BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Persediaan Persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal bagi perusahaan, mencerminkan oal 40% dari oal modal yang diinvesasikan (Render dan Heizer, 997, p34). Oleh karena iu, manajemen pengendalian persediaan yang baik sangalah pening. Kesulian yang dalam pelaksanaan manajemen persediaan radisional elah eraasi semenjak dikenal sebuah pendekaan sisem persediaan yang lebih baik, yang disebu maerial requiremen planning (RP). enuru Herjano (999, p 29) persediaan adalah bahan aau barang yang disimpan yang akan digunakan unuk memenuhi ujuan erenu, misalnya unuk proses produksi perakian, unuk dijual kembali, unuk suku cadang dari suau peralaan aau mesin. enuru Handoko (2000, p333) persediaan ialah suau isilah umum yang menunjukkan segala sesuau aau sumber daya organisasi yang disimpan dalam anisipasinya erhadap pemenuhan perminaaan. Jenis persediaan yang sering disebu dengan isilah persediaan keluaran produk (produc oupu) melipui persediaan bahan menah, barang dalam proses, barang jadi aau produk akhir, bahan-bahan pembanu aau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi keluaran produk perusahaan.

2 Peramalan Peramalan aau forecasing adalah suau kegiaan unuk memperkirakan apa yang erjadi pada masa yang akan daang. Keepaan secara mulak dalam memprediksi perisiwa dan ingka kegiaan yang akan daang adalah idak mungkin dicapai, oleh karena iu keika perusahaan idak dapa meliha kejadian yang akan daang secara pasi, diperlukan waku dan enaga yang besar agar mereka dapa memiliki kekuaan erhadap kejadian yang akan daang. Pengerian peramalan menuru Render dan Heizer (200, p46) adalah seni dan ilmu memprediksi perisiwa-perisiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan daa hisoris dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa benuk model maemais. Bisa jadi berupa prediksi subjekif aau inuiif enang masa depan. Aau peramalan bisa mencakup kombinasi model maemais yang disesuaikan dengan penilaian yang baik oleh manajer. Pengerian peramalan menuru Handoko (2000, p260) adalah suau usaha unuk meramalkan keadaan di masa mendaang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan perisiwa-perisiwa di waku yang akan daang aas dasar pola-pola di waku yang lalu dan penggunaan kebijakan erhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waku yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksi-proyeksi adalah fungsi-fungsi mekanikal.

3 Jenis Jenis Pola Daa Daa yang diplo adalah daa masa lalu yang dipergunakan unuk meramalkan daa di masa yang akan daang. Dari daa yang elah diplo akan erliha pola daa unuk menenukan meode ramalan yang akan digunakan. Ada empa jenis pola daa, yaiu : - Pola horizonal aau saionary erjadi bilamana nilai daa berflukuasi di sekiar nilai konsan raa-raa. Dere seperi iu sasioner erhadap nilai raaraanya. isalnya pola jenis ini erdapa bila suau produk mempunyai jumlah penjualan yang idak menaik aau menurun selama beberapa periode. Gambar 2. Pola Daa Horizonal - Pola musiman aau seasonal erjadi bilamana dere dipengaruhi oleh fakor musiman, seperi kuaral ahun erenu, bulanan, harian pada minggu erenu. Banyak produk yang penjualannya menunjukkan pola musiman, seperi minuman ringanr, ice cream, bahan bakar, dan jasa angkuan.

4 26 Gambar 2.2 Pola Daa usiman - Pola siklik aau cyclical erjadi bilamana daanya dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi jangka panjang seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis. Ada beberapa produk yang penjualannya menunjukkan pola siklus seperi mobil sedan, besi baja, dan perkakas aau peralaan bengkel. Gambar 2.3 Pola Daa Siklik - Pola rend yaiu apabila daa dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan, baik yang arahnya meningka dari waku ke waku maupun menurun. Pola ini disebabkan anara lain berambahnya populasi, perubahan pendapaan, dan pengaruh budaya.

5 27 Gambar 2.4 Pola Daa Trend 2.4 Pendekaan Peramalan enuru Render dan Heizer (200, p48) pendekaan peramalan secara umum dibagi dua, yaiu pendekaan kualiaif dan pendekaan kuaniaif.. Pendekaan Kualiaif eode ini biasanya digunakan unuk meramalkan lingkungan dan eknologi, karena kondisi ersebu berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Oleh karena iu meode kualiaif disebu dengan echnological forecasing. Teknik-eknik kualiaif adalah subjekif aau berdasarkan pada esimasi - esimasi dan pendapa - pendapa. 2. Pendekaan Kuaniaif Pendekaan kuaniaif, yaiu peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu. Pendekaan kuaniaif hanya dapa dierapkan jika ersedia informasi mengenai daa masa lalu, informasi dapa dikuanifisir (diwujudkan dalam benuk angka), dan asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan berlanju.

6 28 eode kuaniaif dapa dibedakan aas : a. odel seri waku (ime series) Jenis peramalan ini merupakan esimasi masa depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suau variabel dan / aau kesalahan masa lalu. Raa-raa bergerak (moving average) eode raa-raa bergerak unggal (single moving average) bermanfaa bila berasumsi bahwa perminaan pasar eap sabil sepanjang waku. Nilai raa-raa bergerak yang baru didapa dengan memasukkan nilai daa observasi yang baru dan mengeluarkan nilai daa observasi yang paling erdahulu, kemudian dipergunakan sebagai ramalan unuk periode beriku. Rumus : F = (X X... X n ) n F X i = ramalan unuk periode beriku (ke ). = daa akual periode sekarang (ke-). = jumlah periode dalam raa-raa bergerak. eode Double oving Average merupakan salah sau peramalan ime series dengan meliha daa rend. Perama kali dilakukan moving average kemudian baru dilakukan lagi moving average unuk daa yang adi yang sudah di moving average perama kali. Beriku ini adalah rumus yang dipakai pada peramalan ini yaiu :

7 29 Rumus unuk moving average yang perama k Y Y Y Y Y k 2... = = Rumus unuk moving average yang kedua k k 2 '... = Rumus unuk menghiung peramalan dengan double moving average m b a Y k b a p p = = = = ^ ' ' ' ) ( 2 2 ) ( eode raa-raa bergerak erimbang (weighed moving average), yaiu memberi imbangan berbeda aas daa yang lalu eode ini lebih responsif erhadap perubahan karena periode yang lebih baru mungkin lebih besar imbangannya. Rumus : ) X W... X W (W X W... W W F n n n = F = ramalan unuk periode beriku (ke ). X i = daa akual periode sekarang (ke-). = jumlah periode dalam raa-raa bergerak. W = bobo unuk periode sekarang (ke-).

8 30 - Penghalusan eksponensial (exponenial smoohing) eode ini digunakan unuk mengurangi keidakerauran musiman dari daa yang lalu, dengan membua raa-raa erimbang dari dere daa yang lalu. acam-macam meode smoohing : eode exponenial smoohing unggal (single exponenial smoohing) pada periode perama dari peramalan ini bila idak ersedia aau idak erdapa hasil aau nilai ramalan pada periode sebelumnya. Pemecahan masalah ini dapa dilakukan dengan menggunakan nilai observasi yang perama sebagai ramalan perama. Rumus : F = F α(a - F ) F = Ramalan baru F α = Ramalan sebelumnya = Konsana penghalusan A - = Perminaan akual periode sebelumnya eode double exponenial smoohing sau parameer Brown menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Persamaan yang dipakai adalah : S' = S" = X Inisialisasi Awal S' = α.x ( α).s' Pemulusan perama ()

9 3 S' ' = α.s' ( α).s' ' Pemulusan kedua () a = 2.S' S" b α = (S' S" ) α F( m) = a b.m eode double exponenial smoohing dua parameer Hol menambahkan persamaan b unuk memperoleh pemulusan rend dan menggabungkan rend ini dengan persamaan pemulusan sandar sehingga menghasilkan persamaan F. eode dari Hol ini menggunakan dua parameer α dan γ. Persamaan yang dipakai adalah : Inisialisasi Awal : S = X b = X2 X S = ( α * X ( α)( S ) b( ) ) b = γ ( S S( ) ) ( γ ) b( ) F( m) = S b * m b. odel kausal (analisis regresi) eode kausal merupakan meode peramalan yang didasarkan aas penggunaan analisa pola hubungan anara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya.

10 32 eode regresi adalah meode saisik yang digunakan unuk menenukan hubungan anar paling idak dua variabel, sau aau lebih variabel bebas (indepenen variables) dan sau variabel berganung (dependen variable). Basis prediksinya secara umum adalah daa hisoris. Rumus : n b = n a = y b y = a b y y 2 2 ( ) a = inersep b = kemiringan garis fungsi = periode waku n = jumlah periode y = ramalan unuk periode 2.5 Pengukuran Keeliian Peramalan eode peramalan yang baik adalah meode yang menghasilkan penyimpangan anara hasil peramalan dengan nilai kenyaaan yang sekecil mungkin. Dalam suau peramalan diharapkan nilai kesalahan yang sekecil mungkin. Keepaan peramalan dapa diukur dengan cara beriku : Nilai Tengah Gala Absolu (ean Absolu Error) AE = n n = e

11 33 Nilai Tengah Gala Kuadra (ean Squared Error) SE = n n = e 2 Nilai raa-raa persenase kesalahan absolu (ean Absolue Percenage Error). APE = n n = PE aau APE = e X n Perencanaan Agrega Perencanaan agrega merupakan janung dari perencanaan jangka menengah. Tujuan perencanaan agrega unuk mengembangkan suau rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan opimal. enuru Handoko (2000, p234), perencanaan agrega adalah proses perencanaan kuanias dan pengauran waku keluaran selama periode waku erenu (biasanya 3 bulan sampai ahun) melalui penyesuaian variabelvariabel ingka produksi, karyawan, persediaan, dan variabel-variabel yang dapa dikendalikan lainnya. Perencanaan agrega mencerminkan sraegi perusahaan dalam hal pelayanan kepada pelanggan, ingka persediaan, ingka produksi, jumlah karyawan, dan lain-lain.

12 34 Variabel-variabel kepuusan dalam perencanaan agrega adalah : - Jumlah enaga kerja langsung yaiu enaga kerja yang langsung berpengaruh erhadap kapasias produksi. - Kecepaan produksi yaiu besaran yang menyaakan produk agrega yang dibua seiap bulan. - Waku lembur (overime) dibuuhkan bila kecepaan produksi aau jumlah produksi yang akan dibua jauh lebih besar dari kemampuan pabrik. - Jumlah pesanan yang disubkonrakkan. Hal ini erjadi jika kapasias pabrik ermasuk lembur idak mampu melayani pesanan sehingga kelebihan pesanan ersebu disubkonrakkan ke perusahaan lain yang sejenis. - Jumlah pesanan yang diunda waku penyerahannya. Jika kapasias yang ada idak memenuhi semua pesanan pada waku yang dijanjikan maka sebagian perminaan diunda waku penyerahannya. - Tingka persediaan yaiu banyaknya produk yang disimpan dalam benuk produk jadi yang siap dijual. 2.7 Sraegi Perencanaan Agrega Sraegi yang digunakan dalam perencanaan agrega adalah sebagai beriku :. elakukan variasi ingka persediaan, pada sraegi ini jumlah karyawan dan waku kerja diperahankan sehingga raa raa ingka produksi akan eap. Kelebihan produksi yang erjadi pada periode perminaan rendah disimpan

13 35 sebagai persediaan yang naninya digunakan unuk menuupi produksi pada waku erjadi perminaan yang lebih inggi dari ingka produksi. Kelemahannya adalah imbulnya biaya penyimpanan persediaan berupa biaya sewa gudang, adminisrasi, asuransi, kerusakan maerial dan berambahnya modal yang eranam. Sraegi ini idak dapa digunakan unuk kegiaan jasa karena jasa idak dapa disimpan sebagai persediaan. Selain iu juga idak epa unuk perusahaan yang produknya cepa rusak/ idak ahan lama, karena memerlukan ruang simpan yang sanga besar. 2. elakukan variasi jumlah enaga kerja, apabila erjadi perminaan inggi maka dilakukan penambahan enaga kerja. Sebaliknya, pada waku perminaan rendah dilakukan pengurangan enaga kerja. Biaya yang imbul mencakup biaya pengadaan enaga kerja aau pesangon bagi enaga kerja yang dikurangi. Sraegi ini cocok unuk dierapkan jika enaga kerja yang disewa aau dikurangi mempunyai kerampilan yang rendah dan jika pasar enaga kerja memiliki suplai yang besar. 3. Subkonrak, dilakukan jika erjadi perminaan yang berambah semenara kapasias produksi idak cukup unuk memenuhinya sedangkan perusahan idak menghendaki hilangnya perminaan aau pelanggan pening. Kerugian sraegi ini adalah harga pokok produksi menjadi lebih inggi, bisa memberikan kesempaan kepada pesaing unuk maju, dan adanya risiko karena idak dapa secara langsung mengonrol muu produk dan penjadwalan.

14 aser Producion Schedule aser Producion Schedule aau jadwal induk produksi merupakan rencana induk perusahaan, dan seelah diseujui akan mengendalikan sisem PPIC. Bagaimanapun juga, hal ini dapa diubah secara periodik unuk mencerminkan pesanan-pesanan baru aau ramalan-ramalan baru dengan berjalannya waku. Berbagai pesanan langganan, ramalan-ramalan perminaan, dan perminaan komponen-komponen pelayanan menghasilkan jadwal induk produksi awal. enuru Gaspersz (200, p42) jadwal induk produksi pada dasarnya berkaian dengan akivias empa fungsi uama beriku :. enyediakan aau memberikan inpu uama kepada sisem perencanaan kebuuhan maerial dan kapasias. 2. enjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (producion and purchase orders) unuk iem-iem PS. 3. emberikan landasan unuk penenuan kebuuhan sumber dana dan kapasias. 4. emberikan basis unuk pembuaan janji enang penyerahan produk (delivery promises) kepada pelanggan Inpu PS PS membuuhkan lima inpu uama (Gaspersz, 200, p43) seperi pada gambar 2.5 beriku.

15 37 Rough Cu Capaciy Planning (RCCP) INPUT : PROSES : OUTPUT :. Daa Perminaan Toal 2. Saus Invenori 3. Rencana Produksi 4. Daa Perencanaan 5. Informasi dari RCCP Penjadwalan Produksi Induk(PS) Jadwal Produksi Induk (PS) Umpan Balik Gambar 2.5 Proses Penjadwalan Produksi Induk Beriku ini adalah penjelasan lima inpu uama PS pada gambar 2.5 :. Daa perminaan oal. Daa perminaan oal berkaian dengan ramalan penjualan (sales forecass) dan pesanan-pesanan (orders). 2. Saus Invenori. Saus invenori berkaian dengan informasi enang on-hand invenory, sok yang dialokasikan unuk penggunaan erenu (allocaed sock), pesananpesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan. 3. Rencana Produksi. PS harus menjumlahkannya unuk menenukan ingka produksi, invenori, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi iu.

16 38 4. Daa Perencanaan. Daa perencanaan berkaian dengan lo-sizing yang digunakan, sok pengaman (safey sock), dan waku unggu (lead ime) dari masing-masing iem yang biasanya ersedia dalam file induk dari iem (Iem aser File). 5. Informasi dari RCCP. RCCP menenukan kebuuhan kapasias unuk mengimplemenasikan PS, menguji kelayakan dari PS Teknik Penyusunan PS 200, p59). Gambar 2.6 beriku ini adalah benuk forma umum dari PS (Gaspersz, Gambar 2.6 Benuk Umum dari aser Producion Schedule Iem No : Descripion : Lead ime : Safey Sock : On hand : Demand Time Fences : Planning Time Fences : Period Forecas Acual Order Projec Available Balance Available o Promise Cumulaive ATP aser Scheduled Penjelasan unuk gambar 2.6 di aas adalah sebagai beriku :

17 39. Lead Time enyaakan waku yang dibuuhkan unuk memproduksi aau membeli suau iem. 2. On Hand enyaakan jumlah maerial yang ada di angan sebagai sisa periode sebelumnya aau invenori awal yang secara fisik ersedia dalam sok. 3. Safey Sock enyaakan cadangan maerial yang harus ada di angan sebagai anisipasi kebuuhan di masa yang akan daang aau disebu juga sebagai sok pengaman. 4. Demand Time Fence (DTF) erupakan baas waku penyesuaian pesanan perminaan. Disini perubahan demand idak akan dilayani karena akan menimbulkan kerugian biaya besar akiba keidaksesuaian aau kekacauan jadwal. 5. Planning Time Fence (PTF) erupakan baas waku penyesuaian pesanan di mana demand masih boleh berubah. Perubahan masih dilayani sepanjang maerial dan kapasias ersedia. 6. Time Periods for Display erupakan banyaknya periode waku yang diampilkan dalam forma PS. 7. Sales Plan (Sales Forecas) erupakan hasil peramalan sebelumnya sebagai hasil dari perencanaan agrega. 8. Acual Order (AO) erupakan jumlah pesanan yang sudah dierima sebelumnya dan bersifa pasi.

18 40 9. Projec Available Balance (PAB) erupakan perkiraan jumlah sisa produk pada akhir periode perencanaan. PAB dihiung menggunakan rumus : PAB DTF = PAB - S AO PAB DTF PTF = PAB - S AO aau F (pilih yang besar) 0. Available o Promise (ATP) emberikan informasi berapa banyak iem aau produk erenu yang dijadwalkan pada periode waku iu ersedia unuk pesanan pelanggan, sehingga berdasarkan informasi ini bagian pemasaran dapa membua janji yang epa kepada pelanggan. ATP = ATP - S AO sampai periode yang dijadwalkan pada PS. ATP idak boleh bernilai negaif. Jika hal ini erjadi maka akan erjadi loss sale karena perminaan idak dapa erpenuhi.. aser Producion Schedule (PS) erupakan hasil diasgregasi dari perencanaan agrega yang akan diproduksi. 2.9 aerial Requiremen Planning enuru Schroeder (997, p44), aerial Requiremens planning aau perencanaan kebuuhan maerial merupakan sisem perencanaan dan pengendalian bahan baku yang saa ini penggunaannya elah erkompuerisasi karena RP adalah suau konsep yang sederhana dan logis.

19 4 enuru Yami (998, p260), aerial Requiremens planning merupakan sisem yang dirancang secara khusus unuk siuasi perminaan bergelombang, yang secara ipikal karena perminaan ersebu dependen. Perminaan dependen idak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi pasar dan hanya erganung pada perminaan suku cadang diingka aasnya. RP memberikan peningkaan efisiensi karena jumlah persediaan, waku produksi dan waku pengiriman barang dapa direncanakan lebih baik, karena ada keerpaduan dalam kegiaan yang didasarkan pada jadwal induk Inpu RP Sebagai suau sisem, RP membuuhkan lima inpu uama (Gaspersz, 200, p77) seperi pada gambar 2.7 beriku. Perencanaan Kapasias (Capaciy Planning) INPUT :. PS 2. Bill of aerials 3. Iem aser 4. Pesanan-pesanan 5. Kebuuhan PROSES : Perencanaan Kebuuhan aerial (RP) OUTPUT : - Primary (orders) Repor - Acion Repor - Pegging Repor Umpan Balik Gambar 2.7 Proses Kerja dari RP

20 42 Kelima sumber inpu uama pada gambar 2.7 di aas adalah :. aser Producion Schedule (PS) merupakan rencana erperinci enang produk akhir yang diproduksi, berapa kuanias yang dibuuhkan, pada waku kapan dibuuhkan, dan kapan produk iu akan diproduksi. 2. Bill of aerial (BO) merupakan dafar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan unuk membua suau produk. 3. Iem aser merupakan suau file yang berisi informasi enang maerial, pars subassemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuanias onhand, kuanias yang dialokasikan (allocaed quaniy), waku unggu yang direncanakan, ukuran lo (lo size), sok pengaman, krieria lo sizing, dan berbagai informasi pening lainnya yang berkaian dengan suau iem. 4. Pesanan-pesanan (orders) berisi enang banyaknya dari seiap iem yang akan diperoleh sehingga akan meningkakan sock on-hand di masa mendaang. 5. Kebuuhan-kebuuhan (requiremens) akan memberiahukan enang banyaknya masing-masing iem iu dibuuhkan sehingga akan mengurangi sock on-hand di masa mendaang ekanisme Dasar dari Proses RP Sisem RP memiliki empa langkah uama, yang selanjunya keempa langkah ini harus dierapkan sau per sau pada periode perencanaan dan pada seiap iem. Prosedur ini dapa dilakukan secara manual bila jumlah iem yang erliba dalam produksi relaif sediki.

21 43 Langkah-langkah ersebu adalah sebagai beriku.. Neing, proses ini adalah perhiungan kebuuhan bersih yang besarnya merupakan selisih anara kebuuhan koor dengan keadaan persediaan. 2. Loing, adalah suau proses unuk menenukan besarnya pesanan opimal seiap iem secara individual didasarkan pada perhiungan kebuuhan bersih yang elah dilakukan unuk meminimalkan oal ongkos pesan dan ongkos simpan. 3. Offseing, proses ini dapa menenukan saa yang epa unuk melakukan rencana pemesanan dalam memenuhi ingka kebuuhan bersih yang diperlukan dalam proses ini adalah lead ime produk ersebu. 4. Explosion, proses perhiungan kebuuhan koor unuk ingka iem / komponen yang lebih bawah. Perhiungan kebuuhan koor ini didasarkan pada rencana pemesanan iem-iem produk pada level yang lebih aas. Gambar 2.8 beriku ini adalah benuk forma umum dari RP. Par No : Descripion : BO UO : On hand : Lead Time : Order Policy : Safey Sock : Lo size : Period Gross Requiremen Scheduled Receips PAB Ne Requiremen Planned Order Receips Planned Order Release PAB 2 Gambar 2.8 Benuk Umum dari RP

22 44 Penjelasan unuk gambar 2.8 di aas adalah sebagai beriku :. Par No enyaakan kode komponen yang akan diraki, berdasarkan susunan BO. 2. Uni aerial enyaakan sauan komponen aau maerial yang akan diraki. 3. Lead Time enyaakan waku yang dibuuhkan unuk memproduksi / membeli suau iem. 4. Safey Sock enyaakan cadangan maerial yang harus ada di angan sebagai anisipasi kebuuhan di masa yang akan daang, disebu juga sebagai sok pengaman. 5. Descripion enyaakan deskripsi maerial secara umum, sesuai iem no. dalam BO. 6. On Hand enyaakan jumlah maerial yang ada di angan sebagai sisa periode sebelumnya aau invenori awal yang secara fisik ersedia dalam sok. 7. Order Policy enyaakan jenis pendekaan yang digunakan unuk menenukan ukuran lo yang dibuuhkan saa memesan barang. 8. Lo Size Ukuran lo menenukan besarnya jumlah komponen yang dierima seiap kali pesan. Teknik-eknik yang dipakai dalam penenuan ukuran lo ini anara lain :

23 45 - Lo For Lo (LFL) adalah ukuran pemesanan yang dilakukan sebesar kebuuhan bersih pada periode ersebu. Pada umumnya mengurangi biaya simpan karena ukuran pemesanan dipakai habis unuk periode ersebu. - Economic Order Quaniy (EOQ) adalah ukuran pemesanan dihiung dengan suau rumus dimana biaya yang minimal dapa dicapai apabila kebuuhan dalam benuk yang sama unuk seiap periode. Rumus unuk eknik EOQ adalah sebagai beriku : 2PO EOQ = dimana : H EOQ = jumlah pemesanan yang ekonomis P = kebuuhan bahan baku dalam suau periode O = biaya pesan bahan baku H = biaya simpan bahan baku dalam suau periode - Period Order Quaniy (POQ) merupakan perbaikan dari sisem economic order quaniy (EOQ), eknik POQ berprinsip pada penenuan frekuensi pemesanan perahun yang diperoleh dengan cara membagi jumlah periode dengan frekuensi pemesanan. 9. Gross Requiremen enyaakan jumlah yang akan diproduksi aau dipakai pada seiap periode. Unuk end iems, kuanias gross requiremen = PS. Unuk komponen, kuanias gross requiremen diurunkan dari Planned Order Release induknya.

24 46 0. Schedule Receips enyaakan maerial yang dipesan dan akan dierima pada periode erenu.. Projeced Availabel Balance (PAB) enyaakan kuanias maerial yang ada di angan sebagai persediaan pada awal periode. PAB dapa dihiung dengan menambahkan maerial on hand periode sebelumnya dengan Scheduled Receips pada periode yang sama. PAB = (PAB2) - (Gross Requiremen) (Scheduled Receips) 2. Ne Requiremen enyaakan jumlah bersih (neo) dari seiap komponen yang harus disediakan unuk memenuhi induk komponennya aau unuk memenuhi PS. Ne Requiremen = 0 jika PAB>0 dan Ne Requiremen = (-) PAB jika PAB 0. Ne Requiremen = -(PAB) Safey Sock 3. Planned Order Receips enyaakan kuanias pemesanan yang dibuuhkan pada suau periode. Planned Order Receips muncul pada saa yang sama dengan Ne Requiremens, eapi ukuran pemesanannya (lo sizing) berganung kepada order policy-nya. Selain iu juga harus memperimbangkan Safey Sock juga. 4. Planned Order Release enyaakan kapan suau order harus di-release aau dimanufakur sehingga komponen ini ersedia keika dibuuhkan oleh induk iemnya. Kapan suau order di-release dieapkan dengan lead ime period sebelum dibuuhkan.

25 47 5. Projeced Available Balance 2 (PAB2) enyaakan kuanias maerial yang ada di angan sebagai persediaan pada akhir periode. PAB2 dapa dihiung dengan cara mengurangi Planned Order Receip pada Ne Requiremens. PAB2 =(PAB2) - (Sheduled Receip) (Gross Requiremen) aau dapa disingka : (Planned Order Receip) PAB2 = (PAB) (Planned rder Receip) Oupu RP Oupu dari sisem RP adalah informasi yang dapa digunakan unuk melakukan pengendalian produksi. Keluaran ersebu melipui : - Rencana pemesanan yang disusun berdasarkan waku enggang dari seiap komponen aau iem. Dengan adanya rencana pemesanan, maka jadwal kebuuhan bahan pada ingka lebih rendah dapa dikeahui. - Jumlah lo bahan baku yang dapa dipesan dapa dikeahui berdasarkan pemilihan meode lo yang paling efisien.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi adalah hal pening yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan manufakur. Perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan salah sau asse ermahal bagi banyak perusahaan, dan berjumlah sekiar 50 persen dari oal modal yang dianamkan (Render dan Heizer, 2005, p60). Menuru

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Persediaan Menuru Biegel (referensi 3), persediaan adalah bahan yang disimpan di dalam gudang yang kemudian akan digunakan unuk kelangsungan suau proses produksi

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan Menuru Reinder dan Heizer (1997, p314) persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari oal modal yang diinvesasikan.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 21 BAB 2 LANDAAN TEORI 2.1 Perencanaan Proses Perencanaan proses merupakan suau perencanaan erhadap proses pembuaan produk, bagaimana produk ersebu akan dibua ( hal ini menenukan apakah suau komponen akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Persediaan Menuru pendapa Indraji dan Djokopranoo (2005:4), manajemen persediaan (invenory conrol) aau disebu juga invenory managemen aau pengendalian ingka persediaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perencanaan suau proses produksi dapa menggunakan meode perencanaan aggrega. Yaiu proses perencanaan suau sisem produksi mencakup beberapa aspek-aspek yang erliba dalam kegiaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sisem Indusri Manufakur Dr. William Edward Deming, seorang guru manajemen kualias dari Amerika Serika, pada bulan Agusus 1950 dalam suau konferensi dengan manajemen puncak

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU Kukuh Zulfah 2, Saufik, Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakulas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 27 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sraegi Sisem Perencanaan dan Pengendalian Manufakuring Pada dasarnya manajemen indusri dapa memilih sau aau lebih aau mengkombinasikan pilihannya dari enam sraegi perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL

RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL RANCANG BANGUN OPTIMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN ALGORITMA SILVER-MEAL Aulia Bahar, Sarwosri Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Informasi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sisem Produksi Produksi dalam pengerian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan unuk menghasilkan produk aau jasa. Sisem produksi merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan kemampuan dan keerampilan unuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa akan daang (Heizer, 1991, p138). Menuru

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pusaka 2.1.1 Perencanaan proses Perencanaan proses mencakup perancangan dan implemenasi suau sisem kerja unuk menghasilkan barang aau jasa sesuai dengan jumlah yang diinginkan

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Tinjauan Pusaka 2.. Peramalan 2... Pengerian Peramalan Peramalan adalah suau langkah kerja dalam perencanaan unuk mengeahui aau memperkirakan sesuau yang akan erjadi di masa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR i MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR ii Judul: EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA

PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Sii Nur Fadlilah A 1 ; Thomas Widjaja 2 ABSTRACT Producion planning is an aciviy o make decison

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produk Menuru Koler dan Amsrong (2001, p346), produk adalah segala sesuau yang dapa diawarkan ke pasar unuk diperhaikan, dimiliki, digunakan, aau dikonsumsi yang dapa memuaskan

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM)

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Jurnal SIMETRIS, Vol 3 No 1 April 013 ISSN: 5-4983 PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING DALAM SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS TOKO TIRTA HARUM) Muchamad Sahli Fakulas

Lebih terperinci

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA

SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU DI INDUSTRI MANUFAKTURING PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR - MEDAN SKRIPSI IMELDA YULI YANTI FRANSISKA 050803021 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enerprise Resource Planning (ERP) Enerprise Resource Planning (ERP) merupakan sisem informasi erinegrasi yang dapa mengakomodasikan kebuuhan - kebuuhan sisem informasi secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) : BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi eknik indusri menuru Insiue of Indusrial Engineering (IIE) : Teknik Indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, peningkaan, dan insalasi dari

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci