BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Tinjauan Pusaka 2.. Peramalan 2... Pengerian Peramalan Peramalan adalah suau langkah kerja dalam perencanaan unuk mengeahui aau memperkirakan sesuau yang akan erjadi di masa yang akan daang. Dalam bidang manajemen dan adminisrasi, peramalan merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien. Tujuan peramalan pada manajemen dan perekonomian adalah unuk suau perencanaan aau pengambilan kepuusan secara epa dan meramalkan suau kejadian yang akan daang naninya. Menuru Makridakis (999, lampiran p24), peramalan merupakan prediksi nilainilai sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang dikeahui dari variabel ersebu aau variabel yang berhubungan. Mengenali peranan peramalan dalam koneks organisasi dan manajerial biasanya sama peningnya dalam memilih meode peramalan iu sendiri. Banyak jenis meoda peramalan yang ersedia unuk manajemen. Pilihan ersebu melipui meode yang paling naïf, seperi penggunaan daa erbaru bagi ramalan, sampai pendekaan yang sanga rumi.

2 7 Langkah-langkah unuk melakukan peramalan :. Perama-ama kia harus menganalisa daa yang lalu, ahap ini digunakan unuk pola yang erjadi pada masa lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membua abulasi dari daa yang lalu. Dengan abulasi daa, maka dapa dikeahui pola dari daa ersebu. 2. Kia harus menenukan meode apa yang akan digunakan. Masing-masing meode akan memberikan hasil dari peramalan yang berbeda. 3. Memproyeksikan daa yang lalu dengan menggunakan meode yang dipergunakan, dan memperimbangkan adanya beberapa facor perubahan Peranan Peramalan. Peramalan berperan dalam berbagai bagian di organisasi : a) Penjadwalan sumber daya yang ersedia. Penggunaan sumber daya yang effisien memerlukan penjadwalan produksi, ransporasi, kas, personalia, dan sebagainya. Inpu yang pening unuk penjadwalan seperi iu adalah ramalan ingka perminaan unuk produk, bahan, enaga kerja, finansial, aau jasa pelayanan. b) Penyediaan sumber daya ambahan, Waku enggang unuk memperoleh bahan baku, menerima pekerjaan baru, aau membeli mesin dan peralaan dapa berkisar anara beberapa hari sampai dengan beberapa ahun. Peramalan diperlukan unuk menenukan kebuuhan sumber daya dimasa mendaang.

3 8 c) Penenuan sumber daya yang diinginkan. Seiap organisasi harus menenukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka panjang. Kepuusan semacam iu berganung pada kesempaan pasar, fakor-fakor lingkungan, dan pengembangan inernal dari sumber daya finansial, manusia, produk dan eknologis. Semua penenuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapa menafsirkan pendugaan sera membua kepuusan yang epa. Walaupun banyak bidang lain yang memerlukan peramalan, namun iga kelompok di aas merupakan benuk khas dari keperluan peramalan jangka pendek, menengah, dan panjang dari organisasi saa ini. Dengan adanya serangkaian kebuuhan iu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekaan berganda unuk menduga perisiwa yang idak enu dan membangun suau sisem peramalan Teknik Peramalan Teknik peramalan dibagi dalam dua kaegori uama, yaiu :. Meode Kuaniaif Peramalan dengan meode kuaniaif dilakukan bila cukup ersedia informasi kuaniaif. Peramalan kuaniaif dapa dierapkan bila erdapa 3 kondisi beriku : ersedia informasi enang masa lalu informasi ersebu dapa dikuaniaifkan dalam benuk daa numeric

4 9 dapa diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan erus berlanju di masa mendaang. Meode kuaniaif dapa dibagi menjadi : a. Dere Berkala Dimana pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suau variable dan/aau kesalahan masa lalu. Tujuan peramalan dere berkala adalah menemukan pola dalam dere hisories mengeksrapolasikan pola ersebu ke masa depan. Keunungan dari meoda ini adalah mudah unuk meramal. Langkah yang pening dalam memilih suau meode dere berkala yang epa adalah dengan memperimbangkanjenis pola daa, sehingga meoda yang paling epa dengan pola ersebu dapa diuji. Pola daa dibedakan menjadi 4, yaiu : Pola Horisonal aau Saionary (H) Pola daa ini erjadi apabila nilai daa observasi berflukuasi disekiar nilai raa raa yang konsan.

5 20 y waku Grafik 2. Pola Daa Horisonal Pola Musiman aau Seasonal (S) Pola ini erjadi bilamana suau dere dipengaruhi oleh fakor musiman (misalnya kuaral ahun erenu, bulanan aau hari-hari pada minggu erenu). y s s f w s s f w s s f w waku Grafik 2.2 Pola Daa Musiman

6 2 Pola Siklus aau Cyclical (C) Pola ini erjadi bilamana daanya dipengaruhi oleh flukuasi ekonomi jangka panjang seperi yang berhubungan dengan siklus bisnis. y waku Grafik 2.3 Pola Daa Siklis Pola Trend (T) Pola ini erjadi bilamana erdapa kenaikan aau penurunan sekuler jangka panjang dalam daa. y waku Grafik 2.4 Pola Daa Trend

7 22 b. Meode Kausal/ Eksplanaoris Meoda Kausal mengasumsikan bahwa facor yang diramalkan menunjukkan suau hubungan sebab akiba dengan sau aau lebih variable bebas. Misalnya, penjualan = f (pendapaan, harga, iklan, persaingan, dan lain-lain). Maksud dari model kausal adalah menemukan benuk hubungan ersebu dan menggunakannya unuk meramalkan nilai mendaang dari variable ak bebas. Keunungan dari meoda ini adalah keberhasilannya jauh lebih besar unuk pengambilan kepuusan dan kebijaksanaan. 2. Meode Kualiaif/Teknologis Merupakan peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu. Meode ini biasa digunakan unuk meramalkan lingkungan dan eknologi, karena kondisi ersebu berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Inpu yang dibuuhkan erganung pada meode erenu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran inuiif, perimbangan, dan pengeahuan yang elah didapa. Ramalan eknologis eruama digunakan unuk memberikan peunjuk, unuk membanu perencana dan unuk melengkapi ramalan kuaniaif, bukan unuk memberikan suau ramalan numeric erenu. Meode Kualiaif dapa dibagi menjadi 2, yaiu : a. Meode Eksploraoris Seperi : Dalphi, kurva-s, analogy dan peneliian morfologis. Meoda ini dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai iik awalnya dan bergerak ke

8 23 arah masa depan secara heurisic, seringkali dengan meliha semua kemungkinan yang ada. b. Meoda Normaif Seperi : mariks kepuusan, pohon relevansi (relevance rees), dan analis sysem. Meoda ini dimulai dengan meneapkan sasaran dan ujuan yang akan daang, kemudian bekerja mundur unuk meliha apakah hal ini dapa dicapai, berdasarkan kendala, sumber daya, dan eknologi yang ersedia Meode Pemulusan (Smoohing) Klasifikasi meode pemulusan (smoohing) :. Meode Peraaan (Average) Tujuan dari meode ini adalah memanfaakan daa masa lalu unuk mengembangkan suau sisem peramalan pada periode mendaang. Meode peraaan yang digunakan unuk meramalkan perminaan dalam skripsi ini adalah Double Moving Average. Meode raa-raa bergerak ganda (double moving average) adalah meode yang dapa mengaasi adanya rend secara lebih baik. Raa-raa bergerak ganda ini merupakan raa-raa bergerak dari raa-raa bergerak, dan menuru simbol diuliskan sebagai MA(M x N) dimana arinya adalah MA M-periode dari MA N- periode. Prosedur raa-raa bergerak linier secara umum dapa dierangkan melalui persamaan beriku :

9 24 S' S'' = = X S' + + X S' X N + S' X S' N N + N + a = S' + ( S' S'' ) = 2S' S' ' b = 2 N ( S' S'' ) F a = + + m b m 2. Meode Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing) Meode Pemulusan Eksponensial yang dipakai dalam skripsi ini adalah : a. Meode Pemulusan Eksponensial Ganda : Meode Linear Sau-Parameer dari Brown Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial meode Brown adalah serupa dengan raa-raa bergerak linier karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa yang sebenarnya bilamana erdapa unsur rend, perbedaan anara nilai pemulusan unggal dan ganda dapa diambahkan kepada nilai pemulusan unggal dan disesuaikan unuk rend. Persamaan yang dipakai dalam implemenasi pemulusan eksponensial linear sau-parameer dari Brown diunjukkan dibawah ini : Inisialisasi awal : S ' = S' ' = X

10 25 S' = α. X + ( α) S' ( ) S'' = α. S' + ( α) S'' ( ) a = 2. S' S'' b α = ( S' α S'' ) F + m = a + b. m dimana : S = nilai pemulusan eksponensial unggal. S = nilai pemulusan eksponensial ganda. m = jumlah periode ke muka yang diramalkan. b. Meode Pemulusan Eksponensial Ganda : Meode Dua-Parameer dari Hol Meode pemulusan eksponensial linear dari Hol dalam prinsipnya sama dengan Brown kecuali bahwa Hol idak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai ganinya, Hol memuluskan nilai rend dengan parameer yang berbeda dari parameer yang digunakan pada dere yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Hol didapa dengan menggunakan dua konsana pemulusan (dengan nilai anara 0 dan ) dan iga persamaan sebagai beriku : S + ( α)( S + b ) = α X b = γ ( S S ) + ( γ ) b

11 26 F + m = S +. m b Inisialisasi : S = X b = X 2 X c. Meode Pemulusan Eksponensial Tripel : Meode Kuadraik Sau-Parameer dari Brown Pendekaan dasarnya adalah memasukkan ingka pemulusan ambahan (pemulusan ripel) dan memberlakukan persamaan peramalan kuadraik Persamaan unuk pemulusan kuadraik adalah : Inisialisasi awal : S ' = S'' = S'' ' = x Pemulusan perama : S' α. X + ( α ) S' = Pemulusan Kedua : S' ' α. S' + ( α ) S'' = Pemulusan Keiga : S' '' α. S'' + ( α ) S''' = a = 3. S' 3. S'' + S'' ' b = α 2( α) [( 6 5α ) S' ( 0 8α ) S'' + ( 4 3 ) S' '' ] 2 α 2 α c = ( S' 2. S' ' + S' '' α dan ) F + m = a + b m + 2 c m 2

12 Meoda Regresi Linear Meode Regresi Linear merupakan salah sau pendekaan dari meode kausal (sebab akiba) aau meoda eksplanaoris. Pendekaan ini mencoba mengajukan variabel lain yang berkaian dengan rangkaian daa dan mengembangkan suau model yang menyaakan adanya saling keerganungan fungsional di anara semua variable ersebu. Model Regresi Linear mengembangkan suau model yang menghubungkan sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel ak bebas. Jika kia menggunakan Y sebagai variable ak bebas dan X= sebagai variable ak bebas, maka ujuan yang ingin dicapai adalah mendapakan persamaan garis lurus : Y = a + b() dengan : a = Y b nσy ΣΣy b = 2 2 nσ ( Σ) Keerangan : n = jumlah daa a = konsana y b = nilai kemiringan y = nilai peramalan = indeks penunjuk waku

13 Saisik Keepaan Peramalan Dalam banyak hal keepaan (accuracy) menunjuk ke kebaikan suai, yang pada akhirnya penunjukkan seberapa jauh model peramalan ersebu mampu mereproduksi daa yang elah dikeahui. Dalam pemodelan eksplanaoris (kausal), ukuran kebaikan suai cukup menonjol. Dalam pemodelan berkala, sebagian daa yang dikeahui dapa digunakan unuk meramalkan sisa daa berikunya sehingga memungkinkan orang unuk mempelajari keepaan ramalan lebih langsung. Bagi pemakai ramalan, keepaan ramalan yang akan daang adalah yang paling pening. Keepaan peramalan secara umum dibagi menjadi :. Ukuran Saisik Sandar Jika Xi merupakan daa akual unuk periode i dan Fi merupakan ramalan unuk periode yang sama, maka kesalahan didefinisikan sebagai : ei = Xi Fi Jika erdapa nilai pengamaan dan ramalan unuk n periode waku, maka ukuran saisik sandar beriku yang dapa didefinisikan : a. Nilai Tengah Gala (Mean Error) ME = n ei i = n b. Nilai Tengah Gala Absolu (Mean Absolue Error) MAE = n ei i = n

14 29 c. Jumlah Kuadra Gala (Mean Squared Error) SSE = n 2 ei i = d. Nilai Tengah Gala Kuadra (Mean Squared Error) MSE = n 2 e i i= n e. Deviasi Sandar Gala (Sandard Deviaion of Error) ( n ) SDE = ei 2 2. Ukuran-ukuran Relaif Tiga ukuran beriku sering digunakan : a. Gala Persenase (Percenage Error) PE = X F X ( 00) b. Nilai Tengah Gala Persenase (Mean Pencenage Error) MPE = n PE i = i n c. Nilai Tengah Gala Persenase Absolu (Mean Absolue Percenage Error) MAPE = n PE i = i n

15 30 3. Saisik-u dari Theil 4. Saisik Durbin-Wason ( ) = = = n n e e e W - D 2..2 Perencanaan Agrega Perencanaan produksi merupakan masalah yang sanga rumi. Kapasias dari perusahaan relaive sabil, sedangkan perminaan unuk produk sering bervariasi. Perminaan idak selalu dapa dipenuhi. Tujuan dari Perencanaan Agrega adalah merespon perminaan pasar yang berflukuasi dengan menggunakan sumber daya perusahaan aau sumber lain yang mungkin Pengerian Perencanaan Agrega Menuru Schaum s (996, pg 94), Perencanaan Agrega adalah proses merencanakan jumlah dan waku dari oupu selama jangka waku menengah (3 = + = + + = 2 2 U n i i i i n i i i i X X X X X F

16 3 sampai 8 bulan) dengan memperhaikan ingka produksi, pegawai, persediaan, dan variable lain yang dapa dikonrol. Menuru Schroeder (2000. pg 233), Perencanaan Agrega berkaian dengan pengimbangan anara pasokan (suplai) dan perminaan akan keluaran (oupu) di dalam jangka waku menengah, sampai dengan lebih kurang 2 bulan ke depan. Isilah agrega mengandung ari bahwa perencanaan dilakukan unuk ukuran unggal keluaran yang menyeluruh, yang paling banyak, aau beberapa kaegori produk agrega. Sasaran perencanaan agrega adalah unuk meneapkan ingka keluaran menyeluruh di dalam jangka waku pendek aau menengah dalam menghadapi perminaan yang berflukuasi aau idak pasi. Menuru Robera Russel, Perencanaan Agrega menenukan kapasias sumber daya sebuah perusahaan yang dibuuhkan unuk memenuhi perminaan di dalam jangka waku menengah (6 sampai 2 bulan ke depan), Kaa agrega digunakan karena perencanaan dikembangkan unuk kelompok produk aau keluarga produk Karakerisik Perencanaan Agrega Dalam ari luas definisi perencanaan agrega memiliki karakerisik sebagai beriku :. Horison waku sekiar 2 bulan, dengan memperbarui secara berkala (mungkin bulanan) 2. Tingka agrega perminaan akan produk erdiri dari sau aau beberapa kaegori produk. Perminaan diasumsikan berflukuasi, idak pasi, aau musiman.

17 32 3. Kemungkinan berubahnya variable pasokan (suplai) dan perminaan 4. Keanekaan sasaran manajemen yang mungkin mencakup persediaan yang rendah, hubungan pekerja yang baik, biaya yang rendah, keluwesan unuk meningkakan ingka keluaran mendaang, dan layanan yang baik erhadap pelanggan. 5. Fasilias dianggap eap dan idak dapa diperluas Tujuan Perencanaan Agrega Dua ujuan dari Perencanaan Agrega adalah. Memunculkan sebuah company-wide game plan unuk mengalokasikan sumber daya. Tujuan perama mengacu pada perarungan anara fungsi markeing dan produksi dalam perusahaan. Markeing yang mengevaluasi keseluruhan dari penjualan harus membua komimen penjualan (jumlah dan waku) yang dapa dipenuhi oleh bagian produksi. Bagian produksi yang mengevaluasi pengurangan biaya manufakur, mungkin menolak unuk menerima order yang membuuhkan biaya ambahan produksi (biaya produksi lembur) aau susah memenuhi waku yang dieapkan. Tugas dari perencanaan produksi adalah memasangkan peramalan perminaan dengan kapasias yang ersedia. Perencanaan Agrega idak hanya dienukan oleh bagian manufakur saja, namun diseujui oleh manajemen level aas dari berbagai fungsi dalam perusahaan-produksi, markeing, dan keuangan. Selain iu perencanaan agrega

18 33 juga harus mencerminkan kebijakan perusahaan (seperi : mencegah adanya lembur, ingka persediaan yang erbaas, aau memelihara ingka kepuasan pelanggan) dan ujuan sraegis (seperi : mencapai arge laba aau marke share erenu). Karena banyak hal yang harus diperimbangkan, maka perencanan produksi sering diarikan sebagai company s game plan unuk ahun mendaang, dan deviasi dari rencana ersebu harus diawasi dengan cerma. A company game plan arinya jangan berjanji apa yang idak dapa kamu kirimkan/penuhi. 2. Unuk mengembangkan sraegi ekonomi agar beremu dengan perminaan. Perminaan dapa dipenuhi dengan memperhiungkan memodifikasi kapasias aau mengaur perminaan Langkah-langkah Perencanaan Agrega Perencanaan Agrega Produksi dikembangkan oleh American Olean Tile Company, unuk seiap rencananya memberikan manager sebuah gambaran besar yang meliha pada perminaan kelompok produk perusahaan selama ahun depan dan sumber daya yang ersedia unuk memenuhi perminaan. Tahunnya dibagi dalam jangka waku perbulan, dan perencanaan produksi biasanya diperbarui seiap beberapa bulan.

19 34 Ada 6 langkah dalam proses perencanaan agrega, sebagai beriku : Memilih sebuah jangka waku perencanaan dan membaginya menjadi serangkaian periode waku. Jika perusahaan memproduksi beberapa macam barang aau jasa, cipakan kelompok kumpulan produk. Mengembangkan sebuah peramalan unuk memperkirakan perminaan unuk seiap kelompok kumpulan produk pada seiap periode aau jangka waku erenu. Terjemahkan peramalan perminaan menjadi kebuuhan sumber daya. Jika kebuuhan produksi meningka dari periode ke periode berikunya, perimbangkan menggunakan peneapan harga, promosi dan eknik lain dengan mengubah waku dan ingka perminaan. Unuk seiap periode perencanaan, bandingkan kapasias sekarang dengan kebuuhan produksi. Jika idak cocok anara kapasias yang dibuuhkan dengan kapasias yang ersedia, hasilkan alernaive dengan memperkirakan biaya unuk seiap alernaive. Pilih sraegi perencanaan agrega Kembangkan rencana agrega dengan menggunakan eknik model opimasi aau heurisic Opsi Kepuusan Masalah perencanaan agrega dapa diperjelas dengan membahas berbagai opsi kepuusan yang ersedia. Opsi ini dibagi menjadi 2 jenis kepuusan, yaiu :

20 35. Kepuusan yang memodifikasi perminaan 2. Kepuusan yang memodifikasi pasokan (suplai) Perminaan dapa dimodifikasi aau dipengaruhi dengan berbagai cara, yaiu :. Peneapan harga Harga dapa digunakan unuk menurunkan aau menaikkan jumlah perminaan, seperi harga ike bioskop diurunkan pada waku hari Senin sehingga penjualan meningka. Tujuannya adalah meraakan perminaan sepanajng hari, minggu, bulan, aau ahun. 2. Iklan dan promosi Unuk memeraakan perminaan bisa juga dengan mempromosikan sepanjang musim sepi, sehingga perminaan dari periode puncak ergeser ke musim sepi. 3. Penimbunan aau reservasi Dalam beberapa hal perminaan dipengaruhi dengan memina pelanggan menunggu pesanan mereka (backlog = penundaan) aau dengan mencadangkan kapasias di muka (reservasi). Secara umum pengaruh dari hal ini adalah menggeser perminaan dari periode sibuk ke periode sepi dimana kapasias menganggur. Akan eapi waku menunggu bisa mengakibakan kerugian besar bagi perusahaan. Kerugian ini kadang-kadang dapa diolerir apabila sasarannya ialah memaksimumkan laba, walaupun sebagian erbesar operasi sanga enggan unuk mengecewakan pelanggan; penimbunan aau reservasi adalah lebih baik.

21 36 4. Pengembangan produk komplemener Jika perminaan akan produk perusahaan sanga musiman, ia bisa mengembangkan produk yang sifanya mengimbangi kecenderungan musiman. Conohnya ialah resoran siap-sanap (fas food) yang mulai menawarkan sarapan (makan pagi) dengan maksud unuk meraakan permiaan dan memanfaakan kapasiasnya secara penuh. Terdapa juga sejumlah variabel unuk memodifikasi penawaran melalui perencanaan agrega, yaiu :. Mengangka dan memeca karyawan Perusahaan akan berusaha sedapa mungkin dahulu sebelum mengurangi jumlah angkaan kerja melalui pemecaan, karena idak hanya mempengaruhi biaya eapi juga hubungan dengan enaga kerja, produkivias, dan moral pekerja. Akibanya prakek perusahaan unuk mengangka dan memeca karyawan dapa dibaasi dengan konrak serika kerja aau kebijakan perusahaan. Akan eapi salah sau ujuan perencanaan agrega ialah menguji pengaruh kebijakan ini erhadap biaya aau laba. 2. Menggunakan lembur dan kerja sanai Lembur kadang-kadang digunakan unuk penyesuaian enaga kerja jangka pendek aau menengah keimbang mengangka dan memeca karyawan, khususnya jika perubahan perminaan dianggap hanya semenara. Biaya lembur biasanya persen dari waku kerja biasa dan 2 kali lipa pada akhir minggu aau hari Minggu.

22 37 Karena ingginya biaya lembur dan keenggannan karyawan unuk bekerja lembur, maka manager kadang enggan menggunakan lembur. 3. Menggunakan enaga kerja paro-wako aau semenara Karyawan paro-waku sanga pening bagi beberapa kegiaan usaha, seperi rumah makan, rumah saki, pasar swalayan, dan oko serba ada. Operasi ini erganung pada kemampuan mereka menarik sera memanfaakan pekerja paro-waku dan semenara unuk periode-periode perminaan puncak. 4. Menyimpaan persediaan Sediaan yang akan digunakan belakangan dapa diimbun selama periode perminaan sepi. Dengan demikian dalam operasi manufakur persediaan erlepas hubungannya dari penawaran dan perminaan sehingga memungkinkan operasi berjalan lebih mulus. Persediaan dapa dipandang sebagai cara unuk menyimpan enaga kerja guna dikonsumsi di masa daang. Tenunya opsi ini idak dapa digunakan unuk perusahaan jasa dan menjurus pada masalah perencanaan agrega yang sediki berbeda dan lebih suli bagi mereka dibanding perusahaan manufakur. 5. Subkonrak Subkonrak biasanya melibakan perusahaan lain, kadang merupakan cara yang efekif unuk menaikkan dan menurunkan pasokan. Subkonrakor dalam hal ini mungkin memasok keseluruhan produk aau hanya sebagian komponen.

23 38 6. Mengadakan perjanjian kerja sama Cara ini sanga mirip dengan subkonrak dalam hal penggunaan sumber pasokan lainnya. Conoh melipui keperluan lisrik yang bersumber pada jaringan pembagian daya. Dalam memperimbangkan opsi-opsi ini jelas bahwa masalah perencanaan agrega sanga luas dan mempengaruhi semua bagian dalam perusahaan. Oleh sebab iu, kepuusan yang diambil harus sraegik dan mencerminkan semua ujuan perusahaan. Jika perencanaan agrega diperimbangkan secara sempi, maka yang erjadi mungkin adalah subopimasasi dan kepuusan yang idak epa. Beberapa radeoff ganda yang harus diperimbangkan adalah ingka layanan pelanggan (melalui pemesanan ulang aau perminaan yang hilang), ingka persediaan, sabilias angkaan kerja, dan biaya. Semua ujuan dan radeoff yang berenangan ini kadang-kadang digabungkan ke dalam sau fungsi biaya Biaya-Biaya Perencanaan Agrega Sebagian besar meode perencanaan agrega menenukan suau rencana yang meminimumkan biaya. Meode-meode ini mengasumsikan bahwa perminaan adalah eap, karena iu sraegi unuk memodifikasi perminaan idak diperimbangkan. Jika baik perminaan maupun pasokan dimodifikasi serempak, maka cara ini akan lebih epa unuk memaksimumkan laba. Jika perminaan dianggap dikeahui, maka biaya-biaya beriku harus diperimbangkan:

24 39. Biaya mempekerjakan dan pemecaan Biaya mempekerjakan melipui pencarian, penyaringan, dan pelaihan yang dibuuhkan guna mempersiapkan seorang karyawan mencapai kerampilan produkif penuhnya. Sedang biaya pemecaan melipui unjangan karyawan, unjangan PHK, biaya lainnya yang berhubungan dengan pemecaan. 2. Biaya lembur dan menganggur Biaya lembur melipui upah ruin diambah 50 samapi 00 persen premi. Biaya menganggur kerapkali ercermin dalam pemanfaaan karyawan kurang dari produkivias penuhnya. 3. Biaya penyimpanan persediaan Biaya penyimpanan persediaan berkaian dengan pengadaan produk dalam persediaan; biaya ini melipui biaya modal, biaya variabel penyimpanan, keusangan, kerusakan. Biaya ini kerap kali dinyaakan sebagai presenase dari nilai uang persediaan, yang berkiar dari 5 sampai 35 persen per ahun. Biaya ini dianggap sebagai beban bunga yang daksir dari nilai sedolar yang disimpan. 4. Biaya subkonrak Biaya ini adalah harga yang dibayar kepada subkonrakor guna memproduksi sejumlah uni produk. Biaya subkonrak bisa lebih kecil aau lebih besar daripada biaya produksi sendiri. 5. Biaya Tenaga kerja paro-waku Karena perbedaan unjangan, biaya enaga kerja paro-waku aau semenara kemungkinan bisa akan lebih kecil daripada enaga kerja eap. Kerap kali enaga

25 40 kerja paro-waku idak mendapa unjangan, namun presenase maksimum enaga kerja paro-waku dibaasi oleh perimbangan operasional aau konrak dengan sarika pekerja. 6. Biaya kehabisan persediaan aau pemesanan ulang Biaya pemesanan ulang aau kehabisan persediaan harus mencerminkan pengaruh berkurangnya layanan kepada pelanggan. Biaya ini sanga suli diperkirakan, eapi dikaikan dengan hilangnya kemauan pelanggan dan kemungkinan hilangnya penjualan pada masa mendaang. Dengan demikian kia dapa mengaakan bahwa biaya kehabisan persediaan aau pemesanan ulang ercermin dalam benuk penurunan laba masa daang Sraegi Perencanaan Agrega Sebenarnya ada dua sraegi operasi murni yang dapa digunakan, bersama-sama dengan banyak kombinasi dianaranya, guna memenuhi perminaan yang berflukuasi sepanjang waku, yaiu :. Chase Demand Sraegi ini mengejar perminaan maksudnya mengijinkan hiring (menyewa) dan layoff (memeca) pekerja, menggunakn lembur, dan subkonrak sebagaimana dibuuhkan pada seiap periode. Teapi idak diperkenankan adanya persediaan.

26 4 2. Level Producion Saregi ini menghasilkan produk pada ingka produksi yang konsan dan menggunakan persediaan. Persediaan dapa dikumpulkan unuk memenuhi perminaan puncak. Unuk ambahan, subkonrak diijinkan dan backorders dapa dierima). Program promosi mungkin dapa membagi jumlah perminaan. Daripada menggunakan sebuah sraegi murni chase aau level, banyak perusahaan mengkombinasikan keduanya. Seperi diilusrasikan pada mariks dibawah ini, sraegi chase adalah sebuah pilihan dari kebanyakan perusahaan. Mixed dan sraegi level, bagaimanapun dibaasi dengan perusahaan yang dapa menyimpan persediaan produk mereka dan/aau dapa menunda perminaan mereka dengan mengijinkan perminaan konsumen diunda (aau dengan menggunakan dafar unggu). Gambar 2.5 Marix Sraegi Perencanaan Agrega

27 42 Beberapa perusahaan dalam yes/yes quadran dari marik dapa memilih beberapa sraegi. Banyak secor pelayanan dan manufakur produk pesanan jauh di no/no quadran, mereka harus chase aau lose business. Jika invenory dapa disimpan, perusahaan dapa menggunakan kelebihan kapsias salam sau periode unuk memenuhi peramalan perminaan unuk periode berikunya (make o sock). Jika konsumen dapa menunggu, maka perusahaan menggunakan kelebihan kapasias dalam sau periode unuk memenuhi perminaan pada periode sebelumnya (make o order). Seelah sau dari sraegi perencanaan agrega umum elah dipilih, maka perencanaan agrega dapa dikembangkan. Tujuannya adalah menemukan rencana dengan biaya erendah yang membanu perusahaan bersaing dalam fleksibilas, kualias, pelayanan dan keerganungan.hal ini idak biasa unuk perusahaan unuk memodifikasi rencana aslinya beberapa saa sebelum dierima. Jika perusahaan elah memuuskan unuk mengikui pure level sraegi, mengembangkan perencanaan agrega menjadi sederhana dengan menenukan raaraa produksi saja. Sedang bila dipilih chase aau mixed sraegi, maka mengembangkan perencanaan agrega menjadi lebih suli dan banyak pilihan dalam mengaur kapasias dalam jangka waku menengah.

28 Teknik Perencanaan agrega Secara garis besar eknik perencanaan agrega dibagi menjadi 2, yaiu :. Model Opimasi Model opimasi digunakan unuk menemukan perencanaan produksi erbaik. Terdapa beberapa model opimasi anara lain : Meode Pemograman Linear Tahun 960 Hansmann dan Hess mengajukan penggunaan pemograman linear guna memecahkan masalah perencanaan agrega. Meode ini memberikan pemecahan yang opimal asalkan biaya dapa dinyaakan dalam benuk linear aau mendekai linear. Tujuan dari perumusan perencanaan agrega dengan pemograman linear adalah meminimumkan persamaan biaya dengan kendala yang dialami perusahaan. Kendalakendala ersebu adalah kendala dalam kapasias, workforce dan maerial. Pemograman linear memungkinkan unuk mengevaluasi sraegi produksi dalam jumlah ak erbaas dan menenukan alernaif dengan biaya minimum, sera merupakan meodologi yang berdaya (powerful) unuk memecahkan masalah, eapi juga mengevaluasi pemecahan lain yang mungkin lebih baik. Perumusan model pemogrman linear sebagai beriku : Minimasi : C = r k = P + h k = A + f k = R + v k = O + c k = I

29 44 Dengan kendala : P M O Y I = I + P + O D A P P R P P dengan =,2,..., k dimana : r,v = biaya produksi/uni secara beruru unuk jam normal dan lembur P, O = jumlah uni yang diproduksi beruru unuk jam normal dan lembur h,f = beruru biaya penambahan dan pengurangan enaga kerja/uni A, R = beruru jumlah kenaikan dan penurunan uni produksi c = biaya penyimpanan/uni D = ramalan perminaan M, Y = kapasias produksi unuk jam normal dan lembur Model Maemais (Transporasi) Meode Transporasi jauh lebih cepa daripada linear programming, dan masalah besar lebih mudah unuk dipecahkan karena penyajian yang lebih sederhana. Masalah ransporasi meminimasi biaya pengalokasian produk dari beberapa sumber ke beberapa konsumen. Sumber menunjukkan keersediaan supply, sedangkan konsumen menunjukkan perminaan akan produk. Terdapa biaya pengalokasian uni produk dari seiap supply ke seiap perminaan, dan jumlah supply harus sama dengan

30 45 jumlah perminaan. Dummy supply maupun perminaan dapa diambahkan bila dibuuhkan. Meoda ransporasi dapa digunakan unuk mengembangkan perencanaan agrega produksi, dimana meode ransporasi mengumpulkan semua informasi biaya dalam sau marix dan perencanaan produksi dilakukan berdasarkan pada pilihan biaya erendah. Jadi sebuah model ransporasi menunjukkan masalah perencanaan agrega sebagai sau dari alokasi kapasias (supply) unuk memenuhi ramalan kebuuhan (perminaan) dimana supply erdiri dari persediaan di angan dan uni yang dapa diproduksi dengan menggunakan waku kerja biasa, lembur dan subkonrak. Perminaan erdiri dari kebuuhan per period dan persediaan akhir yang diinginkan. Beriku abel ransporasi dengan keerangannya :

31 46 Tabel 2. Transporasi unuk Perencanaan Produksi Agrega Periode Periode Perminaan Unused Produksi Capaciy Capaciy Persediaan Awal i i+h i+2h i+3h i r r+h r+2h r+3h Regular R o o+h o+2h o+3h Lembur O s s+h s+2h s+3h Subkonrak S r+b r r+h r+2h Regular R2 o+b o o+h o+2h Lembur O2 s+b s s+h s+2h 2 Subkonrak S2 r+2b r+b r r+h Regular R3 o+2b o+b o o+h Lembur O3 s+2b s+b s s+h 3 Subkonrak S3 r+3b r+2b r+b r Regular R4 o+3b o+2b o+b o Lembur O4 s+3b s+2b s+b s 4 Subkonrak S4 Demand D D2 D3 D4

32 47 Keerangan : i = invenory h = biaya penyimpanan r = biaya produksi regular o = biaya produksi lembur s = biaya subkonrak b = biaya penundaan 2. Model Informal Heurisik Menggunakan meoda coba-coba uuk memecahkan masalah perencanaan agrega produksi mencakup merangkai beberapa sraegi dalam memenuhi perminaan, menyusun perencanaan produksi dari beberapa sraegi, menenukan biaya dan kelayakan dari seiap rencana, dan memilih rencana dengan biaya erendah dianara alernaif-alernaif yang layak. Efekivias dari meoda ini erganung pada kehandalan manajemen memahami biaya dan keadaan perusahaan. Tidak seperi model opimasi, ini dari eknik heurisic adalah menghasilkan sebuah perencanaan agrega yang baik, layak secara cepa dan efekif biayanya. Teapi biasanya bukanlah rencana yang opimal. Jadi menggunakan heurisic sanga erganung pada pengalaman masa lalu, analisa daa biaya, inuisi dan keahlian perencana.

33 Kerangka Pemikiran Capaciy Consrains Sraegic Objecives Company policies Demand Forecass Agregae Producion Planning Financial consrains Size of W orkforce Producion per monh Invenory levels Unis or dollars subconraced, backordered or los Gambar 2.6 Inpu dan Oupu Perencanaan Agrega Dengan menyusun perencanaan agrega ada beberapa daa yang harus dikeahui aau boleh dikaakan sebagai inpu, yaiu : Kendala kapasias : keerbaasan kapasias dari perusahaan dalam menghasilkan produknya. Keerbaasan kapsias produksi ini dipengaruhi oelh keerbaasan maerial, workforce,mesin, dan sebagainya. Tujuan sraegis : ujuan sraegis berpengaruh pada semua bagian perusahaan. Segala kegiaan dalam perusahaan akan diarahkan unuk mencapai ujuan sraegis ini. Begiu pula dalam perencanaan produksi ujuan sraegis juga berpengaruh.

34 49 Kebijakan perusahaan : kebijakan perusahaan sanga berpengaruh dalam perencanaan produksi agrega karena secara langsung mempengaruhi kapasias perusahaan. Seperi kebijakan perusahaan idak memperkenankan karyawannya lembur, maka kapasias produksi menjadi berkurang. Kendala keuangan : keerbaasan dana yang dimiliki perusahaan juga sanga berpengaruh bagi perencanaan produksi agrega dalam hal biaya produksi. Peramalan perminaan : peramalan perminaan sanga pening unuk memperkirakan perminaan di periode mendaang agar dapa dipenuhi. Semua inpu ersebu diolah dengan disusunnya perencanaan produksi agrega, sehingga dapa dikeahui : produksi perbulan berapa, ukuran enaga kerja, ingka persediaan, biaya subkonrak, penundaan aau kehilangan pesanan. Perencanaan agrega disusun dengan berbagai meoda dengan ujuan mendapakan perencaan agrega erbaik yang dapa dierapkan dalam perusahaan. Perencanaan agrega erbaik berari yang mengahasilkan oal biaya erkecil, layak dan mudah dibua.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produk Menuru Koler dan Amsrong (2001, p346), produk adalah segala sesuau yang dapa diawarkan ke pasar unuk diperhaikan, dimiliki, digunakan, aau dikonsumsi yang dapa memuaskan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan Menuru Reinder dan Heizer (1997, p314) persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari oal modal yang diinvesasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Persediaan Persediaan merupakan salah sau ase yang paling mahal bagi perusahaan, mencerminkan oal 40% dari oal modal yang diinvesasikan (Render dan Heizer, 997, p34). Oleh karena

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dam pemeriksaan. Sejak

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perencanaan suau proses produksi dapa menggunakan meode perencanaan aggrega. Yaiu proses perencanaan suau sisem produksi mencakup beberapa aspek-aspek yang erliba dalam kegiaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES SKRIPSI Diajukan unuk Memenuhi Syara Tugas Akhir Program Sraa Sau (S1) Teknik Indusri Oleh : JOKO SUPRIYANTO NIM : 41605110059 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang 24 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Pengumpulan Daa Saisik deskripif adalah meode meode yang berkaian dengan pengumpulan dan penyajian suau gugus daa sehingga memberikan informasi yang berguna.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi menurut institute of industrial and system (IIE) : dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi menuru insiue of indusrial and sysem (IIE) : Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :

BAB 3 LANDASAN TEORI. Definisi teknik industri menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) : BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Teknik Indusri Definisi eknik indusri menuru Insiue of Indusrial Engineering (IIE) : Teknik Indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, peningkaan, dan insalasi dari

Lebih terperinci