PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan energ Indonesa menngkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonom dan pertambahan penduduk. Namun sebaga komodtas energ utama, keberadaan cadangan mnyak bum saat n sudah semakn menps. Sedangkan jka dlhat dar struktur konsums energ prmer, peranan mnyak bum sendr bag perekonoman Indonesa sampa Tahun 003 tercatat proporsnya mash sebesar 54,4% (DESDM 005a). Pengguna atau konsumen seluruh energ yang ada terbag menjad lma sektor yatu sektor rumah tangga, komersal, ndustr, transportas dan sektor lannya (konsums nonenerg). Pada sektor rumah tangga, jens energ fnal yang dgunakannya adalah lstrk, BBM, LPG, brket batubara, arang, gas kota, dan kayu bakar. Dmana energ tersebut akan dgunakan untuk memasak, penerangan, ataupun untuk peralatan elektronk. Produk BBM yang palng banyak dgunakan oleh rumah tangga adalah mnyak tanah.pada Tahun 005 konsums mnyak tanah pada rumah tangga mencapa 18% dar total konsums energ fnal. Dengan konsums mnyak tanah yang terus menngkat tetap cadangan mnyak bum yang semakn menps merupakan suatu tantangan bag pemerntah untuk melakukan novas. Dan menurut DESDM (006b) tanpa adanya novas, eksploras ataupun penemuan cadangan mnyak baru, secara otomats persedaan mnyak d Indonesa hanya dapat d eksplotas sampa sektar 18 tahun ke depan. Hal n dapat dlhat pada Tabel 1, dmana dketahu mnyak bum akan habs 18 tahun ke depan. Kemudan Gas bum akan habs 61 tahun mendatang. Sedangkan Batubara dengan tngkat produks 130 juta ton per tahun akan habs 147 tahun lag. Tabel 1 Potens Energ Nasonal 004 Jens Energ Fosl Mnyak Gas Batubara Sumber Daya 86,9 mlar barel 384,7 TSCF 57 mlar ton Cadangan (Proven+Possble) 9 mlar barel 18 TSCF 19,3 mlar ton Produks (per Tahun) 500 juta barel 3,0 TSCF 130 juta ton Raso Cad/Prod (Tanpa Eksploras) Tahun Dengan melhat potens ketersedaan gas bum dan batubara yang mash besar, maka sangatlah tepat jka LPG, lstrk, brket batu bara, dan gas kota lebh doptmalkan lag. Sehngga ke empat energ dapat dgunakan sebaga energ alternatf dar mnyak tanah. Dkarenakan kurang lebh 85,8% konsums mnyak tanah dalam rumah tangga dgunakan untuk memasak maka pengoptmalan penggunaan energ untuk kebutuhan memasak pada sektor rumah tangga sangat dperlukan. Untuk tu dperlukan suatu teknk optmas agar ddapat komposs penggunaan energ yang optmum. Teknk optmas sendr sudah banyak dgunakan untuk menyelesakan persoalan yang kompleks d berbaga bdang-bdang terapan. Lnear Programmng(LP) adalah salah satu teknk optmas yang berkembang pesat setelah G.Dantzg pada Tahun 1947 memperkenalkan metode smpleks sebaga metode penyelesaannya. LP merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyelesakan permasalahan alokas sumberdaya secara efsen (Sugyono 006). Oleh karena tu, metode Lnear Programmng (LP) merupakan solus yang tepat untuk optmas penggunaan energ pada peneltan n. Sebab menurut Sugyono (006), LP mudah daplkaskan untuk menyelesakan persoalan yang kompleks dan hasl optmas dapat merepresentaskan baya penyedaan kebutuhan energ yang optmal. Tujuan Tujuan dar peneltan n adalah memperoleh komposs optmum penggunaan energ untuk kebutuhan memasak pada sektor rumah tangga. Dmana penggunaan energ yang optmal adalah penggunaan yang memlk baya total penggunaan energ palng mnmum. TINJAUAN PUSTAKA Energ Energ merupakan salah satu sumber daya alam yang dgunakan sebaga nput produks untuk menghaslkan barang dan jasa (DESDM 006a). Adapun stlah lannya mengena energ adalah sebaga berkut: Energ Prmer Energ prmer adalah bentuk energ asl yang dperoleh dar penambangan, bendungan, atau pemanfaatan energ terbarukan (DESDM 006a). Energ n yang belum mengalam 1

2 konvers atau proses transformas sehngga energ n mash belum dapat dgunakan oleh konsumen. Energ Fnal Energ Fnal adalah energ yang dsupla dan terseda bag konsumen untuk dubah menjad energ yang bermanfaat (DESDM 004). Energ Useful Energ Useful adalah energ yang benarbenar dmanfaatkan oleh konsumen atau pengguna. Energ n merupakan energ fnal yang telah dubah dengan suatu teknolog pengguna akhr sepert alat memasak, lampu, peralatan elektronk, ketel uap, dan lan-lan. Oleh karena tu, Energ Useful melbatkan efsens dar alat teknolog pengguna akhr yang dapat d rumuskan : Energ Useful = Energ Fnal x Efsens Alat Adapun efsens teknolog pengguna akhr untuk memasak pada rumah tangga adalah : Tabel Efsens Alat Memasak Sektor Kebutuhan Jens Energ Energ/Jens Peralatan Rumah Tangga : Bomasa(Kayu Kompor Bakar) Brket Mnyak Tanah LPG Gas Lstrk Sumber: Input MOPE (DESDM 005b) Energ untuk Memasak Jens energ fnal yang dgunakan untuk memasak pada rumah tangga antara lan adalah mnyak tanah, LPG, brket batubara, lstrk, gas kota, dan kayu bakar. Sedangkan peralatan teknolog pada rumah tangga untuk memasak dengan energ tersebut antara lan yatu kompor mnyak, kompor LPG, kompor brket, kompor lstrk, kompor gas, dan kompor (tungku) kayu bakar. Rumah Tangga Rumah tangga adalah kelompok konsumen energ yang akan menggunakan energnya untuk memasak, penerangan, dan peralatan rumah tangga tetap tdak termasuk untuk kendaraan prbad (DESDM 006a). Setara Barel Mnyak (SBM) Efsens 1,5% 5,0% 40,0% 6,0% 60,0% 65,0% Setara Barel Mnyak (SBM) adalah kesetaraan kalor dengan barel dar mnyak mentah (DESDM 006a). Dan berkut konvers satuan unt asl dar setap energ menjad SBM (DESDM 006a): Tabel 3 Faktor Konvers Energ ke SBM ENERGI KONVERSI Unt Asl Pengal ke SBM MINYAK TANAH 1 KL 5,974 LPG 1 TON 8,546 LISTRIK 1 Mwh 0,6130 BRIKET BATUBARA 1 TON 3,5638 GAS KOTA 1 M3 0,0063 KAYU BAKAR 1 TON,979 Baya Penggunaan Energ Baya penggunaan energ adalah baya yang dkeluarkan pengguna untuk mendapat energ yang dbutuhkannya, terdr dar baya untuk membel energ dan peralatan teknolog pengguna akhr termasuk dengan baya perawatan alat tersebut. Baya penggunaan energ dapat drumuskan sebaga berkut : C = P + CT maka : E C = E (P + CT ) dengan P = PP + T dan CT = I + OM dmana : C : Baya Penggunaan Energ Z=ΣE C : Total Baya Penggunaan Energ E : Jumlah Penggunaan Energ- I : Banyak Penggunaan Energ- P : Harga Eceran Konsumen Energ PP : Harga Jual dar Produsen Energ- T : Baya Transportas dan Dstrbus Energ- hngga Energ sampa ke Pengguna (sepert baya truk mnyak, keuntungan pedagang) CT : Baya Teknolog Pengguna Akhr Energ- I : Baya Investas Teknolog Pengguna Akhr Energ- (Msalnya jka untuk memasak adalah baya untuk membel alat memasak dan nvestas awal untuk menggunakan energ tersebut sepert pemasangan baru lstrk, pemasangan ppa gas kota, ataupun pembelan tabung gas). OM : Baya Operas dan Perawatan Teknolog Pengguna Akhr Energ- (Yatu baya yang dkeluarkan untuk operas dan perawatan ketka menggunakan kompor tersebut) Catatan : Semua baya d konverskan dalam satuan yang sama yatu Rp/SBM

3 Lnear Programmng Lnear Programmng (LP) merupakan suatu teknk perencanaan yang bersfat analts dengan memaka model matematka, dengan tujuan menemukan beberapa kombnas alternatf pemecahan masalah. Kemudan d plh mana yang terbak dantaranya dalam rangka menyusun strateg dan langkah-langkah kebjakan lebh lanjut tentang lokas sumberdaya dan dana yang terbatas guna mencapa tujuan atau sasaran yang dngnkan secara optmal (Nasend & Anwar 1985). Menurut Nasend dan Anwar (1985), sstematka dar analss dalam proses pengamblan keputusan dalam LP pada dasarnya mempunya lma tahapan sebaga berkut : 1. Identfkas Persoalan a. Penentuan dan perumusan tujuan b. Identfkas peubah yang dpaka c. Kumpulan data tentang kendalakendala yang menjad fungs kendala terhadap peubah-peubah dalam fungs tujuan.. Penyusunan Model a. Pemlhan Model yang cocok dan sesua dengan permasalahannya b. Perumusan segala macam faktor yang terkat d dalam model c. Penentuan peubah-peubah beserta katan-katannya satu sama lannya d. Penetapan fungs tujuan dan kendalakendalanya dengan nla-nla dan parameter yang jelas. 3. Analss Model a. Analss terhadap model yang telah dsusun dan dplh b. Pemlhan hasl-hasl analss yang terbak (optmal) c. Uj kepekaan dan analss postoptmal (pasca optmas) terhadap hasl-hasl analss model tersebut. 4. Pengesahan Model Analss pengesahan model menyangkut penlaan terhadap model tersebut dengan cara mencocokkannya dengan keadaan dan data nyata, juga dalam rangka menguj dan mengesahkan asums-asums yang membentuk model secara struktural (yatu peubahnya, hubungan-hubungan fungsonalnya, dan lan-lan). 5. Implementas Hasl Hasl-hasl yang dperoleh merupakan hasl-hasl analss yang dapat dpaka dalam perumusan strateg-strateg,targettarget, dan langkah-langkah kebjakan guna dsajkan kepada pengambl keputusan dalam bentuk alternatfalternatf plhan. Model Dasar LP Model dasar atau model baku LP dapat drumuskan sebaga berkut (Nasend & Anwar 1985): Optmumkan fungs tujuan (maksmumkan atau mnmumkan) : n Z = C X, untuk j = 1,,...,n j j 1 j= dengan fungs kendala : n a X atau b, j j= 1 j untuk = 1,,...,m dan X j 0 Keterangan : C j : Parameter yang djadkan krtera optmas, koefsen peubah pengamblan keputusan dalam fungs tujuan X j : Peubah pengamblan keputusan atau kegatan (yang ngn dcar, yang tdak dketahu) a j : Koefsen teknolog peubah pengamblan keputusan (kegatan yang bersangkutan) dalam kendala ke- b : Sumber daya yang terbatas, yang membatas kegatan atau usaha yang bersangkutan, dsebut pula konstanta, atau nla sebelah kanan (RHS) dar kendala ke- Z : Nla Skalar krtera pengamblan keputusan, suatu fungs tujuan Asums-Asums Dasar Lnear Programmng Beberapa asums dasar yang harus dpenuh LP menurut Nasend dan Anwar (1985) adalah: (1) Lneartas Perbandngan antara nput yang satu dengan nput lannya, atau untuk suatu nput dengan output besarnya tetap dan terlepas (tdak tergantung) pada tngkat produks. () Proporsonaltas Peubah pengamblan keputusan, X j, berubah dalam propors yang sama terhadap fungs tujuan, C j X j, dan juga pada kendalanya, a j X j. (3) Addtvtas Nla parameter suatu krtera optmas (koefsen peubah pengamblan keputusan dalam fungs tujuan) merupakan jumlah dar nla ndvdu-ndvdu C j dalam model LP tersebut. (4) Dvsbltas Peubah-peubah pengamblan keputusan X j jka dperlukan dapat dbag ke dalam 3

4 pecahan-pecahan, yatu nla-nla X j tdak perlu nteger tap boleh non nteger. (5) Determnstk Semua parameter dalam model LP tetap dan dketahu atau dtentukan secara past. Metode Smpleks Metode (algortma) smpleks adalah metode aljabar untuk menyelesakan permasalahan LP (Render et al. 003). Metode n merupakan prosedur perhtungan yang berulang (teratf) dmana setap teras berkatan dengan 1 pemecahan dasar (Taha 1996). Secara gars besar langkah-langkah algortma smpleks pada LP dapat dlhat pada Lampran 15. Namun untuk langkah-langkah yang lebh rnc adalah sebaga berkut : Algortma Smpleks Untuk Kasus Maksmas (Render et al. 003): 1. Formulaskan masalah LP dalam fungs obyektf dan kendalanya.. Tambahkan varabel slack untuk setap kendala kurang atau sama dengan ( ) dan juga pada fungs oyektfnya. 3. Buat nsal tabel smpleks dengan varabel slack pada bass dan varabel keputusan yang datur untuk sama dengan nol. Htung nla Z j dan C j -Z j untuk tabel n. 4. Lakukan 5 tahapan n sampa solus optmal tercapa : 1. Plh varabel dengan nla C j -Z j postf terbesar untuk memasuk solus. In merupakan pvot column.. Tentukan komposs varabel solus untuk dgantkan dan pvot row dplh dar bars yang memlk nla raso dar quantty dengan tngkat substtus pvot column terkecl (non negatf). Bars n merupakan pvot row. 3. Htung nla baru untuk pvot row 4. Htung nla baru untuk bars lannya 5. Htung nla Z j dan C j -Z j untuk tabel n. Jka terdapat C j -Z j nlanya lebh dar nol, maka kembal ke tahap (a). Jka tdak ada, maka solus optmal sudah tercapa. Algortma Smpleks Untuk Kasus Mnmas (Render et al. 003): 1. Formulaskan masalah LP dalam fungs obyektf dan kendalanya.. Tambahkan varabel slack untuk setap kendala kurang atau sama dengan ( ), varabel artfcal pada setap kendala, dan surplus dan varabel artfcal pada setap kendala lebh atau sama dengan. Kemudan tambahkan varabel tersebut pada fungs oyektfnya. 3. Lakukan langkah 3 4(e) sepert pada kasus maksmas. Hanya saja 4(e) akan optmal ketka tdak terdapat lag nla C j - Z j kurang dar nol. Jka terdapat C j -Z j kurang dar nol maka kembal tahap 4(a). Analss Senstvtas Analss senstvtas adalah suatu analss untuk mengetahu bagamana senstfnya nla solus optmum terhadap asums model dan perubahan data. Analss n juga serng dsebut dengan analss pasca-optmas (Render et al. 003). Analss senstvtas terdr dar analss senstvtas koefsen fungs tujuan dan analss senstvtas parameter nla ruas kanan kendala atau rght-hand sde (RHS). Analss senstvtas koefsen fungs tujuan memberkan nformas sampa sejauh mana koefsen fungs tujuan boleh berubah tanpa harus mempengaruh nla solus optmum. Sedangkan analss senstvtas RHS memberkan nformas mengena sampa sejauh mana RHS suatu kendala boleh berubah tanpa harus mengubah dual prce-nya. Dual prce atau dapat dsebut juga dengan shadow prce adalah penngkatan nla fungs tujuan yang dhaslkan dar setap penngkatan satu unt RHS fungs kendala (Render et al. 003). Varabel slack atau surplus mereprensentaskan kelebhan atau kekurangan penggunaan dar sumberdaya yang terseda. Reduced cost menyatakan jumlah penyesuaan yang harus dlakukan terhadap fungs tujuan yang bersangkutan agar varabel tersebut menguntungkan (Taha 1996). Analss Regres Lner Sederhana Persamaan regres lner sederhana menurut Matjk dan Sumertajaya (00) adalah persamaan regres yang menggambarkan hubungan, antara satu peubah bebas (X, ndependent varable) dan satu peubah tak bebas (Y, dependent varable), dmana hubungan keduanya dapat dgambarkan sebaga satu gars lurus. Adapun hubungan antara kedua peubah tersebut dtulskan dalam bentuk persamaan : Y=β 0 +β 1 X 1 +ε dmana : Y = Peubah tak bebas, X = Peubah bebas, β 0 = Intersep, β 1 = Kemrngan Dengan asums yang mendasar model : () ε menyebar salng bebas mengkut sebaran Normal (0,σ ) () ε memlk ragam homogen () ε bebas terhadap peubah X 4

5 Analss Ragam Analss ragam bertujuan untuk menguj pengaruh peubah bebas terhadap peubah tak bebas secara smultan dengan menggunakan uj F. Adapun penguraan komponen ragam dar regres lner berganda sebaga berkut : Tabel 4 Struktur analss ragam dar regres lner sederhana Sumber Derajat Keragaman Bebas Jumlah Kuadrat (JK) Regres 1 (n-1)b S x Kuadrat Tengah (KT) F- htung JKR KTR KTR = 1 KTG JKG Galat n- (n-1)(s y -bs KTG = x ) (n - ) Total n-1 (n-1)s y Bentuk hpotess yang duj dar analss ragam datas adalah : H 0 : β 1 = 0 H 1 : β 1 0 Hpotess nol dtolak jka nla F htung > F α,(1,(n-)) atau nla-p < α. Maka jka hpotess nol d tolak berart peubah bebas yang dlbatkan dalam model regres lner berganda tersebut berpengaruh langsung terhadap peubah tak bebas. Pengujan Hpotess Parameter Regres Ujan hpotess parameter regres bertujuan untuk melhat pengaruh bebas secara parsal yang dapat duj dengan t-student. Bentuk hpotess parsalnya : H 0 : β 1 = 0 H 1 : β 1 0 Statstk ujnya dapat drumuskan : βˆ k t = S βˆ Hpotess nol akan dtolak bla t (n-) > t-tabel (n-) atau nla-p < α yang menunjukkan bahwa peubah bebas memlk pengaruh terhadap peubah tak bebasnya pada taraf α. Keterandalan Model Keterandalan model yang dperoleh dapat dlhat dar kemampuan model menerangkan keragaman nla peubah Y. Ukuran n serng dsebut dengan koefsen determnas (R ). Dmana semakn besar R berart model semakn mampu menerangkan perlaku peubah Y. BAHAN DAN METODE Bahan Secara umum data dperoleh dar Handbook Statstk Ekonom Energ Indonesa 006, Pusat Data dan Informas Departemen Energ dan Sumber Daya Mneral. Sedangkan data-data pendukung lannya ddapat dar asums-asums yatu sebaga berkut : Asums Dasar Data Produks untuk memasak pada rumah tangga Produks energ yang terseda untuk memasak rumah tangga Tahun 005 ddapat dar besar produks domestknya dkurang oleh konsums non rumah tangga dan konsums rumah tangga non memasak. Sebab dasumskan penggunaan sektor non rumah tangga dan non memasak pada rumah tangga sudah optmal. Propors Penggunaan untuk Memasak Berdasarkan kajan Structure of Fnal Energy Demand n Household Sector dalam Comprehensve Assessment of Dfferent Energy Sources for Electructy Generaton n Indonesa 00, dperoleh propors penggunaan mnyak tanah pada rumah tangga untuk memasak adalah sebesar 85,8% dar total penggunaan mnyak tanah pada rumah tangga. Dan propors penggunaan lstrk untuk memasak adalah sebesar 4,1% dar total penggunaan lstrk pada rumah tangga. Perhtungan n dapat dlhat pada Lampran 6. Propors n d asumskan tetap untuk tahun-tahun berkutnya. Rata-rata penggunaan energ setap rumah tangga per bulan Dar kajan tersebut juga dperoleh kebutuhan penggunaan energ setap rumah tangga per bulan yang dapat dlhat pada Lampran 6. Dan penggunaan energ untuk memasak setap rumah tangga per bulan n d asumskan tetap untuk tahuntahun berkutnya. Sedangkan penggunaan energ rumah tangga untuk perhtungan baya penggunaan energ terdapat pada Lampran 1b. In merupakan hasl pembulatan dar rata-rata penggunaan energ setap rumah tangga per bulan pada Lampran 6. Baya dstrbus dan transportas Baya dstrbus dan transportas energ mula dar produsen sampa ke pengguna, dasumskan 0% dar harga jual produsen. Sedangkan untuk mpor mnyak tanah dan LPG, bayanya menyesuakan dengan baya untuk MT atau LPG dalam neger. Baya operas dan perawatan (OM) Baya operas dan perawatan alat memasak dalam satu tahun dasumskan besarnya 10% 5

6 dar harga alat memasak tersebut. Pertumbuhan Penduduk Dasumskan pertumbuhan penduduk setelah Tahun 005 adalah 1,3% per tahun. Persentase n ddapat dar rata-rata penngkatan penduduk dar Tahun 1993 sampa Tahun 005. Skenaro Harga Dasumskan karena adanya nflas maka terjad kenakan baya penggunaan 10% per tahun dar baya penggunaan Tahun 005. Skenaro Produks Karena kebutuhan akan energ pada rumah tangga terus menngkat maka produks energ pun perlu dtngkatkan. Oleh karena tu dlakukan skenaro produks. Untuk LPG, lstrk, brket batubara, gas kota pada Tahun 008 produksnya dasumskan tetap (100% dar produks Tahun 005). In dkarenakan hasl produks tdak dapat langsung menngkat dalam kurun waktu kurang dar tga tahun. Sedangkan pada Tahun 010, keempat energ tersebut sudah menjad 140% dar produks Tahun 005. Sebab dasumskan sudah dbangun klang atau pembangkt baru. Dmana pembangunan klang atau pembangkt baru dapat menghaslkan 30% dar produks sebelumnya dalam kurun waktu tga tahun. Selanjutnya untuk Tahun 015, LPG, lstrk, brket batubara, gas kota menjad 00% dar produks Tahun 005. Penngkatan yang cukup besar n dtujukan agar energ alternatf tersebut dapat memenuh kebutuhan energ Tahun 015 yang semakn menngkat. Sedangkan mnyak tanah dan kayu bakar dar tahun ke tahun produksnya semakn menurun. Sebab dasumskan potens ketersedaannya semakn menurun. Maksmum Penggunaan Impor Karena juga dperlukan nfrastruktur sebelum dapat dstrbuskan pada konsumen maka tdak memungknkan untuk mpor melebh 30% dar produks energ yang bersangkutan. Metode Tahapan-tahapan yang dlakukan adalah : 1. Identfkas persoalan (a) Identfkas energ untuk memasak (b) Persapan Data Optmas - Konsums dan produks energ rumah tangga untuk memasak pada tahun dasar (005) - Penghtungan baya penggunaan masng-masng energ (Rp/SBM) - Penghtungan kebutuhan EU untuk memasak dar data pemakaan energ fnal pada rumah tangga pada Tahun 1993 sampa Tahun Pendugaan kebutuhan EU Tahun 008, 010, dan 015 dengan metode regres lner dar data pertumbuhan penduduk Indonesa dan EU Tahun Skenaro produks untuk Tahun 008, 010 dan Skenaro harga (baya penggunaan) untuk Tahun 008, 010 dan 015. Penyusunan model dengan memlh model yang cocok dan menentukan fungs tujuan dan fungs-fungs kendalanya untuk Optmas Tahun 008, 010 dan Pemerksaan asums-asums model. 4. Analss model dan Interpretas hasl analss Lnear Programmng. Adapun tahapannya sebaga berkut : () Interpretas hasl Analss model untuk Optmas Tahun 008 dengan harga rl () Interpretas hasl Analss model untuk Optmas dengan MT dan Lst yang dsubsd () Analss senstvtasnya untuk Optmas Tahun 008 dengan harga rl (v) Analss senstvtasnya untuk Optmas Tahun 008 dengan MT & Lst dsubsd (v) Smulas Optmas 008 dengan perubahan Baya Penggunaan MT (a) Analss model optmas energ Tahun 008 dengan persentase subsd mnyak tanah dan lstrk dturunkan (b) Interpretas hasl dan senstvtasnya (c) Analss (a) tetap baya MT dnakan (subsd dturunkan lag) (d) Interpretas hasl dan senstvtasnya(c) (e) Ulang (c) dan (d) sampa senstvtas menunjukkan hasl optmas berlaku untuk kenakan baya MT yang tak terhngga (nfnty) (v) Interpretas hasl Analss model optmas energ Tahun 010 dengan harga rl (v) Interpretas hasl Analss model optmas energ Tahun 015 dengan harga rl (v) Analss senstvtasnya untuk Optmas 010 dan 015 Software yang dgunakan yatu LINGO 10 Release, Mntab 14, dan Mcrosoft Offce Excel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3. Sejarah dan Kegatan Operasonal Perusahaan 8 3.. Sejarah Perkemangan Kantor Perwaklan Bank Indonesa Wlayah I (Sumut & Aceh) 8 3. Struktur Organsas dan Deskrps Tugas Kantor

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uj Normaltas Llefors D dalam pengendalan persedaan, perumusan lmu statstk dgunakan untuk menentukan pola dstrbus, dmana pola dstrbus tersebut dapat dhtung dengan menguj kenormalan

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci