Vol. 21 No. 3 Oktober 2014 ISSN :
|
|
- Hendri Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluas Kesalahan Pemasangan Ranta Knematk terhadap Gerak ranslas tk Pusat Putar (Uncompensatable Error) Mekansme Paralel 3-DOF Rotas Murn 3-URU Syafr 1,*), Syamsul Huda 2), Mulyad Bur 2) 1 Jurusan eknk Mesn, Unverstas Rau, Kampus Bna Wdya Panam, Pekanbaru Jurusan eknk Mesn, Unverstas Andalas, Kampus Lmau Mans, Padang Emal: pre_00m022@yahoo.com *) Abstrak Pada peneltan n dbahas tentang pengaruh kesalahan pemasang ranta knematk pada base dan platform untuk mekansme paralel tga derajat kebebasan rotas murn. Peneltan dlakukan dengan cara mensmulaskan kesalahan pemasangan ranta knematk dengan menggunakan Auto CAD Inventor 2013 yatu dengan cara memutar bracket yang terdapat pada poss base dan platform sebesar 1, 2, dan 3. Pada setap tahapan smulas dukur pergeseran ttk pusat putar (uncompensatable error) yang terjad. Selanjutnya dlakukan perbandngan terhadap hasl yang dperoleh untuk melhat faktor mana yang memberkan kontrbus terbesar terhadap pergeseran ttk pusat putar pada mekansme paralel. Dar hasl pengujan dperoleh bahwa kesalahan pemasangan ranta knematk sebesar 1, 2, dan 3 pada poss platform menyebabkan terjadnya uncompensatable error sebesar 1 mm, 2,1 mm, dan 3,2 mm secara berturut-turut. Kesalahan pemasangan ranta knematk pada base menyebabkan terjadnya uncompensatable error sebesar 1,5 mm, 3,1 mm dan 4,7 mm. Hal n menunjukkan bahwa kesalahan pemasangan ranta knematk pada poss base memlk kontrbus yang lebh besar terhadap terjadnya uncompensatable error mekansme paralel 3-dof rotas murn URU. Kata kunc: Robot paralel 3-dof rotas murn URU, error analyss, uncompensatable error Abstract In ths research was studed the effect of angle errors of mountng of knematc chans to base and platform on the 3-URU sphercal parallel mechansm. Such knematc errors caused translatonal moton of center of platform rotaton called uncompensatabe error. In ths study, the errors were evaluated based on smulaton result usng the comertal programs, Auto CAD Inventor o clarfy the effect of errors t was gven the angle error of mountng knematc chan to based and platform wth magntude 1, 2, and 3. he magntude uncompensatable error was measured by gvng the magntude of error separatelly to base and platform. Based the result, t was obtaned for the 1, 2, and 3 error on the moutng knematc chan to platform caused the uncompensatable error 1 mm, 2,1 mm, and 3,2 mm respectvelly. Usng the same magntude error for mountng angle of knematc chans to base caused the uncompensatable eror 1,5 mm, 3,1 mm and 4,7 mm. Based on the fact, that can be conluded that the mountng angle of knematc chan to the base s more senstve than to the platform. Keywords: 3-dof parallel mechansm of URU pure rotaton, error analyss, uncompensatable error eknka 68
2 1. Pendahuluan Mekansme paralel adalah suatu konfguras dmana batang output (platform) dan batang dam (base) dhubungkan oleh beberapa ranta knematk yang dsusun secara paralel. Peneltan tentang mekansme paralel telah dmula semenjak dtemukannya stewart platform yang merupakan struktur dengan enam derajat kebebasan (6-dof) [1]. Pada stewart platform terjad penggabungan workngspace poss dan orentas sehngga menyultkan dalam pengontrolan. Dalam perkembanganya bentuk mekansme 6-dof dsederhanakan menjad struktur dengan 2 hngga 5 derajat kebebasan atau yang lebh dkenal dengan mekansme lower dof. Hal n dkarenakan banyaknya aplkas yang membutuhkan struktur dengan derajat kebebasan kurang dar enam. Salah satunya adalah alat pengontrol orentas pahat dan benda kerja. Dalam aplkasnya sebaga mesn perkakas mekansme paralel dlaporkan memlk kekakuan lma kal lebh besar, keteltan tujuh kal lebh tngg serta kecepatan empat kal lebh tngg dbandngkan dengan mesn perkakas berkonfguras mekansme ser [2] sehngga sangat cocok untuk pembuatan produk dengan keteltan dan kepressan yang tngg. Untuk memperoleh mekansme yang memelk gerak ouput dengan tngkat keteltan dan kepressan yang tngg, maka kesalahan yang berasal dar proses manufaktur (pemesnan dan peraktan) pada prototpe harus dmnmalsr, hal n karena kesalahan dmens dan geometr akbat proses manufaktur dapat mengurang tngkat keteltan dan kepressan gerak ouput pada mekansme paralel. Salah satu bentuk kesalahan tersebut adalah kesalahan pemasangan ranta knemtk pada base dan platform robot. Pada peneltan n devaluas kesalahan pemasangan ranta knematk terhadap keteltan dan kepressan gerak output mekansme paralel 3-dof rotas murn URU. Hal n bertujuan untuk mengetahu seberapa besar penympangan gerak output akbat kesalahan pemasangan ranta knematk pada base dan platform robot. Pengujan dlakukan dengan cara menggunakan smulas Auto CAD nventor Pada pengujan n keteltan dan kepressan gerak output dwakl oleh pergeseran ttk pusat putar (uncompensatable error) yang terjad pada struktur mekansme paralel. 2. njauan Pustaka 2.1 Mekansme paralel 3-dof rotas murn Mekansme paralel 3-dof rotas murn URU merupakan struktur yang terdr dar batang dam (fx base) dan batang output (movng platform) yang dhubungkan oleh tga ranta knematk (knematc chan) [3] sepert yang dperlhatkan pada Gambar 1. Dalam aplkasnya mekansme n dapat dgunakan sebaga pengontrol orentas pahat dan benda kerja [4]. Gambar 1. Mekansme paralel 3-dof rotas murn. Secara umum ranta knematk mekansme paralel 3-dof murn dsusun oleh lma jon revolute (5R). kelma jon tersebut dsusun sedemkan rupa sehngga membentuk dua kelompok arah sumbu jon yatu kelompok sumbu sejajar dan kelompok sumbu yang berpotongan. Kelompok sumbu sejajar berfungs untuk mengatur arah gaya konstran gerak translas pada sumbu putar. Sedangkan sumbu berpotongan dgunakan untuk mendefnskan lokas ttk pusat putar platform. Selanjutnya bentuk ranta knematk 5R dsederhanakan menjad unversal-revolute-unversal (URU) sepert dperlhatkan pada Gambar 2. Hal n bertujuan untuk mengurang jumlah komponen mekank robot, menyederhanakan proses peraktan serta memudahkan proses pengontrolan gerak ranta knemtk. eknka 69
3 Gambar 2. Konfguras ranta knematk URU 2.2 Konstanta knematk mekansme paralel rotas murn Untuk memperoleh dsan mekansme paralel 3-dof rotas murn dperlukan optmas konstanta knematk agar dhaslkan workngspace dan kekakuan yang optmum. Sebuah mekansme paralel 3-dof rotas murn URU mempunya 6 konstanta knematk sepert yang dperlhatkan pada Gambar 3. Keenam konstanta knematk tersebut antara lan adalah (a) L 2, L 3 yatu panjang batang ranta knematk, (b) r B, r P secara berurutan adalah jar-jar base plate dan jar-jar platform robot, (c), merupakan sudut pemasangan ranta knematk terhadap base dan platform robot [5]. Nla konstanta knematk dperoleh berdasarkan analsa konds sngularty. 2.3 Konds sngularty mekansme Gambar 3. Konstanta knematk 3-URU Bentuk konds sngular yang dalam oleh robot paralel 3-dof rotas murn adalah actuaton sngularty dan constrant sngularty. Kedua konds sngular n nantnya djadkan acuan dalam menentukan nla konstanta knematk robot. Actuaton sngularty menyatakan dmana gerak platform tdak dapat dkontrol oleh penggerak, artnya platform tetap mengalam transformas ketka tdak ada nput sudut yang dberkan pada robot. Actuaton sngularty devaluas berdasarkan hubungan antara kecepatan nput, θ dan output, x sehngga memenuh persamaan berkut n. J a x θ (1) Constrant sngularty menyatakan bahwa gerak translas pada platform tdak dapat dbatas oleh ketga ranta kenamtk robot. Pada konds n susunan tga ranta knematk robot tdak mampu menahan gaya ekstenal yang dberkan pada robot. Constrant sngularty dpengaruh oleh hubungan antara gaya konstran, f dan gaya luar F sehngga memenuh persamaan berkut J f F (2) c eknka 70
4 Ja, J adalah matrks 3x3 yang akan devaluas determnannya untuk menentukan konds sngular. Untuk tu c dbuatkan suatu ndek yang mewakl dua konds sngular tersebut untuk memlh konstanta knematk yang dnyatakan dengan persamaan (3) EV J J a 3. Metodolog c 3.1 Kajan Konstanta dan Workngspace Mekansme Faktor yang harus dpertmbangkan dalam merancang ranta knematk struktur adalah kekakuan dan workngspace. Untuk mendapakan konds optmum, proses dsan harus dmula dengan merancangan konfguras ranta knematk yang melput pemlhan jens sambungan, jens jon aktf yang akan dgunakan dan lan-lan. Setelah tu dlakukan pemlhan konstanta knematk robot yang berhubungan dengan panjang batang, sudut nput, kecepatan dan percepatan serta orentas platform. Berkutnya drancang komponen mekank robot yatu semua dmens komponen mekank yang tdak berkatan dengan konstanta knematk sepert bentuk sambungan, bentuk batang, pemlhan jens materal dan lan-lan. 3.2 Analss screw dan recprocal screw robot paralel 3-DOF rotas murn Metode screw dgunakan untuk mendeteks konds sngular mekansme. Pada Gambar 4 dperlhatkan sstem screw dar ranta knematk URU. Arah screw untuk setap jon dnotaskan dengan w j dmana menunjukkan ranta knematk ke- dan j notas untuk jon ke-j (3) w5 θ5 C w4 θ4 θ3 L3 w3 r o β B Lc L2 L0 θ2 α z X 0 θ1 w2 A x Z 0 y Y 0 Sejajar dengan Y 0 w1 Gambar 4. Perpndahan sstem koordnat O x y z dan jon batang ke- Sstem screw n dnyatakan dalam dua sstem koordnat yatu lokal dan referens. Hubungan antara perpndahan pada sstem koordnat O x y z dengan koordnat referensnya dapat djabarkan sepert persamaan (4) [6] X 0 Y R R Z (4) dengan ψ menyatakan sudut pergeseran kemrngan unversal jon pada base dan platform dan θ j adalah sudut nput. Dar Gambar 7 dapat dtentukan persamaan screw untuk lma jon pada masng-masng batang terhadap sstem koordnat O x y z eknka 71
5 S S S a a S a a S a 0 a a (5) Mekansme paralel yang dsusun oleh 5 jon akan memlk 1 recprocal screw yang merupakan rsan dar recprocal screw masng-masng jon yang berjumlah 25. Dengan menggunakan formulas matematk maka ddapatkan recprocal screw jon tersebut yatu (1) S (6) R Proses peraktan mekansme paralel 3-dof rotas murn Agar memudahkan dalam proses assembly, komponen robot dsatukan dalam lma tahapan proses yatu peraktan base unt, ranta knematk, platform unt, dan dlanjutkan dengan penyatuan base unt dengan ranta knematk serta penggabungan platform unt dengan ranta knematk sepert yang dtamplkan pada Gambar 5. Cara n lebh efsen karena dengan lma tahapan proses assembly kemungknan terjadnya pemasangan komponen-komponen robot secara paksa dapat dhndar sehngga clearance pada masng-masng komponen dapat dmnmalsr. Pada proses assembly, salah satu penympangan yang harus dhndar adalah kesalahan pemasangan bracket pada base plate dan platform plate. Karena kesalahan tersebut secara langsung akan mengakbatkan bergesernya poss dan kesejajaran ranta knemtk, sehngga menyebabkan terjadnya gerak translas pada ttk pusat putar. Untuk menghndar kesalahan tersebut maka dapat dlakukan dengan cara membuat markng khusus pada permukaan base plate dan platform plate sebaga lokas pemasangan bracket.. Gambar 5. Skematk proses assembly 3.3 Pengujan kesalahan pemasangan ranta knemtk pada base dan platform mekansme paralel Pengujan kesalahan pemasangan ranta knemtk dlakukan dengan smulas CAD nventor Pada pengujan n kesalahan pemasangan ranta knematk dsmulaskan dengan memutar bracket yang terdapat pada base plate, platform plate secara berturut-turut sebesar 1, 2, dan 3 sepert dperlhatkan oleh Gambar 6. Selanjutnya dukur pergeseran ttk pusat putar (uncompensatable error) yang terjad akbat pemutaran poss bracket terhadap base dan platform untuk masng-masng sudut. eknka 72
6 (c) (b) (a) (b) (c) Gambar 6. (a) Smulas kesalahan pemasangan ranta knematk ( b) Pemutaran bracket terhadap base sebesar 3 (c) Pemutaran bracket terhadap platform sebesar 3 4. Hasl dan Pembahasan Dar pengujan yang telah dlakukan dperoleh hasl sepert yang dperlhatkan pada Gambar 7. Pada Gambar 7 (a) dperlhatkan bahwa pada saat bracket pada base dan platform dpasang sesua dengan bentuk desan, maka ke enam gars sumbu jon berpotongan bertemu pada satu ttk. Sedangkan pada Gambar 7 (b) dan (c) secara berurutan dperlhatkan bahwa gars sumbu jon berpotongan tdak bertemu pada satu ttk, hal n dsebabkan karena bracket yang terpasang pada base dan platform robot dputar sebesar 1, 2 hngga 3. Penympangan ttk pusat putar tersebut selanjutnya dsebut dengan uncompensatble error. (a) (b) (c) Gambar 7. (a) tk pusat putar mekansme paralel (b) Gerak traslas pada ttk pusat putar akbat pergeseran poss bracket pada base plate (c) Gerak traslas pada ttk pusat putar akbat pergeseran poss bracket pada platform plate Besarnya nla uncumpensatble error akbat pergeseran poss bracket pada base dan platform dperlhatkan oleh grafk yang terdapat pada Gambar 8. Pada grafk dapat dketahu bahwa kesalahan pemasangan bracket pada base memlk pengaruh yang lebh besar terhadap terjadnya uncumpensatble error pada mekansme paralel yatu berturut-turut sebesar 1,5 mm, 3,1 mm dan 4,7 mm. Sedangkan kesalahan pemasangan bracket pada platform menyebabkan terjadnya uncumpensatble error sebesar 1 mm, 2,1 mm dan 3,2 mm. Gabungan kesalahan pemasangan bracket pada base dan platform menyebabkan terjadnya uncumpensatble error sebesar 1.7 mm, 3,5 mm dan 5 mm pada mekansme paralel. eknka 73
7 5. Kesmpulan Gambar 8. Grafk uncompensatable error akbat kesalahan pemasangan ranta knematk Dar rangkaan peneltan yang telah dlakukan dapat dsmpulkan bahwa kesalahan pemasangan ranta knematk pada mekansme paralel dapat menyebabkan terjadnya gerak translas pada ttk pusat putar. Kesalahan pemasangan ranta knematk pada poss base memberkan pengaruh yang lebh besar terhadap uncompensatble error dbandngkan dengan kesalahan pada platform. Ucapan erma Kash Paper n dtuls berdasarkan sebagan hasl yang dperoleh dar Peneltan yang dbaya oleh dana BOPN Unverstas Andalas tahun 2014 melalu hbah Peneltan Fundamental dengan No. Kontrak 29.UN.16/PL/D-FD/2014. Nomenklatur L 2, L 3 Panjang batang ranta knematk r B Jar-jar base plate r P Jar-jar platform Sudut pemasangan ranta knematk terhadap base Sudut pemasangan ranta knematk terhadap platform β Sudut kemrngan antara platform dengan ranta knematk γ Sudut kemrngan antara base plate dengan ranta knematk R 1 -R 5 Jon revolut no 1-5 Derajat kebebasan bdang atau ruang tempat mekansme berada θ Sudut putar sumbu screw x x a θ J Matrks Jacob F Kecepatan nput pada actuaton sngularty Kecepatan output pada actuaton sngularty Matrks output mekansme paralel Matrks nput mekansme paralel Matrks gaya luar eknka 74
8 Daftar Pustaka [1] Vnogradov Oleg, 2000, Fundamentals of Knematcs and Dynamcs of Machnes and Mechansm, CRC Press LLC, N.W. Corporate Blvd., Boca Raton, Florda [2] Lews, G., 1996, Automaton echnology From magnaton to Realty: Catalog Gddng & Lews.L, Y.,et.al., 2010, Dynamc performance comparson and counterweght optmzaton of two 3-DOF parallel manpulators for a new hybrd machne tool Mechansm and Machne heory, Vol.45,No.11, pp [3] Syafr, Huda, 2014, Pengaruh varas sudut redundant terhadap pergeseran ttk pusat putar (uncompensatable error) mekansme paralel 3-dof rotas murn URU, Proceedng Semnar SNM XIII, UI Jakarta [4] Huda, S. dan Jufrzal, 2012, Dsan Alat Bantu Pengaturan Orentas Benda Kerja Pada Proses Pemesnan Berbass Mekansme Paralel, proceedng Semnar SNM XI & hermoflud IV, UGM Yogyakarta. [5] Huda, S. and akeda, Y., 2008, Knematc Desgn of 3-URU Pure Rotatonal Parallel Mechansm wth Consderaton of Uncompensatable Error, Journal of Advanced Mechancal Desgn, Systems, and Manufacturng Vol.2, No. 5, pp [6] Huda, S. and akeda, Y., 2007, Knematc Analyss and Synthess of a 3-URU Pure Rotatonal Parallel Mechansm wth Respect to Sngularty and Workspace, Journal of Advanced Mechancal Desgn, Systems, and Manufacturng Vol.1, No. 1, pp eknka 75
Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank
ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinci.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.
BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciPendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan
Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA
BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang
Lebih terperinciMEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM
MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciPenerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC
Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciP n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman
OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciEksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi
1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog
Lebih terperinciPembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1
Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciEFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR
EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral
Lebih terperinciJurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 2, No. 4, Tahun 2014 Online:
Onlne: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/jtm PEMBUATAN MODEL DAN SIMULASI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DENGAN SUDUT BLADE PITCH AKTIF *Nurmnda Eka Indra Pramana 1, Joga Dharma Setawan 2,Eflta Yohana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciDIMENSI PARTISI GRAF GIR
Jurnal Matematka UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 21 27 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematka FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI GRAF GIR REFINA RIZA Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi
BAB II DASAR TEORI. Metode Elemen Hngga Sstem Rotor Dnamk [7] Pemodelan elemen hngga sstem rotor dnamk dkembangkan berdasarkan konsep energ. Persamaan energ knetk, energ regangan, dan kerja maya yang terdapat
Lebih terperinciKARAKTERISASI STRUKTURAL MATERIAL HEKSAGONAL MESOPORI-MESOSTRUKTUR
Prosdng Semnas Peneltan, Penddkan dan Penerapan MIPA, MIPA-UNY, Yogyakarta 8 Pebruar 005 KARAKTERISASI STRUKTURAL MATERIAL HEKSAGONAL MESOPORI-MESOSTRUKTUR Oleh : Har Sutrsno Jurdk Kma, MIPA, Unverstas
Lebih terperinciPendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik
Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBAB VII STABILITAS TEBING
BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciSISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS
SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciBAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)
BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciDesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta
ugasakhr E 91399 DesanKontrolFuzzy BerbassPerformansH dengan Batasan Input-Output untuk Sstem Pendulum-Kereta to Febraranto (8116) Dosen Pembmbng: Prof. Dr. Ir. Achmad Jazde, M.Eng. Jurusan eknk Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciContoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.
BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa
BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup
Lebih terperinciDekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya
A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak
Lebih terperinciBAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:
BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan
Lebih terperinciPEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)
PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,
Lebih terperinciREGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear
REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana
Lebih terperinciMatematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean
Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c
6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan
Lebih terperinciCorresponding Author:
Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept
Lebih terperinciKata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.
Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciANALISIS RELASI PARAMETER PEMOTONGAN BAJA St 43 PADA MESIN BUBUT GDW LZ 350
ANALISIS RELASI PARAMETER PEMOTONGAN BAJA St 43 PADA MESIN BUBUT GDW LZ 350 Krstan Seleng* * Abstract Abstract The am of ths research s to fnd out the correlatons among cuttng parameters, namely depth
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciTinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal
157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciBAB V INTEGRAL KOMPLEKS
6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT
Raharja, S., Suryanta, R., Djauhar, Z./ Analss Tegangan Bdang/ pp. 58 76 ANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT Sondra Raharja Mahasswa Magster Teknk Spl Unverstas
Lebih terperinciInterpretasi data gravitasi
Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan
Lebih terperinciBAB X RUANG HASIL KALI DALAM
BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan
Lebih terperinciConfigural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK
Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat
Lebih terperinci(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot)
(DS.) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Stud kasus untuk Desan Splt Plot) Sr Mulyan Sanro Dra, M.Stat, Enny Supartn Dra, MS. Jurusan Statstka
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2-1 Photogrammetry proses [10].
BAB II DASAR TEORI 2. Photogrammetry Photogrammetry adalah suatu teknk yang dgunakan untuk menentukan koordnat suatu ttk pada ruang tga dmens yang berasal dar dua atau lebh gambar dua dmens ttk tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS
EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinci