APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)"

Transkripsi

1 APLIKASI PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Irfrans Kusmarna, Luh Kesuma Wardhan 2, Muhammad Safrzal 3,3 Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau 2 Prod Teknk Informatka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Syarf Hdayatullah Jakarta rfranstf@gmal.com, 2 luhkesuma@unjkt.ac.d, 3 safrzal.lal@gmal.com ABSTRAK Tujuan dar peneltan n adalah untuk membangun aplkas penjadwalan kulah menggunakan algortma Partcle Swarm Optmzaton (PSO). Algortma n dplh sebaga algortma yang dgunakan dalam peneltan n karena algortma PSO yang merupakan algortma heurstk, adalah salah satu metode optmas yang menggabungkan localsearch dan global search. Algortma n dapat memecahkan masalah dengan membentuk partkel-partkel pada populas awal secara acak, mengevaluas nla ftness, dan meng-update velocty serta poss dar partkel. Dengan demkan dharapkan output yang dhaslkan merupakan kombnas terbak dar serangkaan komponen yang ada. Kasus penjadwalan yang dgunakan pada peneltan n adalah penjadwalan mata kulah d UIN Sultan Syarf Kasm Rau (UIN SUSKA). Permasalahan yang terjad pada penjadwalan mata kulah d UIN SUSKA Rau adalah tdak optmalnya pemenuhan beberapa contrant sepert keterbatasan ruangan. Dar hasl pengujan, aplkas penjadwalan perkulahan meggunakan algortma PSO mampu menghaslkan jadwal perkulahan yang sudah tdak ada bentrok tetap mash tdak memenuh dar seg kualtas yatu jam dmulanya perkulahan nt yang dfokuskan pada jam-jam yang efektf. Kata kunc: Constrant, Ftness, Partcle swarm optmzaton, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Penjadwalan merupakan proses, cara, pembagan waktu berdasarkan rencana pengaturan yang terpernc. Terdapat banyak hal yang harus djadwalkan d suatu perguruan tngg, d antaranya proses penermaan mahasswa baru, semnar, Ujan Tengah Semester (UTS), Ujan Akhr Semester (UAS), dan yang palng pentng yatu penjadwalan mata kulah. Penjadwalan mata kulah merupakan hal yang pentng d duna penddkan. Penjadwalan yang bak dan memenuh semua ketentuan unverstas dan jurusan merupakan salah satu hal yang menjamn kelancaran pelaksanaan kegatan belajar mengajar. Permasalahan penjadwalan juga terjad d UIN Sultan Syarf Kasm (Suska) Rau. Berdasarkan hasl wawancara yang dlakukan oleh penelt dengan Sekretars Jurusan Teknk Informatka UIN Suska Rau, terdapat beberapa aturan yang harus dperhatkan pada saat penjadwalan mata kulah d Jurusan Teknk Informatka (TIF) UIN Suska Rau, yatu: a) Setap mata kulah dsajkan maksmal 2 (dua) kal sehar; b) Setap dosen djadwalkan mengajar 2 (dua) kal sehar; c) Tdak terdapat perkulahan pada jam shalat Jumat; d) Tdak terdapat perkulahan pada jam makan sang; e) Mata kulah nt nformatka djadwalkan pag har; f) Dosen prakts djadwalkan mengajar har sabtu; g) Dosen TIF dan non-tif djadwalkan mengajar pada har senn-jumat. h) Mata kulah plhan djadwalkan sang har; ) Tdak ada perkulahan pada har Kams dar pukul bag mahasswa semester I, II, dan III; j) Waktu perkulahan yang terseda adalah har Senn Rabu adalah antara pukul WIB, dan har Kams Jumat antara pukul WIB. Untuk menyelesakan masalah tersebut dgunakan algortma Partcle Swarm Optmzaton (PSO). Algortma n dapat memecahkan masalah dengan membentuk partkel-partkel pada populas awal secara acak, mengevaluas nla ftness, dan mengupdatevelocty serta poss dar partkel berdasarkan ruang pencaran. Dharapkan dengan bantuan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) penyusunan penjadwalan mata kulah dapat doptmalkan.rumusan masalah dar peneltan n adalah, Bagamana membangun aplkas penjadwalan dengan menggunakan Partcle Swarm Optmzaton(PSO)pada Jurusan Teknk Informatka

2 UIN Suska Rau. Sedangkan batasan masalah dalam peneltan n adalah:. Mata kulah yang akan mengalam proses dalam Partcle Swarm Optmzaton (PSO) hanya mata kulah yang sfatnya memerlukan ruangan, har dan waktu tertentu. 2. Constrant yang dgunakan bersfat stats yang dnputkan pada program. 3. Constrant mengkut aturan yang berlaku pada penyusunan jadwal kulah d jurusan teknk nformatka UIN Suska Rau. II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Penjadwalan Kulah Menurut Putra (2009)[2], penjadwalan merupakan proses untuk menyusun suatu jadwal atau urutan proses yang dperlukan dalam sebuah persoalan. Persoalan penjadwalan basanya berhubungan dengan penjadwalan kelas dalam sekolah atau perkulahan dan juga dalam lngkup yang tdak jauh berbeda sepert penjadwalan ujan, penjadwalan karyawan, ataupun penjadwalan job shop. Dalam penjadwalan kulah, akan dbahas tentang pembagan jadwal untuk tap mahasswa pada kulah tertentu sekalgus dosen pengajarnya. Dalam penjadwalan ujan akan dbahas pengaturan dosen yang menjaga ujan dan mahasswa yang menempat ruang ujan yang ada. a. Mendefnskan atau membuat model dar permasalahan. Model yang dbuat mencakup proses apa saja yang akan dkerjakan dalam persoalan penjadwalan yang ada. b. Mendesan metode penyelesaan untuk permasalahan penjadwalan tersebut. Dar model yang telah ada, dtentukan metode yang dgunakan untuk menyelesakan permasalahan penjadwalan tersebut. c. Mencar bermacam-macam contoh permasalahan penjadwalan yang telah dbuat. Dalam proses n dlakukan pencaran penyelesaan penjadwalan yang pernah dgunakan agar dapat dpaka sebaga referens dalam proses yang sedang dlakukan. perlaku sosal organsme n. Perlaku sosal terdr dar tndakan ndvdu dan pengaruh dar ndvdundvdu lan dalam suatu kelompok. Kata partkel menunjukkan, msalnya, seekor burung dalam kawanan burung. Setap ndvdu atau partkel berperlaku secara terdstrbus dengan cara menggunakan kecerdasannya (ntellgence) sendr dan juga dpengaruh perlaku kelompok kolektfnya. Dengan demkan, jka satu partkel atau seekor burung menemukan jalan yang tepat atau pendek menuju ke sumber makanan, ssa kelompok yang lan juga akan dapat segera mengkut jalan tersebut meskpun lokas mereka jauh d kelompok tersebut. Algortma PSO terdr dar tga tahap[], yatu pembangktan poss serta kecepatan partkel, update velocty (update kecepatan), updateposton (update poss). Pertama possdan kecepatandar kumpulan partkel dbangktkan secara random menggunakan batas atas (x max) dan batas bawah (x mn) dar desgn varable, sepert yang dtunjukkan pada persamaan () dan (2) (3): x 0 = x mn + rand(x max x mn) () v 0 = x mn + rand(x max x mn) (2) Dmana: x 0 = poss awal v 0 = kecepatan awal x mn = batas bawah x max = batas atas rand = nla random antara nla 0 dan Dalam proses random dperlukan slot untuk menampung dar random poss dan random kecepatan. Melalu proses pembangktan partkel n dapat maka kumpulan partkel dapatterdstrbus secara acak. Poss dan kecepatan dar partkel drepresentaskan melalu vector. (kecepatan) untuk semua partkel pada waktu k+ menggunakan fungs objektf atau nla ftness [4] poss partkel saat n pada desgn space saat waktu ke 2.2 Partcle Swarm Optmzaton (PSO) k. Dar nla ftness dapat dtentukan partkel mana yang PSO, merupakan algortma berbass populas yang memlk nla global terbak (global best) pada swarm mengeksplotas ndvdu dalam pencaran. Dalam PSO saat n, dan juga dapat dtentukan poss terbak dar populas dsebut swarm dan ndvdu dsebut partcle. tap partkel pada semua waktu yang sekarang dan Tap partkel berpndah dengan kecepatan yang sebelumnya (p ). Perumusan update velocty dadaptas dar daerah pencaran dan menympannya menggunakan dua nformas tersebut untuk semua sebaga poss terbak yang pernah dcapa. Algortma partkel pada kumpulan dengan pengaruh perpndahan PSO n awalnya dusulkan oleh J. Kennedy dan R. C. yang sekaranguntuk memberkan arah pencaran untuk Eberhart. generas selanjutnya. PSO ddasarkan pada perlaku sosal sekawanan Perumusan updatevelocty mencakup beberapa burung atau sekumpulan kan. Algortma PSO menru parameter random (rand), untuk mendapatkan cakupan v k+ v k p k g Langkah kedua adalah update velocty 2

3 yang bak pada desgn space, tga parameter yang mempengaruh arah pencaran, yatu nerta factor (w), self confdence (c ), swarmconfdence (c 2) akan dgabungkan dalam satu penyajan, sepert yang dtunjukkan persamaan berkut: v k+ =w*v k +c *rand*(p -x k )+c 2*rand*(p g k -x k ) (3) Dengan range w= , rand=nterval 0-, Langkah terakhr dar setap teras adalah update poss tap partkel dengan vektor velocty, sepert yang dtunjukkan pada persamaan berkut: x k+ = x k + v k+ (4) Tga tahapan d atas akan dulang sampa krttera kekonvergenan terpenuh, krtera kekonvergenan sangat pentng dalam menghndar penambahan fungs evaluas setelah solus optmum ddapatkan, namun krtera kekonvergenan tdak selalu mutlak dperlukan, penetapan jumlah teras maksmal juga dapat dgunakan sebaga stoppng condton dar algortma. Banyak cara untuk membangun konds berhent, d antaranya adalah: teras dhentkan ketka PSO telah mencapa teras maksmum, atau PSO telah menemukan nla optmum tertentu atau kesalahan mnmum yang dngnkan. Algortma PSO adalah sebaga berkut: for setap partkel Insalsas partkel menggunakan persamaan () dan (2) end repeat for setap partkel Htung nla ftness f nla ftness baru lebh bak darpada nla ftness lama Update nla ftness dar partkel tersebut End Plh partkel dengan nla ftness terbak dantara semua partkel tetangganya dan smpan nla ftness terbak tersebut for setap partkel Htung velocty partkel menggunakan persamaan (3) Update poss partkel menggunakan persamaan (4) End untl (KrteraBerhent == true) III. ANALISA DAN PERANCANGAN 3. Aturan Penjadwalan Kulah Aturan-aturan penjadwalan d Jurusan Teknk Informatka UIN Suska Rau adalah sebaga berkut:. Ruangan kelas tdak boleh djadwalkan lebh dar satu perkulahan secara bersamaan. 2. Perkulahan mahasswa tdak boleh djadwalkan secara bersamaan. 3. Dosen tdak boleh djadwalkan mengajar secara bersamaan. 4. Setap mata kulah dsajkan maksmal 2 (dua) kal sehar. 5. Setap dosen djadwalkan mengajar 2 (dua) kal sehar. 6. Tdak terdapat perkulahan pada jam shalat jumat. 7. Tdak terdapat perkulahan pada jam makan sang. 8. Mata kulah nt djadwalkan pag har. 9. Dosen prakts djadwalkan mengajar har Sabtu. 0. Dosen TIF dan non-tif djadwalkan mengajar pada har senn-jumat.. Mata kulah plhan djadwalkan sang har. 2. Tdak ada perkulahan pada har Kams dar pukul bag mahasswa semester I, II, dan III. 3. Waktu perkulahan yang terseda adalah har Senn Rabu adalah antara pukul WIB, dan har Kams Jumat antara pukul WIB. 3.2 Analsa PSO Pada Kasus Penjadwalan Mata Kulah Gambar adalah dagram alr analsa PSO dalam penjadwalan mata kulah d jurusan TIF UIN SUSKA Rau. 3

4 TIDAK Start Insalsas & Bangktkan poss awal partkel har, jam, ruangan, serta kecepatan awal secara random Evaluas ftness berdasarkan possnya Update nla terbak partkel dan kumpulan PBest dan GBest Update Nla Velocty untuk semua partkel Har, Jam, Ruangan Update Nla Poss untuk semua partkel har, jam, dan ruangan Tabel 2Insalsas Data Ruangan Id_Ruangan Nama Ruangan TIF 30 2 TIF TIF TIF TIF PSI 0 7 PSI 02 8 PSI 03 9 LAB 0 LAB 2 Evaluas ftness setap partkel har, jam, dan ruangan Memenuh Nla Optmum atau max teras? Stop YA Gambar. Dagram alr analsa PSO dalam penjadwalan mata kulah Partkel yang dnsalsas dalam penjadwalan mata kulah n melput data jam, ruang, har, dosen, mata kulah, dan ajar. Tabel Insalsas Data Jam Id_Jam Jam Tabel 3.Contoh Pembangktan poss partkel pada teras pertama Partkel Partke Partkel Partkel 2 l 3 4 Ajar Id MK Dosen Kela s Har Jam Ruanga n 26 A, 8, B 2,6 4, C 2, 4,6 4, D 2,8 6,4 5,2 Update velocty dan poss menggunakan parameter uj coba yang dambl dar hasl peneltan yang dlakukan oleh Dan Aran (Aran, 20) yang mana dengan parameter n dapat menghaslkan ratarata jadwal yang lebh optmal. Nla tersebut adalah: C =.5; C2 =.5; w = 0.5. Contoh hasl perhtungan update velocty dan poss pada teras pertama dapat dlhat pada tabel 4. Tabel 4. Contoh Hasl perhtungan update velocty dan poss pada teras pertama Partkel P2 P3 P4 Ajar R R2 Id Makul Dosen Kelas Har Jam Ruangan 26 A B C D Langkah selanjutnya adalah htung kembal nla ftness. Jka poss semua partkel menuju ke satu nla yang sama, maka n dsebut konvergen. Jka belum konvergen maka langkah 2 dulang dengan memperbaharu teras = +, dengan cara 4

5 menghtung nla baru dar p dan p k g. Proses teras n dlanjutkan sampa semua partkel menuju ke satu ttk solus yang sama. Basanya akan dtentukan dengan krtera penghentan (stoppng condton), msalnya jumlah selsh solus sekarang dengan solus sebelumnya sudah sangat kecl. 3.3 Fungs Fungs-fungs yang dbutuhkan oleh sstem adalah sebaga berkut:. Fungs Pembangktan Poss dan Kecepatan Fungs n dgunakan untuk nsalsas dan pembuatan populas awal dengan mengacak semua data ajar, data ruangan, data har, dan data jam menjad partkel-partkel 2. Fungs Ftness Fungs yang dgunakan untuk menyatakan seberapa bak nla dar suatu ndvdu ataupun solus yang ddapatkan. 3. Fungs Update Kecepatan Fungs n dgunakan untuk memperbaru nla kecepatan berdasarkan nla fungs yang dberkan. 4. Fungs Update Poss Fungs n dgunakan untuk memperbaru nla poss baru partkel berdasarkan nla kecepatan perpndahan partkel. 5. Fungs Settng (Pengaturan) Dalam fungs n tedapat fasltas untuk menentukan parameter-parameter dalam PSO, sepert nla faktor nerta, learnng rates (self confdence, swarmconfdence). Akan tetap parameter n juga memlk nla default untuk mengantspas bla perubahan nla parameter menghaslkan knerja yang kurang memuaskan. 3.3 Dagram Alr Sstem Pengguna Sstem Mula Tdak Logn Berhasl? Ya Input Data User Pengelolaan Data User Db_Mstr_User Input Data Har Pengelolaan Data Har Db_Mstr_Har Input Data Jam Pengelolaan Data Jam Db_Mstr_Jam Input Data Ruangan Pengelolaan Data Ruangan Db_Mstr_Ruang Input Data Dosen Pengelolaan Data Dosen Db_Mstr_Dosen Input Data Mata Kulah Pengelolaan Data MK Db_Mstr_MK Input Data Ajar Pengelolaan Data Ajar Db_Mstr_Ajar Insalsas Partkel Pembangktan Poss Evaluas Ftness Update Local Best dan Global Best Update Velocty Update Poss Hasl Penjadwalan Mata Kulah Proses PSO Selesa Gambar 2. Dagram Alr Sstem 5

6 3.3 Entty Relatonshp Dagram (ERD) Nama_MK SKS semester Status username password Kode_mk Id_MK Jens_MK Kode_dosen Nama_dosen status Tbl_MK Tbl_user Id_ajar Id_MK Id_dosen Kelas Tbl_Dosen memlk M Tbl_Ajar M memlk memlk M memlk memlk M Tbl_Jadwal M memlk Tbl_ruangan Tbl_Har semester Tbl_Jam Id_jadwal tahun Id_ruangan Id_har Id_ajar Id_har Nama_ruangan Nama_har Id_ruangan Id_jam Id_jam jam Gambar 3. Entty Relatonshp Dagram (ERD) IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. Implementas Tamplan menu utamadapat dakses jka menu logn dnyatakan vald. Gambar 6. Proses Pembuatan Jadwal Gambar 5. Tamplan menu utama Setelah menekan tombol proses, sstem akan memula proses pembuatan jadwal, nla setap teras akan dsmpan dalam memor sementara. Setelah selesa tekan tombol Lhat Hasl untuk melhat data jadwal yang telah dbuat oleh sstem dengan menggunakan PSO. Untuk menjalankan aplkas n, setelah dnputkan data masternya, proses selanjutnya adalah menekan button Penjadwalan, kemudan s nla parameter yang dbutuhkan atau bsa menggunakan nla default. 6

7 Gambar 7. Laporan jadwal 4.2 Pengujan Pengujan yang dlakukan pada aplkas n adalah:. Menggunakan Black Box Hasl pengujan sstem yang dlakukan dengan menggunakan black box adalah: Tabel. Hasl pengujan black box No. Hasl Butr Uj Uj Pengujan Uj Pengujan Modul Logn Uj 2 Input Data Har Uj 3 Input Data Jam Uj 4 Input Data Ruangan Uj 5 Input Data Dosen Uj 6 Input Data Mata Kulah Uj 7 Input Data Ajar Uj 8 Proses Berdasarkan pengujan menggunakan Black box, seluruh menu dan button pada sstem penjadwalan perkulahan n berfungs dengan bak. 2. Menggunakan Uj Performans Pengujan performans yang dlakukan dengan pengujan menggunakan parameter nla default dan parameter nputan user. Tabel 2. Parameter Perhtungan dengan Nla Default C C2 w Iteras Maksmum,5,5 0,5 000 Tabel 3. Pengujan Performans dengan Parameter Nla Default Pengujan ke- Jumlah Iteras Hasl Pengujan 40 Berhasl 2 28 Berhasl 3 32 Berhasl 4 39 Berhasl 5 29 Berhasl 6 37 Berhasl 7 23 Berhasl 8 29 Berhasl 9 45 Berhasl 0 23 Berhasl Tabel 4. Pengujan Performans dengan Parameter Input dar User Pengujan Hasl C C2 w Iteras ke- Pengujan 2 0,6 38 Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berhasl Berdasarkan pengujan performans, bak yang menggunakan parameter nla default maupun yang menggunakan nla nputan dar user, sstem n 7

8 berhasl menghaslkan solus penjadwalan mata kulah yang sudah tdak terdapat bentrok terhadap har, jam, dan ruangan perkulahan. 3. Menggunakan User Acceptence Test User Acceptance Test merupakan pengujan yang dlakukan dengan memnta persetujuan dar user terhadap output yang dhaslkan oleh aplkas penjadwalan mata kulah n. Responden yang melakukan pengujan yatu Ketua Jurusan atau Sekretars Jurusan Teknk Informatka UIN Suska Rau. Hasl pengujan n adalah: aplkas n berhasl menghaslkan jadwal perkulahan yang sudah tdak terdapat bentrok, namun tdak berhasl memenuh dar seg kualtas yatu jam dmulanya perkulahan yang dfokuskan pada jam-jam yang efektf. V. PENUTUP 5. Kesmpulan Kesmpulan dar peneltan n adalah sebaga berkut:. Aplkas penjadwalan mata kulah menggunakan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) berhasl drancang dan dbangun untuk menghaslkan jadwal perkulahan d Jurusan Teknk Informatka UIN Suska Rau walaupun tdak semua constrant yang dtetapkan oleh phak Jurusan terpenuh. 2. Walaupun berhasl menghaslkan jadwal perkulahan yang sudah tdak terdapat bentrok, namun tdak berhasl memenuh dar seg kualtas yatu jam dmulanya perkulahan yang dfokuskan pada jam-jam yang efektf. 3. Aplkas penjadwalan mata kulah n mampu menangan proses nput data, melakukan proses pembuatan jadwal perkulahan secara otomats dan menghaslkan jadwal yang dapat dtamplkan dan dapat pula dcetak. 4. Aplkas penjadwalan mata kulah menggunakan Partcle Swarm Optmzaton (PSO) memlk kekurangan yatu constrant yang tdak bsa berubah sesua konds. 5.2 Saran Dar hasl pembahasan yang telah dlakukan, dapat dsarankan untuk peneltan selanjutnya agar:. Peneltan mengena performans algortma mash sangat dbutuhkan lebh lanjut pada bdang aplkas lannya, sehngga mampu memberkan kontrbus pada perkembangan algortma tersebut. 2. Untuk pengembangan selanjutnya, constrant dbuat dapat dubah sesua kebutuhan dan persyaratan pembuatan jadwal yang berlaku. 3. Jam dmulanya perkulahan dfokuskan pada jam-jam yang efektf. DAFTAR PUSTAKA [] Aran, Dan, 20, Optmas Penjadwalan Mata Kulah d Jurusan Teknk Informatka PENS Dengan Menggunakan Algortma Partcle Swarm Optmzaton (PSO), Surabaya, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember. [2] Putra, Yendrka, 2009, Aplkas Penjadwalan Perkulahan Menggunakan Algortma Genetka, Pekanbaru UIN Suska Rau [3] Santosa, Bud, dan Paul Wlly, 20, Metoda Metaheurstk Konsep dan Implementas, Surabaya, Guna Wdya. [4] Suyanto, 2008, Evolutonary Computaton, Bandung, Informatka. 8

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah

Analisa dan Penerapan Metode Particle Swarm Optimization Pada Optimasi Penjadwalan Kuliah Jurnal Teknk Informatka, Vol 1 September 2012 Analsa dan Penerapan Metode Partcle Swarm Optmzaton Pada Optmas Penjadwalan Kulah Rasha Ashla Rachman 1), Dadang Syarf 2), Rka Perdana Sar 3) 1) Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN OPTIMASI CONSTRAINED NONLINEAR DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Yudh Purwananto Rully Soelaman dan Bambang Santoso. Fakultas Teknolog Informas Insttut Teknolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka 2.1.1 Tmetable Tmetable merupakan alokas subjek yang memlk kendala untuk dtempatkan pada ruang waktu (Gan dkk, 2004). Permasalahan Tmetable cukup luas. Masalah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH

Roy Madi Mahasiswa Teknik Informatika, FT UMRAH OPTIMASI WAKTU KEBERANGKATAN FERRY TANJUNGPINANG BATAM DENGAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (Stud Kasus : Pelabuhan Sr Bntan Pura, Kota Tanjungpnang) Roy Mad Mahasswa Teknk Informatka, FT UMRAH (roymad0@gmal.com)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Bab V Aliran Daya Optimal

Bab V Aliran Daya Optimal Bab V Alran Daya Optmal Permasalahan alran daya optmal (Optmal Power Flow/OPF) telah menjad bahan pembcaraan sejak dperkenalkan pertama kal oleh Carpenter pada tahun 196. Karena mater pembahasan tentang

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS

METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS TESIS METODE KLASTERISASI DATA BERBASIS ARTIFICIAL BEE COLONY DAN K-HARMONIC MEANS Oleh : I Made Wdartha NRP. 5109201009 Dosen Pembmbng : Dr. Agus Zanal Arfn, S.Kom, M.Kom Anny Yunart, S.Kom, M.Comp.Sc

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO)

OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) OPTIMISASI PELETAKAN DAN SIZING DISTRIBUTED GENERATION (DG) MENGGUNAKAN TWO LAYER PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (TLPSO) Efrta Arfah Z Jurusan Teknk Elektro, FTI-ITATS Surabaya Jl. Aref Rahman Hakm 100 Tlp

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2016 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-7 Februar 2016 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest SCHEMATICS 2009 Natonal Programmng Contest No Nama Problem 1 Berhtung 2 Gelang Cantk 3 Jalan 4 Kubangan Lumpur 5 Ayam dan Bebek 6 Schematcs09 7 Pagar Labrn JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami

Implementasi Metode Particle Swarm Optimization-Dempster Shafer untuk Diagnosa Indikasi Penyakit pada Budidaya Ikan Gurami Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februar 2018, hlm. 503-509 http://j-ptk.ub.ac.d Implementas Metode Partcle Swarm Optmzaton-Dempster Shafer untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Semnar Nasonal Informatka 009 (semnasif 009) ISSN: 1979-38 UPN Veteran Yogyakarta, 3 Me 009 OPTIMAL GENERATOR SCHEDULING BASED ON PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Mackel Tuegeh 1, Ad Soeprjanto, Maurdh Hery

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Menggugat Kinerja Profesor

Menggugat Kinerja Profesor Haran Kompas, 11 November 2015 Menggugat Knerja Profesor Jumlah profesor d negara kta terlalu sedkt. Itu pun sebagan dnla kurang berkualtas dan tdak produktf. Hal n terkuak dalam Semnar Nasonal Keprofesoran

Lebih terperinci