Penerapan Model Pada Studi Kasus. DAS Citarum Hulu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Model Pada Studi Kasus. DAS Citarum Hulu"

Transkripsi

1 Ba V Pnrapan Modl Pada Studi Kasus AS Citarum Hulu V.1 Pnyiapan dan Analisis ata ata yang diprsiapkan dalam pross simulasi aik hidrologis maupun hidrolik adalah data hidroklimatologi yaitu rupa data hujan, vaporasi dan dit, srta data fisik dari AS Citarum Hulu yaitu rupa pta topografi, pta tata guna lahan dan jaringan sungai yang ada, khususnya data pnampang mlintang sungai. Analisis yang lih rinci dan jlas trhadap masing-masing data akan dijlaskan pada pasal-pasal di awah ini. V.1.1 Pnyiapan dan Analisis ata Hidroklimatologi ata curah hujan, vaporasi dan dit adalah data yang diprlukan dalam simulasi hidrologis. alam analisis anjir, data raltim jam-jaman yang harus digunakan, karna anjir iasanya trjadi stlah rapa jam kjadian hujan. Akan ttapi pada knyataannya data raltim di lapangan tidak trsdia scara aik dalam rnttan data yang lngkap, shingga dalam simulasi pnlitian ini data yang digunakan yaitu data raltim tahun 21 dan 22 ssuai dngan kondisi data dan pta tata guna lahan yang ada. Sagai contoh, data hujan raltim dan distriusinya scara grafik dapat dilihat pada Lampiran B.4a dan B.4. Ssuai dngan lokasi AS Citarum Hulu trdapat 9 stasiun pngamatan hujan yang dapat mwakili kondisi hujan pada AS trsut, yaitu : Stasiun Pngamat Hujan Pash, Ciparay, Cicalngka, Chinchona, Cisondari, Bandung, Ujung Brung, Cililin, dan Sukawana. K smilan stasiun pngamat hujan trsut saran lokasinya dapat dilihat sprti pada gamar V.1. Untuk mndukung prhitungan hidrograf inflow pada AS Citarum Hulu, maka dalam analisis hujan wilayah yang mwakilinya digunakan mtod poligon Tissn (Lampiran B.2 dan Lampiran B.5a). Sdangkan untuk mndukung prhitungan hidrograf inflow pada masing-masing outlt su AS, digunakan poligon Tissn yang dissuaikan dngan lokasi stasiun hujan di skitarnya 95

2 (Lampiran B.a dan B.). ngan mtod ini rarti curah hujan dianggap mrata dan sragam pada catchmnt pngaruhnya. Gamar V.1 Saran Lokasi Stasiun Pngamat Hujan ata vaporasi diprlukan juga dalam simulasi prhitungan hidrograf inflow. Sprti halnya data hujan, tahun pngamatannya dissuaikan dngan tahun tata guna lahan yang ditinjau, yaitu tahun 21 dan 22. Hanya ada satu stasiun iklim yang dapat digunakan untuk mlihat kondisi vaporasi di AS Citarum Hulu, yaitu stasiun pngamat Bandung yang trdapat di jalan Cmara Bandung. Karna data yang ada rupa data vaporasi harian, maka diprlukan analisis untuk mndapatkan data vaporasi jam-jaman. Mtoda yang digunakan adalah mnggunakan pndkatan rdasarkan hasil pnlitian yang dilakukan olh Aftr van Bavl dan Fritschn (1964), yaitu rata-rata distriusi panas (L) dan vaporasi (E) yang trjadi dalam satu hari sprti yang digamarkan pada gamar V.2 di awah ini : Gamar V.2 istriusi panas dan vaporasi dalam 24 jam 96

3 Mskipun lokasi pnlitian di atas rada di Tmp, Arizona Amrika Srikat pada musim panas ulan Juli, akan ttapi karna mmiliki karaktr iklim musim panas yang rlatif srupa dngan di Bandung, yaitu waktu pnyinaran matahari kurang lih 12 jam dan suhu udara antara 9 o F 1 o F atau 18 o C 24 o C (informasi dari intrn dan lum ada rfrnsi lain di Indonsia mngnai vaporasi jam-jaman, maka pola distriusi vaporasi di atas digunakan olh pnliti sagai pndkatan untuk mndistriusikan vaporasi harian yang trjadi di AS Citarum Hulu mnjadi vaporasi jam-jaman. Untuk mngkalirasi hidrograf hasil simulasi digunakan data hidrograf hasil osrvasi dalam jam-jaman yang diprolh dari lokasi stasiun pngamat dit Nanjung sagai outlt AS Citarum Hulu. V.1.2 Pnyiapan ata Fisik AS Citarum Hulu Untuk mndukung simulasi hidrologis maupun hidrodinamik diprlukan juga data yang rkaitan dngan kondisi fisik dari AS yang rsangkutan. alam hal ini kondisi fisik yang sangat rpngaruh adalah kondisi topografi yang disajikan dalam ntuk igitation Elvation Modl (EM), pola jaringan sungai utama dngan pnampang mlintangnya dan anak-anak sungai utama srta kondisi tata guna lahan AS. Ktiga kondisi fisik AS trsut dijlaskan lih lanjut pada pasal-pasal di awah ini. V EM Kawasan AS Citarum Hulu AS Citarum Hulu dngan outlt Nanjung mmpunyai luas kurang lih km 2 trdapat pada lima wilayah administratif, yaitu Kaupatn Bandung, Kota Bandung, dan sagian Kaupatn Sumdang dan ratasan dngan Kaupatn Suang di agian Utara, Kaupatn Garut di agian Slatan dan Timur, srta sagian Kaupatn Sumdang di agian Timur. Pta topografi yang pnliti gunakan adalah pta kontur dan lvasi yang diprolh hasil olah data foto udara yang dilaksanakan pada tahun 25 olh inas Tarkim Provinsi Jawa Barat (Lampiran A.1). Slanjutnya pta dalam format arcviw (*.shp) diolah mnjadi fil athimtri (*.dfs2) mnggunakan MIKE Zro tool. Pross pngolahan data kontur mnjadi data athimtri slngkapnya dapat dilihat pada manual prosdur MIKE Zro Tool. 97

4 Ssuai dngan kmampuan komputr saat ini (prosssor intl jnis cntrino cor two duo) dan dngan prtimangan waktu yang diprlukan untuk kskusi modl, maka jarak antar grid yang digunakan adalah 5 m x 5 m dngan jumlah sl sanyak 52 x sl. Prtimangan di atas juga sudah mmprhatikan lvasi kontur pta yang dipotong dan intrprtasi hasil modl yang akan diprolh. EM hasil analisis gid dapat dilihat pada gamar V.a dan V. di awah ini : data lvasi sl Gamar V.a Gamar Topografi AS Citarum Hulu alam Bntuk EM Gamar V. Gamar Suah Sl 5 m x 5 m ngan luas pta EM di atas rarti hanya 9 km 2 atau 22,6% saja yang digunakan untuk modl sagai floodplain ara dari total luas km2. V Pola Jaringan Sungai Pola jaringan sungai yang rada pada AS Sungai Citarum Hulu trdiri dari suah sungai utama yaitu Sungai Citarum sndiri dan 1 anak sungai utama yang dianggap sar yang rmuara k Sungai Citarum. Ktiga las anak sungai 98

5 trsut dianggap sar karna slalu ada air mngalir di anak sungai trsut mskipun pada musim kmarau, (BBWS Citarum). Mrka adalah Sungai Citarum Hulu, Sungai Citarik, Sungai Cikruh, Sungai Cipamongkolan, Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cigd, Sungai Cisangkuy, Sungai Citpus, Sungai Ciolrang, Sungai Ciwidy, Sungai Ciurum dan Sungai Cimahi. alam ntuk skma pola jaringan sungai Citarum Hulu dan anak-anak sungainya dapat dilihat sprti pada gamar V.4 di awah ini : Nanjung Waduk Saguling S. CIWIEY S. CIMAHI S. CIBEUREUM S. CIBOLERANG S. CITEPUS S. CISANGKUY S. CIGEE S. CIURIAN S. CICAAS S. CIPAMOKOLAN S. CIKERUH S. CITARUM HULU S. CITARIK Gamar V.4 Pola Jaringan Sungai Citarum Hulu ari gamar di atas trlihat ahwa mskipun ada 1 su AS yang trltak dalam AS Citarum Hulu, akan ttapi karna lokasi Nanjung rada slah hulu muara sungai Cimahi, maka hanya 12 su AS yang rpngaruh dalam analisis prhitungan slanjutnya. K 12 su AS trsut dapat dilihat pada Gamar V.5 di awah ini : SUB AS CIBEUREUM SUB AS CIGEE/CIKAPUNUNG SUB AS CIURIAN SUB AS CIPAMOKOLAN SUB AS CIMAHI SUB AS CIKERUH SUB AS CITEPUS SUB AS CICAAS SUB AS CITARIK SUB AS CIBOLERANG SUB AS CIWIEY SUB AS CISANGKUY SUB AS CITARUM HULU Gamar V.5 Su AS Anak-anak Utama Sungai Citarum Hulu 99

6 Brdasarkan hasil analisis dngan mnggunakan pta tmatik dan antuan softwar Autocad, luas masing-masing su AS trsut dapat dilihat pada Tal V.1 di awah ini : Tal V.1 Luas Su AS-su AS di Sungai Citarum Hulu LUAS SUB AS NO. NAMA SUB AS A KUMULATIF A (km2) (km2) 1 CITARUM HULU 6,44 6,44 2 CITARIK 257,49 62,9 CIKERUH 19,4 811,27 4 CIPAMOKOLAN 42,2 85,5 5 CIURIAN,95 887,45 6 CICAAS 29,72 917,17 7 CIGEE/CIKAPUNUN 145,41 162,58 8 CISANGKUY 28,95 14,52 9 CITEPUS 6,52 18,5 1 CIBOLERANG 6,87 144,91 11 CIWIEY 228,7 1669,29 12 CIBEUREUM 51,58 172,87 JUMLAH 1.72,87 V.1.2. Tata Guna Lahan Tata guna lahan adalah salah satu karaktristik fisik dari AS yang dapat mngintrprtasikan kondisi prmukaan AS. Bragai jnis tutupan lahan yang trdapat pada AS trsut mmrikan kontriusi trhadap sar kcilnya aliran prmukaan (surfac runoff) yang ditunjukkan dngan nilai kofisin pngaliran. alam pnlitian yang pnliti dilakukan, tata guna lahan yang digunakan adalah tataguna lahan AS Citarum Hulu tahun 21, hal ini trkait dngan kradaan pta saat mulai pnlitian dan data hujan jam-jaman. Kondisi tata guna lahan AS Citarum Hulu tahun 21 ini dapat dilihat sprti pada Gamar V.6 di awah ini : 1

7 Sumr : Bapda Propinsi Jawa Barat Hutan Primr Hutan Skundr Prkunan Sawah Pmukiman Tanah Kosong Gamar V.6 Tata Guna Lahan AS Citarum Hulu Tahun 21 Untuk masing-masing su AS saran pnggunaan guna lahan dapat dilihat sprti pada Tal V.2 di awah ini : Tal V.2 Saran Pnggunaan Lahan Pada Su AS Citarum Hulu NO. NAMA SUB AS hutan primr hutan skundr kawasan idustri kawasan prtamangan kun campuran ladang/tgala n padang rumput pmukiman prkunan sawah smak lukar tanah kosong waduk/danau jumlah 1 CITARUMHULU CITARIK CIKERUH CIPAMOKOLAN CIURIAN CICAAS CIGEE/CIKAPUNUNG CISANGKUY CITEPUS CIBOLERANG CIWIEY CIBEUREUM JUMLAH ,72.87 Sdangkan kofisin pngaliran untuk masing-masing tutupan lahan (Richard H. McCun, 1998) adalah sprti yang trtulis pada tal V. di awah ini : 11

8 Tal V. Kofisin Pngaliran (run off) Jnis Prmukaan Kofisin Runoff Hutan Primr,25 Hutan Skundr,25 Kawasan Industri,88 Kawasan Prtamangan,9 Kun Campuran,41 Ladang/Tgalan,9 Padang Rumput,5 Pmukiman,54 Prkunan,1 Sawah,41 Smak Blukar,4 Tanah Kosong,9 Waduk/danau 1, Slanjutnya untuk mnghitung kofisin pngaliran yang mwakili AS atau su AS digunakan rumus pndkatan dngan prandingan luas masing-masing tata guna lahan sagai rikut : imana : C c A = kofisin pngaliran yang mwakili AS atau su AS = kofisin pngaliran untuk jnis tutupan lahan trtntu = luas jnis tutupan lahan trtntu V.1 V.2 Simulasi Modl Hidrologi di arah Aliran Sungai V.2.1 Pnjlasan Umum Modl hidrologi yang digunakan dalam mnghitung hydrograph inflow adalah modl hidrologi NAM (Ndør-Afstrømnings-Modl) yang dikmangkan olh partmnt of Hydrodynamics and Watr Rsourcs at th Tchnical Univrsity of nmark. Modl hidrologi NAM ini mrupakan salah satu modul dari sistm pmodlan sungai MIKE 11 sprti yang sudah dijlaskan pada a II. ngan antuan NAM modl untuk pmodlan rainfall runoff, maka kontriusi/pngaruh hujan dari suatu catchmnt trhadap sar latral inflow yang masuk k sistm jaringan sungai dapat dihitung. Modl ini dapat digunakan untuk satu catchmnt maupun satu sistm AS yang sar yang mmpunyai rapa su AS dngan jaringan sungai yang komplks. NAM modl tlah trukti sagai alat antu nginring yang andal dan tlah ditrapkan di ragai lahan dunia dngan ragai macam rzim hidrologi dan kondisi paramtr iklim. 12

9 Tahap prtama simulasi Rainfall Runoff (RR) dilakukan trhadap AS Citarum Hulu scara ksluruhan. Hasil simulasi slanjutnya dikalirasi dngan hidrograf hasil pngukuran di Nanjung. Kalirasi ini diprlukan untuk mmastikan paramtr-paramtr yang diasumsikan dalam simulasi RR tlah ssuai. ngan mngasumsikan paramtr aliran tanah sama untuk stiap su AS sprti yang digunakan dalam simulasi AS Citarum Hulu, maka simulasi RR slanjutnya dilakukan trhadap dua las su AS. Hasil simulasi RR dari kdua las su AS trsut dijumlahkan dan diandingkan trhadap dit hasil simulasi AS Citarum agian hulu total. Stlah hasilnya rlatif sama, aik polanya maupun jumlah kumulatifnya, maka dit hasil simulasi RR ini dijadikan sagai hidrograf inflow untuk simulasi hidrodinamik di sungai. V.2.2 Syarat Batas Modl Syarat atas dalam simulasi modl hidrologis ini adalah data hujan, vaporasi dan luas darah tadah hujan. Sdangkan data dit osrvasi digunakan sagai kalirasi dari hasil simulasi modl. V.2. Hasil Simulasi RR Hasil simulasi rainfall runoff untuk AS Citarum Hulu dalam ntuk grafik dapat dilihat pada Gamar V.7, V.8 dan Gamar V.9 sdangkan hasil simulasi untuk dua las Su AS dapat dilihat pada Gamar V.9 sampai dngan Gamar IV.2 di awah ini : / d 25 it,q 2 d it Inflow Hasil Modl dan Pngamatan 2 s 21 1 Jan 22 Citarum Qos Runoff /d Citarum Qsim Runoff /d Jam Pngam atan Gamar V.7 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu 1

10 2, 18, 16, 14, / d 12, 1, it,q 8, d 6, 4, 2, it Akumulatif Inflow Hasil Modl dan Pngamatan 2 s 21 1 Jan 22 Citarum Acc Qos Citarum Acc Qsim Jam Pngam atan Gamar V.8 it Kumulatif Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu Hasil kalirasi antara dit simulasi dngan dit osrvasi diprolh R 2 =,84 dan jumlah akomulatifnya sama sar ssar m /dt. Sdangkan untuk hasil simulasi pada masing-masing su AS diprolh grafik hidrograf sagai rikut : /d 12 1 it EBIT INFLOW SUB AS CITARUM HULU 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V. 9 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu /d 8 it EBIT INFLOW SUB AS CITARIK 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.1 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarik 14

11 /d it E EBIT INFLOW CIKERUH 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.11 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cikruh /d it EBIT INFLOW SUB AS CIPAMOKOLAN 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.12 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cipamokolan /d it CIURIAN 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.1 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cidurian /d 1 it EBIT INFLOW CICAAS 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.14 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cicadas 15

12 /d it EBIT INFLOW SUB AS CIGEE/CIKAPUNUNG 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.15 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cigd/Cikapundung /d it EBIT INFLOW SUB AS CISANGKUY 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : /d it Gamar V.16 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Cisangkuy EBIT INFLOW SUB AS CITEPUS 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.17 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Citpus /d it EBIT INFLOW SUB AS CIBOLERANG 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.18 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Ciolrang 16

13 /d 1 it EBIT INFLOW SUB AS CIWIEY 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.19 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Ciwidy /d it EBIT INFLOW SUB AS CIBEUREUM 11/25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.2 Hidrograf hasil simulasi Rainfall Runoff Sungai Ciurum V.2.4 Kalirasi dan Vrifikasi Hasil simulasi yang dilakukan trhadap AS Citarum Hulu yang disajikan pada gamar V.7 dan V. 8 di atas dapat dianalisis sprti pada pada gamar V.21 di awah ini / d 25 it,q 2 d it Inflow Hasil Modl dan Pngamatan 2 s 21 1 Jan 22 Citarum Qos Runoff /d Citarum Qsim Runoff /d Nilai dit rata-2 rimpit antara Qsim dan Qos Nilai dit puncak antara Qsim dan Qos Aliran Rndah yang itinjau Jam Pngamatan Gamar V.21 Kalirasi Hidrograf AS Citarum Hulu 17

14 Slama priod anjir yang ditinjau yaitu mulai ulan smr 21 sampai dngan ulan Januari 22 antara hasil simulasi dngan osrvasi mmpunyai prandingan sagai rikut : Nilai rata-rata sama antara dit limpasan hasil simulasi dngan hasil osrvasi, yaitu ssar 126,48 m /dt. Adanya kssuaian ntuk hidrograf yang rlatif aik, didasarkan pada hasil distriusi-t dngan tingkat kprcayaan 99,9% dan kofisin dtrminan dari Nash-Sutcliff Cofficint, yaitu ssar R 2 =,85. ari amar V.21 trlihat adanya kssuaian aliran puncak dan waktu kjadian yaitu dit puncak untuk Qos ssar 449 m /dt sdangkan Qsim ssar 457,97 m /dt (rda 2, %) yang trjadi pada waktu yang sama yaitu jam k dari awal simulasi atau jatuh pada jam 2, tanggal 2 Januari 22. Pada aliran rndah dngan darah tinjauan pada tanggal 12 smr 21 sampai dngan 1 Januari 22, mmpunyai prdaan nilai rata ssar 12,74 % dan namun hasil kofisin dtrminan dari Nash-Sutcliff Cofficint mmpunyai nilai rlatif cukup yang aik, yaitu ssar,81. Sdangkan untuk kalirasi yang dua las su AS dilakukan dngan cara mmandingkan jumlah dit hasil simuasi su AS dngan dit hasil simulasi AS Citarum Hulu srta dit hasil osrvasi di Nanjung. alam ntuk grafik prandingan jumlah dua las su AS dngan hasil osrvasi dapat dilihat pada Gamar V.22 rikut ini : Grafik Prandingan it Hasil Simulasi dngan Osrvasi 5 45 JUM LAH EBIT SIMULASI RR 1 SUB AS EBIT SIM ULASI RR CITARUM HULU EBIT OBSERVASI 4 5 ) /s 25 it /25/21 : 12/5/21 : 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22 : 1/24/22 : 2//22 : 2/1/22 : Gamar V.22 Grafik Hidrograf Hasil Jumlah 12 su AS, AS Citarum Hulu dan Hasil Osrvasi Waktu 18

15 Hasil kalirasi antara komulatif 12 su AS dngan hidrograf hasil osrvasi mmpunyai nilai R 2 ssar,85 dngan tingkat kprcayaan dari uji distriusi-t ssar 99,9 %. V. Simulasi Modl Hidrodinamik Aliran di Sungai dan arah Banjir V..1 Pnjlasan Umum alam pmodlan aliran di sungai, pnliti mnggunakan modl aliran satu dimnsi yang trdapat dalam softwar MIKE 11. Softwar ini pnliti gunakan mngingat pnggunaan prsamaan matmatiknya sudah lngkap, yaitu mnggunakan prsamaan Saint Vnant dngan fully dynamic. Sdangkan untuk pmodlan di dataran anjirnya (flood plain) mnggunakan softwar MIKE 21. ngan softwar ini darah anjir dimodlkan dalam ruang dua dimnsi, yaitu dua arah aliran horizontal (x,y), shingga luas darah yang trkna anjir dapat trukur dngan jlas. Mngingat pmodlan darah anjirnya sudah mnggunakan ruang spasial (EM), maka stiap titik dalam spasial trsut dapat diktahui rapa karaktristik aliran, diantaranya kdalaman aliran, kcpatan aliran, momntum dan lain-lain. Modl anjir adalah gaungan antara modl aliran satu dimnsi di sungai dngan darah anjir di lahan yang digaungkankan dngan softwar MIKE FLOO. V..2 Syarat Batas Modl Untuk simulasi modl hidrodinamik satu dimnsi mnggunakan MIKE11 diprlukan syarat atas. Syarat atas yang digunakan dalam pmodlan ini adalah hidrograf inflow hasil simulasi RR yang ditmpatkan di masing-masing muara su AS Sungai Citarum Hulu dan nilai prandingan kdalaman aliran dngan dit (h/q) di agian hilir modl sungai trsut. alam tampilan softwar MIKE 11 skma posisi dan tal pngisian syarat atas ini dapat dilihat sprti pada Gamar V. 2a dan V.2 di awah ini : 19

16 Syarat Batas i Hilir Sungai Syarat Batas di Stiap Muara su AS Sungai Citarum Gamar V.2a Posisi Syarat Batas Modl Satu imnsi di Sungai Gamar V.2 Tampilan Tal Syarat Batas Modl Satu imnsi di Sungai Sdangkan pada modl simulasi MIKE 21, kmpat sisi trluar darah simulasi didfinisikan sagai syarat atas simulasi. Karna luas AS Citarum Hulu yang sangat sar, km 2 dan ktratasan kmampuan komputr dalam mngkskusi modl dngan sl yang sangat sar, maka tidak smua su AS dikskusi dalam modl. alam modl, posisi syarat atas ditntukan harus lih tinggi dari lvasi muka air maksimum saat anjir (lvasi M.A.B trtinggi untuk Priod Ulang 25 tahun adalah + 66,75 m), shingga floodplain ara rada di dalam posisi syarat atas. Pada modl 2 ini nilai syarat atas dapat dilihat sprti gamar V.24a, V.24, V.24c rikut ini : 11

17 (a) () (c) Floodplain Ara Syarat Batas Modl Gamar V.24 (a) Pta Ara EM yang dimodlkan () Elvasi Sl di Skitar Syarat Batas dan (c) Syarat Batas Modl alam Viw 111

18 Sagai contoh syarat atas modl 2 pada salah satu sisi diprlihatkan pada gamar V.24. ari tal trsut trlihat ahwa lvasi trndah sl yang ratasan dngan syarat atas adalah + 67 m, dngan lvasi muka air anjir maksimum adalah + 66,75 m, maka syarat atas tidak akan trluapi. mikian juga dilakukan trhadap sisi-sisi atas yang lainnya. V.. Hasil Simulasi Hasil simulasi MIKE FLOO dapat dilihat pada fil hasil simulasi MIKE 11 dan MIKE 21. Hasil simulasi MIKE 11 rupa (*.rs11) dapat dilihat pada Gamar V.51 rikut ini : Tanggul kiri dan kanan sungai Muka air maksimum di sungai Contoh ovrtopping pada tanggul Gamar V.25a Profil Mmanjang Bagian Sungai Citarum Hulu Hasil Simulasi MIKE11 Muka air maksimum di sungai Ovrtopping di tanggul kiri dan kanan Gamar V.25 Profil Mlintang Pada arah Ovrtopping Hasil Simulasi MIKE11 112

19 Pada gamar V.25a di atas dapat dilihat ahwa pada rapa titik ahkan spanjang jarak trtntu dari mmanjang sungai trjadi ovrtopping yang dapat mngakiatkan limpasan air k floodplain ara. ngan gamar V.25 lih jlas trlihat ahwa pada pnampang mlintang CTR trjadi ovrtopping di kdua sisi tanggulnya. Kdua gamar di atas mrupakan indikasi awal yang dapat mngakiatkan anjir di floodplain ara. ngan mnggunakan MIKE FLOO yang mrupakan gaungan dari aliran satu dimnsi di sungai dan dua dimnsi di lahan, karaktristik kondisi anjir di floodplain ara dapat diktahui, sprti yang trlihat pada Gamar V.26a rikut ini : Sungai utama Citarum Hulu Floodplain Ara Gamar V.26 a Contoh Lokasi arah Banjir di AS Citarum Hulu ovrtopping Badan Sungai Gamar V.26 Arah Aliran Pada Saat Ovrtopping dari Sungai 11

20 Apaila pada Gamar V.26a dilihat salah satu sl pada darah yang trgnang, sagai contoh pada koordinat x = ,7 dan y = ,4 maka dapat dilihat pola pruahan muka air slama anjir sprti pada gamar V.26c di awah ini :,14,12 ),1 a n,8 m a la,6 d K,4,2, Kdalaman Gnangan Maksimum GRAFIK KEALAMAN GENANGAN dan WAKTU GENANG 5 Waktu Gnangan Kdalaman Sl Pada Koordinat ,7 ; ,74 1 Gamar V.26 c Contoh Pruahan Kdalaman Air Pada Koordinat Trtntu ari gamar V.26c di atas dapat dianalisis ahwa kdalaman air di salah satu titik sl floodplain ara rgrak mulai dari kdalaman nol sampai kdalaman maksimum kurang dari 11, cm, stlah itu turun sampai kdalaman 4, cm dan slanjutnya rlatif ttap tidak kmali k kdalaman nol. Kondisi dmikian mnunjukkan ahwa kdalaman maksimum gnangan 11, cm, lama gnangan 9x5 = 45 jam, sdangkan kdalaman air 4, stlah jam k 45 adalah kdalaman air minimum syarat atas untuk floodplain ara. Pada darah trtntu yang lvasi topografinya lih rndah dari lvasi muka air di sungai atau lih rndah dari lvasi tanah yang trluapi anjir, maka akan trjadi gnangan air yang sulit untuk surut. Kondisi ini isa dilihat sprti pada Gamar V.26 d rikut : 114

21 Kdalaman ),16,14,12,1,8,6,4,2, GRAFIK KEALAMAN GENANGAN dan WAKTU GENANG Kdalaman Gnangan Maksimum Waktu Gnangan Floodplain ara yang mmrlukan pnanganan masalah drainas kdalaman syarat atas floodplain ara Gamar V.26 d Contoh pruahan kdalaman air pada sl yang lvasi topografinya lih rndah dari lvasi muka air di sungai atau lih rndah dari lvasi tanah yang trluapi anjir Slanjutnya simulasi dilakukan trhadap variasi kjadian hujan maksimum 1 jam, 2 jam, jam, 4 jam, 5 jam dan strusnya untuk mndapatkan variasi dari sarnya hujan, pola hujan, sarnya dit puncak, luas gnangan, kdalaman gnangan dan waktu gnang. ata hujan pndk maksimum ssuai dngan waktu yang ditinjau dapat dilihat pada Lampiran B.6. V..4 Kalirasi Untuk Aliran Hidrodinamik Kalirasi untuk aliran satu dimnsi dilakukan dngan cara mmandingkan antara dit hasil osrvasi dngan dit hasil simulasi di Nanjung, sdangkan kalirasi untuk dua dimnsi dilakukan trhadap paramtr-paramtr sagai rikut : Waktu dan lama kjadian anjir arah-darah yang trkna anjir dan luasannya Kdalaman atau tinggi muka air pada lokasi-lokasi trtntu Kontinuitas aliran hasil simulasi modl A. Kalirasi it di Nanjung Hasil kalirasi di Nanjung antara dit osrvasi dngan dit hasil simulasi dngan MIKE 11 dapat dilihat pada Gamar V.27 di awah ini : 115

22 s ) / 25 it EBIT OBSERVASI I NANJUNG Grafik Prandingan it Hasil Simulasi dngan Osrvasi EBIT HASIL SIMULASI M 11 I NANJUNG 11/25/21 : 12/5/21: 12/15/21 : 12/25/21 : 1/4/22 : 1/14/22: 1/24/22: 2//22 : 2/1/22: Waktu Gamar V.27 Grafik Prandingan it Hasil Simulasi dngan Osrvasi di Nanjung dari grafik di atas diprolh nilai untuk masing-masing hasil simulasi dan osrvasi sagai rikut : dit rata-rata 141,2 m /dt dan 126, 4 m /dt; dit maksimum 276,7 m /dt dan 29, m /dt; standar dviasi 195,7 dan 19,8 dan Nash-Sutcliff Cofficint (R 2 ) ssar,86. Sdangkan untuk uji tingkat kprcayaan, aik F-tst maupun T-tst kduanya tidak mmnuhi syarat karna nilai rata-rata maupun standar dviasi mmpunyai nilai yang sangat jauh rda. Kondisi trsut dapat diakiatkan olh nilai hasil modl hidrolik yang masih satu dimnsi, dalam arti lum ada air yang mlimpas k floodplain ara sprti knyataan di lapangan. Namun dmikian apaila kita mlihat R 2 mmpunyai nilai yang cukup aik, shingga hasil modl dapat dianggap mmnuhi syarat. Pada posisi awal hasil simulasi harga dit sama dngan nol, ini mnunjukkan dit dari inflow lum sampai k Nanjung, diprlukan waktu konsntrasi untuk mncapai Nanjung. B. Waktu dan Lama Kjadian Banjir Brdasarkan data yang trcatat di Balai Bsar WS Citarum, anjir trjadi mulai tanggal 18 Januari 22 slama 1 hari sdangkan puncaknya trjadi pada tanggal 2 Januari 22. Sdangkan rdasarkan hasil simulasi dapat dilihat dalam ntuk gamar V.28 sagai rikut : 116

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api. 6 yang diharapkan. Msin infrnsi disusun brdasarkan stratgi pnalaran yang akan digunakan dalam sistm dan rprsntasi pngtahuan. Msin infrnsi yang digunakan dalam pngmbangan sistm pakar ini adalah FIS. Implmntasi

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Umum Proses penelitian dalam mendapatkan nilai indeks banjir mengikuti metodologi seperti yang diuraikan pada Gambar 3.1 di bawah ini. Proses dimulai dengan penggunaan

Lebih terperinci

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan Aplikasi Intgral Intgral dapat diaplikasikan k dalam banyak hal. Dari yang sdrhana, hingga aplikasi prhitungan yang sangat komplks. Brikut mrupakan aplikasi-aplikasi intgral yang tlah diklompokkan dalam

Lebih terperinci

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST) UJI CHI KUADRAT PENDAHULUAN Distribusi chi kuadrat mrupakan mtod pngujian hipotsa trhadap prbdaan lbih dari proporsi. Contoh: manajr pmasaran suatu prusahaan ingin mngtahui apakah prbdaan proporsi pnjualan

Lebih terperinci

Bab V Analisa dan Diskusi

Bab V Analisa dan Diskusi Bab V Analisa dan Diskusi V.1 Pemilihan data Pemilihan lokasi studi di Sungai Citarum, Jawa Barat, didasarkan pada kelengkapan data debit pengkuran sungai dan data hujan harian. Kalibrasi pemodelan debit

Lebih terperinci

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang Analisis Dinamis Portal Brtingkat Banyak Multi Bntang Dngan Variasi Tingkat (Story) Pada Tiap Bntang Hiryco Manalip Rky Stnly Windah Jams Albrt Kaunang Univrsitas Sam Ratulangi Fakultas Tknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crud palm oil/cpo) mrupakan komoditas unggulan Indonsia yang juga brpran pnting dalam prdagangan dunia. Mngingat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA Data pnlitian diprolh dari siswa klas XII Jurusan Tknik Elktronika Industri SMK Ma arif 1 kbumn. Data variabl pngalaman praktik industri, kmandirian

Lebih terperinci

1. Proses Normalisasi

1. Proses Normalisasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pr-Procssing Pross pngolahan signal PCG sblum dilakukan kstaksi dan klasifikasi adalah pr-procssing. Signal PCG untuk data training dan data tsting trdapat dalam lampiran 5 (halaman

Lebih terperinci

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh ahan jar Statika ulyati, ST., T rtmuan X, X. Garis ngaruh. ndahuluan danya muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksi disbut bban brgrak. isalkan ada sbuah kndaraan mlalui

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1 Pnurunan Tanah pada Fondasi Dangkal Fakultas Program Studi Tatap Muka Kod MK Disusun Olh Tknik Prnanaan Tknik A41117AB dan Dsain Sipil 9 Abstrat Modul ini brisi bbrapa

Lebih terperinci

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3, Kpdulian trhadap sanitasi lingkungan diprdiksi dari tingkat pndidikan ibu dan pndapatan kluarga pada kluarga sjahtra I klurahan Krtn kcamatan Lawyan kota Surakarta Olh : Bustanul Arifin K.39817 BAB IV

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsp Dasar Graf Pada bagian ini akan dibrikan konsp dasar graf dan dimnsi partisi graf yang digunakan sbagai landasan tori pada pnlitian ini. Tori dasar mngnai graf yang akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI DENGAN FAKTOR LOGISTIK

ANALISIS STABILITAS MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI DENGAN FAKTOR LOGISTIK ANALISIS STABILITAS MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI DENGAN FAKTOR LOGISTIK Supani 1 Astrak Prsaingan khiupan i alam apat ikatgorikan ua jnis yaitu prtama prsaingan antara ua spsis

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Aplikasi modl matmatika banyak muncul dalam brbagai disiplin ilmu pngtahuan, sprti isika, kimia, konomi, prsoalan rkayasa (tknik msin, sipil, lktro). Modl matmatika yang

Lebih terperinci

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII Prtmuan VII IV. Konsolidasi IV. Pndahuluan. Konsolidasi adalah pross brkurangnya volum atau brkurangnya rongga pori dari tanah jnuh brpmabilitas rndah akibat pmbbanan. Pross ini trjadi jika tanah jnuh

Lebih terperinci

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi Modul 5 Rduksi data gravitasi Rduksi data gravitasi trdiri dari:. Rduksi g toritis. Rduksi fr air 3. Rduksi Bougur 4. Rduksi mdan/trrain. Rduksi g toritis Pnlaahan tntang konsp rduksi data gravitasi lbih

Lebih terperinci

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik 8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponnsial, Hiprbolik 8.. Fungsi Logarithma Natural. Sudaratno Sudirham Dfinisi. Logaritma natural adalah logaritma dngan mnggunakan basis bilangan. Bilangan ini, sprti halna

Lebih terperinci

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P. nurunan Kcpatan Glombang dan Glombang S Glombang sismik mrupakan gtaran yang mrambat pada mdium batuan dan mnmbus lapisan bumi. njalaran mnybabkan dformasi batuan.strss atau tkanan didfinisikan gaya prsatuan

Lebih terperinci

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE Fabio Dwi Bagus Irawan 1,a, Cahyo Budiyantoro 1,b, Thoharudin 1,c 1 Program Studi Tknik Msin, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut : 3. PEMODELAN SISTEM 3.1. Kondisi Darah Studi Kabupatn Solok Slatan trltak di bagian slatan Propinsi Sumatra Barat pada posisi 0 43 1 43 Lintang Slatan 101 01 101 30 Bujur Timur dngan luas wilayah 3.346,20

Lebih terperinci

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri. Pada pta struktur waktu (Gambar IV.4) trlihat bntuk ssar utama yang cukup unik dibagian tngah. Bntuk ini dipngaruhi olh konfigurasi Batuan Dasar yang dihasilkan olh struktur brumur Pra-Trsir. Pada pta

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar BAB 2 DASAR TEORI Glombang air mrupakan manifstasi dari suatu rambatan nrgi yang mmiliki frkunsi dan priod. Glombang air yang trjadi di laut dapat disbabkan olh angin, grakan kapal, gmpa atau gaya gravitasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut BAB II TEORI DASAR 2.1 Pngrtian Pasang Surut Pasang surut air laut (pasut) adalah pristiwa naik turunnya muka air scara priodik dngan rata-rata priodnya 12,4 jam (di bbrapa tmpat 24,8 jam) (Pond dan Pickard,

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat Mtod Pnlitian Suradi Sirgar Bab 6 Sumbr dan Prambatan Galat 6. Sumbr galat. Data masukan, misal hasil pngukuran (galat bawaan). Slama komputasi (galat pross), galat ang timbul akibat komputasi 3. Galat

Lebih terperinci

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu Muatan rgrak Muatan hidup yang brgrak dari satu ujung k ujung lain pada suatu konstruksik disbut bb bban brgrak Sbuah kndaraan mlalui suatu jmbatan, maka akan timbul prubahanbh nilai i raksi kimaupun gaya

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum Bab III Studi Kasus III.1 Daerah Aliran Sungai Citarum Sungai Citarum dengan panjang sungai 78,21 km, merupakan sungai terpanjang di Propinsi Jawa Barat, dan merupakan salah satu yang terpanjang di Pulau

Lebih terperinci

SIMULASI KOMPUTER MODEL PERPINDAHAN MASSA UAP AIR DALAM UDARA PADA KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

SIMULASI KOMPUTER MODEL PERPINDAHAN MASSA UAP AIR DALAM UDARA PADA KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEDA HINGGA 1 SIMULSI KOMPUTER MOEL PERPINHN MSS UP IR LM UR P KOLOM SORBSI ENGN MENGGUNKN PENEKTN BE HINGG gi Yonathan R.T. (LC30600 dan Muh. nugrah chsan (LC30600 Jurusan Tknik Kimia, Fakultas Tknik, Univrsitas

Lebih terperinci

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma Modul Intgral Fungsi Eksponn, Fungsi Trigonomtri, Fungsi Logaritma Dr. Subanar D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus I Anda tlah mngnal bahwa intgrasi adalah pross balikan dari difrnsiasi. Jadi untuk

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Mnggunakan Transformasi Fourir - Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik (4) BAB Analisis Rangkaian Mnggunakan Transformasi Fourir Dngan pmbahasan

Lebih terperinci

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag Modl Modl Pngukuran dalam Pmodlan Prsamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Tulisan ini akan mmbahas bbrapa modl dalam SEM yang unik. Dikatakan unik karna jarang dipakai. Tulisan hanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI A ANDAAN TEORI. Prsdiaan.. Dfinisi Prsdiaan Prsdiaan agi anyak prusahaan adalah ast yang paling trlihat dalam risnis. ahan aku, ahan stngah jadi, dan arang jadi adalah ragai macam jnis prsdiaan dalam prusahaan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED) Winny Friska Uli,Ali Hanafiah Ramb Konsntrasi Tknik Tlkomunikasi, Dpartmn Tknik Elktro Fakultas

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA Wahyuni, N.N.S 1, Warditiani, N.K. 1, Lliqia, N.P.E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matmatika Dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Udayana Korspondnsi: Ni

Lebih terperinci

Bab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan

Bab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan Bab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan IV.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian Bagan alir metodologi penelitian seperti yang terlihat pada Gambar IV.1. Bagan Alir Metodologi Penelitian menjelaskan tentang

Lebih terperinci

Konsolidasi http://www.pwri.go.jp/ http://www.ashirportr.org Pmbbanan tanah jnuh brprmabilitas rndah akan mnaikkan tkanan air pori Air akan mngalir k lapisan tanah dngan tkanan pori yg lbih rndah Prmabilitas

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA BAB VII SISTEM AN JARINGAN PIPA Tujuan Intruksional Umum (TIU) Maasiswa diarapkan dapat mrncanakan suatu bangunan air brdasarkan konsp mkanika luida, tori idrostatika dan idrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Analisis Nosl Motor Rokt RX-1 LAPAN... (Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari) ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX - 1 LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER Ahmad Jamaludin Fitroh, Sari Pnliti Pnliti

Lebih terperinci

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR E. Yuliani, M. Imran, S. Putra Mahasiswa Program Studi S Matmatika Laboratorium Matmatika Trapan, Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN 65 ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN (Stability and Adaptability Analysis of Highland Ric Gnotyps across Fiv Diffrnt Environmnts) Shrly Rahayu 1,2, Dsta

Lebih terperinci

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT Jhon Malta (1) (1) Laboratorium Dinamika Struktur Jurusan Tknik Msin Fakultas Tknik Univrsitas Andalas, Padang. Email: jhonmalta@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Prosiding SPMIPA. pp. 3-39, 006 ISBN : 979.704.47.0 PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX Eka Ariani, Agus Rusgiyono Jurusan Matmatika FMIPA Univrsitas Dipongoro Jl.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Analisa Pngaruh Pack Carburizing Mnggunakan Arang Mlanding (Mas ad dkk.) ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI Mas ad,

Lebih terperinci

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER HannaA Parhusip Cntr of Applid Mathmatics Program Studi Matmatika Industri dan Statistika Fakultas Sains dan Matmatika Univrsitas Kristn Sata

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Spt. 202) ISSN: 230-928X D-36 Pmodlan Faktor-faktor yang Mmpngaruhi Prstasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dngan Rgrsi Logistik dan Nural Ntwork Wijdani Anindya Hadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PELAT LANTAI BETON DAN DINDING BATA MERAHTERHADAP PELAT LANTAI DAN DINDING BETON RINGAN AERASI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PELAT LANTAI BETON DAN DINDING BATA MERAHTERHADAP PELAT LANTAI DAN DINDING BETON RINGAN AERASI PERBANDINGAN PENGGUNAAN PELAT LANTAI BETON DAN DINDING BATA MERAHTERHADAP PELAT LANTAI DAN DINDING BETON RINGAN AERASI Olh: Undin Nuryadin 1, Titik Pnta Artiningsih, Wiratna Tri Nugraha 3 Astrak Bsarnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM ISSN : 2355-9365 -Procding of Enginring : Vol.4, No.1 April 2017 Pag 632 Abstrak ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM FORCED CONVECTION HEAT

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL Jurnal Barkng Vol 5 No Hal 33 39 (0) KAAKTEISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTAL HENY W M PATTY, ELVINUS ICHAD PESULESSY, UDI WOLTE MATAKUPAN 3,,3 Staf Jurusan Matmatika FMIPA UNPATTI Jl Ir M Putuhna, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM A. Radiasi Bnda Hitam 1. Hasil-Hasil Empiris Gambar 1. Grafik fungsi radiasi spktral bnda hitam smpurna a. Hukum Stfan Hukum Stfan dapat dituliskan sbagai total = f df

Lebih terperinci

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi Prsntasi Isi: Solusi Prsamaan Difrnsial pada Saluran Transmisi Rprsntasi sinyal dalam bntuk phasor Pmikiran Dasar Sinyal harmonis mudah untuk diturunkan dan diintgralkan Smua sinyal fungsi waktu bisa dirprsntasikan

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 7 Mata Kuliah : Matmatika Diskrit Program Studi : Tknik Informatika Minggu k : 7 MATRIK GRAPH Sbuah graph dapat kita sajikan dalam bntuk matrik, yaitu : a. Matrik titik (Adjacnt Matrix) b. Matrik rusuk (Edg

Lebih terperinci

STUDI KONSUMSI ENERGI LISTRIK MOTOR INDUKSI SATU FASA PENGGERAK POMPA AIR PADA PENGISIAN TANDON SECARA BERTINGKAT

STUDI KONSUMSI ENERGI LISTRIK MOTOR INDUKSI SATU FASA PENGGERAK POMPA AIR PADA PENGISIAN TANDON SECARA BERTINGKAT STUDI KONSUMSI ENERGI LISTRIK MOTOR INDUKSI SATU FASA PENGGERAK POMPA AIR PADA PENGISIAN TANDON SECARA BERTINGKAT Radityo Kusumo A LF 00 603 Jurusan Elktro Fakultas Tknik Univrsitas Diongoro Smarang Astrak

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN JIMT ol. 9 No. 1 Juni 01 (Hal. 16 8) Jurnal Ilmiah Matmatika dan Trapan ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN Nurainun 1, S. Musdalifah,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Yogyakarta, Sptmbr 0 RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON Sajima, Dddy Hasnurrofiq, Sudaryadi -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor, Kotak pos 0 Ykbb 558 -mail

Lebih terperinci

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone Modifikasi Analytic Ntwork Procss Untuk Rkomndasi Pmilihan Handphon Fry Dwi Hrmawan Jurusan Informatika Fakultas MIPA, Univrsitas Sblas Mart Surakarta frydh@yahoocom Ristu Saptono Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH.. Faktor-Faktor yang Mmpngaruhi Produktivitas Cabai Mrah dan Nilai Elastisitas Input trhadap Produktivitas...

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan; Bab Ruang Vktor I. Ruang Vktor R n. Ruang brdimnsi satu R = R = kumpulan bilangan ral Mnyatakan suatu garis bilangan; -3 - - 0. Ruang brdimnsi dua R = bidang datar ; Stiap vktor di R dinyatakan sbagai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tmpat Pnlitian Pnlitian dimulai pada awal bulan Sptmbr 2002 hingga akhir bulan Januari 2004. Lokasi pnlitian di kbun tbu lahan kring milik PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah.

Lebih terperinci

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN Artikl Skripsi MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Mmnuhi Sbagian Syarat Guna Mmprolh Glar Sarjana Pndidikan (S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN OBJEK WISATA PENELITIAN KELAUTAN Pada Bab IV ini akan dijlaskan hal-hal yang brkaitan dngan konsp prncanaan dan prancangan objk wisata pnlitian klautan. Akan dijlaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mngnai tori dan trminologi graph, yaitu bntuk-bntuk khusus suatu graph. Di sini uga akan dilaskan mngnai minimum spanning tr, pmrograman 0-, dan aplikasi

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON Pnntuan Nilai E/m Elktron 013 PENENTUAN NILAI /m ELEKTRON Intan Masruroh S, Anita Susanti, Rza Ruzuqi, Zaky Alam Laboratorium Fisika Radiasi, Dpartmn Fisika Fakultas Sains Dan Tknologi, Univrsitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1. Landasan Tori 2.1.1. nawaran Agrgat nawaran Agrgat atau Aggrgat Supply adalah jumlah total dari barang dan jasa yang ditawarkan dalam suatu prkonomian pada tingkat harga. Modl

Lebih terperinci

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM

PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM JIMT Vol. 4 No. Juni 07 (Hal 56-69) ISSN : 450 766X PELABELAN PRIME CORDIAL UNTUK GRAF BUKU DAN GRAF MATAHARI YANG DIPERUMUM S.Pranata, I. W. Sudarsana dan S.Musdalifah 3,,3 Program Studi Matmatika Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS 18Novmbr 17 Tma 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matmatika, Fisika, Kimia dan Biologi) HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS Olh Agung Prabowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Blakang Sarana dan prasarana transportasi di suatu ngara mmpunyai pranan yang sangat pnting dalam pngmbangan suatu kawasan trtntu, baik konomi, sosial, budaya dan sbagainya.

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim Tinjauan Trmodinamika Sistm artikl Tunggal Yang Trjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Ol Saful Karim Jurusan ndidikan Fisika Fakultas ndidikan Matmatika dan Ilmu ngtauan Alam Univrsitas ndidikan Indonsia 00

Lebih terperinci

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang Pnntuan Lot Siz Pmsanan Bahan Baku Dngan Batasan Kapasitas Gudang Dana Marstiya Utama 1 Abstract. This papr xplains th problm o dtrmining th lot siz o ordring raw matrials with warhous capacity limitation

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. MICRO BUBBLE GENERATOR Micro Bubbl Gnrator (MBG) mrupakan suatu alat yang difungsikan untuk mnghasilkan glmbung udara dalam ukuran mikro, yaitu glmbung dngan diamtr 00 μm []. Aplikasi

Lebih terperinci

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Sminar Nasional Statistika IX Institut Tknologi Spuluh Nopmbr, 7 Novmbr 2009 ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS TUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009 Lalu Husnan Wijaya *, Dian Yudha Risdianto ** Pnliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan panjang sekitar 548,53 km. Wilayah Sungai Bengawan Solo terletak di Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Pnliti : Lasmini Ambarwati, ST.,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI NORMAL TERPOTONG DAN PENERAPANNYA SKRIPSI

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI NORMAL TERPOTONG DAN PENERAPANNYA SKRIPSI KARAKTERISTIK DISTRIBUSI NORMAL TERPOTONG DAN PENERAPANNYA SKRIPSI Diajukan untuk Mmnuhi Salah Satu Syarat Mraih Glar Sarjana Sains (S.Si) Jurusan Matmatika pada Fakultas Sains dan Tknologi UIN Alauddin

Lebih terperinci

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycin max L. Mrr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polythyln Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Evika Sandi Savitri Staf Pngajar Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN SISTEM DATABASE DENGAN METODE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) TRADITIONAL PADA SISTEM PENANGANAN ORDER DI DEPARTEMEN PEMESINAN

USULAN RANCANGAN SISTEM DATABASE DENGAN METODE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) TRADITIONAL PADA SISTEM PENANGANAN ORDER DI DEPARTEMEN PEMESINAN USULAN RANCANGAN SISTEM DATABASE DENGAN METODE SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) TRADITIONAL PADA SISTEM PENANGANAN ORDER DI DEPARTEMEN PEMESINAN Dwi Novirani Fadillah Ramadhan 2, 2 Jurusan Tknik Industri

Lebih terperinci

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Yuli Syafti Purnama Mahasiswa Program Studi S Matmatika Fakultas Matmatika dan Ilmu Pngtahuan Alam Univrsitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I Univrsitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputr Tknik Informatika Prsamaan Difrnsial Ord I Dfinisi Prsamaan Difrnsial Prsamaan difrnsial adalah suatu prsamaan ang mmuat satu atau lbih turunan fungsi

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014 Onlin Jurnal of Natural Scinc, ol.3(1): 65-74 ISSN: 338-0950 March 014 PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP I W. Sudarsana 1, Fitria and S. Musdalifah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUTAKAAN II.1 PENDAHULUAN Yild lin adalah suatu pmcahan yang dapat digunakan dalam plat bton dimana trjadinya tgangan llh dan rotasi scara plastis muncul. Tori ini dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI 03-1726-2012 Hotma L Purba Jurusan Tknik Sipil,Univrsitas Sriwijaya Korspondnsi pnulis : hotmapurba@hotmail.com

Lebih terperinci

Materike April 2014

Materike April 2014 Matrik-6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 10 April 014 Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna ( difrnsial Contoh ' ' '' ' Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah 15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto

Lebih terperinci

PENGANTAR METODE MAGNETOTELLURIK (MT)

PENGANTAR METODE MAGNETOTELLURIK (MT) PENGANTAR METODE MAGNETOTELLURIK (MT) I. PENDAULUAN Survy gofisika trutama dimaksudkan untuk mmprolh informasi mngnai distribusi paramtr-paramtr fisik bawah prmukaan sprti kcpatan glombang lastik, rapat

Lebih terperinci

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015 Matri k - 6 Pnggunaan Intgral Tak Tntu 30 Mart 015 Industrial Enginring UNS ko@uns.ac.id Prsamaan Difrnsial dan Pnggunaanna Prsamaan difrnsial mngaitkan suatu fungsi dngan turunanna difrnsial Contoh '

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KROMIUM ORGANIK HASIL HIDROLIS LIMBAH PADAT PENYAMAKAN KULIT YANG DISINTESIS PADA TEMPERATUR

KARAKTERISTIK KROMIUM ORGANIK HASIL HIDROLIS LIMBAH PADAT PENYAMAKAN KULIT YANG DISINTESIS PADA TEMPERATUR KARAKTERISTIK KROMIUM ORGANIK HASIL HIDROLIS LIMBAH PADAT PENYAMAKAN KULIT YANG DISINTESIS PADA TEMPERATUR dan KONSENTRASI NaOH BERBEDA SEBAGAI FEED SUPLEMEN SAPI (in vitro) Olh : UJANG SURYADI *) ABSTRAK

Lebih terperinci

Debuging Program dengan EasyCase

Debuging Program dengan EasyCase Modul asyc 1 Dbuging Program dngan EasyCas Di susun Olh : Di dukung olh : Portal dukasi Indonsia Opn Knowlodg and Education http://ok.or.id Modul asyc 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kpada guru sjatiku Gusti

Lebih terperinci

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial injauan rmodinamika ada Sistm artikl unggal Yang rjbak Dalam Sbua Sumur otnsial Dngan mngmbangkan ubungan trmodinamik yang sdrana untuk pngumpulan partikl yang tunggal yang ditmpatkan pada dara potnsial.

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh: Margareta Inke Mayasari NIM :

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika. Oleh: Margareta Inke Mayasari NIM : PLAGIA MRUPAKAN INAKAN IAK RPUJI PRHIUNGAN BAAS RNAH NILAI PRBANINGAN ANARA SUHU BY AN SUHU KRISAL SCARA NUMRIK UNUK MNNUKAN PNGARUH SUHU RHAAP PANAS JNIS KRISAL Skripsi iajukan untuk Mmnuhi Salah Satu

Lebih terperinci

Materi : 5.1. Kapasitas panas fonon 5.2. Rapat keadaan model Debye 5.3. Temperatur Debye 5.4. Persamaan Debye T 3

Materi : 5.1. Kapasitas panas fonon 5.2. Rapat keadaan model Debye 5.3. Temperatur Debye 5.4. Persamaan Debye T 3 IIKAOR Maasiswa arus dapat : Mnntuan rapat adaan modl y. Mngitung tmpratur y. Mngitung apasitas panas fonon. Mnggunaan prsamaan y untu apasitas panas fonon. Matri : 5.. Kapasitas panas fonon 5.. Rapat

Lebih terperinci

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT

KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT Prosiding SNaPP2012 : Sains, Tknologi, dan Kshatan ISSN 2089-3582 KINETIKA SORPSI ION ZINK (II) PADA PARTIKEL GAMBUT 1 Munawar 1 Jurusan Tknik Kimia Politknik Ngri Lhoksumaw, Jl. B. Ach - Mdan Km. 280,

Lebih terperinci

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT

Deret Fourier, Transformasi Fourier dan DFT Drt Fourir, Transformasi Fourir dan DFT A. Drt Fourir Drt fourir adalah drt yang digunakan dalam bidang rkayasa. Drt ini prtama kali ditmukan olh sorang ilmuan prancis Jan-Baptist Josph Fourir (1768-18).

Lebih terperinci

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor

Implementasi Pemodelan Multi Kriteria (PMK) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Mutu Ban Sepeda Motor Implmntasi Pmodlan Multi Kritria (PMK) Pada Sistm Pndukung Kputusan Pngujian Mutu Ban Spda Motor Muliadi Muliadiaziz@yahoo.com Abstract This rsarch to dvlop a dsign dcision support systm with built tst

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Banjir adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi. Kerugian jiwa dan material yang diakibatkan oleh bencana banjir menyebabkan suatu daerah terhambat pertumbuhannya

Lebih terperinci

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA Olh : Yanti Muliyaningsih G40026 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah satu bagian dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK DAS Citarum merupakan DAS terpanjang terbesar di Jawa Barat dengan area pengairan meliputi Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Cianjur, Indramayu,

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P0 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS) Nincy Ayu Lstari 1 Nahdalina Fakultas Tknik Sipil Univrsitas

Lebih terperinci

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER

MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER MODEL PERAMBATAN PANAS ARAH RADIAL BENDA-BENDA SILINDRIK MULTILAYER Tomi Tristono 1 1 adalah Dosn Fakultas Tknik Univrsitas Mrdka Madiun Abstract A hat transfr modl of a-multilayrs cylindrical shap with

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th )

INFRASTRUKTUR. STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) INFRASTRUKTUR STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK PASIR SIURI AKIBAT PENAMBAHAN BUTIRAN HALUS NONPLASTIS (STUDI KASUS FC > FC th ) Study Of Changs In Th Charactristic Of Siuri Sand Du To Addition Of Nonplastic

Lebih terperinci