PERAMALAN PENDUDUK KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL PROPOSAL TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN PENDUDUK KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL PROPOSAL TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PERAMALAN PENDUDUK KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL PROPOSAL TUGAS AKHIR ANDRI CANDRA SIAHAAN PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 PERAMALAN PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syaat mencapai gela Ahli Madya ANDRI CANDRA SIAHAAN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3

4 PERNYATAAN PERAMALAN PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhi ini adalah hasil keja saya sendii, kecuali bebeapa kutipan dan ingkasan yang masing-masing disebutkan sumbenya. Medan, Juni 2009 ANDRI CANDRA SIAHAAN

5 PENGHARGAAN Puji dan syuku Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ahmat dan kaunianyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhi ini tepat pada waktunya. Tugas akhi ini bejudul Peamalan Penduduk Kabupaten Labuhan Batu Tahun Dengan Menggunakan Petumbuhan Eksponensial. Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan teimakasih atas bantuan, bimbingan dan nasehat-nasehat yang tidak tenilai kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyelesaian Tugas Akhi ini teutama kepada : 1. Bapak D. Edi Malianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA USU. 2. Bapak D. Sutaman, M.Sc selaku Pembantu Dekan 1 FMIPA USU. 3. Bapak D. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Depatemen Matematika FMIPA. 4. Bapak Ds. Swano Aiswoyo, M.Si selaku Koodinato Pogam Studi Statistika D-III FMIPA. 5. Bapak Ds. Pangean Sianipa, M.Sc selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak membei dukungan, bimbingan seta saan dalam penulisan Tugas Akhi ini. 6. Oang tua dan seluuh keluaga yang telah membeikan doongan dan motivasi kepada Penulis. 7. Teman-teman yang telah membeikan bantuan dan dukungan kepada Penulis. Penulis juga menyadai bahwa dalam penulisan Tugas Akhi ini masih jauh dai sempuna. Kaena itu dengan tangan tebuka Penulis meneima segala kitik dan saan yang besifat membangun dai pembaca untuk kesempunaan Tugas Akhi ini. Penulis behaap semoga Tugas Akhi ini dapat membeikan ilmu dan pengetahuan kepada setiap oang yang membacanya.

6 Akhi kata, Penulis mengucapkan banyak teima kasih kepada seluuh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhi ini. Medan, Mei 2009 Penulis, ANDRI CANDRA SIAHAAN NIM

7 DAFTAR ISI Pesetujuan Penyataan Penghagaan Dafta Isi Dafta Tabel Dafta Gamba Halaman ii iii iv vi viii ix BAB 1 Pendahuluan Lata Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan 5 BAB 2 Tinjauan Teois Pengetian Pengetian Teoi-teoi Kependudukan Rasio Jenis Kelamin Angka Petumbuhan Penduduk 11 BAB 3 Sejaah Singkat Kabupaten Labuhanbatu Sejaah Singkat Sebelum Zaman Penjajahan Belanda Zaman Penjajahan Belanda Zaman Penjajahan Jepang Setelah Poklamasi Letak Dan Geogafis Pemeintahan Pemeintahan Dewan Pewakilan Rakyat Penduduk Dan Tenaga Keja Penduduk Tenaga Keja 26

8 BAB 4 Analisis Dan Pengolahan Data Ati Dan Kegunaan Analisis Data Model Peamalan Keadaan Jumlah Penduduk Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peamalan Jumlah Penduduk 39 BAB 5 Implementasi Sistem Pengetian Implementasi Sistem Tahap Implementasi Pengaktifan Micosoft Excel Lemba Keja Micosoft Excel Pengisian Data Pembuatan Gafik 48 BAB 6 Kesimpulan dan Saan Kesimpulan Saan 51 Dafta Pustaka 52 Lampian

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menuut Jenis Kelamin dai Tahun Tabel 4.2 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki 31 Tabel 4.3 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan 34 Tabel 4.4 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Peempuan 37 Tabel 4.5 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki, Peempuan dan Keseluuhan dai Penduduk Laki-laki dan Penduduk Peempuan 38 Tabel 4.6 Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun Tabel 4.7 Ramalan Jumlah Penduduk Peempuan Tahun Tabel 4.8 Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Peempuan Tahun Tabel 4.9 Ramalan (Pekiaan) Jumlah Penduduk Labuhanbatu Tahun

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gamba 4.1 Diagam Penduduk Kabupaten Labuhanbatu 29 Gamba 4.2 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki 32 Gamba 4.3 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan 35 Gamba 4.4 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan 38 Gamba 5.1 Tampilan Awal Jendela Ms.Excel 46 Gamba 5.2 Tampilan Kotak Dialog Chat Type 48 Gamba 5.3 Tampilan Gafik 49

11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lata Belakang Kesejahteaan hidup lahi dan batin yang dapat dinikmati seluuh masyaakat meupakan tumpuan dan haapan seta menjadi cita-cita luhu pejuangan bangsa sejak Poklamasi Kemedekaan 64 tahun yang lalu. Taaf kehidupan masyaakat yang endah baik jasmani dan ohani teus ditingkatkan untuk mencapai kehidupan yang layak dan sedeajat dengan kehidupan masyaakat negaa-negaa maju di dunia. Untuk dapat memahami keadaan penduduk di suatu daeah atau Negaa maka pelu didalami kajian Demogafi sehingga kependudukan sangat eat kaitannya dengan demogafi kaena demogafi meupakan gambaan mengenai jumlah penduduk. Petumbuhan penduduk meupakan keseimbangan yang dinamis antaa kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang menguangi jumlah penduduk kaena petumbuhan penduduk secaa teus meneus akan dipengauhi oleh jumlah kelahian tetapi secaa besamaan hal tesebut akan dikuangi dengan jumlah kematian dan migasi penduduk yang tejadi setiap tahunnya. Dewasa ini masalah kependudukan meupakan salah satu masalah di dunia, kaena masalah ini bukan hanya dihadapi oleh negaa-negaa yang sedang

12 bekembang, tetapi juga oleh negaa-negaa maju. Oleh sebab itu studi tentang kependudukan telah menjadi subjek yang menaik di antaa paa ilmu-ilmu sosial yang mempunyai minat untuk mengeti masalah dasa dan kebutuhan manusia. Bedasakan uaian tesebut maka penulis memilih judul Peamalan Penduduk Kabupaten Labuhan Batu Tahun Dengan Menggunakan Petumbuhan Eksponensial dengan maksud untuk membeikan sedikit masukan kepada pemeintah daeah kabupaten Labuhan Batu dalam mengambil kebijakan yang dapat dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang untuk mengatasi petambahan jumlah penduduk dengan kegiatan-kegiatan sepeti pogam KB, tansmigasi, pengembangan kota dan lain sebagainya. 1.2 Identifikasi Masalah Tingkat petumbuhan penduduk meupakan bagian dai kepadatan atau semakin banyaknya jumlah penduduk di suatu wilayah tetentu. Dalam tulisan ini yang menjadi pemasalahan adalah bagaimana tingkat petumbuhan penduduk Kabupaten Labuhan Batu pada masa yang lampau dan kecendeungannya pada masa yang akan datang. Penulis juga ingin mengetahui apakah jumlah penduduk dapat dijadikan sebagai infomasi bagi pemeintah daeah untuk meumuskan kebijaksanaan menyangkut pembangunan yang ditinjau bedasakan asio penduduk dan juga akan meamal beapa pesen petambahan penduduk tiap tahunnya.

13 1.3 Batasan Masalah Aga penelitian ini tepat pada sasaan yang dituju, penulis menetapkan pembatasan uang lingkup pemasalahan yang akan dibahas yaitu bedasakan data jumlah penduduk di Kabupaten Labuhan Batu dengan jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin peempuan dai tahun Maksud Dan Tujuan Maksud dai penelitian ini adalah untuk mempelihatkan beapa pesentase jumlah peubahan petumbuhan penduduk dan untuk meamalkan jumlah penduduk di Kabupaten Labuhan Batu 3 (tiga) tahun mendatang bedasakan data dai tahun Adapun tujuannya adalah untuk membuat amalan penduduk dai tahun dihaapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca maupun pemeintah daeah dalam mengatasi masalah kependudukan yang tejadi. 1.5 Tinjauan Pustaka Ida Bagus Manta, Penganta Studi Demogafi. Dai buku ini dikutip bahwa besanya petumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengauhi oleh besanya angka kelahian, angka kematian, dan juga migasi penduduk. Juga dikutip umus menghitung jumlah petumbuhan penduduk bedasakan petumbuhan eksponensial yaitu Pt = Po.e t

14 Peamalan (Assaui, 1991) adalah kegiatan mempekiakan apa yang akan tejadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang elatif lama kaena dalam waktu yang singkat tidak dibutuhkan peamalan. Di dalam peamalan salah satu hal yang paling penting adalah ketetapan peamalan yaitu bagaimana menguku kesesuaian suatu metode peamalan tetentu untuk suatu kumpulan data yang dibeikan. 1.6 Metodologi Penelitian Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhi ini, penulis mempeoleh data melalui iset atau pengambilan data di kanto BPS (Badan Pusat Statistik) yang belokasi di Jl.Asama No.179 Medan, Sumatea Utaa. Di dalam iset data, penulis juga menggunakan bebeapa metode sebagai beikut : 1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Liteatu) Penulis mempeoleh efensi dengan membaca dan mempelajai buku-buku ataupun liteatu pelajaan yang dipeoleh di pekuliahan, di lua pekuliahan seta sumbe infomasi lainnya yang behubungan dengan objek yang diteliti. 2. Metode Pengumpulan Data Data yang diambil adalah data sekunde yaitu data di kutip oleh penulis dai instansi tekait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) di Jl.Asama No.179 Medan. 3. Metode Analisa Adapun pengolahan data dalam menganalisa data kependudukan di Kabupaten Labuhan Batu adalah dengan menggunakan umus : Pt = Po.e t

15 dimana : Pt Po t = Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun dasa = Tingkat petumbuhan penduduk = Jangka waktu antaa Po dan Pt e = Bilangan pokok dai sistem logaitma napie, besanya 2, Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan Tugas Akhi ini secaa gais besanya dibagi dalam enam bab yang akan ditunjang oleh sub-bab guna mempemudah pembaca dalam mengeti dan memahami isi tulisan ini : BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan lata belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, seta sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini dijelaskan tentang pengetian-pengetian, teoi-teoi kependudukan, dan angka petumbuhan penduduk.

16 BAB 3 : SEJARAH SINGKAT KABUPATEN LABUHAN BATU Bab ini beisi uaian tentang sejaah singkat pekembangan Kabupaten Labuhan Batu, lokasi dan keadaan geogafis, pemeintahan, seta uaian singkat tentang data kependudukan. BAB 4 : ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini diuaikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan metode eksponensial untuk meamalkan jumlah penduduk Kabupaten Labuhan Batu sampai tahun BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang pemakaian Excel yang digunakan dalam analisa dan pengolahan data. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini meupakan bab penutup dai kaya tulis ini yang beisi kesimpulan dan saan penulis sehubungan dengan uaian pemasalahan pada bab-bab sebelumnya.

17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengetian-pengetian Kependudukan sangat eat kaitannya dengan demogafi. Kata demogafi beasal dai bahasa Yunani yang beati Demos adalah akyat atau penduduk, dan Gafein adalah menulis. Jadi demogafi adalah tulisan-tulisan atau kaangan-kaangan mengenai akyat atau penduduk. Donald J. Bogue (Dasa-dasa Demogafi, 1981) membeikan defenisi demogafi sebagai beikut : Demogafi adalah ilmu yang mempelajai secaa statistik dan matematik tentang besa, komposisi dan distibusi penduduk dan peubahan-peubahannya sepanjang masa melalui bekejanya 5 komponen demogafi yaitu kelahian, kematian, pekawinan, migasi dan mobilitas sosial. Penduduk adalah oang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daeah tetentu dalam jangka panjang, sedangkan petumbuhan penduduk adalah keadaan yang dinamis antaa jumlah penduduk yang betambah dan jumlah penduduk yang bekuang. Petumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengauhi oleh empat fakto yaitu kelahian, kematian, migasi masuk dan migasi kelua. Fakto dominan yang mempengauhi petumbuhan penduduk di Indonesia adalah kelahian dan

18 kematian, kaena migasi masuk dan migasi kelua sangat endah. Fakto-fakto yang mempengauhi tinggi endahnya kelahian dapat dibagi menjadi dua yaitu fakto demogafi dan non-demogafi. Fakto demogafi diantaanya stuktu umu, status pekawinan, umu kawin petama, sedangkan fakto non-demogafi antaa lain keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, pebaikan status wanita, ubanisasi dan industilisasi. Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemeintah baik ditingkat nasional maupun daeah, dimana masalah kependudukan saat ini telah memegang peanan penting dalam menentukan kebijaksanaan pemeintah. Pue Demogafy (Demogafi Muni) atau disebut juga demogafi fomal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik tesebut dapat dipeoleh pekiaan keadaan penduduk dimasa depan atau dimasa lampau, dimana bila seseoang ingin mengetahui sebeapa banyak pekembangan di suatu daeah atau negaa. Hal ini dapat dilihat dai pekembangan penduduk tahun sebelumnya, dan ada juga demogafi fomal yang hanya mempesoalkan hubungan antaa vaiabel dependen. Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai penelitian mako demogafi yang tedii dai penelitian unit skala besa dan sasaan utama mako demogafi adalah benua, bangsa dan kesatuan-kesatuan wilayah, sedangkan miko demogafi meupakan unit penelitian kecil yang umumnya besifat intenal.

19 2.2 Teoi-teoi Kependudukan Teoi kependudukan dikembangkan oleh dua fakto yang sangat dominan yaitu yang petama adalah meningkatnya petumbuhan penduduk teutama di negaa-nagaa yang sedang bekembang dan hal ini menyebabkan aga paa ahli memahami fakto-fakto yang dapat mempengauhi petumbuhan penduduk, sedangkan yang kedua adalah adanya masalah-masalah yang besifat univesal, yang menyebabkan paa ahli haus lebih banyak mengembangkan dan menguasai keangka teoi untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah tejalin suatu hubungan antaa penduduk dengan pekembangan ekonomi dan sosial. Menuut Robet Thomas Malthus ( ) yang tekenal sebagai pelopo ilmu kependudukan yang lebih popule disebut dengan pinsip kependudukan (the pinciple of population) menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatasan akan bekembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat bebeapa bagian dai pemukaan bumi ini dan dia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup memelukan bahan makanan, sedangkan laju petumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju petumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan tehadap petumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekuangan bahan makanan sehingga inilah menjadi sumbe kemelaatan dan kemiskinan manusia.

20 2.3 Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin adalah pebandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk peempuan pada suatu daeah dan waktu tetentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki pe 100 peempuan. Secaa umum umus asio dapat dituliskan sebagai beikut: SR = Jumlah. penduduk. laki laki x k Jumlah. penduduk. peempuan dimana, k = konstanta, biasanya nilainya 100 (Ida Bagus Manta, 2004) Besa kecilnya asio jenis kelamin di suatu daeah dipengauhi oleh: 1. Sex Ratio at Bith Dibebeapa negaa umumnya bekisa antaa bagi laki-laki pe 100 bagi peempuan. 2. Pola Motalitas antaa Penduduk Laki-laki dan Penduduk Peempuan Jika kematian laki-laki lebih besa daipada jumlah kematian peempuan, maka asio jenis kelamin semakin kecil. 3. Pola Migasi antaa Penduduk Laki-laki dan Penduduk Peempuan Jika di suatu daeah sex atio > 100 beati di daeah tesebut lebih banyak penduduk laki-laki, sedangkan jika sex atio < 100 beati di daeah tesebut lebih banyak penduduk peempuan.

21 2.4 Angka Petumbuhan Penduduk Angka petumbuhan penduduk () menunjukkan ata-ata petambahan penduduk pe tahun pada peiode atau waktu tetentu, dan biasanya dinyatakan dengan pesen. Ada bebeapa macam ukuan angka petumbuhan penduduk yaitu: 1. Petumbuhan Geometi: t o ( ) t P = P Petumbuhan Eksponensial: P = P. e t o t = Pt log P o t log e dimana: Pt Po t = Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun dasa = Tingkat petumbuhan penduduk = Jangka waktu antaa Po dan Pt e = Bilangan pokok dai sistem logaitma napie, besanya 2,718282

22 BAB 3 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN LABUHAN BATU 3.1 SEJARAH SINGKAT SEBELUM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA Sistem pemeintahan Kabupaten Daeah Tingkat II Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda adalah besifat monakhi. Kepala pemeintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seoang yang begela Bendahaa Paduka Si Mahaaja dan betugas sebagai kepala pemeintahan sehai-hai (semacam Pedana Mentei). Selanjutnya dibawah Bendahaa Si Paduka Mahaaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa meangkap kepala polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan Laut / Panglima Peang. Di bawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Daat kemudian ada pula Bentaa Kanan betugas sebagai Ajudan Sultan dan Bentaa Kii yang menjadi Penghulu Istana dan Penghulu Paa Bangsawan. Kesultanan keajaan yang tedapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu pada waktu itu tedii 4 Kesultanan yaitu: 1. Kesultanan Kota Pinang bekedudukan di Kota Pinang. 2. Kesultanan Kualuh bekedudukan di Tanjung Pasi.

23 3. Kesultanan Bilah bekedudukan di Negei Lama 4. Kesultanan Panai bekeduduka n di Labuhan Bilik Ditambah 1 Half-bestuu, yaitu Keajaan Kampung Raja bekedudukan di Tanjung Medan ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA Secaa pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dai bebagai keteangan yang dihimpun dipeoleh keteangan bahwa Belanda masuk ke Labuhanbatu bekisa tahun Namun ada pula keteangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah Peang Padei (bekisa tahun 1831). Pada tahun 1862 kesatuan Angkatan Laut Belanda dibawah pimpinan Bevel Hebee datang ke kampung Labuhanbatu (di Hulu kota Labuhan Bilik sekaang) melalui sungai Baumun. Di kampung Labuhanbatu tesebut Belanda membuat tempat pendaatan dai batu beton. Lama kelamaan tempat pendaatan tesebut bekembang menjadi tempat pendaatan / pesinggahan kapal-kapal yang kemudian menjadi sebuah kampung (Desa) yang lebih besa, namanya menjadi Pelabuhan Batu, akhinya nama Pelabuhan Batu ini dipesingkat sebutannya menjadi Labuhanbatu. Kemudian nama itu melekat dan menjadi nama wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

24 Dalam pekembangan selanjutnya Pemeintah Kolonial Belanda secaa juidis fomal menetapkan Gouvement Bisluit Nomo 2 Tahun 1867 tetanggal 30 Septembe tentang Pembentukan Afdeling Asahan yang meliputi 3 Onde Afdeling yaitu : 1. Onde Afdeling Batu Baa dengan Ibu kota Labuhan Ruku. 2. Onde Afdeling Asahan dengan Ibu kota Tanjung Balai. 3. Onde Afdeling Labuhanbatu dengan Ibu kota Kampung Labuhanbatu. Dengan demikian secaa Administatif pada mulanya pemeintahan wilayah Labuhanbatu adalah meupakan bagian dai wilayah Afdeling Asahan. Pada masa itu Afdeling dipimpin oleh seoang Asisten Residen (Bupati), sedangkan Onde Afdeling dipimpin oleh seoang Contoleu (Wedana). Contoleu Labuhanbatu petama kali bekedudukan dikampung Labuhanbatu kemudian pada tahun 1895 dipindahkan ke Labuhan Bilik. Tahun 1924 di pindahkan Mabau, tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batu dan pada tahun 1932 dipindahkan ke Rantaupapat sampai Indonesia mempoklamikan kemedekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 kedudukan Contoleu tetap di Rantaupapat ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG Pada tahun 1942 bala tentaa Dai Nippon (Jepang) menduduki seluuh wilayah Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 3 Maet 1942 tentaa Jepang mendaat di Peupuk (Tanjung Tiam). Dai Peupuk sebahagian tentaa Jepang tesebut melanjutkan geakan pasukan untuk meebut kota Tebing Tinggi dan Kota Medan. Dan sebahagian

25 lagi begeak ke wilayah Tanjung Balai yang pada saat itu sebagai pusat pemeintah Afdeling Asahan. Dai Asahan(Tanjung Balai) Selanjutnya ke wilayah Labuhanbatu untuk meebut kota Rantaupapat. Pada masa penjajahan Jepang sistem pemeintahan Hindia Belanda dilanjutkan dengan sistim pemeintahan Zelf Bestuu dan Kekuasaan Sultan/Raja belangsung. Untuk memonitoing kegiatan pemeintah yang dilaksanakan oleh Sultan/Raja, pemeintah Jepang membentuk Fuku Bunsyuco. Disamping itu istilah-istilah pimpinan tingkatan pemeintahan diganti dai Bahasa Belanda ke Bahasa Jepang, antaa lain : 1. Keesidenan diganti dengan Syuu dan kepalanya disebut dengan Syuu-cookan. 2. Regenschap (Kabupaten) diganti dengan Ken dan kepalanya disebut Ken-coo. 3. Stadgementhe (Pemeintah Kota) diganti dengan Si dan Kepalanya disebut Sicoo. 4. Kampung/Desa disebut dengan Ku dan Kepalanya disebut dengan Ku-coo SETELAH PROKLAMASI Kekalahan Jepang pada Peang Asia Timu Raya, yaitu Jepang menyeah pada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 telah membeikan kesempatan kepada Bangsa Indonesia untuk medeka sebagai bangsa yang bedaulat. Kemudian dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI dicapai kesepakatan pembagian wilayah Republik Indonesia dalam 8 popinsi masing-masing,

26 Jawa Baat, Jawa Tengah, Jawa Timu, Sumatea, Boneo, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku. Popinsi dibagi dalam keesidenan yang dikepalai oleh Residen. Gubenu dan Residen dibantu oleh Komite Nasional Daeah, sedangkan kedudukan Kota (Gementhe) diteuskan. Pada tanggal 2 Oktobe 1945, M. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubenu Sumatea, kemudian pada tanggal 3 Oktobe 1945 Gubenu Sumatea mengabakan Poklamasi Kemedekaan Republik Indonesia yang pada saat itu dihadii oleh Utusan/Wakil-Wakil Daeah. Sesampainya didaeah masing-masing Utusan Daeah tesebut mengadakan petemuan dengan pemuka-pemuka masyaakat untuk membentuk Komite Nasional Daeah (KND). Pada tanggal 16 malam 17 Oktobe 1945 betempat diumah dinas Kepala PLN Rantaupapat diadakan apat dan secaa esmi tanggal 17 Oktobe 1945 dibentuk Komite Nasional Daeah Labuhanbatu dengan susunan penguus sebagai beikut : Penasehat Wakil Penasehat Ketua Wakil Ketua : ABDUL HAMID : d. HIDAYAT : ABDUL RAHMAN : ABU TOHIR HARAHAP Anggota : 1. MARDAN 7. M. SIRAIT 2. AMINURRASYID 8. R. SIHOMBING

27 3. M. SARIJAN 9. DJALALUDDIN HATTA 4. DAHLAN GANAFIAH 10. M.HASAN 5. SUTAN KADIAMAN HTG 11. MUHAMMAD DIN 6. A. MANAN MALIK Dalam apat tesebut juga ditetapkan bahwa ketua (Abdul Rahman) sekaligus sebagai Kepala Pemeintah. Setelah tebentuknya Komite Nasional Daeah Labuhanbatu, maka pemeintah Swapaja di Labuhanbatu yang ada pada waktu itu menjadi beakhi. Tugas dan Tanggung Jawab Pemeintah diambil alih dan dikuasai oleh Komite Nasional Daeah Labuhanbatu. Dengan demikian, pada tanggal 17 Oktobe 1945 secaa esmi telah dibentuk pemeintahan di Kabupaten Labuhanbatu yang dijalankan Komite Nasional Daeah Labuhanbatu. Adapun tugas petama Komite Daeah Labuhanbatu ialah membentuk tim peneangan untuk membeikan peneangan dan penyuluhan kepada masyaakat dikampung-kampung bahwa Kemedekaan Negaa Republik Indonesia telah di poklamikan pada tanggal 17 Agustus Pada pekembangan beikutnya jalannya pemeintahan di Kabupaten Labuhanbatu yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Daeah sampai dengan awal tahun 1946 kuang dapat befungsi dengan baik. Hal ini akibat fokus pemikian pada waktu itu lebih ditujukan untuk mempesiapkan pelawanan fisik kepada penjajah

28 Belanda yang selalu beupaya meebut kembali ke Negaa Republik Indonesia yang telah medeka dan bedaulat sejak tanggal 17 Agustus Pada bulan Maet 1946 tejadi peistiwa Revolusi Sosial di Sumatea Timu (Temasuk Labuhanbatu) yang mengakibatkan teganggunya oda pemeintahan, keamanan, dan ketetiban di wilayah Labuhanbatu. Kemudian pada tanggal 19 Juni 1946, Komite Nasional Daeah Keesidenan Sumatea Timu mengadakan sidang pleno betempat di jalan Suka Mulia no. 13 Medan, yang antaa lain menetapkan : 1. Komite Nasional Daeah beubah menjadi Dewan (Legislatif). 2. Menetapkan Sumatea Timu menjadi 6 Kabupaten, masing-masing: Kabupaten Langkat, Deli Sedang, Kao, Simalungun, Asahan dan Labuhan Batu. Kaena situasi yang semakin gawat pada waktu itu menjelang Agesi Milite I Ibu kota Keesidenan Sumatea Timu pindah dai Medan ke Tebing Tinggi. Selanjutnya pada tanggal 26 Juni 1946 Dewan (Legislatif) Keesidenan Sumatea Timu yang besidang di Pabatu menetapkan antaa lain : Mengangkat 6 oang Bupati untuk 6 Kabupaten di Keesidenan Sumatea Timu yang bau dibentuk sekaligus pengangkatan paa Wedana di wilayah Kabupaten tesebut, salah seoang diantaa 6 Bupati yang diangkat tesebut adalah Gause Gautama, Pimpinan Taman Siswa Kisaan diangkat menjadi Bupati Labuhanbatu. Ketetapan dai Dewan Legislatif Keesidenan Sumatea Timu dimaksud selanjuntnya dikukuhkan dengan suat keputusan Gubenu Sumatea pada tanggal 26

29 Juni 1946 dan malam itu juga dibawah dan ditandatangani di Pematang Sianta dan belaku tehitung mulai tanggal 1 Juli Dengan demikian istilah Bupati mulai digunakan adalah sejak tanggal 1 Juli 1946 di 6 Kabupaten di Sumatea Timu temasuk Labuhanbatu, sedangkan seketais pada waktu itu disebut dengan istilah Komisi Redaktu diangkat Tago Esa. Antaa tanggal 28 s/d 30 Juni 1946 dibentuklah Dewan (Legislatif) Kabupaten Labuhanbatu dengan susunan sebagai beikut : Ketua : Abdul Manan Malik Wakil Ketua : Sodang Siega Seketais : Aifin Siega Anggota-anggota : 1. Abd. Rahim Ja fa 6. H. Solehuddin 2. Rusli Sihombing 7. Abd. Wahid 3. Madan 8. Abd. Hakim Yunus 4. Abd. Musyid Ja fa 9. Ibahim Yusuf 5. Yakub Daulay Selanjutnya dalam suatu upacaa sedehana dihadapan dewan Kabupaten Labuhanbatu dan Undangan tanggal 2 Juli 1946 betempat diumah Dinas Bupati Labuhanbatu yang sekaang, Gause Gautama dilantik menjadi Bupati Labuhanbatu. Kemudian pada saat itu pula diumumkan paa Wedana (Yang telah di SK Gubenu Sumatea) untuk 4 Kewedanaan yang bau dibentuk, yaitu : 1. M. Saijan untuk Kewedanaan Kualuh Leidong

30 2. Dahlan Ganifiah untuk Kewedanaan Kota Pinang. 3. M. Samin Pakpahan untuk Kewedanaan Bilah. 4. Usman Effendi untuk Kewedanaan Panai. Dengan ketetapan suat keputusan Residen Sumatea Timu No : 674 tanggal 12 Septembe 1946 tehitung mulai 1 Juli 1946 mengangkat paa Asisten Wedana (Camat) di Labuhanbatu, sebagai beikut : 1. M. Sono Asisten Wedana Kualuh Hulu di Aek Kanopan. 2. Ami Bakti Asisten Wedana Kualuh Hili di Kampung Mesjid. 3. Zainuddin Zein Asisten Wedana Aek Natas di Banda Duian. 4. Abdul Hamid Asisten Wedana Leidong di Leidong. 5. Syaif Nasution Asisten Wedana Bilah Hulu di Rantaupapat. 6. H. Husein Asisten Wedana Bilah Hili di Negei Lama. 7. Sanusi Siega Asisten Wedana Mabau di Mabau. 8. Iskanda Asisten Wedana Na.IX-X di Aek Kota Batu. 9. Manjoling Asisten Wedana Kota Pinang di Kota Pinang. 10. Ramli Asisten Wedan Sei Kanan di Langga Payung. 11. Ahmad Saleh Asisten Wedana Tanjung Medan di Tolan. 12. Syah Jauhai Asisten Wedana Panai Tengah di Labuhan Bilik. 13. Abdul Majid Asisten Wedana Panai Hili di Sei Beombang. Pada tanggal 10 Desembe 1984 pembentukan Kabupaten Labuhanbatu disahkan dengan Keputusan Komisaiat Pemeintah Pusat (KOPEMSUS) Nomo 89/ KOM/ U yang wilayahnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sidang pleno Komite Nasional Daeah Keesidenan Sumatea Utaa tanggal 19 Juni 1946.

31 Adapun Nama-nama Bupati Pemeintah Kabupaten Labuhan Batu sejak tanggal 17 Oktobe 1945 sampai dengan sekaang sebagai beikut : 1. ABDUL RAHMAN (Ketua KND/ Kepala Pemeintahan ) (17 Oktobe Juni 1946). 2. GAUSE GAUTAMA ( ) 3. SYAHBUDDIN SIREGAR ( ) 4. DJAMALUDDIN TAMBUNAN ( ) 5. ABDUL WAHIDER ( ) 6. IBNU SAADAN ( ) 7. T. BADJA PURBA ( ) 8. FACHRUDDIN NASUTION ( ) 9. YAHYA YAKUB ( ) 10. H. IDRIS HASIBUAN ( ) 11. H. IWAN MAKSUM ( ) 12. H. ASROLADAM ( ) 13. H. DJALALUDDIN PANE ( ) 14. ABDUL MANAN ( ) 15. H. ALIHANAFIAH ( ) 16. Ds. H.B. ISPENSYAH RAMBE ( ) 17. Ds. HR HADISISWOYO Al Haj ( ) 18. H.T. MILWAN ( ) 19. SAPARUDDIN, SH (2005) 20. H.T MILWAN (2005-Sekaang)

32 3.2 LETAK DAN GEOGRAFIS Kabupaten Labuhanbatu meupakan salah satu daeah yang beada di kawasan pantai timu Sumatea Utaa. Secaa Geogafis, Kabupaten Labuhanbatu beada pada Lintang Utaa, Buju Timu dengan ketinggian m diatas pemukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu menempati aea seluas Ha yang tedii dai 22 Kecamatan dan 242 Desa/Keluahan Definitif. Aea Kabupaten Labuhanbatu di sebelah Utaa bebatasan dengan Selat Malaka, di sebelah Selatan bebatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utaa, di sebelah Baat bebatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utaa dan Asahan, dan di sebelah Timu bebatasan dengan Popinsi Riau. Sepeti umumnya daeah-daeah lainnya yang beada di kawasan Sumatea Utaa, Kabupaten Labuhanbatu temasuk daeah yang beiklim topis. Daeah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemaau dan musim hujan. Musim kemaau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hai hujan dan volume cuah hujan pada bulan tejadinya musim. Selama tahun 2007, ata-ata hai hujan di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12,75 hai pe bulan dengan ata-ata cuah hujan 329 MM. 3.3 PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN Pemeintahan Kabupaten Labuhanbatu tedii dai 22 Kecamatan, 242 desa/keluahan. Kabupaten Labuhanbatu dipimpin oleh seoang Bupati.

33 Pada tahun 2007, dilaksanakan pendataan pemilih untuk pemilihan umum kepala daeah dan wakil kepala daeah Popinsi Sumatea Utaa. Sedangkan pemilihan kepala daeah tesebut dilaksanakan pada bulan Apil tahun 2008 yang diikuti oleh 5 pasang Calon Gubenu dan Wakil Gubenu yaitu : 1. H.M. Ali Umu, SH, M.Kn dan DR.H. Maatua Simanjuntak 2. Mayjen (Pu) Titamtomo,SH dan I. Benny Pasaibu, M.Ec 3. I. RE Siahaan dan H. Suhedi 4. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH dan HM. Syafii, SH, M.Hum 5. H. Syamsul Aifin, SE dan Gatot Pujo Nugoho, ST Jumlah pemilih yang tedafa di Kabupaten Labuhan sebanyak pemih, sementaa jumlahsuaa yang sah sebanyak suaa (65,46%). Pasangan H.Abdul Wahab Dalimunthe, SH dan HM. Syafii, SH, M.Hum kelua sebagai pemenang dengan peolehan suaa sebanyak suaa (32,36%) DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Ea Refomasi membeikan peubahan pada kehidupan sosial politik bangsa Indonesia. Pada Apil 2004 diadakan kembali pemilu untuk memilih wakil akyat di DPR Pusat, DPRD Popinsi, dan DPRD Kabupaten. Jumlah patai yang menjadi peseta pemilu pada tahun 2004 sebanyak 24 patai. Jumlah pemilih yang tedafta sebanyak oang. Suaa sah yang dipeebutkan untuk anggota DPR Pusat sebanyak suaa, DPRD Sumatea Utaa sebanyak suaa, dan DPRD Labuhanbatu sebanyak suaa.

34 Pemilu 2004 menunjukkan bahwa peolehan suaa Patai Demokasi Indonesia- Pejuangan (PDI-P), yang mendominasi hasil Pemilu 1999, teganjal oleh Patai Golongan Kaya (Golka). Dai hasil Pemilu 2004, ada 45 oang wakil akyat dai 12 patai yang duduk sebagai anggota DPRD II Kabupaten Labuhanbatu, dimana yang tebanyak beasal dai Patai Golongan Kaya yang sebanyak 11 oang. Sepanjang tahun 2007, DPRD II Kabupaten Labuhanbatu telah melaksanakan bebagai kegiatan antaa lain, Rapat paipuna sebanyak 10 kali, apat komisi A sebanyak 19 kali, apat komisi B sebanyak 27 kali, apat komisi C sebanyak 15 kali dan apat komisi D sebanyak 30 kali. Sementaa itu, faksi yang paling banyak kegiatan yaitu faksi PPP sebanyak 42 kali. Selain itu, DPRD II Labuhanbatu juga mengeluakan 19 suat keputusan DPRD dan 12 Suat Keputusan Pimpinan. 3.4 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA PENDUDUK Bedasakan angka hasil sensus Penduduk 2000, penduduk Kabupaten Labuhanbatu bejumlah jiwa dengan kepadatan penduduk sebesa 90,26 jiwa pe Km 2, tedii dai jiwa laki-laki dan jiwa peempuan. Untuk tahun 2007 bedasakan hasil poyeksi Sensus Penduduk 2000, penduduk Kabupaten Labuhanbatu sebanyak jiwa. Jumlah penduduk

35 tebanyak tedapat di kecamatan Togamba yaitu sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk 85 jiwa pe Km 2, sedangkan penduduk paling sedikit beada di Kecamatan Silangkitang sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk 88 jiwa pe Km 2. Kecamatan Rantau Selatan meupakan Kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 787 jiwa pe Km 2 dan Kecamatan Aek Natas meupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk tekecil yaitu sebesa 49 jiwa pe Km 2. Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu dengan jenis jelamin peempuan lebih sedikit dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2007 jumlah penduduk lakilaki sebesa jiwa, sedangkan jumlah penduduk peempuan sebanyak jiwa dengan asio jenis kelamin sebesa 101,98 pesen. Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Mayoitas besuku bangsa Batak (45,50%), diikuti dengan suku jawa (44,83%), Melayu (3,85%), Minang (0,81%), dan Aceh (0,21%) seta yang lainnya(4,80 %). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoitas agama Islam (83,71%), diikuti Potestan (13,08%), Kisten Katolik (2,10%), Buddha (1,01%), dan Hindu (0,06%) seta lainnya (0,04%) TENAGA KERJA Jumlah pencai keja yang tedapat di Dinas Tenaga Keja Kabupaten Labuhanbatu pada Tahun 2007 adalah oang. Yang tedii dai 823 tenaga keja laki-laki dan peempuan. Sebagian besa dai pencai keja yang tedafta tesebut tamat SLTA umum/kejuuan/lainnya sebanyak 854 oang (39,17%) kemudian Sajana Muda

36 846 oang (38,81%), Sajana 409 oang (18,76%), tamat SLTP umum sedeajat 54 oang atau (2,48%) dan yang tamat SD sebanyak 17 oang atau (0,78%).

37 BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Ati dan Kegunaan Analisis Data Analisa data pada dasanya dapat diatikan sebagai beikut : 1. Membandingkan dua hal atau lebih vaiabel untuk mengetahui selisih atau asionya kemudian diambil kesimpulan. 2. Menguaikan atau memecahkan suatu keseluuhan menjadi bagian-bagian atau komponen yang lebih kecil aga dapat : a. Mengetahui komponen menonjol. b. Membandingkan antaa komponen yang satu dengan komponen lainnya. c. Membandingkan salah satu atau bebeapa komponen dengan keseluuhan. 3. Mempekiakan atau mempehitungkan besanya pengauh secaa kuantitatif dai suatu kejadian tehadap suatu kejadian lainnya. 4.2 Model Peamalan Petambahan atau petumbuhan jumlah penduduk dapat mempengauhi kesejahteaan daeah atau Negaa yang besangkutan. Dalam pengolahan data ini penulis

38 menggunakan model matematis yang sesuai dipegunakan untuk mempekiakan jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu sampai Tahun Model tesebut adalah Model Eksponensial. Rumus yang dipegunakan adalah sebagai beikut : P = P. e t o t = Pt log P o t log e Dimana : Pt Po t = Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun dasa = Tingkat petumbuhan penduduk = Jangka waktu antaa Po dan Pt e = Bilangan pokok dai sistem logaitma napie, besanya 2,718282

39 4.2.1 Keadaan Jumlah Penduduk Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menuut Jenis Kelamin dai Tahun Penduduk Tahun Laki-laki Peempuan Jumlah Sumbe : BPS Kabupaten Labuhanbatu DIAGRAM PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU JUMLAH PENDUDUK TAHUN Laki-laki Peempuan Jumlah Penduduk Sumbe : BPS Kabupaten Labuhanbatu

40 4.2.2 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk 1. Analisa Pesentase peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Secaa Manual log = = 0,0099 x 100 = 0,99 log 2, log = = 0,0076 x 100 = 0,76 log 2, log = = 0,0167 x 100 = 1,67 log 2, log = = 0,0116 x 100 = 1,16 log 2, log = = 0,0149 x 100 = 1,49 log 2, log = = 0,0646 x 100 = 6,46 log 2, log = = 0,0474 x 100 = 4,74 log 2, log = = 0,0087 x 100 = 0,87 log 2,718282

41 log = = 0,0373 x 100 = 3,73 log 2, log = = 0,0200 x 100 = 2,00 log 2, Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Dengan menggunakan Micosoft Excel. Tabel 4.2 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun Penduduk Bilangan Pokok Peubahan Jumlah Pesentase Peubahan Laki-laki Logaitma Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

42 Gamba 4.2 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Lakilaki. 3. Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan Secaa Manual log = = 0,0156 x 100 = 1,56 log 2, log = = 0,0087 x 100 = 0,87 log 2, log = = 0,0166 x 100 = 1,66 log 2, log = = 0,0074 x 100 = 0,74 log 2,718282

43 log = = 0,0037 x 100 = 0,37 log 2, log = = 0,0771 x 100 = 7,71 log 2, log = = 0,0237 x 100 = 2,37 log 2, log = = 0,0087 x 100 = 0,87 log 2, log = = 0,0356 x 100 = 3,56 log 2, log = = 0,0200 x 100 = 2,00 log 2,718282

44 4. Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan Dengan Menggunakan Micosoft Excel. Tabel 4.3 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan Tahun Pesentase Penduduk Bilangan Pokok Peubahan Jumlah Peubahan Jumlah Peempuan Logaitma Penduduk Peempuan Penduduk (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

45 Gamba 4.3 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Peempuan. 5. Analisis Peubahan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan Secaa Manual log = = 0,0128 x 100 = 1,28 log 2, log = = 0,0082 x 100 = 0,82 log 2, log = = 0,0166 x 100 = 1,66 log 2,718282

46 log = = 0,0095 x 100 = 0,95 log 2, log = = 0,0093 x 100 = 0,93 log 2, log = = 0,0708 x 100 = 7,08 log 2, log = = 0,0356 x 100 = 3,56 log 2, log = = 0,0087 x 100 = 0,87 log 2, log = = 0,0365 x 100 = 3,65 log 2, log = = 0,0200 x 100 = 2,00 log 2,718282

47 6. Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan Dengan Menggunakan Micosoft Excel. Tabel 4.4 Pesentase Peubahan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan Tahun Pesentase Penduduk Bilangan Pokok Peubahan Peubahan Jumlah Keseluuhan Logaitma Jumlah Penduduk Penduduk (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

48 Gamba 4.4 Tampilan Analisis Pesentase Peubahan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan. Tabel 4.5 Pesentase Peubahan Jumlah Penduduk Laki-laki, Peempuan dan Keseluuhan dai Penduduk Laki-laki dan Penduduk Peempuan. Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Laki-laki Laki-laki (%) Peempuan (%) dan Peempuan (%) ,99 1,56 1, ,76 0,87 0, ,67 1,66 1, ,16 0,74 0, ,49 0,37 0, ,46 7,71 7, ,74 2,37 3, ,87 0,87 0, ,73 3,56 3, ,00 2,00 2,00

49 Tabel diatas menunjukkan bahwa pesentase peubahan () jumlah penduduk laki-laki mengalami penuunan ataupun pekembangan yang sangat dastis pada tahun 2002, 2003, 2004, 2005 dan Sama halnya dengan penduduk peempuan yang juga mengalami penuunan dan petambahan penduduk pada tahun yang sama. Bekuangnya petumbuhan penduduk laki-laki dan peempuan ada kemungkinan dikaenakan oleh imigasi, motalitas yang tejadi dikaenakan fasilitas kesehatan yang kuang memadai. Betambahnya petumbuhan penduduk laki-laki dikaenakan oleh imigasi dan jumlah kelahian yang meningkat. Dai peubahan angka-angka tesebut di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kabupaten Labuhanbatu selalu beubah, tekadang jumlahnya meningkat dan juga menuun. Keadaan sepeti ini yang akan dijelaskan di atas mungkin ada ketekaitannya dengan pogam Keluaga Beencana (KB) yang telah disaankan pemeintah, dimana pemeintah mengambil kebijakan untuk beusaha menekan angka kelahian seendah mungkin. Fakto-fakto lain adalah pepindahan penduduk baik untuk menetap selamanya ataupun hanya untuk sementaa waktu. Sepeti banyaknya pelaja dai daeah ini pegi ke lua daeah untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. 4.3 Peamalan Jumlah Penduduk a. Rata-ata Peubahan Pesentase Jumlah Penduduk Laki-laki 23,87 = = = 2,387

50 b. Rata-ata Peubahan Pesentase Jumlah Penduduk Peempuan 21,71 = = = 2,171 c. Rata-ata Peubahan Pesentase Jumlah Penduduk Laki-laki dan Peempuan 22,80 = = = 2,280 Dai ata-ata peubahan pesentase jumlah penduduk diatas maka dihaapkan angka peubahan penduduk yaitu : < 2,280 Setelah dipeoleh nilai dai setiap vaiabel ata-ata peubahan pesentase penduduk Kabupaten Labuhanbatu, maka dapat diamalkan jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu 3 tahun mendatang yang ditentukan dengan menggunakan umus petumbuhan ekponensial yaitu : P t = P 0. e t 1. Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten Labuhanbatu secaa manual P 2008 = P e t 0, = , = P 2009 = P e t 0, = , = , , = P 2010 = P e t 0, = , = , , =

51 Tabel 4.6 Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun Tahun Penduduk Laki-laki e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , * , , * , , * , ,02387 Keteangan : * Hasil Peamalan 2. Ramalan Jumlah Penduduk Peempuan Kabupaten Labuhanbatu Secaa Manual. P 2008 = P e t 0, = , = P 2009 = P e t 0, = , = , , =

52 P 2010 = P e t 0, = , = , , = Tabel 4.7 Ramalan Jumlah Penduduk Peempuan Tahun Tahun Penduduk Peempuan e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , * , , * , , * , ,02171 Keteangan : * Hasil Peamalan 3. Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Peempuan Kabupaten Labuhan Batu Secaa Manual P 2008 = P e t 0, = , =

53 P 2009 = P e t 0, = , = , , 0456 = P 2010 = P e t 0, = , = , , 0684 = Tabel 4.8 Ramalan Jumlah Keseluuhan Penduduk Laki-laki dan Peempuan Tahun Tahun Penduduk Keseluuhan e , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , * , , * , , * , ,0228 Keteangan : * Hasil Peamalan

54 Untuk lebih jelasnya, hasil Ramalan (Pekiaan) Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu dai tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil Ramalan (Pekiaan) Jumlah Penduduk Labuhanbatu Tahun Jumlah Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Laki-laki dan Laki-laki Peempuan Peempuan Dai tabel 4.9 dapat diketahui amalan penduduk tahun 2010 mendatang adalah sebesa jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesa jiwa dan jumlah penduduk peempuan adalah sebesa jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa sampai pada tahun 2010 yang akan datang jumlah penduduk di Kabupaten Labuhanbatu akan mengalami peningkatan. Hal tesebut dapat tejadi apabila tingkat kelahian tinggi, dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan migasi ke Kabupaten Labuhanbatu dan sebagainya.

55 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengetian Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah posedu yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dan yang telah disetujui, yang biasanya disajikan dalam bentuk komputeisasi. Tujuan dai implementasi sistem adalah sebagai beikut : 1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen sistem yang disetujui. 2. Menulis, menguji dan mendokumentasikan pogam-pogam dan poseduposedu yang dipelukan oleh dokumen desain sistem tesebut. 3. Memastikan bahwa oang lain dapat mengopeasikan sistem bau yang telah dibuat, untuk menyelesaikan pesoalan-pesoalan yang meeka hadapi yang disesuaikan dengan sistem yang telah dibuat. 4. Mempehitungkan bahwa sistem bau memenuhi pemintaan pemakai lainnya.

56 5.2 Tahap Implementasi Tahap implementasi meupakan tahapan peneapan hasil desain tetulis ke dalam pogamming (coding). Pada tahapan inilah seluuh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pogamaan tetentu untuk menghasilkan sebuah sistem infomasi yang sesuai dengan hasil desain tetulis. Implementasi yang sudah selesai haus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dai sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan softwae Excel. Selain befungsi sebagai manipulasi atau pengolah angka, Micosoft Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks compute. Untuk dapat menggunakan Micosoft Excel secaa maksimal kita juga haus menguasai sistem opeasi Micosoft Windows. 5.3 Pengaktifan Micosoft Excel Dalam pengolahan data dan implementasi sistem untuk menyelesaikan pemasalahan yang telah dibahas dalam Tugas Akhi ini, penulis menggunakan salah satu peangkat bagian dai Micosoft Office yaitu Micosoft Excel. Micosoft Excel adalah salah satu softwae yang paling dikenal dan digemai untuk menyelesaikan pesoalan-pesoalan pehitungan. Hal ini juga didukung oleh fasilitas yang dimilikinya, dimana hampi semua pogam-pogam pehitungan

57 statistik tekandung didalamnya, dan itulah alasan penulis memilih Micosoft Excel sebagai alat implementasi sistem. Adapun caa untuk mengaktifkan Ms.Excel adalah : 1. Pada desktop, klik Stat. 2. Kemudian pilih dan klik Pogams. 3. Lalu pilih Micosoft Office, kemudian pilih dan klik Micosoft Office Excel, sehingga akan tampil jendela utama aplikasi Micosoft Office Excel pada laya monito. 5.4 Lemba Keja Micosoft Excel Sebuah pengaktifan akan tampil lemba keja Excel yang sudah siap untuk dipegunakan, lemba keja Excel tesebut dapat dilihat pada gamba dibawah ini:

58 Gamba 5.1 Tampilan Awal Jendela Ms. Excel Lemba keja adalah kumpulan kolom dan bais, dimana kolom beuutan dai atas kebawah sedangkan bais beuutan dai kii ke kanan yang tedii atas 256 kolom dan bais pada setiap lemba keja. Pada setiap kolom dan bais tedapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang meupakan kombinasi antaa abjad untuk kolom dan angka untuk bais, disamping itu lemba keja Excel tedapat banyak elemen yang memiliki fungsi tesendii.

59 5.5 Pengisian Data Pengisian data ke dalam lemba keja Excel adalah sama dengan memasukkan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada dua altenatif pengisian data, yakni menggunakan keyboad kompute atau melalui sub menu yang tedapat pada menu Excel. Dalam pengisian data ke dalam lemba keja dengan keyboad, dipelukan langkah-langkah sebagai beikut: 1. Letakkan pointe pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang diinginkan. 3. Tekan ente atau klik tombol kii mouse pada sel lain untuk konfimasi atau mengakhiinya, sedangkan altenatif kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu edit di Excel. Dengan altenatif ini, akan memiliki banyak pilihan yaitu: down, up, ight, left dan seies (autofill). 5.6 Pembuatan Gafik Gafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau tepisah pada lemba gafik tesendii, namun masih beada pada file yang sama. Untuk membuat gafik pada Excel, bisa menggunakan icon chat wizad yang tedapat pada toolba. Adapun langkah-langkah yang dipelukan ialah: 1. Soot sel atau ange sel yang ingin dibuat gafik. 2. Klik inset, lalu pilih atau klik chat, maka akan tampil kotak dialog chat tipe.

60 Gamba 5.2 Tampilan Kotak Dialog Chat Type 3. Klik tipe gafik yang diinginkan dan klik next, maka kotak dialog chat souce data akan tampil. 4. Pada tampilan akan telihat ange data yang telah disoot dan klik adio button ows atau kolom yang diinginkan, klik next maka akan tampil kotak dialog chat options. 5. Pada chat options, ketik judul gafik. Setelah itu klik next, maka kotak dialog chat options akan tampil. 6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan gafik ini, kemudian klik finish. Maka gafik analisis data akan ditempatkan di lemba keja yang dipilih.

61 Gamba 5.3 Tampilan Gafik

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

SEJARAH BERDIRINYA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SEBELUM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA.

SEJARAH BERDIRINYA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SEBELUM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA. 1 SEJARAH BERDIRINYA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SEBELUM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA. SISTEM PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA ADALAH BERSIFAT MONARKHI. KEPALA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN 13 BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN 3.1 Keadaan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan terletak pada garis 58 35 0-2 07 33 Lintang Utara dan 98 42 50-99 34 16 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif?

Fiskal vs Moneter Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Fiskal vs Monete Kebijakan Mana Yang Lebih Effektif? Oleh : Pemeintah bau saja mengumumkan encana peubahan defisit PN 2009 dai 1,0% tehadap PD menjadi 2,5% tehadap PD. Pada kesempatan yang sama Pemeintah

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO " NOMOR: 2 TAHUN 2006 <'

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO  NOMOR: 2 TAHUN 2006 <' u 1--' PEMERNTAH KABUPATEN SDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SDOARJO " NOMOR: 2 TAHUN 2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA \ IPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKS...\NAAN KEGIATAN PENOATAAN KELUARGA 01 PROVINSI OJ~ERAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI MANUAL PROSEDUR MEKANISME PROSES PENGAJUAN JUDUL, PEMBIMBINGAN, PENDAFTARAN UJIAN, DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI STIE CANDA BHIRAWA KEDIRI 2012 STIE Canda Bhiawa Kedii SOP SKRIPSI Tanggal belaku Tanggal

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 643 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINCIAL PROJECT IMPLEMENTATION UNIT UNTUK PROGRAM SANITASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG I SALINAN I fp~@"~{5}f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 {, TENTANG PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN/PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1Pengertian pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 133 TAHUN 2015 TENTANG TIM PEMANTAUAN ORANG ASING, ORGANISASI MASYARAKAT ASING DAN TENAGA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GASAL XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GASAL XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD 1. KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GASAL XI TAHUN 2015-2016 SMA ISLAM AL AZHAR BSD Jenis sekolah : SMA/ XI IPA&IIS Jumlah : 40 buti Mata pelajaan : SEJARAH INDONESIA WAJIB Bentuk /tes : Pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1062TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 850 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 2011 s/d 2013 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN SIMPEDA PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA PERIODE 011 s/d 013 TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syaat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 542 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN I

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Nama file: G:\hibah PBR\PANDUAN hibah-rbl2012.doc (382 Kb) Dafta Isi Dafta

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG .,, ' [ SALINAN I fff~~~!jf~~..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KORIDOR CILEDUG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (Forcecasting) adalah suatu cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan data yang relatif lama (Sofyan Assauri,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015-2017 DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG 132407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMENMATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci