KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPARASI PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TESIS"

Transkripsi

1 KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Dalam angka Memenuhi Salah Satu Peryaratan Program Magiter Teknik Sipil Oleh UMMI CHASANAH NIM LA9 MAGISTE TEKNIK SIPIL KONSENTASI MANAJEMEN KONSTUKSI UNIVESITAS DIPNEGOO SEMAANG i

2 LEMBA PENGESAHAN KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT Diuun Oleh : UMMI CHASANAH LA9 Dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal Pebruari Tei ini telah diterima ebagai alah atu prayarat untuk memperoleh gelar Magiter Teknik Sipil Tim Penguji : Ketua : Ir M Agung Wibowo MM MSc Ph D : Sekretari : Ir Bambang Purwanggono M Eng : Anggota : Jati Utomo DH ST MM M Sc Ph D : Anggota : Dr Ir Suharyanto M Sc : Semarang Pebruari Univerita Diponegoro Program Pacaarjana Magiter Teknik Sipil Dr Ir Bambang iyanto DEA NIP ii

3 LEMBA PENGESAHAN KOMPAASI POYEK KONSTUKSI KONTAKTUAL DENGAN POYEK KONSTUKSI BEBASIS PEMBEDAYAAN MASYAAKAT TESIS Diuun Oleh : UMMI CHASANAH LA9 Tei ini telah diterima untuk dieminarkan pada tanggal Pebruari Pembimbing I Pembimbing II Ir MAgung WibowoMMMScPhD Ir Bambang Purwanggono M Eng iii

4 PENYATAAN KEASLIAN KAYA ILMIAH Dengan ini aya Ummi Chaanah menyatakan bahwa Karya Ilmiah Tei ini adalah ali hail karya aya dan Karya Ilmiah Tei ini belum pernah diajukan ebagai pemenuhan peryaratan untuk memperoleh gelar Magiter Strata Dua (S) dari Univerita Diponegoro maupun perguruan tinggi lainnya Semua informai yang dimuat dalam Karya Ilmiah Tei ini yang beraal dari penuli lain baik yang dipublikaikan atau tidak telah diberikan penghargaan dengan mengutip nama umber ecara benar dan emua ii dari Karya Ilmiah Tei ini epenuhnya menjadi tanggung jawab aya ebagai penuli Semarang Pebruari Penuli Ummi Chaanah LA9 iv

5 ABSTAK Pemilihan pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual maupun pemberdayaan mayarakat diharapkan mempertimbangkan berbagai kriteria ub kriteria dan dapat dilakanakan ecara efektif dan efiien Sedangkan kriteria yang dipertimbangkan dalam pelakanaan proyek kontruki antara lain adalah waktu biaya mutu partiipai mayarakat dan adminitrai Permaalahan penelitian ini adalah pemilihan pelakanaan proyek kontruki yang tepat dengan harapan tidak menimbulkan permaalahan di kemudian hari Makud penelitian ini adalah untuk mengevaluai proyek kontruki kontraktual dan proyek kontruki berbai pemberdayaan mayarakat Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk ) untuk menentukan faktor faktor penting dalam memilih pelakanaan proyek kontruki ) menentukan bobot kriteria dan ub kriteria diantara ejumlah alternatif dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) ) memilih pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual atau cara pemberdayaan mayarakat dengan metode AHP Data primer yang digunakan diambil dengan metode wawancara dan kuiioner yang kemudian diolah dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) Analii dengan menggunakan metode AHP dilakukan dengan perhitungan eigen vector value dan uji koniteni ehingga diketahui raio koniteni (C) dengan ketentuan nilai C lebih kecil dari atau % Analii dengan metode AHP dilakukan untuk eluruh reponden dari tiap kriteria ub kriteria dan alternatif yang menjadi pilihan pelakanaan proyek kontruki Dari hail analii yang diperoleh kemudian dilakukan validai hail analii AHP dengan metode wawancara dari perwakilan reponden Keimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya berbagai kriteria yang dipertimbangkan antara lain adalah waktu biaya mutu partiipai mayarakat dan admintrai Dengan beberapa ub kriteria yang telah diajikan diantara kriteria terebut erta dengan pilihan alternatif yang ada antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Dari hail analii kriteria yang ada maka diketahui bobot kriteria yang menjadi pertimbangan pemilihan pelakanaan kontruki Hail dari urutan bobot kriteria adalah ebagai berikut kriteria biaya dengan bobot 6 kemudian kriteria mutu dengan bobot elanjutnya kriteria waktu dengan bobot dan kriteria partiipai mayarakat dengan bobot erta kriteria adminitrai dengan bobot dengan bobot-bobot dari ub kriteria yang ada Setelah itu diketahui juga bobot alternatif antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Kemudian diketahui bobot kontraktual adalah 69 dan bobot pemberdayaan mayarakat adalah Selanjutnya dilakukan perhitungan bobot alternatif antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat dari tiap-tiap kriteria yang dipertimbangkan Dengan hail analii bahwa yang memilih pelakanaan proyek kontruki ecara kontraktual ada kriteria yaitu kriteria biaya kriteria mutu dan kriteria adminitrai Sedangkan yang memilih pelakanaan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat ada kriteria yaitu kriteria waktu dan kriteria partiipai mayarakat Validai hail analii menunjukkan bahwa pelakanaan proyek kontruki lebih baik dilakukan dengan cara kontraktual Walaupun antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat ama ama melakukan kontrak namun kontraktual lebih adanya tanggung jawab yang jela dan berbadan hukum Kata Kunci: kontraktual pemberdayaan mayarakat takeholder Analytical Hierarchy Proce (AHP) validai v

6 ABSTACT Selection of project implementation and contruction by way of contractual empowerment i expected to conider a variety of criteria ub-criteria and can be carried out effectictively and efficiently While the criteria conidered in the implementation of contruction project include the time cot quality community participation and adminitration The problem of the tudy i the election of the proper implementation of the contruction project with the hope of not caue problem later on The purpoe of thi tudy wa to evaluate the contractual contruction project and contruction project baed on community While the purpoe of thi tudy wa to ) determine the factor an important factor in chooing the implementation of contruction project ) determine the weight of criteria and ub-criteria among a number of alternative to the method of Analytical Hierarchy Proce (AHP) ) electing the implementation of contruction project by way of contractual or how to empower people with AHP Primary data ued are taken by interview and quetionnaire were then proceed by the method of Analytical Hierarchy Proce (AHP) Analyi uing AHP method i done by calculating eigen value vector and tet conitency o know conitency ratio (C) provided the value of C i le than or % Analyi by the method of AHP done for all repondent of each criteria ub-criteria and alternative i the choice of the implantation of contruction project From the analyi reult obtained and validated reult of the AHP analyi by interview of repreentative repondent The concluion from thi tudy howed a range of criteria conidered include time cot quality community participation and adminitration With ome ub-criteria that have been preented between thee criteria and the alternative that exit between contractual and empowerment From the analyi of the exiting criteria the know weight of the election criteria to be conidered contruction The reult of equence weighting criteria era a follow cot criteria weighting 6 then quality criteria with weight then the criteria when weighting and community participation criteria with weight and with weight adminitrative criteria with the weight of ub-criteria After that the weight i alo know to alternate between contractual and empowerment Then know contractual weight i 69 and the weight i empowerment Further calculation of alternative weighting between contractual and empowerment of each criteria conidered With the reult f the analyi are chooing contractual implementation of contruction project there are three criteria : the criteria of cot quality criteria and adminitrative criteria While chooing the project of contruction of community there are criteria : the criteria of time and participation criteria Validation of the reult of the analyi indicate that the implementation of the contruction project i done by contractual Although the contractual and community alikethe ame contract but over the contractual reponibilitie are clear and to legal entitie Keyword : Contractual community takeholder Analytical Hierarchy Proce (AHP) Validation vi

7 KATA PENGANTA Puji yukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufiq dan hidayah-nya dalam menyeleaikan tei ini dengan judul Komparai Proyek Kontruki Kontraktual dengan Proyek Kontruki Berbai Pemberdayaan Mayarakat dengan Pendekatan Metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) ehingga tei ini dapat dieleaikan dengan baik Pemilihan pelakanaan proyek kontruki oleh para takeholder yang terlibat dalam proyek kontruki antara lain penyedia jaa pengguna anggaran pejabat pembuat komitmen tim pelakana pekerjaan umum dan failitator Maing maing takeholder akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap pelakanaan proyek kontruki Pada tei ini dibaha mengenai pemilihan pelakanaan proyek kontruki antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat Pada keempatan ini penuli ingin mengucapkan terima kaih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyeleaian tei ini Oleh karena itu penuli mengucapkan terima kaih yang ebear-bearnya kepada : Dr Ir Bambang iyanto DEA Ketua Program Studi Magiter Teknik Sipil Univerita Diponegoro Semarang Ir M Agung Wibowo MMMScPhD Doen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyuunan tei ini Ir Bambang Purwanggono MEng Doen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyuunan tei ini Teman teman Program Pacaarjana Teknik Sipil Konentrai Manajemen Kontruki angkatan 9 Semua pihak yang tidak dapat aya ebutkan atu peratu yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyuunan tei ini Penuli menyadari bahwa tei ini tidak empurna ehingga penuli berterima kaih ata kritik dan aran untuk membuat tei ini lebih baik Semoga tei ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawaan para pembaca budiman Semarang Pebruari Ummi Chaanah vii

8 DAFTA ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTAK iii ABSTACT iv KATA PENGANTA v DAFTA ISI vi DAFTA TABEL ix DAFTA GAMBA xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang umuan Maalah Makud dan Tujuan Penelitian Bataan Penelitian Manfaat Penelitian 6 Sitematika Penulian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kontruki 7 Pengertian Proyek Kontruki 9 Jeni Proyek Kontruki Tahapan - Tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Pengertian Pemberdayaan Mayarakat 6 Pendekatan Pemberdayaan Mayarakat 8 7 Tahapan Tahapan Pelakanaan Pemberdayaan 8 Pengaruh antara Kualita Waktu dan Biaya dalam Pelakanaan Pemba ngunan 9 Metode AHP (Analytical Hierarchy Proce) 8 9 Prinip Daar Metode AHP 9 Perbandingan Berpaangan (Pairwie Comparion) 9 Koniteni Metode AHP viii

9 9 Proe AHP BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian 6 Tahapan Penelitian 6 Sumber Data 8 Data Primer 8 Data Sekunder Objek Penelitian Pengumpulan Data dan Pembahaan Data Pengumpulan Data Pembahaan Data Tahapan Analii Data Validai Hail Analii AHP (Analythical Hierarchy Proce) BAB IV DATA DAN ANALISIS Dikripi eponden Penelitian a Pendidikan eponden b Pengalaman eponden Project Life Cycle 7 Analii Hirarki Metode Evaluai Proyek Kontruki (Kontraktual dan Pemberdayaan Mayarakat) a Decompoition b Perbandingan Berpaangan (Pairwie Comparion) Hail Interview Data Hail Analii pada Pemangku Kepentingan (Stakeholder) BAB V PEMBAHASAN Tahapan tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Skala Priorita dari eponden Validai Metode Analii Analythical Hierarchy Proce (AHP) ix

10 BAB VI KESIMPULAN DAN SAAN 6 Keimpulan 6 Saran 6 DAFTA PUSTAKA 7 x

11 DAFTA TABEL Tabel Skala Fundamental Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Nilai Pembangkit andom (I) Tabel Pendidikan eponden Tabel Pengalaman eponden 6 Tabel Daftar eponden Penyedia BarangJaa 6 Tabel Faktor-Faktor Kriteria dan Sub Kriteria Model AHP Pada Pelakanaan Proyek Kontruki Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 8 Tabel 6 Normaliai Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel 7 Hail Geomean Kriteria dari Pelakanaan Proyek Kontruki 6 Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan 6 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 6 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 6 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Waktu 66 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Waktu 66 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 69 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 7 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Biaya 7 Tabel 6 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Biaya 7 Tabel 7 Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 7 Tabel 8 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 77 Tabel 9 Hail Geomean pada Sub Kriteria Mutu 78 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Mutu 78 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 8 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 8 Tabel Hail Geomean pada Sub Kriteria Partiipai Mayarakat 8 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Partii pai Mayarakat 8 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Antar Sub Kriteria 87 xi

12 Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 8 Tabel 7 Hail Geomean pada Sub Kriteria Adminitrai 8 Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Sub Kriteria Admi nitrai 89 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel Normaliai Matrik Perbandingan 9 Tabel Hail Geomean Alternatif 9 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Alternatif 9 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 97 Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan 97 Tabel Hail Geomean Waktu 98 Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan pada Waktu 98 Tabel 7 Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel 8 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel 9 Hail Geomean Biaya Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Biaya Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel Hail Geomean Mutu 6 Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Mutu 6 Tabel Matrik Perbandingan Berpaangan 9 Tabel 6 Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan pada Partiipai Mayara kat 9 Tabel 7 Hail Geomean Partiipai Mayarakat Tabel 8 Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada partiipai maya kat 6 Tabel 9 Matrik Perbandingan Berpaangan Tabel Matrik Normaliai Perbandingan Berpaangan Tabel Hail Geomean Adminitrai Tabel Matrik Kenormalan Perbandingan Berpaangan pada Adminitrai Tabel Hail Interview eponden 7 Tabel incian tahapan tahapan pelakanaan Proyek Kontruki Tabel Bobot Kriteria dari 9 eponden dengan Menggunakan Metode Analythical xii

13 Hierarki Proce (AHP) Tabel Urutan bobot kriteria dan ub kriteria dari 9 reponden dengan menggu nakan metode Analythical Hierarchy Proce (AHP) 6 Tabel Urutan bobot alternatif dari 9 repoden dengan menggunakan metode Analythical Hierarchy Proce (AHP) 9 Tabel Urutan Bobot dari 9 eponden Secara Detail dari Kriteria dengan Menggu nakan Metode Analythical Hierarchy Proce xiii

14 DAFTA GAMBA Gambar Three Dimentional Objective Gambar Triple Contraint Gambar Skema Analii Model AHP Gambar Tahapan Penelitian 7 Gambar Diagram Alir AHP Gambar Pendidikan eponden Gambar Siklu Kehidupan Proyek Kontruki 8 Gambar Hierarki Model AHP Metode Pelakanaan Proyek Kontruki Gambar Bagan Alir Analii pelakanaan proyek kontruki dengan Metode Analythical Hierarchy Proce 7 Gambar Urutan Bobot Krieria dari eponden 6 Gambar Urutan Bobot Sub Kriteria dari eponden 8 Gambar Alternatif Pelakanaan Proyek Kontruki 9 Gambar Urutan Bobot Secara Detail xiv

15 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pembangunan di berbagai bidang yang berada di Indoneia Pelakanaan pembangunan kontruki yang elalu melibatkan penyedia jaa dalam hal ini kontraktor Pemahaman mengenai kontruki dapat dibagi dua kelompok yaitu teknologi kontruki (contruction technologi) dan manajemen kontruki (contruction management) Pada umumnya dari berbagai jeni pembangunan kontruki yang berada di Indoneia dilakanakan ecara kontraktual Dengan kontraktual pelakanaan pembangunan dapat dilakanakan ecara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan baik egi kualita dan adminitrai Secara kontraktual proyek kontruki yang elama pembangunan yang berifat dinami dengan menunjukkan uatu perubahan yang dibutuhkan baik jeni maupun jumlahnya Pelakanaan pembangunan yang teru berjalan eiring dengan kebutuhan mayarakat Pelakanaan kontruki yang dilakukan euai dengan tahapan mulai dari perencanaan perancangan pelelangan pelakanaan dan operaional Dengan kontraktual pelakanaan proyek kontruki terebut berorientai pada penyeleaian proyek edemikian rupa euai dengan aturan-aturan yang ada dalam encana Kerja dan Syarat (KS) Proyek kontruki yang merupakan uatu rangkaian kegiatan yang hanya atu kali dilakanakan dan berjangka waktu pendek Dalam kegiatan proyek kontruki perencanaan dipergunakan ebagai bahan acuan bagi pelakana pekerjaan dan menjadi tandar pelakanaan proyek meliputi: peifikai teknik jadwal dan anggaran biaya Sehingga proe terebut melibatkan pihak pihak terkait baik itu ecara langung maupun tak langung Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan ebagai atu kegiatan ementara yang berlangung dalam jangka waktu terbata dengan alokai umber daya tertentu dan dimakudkan untuk menghailkan produk yang kriteria mutunya telah digarikan dengan jela Prayarat keberhailan proyek pembangunan adalah tercapainya aaran proyek yaitu tepat biaya tepat mutu dan tepat waktu Sedangkan eluruh rencana proyek baik dari tahapan demi tahapan kontruki dapat berjalan dengan baik Sehingga pelakanaan pembangunan fiik rancangan pemeliharaan dan pengembangan (peningkatan) terhadap proyek yang telah dibangun merupakan tuga (tanggung jawab) dan wewenang pemerintah yang menangani proyek terebut

16 Dengan adanya perkembangan pembangunan yang berifat top-down mengakibatkan ikap apati dari mayarakat Sehingga pemerintah menumbuhkan gagaan bahwa pembangunan yang ada terebut melibatkan partiipai mayarakat atau yang biaa di ebut pemberdayaan mayarakat Pada daarnya perkembangan pembangunan di mayarakat yang melalui uatu program pemberdayaan mayarakat dan adanya tandart pedoman yang menjadi acuan bagi para pelakana program dari tingkat puat provini kabupaten bahkan ampai dea-dea aaran dalam menyelenggarakan program Salah atu program pemberdayaan yang ada ampai aat ini adalah PPIP (Program Pembangunan Infratruktur Perdeaan) yang dielenggarakan ecara berjenjang dan berurutan mulai dari tahap periapan perencanaan pelakanaan pengawaan dan pengendalian erta ampai tahap pemanfaatan dan pemeliharaannya Dalam pelakanaan tahapan program haru mengikuti kaidah-kaidah yang ada pada Pedoman Umum dan Pedoman Pelakanaan dan dilengkapi dengan berbagai buku petunjuk tekni yang menjadi acuan dalam perencanaan dan pelakanaan fiik di lapangan Di Indoneia maih terdapat dea dea yang membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk penanggulangan kemikinan Hal ini meliputi penanggulangan kemikinan yang terdiri dari beberapa bidang yang haru ditangani diantaranya adalah : penanggulangan kemikinan bidang ekonomi penanggulangan kemikinan bidang oial erta penanggulangan kemikinan bidang infratrukturnya Sehingga program program pemberdayaan yang ada dalam hal pengentaan kemikinan di etiap kabupaten di Indoneia antara lain adalah : PNPM Mandiri Perkotaan PNPM PPIP PAMSIMAS SANIMAS PPK dan program lainnya Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengentaan kemikinan di wilayah perdeaan dan untuk meningkatkan keejahteraan mayarakat erta memberikan peluang keempatan kerja bagi mayarakat mikin Program pemberdayaan terebut merupakan upaya pemerintah untuk pengentaan kemikinan di daerah perdeaan ehingga Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakanakan berbagai program pemberdayaan Sedangkan dalam pembiayaan BLM terebut beraal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang pelakanaannya dieuaikan dengan prinip prinip makud dan tujuan dari program terebut Sedangkan prinip prinip dari pemberdayaan khuunya PNPM PPIP adalah pemilihan kegiatan yang dilakukan dengan muyawarah dea dan di terima oleh mayarakat ecara lua (Acceptable) penyelenggarakan kegiatan dilakukan ecara terbuka ehingga diketahui emua unur mayarakat (Tranparent) kegiatan yang dilakukan

17 mayarakat dapat dipertanggungjawabkan (Accountable) kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat ecara berkelanjutan (Sutainable) Sedangkan dalam program pemberdayaan dilakukan adanya pendekatan pendekatan antara lain : pemberdayaan mayarakat keberpihakan kepada yang mikin otonomi dan deentraliai partiipatif kewadayaan keterpaduan program pembangunan penguatan kapaita kelembagaan keetaraan dan keadilan gender Sedangkan makud dari program PNPM PPIP ini adalah untuk mengurangi kemikinan dan memperkuat implementai tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di tingkat pemerintah daerah Selanjutnya tujuan dari program pemberdayaan khuunya PPIP antara lain adalah : untuk mewujudkan peningkatan ake mayarakat mikin hampir mikin dan kaum perempuan termauk kaum minorita terhadap pelayanan infratruktur daar perdeaan berbai pemberdayaan mayarakat dalam tata kelola pemerintahan yang baik (Pedoman Pelakanaan ) Infratruktur daar perdeaan antara lain adalah : tranportai jalan dan arana pendukungnya arana penyediaan irigai pengairan erta arana penyediaan air berih Pada pelakanaan program pemberdayaan mayarakat terutama program PPIP oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU) yang dalam hal ini elaku unur pemerintah daerah dalam melakanakan pembangunan Pelakanaan program pemberdayaan dengan keterlibatan mayarakat yang dicanangkan pemerintah ini merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi kemikinan yang ada di wilayah perdeaan Hal ini dikarenakan maih tingginya tingkat kemikinan dan kurang layaknya pelayanan di bidang infratruktur dea ehingga ini merupakan tantangan dalam pembangunan naional Untuk itu peran erta mayarakat aktif dalam etiap tahapan kegiatan yang berlangung angat diperlukan ehingga makud tujuan dan aaran program dapat tercapai PNPM PPIP yang merupakan alah atu program pemberdayaan dan berupaya meningkatkan kualita mayarakat dan peran takeholder Sedangkan hal-hal terebut dilakukan dengan cara antara lain: Peningkatan kepekaan dan keadaran di emua tingkatan melalui pelakanaan Public Awarene Campaign (PAC) yang optimal Peningkatan kapaita untuk penyelenggara melalui pelatihan yang akan diintegraikan ke dalam item penyelenggaraan program Pemantauan kinerja yang akan dilakukan ecara berjenjang dari tingkat puat propini kabupaten ampai ke tingkat terendah di dea ecara continue

18 Peningkatan partiipai mayarakat ecara aktif dalam pelakanaan program khuunya peran erta kaum perempuan dan mayarakat kelompok mikin terutama dalam proe pengambilan keputuan untuk jeni infratruktur terbangun Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan item penghargaan dan anki bagi penyelenggara program dari tingkat provini kabupaten ampai tingkat dea berdaarkan kinerja dalam pelakanaan program 6 Penguatan mekanime erta implementai penanganan terhadap pengaduan - pengaduan yang ada umuan Maalah Dengan penjabaran di ata maka pelakanaan proyek kontruki dapat dibedakan menjadi cara yaitu pelakanaan proyek kontruki ecara kontraktual dan ecara pemberdayaan mayarakat Dalam pemilihan pelakanaan proyek kontruki antara kontraktual dan pemberdayaan mayarakat perlu adanya faktor-faktor yang dipertimbangkan Hal ini dilakukan agar mendapatkan hail yang makimal efektif dan efiien Sehingga angat penting bagi pemangku kepentingan (takeholder) untuk memilih pelakanaan kontruki yang akan dilakanakan berdaarkan pengalaman dan faktor pertimbangan lain Makud dan Tujuan Penelitian Makud dari penelitian ini adalah untuk mengevaluai proyek kontruki berbai kontraktual dan proyek kontruki berbai pemberdayaan mayarakat Dalam tujuan penelitian ini antara lain adalah ebagai berikut : Menentukan faktor-faktor penting dalam memilih pelakanaan proyek kontruki Menentukan bobot kriteria dan ub kriteria di antara ejumlah alternatif dengan metode Analytical Hierarchy Proce (AHP) Memilih pelakanaan proyek kontruki dengan cara kontraktual atau cara pemberdayaan mayarakat dengan metode AHP Bataan Penelitian Pada penelitian ini terfokukan pada pada hal hal ebagai berikut antara lain : Penelitian yang dilakukan ini dibatai pada proyek kontruki ecara kontrak dan proyek kontruki yang berbai pemberdayaan mayarakat

19 Penelitian ini dibatai pada proyek kontruki yang berbai pemberdayaan mayarakat yang telah dicanangkan dari tahun 7 ampai dengan proyek kontruki pada tahun yang ama I Manfaat Penelitian Hail penelitian ini diharapkan dapat berguna ebagai : Memberikan gambaran evaluai kinerja proyek kontruki yang dilakukan ecara kontraktual dan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat Sebagai bahan pembanding dalam pelakanaan proyek kontruki yang akan dilakukan 6 Sitematika Penulian ancangan itematika penulian pada tei ini terdiri dari 6 bab dimana uraian untuk maing-maing bab antara lain adalah : BAB I BAB II BAB III BAB IV : PENDAHULUAN Bab ini berii tentang latar belakang pengambilan tema penelitian rumuan maalah makud dan tujuan penelitian bataan penelitian manfaat penelitian dan itematika penulian laporan penelitian : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berii tentang landaan teoriti yang berkaitan dengan maalah proyek kontruki ecara kontraktual dengan proyek kontruki ecara pemberdayaan mayarakat AHP (Analythical Hierarchy Proce) : METODE PENELITIAN Bab ini berii tentang metode penelitian tahapan penelitian umber data objek penelitian pengumpulan data dan pembahaan data dan tahapan analii data dan validai hail analii AHP (Analythical Hierarchy Proce) : DATA DAN ANALISIS Bab ini berii tentang dikripi reponden penelitian yang mencakup pendidikan reponden dan pengalaman reponden Project Life Cycle analii hierarki metode evaluai proyek kontruki yang mencakup decompiian dan perbandingan berpaangan (Pairwae Comparion)

20 BAB V BAB VI hail interview data hail analii pada pemangku kepentingan (Stakeholder) : PEMBAHASAN Bab ini berii tentang tahapan tahapan pelakanaan proyek kontruki kala priorita dari reponden dan validai metode analii Analythical Hierarki Proce (AHP) : KESIMPILAN DAN SAAN Bab ini berii tentang keimpulan dari pembahaan yang ada dan aran aran 6

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tei ini akan diuraikan beberapa tinjauan putaka yang akan digunakan ebagai acuan analia baik analia yang dapat berhubungan langung maupun analia yang tidak dapat berhubungan langung dalam penulian propoal ini antara lain : kontruki pengertian proyek kontruki jeni proyek kontruki tahapan tahapan pelakanaan proyek kontruki pengertian pemberdayaan mayarakat pendekatan pemberdayaan mayarakat tahapan tahapan pelakanaan pemberdayaan Pengaruh antara Kualita Waktu dan Biaya dalam Pelakanaan Pembangunan metode Analytical Hierarchy Proe (AHP) Kontruki Pengertian "kontruki" adalah uatu kegiatan membangun arana maupun praarana yang meliputi pembangunan gedung (building contruction) pembangunan praarana ipil (Civil Engineer) dan intalai mekanikal dan elektrikal Trianto (:) Mekipun kegiatan kontruki terebut yang dikenal ebagai uatu pekerjaan namun pada kenyataannya kontruki merupakan uatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda beda yang kemudian dirangkai menjadi atu unit bangunan itulah ebabnya ada bidangub bidang yang dikenal ebagai klaifikai Dalam melakukan uatu pekerjaan kontruki terlebih dahulu dilakukan kegiatan perencanaan Hal terebut terkait dengan adanya penentuan bearnya biaya yang diperlukan rancangan bangunan dan kemungkinan lain yang akan terjadi aat pelakanaan kontruki terebut dilakanakan Dengan adanya ebuah jadwal perencanaan yang baik terarah akan menentukan ukenya ebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan dampak lingkungan keamanan lingkungan keterediaan material logitik ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan kontruki periapan dokumen tender dan lain ebagainya Trianto (:) Menurut Undang-undang tentang Jaa kontruki "Jaa Kontruki" adalah layanan jaa konultani perencanaan pekerjaan kontruki layanan jaa pelakanaan pekerjaan kontruki dan layanan jaa konultan pengawaan pekerjaan kontruki Sehingga Pekerjaan Kontruki adalah keeluruhan maupun ebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan pelakanaan beerta pengawaan yang mencakup pekerjaan aritektural ipil mekanikal elektrikal dan tata lingkungan maing-maing beerta kelengkapannya 7

22 untuk mewujudkan uatu bangunan atau bentuk fiik lain Trianto (:) Kegiatan kontruki (contruction) merupakan pekerjaan yang mendirikan maupun membangun uatu bangunan intalai dengan cara eefiien mungkin berdaarkan pada euatu yang telah diputukan pada aat tahapan deain (engineering) Sehingga ecara gari bear pekerjaan kontruki adalah uatu upaya membangun failita ementara memperiapkan lahan menyiapkan infratructure mendirikan bangunan dan pekerjaan ipil lainnya dengan berbagai peralatan yang dibutuhkan Untuk itu pekerjaan kontruki terdiri dari berbagai di iplin dan dibuat untuk mengikuti uatu rangkaian item dalam mempermudah perencanaan pelakanaan dan monitoring erta controlling elama pekerjaan kontruki terebut berlangung dan kontruki terebut eleai Menurut Trianto (:) pada daarnya kegiatan kontruki terebut dimulai dari adanya perencanaan yang dilakukan oleh konultan perencana yang elanjutnya dilakanakan oleh kontraktor kontruki yang manager proyekkepala proyek Orang-orang terebut merupakan orang orang yang bekerja di dalam kantor edangkan langkah elanjutnya ada pada pelakanaan di lapangan yang dilakukan dan adanya mandor proyek yang mengawai buruh bangunan tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyeleaikan fiik ebuah kontruki Sedangkan tranfer perintah terebut dilakukan oleh Pelakana Lapangan Dalam pelakanaan bangunan kontruki juga diawai oleh konultan pengawa (Superviion Engineer) Menurut (Gould ) proyek kontruki dapat didefiniikan ebagai uatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan adanya uatu bangunan yang mencakup kebutuhan umber daya biaya tenaga kerja material dan peralatan yang digunakan untuk kontruki ecara detail dan jela Dalam kontruki ada tahapan pengelompokan kontruki meliputi : Perencanaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional dalam hal perencanaan jaa kontruki yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan maupun bentuk fiik lainnya Pelakanaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional di bidang pelakana jaa kontruki yang mampu menyelenggarakan kegiatan untuk mewujudkan uatau hail dari perencanaan bangunan menjadi uatu bentuk bangunan atau bentuk fiik lainnya 8

23 Pengawaan kontruki Merupakan penyedia jaa orangperorangan ataupun badan uaha yang dinyatakan ahli profeional di bidang pengawaan jaa kontruki yang mampu melakanakan uatu pekerjaan pengawaan jaa kontruki ejak awal pelakanaan pekerjaan kontruki ampai dengan tereleainya pekerjaan kontruki dan dierahterimakan Suatu kegiatan bia dikategorikan ebagai proyek kontruki jika memenuhi beberapa ciri ebagai berikut (J Wei 99 p) [8]: a Memiliki awal dan akhir kegiatan dari uatu rangkaian kegiatan b Jangka waktu kegiatan terbata c angkaian kegiatan yang terjadi tidak berulang ehingga menghailkan produk yang unik d Memiliki tujuan yang peifik produk akhir atau hail kerja akhir Pengertian Proyek Kontruki Pada daarnya proyek kontruki merupakan uatu rangkaian kegiatan dalam proyek yang dilakukan hanya atu kali dan pelakanaannya dilakukan dalam waktu yang cukup pendek Sehingga dalam rangkaian uatu kegiatan terebut akan terdapat uatu proe dalam mengolah uatu umber daya yang ada dalam proyek yang akan menjadi hail kegiatan yang berbentuk bangunan jadi Menurut Cleland dan Wr King (987) definii proyek dapat diartikan bahwa proyek merupakan gabungan dari berbagai umber daya yang ada dan dihimpun dalam uatu organiai ementara untuk mendapatkan uatu tujuan tertentu Menurut Dipohuodo (996) bahwa proyek merupakan uatu proe umber daya dan adanya dana tertentu ecara terorganiai untuk menjadi hail pembangunan yang mantap euai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan menggunakan anggaran dana erta ari proyek terebut ehingga menjadi umber daya yang teredia dalam jangka waktu tertentu yang euai dengan funginya Karakteritik dalam proyek kontruki antara lain adalah : Proyek kontruki berifat unik Keunikan yang ada dalam uatu proyek kontruki terebut tidak pernah ada uatu rangkaian kegiatan yang ama peri ehingga proyek berifat ementara dan elalu melibatkan pekerja yang berbeda beda tuganya 9

24 Proyek kontruki membutuhkan adanya umber daya (reource) Dalam etiap proyek kontruki yang ada akan elalu membutuhkan umber daya yang diperlukan dalam etiap penyeleaian proyek eperti pekerja dan bahanmaterial erta peralatan yang diperlukan Untuk itu egala pengorganiaian emua umber daya dilakukan oleh manager proyek Namun dalam kenyataannya mengorganiaikan pekerja akan lebih ulit dibandingkan mengorganiaikan umber daya yang lain Sehingga manager proyek haru mampu mengendalikan proyek dan memimpin proyek yang ada Proyek kontruki membutuhkan organiai Dalam proyek dibutuhkan uatu organiai yang mempunyai tujuan keragaman tertentu dengan melibatkan ejumlah individu yang beraneka ragam keahlian ketertarikan kepribadian ketidakpatian Untuk itu manager proyek perlu menyatukan vii untuk menjadi atu tujuan yang telah ditetapkan dalam truktur organiai Sedangkan ciri ciri proyek pada umumnya adalah ebagai berikut Adanya bataan proyek yang diawali dengan awal proyek dan di akhiri dengan akhir proyek Proyek kontruki terebut mempunyai jangka waktu yang terbata angkaian kegiatan proyek hanya berifat atu kali dan tidak terdapat adanya produk yang berifat unik Saaran dalam proyek kontruki terebut jela dan biaanya diarahkan untuk uatu perubahan maupun pembaharuan Penentuan tanggung jawab dibatai untuk merealiaikan proyek dengan adanya bataan anggaran yang digunakan terhadap bataan biaya biaya 6 Proyek terebut berifat diiplin dengan adanya bataan pekerja yang teredia Jumlah biaya kriteria mutu dalam proe kontruki mencapai tujuan yang telah ditentukan ebelumnya Jeni Proyek Kontruki Pada proyek kontruki yang berkembang ekarang ini elalu ejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada Sedangkan kebutuhan manuia dalam hal kontruki angat beragam ehingga membutuhkan jaa jaa

25 dalam bidang kontruki untuk membangun dan memenuhi kebutuhan proyek proyek kontruki yang euai dengan kebutuhan terebut Proyek kontruki yang dibutuhkan diantaranya untuk bangunan gedung perkantoran ekolahan perumahan pabrik dan kontruki jembatan jalan bendungan dan ebagainya Pada daarnya proyek kontruki dibedakan menjadi antara lain ; a Bangunan gedung Seperti perkantoran perumahan pabrik Bangunan gedung ini biaanya dengan ciri ciri ebagai berikut : - Bangunan proyek kontruki terebut biaanya menghailkan tempat orang bekerja maupun tempat tinggal - Pekerjaan dilakukan pada lokai yang relatif empit dan kondii pondai terebut umumnya udah diketahui - Manajemen dibutuhkan biaanya untuk progreing pekerjaan b Bangunan ipil Seperti : Bangunan jembatan bangunan jalan bangunan bendungan dan bangunan infratruktur lainnya Bangunan ipil ini biaanya dengan ciri ciri ebagai berikut : - Proyek kontruki terebut dilakanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan umum maupun kepentingan manuia - Pekerjaan kontruki dilakukan pada lokai maupun lahan yang lua dan dengan kondii pondai yang berbeda atu ama lain dalam uatu proyek - Manajemen dibutuhkan guna pemecahan permaalahan Tahapan Tahapan Pelakanaan Proyek Kontruki Dalam proyek kontruki tahapan yang ada haru melalui proe yang panjang yang mungkin terdapat adanya uatu permaalahan yang haru dieleaikan dan adanya uatu kontruki yang berurutan dan aling keterkaitan Biaanya rangkaian kegiatan terebut ada karena adanya uatu gagaan yang muncul karena uatu kebutuhan ehingga terirat pemikiran yang kemungkinan untuk terlakananya yang akhirnya muncul keputuan untuk membungun dan adanya penjabaran dari keputuan terebut

26 Sehingga dalam proyek kontruki perlu adanya rincian tentang gagaan terebut diantaranya eperti: Adanya penuangan dalam bentuk rancangan awal (preliminary deign) Pembuatan rancangan yang lebih rinci dan pati (deign development dan detail deign) Adanya periapan adminitrai untuk pelakanaan pembangunan dengan memilih calon pelakana (procurement) Adanya pelakanaan pembangunan dengan lokai yang telah diediakan (contruction) Adanya rancangan pemeliharaan dan periapan penggunaan bangunan terebut (maintenance tart up dan implementation) ehingga kegiatan membangun terebut berakhir pada aat bangunan terebut akan digunakan Tahapan pelakanaan dalam proyek kontruki bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan bangunan terebut udah dirancang oleh konultan perencana dalam bataan biaya dan waktu yang telah diepakati dan dengan peryaratan mutu yang telah ditentukan Proyek kontruki terebut dilakukan dalam merencanakan mengoordinai dan mengendalikan emua operaional kontruki yang ada di lapangan Secara rinci kegiatan kontruki dalam merencanakan dan mengendalikan proyek antara lain meliputi : Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelakanaan Perencanaan dan pengedalian organiai lapangan Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja Perencanaan dan pengedalian peralatan dan material yang digunakan Sedangkan kegiatan koordinai dalam proyek kontruki yang dilakukan antara lain adalah: Mengkoordinaikan eluruh kegiatan pembangunan baik itu pembangunan ementara maupun pembangunan permanen erta emua failita dan perlengkapan yang terpaang Mengkordinai para ub kontraktor Mengkoordinai penyeleaian proyek ecara umum

27 Dalam tahapan proyek kontruki ecara berurutan diperlukan adanya beberapa hal antara lain: Tahap perencanaan Dalam tahap ini terdapat adanya gagaan maupun ide yang timbul karena uatu kebutuhan ehingga perlu adanya tindak lanjut dari gagaan terebut Selanjutnya dilakukan tudi kelayakan yang merupakan kelayakan mengenai apek tekni apek ekonomi apek lingkungan dan lain lain Studi kelayakan ini bertujuan untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek kontruki yang diuulkan layak untuk dilakanakan Kegiatan yang dilakukan dalam tudi kelayakan adalah : a Menyuun rancangan proyek ecara kaar dan membuat etimai biaya yang diperlukan untuk menyeleaikan kontruki proyek terebut b Memperkirakan manfaat yang akan di peroleh jika proyek terebut dilakanakan baik manfaat ecara ekonomi maupun manfaat ecara fungi oial c Menyuun analii kelayakan proyek baik ecara ekonomi maupun finanial d Menganalia dampak lingkungan yang ungkin terjadi bila proyek terebut dilakanakan Untuk itu pemilik proyek dalam melakukan tudi kelayakan dapat di bantu oleh konultan maupun konultan manajemen kontruki (MK) Tahap perancangan Pada tahap ini bertujuan untuk melengkapi penjelaan proyek kontruki dan menentukan tata letak rancangan metode kontruki dan takiran biaya agar mendapat peretujuan pemilik proyek dan pihak pihak yang terkait dalam proyek terebut Dalam tahap ini mencakup beberapa hal eperti : a Adanya kriteria deain kematik deain etimai biaya koneptual b Adanya tahap pengembangan rancangan yang merupakan rancangan etimai biaya ecara rinci

28 c Adanya deain akhir yamg merupakan hail gambar detail peifikai daftar volume AB yarat yarat adminitrai bahkan peraturan peraturan umum yang berlaku Untuk tahap ini dapat melibatkan konultan perencana konultan MK konultan rekayaa nilai atau konultan quality urveyor Tahap pelelangan Pada tahap ini bertujuan untuk menunjuk kontraktor atau ejumlah kontraktor ebagai pelakana yang akan melakanakan proyek kontruki terebut Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a Prakualifikai b Dokumen kontrak Sedangkan pihak yang terlibat diantaranya adalah pemilik pelakana jaa kontruki konultan MK Tahap pelakanaan Pada tahap ini bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan pemilik proyek yang telah dirancang oleh konultan perencana dengan bataan biaya dan waktu yang telah diepakati dan mutu yang telah diperyaratkan Sehingga tahap ini merupakan pelakanaan dari erangkaian hail rancangan yang telah teruun ebelumnya yang dilengkapi dengan adanya SPK dan kontrak Sedangkan pihak yang terlibat adalah konultan pengawa konulta MK kontraktor ub kontraktor upplier dan intani terkait Tahap tet operaional Pada tahap ini merupakan ujian dari fungi fungi bagian bangunan yang jadi terebut dan bangunan terebut iap untuk dioperionalkan euai dengan rancangan maupun gagaan awal Untuk tahap ini yang terlibat adalah konultan pengawa pemilik kontraktor konultan MK bahkan upplier ub kontraktor

29 6 Tahap operaional dan pemeliharaan Pada tahap ini bertujuan untuk menjamin keeuaian bangunan proyek kontruki yang telah dieleaikan dengan dokumen kontrak dan kinerja failita ebagaimana metinya dengan rincian ebagai berikut : a Pada tahap ini merupakan etelah dilakukan pembayaran ebear 9% dari nilai kontrak yang di epakati b Pemeliharaan pada umumnya elama bulan dengan jaminan pemeliharan yang ditangguhkan oleh pemilik proyek Dalam tahap ini juga dibuat uatu catatan mengenai kontruki dan petunjuk operainya erta petunjuk penggunaan failita yang teredia Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a Memperiapkan catatan pelakanaan yang berupa data data pelakanaan maupun gambar pelakanaan b Meneliti kondii bangunan ecara cermat dan memperbaiki keruakan keruakan yang terjadi c Memperiapkan petunjuk operaional erta pedoman pemeliharaan d Melatih taf dalam pelakanaan pemeliharaan Sedangkan yang terlibat dalam tahap ini adalah pemilik proyek konultan MK konultan pengawa dan pemakai bangunan terebut Pengertian Pemberdayaan Mayarakat Pada daarnya pengertian pemberdayaan mayarakat yang ebenarnya mengacu pada kata Empowerment yaitu ebagai upaya untuk mengaktualiaikan poteni yang ada maupun yang udah dimiliki oleh mayarakat Hal ini merupakan pendekatan terhadap pemberdayaan mayarakat dalam upaya pengembangan mayarakat yang berkenaan pada penekanan akan pentingnya mayarakat lokal yang mandiri ebagai uatu item dalam mengorganiir diri mereka endiri Pendekatan pemberdayaan mayarakat yang demikian akan memberikan peranan kepada individu yang bukan ebagai obyek tetapi ebagai pelaku atau aktor mayarakat dalam menentukan hidup mereka endiri Lebih lanjut payne (997 : 66) mengatakan bahwa Pemberdayaan dipandang untuk menolong klien dengan membangkitkan tenaga dalam mengambil keputuan

30 dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan epanjang hidup termauk mengurangi efek atau akibat dari gejala- gejala pada mayarakat atau individu untuk melatih agar kekuatan itu tumbuh dengan meningkatkan kapaita percaya diri antara lain melalui tranfer daya dari lingkungannya (Sumber : httpf: PemberdayaanPemberdayaanhtm) Pemberdayaan Mayarakat menurut Moelyarto (999: 7-8) mengemukakan ciri-ciri pendekatan pengelolaan umber daya lokal yang berbai mayarakat meliputi : Keputuan dan iniiatif untuk memenuhi mayarakat etempat dibuat ditingkat lokal oleh mayarakat yang memiliki identita yang diakui peranannya ebagai partiipan dalam proe pengambilan keputuan Foku utama pengelolaan umber daya lokal adalah memperkuat kemampuan mayarakat mikin dalam mengarahkan aet- aet yang ada dalam mayarakat etempat untuk memenuhi kebutuhannya Tolerani yang bear terhadap adanya variai Oleh karena itu mengakui makna pilihan individual dan mengakui proe pengambilan keputuan yang dengan entralitik Budaya kelembagaannya ditandai oleh adanya organiai- organiai yang otonom dan mandiri yang aling berinteraki memberikan umpan balik pelakanaan untuk mengoreki diri pada etiap jenjang organiai Adanya jaringan koalii dan komunikai antara para pelaku dan organiai lokal yang otonom dan mandiri yang mencakup kelompok penerima manfaat pemerintah lokal lokal dan ebagainya yang menjadi daar bagi emua kegiatan yang ditujukan untuk memperkuat pengawaan dan penguaaan mayarakat ata berbagai umber yang ada erta kemampuan mayarakat untuk mengelola umber daya etempat (Sumber : httpf: PemberdayaanPemberdayaanhtm) Pemberdayaan mayarakat menurut Cook (99) menyatakan bahwa pembangunan mayarakat yang merupakan konep yang berkaitan erat dalam upaya peningkatan atau pengembangan mayarakat menuju ke arah yang poitif Sedangkan Giarci () menyatakan bahwa dengan memandang community development ebagai uatu hal yang memiliki puat perhatian untuk mewujudkan mayarakat dalam berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai failitai dan dukungan agar mereka mampu memutukan merencanakan dan 6

31 mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fiiknya erta keejahteraan oialnya Proe ini berlangung dengan dukungan collective action dan networking yang dikembangkan mayarakat Pemberdayaan mayarakat menurut Bartle () menyatakan bahwa community development ebagai alat ataupun praarana yang digunakan mayarakat ecara komplek dan kuat hal ini upaya yang dilakukan untuk perubahan oial dimana mayarakat menjadi lebih komplek intitui lokal tumbuh collective power-nya meningkat erta diharapkan terjadi adanya perubahan ecara kualitatif pada organiainya Sedangkan pemberdayaan mayarakat menurut Subejo dan Supriyanto () menyatakan bahwa pemberdayaan mayarakat merupakan upaya yang di engaja dilakukan untuk memfailitai mayarakat lokal dalam proe merencanakan memutukan dan mengelola umber daya lokal yang dimiliki mayarakat terebut melalui collective action dan networking ehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian ecara ekonomi ekologi dan oial Sedangkan menurut Deliveri () pemberdayaan mayarakat merupakan proe pemberdayaan mayarakat yang eharunya didampingi oleh uatu tim failitator yang berifat multi diplin Untuk itu tim pendamping ataupun failitator yang merupakan alah atu external faktor dalam pemberdayaan mayarakat erta tim pendamping berperan pada awal proe ecara aktif namun peran terebut akan mulai berkurang ecara bertahap elama proe berjalan ampai mayarakat meraa udah mampu melanjutkan kegiatannnya ecara mandiri erta pengoperaionalnya ecara iniiatif tim Pemberdayaan Mayarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan pada akhirnya berhenti Peran tim Pemberdayaan Mayarakat (PM) ebagai failitator akan dipenuhi oleh penguru kelompok atau pihak lain yang dianggap mampu oleh mayarakat Sedangkan Pemberdayaan Mayarakat menurut Chamber dalam Anholt () menyatakan bahwa pemberdayaan mayarakat merupakan alah atu tema entral dalam pembangunan mayarakat yang eharunya diletakkan dan dipriorientakan earah dan elangkah dengan paradigma baru mengenai pendekatan terhadap pembangunan mayarakat edangkan paradigma pembangunan lama yang berifat top-down terebut perlu direorientaikan menuju pendekatan bottom-up dengan menempatkan mayarakat atau petani di wilayah pedeaan ebagai puat 7

32 pembangunan Seperti emboyan Chamber dalam Anholt () ering dikenal dengan emboyan put the farmer firt Sedangkan menurut Naikun (:7) pemberdayaan mayarakat merupakan paradigma pembangunan yang mengupayakan prinip bahwa pembangunan haru pertama-tama dan terutama dilakukan ata iniitaif dan dorongan erta kepentingan - kepentingan dari mayarakat edangkan mayarakat haru diberi keempatan untuk terlibat di dalam keeluruhan proe perencanaan dan pelakanaan pembangunannya mulai dari awal ampai akhir termauk pemilikan erta penguaaan aet infratruktur yang penditribuian keuntungan dan manfaat yang adil bagi mayarakat etempat (Sumber : http :F:PemberdayaanPemberdayaanhtm) 6 Pendekatan Pemberdayaan Mayarakat Menurut Boothroyd (98 ; ) menyatakan bahwa pendekatan dapat memberikan kontribui pada pendekatan pembangunan mayarakat dalam dua hal antara lain : Pendekatan dalam hal informai yang diperlukan untuk pembangunan mayarakat yang maih memerlukan informai dengan kualita yang cukup tinggi Untuk itu pendekatan pembangunan mayarakat dapat dengan menggunakan data data yang diajikan ecara tekni maupun pendekatan ecara tekni dengan literatur yang relevan dengan umber umber data bahkan dengan alat alat analia Pendekatan oial yang dapat menjadi embrio munculnya proe politik menuju kearah pendekatan pembangunan mayarakat Dengan hal ini merupakan pendekatan yang dapat menciptakan keadaran umum mayarakat tentang tidak adanya perencanaan lokal maupun regional yang dapat berdampak pada mayarakat lokal yang dapat diprediki dengan baik melalui perencanaan perepi lokal Sehingga perencanaan terebut hanya dapat melalui pendekatan mayarakat Menurut Friedmen (99) menyatakan pendekatan pemberdayaan merupakan kekurangtepatan pemilihan dalam trategi pembangunan terhadap negara dan mayarakat telah menghailkan paradok dan tragedi pembangunan mayarakat eperti yang terjadi pada negara edang berkembang ebagai berikut : Pembangunan tidak menghailkan kemajuan melainkan jutru emakin meningkatkan keterbelakangan (the development of underdevelopment) 8

33 Melahirkan ketergantungan (dependency) negara edang berkembang terhadap negara maju Melahirkan ketergantungan (dependency) pheriphery terhadap center Melahirkan ketergantungan (dependency) mayarakat terhadap Negara pemerintah Melahirkan ketergantungan (dependency) mayarakat kecil (buruh uaha kecil tani nelayan dll ) terhadap pemilik modal Menurut Buku Pedoman Pelakanaan (PPIP) pendekatan antara lain adalah : PPIP adalah program pembangunan melalui pendekatan ebagai berikut: Pemberdayaan Mayarakat dengan makud eluruh proe implementai kegiatan (tahap periapan perencanaan pelakanaan pengendalian dan pemeliharaan) dengan melibatkan peran aktif mayarakat etempat Keberpihakan kepada yang mikin dengan makud bahwa orientai kegiatan baik dalam proe perencanaan pelakanaan ampai dengan pemanfaatan kegiatan dimana hail diupayakan dapat berdampak langung bagi penduduk terutama kaum mikin Otonomi dan deentraliai artinya pemerintah daerah dan mayarakat akan bertanggung jawab ecara penuh dalam penyelenggaraan program kegiatan dan keberlanjutan dari infratruktur terbangun Partiipatif artinya mayarakat terlibat ecara aktif dalam kegiatan etiap tahapan kegiatan mulai dari proe perencanaan pelakanaan pengawaan pemeliharaan dan pemanfaatan erta dapat memberikan keempatan ecara lua dalam partiipai aktif dari kelompok mikin dan kaum perempuan erta kaum minorita dari mayarakat terebut Kewadayaan artinya bahwa mayarakat menjadi faktor utama dalam keberhailan pembangunan di deanya baik melalui keterlibatan dalam perencanaan pelakanaan maupun pengawaan kegiatan dan pemeliharaan kegiatan dari infratruktur yang terbangun 6 Keterpaduan program pembangunan merupakan program yang dilakanakan dengan memiliki inergi yang ada dalam program pembangunan perdeaan lainnya 9

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA

ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA ANALISIS DAN DESAIN TIRE MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. BP CABANG SURABAYA Anung Pramudhita Ari Pinarno, Febriliyan Samopa Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informai

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Bala Keselamatan di Indonesia

Bala Keselamatan di Indonesia 1 TGAS AKHIR #### Redeain Panti Auhan Putra Tuna Harapan Bala Keelamatan Bala Keelamatan di Indoneia Bala Keelamatan mauk di Indoneia pada tahun 1894 pertama kali di dea Sangiran Jawa Tengah. Bala Keelamatan

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE SISEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEODE ADDIE Dian Letari Naution 1,Fahrul Rozi Lubi Sekolah inggi eknik Harapan Medan Juruan Sitem Informai Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indoneia dianletarint91@gmail.om Abtrak

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR

PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR PERHITUNGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG TUNGGAL MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA SONDIR R.Harya Dananjaya H I 1) ; Noegroho Djarwanti 2) ; R.A. Dinati Purnomo P S 3) 1),2) Doen Pembimbing Skripi 3)

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI 25 DAMAK ENGHAUSAN SUBSIDI BBM TERHADA SURLUS EKONOMI Oleh : M. Atri Yulidar Abba SE.,MM* Erni Setiawati SE Doen Fakulta Ekonomi Univerita Widya Gama Mahakam Samarinda Email : threejuli@gmail.com Abtract

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA Aceng Badrujaman Jurnal Kontruki Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN JQUERY DEFERRED PADA AJAX DAN JQUERY AJAX BIASA UNTUK MEMPROSES MULTIPLE AJAX GUNA MENGOPTIMALKAN PERFORMA WEB SERVER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Didy Septiyono.. kepada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA KANZUL

Lebih terperinci

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010. tentang Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondai Jembatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jakarta, 05 Mei 2010 Kepada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St.

PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kasus pada Perpustakaan UNIKA St. PENGEMBANGAN SISTEM REPOSITORI PENGETAHUAN BERBASIS ONTOLOGI DAN JARINGAN SEMANTIK (Studi Kau pada Perputakaan UNIKA St. Thoma Medan) Mialina Br. Ginting 1), Kudang Boro Seminar 2), dan Panji Wamana 3)

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci