[Type the document title]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Type the document title]"

Transkripsi

1 [Type the document title] 1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 ini dapat diselesaikan. Kajian ini disusun sebagai upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dalam memberikan informasi terkait perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, baik untuk internal Bank Indonesia maupun eksternal stakeholders. Kajian ini disusun berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber yang diperoleh melalui survei, liaison, dan kerjasama lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi dimaksud. Kami juga berharap agar kerjasama yang baik ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan di masa yang akan datang, serta kualitas kajian dapat terus ditingkatkan sehingga memberikan manfaat bagi seluruh stakeholders. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya, 21 Mei 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Muhamad Nur Kepala Perwakilan 2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR GRAFIK... 5 RINGKASAN UMUM... 6 TABEL INDIKATOR... 9 BAB I. EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Investasi Ekspor-Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Pertambangan Industri Pengolahan BAB 2. INFLASI REGIONAL Perkembangan Inflasi Inflasi Menurut Barang dan Jasa Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) Inflasi Menurut Kota Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Non Fundamental Fundamental BAB 3. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kondisi Umum Perbankan Kelembagaan Aset Perbankan

4 3.1.3 Penghimpunan Dana Intermediasi dan Risiko Perbankan Perkembangan Suku Bunga Perbankan Konvensional Stabilitas Sistem Keuangan Ketahanan Sektor Rumah Tangga Transaksi Tunai Transaksi Non-Tunai Transaksi Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH APBD Provinsi Kalimantan Tengah Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah 60 BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Ketenagakerjaan Nilai Tukar Petani (NTP) Kemiskinan... 6 BAB 6.PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Ekonomi Makro Regional Prospek Sisi Permintaan Prospek Sisi Penawaran Prospek Inflasi Daerah

5 DAFTAR GRAFIK 5

6 RINGKASAN UMUM Pertumbuhan Ekonomi Regional Perlambatan ekonomi terjadi pada triwulan II 2015 di Kalimantan Tengah, namun demikian tingkat pertumbuhannya masih cukup baik secara nasional maupun regional Kalimantan Perekonomian Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan II Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar 6,98% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu oleh melemahnya kinerja sektor utama. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 4,67% (yoy) dan provinsi lain dalam regional Kalimantan. Perkembangan Inflasi Daerah Laju inflasi Kalimantan Tengah Triwulan II 2015 menunjukan tren meningkat namun masih terkendali Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 menunjukkan tren yang meninkat. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat dalam bulan Ramadhan memicu tekanan harga beberapa komoditas pokok. Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Indikator perbankan dan sistem pembayaran di triwulan II 2015 menunjukan perlambatan namun cukup kondusif dalam mendukung perekonomian Kinerja sektor perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015 terpantau melambat namun masih tetap kondusif. Hal tersebut tercermin dari aset total perbankan, DPK, dan kredit yang tumbuh masing-masing sebesar 10,26%(yoy), 3,60% (yoy), dan 6,16% (yoy). Jumlah likuiditas di Kalimantan Tengah terpantau melambat namun masih mencukupi dalam mendukung transaksi perekonomian sebagaimana tercermin pada uang kartal yang memadai serta jumlah transaksi non tunai yang mengalami pertumbuhan. Kinerja sistem pembayaran non tunai Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan II-2015 cukup kondusif yang terlihat dari perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang walaupun melambat namun tetap meningkat dalam nilainya. 6

7 Perkembangan Keuangan Daerah Sesuai dengan siklikalitas, realisasi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah di triwulan II-2015 menunjukan perkembangan yang baik Pada tahun 2015 terdapat kenaikan target pendapatan dan belanja daerah APBD Provinsi Kalimantan Tengah dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan target pendapatan daerah meningkat 9,46% dari Rp3,16 triliun (2014) menjadi Rp3,46 triliun. Sedangkan pada sisi belanja daerah juga mengalami peningkatansebesar 5,75% dari Rp3,45 triliun (2014) menjadi Rp3,65 triliun pada tahun Prospek Perekonomian dan Inflasi Perekonomian pada triwulan II 2015 diperkirakan barada di kisaran 6,36% - 6,86 (yoy), dengan laju inflasi pada kisaran 4,00-5,00% (yoy) Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 diperkirakan didorong oleh semua komponen sisi permintaan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015 diperkirakan dalam arah yang meningkat dalam kisaran 6,36% - 6,86% (yoy). Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum diperkirakan berada dalam rentang 4,00% - 5,00% (yoy). Tekanan inflasi yang relatif tinggi diperkirakan akan dari kelompok volatile food dan administered prices, sementara kelompok inti diperkirakan akan relatif stabil. 7

8 8

9 TABEL INDIKATOR I 2015 II Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) Berdasarkan sektoral 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya Berdasarkan permintaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Inflasi (%, yoy) INDIKATOR MAKRO EKONOMI REGIONAL Kota Palangka Raya Kota Sampit

10 INDIKATOR I II Perbankan Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) Giro Tabungan Deposito Kredit (Rp Triliun) Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit UMKM (Rp Triliun) Loan to Deposit Ratio (LDR) - (%) Non Performing Loan (NPL) Gross - (%) Sistem Pembayaran Transaksi Non Tunai (Rp Miliar) 19, , , , , RTGS (Rp Miliar) 18, , , , , Kliring (Rp Miliar) 1, , , Transaksi Tunai (Rp Miliar) 8, , , , ,

11 BAB I. EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami kondisi perlambatan dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 6,98% (yoy), lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,82% (yoy). Dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada periode laporan dimotori oleh kinerja konsumsi RT yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.. Sektor pertanian dan industri pengolahan juga turut menndorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada periode laporan. 11

12 1. Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami kondisi perlambatan dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 6,98% (yoy), lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,82% (yoy). Dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada periode laporan dimotori oleh kinerja konsumsi RT yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingginya permintaan barang dan jasa pada beberapa momen hari besar pada triwulan II 2015 mendorong adanya peningkatan angka konsumsi RT. Sektor pertanian dan industri pengolahan juga turut menndorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada periode laporan. Pergeseran musim panen dan peningkatan produksi CPO menjadi penyebab peningkatan di sektor pertanian dan industri pengolahan pada triwulan laporan. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional 12

13 1.1 Sisi Permintaan Sumber : BPS, diolah Tabel 1.1 Pertumbuhan Komponen Permintaan Komponen Permintaan (yoy) Triwulan I Triwulan II 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.48% 4.88% 4.43% 3.86% 3.99% 5.14% 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7.89% 8.38% 9.08% 8.83% 0.64% 3.66% 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.83% 8.66% 6.64% 6.30% 3.81% 8.50% 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 10.85% 7.03% 3.86% 7.08% 6.19% 8.13% 5. Perubahan Inventori -8.45% 5.68% % % % 12.77% 6. Ekspor Luar Negeri 7.53% 7.94% 12.33% 2.79% 11.59% 11.05% 7. Impor Luar Negeri 8.16% 6.70% 5.22% 3.29% 2.64% 11.05% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.01% 6.87% 7.38% 6.21% 7.82% 6.98% Dari sisi permintaan atau pengeluaran, melambatnya perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terutama didorong oleh perlambatan komponen net ekspor Kalimantan Tengah. Penurunan ekspor komoditas batubara menjadi faktor yang mendorong penurunan andil pada komponen ekspor sebesar 4,92% di periode laporan. Disisi lain peningkatan kegiatan impor antar daerah untuk memenuhi permintaan yang tinggi pada momen-momen hari besar yang jatuh pada triwulan II 2015 menyebabkan terjadinya peningkatan yang cukup tinggi pada andil komponen impor sebesar -5,02%. Komponen konsumsi dan investasi pada triwulan II 2015 juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Tingkat permintaan barang dan jasa yang cenderung meningkat menjelang awal bulan Ramadhan mendoeong peningkatan andil komponen konsumsi sebesar 3,43%. Sementara itu pembangunan beberapa proyek multiyears yang masih dilakukan membuat andil komponen investasi tetap tinggi sebesar 3,53% pada triwulan II

14 Grafik 1.2 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan Sumber: BPS, diolah Konsumsi Seluruh komponen sisi Konsumsi pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Konsumsi pemerintah menjadi komponen konsumsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibanding komponen lainnya. Konsumsi pemerintah pada periode laporan mengalami pertumbuhan sebesar 8,50% (yoy) atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 3,81% (yoy). Disisi lain konsumsi RT dan konsumsi LNPRT pada triwulan II 2015 mengalami petumbuhan masing-masing sebesar 5,14% dan 3,66% (yoy). Konsumsi RT pada triwulan II 2015 mengalami akselerasi pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode laporan konsumsi RT mengalami pertumbuhan sebesar 5,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mencapai 3,99% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan konsumsi RT tentu dibarengi dengan peningkatan andil konsumsi RT pada periode ini. Konsumsi RT pada triwulan ini memberikan andil sebesar 2,12% terhadap PDRB, meningkat dibanding periode sebelumnya yang hanya memberikan andil sebesar 2,09%. Secara nominal pada triwulan II 2015, konsumsi RT Kalimantan Tengah berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Rp miliar. Pertumbuhan komponen konsumsi pada triwulan laporan dinilai merupakan dampak dari peningkatan permintaan barang dan jasa menjelang bulan Ramadhan yang jatuh bulan Juni Adanya beberapa event lokal, seperti rangkaian perayaan HUT Kalimantan Tengah yang melibatkan cukup banyak peserta dari seluruh Kabupaten/ 14

15 Kota di Kalimantan Tengah juga turut memberikan sumbangsih terhadap kenaikan permintaan barang dan jasa pada triwulan laporan. Meningkatnya konsumsi RT juga tercermin dari beberapa indikator seperti indeks keyakinan konsumen dari hasil survey konsumen (SK) Bank Indonesia dan indeks tendensi konsumen (ITK) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Palangka Raya pada triwulan laporan mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Meskipun terlihat menurun pada bulan Mei namun secara rata-rata 3 bulan, IKK triwulan II 2015 cenderung lebih tinggi dibandingkan triwulan I Hal serupa dapat terlihat dari ITK BPS yang mengalami peningkatan di periode yang sama. ITK pada triwulan II 2015 meningkat tajam dari 94,98 pada triwulan I 2015 menjadi di triwulan II Dari sisi pembiayaan, kredit konsumsi Kalimantan Tengah pada periode laporan tercatat mengalami kondisi melambat sebesar 14,25% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,94% (yoy). Kredit konsumsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp miliar. Perlambatan yang terjadi pada kredit konsumsi mengindikasikan bahwa di periode laporan, konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat lebih banyak bersumber dari penghasilannya sendiri. Fenomena ini tercermin dalam hasil survey konsumen yang menangkap adanya pergeseran proporsi penggunaan pendapatan pada triwulan II Proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi mengalami peningkatan dibandingkan pada periode sebelumnya. Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Sumber: BPS, diolah 15

16 Grafik 1.5 Proporsi Pendapatan Grafik 1.6 Kredit Konsumsi Konsumsi pemerintah pada periode laporan juga menunjukan adanya peningkatan. Andil konsumsi pemerintah terhadap PDRB di triwulan II 2015 mencapai 1,26%, meningkat dibanding periode sebelumnya yang hanya 0,49%. Konsumsi pemerintah Kalimantan Tengah berdasarkan data BPS atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2015 mencapai Rp miliar. Penyerapan belanja langsung APBD yang telah mencapai 51,38% pada triwulan II 2015 menjadi penyebab kenaikan konsumsi pemerintah di periode yang sama. Peningkatan kegiatan masyarakat pada periode laporan dan adanya momen Pilkada Gubernur dan Bupati Kotawaringin Timur di akhir tahun 2015 turut mendorong kenaikan kegiatan lembaga non provit (LNPRT). Kenaikan kegiatan LNPRT yang cukup tinggi berimplikasi terhadap peningkatan nilai konsumsinya pada periode laporan. Konsumsi LNPRT pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,66% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 0,64% 16

17 (yoy). Masih pada periode yang sama, andil konsumsi LNPRT juga tercatat meningkat dari periode sebelumnya, yakni sebesar 0,05% setelah sebelumnya hanya memberikan andil sebesar 0,01% Investasi Pada triwulan II 2015 nilai investasi Kalimantan Tengah yang dihitung dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I PMTB tercatat tumbuh sebesar 8,13% (yoy) atau melebihi capaian pada periode sebelumnya sebesar 6,19% (yoy). Andil PMTB terhadap PDRB juga meningkat sebesar 3,53% setelah pada periode sebelumnya hanya tumbuh sebesar 2,55%. Dari perhitungan yang dilakukan oleh BPS, PMTB Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 atas dasar harga berlaku mencapai Rp milyar. Peningkatan PMTB pada triwulan II 2015 juga terkonfirmasi dari adanya kenaikan konsumsi semen di Kalimantan Tengah yang mengalami peningkatan pada periode yang sama, Konsumsi semen Kalimantan Tengah pada periode laporan mencapai 142 ribu ton, atau meningkat sebesar 7,72% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 7,25% (yoy). Peningkatan konsumsi semen juga mengindikasikan bahwa pada triwulan II 2015 terdapat kenaikan jumlah pembangunan fisik gedung. Disisi lain, indikator penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) justru mengindikasikan ke arah yang berbeda. PMA dan PMDN Kalimantan Tengah pada periode laporan justru mengalami penurunan di banding periode sebelumnya. PMA Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tumbuh negative sebesar -68,47% (yoy) atau menurun semakin dalam dibanding periode sebelumnya yang tumbuh -47,00%. PMA Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tercatat hanya sebesar USD 42,1 juta. Hal yang sama juga terjadi pada PMDN Kalimantan Tengah, setelah pada periode sebelumnya mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai 456,02% (yoy) pada triwulan laporan justru mengalami penurunan sebesar -87,27% (yoy). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat PMDN Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 hanya mencapai Rp 70 milyar. Penurunan pertumbuhan PMA dan PMDN merupakan cerminan sikap investor yang cenderung wait and see menjelang adanya pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah pada akhir tahun

18 Grafik 1.7 Kredit Investasi Grafik 1.8 Konsumsi Semen Kalimantan Tengah Sumber: BPS, diolah Grafik 1.9 Perkembangan PMDN Grafik 1.10 Perkembangan PMA Sumber: BKPM, data diolah Sumber: BKPM, data diolah Ekspor-Impor 18

19 Neraca perdagangan bersih Kalimantan Tengah pada triwulan II 2014 mengalami defisit yang cukup dalam seiring menguatnya komponen impor pada periode tersebut. Disisi lain defisit neraca perdagangan bersih yang terjadi juga disebabkan oleh adanya penurunan ekspor pada periode laporan. Berdasarkan perhitungan BPS, pada triwulan laporan ekspor dan impor Kalimantan Tengah tumbuh masing-masing sebesar 11,05% (yoy). Nominal ekspor dan impor pada periode triwulan II 2015 berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp milyar untuk ekspor dan Rp milyar untuk impor. Pada sisi ekspor pertumbuhan yang hanya mencapai 11,05% (yoy) pada triwulan laporan menjadikannya melambat bila dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai pertumbuhan 11,59% (yoy). Disisi lain dengan pertumbuhan sebesar 11,05% (yoy) sisi impor justru mengalami penguatan dibandingkan periode sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 2,64% (yoy). Grafik 1.11 Perkembangan Neraca Perdagangan Bersih Grafik 1.12 Perkembangan Neraca Perdagangan LN Sumber: BPS, data diolah Sumber: Bea cukai, data diolah 19

20 Berbeda dengan yang dialami neraca perdagangan bersih, neraca perdagangan LN Kalimantan Tengah pada periode laporan justru mengalami peningkatan surplus. Pertumbuhan ekspor LN Kalimantan Tengah yang melebihi pertumbuhan impor LN nya mendorong kenaikan surplus pada neraca perdagangan LN Kalimantan Tengah di periode tersebut. Pada triwulan II 2015 diketahui bahwa ekpor LN Kalimantan Tengah mencapai USD 361 juta, sementara impor LN hanya mencapai USD 25 juta. Berdasarkan volumenya, ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 justru mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Volume ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan laporan mengalami perlambatan sebesar 4,67% (yoy) atau secara total volume terdapat 3,2 juta ton barang yang diekspor oleh Kalimantan Tengah. Hal serupa terjadi terhadap nilaiekspor LN Kalimantan Tengah yang juga mengalami perlambatan. Ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 9,99% (yoy) atau melambat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 21,06% (yoy). Penurunan ekspor LN komoditas batubara menjadi penyebab perlambatan ekpor LN Kalimantan Tengah pada periode laporan. Ekspor LN komoditas batubara pada periode laporan diketahui tumbuh negatif sebesar -5,66% (yoy) setelah mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi pada triwulan I 2015 yang mencapai 146,69% (yoy). Meski mengalami penurunan, komoditas batubara masih menjadi komoditas yang mendominasi ekpor Kalimantan Tengah pada triwulan II Pangsa batubara terhadap total ekspor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mencappai 42,91% atau dengan nilai mencapai USD 155 juta. Negara India pada triwulan II 2015 masih menjadi negara tujuan ekspor dengan pangsa tertinggi untuk ekspor Kalimantan Tengah. Pangsa ekspor Kalimantan Tengah ke India mencapai 24,24% dari total ekspor Kalimantan Tengah. Grafik 1.13 Perkembangan Volume Ekspor Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor 20

21 Sumber: Bea Cukai, data diolah Sumber: Bea cukai, data diolah Grafik 1.15 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Sumber: Bea Cukai, data diolah Komoditas Grafik 1.16 Pangsa Komoditas Ekspor Pangsa (%) Sumber: Bea cukai, data diolah Nilai (USD Juta) Batubara CPO Karet Zircon Lainnya Dilihat berdasarkan volume dan nilainya, impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan laporan menunjukan adanya penurunan. Penurunan impor LN Kalimantan Tengah pada periode laporan disebabkan oleh adanya penurunan pembelian barang modal yang dilakukan investor. Total volume impor Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami penurunan sebesar -41,53% dengan total berat mencapai 5,28 juta ton. Sementara nilai impor Kalimantan Tengah pada periode laporan mengalami penurunan sebesar -19,81% (yoy) atau dengan nilai total sebesar USD 25 juta. Negara Malaysia pada triwulan laporan masih menjadi negara asal impor dengan pangsa tertinggi untuk impor Kalimantan Tengah. Pangsa impor Kalimantan Tengah yang berasal dari Malaysia pada triwulan II 2015 mencapai 83,45% dari total impor Kalimantan Tengah. Sementara berdasarkan komoditas, mesin untuk industri umum masih mendominasi jumlah barang terbesar yang diimpor oleh Kalimantan Tengah. 21

22 Pangsa impor Kalimantan Tengah untuk mesin industri umum mencapai 45,36% dari total barang yang diimpor Kalimantan Tengah atau senilai USD 11,45 juta. Grafik 1.17 Perkembangan Volume Impor Grafik 1.18 Perkembangan Nilai Impor Sumber: Bea Cukai, data diolah Sumber: Bea cukai, data diolah Grafik 1.19 Pangsa Negara Asal Impor Sumber: Bea Cukai, data diolah Grafik 1.20 Pangsa Komoditas Impor Komoditas Pangsa (%) Sumber: Bea cukai, data diolah Nilai (USD Juta) Mesin Industri Umum Generator Pembangkit Peralatan Industri Metal Peralatan Industri Non Metal Lainnya

23 1.2 Sisi Penawaran Sumber : BPS, diolah Tabel 1.2 Pertumbuhan Komponen Sektoral Sektoral (yoy) Triwulan I Triwulan II 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.65% 2,62% 3.46% 6.71% 5.14% 7.00% 2 Pertambangan dan Penggalian 18.32% 11.07% 15.97% -2.87% 11.99% -1.30% 3 Industri Pengolahan 1.50% 5.39% 7.89% 12.16% 7.76% 8.70% 4 Pengadaan Listrik dan Gas 10.53% 12.03% 6.06% 16.07% 49.58% 36.42% 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.42% 5.34% 5.40% 4.47% 3.35% 4.31% 6 Konstruksi 5.25% 7.77% 3.08% 9.92% 7.25% 8.96% 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.10% 7.99% 4.29% 7.68% 8.97% 9.29% 8 Transportasi dan Pergudangan 3.80% 4.19% 11.52% 2.14% 14.39% 12.94% 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.95% 9.62% 6.00% 8.21% 7.73% 9.09% 10 Informasi dan Komunikasi 9.98% 9.76% 9.90% 12.08% 7.32% 6.05% 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 30.19% 13.52% 8.55% 6.66% 1.79% -0.07% 12 Real Estate 11.07% 8.21% 6.99% 7.11% 8.87% 7.74% 13 Jasa Perusahaan 10.17% 5.14% 7.76% 4.54% 6.45% 8.60% 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.45% 7.33% 7.00% 8.86% 5.18% 14.95% 15 Jasa Pendidikan 8.59% 8.89% 4.55% 9.67% 3.57% 9.18% 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.74% 9.74% 3.77% 8.86% 5.70% 9.36% 17 Jasa lainnya 4.54% 8.16% 4.98% 8.86% 7.19% 7.50% PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.01% 6.87% 7.38% 6.21% 7.82% 6.98% Berdasarkan sisi penawaran atau sektoral, perlambatan yang dialami perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terutama didorong oleh penurunan kinerja dari sektor pertambangan. Sementara itu pada sektor utama daerah lainnya seperti sektor pertanian dan industri pengolahan justru tumbuh meningkat pada triwulan laporan. Sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami pertumbuhan masingmasing sebesar 7,00% dan 8,70% (yoy). Seiring penurunan yang terjadi pada sektor pertambangan, pada triwulan laporan juga tercatat sektor pertambangan memberikan andil negatif terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah sebesar -0,22%. Sementara itu sektor pertanian dan industri pengolahan pada periode laporan justru mengalami memberikan andil yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Sektor pertanian dan industri pengolahan memberikan andil masing-masing sebesar 1,52% dan 1,31% di triwulan II

24 Grafik 1.21 Andil Pertumbuhan Sisi Penawaran Sumber: BPS, diolah Sektor Pertanian Sektor pertanian pada triwulan II 2015 mengalami akselerasi partumbuhan yang cukup signifikan. Pertanian pada periode laporan tumbuh meningkat sebesar 7,00% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,14% (yoy). Andil sektor pertanian juga tercatat mengalami peningkatan pada triwulan laporan sebesar1,66% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar 1,25%. Dari dua subsektor utama pertanian yaitu perkebunan dan tabama mencerminkan adanya peningkatan produksi pada triwulan II Dari dua komoditas utama di subsektor perkebunan yakni tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan karet, keduanya mengalami kenaikan produksi pada periode laporan. Produksi TBS pada triwulan II 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 6,77% (yoy) atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar - 9,95% (yoy). Dari data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Tengah, produksi TBS pada triwulan II 2015 mencapai 9,44 juta ton. Trend perbaikan harga dan peningkatan luas lahan yang memasuki masa produktif menjadi pendorong utama peningkatan produksi TBS di triwulan II Harga rata-rata 3 bulan untuk TBS umur tahun pada periode laporan tercatat 24

25 sebesar Rp 1570,57 per Kg atau mengalami perbaikan sebesar -10% (yoy) setelah sebelumnya menurun dalam sebesar -12% (yoy). Grafik 1.22 Produksi TBS Kalimantan Tengah Grafik 1.23 Perkembangan Harga TBS Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Produksi komoditas karet pada triwulan II 2015 juga mengalami peningkatan dibandingkan periode triwulan I Dari data Disbun Provinsi Kalimantan Tengah, produksi karet pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 0,40% (yoy) atau meningkat tipis dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,16% (yoy). Secara agregat produksi karet Kalimantan Tengah pada periode laporan mencapai 67,16 ribu ton. Setelah mengalami trend penurunan sepanjang tahun 2014, pada semester I 2015 harga bongkahan karet (Bokar) di Kalimantan Tengah mulai mengalami perbaikan. Diketahui pada bulan Juni 2015 harga bokar yang diterima petani di Kalimantan Tengah mencapai Rp 14,4 ribu atau meningkat sebesar 5,49% (yoy). Perbaikan harga dan kondisi cuaca yang mendukung diindikasikan menjadi penyebab peningkatan produksi karet pada triwulan lapooran. Grafik 1.24 Produksi Karet Kalimantan Tengah Grafik 1.25 Perkembangan Harga Bokar 25

26 Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Subsektor tabama pada triwulan laporan juga turut mengalami peningkatan. Kondisi peningkatan sektor tabama pada periode laporan tercermin dari adanya kenaikan produksi padi. Program upaya khusus (upsus), peningkatan luas lahan dan pergeseran musim panen menjadi faktor pendorong peningkatan produksi padi pada periode laporan. Produksi padi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar 289,20 ribu ton atau mengalami peningkatan cukup tinggi sebesar 139,91% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar -8,33% (yoy). Grafik 1.26 Produksi Padi Kalimantan Tengah Pertanian Grafik 1.27 Perkembangan Kredit Sumber: Distanak Kalteng, data diolah Sementara kredit pertanian pada triwulan laporan justru mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya. Kredit pertanian pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan sebesar 4,68% (yoy) setelah pada periode sebelumnya tumbuh sebesar 7,95% (yoy). Secara nominal kredit perbankan yang diberikan kepada sektor pertanian adalah sebesar Rp milyar. 26

27 1.2.2 Sektor Pertambangan Sektor pertambangan pada triwulan II 2015 mengalami deselerasi partumbuhan yang cukup signifikan. Pertambangan pada periode laporan tumbuh negatif sebesar -1,30% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan cukup tinggi sebesar 11,99% (yoy). Pertumbuhan negatif sektor pertambangan pada periode laporan mengakibatkan sektor ini memberikan andil negatif sebesar -0,13% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Sampai dengan triwulan II 2015, sektor pertambangan di Kalimantan Tengah masih sangat bergantung pada kinerja komoditas batubara. Masih minimnya fasilitas pengolahan yang beroperasi menyebabkan keterbatasan produksi dari komoditas tambang mineral. Hingga saat ini, baru terdapat tujuh fasilitas pemurnian yang telah beroperasi di Kalimantan Tengah dan seluruhnya merupakan fasilitas pemurnian untuk komoditas zircon. Produksi batubara pada triwulan II 2015 tercatat mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya. Pertumbuhan komoditas batubara pada periode laporan tercatat sebesar 4,99% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan I ,19% (yoy). Pada periode laporan tercatat data produksi batubara berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 2,08 juta ton. Disisi lain harga komoditas batubara internasional hingga triwulan II 2015 masih dalam trend penurunan. Harga komoditas batubara internasional pada periode laporan tercatat sebesar USD 52,87 per metric ton atau tumbuh negative sebesar -12,86% (yoy). Grafik 1.28 Produksi Batubara Kalimantan Tengah Grafik 1.29 Perkembangan Harga Batubara Internasional 27

28 Sumber: Distamben Kalteng, data diolah Sumber: Bloomberg, data diolah Sudah beroperasinya tujuh fasilitas pemurnian, belum mampu mengembalikan produksi zircon Kalimantan Tengah ke titik sebelum diterapkannya UU Minerba. Produksi zircon Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar ton. Dari sisi pertumbuhan, produksi zircon Kalimantan Tengah masih berada dalam kondisi penurunan sebesar -35,31% (yoy). Sementara dari sisi pembiayaan, kredit yang diberikan perbankan untuk sektor pertambangan Kalimantan Tengah juga mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Kredit sektor pertambangan Kalimantan Tengah pada triwulan laporan tumbuh sebesar 47,75% (yoy) atau melambat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh mencapai 55,83% (yoy). Secara nominal, kredit sektor pertambangan tercatat sebesar Rp milyar. Grafik 1.30 Produksi Zircon Kalimantan Tengah Perbankan Grafik 1.31 Perkembangan Kredit 28

29 Sumber: Distamben Kalteng, data diolah Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan pada triwulan II 2015 mengalami peningkatan pertumbuhan. Industri pengolahan pada periode laporan tumbuh sebesar 8.70% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 7,76% (yoy). Andil sektor industri pengolahan pada triwulan laporan mengalami peningkatan yakni sebesar 1,44% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya sektor industri pengolahan sejalan produksi CPO yang cenderung meningkat pada triwulan laporan. Berdasarkan data Disbun Provinsi Kalimantan Tengah terdapat kenaikan produksi CPO pada triwulan II 2015 sebesar 1,33% (yoy) atau meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar - 45,65% (yoy). Secara agregat produksi CPO Kalimantan tengah pada triwulan II 2015 mencapai 96,67 ribu ton. Peningkatan produksi CPO pada triwulan laporan disebabkan oleh adanya peningkatan luas lahan produktif pada tahun Sementara itu, harga CPO lokal Kalimantan Tengah hingga triwulan II 2015 masih mengalami trend penurunan. Harga CPO lokal Kalimantan Tengah pada triwulanlaporan mengalami pertumbuhan negative sebesar -16,28% atau sebesar Rp 7,04 ribu. 29

30 Grafik 1.32 Produksi CPO Kalimantan Tengah Lokal Grafik 1.33 Perkembangan Harga CPO Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Sumber: Disbun Kalteng, data diolah Grafik 1.34 Produksi Indeks Industri Industri Grafik 1.35 Perkembangan Kredit Sumber: BPS, data diolah Kurang sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan yang cenderung meningkat pada triwulan II 2015, kredit industri pengolahan justru mengalami penurunan. Kredit industri pengolahan pada triwulan II 2015 mengalami pertumbuhan negative sebesar -1,50% (yoy) atau menurun semakin dalam dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar -0,92% (yoy). Secara nominal kredit industri pengolahan di Kalimantan Tengah mencapai angka Rp milyar. 30

31 Dari sisi pertumbuhan Indeks Industri Manufaktur Besar dan Sedang serta Indeks Industri Manufaktur Kecil yang dirilis oleh BPS menunjukan adanya peningkatan yang cukup tajam dari indeks industri manufaktur kecil sebesar 14,84% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara indeks industri besar dan sedang pada periode laporan justru mengalami perlambatan sebesar 3,16% (yoy). BOKS#1 Growth Diagnostic Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif merupakan syarat utama dalam pembangunan ekonomi daerah. Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan perlu dilakukan kajian awal untuk mendiagnosa kendala dan hambatan kritikal suatu daerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif. Diagnosa awal terkait kendala dalam provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif merujuk pada kajian berjudul East Java Growth Diagnostic : Identifying Tehe Constraint to Inclusive Growth in Indonesia s Second Largest Province yang dilakukan Bank Dunia pada tahun Untuk melakukan diagnosa awal akan digunakan decission tree (grafik 1.) yang sudah umum digunakan untuk mendiagnosa hambatan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Metode ini juga dikembangkan oleh Hausman, Rodric dan Velasco pada tahun Grafik 1. Growth Diagnostic Decission Tree 31

32 Dalam menggunakan kerangka berpikir ini, kondisi Kalimantan Tengah akan dibandingkan dengan kondisi provinsi lain di Pulau Kalimantan sebagai acuan atau pembanding dalam mendiagnosa kendala dan hambatan untuk mencapai inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi. BOKS#1 Low Return to Economy Activity Melalui teori diatas, telah dilakukan diagnosa awal mengenai Low Return to Economy Activity melalui kondisi infrastruktur, human capital, resiko ekonomi makro dan mikro di Provinsi Kalimantan Tengah. Dari segi infrastruktur, akan dibandingkan kondisi jalan raya, infrastruktur kelistrikan, dan sanitasi air bersih rumah tangga. Berdasarkan kondisi jalan raya, menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012, diketahui bahwa persentase panjang jalan rusak di Kalimantan Tengah tercatat menjadi yang tertinggi di wilayah Kalimantan. Kalimantan Tengah memiliki persentase jalan rusak tertinggi sebesar 43,43% (Kalbar 37,64%, Kaltim 23,73%, Kalsel 40,10%) seperti yang diilustrasikan pada grafik 2. Grafik 2. Rasio Jalan Bagus dan Rusak Grafik 3. Rasio elektrifikasi 32

33 Sementara itu, berdasarkan data infrastruktur kelistrikan yang dilihat dari rasio elektrifikasi yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2014 diketahui bahwa rasio elektrifikasi Kalimantan Tengah menjadi yang terendah untuk Pulau Kalimantan. Rasio elektrifikasi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 66,45% atau lebih rendah dibandingkan Kalimantan Barat sebesar 73,38%, Kalimantan Selatan sebesar 82,02% dan Kalimantan Timur sebesar 83,81% seperti terlihat pada grafik 3. Dilihat dari kedua indikator infrastruktur dapat disimpulkan bahwa kondisi infrastruktur di Kalimantan Tengah dapat menjadi faktor penghambat tercapainya pertumbuhan ekonomi yang BOKS#1 berkesinambungan. Dari kedua indikator tersebut diketahui bahwa Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan infrastruktur terendah bila dibandingkan dengan provinsi lainnya. Pembangunan infrastruktur di Kalimantan Tengah menjadi syarat mutlak dalam mencapai inklusivitas pertumbuhan ekonomi, mengingat Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Tanpa adanya perbaikan infrastruktur, meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di Kalimantan Tengah. Dari sisi human capital, indikator yang digunakan sebagai pembanding adalah angka indeks pembangunan manusia (IPM) dan pendidikan tenaga kerja. Dilihat dari angka IPM, provinsi Kalimantan Tengah relatif berada di atas provinsi yang lain, namun 33

34 apabila dilihat komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikannya, tenaga kerja di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh tenaga kerja dengan pendidikan yang rendah. Sejalan dengan tingkat pendidikannya yang rendah, mayoritas tenagakerja di Kalimantan Tengah bekerja pada sektor pertanian yang memiliki produktivitas yang rendah. Berdasarkan sisi resiko mikro, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan jumlah tindak pidana per penduduk di Kalimantan Tengah relatif lebih baik dibandingkan provinsi lainnya. Khusus untuk jumlah tindak pidana per penduduk, Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan jumlah tindak pidana terendah di Pulau Kalimantan. Sementara itu dari sisi resiko makro, Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan tingkat resiko makro terbaik di Pulau Kalimantan. Tercatat sejak tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah selalu berada diatas angka pertumbuhan nasional dan provinsi lain di Kalimantan. Dilihat dari sisi inflasi, Kalimantan Tengah dalam dua tahun terakhir dapat menjaga tingkat inflasi pada level yang rendah. Hal ini dapat terlihat dari angka inflasi Kalimantan Tengah yang secara berturut-turut menjadi terbaik ke 4 pada tahun 2013 dan ke 3 pada 2014 secara nasional. High Cost of Finance Ditinjau dari penyaluran kredit, secara domestik rasio kredit terhadap PDRB Kalimantan Tengah relatif lebih tinggi dibandingkan dua provinsi lain di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Rasio kredit terhadap PDRB Kalimantan Tengah hanya lebih rendah dari Kalimantan Selatan. Tingginya rasio kredit terhadap PDRB mengindikasikan bahwa akses terhadap pembiayaan bukan menjadi masalah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Kalimantan Tengah. Sementara itu ditinjau dari Loan to Deposit (LDR), rasio Kalimantan Tengah lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di pulau Kalimantan, hal ini semakin menguatkan asumsi tidak ada masalah akses pembiayaan di provinsi Kalimantan Tengah. BOKS#1 Disamping quantity yang tinggi, kualitas dari pembiayaan di Kalimantan Tengah juga tercatat baik, hal ini dapat terlihat dari angka Non Performing Loan (NPL) yang 34

35 relatif selalu berada dibawah provinsi lain di Pulau Kalimantan. Rendahnya NPL mengindikasikan perbankan di Kalimantan Tengah memiliki financial risk yang lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan. Grafik Rasio Kredit Terhadap PDRB Grafik NPL Provinsi se Kalimantan Melalui analisa awal metode decision tree dengan menggunakan data-data sekunder maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah adalah: a. Ketersediaan natural resources yang cukup melimpah dibandingkan provinsi lain di Pulau Kalimantan. b. Kebijakan pemerintah daerah yang baik mendorong terciptanya iklim dunia usaha yang kondusif. c. Ketersediaan dana pembiayaan yang memadai dari lembaga keuangan. Sementara hambatan yang teridentifikasi menjadi kendala dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di Kalimantan Tengah adalah: a. Fasilitas infrastruktur yang masih kurang memadai untuk mendukung perkembangan dunia usaha dan industri hilir; b. Rendahnya akses terhadap pendidikan menengah keatas menyebabkan rendahnya kompetensi tenaga kerja di Kalimantan Tengah sehingga sebagian besar tenaga kerja bekerja di sektor yang memiliki produktivitas yang rendah. BAB 2. INFLASI REGIONAL 35

36 Inflasi Kalimantan Tengah menunjukan tren meningkat pada triwulan II 2015 setelah periode sebelumnya berada pada level rendah dan stabil. Tekanan inflasi yang terjadi disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dan perilaku naiknya harga komoditas pokok pada bulan Ramadhan. Namun demikian inflasi tetap terkendali sesuai dengan pola musimannya. 2.1 Perkembangan Inflasi Inflasi Kalimantan Tengah menunjukan tren meningkat pada triwulan II 2015 setelah periode sebelumnya berada pada level rendah dan stabil. Tekanan inflasi yang terjadi disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dan 36

37 perilaku naiknya harga komoditas pokok pada bulan Ramadhan. Namun demikian inflasi tetap terkendali sesuai dengan pola musimannya. 2.2 Inflasi Menurut Barang dan Jasa Inflasi Bulanan (mtm) Sepanjang triwulan II 2015, inflasi bulanan Kalimantan Tengah menunjukan tren yang meningkat. Pada bulan April 2015, tekanan inflasi yang tinggi tercatat pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan terutama dampak kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada akhir bulan Maret dan awal bulan April Sementara pada bulan Mei 2015, inflasi Kalimantan Tengah didorong oleh tekanan harga pada kelompok bahan makanan, yaitu beras. Naiknya harga beras disinyalir karena adanya gangguan pasokan dari sentra produksi padi baik di Kalimantan Tengah maupun provinsi tetangga seperti Provinsi Kalimantan Selatan. Di sisi lain, penyelenggaraan perayaan dan beberapa acara skala besar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Kalimantan Tengah yang berpusat di Kota Palangka Raya ikut mendorong naiknya beberapa komoditas turunan bahan makanan. Inflasi bulan Juni 2015 terus bergerak ke atas, yang menunjukan tekanan harga yang lebih tinggi pada bulan tersebut. Momen memasukinya bulan puasa/ramadhan bagi umat Islam menjadi pendorong meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat sebagaimana siklus inflasi yang terjadi baik di Kalimantan Tengah maupun daerah lainnya. Di samping Tabel Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa itu, momen bulan Ramadhan kali ini bersamaan dengan masuknya masa liburan sekolah sehingga sedikit mendorong perilaku konsumsi masyarakat Inflasi Triwulanan (qtq) Tekanan inflasi Kalimantan Tengah menunjukan tren meningkat pada triwulan II Inflasi yang lebih tinggi ini dipicu oleh faktor musiman meningkatnya permintaan, sejalan masuknya bulan Ramadhan serta masa libur tahun ajaran baru 37

38 yang mendorong naiknya aktivitas konsumsi masyarakat. Secara triwulanan, tiga komponen pendorong tekanan inflasi tertinggi pada triwulan II 2015 yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau (3,43%-qtq), bahan makanan (3,12%- qtq), dan sandang (2,53%-qtq). Tabel Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa NO. KELOMPOK (%, qtq) II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 1 Bahan makanan (0,98) 1,57 1,37 0,12 4,98 (1,15) 2,98 0,09 3,12 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 1,41 2,79 1,42 3,69 1,83 1,18 1,29 2,57 3,43 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 1,20 0,66 1,71 0,59 1,15 1,41 2,77 0,99 0,65 4 Sandang (2,11) 1,42 0,28 1,09 0,90 0,39 0,40 1,48 2,53 5 Kesehatan 1,01 0,84 0,12 0,57 1,69 0,69 2,06 2,16 1,45 6 Pendidikan, rekreasi, & olah raga 0,74 2,20 1,77 0,73 0,14 3,75 0,87 0,22 0,52 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan 3,37 6,59 0,29 0,33 0,64 0,07 13,32 (5,48) 1,23 Umum/Total 0,55 2,32 1,16 1,06 2,07 0,53 3,25 (0,05) 2.03 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) %, qtq Inflasi Tahunan (yoy) Laju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat secara tahunan sebesar 5,85%(yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2015 sebesar 5,90%(yoy). Tekanan inflasi yang terjadi pada triwulan II 2015 juga lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,77%(yoy). Besaran inflasi tahunan pada triwulan II 2015 yang cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya menunjukan terjadinya perubahan musiman pergerakan inflasi di Kalimantan Tengah. Selama 2 tahun sebelumnya, tren inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 cenderung meningkat. Perubahan yang terjadi menunjukan laju inflasi pada triwulan II 2015 terkendali dengan baik. Komponen pendorong laju inflasi tahunan pada triwulan II 2015 didominasi oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau (8,72%-yoy). Tekanan harga pada kelompok ini terutama dipicu oleh meningkatnya harga-harga komoditas pokok pada dua bulan terakhir pada triwulan II Daging ayam ras, beras, dan ikan segar merupakan dua komoditas yang bertahan pada 10 komoditas penyumbang inflasi selama dua bulan berturut-turut. Namun demikian, TPID Kalimantan Tengah telah berupaya dengan baik dalam mengendalikan inflasi melalui implementasi Pasar Penyeimbang, Kandang Penyangga, dan Kolam Penyangga. Di samping itu, melalui koordinasi dengan BULOG, TPID mampu meredam potensi lonjakan harga pada komoditas beras. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan sehingga mampu menyeimbangkan laju inflasi dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau. 38

39 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang dan Jasa %, yoy NO. KELOMPOK II III IV I II III IV I II 1 Bahan makanan 8,79 9,42 7,40 2,07 8,22 5,32 7,00 6,96 5,06 2 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 6,94 7,94 7,82 9,61 10,07 8,35 8,21 7,04 8,72 3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 3,85 4,69 5,45 4,22 4,17 4,94 6,03 6,45 5,93 4 Sandang 1,75 1,01 0,22 0,64 3,74 2,68 2,81 3,20 4,87 5 Kesehatan 3,62 3,72 2,94 2,56 3,24 3,08 5,08 6,75 6,49 6 Pendidikan, rekreasi, & olah raga 5,54 3,67 4,90 5,54 4,91 6,51 5,57 5,04 5,43 7 Transpor, komunikasi, & jasa keuangan 5,43 11,69 11,26 10,85 7,93 1,34 9,96 3,58 4,19 Umum/Total 6,12 7,36 6,79 5,18 6,77 4,90 7,07 5,90 5,85 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) *) inflasi tahunan pada triwulan I Pergerakan inflasi Kalimantan Tengah secara konsisten selalu berada di bawah inflasi nasional. Pada triwulan II 2015, inflasi Kalimantan Tengah sebesar 5,85%(yoy) sedangkan inflasi nasional sebesar 7,26%(yoy) sebagaimana terlihat pada grafik 2.1. Sementara apabila dilihat berdasarkan pola pergerakan inflasi tahun kalender sebagaimana terlihat pada grafik 2.2, inflasi pada triwulan II 2015 cenderung mengikuti perilaku tahunannya dengan tren meningkat. Akan tetapi tingkat peningkatan yang terjadi pada triwulan II 2015 masih berada di bawah pola pergerakan inflasi tahun kalender tiga tahun sebelumnya, yaitu tahun 2012, tahun 2013, dan tahun Grafik Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Inflasi Nasional (%,yoy) Nasional II III IV I II III IV I II Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Kalteng 7,26 5,85 Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender ,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 - (1,00) %, ytd Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) 2.2 Inflasi Menurut Kota Secara spasial, kedua kota inflasi di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat masing-masing sebesar 5,35%(yoy) untuk Kota Palangka Raya dan 6,79%(yoy) untuk Kota Sampit. Tren inflasi yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya ditunjukan oleh Kota Palangka Raya. Sedangkan tren yang cenderung meningkat ditunjukan oleh Kota Sampit. Sementara itu, tingkat inflasi Kota Palangka 39

40 Raya berada di bawah inflasi Kalimantan Tengah, sedangkan Kota Sampit berada di atas inflasi Kalimantan Tengah sebagaimana terlihat pada grafik 2.3. Persistennya tingkat inflasi Kota Sampit yang selalu berada di atas inflasi Kalimantan Tengah telah berlangsung sejak dua periode triwulan sebelumnya. Namun demikian, pola perilaku inflasi Kota Sampit pada triwulan II 2015 masih sesuai dengan pola musiman inflasi selama dua tahun terakhir. Secara kumulatif, baik inflasi Kota Palangka Raya maupun inflasi Kota Sampit didominasi oleh komponen kelompok bahan makanan, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau. Andil inflasi kumulatif triwulan II 2015, kelompok bahan makanan sebesar 0,73% di Kota Palangka Raya, dan 0,83% di Kota Sampit. Sementara secara kumulatif kelompon makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau menyumbang inflasi sebesar 0,73% di Kota Palangka Raya dan 0,53% di Kota Sampit. Tingginya andil inflasi kumulatif triwulan II 2015 di Kota Palangka Raya disebabkan adanya kenaikan harga komoditas pokok seperti beras, dan daging ayam ras. Komoditas beras mengalami lonjakan harga pada tengah triwulan II 2015 dikarenakan adanya gangguan pasokan di sentra produksi padi baik di wilayah Kalimantan Tengah maupun provinsi tetangga Kalimantan Selatan. Dengan preferensi selera masyarakat Kota Palangka Raya yang cenderung mengkonsumsi jenis beras lokal seperti beras Mayang, beras Karang Dukuh, dan beras Siam Unus, maka pasokan beras dari Pulau Jawa yang cukup memadai belum mampu meredam lonjakan harga beras yang mayoritas dikonsumsi masyarakat Palangka Raya tersebut. Berdasarkan Survei Pemantau Harga (SPH) Bank Indonesia di beberapa sentra Pasar di Kota Palangka Raya, pada triwulan II 2015 harga rata-rata beras Mayang, beras Karang Dukuh, dan beras Siam Unus meningkat masing-masing sebesar 12,62%, 11,92%, dan 11,87% dibandingkan triwulan I Sementara harga rata-rata beras non lokal seperti beras mangkok (medium) meningkat 3,55% di triwulan II 2015 dari triwulan sebelumnya. Di sisi lain harga daging ayam ras meningkat karena tingginya permintaan konsumsi masyarakat pada daging ayam ras di bulan Mei dan Juni

41 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Grafik 2.3 Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah - %, yoy Kalimantan Tengah Palangka Raya Sampit 6,78 6,15 6,56 6,79 5,85 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) 5,35 Grafik 2.4 Andil Inflasi Kumulatif Dua Kota di Kalimantan Tengah Menurut Kelompok Komoditas Tw ,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 - (%) 0,83 0,73 0,73 Bahan Makanan 0,53 0,20 0,07 Palangka Raya 0,16 0,13 0,08 Sampit 0,02 0,06 0,01 0,18 Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) 0,24 Inflasi Kota Kalimantan Grafik 2.5 Inflasi Kota-Kota di Kalimantan Grafik 2.6 Inflasi Provinsi di Kalimantan Tarakan Samarinda Balikpapan Tanjung Banjarmasin Singkawang Pontianak Sampit Palangka Raya %, yoy - 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 II-13 II-14 II-15 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Nasional Kalimantan Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat %, yoy 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 II-15 II-14 II-13 Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Tingkat inflasi tertinggi pada triwulan II 2015 tercatat di Kota Tarakan, sedangkan tingkat inflasi terendah pada triwulan II 2015 terdapat di Kota Palangka Raya. Lima kota inflasi di Kalimantan tercatat memiliki laju inflasi lebih tinggi dari triwulan I 2015, antara lain : Kota Tarakan (9,79%-yoy), Kota Pontianak (9,29%-yoy), Kota Balikpapan (8,18%-yoy), Kota Singkawang (7,82%-yoy), dan Kota Sampit (6,79%- yoy). Inflasi yang lebih rendah pada triwulan II 2015 dibandingkan triwulan sebelumnya terdapat di Kota Palangka Raya (5,35%-yoy), Kota Banjarmasin (6,05%-yoy), Kota Tanjung (6,26%-yoy), dan Kota Samarinda (6,48%-yoy). 41

42 Secara regional, pada triwulan II 2015 inflasi Kalimantan sebesar 7,33%(yoy) berada di atas inflasi nasional yang sebesar 7,26%(yoy). Dari keempat provinsi yang berada di regional Kalimantan, tiga provinsi memiliki laju inflasi yang lebih rendah dari triwulan I 2015, antara lain : Kalimantan Tengah (5,85%-yoy), Kalimantan Selatan (6,07%-yoy), dan Kalimantan Timur (7,55%-yoy). Sedangkan laju inflasi di Kalimantan Barat masih tercatat lebih tinggi dari triwulan I 2015 yaitu sebesar 9,04%(yoy). 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Grafik 2.7 Disagregasi Inflasi Kalimantan Tengah Grafik Kontribusi Inflasi Per Komponen %,yoy Inflasi IHK Core Adm Price Volatile Foods 8,50 5,84 5,31 4,95 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II %,yoy Adm Price Volatile Foods Core 1,29 1,17 1,13 1,25 1,63 1,48 1,43 1,58 4,04 3,67 3,55 3,93 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 1,08 1,37 3, Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah) Inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 lebih dipengaruhi oleh faktor non fundamental. Inflasi kelompok administered prices dan volatile foods yang dikategorikan faktor non fundamental menunjukan tren menurun sejak akhir tahun Sebaliknya inflasi kelompok core (inti) yang termasuk ke dalam faktor fundamental cenderung mengalami peningkatan. Kontribusi yang besar dari inflasi kelompok inti terhadap pembentukan inflasi Kalimantan Tengah tidak serta merta membawa arah inflasi sesuai dengan pergerakan inflasi kelompok tersebut. Hal ini dikarenakan peningkatan yang terjadi pada inflasi kelompok inti di triwulan II 2015 tidak terlalu signifikan dari triwulan sebelumnya Non Fundamental Administered Prices Inflasi administered prices pada triwulan II 2015 sebesar 8,50%(yoy) lebih rendah dari triwulan I 2015 sebesar 9,15%(yoy) dan periode triwulan yang sama pada tahun 2014 sebesar 14,17%(yoy). Dari sisi kontribusi terhadap pembentukan inflasi Kalimantan Tengah, andil inflasi administered prices relatif stabil bahkan memiliki kecenderungan menurun apabila dibandingkan dengan periode triwulan yang sama 42

43 tahun Andil inflasi administered prices triwulan II 2015 sebesar 1,08% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2015 sebesar 1,09% dan periode triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,25%. Tekanan inflasi administered prices yang menurun dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara selama bulan Ramadhan dan terjaganya pasokan LPG 3 kg. Turunnya tarif angkutan udara ditengarai merupakan bentuk strategi dari perusahaan maskapai penerbangan untuk menarik pelanggan yang secara kuantitas mengalami penurunan frekuensi dalam menggunakan jasa angkutan penerbangan selama bulan Ramadhan. Volatile Food Penurunan tekanan inflasi terjadi pada inflasi kelompok volatile foods di triwulan II Tingkat inflasi volatile foods sebesar 4,95%(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan I 2015 sebesar 6,88%(yoy) dan periode triwulan yang sama tahun 2014 sebesar 8,20%(yoy). Inflasi volatile foods memberikan andil inflasi yang relatif stabil pada triwulan II 2015 yaitu sebesar 1,37% lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,38% dan periode triwulan yang sama di tahun sebelumnya sebesar 1,58%. Pasokan yang cukup memadai terutama pada komoditas daging ayam ras dan ikan tangkap mendorong penurunan tekanan inflasi pada kelompok volatile foods. Sepanjang triwulan II 2015, pergerakan harga salah satu komoditas penyumbang inflasi utama Kalimantan Tengah yaitu daging ayam ras tergolong terkendali. Lonjakan harga daging ayam ras hanya terjadi pada akhir periode triwulan II 2015, mengikuti pola musiman sebagai dampak peningkatan konsumsi masyarakat dalam bulan Ramadhan. Laju inflasi sepanjang triwulan II 2015 dihambat oleh beberapa komoditas ikan tangkap sebagai penyumbang deflasi. Seiring memasukinya pergantian musim, dari musim penghujan ke musim kemarau yang menyebabkan turunnya debit air sungai sehingga terjadi peningkatan hasil tangkapan ikan nelayan. Dari hasil pemantauan Bank Indonesia terhadap beberapa harga komoditas melalui media SPH pada beberapa pasar di Kota Palangka Raya, komoditas beras jenis medium, ikan gabus,dan daging sapi cenderung mendekati titik keseimbangan harga (stabil) sebagaimana terlihat pada grafik 2.9. Sementara komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah tercatat cenderung berfluktuasi sepanjang triwulan II Namun demikian terjaganya pasokan komoditas 43

44 tersebut dari sentra produksi di Kalimantan Tengah maupun dari luar provinsi mendorong tidak terjadinya lonjakan harga yang tinggi. Grafik 2.9 Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan Mingguan Rp/kg Harga Beras Medium Perubahan (wtw) Keseimbangan Beras Medium %, wtw 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00-2,00-4,00-6, Rp/kg Daging Ayam Ras Harga Daging Ayam Ras Perubahan (wtw) Keseimbangan %, wtw 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00-5,00-10,00-15,00-20, Rp/kg Harga Bawang Merah Perubahan (wtw) Keseimbangan Bawang Merah %, wtw 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00-10, Rp/kg Harga Ikan Gabus Perubahan (wtw) Keseimbangan Ikan Gabus %, wtw 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00-10,00-20, , , Rp/kg Harga Cabai Besar Perubahan (mtm) Keseimbangan Cabai Besar %, wtw ,00 60,00 40,00 20,00 0,00-20,00-40, Rp/kg Daging Sapi %, wtw Harga Daging Sapi Perubahan (wtw) Keseimbangan ,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00-2,00-4,00-6,00-8, Sumber : SPH Bank Indonesia Fundamental Inti/Core 44

45 Pergerakan harga pada kelompok inflasi inti relatif stabil dengan kecenderungan meningkat pada triwulan II Tekanan inflasi inti disebabkan antara lain meningkatnya harga turunan bahan makanan yang merupakan dampak lanjutan (second round effect) dari tekanan inflasi volatile foods terutama pada kelompok bahan makanan. Laju inflasi inti tersebut terhambat oleh sumbangan deflasi komoditas semen. Interaksi Permintaan dan Penawaran Perkembangan tekanan inflasi dari sisi permintaan terindikasi meningkat. Perilaku konsumsi yang meningkat didorong meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat dalam bulan Ramadhan. Nilai Tukar Petani (NTP) yang menurun jika dibandingkan dengan triwulan I 2015 dan periode triwulan yang sama pada tahun 2014, tidak menurunkan perilaku konsumsi masyarakat pada triwulan II Dari sisi penawaran, sektor dunia usaha di Kalimantan Tengah masih dapat merespon tingginya permintaan konsumen pada triwulan II 2015, sehingga pergerakan harga belum memberikan tekanan yang signifikan pada laju inflasi. Hal ini diindikasikan dengan perkembangan kapasitas produksi rata-rata yang terpakai pada triwulan II 2015 mencapai 69,28% (grafik 2.5). Meskipun lebih rendah, namun masih cukup responsif memenuhi permintaan rumah tangga dan swasta. Penurunan kapasitas produksi sub sektor makanan, minuman, & tembakau yang menurun tidak secara signifikan menurunkan sisi penawaran. Grafik Kapasitas Produksi Terpakai terhadap Inflasi 45

46 Kapasitas Produksi 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Rata-rata sub sektor Makanan, minuman dan tembakau Inflasi (yoy) II III IV I II Inflasi (yoy) 8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% Ekspektasi Inflasi Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan Bank Indonesia, dalam waktu 3, 6, dan 12 bulan mendatang diperkirakan inflasi akan mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kenaikan harga (grafik 2.6). Namun demikian potensi kenaikan harga yang akan terjadi relatif dalam tingkat yang terkendali yang terkonfirmasi dari pengeluaran konsumen dalam 3 bulan mendatang yang tetap naik. Hal ini menunjukan masyarakat telah menyadari bahwa kenaikan harga yang akan terjadi tidak berpengaruh signifikan terhadap rencana pengeluaran baik rumah tangga maupun swasta di Kalimantan Tengah. Grafik Indeks Ekpektasi Harga (IEH) di Kalimantan Tengah Grafik 2.12 Indeks Pengeluaran Konsumen (IPK) Kalimantan Tengah IEH 3 bulan YAD IEH 3 bulan YAD IEH 6 bulan YAD IEH 12 bulan YAD Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau Perumahan, listrik gas, dan bahan bakar Bahan makanan 0 I II III IV I II III IV I II 0 I II III IV I II III IV I II Transportasi, komunikasi, & olahraga Sumber : Bank Indonesia (diolah) Sumber : Bank Indonesia (diolah) 46

47 BAB 3. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN kinerja sektor perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terpantau tumbuh dan masih cukup kondusif meskipun mengindikasikan perlambatan. Hal tersebut tercermin dari indikator utama kinerja perbankan di Kalimantan Tengah yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit yang masing-masing tumbuh sebesar 10,26%(yoy), 3,60% (yoy), dan 6,16% (yoy). 47

48 \ 3.1 Kondisi Umum Perbankan Seiring dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi nasional, kinerja sektor perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 terpantau tumbuh dan masih cukup kondusif meskipun mengindikasikan perlambatan. Hal tersebut tercermin dari indikator utama kinerja perbankan di Kalimantan Tengah yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit yang masing-masing tumbuh sebesar 10,26%(yoy), 3,60% (yoy), dan 6,16% (yoy). Sementara itu, rasio LDR mencapai 175,97% 1, yang menunjukkan tingginya penetrasi kredit perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II Namun demikian seiring dengan porsi penyaluran kredit yang cukup tinggi, kualitas kredit mengalami penurunan dari 1,01% menjadi 1,32%. Di sisi UMKM, pangsa penyaluran kredit jenis ini terhadap total kredit keseluruhan relatif stabil yaitu berada pada level 18,12% Kelembagaan Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 23 (dua puluh tiga) bank yang terdiri dari 13 (tiga belas) bank umum konvensional, 5 (lima) bank umum syariah dan 5 (lima) Tabel Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah Bank Tw I Tw II 1. Bank Pemerintah - Jumlah Bank Jumlah Kantor*) Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Syariah - Jumlah Bank Jumlah Kantor JUMLAH BANK JUMLAH KANTOR Bank Perkreditan Rakyat Sumber : Bank Indonesia 1 Data kredit yang diperhitungkan menggunakan dasar lokasi proyek. 48

49 3.1.2 Aset Perbankan Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Grafik Aset Perbankan Syariah Rp Triliun Total Aset (K) % g.konven (yoy) % yoy 35 27,12 24, ,60 10, Rp Miliar Total Aset (S) % g.syariah (yoy) 824,47 26,90 841,28 2,04 % yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II 0 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) Perkembangan total aset perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015 menunjukkan peningkatan. Secara tahunan, total aset tumbuh meningkat pada triwulan II 2015 sebesar 10,26%(yoy), setelah sebelumnya mencatatkan pertumbuhan 7,74% (yoy). Total aset perbankan yang terdiri dari bank konvensional, bank syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tercatat sebesar Rp28,25 triliun. Sementara itu berdasarkan komposisi, aset perbankan konvensional pada triwulan laporan mencapai Rp27,12 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,25% (yoy), meningkat dari periode triwulan I-2015 sebesar 7,63%(yoy). Untuk perbankan syariah, tercatat total aset sebesar Rp841,28 miliar atau tumbuh 2,04% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 18,16% (yoy). Selanjutnya, aset milik BPR konvensional dan syariah tercatat tumbuh 45,04% (yoy) atau menjadi sebesar Rp291,34 miliar jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 9,51% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, komposisi aset total perbankan tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah secara berurutan terdapat pada Kota Palangka Raya dengan aset sebesar Rp10,45 triliun dengan porsi 37,36% dari total aset perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah. Selanjutnya diikuti oleh Kotawaringin Timur dengan dengan aset Rp7,97 triliun atau pangsa 28,51%, dan Kotawaringin Barat dengan total aset Rp2,64 triliun atau pangsa 9,45%. Sedangkan sisanya sebesar Rp6,90triliun atau 24,68% berada di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah. 49

50 3.1.3 Penghimpunan Dana Berbanding terbalik dengan aset, perkembangan DPK perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 menunjukkan perlambatan. Hal ini dipicu oleh penurunan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan konvensional yang memiliki kontribusi sebesar 95,69% terhadap total DPK perbankandi Provinsi Kalimantan Tengah. Total DPK perbankan pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp19,41 triliun atau tumbuh 4,31% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 7,02% (yoy) dan jika dibandingkan Tw II-2014 sebesar13,93% (yoy). Di sisi perbankan konvensional, DPK pada periode laporan tercatat sebesar Rp18,57 triliun atau tumbuh 3.31% (yoy), atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yag mencapai 6,59% (yoy), Grafik DPK Perbankan Konvensional Grafik DPK Perbankan Syariah Rp Triliun Total DPK (K) % g.konven (yoy) 17,98 13,98 % yoy 18, , Rp Miliar Total DPK (S) % g.syariah (yoy) 541,86 8,95 % yoy , , I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) 0-40 I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sementara itu, jumlah DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan syariah pada periode laporan sebesar Rp612,86 miliar atau tumbuh 13.10% (yoy), melambat dibandingkan triwulan I-2015 yang mencapai 16,53% (yoy). Di sisi BPR, penghimpunan DPK pada triwulan II-2015 tumbuh signifikan, yaitu sebesar 155,61% (yoy) atau senilai Rp 223,40 miliar meningkat dari triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 31,24% (yoy). Dilihat dari struktur pembentuk, komponen DPK perbankan konvensional Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan II 2015, tercatat tabungan mengalami kontraksi -0,38%(yoy) dan deposito tumbuh sebesar 14,15 (yoy) dari periode sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar 4,38% (yoy) dan 22,56% 50

51 (yoy). Tercatat hanya komponen giro yang mengalami kenaikan pada periode laporan, yaitu 1,22% (yoy) dari triwulan I 2015 sebesar 0,26% (yoy). Sementara itu, sejalan dengan perbankan konvensional, komponen DPK perbankan syariah pada triwulan II 2015 juga menunjukkan tren perlambatan, yakni tabungan dan deposito tercatat tumbuh sebesar 7,88% (yoy) dan 24,25% (yoy), sebaliknya giro menunjukkan perbaikan yaitu menjadi 0,26% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang kontraksi -10,24% (yoy). Berdasarkan komposisi DPK di Provinsi Kalimantan Tengah, tabungan memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 44,33% yang diikuti oleh giro sebesar 30,85%, dan deposito sebesar 24,82%. Grafik Pangsa DPK Perbankan di Kalimantan Tengah Triwulan II-2015 Giro Tabungan Deposito 24,82 30,85 44,33 Sumber: Bank Indonesia (diolah) Penyaluran Kredit dan Pembiayaan Berdasarkan Laporan Bank Umum (LBU) Bank Indonesia, laju pertumbuhan kredit perbankan di Kalimantan Tengah tercatat melambat. Pada periode laporan, kredit bank umum tercatat sebesar Rp34,15 triliun atau tumbuh sebesar 6,16% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 11,82% (yoy). Perlambatan terjadi pada seluruh perbankan, baik konvensional, syariah maupun BPR/S. Kinerja kredit perbankan konvensional di Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mencapai Rp33,08 triliun atau tumbuh 6,93% (yoy), melambat dari triwulan I 2015 sebesar 11,15% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah pun mengalami penurunan signifikan pada periode 51

52 laporan yaitu mencapai Rp864,56 miliar atau kontraksi sebesar -19,08% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 32,58% (yoy). Di sisi BPR/S, penyaluran kredit dan pembiayaan tercatat sebesar Rp205,44 miliar atau tumbuh 25,99% (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan I 2015 sebesar 28,74% (yoy). Grafik Kredit Perbankan Konvensional Grafik Pembiayaan Perbankan Syariah Rp Triliun Total Kredit (K) % g.konven (yoy) 30,94 3,96 % yoy 33, , Total Pembiayaan (S) Rp Miliar % g.syariah (yoy) % yoy , ,85 864, ,41 32, , I II III IV I II III IV I II III IV I II -5 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) Grafik Pangsa Kredit Perbankan Grafik 3..47Perkembangan Total Kredit Perbankan Modal Kerja Investasi Konsumsi 27,20 25,30 47,50 Sumber: Bank Indonesia (diolah) K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi % g. Kredit Total Perbankan (yoy) Rp Triliun 11,82 I II III IV I II III IV I II 9,29 16,22 6,16 8, Sumber: Bank Indonesia (diolah) Pada kredit bank konvensional, komposisi penyaluran kredit berdasarkan penggunaan pada triwulan II 2015 masih didominasi oleh kredit investasi. Secara historis, kredit tersebut merupakan jenis kredit yang paling mendominasi di Kalimantan Tengah sejak tahun 2012 hingga triwulan II Pada periode laporan, pangsa kredit investasi mencapai 48,48% atau Rp16,04 triliun, kemudian diikuti kredit modal kerja 25,33% atau Rp8,38triliun, dan kredit konsumsi sebesar 26,19% atau Rp8,66 triliun. Di lihat dari perkembangannya, hanya kredit konsumsi yang mengalami pertumbuhan pada triwulan II-2015, yaitu 15,27% (yoy) dari 13,88% 52

53 (yoy) sebelumnya. Sedangkan kredit modal kerja dan kredit investasi tumbuh masing-masing sebesar 6,27% (yoy)dan 3,23% (yoy) atau melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 22,87% (yoy) dan 4,19% (yoy). 3.2 Intermediasi dan Risiko Perbankan Fungsi intermediasi dan resiko perbankan di Kalimantan Tengah tergolong baik meskipun cenderung melambat, tercermin dari tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Financing to Deposito Ratio (FDR) serta kualitas kredit melalui Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Financing (NPF) pada periode laporan. LDR perbankan konvensional pada triwulan II 2015 mencapai 175,97% atau menurun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 189,95%. Tingkat LDR tersebut masih terjaga dan berada diatas batas normal LDR Perbankan yaitu 90%. Walaupun mengalami peningkatan rasio NPL pada periode laporan yaitu 1,32% dari sebelumnya 1,01%di triwulan I 2015, tingkat NPL tersebut masih berada dibawah level indikatif 5%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mencerminkan usaha perbankan dalam menyeleksi calon debitur sudah cukup optimal sehingga kualitas kredit terjaga dengan baik(repayment capacity atau pengembalian kewajiban oleh debiturdianggap optimal). Sejalan dengan perbankan konvensional, fungsi intermediasi perbankan syariah juga mengalami penurunan kinerja. Terlihat dari tingkat FDR yang melambat menjadi 141,07% dari triwulan sebelumnya yang mencapai 179,23%. Disamping itu, meskipun sedikit menurun, kualitas kredit perbankan syariah atau NPF menunjukan perbaikan, yaitu 3,52% dari 4,09 pada triwulan sebelumnya. Secara umum, kondisi risiko kredit perbankan di Kalimantan Tengah baik konvensional maupun syariah masih cukup terkendali yang tercermin dari NPL dan NPF yang masih di bawah 5%. Grafik 3.10 Pangsa Kredit Perbankan Konvensional Grafik 3.11 Pembiayaan Perbankan Syariah 53

54 % % LDR NPL FDR NPF I II III IV I II III IV I II III IV I II % % I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) 3.3 Perkembangan Suku Bunga Perbankan Konvensional Perkembangan tingkat suku bunga kredit bank umum konvensional pada periode laporan tercatat relatif stabil dibandingkan triwulan I_2015 yaitu tetap tumbuh sebesar 11,33% (yoy). Namun demikian, cenderung menurun jika dibandingkan triwulan II-2014 sebesar 12,52% (yoy). Di sisi jenis penggunaannya, tingkat suku bunga kredit konsumsi menunjukkan tren menurun (grafik 3.12), namun tidak demikian dengan tingkat suku bunga kredit modal kerja dan investasi pada triwulan II 2015 yang menunjukkan peningkatan yaitu menjadi 12,39% (yoy) dan 9,56%(yoy), dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,26% (yoy) dan 9,34% (yoy). Di sisi DPK, tingkat suku bunga di wilayah Kalimantan Tengah pada periode laporan relatif menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 3,11% dari 4,23%. Penurunan tingkat suku bunga giro dan deposito pada periode laporan memacu perlambatan pada sisi perolehan DPK di Kalimantan Tengah yaitu dari 2,98% dan 2,56% menjadi 2,22% dan 2,66%. Tercatat hanya tingkat suku bunga tabungan yang mengalami peningkatan di triwulan II 2015 yaitu dari 2,56% pada triwulan I 2015 menjadi 2,66%. Hal ini sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung ketat. Grafik 3.12 Bunga Kredit PerbankanKonvensional Grafik3.13 Bunga DPK Perbankan Konvensional 54

55 Suku Bunga (%) Giro Tabungan Deposito K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi I II III IV I II III IV I II III IV I II I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) 3.4 Stabilitas Sistem Keuangan Ketahanan Sektor UMKM Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM dikalimantan Tengah pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit UMKM tercatat sebesar Rp6,19 triliun atau tumbuh 14,70% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,86%(yoy).Sementara itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kreditmengalami peningkatan pada triwulan II-2015 yaitu menjadi 18,12% dari 17,49%di triwulan I Grafik 3.14Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.15NPL Kredit UMKM Kredit UMKM Share thd Total Growth NPL UMKM NPL Kredit Rp Triliun % % I II III IV I II III IV I II III IV I II - - I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) Apabila dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah masih didominasi oleh kredit modal kerja yang memiliki kontribusi sebesar 66,20% dan sisanya sebesar 33,98% digunakan untuk kredit 55

56 RP Triliun investasi. Kondisi ini sesuai dengan sifat UMKM yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin usahanya. Di sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan menjadi pangsa terbesar dari penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah, dengan kontribusi sebesar 53,34%, diikuti oleh sektor Pertanian sebesar 20,08% dan sektor Konstruksi sebesar 5,55%. Secara keseluruhan, kualitas kredit UMKM Kalimantan Tengah yang tercermin dari rasio NPL cenderung sedikit membaik pada periode laporan yaitu menjadi 3,06% dari triwulan sebelumnya yang mencapai 3,10%. Rendahnya NPL pada kredit UMKM ini, menggambarkan bahwa ketahanan sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan baik pada triwulan II Ketahanan Sektor Rumah Tangga Sejalan dengan kondisi kredit perbankan di Kalimantan Tengah, laju kredit konsumsi pada triwulan II 2015 cenderung mengalami perlambatan, terlihat pada tingkat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 14,25% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya 15,94 (yoy). Sedangkan di sisi nominal, tercatat kredit konsumsi mencapai Rp9,24 triliun atau memiliki pangsa kredit sebesar 27,23% dari total kredit keseluruhan di Kalimantan Tengah. Meskipun NPL sedikit meningkat, kualitas kredit konsumsi pada periode laporan masih terjaga pada di level kondusif, tercermin dari rasio NPL pada triwulan II 2015 sebesar 1,11% dari 1,01% pada triwulan sebelumnya. Grafik 3.16 NPL Kredit Konsumsi Grafik 3.17 Penggunaan Kredit Konsumsi Kredit Konsumsi % NPL Konsumsi KPR/KPA Ruko KKB Multiguna Lainnya RT. Bukan Lap Usaha Rp Triliun I II III IV I II III IV I II III IV I II I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) Dari sisi penggunaannya, tercatat laju kredit multiguna mengalami sedikit peningkatan pada periode laporan yaitu tumbuh 40,71% dari 39,53% (yoy) pada triwulan sebelumnya dan mencatatkan nilai Rp5,77 triliun. Sedangkan, pertumbuhan 56

57 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr May Jun kredit konsumsi lainnya seperti Kredit KPR/KPA, Ruko, Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit konsumsi lainnya mengalami perlambatan dengan masing-masing sebesar 16,82% (yoy), -36,28% (yoy), 9,81% (yoy) dan -43,41% (yoy), melambat dari triwulan I 2015 yang tumbuh sebesar 30,78%(yoy), -2,64% (yoy), 17,96% (yoy), -43,41% (yoy). Di sisi NPL jenis penggunaan, hampir terjadi penurunan kualitas pada seluruh komponen pada periode laporan. Namun demikian, NPL tersebut masih berada dibawah level indikatif 5%, sehingga masih terjaga diantaranya yaitu : KPR/KPA, Ruko, Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multiguna dengan nilai NPL masing-masing sebesar 2,03%, 5,08%, 2,03% dan 0,52%meningkat dibanding triwulan I_2015 dengan nilai masing-masing NPL : 1,92% (yoy), 3,55% (yoy), 1,95% (yoy), 0,46% pada triwulan I_2015. Grafik 3.18 NPL Penggunaan Kredit Konsumsi KPR/KPA Ruko KKB Multiguna Lainnya RT. Bukan Lap Usaha 600% 500% % 300% % % 0% I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber: Bank Indonesia (diolah) Grafik 3.19 Penggunaan Penghasilan RT Grafik 3.20 Ketahanan Keuangan RT Konsumsi Cicilan Pinjaman Tabungan Perkiraan posisi pinjaman 6 bln mendatang dibandingkan saat ini (indeks) % Rata-rata penda[patan / bln untuk kebutuhan R. Tangga dan cicilan (indeks) Indeks % Sumber: Bank Indonesia (diolah) Sumber: Bank Indonesia (diolah) Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, diperoleh infomasi bahwa pada triwulan II 2015 perkiraan posisi pinjaman untuk durasi 6 bulan mendatang berada pada angka 113,3 menurun dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 161,9. 57

58 7.873, , ,22 % Pertumbuhan Namun demikian, diperkirakan masih membaik sebagaimana tercermin oleh indeks yang masih berada pada kisaran di atas 100 (grafik 3.20). Hal ini sejalan dengan perbaikan kualitas kredit konsumsi rumah tangga, khususnya KPR dan kredit multiguna. (grafik 3.19). 3.5 Perkembangan Sistem Pembayaran Jumlah likuiditas di wilayah Kalimantan Tengah terpantau mencukupi dalam menunjang aktivitas perekonomian, tercermin pada jumlah uang kartal yang memadai serta jumlah transaksi non tunai yang menunjukkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II 2015, total transaksi tunai dan non tunai di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh lebih tinggi sebesar 15,27% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,35% (yoy) dan lebih baik dibandingkan Tw II 2014 yang mengalami kontraksi sebesar -3,08% (yoy). Di sisi pembayaran tunai, perkembangan peredaran uang pada periode laporan masih didominasi oleh aliran uang keluar (outflow)dibanding aliran uang masuk (inflow) ke Bank Indonesia dimana baik outflow maupun inflow tercatat tumbuh dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, kinerja sistem pembayaran non-tunai Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan II 2015 cukup kondusif, terlihat dari perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang tumbuh meningkat. Grafik 3.21 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalimantan Tengah Rp Miliar Total Transaksi (3,08) 15,27 10,35 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II Sumber : Bank Indonesia (diolah) g-transaksi (yoy)

59 3.4.2 Transaksi Tunai Total perputaran aliran uang kartal 2 melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2015sebesar Rp3.397,23 miliar atau tumbuh 50,44%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh30,46% (yoy). Mulai terealisasinya pembayaran proyek pemerintah dan swasta di triwulan kedua merupakan salah satu faktor utama terjadinya peningkatan transaksi tunai. Masih melanjutkan tren di tahun-tahun sebelumnya, aliran uang di Kalimantan Tengah didominasi oleh aliran outflow (net outflow) yaitu jumlah uang yang keluar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia ProvinsiKalimantan Tengah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk. Total aliran uang masuk (inflow) selama periode triwulan II-2015 tercatat sebesar Rp652,99 miliar atau tumbuh sebesar 145,13% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 73,23% (yoy). Sementara itu, total aliran uang keluar (outflow) pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp2.744,23 miliar atau tumbuh sebesar 37,78% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,88% (yoy). 2 Total antara inflow dan outflow 59

60 Grafik 3.22 Perkembangan Transaksi Tunai Kalimantan Tengah Grafik 3.23 Perkembangan Inflow dan Outflow Transaksi Rp Miliar Total g-total Transaksi Tunai 4,85 % yoy 30,46 I II III IV I II III IV I II III IV I II , I % yoy g-inflow II III IV I 2013 g-outflow II III IV I ,87 (28,62) 73,23 6,88 II III IV I ,13 37,78 II Transaksi Non-Tunai Terkait dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesiamemfasilitasi terselenggaranya transaksi non-tunai (non-cash transaction).transaksi keuangan secara non-tunai pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 1,13% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,88% (yoy). Adapun total nilai transaksi non tunai yang terdiri dari transaksi kliring dan RTGS selama triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp5.678,99 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp4.072,77 miliar. Perkembangan transaksi pada SKNBI menunjukan adanya peningkatan,namun di sisi RTGS mengalami pelambatan. Grafik 3.24 Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalimantan Tengah Rp Miliar g-non Tunai (yoy) g-non Tunai (qtq) % Pertumbuhan I II III IV I II III IV I II III IV I II Transaksi Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Transaksi kliring pada triwulan II 2015 tercatat sebanyak lembar warkat atau mengalami kontraksi sebesar -0,15%(yoy), melambatdari periode triwulan 60

61 sebelumnya yang mencapai 11% (yoy). Sementara nilai transaksi kliring sebesar Rp589,20 miliar atau tumbuh sebesar 2,19%(yoy), melambat dari triwulan I 2015 yang mencapai 46,09% (yoy). Di sisi RTGS, nilai total transaksi RTGS pada triwulan II-2015mencapai Rp5,09 triliun atau tumbuh sebesar 1,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar-1,25%(yoy). Di sisi volume, terjadi peningkatan pada volume transaksi RTGS yaitu menjadi transaksi atau tumbuh -44,24% (yoy), mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh kontraksi sebesar -45,44% (yoy). Transaksi RTGS keluar Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sebesar Rp1,23 triliun atau tumbuh 6,69% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi -7,19% (yoy).selanjutnya, nilai RTGS masuk pada triwulan II 2015 adalah sebesar Rp3,64 triliun atau tumbuh 0,08% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,03% (yoy).dengan demikian, hingga triwulan II 2015 terdapat aliran dana nontunai masuk ke Kalimantan Tengah secara netto sebesar Rp2,41 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 3,00% (yoy) atau melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 6,43%(yoy.) 61

62 Transaksi Miliar Rp Grafik 3.25 Perkembangan Nilai Kliring Grafik 3.26 Perkembangan Warkat Kliring 800,00 Nilai Kliring G.Nilai 731, Warkat Kliring ,00 600,00 (Rp Miliar) 576, , (Transaksi) ,00 400,00 300,00 200,00 7, , , , ,00 0-0,15 100, I II III IV I II III IV I II III IV* I II I II III IV I II III IV I II III IV* I II Grafik 3.27 Perkembangan Total RTGS Kalimantan Tengah Grafik 3.28 Pertumbuhan Nilai RTGS Kalimantan Tengah Volume RTGS g-vol Rp Miliar Nilai RTGS g-nilai Transaksi , , , % Pertumbuhan , % Pertumbuhan , , , ,24-1, I II III IV I II III IV I II III IV I II I II III IV I II III IV I II III IV I II

63 Potensi Elektronifikasi Parkir BOKS#2 Seiring dengan pesatnya jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Kalimantan Tengah khususnya di Kota Palangka Raya, diperlukannya penambahan lokasi parkir. Namun seringkali hal ini terbentur dengan minimnya lahan dan tingginya biaya untuk membangun sarana tempat parkir khusus. Dampaknya, banyak pengelola parkir yang menggunakan tepi jalan atau disebut juga On Street Parking (OPK) sebagai alternatif. OPK dapat menjawab permasalahan lahan dan biaya untuk membangun sarana tempat parkir khusus, namun secara bersamaan juga menimbulkan permasalahan lain yaitu hambatan samping (side friction) lalu lintas karena kurangnya pengaturan dan tidak berjalannya sistem biaya parkir otomatis. Masalah lain yang timbul adalah, sistem OPK yang ada saat ini masih rawan dengan kebocoran karena tidak transparan dan tidak menunjukkan akuntabilitas. Dampaknya tentu mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama di sisi retribusi. Kemajuan teknologi telah menciptakan sebuah alat yang dapat memberikan kesempatan untuk mengurangi kekurangan dari sistem parkir on street yang sudah saat ini, alat tersebut sudah lazim dikenal sebagai Terminal Parkir Elektronik (TPE). Di Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, dan Thailand penggunaan TPE bukan lagi merupakan hal yang baru, bahkan penggunaan TPE dapat dipadukan dengan penggunaan uang elektronik. Indonesia juga sudah mulai menerapkan penggunaan TPE tersebut untuk memperbaiki sistem parkir on street yang sudah ada. Pengunaan TPE adalah dengan menempatkan TPE tersebut di tepi jalan, dengan kondisi tersebut sudah tentu banyak yang mempertanyakan kehandalan dari TPE itu sendiri. TPE sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat tetap beroperasi di daerah yang rawan peperangan, bencana, dan tindak criminal atau bisa dikatakan TPE sudah teruji keamanannya. Mesin TPE ini juga terhubung langsung dengan server sehingga seluruh data transaksi dapat tercatat dengan baik. Mesin TPE hanya mengkonsumsi sedikit energi dan hanya membutuhkan signal GPRS untuk dapat beroperasi, sehingga dapat digunakan di wilayah terpelosok sekalipun. 52

64 Penggunaan TPE di Indonesia di awali dengan pilot project di DKI Jakarta Ibu Kota Indonesia. Penggunaan TPE di Jakarta pada awalnya menggunakan uang kartal, namun seiring dengan berjalan waktu kini semua TPE telah mengharuskan penggunaan uang elektronik hal ini sejalan dengan program nasional Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). BOKS#2 Berdasarkan data yang diperoleh, akan terjadinya penurunan terhadap PAD yang bersumber dari retribusi parkir, namun seiring berjalannya waktu PAD yang bersumber dari retribusi parkir akan kembali seperti sebelumnya bahkan lebih tinggi. Hal ini karena masyarakat membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Pilot project di DKI Jakarta diawali dengan menempatkan TPE didaerah-daerah yang memiliki potensi parkir on street tingi sepeti di Jl. H. Agus Salim, Jl. Boulevard Raya Kelapa Gading, dan Jl. Falatehan. Berdasarkan data yang didapat, di ketiga wilayah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal pendapatan transaksi hariannya seperti pada Gambar di bawah ini. Pendapatan parkir on street di Jl. H. 53

65 Agus Salim sebelum menggunakan TPE Rp ,- namun setelah menggunakan TPE meningkat menjadi Rp ,- per hari. Hal yang sama juga terjadi di Jl. Boulevard Kelap Gading dan Jl. Falatehan. BOKS#2 Provinsi Kalimantan Tengah khususnya kota Palangka Raya memiliki potensi dalam penerapan sistem TPE untuk parkir on street. Beberapa daerah yang berpontensi seperti di sepanjangsudarso dan Jl. Ahmad Yani. Kelebihan dari penerapan sistem TPE ini tentu praktis, dan terbukti meningkatkan PAD yang bersumber dari retribusi parkir. Peningkatan ini terjadi bukan semata-mata karena peningkatan jumlah orang yang parkir melainkan karena pencatatan transaksi telah terccatat dengan baik sehingga mengurangi kebocoran PAD kepada pihak-pihak yang diuntungkan dengan sistem parkir on street secara tunai. secara umum manfaat dengan penerapan TPE ini antaralain: 1. Hilangnya kebocoran uang pungutan parkir; 2. Terciptanya sistem parkir tepi jalan (onstreet) yang modern; 54

66 3. Data pendapatan parkir yang akurat dan valid untuk menunjang pengambilan keputusan; 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya Juru Parkir. Kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan sistem TPE ini di Kalimantan Tengah antaralain: 1. Investasi awal untuk pembelian mesin dan operator mesin yang cukup tinggi, namun setimpal dengan pendapatan yang dihasilkan dimasa depan. 2. Perlu koordinasi yang intensif dari pihak-pihak terkait antaralain seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian, Perbankan, dan Industri Telekomunikasi. Keberhasilan penerapan sistem TPE di DKI Jakarta merupakan buah hasil kerjasama berbagai pihak. Penerapan sistem TPE juga turut meningkatkan kesejahteraan rakyat terkait dengan penghasilan Juru Parkir karena dengan penerapan sistem ini para juru parkir menddapatkan gaji tetap secara bulanan INFLASI DAERAH 55

67 BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 56

68 4.1 APBD Provinsi Kalimantan Tengah Sesuai siklikalitas, realisasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah pada triwulan II relatif telah menunjukkan perkembangan dibandingkan pada triwulan pertama. Perkembangan realisasi APBD Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 tercatat sedikit melambat. Realisasi pada sisi pendapatan sebesar Rp1,76 triliun atau 50,85% dan sisi belanja sebesar Rp1,72 triliun atau 47,01% dari total APBD tahun Perkembangan APBD ini sedikit melambat jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang memilki penyerapan sebesar 52,59% untuk pendapatan dan 50,25% untuk belanja (Tabel 4.2). Namun demikian, Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA) yang telah berganti nama menjadi Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPRA) sejak awal tahun 2015 lalu, tetap melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap penyerapan APBD yang secara tahunan semakin meningkat sehingga tetap terealisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Target APBD Provinsi Kalimantan Tengah 2015 (dalam rupiah) NO URAIAN APBD P TA.2013 APBD P TA.2014 APBD TA Pendapatan 2,730,453,500, ,164,139,120, ,463,600,000, Belanja 3,236,743,389, ,453,343,953, ,652,064,714, Surplus/(Defisit) (506,289,889,435.00) (289,204,833,374.00) (188,464,714,929.00) 4 Pembiayaan Netto 506,289,889, ,204,833, ,464,714, Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Tabel 4.2 Realisasi APBDProvinsi Kalimantan Tengah TwII-2015 (dalam miliar rupiah) Uraian APBD Realisasi Tw II % Realisasi Pendapatan Daerah 3.041, , , ,27 52,59 50,85 PAD 1.244, ,87 591,21 595,66 47,51 42,55 Dana Perimbangan 1.516, ,93 855,17 976,12 56,40 57,02 Lain-lain Pendapatan yang sah 281,10 351,80 153,38 189,49 54,56 53,86 Belanja Daerah 3.453, , , ,86 50,25 47,01 Belanja Tidak langsung 1.581, ,19 642,07 733,58 40,61 42,20 Belanja Langsung 1.872, ,88 885,71 983,275 47,31 51,38 Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah 57

69 4.1.1 Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi APBD Provinsi Kalimantan Tengah di sisi pos pendapatan menunjukkan adanya sedikit perlambatan pada triwulan II 2015, tercermin dari beberapa komponen pendapatan daerah dan indikator rasio yang mengalami perlambatan kinerja diantaranya efektivitas keuangan daerah, rasio kemandirian daerah dan kemampuan fiskal daerah. Sedangkan jika dilihat lebih rinci, sumber utama pendapatan daerah Kalimantan Tengah adalah dana perimbangan. Komponen dana perimbangan pada periode laporan menyumbang sekitar 55,42%, diikuti oleh PAD sebesar 33,82% dan Lain-lain pendapatan yang sah sebesar 10,76%. Komposisi ini relatif tetap jika dibandingkan pada triwulan II Efektivitas keuangan daerah yang dilihat berdasarkan pada realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total PAD yang dianggarkan pada periode laporan mencapaimencapai 42,55%, menurun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 47,51%. Seiring dengan adanya perlambatan pada PAD, rasio kemandirian daerah yang diukur berdasarkan perbandingan antara PAD dengan pendapatan keseluruhan pada periode laporan mencapai 33,82%, menurun jika dibandingkan pada triwulan II 2014 sebesar 36,96%. Rasio kemandirian daerah ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai rasio maka semakin mandiri suatu daerah dalam pembiayaan keuangannya. Di sisi lain, kemampuan fiskal daerah yang dihitung berdasarkan perbandingan antara PAD terhadap realisasi belanja daerah tercatat mengalami penurunan pada triwulan II 2015, yaitu 90,51% dari sebelumnya sebesar 94,55% pada triwulan I Sementara itu, jika berdasarkan komponen pembentuk, pada periode laporan tercatat hanya retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang mengalami peningkatan dalam hal penyerapan yaitu masing-masing meningkat menjadi 47,59% dan 123,67% dari triwulan I 2015 sebesar 46,59% dan 110,27%. Sedangkan komponen pembentuk lain mengalami sedikit penurunan pada penyerapan seperti pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah. 58 Tabel 4.6 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Tw II-2015 (miliar rupiah)

70 Uraian APBD 2014 APBD 2015 Tw II-2014 Tw II-2015 % Tw II-2014 % Tw II-2015 Pendapatan Daerah 3.041, , , ,27 52,59 50,85 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.244, ,87 591,21 595,66 47,51 42,55 Pajak daerah 1.117, ,55 502,91 499,14 45,01 39,53 Retribusi daerah 8,35 9,62 3,89 4,58 46,59 47,59 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 27,03 30,00 29,80 37,10 110,27 123,67 Lain-lain PAD yang sah 91,64 97,69 54,52 54,86 59,49 56,16 Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kaimantan Tengah Tabel 4.7 Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan Tw II-2015 (dalam rupiah) Jenis Dana Transfer Pagu Realisasi % Dana Alokasi Umum ,33 Dana Alokasi Khusus ,00 Dana Bagi Hasil ,74 a. Dana Bagi Hasil Pajak ,96 b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam ,01 Dana Penyesuaian ,76 Sumber: Realisasi dana perimbangan pada triwulan II 2015, menunjukan adanya penyerapan pada Dana Alokasi Umum sebesar 58,33%, Dana Alokasi Khusus mencapai 55%, Dana Bagi Hasil mencapai 52,74% dan Dana Penyesuaian mencapai 53,76%. Realisasi Belanja Daerah Realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan II 2015 mencapai Rp1,72 triliun atau sekitar 47,01% dari target anggaran sebesar Rp3.652,06miliar. Realisasi tersebut cenderung sedikit melambat dibandingkan realisasi triwulan II 2014 yang mencapai 50,25% atau sebesar Rp1,73 triliun. Seperti pada triwulan sebelumnya, penyebab melambatnya realisasi anggaran triwulan II 2015 dibandingkan triwulan II 2014 diantaranya adalah 1) keterlambatan periode lelang, dan 2) beberapa rekanan belum mengambil uang muka. Berdasarkan komponen biaya, realisasi tertinggi pada triwulan II 2015 terjadi pada komponen belanja langsung yaitu sebesar 51,38% atau mencapai Rp983,27 miliar, sementara realisasi belanja tidak langsung tercatat sebesar 42,20% atau mencapai Rp733,58 miliar. Pola ini sama dengan triwulan II 2014 dimana komposisi belanja langsung lebih besar dibandingkan belanja tidak langsung. 59

71 Tabel 4.8Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (dalam miliar ruipah) Uraian APBD Realisasi Tw II % Realisasi Belanja Tidak langsung 1.581, ,19 642,07 733,58 40,61 42,20 Belanja Langsung 1.872, ,88 885,71 983,275 47,31 51,38 Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Selanjutnya, Berdasarkan realisasi belanja SKPD di triwulan II-2015 tercatat RSUD BLUD memiliki realisasi tertinggi yaitu mencapai 62,49%, diikuti oleh Biro Pemerintahan sebesar 60,19%, Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 59,58%, Biro Administrasi Pembangunan 59,44% dan Dinas Perkebunan sebesar 58,71%, sedangkan realisasi terendah terjadi di Biro Aset sebesar 30,90% Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Berdasarkan kabupaten/kota, yang memiliki pangsa realisasi belanja terbesar adalah Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 27,30%, diikuti oleh Kabupaten Sukamarasebesar 33,49%, dan diikuti oleh Kabupaten Lamandau sebesar 33,26%. Sementara Kabupaten Barito Timur menjadi kabupaten dengan realisasi terendah sebesar 19%. PeranTEPRA sangat diperlukan dalam meningkatkan upaya penyerapan anggaran belanja sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah. Tabel 4.9 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Kabupaten/Kota NO. KAB/KOTA PAGU DANA KEUANGAN (Rp) REALISASI KEUANGAN FISIK % 1 Kota Palangkaraya , ,59 26,97 28,65 2 Kotawaringin Barat , ,50 32,75 54,14 3 Kotawaringin Timur , ,65 46,89 54,36 4 Kapuas , ,50 30,55 32,7 5 Barito Selatan , ,62 24,21 25,43 6 Barito Utara , ,53 28,69 44,77 7 Sukamara , ,28 33,49 38,78 8 Lamandau , ,98 33,26 37,72 9 Seruyan , ,24 22,54 25,37 10 Katingan , ,58 27,33 39,29 11 Gunung Mas , ,32 31,84 35,81 12 Pulang Pisau , ,38 23,8 26,65 13 Barito Timur , ,51 19,00 29,00 14 Murung Raya , ,57 32,13 47,19 Sumber: 60

72 1

73 BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah pada periode semester I 2015 menunjukan adanya penurunan kualitas. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalimantan Tengah tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi kesejahteraan, teridentifikasi adanya penurunan pada salah satu indikator yakni indeks nilai tukar petani (NTP).ya. 2

74 Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah pada periode semester I 2015 menunjukan adanya penurunan kualitas. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalimantan Tengah tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan angka TPT dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja yang cukup signifikan serta adanya pelemahan beberapa sektor ekonomi yang mendorong terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut. Di sisi kesejahteraan, teridentifikasi adanya penurunan pada salah satu indikator yakni indeks nilai tukar petani (NTP). Penurunan harga komoditas pertanian di pasar global dan terjadinya peningkatan harga barang umum yang melebihi peningkatan harga barang pertanian mendorong terjadinya trenpenurunan nilai NTP di semester I Namun demikian hal sebaliknya terjadi pada angka kemiskinan yang justru mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya. Perbaikan kondisi kemiskinan pada periode laporan terjadi akibat adanya kenaikan pendapatan perkapita pada periode yang sama. 5.1 Ketenagakerjaan Angka TPT Kalimantan Tengah pada periode semester I 2015 menunjukan kondisi yang kurang baik dibandingkan periode sebelumnya. Angka TPT pada periode laporan tercatat sebesar 3,14% atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 2,71%. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan angka pengangguran terbuka pada periode laporan adalah karena adanya kenaikan jumlah angkatan kerja yang tidak diikuti oleh peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan. Jumlah angkatan kerja pada periode laporan tercatat sebanyak jiwa atau meningkat sebesar 3,23% dibandingkan periode sebelumnya. Adanya tren penurunan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode laporan dapat terlihat dari hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia dimana pada periode laporan terjadi penurunan optimisme dari konsumen akan ketersediaan lapangan pekerjaan. 3

75 Grafik 5.1 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Dilihat dari sisi jenis kegiatan utamanya, share pekerja formal di Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, proporsi pekerja di sektor formal di Kalimantan Tengah mencapai 42,67%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 40.88%). Peningkatan jumlah pekerja sektor formal di Kalimantan Tengah terjadi akibat adanya pelemahan sektor ekonomi yang menjadi basis utama pekerja informal seperti sektor pertanian. Terus merosotnya harga beberapa komoditas pertanian di pasar dunia mendorong petani untuk mencari pekerja lain yang lebih menguntungkan. Semakin berkurangnya jumlah pekerja di sektor pertanian menjadi bukti adanya pergeseran (shifting) pekerjaan dari sektor informal ke sektor formal. Saat ini share jumlah pekerja di sektor pertanian hanya sebesar 43,46% atau orang, berkurang sebanyak orang dibanding periode yang sama di tahun Sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor ekonomi yang mengalami 4

76 pengurangan jumlah tenaga kerja pada periode laporan, sementara untuk sektor ekonomi lainnya tercatat justru mengalami pertambahan jumlah tenaga kerja. Grafik 5.3 Kegiatan Utama Pekerjaan Grafik 5.4 Porsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kondisi nilai tukar petani (NTP) yang menjadi salah satu indikator pengukur kesejahteraan masyarakat pada periode laporan tercatat masih dalam tren penurunan. Dibandingkan dengan kondisi di tahun sebelumnya, NTP pada tahun 2015 tercatat mengalami tren yang menurun. Hingga bulan Juni tercatat NTP Kalimantan Tengah hanya sebesar atau menurun % dibandingkan periode yang sama pada tahun Perubahan harga barang hasil pertanian yang cenderung lebih rendah dibandingkan perubahan harga barang secara umum menjadi faktor yang membuat terjadinya penurunan angka NTP Kalimantan Tengah pada periode laporan. Dari hasil survei konsumen Bank Indonesia tercatat bahwa rata-rata indeks perubahan harga barang umum selama semester I 2015 adalah sebesar atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata indeks perubahan harga barang pertanian yang hanya sebesar Di sisi lain penurunan harga komoditas pertanian di pasar dunia juga turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan angka NTP pada periode laporan. 5 Grafik 5.5 Nilai Tukar Petani Grafik 5.6 Indeks Perubahan Harga

77 Penurunan NTP dan tren pelemahan harga komoditas pertanian di pasar dunia pada periode laporan menjadi faktor yang menyebabkan pekerja di sektor pertanian menganggap sektor tersebut untuk saat ini kurang menguntungkan dan memilih untuk mencari pekerjaan baru di sektor ekonomi lainnya. 5.3 Kemiskinan Angka kedalaman kemiskinan dan angka keparahan kemiskinan yang juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pada periode laporan justru mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada tahun 2014 tercatat masing-masing sebesar 0.97 dan 0.25 atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1.02 untuk angka kedalaman kemiskinan dan 0.31 untuk angka keparahan kemiskinan. Perbaikan yang dialami oleh tingkat kemiskinan di Kalimantan Tengah pada periode laporan tidak terlepas dari adanya peningkatan pendapatan perkapita yang dialami oleh masyarakat Kaliamantan Tengah secara keseluruhan. Pada tahun 2014 tercatat pendapatan perkapita Kalimantan Tengah sebesar Rp 36,83 juta atau mengalami kenaikan sebesar 7,20% dibandingkan tahun Di satu sisi garis kemiskinan pada periode laporan tercatat sebesar Rp 320,87 ribu atau hanya meningkat 4,28% dibanding periode sebelumnya. Peningkatan pendapatan perkapita yang berada diatas peningkatan garis kemiskinan mendorong terjadinya perbaikan angka kemiskinan di Kalimantan Tengah. 6 Grafik 5.7 Angka Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Grafik 5.8 Pendapatan Per kapita (juta)

78 7 Grafik 5.9 Perubahan Garis Kemiskinan

79 Inflasi triwulan I 2015 sebesar 8,94% (yoy) lebih rendah daripada triwulan IV 2014 sebesar 9,43% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama dipicu oleh terjaganya ekspektasi masyarakat terutama di saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Kendati demikian, realisasi sejumlah kebijakan penyesuaian harga energi oleh Pemerintah di sepanjang triwulan I 2015 disertai dengan terbatasnya pasokan beras menahan turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan. 8

80 6.1 Prospek Ekonomi Makro Regional Merujuk pada kondisi perekonomian saat ini dan mencermati prospek serta resiko kedepan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan III 2015 diperkirakan akan stabil dengan kecenderungan melambat dibandingkan triwulan II Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III 2015 diperkirakan berada dalam kisaran 6.36% % (yoy). Masih tingginya daya beli masyarakat, diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi rumah tangga berada dalam kondisi yang stabil di triwulan III Sementara itu komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan beberapa proyek infrastruktur akan turut mendorong sisi investasi dan ekspor kedepan dari sisi penggunaan. Di sisi sektoral, prospek perbaikan kinerja diperkirakan terjadi pada sektor pertanian dan industri pengolahan seiring datangnya dukungan pemerintah pusat terhadap kedua sektor tersebut. Kondisi sebaliknya dialami oleh sektor pertambangan yang diperkirakan masih berada dalam kondisi melambat sebagai dampak masih rendahnya harga komoditas batu bara dunia seiring dengan turunnya permintaan dari negara importir batu bara Kalimantan Tengah terbesar, yaitu Tiongkok, serta masih minimnya keberadaan fasilitas pengolahan/pemurnian bahan tambang mineral di Kalimantan Tengah. Namun demikian terdapat potensi perbaikan dari negara mitra dagang lainnya seperti India dan Jepang. Secara keseluruhan, perkiraan membaiknya ekonomi beberapa negara mitra dagang utama Kalimantan Tengah di tahun 2015 seperti Jepang dan India akan membawa iklim yang baik terhadap perekonomian Kalimantan Tengah di tahun Sementara dari sisi perekonomian domestik, diperkirakan sepanjang tahun 2015 ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh di level yang tinggi, berkisar diangka 5,0%-5,4% (yoy). Mencermati beberapa kondisi tersebut, perekonomian Kalimantan Tengah di tahun 2015 akan tumbuh pada kisaran 6,82%-7,32% (yoy) Prospek Sisi Permintaan 9

81 Pada triwulan III-2015 komponen sisi permintaan lokal relatif stabil dibandingkan triwulan II Komponen sisi permintaan pada triwulan II 2015 diperkirakan akan didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi. Pada triwulan III 2015 diperkirakan akan terjadi peningkatan investasi, seiring akan dimulainya beberapa proyek besar baik dari pihak pemerintah daerah maupun pihak swasta (pembangunan smelter alumina Kotawaringin Raya Alumina dan kereta api batu bara). Sementara itu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang diperkirakan akan disahkan oleh Kementerian Kehutanan pada triwulan III 2015 akan mendorong peningkatan investasi di Kalimantan Tengah. Di sisi lain beberapa proyek multiyears yang masih berlangsung di Kalimantan Tengah masih akan menjadi faktor penguat pertumbuhan ekonomi dari sisi investas.i Sisi konsumsi pada triwulan III 2015 juga diperkirakan masih akan cukup kuat dan menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi dari sisi permintaan. Adanya momen perayaan Idul Fitri di awal triwulan III 2015 diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi RT masih akan tumbuh cukup tinggi. Masih stabilnya pertumbuhan sisi konsumsi RT pada triwulan III 2015 dapat terlihat dari hasil SurveI Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia. Dari hasil survey ITK yang dilakukan BPS diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi pada triwulan III BPS memperkirakan akan terjadi peningkatan ITK pada triwulan III 2015 sebesar dibandingkan triwulan II Di sisi lain hasil SK yang dilaksanakan Bank Indonesia juga menunjukan hasil yang sama, SK memperkirakan pada triwulan III 2015 akan terjadi peningkatan konsumsi yang dilakukan masyarakat. Dari hasil SK, indeks konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat pada triwulan III 2015 sebesar 188 dibandingkan triwulan II 2015 yang sebesar 182. Selain itu, pada triwulan yang sama diperkirakan akan adanya terjadi peningkatan dari konsumsi lembaga non provit (LNPRT) seiring persiapan kegiatan Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati Kotawaringin Timur yang akan dilakukan pada akhir tahun

82 Meski perkiraaan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang Kalimantan Tengah diperkirakan meningkat pada triwulan III 2015, namun ekspor Kalimantan Tengah diperkirakan akan sedikit tertahan. Ekspor Kalimantan Tengah yang cenderung didominasi oleh komoditas batu bara diperkirakan akan tertahan akibat penurunan debit air sungai yang menyebabkan gangguan pengangkutan dari komoditas ini. Di sisi lain diperkirakan Ekspor komoditas CPO dan Karet akan sedikit menguat pada triwulan III 2015 seiring kondisi cuaca yang relatif mendukung produksi dari kedua komoditas tersebut. \ WEO (IMF) WEO (IMF) Mei-15 Pangsa Ekspor Pertumbuhan Ekonomi (%) Jan p 2016p 2015p 2016p Kalteng Tiongkok Jepang India Keterangan : lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sama dengan perkiraan sebelumnya lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya Prospek Sisi Penawaran Di sisi penawaran, pada triwulan III 2015, diperkirakan sektor pertanian dan industri pengolahan akan menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu sektor pertambangan pada triwulan III 2015 diperkirakan masih tumbuh - negatif, di sisi lain sektor perdagangan dan konstruksi diperkirakan tumbuh relatif stabil pada tingkat yang masih cukup tinggi. Pada sektor pertanian, diperkirakan pada triwulan mendatang akan tumbuh meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Tingginya pertumbuhan sektor 11

83 pertanian pada triwulan III 2015 diperkirakan akan didorong oleh adanya panen raya kelompok tabama khususnya komoditas padi lokal yang diperkirakan akan jatuh pada bulan September. Di sisi lain, meski harga CPO diperkirakan masih dalam tren- penurunan namun diperkirakan pada triwulan III 2015 masih akan terjadi peningkatan produksi CPO, seiring tren peningkatan produksi CPO yang cenderung mengalami kenaikan pada triwulan III Di samping itu, komoditas karet juga diperkirakan akan membaik pada triwulan III 2015 setelah pada dua triwulan sebelumnya mengalami penurunan produksi. Sektor pertambangan pada triwulan III 2015 diperkirakan masih tumbuh dalam kondisi penurunan. Dari segi harga, harga batu bara pada triwulan III 2015 diperkirakan akan masih berada pada level yang rendah. Namun jika dilihat lebih dalam, tingkat harga yang masih rendah bukan merupakan satu-satunya faktor penghambat laju pertumbuhan pertambangan batu bara. Penurunan produksi batu bara yang terjadi diperkirakan akan lebih disebabkan oleh adanya penurunan debit air sungai yang cenderung menghambat laju kapal tongkang pengangkut komoditas tersebut. Sementara itu produksi pertambangan mineral pada triwulan III 2015 diperkirakan masih cenderung tertahan akibat masih terbatasnya faslitas pengolahan di Kalimantan Tengah. Di sisi lain, sektor perdagangan diperkirakan akan tumbuh relatif stabil pada triwulan III Adanya momen Idul FItri pada awal triwulan laporan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan sektor perdagangan masih pada kondisi yang tinggi. Sementara itu peningkatan konsumsi juga diperkirakan pada 12

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional. Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan II 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc).

REGIONAL. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,38% (ctc). BAB 1 PERKEMBANGAN EKO ONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 214 sebesar 6,21% (ctc), melambat dibandingkan tahun 213 sebesar 7,38% (ctc). Melambatnya hampir seluruh komponen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 215 Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Triwulan I 215 7,82% (yoy) Pada triwulan

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2015 TUMBUH 5,25 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan Edisi Agustus 217 Buku Kajian Ekonomi dan Regional ini Diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Jl. Mulawarman No. 123, Kota Tarakan 77117 No. Telp: 551-38 7777. Fax:

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER Photo by : Yuyus Sera. Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER Photo by : Yuyus Sera. Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOVEMBER 2016 1 Photo by : Yuyus Sera KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya dan

Lebih terperinci

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II :

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II : BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 066/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II -2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 3,58 PERSEN DAN Q-T-

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN IV 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 37/08/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I - 2017 EKONOMI ACEH SEMESTER I-2017 DENGAN MIGAS NAIK 3,67 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,54 PERSEN

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II )

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II ) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 057/08/64/Th.XVIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II - 2015 1) EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II - 2015 : PERTUMBUHAN Y ON Y : -0,25

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 067/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 6,44 PERSEN DAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH AGUSTUS 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. MISI

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan I 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TRIWULAN II 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th.XIII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III- EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III TUMBUH 5,44 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN III-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 No. 54/08/19/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 1,70 PERSEN MENINGKAT DIBANDING PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. NOVEMBER 2016 (Kajian Triwulan III-2016) KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH NOVEMBER 216 (Kajian Triwulan III-216) VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 51/11/Th.XIX, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III - EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 2,22 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II -2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II -2016 -4,94-1,00-0,71 2,38 3,53 3,25 3,50 3,47 10,01 No. 45/08/63/Th.XX, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II -2016 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II TAHUN 2016 TUMBUH 3,98

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan II 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Kajian Triwulanan Periode Agustus 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Agustus 2016 KANTOR PERWAKILAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci