pada bulan Desember 214 (1,8%) yang didorong oleh kenaikan harga pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (5,36%), bahan makanan (1,53%), serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (1,4%). Tingginya inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dipicu oleh kenaikan harga pada sub kelompok transpor (8,25%). Sedangkan tekanan inflasi kelompok bahan makanan didorong oleh naiknya harga sub kelompok bumbu-bumbuan (4,91%), dan ikan segar (2,75%). Selanjutnya penyebab utama inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar adalah kenaikan harga pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air (2,7%). Tabel. 2.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa (mtm,%) NO. KELOMPOK 214 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 1 Bahan makanan 2,92 (1,31) (1,43),62 1,88 2,41 (,43) (,81),8,28 1,14 1,53 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 1,64,95 1,6 1,3,29,51,51,2,64,19,3,8 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar,43,2,13,7,69,38,19,34,88,8,54 1,4 4 Sandang,36,42,31,27,18,44,4,1 (,2) (,4),9,35 5 Kesehatan,12,19,25,9,65,13,38,15,16,26 1,23,56 6 Pendidikan, rekreasi, & olahraga,34,23,16,2 (,4) (,2) 2,17,51 1,4,79,4,4 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan,5 (,3),32 (,5) (,5),74,62 (,89),36,8 3,19 5,36 Umum/Total 1,2 (,11) (,3),41,69,95,3 (,23),46,36 1,6 1,8 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah). Pada November 214, inflasi tertinggi terdapat pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar. Implementasi kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap per tiga bulan oleh pemerintah memicu kenaikan harga yang terjadi dengan andil inflasi sebesar,97%. Inflasi November 214 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi di seluruh kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi pada kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan.

17 Penetapan kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada pertengahan November 214 disinyalir menjadi pemicu utama inflasi. Dampak kenaikan BBM tersebut terus berlanjut hingga Desember 214 yang ditunjukkan oleh laju inflasi kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan dengan angka tertinggi dibandingkan dengan kelompok pengeluaran lainnya. Di samping itu, perilaku laju inflasi yang cukup tinggi di akhir tahun ikut berperan dalam menyumbang kenaikan harga. Hal ini disebabkan selama Bulan Desember hingga awal Januari merupakan periode penyumbang inflasi yang cukup tinggi setiap tahunnya dengan adanya moment natal dan tahun baru Inflasi Triwulanan (qtq) Secara triwulanan, laju inflasi pada triwulan IV 214 sebesar 3,25% lebih tinggi dibandingkan triwulan III 214 sebesar,53%. Peningkatan laju inflasi dibandingkan periode sebelumnya karena tekanan inflasi kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan sebesar 13,32%. Tercatat terdapat dua ketetapan kenaikan harga oleh pemerintah pada triwulan IV 214, yaitu kenaikan TDL bertahap, dan kenaikan harga bbm jenis premium dan solar. Tabel. 2.2 Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa (qtq,%) NO. KELOMPOK (%, qtq) IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 1 Bahan makanan 3,28 5,35 (,98) 1,57 1,37,12 4,98 (1,15) 2,98 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 1,54 1,99 1,41 2,79 1,42 3,69 1,83 1,18 1,29 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar,98 1,77 1,2,66 1,71,59 1,15 1,41 2,77 4 Sandang 1,6,67 (2,11) 1,42,28 1,9,9,39,4 5 Kesehatan,88,94 1,1,84,12,57 1,69,69 2,6 6 Pendidikan, rekreasi, & olah raga,58,12,74 2,2 1,77,73,14 3,75,87 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan,67,7 3,37 6,59,29,33,64,7 13,32 Umum/Total 1,7 2,61,55 2,32 1,16 1,6 2,7,53 3,25 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah). Selama 2 tahun terakhir secara triwulanan, laju inflasi triwulan IV 214 merupakan yang tertinggi di Kalimantan Tengah. Di samping adanya shock kenaikan TDL dan BBM, secara siklus inflasi pada akhir tahun memiliki frekuensi kecenderungan tinggi. Pemicu tekanan inflasi tahun 214 berasal dari kelompok transpor, komunikasi, jasa keuangan sebesar 14,51% Inflasi Tahunan (yoy) Laju inflasi Kalimantan Tengah tahun 214 sebesar 7,7% (yoy) lebih tinggi dari tahun 213 sebesar 6,79%. Inflasi tahun 214 berada di atas inflasi rata-rata Kalimantan Tengah selama lima tahun terakhir (6,75%). Tekanan inflasi tahun 214 berasal dari kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan sebesar 14,51%, yang merupakan imbas dari kenaikan BBM di tahun 214. Namun demikian tekanan inflasi dari sub sektor tersebut diprediksi akan

18 cenderung berfluktuasi mengikuti harga komoditas minyak dunia dan kurs rupiah terhadap dollar yang menjadi menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan harga BBM. Tabel. 2.3 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy,%) NO. KELOMPOK (%, qtq) Rata-rata 1 Bahan makanan 23,7 2,5 7,7 7,4 7, 9,44 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 6,9 5,81 6,86 7,82 8,21 6,96 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 3,93 6,23 6,61 5,455 6,3 5,65 4 Sandang 8,78 12,3 4,53,222 2,81 5,73 5 Kesehatan 3, 7,35 3,14 2,94 5,8 4,3 6 Pendidikan, rekreasi, & olah raga 1,67 4,7 7,43 4,9 5,57 4,85 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan 1,52 1,89 1,15 11,26 14,51 6,7 Umum/Total 9,51 4,55 5,85 6,79 7,7 6,75 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah). Inflasi tahunan Kalimantan Tengah berada di bawah inflasi nasional. Sejak triwulan III 213, kinerja inflasi Kalimantan Tengah sangat baik, yakni berada di bawah inflasi nasional. Sementara itu jika diperbandingkan dengan pola pergerakan inflasi tahun kalender selama 4 tahun terakhir, laju inflasi tahun 214 tergolong cukup stabil. Tidak terdapat tekanan inflasi tinggi seperti yang terjadi padaa pertengahan tahun 213. Grafik 2.1. Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Inflasi Nasional (%,yoy) IV I II III IV I 8,36 II III IV 7,7 Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (%,yoy) Kalteng Nasional Sumber : BPS (diolah) Sumber : BPS (diolah) 2.2 INFLASI MENURUT KOTA Inflasi Dua Kota di Kalimantan Tengah Pada triwulan IV 214, kedua kota inflasi di Kalimantan Tengah, yaitu Kota Palangka Raya dan Kota Sampit menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingginya inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, dan harga BBM. Tercatat kenaikan harga tertinggi bahan makanan terjadi pada November 214 terutama komoditas cabai merah dan cabai rawit. Sementara tekanan inflasi yang disebabkan

19 kenaikan harga BBM mulai dirasakan dari November hingga Desember 214 terkait penetapan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Tabel. 2.4 Inflasi Tahunan Menurut Kota (yoy,%) Kota/Prov, (%) II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 Palangka Raya 6,34 6,97 6,45 5,3 6,78 5,3 6,63 Sampit 5,81 7,87 7,25 5,15 6,15 4,43 7,9 Kalimantan Tengah 6,11 7,36 6,79 5,24 6,56 4,82 7,7 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah). Inflasi triwulan IV 214 tergolong tinggi selama sembilan triwulan terakhir, namun demikian tekanan inflasi tersebut tidak setinggi tingkat inflasi pada triwulan III 213 sebesar 7,36% (yoy) dengan tekanan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sampit. Dampak penetapan kenaikan harga BBM disinyalir menjadi pemicu inflasi pada triwulan III 213. Grafik 2.3. Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah (%, yoy) 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, - 7,87 7,9 6,97 6,63 7,36 7,7 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 Grafik 2.4 Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah Menurut Kelompok Komoditas 214 (%, yoy) 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2, - 7,93 Bahan Makanan 8,48 Makanan Jadi 6,19 3,48 5,35 9,94 13,2 Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Kalimantan Tengah Palangka Raya Sampit Sumber : BPS (diolah) Palangka Raya Sampit Menurut kelompok komoditasnya dan apabila diperbandingkan antar kota inflasi, secara tahunan Kota Sampit mengalami inflasi tertinggi di Kalimantan Tengah untuk kelompok bahan makanan, perumahan, pendidikan, dan transpor. Sedangkan Kota Palangka Raya mengalami tekanan inflasi tertinggi pada kelompok makanan jadi, sandang, dan kesehatan Inflasi Kota-Kota Kalimantan Empat kota di Kalimantan menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Dari sembilan kota inflasi di Kalimantan, empat diantaranya mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional maupun inflasi Kalimantan, yakni Kota Tarakan (11,91%-yoy), Kota Tanjung (9,66%-yoy), Kota Pontianak (9,38%-yoy), dan Kota Tanjung (8,8%-yoy). Sementara itu, Kota Palangka Raya mengalami inflasi tahunan terendah diantara kota Inflasi di Kalimantan yaitu sebesar 6,63% (yoy).

20 Rendahnya tekanan inflasi di Palangka Raya tidak lepas dari peran aktif Pemerintah Daerah dalam menggerakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Beberapa program kerja TPID berhasil menekan laju inflasi, antara lain : pasar penyeimbang, dan kandang dinas sebagai buffer stock daging ayam ras. Pertemuan TPID secara rutin dilakukan dalam upaya pengendalian inflasi sekaligus monitoring implementasi program kerja. Pemerintah Daerah secara terus menerus berupaya agar program-program pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah dapat berjalan efektif sehingga tingkat inflasi. Efektivitas salah satu program TPID Kalimantan Tengah, yakni Pasar Penyeimbang dibahas lebih lanjut pada BOKS. 2. Grafik 2.5 Inflasi Kota-Kota di Kalimantan (yoy, %) Grafik 2.6 Inflasi Provinsi di Kalimantan (yoy, %) Tarakan Samarinda Balikpapan Tanjung Banjarmasin Singkawang Pontianak Sampit Palangka Raya - 2, 4, 6, 8, 1, 12, 14, Nasional Kalimantan Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat, 2, 4, 6, 8, 1, 12, Sumber : BPS (diolah) 2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI Pada triwulan IV 214, tekanan inflasi terutama disebabkan oleh faktor non fundamental. Kenaikan harga BBM dan TTL disinyalir menjadi pemicu inflasi di triwulan IV 214, yang tercermin pada lonjakan kelompok administered prices. Sementara itu tekanan inflasi kelompok volatile foods mengalami peningkatan meski relatif terkendali. Kenaikan harga pada kelompok volatile foods disinyalir merupakan second round effect dari kenaikan kelompok administered prices. Hal ini dikarenakan posisi geografis Provinsi Kalimantan Tengah yang sebagian besar masih bergantung jalur distribusi dari provinsi lain. Tekanan inflasi dari faktor yang bersifat fundamental juga masih relatif terkendali, yang tercermin pada perkembangan inflasi inti.

21 Grafik 2.7 Disagregasi Inflasi Kalimantan Tengah Grafik 2.8 Kontribusi Inflasi Per Komponen 25 %,yoy 2 Inflasi IHK (yoy) Core 15 Adm Price Volatile Foods 14, ,58 7,7 4,9 5,71 6,74 4,65 4,32 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber : BPS (diolah) Inflasi administered price meningkat dari 5,71% (yoy) pada triwulan III 214 menjadi 14,17% (yoy) pada triwulan IV 214 (Grafik 2.3). Pada periode yang sama, inflasi volatile foods dan inflasi inti juga meningkat masing-masing dari 5,58% (yoy) menjadi 6,74% (yoy) dan dari 4,32% (yoy) menjadi 4,65% (yoy) Non Fundamental Administered Prices Beberapa kebijakan pemerintah pusat mendorong tekanan inflasi pada kelompok administered prices meningkat pada triwulan IV 214. Peningkatan inflasi kelompok administered prices disebabkan oleh kenaikan TDL berkala dan kenaikan harga BBM. Pada Bulan November 214 pemerintah pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kenaikan TDL sebagai berikut : Tabel. 2.1 Tarif Dasar Listrik November 214 TARIF TDL LAMA GOLONGAN (Rp/kwh) Sumber : Kementerian ESDM RI (diolah) TARIF TDL BARU (Rp/kwh) Industri Menengah Non Go Publik (I-3) Rumah Tangga (R-2) Pelanggan Pemerintah (P2) Rumah Tangga (R-1) Penerangan Jalan Umum (P-3) Pelanggan Rumah Tangga (R-1) Kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM pada tanggal 17 November 214, menyebabkan tekanan inflasi tinggi dari sisi administered prices. Pada awalnya dampak kenaikan harga BBM diperkirakan mempengaruhi daya saing dan iklim investasi industri, namun hal tersebut tidak terbukti berdasarkan hasil quick survey Bank Indonesia terkait dampak penyesuaian administered prices pada daya saing dan iklim investasi (BOKS. 3). Tekanan inflasi

22 sisi administered prices hanya berdampak langsung pada tingkat penjualan dan margin perusahaan Volatile Foods Tekanan inflasi terjadi pada akhir triwulan IV 214 dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan. Berdasarkan data BPS, kenaikan harga tertinggi komoditas bahan makanan berasal dari komoditas cabai merah besar, dan beras. Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia di Kalimantan Tengah. Perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya permintaan komoditas tersebut. Adapun peningkatan yang terjadi pada komoditas pangan lainnya menunjukan pergerakan yang relatif moderat. Rp/kg Grafik 2.9 Grafik Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan Mingguan Beras Medium wtw,% Rp/kg wtw,% Daging Ayam Ras Rp/kg Daging Sapi wtw,% Rp/kg Harga Cabai Besar wtw,%

23 Rp/kg wtw,% Rp/kg Telur Ayam Ras wtw,% Ikan Gabus Sumber : Bank Indonesia SPH (diolah) Fundamental Inti/Core Pada triwulan IV 214, tekanan terhadap inflasi meningkat pada level moderat. Berdasarkan perilaku inflasi tahunan Kalimantan Tengah, tingkat inflasi menjelang akhir tahun cenderung meningkat. Di sisi lain, pasokan kebutuhan masyarakat mampu diimbangi oleh peningkatan kapasitas produksi industri pengolahan. Namun demikian, ekspektasi inflasi masyarakat Kalimantan Tengah meningkat di triwulan akhir tahun Interaksi Permintaan dan Penawaran Dari sisi permintaan, inflasi triwulan IV 214 dipengaruhi oleh tingginya permintaan komponen bahan makanan. Permintaan tersebut didorong oleh kebutuhan bahan makanan yang tinggi pada masa pra dan paska hari besar keagamaan umat kristiani dan tahun baru. Kesigapan TPID di Kalimantan Tengah dengan program yang bersifat antisipatif mampu meredam tekanan inflasi yang tinggi sehingga laju inflasi relatif terkendali dan lebih rendah dibandingkan inflasi provinsi lain di Kalimantan bahkan dibawah inflasi nasional. Dari sisi penawaran, pasokan kebutuhan masyarakat terjaga namun kenaikan harga BBM mendorong tekanan inflasi pada triwulan IV 214. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kapasitas produksi terpakai cenderung meningkat pada triwulan IV 214. Peningkatan kapasitas produksi terutama pada industri pengolahan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau diperkirakan menjadi penyeimbang dari sisi permintaan.

24 Grafik 3 Kapasitas Produksi Terpakai terhadap Inflasi Kapasitas Produksi Inflasi 9,% 8,% 7,% 6,% 5,% 4,% 3,% 2,% 1,%,% I II III IV 8,% 7,% 6,% 5,% 4,% 3,% 2,% 1,%,% Ekspektasi Inflasi 214 Rata-rata sub sektor Makanan, minuman dan tembakau Inflasi (yoy) Sumber : Bank Indonesia (diolah) Pada triwulan IV 214, masyarakat memiliki ekspektasi inflasi yang cenderung meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi masyarakat Kalimantan Tengah ditunjukan pada Survei Konsumen Bank Indonesia, yakni indeks ekspektasi harga yang cenderung meningkat di 3 bulan dan 6 bulan mendatang. Sementara itu berdasarkan kelompok komoditas, indeks ekspektasi harga menunjukkan bahwa pada triwulan IV 214 terjadi kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Grafik 3.2 Indeks Ekpektasi Harga (IEH) di Kalimantan Tengah 25, 2, 15, 1, 25, 2, 15, 1, 5, Grafik 3.3 Indeks Ekspektasi Harga (IEH) Makanan Jadi 5,,, IEH 3 bulan YAD IEH 6 bulan YAD IEH 3 bulan YAD Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau Sumber : Bank Indonesia (diolah)

25 Kinerja perbankan di Kalimantan Tengahpada triwulan IV214 menunjukkan tren perlambatan, namun demikian seiring dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang terpadu kondisi perbankan masih cukup kondusif. 3.1 Kondisi Umum Perbankan Seiring dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bertujuan untuk menjaga stabilitas, makro ekonomi nasional, kinerja sektor perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 214 masih cukup kondusif walaupun menunjukan pelambatan. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan aset total perbankan yang tumbuh 4,31% (yoy), DPK yang tumbuh 4,87% serta pertumbuhan kredit yang mencapai 3,83% (yoy), walaupun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya mengalami pelambatan.namun demikian, rasio LDR yang menunjukkan tren meningkat yaitu mencapai 13,16% tetap menopang ekspansi laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah yang mencapai 6,21% (yoy). Selanjutnya NPL perbankan Kalimantan Tengah yang menunjukan penurunan dari 1,33% menjadi 1,18% ikut mendorong perkembangan di perbankan.di sisi UMKM, pangsa penyaluran kredit jenis ini terhadap total kredit keseluruhan relatif stabil yaitu berada pada level 27,87%. Sementara di sistem pembayaran, jumlah likuiditas di Kalimantan Tengah terpantau mencukupi dalam mendukung transaksi perekonomian sebagaimana tercermin pada uang kartal yang memadai serta jumlah transaksi non tunai yang cukup besar. Kinerja sistem pembayaran non tunai Kalimantan Tengah pada triwulan IV 214 cukup kondusif yang terlihat dari perkembangan Real Time Gross Settlement(RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang walaupun melambat namun tetap meningkat dalam nilainya. Sebagaimana pola historisnya, perkembangan peredaran uang pada triwulan IV 214 masih didominasi oleh aliran uang keluar uang kartal dari Bank Indonesia (outflow). Kelembagaan ProvinsiKalimantan Tengah memiliki22 (dua puluh dua) bank yang terdiri dari 13 (tiga belas) bank umum konvensional, 4 (empat) bank umum syariah dan 5 (lima) Bank Perkreditan Rakyat..Tabel.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah

26 Bank Bank Pemerintah - Jumlah Bank Jumlah Kantor*) Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Syariah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Sumber:LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah *) termasuk kantor BRI Unit Aset Perbankan Perkembangan pertumbuhan aset perbankan di Kalimantan Tengah pada periode laporan menunjukkan perlambatanjika dibandingkan triwulan IV 213 yang mencapai 21,46% (yoy). Saat ini jumlah aset perbankan baik bank konvensional, bank syariah dan BPR mencapai Rp24,31 triliun atau tumbuh4,31% (yoy). Disisi aset perbankan konvensional, tercatat sebesarrp 23,56triliunatau tumbuh melambat menjadi 4,51% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 11,57% (yoy). Sementara itu, aset perbankan syariah mengalami pelambatan yang tercermin melambatnya aset dari dari 48,5% (yoy) pada triwulan IV 213 menjadi -1,69% (yoy) pada periode laporan dengan jumlah aset mencapai dalah Rp745,7 miliar. Selanjutnya, aset milik BPR konvensional dan syariah tercatat sebesar Rp187,13 miliar atau tumbuh 29,35% (yoy) jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Grafik.1Aset Perbankan Konvensional Grafik.2 Aset Perbankan Syariah Total Aset (K) % g.konven (yoy) Total Aset (S) % g.syariah (yoy) Triliun Rp ,55 23,57 11,57 4,51 I II III IV I II III IV I II III IV YoY % Miliar Rp ,49 745, , ,69-2 I II III IV I II III IV I II III IV YoY (%) Sumber: LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah

27 Berdasarkan lokasi, komposisi aset total perbankan tertinggi di provinsi Kalimantan Tengah secara berurutan terdapat pada Kota Palangka Raya dengan aset sebesar Rp8.854 miliar dengan porsi 36,84% dari total aset perbankan di Kalimantan Tengah. Selanjutnya Kotawaringin Timur dengan aset sebesar Rp7.45,65 miliar atau 31%, diikuti Kotawaringin Barat yang aset perbankannya berjumlah Rp2.348,88 miliar atau 9,77%. Sedangkan sisanya sebesar Rp5.381 miliar atau 22,39% berada di kabupaten/kota lainnya yang berada di provinsi Kalimantan Tengah. Penghimpunan Dana Perlambatan pertumbuhan aset perbankan di Kalimantan Tengah didorong oleh melambatnya perhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan konvensional yang memiliki share 96,37%. Total DPK perbankan pada periode laporan tercatat sebesar Rp17,2 triliun atau tumbuh 4,87% (yoy), melambat dari triwulan IV 213 sebesar 13,49% (yoy). Disisi perbankan konvensional pada periode laporan tercatat sebesar Rp16,39 triliun atau tumbuh 4,48% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 213yang tumbuh 12,92% (yoy). Sementara itu, jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan syariah pada periode laporan adalahrp616,36 miliar atau tumbuh 16,75% (yoy), melambat dari 33,41% di triwulan IV 214. Sebaliknya, di sisi BPR terjadinya tren peningkatan pada penyaluran DPK yaitu tumbuh sebesar 23,46% (yoy) atau senilai Rp234,39 miliar. Grafik.3DPK Perbankan Konvensional Tabel.4 DPK Perbankan Syariah Total DPK (K) % g.konven (yoy) Total DPK (S) % g.syariah (yoy) Triliun Rp ,68 16,39 12,92 4,48 I II III IV I II III IV I II III IV YoY % Miliar Rp ,36 527, ,41 16, I II III IV I II III IV I II III IV YoY (%) Sumber: LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah Dilihat dari jenis simpanannya, seluruh komponen DPK perbankan konvensional mengalami tren pelambatan dimana deposito mengalami pelambatan tertinggi dibandingkan giro dan tabungan. Masing-masing komponen yaitu giro, tabungan dan depositotercatat mengalami pertumbuhan sebesar 1,13% (yoy), 2,84% (yoy) dan 1,71% (yoy), melambat dari triwulan III 214 dimana masing-masing tumbuh sebesar 12,48% (yoy), 11,35% (yoy) dan 17,83%

28 (yoy).sementara itu masing-masing komponen DPK perbankan syariah di periode laporan mengalami pertumbuhan signinifikan dimana tabungan dan depositotumbuh sebesar 8,63% (yoy) dan 33,38% (yoy) dibanding triwulan III 214 yang mengalami kontraksi sebesar 37,77% (yoy) dan 13,86% (yoy). Di sisi giro perbankan syariah, tercatat sebesar 3,34% (yoy) pada triwulan IV 214, meningkat dari 9,67% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan komposisi DPK, tabungan di perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki komposisi terbesar mengingat produk tabungan adalah jenis DPK yang paling mudah dalam persyaratan dan carapengambilannya. Tabel.3Pangsa DPK Perbankan di Kalimantan Tengah Giro Tabungan Deposito 22,12 23,43 54,46 Sumber:LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Berdasarkan Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia, kredit perbankan di Kalimantan Tengah di periode laporan adalah Rp17,54 triliun atau tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dari periode sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,29% (yoy). Disisi perbankan konvensional, terlihat adanyapelambatan yang terkonfirmasi dengan melambatnya indikator kredit dari 17,3% (yoy) pada triwulan IV 213 menjadi 3,68% (yoy) pada periode laporan. Sejalan dengan hal itu, jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah juga mengalami pelambatan pada periode laporan yaitu mencapai Rp665,33 miliar atau tumbuh 7,8% (yoy), melambat dari 51,69% (yoy) pada triwulan IV-213. Disisi BPR, penyaluran kredit dan pembiayaan tercatat sebesar Rp187,14 miliar atau tumbuh sebesar 29,35% (yoy).

29 Grafik.5Kredit Perbankan Konvensional Tabel.6Pembiayaan Perbankan Syariah Total Kredit (K) % g.konven (yoy) Total Pembiayaan (S) % g.syariah (yoy) Triliun Rp ,28 16,87 17,3 3,68 I II III IV I II III IV I II III IV YoY % Miliar Rp ,16 51,79 I II III IV I II III IV I II III IV 665, ,8 YoY (%) Sumber: LBU KPw BIProv.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BIProv.Kalimantan Tengah Pada kredit konvensional, komposisi penyaluran kredit berdasarkan penggunaan pada triwulan IV 214 masih didominasi oleh kredit konsumsi.sejak tahun 212 kredit konsumsi menjadi jenis kredit yang paling mendominasi di Kalimantan Tengah. Pada periode laporan, pangsa kredit konsumsi mencapai 42,1% atau Rp7,1 triliun, kemudian diikuti kredit investasi 32,36% atau Rp5,4 triliun dan kredit modal kerja sebesar 25,64% atau Rp4,28 triliun. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama kredit modal kerja dan kredit konsumsi yang masing-masing adalah -4,25% (yoy) dan 15,38%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya -4,35% (yoy) dan 14,64% (yoy). Khusus untuk kredit investasi, tren perlambatan masih berlanjut hingga triwulan IV 214, dimana pada triwulan III 214 mengalami kontraksi sebesar -3,14% dan melambat kembali menjadi -3,31% (yoy) di triwulan IV 214. Grafik.7Pangsa Kredit Perbankan Konvensional Grafik.8 Pembiayaan Perbankan Syariah Modal Kerja Investasi Konsumsi K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi 43,3 25,45 Triliun Rp ,1 6,75 5,39 5,4 4 31,53 2 4,16 4,28 I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Berdasarkan penyebaran kredit ke kabupaten/ kota, Kotawaringin Timur masih menjadi kota dengan penyerapan kredit terbesar di Kalimantan Tengah yakni sebesar 38,56%. Diikuti Palangka Raya yang menyerap 31,15%dan Kotawaringin Barat sebesar 9,%.

30 3.2 Intermediasi dan Risiko Perbankan Fungsi intermediasi perbankan Kalimantan Tengah tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan konvensional pada triwulan IV 214 yang mencapai 13,53%. LDR yang masih terjaga pada level ini didorong oleh akselerasi pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan DPK. Kemudian, Non Performing Loan (NPL) kredit yang disalurkan perbankan Kalimantan Tengah dapat dipertahankan pada level yang rendah, hal ini mengindikasikan bahwa kualitas kredit dapat dijaga dengan baik. Tingkat NPL gross perbankan Kalimantan Tengah pada periode laporan sebesar 1,18%. Hal ini mencerminkan usaha perbankan dalam menyeleksi calon debitur sudah dianggap cukup optimal sehingga repayment capacity atau pengembalian kewajiban semakin meningkat. Kondisi perbankan syariah menunjukan kondisi yang cukup optimal yang terlihat dari Financing to Deposito Ratio (FDR) sebesar17,94% dannon Performing Financing (NPF) yang berada pada level 4,58%. Secara umum, kondisi risiko kredit perbankan di Kalimantan Tengah baik konvensional maupun syariah masih cukup terkendali yang tercermin dari NPL dan NPF yang masih di bawah 5% dan kondisi DPK yang masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, khususnya perbankan konvensional. Grafik.7Pangsa Kredit Perbankan Konvensional Grafik.8 Pembiayaan Perbankan Syariah LDR (%) NPL (%) FDR (%) NPF (%) ,49 9,77 1,33 1,18 I II III IV I II III IV I II III IV 2, 1,5 1,, ,58 153,64 3,82 17,94 I II III IV I II III IV I II III IV 5, 4,5 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Perkembangan Suku Bunga Perbankan Konvensional Suku bunga kredit bank umum konvensional terutama kredit investasi dan kredit modal kerja di wilayah Kalimantan Tengah berada pada periode laporan menunjukkan tren meningkat (Grafik

31 1.9) yaitu masing-masing sebesar 1,24% dan 14,2%, naik dari triwulan III 214 yang mencapai 9,62% dan 12,69%, Hal ini sejalan dengan stance kebijakan moneter yang cenderung ketat. Meskipun demikian, suku bunga kredit konsumsi mengalami penurunan pada triwulan IV 214 yaitu 13,46% dari 13,69% di triwulan sebelumnya. Grafik.9Suku Bunga Kredit Perbankan Konvensional Grafik4Suku Bunga DPK Perbankan Konvensional K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi 14,2 13,69 12,69 13,46 1,24 9,62 I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Suku Bunga (%) Giro Tabungan Deposito 8 7 7,53 7, ,2 1,98 2 1,86 1 1,96 I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah 3.3 Stabilitas Sistem Keuangan Ketahanan Sektor UMKM Penyaluran kredit perbankan Kalimantan Tengah kepada UMKM pada triwulan IV 214 mengalami peningkatan Rp 4,84triliun lebih tinggi dibanding triwulan III 214 sebesar Rp4,74 triliun. Namun demikian, sejalan dengan pertumbuhan total kredit di Kalimantan Tengah, pertumbuhan kredit UMKM juga mengalami pelambatan dari semula 17,89% (yoy) menjadi 17,66% (yoy). Disamping itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit juga mengalami sedikit melambat pada periode laporan yaitu 27,87% dari 27,97%. Grafik 4.3Pangsa dan Pertumbuhan Kredit UMKM Rp Triliun Kredit UMKM Share thd Total Growth % ,74 4, ,97 27, ,89 17, I II III IV I II III IV I II III IV % 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5 - Grafik4.4 NPL Kredit UMKM NPL UMKM NPL Kredit 3,12 2,84 1,33 1,18 I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah

32 Apabila dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM di Kalimantan Tengah masih didominasi kredit modal kerja yang komposisinya mencapai 74,45%. Sisanya sebesar 25,55% digunakan untuk kredit investasi. Kondisi ini memang sesuai dengan sifat UMKM yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin usahanya.sektor perdagangan hotel dan restaurant (PHR) menjadi pangsa terbesar dari penyaluran kredit UMKM perbankan. Secara keseluruhan, risiko kredit UMKM Kalimantan Tengah yang tercermin dari NPL cenderung meningkat pada periode laporan yakni sebesar 2,84% dari 2,44% pada triwulan IV 214, namun masih dibawah level indikatif 5%. Hal ini menggambarkan bahwa ketahanan sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan baik pada triwulan ini. Ketahanan Sektor Rumah Tangga Pada triwulan IV 214, kredit konsumsi di Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp6,31 triliun menjadi Rp7,46 triliun. Kualitas kredit konsumsi juga masih terjaga pada di level yang kondusif tercermin dari rasio NPL yang mencapai,75%. Dari sisi penggunaannya, tercatat kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna mengalami peningkatan di periode laporan yaitu dari Rp1,33 triliun dan Rp3,9 triliun, meningkat menjadi Rp1,74 triliun dan Rp5,39. Kualitas KPR dan kredit pada periode laporan tercatat sebesar1,61% dan,39%. Sementara itu, terjadinya pelambatan pada kredit kepemilikan kendaraan bermotor dan rumah toko dengan tingkat NPL yang masih rendah, hanya kendaraan kepemilikan bermotor yang mengalami kenaikan NPL dari,24% pada triwulan IV 213 menjadi,29% pada periode laporan Grafik 4.5NPL Kredit Konsumsi Grafik4.6 Penggunaan Kredit Konsumsi Kredit Konsumsi % NPL Konsumsi Rumah Tinggal Apartemen Rumah Toko Thousands ,32 7,47,64,75 I II III IV I II III IV I II III IV ,9,8,7,6,5,4,3,2,1 - RP Triliun Kendaraan Multiguna Lainnya I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Grafik 4.7NPL Penggunaan Kredit Konsumsi

33 6,% 5,% 4,% 3,% 2,% 1,%,% NPL Rumah Tinggal NPL Apartemen NPL Rumah Toko NPL Kendaraan NPL Multiguna NPL Lainnya 5,49% 4,76% 2,69% 1,48% 1,61%,29% I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah Berdasarkan hasil Survei Konsumen, diperoleh infomasi bahwa pada triwulan IV 214 perkiraan posisi pinjaman untuk durasi 6 bulan mendatang diperkirakan masih membaik sebagaimana tercermin oleh indeks yang masih berada pada kisaran di atas 1 (Grafik 4.9). Hal ini sejalan dengan perbaikan kualitas kredit konsumsi rumah tangga, khususnya KPR dan Multiguna. Sementara itu, pendapatan rumah tangga per bulan yang digunakan untuk pembayaran cicilan mengindikasikan arah yang meningkat. Hal ini sesuai dengan jenis penggunaan penghasilan rumah tangga yang mengalami peningkatan untuk penggunaan cicilan (Grafik 4.8) Grafik 4.8Penggunaan Penghasilan Rumah Tangga % Konsumsi Cicilan Pinjaman Tabungan ,8 29,2 7 21,1 22, ,1 48,5 1-1 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 214 Sumber: Survei Grafik4.9 Ketahanan Keuangan Rumah Tangga Perkiraan posisi pinjaman 6 bln mendatang dibandingkan saat ini (indeks) Rata-rata penda[patan / bln untuk kebutuhan R. Tangga dan cicilan (indeks) Indeks % 141,7 138,1 132,7 122,2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 214 Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalimantan Tengah 3.4 Perkembangan Sistem Pembayaran Pada triwulan IV214, total transaksi tunai dan non tunai di Provinsi Kalimantan Tengah menunjukan kondisi yang cukup kondusif, walaupun secara tahunan menunjukan sedikit perlambatan.aliran uang kartal masuk (inflow) dan aliran uang kartal keluar (outflow) dari Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Kalimantan Tengah serta sistem pembayaran non tunai baik

34 melalui kliring dan RTGS cukup mampu dalam menunjang aktivitas perekonomian Kalimantan Tengah. Grafik.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalimantan Tengah(Tunai Non Tunai) MiliarRp Total Transaksi g-transaksi (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV % Pertumbuhan Sumber: Kantor PerwakilanBank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Transaksi Tunai Total perputaran aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selama triwulan IV214adalah Rp3.448,1 miliar, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2.91,33 miliar. Namun demikian, dari sisi pertumbuhan secara tahunan, aliran uang kartal mengalami pelambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitutumbuh sebesar 1,88% (yoy) dari 5,78% (yoy). Sesuai dengan tren sebelumnya, aliran uang di Kalimantan Tengah didominasi oleh aliran outflow yaitu lebih banyak jumlah uang yang keluar dari KPw BI Prov.Kalteng.Total aliran uang masuk (inflow) selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp393,17miliar atau meningkat sebesar 39,67% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp634,64miliar atau tumbuh sebesar 7,87% (yoy). Sementara itu, di sisioutflow tercatat mengalami peningkatan pada periode laporan yaitu Rp3.54,84miliar dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2.257,68 miliar. Namun dari sisi pertumbuhan cenderung mengalami penurunan pada triwulan laporan yaitu mengalami kontraksisebesar 1,55%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,21% (yoy).

35 Miliar Rp Grafik.3 Perkembangan Transaksi Tunai Total g-total Transaksi Tunai I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah % Grafik.4Perkembangan Transaksi Inflow&Outflow % 3 g-inflow g-outflow I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I IIIIIIV I II IIIIV Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah Pada triwulan laporan, jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah Kalimantan Tengah cenderung mengalami penurunan yaitu 15 lembar 42 lembar pada triwulan sebelumnya. Uang palsu yang dilaporkan ini berasal dari penukaran uang di loket Bank Indonesia, kas keliling, loket perbankan, setoran perbankan, maupun yang dilaporkan masyarakat atau ditemukan oleh pihak Kepolisian. Transaksi Non-Tunai Terkait dengan tugas BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI memfasilitasi terselenggaranya transaksi non tunai (non-cash transaction). Transaksi keuangan secara non tunai pada triwulan laporan tercatattumbuh sebesar 2,1%(yoy) atau menurundibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai1,62% (yoy). Adapun total nilai transaksi non tunai yang terdiri dari transaksi kliring dan RTGS selama triwulan IV214 tercatat sebesar Rp6.725,64miliar atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp6.989,33miliar. Perkembangan transaksi pada SKNBImenunjukan peningkatan namun di sisi RTGS mengalami pelambatan. Grafik.5Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalimantan Tengah Miliar Rp g-non Tunai (yoy) g-non Tunai (qtq) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw Bank Indonesia Prov.Kalimantan Tengah % Pertumbuhan

36 Transaksi Kliringdan Real Time Gross Settlement (RTGS) Transaksi kliring pada triwulan laporan tercatat sebanyak lembar warkat dengan nilai transaksi sebesar Rp521,13 miliar atau tumbuh sebesar 2,72%(yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 13,5%. Di sisinilai transaksi, tercatat meningkat dibandingkan periode sebelumnya yaitu menjadi 25,43% (yoy) dari -24,5% (yoy) Grafik.6Perkembangan Nilai Kliring Grafik.7Perkembangan Warkat Kliring Script Nilai g-kliring Warkat g-kliring Nilai Value (Biilon Rp) % % 5. amount of sheet - I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I II IIIV* Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah 1 I II IIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I II IIIIV I IIIIIIV I II IIIIV I IIIIIIV I II IIIV* Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah -5-1 Grafik.8 Perkembangan Total RTGS 8. Total RTGS g-value 6 Billion Rp % Growth Miliar Rp Grafik.9 Perkembangan RTGS In & Out 6. Net In 5. From/Keluar To/Masuk I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Sumber: KPw BIProv.Kalimantan Tengah Nilai transaksi total RTGS pada triwulan laporan tumbuh sebesar,43% (yoy) atau menjadi Rp6.24,51 miliar melambatdibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp6.588,83 miliar atausebesar 13,84% (yoy). TransaksiRTGS keluar Kalimantan Tengah tercatat meningkat dari sisi nilai namun melambat dari pertumbuhannya yaitu di periode laporan tercatat sebesar Rp1.828,86 miliar meningkat dari Rp1.564,15 miliar, sementara dari sisi pertumbuhan melambat dari 31,31% (yoy) di triwulan III 214 menjadi 15,67% (yoy) pada periode

37 laporan.sementara itu, nilai RTGS masuk pada periode laporan adalah sebesar Rp4.146,38 miliar atau tumbuh 3,5% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4.788,3miliar atau tumbuh1,32% (yoy). Dengan demikian, secara netto terdapat aliran dana non tunai masuk ke Kalimantan Tengah sebesar Rp2.317,52 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 14,67% (yoy),melambat dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang mencapai Rp3.223,88miliar atau tumbuh positif 2,38% (yoy). Adapun aktivitas pembayaran melalui transaksi RTGS di wilayah Kalimantan Tengah mayoritas terjadi di bankbank yang beroperasi di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas, dimana sekitar 85%-nya berlangsung di Kota Palangka Raya.

38 Realisasi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah meningkat di triwulan IV APBD Provinsi Kalimantan Tengah Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 214 menunjuukan peningkatan yang cukup baik apaibla dibandingkan realisasi pelaksanan anggaran pada periode yang sama tahun anggaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah No.3 Tahun 214 tanggal 3 September 214 tentang Perubahan APBD TA.214 dan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No.32 Tahun 214 tanggal 3 September 214 tentang Penjabaran Perubahan APBD TA.214 dilakukan perubahan APBD dengan rincian sebagai berikut : Tabel.4 APBD Provinsi Kalimantan Tengah 214 NO URAIAN APBD P TA.213 APBD P TA.2142 APBD TA Pendapatan 2,73,453,5,. 3,164,139,12,. 3,463,6,,. 2 Belanja 3,236,743,389,435. 3,453,343,953,374. 3,652,64,714, Surplus/(Defisit) (56,289,889,435.) (289,24,833,374.) (188,464,714,929.) 4 Pembiayaan Netto 56,289,889, ,24,833, ,464,714,929. (dalam Rupiah) Sumber: Biro Keuangan Prov. Kalteng Pada tahun 214 terdapat kenaikan target pendapatan dan belanja daerah APBD Provinsi Kalimantan Tengah dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan target pendapatan daerah meningkat15,88% dari Rp2,7 triliun (213) menjadi Rp3,16 triliun. Sedangkan pada sisi belanja daerah juga mengalami peningkatan sebesar 6,69% dari Rp3,23 triliun (213) menjadi Rp3,45 triliun pada tahun 214. Dalam rangka percepatan penyerapan anggaran, sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia telah dibentuk Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPA) sejak tahun 212 sebagai upaya pengendalian penyerapan anggaran. Diharapkan melalui TEPA penyerapan anggaran lebih maksimal dan berkualitas dari tahun ke tahun. Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan APBD TA.214 yang mengakibatkan belum optimalnya realisasi anggaran antara lain : 1. Adanya perubahan asumsi makro APBN-P TA. 214 yang membuat defisit anggaran semakin tinggi dan adanya pemotongan anggaran. 2. Terdapat pengurangan/ pemblokiran pagu sebagai langkah penghematan anggaran, sehingga terdapat penundaan proses revisi anggaran sebagai akibat adanya revisi pemotongan/ pemblokiran anggaran.

39 3. Terdapat permasalahan penganggaran, yaitu kurangnya keterlibatan daerah dalam penyusunan anggaran yang berdampak pada kegiatan yang tumpang tindih serta kegiatan yang tidak sesuai rencana kerja. 4. Diperlukan peningkatan kompetensi pengelola keuangan, termasuk peningkatan kompetensi IT. 5. Kurangnya jumlah SDM pelaksana pengadaan barang/jasa yang bersertifikat. Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV-214 Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 214 per 31 Desember 214 secara keseluruhan telah mencapai Rp3.129,99 miliar atau 98,92% dari target sebesar Rp3.164,14 miliar. Berdasarkan komponennya, kenaikan nilai realisasi pendapatan terjadi pada seluruh komponen pendapatan daerah. Peningkatan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari Rp1.93,58 miliar (213) menjadi Rp1.253,69 miliar (214), Peningkatan realisasi juga terjadi pada pajak daerah dari Rp ,83 juta (213) menjadi Rp1.87,63 miliar (214), demikian pula realisasi retribusi daerah dari Rp7.574,7 juta (213) menjadi Rp9.45,87 juta (214). Sedangkan komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah meningkat dari Rp87.432,34 juta (213) menjadi Rp ,79 juta (214). Tabel.5 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah NO URAIAN ANGGARAN REALISASI % ANGGARAN REALISASI % 1 PENDAPATAN DAERAH 2,73,453,5,. 2,89,16,133, ,164,139,12,. 3,129,993,38, PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,46,981,744,984. 1,93,58,529, ,244,99,115,823. 1,253,696,717, PAJAK DAERAH 926,717,46,. 973,244,83, ,116,695,33,. 1,87,63,497, Pajak Kendaraan Bermotor 182,212,46,. 21,336,15, ,796,2,. 236,116,31, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 36,155,,. 312,654,7, ,682,65,. 329,4,491, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 438,,,. 449,827,128, ,8,,. 453,151,277, Pajak Air Permukaan 35,,. 426,985, ,48,. 687,774, RETRIBUSI DAERAH 7,22,82,. 7,574,7, ,515,85,5. 9,45,876, Retribusi Jasa Umum 1,44,25,. 1,42,168, ,566,812,5. 1,528,112, Retribusi Jasa Usaha 5,688,365,. 6,117,632, ,854,169,75. 7,492,513, Retribusi Perizinan Tertentu 74,25,. 54,9, ,823,25. 25,25, HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 25,23,651, ,328,651, ,76,679, ,775,553, LAIN - LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 87,857,813,5. 87,432,346, ,18,3, ,244,79, Sumber: Biro Keuangan Prov. Kalteng (dalam Rupiah) Berdasarkan prosentase realisasi tahun anggaran 214, realisasi PAD secara umum mencapai 1,7% lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 14,45%, yang terdiri atas realisasi Pajak sebesar 97,4% dan Retribusi sebesar 16,22%. Komponen Retribusi

40 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 15,16%, sedangkan komponen Pajak mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mampu mencapai 15,2%. Pada tahun anggaran 214, rasio kemandirian daerah 1) menunjukkan peningkatan dari 38,93% (213) menjadi 4,5% (214). Peningkatan rasio ini menunjukkan adanya peningkatan upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam membiayai pembelanjaannya di suatu tahun anggaran tertentu. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah menunjukkan bahwa suatu daerah semakin mandiri dalam pembiayaan keuangan daerahnya. Tabel.3 Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan 214 NO JENIS DANA TRANSFER PAGU REALISASI % 1 Dana Alokasi Khusus 688,455,5,. 673,973,542, Dana Alokasi Umum 9,78,557,392,. 9,78,557,392, Dana Bagi Hasil 2,96,979,41,32. 1,82,693,68, a. Dana Bagi Hasil Pajak 591,52,838, ,8,925, b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1,55,458,562,438. 1,173,579,692, Dana Penyesuaian 944,85,51,. 947,81,842, a. Dana Bantuan Operasional Sekolah 283,614,665,. 286,611,456, b. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 28,281,4,. 28,281,4,. 1. c. Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD 632,98,986,. 632,98,986,. 1. (dalam Rupiah) Sumber: Secara umum, realisasi Dana Perimbangan hingga triwulan IV-214 lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu. Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 97,9%, Dana Alokasi Umum mencapai 1%, Dana Bagi Hasil mencapai 86,82% dan Dana Penyesuaian mencapai 1,32%. Berdasarkan pos, realisasi tertinggi pada pos Dana Bagi Hasil Pajak mencapai 19,35% dan yang paling rendah adalah realisasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang hanya mencapai 77,95%. Realisasi Belanja Daerah Realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan IV- 214, sebesar Rp3.228,62 miliar atau sebesar 93,49% dari target Rp3.453,34 miliar. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya mencapai 9,5% atau sebesar Rp2.929,3 miliar. Pada tahun 214, berdasarkan komponennya realisasi tertinggi pada komponen belanja tidak langsung yaitu sebesar 93,94% atau mencapai Rp1.485,16 miliar, sementara realisasi belanja langsung tercatat sebesar 93,12% atau mencapai Rp1.743,46 miliar. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 213, dimana komponen 1) Rasio kemandirian daerah (desentralisasi fiskal) merupakan perbandingan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan daerah secara keseluruhan, semakin tinggi rasio yang dimiliki maka semakin mandiri daerah tersebut.

41 belanja langsung merupakan yang tertinggi angka realisasinya mencapai 93,79%, sedangkan realisasi belanja langsung hanya mencapai 87,%. Tabel.4 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah NO URAIAN ANGGARAN REALISASI % ANGGARAN REALISASI % 2 BELANJA 3,236,743,389,435. 2,929,38,18, ,453,343,953,374. 3,228,626,443, BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,565,873,59,732. 1,362,247,836, ,581,27,315,. 1,485,163,86, Belanja Pegawai 48,215,484, ,963,316, ,423,167, ,752,142, Belanja Subsidi 19,163,3,. 13,579,962, ,77,812,72. 13,78,62, Belanja Hibah 35,887,525, ,21,489, ,356,64,. 332,468,113, Belanja Bantuan Sosial 69,94,73, ,463,822, ,762,445,. 7,21,615, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov./Kab./Kota dan Pemdes 589,498,593,1. 485,973,439, ,79,895,. 527,398,944, Belanja Bantuan keuangan Kpd Prov./Kab.Kota dan Pemdes 167,992,311, ,94,127, ,162,886, ,846,272, Belanja Tidak terduga 5,211,645,827. 1,152,678, ,164,467, ,936, BELANJA LANGSUNG 1,67,869,798,712. 1,567,6,343, ,872,316,638,373. 1,743,463,357, Belanja Pegawai 78,364,822, ,96,96, ,621,597,42. 71,261,13, Belanja Barang dan Jasa 62,344,751, ,34,999, ,443,24, ,759,114, Belanja Modal 972,16,225, ,794,437, ,251,836, ,443,14, (dalam Rupiah) Sumber: Biro Keuangan Prov. Kalteng Berdasarkan fungsinya, realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan IV-214 sebagian besar untuk Pelayanan Umum (48%), Perumahan dan Fasilitas Umum (23%), Pendidikan (1%) dan Ekonomi (9%). Hal ini sesuai dengan informasi Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa berdasarkan realisasi belanja SKPD yang mempunyai realisasi tinggi khususnya pada SKPD SKPD Pelayanan Umum, antara lain Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas Sosial. Gambar.1 Realisasi Belanja Daerah berdasarkan Fungsi Tahun 214 Kesehatan 7% Pariwisata dan Budaya 1% Pendidikan 1% Perumahan dan Fasilitas Umum 23% Perlindungan Sosial 1% Pelayanan Umum 48% Lingkungan Hidup Ekonomi % 9% Sumber: Ketertiban dan Ketentraman 1% Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah

42 Realisasi belanja pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan IV- 214 mencapai Rp6.637,85 miliar. Total realisasi anggaran belanja kabupaten/kota terhadap total target anggaran kabupaten/kota pada tahun 214 baru mencapai 53,34%. Tabel.5 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Kabupaten/Kota NO LOKASI Target Belanja 214 Realisasi 214 * (Rp Miliar) (Rp Miliar) % 1 Kabupaten Kapuas 1,288, , Kabupaten Barito Utara 789, , Kabupaten Barito Selatan 824,383 44, Kabupaten Kotawaringin Timur 1,235,81 826, Kabupaten Kotawaringin Barat 1,3, , Kabupaten Katingan 1,114,662 51, Kabupaten Seruyan 869,74 336, Kabupaten Sukamara 585, , Kabupaten Lamandau 6, , Kabupaten Gunung Mas 748, , Kabupaten Pulang Pisau 716,53 384, Kabupaten Murung Raya 898,53 515, Kabupaten Barito Timur 73, , Kota Palangkaraya 1,12,33 558, JUMLAH 12,445,28 6,637, (dalam Rupiah) *data sementara November 214 Sumber: Berdasarkan kabupaten/kota yang memiliki prosentase realisasi belanja terbesar adalah Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 66,92%, diikuti oleh Kabupaten Murung Raya sebesar 57,42%, dan Kabupaten Kapuas sebesar 57,37%. Sementara Kabupaten Seruyan menjadi kabupaten dengan realisasi terendah sebesar 38,72%, disusul Kabupaten Katingan sebesar 45,2%. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mendorong peningkatan penyerapan anggaran adalah melalui pembentukan Tim Evaluasi Penyerapan Anggaran (TEPA) yang melibatkan seluruh kabupaten/kota diharapkan dapat meningkatkan upaya penyerapan anggaran belanja sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah.

43 BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Secara umum, perkembangan ketenagakerjaan diprovinsikalimantan TengahpadatriwulanIV 214menunjukkanbahwa kondisi perekonomian masih cukup kondusif dalam menopang aktivitas bisnis. Berdasarkan hasil rilis terakhir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 214 adalah mencapai orang atau meningkat 2,88% (yoy)dari periode Agustus 213 yang berjumlah orang. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 214 sebesar 3,24%, mengalami kenaikan dibanding TPT Agustus 213 dan Februari 214 yang mencapai masingmasing 3,% dan 2,71%. Tabel 5.6 Perkembangan Penduduk Berdasarkan Jenis Kegiatan Utama No Jenis Kegiatan Utama Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus 1 Penduduk usia >15th Angkatan Kerja Bekerja Penganggur Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( 73,79 69,9 72,63 68,5 72,93 68,56 5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 2,71 3,17 1,82 3, 2,71 3,24 6 Pekerja tidak penuh Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Secara sektoral, mayoritas penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan di periode laporan, tercatat hanya sektor industri dan sektor lainnya (sektor pertambangan, LGA, angkutan dan keuangan) yang mengalami perlambatan. Secara historis, penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi di sektor pertanian sejalan dengan sektor utama daerah Kalimantan Tengah yaitu perkebunan kelapa sawit dan karet, dimana pada periode laporan memiliki penyerapan sebesar 53,11% atau meningkat 1,52% dibandingkan bulan Februari 214. Peningkatan ini mengimbangi perlambatan yang terjadi di sektor industri dan sektor lainnya yang memiliki penyerapan sebesar 2,98% dan 9,96% atau menurun sebesar,55% untuk industri dan,6% untuk sektor lainnya dibandingkan bulan Februari 214..Tabel 5.2 Pangsa Kegiatan Utama Penduduk Berdasarkan Sektoral No Jenis Kegiatan Utama Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus 1 Pertanian 53,46 55,41 53,8 52,7 51,59 53,11 2 Industri 2,51 2,59 2,14 2,97 2,98 2,43 3 Konstruksi dan Bangunan 4,7 4,74 4,33 4,19 4,96 4,32 4 Perdagangan 13,31 13,63 14,2 13,86 14,25 15,49 5 Jasa Kemasyarakatan 15,3 13,36 14,62 13,96 16,26 14,62 6 Lainnya 1,98 1,26 1,9 12,31 9,96 1,2 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

44 Berdasarkan status pekerjaan utama, sebagian besar angkatan kerja di Kalimantan Tengah terserap di sektor informal 2. Secara historis di 3 (tiga) tahun terakhir, pangsa pekerja di Kalimantan Tengah yang memiliki status pekerjaan utama formal dan informal yang relatif stagnan yaitu ±39,75% dan ±6,25%. Namun demikian, semenjak di tahun 212 adanya tren peningkatan penduduk yang bekeja di sektor formal dibandingkan informal, terlihat dengan adanya peningkatan pangsa pekerjaan formal dari tahun ke tahun. Tabel 5.3Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan (%) No Jenis Kegiatan Utama Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus 1 Berusaha Sendiri 15,7 17,53 17,89 21,1 18,84 23,11 Berusaha dibantu buruh tidak 2 tetap/buruh tidak dibayar 21,8 18,55 19,43 17,33 18,63 15,5 Berusaha dibantu buruh 3 tetap/buruh dibayar 3,1 3,35 2,91 3,26 2,22 3,51 4 Buruh/karyawan/pegawai 36,28 36,13 34,58 37,37 38,68 37,13 5 Pekerja bebas di pertanian 1,8 1,6 1,54 1,32 1,22 1,49 6 Pekerja bebas di non pertanian 1,36 1,58 2,64 2,25 2,54 1,96 7 Pekerja tidak dibayar 22,4 21,81 21,3 17,46 17,8 17,27 Formal 39,38 39,48 37,49 4,63 4,9 4,64 Informal 6,63 6,53 62,53 59,37 59,3 59,33 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Selanjutnya, optimisme masyarakat di bidang ketenagakerjaan terus membaik sejalan dengan perekonomian Kalimantan Tengah yang cukup kondusif di triwulan IV-214. BerdasarkanhasilSurveiKonsumen(SK),indeksketersediaan lapangan kerjadikalimantan TengahpadatriwulanIV214mencapai 157,7ataumeningkatdibandingkantriwulansebelumnyasebesar117,5.Peningkataninimencerminkan pandanganoptimisrumahtangga terhadapketersediaan lapangankerjaditriwulaniv214(grafik5.1). Disamping itu dengan adanya kenaikan UMR yang terjadi di setiap tahunnya, ikut mendorong optimisme masyarakat untuk bekerja di Kalimantan Tengah. Berdasarkan data rilis BPS, UMP Provinsi di Kalimantan Tengah pada tahun 214 adalah Rp1,72 juta atau meningkat 11% dari tahun 213 yang berjumlah Rp1,53 juta. 2 Status pekerjaan informal adalah pekerja yang mempunyai status selain sektor formal yaitu berusaha di bantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai

45 Grafik5.1Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Indeks Ketersediaan lapangan kerja , , Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 214 Grafik5.2 Perkembangan UMR Provinsi Kalteng Rp Juta Kalimantan Tengah , 1.553, , 1.134, , ,1 765, * Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kalteng Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Disamping itu, meningkatnya realisasiinvestasidikalimantan Tengah ikut mendorong peningkatanpenyerapan tenagakerjadikalimantan Tengah. Pada triwulan IV 214, total realisasi PMA mencapai US$26,91 ribu dengan 5 realisasi proyek, meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai US$243,11 ribu dengan 29 realisasi proyek. Di sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), pada periode laporan mencapai Rp29,59 miliar dengan realisasi 2 proyek, meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp15,79 miliar dengan realisasi 4 proyek. Hal tersebut terkonfirmasi dengan pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Kalimantan Tengah pada triwulan IV- 214 yang tercatat sebesar 4,48% (yoy) atau meningkat dari 3,32% (yoy) pada triwulan III 214, terutama pada industri makanan dan industri kayu-gabus. Kontribusi sektor industri ini sangat memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan pekerjaan KESEJAHTERAAN Kondisi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah antara lain diukur dengan pendekatan Nilai Tukar Petani (NTP) - yang menggambarkan tingkat kesejahteraan petani atas kegiatan produksi yang dilakukan, serta profil kemiskinan - yang menujukkan banyaknya penduduk yang memiliki tingkat pengeluaran di bawah kategori garis kemiskinan. Pada triwulan IV 214, kesejahteraan masyarakat cenderung melambat namun tetap kondusif dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Hal tersebut terkonfirmasi melalui penurunan yang terjadi pada Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan. Pada triwulan IV 214 ini, Nilai Tukar Petani Kalimantan Tengah tercatat sebesar 98,42% atau turun 2,14 % dari triwulan sebelumnyayang mencapai 1,56. Penurunan NTP di bulan Desember 214disebabkan oleh indeks yang dibayarkan petani lebih besar dibandingkan indeks yang diterima oleh petani. Hal ini tersebut mencerminkan bahwa adanya peningkatan pengeluaran petani di Kalimantan Tengah terutama untuk konsumsi dan/atau memproduksi pertanian dibandingkan penerimaan yang diperoleh dari kegiatan bertani. Turunnya NTP ini karena didorong oleh naiknya tekanan harga-harga di tingkat pedesaan sebagaimana tercermin

46 dari tingkat inflasi (yoy) di pedesaan dibandingkan dengan triwulan lalu. Tingkat inflasi pedesaan di Kalimantan tengah pada triwulan laporan berada pada angka 2,22% (mtm) dan 8,77% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang memilik,72 % (mtm) atau 5,11 % (yoy). Namun demikian, Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen pada triwulan IV 214 yang diperoleh dari hasil Survei Konsumen menunjukkan adanya peningkatan yaitu 148,1 dari 135,8 sehingga level optimisme masyarakat Kaliamantan Tengah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui penghasilan yang didapatkan masih tergolong baik. Tabel 5.4Perkembangan NTP Keterangan Tw I-214 Tw II-214 Tw III-214 Tw IV-214 Indeks harga yang diterima pertani 111,59 112,47 113,36 114,77 Indeks yang dibayar petani 18,89 111,1 112,72 116,61 Konsumsi rumah tangga 11,13 112,69 114,45 118,31 Bahan makanan 11,53 114,6 116, 118,69 Makanan jadi 19,8 111,6 113,64 114,41 Perumahan 17,82 19,9 111,76 113,6 Sandang 17,94 18,25 111,66 113,28 Kesehatan 18,7 19, ,42 Pendidikan. rekreasi dan olah raga 16,44 17,77 19,77 11,45 Transportasi dan komunikasi 113,75 114,95 115,89 133,64 Pengembangan Modal 14,64 15,59 16,89 11,46 Bibit 11,11 11,5 12,64 13,6 Obat-obatan dan pupuk 14,42 15,36 16,87 16,21 Sewa lahan. pajak dan lainnya 1,68 11,57 12,54 12,9 Transportasi dan komunikasi 113,2 114,46 115,43 138,34 Penambahan barang modal 14,73 15,71 16,68 17,92 Upah buruh tani 12,95 13,58 15,12 16,52 Nilai Tukar Petani 12,49 11, ,42 Nilai Tukar Usaha Pertanian 16,64 16,51 16,5 13,9 1, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1,, -1, Grafik5.3 Inflasi Pedesaan (%) 8, year-on-year 5,11 month-to-month 2,, Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Grafik 5.4Perkembangan NTP Indeks Ekspektasi Pengahasilan ,8 148,1 1 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 214 Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kalteng Sampai dengan bulan September 214, jumlah penduduk miskin yang merupakan gabungan dari kota dan desa di Kalimantan Tengah mencapai orang atau 6,7% dari total penduduk di Kalimantan Tengah, menurun dibandingkan periode bulan Maret 214 yang mencapai orang atau 6,23%. Sementara itu, garis kemiskinan di Kalimantan Tengah pada September 214 sebesar Rp atau mengalami peningkatan sebesar 4,2% dibandingkan dengan garis kemiskinan bulan Maret 214 yaitu sebesar Rp

47 Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan juga yang sebelumnya menunjukkan tren yang menurun sedikit membaik pada triwulan laporan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin masih cenderung mendekati garis kemiskinan. Sejalan dengan kondisi tersebut, ketimpangan pengeluaran penduduk miskin yang cenderung meningkat sebagaimana terindikasi dari Rasio Gini 3 (Grafik 5.6). Kondisi demikian menjadi early warning bagi pemerintah daerah untuk terus berupaya dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja serta pengoptimalan belanja daerah untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang mampu meningkatkan aktivitas perekonomian. Grafik 5.5Perkembangan Kemiskinan di Kalteng Kota Desa Kota+Desa Mar Sep Mar Sep Mar Sep ,43,41,39,37,35,33,31,29,27,25 Grafik5.6 Indeks Gini Kalimantan Tengah Indonesia,41,413,35, Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah 3 Indikator pada Indeks Gini adalah semakin mendekati 1 maka semakin besar ketimpangan dalam distribusi pendapatan

48 Bab. 6 ProspekPerekonomian Daerah Perekonomianmakro regional Kalimantan Tengah padatahun 215diperkirakanakantumbuhlebihtinggi. Inflasiakan akan mendapatkan tekanan lebih tinggi akibatpengalihansubsidi BBM yang dilakukanpemerintahpusat ProspekEkonomiMakro Regional TabelProyeksiPertumbuhanEkonomiDunia Proyeksi PDB Dunia Negara Maju Amerika Serikat Kawasan Eropa Jepang Negara Berkembang Tiongkok India Emerging Market Lainnya Perekonomiandunia di tahun 215 diperkirakanmasihakanterusmembaik, didorongpemulihanekonomi di AmerikaSerikat yang diperkirakanakansemakintinggi di tahun 215. Sementaraitupertumbuhanekonominegaraberkembangmasihterhambat trend perlambatanekonomitiongkok.perlambatanekonomitiongkokdanmelimpahnyastokkomoditas k.perlambatanekonomitiongkokdanmelimpahn SDA di pasarduniadiperkirakanakanmembuathargakomoditas SDA di pasarduniasemakinmelemah. TabelProyeksiEkonomiNasional

49 Pertumbuhanekonominasionalp nasionalpadatahun 215 diperkirakanakanberadapadaangka 5,4-5,8% (yoy). Trend penurunanhargakomoditas SDA di pasardunia yang diperkirakanmasihterjadipadatahun 215 danbelummembaiknyasektorpertambangan mineral pascadiberlakukannya UU Minerbaakanmendorongperekonomiannasionalbergerakdengankecenderunganmenurun. nasionalbergerakdengankecenderunganmenurun. GrafikPerkembanganEkspektasiKonsumen Perekonomian Kalimantan Tengah padatahun 215 diperkirakanakanmeningkatberadapadakisaran Peningkatanjumlahpembangunaninfrastrukturpadatahun 215 seiring 7,2%-7,7%. program pengalihansubsidi BBM danpembangunanproyekkeretaapibarangpengangkutbatubara yang akandilakukanpada semester 2 tahun 215 akanmenjadifaktorpendorongpertumbuhanekonomi Kalimantan Tengah di tahun 215. SementaraitumulaiberoperasinyaduaPembangkitListrikTenagaUap itlistriktenagauap di SampitdanBangkanaiakanmeningkatkanrasioelektrifikasi di Kalimantan Tengah danmendorongtumbuhnyasektorpengolahan di Kalimantan Tengah. Disisi lain optimisme yang ditunjukanolehkonsumenpadakondisiperekonomiantahun tercermindalamindeksekspekta amindeksekspektasikonsumen 215 yang (IEK) diperkirakanakanmendorongpeningkatankonsumsirumahtanggapadatahun 215.

50 ProyeksiInflasi Mencermatiperkembanganinflasiterkinidan tracking beberapaindikatorharga, makainflasi Kalimantan Tengah padatahun 215 diperkirakansecaratahunanberada di kisaran5% ± 1%(yoy). Berikut trackingpotensidanresikoinflasipadatahun 215 berdasarkankelompokdisagregasinya : Volatile food Anomalicuaca yang diperkirakanakanberlangsunghinggabulanmaret 215 dikhawatirkandapatmengganggupasokankomoduitaspanganstrategis di awaltahun 215. Adanya event PemilihanUmumGubernurdanWakilGubernur Kalimantan Tengah yang akanberlangsungpadatahun 215 diperkirakanakanmendorongpeningkatanpermintaan. Disisi lain proyekketahananpangan yang digagasolehpemerintahpusatdanpemerintahdaerahdenganrencanapenanaman 1 Hektarlahanuntuktanamanpanganakanmeningkatkanketahananpangan di Kalimantan Tengah. Administered Price Wacana Kebijakan menaikanharga TTL dan HET LPG 3 kg di awaltahun 215 menjadipotensiterjadinyainflasidarisisi administered price. Sementaraitudihapuskannyasubsidi BBM jenis premium dan Kebijakan subsiditetapuntuk BBM jenis solar dapatmenjadipotensiterjadinyainflasikarenasaatiniharga BBM di dalamnegeribergerakmengikutipergerakanhargamiyakduniasehinggarawanterjadinya shock. Core AdanyaeksepektasidarikenaikanUpah Minimum Provinsi (UMP) padaawaltahun 215 dapatberpotensimempengaruhihargajualkarenameningkatnyabiayaproduksi. Trend melemahnyanilaitukar rupiah terhadapdolardiawaltahun 215 akanmenngkatkanresikoterjadinyakenaikanhargabarang-barangimpordariluarnegeri.

51 BOKS IMPLEMENTASI PASAR PENYEIMBANG DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFLASI 214 TPID Kalimantan Tengah telah mengimplementasikan sebuah program dalam pengendalian inflasi yang dinamakan Pasar Penyeimbang. Program tersebut dilaksanakan sejak tahun 213 hingga saat ini, dan terus diupayakan efektivitas penerapannya oleh TPID Kalimantan Tengah. Tahun 214 menjadi tantangan tersendiri bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah dalam melaksanakan tugas sebagai tim pengendalian inflasi di daerah. Beberapa program pemerintah pusat dari sisi inflasi administered prices (inflasi disebabkan kebijakan pemerintah) cukup memberikan andil besar bagi laju inflasi Kalimantan Tengah. Kenaikan Tarif Dasar Listrik Berkala, kenaikan harga LPG, dan kenaikan harga BBM merupakan kebijakan pemerintah pusat yang terjadi pada tahun 214. Namun demikian faktor musiman, yakni hari besar keagamaan dan tahun ajaran baru sekolah juga memiliki andil yang besar dalam mendorong tekanan inflasi di Kalimantan Tengah. Harga BBM yang mengikuti harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap dollar menyebabkan sulitnya untuk memprediksi potensi tekanan inflasi administered prices ke depan. TPID Kalimantan Tengah terus berupaya melakukan pengendalian harga dari komponen disagregasi inflasi lainnya, yakni inflasi volatile foods dan inflasi inti. Implementasi pasar penyeimbang (stationer/tetap dan mobile) menjadi salah satu alternatif program yang diimplementasikan pada tahun 214, di samping beberapa program lainnya seperti : operasi pasar dan sidak ke pasar utama. Program terbaru dari TPID Kalimantan Tengah pada tahun 214, yaitu kandang dinas (buffer stock daging ayam ras), dan pengembangan komoditi bawang merah.

52 SIDAK : Gubernur Kalteng beserta TPID Prov. Pasar Penyeimbang (Program TPID Kalimantan Tengah) melakukan kegiatan monitoring Pasar Penyeimbang Grafik Event Analysis Inflasi Sepanjang Tahun 214 Sumber : BPS (diolah) Efektivitas penerapann Pasar Penyeimbang terlihat dari menurunnya tekanan inflasi pada bulan Juli 214 yang merupakan Bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Secara bulanan, tekanan Inflasi bulan Juli 214 sebesar,32%(mtm) lebih rendah dibandingkan bulan Juli 213 sebesar 2,33%(mtm). Andil inflasi kota tahun 214 adalah Kota Sampit (,51%), sementara andil Kota Palangka Raya sebesar,22%. Andil kedua kota tersebut lebih rendah dari bulan yang sama pada tahun 213, yakni Kota Sampit sebesar 2,66%, sedangkan Kota Palangka Raya sebesar Rp2,9%. Apabila dilihat dari sisi kelompok pembentuk inflasi, keberadaan Pasar Penyeimbang mampu merubah tekanan inflasi bahan makanan di Kota Palangka Raya menjadi deflasi pada periode menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 214. Namun demikian, terjadinya deflasi di Kota Palangka Rayaa tidak diikuti kelompok bahan makanan di Kota Sampit yang masih persentase andil inflasi sebesar 15,38%. Grafik Andil Kota Inflasi di Kalimantan Tengah Periode Menjelang Hari Raya Idul Fitri Grafik Persentase Andil Kota Inflasi Periode Menjelang Hari Raya Idul Fitri

53 Sumber : BPS (diolah) Implementasi Pasar Penyeimbang di Kalimantan Tengah mampu menunjukkan pengaruf positif dalam pengendalian harga. Periode penyelenggaraan Pasar Penyeimbang telah tepat sasaran untuk mengantisipasi lonjakan harga akibat faktor musiman inflasi secara umum, yakni masa-masa menjelang hari raya keagamaan. Namun demikian, perlu menjadi catatan penting bagi program pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah, yaitu belum sejalannya implementasi program antara satu kota inflasi dengan kota inflasi lainnya sehingga terjadi arah pergerakan harga yang berbeda dari komoditas tertentu. TPID Kalimantan Tengah diharapkan terus mengembangkan program-program unggulannya baik dari perbaikan proses kerja, strategi waktu sampai dengan perluasan wilayah implementasi program. Di samping itu, kerjasama antar daerah baik di dalam provinsi maupun antar provinsi dalam pemenuhan sisi permintaan dan penyaluran sisi penawaran perlu dikembangan sehingga daerah yang defisit komoditas dapat ditutup oleh daerah yang surplus komoditas. Sama halnya ketika terdapat daerah yang surplus komoditas maka dapat disalurkan kepada daerah defisit komoditas sehingga harga tetap stabil.

54 BOKS DAMPAK PENYESUAIAN ADMINISTERED PRICE PADA DAYA SAING DAN IKLIM INVESTASI DAERAH Latar Belakang Perubahan kebijakan strategis administered price (antara lain BBM dan TTL) mempunyai implikasi pada para pelaku usaha secara langsung. Penerapan kebijakan tersebut berdampak pada persepsi para pelaku usaha khususnya pada daya saing bisnis dan iklim investasi di daerah. Melalui survei ini diharapkan dapat mengetahui lebih dalam perilaku dan respon para pelaku usaha pada perubahan kebijakan administered price tersebut serta langkah pelaku usaha dalam operasional bisnisnya. Analisa Hasil Quick Survei 4 1) Dampak Penyesuaian Kebijakan BBM (Bahan Bakar Minyak) - Penggunaan BBM terhadap biaya operasional perusahaan relatif kecil, yaitu berkisar antara 1% - 5%. Selain itu, sebagian besar perusahaan tidak menggunakan BBM bersubsidi dan menggunakan BBM tarif industri. Sehingga perusahaan belum merasakan dampak dari adanya penyesuaian harga BBM tersebut. - Sejak BBM mengalami kenaikan pada 18 November 214, sebanyak 57% responden menyatakan telah menaikkan harga jual antara 15% - 2% sebagai respon untuk mempertahankan tingkat margin. Kenaikan harga jual dilakukan dalam kurun waktu paling cepat 1 minggu (14%) atau 2 minggu (5%). Dampak langsung kenaikan BBM tersebut khususnya pada biaya transportasi atau biaya logistik perusahaan. 12% Ya Tidak 1% 8% 43% 57% 6% 4% 57% 2% 43% % Kenaikan harga jual Penurunan Harga Jual Tabel 1. Penyesuaian Harga Jual Terhadap Kenaikan/ Penurunan Harga BBM harga BBM dengan harga pasar. 6% 5% 4% 5% Kenaikan harga jual Kenaikan/ penurunan harga BBM bersubsidi 3% tidak mempengaruhi penjualan 21% seluruh perusahaan, penurunan penjualan 2% 14% 14% lebih dipengaruhi oleh daya beli konsumen serta 1% 7% 7% kompetisi dan persaingan lini bisnis % sejenis. Sebanyak 53% responden % menyatakan setuju dengan adanya rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian Tabel 2. Respon Waktu Kenaikan/ Penurunan Harga BBM Penurunan Harga Jual 43% 14% 29% 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu tidak menjawab 4 Metodologi pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui penyampaian kuesioner dan wawancara langsung pada pelaku usaha contact liaison, yaitu 14 contact yang tersebar pada sektor ekonomi unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu : sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa jasa terkait isu damak penyesuaian administered proce (bahan bakar minyak, dan tarif tenaga listrik) terhadap daya beli, daya saing dan iklim investasi.

55 - Sementara ketika BBM mengalami penurunan harga per 1 Januari 215 dari Rp. 8.5/liter ke Rp. 7.6/liter, responden menyatakan tidak menurunkan harga jual (57% responden), atau jika melakukan penyesuaian penurunan harga jual akan dilakukan dalam waktu yang cukup lama yaitu 4 minggu kemudian (45%). - Reaksi perusahaan terhadap kemungkinan adanya kenaikan/ penurunan BBM direspon dengan menyesuaikan harga jual mengikuti perkembangan harga pasar (57%), menjual dengan harga yang lebih tinggi untuk mengantisipasi jika sewaktu waktu terjadi kenaikan (7%) dan mematok harga jual tertinggi dan terendah (7%). Sisanya (29%) menyatakan melakukan efisiensi dan penyesuaian harga dari distributor). - Akibat adanya penyesuaian harga BBM, baik kenaikan maupun penurunan, menyebabkan berbagai dampak yang berbeda pada perusahaan. Sebagian besar responden (57%) menyatakan bahwa kenaikan BBM menyebabkan margin terpangkas karena adanya kenaikan beban biaya perusahaan dan berdampak pada penjualan akibat adanya fluktuasi harga BBM yang terjadi. 7% 29% 7% 57% Menjual dengan harga tinggi Harga disesuaikan terhadap pasar Mematok HET dan Harga Terendah Lain-lain 1% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% % 14% 86% 93% 7% % % Ya Tidak tidak dijawab 57% 57% 36% 36% 7% 7% Tabel 3. Reaksi terhadap Kenaikan/ Penurunan Harga BBM Daya Saing Investasi Margin Penjualan Tabel 4. Dampak Kenaikan/ Penurunan Harga BBM - Meskipun daya saing sebagian besar responden (86%) tidak terganggu dengan adanya kebijakan BBM tersebut, namun mereka melakukan efisiensi sebagai strategi agar mempertahankan tingkat margin. Selain itu mereka melakukan kegiatan promosi dan strategi pemasaran lainnya untuk mempertahankan daya saing. Kebijakan penyesuaian harga BBM juga tidak mempengaruhi pada rencana investasi (93%), karena investasi merupakan rencana yang telah dilakukan perusahaan sebagai respon adanya kenaikan permintaan ataupun tuntuntan teknologi inovasi. Selain itu keputusan rencana investasi perusahaan lebih bergantung pada tingkat laba perusahaan, potensi pasar serta memperhatikan nilai tukar. 2) Dampak Penyesuaian Kebijakan TTL (Tarif Tenaga Listrik)

56 - Penggunaan listrik merupakan salah satu komponen utama bagi perusahaan. Seluruh responden menggunakan tenaga listrik dalam melakukan usaha meskipun dalam skala yang berbeda beda. Responden di sektor jasa menggunakan listrik dalam pangsa yang lebih besar (antara 25% -35%) jika dibandingkan dengan sektor industri pengolahan (15% -25%). - Adanya kenaikan TTL dirasakan cukup berdampak bagi perusahaan, mengingat besarnya porsi biaya energi listrik pada komponen biaya produksi. Sebagian besar responden (57%) menyatakan rata rata biaya energi listrik dalam biaya produksi adalah 1% - 15%. - Sebagian besar responden (57%) menyatakan tidak setuju dengan adanya kebijakan tarif listrik otomatis yang mengikuti pergerakan inflasi, harga minyak dunia dan nilai tukar. Kebijakan yang diterapkan sejak 1 Januari 215 tersebut dinilai akan menambah beban biaya operasional perusahaan serta adanya ketidakpastian dalam penyusunan rencana bisnis perusahaan. Hal ini dinilai akan menghambat operasional bisnis perusahaan. Reaksi perusahaan terhadap adanya kenaikan/ penurunan TTL direspon dengan menyesuaikan harga jual mengikuti perkembangan harga pasar (36%), mematok harga jual tertinggi dan terendah (21%) dan melakukan efisiensi (43%). - Kebijakan TTL tidak mempengaruhi penjualan perusahaan, hal ini dinyatakan oleh sebagian besar (86%) responden yang menyatakan bahwa harga jual perusahaan tidak mengalami perubahan akibat perubahan TTL tersebut. Demikian juga dengan tingkat permintaan konsumen yang relatif stabil (tidak terpengaruh). Meskipun tidak mempengaruhi tingkat penjualan, namun penyesuaian harga TTL tersebut berdampak langsung pada tingkat margin. Sebagian besar responden (71%) menyatakan bahwa margin berkurang akibat peningkatan biaya produksi. Setuju Tidak Setuju 57% 43% 43% 36% Harga disesuaikan terhadap pasar Mematok HET dan Harga Terendah Lain-lain 21% Tabel 5. Reaksi terhadap Kenaikan/ Penurunan Harga BBM Kebijakan Tarif Tabel 6. Reaksi terhadap Kenaikan/ Penurunan TTL - Untuk menghadapi penyesuaian TTL tersebut, perusahaan tidak akan mengubah harga jual secara langsung, namun akan dilakukan secara bertahap. Disamping itu beberapa strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi penggunaan energi listrik serta melakukan pemangkasan hadiah produk/ kompensasi lainnya. Adanya kebijakan TTL tersebut juga tidak mempengaruhi pada daya saing perusahaan, hal ini dinyatakan

57 oleh 86% perusahaan. Demikian pula tidak berpengaruh pada keputusan rencana dan realisasi investasi perusahaan, yang dinyatakan oleh 86% perusahaan. 12% Ya Tidak 1% 8% 29% 6% 86% 79% 86% 4% 2% % 71% 14% 21% 14% Daya Saing Investasi Margin Penjualan 3) Kesimpulan dan Rekomendasi Tabel 6. Dampak Kenaikan/ Penurunan TTL Kesimpulan berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan kepada para pelaku usaha antara lain : - Pangsa penggunaan BBM terhadap biaya operasional perusahaan relatif kecil, sehingga para pelaku usaha belum merasakan dampak dari adanya penyesuaian harga tersebut. - Para pelaku usaha cenderung bersikap rigiditas (kaku) terhadap harga jual yaitu merespon kenaikan harga BBM dengan penyesuaian harga jual, namun ketika terdapat penurunan harga BBM tidak serta merta direspon dengan penurunan harga. Selain itu waktu penyesuaian harga dilakukan lebih cepat ketika ada kenaikan harga BBM (dalam waktu 1 2 minggu) dan cenderung lama merespon pada penurunan harga BBM (> 4 minggu). - Mekanisme para pelaku usaha dalam penentuan harga tidak dominan dipengaruhi oleh harga BBM, sebagian besar pelau usaha menentukan harga berdasarkan pergerakan harga komoditas internasional (seperti karet dan CPO) serta mempertimbangkan biaya input (bahan baku). - Reaksi para pelaku usaha dengan adanya kenaikan/ penurunan BBM direspon dengan menyesuaikan harga jual mengikuti perkembangan harga pasar atau mekanisme pasar. Sebagian besar para pelaku usaha juga menyatakan bahwa margin usahanya terpangkas akibat adanya penyesuaian kebijakan BBM karena adanya kenaikan beban biaya perusahaan. - Terkait daya saing, pelaku usaha menyatakan bahwa daya saing perusahaan tidak terganggu (tetap stabil) dengan adanya kebijakan BBM tersebut. Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan efisiensi dan melakukan kegiatan promosi serta strategi pemasaran lainnya untuk mempertahankan daya saing. - Kebijakan penyesuaian harga BBM juga tidak mempengaruhi pada rencana investasi perusahaan karena investasi merupakan rencana yang telah dilakukan perusahaan sebagai respon adanya kenaikan permintaan ataupun tuntuntan teknologi inovasi. - Penyesuaian TTL berdampak bagi perusahaan, karena porsi biaya energi listrik cukup dominan pada komponen biaya produksi.

58 - Adanya perubahan tarif listrik secara otomatis sejak 1 Januari 215 dirasakan menyulitkan perusahaan, karena dinilai akan menambah beban biaya operasional perusahaan serta adanya ketidakpastian dalam penyusunan rencana bisnis perusahaan. Dalam jangka panjang akan diperkirakan akan menghambat operasional bisnis perusahaan. - Reaksi pelaku usaha terhadap adanya kenaikan/ penurunan TTL direspon dengan melakukan efisiensi sebagai suatu langkah pengehematan biaya operasional. Hal ini disebabkan karena perubahan TTL lebih mempengaruhi pada tingkat margin perusahaan daripada tingkat penjualan. Dengan adanya kenaikan TTL maka margin akan berkurang akibat peningkatan biaya produksi. - Terkait dengan daya saing dan iklim investasi, perubahan kebijakan TTL tidak mempengaruhi pada daya saing perusahaan, demikian pula tidak berpengaruh pada keputusan rencana dan realisasi investasi perusahaan. Rekomendasi secara umum kepada para pengambil kebijakan mengenai penyesuaian administered price adalah harus memperhatikan mengenai waktu yang tepat dalam pengambilan kebijakan strategis, serta prosentase kenaikan dan penurunan tarif. Karena pergerakan administered price berdampak langsung pada para pelaku usaha. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : - Dampak kenaikan harga BBM pada November 214 tidak dapat dinetralisir oleh kebijakan penurunan harga BBM pada Januari 215. Sehingga dampak kenaikan harga BBM tersebut masih memberikan dampak cukup besar pada tingkat inflasi. - Para pelaku usaha cenderung bersikap rigiditas terhadap harga jual, yaitu lebih cepat menyesuaikan pada kenaikan harga BBM dan cenderung lama merespon pada penurunan harga BBM. - Penyesuaian administered price baik BBM maupun TTL yang fluktuatif dinilai akan menghambat rencana bisnis operasional perusahaan karena muncul ketidakpastian dalam penentuan harga. Dalam jangka panjang akan diperkirakan akan menghambat operasional bisnis perusahaan. - Terkait daya saing dan iklim investasi, pelaku usaha merasa bahwa kemudahan perizinan dan perbaikan infrastruktur merupakan syarat utama dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan investasi. Sedangkan adanya penyesuaian administered price tidak mempengaruhi pada kedua hal tersebut.

59 BOKS Rasio Elektrifikasi Daerah dan Rencana Pengembangan Ketenagalistrikan Penyediaan listrik di Provinsi Kalimantan Tengah berada dalam sistem kelistrikan yang dikelola oleh PT. PLN Wilayah Kalselteng. Penyumbang pasokan listrik utama disediakan dari 2 sektor, yaitu sektor Asam Asam (PLTU Asam - Asam) berkapasitas 4 x 65 MW dengan bahan bakar utama batu bara dan sektor Barito (PLTA, PLTD, PLTG). Pembangkit sektor Barito terdiri dari PLTA Riam Kanan berkapasitas 3 x 1 MW, PLTD Tri Sakti, Kapupas, Barabai, Panangkalan dan Maburai serta PLTG Tri Sakti. Ketersediaan pasokan listrik tersedia dalam kondisi terbatas, khususnya jika mencapai beban puncak sebesar 55 MW karena hanya tersedia cadangan 18,5 MW dari total daya mampu Pembangkit sebesar 523,5 MW. SISTEM KUALA KURUN DM: 3. MW BP: 2.8 MW CAD:.2 MW SISTEM PURUKCAHU DM: 4.8 MW BP: 3.8 MW CAD:.1 MW Kab. Murung Raya SISTEM MUARA TEWEH DM: 8.7 MW BP: 7.7 MW CAD: 1. MW 12. SISTEM LAMANDAU DM:.4.5 MW Kab. Gunung Mas BP: 3.8 MW CAD:.7 MW SISTEM ISOLATED TERSEBAR DM: 18.5 MW D BP: 17. MW CAD: 1.5 MW Kab. Kotawaringin Timur 7 Kodya. Palangkaraya SISTEM BUNTOK DM: 1.9 MW D BP: 9.2 MW CAD: 1.6 MW D Kab. Barito Utara SISTEM KOTABARU Kab. Barito Kab. Barito Selatan DM: MW Kab. Kapuas Selatan Kab. Tabalong D BP: 1.35 MW CAD: 2.2 MW Kab. Barito D Kab. Lamandau Timur Kab. Barito Timur D Kab. HSU Kab. Balangan D Kab. Kotawaringin D Kab. Sukamara Barat D Kab. Katingan D Kab. HST D Kab. Katingan D Kab. Pulang Kab. HSS Kab. Kotabaru Kab. Pulang Pisau Kab. Kotawaringin Pisau Kab. Tapin Barat Kab. Seruyan D Kab. Barito Kuala % SISTEM SUKAMARA DM: 2.5 MW BP: 2.3 MW CAD:.2 MW D Kodya KodyaBanjarmasin Banjarmasin Kab. Banjar D KodyaBanjarbaru A Kab. Tanah Bumbu D D PLN Wil Kalse SISTEM PANGKALANBUN DM:31.25 MW BP: MW CAD: 4. MW SISTEM K. PEMBUANG DM: 3.1 MW BP: 2.9 MW CAD:.2 MW SISTEM BARITO DM: 523.5MW BP: 55. MW CAD: 18.5 MW Kab. Tanah laut U Sistem Interkoneksi: Sistem Barito Sistem Grid Isolated: 9 Sistem RE Kalsel RE Kalteng RE Total Tabel 1. Rasio Elektrifikasi

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 215 Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Triwulan I 215 7,82% (yoy) Pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] [Type the document title] 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER Photo by : Yuyus Sera. Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER Photo by : Yuyus Sera. Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER 2016 1 Photo by : Yuyus Sera KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya dan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan II 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan Edisi Agustus 217 Buku Kajian Ekonomi dan Regional ini Diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Jl. Mulawarman No. 123, Kota Tarakan 77117 No. Telp: 551-38 7777. Fax:

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook Oktober 2015

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook Oktober 2015 Rakordal KALTENG 2015 Kondisi Perekonomian Triwulan III dan Outlook 2015 19 Oktober 2015 Outline 1 Perekonomian Nasional PDB Inflasi Rupiah Outlook 2015 3 Perekonomian Proyeksi PDRB Target Inflasi Kalteng

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama, Palangka Raya dan Sampit Terjadi Deflasi 0,04 Persen dan 0,34 Persen No. 01/04/62/Th.X, 1 April Dari 82 kota pantauan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018 KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 218 Peran Dunia Usaha Dalam Menggerakan Ekonomi Rakyat Samarinda, 14 Maret 217 STRUKTUR EKONOMI KALTIM Seiring dengan booming harga komoditas yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/09/62/Th.XI, 4 September Selama tus, Palangka Raya Terjadi 0,12 Persen dan Sampit Terjadi Deflasi 1,09 Persen Dari

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/03/62/Th.XI, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama, Terjadi 0,27 Persen di Dua Kota, Palangka Raya dan Sampit. Dari 82 kota pantauan IHK

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah 1 ... 13... 14... 14... 17... 18... 22... 23... 24... 26...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci