ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN
|
|
- Adi Chandra
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS THE MAIN RAW MATERIALS) Idham Alamsyah Jurusan Sosal Ekonom Pertanan Fakultas Pertanan Unverstas Srwjaya Jl. Palembang-Prabumulh KM 32 Indralaya Ogan Ilr ABSTRACT The objectves of ths research are 1) to calculate the ncome of home ndustr kemplang Berkat, and 2) to calculate the cost prce, the break even pont, and the value added of raw materals of kemplangs produced The analyses show that the Berkat receved Rp ,88 per month ncome. The cost prce of each sardnes and kakap kemplangs are Rp 8.116,58 per kg and Rp ,85 per kg. There wll be break even pont when the sellng amount of sardnes and kakap kemplangs each are 573,70 kgs or Rp ,88 and 42,50 kgs or Rp ,35 per month. The addtonal value ganed by tapoca and sardnes from the processng of sardnes kemplang s Rp 583,60 per kg. Whle the addtonal value ganed by tapoca and kakap from the processng of kakap kemplangs s Rp 6.795,83 per kg. Key words: Home ndustry kemplang, Value added, and Income Pendahuluan Latar Belakang dan Masalah Salah satu agenda pembangunan Indonesa dalam rangka menngkatkan kesejahteraan rakyat adalah melalu pemberdayaan usaha mkro kecl menengah (UMKM). Pengembangan UMKM dharapkan dapat menyerap kesempatan kerja sekalgus menngkatkan pendapatan pelakunya (Pemerntah Republk Indonesa, 2005). Usaha ndustr kemplang dengan bahan baku utama sagu (tepung tapoka) dan kan bersekala rumah tangga merupakan usaha tradsonal yang banyak dlakukan masyarakat dan telah berkembang sejak lama d kota Palembang Sumatera Selatan. Usaha n sebagan dlakukan turun temurun meskpun dar sekala usaha sebagan menunjukkan kesan kurang berkembang dengan bak. Persoalannya adalah mengapa tu terjad. Apakah secara fnansal usaha n menguntungkan. Tujuan dan Kegunaan Peneltan n bertujuan untuk : 1. Menghtung pendapatan yang dperoleh dar usaha ndustr kemplang rumah tangga. 2. Menghtung harga pokok kemplang, ttk mpas (BEP), dan nla tambah bahan baku kemplang pada Usaha Kemplang 18
2 Hasl peneltan n dharapkan dapat memberkan kegunaan bag: 1. Pengrajn kemplang sebaga bahan pertmbangan dalam upaya pengembangan usahanya. 2. Pemerntah, sebaga bahan pertmbangan dalam menentukan kebjakan pengembangan ndustr kecl dan menengah. 3. Perpustakaan sebaga tambahan referens bag peneltan selanjutnya. Kerangka Pemkran Tnjauan Umum Kemplang salah satu makanan khas Sumatera Selatan yang dkenal luas hampr dseluruh Indonesa. Masyarakat Sumatera Selatan mengenal kemplang sebaga makanan kecl atau djadkan sebaga tambahan lauk pauk. Usaha ndustr kemplang memlk potens untuk dkembangkan, karena dapat menyerap tenaga kerja sehngga mengurang pengangguran. Kendala utama yang dhadap oleh pengusaha kemplang dewasa n adalah ketersedaan bahan baku kan yang musman dan harga untuk beberapa jens kan sepert gabus dan tenggr tdak terjangkau. Kendala lannya adalah kenakan harga bahan tambahan, dan cuaca yang kurang mendukung untuk proses produks. Usaha Kemplang Berkat salah satu ndustr kemplang d Kota Palembang, merupakan usaha rumah tangga yang telah berproduks kurang lebh selama 25 tahun. Produks usaha n berksar antara kg kemplang dalam satu kal proses produks. Jumlah tersebut akan nak secara drasts menjelang bulan Ramadhan dan Har Raya. Tetap produks tdak dlakukan setap har. Apabla persedaan kemplang tnggal sedkt, baru dlakukan lag proses produks. Padaa tahun 2005 usaha n mash menggunakan kan gabus dan kan tenggr sebaga bahan baku pembuatan kemplang. Tetap karena harga kedua kan tersebut tdak lag mampu djangkau maka saat n pemakaan bahan baku dalhkan ke kan kakap dan kan sarden. Ikan kakap dan kan sarden daku oleh pemlk usaha lebh terjangkau harganya. Sehngga kemplang yang dolah dar kan kakap dan kan sarden harganya juga dapat djangkau oleh konsumen. Batasan-batasan Batasan-batasan yang dgunakan dalam peneltan n adalah : 1. Baya total adalah seluruh baya yang dkeluarkan dalam produks kemplang, terdr atas baya tetap dan baya varabel (Rp/bulan). 2. Baya tetap adalah baya jumlahnya nlanya tdak tergantung pada jumlah produks kemplang. Terdr dar baya penyusutan peralatan, penyusutan bangunan, dan gaj penjaga toko (Rp/bulan). 3. Baya varabel adalah baya yang jumlah nlanya dpengaruh oleh jumlah produks kemplang, sepert baya bahan baku (kan sarden, kan kakap, dan tapoka), baya bahan penolong (mnyak goreng, garam halus, vetsn, telur ayam, gula, ar), baya tenaga kerja, baya bahan bakar (mnyak 19
3 tanah, gas elpj, brket batu bara) dan baya pemasaran (Rp/bulan). 4. Baya pemasaran adalah baya yang dkeluarkan dalam memasarkan kemplang sepert baya pengemasan, baya cetak label dan baya penympanan (Rp/bulan). 5. Kemplang yang dproduks adalah kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap bermerek dagang Cap Ikan Beldo yang telah dgoreng. Kemplang kan sarden dkemas dalam kemasan 0,2 kg sedangkan kemplang kan kakap dalam kemasan 0,5 kg. 6. Kemplang kan sarden adalah kemplang yang dbuat dar bahan baku kan sarden dan tepung tapoka dengan perbandngan 1 : 13,8. 7. Kemplang kan kakap adalah kemplang yang dbuat dar bahan baku kan kakap dan tepung tapoka dengan perbandngan 1 : Penermaan adalah total produks kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap yang dhaslkan dalam satu bulan dkalkan dengan harga jualnya masngmasng (Rp/bulan). 9. Pendapatan adalah penermaan dkurang dengan baya total produks kemplang (Rp/bulan). 10. Harga pokok kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap adalah total baya produksnya masng-masng dbag dengan jumah produksnya masngmasng. 11. Ttk mpas (BEP) adalah suatu konds dmana usaha dalam keadaan tdak untung dan tdak rug yang dnyatakan dalam satuan unt (kg) dan dalam satuan rupah. 12. Nla tambah adalah penngkatan nla dar pengolahan bahan baku kemplang (tepung tapoka, kan sarden, dan kan kakap) menjad kemplang; dperoleh dar selsh nla output dengan nla nput yang dhtung dalam Rp per kg bahan baku yang dpergunakan. 13. Nla output tap jens kemplang adalah hasl kal jumlah kemplang dengan harga kemplang dbag dengan jumlah bahan baku yang dpergunakan. 14. Nla nput tap jens kemplang adalah jumlah baya bahan (bahan baku dan bahan penolong) dan baya lannya (baya bahan bakar, baya pemasaran, baya penyusutan, dan baya tenaga kerja) dbag dengan jumlah bahan baku yang dpergunakan. Pelaksanaan Peneltan Peneltan dlaksanakan berdasarkan pen-dekatan sebaga berkut : Tempat dan Waktu Peneltan n dlaksanakan pada Usaha Kemplang Berkat mlk Hj. Nonck d Jl. Jend. A. Yan, No. 53 Rt 24, Kel. 14 Ulu Kec. Seberang Ulu II Palembang. Penentuan dlakukan secara sengaja (purposve) karena usaha n telah djalankan selama 25 tahun tetap tdak menunjukkan perkembangan kemajuan yang berart. Pengumpulan data dlakukan pada bulan Me Metode Peneltan Metode yang dgunakan pada peneltan n adalah metode stud kasus. Tujuannya 20
4 agar nformas fnansal yang dperlukan untuk keperluan analss tergal lebh detl. Metode Pengumpulan Data Data yang dkumpulkan adalah data prmer. Dperoleh melalu wawancara langsung dengan phak pengrajn, yatu mengena proses produks kemplang, baya produks, harga jual, dan lan-lan. Data tersebut adalah data bula Me Metode Analss Data Data yang dperoleh dhtung secara matemats, dsajkan dalam bentuk tabulas, kemudan danalss dan djelaskan secara deskrptf. Besarnya pendapatan, harga pokok, ttk mpas (BEP), dan nla tambah dapat dhtung dengan menggunakan rumusrumus berkut. 1. Pendapatan Perhtungan pendapatan menurut Husn dan Lfanth (1995) Pd = PNT BT PNT = Y. Hy BT = BTpT + BVT Keterangan: Pd = Pendapatan atau keuntungan (Rp/bulan) PNT = Penermaan Total (Rp/bulan) Y = Jumlah produk yang dhaslkan (kg) Hy = Harga produk BT = Baya Total (Rp/bulan) BTpT = Baya TetapTotal BVT = Baya Varabel Total 2. Harga Pokok HP = BT Y Keterangan: HP = Harga Pokok kemplang ke- BT = Baya Total produks kemplang ke- (Rp/bulan) Y = Jumlah produks kemplang ke- (kg/bulan) = 1 adalah kemplang kan sarden = 2 adalah kemplang kan kakap 3. BEP BTpT BEP = ( MK1x Pr op1) + ( MK 2x Pr op2) MK = HJ - BV Prop = Y Y 1 + Y 2 Pj = Prop x BEP mx BEP Pn = (Pj 1 x HJ 1 ) + (Pj 2 x HJ 2 ) Keterangan: BEP mx = break even pont, ttk kesembangan jumlah penjualan (kg/bln) BEP Pn = break even pont, ttk kesembangan penermaan BTpT = Baya Tetap Total MK = Marjn kontrbus kemplang ke- HJ = Harga jual kemplang ke- BV = Baya varabel kemplang ke- Prop = Propors penjualan yang drencanakan atas kemplang ke- Pj = Penjualan kemplang ke- pada saat BEP Y = Jumlah produks kemplang ke- (kg/bulan) = 1 adalah kemplang kan sarden 21
5 = 2 adalah kemplang kan kakap 4. Nla Tambah NT = NO NI NO = NI = Y x Hy JBB BB + BLan JBB dan BB = Baya bahan baku + Baya Penolong BLan = BBB + BP + BPny + BTK Keterangan: NT = Nla Tambah kemplang ke- NO = Nla Output kemplang ke- NI = Nla Input kan ke- Y Hy = Jumlah kemplang ke-(unt) = Harga kemplang ke-(rp/unt) JBB = Jumlah Bahan Baku ke- (kg) BB = Baya bahan kemplang ke- BBB = Baya bahan bakar kemplang ke- BP = Baya Pemasaran kemplang ke- BPny = Baya Penyusutan alat dan bangunan kemplang ke- BTK = Baya tenaga kerja kemplang ke- = 1 adalah kemplang kan sarden = 2 adalah kemplang kan kakap varabel yang dkeluarkan oleh Usaha Kemplang "Berkat dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1. Baya Produks Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 No. Baya Kemplang Uraan Kemplang Total Ikan Ikan Sarden Kakap 1. Baya , , ,78 Tetap 2. Baya Varabe , , ,3 4 l Baya Total , , ,1 2 Baya tetap yang dkeluarkan oleh Usaha Kemplang Berkat dalam proses pembuatan kemplang sebesar Rp ,78 per bulan. Baya tetap tersebut mencakup baya penyusutan bangunan dan peralatan, dan baya gaj karyawan toko. Baya varabel yang dkeluarkan untuk memproduks kemplang kan sarden dan kan kakap masng-masng sebesar Rp ,83 per bulan dan Rp ,51 per bulan. Baya varabel tersebut melput baya bahan baku utama dan bahan penolong, upah tenaga kerja, baya bahan bakar, dan baya pemasaran. Baya total adalah penjumlahan seluruh baya tetap, baya varabel kemplang kan sarden dan baya varabel kemplang kan kakap. Baya total yang telah dkeluarkan Hasl Dan Pembahasan Perhtungan Baya Produks, Penermaan dan Pendapatan Usaha Baya Produks Baya produks terdr dar baya tetap dan baya varabel. Baya tetap dan baya oleh Usaha Kemplang Berkat dalam bulan Me 2007 adalah Rp ,12 per bulan. Penermaan Penermaan merupakan hasl kal antara harga produk dengan jumlah produks. Besarnya jumlah penermaan dalam peneltan n dperoleh dar penjualan 22
6 kemplang yang terdr dar dua jens kemplang dalam satu bulan d Usaha Kemplang Berkat. Penermaan yang dperoleh Usaha Kemplang Berkat dapat dlhat pada Tabel 2. Tabel 2. Penermaan Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 Produk No. Uraan Kemplang Kemplan Ikan g Ikan Total Sarden Kakap 1. Jumlah penjualan (kg) 2. Harga Penerma an Penjualan kemplang bervaras tap harnya. Varas n dpengaruh oleh banyaknya permntaan. Penjualan kemplang kan sarden dpengaruh oleh permntaan pedagang pengecer yang mengambl kemplang untuk d jual kepada konsumen. Sedangkan penjualan kemplang kan kakap dpengaruh oleh permntaan konsumen yang datang ke toko untuk membel kemplang. Permntaan akan menngkat pada saat-saat tertentu, msalnya apabla ada konsumen yang akan mengadakan suatu acara. Usaha Kemplang Berkat melakukan pencatatan untuk penjualan kemplang kan sarden. Catatan tersebut sebaga acuan bag usaha dan pedagang pengecer dalam pembayaran. Lan halnya dengan penjualan kemplang kan kakap yang tdak tercatat dengan bak. Karena konsumen langsung membel kemplang kan kakap d toko Usaha Kemplang Berkat. Tdak ddapat data yang past untuk penjualan kemplang kan kakap. Penermaan total per bulan pada Usaha Kemplang Berkat dperoleh dengan menjumlahkan penermaan dar penjualan kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap. Penermaan total yang dapat dperoleh usaha tersebut adalah sebesar Rp ,00 per bulan. Pendapatan Pendapatan usaha merupakan selsh antara penermaan terhadap total baya yang dkeluarkan dalam proses produks. Apabla penermaan lebh besar darpada baya total maka dkatakan usaha memperoleh pendapatan. Sebalknya apabla total baya lebh besar dbandngkan penermaan maka usaha menderta kerugan. Pendapatan dar Usaha Kemplang Berkat dapat dlhat pada Tabel 3 sebaga berkut. Tabel 3. Baya dan Pendapatan Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 Produk Uraan Kemplang Ikan Sarden Kemplang Ikan Kakap Total Produks 1.350,00 100,00 (kg) Harga jual 8.500, ,00 Penermaa n , , ,0 0 (Rp/bulan) Baya Total , , ,1 2 (Rp/bulan) Pendapata , , ,88 n (Rp/bulan) R/C 1,05 1,44 1,09 Total pendapatan Usaha Kemplang Berkat berdasarkan Tabel 3 adalah Rp ,88 per bulan. 23
7 Nla R/C menunjukkan bahwa kemplang kan kakap memberkan keuntungan yang lebh besar darpada kemplang kan sarden. Nla R/C kemplang kan kakap adalah 1,44 artnya dar setap Rp 1,00 baya yang dkeluarkan akan dperoleh penermaan sebesar Rp 1,44. sedangkan nla R/C kemplang kan sarden adalah 1,05 artnya dar setap Rp 1,00 rupah baya yang dkeluarkan akan dperoleh penermaan Rp 1,05. Pendapatan kemplang kan sarden lebh besar Rp ,56 per bulan darpada pendapatan kemplang kan kakap. Padahal penjualan kemplang kan sarden lebh banyak darpada penjualan kemplang kan kakap. Artnya kemplang kan kakap lebh menguntungkan. Tetap volume penjualannya tdak banyak, yatu 100 kg per bulan. Volume penjualan tdak banyak dpengaruh oleh permntaan konsumen. Pendapatan total Usaha Kemplang Berkat relatf kecl yatu Rp ,88 dengan nla R/C 1,09. Usah n dpertahankan karena merupakan usaha turun temurun dan pengusahanya memlk sumber pendapatan lan. Analss Harga Pokok, Ttk Impas (BEP), dan Nla Tambah Harga Pokok Harga pokok merupakan baya yang dkeluarkan untuk memproduks tap unt produk; dapat dkatakan sebaga baya ratarata untuk tap unt yang dproduks. Perhtungan harga pokok pada peneltan n menggunakan metode pembagan. Harga pokok dperoleh dar jumlah total baya produks pada satu satuan waktu tertentu dbag jumlah produk yang dhaslkan pada satuan waktu yang sama. Harga pokok, harga jual dan keuntungan dar tap kemplang per kg pada Usaha Kemplang Berkat dapat dlhat pada Tabel 4 sebaga berkut. Tabel 4. Harga Pokok Kemplang pada Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 Produk No. Uraan Kemplang Ikan Sarden Kemplang Ikan Kakap 1. Baya Total , , Jumlah Produks 1.350,00 100,00 (kg/bln) 3. Harga Pokok 8.116, ,85 4. Harga Jual 8.500, ,00 5. Keuntunga n 383, ,15 Harga pokok kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap adalah Rp 8.116,58 per kg dan Rp ,85 per kg. Perhtungan harga pokok berdasarkan harga pokok proses menunjukkan bahwa harga pokok dar kedua jens kemplang mash berada dbawah harga jualnya yatu Rp 8.500,00 per kg untuk kemplang kan sarden dan Rp ,00 per kg untuk kemplang kan kakap. Artnya, Usaha n menguntungkan. Tetap keuntungan yang dapat dperoleh dar penjualan kemplang kan sarden lebh sedkt jka dbandngkan dengan kemplang kan kakap. Walau demkan, banyaknya jumlah penjualan kut menentukan jumlah keuntungan yang dapat dperoleh. 24
8 Ttk Impas (BEP) Break Even Pont merupakan suatu analss yang dgunakan untuk mengetahu pada saat kapan suatu usaha mengalam ttk mpas. Pada peneltan n dhtung BEP Mx kedua produk kemplang dar ss unt dan penermaan dalam satu bulan. Hasl perhtungan BEP dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5. BEP Mx kemplang Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 No. Uraan Nomnal 1. BTpT (Rp/bulan) ,78 2. BV saat BEP (Rp/bulan) ,46 3. BT saat BEP (Rp/bulan) ( ,24 2) 4. Produks Kemplang Sarden 1.350,00 (kg/bulan) 5. Produks Kemplang Kakap 100,00 (kg/bulan) 6. HJ Kemplang Sarden 8.500,00 7. HJ Kemplang Kakap ,00 8. Penjualan Kemplang Sarden 573,70 agar BEP (kg/bulan) 9. Penjualan Kemplang Kakap 42,50 agar BEP (kg/bulan) 10. BEP Mx dalam unt 616,20 (kg/bulan) (8 + 9) 11. Penermaan kemplang Sarden agar BEP (Rp/bulan) ,88 (6 x 9) 12. Penermaan kemplang Kakap agar BEP (Rp/bulan) (7 x 10) , BEP mx dalam Rupah ,24 (Rp/bulan) (11+12) 14. Laba/Rug (13-3) 0 sarden dan kemplang kan kakap menghaslkan penermaan masng-masng sebesar Rp ,88 per bulan dan Rp ,35 per bulan. Baya tetap total yang dkeluarkan sebesar Rp ,78 per bulan dan baya varabel total sebesar Rp ,46 per bulan. Tngkat penjualan kemplang kan sarden dan kemplang kan kakap masngmasng adalah 1350 kg dan 100 kg per bulan dengan penermaan masng-masng sebesar Rp ,00 dan Rp per bulan. In menunjukkan Usaha Kemplang Berkat berproduks pada poss yang menguntungkan, dmana tngkat penjualan per bulannya melebh ttk mpas. Nla Tambah Nla tambah merupakan penambahan nla suatu produk sebelum dolah, dengan setelah dolah per satuan. Dalam peneltan n nla tambah dhtung untuk mengetahu penambahan nla dar proses pengolahan bahan baku kan dan tapoka menjad kemplang. Nla tambah dketahu dengan melhat selsh antara nla output dan nla nput. Nla tambah dar pengolahan kemplang pada Usaha Kemplang Berkat dapat dlhat pada Tabel 6. Tabel 5 menunjukkan bahwa BEP dar ss unt terjad pada saat penjualan kemplang kan sarden sebanyak 573,70 kg per bulan dengan harga jual Rp 8.500,00 per kg, dan penjualan kemplang kan kakap sebanyak 42,50 kg per bulan dengan harga jual Rp ,00 per kg. BEP dar ss penermaan terjad pada saat penjualan kemplang kan 25
9 Tabel 6. Nla Tambah Tepung Tapoka, Ikan Sarden dan Ikan Kakap Setelah Dolah Menjad Kemplang pada Usaha Kemplang Berkat, Me 2007 Produk No. Uraan Kemplang Ikan Sarden Kemplan g Ikan Kakap Nla Output , ,93 7 Nla Input , ,32 4 Nla Tambah (1-2) 583, ,83 Nla output per kg bahan baku yang dgunakan, dperoleh dengan mengalkan harga jual dengan jumlah kemplang yang dproduks, lalu dbag dengan jumlah bahan baku yang dgunakan. Harga jual kemplang kan sarden sebesar Rp per kg dengan jumlah produks sebesar kg per bulan. Sedangkan harga jual kemplang kan kakap sebesar Rp per kg dengan jumlah produks sebesar 100 kg per bulan. Jumlah kan sarden dan tapoka yang dgunakan dalam proses pembuatan kemplang kan sarden masng-masng sebesar 81 kg dan kg per bulan. Sedangkan jumlah kan kakap dan tapoka yang dgunakan dalam proses pembuatan kemplang kan kakap masng-masng sebesar 10 kg dan 60 kg per bulan. Nla nput adalah jumlah baya yang melput baya bahan baku dan bahan penolong (mnyak goreng, garam halus, vetsn, telur ayam, gula, ar) dtambah dengan baya nput lan yatu baya bahan bakar, baya pemasaran, baya tenaga kerja dan baya penyusutan alat per kg bahan baku yang dgunakan. Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tap-tap kemplang menghaslkan nla tambah yang postf. Nla tambah kemplang kan sarden sebesar Rp 583,60 per kg, dan nla tambah kemplang kan kakap sebesar Rp 6.795,83 per kg. Kemplang kan kakap menghaslkan nla tambah yang lebh besar dbandngkan dengan kemplang kan sarden. Tnggnya nla tambah pada kemplang kan kakap tersebut karena dar pengolahan 1 kg campuran tepung tapoka dan kan kakap dperoleh 1,43 kg kemplang kan kakap. Dengan harga kemplang kan kakap yang tngg yatu Rp ,00 per kg menyebabkan nla outputnya pun tngg yatu Rp ,57 per kg. Sedangkan rendahnya nla tambah kemplang kan sarden karena dar pengolahan 1 kg campuran tepung tapoka dan kan sarden dperoleh 1,12 kg kemplang kan sarden. Dengan harga kemplang kan sarden yang rendah yatu Rp 8.500,00 per kg menyebabkan nla output yang dhaslkan pun rendah yatu Rp 9.514,93 per kg. Walaupun nla nput kemplang kan kakap lebh besar darpada nla nput kemplang kan sarden, tetap nla outputnya jauh lebh besar. Sehngga nla tambah kemplang kan kakap pun lebh besar darpada nla tambah kemplang kan sarden. 26
10 Kesmpulan Kesmpulan dar hasl peneltan n adalah: 1. Pendapatan usaha Kemplang Berkat sebesar Rp , 88 per bulan. 2. Harga pokok kemplang kan sarden Rp 8.116,58 per kg, kemplang kan kakap Rp ,85 per kg. 3. BEP mx dcapa ketka penjualan kemplang kan sarden sebanyak 573,70 kg atau senla Rp ,88 per bulan dan penjualan kemplang kan kakap sebanyak 42,50 kg atau senla Rp ,35 per bulan. 4. Nla tambah kemplang kan sarden sebesar Rp 583,60 per kg dan kemplang kan kakap sebesar Rp 6.795,83 per kg. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, I., S. A. Wnarno, M. M. Hakm Analss Fnansal dan Strateg Pemasaran Pada Usaha Kemplang Berkat D Kecamatan Seberang Ulu II Palembang. Jurnal Agrbsns dan Industr Pertanan. Volume 5 Eds 1 Jun Program Pascasarjana Unverstas Srwjaya. Palembang Husn, L dan Lfanth Ekonom Produks Pertanan. Fakultas Pertanan Unverstas Srwjaya. Indralaya. Dktat Kulah (Tdak Dpublkaskan). Pemerntah Republk Indonesa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasonal Snar Grafka. Jakarta. 27
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciNama : Crishadi Juliantoro NPM :
ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciModel Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah
Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)
PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat
BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciUKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA
UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan
Lebih terperinciHubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya
Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan
Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciPERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM
PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Distribusi Beras, Permintaan, Pendapatan, R/C ratio
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENDAPATAN USAHA DISTRIBUSI BERAS TANGSE CAP DUA MAWAR DI MATANGGLUMPANGDUA KABUPATEN BIREUEN (Stud Kasus UD. Langkah Baru Kota Bakt Kabupaten Pde) T.M. Nur 1), M. Zubr 2), dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciApabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.
ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciBAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa
BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )
APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang
Lebih terperinciPeramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting
Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciTHE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE
THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uj Normaltas Llefors D dalam pengendalan persedaan, perumusan lmu statstk dgunakan untuk menentukan pola dstrbus, dmana pola dstrbus tersebut dapat dhtung dengan menguj kenormalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinci