IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera spp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN BUNGKU TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera spp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN BUNGKU TENGAH"

Transkripsi

1 J. Agroland 24 (2) : , Agutu 2017 ISSN : X E-ISSN : IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera pp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN BUNGKU TENGAH Identification of Morphological and Anatomical Character of Local Mango Plant (Mangifera pp.) of Morowali in Bente and Bahomoleo Village Central Subditrict of Bungku Moh. Sadri 1, Enny Adelina 2, Sakka Samudin 2) 1) Program Studi Agroteknologi Fakulta pertanian Univerita Tadulako, Palu, adrikendoe77@gmail.com 2) Fakulta Pertanian Univerita Tadulako, Palu Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawei Tengah Telp ennyadelina@gmail.com, akka01@yahoo.com ABSTRACT Thi tudy aimed to ae the characteritic of mango plant baed on their leaf morphology and anatomy in Bahomoleo and Bente village, Central Bungku ub ditrict, Morowali ditrict. Obervation on morphological feature wa implemented in Bahomoleo and Bente village, wherea anatomical obervation were made in the Laboratory of Biotechnology, Faculty of Mathematic and Natural Science oftadulako Univerity. The tudy wa conducted in March to May The morphological parameter oberved included plant age, plant height, tem diameter, canopy diameter, canopy hape and bar color. The leaf anatomy variable conited of tomata ize, epidermi ize, tomata number, epidermi number, tomatal denity and tomatal index.the morphological and anatomical character oberved baed on a cluter analyi and were decribed in a dendogram form. The reult of cluter analyi of both village on the ditance of reulted in three acceion namely, and. The highet tomatal index of both village i the acceion and the lowet acceion i the, while the highet tomatal denity/mm 2 i the acceion, and the lowet one i the acceion and. Keyword: Dendogram, Leaf anatomy, Morphology, and Mango. PENDAHULUAN Mangga merupakan tanaman potenial untuk dikembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi, euai dengan agroklimat Indoneia, diukai oleh hampir emua lapian mayarakat dan memiliki paar yang lua. Dalam dua dekade terakhir ini, mangga telah menjadi komodita penting dalam perdagangan internaional, terutama di paar Amerika Utara, Eropa, Jepang dan Timur Tengah (Puat Kajian Buah Tropika, 2000), karena merupakan alah atu buah tropi unggulan yang digemari oleh mayarakat di dunia yang dikenal dengan itilah The Bet Loved Tropical mendampingi popularita durian ebagai King of Fruit Indoneia (Oktavianto et al., 2015). Indoneia mencapai jumlah produki buah mangga pada tahun 2013 tercatat ton (BPS, 2014), di Provini Sulawei Tengah pada tahun 2014 adalah ton (BPS, 2015), edangkan di Kabupaten Morowali pada tahun 2014 mencapai ton (BPS, 2015). Berdaarkan angka produki buah mangga, di Kabupaten Morowali menunjukan ratarata produkinya maih rendah. Hal ini diebabkan budidaya mangga maih pada kala pekarangan dengan teknologi 138

2 ederhana dan belum diuahakan pada kala bear mialnya dalam bentuk perkebunan, kendala lain adalah kerontokan buah pada etiap tahap perkembangan buah, menyebabkan rendahnya produktifita mangga (Prahata, 2009). Tuntutan daar kualita produk pertanian, khuunya pada buah-buahan dapat diatai melalui teredianya varieta unggul baru, yang tidak aja produktif tetapi juga tahan terhadap cekaman lingkungan termauk erangan hama penyakit. Menanggapi tuntutan terebut maka penelitian tanaman buah perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan item dan penguaha agribini tanaman buah yang efiien, modern, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karinah dan Manhur (2007), mengemukakan beberapa tahapan yang dilakukan untuk memperoleh varieta unggul baru yaitu (1) ekplorai, (2) koleki, (3) karakteriai, eleki dan(4) pemanfaatan plama nutfah (plant breeding). Varieta unggul buah-buahan akan memperlihatkan poteni keunggulannya bila diertai dengan budidaya yang baik dan dikembangkan di wilayah agroekoitem yang euai. Keberhailan uaha ini tergantung pada keterediaan plama nutfah dalam jumlah banyak dan mempunyai keragaman genetik tinggi. Koleki plama nutfah diperlukan untuk menjaga agar uatu kultivar tidak punah dan dapat digunakan ebagai umber keragaman genetik dalam menciptakan atau merakit bibit unggul baru (Bauki dan Rachman, 1995). METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakanakan di Dea Bahomoleo dan Dea Bente, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali dan pengamatan anatomi daun mangga dilakanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Tadulako, penelitian ini dilakanakan pada bulan Maret ampai Mei Alat dan Bahan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah meter roll, jangka orong, GPS type montana 650, android (ditance meter), mitar, mikrokop cahaya tipe carton oftware v micro USB, kater, tali, coll box, kamera digital, kerta label, platik ampel dan alat tuli menuli. Bahan yang digunakan adalah tiu, aquade dan tanaman mangga. Metode Percobaan. Penelitian ini menggunakan metode urvei, kegiatan pertama adalah penentuan lokai penelitian, lokai penelitian ditentukan ecara engaja (purpoe ampling) berdaarkan informai Dina Pertanian dan mayarakat etempat dengan pertimbangan melihat penyebaran tanaman mangga yang ada di Kecamatan Bungku Tengah. Berdaarkan hail urvei dari embilan bela dea di Kecamatan Bungku Tengah hanya enam dea, yang banyak memiliki vegetai tanaman mangga yaitu Dea Lanona, Dea Bahomante, Dea Bahomoleo, Dea Bahomohoni, Dea Bente dan Dea Ipi. Kemudian lokai penelitian dipilih ecara acak dan dibagi menjadi dua wilayah dan dea yang di pilih untuk lokai penelitian adalah Dea Bahomoleo dan Dea Bente. Pada etiap dea dilakukan pengambilan ampel tanaman mangga ecara acak ebanyak 15 pohon mangga lokal ehingga ecara keeluruhan tanaman yang digunakan berjumlah 30 pohon, penggunaan andi diambil dari iniial nama dea tempat ampel berada eperti Bahomoleo (BM) dan Bente (BT), kemudian diurut dari nomor 1 ampai 15 dari maing-maing dea. Tanaman mangga yang dijadikan ampel adalah tanaman mangga yang udah berproduki yang ecara viual memiliki tingkat keehatan mulai dari edang hingga ehat dan terpelihara dengan baik erta dikenal oleh mayarakat diekitarnya. Oleh karena itu dilakukan wawancara dengan pemilik tanaman mangga yang akan digunakan ebagai ampel penelitian. Identifikai Morfologi. Kegiatan ini dimakud untuk mengkaji keragaman morfologi kultivar-kultivar yang diambil di 139

3 lokai dan bahan yang digunakan adalah karakter batang (warna batang, diameter batang, diameter kanopi, tinggi tanaman) dan karakter daun (bentuk daun, keharuman daun, warna daun, panjang daun, lebar daun, panjang petiole). Kemudian dilakukan pengamatan viual pengamatan dan pengukuran dilakukan ecara langung dengan berpedoman pada buku Decription for Mango ( Mangifera indica) yang diterbitkan oleh The International Plant Genetic Reource Intitute (IPGRI) tahun 2006 terhadap dikripi tanaman, dikripi daun, dikripi buah, dikripi pelok dan biji. Identifikai berdaarkan ciri morfologi digunakan untuk mengetahui berbagai jeni dan varieta tanaman mangga, tetapi pada penelitian ini tidak dilakukan identifikai pelok dan biji. Identifikai Anatomi. Kegiatan ini dimakudkan untuk mengkaji perbedaan truktur anatomi daun pada ejumlah akei yang diambil dari lokai penelitian, pengambilan daun tanaman mangga yang akan dijadikan ampel guna pengamatan anatomi yaitu daun yang telah membentuk empurna terletak pada cabang terbawah, pada ranting pertama dan daun urutan keenam dari flu. Cara pengambilan daun yaitu daun diambil dengan menggunakan kater dengan cara di ayat tepat antara ujung petiole daun dan ranting. Untuk proe pengamatan anatomi menggunakan mikrokop, bagian karakter anatomi daun yang diamati adalah ukuran tomata (panjang dan lebar tomata), ukuran epidermi (panjang dan lebar epidermi), jumlah tomata, jumlah epidermi, kerapatan tomata dan indek tomata. Analii Kluter. Langkah ini dimakudkan untuk menilai kemiripan antar akei tanaman mangga dengan metode analii dendogram. Data-data morfologi dan anatomi daun yang dikumpulkan dari ejumlah akei mangga ditranformikan menjadi data biner dalam bentuk matrik. Dari matrik dan data biner ini elanjutnya dihitung matrik kemiripan antar nomor koleki mangga yang diamati. Bedaarkan nilai kemiripan terebut dibuat pengelompokkan nomor-nomor koleki mangga terebut, pengelompokkan ini menggambarkan hubungan kemiripan antar individu pohon akei mangga yang diamati berdaarkan morfologi dan anatomi daun yang dianalii. Untuk menyimpulkan kekerabatan antara jeni yang diamati, emua data yang terkumpul dianalii dengan menghitung jarak euclidiu yang dipertautkan berdaarkan kekerabatan terdekat menggunakan program komputer oftware Sytat 8.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Analii dendogram berdaarkan ciri morfologi dan anatomi hail analii kluter menunjukkan bahwa, di Dea Bahomoleo hail analii kluter di awali pada jarak terdapat dua akei yang memiliki kemiripan ifat yaitu BM7 dan BM8, pada jarak terdapat beberapa akei yang berkerabat ehingga membentuk atu kelompok yaitu BM5, BM8, BM10 dan BM14. Pada jarak terdapat dua akei yang memiliki kekerabatan yaitu BM3 dan BM13, elanjutnya pada jarak terdapat beberapa akei yang memiliki kemiripan yaitu BM1, BM2, BM13 dan BM14, elanjutnya pada jarak terdapat beberapa akei yaitu BM4, BM6, BM11 dan BM14 yang berkerabat. Pada jarak terdapat tiga akei yaitu BM2, BM12 dan BM14 yang berkerabat, jarak terdapat beberapa akei yang berkerabat yang diwakili oleh BM2 dan. Pada jarak terdapat tiga akei yaitu BM11, BM4 dan BM15 dan pada jarak emua akei membentuk atu kelompok. Akei yang peifik dan berbeda dibandingkan dengan akei lainnya berdaarkan morfologi dan anatomi daun mangga di Dea Bahomoleo (BM) adalah akei BM15, BM12 dan. Sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar

4 Cluter Tree A k e i BM12 BM6 BM10 BM5 BM7 BM8 BM14 BM3 BM13 BM2 BM1 BM4 BM11 BM Ditance Jarak Gambar 1. Dendogram Analii Kluter Tanaman Mangga Di Dea Bahomoleo Berdaarkan Identifikai Morfologi dan Anatomi. Hail analii kluter berdaarkan data morfologi dan anatomi pada Dea Bente menunjukan bahwa pada jarak untuk akei BT6 dan BT4 memiliki kekerabatan dalam morfologi dan anatomi dan pada jarak BT2 dan BT9 memiliki kekerabatan. Pada jarak terbentuk dua akei yaitu 5 dan 1, jarak terdapat dua akei yaitu 4 dan BT7. Pada jarak terdapat beberapa akei yang diwakili oleh BT6 dan 4, elanjutnya pada jarak terdapat tiga akei yaitu 0, BT2 dan BT9, jarak terbentuk empat akei maingmaing diwakili oleh 0 dan BT5 dan pada jarak terdapat enam akei yang maing-maing diwakili 0, 2 dan BT5, elanjutnya pada jarak terdapat tujuh akei yang terbentuk yang maingmaing diwakili BT3 dan 0, elanjutnya jarak terdapat tiga bela akei yang maing-maing diwakili BT3, BT7 dan 5, pada jarak terdapat empat bela akei yang maing-maing diwakili oleh dan BT3 dan pada jarak emua akei membentuk atu akei yang berjumlah lima bela dan maing-maing diwakili oleh dan. Akei yang peifik berdaarkan morfologi dan anatomi daun mangga di Dea Bente (BT) adalah akei,, BT3 dan 3. Sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar 2 berikut. Hail dari analii kluter untuk gabungan Dea Bahomoleo dan Dea Bente, diawali pada jarak untuk ampel BM8 dan BM7 memiliki kekerabatan, elanjutnya pada jarak BT6 dan BT4 berkerabat. Pada jarak terbentuk enam akei yang di wakili oleh akei BM10, pada jarak terbentuk embilan akei yang diwakili oleh BT5. Selanjutnya pada jarak terbentuk beberapa akei yang maing-maing diwakili oleh BM15, BM13, 0 dan 5. Pada jarak membentuk dua akei yang maing-maing di wakili oleh BM1 dan BT7, elanjutnya beberapa akei terbentuk Cluter Tree pada jarak yang diwakili 2 dan BT3. A k e i BT BT2 BT9 BT5 BT7 4 BT6 BT Ditance Jarak Gambar 2. Dendogram Analii Kluter Tanaman Mangga Di Dea Bente Berdaarkan Identifikai Karakter Morfologi dan Anatomi. 141

5 Cluter Tree A k e i BM15 BT5 BM11 BM4 BM6 BT3 BM10 BM5 BM7 BM8 BM14 BT9 BT2 BM13 BM3 2 3 BM1 BM2 0 BM12 BT7 4 BT6 BT Ditance Jarak Gambar 3. Dendrogram Analii Kluter Tanaman Mangga Antara Dea Bahomoleo dan Dea Bente Berdaarkan Identifikai Morfologi Dan Anatomi. Keterangan: =Stomata, =Epidermi (pembearan = 400 kali) Gambar 4. Bentuk kanopi, daun dan anatomi daun tanaman mangga pada akei, dan di Dea Bahomoleo dan Dea Bente, Kecamatan Bungku Tengah. Pada jarak terbentuk beberapa akei maing-maing diwakili oleh BM6, BM4 dan 3. Selanjutnya pada jarak terjadi beberapa pengelompokan maing-maing diwakili oleh, BM15 dan 2. Kemudian pada jarak beberapa akei membentuk atu kelompok maing-maing diwakili oleh 0 dan, dan pada jarak terbentuk menjadi atu kelompok dan akei yang peifik berdaarkan gabungan morfologi dan anatomi daun mangga di Dea Bahomoleo dan Dea Bente adalah, dan, Sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar 20. Bentuk kanopi, daun dan anatomi daun tanaman mangga berdaarkan data 142

6 gabungan antara kedua dea yaitu Dea Bahomoleo dan Dea Bente ditampilkan pada Gambar 4. Pembahaan. Berdaarkan analii kluter maing-maing dea pada analii morfologi dan anatomi memperlihatkan adanya pengaruh ekternal yaitu lingkungan tempat tumbuh dan teknik budidaya yang mempengaruhi perbedaan morfologi dan anatomi tanaman mangga. Hal ini terlihat dari perbedaanperbedaan ifat atau karakter yang ditampilkan oleh maing-maing akei, berdaarkan analii morfologi dan anatomi diperoleh ketiga akei yang berbeda di Dea Bahomoleo dan Dea Bente, ehingga peluang kemiripan dari etiap nomor ampel maih angat bear. Karakter yang membedakan akei adalah ukuran tomata (panjang dan lebar tomata), jumlah tomata, ukuran epidermi (panjang dan lebar epidermi), jumlah epidermi, indek tomata dan kerapatan tomata. Akei adalah akei yang memiliki jumlah tomata terbear yaitu ebanyak per mm 2, edangkan akei yang memiliki jumlah tomata paling edikit adalah akei yaitu mm 2. Menurut Fahn (1991), jumlah tomata akan berkurang eiring dengan menurunnya intenita cahaya. Dapat diduga jumlah tomata akei dipengaruhi oleh lingkungan yaitu intenita cahaya matahari. Bentuk daun tanaman mangga yang terdapat di lokai penelitian ebagian bear berbentuk oblong (bentuk daun yang memanjang dan memiliki panjang daun ekitar 2½ x lebar) bentuk ujung daun chartaceou (lancip) dengan permukaan daun licin, bentuk daar daun yaitu acute (lancip) dan warna petiole (tangkai) daun hijau muda, lua dan panjang petiole erta lekukan atau pinggir daun bervariai, warna fluh cokelat kemerahan dan hijau muda. Warna daun uatu jeni tumbuhan dapat berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat ekali hubungannya dengan perediaan air dan makanan erta penyinaran dan pada umumnya warna daun pada ii ata dan bawah jela berbeda, biaanya ii ata tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat jika dibandingkan dengan warna ii bawah daun (Tjitrooepomo 2009). Pada hail penelitian dari kedua dea beberapa nomor akei memiliki warna daun yang bervariai, perbedaan warna daun diduga karena pengaruh lingkungan yaitu cahaya matahari pada tempat tumbuh tanaman mangga itu endiri. Stomata merupakan uatu lubang atau celah yang terdapat pada epidermi organ tumbuhan berwarna hijau dan dibatai oleh el khuu yang diebut el penutup. Sel penutup dikelilingi oleh el-el yang bentuknya ama atau berbeda dengan el-el epidermi lainnya yang diebut ebagai el tetangga. Stomata terletak pada permukaan daun, tetapi paling banyak berada di permukaan daun bagian bawah (Pracaya, 2011). Kondii ini umum dijumpai pada tumbuhan untuk mengurangi laju tranpirai. Ukuran tomata daun mangga dari tiga puluh akei yang diamati memiliki ukuran tomata yang beragam hal ini di duga diebabkan oleh faktor lingkungan yaitu pencahayaan, uhu, kelembaban dan air. Berdaarkan pengamatan anatomi didapatkan kerapatan tomata paling tinggi dari tiga akei peifik terpilih yaitu terdapat pada akei dengan ukuran 0,16 mm 2 edangkan kerapatan tomata paling rendah terdapat pada akei dan dengan ukuran maing-maing 0,13 mm 2. Menurut Mikin et al., (1972) tanaman yang mempunyai kerapatan tomata yang tinggi akan memiliki laju tranpirai yang lebih tinggi dari pada tanaman dengan kerapatan tomata yang rendah. Levit (1951) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi ketahuan tanaman terhadap kekeringan termauk diantaranya kecenderungan untuk memperlambat dehidrai eperti aborbi air 143

7 permukaan ecara efiien dan item konduki air, lua permukaan daun dan trukturnya, diii lain kerapatan tomata dapat mempengaruhi dua proe penting pada tanaman yaitu fotointei dan tranpirai. Dengan demikian akei dan memiliki kerapatan tomata yang rendah ehingga dapat di duga kedua akei terebut dapat tahan pada kondii lingkungan yang kering. Penghitungan indek tomata pada atuan bidang pandang dibagi dengan jumlah tomata dan jumlah epidermi menunjukan hail yang bervariai, dari tiga akei tanaman mangga yang peifik, jumlah indek tomata tertinggi terdapat pada akei dengan ukuran edangkan indek tomata paling rendah adalah akei dengan ukuran Berdaarkan hail penelitian Letari (2006) terdapat hubungan antara kerapatan tomata padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64 bahwa Indek tomata pada ketiga varieta yang diuji menunjukkan omaklon yang mempunyai kerapatan lebih rendah dan indek tomata lebih rendah dianggap lebih tahan terhadap kekeringan. Hail yang berbeda dihailkan pada penelitian Qoim et al., (2005). Pada penelitian terebut didapatkan korelai negatif antara kerapatan tomata dan trikomata dengan ketahanan penyakit karat pada beberapa kultivar krian. Hail penelitian akei dan memiliki kerapatan tomata paling rendah ehingga diduga akei terebut tahan dari kondii lingkungan yang kering. Keimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdaarkan hail identifikai morfologi dan anatomi mangga di Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali maka diperoleh : 1. Akei mangga terpilih di Dea Bahomoleo adalah akei BM15, BM12 dan dan di Dea Bente akei,, BT3 dan 3, gabungan kedua dea yaitu Dea Bahomoleo dan Dea Bente adalah akei, dan. Karakter morfologi yang membedakan yaitu tinggi tanaman, diameter batang, diameter kanopi, warna batang, panjang helai daun, lebar helai daun dan panjang petiole edangkan karakter pembeda anatomi daun yaitu ukuran tomata, jumlah tomata, ukuran epidermi, jumlah epidermi, kerapatan tomata dan indek tomata. 2. Kerapatan tomata dan indek tomata terbear ditemukan pada akei yaitu 0,16 mm 2 dengan indek tomata 41,18 dan indek tomata terkecil pada akei yaitu 0,13 mm 2 dengan indek tomata 32,03. Akei terpilih dari gabungan Dea Bahomoleo dan Dea Bente memiliki karakter yang berbeda-beda hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan eperti intenita cahaya matahari. 3. Akei BM15, BM12, BT3 dan 3 yang tidak terpilih dari gabungan dua dea berarti memiliki hubungan kekerabatan dengan akei di Dea Bahomoleo dan Dea Bente. Saran Untuk memperoleh kepatian perbedaan karakter akei mangga terpilih perlu dilakukan penelitian lanjutan yaitu analii di tingkat genetik. DAFTAR PUSTAKA Badan Puat Statitik, Badan Perencanaan Pembangunan Naional, United Nation Population Fund Proyeki penduduk Indoneia: BPS. Jakarta. Badan Puat Statitik, ProviniSulawei Tengah dalam Angka. Diake Pada Tanggal 30 November

8 Badan Puat Statitik, Kabupaten Morowali dalam Angka. Diake Pada Tanggal 2 Deember Bauki, S dan A.Rachman, Regenerai dan Peletarian Plama Nutfah Tembakau. Proiding Simpoium Naional Pemuliaan Tanaman III, Chipojola, F.M.., W.F. Mwae, M.B. Kwapate, J.M. Bokoi, J.P. Njoloma, and M.F. Maliro, Morphological Characterization of Cahew (anacardium occidentale L.) in four population in Malawi. African journal of Biotechnology, 8(20): Fahn, A., Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada Univerity Pre IPGRI Decription For Mango (Mangifera indica L.). International Plant Genetic Reource Intitute. Rome, Italy. (http : //www. pn.iocri.net/refereni/mangga. pdf). Diake Tanggal 2 Deember Karinah, F.H. Silalahi, dan A. Manhur, Ekplorai dan Karakteriai Plama Nutfah Tanaman Markia. Sumatra Utara. 17 (4) : LetariGati Endang, Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Balai Bear Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (Balitbiogen), Bogor. Vol 7, No 1 Hal: Levit, J Frot, drought and heat reitance. Annual Review of Plant Phyiology 2: Mikin, E.K., D.C. Ramuon, and D.N. Mo Inheritance and Phyiological Efect of Stomatal Frequency in Barley. Crop Science12 (18): Oktavianto, Y.,Sunaryo dan A. Suryanto, Karakteriai Mangga (Mangifera Indica L.) Cantek, Ireng, Empuk, Jempol di Dea Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Jurnal Produki Tanaman 3 (2) : Pracaya, Bertanam Mangga. Penebar Sawadaya. Jakarta. Prahata A. Soedarya, Budidaya Uaha Pengelolaan Agribini Mangga. Putaka Grafika. Bandung. Puat Kajian Buah Tropika Riet Unggulan Strategi Naional Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indoneia. Puat Kajian Buah-buahan Tropika. Intitut Pertanian Bogor. Qoim, W.A., M. Rachmadi, Heranti, dan A. Suwarti Korelai Antara Karakter Kerapatan Trikoma dan Stomata dengan Ketahanan Penyakit Karat pada Beberapa Kultivar Krian Pot.Zuriat 16 (1): Tjitrooepomo, G., Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada Univeriy Pre. Yogyakarta, 256 hal. Yogyakarta, 256 hal. 145

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI JERUK LOKAL (Citrus sp.) DI DESA HANGIRA DAN DESA BALEURA KECAMATAN LORE TENGAHKABUPATEN POSO

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI JERUK LOKAL (Citrus sp.) DI DESA HANGIRA DAN DESA BALEURA KECAMATAN LORE TENGAHKABUPATEN POSO e-j. Agrotekbi 4 (4) : 412 418, Agutu 2016 ISSN: 2338-3011 IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI JERUK LOKAL (Citru p.) DI DESA HANGIRA DAN DESA BALEURA KECAMATAN LORE TENGAHKABUPATEN POSO Identification

Lebih terperinci

e-j. Agrotekbis 4 (6) : , Desember 2016 ISSN :

e-j. Agrotekbis 4 (6) : , Desember 2016 ISSN : e-j. Agrotekbi 4 (6) : 642-649, Deember 2016 ISSN : 2338-3011 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN JERUK LOKAL (Citru Sp) DI DESA KARYA AGUNG DAN KARYA ABADI KECAMATAN TAOPA KABUPATEN PARIGI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MANGGA LOKAL (Mangifera spp) MELALUI IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI DI KABUPATEN DONGGALA DAN KABUPATEN SIGI

KARAKTERISTIK MANGGA LOKAL (Mangifera spp) MELALUI IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI DI KABUPATEN DONGGALA DAN KABUPATEN SIGI J. Agroland 24 (1) : 49-56, April 2017 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 KARAKTERISTIK MANGGA LOKAL (Mangifera spp) MELALUI IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI DI KABUPATEN DONGGALA DAN KABUPATEN SIGI

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif No. Indikator Butir Soal 1. Siwa mampu menetukan bentuk penyajian data Tabel berikut untuk menjawab oal 6-7. Hail penelitian faktor klimatik dan edafik uatu ekoitem adalah ebagai berikut : Tabel 2. Hail

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

Floribunda 5(6) ANATOMI DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L.) DAN KERABATNYA

Floribunda 5(6) ANATOMI DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L.) DAN KERABATNYA 192 ANATOMI DAUN RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L.) DAN KERABATNYA Qothrunnada Sungkar, Tatik Chikmawati & Nina Ratna Djuita Departemen Biologi, Fakulta Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Intitut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St.

PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St. PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kau pada Perputakaan UNIKA St. Thoma Medan) Mialina Br. Ginting 1), Kudang Boro Seminar 2), dan Panji Wamana 3)

Lebih terperinci

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)

Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V) Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL LANJUTAN GALUR HARAPAN PADI GOGO BERAS MERAH PADA DATARAN RENDAH DI DESA MAMBALAN KECAMATAN GUNUNGSARI

UJI DAYA HASIL LANJUTAN GALUR HARAPAN PADI GOGO BERAS MERAH PADA DATARAN RENDAH DI DESA MAMBALAN KECAMATAN GUNUNGSARI 35 UJI DAYA HASIL LANJUTAN GALUR HARAPAN PADI GOGO BERAS MERAH PADA DATARAN RENDAH DI DESA MAMBALAN KECAMATAN GUNUNGSARI ADVANCED PRODUCTIVITY EVALUATION OF EXPECTED LINES OF UPLAND RED RICE ON LOWLAND

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GRATE COOLER INDUSTRI SEMEN Khairil Anwar* * Abtract Thi reearch aimed to ind out heat traner rate between cooling air upply and clinker in grate cooler o cement indutry.

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PETERNAKAN DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK UNTUK MENUNJANG SWASEMBADA DAGING SAPI

INOVASI TEKNOLOGI PETERNAKAN DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK UNTUK MENUNJANG SWASEMBADA DAGING SAPI Inovai Pengembangan teknologi Inovai peternakan Pertanian dalam 1(3), item 2008: integrai 189-205 tanaman-ternak... 189 INOVASI TEKNOLOGI PETERNAKAN DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK UNTUK MENUNJANG

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO DAN PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK VARIANSI POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO DA PRODUK EKPOEIAL YAG EFIIE UTUK VARIAI POPULAI PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Mega Elmaanti 1* Firdau Hapoan irait 1 Mahaiwa Program 1 Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16 Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Viual Baic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 6 Muhammad Rizki Setiawan, M. Aziz Mulim dan Goegoe Dwi Nuantoro Abtrak Dalam penelitian ini telah diimplementaikan

Lebih terperinci

Monthly Outlook

Monthly Outlook Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S S a h i d S u d i r m a n C e n t e r, l t 4 0 J l. J e n d. S u d i r m a n k a v. 8 6 J a k a r t a 1 0 2 2 0 021-2 7 8 8 9 3 9 3 Konten dalam Daily

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

Metode Penentuan Parameter Kelistrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction

Metode Penentuan Parameter Kelistrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction Metode Penentuan Parameter Kelitrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction Setianto 1*, Awad H.S. 1, Kuwat T. 2, M.F. oyid 2 1 Departemen Fiika-FMIPA, Univerita Padjadjaran l. aya atinangor KM. 21,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DI DESA BATUSUYA DAN LABEAN KABUPATEN DONGGALA

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DI DESA BATUSUYA DAN LABEAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (5) : 571-578, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DI DESA BATUSUYA DAN LABEAN KABUPATEN DONGGALA Morphological

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS

KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Dalam angka Memenuhi Salah Satu Peryaratan Program Magiter Teknik Sipil Oleh UMMI CHASANAH NIM LA9 MAGISTE

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG Gumini, Yulnafatmawita, dan Anita Febr iani Daulay Fakulta Pertanian

Lebih terperinci

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel Jurnal Mateatika Murni dan Terapan pilon Vol. 07, No.02, Hal 26-33 TEKNIK PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUAN EKPONENIAL HOLT-WINTER iti Nur Haidah, Nur ala, Dewi ri uanti Progra tudi Mateatika Fakulta

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Monthly Outlook

Monthly Outlook Monthly Outlook P T. T O P G R O W T H F U T U R E S P l a z a B a p i n d o M a n d i r i T o w e r l t. 2 8 Jl. J e n d. S u d i r m a n k a v. 5 4-55 J a k a r t a 1 2 1 9 0 021-5 2 7 3 8 8 3 Konten

Lebih terperinci

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI

TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI TORTUOSITAS PADA MODEL 3D BATUAN BERPORI Firmanyah 1*), Selly Feranie 1, Fourier D.E. Latief 2, Prana F. L. Tobing 1 1 Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antarika Juruan Pendidikan Fiika FPMIPA UPI,

Lebih terperinci