Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah"

Transkripsi

1 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan II 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2015 ini dapat diselesaikan. Kajian ini disusun sebagai upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam memberikan informasi terkait perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di, baik untukstakeholders internal Bank Indonesia maupun eksternal. Kajian ini disusun berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber yang diperoleh melalui survei, liaison, dan kerjasama lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi dimaksud. Kami juga berharap agar kerjasama yang baik ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan di masa yang akan datang, serta kualitas kajian dapat terus ditingkatkan sehingga memberikan manfaat bagi seluruh stakeholders. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung kegiatan pembangunan di. Palangka Raya, 20Agustus 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Muhamad Nur Kepala Perwakilan 2 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...2 DAFTAR ISI...3 DAFTAR GRAFIK...5 DAFTAR TABEL...8 RINGKASAN UMUM Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Konsumsi Investasi Ekspor-Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Pertambangan Industri Pengolahan Inflasi Daerah Perkembangan Inflasi Inflasi Menurut Barang dan Jasa Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Menurut Kota Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Non Fundamental Fundamental Perbankan dan Sistem Pembayaran Kondisi Umum Perbankan Kajian Ekonomi Keuangan Regional

4 3.1.1 Kelembagaan Aset Perbankan Penghimpunan Dana Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Perkembangan Suku Bunga Perbankan Konvensional Stabilitas Sistem Keuangan Ketahanan Sektor Rumah Tangga Transaksi Tunai Transaksi NonTunai Transaksi Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Keuangan Daerah APBD Realisasi APBD Triwulan I Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Ketenagakerjaan Nilai Tukar Petani (NTP) Kemiskinan Prospek Ekonomi Makro Regional Prospek Pertumbuhan Ekonomi Prospek Sisi Permintaan Prospek Sisi Penawaran Prospek Inflasi Daerah Kajian Ekonomi Keuangan Regional

5 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Grafik 1.2 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.5 Proporsi Pendapatan Grafik 1.6 Kredit Konsumsi Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Grafik 1.8 Perkembangan PMA Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.10 Konsumsi Semen Kalimantan Tengah Grafik 1.11 Perkembangan Neraca Perdagangan Bersih Grafik 1.12 Perkembangan Neraca Perdagangan LN Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor CPO Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Batubara Grafik 1.17 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Ekspor Grafik 1.19 Perkembangan Volume Impor LN Grafik 1.20 Perkembangan Nilai Impor LN Grafik 1.21 Pangsa Negara Asal Impor Grafik 1.22 Pangsa Komoditas Impor Grafik 1.23 Andil Pertumbuhan Sisi Penawaran Grafik 1.24 Produksi TBS Kalimantan Tengah Grafik 1.25 Perkembangan Harga TBS Grafik 1.26 Produksi Karet Grafik 1.27 Perkembangan Harga Bokar Grafik 1.28 Produksi Padi Kalimantan Tengah Grafik 1.29 Perkembangan Kredit Pertanian Grafik 1.30 Produksi Batubara Kalimantan Tengah Grafik 1.31 Perkembangan Harga Batubara Internasional Grafik 1.32 Produksi Zircon Kalimantan Tengah Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Perbankan Grafik 1.34 Produksi CPO Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi Keuangan Regional

6 Grafik 1.35 Perkembangan Harga CPO Lokal Grafik 1.36 Produksi Indeks Industri Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Industri Grafik 2.1 Inflasi Bulanan Kalimantan Tengah dengan Nasional Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Tengah dengan Nasional Grafik 2.3 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Inflasi Nasional Grafik 2.4 Perbandingan Inflasi Tahun Berjalan Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah Grafik 2.6Inflasi Kumulatif Dua Kota Di Kalimantan Tengah per Kelompok Komoditas Grafik 2.7 Inflasi Kota-kota di Kalimantan Grafik 2.8 Inflasi Provinsi di Kalimantan Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Kalimantan Tengah Grafik 2.10 Kontribusi Inflasi Per Komponen Grafik 2.11 Perkembangan Hargaomoditas Bahan Makanan Mingguan Grafik 2.12 Kapasitas Produksi Terpakai terhadap Inflasi Grafik 2.13 Indeks Ekpektasi Harga (IEH) di Kalimantan Tengah Grafik 2.14 Indeks Pengeluaran Konsumen (IPK) Kalimantan Tengah Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah Grafik 3.3 DPK Perbankan Syariah Grafik 3.4 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.5 Pangsa DPK Triwulan Laporan Grafik 3.6 Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.7 Kredit Perbankan Syariah Grafik 3.8 Pangsa Kredit Perbankan Grafik 3.9 Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.10 Perkembangan Kualias Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.11 Perkembangan Kualitas Kredit Perbankan Syariah Grafik 3.12 Suku Bunga Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.13 Suku Bunga DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.14 Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.15 NPL Kredit UMKM Grafik 3.16 NPL Kredit Konsumsi Grafik 3.17 Penggunaan Kredit Konsumsi Grafik 3.18 NPL Penggunaan Kredit Konsumsi Grafik 3.19 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalimantan Tengah Grafik 3.20 Perkembangan Transaksi Tunai Kalimantan Tengah Grafik 3.21 Perkembangan Transaksi Inflow-Outflow Kajian Ekonomi Keuangan Regional

7 Grafik 3.22 Perkembangan nilai Kliring Grafik 3.23 Perkembangan Warkat Kliring Grafik 3.24 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.25 Perkembangan Nilai RTGS Grafik 5.1Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Grafik 5.3 Kegiatan Utama Pekerjaan Grafik 5.4 Porsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Grafik 5.5 Nilai Tukar Petani Grafik 5.6 Indeks Perubahan Harga Grafik 5.7 Angka Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Grafik 5.8 Pendapatan Per kapita (juta rupiah) Grafik 5.9 Perubahan Garis Kemiskinan Grafik 6.1 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Grafik 6.2 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Survey Konsumen Grafik 6.3 Perkembangan Harga batubara Internasional Grafik 6.4 Perkembangan Harga CPO Internasional Kajian Ekonomi Keuangan Regional

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Komponen Permintaan Tabel 1.2 Pertumbuhan Komponen Sektoral Tabel 2.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Tabel 4.1 Target APBD 2015 (dalam rupiah) Tabel 4.2 Realisasi APBD TwII-2015 (dalam miliar rupiah) Tabel 4.3Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Tabel 4.3Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan Tw II-2015 (dalam rupiah) Tabel 4.5 Realisasi Belanja Daerah (dalam miliar ruipah) Tabel 4.6 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Tabel 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Mitra Kajian Ekonomi Keuangan Regional

9 RINGKASAN UMUM Pertumbuhan Ekonomi Regional Perlambatan ekonomi terjadi pada triwulan II 2015 di Kalimantan Tengah, namun demikian tingkat pertumbuhannya masih cukup baik dibandingkan nasional maupun provinsi lain di Kalimantan Perekonomian Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan II Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar 6,98% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 7,70% (yoy). Melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu oleh melemahnya kinerja sektor utama. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 4,67% (yoy) dan provinsi lain diwilayah Kalimantan yang tumbuh rata-rata 2,31% (yoy). Perkembangan Inflasi Daerah Pada triwulan II 2015, inflasi Kalimantan Tengah terkendali pada level cukup rendah Inflasi Kalimantan Tengah terkendali pada level yang cukup rendah di triwulan II Inflasi pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 5,85% (yoy), atau relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan I 2015 sebsar 5,90% (yoy). Capaian ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 7,26% (yoy). Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Indikator perbankan dan sistem pembayaran di triwulan II 2015 menunjukan perlambatan namun cukup kondusif dalam mendukung perekonomian Kinerja sektor perbankan di pada triwulan II 2015 terpantau tumbuh dan masih cukup kondusif dalam mendukung perekonomian, meskipun mengindikasikan perlambatan. Hal tersebut tercermin dari indikator utama kinerja perbankan di Kalimantan Tengah yaitu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) 9 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

10 dan penyaluran kredit yang melambat masing-masing dari 7,02% (yoy) menjadi 4,31% (yoy) dan 11,82% (yoy) menjadi 6,16% (yoy). Pada triwulan II 2015, total transaksi tunai dan nontunai di tumbuh lebih tinggi sebesar 15,27% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,35% (yoy). Meningkatnya sektor perdagangan dan sektor penyediaan akomodasi makan dan minum pada triwulan laporan ikut mendorong perkembangan sistem pembayaran pada triwulan II Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Tengah tercatat sedikit melambat pada triwulan II 2015, namun secara siklikalitas masih menunjukan perkembangan kinerja yang baik Perkembangan realisasi APBD pada triwulan II 2015 tercatat sedikit melambat. Realisasi pada sisi pendapatan 50,85% dan sisi belanja 47,01% dari total APBD tahun Perkembangan APBD ini sedikit melambat jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang memilki penyerapan sebesar 52,59% untuk pendapatan dan 50,25% untuk belanja (Tabel 4.2). Meskipun demikian realisasi anggaran, khususnya belanja Provinsi Kalimantan Tengah merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan. Prospek Perekonomian dan Inflasi Perekonomian pada triwulan II 2015 diperkirakan berada di kisaran 6,36% - 6,86 (yoy), dengan laju inflasi pada kisaran 4,00-5,00% (yoy) Merujuk pada kondisi perekonomian saat ini dan mencermati prospek serta risiko kedepan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2015 diperkirakan akan stabil dengan kecenderungan melambat dibandingkan triwulan II Kajian Ekonomi Keuangan Regional

11 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2015 diperkirakan berada dalam kisaran 6.36% % (yoy). Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum diperkirakan berada dalam rentang 4,00% - 5,00% (yoy). Tekanan inflasi yang relatif tinggi diperkirakan akan dari kelompok volatile food dan administered prices, sementara kelompok inti diperkirakan akan relatif stabil. 11 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

12 TABEL INDIKATOR PEREKONOMIAN I 2015 II Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) Berdasarkan sektoral 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Berdasarkan permintaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Inflasi (%, yoy) INDIKATOR MAKRO EKONOMI REGIONAL Kota Palangka Raya Kota Sampit Kajian Ekonomi Keuangan Regional

13 PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN INDIKATOR I II Perbankan Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Triliun) Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit UMKM (Rp Triliun) Loan to Deposit Ratio (LDR) - (%) Non Performing Loan (NPL) Gross - (%) Sistem Pembayaran Transaksi Non Tunai (Rp Miliar) 19, , , , , RTGS (Rp Miliar) 18, , , , , Kliring (Rp Miliar) 1, , , Transaksi Tunai (Rp Miliar) 8, , , , , Kajian Ekonomi Keuangan Regional

14 BAB 1. EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomian Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan II Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar 6,98% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya.melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu oleh melemahnya kinerja sektor pertambangan. Disisi lain sektor pertanian tumbuh signifikan sehingga menahan penurunan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tercatat masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan laporan yang sebesar 4,67% (yoy) dan provinsi lain di Kalimantan. 14 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

15 1. Pertumbuhan Ekonomi Regional 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 6,98% (yoy), lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,70% (yoy). Meski melambat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 4,67% (yoy) dan provinsi lain di Kalimantan, dimana pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur pada triwulan II 2015 masing-masing tercatat sebesar 3,18% (yoy), 4,01% (yoy), -0,25% (yoy). Dari sisi sektoral, perlambatan utamanya akibat sektor pertambangan yang terkontraksi setelah tumbuh sangat tinggi pada periode sebelumnya.memburuknya kinerja pertambangan, khususnya batubara membuat ekspor Kalimantan Tengah tertahan. Grafik1.1Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Sumber : BPS, diolah 15 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

16 1.2 Sisi Permintaan Komponen Permintaan (yoy) *angka sementara **angka sangat sementara Sumber : BPS, data diolah Tabel1.1Pertumbuhan Komponen Permintaan Triwulan I* Triwulan II** 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.48% 4.88% 4.43% 3.86% 4.94% 5.14% 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7.89% 8.38% 9.08% 8.83% 1.90% 3.66% 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.83% 8.66% 6.64% 6.30% 17.37% 8.50% 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 10.85% 7.03% 3.86% 7.08% 7.84% 8.31% 5. Perubahan Inventori -8.45% 5.68% % % % 12.77% 6. Ekspor Luar Negeri 7.53% 7.94% 12.33% 2.79% 8.61% 11.05% 7. Impor Luar Negeri 8.16% 6.70% 5.22% 3.29% 7.73% 11.05% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.01% 6.87% 7.38% 6.21% 7.70% 6.98% Dari sisi permintaan atau pengeluaran, melambatnya perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terutama didorong oleh perlambatan komponen konsumsi pemerintah dan adanya peningkatan kegiatan impor.sementara itu untuk komponen lainnya tercatat mengalami peningkatan pada triwulan II 2015 (Tabel 1.1). Dilihat berdasarkan andilnya, komponen ekspor pada triwulan II 2015 menjadi komponen yang memberikan andil tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Ekspor pada triwulan laporan memberikan andil sebesar 4,92%. Disisi lain konsumsi LNPRT menjadi komponen sisi permintaan dengan andil terendah terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 0,05%. Sementara itu diketahui andil komponen lainnya pada triwulan II 2015 adalah sebesar 2,18% konsumsi RT, 3,62%, konsumsi pemerintah 1,35%, investasi 3,62% dan impor sebesar -5,59% (Grafik 1.2). Grafik1.2Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan Sumber: BPS, diolah 16 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

17 1.2.1 Konsumsi Pertumbuhan konsumsi pada triwulan II 2015 meningkat meski masih pada level terbatas.peningkatan terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga dan LNPRT, sementara konsumsi pemerintah tumbuh melambat.faktor pendorong konsumsi pada triwulan laporan diantaranya adalah peningkatan permintaan barang dan jasa saat Ramadhan dan adanya rangkaian perayaan ulang tahun Kalimantan Tengah yang melibatkan seluruh Kabupaten/Kota.Tertahannya laju perbaikan komponen konsumsi pada triwulan laporan disebabkan oleh adanya pelemahan pendapatan ekspor sebagai dampak masih rendahnya harga komoditas tambang dipasar global.sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi di berbagai daerah di Kalimantan Tengah juga cenderung melambat (Grafik 1.6). Konsumsi RT pada triwulan II 2015 meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode laporan konsumsi RT mengalami pertumbuhan sebesar 5,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya mencapai 3,99% (yoy). Sementara itu, meningkatnya konsumsi RT tercermin dari beberapa indikator seperti indeks keyakinan konsumen dari hasil survey konsumen (SK) Bank Indonesia dan indeks tendensi konsumen (ITK) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Palangka Raya pada triwulan laporan mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya, IKK triwulan II 2015 cenderung lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 (Grafik 1.4). Hal serupa dapat terlihat dari ITK BPS yang mengalami peningkatan di periode yang sama. ITK pada triwulan II 2015 meningkat tajam dari 94,98 pada triwulan I 2015 menjadi pada triwulan II 2015 (Grafik 1.3). Grafik 1.3Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: BPS, diolah 17 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

18 Grafik 1.5 Proporsi Pendapatan Grafik 1.6Kredit Konsumsi Konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat melambat dibandingkan periode sebelumnya. Konsumsi pemerintah pada triwulan II 2015 tumbuh sebesar 8,15% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 17,37% (yoy). Perlambatan yang terjadi pada komponen konsumsi pemerintah pada triwulan laporan disebabkan oleh mulai adanya transisi pemerintahan 1. Meski melambat pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat masih cukup tinggi, hal ini terkonfirmasi dari penyerapan belanja langsung APBD Provinsi Kalimantan Tengah yang telah mencapai 51,38%. Konsumsi LNPRT pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 0,64% (yoy). Adanya momen Pilkada Gubernur dan Bupati Kotawaringin Timur di akhir tahun 2015 turut mendorong kenaikan kegiatan lembaga non profit (LNPRT).Kenaikan kegiatan LNPRT yang cukup tinggi berimplikasi terhadap peningkatan nilai konsumsinya pada periode laporan Investasi Pada triwulan II 2015 nilai investasi Kalimantan Tengah yang dihitung dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I PMTB tercatat tumbuh sebesar 8,13% (yoy) atau melebihi capaian pada periode sebelumnya sebesar 6,19% (yoy). Andil PMTB terhadap PDRB juga meningkat sebesar 3,53% setelah pada periode sebelumnya hanya tumbuh sebesar 2,55%. Peningkatan PMTB pada triwulan II 2015 juga terkonfirmasi dari adanya kenaikan konsumsi semen di Kalimantan Tengah yang meningkat. Konsumsi semen Kalimantan Tengah pada periode laporan mencapai 142 ribu ton, atau meningkat sebesar 7,72% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 7,25% (yoy). Peningkatan konsumsi semen juga mengindikasikan bahwa pada triwulan II 2015 terdapat kenaikan jumlah pembangunan fisik gedung. 1 Gubernur Kalimantan Tengah A. Teras Narang pada Juli 2015 telah habis masa jabatannya dan pada akhir tahun akan diselenggarakan Pilkada Gubernur Kalimantan Tengah 18 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

19 Disisi lain, indikator penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) justru mengindikasikan ke arah yang berbeda. PMA dan PMDN Kalimantan Tengah pada periode laporan justru mengalami penurunan di banding periode sebelumnya. PMA Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tumbuh negative sebesar -68,47% (yoy) atau menurun semakin dalam dibanding periode sebelumnya yang tumbuh -47,00%. PMA Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar USD 42,1 juta. Hal yang sama juga terjadi pada PMDN Kalimantan Tengah, setelah pada periode sebelumnya mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai 456,02% (yoy) pada triwulan laporan justru mengalami penurunan sebesar -87,27% (yoy). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat PMDN Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 hanya mencapai Rp 70 milyar. Penurunan pertumbuhan PMA dan PMDN merupakan cerminan sikap investor yang cenderung wait and see menjelang adanya pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah pada akhir tahun Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Grafik 1.8 Perkembangan PMA Sumber: BKPM, data diolah Sumber: BKPM, data diolah Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.10Konsumsi Semen Kalimantan Tengah Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah 19 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

20 1.2.3 Ekspor-Impor Neraca perdagangan bersih 2 Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami defisit yang cukup dalam seiring menguatnya komponen impor. Neraca Perdagangan bersih Kalimantan Tengah pada peiode laporan mengalami defisit sebesar Rp 220 milyar. Berbeda dengan yang dialami neraca perdagangan bersih, neraca perdagangan LN Kalimantan Tengah pada periode laporan justru mengalami peningkatan surplus.surplus neraca perdagangan LN Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tercatat sebesar USD 335 juta. Grafik 1.11Perkembangan Neraca Perdagangan Bersih Grafik 1.12Perkembangan Neraca Perdagangan LN Sumber: BPS, data diolah Sumber: Bea cukai, data diolah Komponen ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tumbuh sebesar 11,05% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 8,61% (yoy). Peningkatan utamanya didorong oleh ekspor antar daerah, sejalan dengan meningkatnya sektor pertanian dan industri pengolahan.ekspor antar daerah CPO meningkat sejalan dengan perbaikan di subsektor perkebunan. Di sisi lain, ekspor luar negeri melambat, akibat memburuknya kinerja pertambangan batubara. Pada periode laporan, ekspor luar negeri melambat.dilihat berdasarkan komoditasnya, perlambatan ekspor LN Kalimantan Tengah di sebabkan oleh adanya penurunan ekspor komoditas batubara.menurunnya permintaan ekspor komoditas batubara masih dipengaruhi oleh belum membaiknya perekonomian India dan Tiongkok serta belum membaiknya harga komoditas tersebut di pasar dunia. Disisi lain peningkatan produksi TBS berdampak terhadap adanya kenaikan ekspor komoditas CPO luar negeri pada triwulan II Ekspor CPO Kalimantan Tengah pada triwulan laporan meningkat sebesar 47,89% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mencatatkan pertumbuhan negative sebesar -58,89% (yoy). Meningkatnya luas lahan produktif menjadi penyebab peningkatan ekspor CPO Kalimantan Tengah. 2 Neraca perdagangan bersih merupakan neraca perdagangan luar negeri ditambah neraca perdagangan antardaerah. 20 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

21 Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Sumber: Bea Cukai, data diolah Grafik 1.15Perkembangan Ekspor CPO Sumber: Bea cukai, data diolah Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Batubara Sumber: Bea Cukai, data diolah Sumber: Bea cukai, data diolah Berdasarkan pangsa komoditas ekspornya, komoditas batubara masih menjadi komoditas yang mendominasi ekpor Kalimantan Tengah pada triwulan II Pangsa batubara terhadap total ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mencappai 42,91% atau dengan nilai mencapai USD 155 juta. Negara India pada triwulan II 2015 masih menjadi negara tujuan ekspor dengan pangsa tertinggi untuk ekspor Kalimantan Tengah. Pangsa ekspor Kalimantan Tengah ke India mencapai 24,24% dari total ekspor Kalimantan Tengah. 21 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

22 Grafik 1.17 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Sumber: Bea Cukai, data diolah Grafik 1.18Pangsa Komoditas Ekspor Komoditas Pangsa (%) Sumber: Bea Cukai, data diolah Nilai (USD Juta) Batubara CPO Karet Zircon Lainnya Impor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I Impor Kalimantan Tengah pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 11,05% (yoy) atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,73% (yoy). Pertumbuhan impor Kalimantan Tengah pada triwulan laporan didorong oleh adanya peningkatan impor barang konsumsi yang berasal dari dalam negeri, sementara impor LN menurun. Penurunan impor luar negeri utamanya terjadi pada barang modal.kebijakan investor yang cenderung hanya menyelesaikan proyek investasi yang ada tanpa adanya penambahan proyek baru menjadi penyebab penurunan Impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan laporan. Berdasarkan pangsa negasa asalnya, impor LNKalimantan Tengah pada triwulan laporan masih didominasi oleh Malaysia. Pangsa impor Kalimantan Tengah yang berasal dari Malaysia pada triwulan II 2015 mencapai 83,45% dari total impor Kalimantan Tengah. Sementara berdasarkan komoditas, mesin untuk industri umum masih mendominasi jumlah barang terbesar yang diimpor oleh Kalimantan Tengah. Pangsa impor Kalimantan Tengah untuk mesin industri umum mencapai 45,36% dari total barang yang diimpor Kalimantan Tengah atau senilai USD 11,45 juta Grafik 1.19 Perkembangan Volume Impor LN Grafik 1.20 Perkembangan Nilai Impor LN Sumber: Bea Cukai, data diolah Sumber: Bea Cukai, data diolah 22 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

23 . Grafik 1.21 Pangsa Negara Asal Impor Sumber: Bea Cukai, data diolah Grafik 1.22 Pangsa Komoditas Impor Komoditas Sumber: Bea cukai, data diolah Pangsa (%) Nilai (USD Juta) Mesin Industri Umum Generator Pembangkit Peralatan Industri Metal Peralatan Industri Non Metal Lainnya Sisi Penawaran Tabel 1.2 Pertumbuhan Komponen Sektoral Triwulan I * Triwulan II ** 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.65% 2,62% 3.46% 6.71% 5.18% 7.00% 2 Pertambangan dan Penggalian 18.32% 11.07% 15.97% -2.87% 10.85% -1.30% 3 Industri Pengolahan 1.50% 5.39% 7.89% 12.16% 7.76% 8.70% 4 Pengadaan Listrik dan Gas 10.53% 12.03% 6.06% 16.07% 48.35% 36.42% 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.42% 5.34% 5.40% 4.47% 3.35% 4.31% 6 Konstruksi 5.25% 7.77% 3.08% 9.92% 7.25% 8.96% 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.10% 7.99% 4.29% 7.68% 8.97% 9.29% 8 Transportasi dan Pergudangan 3.80% 4.19% 11.52% 2.14% 14.39% 12.94% 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.95% 9.62% 6.00% 8.21% 7.73% 9.09% 10 Informasi dan Komunikasi 9.98% 9.76% 9.90% 12.08% 7.32% 6.05% 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 30.19% 13.52% 8.55% 6.66% 1.80% -0.07% 12 Real Estate 11.07% 8.21% 6.99% 7.11% 8.87% 7.74% 13 Jasa Perusahaan 10.17% 5.14% 7.76% 4.54% 7.52% 8.60% 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.45% 7.33% 7.00% 8.86% 6.30% 14.95% 15 Jasa Pendidikan 8.59% 8.89% 4.55% 9.67% 3.57% 9.18% 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.74% 9.74% 3.77% 8.86% 5.70% 9.36% 17 Jasa lainnya 4.54% 8.16% 4.98% 8.86% 7.19% 7.50% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.01% 6.87% 7.38% 6.21% 7.70% 6.98% *angka sementara **angka sangat sementara Sumber : BPS, diolah Sektoral (yoy) Berdasarkan sisi penawaran atau sektoral, perlambatan yang dialami perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terutama didorong oleh penurunan kinerja dari sektor pertambangan. Sementara itu pada sektor utama daerah lainnya seperti sektor pertanian dan industri pengolahan justru tumbuh meningkat pada triwulan laporan. Seiring penurunan yang terjadi pada sektor pertambangan, pada triwulan laporan juga tercatat sektor pertambangan memberikan andil negatif terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah sebesar -0,22%. Sementara itu sektor pertanian dan industri pengolahan pada periode laporan memberikan andil yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Sektor pertanian dan industri pengolahan memberikan andil masing-masing sebesar 1,52% dan 1,31% pada triwulan II Kajian Ekonomi Keuangan Regional

24 Grafik 1.23 Andil Pertumbuhan Sisi Penawaran Sumber: BPS, diolah Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan II 2015 mengalami akselerasi partumbuhan yang cukup signifikan. Pertanian pada periode laporan tumbuh meningkat sebesar 7,00% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,14% (yoy). Andil sektor pertanian juga tercatat mengalami peningkatan pada triwulan laporan sebesar 1,66% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar 1,25%. Dari dua subsektor utama pertanian yaitu perkebunan dan tabama mencerminkan adanya peningkatan produksi pada triwulan II Dari dua komoditas utama di subsektor perkebunan yakni tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan karet, keduanya mengalami kenaikan produksi pada periode laporan. Produksi TBS pada triwulan II 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 6,77% (yoy) atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar - 9,95% (yoy). Dari data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan (Disbun), produksi TBS pada triwulan II 2015 mencapai 9,44 juta ton. Trend perbaikan harga dan peningkatan luas lahan yang memasuki masa produktif menjadi pendorong utama peningkatan produksi TBS di triwulan II 2015 (Grafik 1.23). 24 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

25 Grafik 1.24Produksi TBS Kalimantan Tengah Grafik 1.25Perkembangan Harga TBS Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Produksi komoditas karet pada triwulan II 2015 juga mengalami peningkatan dibandingkan periode triwulan I Dari data Disbun, produksi karet pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 0,40% (yoy) atau meningkat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,16% (yoy) (Grafik 1.24). Secara agregat produksi karet Kalimantan Tengah pada periode laporan mencapai 67,16 ribu ton. Setelah mengalami trend penurunan sepanjang tahun 2014, pada semester I 2015 harga bongkahan karet (Bokar) di Kalimantan Tengah mulai mengalami perbaikan. Diketahui pada bulan Juni 2015 harga bokar yang diterima petani di Kalimantan Tengah mencapai Rp 14,4 ribu atau meningkat sebesar 5,49% (yoy). Perbaikan harga dan kondisi cuaca yang mendukung diindikasikan menjadi penyebab peningkatan produksi karet pada triwulan lapooran. Grafik 1.26Produksi Karet Kalimantan Tengah Grafik 1.27Perkembangan Harga Bokar Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Subsektor tabama pada triwulan laporan juga turut mengalami peningkatan. Kondisi peningkatan sektor tabama pada periode laporan tercermin dari adanya kenaikan produksi padi.program upaya khusus (upsus), peningkatan luas lahan dan pergeseran musim panen menjadi faktor pendorong peningkatan produksi padi pada periode laporan. Produksi padi Kalimantan Tengah pada triwulan II 25 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

26 2015 tercatat sebesar 289,20 ribu ton atau mengalami peningkatan cukup tinggi sebesar 139,91% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar -8,33% (yoy). Grafik 1.28Produksi Padi Kalimantan Tengah Grafik 1.29 Perkembangan Kredit Pertanian Sumber: Distanak Kalteng, data diolah Sementara kredit pertanian pada triwulan laporan justru mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya. Kredit pertanian pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan sebesar 4,68% (yoy) setelah pada periode sebelumnya tumbuh sebesar 7,95% (yoy). Secara nominal kredit perbankan yang diberikan kepada sektor pertanian adalah sebesar Rp milyar Sektor Pertambangan Sektor pertambangan pada triwulan II 2015 mengalami deselerasi partumbuhan yang cukup signifikan. Pertambangan pada periode laporan tumbuh negatif sebesar -1,30% (yoy), turun tajam dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh tinggi sebesar 11,99% (yoy). Pertumbuhan negatif sektor pertambangan pada periode laporan mengakibatkan sektor ini memberikan andil negatif sebesar 0,13% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Sampai dengan triwulan II 2015, sektor pertambangan di Kalimantan Tengah masih sangat bergantung pada kinerja komoditas batubara. Sementara itu, produksi mineral Kalimantan Tengah masih kecil karena terkendala minimnya fasilitas pengolahan yang beroperasi 26 Kajian Ekonomi Keuangan Regional menyebabkan keterbatasan produksi dari komoditas tambang mineral. Hingga saat ini, baru terdapat tujuh fasilitas pemurnian yang telah beroperasi di Kalimantan Tengah dan seluruhnya merupakan fasilitas pemurnian untuk komoditas zircon. Produksi batubara pada triwulan II 2015 tercatat mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya. Pertumbuhan batubara (Grafik 1.28) pada periode laporan tercatat sebesar 4,99% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan I ,19% (yoy). Pada periode laporan tercatat data produksi batubara berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 2,08 juta ton. Selain itu, harga komoditas batubara internasional hingga triwulan II 2015 masih dalam trend menurun (Grafik 1.29). Harga komoditas batubara

27 internasional pada periode laporan tercatat sebesar USD 52,87 per metric ton atau tumbuh negatif sebesar -12,86% (yoy). Grafik 1.30Produksi Batubara Kalimantan Tengah Grafik 1.31Perkembangan Harga Batubara Internasional Sumber: Distamben Kalteng, data diolah Sumber: Bloomberg, data diolah Sudah beroperasinya tujuh fasilitas pemurnian, belum mampu mengembalikan produksi zircon Kalimantan Tengah ke titik sebelum diterapkannya UU Minerba.Produksi zircon Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar ton. Dari sisi pertumbuhan, produksi zircon Kalimantan Tengah masih berada dalam kondisi penurunan sebesar -35,31% (yoy). Sementara dari sisi pembiayaan, kredit yang diberikan perbankan untuk sektor pertambangan Kalimantan Tengah juga mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Kredit sektor pertambangan Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tumbuh sebesar 47,75% (yoy) atau melambat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh mencapai 55,83% (yoy). Secara nominal, kredit sektor pertambangan tercatat sebesar Rp milyar. Grafik 1.32 Produksi Zircon Kalimantan Tengah Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Perbankan Sumber: Distamben Kalteng, data diolah 27 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

28 1.3.3 Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan pertumbuhan. Industri pengolahan pada periode laporan tumbuh sebesar 8.70% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 7,76% (yoy). Andil sektor industri pengolahan pada triwulan laporan mengalami peningkatan yakni sebesar 1,44% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Lebih lanjut, meningkatnya sektor industri pengolahan sejalan produksi CPO yang cenderung meningkat pada triwulan laporan. Berdasarkan data Disbun terdapat kenaikan produksi CPO pada triwulan II 2015 sebesar 38,11% (yoy) atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar -45,65% (yoy). Secara agregat produksi CPO Kalimantan tengah pada triwulan II 2015 mencapai 1,87juta ton. Peningkatan produksi CPO pada triwulan laporan disebabkan oleh adanya peningkatan luas lahan produktif pada tahun 2015.Sementara itu, harga CPO lokal Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2015 masih mengalami trend penurunan. Harga CPO lokal Kalimantan Tengah pada triwulanlaporan mengalami pertumbuhan negative sebesar -16,28% atau sebesar Rp 7,04 ribu. Peningkatan industri pengolahan juga terkonfirmasi dari sisi pertumbuhan Indeks Industri Manufaktur Besar dan Sedang serta Indeks Industri Manufaktur Kecil yang dirilis oleh BPS.Indeks tersebut menunjukan adanya peningkatan yang cukup tajam dari indeks industri manufaktur kecil sebesar 14,84% (yoy) pada triwulan laporan.peningkatan indeks industri manufaktur kecil pada triwulan laporan didorong oleh tingginya kegiatan industri di sektor makanan, minuman dan tekstil. Sementara indeks industri besar dan sedang pada periode laporan justru mengalami perlambatan sebesar 3,16% (yoy). Kurang sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan yang cenderung meningkat pada triwulan II 2015, kredit industri pengolahan justru mengalami penurunan. Kredit industri pengolahan pada triwulan II 2015 mengalami pertumbuhan negative sebesar -1,50% (yoy) atau menurun semakin dalam dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar -0,92% (yoy). Secara nominal kredit industri pengolahan di Kalimantan Tengah mencapai angka Rp milyar. 28 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

29 Grafik 1.34Produksi CPO Kalimantan Tengah Grafik 1.35 Perkembangan Harga CPO Lokal Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Grafik 1.36Produksi Indeks Industri Grafik 1.37Perkembangan Kredit Industri Sumber: BPS, data diolah 29 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

30 BOKS#1 Diagnosis Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif merupakan syarat utama dalam pembangunan ekonomi daerah.dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan perlu dilakukan kajian awal untuk mendiagnosa kendala dan hambatan kritikal suatu daerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif. Diagnosa awal terkait kendala dalam provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif merujuk pada kajian berjudul East Java Growth Diagnostic : Identifying Tehe Constraint to Inclusive Growth in I yang dilakukan Bank Dunia pada tahun Untuk melakukan diagnosa awal akan digunakan decission tree(grafik 1.) yang sudah umum digunakan untuk mendiagnosa hambatan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Metode ini juga dikembangkan oleh Hausman, Rodric dan Velasco pada tahun Grafik 1.Growth Diagnostic Decission Tree Dalam menggunakan kerangka berpikir ini, kondisi Kalimantan Tengah akan dibandingkan dengan kondisi provinsi lain di Pulau Kalimantan sebagai acuan atau pembanding dalam mendiagnosa kendala dan hambatan untuk mencapai inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi. 30 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

31 BOKS#1 Low Return to Economy Activity Melalui teori diatas, telah dilakukan diagnosa awal mengenai Low Return to Economy Activity melalui kondisi infrastruktur, human capital, resiko ekonomi makro dan mikro di Provinsi Kalimantan Tengah. Dari segi infrastruktur, akan dibandingkan kondisi jalan raya, infrastruktur kelistrikan, dan sanitasi air bersih rumah tangga. Berdasarkan kondisi jalan raya, menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012, diketahui bahwa persentase panjang jalan rusak di Kalimantan Tengah tercatat menjadi yang tertinggi di wilayah Kalimantan. Kalimantan Tengah memiliki persentase jalan rusak tertinggi sebesar 43,43% (Kalbar 37,64%, Kaltim 23,73%, Kalsel 40,10%) seperti yang diilustrasikan pada grafik 2. Sementara itu, berdasarkan data infrastruktur kelistrikan yang dilihat dari rasio elektrifikasi yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2014 diketahui bahwa rasio elektrifikasi Kalimantan Tengah menjadi yang terendah untuk Pulau Kalimantan. Rasio elektrifikasi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 66,45% atau lebih rendah dibandingkan Kalimantan Barat sebesar 73,38%, Kalimantan Selatan sebesar 82,02% dan Kalimantan Timur sebesar 83,81% seperti terlihat pada grafik 3. Grafik 2. Rasio Jalan Bagus dan Rusak Grafik 3. Rasio elektrifikasi Dilihat dari kedua indikator infrastruktur dapat disimpulkan bahwa kondisi infrastruktur di Kalimantan Tengah dapat menjadi faktor penghambat tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. 31 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

32 BOKS#1 Dari kedua indikator tersebut diketahui bahwa Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan infrastruktur terendah bila dibandingkan dengan provinsi lainnya.pembangunan infrastruktur di Kalimantan Tengah menjadi syarat mutlak dalam mencapai inklusivitas pertumbuhan ekonomi, mengingat Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Tanpa adanya perbaikan infrastruktur, meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di Kalimantan Tengah. Dari sisi human capital, indikator yang digunakan sebagai pembanding adalah angka indeks pembangunan manusia (IPM) dan pendidikan tenaga kerja. Dilihat dari angka IPM, provinsi Kalimantan Tengah relatif berada di atas provinsi yang lain, namun apabila dilihat komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikannya, tenaga kerja di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh tenaga kerja dengan pendidikan yang rendah. Sejalan dengan tingkat pendidikannya yang rendah, mayoritas tenagakerja di Kalimantan Tengah bekerja pada sektor pertanian yang memiliki produktivitas yang rendah. Berdasarkan sisi resiko mikro, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan jumlah tindak pidana per penduduk di Kalimantan Tengah relatif lebih baik dibandingkan provinsi lainnya.khusus untuk jumlah tindak pidana per penduduk, menjadi provinsi dengan jumlah tindak pidana terendah di Pulau Kalimantan.Sementara itu dari sisi resiko makro, Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan tingkat resiko makro terbaik di Pulau Kalimantan. Tercatat sejak tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah selalu berada diatas angka pertumbuhan nasional dan provinsi lain di Kalimantan. Dilihat dari sisi inflasi, Kalimantan Tengah dalam dua tahun terakhir dapat menjaga tingkat inflasi pada level yang rendah. Hal ini dapat terlihat dari angka inflasi Kalimantan Tengah yang secara berturut-turut menjadi terbaik ke 4 pada tahun 2013 dan ke 3 pada 2014 secara nasional. 32 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

33 BOKS#1 High Cost of Finance Ditinjau dari penyaluran kredit, secara domestik rasio kredit terhadap PDRB Kalimantan Tengah relatif lebih tinggi dibandingkan dua provinsi lain di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Rasio kredit terhadap PDRB Kalimantan Tengah hanya lebih rendah dari Kalimantan Selatan.Tingginya rasio kredit terhadap PDRB mengindikasikan bahwa akses terhadap pembiayaan bukan menjadi masalah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Kalimantan Tengah. Sementara itu ditinjau dari Loan to Deposit(LDR), rasio Kalimantan Tengah lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di pulau Kalimantan, hal ini semakin menguatkan asumsi tidak ada masalah akses pembiayaan di provinsi Kalimantan Tengah. Disamping quantity yang tinggi, kualitas dari pembiayaan di Kalimantan Tengah juga tercatat baik, hal ini dapat terlihat dari angka Non Performing Loan (NPL) yang relatif selalu berada dibawah provinsi lain di Pulau Kalimantan. Rendahnya NPL mengindikasikan perbankan di Kalimantan Tengah memiliki financial risk yang lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan. Grafik 4. Rasio Kredit Terhadap PDRB Grafik 5. NPL Provinsi se Kalimantan Melalui analisa awal metode decision tree dengan menggunakan data-data sekunder maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah adalah: a. Ketersediaan natural resources yang cukup melimpah dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan. b. Kebijakan pemerintah daerah yang baik mendorong terciptanya iklim dunia usaha yang kondusif. c. Ketersediaan dana pembiayaan yang memadai dari lembaga keuangan. 33 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

34 BOKS#1 Sementara hambatan yang teridentifikasi menjadi kendala dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di Kalimantan Tengah adalah: a. Fasilitas infrastruktur yang masih kurang memadai untuk mendukung perkembangan dunia usaha dan industri hilir; b. Rendahnya akses terhadap pendidikan menengah keatas menyebabkan rendahnya kompetensi tenaga kerja di Kalimantan Tengah sehingga sebagian besar tenaga kerja bekerja di sektor yang memiliki produktivitas yang rendah. 34 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

35 BAB 2. INFLASI REGIONAL Pada triwulan II 2015, inflasi Kalimantan Tengah terkendali pada level cukup rendah. Tekanan inflasi yang terjadi relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Capaian ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional. 35 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

36 2. Inflasi Daerah 2.1 Perkembangan Inflasi Inflasi Kalimantan Tengah terkendali pada level yang cukup rendah di triwulan II Inflasi pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 5,85%(yoy), atau relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan I 2015 sebesar 5,90% (yoy). Capaian ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 7,26% (yoy). Terjaganya inflasi pada periode laporan didukung oleh terkendalinya inflasi kelompok volatile foods. Inflasi kelompok volatile foods tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan I Tekanan inflasi akibat Ramadhan pada tahun 2015, tidak sebesar Ramadhan dua tahun terakhir. Sejalan dengan melemahnya perekonomian Kalimantan Tengah. Selain itu, tekanan inflasi dari kelompok administered prices juga minim. 2.2 Inflasi Menurut Barang dan Jasa Inflasi Bulanan (mtm) Secara bulanan, laju inflasi Kalimantan Tengah dan nasional berada pada tren meningkat khususnya menjelang bulan Ramadhan. Laju inflasi Kalimantan Tengah pada bulan April, Mei, dan Juni secara berturut-turut adalah sebesar 0,23% (mtm), 0,83% (mtm), dan 0,94% (mtm) (Grafik 2.1). Namun demikian, rata-rata laju inflasi bulanan Kalimantan Tengah di triwulan II 2015 relatif sama, baik dari besarannya maupun arah pergerakannya dengan rata-rata laju inflasi bulanan Kalimantan Tengah pada triwulan II Grafik 2.1 Inflasi Bulanan Kalimantan Tengah dengan Nasional 3,00 %, (mtm) 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00-0,50-1, Kalteng 1,20-0,11-0,03 0,41 0,69 0,95 0,32-0,25 0,46 0,36 1,06 1,80 0,73-0,70-0,06 0,23 0,83 0,94 Nasional 1,07 0,26 0,08-0,02 0,16 0,43 0,93 0,46 0,27 0,47 1,50 2,46-0,24-0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 Sumber : BPS, diolah 36 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

37 Inflasi bulan April 2015 relatif rendah karena terjaganya pasokan komoditas penyumbang inflasi utama Kalimantan Tengah, antara lain daging ayam ras, dan beras. Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui ketetapan Pemerintah pada akhir Maret dan awal April terkompensasi oleh deflasi kelompok bahan makanan. Sesuai polanya, besarnya tekanan inflasi pada bulan Mei dan Juni 2015 utamanya disebabkan oleh kelompok bahan makanan (Tabel 2.1), yakni komoditas daging ayam ras, dan beras.permintaan masyarakat yang cukup tinggi terhadap daging ayam ras selama bulan Ramadhan meningkatkan harga komoditas tersebut. Tekanan inflasi yang berasal dari komoditas beras dipengaruhi adanya gangguan pasokan dari sentra beras baik di maupun provinsi tetangga yakni Kalimantan Selatan. Tabel 2.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tekanan inflasi akibat Ramadhan lainnya berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.kenaikan harga dipengaruhi oleh komoditas nasi dengan lauk yang merupakan dampak turunan dari tekanan harga pada komoditas beras. Di samping itu, meningkatnya konsumsi masyarakat terkait denganramadhan dan penyelenggaraan hari ulang tahun Provinsi Kalimantan Tengah yang berpusat di Kota Palangka Raya sehingga menyedot animo masyarakat dari luar kota Inflasi Triwulanan (qtq) Sesuai polanya, inflasi Kalimantan Tengah maupun nasional secara triwulanan meningkat pada triwulan II dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi Kalimantan Tengah secara triwulanan tercatat sebesar 2,03% (qtq) atau naik dibandingkan triwulan I 2015 yang tercatat deflasi sebesar 0,05% (qtq). Sejalan dengan inflasi triwulanan nasional yang naik dari sebelumnya deflasi 0,43% (qtq) menjadi 1,40% (qtq) (Grafik 2.2). Namun demikian, peningkatan tekanan inflasi yang terjadi masih lebih rendah dengan periode yang sama pada tahun Kajian Ekonomi Keuangan Regional

38 Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Tengah dengan Nasional 5 % (qtq) II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 Kalteng 0,55 2,32 1,16 1,06 2,07 0,53 3,25-0,05 2,03 Nasional 0,90 4,06 0,76 1,41 0,57 1,66 4,43-0,43 1,40 Sumber : BPS, diolah Tekanan inflasi yang tinggi pada triwulan II disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan yang berimplikasi pada kenaikan harga komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau tercatat sebesar 3,43% (qtq), dan bahan makanan tercatat sebesar 3,12% (qtq). Sementara kelompok lain yang tercatat inflasi triwulanan cukup tinggi berasal dari kelompok sandang yaitu sebesar 2,53% (qtq). Sumber : BPS, Diolah Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa NO. KELOMPOK (%, qtq) II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 1 Bahan makanan (0.98) (1.15) Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang (2.11) Kesehatan Pendidikan, rekreasi, & olah raga Transpor, komunikasi, & jasa keuangan (5.48) 1.23 Umum/Total (0.05) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 5,85% (yoy) sama dengan triwulan I 2015 sebesar 5,90% (yoy). Sementara itu jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 sebesar 6,77% (yoy), tercatat lebih rendah. Capaian inflasi ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 7,26% (yoy). Sejalan dengan ini, inflasi tahun kalender juga tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Inflasi tahun kalender Juni 2015 tercatat sebesar 1,98% (ytd) jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi tahun kalender periode yang sama selama 5 tahun terakhir sebesar 2,81% (ytd) dan inflasi tahun kalender nasional sebesar 2,12% (ytd). 38 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

39 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang dan Jasa NO. KELOMPOK %, yoy II III IV I II III IV I II 1 Bahan makanan 8,79 9,42 7,40 2,07 8,22 5,32 7,00 6,96 5,06 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 6,94 7,94 7,82 9,61 10,07 8,35 8,21 7,04 8,72 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 3,85 4,69 5,45 4,22 4,17 4,94 6,03 6,45 5,93 4 Sandang 1,75 1,01 0,22 0,64 3,74 2,68 2,81 3,20 4,87 5 Kesehatan 3,62 3,72 2,94 2,56 3,24 3,08 5,08 6,75 6,49 6 Pendidikan, rekreasi, & olah raga 5,54 3,67 4,90 5,54 4,91 6,51 5,57 5,04 5,43 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan 5,43 11,69 11,26 10,85 7,93 1,34 9,96 3,58 4,19 Umum/Total 6,12 7,36 6,79 5,18 6,77 4,90 7,07 5,90 5,85 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) *) inflasi tahunan pada triwulan I Grafik 2.3 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Inflasi Nasional Grafik 2.4 Perbandingan Inflasi Tahun Berjalan (%,yoy) Nasional Kalteng II III IV I II III IV I II ,26 5,85 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 - (1,00) %, ytd Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) 2.3 Inflasi Menurut Kota Secara spasial, kedua kota inflasi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat masingmasing sebesar 5,35% (yoy) untuk Kota Palangka Raya dan 6,79% (yoy) untuk Kota Sampit. Tren inflasi yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya ditunjukan oleh Kota Palangka Raya. Sedangkan tren yang cenderung meningkat ditunjukan oleh Kota Sampit. Sementara itu, tingkat inflasi Kota Palangka Raya berada di bawah inflasi Kalimantan Tengah, sedangkan Kota Sampit berada di atas inflasi Kalimantan Tengah sebagaimana terlihat pada grafik 2.3. Persistennya tingkat inflasi Kota Sampit yang selalu berada di atas inflasi Kalimantan Tengah telah berlangsung sejak dua periode triwulan sebelumnya. Namun demikian, pola perilaku inflasi Kota Sampit pada triwulan II 2015 masih sesuai dengan pola musiman inflasi selama dua tahun terakhir. Tekanan inflasi Palangka Raya dan Sampit terbesar berasal dari kelompok bahan makanan, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Inflasi bahan makanan tercatat cukup tinggi baik di Palangka Raya dan Sampit, masing-masing sebesar 4,81% (yoy) dan 5,50% (yoy). Sehingga memiliki andil yang cukup besar juga, yaitu sebesar 0,67% untuk kota dan 0,73% untuk kota Sejalan dengan hal ini, inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga tercatat 39 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

40 tinggi yaitu masing-masing sebesar 8,55% (yoy) dan 9,09% (yoy). Andil kelompok ini juga cukup besar, yaitu sebesar 0,26% untuk Kota Palangka Raya dan 0,14% untuk Kota Sampit. Tingginya inflasi bahan makanan pada triwulan II 2015 di Kota Palangka Raya disebabkan adanya kenaikan harga komoditas pokok seperti beras, dan daging ayam ras. Komoditas beras mengalami lonjakan harga pada tengah triwulan II 2015 dikarenakan adanya gangguan pasokan di sentra produksi padi baik di wilayah Kalimantan Tengah maupun provinsi tetangga Kalimantan Selatan. Dengan preferensi selera masyarakat Kota Palangka Raya yang cenderung mengkonsumsi jenis beras lokal seperti beras Mayang, beras Karang Dukuh, dan beras Siam Unus, maka pasokan beras dari Pulau Jawa yang cukup memadai belum mampu meredam lonjakan harga beras yang mayoritas dikonsumsi masyarakat Palangka Raya tersebut. Berdasarkan Survei Pemantau Harga (SPH) Bank Indonesia di beberapa sentra Pasar di Kota Palangka Raya, pada triwulan II 2015 harga rata-rata beras Mayang, beras Karang Dukuh, dan beras Siam Unus meningkat masing-masing sebesar 12,62%, 11,92%, dan 11,87% dibandingkan triwulan I Sementara harga rata-rata beras nonlokal seperti beras mangkok (medium) meningkat 3,55% di triwulan II 2015 dari triwulan sebelumnya. Di sisi lain harga daging ayam ras meningkat karena tingginya permintaan konsumsi masyarakat di bulan Mei dan Juni Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah Grafik 2.6 Inflasi Kumulatif Dua Kota Di Kalimantan Tengah per Kelompok Komoditas Inflasi Kota Kalimantan Inflasi kota-kota di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 termasuk kota dengan capaian inflasi yang rendah di Kalimantan, bahkan inflasi Kota Palangka Raya merupakan yang terendah. Lima kota inflasi di Kalimantan lain tercatat memiliki inflasi yang lebih tinggi pada triwulan II 2015 dibandingkan Palangka Raya, yaitu Kota Tarakan sebesar 9,79% (yoy), Kota Pontianak 9,29% (yoy), Kota Balikpapan 8,18% (yoy), Kota Singkawang 7,82% (yoy), dan Kota Sampit 6,79% (yoy). Lebih jauh lagi secara regional, pada triwulan II 2015 inflasi Kalimantan Tengah juga merupakan yang terendah dibandingkan dengan tiga provinsi lainnya. tercatat 5,85% (yoy). 40 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

41 Grafik 2.7 Inflasi Kota-kota di Kalimantan Grafik 2.8 Inflasi Provinsi di Kalimantan 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Kalimantan Tengah Grafik 2.10 Kontribusi Inflasi Per Komponen %,yoy Inflasi IHK Core Adm Price Volatile Foods 8,50 5,84 5,31 4,95 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II %,yoy Adm Price Volatile Foods Core 1,29 1,17 1,13 1,25 1,63 1,48 1,43 1,58 4,04 3,67 3,55 3,93 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 1,08 1,37 3, Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Rendahnya inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 didukung oleh membaiknya faktor nonfundamental. Inflasi kelompok administered prices dan volatile foods yang dikategorikan menunjukan tren menurun sejak akhir tahun Sementara inflasi inti relatif stabil Non Fundamental Administered Prices Inflasi administered prices pada triwulan II 2015 sebesar 8,50% (yoy) lebih rendah dari triwulan I 2015 sebesar 9,15% (yoy) dan periode triwulan yang sama pada tahun 2014 sebesar 14,17% (yoy). Dari sisi kontribusi terhadap pembentukan inflasi Kalimantan Tengah, andil inflasi administered prices relatif stabil bahkan memiliki kecenderungan menurun apabila dibandingkan dengan periode triwulan yang sama tahun Andil inflasi administered prices triwulan II 2015 sebesar 1,08% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2015 sebesar 1,09% dan periode triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,25%. 41 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

42 Tekanan inflasi administered prices yang menurun dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara selama bulan Ramadhan dan terjaganya pasokan LPG 3 kg. Turunnya tarif angkutan udara ditengarai merupakan bentuk strategi dari perusahaan maskapai penerbangan untuk menarik pelanggan yang secara kuantitas mengalami penurunan frekuensi dalam menggunakan jasa angkutan penerbangan selama bulan Ramadhan. Volatile Food Penurunan tekanan inflasi terjadi pada inflasi kelompok volatile foods di triwulan II Tingkat inflasi volatile foods sebesar 4,95%(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan I 2015 sebesar 6,88%(yoy) dan periode triwulan yang sama tahun 2014 sebesar 8,20%(yoy). Inflasi volatile foods memberikan andil inflasi yang relatif stabil pada triwulan II 2015 yaitu sebesar 1,37% lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,38% dan periode triwulan yang sama di tahun sebelumnya sebesar 1,58%. Pasokan yang cukup memadai terutama pada komoditas daging ayam ras dan ikan tangkap mendorong penurunan tekanan inflasi pada kelompok volatile foods. Sepanjang triwulan II 2015, pergerakan harga salah satu komoditas penyumbang inflasi utama Kalimantan Tengah yaitu daging ayam ras tergolong terkendali. Lonjakan harga daging ayam ras hanya terjadi pada akhir periode triwulan II 2015, mengikuti pola musiman sebagai dampak peningkatan konsumsi masyarakat dalam bulan Ramadhan. Laju inflasi sepanjang triwulan II 2015 dihambat oleh beberapa komoditas ikan tangkap sebagai penyumbang deflasi. Seiring memasukinya pergantian musim, dari musim penghujan ke musim kemarau yang menyebabkan turunnya debit air sungai sehingga terjadi peningkatan hasil tangkapan ikan nelayan. Dari hasil pemantauan Bank Indonesia terhadap beberapa harga komoditas melalui media SPH pada beberapa pasar di Kota Palangka Raya, komoditas beras jenis medium, ikan gabus,dan daging sapi cenderung mendekati titik keseimbangan harga (stabil) sebagaimana terlihat pada grafik 2.9. Sementara komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah tercatat cenderung berfluktuasi sepanjang triwulan II Namun demikian terjaganya pasokan komoditas tersebut dari sentra produksi di Kalimantan Tengah maupun dari luar provinsi mendorong tidak terjadinya lonjakan harga yang tinggi. 42 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

43 Grafik 2.11 Perkembangan Hargaomoditas Bahan Makanan Mingguan Sumber : SPH Bank Indonesia Fundamental Inti/Core Pergerakan harga pada kelompok inflasi inti relatif stabil. Terjaganya inflasi inti terkait dengan melambatnya perekonomian sehingga menghambat permintaan. Selain itu, inflasi dari komoditas semen tercatat deflasi. Di sisi lain, terdapat tekanan inflasi dari meningkatnya harga makanan jadi akibat adanya perayaan ulang tahun Kalimantan Tengah. 43 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

44 Grafik 2.12 Kapasitas Produksi Terpakai terhadap Inflasi Kapasitas Produksi 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Rata-rata sub sektor Makanan, minuman dan tembakau Inflasi (yoy) II III IV I II Inflasi (yoy) 8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% Ekspektasi Inflasi Ekspektasi inflasi relatif masih dapat terjaga dan mampu meredam lonjakan inflasi inti. Hasil survei menunjukkan indeks ekspektasi harga konsumen naik terbatas untuk 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun yang akan datang (Grafik 2.14). Sementara itu dari sisi pengeluaran, terlihat bahwa indeks pengeluaran konsumen yang akan datang cenderung stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 2.15). Grafik 2.13 Indeks Ekpektasi Harga (IEH) di Kalimantan Tengah Grafik 2.14 Indeks Pengeluaran Konsumen (IPK) Kalimantan Tengah IEH 3 bulan YAD IEH 3 bulan YAD IEH 6 bulan YAD IEH 12 bulan YAD Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau Perumahan, listrik gas, dan bahan bakar Bahan makanan 0 I II III IV I II III IV I II 0 I II III IV I II III IV I II Transportasi, komunikasi, & olahraga Sumber : Bank Indonesia (diolah) Sumber : Bank Indonesia (diolah) 44 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

45 BAB 3. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja sektor perbankan di pada triwulan II 2015 terpantau tumbuh dan masih cukup kondusif dalam mendukung perekonomian, meskipun mengindikasikan perlambatan. Sementara itu, total transaksi tunai dan nontunai di tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 45 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

46 3. Perbankan dan Sistem Pembayaran 3.1 Kondisi Umum Perbankan Kinerja sektor perbankan di pada triwulan II 2015 terpantau tumbuhdan masih cukup kondusif dalam mendukung perekonomian, meskipun mengindikasikan perlambatan. Hal tersebut tercermin dari indikator utama kinerja perbankan di Kalimantan Tengah yaitu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang melambat masing-masing dari 7,02% (yoy) menjadi 4,31% (yoy) dan 11,82% (yoy) menjadi 6,16% (yoy). Di sisi lain, kualitas kredit tetap terjaga, terkonfirmasi dari tingkat NPL yang masih rendah yaitu 1,32% atau relatif tidak berubah dibandingkan triwulan I 2015 sebesar 1,01%. Sementara itu, aset masih meningkat dari 7,74% (yoy) menjadi 10,26% (yoy) Kelembagaan memiliki 23 (dua puluh tiga) bank yang terdiri dari 13 (tiga belas) bank umum konvensional, 5 (lima) bank umum syariah dan 5 (lima) Bank PerkreditanRakyat. Tabel 3.1Perkembangan Kelembagaan Perbankan di 2015 Bank Tw I Tw II 1. Bank Pemerintah - Jumlah Bank Jumlah Kantor*) Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Syariah - Jumlah Bank Jumlah Kantor JUMLAH BANK JUMLAH KANTOR Aset Perbankan Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah 46 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

47 Perkembangan total aset perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 menunjukkan peningkatan. Secara tahunan, total aset tumbuh meningkat pada triwulan II 2015 sebesar 10,26% (yoy), setelah sebelumnya mencatatkan pertumbuhan 7,74% (yoy). Total aset perbankan yang terdiri dari bank konvensional, bank syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tercatat sebesar Rp28,25 triliun. Sementara itu berdasarkan komposisi, aset perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp27,12 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,25% (yoy), meningkat dari triwulan I 2015 sebesar 7,63%(yoy). Untuk perbankan syariah, tercatat total aset sebesar Rp841,28 miliar atau tumbuh 2,04% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 18,16% (yoy). Selanjutnya, aset milik BPR konvensional dan syariah tercatat tumbuh 45,04% (yoy) atau menjadi sebesar Rp291,34 miliar jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 9,51% (yoy). Di wilayah kabupaten/kota, aset total perbankan terbesar di Kalimantan Tengah secara berurutan terdapatpada Kota Palangka Raya dengan aset sebesar Rp10,45 triliun dengan porsi 37,36% dari total aset perbankan di.selanjutnya diikuti oleh Kotawaringin Timur dengan aset Rp7,97 triliun atau pangsa 28,51%, dan Kotawaringin Barat dengan total aset Rp2,64 triliun atau pangsa 9,45%. Sedangkan sisanya sebesar Rp6,90 triliun atau 24,68% berada di kabupaten/kota lainnya di Penghimpunan Dana Perkembangan DPK perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 menunjukkan perlambatan. Hal ini dipicu oleh penurunan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan konvensional yang memiliki kontribusi sebesar 95,69% terhadap total DPK perbankan di. Total DPK perbankan pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp19,41 triliun atau tumbuh 4,31% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 7,02% (yoy). Di sisi perbankan 47 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

48 konvensional, DPK pada periode laporan tercatat sebesar Rp18,57 triliun atau tumbuh 3,31% (yoy), atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yag mencapai 6,59% (yoy). Grafik 3.4 DPK Perbankan Konvensional Grafik 3.3 DPK Perbankan Syariah Sementara itu, jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan syariah pada triwulan laporan sebesar Rp612,86 miliar atau tumbuh 13,10% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2015 yang mencapai 16,53% (yoy). Di sisi BPR, penghimpunan DPK pada triwulan II2015 tumbuh signifikan, yaitu sebesar 155,61% (yoy) atau senilai Rp 223,40 miliar meningkat dari triwulan I2015 yang tumbuh sebesar 31,24% (yoy). Selanjutnya, komponen DPK perbankan konvensional dalam bentuk tabungan dan deposito tumbuh melambat pada triwulan II 2015, tercatat masing-masing sebesar -0,38% (yoy) dari 4,38% (yoy) dan deposito tumbuh sebesar 14,15 (yoy) dari 22,56% (yoy) pada triwulan I Tercatat hanya komponen giro yang mengalami kenaikan pada triwulan laporan, yaitu 1,22% (yoy) dari triwulan I sebelumnya yang sebesar 0,26% (yoy). Sementara itu, sejalan dengan perbankan konvensional, komponen DPK perbankan syariah pada triwulan II 2015 juga menunjukkan tren perlambatan, yakni tabungan dan deposito tercatat tumbuh sebesar 7,88% (yoy) dan 24,25% (yoy), sebaliknya giro menunjukkan perbaikan yaitu menjadi 0,26% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang kontraksi - 10,24% (yoy). Berdasarkan komposisi DPK di, tabungan memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 44,33% yang diikuti oleh giro sebesar 30,85%, dan deposito sebesar 24,82%. 48 Kajian Ekonomi Keuangan Regional Grafik 3.5Pangsa DPK Triwulan Laporan

49 3.1.4 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Pertumbuhan kredit perbankan di Kalimantan Tengah tercatat melambat pada seluruh perbankan, baik konvensional maupun syariah. Penyaluran kredit dari perbankan konvensional melambat dari triwulan I 2015 sebesar 11,15% (yoy) menjadi 6,93% (yoy), dengan nilai Rp33,08 triliun. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah pun mengalami deselerasi pertumbuhan pada triwulan laporan, tercatat Rp864,56 miliar atau turun -19,08% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy). Di sisi BPR/S, penyaluran kredit dan pembiayaan tercatat sebesar Rp205,44 miliar atau tumbuh melambat dari 28,74% (yoy) pada triwulan I 2015 menjadi 25,99% (yoy). Grafik 3.6Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.7Kredit Perbankan Syariah 49 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

50 Grafik 3.8Pangsa Kredit Perbankan Grafik 3.9 Kredit Perbankan Konvensional Pada kredit bank konvensional,komposisi penyaluran kredit berdasarkan penggunaan pada triwulan II 2015 masih didominasi oleh kredit investasi. Secara historis, kredit tersebut merupakan jenis kredit yang paling mendominasi di Kalimantan Tengah sejak tahun 2012 hingga triwulan II Pada triwulan laporan, pangsa kredit investasi mencapai 48,48% atau Rp16,04 triliun, kemudian diikuti kredit modal kerja sebesar 25,33% atau Rp8,38triliun, dan kredit konsumsi sebesar 26,19% atau Rp8,66 triliun. Di lihat dari perkembangannya, hanya kredit konsumsi yang tercatat meningkat pada triwulan II 2015 yaitu sebesar 15,27% (yoy) dari 13,88% (yoy) pada triwulan I Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit investasi tumbuh melambat pada triwulan laporan yang masing-masing sebesar 6,27% (yoy) dan 3,23% (yoy), dari triwulan sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar 22,87% (yoy) dan 4,19% (yoy). 3.2 Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan Meskipun sedikit menurun, kualitas kredit perbankan di Kalimantan Tengah mampu terjaga dengan baik, tercermin pada Non Performing Loan (NPL) kredit yang dapat dipertahankan pada level rendah. Tingkat NPL gross perbankan Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 sebesar 1,32%, sedikit meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,01%. Disisi jenis penggunaannya, terjadi penurunan kualitas kredit pada seluruh komponen jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat NPL kredit modal kerja pada triwulan laporan tercatat sebesar 2,32% dari 1,72%, NPL kredit investasi pada triwulan laporan sebesar 0,90% dari 0,60% dan NPL kredit konsumsi pada triwulan laporan sebesar 1,11% dari 1,01%. Sementara itu, berdasarkan sektor utama daerah di Kalimantan Tengah, kualitas kredit pada triwulan laporan relatif masih terjaga meskipun adanya peningkatan NPL di salah satu sektor. NPL di sektor industri pengolahan tercatat 4,90%, naik jika dibandingkan triwulan I 2015 sebesar 0,18%. Berbanding terbalik dengan kualitas kredit sektor pertanian dan sektor pertambangan di Kalimantan Tengah, yang menunjukan kondisi yang lebih stabil dan cenderung meningkat, tercatat masing-masing 50 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

51 sebesar 0,08% dan 3,96% pada triwulan II 2015, setelah sebelumnya mencatatkan angka NPL sebesar 0,08% dan 4,27% pada triwulan I Grafik 3.10 Perkembangan Kualias Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.11Perkembangan Kualitas Kredit Perbankan Syariah 3.3 Perkembangan Suku Bunga Perbankan Konvensional Tingkat suku bunga simpanan (DPK) di wilayah Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 relatif menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 3,25% dari 3,59%. Tren penurunan yang terjadi pada seluruh seluruh komponen DPK menjadi penyebab kondisi tersebut. Tercatat pada triwulan laporan suku bunga giro, tabungan dan deposito masing-masing sebesar 2,10%, 1,81% dan 7,13%, menurun dibandingkan triwulan I 2015 yang masing-masing sebesar 2,61%, 2,03% dan 7,94%. Sementara itu, perkembangan tingkat suku bunga pinjaman pada triwulan II 2015, secara umum relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu tetap tumbuh sebesar 11,33%. Berdasarkan jenis penggunaan, pada triwulan laporan suku bunga kredit modal kerja dan investasi tercatat sedikit meningkat yaitu sebesar 12,39% dan 9,56% dari triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 12,26% dan 9,34%. Di sisi lain, suku bunga kredit konsumsi cenderung menurun pada triwulan II 2015, yaitu menjadi 13,47% dari 13,86% pada triwulan I 2015 (grafik 3.12). Berdasarkan sektor utama, perkembangan tingkat suku bunga menunjukan adanya tren perubahan. Pada triwulan II 2015, suku bunga kredit sektor pertanian tercatat sebesar 9,20%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,99%. Sementara itu, di sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan tercatat sebesar 9,86% dan 9,26% menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,14% dan 9,65%. 51 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

52 Grafik 3.12Suku Bunga KreditPerbankan Konvensional Grafik 3.13Suku Bunga DPK Perbankan Konvensional 3.4 Stabilitas Sistem Keuangan Ketahanan Sektor UMKM Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM dikalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit UMKM tercatat sebesar Rp6,19 triliun atau tumbuh melambat dari 11,15% pada triwulan I 2015 menjadi 10,23% (yoy) pada triwulan II Sementara itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kreditmengalami peningkatan pada triwulan II2015 menjadi 18,12% dari 17,49%di triwulan I2015. Grafik 3.14Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.15NPL Kredit UMKM Apabila dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM di masih didominasi oleh kredit modal kerja yang memiliki kontribusi sebesar 66,20% dan sisanya sebesar 33,98% digunakan untuk kredit investasi. Kondisi ini sesuai dengan sifat UMKM yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin usahanya. Di sisi laju kredit UMKM, pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi tumbuh masing-masing sebesar 12,18% (yoy) dan 19,96% (yoy), tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh 18,08% (yoy) dan 20,81% (yoy). 52 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

53 Di sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan menjadi pangsa terbesar dari penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah, dengan kontribusi sebesar 53,34%, diikuti oleh sektor Pertanian sebesar 20,08% dan sektor Konstruksi sebesar 5,55%. Sedangkan di sisi sektor utama Kalimantan Tengah, kredit UMKM di sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan pada triwulan II 2015 tercatat masing-masing sebesar 12,24% (yoy), 92,72% (yoy) dan -5,54% (yoy) atau melambat jika dibandingkan triwulan I 2015 yang masing-masing sebesar 17,13% (yoy), 194,87% (yoy) dan 40,95% (yoy). Secara keseluruhan, kualitas kredit UMKM Kalimantan Tengah yang tercermin dari rasio NPL cenderung sedikit membaik pada periode laporan yaitu menjadi3,06% dari triwulan sebelumnya yang mencapai 3,10%.Rendahnya NPL pada kredit UMKM ini, menggambarkan bahwa ketahanan sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan baik pada triwulan II Ketahanan Sektor Rumah Tangga Sejalan dengan kondisi kredit perbankan di Kalimantan Tengah,laju kredit konsumsi pada triwulan II2015 cenderung mengalami perlambatan, terlihat pada tingkat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 14,25% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya 15,94 (yoy). Sedangkan disisi nominal, tercatat kredit konsumsi mencapai Rp9,24 triliun atau memiliki pangsa kredit sebesar 27,23% dari total kredit keseluruhan di Kalimantan Tengah.Meskipun NPL sedikit meningkat, kualitas kredit konsumsi pada periode laporan masih terjaga pada di level kondusif, tercermin dari rasio NPL pada triwulan II2015 sebesar 1,11% dari 1,01% pada triwulan sebelumnya. Grafik 3.16NPL Kredit Konsumsi Grafik 3.17 Penggunaan Kredit Konsumsi Dari sisi penggunaannya, tercatat laju kredit multiguna mengalami sedikit peningkatan pada triwulan laporan yaitu tumbuh 40,71% dari 39,53% (yoy) pada triwulan sebelumnya dan secara nominal sebesar Rp5,77 triliun. Sedangkan, pertumbuhan kredit konsumsi lainnya seperti Kredit KPR/KPA, Ruko, Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit konsumsi lainnya mengalami perlambatan dengan masing-masing sebesar 16,82% (yoy), -36,28% (yoy), 9,81% (yoy) dan - 43,41% (yoy), melambat dari triwulan I2015 yang tumbuh sebesar 30,78%(yoy), -2,64% (yoy), 53 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

54 17,96% (yoy), -43,41% (yoy). Di sisi NPL jenis penggunaan, hampir terjadi penurunan kualitas pada seluruh komponen pada periode laporan. Namun demikian, NPL tersebut masih berada dibawah level indikatif 5%, sehingga masih terjaga diantaranya yaitu : KPR/KPA, Ruko, Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multiguna dengan nilai NPL masing-masing sebesar 2,03%, 5,08%, 2,03% dan 0,52%meningkat dibanding triwulan I2015 dengan nilai masing-masing NPL : 1,92% (yoy), 3,55% (yoy), 1,95% (yoy), 0,46% pada triwulan I2015. Grafik 3.18 NPL Penggunaan Kredit Konsumsi Grafik 3.20 Ketahanan Keuangan RT Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, diperoleh infomasi bahwa pada triwulan II2015 perkiraan posisi pinjaman untuk durasi 6 bulan mendatang berada pada angka 113,3 menurun dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 161,9. Namun demikian, diperkirakan masih membaik sebagaimana tercermin oleh indeks yang masih berada pada kisaran di atas 100 (grafik 3.20).Hal ini sejalan dengan perbaikan kualitas kredit konsumsi rumah tangga, khususnya KPR dan kredit multiguna.(grafik 3.19). 3.5 Perkembangan Sistem Pembayaran Pada triwulan II 2015, total transaksi tunai dan nontunai di tumbuhlebih tinggi sebesar 15,27% (yoy)dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,35% (yoy). Meningkatnya sektor perdagangan dan sektor penyediaan akomodasi makan dan minum pada triwulan laporan ikut mendorong perkembangan sistem pembayaran pada triwulan II Di sisi pembayaran tunai, perkembangan peredaran uang pada periode laporan masih didominasi oleh aliran uang keluar (outflow) dibanding aliran uang masuk (inflow) ke Bank Indonesia dimana baik outflow maupun inflow tercatat tumbuh dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, kinerja sistem pembayaran nontunai Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan II 2015 membaik, terlihat dari perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang tumbuh meningkat. Grafik3.19 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalimantan Tengah 54 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

55 7.873, , ,22 % Pertumbuhan Rp Miliar Total Transaksi (3,08) 15,27 10,35 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber : Bank Indonesia (diolah) g-transaksi (yoy) Transaksi Tunai Total perputaran aliran uang kartal 3 melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015sebesar Rp3.397,23 miliar atau tumbuh 50,44%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh30,46% (yoy). Mulai terealisasinya pembayaran proyek pemerintah dan swasta di triwulan kedua merupakan salah satu faktor utama terjadinya peningkatan transaksi tunai. Masih melanjutkan tren di tahun-tahun sebelumnya, aliran uang di Kalimantan Tengah didominasi oleh aliran outflow (net outflow) yaitu jumlah uang yang keluar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia ProvinsiKalimantan Tengah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk. Total aliran uang masuk (inflow) selama periode triwulan II-2015 tercatat sebesar Rp652,99 miliar atau tumbuh sebesar 145,13% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 73,23% (yoy). Sementara itu, total aliran uang keluar (outflow) pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp2.744,23 miliar atau tumbuh sebesar 37,78% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,88% (yoy). 3 Total antara inflow dan outflow 55 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

56 Grafik 3.20 Perkembangan Transaksi Tunai Kalimantan Tengah Grafik 3.21 Perkembangan Transaksi Inflow-Outflow Rp Miliar Total g-total Transaksi Tunai 4,85 % yoy 50,44 30,46 I II III IV I II III IV I II III IV I II I % yoy g-inflow II III IV I 2013 g-outflow II III IV I ,87 73,23 6,88 145,13 37,78 II III IV I II 2015 (28,62) Transaksi NonTunai Terkait dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesiamemfasilitasi terselenggaranya transaksi nontunai (non-cash transaction).transaksi keuangan secara nontunai pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 1,13% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,88% (yoy). Adapun total nilai transaksi nontunai yang terdiri dari transaksi kliring dan RTGS selama triwulan II2015 tercatat sebesar Rp5.678,99 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp4.072,77 miliar. Perkembangan transaksi pada SKNBI menunjukan adanya peningkatan,namun di sisi RTGS mengalami pelambatan. Grafik 3.24 Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalimantan Tengah Rp Miliar g-non Tunai (yoy) g-non Tunai (qtq) % Pertumbuhan I II III IV I II III IV I II III IV I II Transaksi Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Transaksi kliring pada triwulan II 2015 tercatat sebanyak lembar warkat atau mengalami kontraksi sebesar -0,15% (yoy), melambat dari periode triwulan sebelumnya yang mencapai 11% (yoy). Sementara nilai transaksi kliring sebesar Rp589,20 miliar atau tumbuh sebesar 2,19% (yoy), melambat dari triwulan I 2015 yang mencapai 46,09% (yoy). 56 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

57 Transaksi Miliar Rp Di sisi RTGS, nilai total transaksi RTGS pada triwulan II 2015 mencapai Rp5,09 triliun atau tumbuh sebesar 1,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -1,25%(yoy). Di sisi volume, walaupun tetap mengalami kontraksi sebesar -44,24% (yoy) atau secara jumlah sebesar transaksi, namun pada triwulan laporan mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -45,44% (yoy). TransaksiRTGS keluar Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp1,23 triliun atau tumbuh 6,69% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi - 7,19% (yoy). Selanjutnya, nilai RTGS masuk pada triwulan II 2015 adalah sebesar Rp3,64 triliun atau tumbuh 0,08% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,03% (yoy). Dengan demikian, hingga triwulan II2015 terdapat aliran dana nontunai masuk ke Kalimantan Tengah secara netto sebesar Rp2,41 triliun atau mengalami kontraksi sebesar -3,00% (yoy),melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 6,43%(yoy). Grafik 3.22 Perkembangan nilai Kliring Grafik 3.23 Perkembangan Warkat Kliring 800,00 Nilai Kliring G.Nilai 731, Warkat Kliring ,00 600,00 (Rp Miliar) 576, , (Transaksi) ,00 400,00 300,00 200,00 7, , , , ,00 0-0,15 100, I II III IV I II III IV I II III IV* I II I II III IV I II III IV I II III IV* I II Grafik 3.24 Perkembangan Transaksi RTGS Grafik 3.25 Perkembangan Nilai RTGS Volume RTGS g-vol Rp Miliar Nilai RTGS g-nilai Transaksi , , , % Pertumbuhan , % Pertumbuhan , , , ,24-1, I II III IV I II III IV I II III IV I II I II III IV I II III IV I II III IV I II Kajian Ekonomi Keuangan Regional

58 Potensi Elektronifikasi Parkir BOKS#2 Seiring dengan pesatnya jumlah kendaraan bermotor di khususnya di Kota Palangka Raya, diperlukannya penambahan lokasi parkir. Namun seringkali hal ini terbentur dengan minimnya lahan dan tingginya biaya untuk membangun sarana tempat parkir khusus. Dampaknya, banyak pengelola parkir yang menggunakan tepi jalan atau disebut juga On Street Parking (OPK) sebagai alternatif. OPK dapat menjawab permasalahan lahan dan biaya untuk membangun sarana tempat parkir khusus, namun secara bersamaan juga menimbulkan permasalahan lain yaitu hambatan samping (side friction) lalu lintas karena kurangnya pengaturan dan tidak berjalannya sistem biaya parkir otomatis. Masalah lain yang timbul adalah, sistem OPK yang ada saat ini masih rawan dengan kebocoran karena tidak transparan dan tidak menunjukkan akuntabilitas. Dampaknya tentu mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama di sisi retribusi. Kemajuan teknologi telah menciptakan sebuah alat yang dapat memberikan kesempatan untuk mengurangi kekurangan dari sistem parkir on street yang sudah saat ini, alat tersebut sudah lazim dikenal sebagai Terminal Parkir Elektronik (TPE). Di Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, dan Thailand penggunaan TPE bukan lagi merupakan hal yang baru, bahkan penggunaan TPE dapat dipadukan dengan penggunaan uang elektronik. Indonesia juga sudah mulai menerapkan penggunaan TPE tersebut untuk memperbaiki sistem parkir on street yang sudah ada. Pengunaan TPE adalah dengan menempatkan TPE tersebut di tepi jalan, dengan kondisi tersebut sudah tentu banyak yang mempertanyakan kehandalan dari TPE itu sendiri. TPE sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat tetap beroperasi di daerah yang rawan peperangan, bencana, dan tindak criminal atau bisa dikatakan TPE sudah teruji keamanannya. Mesin TPE ini juga terhubung langsung dengan server sehingga seluruh data transaksi dapat tercatat dengan baik. Mesin TPE hanya mengkonsumsi sedikit energi dan hanya membutuhkan signal GPRS untuk dapat beroperasi, sehingga dapat digunakan di wilayah terpelosok sekalipun. Penggunaan TPE di Indonesia di awali dengan pilot project di DKI Jakarta Ibu Kota Indonesia. Penggunaan TPE di Jakarta pada awalnya menggunakan uang kartal, namun seiring dengan berjalan waktu kini semua TPE telah mengharuskan penggunaan uang elektronik hal ini sejalan dengan program nasional Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). 51 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

59 BOKS#2 Berdasarkan data yang diperoleh, akan terjadinya penurunan terhadap PAD yang bersumber dari retribusi parkir, namun seiring berjalannya waktu PAD yang bersumber dari retribusi parkir akan kembali seperti sebelumnya bahkan lebih tinggi. Hal ini karena masyarakat membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Pilot project di DKI Jakarta diawali dengan menempatkan TPE didaerah-daerah yang memiliki potensi parkir on street tingi sepeti di Jl. H. Agus Salim, Jl. Boulevard Raya Kelapa Gading, dan Jl. Falatehan. Berdasarkan data yang didapat, di ketiga wilayah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal pendapatan transaksi hariannya seperti pada Gambar di bawah ini. Pendapatan parkir on street di Jl. H. Agus Salim sebelum menggunakan TPE Rp ,- namun setelah menggunakan TPE meningkat menjadi Rp ,- per hari. Hal yang sama juga terjadi di Jl. Boulevard Kelapa Gading dan Jl. Falatehan. 52 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

60 BOKS#2 khususnya kota Palangka Raya memiliki potensi dalam penerapan sistem TPE untuk parkir on street. Beberapa daerah yang berpotensi seperti di sepanjang Jl. Yos Sudarso dan Jl. Ahmad Yani di Kota Palangka Raya. Kelebihan dari penerapan sistem TPE ini tentu praktis, dan terbukti meningkatkan PAD yang bersumber dari retribusi parkir. Peningkatan ini terjadi bukan semata-mata karena peningkatan jumlah orang yang parkir melainkan karena pencatatan transaksi telah tercatat dengan baik sehingga mengurangi kebocoran PAD kepada pihak-pihak yang diuntungkan dengan sistem parkir on street secara tunai. Secara umum manfaat dengan penerapan TPE ini antara lain: 1. Hilangnya kebocoran uang pungutan parkir; 2. Terciptanya sistem parkir tepi jalan (on street) yang modern; 3. Data pendapatan parkir yang akurat dan valid untuk menunjang pengambilan keputusan; 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya Juru Parkir. Kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan sistem TPE ini di Kalimantan Tengah antara lain: 1. Investasi awal untuk pembelian mesin dan operator mesin yang cukup tinggi, namun setimpal dengan pendapatan yang dihasilkan dimasa depan. 2. Perlu koordinasi yang intensif dari pihak-pihak terkait antaralain seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian, Perbankan, dan Industri Telekomunikasi. Keberhasilan penerapan sistem TPE di DKI Jakarta merupakan buah hasil kerjasama berbagai pihak. Penerapan sistem TPE juga turut meningkatkan kesejahteraan rakyat terkait dengan penghasilan Juru Parkir karena dengan penerapan sistem ini para juru parkir mendapatkan gaji tetap secara bulanan. 53 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

61 BAB 4. KEUANGAN DAERAH Perkembangan realisasi APBD pada triwulan II 2015 tercatat sedikit melambat. Meskipun demikian realisasi anggaran, khususnya belanja merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan. 54 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

62 4. Keuangan Daerah 4.1 APBD Perkembangan realisasi APBD pada triwulan II 2015 tercatat sedikit melambat. Realisasi pada sisi pendapatan 50,85% dan sisi belanja 47,01% dari total APBD tahun Perkembangan APBD ini sedikit melambat jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang memilki penyerapan sebesar 52,59% untuk pendapatan dan 50,25% untuk belanja (Tabel 4.2). Meskipun demikian realisasi anggaran, khususnya belanja merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan. Tingginya realisasi belanja tidak terlepas dari upaya Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPRA) (dahulu bernama Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran). Tabel 4.1 Target APBD 2015 (dalam rupiah) No Uraian Pendapatan 2,730,453,500,000 3,164,139,120,000 3,463,600,000,000 2 Belanja 3,236,743,389,435 3,453,343,953,274 3,652,064,714,929 3 Surplus/ Defisit (506,289,889,435) (289,204,833,274) (188,464,714,929) 4 Pembiayaan Neto 506,289,889, ,204,833, ,464,714,929 Sumber: Biro Keuangan Tabel 4.2 Realisasi APBD TwII-2015 (dalam miliar rupiah) Uraian APBD Realisasi Tw II % Realisasi Pendapatan Daerah 3, , , , PAD 1, , Dana Perimbangan 1, , Lain-lain Pendapatan yang sah Belanja Daerah 3, , , , Belanja Tidak langsung 1, , Belanja Langsung 1, , Sumber: Biro Keuangan 55 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

63 4.1.1 Realisasi APBD Triwulan I-2015 Realisasi Pendapatan Daerah Realisasipendapatan APBD menunjukkan adanya sedikit perlambatan pada triwulan II 2015.Realisasi pendapatan daerah pada triwulan II 2015 sebesar 50,85% dari total anggaran, capaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan presentase realisasi triwulan II 2014 sebesar 52,59%. Perlambatan juga terjadi pada hampir semua pembentuk pendapatan daerah.hanya persentase realisasi retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang tercatat lebih tinggi. Retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah masing-masing meningkat menjadi 47,59% dan 123,67% sementara pada triwulan II 2014 sebesar 46,59% dan 110,27%.Sementara Pendapatan Asli Daerah, pajak daerah dan PAD lain tercatat lebih rendah. Tabel 4.3 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Tw II-2015 (miliar rupiah) Uraian APBD 2014 APBD 2015 Tw II-2014 Tw II-2015 % Tw II-2014 % Tw II-2015 Pendapatan Daerah 3, , , , Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1, , Pajak daerah 1, , Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kaimantan Tengah Di sisi lain, realisasi dana perimbangan pada triwulan II 2015 cukup baik dibandingkan realisasi pendapatan daerah. Realisasi Dana Alokasi Umum sebesar 58,33%, Dana Alokasi Khusus mencapai 55%, Dana Bagi Hasil mencapai 52,74% dan Dana Penyesuaian mencapai 53,76%. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan persentase realisasi komponen pendapatan selain dana perimbangan. Tabel 4.4 Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan Tw II-2015 (dalam rupiah) Jenis Dana Transfer Pagu Realisasi % Dana Alokasi Umum 1,280,595,848, ,014,219, Dana Alokasi Khusus 72,525,848,000 39,889,278, Dana Bagi Hasil 358,806,694, ,217,226, a. Dana Bagi Hasil Pajak 159,817,407,700 55,874,030, b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 198,989,287, ,343,195, Dana Penyesuaian 337,647,600, ,519,950, Sumber: Realisasi Belanja Daerah Realisasi belanja daerah Pemerintah sampai dengan triwulan II 2015 mencapai Rp1,72 triliun atau sekitar 47,01% dari target anggaran sebesar Rp3.652,06miliar. Realisasi tersebut cenderung sedikit melambat dibandingkan realisasi triwulan II 2014 yang 56 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

64 mencapai 50,25% dari pagu anggaran.penyebab melambatnya realisasi anggaran triwulan II 2015 dibandingkan triwulan II 2014 diantaranya adalah keterlambatan periode lelang serta beberapa rekanan belum mengambil uang muka. Berdasarkan komponen biaya, realisasi tertinggi pada triwulan II 2015 terjadi pada komponen belanja langsung yaitu sebesar 51,38% atau mencapai Rp983,27 miliar, sementara realisasi belanja tidak langsung tercatat sebesar 42,20% atau mencapai Rp733,58 miliar. Pola ini sama dengan triwulan II 2014 dimana komposisi belanja langsung lebih besar dibandingkan belanja tidak langsung. Tabel 4.5 Realisasi Belanja Daerah (dalam miliar ruipah) Uraian APBD Realisasi Tw II % Realisasi Belanja Tidak langsung 1, , Belanja Langsung 1, , Sumber: Biro Keuangan Selanjutnya, Berdasarkan realisasi belanja SKPD di triwulan II 2015 tercatat RSUD BLUD memiliki realisasi tertinggi yaitu mencapai 62,49%, diikuti oleh Biro Pemerintahan sebesar 60,19%, Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 59,58%, Biro Administrasi Pembangunan 59,44% dan Dinas Perkebunan sebesar 58,71%, sedangkan realisasi terendah terjadi di Biro Aset sebesar 30,90% Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Berdasarkan kabupaten/kota, yang memiliki pangsa realisasi belanja terbesar adalah Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 27,30%, diikuti oleh Kabupaten Sukamara sebesar 33,49%, dan diikuti oleh Kabupaten Lamandau sebesar 33,26%. Sementara Kabupaten Barito Timur menjadi kabupaten dengan realisasi terendah sebesar 19%. PeranTEPRA sangat diperlukan dalam meningkatkan upaya penyerapan anggaran belanja sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah. 57 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

65 Sumber: Tabel 4.6 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Kabupaten/Kota NO. KAB/KOTA PAGU DANA KEUANGAN (Rp) REALISASI KEUANGAN FISIK % 1 Kota Palangkaraya 1,098,222,522, ,190,614, Kotawaringin Barat 1,116,680,883, ,712,989, Kotawaringin Timur 1,385,469,618, ,646,704, Kapuas 1,490,668,663, ,399,276, Barito Selatan 943,889,487, ,515,644, Barito Utara 971,377,177, ,688,112, Sukamara 615,065,414, ,985,407, Lamandau 681,604,755, ,701,741, Seruyan 894,253,496, ,564,738, Katingan 1,157,810,099, ,429,500, Gunung Mas 831,093,498, ,620,170, Pulang Pisau 812,513,669, ,378,253, Barito Timur 847,067,250, ,942,777, Murung Raya 1,076,469,273, ,869,577, Kajian Ekonomi Keuangan Regional

66 TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN PENYERAPAN ANGGARAN (TEPRA) BOKS#3 Sebagai langkah untuk mempercepat anggaran dan mengevaluasi pengawasan realisasi anggaran, pemerintah membentuk Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA) di masingmasing daerah, tidak terkecuali Kalimantan Tengah. TEPPA ini dianggap memberikan kontribusi positif pada kinerja Pemerintah Daerah, terutama di sisi belanja modal. Namun, semenjak awal tahun 2015, dilakukannya pergantian nama TEPPA menjadi Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPRA) tanpa mengubah tugas dan fungsi pokok tim tersebut. TEPRA secara resmi terbentuk dan mulai melaksanakan tugasnya pada tahun 2013.Sejak terbentuknya TEPRA, laju penyerapan dan realisasi anggaran Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan perkembangan yang positif dan sesuai dengan target realisasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi-prestasi yang diraih TEPRA diantaranya TEPRA mampu menjadikan meraih predikat terbaik IV nasional terkait pengelolaan keuangan tahun Disamping itu, TEPRA Provinsi Kalimantan Tengah meraih predikat terbaik se Indonesia pada tahun 2014, dan menjadikan Provinsi Kalimantan Tengah meraih penghargaan terbaik II nasional dari pemerintah pusat terkait pengelolaan keuangan tahun Prestasi-prestasi ini dapat terwujud karena selama tahun 2014 kinerja TEPRA Provinsi Kalimantan Tengah, semakin digiatkan oleh Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dengan melibatkan bupati/walikota se-kalteng pada rapat evaluasi TEPRA Provinsi yang dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya dan tidak lepas dari peran serta kerja keras semua SKPD di lingkup Pemprov Kalteng. Sedangkan untuk tahun 2015 kinerja TEPRA dapat dikatakan masih stabil ditengah kondisi politik yang sedang bergerak karena adanya pergantian Gubernur. Berdasarkan grafik di bawah ini, unggul dalam hal penyerapan/realisasi APBD daerah dibandingkan dengan provinsi lainnya di kepulauan Kalimantan. Sejak Triwulan I tahun 2015 memiliki progress keuangan/realisasi anggaran APBD yang paling tinggi lalu diikuti setelahnya oleh Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, hal yang sama juga terjadi pada triwulan II tahun Hal ini tentu tidak terlepas dari performa baik dari TEPRA. Berdasarkan data-data yang ada, telah terjadi perubahan yang signifikan dalam hal penyerapan/ realisasi anggaran belanja 59 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

67 BOKS#3 dengan adanya TEPRA. TEPRA yang terbentuk mulai tahun 2013 memberikan perubahan yang signifikan seperti yang tecermin dalam grafik di bawah ini. Grafik 1. Penyerapan Anggaran Provinsi di Kalimantan Grafik2. Belanja APBD Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan analisa di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa terbentuknya TEPRA Provinsi Kalimantan Tengah memberikan dampak yang sangat terasa bagi performa Provinsi Kalimantan Tengah dalam hal penyerapan/ realisasi APBD. Terdapat beberapa indicator keberhasilan dan hambatan yang dihadapi TEPRA dalam mengawal penyerapan/realisasi APBD, antara lain : a. Indikator keberhasilan dari percepatan penyerapan anggaran adalah melalui pengendalian terhadap proses pengadaan barang/jasa, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian pekerjaan. b. Proses pengadaan yang sebelumnya dilakukan ditahun berjalan, setelah terbentuknya TEPRA pengadaan dapat dilakukan sebelum tahun berjalan, hal ini dapat membantu percepatan realisasi APBD ; c. Hambatan yang ditemui TEPRA adalah hambatan-hambatan yang bersifat administrative, dan juga khusus pada tahun 2015 dengan adannya pergantian kursi kepemimpinan Gubernur juga memberi andil dalam meredam percepatan penyerapan/realisasi APBD. Tabel 1. Realisasi Belanja APBD Kalimantan Tengah PAGU REALISASI S.D JUNI 2015 SISA ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,738,188,434, ,556,823, ,631,611, BELANJA LANGSUNG 1,913,876,280, ,373,921, ,139,502,358, Kajian Ekonomi Keuangan Regional

68 BOKS#3 Dengan waktu yang tersisa, TEPRA diharapkan dapat melakukan percepatan penyerapan/realisasi APBD yang signifikan, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan meningkatkan intensitifitas komunikasi TEPRA Provinsi, serta TEPRA Kabupaten/Kota. Pelaksanaan rapat TEPRA yang dilakukan sekali dalam 1 (satu) bulan, dapat ditingkatkan lagi frekuensinya menjadi sekali dalam 1 (satu) minggu, hal ini dimaksudkan agar memotivasi TEPRA untuk sesegera mungkin melakukan penyerapan/realisasi APBD. 61 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

69 BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Sejalan dengan perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran meningkat pada triwulan I 2015.Sektor pertanian menjadi sektor dengan pengurangan jumlah tenaga kerja terbesar semester I 2015 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Begitu pun di sisi kesejahteraan, Penurunan harga komoditas pertanian di pasar global dan terjadinya peningkatan harga barang umum yang melebihi peningkatan harga barang pertanian mendorong terjadinya tren penurunan nilai NTP di semester I Kajian Ekonomi Keuangan Regional

70 5. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Sejalan dengan perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran meningkat pada triwulan I 2015.Sektor pertanian menjadi sektor dengan pengurangan jumlah tenaga kerja terbesar semester I 2015 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Trend penurunan harga komoditas pertanian menjadi penyebab berkurangnya jumlah tenaga Kalimantan Tengah yang bekerja di sektor pertanian. Di sisi kesejahteraan, teridentifikasi adanya penurunan pada salah satu indikator yakni indeks nilai tukar petani (NTP). Penurunan harga komoditas pertanian di pasar global dan terjadinya peningkatan harga barang umum yang melebihi peningkatan harga barang pertanian mendorong terjadinya trenpenurunan nilai NTP di semester I Namun demikian hal sebaliknya terjadi pada angka kemiskinan yang justru mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya. Perbaikan kondisi kemiskinan pada periode laporan terjadi akibat adanya kenaikan pendapatan perkapita pada periode yang sama. 5.1 Ketenagakerjaan Angka TPT Kalimantan Tengah pada periode semester I 2015 menunjukan kondisi yang kurang baik dibandingkan periode sebelumnya. Angka TPT pada periode laporan tercatat sebesar 3,14% atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 2,71%. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan angka pengangguran terbuka pada periode laporan adalah karena adanya kenaikan jumlah angkatan kerja yang tidak diikuti oleh peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan. Jumlah angkatan kerja pada periode laporan tercatat sebanyak jiwa atau meningkat sebesar 3,23% dibandingkan periode sebelumnya. Adanya tren penurunan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode laporan dapat terlihat dari hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia dimana pada periode laporan terjadi penurunan optimisme dari konsumen akan ketersediaan lapangan pekerjaan. 63 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

71 Grafik 5.1Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Sumber: BPS, data diolah Dilihat dari sisi jenis kegiatan utamanya, share pekerja formal di Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, proporsi pekerja di sektor formal di Kalimantan Tengah mencapai 42,67%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 40.88%). Peningkatan jumlah pekerja sektor formal di Kalimantan Tengah terjadi akibat adanya pelemahan sektor ekonomi yang menjadi basis utama pekerja informal seperti sektor pertanian. Terus merosotnya harga beberapa komoditas pertanian di pasar dunia mendorong petani untuk mencari pekerja lain yang lebih menguntungkan. Semakin berkurangnya jumlah pekerja di sektor pertanian menjadi bukti adanya pergeseran (shifting) pekerjaan dari sektor informal ke sektor formal. Saat ini share jumlah pekerja di sektor pertanian hanya sebesar 43,46% atau orang, berkurang sebanyak orang dibanding periode yang sama di tahun Sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor ekonomi yang mengalami pengurangan jumlah tenaga kerja pada periode laporan, sementara untuk sektor ekonomi lainnya tercatat justru mengalami pertambahan jumlah tenaga kerja. Grafik 5.3Kegiatan Utama Pekerjaan Grafik 5.4 Porsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah 5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kondisi nilai tukar petani (NTP) yang menjadi salah satu indikator pengukur kesejahteraan masyarakat pada periode laporan tercatat masih dalam tren penurunan. Dibandingkan dengan 64 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

72 kondisi di tahun sebelumnya, NTP pada tahun 2015 tercatat mengalami tren yang menurun. Hingga bulan Juni tercatat NTP Kalimantan Tengah hanya sebesar atau menurun -2,60% dibandingkan periode yang sama pada tahun Perubahan harga barang hasil pertanian yang cenderung lebih rendah dibandingkan perubahan harga barang secara umum menjadi faktor yang membuat terjadinya penurunan angka NTP Kalimantan Tengah pada periode laporan. Dari hasil survei konsumen Bank Indonesia tercatat bahwa rata-rata indeks perubahan harga barang umum selama semester I 2015 adalah sebesar atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata indeks perubahan harga barang pertanian yang hanya sebesar Di sisi lain penurunan harga komoditas pertanian di pasar dunia juga turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan angka NTP pada periode laporan. Penurunan NTP dan tren pelemahan harga komoditas pertanian dipasar dunia pada periode laporan menjadi faktor yang menyebabkan pekerja di sektor pertanian menganggap sektor tersebut untuk saat ini kurang menguntungkan dan memilih untuk mencari pekerjaan baru di sektor ekonomi lainnya. Grafik 5.5 Nilai Tukar Petani Grafik 5.6 Indeks Perubahan Harga Sumber: BPS, data diolah 5.3 Kemiskinan Angka kedalaman kemiskinan dan angka keparahan kemiskinan yang juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pada periode laporan justru mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada tahun 2014 tercatat masing-masing sebesar 0.97 dan 0.25 atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnyayang tercatat sebesar 1.02 untuk angka kedalaman kemiskinan dan 0.31 untuk angka keparahan kemiskinan. Perbaikan yang dialami oleh tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah pada periode laporan tidak terlepas dari adanya peningkatan pendapatan perkapita yang dialami oleh masyarakat Kaliamantan Tengah secara keseluruhan. 65 Kajian Ekonomi Keuangan Regional Pada tahun 2014 tercatat pendapatan

73 perkapita Kalimantan Tengah sebesar Rp 36,83 juta atau mengalami kenaikan sebesar 7,20% dibandingkan tahun Di satu sisi garis kemiskinan pada periode laporan tercatat sebesar Rp 320,87 ribu atau hanya meningkat 4,28% dibanding periode sebelumnya. Peningkatan pendapatan perkapita yang berada diatas peningkatan garis kemiskinan mendorong terjadinya perbaikan angka kemiskinan di Kalimantan Tengah. Grafik 5.7 Angka Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Grafik 5.8 Pendapatan Per kapita (juta rupiah) Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah Grafik 5.9 Perubahan Garis Kemiskinan Sumber: BPS, data diolah 66 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

74 BAB 6. PROSPEK EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan III 2015 diperkirakan didorong oleh semua komponen sisi permintaan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015 diperkirakan dalam arah yang meningkat dalam kisaran 6,36% - 6,86% (yoy). Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum diperkirakan berada dalam rentang 4,00% - 5,00% (yoy). 67 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

75 6. Prospek Ekonomi Makro Regional Merujuk pada kondisi perekonomian saat ini dan mencermati prospek serta risiko kedepan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2015 diperkirakan akan stabil dengan kecenderungan melambat dibandingkan triwulan II Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2015 diperkirakan berada dalam kisaran 6.36% % (yoy). Masih tingginya daya beli masyarakat,diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi rumah tangga berada dalam kondisi yang stabil di triwulan III Sementara itu komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan beberapaproyek infrastruktur akan turut mendorong sisi investasi dan ekspor kedepan dari sisi penggunaan. Di sisi sektoral, prospek perbaikan kinerja diperkirakan terjadi pada sektor pertanian dan industri pengolahan seiring datangnya dukungan pemerintah pusat terhadap kedua sektor tersebut. Kondisi sebaliknya dialami oleh sektor pertambangan yang diperkirakan masih berada dalam kondisi terkontraksisebagai dampak masih rendahnya harga komoditas batu bara dunia seiring dengan turunnya permintaan dari negara importir batubara Kalimantan Tengah terbesar, yaitu Tiongkok, serta masih minimnya keberadaan fasilitas pengolahan/pemurnian bahan tambang mineral di Kalimantan Tengah. Namun demikian terdapat potensi perbaikan dari negara mitra dagang lainnya seperti India dan Jepang. Secara keseluruhan, perkiraan membaiknya ekonomi beberapa negara mitra dagang utama Kalimantan Tengah di tahun 2015 seperti Jepang dan India akan membawa iklim yang baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah di tahun Sementara dari sisi perekonomian domestik, diperkirakan sepanjang tahun 2015 ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh di level yang tinggi, berkisar diangka 5,0%-5,4% (yoy). Mencermati beberapa kondisi tersebut, perekonomian Kalimantan Tengah di tahun 2015 akan tumbuh pada kisaran 6,82%-7,32% (yoy). 6.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Prospek Sisi Permintaan Pada triwulan III-2015 komponen sisi permintaan lokal relatif stabil dibandingkan triwulan II Komponen sisi permintaan pada triwulan II 2015 diperkirakan akan didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi. Pada triwulan III 2015 diperkirakan akan terjadi peningkatan investasi, seiring akan dimulainya beberapa proyek besar baik dari pihak pemerintah daerah maupun pihak swasta (pembangunan smelter alumina Kotawaringin Raya Alumina dan kereta api batu bara). Sementara itu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang diperkirakan akan disahkan oleh Kementerian Kehutanan pada triwulan III 2015 akan mendorong peningkatan investasi di Kalimantan Tengah. Disisi lain beberapa proyek multiyears yang masih berlangsung di Kalimantan Tengah masih akan menjadi faktor penguat pertumbuhan ekonomi dari sisi investas.i 68 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

76 Sisi konsumsi pada triwulan III 2015 juga diperkirakan masih akan cukup kuat dan menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi dari sisi permintaan. Adanya momen perayaan Idul Fitri di awal triwulan III 2015 diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi RT masih akan tumbuh cukup tinggi. Masih stabilnya pertumbuhan sisi konsumsi RT pada triwulan III 2015 dapat terlihat dari hasil SurveIIndeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan SurveiKonsumen (SK) Bank Indonesia. Dari hasil survey ITK yang dilakukan BPS diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi pada triwulan III BPS memperkirakan akan terjadi peningkatan ITK pada triwulan III 2015 sebesar dibandingkan triwulan II Disisi lain hasil SK yang dilaksanakanbank Indonesia juga menunjukan hasil yang sama, SK memperkirakan pada triwulan III 2015 akan terjadi peningkatan konsumsi yang dilakukan masyarakat. Dari hasil SK, indeks konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat pada triwulan III 2015 sebesar 188 dibandingkan triwulan II 2015 yang sebesar 182. Selain itu, pada triwulan yang sama diperkirakan akan adanya terjadi peningkatan dari konsumsi lembaga non provit (LNPRT) seiring persiapan kegiatan Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati Kotawaringin Timur yang akan dilakukan pada akhir tahun Grafik 6.1 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Grafik 6.2 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Survey Konsumen Sumber: BPS, data diolah Meski perkiraaan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang Kalimantan Tengah diperkirakan meningkat pada triwulan III 2015, namun ekspor Kalimantan Tengah diperkirakan akan sedikit tertahan. Ekspor Kalimantan Tengah yang cenderung didominasi oleh komoditas batubara diperkirakan akan tertahan akibat penurunan debit air sungai yang menyebabkan gangguan pengangkutan dari komoditas ini. Disisi lain diperkirakan Ekspor komoditas CPO dan Karet akan sedikit menguat pada triwulan III 2015 seiring kondisi cuaca yang relatif mendukung produksi dari kedua komoditas tersebut. 69 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

77 Tabel 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Mitra Keterangan : lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sama dengan perkiraan sebelumnya lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya WEO (IMF) WEO (IMF) Mei-15 Pangsa Ekspor Pertumbuhan Ekonomi (%) Jan p 2016p 2015p 2016p Kalteng Tiongkok Jepang India Prospek Sisi Penawaran Di sisi penawaran, pada triwulan III 2015, diperkirakan sektor pertanian dan industri pengolahan akan menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu sektor pertambangan pada triwulan III 2015 diperkirakan masih tumbuh - negatif, disisi lain sektor perdagangan dan konstruksi diperkirakan tumbuh relatif stabil pada tingkat yang masih cukup tinggi. Pada sektor pertanian, diperkirakan pada triwulan mendatang akan tumbuh meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Tingginya pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan III 2015 diperkirakan akan didorong oleh adanya panen raya kelompok tabama khususnya komoditas padi lokal yang diperkirakan akan jatuh pada bulan September. Disisi lain, meski harga CPO diperkirakan masih dalam tren- penurunan namun diperkirakan pada triwulan III 2015 masih akan terjadi peningkatan produksi CPO, seiring tren peningkatan produksi CPO yang cenderung mengalami kenaikan pada triwulan III Di samping itu, komoditas karet juga diperkirakan akan membaik pada triwulan III 2015 setelah pada dua triwulan sebelumnya mengalami penurunan produksi. 70 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

78 Grafik 6.3Perkembangan Harga batubara Internasional Grafik 6.4Perkembangan Harga CPO Internasional Sumber: bloomberg, data diolah Sumber: bloomberg, data diolah Sektor pertambangan pada triwulan III 2015 diperkirakan masih terkontraksi. Dari segi harga, harga batubara pada triwulan III 2015 diperkirakan akan masih berada pada level yang rendah. Namun jika dilihat lebih dalam, tingkat harga yang masih rendah bukan merupakan satu-satunya faktor penghambat laju pertumbuhan pertambangan batu bara. Penurunan produksi batubara yang terjadi diperkirakan akan lebih disebabkan oleh adanya penurunan debit air sungai yang cenderung menghambat laju kapal tongkang pengangkut komoditas tersebut. Sementara itu produksi pertambangan mineral pada triwulan III 2015 diperkirakan masih cenderung tertahan akibat masih terbatasnya faslitas pengolahan di Kalimantan Tengah. Disisi lain, sektor perdagangan diperkirakan akan tumbuh relatif stabil pada triwulan III Adanya momen Idul FItri pada awal triwulan laporan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor perdagangan masih pada kondisi yang tinggi. Sementara itu peningkatan konsumsi juga diperkirakan pada beberapa survei yang dilakukan BPS dan Bank Indonesia dimana angka indeks konsumsi cenderung meningkat di triwulan III Prospek Inflasi Daerah Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum diperkirakan berada dalam rentang 4,00% - 5,00% (yoy). Tekanan inflasi yang relatif tinggi diperkirakan masih akan didorong oleh kelompok volatile food dan administered prices, sementara kelompok inti diperkirakan akan relatif stabil. Adanya momen beberapa perayaan hari raya pada triwulan mendatang yakni Idul Fitri pada bulan Juli dan Idul Adha diperkirakan akan menaikan tingkat konsumsi masyarakat. Peningkatan konsumsi yang terjadi diperkirakan akan mendorong peningkatan tekanan inflasi komoditas volatile food khususnya pada komoditas pangan starategis seperti daging ayam ras, beras dan kelompok ikan tangkap.. Disisi lain ketersediaan pasokan pada triwulan III-2015 diperkirakan dapat mencukupi permintaan yang ada. Untuk komoditas beras, diperkirakan panen raya terjadi pada triwulan III 2015 khususnya pada bulan September. Panen raya tersebut diperkirakan akan mencukupi permintaan komoditas beras pada 71 Kajian Ekonomi Keuangan Regional

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] [Type the document title] 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc).

REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc). BAB 1 PERKEMBANGAN EKO ONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 213 sebesar 7,38% (ctc). Melambatnya hampir seluruh komponen

Lebih terperinci

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan Edisi Agustus 217 Buku Kajian Ekonomi dan Regional ini Diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Jl. Mulawarman No. 123, Kota Tarakan 77117 No. Telp: 551-38 7777. Fax:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 218 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN II 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2015 TUMBUH 5,25 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II :

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II : BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 066/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II -2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 3,58 PERSEN DAN Q-T-

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2017 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi: Tim

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II-2017 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta No. 41/08/31/Th. XIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA NOVEMBER 216 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Muhamad Nur : Kepala Perwakilan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan II 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci