PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR"

Transkripsi

1 Volume No., September 07 PEMODELAN MATEMATIKA DALAM OPTIMALISASI PRODUK PENGOLAHAN SUSU SEGAR Ev Wdayant STKIP Bna Insan Mandr Surabaya, Jl. Raya Mengant Kramat No. Wyung-Surabaya emal: Abstrak : Tujuan yang ngn dcapa dalam penulsan artkel n adalah untuk menentukan model matematka beserta penyelesaannya dalam optmalsas suatu produks pada perusahaan Beta. Manfaat dar penulsan n adalah memberkan gambaran untuk pengamblan keputusan yang terbak dalam rangka optmalsas produks. Dasumskan bahwa bahan baku terseda setap harnya dan permntaan juga ada pada setap harnya. Selan tu perusahaan mendapatkan supla bahan baku berupa susu segar sebanyak.000 lter perhar dan mesn hanya akan memproduks bahan baku yang ada. Jad, jumlah produk susu olahan yang akan dhaslkan akan kurang dar.800 kg.dengan bantuan salah satu program komputer maka dperoleh solus yang terbak untuk tap produk yang dhaslkan agar dperoleh keuntungan yang maksmum adalah untuk produks mentega sebesar 777 kg; untuk produks yoghurt ( ) sebesar 7 kg; untuk krm susu ( ) sebesar 85 kg; dan untuk produks keju ( ) sebesar 0. Jka perusahaan tersebut ngn mendapatkan keuntungan yang maksmal, maka perusahaan tdak perlu memproduks keju karena hal tu akan mempengaruh jumlah produks yang lan. Selan tu harga jual keju yang hanya Rp ,00 per kg tdak sebandng dengan baya produks yang dkeluarkan untuk memproduks keju tu sendr. Kata Kunc: Pemodelan Matematka, Optmalsas PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu produk pangan hewan yang sangat dperlukan untuk kehdupan manusa selan dagng dan telur. Susu merupakan sumber proten hewan yang palng lengkap kandungan nutrsnya bahkan dalam batas-batas tertentu sangat dperlukan untuk menopang kehdupan pokok, aktvtas sehar-har maupun reproduks. Penngkatan kesejahteraan, pendapatan, dan penddkan masyarakat berdampak pula terhadap penngkatan permntaan susu dan produk olahannya. Adanya penngkatan permntaan susu mendorong pertumbuhan perusahaan yang dapat mengolah berbaga macam jens produk yang berbahan dasar susu. Perusahaan tersebut pada umumnya mengngnkan keuntungan dar hasl produksnya. Kenyataan d lapangan terdapat sebuah perusahaan yang memproduks beberapa jens barang dengan ntenstas yang sama. Permasalahan yang muncul adalah ada kelebhan produks untuk barang-barang tertentu sehngga keuntungan yang dperoleh kurang maksmal atau bahkan menmbulkan kerugan. Resko kerugan telah menjad bagan dar setap 55

2 Volume No., September 07 perusahaan dalam melakukan kegatan bsnsnya. Ketdakmampuan perusahaan dalam mengelolah resko akan mengganggu pencapaan tujuan-tujuan perusahaan yang telah dtetapkan. Oleh karena tu, perusahaan perlu melakukan analss untuk mendapatkan keputusan yang terbak. Perusahaan Beta adalah satu-satunya produsen susu d sebuah daerah dan juga pemlk pabrk yang memproduks susu ke berbaga bentuk. Susu dapat dkonsums bak secara langsung atau dproses dalam bentuk mentega, yoghurt, keju, dan krm. Perusahaan Beta sepert perusahaan lannya ngn memaksmalkan keuntungan. Masalah perusahaan adalah menentukan jumlah relatf dar berbaga produk kebutuhan untuk mencapa tujuan. Dar permasalahan d atas maka penuls tertark untuk menentukan model matematka beserta penyelesaannya untuk mencar jumlah relatf dar produk yang dhaslkan oleh perusahaan guna memaksmalkan keuntungan. Berdasarkan latar belakang yang telah durakan, maka dapat drumuskan masalahnya adalah bagamana model matematka beserta penyelesaannya dalam optmalsas suatu produks pada perusahaan Beta? Tujuan yang ngn dcapa antara lan untuk menentukan model matematka beserta penyelesaannya dalam optmalsas suatu produks pada perusahaan Beta. Manfaat dar penulsan n adalah memberkan gambaran untuk pengamblan keputusan yang terbak dalam rangka optmalsas produks. Dasumskan bahwa bahan baku terseda setap harnya dan permntaan juga ada pada setap harnya. Selan tu perusahaan mendapatkan supla bahan baku berupa susu segar sebanyak.000 lter perhar dan mesn hanya akan memproduks bahan baku yang ada. Jad, jumlah produk susu olahan yang akan dhaslkan akan kurang dar.800 kg. KAJIAN TEORI a. Program Lnear Program lnear merupakan suatu metode matematka yang dapat dgunakan untuk membantu dalam perencanaan dan pengamblan keputusan dalam penggunaan sumber daya yang terbatas d tengah-tengah aktvtas-aktvtas yang salng bersang melalu cara yang terbak (Harahap: 998). Ada pula yang menyebutkan program lnear sebaga suatu model umum yamg dapat dgunakan dalam pemecahan masalah pengalokasan sumber-sumber yang terbatas secara optmal. Sebutan lnear berart bahwa semua fungs matemats yang dsajkan dalam model harus dalam fungsfungs yang lnear. Pemrograman lner melput perencanaan aktvtas untuk mendapatkan hasl optmal, yatu sebuah hasl yang mencapa tujuan terbak (menurut 56

3 Volume No., September 07 model matematka) dantara semua kemungknan alternatf yang ada (Taplouw, 986). Dalam program lnear dkenal dua macam fungs yatu fungs tujuan (objectves functon) dan fungs-fungs batasan (constrant functons). Fungs tujuan adalah fungs yang menggambarkan tujuan atau sasaran d dalam permasalahan program lnear yang berkaatan dengan pengaturan secara optmal sumber daya-sumber daya untuk memperoleh keuntungan yang maksmal atau baya yang mnmal. Program lnear banyak dterapkan dalam masalah-masalah ekonom, ndustr, mlter, sosal dan lan-lan. Program lnear berkatan dengan penjelasan suatu kasus dalam duna nyata sebaga suatu model matematka yang terdr dar sebuah fungs tujuan lner dengan beberapa kendala lner. b. Permasalah Optmas Persoalan pemograman lner adalah : suatu persoalan untuk menentukan besarnya masng-masng nla varabel yang mengoptmaskan (maksmum atau mnmum) nla objek, dengan memperhatkan pembatasanpembatasan yang ada yatu yang dnyatakan dalam bentuk persamaanpersamaan atau pertdaksamaanpertdaksamaan lner (Mughroh, 0: 67) c. Formulas Permasalahan Urutan pertama dalam penyelesaan adalah mempelajar sstem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang dpertmbangakan dengan jelas. Penggambaran sstem dalam pernyataan n termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang membatas, alternatf keputusan yang mungkn (kegatan atau aktvtas), batasan waktu pengamblan keputusan, hubungan antara bagan yang dpelajar dan bagan lan dalam perusahaan, dan lan-lan. Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat pentng dalam formulas masalah. Untuk membentuk tujuan optmalsas, dperlukan dentfkas anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengamblan keputusan dan mendskuskan pemkran mereka tentang tujuan yang ngn dcapa. d. Tahapan Pembentukan Model Matematk Tahap berkutnya yang harus dlakukan setelah memaham permasalahan optmas adalah membuat model yang sesua untuk analss. Kasus dar bentuk certa dterjemahkan ke model matematk. Model matematk merupakan representas kuanttatf tujuan dan sumber daya yang 57

4 Volume No., September 07 membatas sebaga fungs varabel keputusan. Model matematka permasalahan optmal terdr dar dua bagan. Bagan pertama memodelkan tujuan optmas. Model matematk tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan dgunakan karena kta ngn mendapatkan solus optmum pada satu ttk. Fungs tujuan yang akan doptmalkan hanya satu. Bukan berart bahwa permasalahan optmas hanya dhadapkan pada satu tujuan. Tujuan dar suatu usaha bsa lebh dar satu. Tetap pada bagan n kta hanya akan tertark dengan permasalahan optmal dengan satu tujuan. Bagan kedua merupakan model matematk yang merepresentaskan sumber daya yang membatas. Fungs pembatas bsa berbentuk persamaan (=) atau pertdaksamaan ( atau ). Fungs pembatas dsebut juga sebaga konstran. Konstanta (bak sebaga koefsen maupun nla kanan) dalam fungs pembatas maupun pada tujuan dkatakan sebaga parameter model. Model matematka mempunya beberapa keuntungan dbandngakan pendeskrpsan permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang palng jelas adalah model matematk menggambarkan permasalahan secara lebh rngkas. Hal n cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebh mudah dpaham, dan membantu mengungkapkan relas sebab akbat pentng. Model matematk juga memfasltas yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan mempertmbangkan semua keterhubungannya secara smultan. Terakhr, model matematk membentuk jembatan ke penggunaan teknk matematk dan komputer kemampuan tngg untuk menganalss permasalahan. Dar penjelasan d atas dperoleh bahwa tahapan pembuatan model matemats untuk permasalahan program lnear adalah sebaga berkut: Identfkas Masalah : Masalah Maksmalsas (berkatan dengan Proft/Revenue) atau Masalah Mnmlsas (berkatan dengan dengan Cost/baya) Penentuan Varabel Masalah : a. Varabel Keputusan (Varabel yang menyebabkan tujuan maksmal atau mnmal) b. Fungs Tujuan ( Objectve Functon) Z maks. atau mn. c. Fungs Kendala ( Constrant Functon) Identfkas dan merumuskan fungs kendala yang ada. D ss lan, model matematk mempunya kelemahan. Tdak semua karakterstk sstem dapat dengan mudah dmodelkan menggunakan fungs matematk. Meskpun dapat dmodelkan dengan fungs matematk, kadang-kadang penyelesaannya sult 58

5 Volume No., September 07 dperoleh karena komplekstas fungs dan teknk yang dbutuhkan. Bentuk umum pemrograman lner adalah sebaga berkut : Fungs tujuan : Maksmumkan atau mnmumkan z = c x + c x c nx n Sumber daya yang membatas : a x + a x a nx n = / / b a x + a x + + a nx n = / / b a mx + a mx + + a mnx n = / / b m x, x,, x n 0 Smbol x, x,..., x n (x ) menunjukkan varabel keputusan. Jumlah varabel keputusan (x ) oleh karenanya tergantung dar jumlah kegatan atau aktvtas yang dlakukan untuk mencapa tujuan. Smbol c,c,...,c n merupakan kontrbus masngmasng varabel keputusan terhadap tujuan, dsebut juga koefsen fungs tujuan pada model matematknya. Smbol a,...,a n,...,a mn merupakan penggunaan per unt varabel keputusan akan sumber daya yang membatas, atau dsebut juga sebaga koefsen fungs kendala pada model matematknya. Smbol b,b,...,b m menunjukkan jumlah masng-masng sumber daya yang ada. Jumlah fungs kendala akan tergantung dar banyaknya sumber daya yang terbatas. Pertdaksamaan terakhr (x, x,, x n 0) menunjukkan batasan non negatf. Membuat model matematk dar suatu permasalahan bukan hanya menuntut kemampuan matematk tap juga menuntut sen permodelan. Menggunakan sen akan membuat permodelan lebh mudah dan menark. Kasus pemrograman lner sangat beragam. Dalam setap kasus, hal yang pentng adalah memaham setap kasus dan memaham konsep permodelannya. Meskpun fungs tujuan msalnya hanya mempunya kemungknan bentuk maksmsas atau mnmsas, keputusan untuk memlh salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bsa menjad batasan pada kasus yang lan. Harus hat-hat dalam menentukan tujuan, koefsen fungs tujuan, batasan dan koefsen pada fungs pembatas. d. Proses Pengolahan Susu Dar perkembangan teknolog pengolahan susu maka ddapatkan berbaga produk pangan yang berasal dar susu sap, antara lan yatu: ) Mentega dar susu adalah suatu masa dar susu hasl penumbukan (churrng) krm atau susu segar (whole mlk). ) Yoghurt adalah produk yang dperoleh dar susu yang telah dpasteursas kemudan dfermentas dengan bakter tertentu sampa dperoleh keasaman, bau 59

6 Volume No., September 07 dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lan yang dznkan. ) Keju adalah suatu substans yang dbentuk oleh koagulas atau penggumpalan susu hewan menyusu oleh rennet atau oleh semacam enzm proteoltk. ) Krm merupakan suatu produk makanan yang dbuat dar campuaran produk susu, bahan kerng tanpa lemak dtambah gula, bahan penyedap, bahan penstabl, kunng telur, dengan atau tanpa buah-buahan dan kacang-kacangan dengan kadar lemak mnmal 8%. e. Pembuatan Mentega Dar Susu Mentega adalah produk olahan susu yang bersfat plasts, dperoleh melalu proses pengocokan (Churnng) sejumlah krm. Mentega yang bak harus mengandung lemak mnmal 80%. Kadar ar maksmal 6%, kadar proten maksmal % dan MSNF (Mlk Solds-Non-Fat) tdak lebh dar %. Warna kunng pada mentega dsebabkan oleh zat warna β karoten dalam krm. Nla gz mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vtamn-vtamn yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vtamn A yang sangat bak dan merupakan makanan yang berenerg tngg (7-9 kalor/g), tdak mengandung laktosa dan mneral serta berproten rendah f. Pembuatan Yoghurt Dar Susu Yoghurt adalah produk yang dperoleh dar susu yang telah dpasteursas kemudan dfermentas dengan bakter tertentu sampa dperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lan yang dznkan. Persyaratan yoghurt menurut SNI ( 995) adalah dengan penampakan kental-sem padat, bau dan rasa yang normal serta memlk kandungan lemak maks.,8%, BKTL mn. 8,, Proten mn.,5, Abu mn.,0 dan Jumlah asam laktat 0,5-,0% (b/b). Yoghurt harus memlk kandungan lemak susu mnmal,0%, Bahan Kerng Tanpa Lemak (BKTL) mn. 8,% (b/b), sedangkan yoghurt dengan sebagan skm harus memlk kandungan lemak mn. 0,5% (b/b) dan yoghurt yang dbuat dengan susu skm harus memlk kandungan lemak maks. 0,5% (b/b) (Codex, 975). Bakter yogh urt, Lactobacllus delbrueck subsp. bulgarcus dan Streptococcus thermophlus atau beberapa bakter asam laktat lan sepert Leuconostoc messenterodes, Lactococcus lacts, Lactobacllus acdophlus, Bfdobactera dan speces lannya secara alam terdapat dalam susu atau sengaja dtambahkan sebaga kultur starter sebanyak -5%. Suhu fermentas optmum adalah - 5 C selama -6 jam, hngga dcapa ph, dan kadar asam terttras mencapa 0,9-,%. 60

7 Volume No., September 07 Cara pembuatan yoghurt : Susu murn dencerkan dengan ar hangat dpanaskan sampa menddh. Susu skm bubuk dtambah gula 6-8% dar susu segar daduk dengan rata, ddngnkan hngga mencapa 5 C. tambahkan bakter starter yoghurt dmasukkan ke dalam botol sterl atau gelas plastk, nkubas - jam pada suhu ruang yoghurt. g. Pembuatan Keju Dar Susu Prnsp pembuatan keju adalah fermentas asam laktat yang terdapat dalam susu. Proses pembuatan keju dawal dengan memanaskan/pasteursas susu, kecual pada jens keju tertentu sepert Emmentaler dar Swss yang menggunakan susu mentah. Kemudan zat pembantu penggumpalan (rennet, sejens enzm penggumpal yang basa terdapat dalam lambung sap dan/atau bakter yang dapat mengasamkan susu) dtambahkan. Setelah setengah sampa 5 jam, susu akan menggumpal sehngga terpsah menjad sebuah gumpalan besar (curd) dan bagan yang car (whey). Gumpalan n dpotong - potong menjad bagan-bagan yang sama besar, agar bagan yang car (whey) semakn banyak yang keluar. Semakn kecl potongan, semakn sedkt caran yang dkandung oleh keju nantnya, sehngga keju semakn keras. Potongan-potongan n kemudan daduk, dpanaskan, dan kadang dpress untuk menghlangkan lebh banyak lag caran. Setelah tu, bakal keju yang mash lunak tu dbubuh jamur dan dbentuk. Lalu doles atau drendam dalam ar garam untuk membunuh bakter merugkan yang mungkn terdapat d dalamnya. Ada juga jens keju yang drendam sebelum dber jamur.terakhr, bakal keju dmatangkan dalam konds tertentu. Semakn lama dmatangkan, keju akan semakn keras. Cara pembuatan keju : ) Crush / tablet Rennet dalam / cup ar dngn dan sshkan. ) Tempatkan saham baja stanless panc d atas kompor dan tuangkan dalam galon susu. Hdupkan kompor ke ap sedang. ) Taburkan sendok teh asam strat dalam susu dan aduk perlahan-lahan susu sampa suhu 88 derajat. ) Setelah mencapa 88 derajat, tambahkan campuran Rennet dan ar. Aduk perlahan dan kadangkadang sampa mencapa 05 derajat. Matkan ap. Anda harus melhat keju dan whey memsah. 5) Terbentuklah keju yang berbentuk padat. 6

8 Volume No., September 07 HASIL DAN PEMBAHASAN Susu dapat dkonsums bak secara langsung atau dproses dalam bentuk mentega, yoghurt, keju, dan krm. Perusahaan Beta adalah satu-satunya produsen susu d sebuah daerah dan juga pemlk pabrk yang memproduks susu ke berbaga bentuk. Perusahaan Beta sepert perusahaan lannya ngn memaksmalkan keuntungan. Masalah perusahaan adalah menentukan jumlah relatf dar berbaga produk kebutuhan untuk mencapa tujuan keuntungan maksmal. Kenyataan yang serng dhadap perusahaan adalah perusahaan memproduks produknya berdasarkan pembagan pors yang sama untuk bahan bakunya. Hal n kadang menyebabkan adanya ssa produks yang mempengaruh omset perusahaan. Dengan bahan baku susu murn yang dsupla langsung dar kelompok peternak, perusahaan memproduks mentega, yoghurt, keju, dan krm dengan ketersedaan bahan baku, baya produks, baya operasonal, kemampuan produks serta baya transportas ke dstrbutor. Ratarata dalam sehar perusahaan mendapat supla bahan baku susu segar sebanyak 000 lter dengan harga per lter Rp.000,00 dan dar bahan baku tersebut dolah menjad mentega, yoghurt, keju, dan krm dengan pors pembagan bahan baku yang sama untuk masng-masng produk yang ngn dhaslkan. Dalam sehar kemampuan produks mesn-mesn adalah menghaslkan 800 kg produk yang sap dpasarkan. Berkut akan dsajkan rncan baya produks dan baya operasonal dar masngmasng produk. a. Baya Produks Baya produks dar masng-masng jens olahan dapat dsajkan sebaga berkut :. Mentega Jens olahan yang pertama adalah mentega. Bahan baku utama mentega adalah susu segar, dan rncan bahan baku untuk pembuatan mentega adalah sebaga berkut : a. Susu murn b. Starter c. Garam d. Beta Karotn Dar 00 lter susu segar akan ddapatkan hasl produks 90 kg mentega. Bahan baku utama mentega adalah susu segar dan bahan baku pendukungnya yang telah dsebutkan sebelumnya. Dar 90 kg mentega yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 75% dan bahan tambahan 5%. Data baya produks dalam memproduks 90 kg mentega dar bahan utama susu segar sebanyak 00 lter adalah sebaga berkut : 6

9 Volume No., September 07 Tabel. Baya produks mentega Baya Produks Total Bahan utama Rp ,00 (susu) Bahan baku Rp ,00 lannya Bahan bakar Rp ,00 mnyak Lannya Rp ,00 Total Rp ,00. Yoghurt Yoghurt adalah salah satu hasl produks perusahaan beta dengan komposs sebaga berkut : a. Susu sap segar b. Bakter starter lactobacllus bulgarcus dan Streptococcus c. Flavour buatan d. Gula atau srup Dar 00 lter susu segar akan ddapatkan hasl produks 80 kg yogurt. Bahan baku utama yoghurt adalah susu segar dan bahan baku pendukungnya sepert yang telah dsebutkan sebelumnya. Dar 80 kg yogurt yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0%. Data baya produks dalam memproduks 80 kg yogurt dar bahan utama susu segar sebanyak 00 lter adalah sebaga berkut : Tabel. Baya Produks yogurt Baya Produks Total Bahan utama (susu) Rp ,00 Bahan baku lannya Rp ,00 Bahan bakar mnyak Rp ,00 Lannya Rp ,00 Total Rp ,00. Krm Susu Komposs krm yang dproduks perusahaan beta adalah : a. Susu sap segar b. Gula pasr c. Inuln d. Pengemuls nabat e. Garam f. Persa vanla g. Vtamn Dar 00 lter susu segar akan ddapatkan hasl produks 75 kg Krm. Bahan baku utama Krm adalah susu segar dan bahan baku pendukungnya adalah data butr b sampa g. Dar 75 kg Krm yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0%. Data baya produks dalam memproduks 75kg Krm dar bahan utama susu segar sebanyak 00 lter adalah sebaga berkut : Baya Produks Tabel. Baya Produks Total Bahan utama (susu) Rp ,00 Bahan baku lannya Rp ,00 Bahan bakar Rp ,00 mnyak Lannya Rp ,00 Total Rp ,00. Keju Komposs keju yang dproduks perusahaan beta adalah : a. Susu segar 6

10 Volume No., September 07 b. Ar c. Pengemuls d. Garam fosfat e. Padatan susu f. Mnyak nabat g. Pat nabat h. Garam. Pengatur keasaman j. Pengawet k. Pewarna alam Dar 00 lter susu segar akan ddapatkan hasl produks 80 kg keju. Bahan baku utama keju adalah susu segar dan bahan baku pendukungnya adalah data butr b sampa k. Dar 80 kg keju yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0%. Data baya produks dalam memproduks 80kg keju dar bahan utama susu segar sebanyak 00 lter adalah sebaga berkut : Tabel. Baya Produks keju Baya Produks Total Bahan utama (susu) Rp ,00 Bahan baku lannya Rp ,00 Bahan bakar mnyak Rp ,00 Lannya Rp ,00 Total Rp ,00 Berdasarkan data dar perusahaan, rata-rata perhar perusahaan mengeluarkan Rp untuk baya produks keempat jens produk. b. Baya Operasonal Komponen baya operasonal dalam kegatan produks melput :. Gaj karyawan. Lstrk dan ar. Pemelharaan mesn. Kemasan produk 5. Transportas 6. Lannya Komponen baya operasonal dalam produks tdak dhtung untuk masngmasng jens olahan. Hal n dkarenakan pemanfaatan komponen baya produks sepert penggunaan lstrk dan ar tdak dapat dtentukan dengan past berapa pengeluaran per har dalam memproduks masng-masng produk. Hal yang sama juga untuk transportas, yang mana pemanfaatannya dgunakan untuk semua hasl produks. Baya operasonal total untuk proses produks setap bulannya mencapa Rp ,00 dengan rncan sebaga berkut : No Tabel 5. Baya Operasonal Komponen Operason al Gaj karyawan Lstrk dan ar Pemelhara an mesn Kemasan produk Transportas Rata-rata Pengeluara n perbulan (Rp) Rata-rata Pengeluara n perhar (Rp)

11 Volume No., September Iklan Pajak Lannya Total Dasumskan bahwa bahan baku terseda setap harnya dan permntaan juga ada pada setap harnya maka untuk membantu memberkan pertmbangan dengan bak maka ada beberapa langkah yang dapat dtempuh yakn : a. Memsalkan varabel sesua data yang dmlk b. Membentuk model matematka sesua dengan model program lner c. Menyelesakan model d. Intepretas hasl Pemsalan Varabel Perusahaan ngn memaksmalkan keuntungan d setap harnya dmana banyaknya produks untuk masng-masng olahan dapat ddstrbuskan dan memberkan pemasukan bag perusahaan. Pemsalan varabelnya sebaga berkut : = banyaknya produk yang dhaslkan (= ) = banyaknya produks mentega yang dhaslkan = banyaknya produks yoghurt yang dhaslkan = banyaknya produks krm yang dhaslkan = banyaknya produks keju yang dhaslkan P = harga masng-masng produk yang dhaslkan P = harga mentega yang dhaslkan P = harga yoghurt yang dhaslkan P = harga krm susu yang dhaslkan P = harga keju yang dhaslkan D t = rata-rata total permntaan tap harnya a = rata-rata baya produks tap produk (= ) a = rata-rata baya produks mentega a = rata-rata baya produks yoghurt a = rata-rata baya produks krm susu a = rata-rata baya produks keju a t = rata-rata total baya produks tap harnya b = rata-rata baya operasonal tap produk (= ) b = rata-rata baya operasonal mentega b = rata-rata baya operasonal yoghurt b = rata-rata baya operasonal krm susu b = rata-rata baya operasonal keju b t = rata-rata total baya operasonal tap produk c = rata-rata baya bahan baku lan untuk tap produk (= ) c = rata-rata baya bahan baku lan untuk mentega c = rata-rata baya bahan baku lan untuk yoghurt c = rata-rata baya bahan baku lan untuk krm susu 65

12 Volume No., September 07 c = rata-rata baya bahan baku lan untuk keju c t = rata-rata total baya bahan baku lan setap harnya d = rata-rata banyaknya penggunaan bahan baku lan untuk tap produk (= ) d = rata-rata banyaknya penggunaan bahan baku lan untuk mentega d = rata-rata banyaknya penggunaan bahan baku lan untuk yoghurt d = rata-rata banyaknya penggunaan bahan baku lan untuk krm susu d = rata-rata banyaknya penggunaan bahan baku lan untuk keju d t = rata-rata total banyaknya penggunaan bahan baku lan setap harnya Model Program Lner Bentuk umum program lner terdr dar fungs yakn fungs tujuan dan fungs kendala atau syarat batas. Fungs Tujuan : Tujuan utama dar kegatan n adalah memaksmalkan keuntungan, sehngga yang dgnkan adalah dengan jumlah bahan baku yang ada dproduks jens olahan yang sesua permntaan dengan bobot harga tap jens olahan. Fungs tujuan : Maks Z = Fungs kendala : Fungs kendala rata-rata permntaan tap har. Banyak permntaan setap har tentulah tdak tetap maka dambl rata-rata permntaan tap har yang dmsalkan dengan D. Total ratarata permntaan setap harnya tdak akan lebh dar 800 kg, sesua ketersedaan bahan bakunya dan kemampuan produksnya sehngga model matematkanya adalah D D t atau 800 Fungs kendala rata-rata baya produks Dengan rata-rata produks untuk 00 lter susu adalah untuk mentega, Rp untuk yogurt, Rp untuk krm dan untuk keju. Untuk masng-masng 00 lter bahan baku dhaslkan 90 kg untuk mentega, 80 kg yogurt, 75 kg krm, dan 80 kg keju. Dengan demkan untuk setap kg mentega yang dhaslkan membutuhkan baya produks sebesar Rp.., setap kg yoghurt membutuhkan baya produks sebesar Rp..750, setap kg krm membutuhkan baya produks sebesar Rp. 5., dan setap kg keju membutuhkan baya produks sebesar Rp Total baya produks yang dkeluarkan setap harnya adalah Rp. 66

13 Volume No., September Baya produks tap kg yang dlambangkan a dapat dtuls a a t atau Fungs kendala rata-rata baya operasonal Baya operasonal tdak dhtung berdasarkanproduks masng-masng produk sehngga dasumskan keempat produk memlk baya operasonal yang sama. Total baya operasonal yang dkeluarkan setap harnya adalah Rp karena perusahaan memproduks setap produk berdasarkan pors bahan baku yang sama, dan hasl produks tdak boleh lebh dar 800 kg maka setap produknya per kg memerlukan baya operasonal sebesar Rp..00. Baya operasonal tap kg yang dlambangkan dengan b dapat dtuls : b b.00 t atau Fungs kendala rata-rata banyaknya bahan baku lan dgunakan Dar setap masng 00 lter susu dhaslkan 90 kg untuk mentega, 80 kg susu, 75 kg krm, dan 80 kg keju. Dar 90 kg mentega yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 75% dan bahan tambahan 5%. Dar 80 kg yogurt yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0%. Dar 75 kg Krm yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0% dan dar 80 kg keju yang dhaslkan, komposs pendukung terbesar adalah susu segar 80% dan bahan tambahan 0%. In berart untuk setap kg mentega yang dhaslkan dbutuhkan 0,5 kg bahan lan, kg yoghurt membutuhkan 0, kg, kg keju membutuhkan 0, kg bahan lan, dan kg krm membutuhkan 0, kg bahan lan. perusahaan menetapkan total kebutuhan bahan baku lan sebesar % dar total kapastas produks yang bsa dlakukan. Sehngga % dar total kapastas produks adalah 96 kg bahan tambahan tap harnya. Dengan demkan fungs kendala rata-rata banyaknya bahan baku lan yang dgunakan adalah c 0, c t 0, atau 0,5 96 0, Penyelesaan Model Model matematka yang dhaslkan adalah Z Pembatas ,5 0, 0, 0, 96 67

14 Volume No., September 07 0,, 0, 0 Penyelesaan model n menggunakan program QM (Marwan, 997: 50) Gambar. Penyelesaan Model Menggunakan program QM Intepretas hasl Dengan bantuan salah satu program komputer maka dperoleh solus yang terbak untuk tap produk yang dhaslkan 68

15 Volume No., September 07 agar dperoleh keuntungan yang maksmum adalah untuk produks mentega sebesar 777 kg; untuk produks yoghurt ( ) sebesar 7 kg; untuk krm susu ( ) sebesar 85 kg; dan untuk produks keju ( ) sebesar 0. Jka perusahaan tersebut ngn mendapatkan keuntungan yang maksmal, maka perusahaan tdak perlu memproduks keju karena hal tu akan mempengaruh jumlah produks yang lan. Selan tu harga jual keju yang hanya Rp ,00 per kg tdak sebandng dengan baya produks yang dkeluarkan untuk memproduks keju tu sendr. KESIMPULAN Kesmpulan yang dperoleh melput: a. Pemodelan matematka untuk permasalahan optmalsas produks pengolahan susu pada perusahaan Beta adalah : Fungs Tujuan Z b. Solus penyelesaan untuk permasalahannya adalah 777, 7, 85, Jka perusahaan mengngnkan keuntungan maksmal maka perusahaan harus memproduks mentega sebanyak 777 kg, yoghurt sebanyak 7 kg, krm sebanyak 85 kg dan keju tdak dproduks. DAFTAR PUSTAKA Harahap, 998. Ensklopeda Matematka. Jakarta: Ghala Indonesa. Marwan, 997. Mengenal Lnear Programmng dan Komputer. Yogyakarta : FE Unverstas Gadjah Mada Mughroh, 0. Program Lnear. Jamb : YPM Press Taplouw, Marten. Program Lnear. Jakarta: Depdkbud UT. 0 Fungs Pembatas ,5 0, 0, 0, 0,, 0,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA

MODEL OPTIMASI PERENCANAAN INVESTASI GALANGAN KAPAL DENGAN PENDEKATAN PROGRAMASI TUJUAN GANDA MAKARA, TEKOLOGI, VOL. 6, O. 3, DESEMBER 2002 MODEL OPTIMASI PERECAAA IVESTASI GALAGA KAPAL DEGA PEDEKATA PROGRAMASI TUJUA GADA Al Azhar Jurusan Teknk Perkapalan, Insttut Teknolog Adh Tama Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Optimasi Perencanaan Hasil Produksi dengan Aplikasi Fuzzy Linear Programming (FLP)

Optimasi Perencanaan Hasil Produksi dengan Aplikasi Fuzzy Linear Programming (FLP) Semnar Nasonal Waluyo Jatmko II FTI UPN Veteran Jawa Tmur Optmas Perencanaan Hasl Produks dengan Aplkas Fuzzy Lnear Programmng (FLP) Akhmad Fauz Jurusan Teknk Informatka UPNV Veteran Jawa Tmur Emal: masuz@upnatm.ac.d

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan energ Indonesa menngkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonom dan pertambahan penduduk. Namun sebaga komodtas energ utama, keberadaan cadangan mnyak bum saat n sudah

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci