Optimasi Penjadwalan Perkuliahan Dengan Menggunakan Hybrid Discrete Particle Swarm Optimization (Studi Kasus: PTIIK Universitas Brawijaya)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Penjadwalan Perkuliahan Dengan Menggunakan Hybrid Discrete Particle Swarm Optimization (Studi Kasus: PTIIK Universitas Brawijaya)"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 4, Aprl 2017, hlm Optmas Penjadwalan Perkulahan Dengan Menggunakan Hybrd Dscrete Partcle Swarm Optmzaton (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya) Muhammad Syafq 1, Imam Cholssodn 2, Hmawat Aryadta 3 Program Stud Teknk Informatka, Emal: 1 d.muhammad.syafq@gmal.com, 2 mamcs@ub.ac.d, 3 hmawat@ub.ac.d Abstrak Penjadwalan pada umumnya dlakukan secara manual dengan menggunakan tabel konvensonal atau spreadsheet. Akbatnya berdampak pada kualtas hasl penjadwalan dan dapat menguras waktu dan tenaga apabla jadwal yang dpertmbangkan mencapa rbuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, dbutuhkan sstem cerdas yang tdak hanya mengotomas prosesesnya, tetap juga mengoptmas haslnya. PSO adalah metode optmas yang terbukt efektf dgunakan untuk memecahkan masalah optmas multdmens dan mult-parameter dbandngkan dengan metode yang lan. Algortme DPSO dgunakan pada peneltan n dkarenakan permasalahan yang dangkat merupakan permasalahan kombnatoral. Berbaga strateg juga dgunakan dalam penggunaan DPSO n sepert clusterng komposs data pada partkel, penggunaan metode transposs dalam perubahan poss partkel, penggunaan tme-varant, strateg pengacakan poss partkel, strateg perbakan poss partkel serta penggunaan multthreadng. Dharapkan dapat memberkan hasl penjadwalan dan waktu eksekus yang optmal. Dengan berbaga macam strateg yang dgunakan, peneltan n akan menggunakan pendekatan Hybrd Dscrete Partcle Swarm Optmzaton. Hasl pengujan menunjukkan kombnas parameter yang menghaslkan ftness terbak adalah: b mn loc = 0,6, b loc = 1, b mn glob = 0,6, b glob = 1, b mn rand = 0,b rand = 0,002, jumlah partkel 2 dan jumlah teras Ftness yang dhaslkan adalah ,76 dengan waktu eksekus 1 jam 46 ment 14 detk dan 600 mldetk. Kata kunc: penjadwalan, PSO, dskrt, kombnatoral, transposs, tme varant. Abstract Generally, tmetablng s done by usng conventonal tables or spreadsheets. As a result, ts affect the qualty of tmetable and t could dran tme and energy f data s consdered n thousands. Based on these problems, t requres an ntellgent system that not only automates ts process but also optmzes the result. PSO s proved effectve to solve multdmensonal and multparameter optmzaton problems compared wth other methods. DPSO s used n ths study because of combnatorcs problems. Varous strateges are also used n ths method such as clusterng partcle representaton, transposton method for partcle movement, tme-varant approach, guded random strateges, partcle s poston repar strateges, and multthreadng. The strategy s expected to mprove tmetablng result. Wth the varous strateges that have been used, ths study wll use Hybrd Dscrete Partcle Swarm Optmzaton approach. The test results showed the combnaton of parameters that resultng the best ftness s: b mn loc = 0.6, b loc = 1, b mn glob = 0.6, b glob = 1, b mn rand = 0,b rand = 0.002, partcle total 2 and teraton total 50,000. The resultng ftness s 248, wth the total executon tme s 1 hour 46 mnutes 14 seconds and 600 mllseconds. Keywords: tmetablng, PSO, dscrete, combnatoral, transposton, tme varant. 1. PENDAHULUAN Penjadwalan berkatan dengan alokas sumber daya yang langka pada suatu kegatan tertentu dengan tujuan untuk mengoptmalkan satu atau lebh ukuran knerja, sepert memnmalsas makespan, mengurang jumlah pekerjaan yang terlambat, memampatkan pekerjaan dan lan sebaganya dkarenakan Fakultas Ilmu Komputer Unverstas Brawjaya 249

2 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 250 komplekstas masalah yang melekat dan banyaknya varabltas (Jakobov'c dan Budn, 2006). Masalah penjadwalan mash menjad su menark yang dtelt dan dkembangkan oleh banyak penelt (Yang dan Jat, 2011), salah satunya adalah penjadwalan perkulahan. Permasalahan Penjadwalan Perkulahan atau bsa dsebut Unversty Course Tmetablng Problem (UCTP) merupakan suatu perencanaan untuk mengalokaskan sejumlah mata kulah kedalam kumpulan perode (tmeslot) dan ruangan tanpa melanggar aturan yang ada (Irene et al., 2009). UCTP danggap menjad salah satu masalah yang sult dhadap oleh perguruan tngg (A.Wasfy, 2007, Yang dan Jat, 2011). Berbaga macam metode telah dgunakan untuk menyelesakan masalah penjadwalan sepert Partcle Swarm Optmzaton (Chen dan Shh, 2013, Irene et al., 2009, Kumar et al., 2013, Sharma dan Snghal, 2014), dan Genetc Algorthms (Thanh, 2007, Wall, 1996, Yang dan Jat, 2011). Partcle Swarm Optmzaton (PSO) adalah metode optmas yang terbukt efektf dgunakan untuk memecahkan masalah optmas multdmens dan mult-parameter (Wall, 1996). Ketka dterapkan pada berbaga masalah PSO menghaslkan kualtas yang lebh bak dan knerja yang lebh cepat bla dbandngkan dengan algortme genetka. PSO juga lebh bak dalam menangan konvergens dbandngkan dengan algortme genetka (Abdelhalm dan Habb, 2009, Jang et al., 2013). Algortme PSO menghaslkan solus yang powerful bla daplkaskan pada permasalahan dengan doman kontnyu, tetap tdak pada doman dskrt, sehngga Kennedy dan Eberhart pada tahun 1997 mengusulkan optmas algortme PSO pada doman dskrt. Tercptalah metode baru yatu Dscrete Partcle Swarm Optmzaton DPSO yang merupakan pengembangan dar algortme PSO untuk doman dskrt. Beberapa pengembangan dar algortme DPSO juga dgunakan untuk menyelesakan permasalahan pada peneltan n sepert penggunaan tme-varant (Ratnaweera et al., 2004), partcle encodng (Chen dan Shh, 2013), guded random method, serta repar method, harapannya dapat menyelesakan permasalahan penjadwalan dengan lebh bak. Berdasarkan pengembangan tersebut dalam peneltan n menggunakan pendekatan Hybrd Dscrete Partcle Swarm Optmzaton dalam menyelesakan permasalahan penjadwalan perkulahan. 2. METODE 2.1. Partcle Swarm Optmzaton Partcle Swarm Optmzaton (PSO) adalah teknk optmas stokastk berbass populas yang dkembangkan oleh Dr. Eberhart dan Dr. Kennedy pada tahun 1995 ternspras oleh perlaku sosal berkelompok burung (Kennedy dan Eberhart, 1995). Algortma dasar PSO terdr dar tga tahap, yatu pembangktan poss dan kecepatan partkel, update kecepatan dan update poss. Poss partkel berubah setap terasnya berdasarkan varabel update kecepatan. Langkah Pertama, poss x k, dan kecepatan v k dar kumpulan partkel dbangktkan secara acak menggunakan batas atas (x ) dan batas bawah (x mn ) dar desan varable dtunjukkan pada Persamaan 1 dan 2. x 0 = x mn + rand(x x mn ) (1) v 0 = x mn + rand(x x mn ) (2) Langkah kedua adalah melakukan update kecepatan terbaru (v k+1 ) pada masng-masng partkel pada waktu k + 1 berdasarkan kecepatan sebelumnya (v k ) dan kedua poss terbak yang telah dcar (p best dan g best ). Perumusan update velocty mencakup beberapa parameter random (rnd), nerta factor (w), self-confdence (c 1 ), swarm confdence (c 2 ) dtunjukkan pada Persamaan 3 dan 4. v k+1 = w v k + c1 rnd(1) (p k x k ) + c2 rnd(1) (p g,k x k ) (3) w = (w + w mn ) + ter +ter + w ter (4) Langkah ketga adalah melakukan update poss partkel (x k+1 ) berdasarkan kecepatan yang dmlknya (v k+1 ). Dharapkan dengan berubahnya poss partkel dapat menemukan solus optmal. Update poss partkel dtunjukkan pada Persamaan 5. x k+1 = x k + v k+1 (5) 2.2. Dscrete Partcle Swarm Optmzaton Tahun 1997 vers dskrt/bner dar algortme PSO dusulkan oleh Kennedy dan Eberhart untuk masalah optmas dskrt (Kennedy dan Eberhart, 1997). Setap partkel terdr dar D elemen yang menunjukkan solus potensal. Setap partkel danggap sebaga poss d ruang dmens D dan setap elemen dar poss partkel dapat bernla 0 atau 1. Persamaan yang dgunakan untuk memperbaru kecepatan

3 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 251 dan poss vektor dar masng-masng partkel DPSO dtunjukkan pada Persamaan 6, 7 dan 8. V (t+1) (j) = V t (j) + c 1 r 1 (p t best (j) X t (j)) c 2 r 2 (n best t (j) X t (j)) (6) X (t+1) (j) = { 1 sg (V (t+1) (j)) > r j } (7) 0 lannnya dmana: sg (V (t+1) (j)) = 1 1+exp( V (t+1) (j)) (8) 2.3. Tme Varyng Partcle Swarm Optmzaton Tahun 2004 Ratnaweera menelt bahwa pada algortme optmas berbass populas, ndvdu dharapkan bergerak untuk mencar poss seluas-luasnya pada awal pencaran dan melakukan pencaran menuju global optmum pada akhr pencaran (Ratnaweera et al., 2004). Berdasarkan peneltan tu, Ratnaweera mengenalkan pendekatan baru menggunakan kecepatan yang berubah secara konstan serng bertambahnya teras (tme-varant). Pendekatan tersebut dlakukan dengan cara menurunkan pengaruh g best dan menngkatkan pengaruh p best dengan cara merubah komposs parameter c 1 dan c 2 dar waktu ke waktu. Tnggnya pengaruh p best dan rendahnya pengaruh g best pada awal pencaran membuat partkel bergerak secara bebas pada swarm darpada bergerak menuju global optmum. Sedangkan menurunkan pengaruh p best dan menngkatkan pengaruh g best pada akhr pencaran menyebabkan partkel bergerak menuju global optmum. Secara matemats perubahan nla c 1 dan c 2 dtunjukkan pada Persamaan 9 dan 10. Peneltan tersebut menyatakan bahwa solus yang dhaslkan dengan menggunakan tme-varant lebh bagus darpada menggunakan PSO basa maupun dengan menggunakan faktor nersa dan constrcton factor (Ratnaweera et al., 2004). c 1 = (c mn 1 c 1 ) ( t ) + c 1 (9) c 2 = (c 2 c mn 2 ) ( t ) + c 2 mn (10) 2.4. Hybrd Dscrete Partcle Swarm Optmzaton Representas Partkel t t Partkel dsusun atas urutan data pelajaran yang telah dtentukan sebelumnya. Data pelajaran merupakan data yang menympan nformas pelajaran selama penjadwalan tersebut akan dlaksanakan. Data n memuat enam nformas yatu mata kulah, jumlah sks, jumlah perkulahan selama semnggu, dosen, kelas, dan kemungknan ruangan yang dapat dtempat. Berkut adalah contoh daftar pelajaran dtunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Pelajaran No Mata Kulah SKS Kelas 1 Pemrograman Dasar 2 INF-1-A 2 Pemrograman Dasar 2 INF-1-B 3 Pemrograman Dasar 2 INF-1-C 1244 Dummy 1 Semua Data dummy pada daftar pelajaran dgunakan sebaga pelengkap data agar semua pelajaran dapat dtempatkan d seluruh kemungknan ruangan yang ada. Strateg untuk memaksmalkan hasl ftness, masng-masng pelajaran akan dkelompokkan berdasarkan kemungknan ruangan dar pelajaran tersebut sehngga apabla poss partkel berubah, pelajaran tersebut akan berpndah poss hanya dalam satu cluster sehngga tdak ada pelajaran yang dtempatkan d luar ruangan yang telah dtetapkan. Representas partkel dtunjukkan pada Gambar Gambar 1. Representas Partkel Gambar 1 menunjukkan pelajaran 1 dan 2 berada pada cluster yang berbeda. Hal n dkarenakan kedua pelajaran tersebut memlk kemungknan penempatan d ruangan yang berbeda. Dengan demkan pelajaran 1 tdak dapat menempat ruangan yang dmlk oleh pelajaran Update Poss Update poss yang dgunakan berdasarkan peneltan dar Hoffmann et al. (2011) yang mengadops peneltan Clerc (2000). Update poss yang d kenalkan oleh Clerc sangat cocok bla dmplementaskan menggunakan representas partkel pada peneltan n tetap mash terdapat banyak kendala sehngga Hoffmann memperbak update poss tersebut. Berkut adalah update poss yang telah

4 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 252 dmodfkas oleh Hoffmann dtunjukkan pada Persamaan 11 sampa 14. x t+1 = d glob (d loc d glob ) + v rand (11) dengan d loc = x t + r loc b loc (p t x t ) (12) d glob = x t + r glob b glob (p g x t ) (13) t v rand = r rand b rand (p rand x t ) (14) Fungs Ftness Fungs ftness djadkan sebaga alat ukur untuk memlh objek terbak dar sekumpulan objek yang ada (Tang dan Lee, 2006). Dalam algortme evolus fungs ftness bertanggung jawab dalam menentukan solus yang terbak dar sekumpulan solus yang ada (Nelson et al., 2009). Permasalahan penjadwalan merupakan permasalahan yang dgunakan untuk memnmalsas konflk waktu antara mata kulah, kelas, ruangan serta dosen pengajar dan juga memnmalkan konflk dar aturan lan (constrant) yang telah dtentukan. Sehngga dalam hal n semakn besar nla yang dhaslkan maka semakn sedkt konflk yang terjad dar solus tersebut. Pada permasalahan terdapat 2 tpe constrant yatu hard constrant dan soft constrant. Hard Constrant merupakan suatu aturan yang dtetapkan dan harus dpenuh (Burke dan Petrovc, 2002). Soft Constrant merupakan suatu aturan yang dtetapkan tetap sedapat mungkn harus dpenuh (Burke dan Petrovc, 2002). Adapun fungs ftness yang dgunakan pada peneltan n dtunjukkan pada Persamaan 15. m f(x) = ( k 1 + k k n =1 ) (15) 1+ c 1 1+ c 2 1+ c n Dmana; x adalah partkel yang akan dlakukan perhtungan nla ftness, k adalah konstanta bobot constrant-, c adalah nla beban constrant-, 1,2,, n adalah total constrant, m adalah total perode pada semua ruangan dan semua har dan c merupakan kumpulan dar constrant pada penjadwalan bak hard constrant maupun soft constrant. Berkut adalah daftar hard constrant dan soft constrant pada permasalahan n. Hard Constrant: 1. Tdak ada dosen yang mengajar d waktu yang sama pada har yang sama. Meskpun ruangan yang dgunakan berbeda. 2. Tdak ada kelas yang sama pada waktu yang sama meskpun d ruangan yang berbeda. 3. Tdak ada kelas yang perulangan mata kulah melebh satu yang mana penempatan mata kulahnya berada pada har yang sama. 4. Tdak ada pelajaran yang penempatan ruangannya tdak termasuk dalam kemungknan ruangan yang telah dtentukan. Soft Constrant: 1. Pelajaran akan melanggar tmeoff ruangan apabla pelajaran tersebut menempat ruangan yang berstatus not avalable. 2. Pelajaran akan melanggar tmeoff dosen apabla pelajaran tersebut dletakkan dmana dosen pengajar pelajaran tersebut memlk status not avalable. 3. Pelajaran akan melanggar tmeoff kelas apabla pelajaran tersebut dletakkan pada waktu kelas tersebut not avalable. 3. Pelajaran akan melanggar tmeoff mata kulah apabla pelajaran tersebut dtempatkan dmana mata kulah pada pelajaran tersebut berstatus not avalable Alur HDPSO Berkut adalah alur dar algortme HDPSO dtunjukkan dalam dagram alr Gambar 2. Terpenuh Mula Insalsas Swarm Evaluas Konds Belum Terpenuh Evaluas Swarm Update Konds Solus Optmal = gbest Selesa Gambar 2. Flowchart Metode HDPSO 1. Insalsas Swarm Insalsas swarm dgunakan untuk mengnsalsas seluruh partkel pada swarm dan menem-patkannya secara acak pada swarm space. Strateg pengacakan yang dengan

5 FITNESS Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 253 menempatakan data pelajaran yang memlk SKS tngg terlebh dahulu dkut dengan SKS yang lebh sedkt dengan harapan seluruh pelajaran dapat dtempatkan. Pelajaran juga dtempatkan d ruangan yang memang dapat dtempat oleh pelajaran tersebut. Strateg n dnamakan guded random. 2. Evaluas Konds Evaluas Konds dgunakan untuk mengevaluas apakah konds yang dgunakan telah memenuh krtera atau tdak. Apabla konds tersebut telah memenuh maka proses akan berhent dan menjadkan g best terakhr sebaga solus optmal Sedangkan bla konds yang ddefnskan mash belum memenuh krtera maka akan dlakukan lag proses evaluas swarm. 3. Evaluas Swarm Evaluas swarm merupakan serangkaan prosedur bagamana sebuah swarm dapat devaluas. Bagamana masng-masng partkel akan mengevaluas poss terbak selama n (p best ). Bagamana poss terbak pada swarm (g best ) devaluas. Bagamana masng-masng partkel memperbaru possnya berdasarkan gaya tark yang mempengaruh partkel tersebut. Bagamana poss terbaru dapat dperbak. Bagamana setap partkel mengevaluas ftness terhadap possnya yang terbaru. Adapun rangkaan prosedur yang dlakukan pada saat evaluas swarm yatu a. Update p best. b. Update g best. c. Update Poss. d. Perbakan Poss. e. Perhtungan Ftness. Perbakan poss dlakukan untuk menukar data pelajaran yang mengalam overflow dalam penempatannya maupun pelajaran yang dtempatkan pada ruangan yang bukan pada tempatnya 4. Update Konds Pada proses update konds, konds akan dperbaru berdasarkan konds yang telah ddefnskan. 3. PENGUJIAN 3.1. Parameter Pengujan Pada peneltan n sstem akan dmplementaskan menggunakan bahasa pemrograman java dengan database sqlte. Adapun data yang dgunakan adalah data 5 har aktf perkulahan dengan 38 ruangan yang dgunakan, masng-masng har terdapat 17 perode waktu (tmeslot), 109 dosen, 111 kelas, 70 mata kulah, dan 3 jurusan masng-masng 4 angkatan. Berkut adalah jangkauan parameter HDPSO dtunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter HDPSO Parameter Jangkauan mn b loc b loc 0.4 b loc [0 1] dengan penngkatan 0.2 mn b glob b glob 0.4 b glob [0 1] dengan penngkatan 0.2 mn b rand b rand b rand [ ] dengan penngkatan Jumlah teras Jumlah Partkel Jumlah percobaan 4 kal 3.2. Pengujan Pengujan yang akan dlakukan melput pengujan parameter, pengujan jumlah teras, jumlah partkel. Pengujan parameter dgunakan untuk mencar komposs parameter b rand, b loc dan b glob yang tepat terhadap ftness yang dhaslkan. Pengujan dtunjukkan pada grafk Gambar 3 dan 4. Pengujan teras dgunakan untuk memlh komposs teras yang tepat, tdak menguras waktu eksekus terlalu lama dan menghaslkan ftness yang maksmal. Pengujan tersebut dtunjukkan pada grafk Gambar 5 dan 6. Pengujan jumlah partkel dgunakan untuk memlh komposs partkel yang tepat dengan memberkan ftness yang terbak tanpa menguras waktu eksekus terlalu lama. Pengujan tersebut dtunjukkan pada grafk Gambar , , , , , , , , , , [ ] [ ] [ ] [ ] BLOC - BGLOB [ ] BRAND = 0 BRAND = BRAND = BRAND = BRAND = BRAND = 0.01 Gambar 3. Pengujan parameter (b rand ) 1 - [ ]

6 FITNESS FITNESS WAKTU (MS) FITNESS Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 254 Berdasarkan grafk yang dtunjukkan pada Gambar 3, ftness yang dhaslkan apabla b rand = 0 rendah dbandng penggunaan lebh dar 0, Hal n dkarenakan peran b rand untuk menjaga keberagaman poss partkel. Ftness terbak dcapa ketka nla b rand = 0,002 dbandng penggunaan lebh dar tu dkarenakan keberagamannya mash mendekat poss dar p best dan g best , , , , , , , , Hal n dkarenakan partkel akan secara sempurna bergerak secara bebas pada awal pencaran dan bergerak secara sempura menuju global optmum d akhr pencaran. Pemlhan yang tdak tepat menyebabkan partkel bergerak menuju satu arah saja sehngga memungknkan terjad konvergens dn. Berdasarkan grafk yang dtunjukkan pada Gambar 5, semakn tngg teras yang dgunakan semakn optmal solus dar dhaslkan oleh sstem dengan dtandanya hasl ftness yang semakn menngkat. Hal n dsebabkan semakn banyaknya teras yang dgunakan membuat partkel bergerak untuk menemukan solus optmal semakn banyak sehngga memungknkan partkel menemukan solus yang optmal ,000 0, 0 0, 2 0, 4 0, 6 0, 8 1, 0 BGLOB BLOC = 0 BLOC = 0.2 BLOC = 0.4 BLOC = 0.6 BLOC = 0.8 BLOC = 1 Gambar 4. Pengujan parameter (b loc dan b glob ) , , , , , , , , , , , , , , , , , ,31 Gambar 6. Waktu Eksekus Pengujan Iteras , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH PARTIKEL Gambar 5. Pengujan Iteras Gambar 4 data menunjukkan bahwa pemlhan b loc dan b glob terbak ketka bernla Gambar 7. Pengujan Jumlah Partkel Namun semakn banyak teras yang dgunakan berdampak pada waktu eksekus dkarenakan sstem akan melakukan evaluas masng-masng partkel lag dan lag yang mana

7 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 255 memerlukan waktu. Hal n dtunjukkan pada Gambar 6. Penngkatan jumlah teras juga tdak menjamn menngkatkan nla ftness secara sgnfkan. Hal n dtunjukkan pada penngkatan teras dar Berdasarkan analsa tersebut jumlah teras yang dplh yang menghaslkan ftness yang mendekat optmal dan memlk waktu deal adalah Grafk yang dtunjukkan pada Gambar 7 menunjukkan pada permasalahan n penngkatan jumlah partkel tdak mempengaruh nla ftness yang dhaslkan. Tdak menngkatnya nla ftness yang dhaslkan dapat dsebabkan oleh representas partkel maupun evaluas partkel sepert strateg pengacakan dan strateg perbakan yang dgunakan mampu menjelajah seluruh swarm space yang ada, atau dmungknkan swarm space yang ada pada permasalahan n memlk lngkup yang kecl. Berdasarkan analsa tersebut jumlah partkel yang dplh yang menghaslkan ftness yang mendekat optmal dan memlk waktu deal adalah KESIMPULAN Peneltan n telah mengmplementaskan penggunaan HDPSO dalam menyelesakan permasalahan penjadwalan perkulahan. Hasl terbak dcapa oleh sstem dengan ftness sebesar ,76 membutuhkan waktu selama 1 jam 46 ment 14 detk dan 600 mldetk dengan komposs parameter b mn loc = 0,6, b loc = 1, b mn glob = 0,6, b glob = 1, b mn rand = 0,b rand = 0,002, jumlah partkel 2 dan jumlah teras Hasl tersebut mash terdapat beberapa constrant yang mash mengalam konflk. Hal n dkarenakan ketdakmampuan partkel dalam menemukan poss terbak atau representas partkel yang dgunakan tdak mampu menggerakkan partkel dengan bak sehngga sult untuk mencapa konvergens. Usulan dalam peneltan selanjutnya, penelt menyarankan untuk menerapkan tme wndow pada masng-masng objek yang dlakukan penjadwalan, memampatkan hasl penjadwalan, dan menyembangkan komposs mata kulah perharnya. Pada penggunaan metode butuh perbakan pada penggunaan fungs repar. Fungs repar dapat dhbrdas menggunakan Local Search(Chen dan Shh, 2013, Yang dan Jat, 2011) atau Constrant Based Reasonng (Irene et al., 2009). Merumuskan representas partkel baru yang lebh sederhana dan lebh powerful sehngga partkel akan lebh mudah untuk mencapa tngkat konvergens pada global optmum. 5. DAFTAR PUSTAKA A.Wasfy, F.A Solvng the Unversty Class Schedulng Problem Usng Advanced ILP Technques. IEEE. Abdelhalm, M.B. and Habb, S.E.D Partcle Swarm Optmzaton for HWSW Parttonng Burke, E.K. and Petrovc, S Recent research drectons n automated tmetablng. European Journal of Operatonal Research 140(2) Chen, R.-M. and Shh, H.-F Solvng Unversty Course Tmetablng Problems Usng Constrcton Partcle Swarm Optmzaton wth Local Search. Algorthms 6(2) 227. Clerc, M Dscrete Partcle Swarm Optmzaton Illustrated by the Travelng Salesman Problem. Hoffmann, M., Mühlenthaler, M., Helwg, S. and Wank, R Dscrete Partcle Swarm Optmzaton for TSP: Theoretcal Results and Expermental Evaluatons. In A. Bouchacha ed. Adaptve and Intellgent Systems: Second Internatonal Conference, ICAIS 2011, Klagenfurt, Austra, September 6-8, Proceedngs. Berln, Hedelberg, Sprnger Berln Hedelberg. pp Irene, H.S.F., Ders, S. and Hashm, S.Z.M Unversty course tmetable plannng usng hybrd partcle swarm optmzaton. Proceedngs of the frst ACM/SIGEVO Summt on Genetc and Evolutonary Computaton. Shangha, Chna, ACM Jakobov'c, D. and Budn, L Dynamc Schedulng wth Genetc Programmng. Proceedngs of the 9th European Conference on Genetc Programmng Jang, M. et al Study on Parameter Optmzaton for Support Vector Regresson n Solvng the Inverse ECG Problem. Computatonal and Mathematcal Methods n Medcne Kennedy, J. and Eberhart, R Partcle swarm optmzaton. Neural Networks, Proceedngs., IEEE Internatonal

8 Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer 256 Conference on. Kennedy, J. and Eberhart, R.C A dscrete bnary verson of the partcle swarm algorthm. Kumar, A., Sngh, K. and Sharma, N Automated Tmetable Generator Usng Partcle Swarm Optmzaton. Internatonal Journal on Recent and Innovaton Trends n Computng and Communcaton 1(9) 6. Nelson, A.L., Barlow, G.J. and Dotsds, L Ftness functons n evolutonary robotcs: A survey and analyss. Robotcs and Autonomous Systems 57(4) Ratnaweera, A., Halgamuge, S.K. and Watson, H.C Self-organzng herarchcal partcle swarm optmzer wth tmevaryng acceleraton coeffcents. IEEE Transactons on Evolutonary Computaton 8(3) Sharma, J. and Snghal, R.S Genetc Algorthm and Hybrd Genetc Algorthm for Space Allocaton Problems-A Revew Tang, P. and Lee, G.K An Adaptve Ftness Functon for Evolutonary Algorthms Usng Heurstcs and Predcton World Automaton Congress. Thanh, N.D Solvng Tmetablng Problem Usng Genetc and Heurstc Algorthms. Eghth ACIS Internatonal Conference on Software Engneerng, Artfcal Intellgence, Networkng, and Parallel/Dstrbuted Computng (SNPD 2007). Wall, M.B A Genetc Algorthm for Resource-Constraned Schedulng. Yang, S. and Jat, S.N Genetc Algorthms Wth Guded and Local Search Strateges for Unversty Course Tmetablng. IEEE Transactons on Systems, Man, and Cybernetcs, Part C (Applcatons and Revews) 41(1) LAMPIRAN Gambar 8. Implementas Sstem

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka 2.1.1 Tmetable Tmetable merupakan alokas subjek yang memlk kendala untuk dtempatkan pada ruang waktu (Gan dkk, 2004). Permasalahan Tmetable cukup luas. Masalah

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Yudh Purwananto Rully Soelaman dan Bambang Santoso. Fakultas Teknolog Informas Insttut Teknolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah Jurnal Teknk Informatka, Vol 1 September 2012 Analsa dan Penerapan Metode Partcle Swarm Optmzaton Pada Optmas Penjadwalan Kulah Rasha Ashla Rachman 1), Dadang Syarf 2), Rka Perdana Sar 3) 1) Program Stud

Lebih terperinci

APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Irfrans Kusmarna, Luh Kesuma Wardhan 2, Muhammad Safrzal 3,3 Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Sans dan Teknolog,

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS TESIS METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS Oleh : I Made Wdartha NRP. 5109201009 Dosen Pembmbng : Dr. Agus Zanal Arfn, S.Kom, M.Kom Anny Yunart, S.Kom, M.Comp.Sc

Lebih terperinci

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februar 2018, hlm. 503-509 http://j-ptk.ub.ac.d Implementas Metode Partcle Swarm Optmzaton-Dempster Shafer untuk

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA

PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA Jurnal Ilmah Teknk Spl Vol. 14, No. 1, Januar 2010 PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA I Gust Agung Adnyana Putera Dosen Jurusan Teknk Spl, Fakultas Teknk Unverstas Udayana,Denpasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp

Lebih terperinci

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH OPTIMASI WAKTU KEBERANGKATAN FERRY TANJUNGPINANG BATAM DENGAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (Stud Kasus : Pelabuhan Sr Bntan Pura, Kota Tanjungpnang) Roy Mad Mahasswa Teknk Informatka, FT UMRAH (roymad0@gmal.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

SWARM INTELLIGENCE (Teori & Case Study)

SWARM INTELLIGENCE (Teori & Case Study) Judul SWARM INTELLIGENCE (Teor & Case Study) PSO, ACO, ABC, ACO-SVR, etc Oleh: Imam Cholssodn Ef Ryandan PENGANTAR Buku n member pemahaman konsep lanjut dan detal penyelesaan untuk pengembangan Swarm Intellgence

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI09191 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA RESONANSI MAGNETIK OTAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS YANG DIMODIFIKASI BERDASARKAN KORELASI ANTAR PIKSEL (Kata Kunc : Segmentas Fuzzy

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Optmas Fungs Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Algortma Genetka Pada Pemlhan Calon Penerma Beasswa dan BBP-PPA (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya Malang) Bunga Amela Restuputr 1, Wayan

Lebih terperinci

Metode Algoritma Genetika dan Darwinian Particle Swarm Optimization dengan Variable Acceleration Factor Untuk Fungsi Multimodal

Metode Algoritma Genetika dan Darwinian Particle Swarm Optimization dengan Variable Acceleration Factor Untuk Fungsi Multimodal Vol. 5, No. 3 Desember 2016 ISSN 2088-2130;e-ISSN 2502-4884 Metode Algortma Genetka dan Darwnan Partcle Swarm Optmzaton dengan Varable Acceleraton Factor Untuk Fungs Multmodal Arad Retno Tr Hayat Manajemen

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: KECERDASAN BUATAN BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION, ANT COLONY OPTIMIZATION DAN FIREFLY ALGORITHM UNTUK MEREDAM OSILASI GANGGUAN PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK Pressa P. Surya Unverstas Muhammadyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY I Made Wdartha Program Stud Teknk Informatka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Udayana emal : madewdartha@cs.unud.ac.d

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Human-Friendly Arm Robot Berbasis Interactive Particle Swarm Optimization (IPSO)

Human-Friendly Arm Robot Berbasis Interactive Particle Swarm Optimization (IPSO) Human-Frendly Arm Robot Berbass Interactve Partcle Swarm Optmzaton (IPSO) Anhar Rsnumawan, Indra Adj Sulstjono ) Jurusan Teknk Elektronka, Polteknk Elektronka Neger Surabaya Kampus PENS-ITS Sukollo, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Semnar Nasonal Informatka 009 (semnasif 009) ISSN: 1979-38 UPN Veteran Yogyakarta, 3 Me 009 OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Mackel Tuegeh 1, Ad Soeprjanto, Maurdh Hery

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1312-132 http://j-ptk.ub.ac.d Predks Jumlah Follower Offcal Account Lne Menggunakan Regres dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

HAK CIPTA (HKI) Judul Invensi: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

HAK CIPTA (HKI) Judul Invensi: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION 0 HAK CIPTA HKI 1 Judul Invens: METODE OPTIMISASI KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI BERBASIS LOGIKA FUZZY DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Inventor: Dr. Ramadon Syahputra, S.T., M.T. Ir. Agus Jamal, M.Eng.

Lebih terperinci

MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING

MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 009 (SNATI 009) ISSN: 1907-50 Yogyakarta, 0 Jun 009 MODIFIED IMPROVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION FOR OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING Mackel Tuegeh 1, Soeprjanto, Maurdh

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembal Informas KULIAH #9 Text Clusterng Clusterng Pengelompokan, penggerombolan Proses pengelompokan sekumpulan obyek ke dalam kelas-kelas obyek yang memlk sfat sama. Unsupervsed learnng JAS

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pemakaian Air di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik Menggunakan Support Vector Regression

Peramalan Jumlah Pemakaian Air di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik Menggunakan Support Vector Regression Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 548-964X Vol., No. 10, Oktober 018, hlm. 3788-3795 http://j-ptk.ub.ac.d Peramalan Jumlah Pemakaan Ar d PT. Pembangktan Jawa Bal Unt Pembangkt

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

Prediksi Penerimaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) dengan Flower Pollination Algorithm (FPA)

Prediksi Penerimaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regression (SVR) dengan Flower Pollination Algorithm (FPA) Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 548-964X Vol. 1, No. 7, Jun 017, hlm. 534-544 http://j-ptk.ub.ac.d Predks Penermaan Zakat menggunakan Metode Support Vector Regresson (SVR)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Implementas Evoluton Strateges untuk Penyelesaan Vehcle Routng Problem Wth Tme Wndows pada Dstrbus Mnuman Soda XYZ Isyar Andka Harun 1, Wayan F. Mahmudy 2, Novanto Yudstra 3 1 Mahasswa Program Stud Informatka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI

PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI Dka Asoka Masatu 1, Indah Soesant 2, Hanung Ad Nugroho 3 Abstract Advances n technology demand nformaton

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN FAKTOR JARINGAN IP MENGGUNAKAN DYNAMIC PENALTY FUNCTION METHOD

PENGARUH PERUBAHAN FAKTOR JARINGAN IP MENGGUNAKAN DYNAMIC PENALTY FUNCTION METHOD Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 02, Oktober 2013 ISSN 1693-4024 PENGARUH PERUBAHAN FAKTOR JARINGAN IP MENGGUNAKAN DYNAMIC PENALTY FUNCTION METHOD Har Kurna Saftr 1 Abstrak QoS routng adalah kemampuan arngan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci