PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI"

Transkripsi

1 PENERAPAN ALGORITMA KOMPRESI JPEG DAN METODE FUZZY C-MEANS PADA KOMPRESI CITRA BERBASIS ENTROPI Dka Asoka Masatu 1, Indah Soesant 2, Hanung Ad Nugroho 3 Abstract Advances n technology demand nformaton to be processed, stored and delvered rapdly. Dgtal mage s an nformaton n the form of 2D whch requre memory as a meda of storage. Image compresson s necessary to optmze storage usage. In ths paper, an entropy-based mage compresson wll be generated usng JPEG. Ths entropy-based mage compresson wll be tested on mage wth 2 dfferent types of ntal compresson format, and. Before compressed, an mage wll be grouped nto clusters based on ts nformaton wth the help of Fuzzy C-Means. Informaton contaned wthn each clusters can be seen from ts entropy. Then each clusters wll be compressed usng JPEG wth dfferent qualty scale based on ts nformaton contaned. Fnal results obtaned s complete mage formed from all clusters. Where cluster wth low entropy wll not be compressed and cluster wth hgh entropy wll be compressed. Keywords entropy, Fuzzy C-Means, JPEG, mage compresson Intsar Kemajuan teknolog menuntut nformas yang dproses, dsmpan dan dkrm secara cepat. Ctra dgtal adalah nformas berbentuk 2D yang membutuhkan memor sebaga meda penympanannya. Kompres ctra dbutuhkan untuk mengoptmalkan penggunaan memor tersebut. Dalam makalah n akan dterapkan kompres ctra berbass entrop menggunakan JPEG. Kompres ctra berbass entrop n akan dujkan pada ctra dengan 2 jens format penympanan awal yang berbeda, yatu dan. Sebelum dkompres, ctra akan dkelompokkan menjad cluster-cluster tersendr sesua dengan kandungan nformasnya dengan bantuan Fuzzy C- Means. Kandungan nformas dalam tap cluster dapat dlhat berdasarkan nla entrop. Kemudan masngmasng cluster akan dkompres dengan JPEG dengan skala kualtas yang berbeda-beda sesua kandungan 1 Mahasswa Jurusan Teknk Elektro dan Teknolog Informas, Fakultas Teknk, Unverstas Gadjah Mada, Jl. Ny Pembayun, Yogyakarta INDONESIA (tlp: ; e-mal: masatu.dka@gmal.com) 2,3 Dosen Jurusan Teknk Elektro dan Teknolog Informas, Fakultas Teknk, Unverstas Gadjah Mada, Jl. Grafka No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta INDONESIA (telp: ; fax: ; e-mal: ndah@mt.ugm.ac.d, emal: hanung@te.ugm.ac.d nformasnya. Hasl akhr yang ddapat berupa ctra keluaran utuh hasl penggabungan dar semua cluster. Dmana cluster dengan nla entrop yang rendah tdak akan dkompres dan cluster dengan nla entrop yang tngg akan dkompres. Kata Kunc entrop, Fuzzy C-Means, JPEG, kompres ctra I. PENDAHULUAN Ctra dgtal adalah nformas yang berada dalam bdang dua dmens. Ukuran ctra dgtal dnyatakan dalam pxel (pcture element). Sebuah ctra dgtal dengan dmens 100x200 pxel tersusun atas 100x200 = pxel. Ctra dgtal membutuhkan memor sebaga meda penympanannya. Karena pada kenyataannya kebanyakan ctra mengandung duplkas data, sehngga akan terjad pemborosan tempat [1]. Maka penghematan memor tersebut dapat dlakukan dengan melakukan kompres ctra. Teknk kompres ctra dapat dbag ke dalam dua kelompok, yatu metode lossless dan lossy. Metode lossless akan mampu menghaslkan ctra dekompres yang sama perss dengan ctra semula, namun raso kompres yang dhaslkan kecl. Sedangkan metode lossy akan menghaslkan raso kompres yang tngg dengan mengorbankan kualtas dan kemampuan untuk mengembalkan ctra ke ukuran aslnya [2]. Peneltan terkat kompres dengan penyandan entrop telah dlakukan oleh beberapa penelt terdahulu, namun belum menerapkan Fuzzy c-means Culterng. Peneltan n dbuat sebaga usaha untuk mengefsenskan penggunaan memor dalam kompres ctra. Kompres hanya akan dlakukan pada bagan tertentu yang danggap bukan nformas pentng yang perlu dpertahankan. Metode yang dterapkan adalah klasfkas ctra berupa clusterng untuk memsahkan objek utama dan latar. Kemudan Algortma kompres yang dgunakan adalah JPEG. A. Ctra Sebuah ctra adalah syarat berbentuk dua dmens yang dproses melalu nterpretas vsual oleh mata manusa. Isyarat tersebut awalnya berbentuk analog, untuk mempermudah dalam pemrosesan dan penympanan maka syarat tersebut dubah ke bentuk dgtal. Satu-satunya cara untuk mengoptmalkan 7

2 Artkel Reguler penympanan ctra dgtal saat n adalah dengan melakukan kompres ctra. B. Entrop Entrop adalah pengukuran nformas yang ddapat melalu observas dar data, dalam hal n berupa tngkat keacakan dalam penyebaran dstrbus data [3]. Jka nla pxel dalam sebuah ctra terdstrbus secara merata, maka kandungan entrop yang dmlk akan maksmum. Namun jka pxel yang dmlk hanya satu nla saja maka entrop yang dmlk akan bernla nol. C. Clusterng Pengelompokkan data (clusterng) merupakan proses membag data dalam suatu hmpunan ke dalam beberapa kelompok dmana kesamaan data dalam suatu kelompok lebh besar dbandngkan kesamaan data dalam kelompok lan [4]. Dalam hard clusterng, sebuah data hanya menjad anggota dalam satu kelompok tertentu dan tdak menjad anggota dalam kelompok lan. Sedangkan dalam fuzzy clusterng, level keanggotaan yang dmlk oleh suatu data dapat bernla antara rentang [0,1]. D. Fuzzy C-Means Salah satu dar beberapa Algortma fuzzy clusterng yang banyak dgunakan adalah Fuzzy C-Means (FCM) [5]. Konsep dasar dar Algortma FCM adalah menentukan pusat cluster yang akan menanda lokas rerata dar cluster tersebut. Pusat cluster awal pada umumnya dtentukan secara acak. Kemudan menentukan level keanggotaan pada tap data sesua dengan jaraknya terhadap pusat cluster. Lalu jka s dar tap cluster sudah tdak berubah lag maka teras dhentkan. Jka mash terus berubah maka perbakan pusat cluster dan level keanggotaan akan dlakukan terus sampa s dalam cluster tdak berubah lag. E. Insalsas Pusat Cluster FCM Penentuan pusat awal cluster secara acak dalam FCM memlk kelemahan. Kelemahan tersebut berupa ada kemungknan akan menghaslkan keluaran yang berbeda-beda meskpun dengan masukan yang sama. Ada banyak stud lteratur yang sudah dlakukan untuk mengatas kelemahan Algortma FCM tersebut [6]. Dalam makalah n, penuls akan menggunakan pendekatan heurstk dar metode Furthest Frst. F. JPEG Jont-Photograpc Experts Group (JPEG) adalah sebuah kelompok yang merancang sebuah Algortma kompres ctra lossy. JPEG lebh dkenal secara umum sebaga salah satu format ekstens penympanan ctra (). Tujuan utama dar kompres JPEG sederhana, yatu untuk menympan data yang dgunakan dalam representas dgtal dengan ukuran sekecl mungkn dengan tetap mempertahankan detl vsualnya [2]. JPEG bekerja dengan cara merubah ctra spasal dan merepresentaskannya ke dalam pemetaan frekuens dengan bantuan Dscrete Cosne Transform (DCT). II. METODOLOGI PENELITIAN Pada flowchart yang terdapat dalam Gbr 1 akan djelaskan mengena urutan proses yang terjad dalam melakukan kompres ctra berbass entrop n. Ctra masukan akan dbaca, kemudan dlakukan penentuan nsalsas pusat awal cluster. Lalu s dar tap cluster akan terus dperbak dengan FCM sampa konvergen. Perhtungan entrop akan menentukan skala kualtas (Q) yang akan dberkan dalam kompres JPEG untuk tap cluster. Hasl akhr berupa penggabungan semua cluster sehngga menghaslkan sebuah ctra utuh. III. PEMBAHASAN Dalam bagan n akan djelaskan lebh lanjut pembahasan serta langkah-langkah dlakukannya pengujan dalam makalah n. Dalam pengujan pada makalah n, jumlah cluster yang dgunakan sebanyak 6 buah. Adapun ctra uj yang dgunakan dalam pengujan n dtunjukkan dalam Gbr 2. START baca ctra masukan nsalsas pusat awal cluster kelompokkan ctra dengan FCM htung entrop tap cluster dan tentukan skala kualtas (Q) kompres tap cluster dengan JPEG sesua Q masng-masng gabungkan semua cluster tamplkan ctra keluaran END Gbr 1. Flowchart kompres ctra berbass entrop. Gbr 2. Ctra uj yang dgunakan (a) (b) (c) TABEL 1 SPESIFIKASI CITRA UJI YANG DIGUNAKAN. Ctra Ekstens Fle Lebar Pxel Ukuran 500 x x x KB 250 KB 63,8 KB 474 KB 22,3 KB 232 KB 8 Volume

3 Spesfkas dar masng-masng ctra uj yang akan dgunakan dtunjukkan dalam TABEL 1. Dalam makalah n, tap ctra uj yang dgunakan terdr dar 2 format penympanan awal, yatu dan. A. Pusat Awal dan Pusat Akhr Cluster Insalsas pusat awal cluster n dlakukan melalu pendekatan heurstk dar metode Furthest Frst. Insalsas pusat awal n dlakukan sebelum dterapkannya Algortma FCM. Hasl yang dperoleh pada ctra dalam nsalsas pusat awal cluster n dtunjukkan dalam Gbr 3. Bagan yang bukan merupakan anggota dar cluster yang bersangkutan dtanda dengan pxel htam (0,0,0 dalam RGB). Gbr 3. Objek yang terdapat pada masng-masng cluster dalam nsalsas pusat awal pada ctra (a).jpg dan (b).png. Hasl dar pengujan pusat akhr cluster ddapatkan setelah melakukan clusterng dengan FCM. Hasl yang dperoleh pada ctra setelah s dar masngmasng cluster tdak berubah lag dtunjukkan dalam Gbr 4. Dar perbandngan antara Gbr 3 dan Gbr 4 dapat terlhat bahwa terjad sedkt perubahan anggota dalam tap cluster. Hal tersebut menandakan bahwa nsalsas yang dlakukan sudah cukup bak, sehngga hanya perlu sedkt teras untuk melakukan perubahan agar hasl akhrnya konvergen. Dapat terlhat juga bahwa proses clusterng yang berbeda terjad pada format dan meskpun ctra ujnya sama. B. Entrop dan Penentuan Skala Kualtas Setelah semua anggota tap cluster dalam FCM sudah tdak berubah lag maka dapat dhtung nla entrop dar masng-masng cluster. Dar nla entrop yang dhaslkan maka dapat dbuat batas-batas sehngga dapat dtentukan skala kualtas (Q) yang akan dgunakan dalam kompres JPEG. Adapun batas-batas nla entrop tersebut antara lan, apabla a. entrop <= 0,65; maka Q = 100. b. 0,65 < entrop <= 0,75; maka Q = 90. c. 0,75 < entrop <= 0,85; maka Q = 80. d. 0,85 < entrop <= 0,95; maka Q = 70. e. entrop > 0,9; maka Q = 60; Entrop yang dhaslkan dar tap ctra uj dan skala kualtasnya dtunjukkan dalam TABEL 2. Jka dalam sebuah cluster terdapat nla pxel tertentu yang probabltasnya besar sekal maka dapat dpastkan bahwa s dar cluster tersebut merupakan nformas yang tdak pentng dan dapat danggap sebaga objek latar. Dalam penentuan skala kualtas, semakn pentng nformas yang ada d dalamnya maka cluster tersebut hanya akan dkompres sedkt sehngga skala kualtasnya besar. C. Kompres JPEG Setelah dketahu skala kualtasnya maka kompres JPEG yang berbeda dapat dlakukan pada masngmasng cluster. Hasl yang dperoleh pada ctra dalam kompres JPEG n dtunjukkan dalam Gbr 5. Dar hasl yang terlhat dalam TABEL 2, jka ada cluster dengan nla Q=100 maka cluster tersebut tdak akan dkompres sama sekal. D. Ctra Keluaran Setelah dkompres, bagan terakhr merupakan penggabungan 6 cluster tersebut. Hasl akhr yang dperoleh pada ctra cluster setelah 6 cluster tersebut dgabungkan dtunjukkan dalam Gbr 6. Gbr 7 menunjukkan ctra error yang dhaslkan, untuk bagan dar ctra yang tdak mengalam perubahan pxel dtanda dengan warna puth. Dar hasl tersebut dapat terlhat bahwa keluaran yang dhaslkan oleh kedua jens format sedkt berbeda, meskpun secara vsual terlhat sama. Gbr 4. Objek yang terdapat pada masng-masng cluster akhr pada ctra (a).jpg dan(b).png. 9

4 Artkel Reguler Gbr 6. Perbandngan antara ctra masukan (kr) dan ctra keluaran (kanan) pada ctra (a).jpg dan (b).png. Gbr 5. Objek yang terdapat pada masng-masng cluster setelah kompres JPEG pada ctra (a).jpg dan (b).png. Ctra Gbr 7. Perbandngan ctra error yang dhaslkan pada ctra (a).jpg dan (b).png. TABEL 2 ENTROPI DAN SKALA KUALITAS YANG DIHASILKAN TIAP CLUSTER. Entrop (H) dan Skala Kualtas (Q) Ekstens Fle C1 C2 C3 C4 C5 C6 H Q H Q H Q H Q H Q H Q 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , E. Waktu Kompres Waktu yang dbutuhkan untuk melakukan kompres pada tap-tap ctra uj dtunjukkan dalam TABEL 3. TABEL 3 WAKTU KOMPRESI YANG DIBUTUHKAN. Ctra Ekstens Fle Waktu 1 ment 35 detk 1 ment 43 detk 1 ment 15 detk 1 ment 52 detk 2 ment 51 detk 1 ment 36 detk Berdasarkan hasl yang terlhat dalam TABEL 3, terlhat bahwa 2 dar total 3 ctra uj dengan format membutuhkan waktu yang lebh lama bla dbandngkan dengan ctra dengan format. Waktu komputas palng lama terjad d bagan FCM karena tap ctra membutuhkan jumlah teras yang berbeda-beda sebelum menghaslkan cluster akhr yang konvergen. Waktu komputas yang lama dapat pula berart bahwa teras yang dlakukan sedang mencoba untuk mencar solus berupa global optma. Sehngga dengan kata lan, dapat dasumskan semakn lama waktu yang dbutuhkan maka semakn bak hasl clusterng yang terjad. F. Raso Kompres Raso kompres yang dhaslkan oleh tap-tap ctra uj dtunjukkan dalam TABEL 4. Dapat terlhat bahwa ctra uj dengan format menghaslkan raso kompres hanya sedkt sekal, tdak sebesar pada ctra uj dengan format. Hal tersebut dkarenakan sebelum dgunakan sebaga ctra uj dalam tugas akhr n ctra tersebut sudah dkompres masng-masng dengan Algortma JPEG dan Algortma PNG, dmana JPEG bersfat lossy dan PNG bersfat lossless sehngga ctra masukan dengan ekstens sebelumnya sudah berukuran lebh kecl darpada ctra masukan dengan ekstens. Ctra TABEL 4 RASIO KOMPRESI YANG DIHASILKAN. Ukuran Ukuran Ekstens Sebelum Setelah Fle Kompres Kompres Raso Kompres 23,1 KB 20,8 KB KB 20,7 KB ,8 KB 52,7 KB KB 49,3 KB ,3 KB 20,5 KB KB 21,4 KB Volume

5 G. Kualtas Kompres Pengukuran kualtas kompres secara kuanttatf akan dlakukan melalu 3 cara, yatu. 1. Pengukuran error dan perubahan pxel dengan Mean Square Error (MSE) & Peak Sgnal-to- Nose Rato (PSNR) [7]. 2. Pengukuran kemrpan dengan Structural SIMlarty (SSIM) [8]. 3. Pengukuran korelas dengan Pearson s Coeffcent Correlaton (PCC) [9]. Hasl dar ketga pengukuran tersebut dtunjukkan dalam TABEL 5. Ctra TABEL 5 PENGUKURAN MSE, PSNR, SSIM DAN PCC. Ektens Fle MSE* PSNR* SSIM* PCC* *berdasarkan channel warna hjau RGB Berdasarkan pengukuran MSE & PSNR, semakn besar nla MSE maka semakn banyak perubahan nla pxel yang terjad antara ctra masukan dan ctra keluaran [7]. Sedangkan semakn besar nla PSNR maka kualtas ctra keluarannya semakn mendekat ctra masukannya. Rentang nla PSNR untuk ctra dengan kualtas vsual yang danggap bak pada kompres lossy sektar 30-50dB [10]. Berdasarkan pengukuran SSIM, jka nla SSIM yang dhaslkan mendekat nla 1, maka ctra keluaran tersebut semakn mrp dengan ctra masukannya [11]. Berdasarkan pengukuran PCC, jka nla PCC yang dhaslkan semakn besar maka tngkat korelas antara ctra masukan dan ctra keluaran semakn besar [12]. Dar semua pengukuran dalam TABEL 5, ternyata semua pengukuran memberkan hasl yang sama, yatu ctra uj dengan format selalu menghaslkan ctra keluaran dengan kualtas yang lebh bak dbandngkan dengan ctra uj dengan format. IV. KESIMPULAN Metode clusterng yang dmlk FCM dapat dgabungkan dengan metode kompres JPEG untuk menghaslkan kompres ctra berbass entrop. Kompres ctra berbass entrop yang drancang dapat mempertahankan kandungan nformas yang pentng dalam sebuah ctra dengan cara tdak melakukan kompres pada cluster dengan entrop rendah. Entrop yang rendah dalam sebuah cluster menandakan penyebaran pxel yang dmlk hampr tdak seragam dan jumlahnya sedkt, sehngga dapat danggap sebaga nformas pentng dan d bagan n tdak akan dkompres. Sedangkan entrop yang tngg menandakan penyebaran pxel-nya seragam dan jumlahnya banyak, sehngga dapat danggap sebaga nformas yang kurang pentng dan d bagan n akan dkompres. Dar keseluruhan proses, waktu palng lama terjad d bagan clusterng dalam FCM karena adanya teras yang berulang-ulang agar konvergens cluster tercapa. Berdasarkan semua pengujan yang telah dlakukan, ctra dengan format memberkan keluaran yang lebh bak dbandngkan ctra dengan format, bak d ss ukuran, kualtas secara kualtatf (vsual) maupun kualtas secara kuanttatf (perhtungan matemats). Raso kompres terkecl yang dapat dcapa pada peneltan n adalah 0,0828. REFERENSI [1] R. Munr, Pengolahan Ctra Dgtal dengan Pendekatan Algortmk. Bandung: Informatka, [2] J. W. O'Bren, "The JPEG Image Compresson Algorthm," [3] M. R. Sabuncu, "Entropy-Based Image Regstraton," Nov [4] C. T. Sun, J. S. R. Jang, and E. Mzutan, Neuro-Fuzzy and Soft Computng: A Computatonal Approach to Learnng and Machne Intellgence. Englewood Clffs: Prentce-Hall, [5] N. Wakhdah, "Clusterng Menggunakan K-Means Algorthm". [6] Irwanto, Y. Purwananto, and R. Soelaman, "Optmas Knerja Algortma Klastersas K-Means," Jurnal Teknk ITS Vol. 1, No. 1, pp. A197-A202, [7] Z. Wang and A. C. Bovk, "Mean Squared Error: Love It or Leave It?," IEEE SIGNAL PROCESSING MAGAZINE, January [8] Z. Wang, A. C. Bovk, H. R. Shekh, and E. P. Smoncell, "Image Qualty Assessment: From Error Vsblty to Structural Smlarty," IEEE TRANSACTIONS ON IMAGE PROCESSING, vol. 13, No. 4, pp , Apr [9] A. A. Goshtasby, Image Regstraton: Prncples, Tools and Methods (Advances n Computer Vson and Pattern Recognton). London: Sprnger, [10] S. Morell, A. Gordano, and D. Gasant, "Routne Tests for Both Plannng and Evaluatng Image Qualty n Tele- Echocardography," ANN IST SUPER SANITA, vol. 45, No. 4, pp , [11] J. Østergaard, M. S. Derpch, and S. S. Channappayya, "The Hgh-Resoluton Rate-Dstorton Functon under the Structural Smlarty Index," EURASIP Journal on Advances n Sgnal Processng, [12] N. Fenton and M. Nel, Rsk Assessment and Decson Analyss wth Bayesan Networks. CRC Press,

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI09191 IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA RESONANSI MAGNETIK OTAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS YANG DIMODIFIKASI BERDASARKAN KORELASI ANTAR PIKSEL (Kata Kunc : Segmentas Fuzzy

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS

REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS Nama Mahasswa : Achmad Bryand NRP : 1207 100 006 Jurusan : Matematka FMIPA-ITS Dosen Pembmbng : 1. Dr. Imam Mukhlash, S.S,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG

SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG SEGMENTASI CITRA BERWARNA MENGGUNAKAN ALGORITMA JSEG Rully Soelaman 1), Darls Herumurt ), Dyah Wardhan Kusuma. 3) Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 6111, Indonesa

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC)

ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC) ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC) Dna Maulna Sstem Informas STMIK AMIKOM Yogyakarta emal : dna.m@amkom.ac.d Abstract Personal Computer ( PC ) s a set

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

SEGMENTASI BERBASIS REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU

SEGMENTASI BERBASIS REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU EGMENTAI BERBAI REGION PADA CITRA BERWARNA UNTUK KEPERLUAN TEMU KEMBALI CITRA PADA EVENT OLAH RAGA LAPANGAN HIJAU Arf Basof,.Kom, Moch. Harad, T, M.c, Ph.D. Program Magster Bdang Keahlan Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN Latar Belakang Pada saat n penamplan nformas dalam bentuk ctra semakn banyak dbutuhkan Hal n tdak lepas dar karakterstk ctra yang cenderung mudah dpaham Surat kabar, televs, dan stus web d

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS 4 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2. Ctra Dgtal Ctra dgtal saat n banyak dgunakan dalam berbaga bdang. Mula dar keperluan sehar har sepert cetak foto, pemetaan hutan, dentfkas forensk, rekam meds dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE Elsa Oktavtr And Tenrsukk Tenrajeng 2 Fakultas Teknk Spl Unverstas Gunadarma Abstrak Tujuan utama dalam sebuah

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA INTERAKTIF MENGGUNAKAN REGION MERGING BERBASIS SIMILARITAS MAKSIMAL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA INTERAKTIF MENGGUNAKAN REGION MERGING BERBASIS SIMILARITAS MAKSIMAL MAKALA EMINAR TUGA AKIR PERIODE JULI 00 IMPLEMENTAI EGMENTAI CITRA INTERAKTIF MENGGUNAKAN REGION MERGING ERAI IMILARITA MAKIMAL Ayu Arta Paramta Relga, andayan Tjandrasa, Anny Yunart 3 Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembal Informas KULIAH #9 Text Clusterng Clusterng Pengelompokan, penggerombolan Proses pengelompokan sekumpulan obyek ke dalam kelas-kelas obyek yang memlk sfat sama. Unsupervsed learnng JAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aljabar Boolean Barnett (2011) menyatakan bahwa Aljabar Boolean dpublkaskan oleh George Boole dalam An Investgaton of the Laws of Thought pada tahun 1954. Dalam karya n, Boole

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY

PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY PENERAPAN METODE FORGY PADA PERILAKU LEBAH PENJELAJAH DALAM ARTIFICIAL BEE COLONY I Made Wdartha Program Stud Teknk Informatka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Udayana emal : madewdartha@cs.unud.ac.d

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA

PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA Catur Iswahyud Program Stud Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID Fersa Setyanngrum 1, Kartka Frdausy 2 Program Stud Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci