(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Saksi P dihadirkan ke persidangan)"

Transkripsi

1 Saksi #14: Purwanto PU PU : Saksi berikut Purwanto ya? : Iya Yang Mulia. : Biar nyambung dengan yang tadi. : Saksi Purwanto. (Saksi P dihadirkan ke persidangan) : Saudara saksi, saudara tadi sudah bersumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya, saudara harus memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami, saudara lihat sendiri, saudara dengar sendiri, ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK? : Pernah. : Pernah. Sebelum saudara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan tersebut, ya, apakah saudara membacanya terlebih dahulu? : Membaca pak. : Benar keterangan saudara itu? : Betul. : Tidak ada yang berubah? : Sementara belum. : Belum ya. Coba, apa yang saudara ketahui mengenai CIS RISI ini? : Hmm- (dipotong oleh ) : Jabatan saudara ketika itu adalah sekretaris Dewan Komisaris ya? : Betul pak. : Dari tahun berapa? : Tahun : Sampai dengan? : Sampai tahun awal 2004.

2 : Awal Nah, coba saudara ceritakan apa yang saudara ketahui mengenai CIS RISI ini. : Saya mengetahui CIS RISI pertama kali pada saat diminta mendampingi pak Sofyan Djalil, menerima pak Eddie Widiono- (dipotong oleh ) : Dimana? : Di kantor Dekom, kantornya pak Sofyan. Yang pada saat itu pak Eddie menjelaskan mengenai rencana PLN untuk melakukan Roll-Out CIS RISI. : Terus? : Pada saat itu pak Sofyan menjelaskan, ya kalau memang ada rencana, disampaikan saja secara formal kepada Dekom, untuk dipelajari Dekom. : Terus? : Itu yang pertama. Kemudian, tanggal-, beberapa hari setelah itu, memang Dekom menerima surat dari Direksi, mengenai usulan CIS RISI tadi. Kemudian beberapa kali dipelajari di Dekom, dan sebelum Dekom mengeluarkan jawaban pada bulan September kalau tidak salah, 22 Agustus itu, saya bersama staf-staf di Dekom mengonsep surat jawaban. : Surat yang dikirim oleh Direksi, itu surat mengenai apa? : Surat (dipotong oleh ) : Usulan untuk itu ya? : Iya, usulan mengenai Roll-Out CIS RISI, dengan menunjuk langsung Netway Utama (dipotong oleh ) : Dalam surat tersebut sudah disebutkan untuk menunjuk langsung itu ya? : Sudah, sudah. : Sudah, terus apa jawaban dari pihak Dekom? : Jawaban dari pihak Dekom pada saat itu, Dekom belum bisa memberikan persetujuan, karena ada beberapa hal yang masih belum jelas, sehingga Dewan Komisaris (dipotong oleh ) : Ada beberapa hal yang masih belum jelas? : Itu apa?

3 : Yang pertama, di dalam ketentuan pengadaan barang dan jasa PLN, itu kan ada ketentuan-ketentuan pengadaan. kalau pelelangan harus seperti apa, kalau penunjukan langsung seperti apa. Menurut Dekom, kriteria itu belum dipenuhi. : Yang mana yang belum terpenuhi? : Pertama, dari informasi yang kami peroleh pada saat itu, yang mengembangkan (dipotong oleh ) : Informasi yang saudara maksud dari apa? : mengenai CIS RISI. : Ya, informasi dari siapa? Apakah surat yang dikirim oleh Direksi? (dipotong oleh Saksi P) : Ya, setelah kami menerima surat dari Direksi, kami mencoba mempelajari itu (dipotong oleh ) : Jadi keterangan saudara berkaitan dengan surat itu ya? : Ya, terus? : Nah di dalam ketentuan pengadaan barang dan jasa PLN itu,untuk penunjukan langsung antara lain, apabila sifatnya mendesak. Kemudian apabila sifatnya spesifik, artinya hanya satu orang yang bisa melaksanakan. Terus kalau merupakan pekerjaan lanjutan. Kami, dari data yang kami pelajari, kami tidak mengenal Netway, gitu loh. Yang kami kenal adalah Politeknik. : ITB. : Politeknik ITB. : Saudara mengenal Politeknik ITB itu bagaimana? Kaitannya dengan PLN apa? : Politeknik ITB, sudah pernah membikin kontrak dengan PLN, dalam hal ini PLN DKI Jaya. : Menyangkut? : Untuk mengembangkan CIS RISI tadi. Sehingga pada saat itu, Dewan Komisaris tidak bisa memberikan..belum bisa memberikan persetujuan, karena menurut pendapat Dewan Komisaris, mestinya kalau misalkan penunjukan langsung, yang berhak itu kan Netway, eh maaf, Poli Teknik ITB. Gitu pak.

4 : Apakah saudara pernah mengetahui, adanya hubungan kerja sama antara Politeknik ITB dengan Netway? : Tidak mengetahui pak. : Tidak. Nah terus? : Karena dari kontrak antara DKI dengan Politeknik ITB, kami tidak melihat adanya apa, keterlibatan Netway Utama di situ. : Itu yang merupakan masih belum bisa di-(dipotong oleh Saksi P) : Nah terus apa lagi? : Setelah itu ada beberapa kali surat menyurat, dan beberapa kali pertemuan, sampai yang terakhir itu ada pertemuan terbatas antara Direksi dengan Dewan Komisaris. : Itu kapan? : Kalau tidak salah November pak. November- (dipotong oleh Hakim Ketua) : Tahun? : November Saya tidak hadir pada saat itu, tapi setelah itu, beberapa hari kemudian, saya ditunjukkan pak Sofyan mengenai catatan rapatnya. Ya saya pikir catatan rapatnya seperti itu. Saya setelah itu tidak mendengar lagi kabar mengenai itu mau diapakan, gitu pak. : Yang saudara ditunjukan oleh saudara Sofyan Djalil kepada saudara itu apa? Notulen rapat? : Notulen rapat. : Apa kesimpulannya di situ, hasil rapat tersebut? : Di situ kalau tidak salah, Dewan Komisaris, seperti halnya dari awal, itu mendukung proyek Roll-Out CIS RISI. Tetapi untuk persetujuan mengenai penunjukan langsung dan harganya, sepertinya Dewan Komisaris dalam rapat itu juga belum siap, artinya masih minta beberapa hal diklarifikasi oleh Direksi. : Gitu ya. Itu yang tahun 2001 ya? : : Terus setelah itu apa lagi yang terjadi?

5 : Setelah itu, sekitar Maret 2002, Dewan Komisaris pak Endro Utomo dan pak Sofyan Djalil cs, berganti dengan Dewan Komisaris yang baru pak. Setelah itu, dari catatan yang ada, untuk sementara CIS RISI di, apa, (dipotong oleh ) : Ini sudah Dewan Komisaris yang baru ya? : Yang baru, iya. Tahun Pada saat itu, kalau tidak salah dalam suatu rapat, karena ada beberapa apa itu, hal yang baru, yaitu adanya CIS IBP. CIS IBP itu CIS International Best Practice, maka pada saat itu Dewan Komisaris yang baru minta kepada Direksi agar masalah CIS RISI ini dikaji kembali. Setelah itu tidak ada pembicaraan sampai satu setengah tahun pak, kira-kira. : Terus? : Kemudian pada 2003, terjadi pergantian lagi, Dewan Komisaris, dalam hal ini (dipotong oleh ) : Dewan Komisaris yang ke berapa? Setelah era dari pak Sofyan Djalil? Apakah juga memberikan suatu persetujuan atau tidak terhadap CIS RISI ini? : Sama sekali tidak pak. : Tidak. : Diminta sementara untuk dihentikan, untuk di kaji ulang. : Di kaji ulang. : Iya. : Ini yang kedua juga ya? Dikaji ulang ya? : Betul. : Terus, ada pergantian lagi? : Ada pergantian lagi. : Tahun 2002? : 2003 kalau tidak salah. Bulan September 2003 pak. 2003, tapi tidak seluruh Dewan Komisaris, Komisaris Utama berganti dari pak Dr. Andung (almarhum), kemudian kalau tidak salah bulan Oktober Dewan Komisaris menerima usulan kembali. : Dari, Direksi?

6 : Dari Direksi, mengenai Roll-Out CIS RISI ini, tapi dibanding dengan tahun 2001, sudah agak berbeda. Kalau 2001 itu masa kontraknya 5 tahun, untuk yang 2003 ini 2 tahun pak. Nah kemudian dibicarakan 2-3 kali, kalau tidak salah, juga ada (dipotong oleh ) : Antara Dewan (dipotong oleh Saksi P) : Antara Dewan Komisaris dengan Direksi, dan juga ada korespondensi. Kemudian yang terakhir, Dewan Komisaris mengeluarkan surat, maaf saya ulangi, ini pak yang pada saat mengajukan kembali itu, dilengkapi dengan kajian hukum. Kajian hukum dari Remy & Darus, yang menyatakan bahwa penunjukan langsung kepada Netway Utama ini sah secara hukum. Pada saat itu, dalam beberapa kali pertemuan Dewan Komisaris tidak mempersoalkan masalah penunjukkan langsungnya lagi, karena- (dipotong oleh ) : Pembuktian tidak mempersoalkan masalah penunjukan langsungnya ini bagaimana? Apakah itu disetujui, atau bagiamana? : Iya, tersirat begitu pak. Karena- (dipotong oleh ) : Tersirat? : Iya, karena pada waktu awal-awal dulu kan Dewan Komisaris minta agar Direksi bisa memberikan semacam kajian hukum, untuk menyatakan bahwa penunjukan langsung kepada Netway Utama ini bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga pada saat sudah ada kajian hukum dari Remy & Darus, Dewan Komisaris tidak dalam posisi untuk bisa menyatakan.. apa itu.. kajian ini benar atau salah, tetapi karena sudah ada yang bertanggung jawab, sehingga masih tinggal satu hal yang masih dipersoalkan, adalah harga. Karena di dalam pengadaan ini kan ada aspek legal dan ada aspek harga gitu. Pada saat itu, Dewan Komisaris dari segi harga masih belum bisa menyepakati. : Harga yang diingingkan dari Dewan, Direksi berapa? : Untuk usulan yang kedua ini, saya lupa persis angkanya, mungkin sekitar 150-an gitu. : 150 Milyar? : Iya. : Untuk dua tahun ini ya? : Untuk dua tahun. : Terus?

7 Saksi P : Kemudian setelah keluar persetujuan prinsip dari Dewan Komisaris, dengan catatan agar masalah harga ini masih dikaji, dicari yang paling menguntungkan perusahaan. Pengertian Dewan Komisaris, kalau misalkan nanti Direksi membawa rekomendasi Dewan Komisaris ini kepada RUPS, kalau misalkan kemudian RUPS mengabaikan catatan Dewan Komisaris, ya Dewan Komisaris mempersilahkan kepada Direksi untuk itu. : Maksudnya? : Jadi dalam pemahaman Dewan Komisaris mengenai aturan yang ada, untuk kontrak multi years ini, ini tidak cukup persetujuan dari Dewan Komisaris, tapi harus ke - : RUPS? : Ke RUPS. : Ini dasarnya dari mana? Apa di Anggaran Dasar di atur seperti itu? : Kalau tidak salah demikian pak, di Anggaran Dasar. : Di Anggaran Dasar di atur seperti itu. : Oh. Terus? : Jadi di Anggaran Dasar itu ada klausul bahwa, ada tindakan-tindakan Direksi yang baru boleh dilaksanakan, apabila sudah mendapat persetujuan- : RUPS? : RUPS atau Dewan Komisaris, tergantung- (dipotong oleh ) : Sebentar, sebentar. RUPS atau Dewan Komisaris? Kadang-kadang ada yang harus cukup ke Dewan Komisaris, tapi untuk yang multi years begini harus ke RUPS. : Terus bagaimana? Ada tidak RUPS menyetujui perihal ini? : Eh- (dipotong oleh ) : Yang harus disetujui RUPS ini adalah penunjukan langsungnya, atau proyek bisnis ini? : Jadi pemahaman kami pak, setiap kegiatan PLN, itu harus ada di dalam Rencana Kerja dan Anggaran PLN, RKAP. Tetapi, untuk kegiatan-

8 kegiatan tertentu, misalkan multi years, kemudian jual beli listrik, kemudian perusahaan patungan gitu, itu baru boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan. Kontraknya baru boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan RUPS. : Hmm gitu ya. : Terus terhadap CIS RISI ini, RUPS ada tidak persetujuaannya? : Kami tidak melihat pak itu. : Tidak melihat. Yang ada di dalam anggaran, ada. : Di dalam anggaran ada? : Ada. : Nah ini gimana ini? Di dalam anggaran ada, tapi tanpa RUPS, gimana nih? : Bukan, jadi, seperti tadi saya sampaikan, bahwa setiap kegiatan di PLN, itu harus ada di dalam Rencana Kerja dan Anggaran PLN. Tapi pelaksanaannya, itu yang kemudian di atur lebih lanjut. Ada yang bisa langsung dilaksanakan Direksi, (dipotong oleh ) : Lalu terhadap CIS RISI ini memang sudah dianggarkan ya? : Di anggarkan. Sejak tahun 2002, kalau tidak salah sudah di anggarkan. : Yang menurut saudara tadi, apakah ini mendapat persetujuan RUPS atau tidak, itu yang saudara tidak tahu ya? : Tidak. : Apa tidak melihat? Tidak melihat apa tidak tahu? Bagaimana pengertiannya ini? : Ya, saya tidak melihat pak. : Tidak melihat. : Tidak melihat. : Seingatannya, ada tidak persetujuan RUPS ini? Tahu tidak saudara? : Tidak tahu pak.

9 : Tidak tahu. Terus? Sampai dengan tahun 2004? : Setelah Dewan Komisaris yang terakhir tadi, tanggal 21 November, kalau tidak salah, mengeluarkan izin prinsip tadi, kami tidak mengikuti lagi pak. : Gimana, gimana, gimana? : Setelah keluar surat persetujuan izin prinsip tadi dari Direksi, eh dari Dewan Komisaris, : Apa? Gimana tu? Izin prinsip itu apa maksudnya? : Ya karena tadi, mengenai penunjukan langsung kan sudah di justifikasi oleh lembaga hukum pak ya, sehingga Dewan Komisaris dalam hal ini, aspek legal penunjukan langsungnya tidak mempersoalkan lagi. Tapi dari aspek harga, Dewan Komisaris masih belum bisa menyetujui. : Terus senyatanya saudara mengetahui tidak, ini dilaksanakan tidak, CIS RISI ini? : Setelah itu, kami kurang mengikuti pak. : Jadi tidak tahu apakah dilaksanakan apa tidak? Tidak pernah mendengar pula? : Iya. Menurut pemahaman kami, setelah itu Dewan Komisaris, eh maaf, Direksi akan memproses lebih lanjut ke RUPS untuk minta persetujuan, : Apa yang saudara maksud dengan pemahaman saudara ini gimana? Dasar pemahaman saudara apa? : Iya dari segi peraturan tadi pak. Jadi dari segi peraturan, menurut pemahaman kami, untuk kontrak semacam ini, harus mendapat persetujuan RUPS sebelum Direksi- (dipotong oleh ) : Iya, iya. Yang menurut saudara tadi, RUPS ini, saudara tidak pernah tahu, tidak pernah lihat, ada atau tidaknya. Gitu kan? : Betul. : Nah, saya tanya sekarang, senyatanya, dalam kenyataannya, CIS RISI ini dilaksanakan tidak oleh Direksi? : Ya, kami mendengar dilaksanakan. : Dilaksanakan. Siapa yang me- ini, Netway yang ini? : Iya, demikian.

10 Hakim Anggota : Saudara saksi ya, saudara katakan tadi bahwa ini terjadi surat-menyurat ya. Hakim Anggota : Antara Direksi dengan Dekom ya? Hakim Anggota : Terakhir yang saudara katakan tadi, izin prinsip yang diberikan Dewan Komisaris itu, surat dari Dekom No. 19/2003, tanggal 21 November 2003, betul itu? Hakim Anggota : Yang ditanda tangani oleh Andung Nitimihardja, ya. : Iya pak. Hakim Anggota : Apa isi izin prinsipnya pada waktu itu? Yang pada pokoknya. : Seperti tadi saya sampaikan kepada bapak, kan ada proposal masuk kembali pada sekitar Oktober 2003, kemudian kalau tidak salah ada 2 kali pertemuan, antara Direksi dengan Dekom. Kemudian di dalam pertemuan itu, seperti tadi saya sampaikan, tersirat Dewan Komisaris sudah tidak mempersoalkan lagi mengenai penunjukan langsungnya, karena sudah ada kajian hukum dari Remy & Darus, hanya memberi komentar mengenai masalah harga. Kemudian dalam surat tersebut, yang dikeluarkan oleh Dekom, di tanda tangan oleh pak alm. Andung, itu intinya memberikan-, apa itu, (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Bagaimana ini? Memberikan apa maksudnya? Ini kan izin ya? : Iya. Hakim Anggota : Direksi minta izin. : Betul. Hakim Anggota : Kemudian izin itu diberikan oleh Dewan Komisaris. : Iya. Hakim Anggota : Yang ditanda tangani (dipotong oleh Saksi P) : Iya, tapi belum penuh, karena (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Belum penuh?

11 Hakim Anggota : Nah, belum penuhnya ini dimana? : Karena masalah harga masih menjadi masalah. Hakim Anggota : Masalah harga. : Masalah harga. Hakim Anggota : Bagaimana kalau misalnya izin diberikan, tapi belum penuh? Ada suratnya itu nanti? No. 19 ada? : Ada. Hakim Anggota : Semua Komisaris waktu itu menandatangani? : Yang tanda tangan hanya Komut pak. Hakim Anggota : Hanya Komut? Hakim Anggota : Oh hanya Komut, ya. : Selalu hanya Komut. Hakim Anggota : Hanya Komut. Hakim Anggota : Tapi ini dirapatkan dulu? Yang saudara tahu? : Ya, sebelumnya kan ada rapat 2 kali. Hakim Anggota : Yang rapat 2 kali itu ya. Baik. Kemudian satu, saudara katakan ini tersirat ya? Hakim Anggota : Izin penunjukan langsung itu tersirat. : Iya. Hakim Anggota : Berbentuk apa itu? Berbentuk apa yang menurut saudara tersirat itu tadi? Berbentuk surat, atau dalam- (dipotong oleh Saksi P) : Ya dalam surat. Dalam surat yang- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Surat nomor berapa yang saudara tahu? : Yang 21 November tadi pak ya. Hakim Anggota : Surat 21 November.

12 Hakim Anggota : Apakah di sana secara tegas dikatakan bahwa, Dewan Komisaris tidak berkeberatan dengan penunjukan langsung terhadap PT. Netway? Ada di sana disebutkan? : Kalau tidak salah bunyinya tidak demikian. Hakim Anggota : Tidak demikian? : Iya, tidak demikian pak. Hakim Anggota : Apa kira-kira yang-, menurut saudara itu tersirat, yang begini-begini kan harus tegas loh mestinya. : Dewan Komisaris pada prinsipnya dapat mendukung Roll-Out CIS RISI, begitu kan. Hakim Anggota : Oh dapat mendukung CIS RISI. : Iya. Dalam hal harga, masih ada catatan. Hakim Anggota : Artinya, waktu itu tidak ditulis lagi dalam hal penunjukan langsung, tidak ditulis lagi begitu? : Tidak ditulis lagi. Hakim Anggota : Hanya dalam hal harga, begitu? : Soal harga. Hakim Anggota : Ini pada zaman Komutnya siapa ini? : Pak Andung. Hakim Anggota : Andung? : Iya. Hakim Anggota : Ini sudah, ini yang meninggal itu ya? : Iya pak. Hakim Anggota : Iya, cukup. PU : Silahkan Penuntut Umum. : Terima kasih Yang Mulia. Izin bertanya. Saudara saksi ya, ini penegasan dari pada BAP saksi tanggal 10 Mei 2011, nomor 83 ya. Ini saudara menjelaskan ya, surat dari Komisaris Utama kepada Direksi PT. PLN (Persero) No. 19.Pst tanggal 21 November 2003, perihal CIS RISI

13 tersebut belum merupakan pendapat Dekom PLN yang berisikan, menyetujui usulan Direksi PLN untuk langsung membuat kontrak dengan PT. Netway Utama, dalam pekerjaan Roll-Out CIS RISI di PLN Disjaya dan Tangerang, karena Dekom PLN masih memberikan catatan, sebagaimana tercantum dalam surat tersebut, yang harus ditindaklanjuti terlebih dahulu oleh Direksi PLN, untuk selanjutnya disampaikan kembali kepada Dekom PLN. Apabila dikatakan Dekom PLN telah menyetujui usulan Direksi PLN, maka Dekom PLN tidak lagi memberikan catatan atau permintaan penjelasan dari Direksi PLN kembali, dan juga apabila usulan Direksi PLN tersebut telah disetujui oleh Dekom, maka Dekom PLN juga mengingatkan kembali akan wewenang Direksi dalam kaitannya dengan pekerjaan yang bersifat multi years, maka Direksi PLN harus memperoleh persetujuan terlebih dulu dari RUPS. Benar ya keterangan ini? : Benar. PU : Baik. Kemudian juga dalam BAP saksi tanggal 10 Mei 2011 nomor 86 juga menerangkan, sepengetahuan saya, selama saya menjabat sebagai sekretaris Dekom PLN, Dekom PLN tidak pernah membuat dan mengirimkan pendapatnya kepada RUPS, terkait persetujuan penunjukan langsung pada PT. Netway Utama, dalam pekerjaan outsourcing Roll-Out CIS RISI di PLN Disjaya dan Tangerang. Benar ya? PU PU PU PU : Benar. : Baik. Saudara saksi ya, tadi ada pertemuan saksi dengan terdakwa, ketika terdakwa mengunjungi atau menemui Sofyan Djalil ya, pada tanggal 10 Agustus ya. : Iya. : Kemudian dari Dekom sendiri mengatakan bahwa, permintaan ini, yaitu permintaan penunjukan PT. Netway tadi, agar dilakukan secara tertulis ya. : Akhirnya-, saksi ingat kapan diajukan pengajuan tertulis oleh kepada Dekom? : Dalam bulan Agustus juga pak. Dalam bulan Agustus. : Di dalam bulan? : Agustus.

14 PU PU PU : Agustus ya. Kemudian dari-, saksi ingat isi, apa ini, ini saya bacakan ya. sebagai.. ini surat dari kepada Dekom no ya, tanggal 14 Agustus 2001, yang intinya antara lain bahwa, sebagai tindak lanjut surat GM PLN Distribusi Jaya, 31 Mei 2001, rapat Direksi. Jadi di sini mengatakan ada rapat Direksi. memutuskan untuk mengijinkan Disjaya untuk melanjutkan OSCO, dengan ketentuan sebagai berikut: implementasi outsourcing di batasi pada lingkup rencana induk sistem informasi RISI, tidak termasuk industrial bestpractice. Proses penunjukan langsung PT. Netway Utama sebagai partner dalam KSO, telah didasarkan pada ketentuan perundangan yang berlaku, ya. Benar ya ini suratnya? : Kemudian atas surat ini, apakah dari Dekom sendiri ada membalas? : Apa balasannya? Apa intinya kira-kira surat tersebut? : Ya intinya dari surat Direksi, atau proposal yang disampaikan kepada Dewan Komisaris tersebut, Dewan Komisaris belum bisa menjustifikasi mengenai setuju atau tidak setuju, karena masih banyak hal yang belum diklarifikasi pak. Masih perlu klarifikasi. Pertama, mengenai penunjukan langsung itu sendiri, dari pemahaman Dewan Komisaris, belum bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan di dalam ketentuan pengadaan barang dan jasa PLN. Kemudian, dari segi harga juga kami masih sulit untuk menjustifikasi, bahwa nilai tersebut memang harga yang bisa dipertanggungjawabkan. Pada saat itu, lingkup pekerjaan selama 5 tahun, dan kalau tidak salah nilainya sekitar 700 Milyar. PU : Baik. Kemudian atas (dipotong oleh Saksi P) PU PU : Sehingga Dewan Komisaris masih meminta kepada Direksi, untuk melengkapi beberapa hal, agar Dewan Komisaris bisa melakukan kajian lebih lanjut, apakah proposal tersebut bisa disetujui atau tidak. : Atas pendapat daripada Dekom, secara tertulis, apakah juga ada membuat balasan kembali? : Ya, ada. : Bisa saksi ceritakan, apa yang dikemukakan? : Ya intinya kalau tidak salah, dalam balasan Direksi kepada Dewan Komisaris, mencoba menjelaskan lebih lanjut alasan-alasan mengenai penunjukan langsung, dan mengenai masalah harga, yang pada saat itu kalau tidak salah me-refer ke harga sistem informasi yang ada di

15 perbankan pak. Dengan demikian Direksi menyatakan bahwa, harga yang diusulkan tersebut, sebetulnya sudah dinilai cukup wajar. PU : Baik. Itu tadi tertuang di dalam surat no. 2360, saksi ingat? Tanggal 11 September 2001? PU PU PU PU PU PU PU PU : Baik. Kemudian, tugas saksi selaku Sekdekom, berarti ikut ini ya, secara administratif ikut apa- (dipotong oleh Saksi P) : Ya, kami membantu Dekom, di dalam mempelajari hal-hal yang semacam tadi pak. Memberikan masukan, tapi sekretaris Dekom tidak mempunyai hak dan kewenangan untuk detail menyatakan setuju atau tidak setuju. : Tidak mempunyai hak suara ya. : Tidak mempunyai hak suara. : Tapi di dalam persuratan, ini saksi sebutkan ya, tugas pokok saksi untuk membantu kesekretariatan Dewan Komisaris mengenai hal persuratan dan administrasi. : Baik. Apakah saksi pernah mengkonsep surat, atau menulis surat, hasil daripada rapat Direksi no. 123 tanggal 28 September 2001? : Maaf lupa. : Ya, baik ya. Saya bacakan isinya ya. : Ini isinya, jadi ada surat no. 123 tanggal 28 September 2001, yang ditanda tangani oleh pak Sofyan Djalil, ya. : Isinya saya langsung ke poin 5 ya. : Iya. : Kebijakan penunjukan langsung yang diusulkan Direksi dengan pertimbangan kebutuhan sangat mendesak, merupakan pekerjaan lanjutan, dan pekerjaan bersifat spesifik.

16 PU PU : Menunjuk SK Direksi 038, definisi pekerjaan mendesak adalah, pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Berhubung karena terjadi bencana, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat mengancam jiwa manusia, dan menghindarkan kerugian PLN yang lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa rencana Roll-Out CIS RISI tidak memenuhi syarat sebagai pekerjaan yang mendesak. Sedangkan pertimbangan bahwa KSO ini merupakan pekerjaan lanjutan, dan pada kenyataannya tidaklah demikian, karena peran PT. Netway Utama saat ini sangat berbeda dengan peran dalam rencana KSO. Penjelasan Direksi bahwa pekerjaan ini merupakan pekerjaan spesifik, dalam pengertian bahwa hanya PT. Netway Utama yang dapat melaksanakan pekerjaan ini, menurut hemat Dewan Komisaris kurang kuat, karena pada kenyataannya, UP Bandung Timur juga mengerjakan pekerjaan yang serupa. Di samping itu, menurut informasi dari pihak yang kompeten, bahwa program yang serupa dan sudah proven, juga mudah diperoleh di pasar. Sehingga CIS bukan merupakan produk yang spesifik. Kemudian item 6, mengingat pekerjaan biaya yang diperlukan produk Roll-Out CIS RISI dengan pola OSCO ini demikian besar, dan alasan penunjukan langsung yang sangat lemah, dan sulit dipertanggungjawabkan, maka Dewan Komisaris sependapat bahwa program Roll-Out CIS RISI di Disjaya sebaiknya dilaksanakan dengan pola non-osco, sedangkan untuk jasa konsultan dapat menunjuk Politeknik ITB, sebagaimana kontrak sebelumya. Kemudian akhirnya perlu diingatkan bahwa sesuai dengan ketentuan anggaran dasar PLN Pasal 11 butir 9e, Direksi baru dapat melaksanakan kontrak OSCO yang melebihi 1 tahun, bilamana telah memperoleh persetujuan dari RUPS. Setelah mendengarkan pendapat dan saran dari Dewan Komisaris, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku demikian. Benar itu? : Bisa saksi terangkan tidak, kenapa sampai surat ini keluar? : Jadi, ya artinya di dalam proses pengajuan usulan mengenai Roll-Out CIS RISI ini kan Dewan Komisaris belum bisa menjustifikasi setuju atau tidak setuju, tapi beberapa klarifikasi harus dilakukan oleh Direksi. Kemudian Direksi memberikan klarifikasi dengan surat yang tadi sebelumnya pak. Juga Dewan Komisaris merasa masih belum dalam posisi untuk bisa menyetujui. Kalau kami tangkap, inti perbedaannya adalah, Dewan Komisaris, dari data-data yang dikumpulkan, itu menganggap ada cara lain yang bisa lebih hemat. Yaitu, maka di situ ada istilah non-osco, dan OSCO. Non-Outsourcing dan Outsourcing. Dari data-data yang diterima oleh Dewan Komisaris, dari beberapa cabang di PLN, yang juga mengembangkan CIS sejenis, itu biayanya bisa lebih

17 hemat kalau dilakukan dengan cara non-outsourcing. Tetapi yang di usulkan Direksi, adalah cara outsourcing, yang menurut Dewan Komisaris kemudian menyebabkan harga berbeda cukup tinggi. Itu yang kemudian menyebabkan Dewan Komisaris belum bisa memberikan persetujuan, dalam arti Dewan Komisaris berbeda pendapat dengan Direksi. Bukan dalam arti Dewan Komisaris benar, Direksi salah pak, tapi Dewan Komisaris mempunyai pendapat, ada cara lain yang bisa lebih murah bisa ditempuh, gitu. PU PU PU PU PU : Masih ada? : Dilanjutkan, Yang Mulia. : Saudara saksi, saksi ada pernah membuat analisa terhadap usulan penunjukan langsung pada PT. Netway, ya? : Untuk bahan rapat, dalam Dekom tanggal 18 Agustus Pertanyaan saya, apakah ada permintaan dalam pembuatan analisa ini? : Jadi kewajiban atau tugas sekretariat Dekom, pada saat, setiap saat akan ada rapat intern Dewan Komisaris, kami menyiapkan agendanya, kemudian menyiapkan bahan-bahannya, kemudian bilamana perlu memberikan masukan. Dan analisa yang dibuat oleh sekretariat Dekom tersebut, termasuk salah satu yang kami kategorikan sebagai masukan kepada Dewan Komisaris, untuk digunakan di dalam pembahasan di sidang. : Masukan ini dasarnya berarti saudara melihat dari ketentuan, peraturan, dan bahan-bahan lain, begitu ya? : Di sini, analisa saudara, sebagaimana BAP nomor 50, ya, yang intinya ada 3, bahwa no.1 yang mampu mengembangkan CIS tidak hanya 1 perusahaan. Kemudian yang no. 2, sesuai prosedur pengadaan di PLN, prosedur pengadaan langsung dapat dilakukan bilamana: keadaan darurat sehingga waktu sangat mendesak, barang atau jasa yang sifatnya spesifik, dan pekerjaan lanjutan. Poin ketiga, CIS RISI sudah di anggap memuaskan dan ditetapkan untuk digunakan di seluruh PLN Disjaya maka perluasan di seluruh PLN tersebut dikategorikan pekerjaan lanjutan. Pada tahun 2003, tentang surat yang ditanda tangani oleh pak Andung Nitimihardja ya, yang pada pokoknya mendukung usulan kontrak pelaksanaan Roll-Out CIS RISI ke seluruh PLN UPD Jakarta Raya dan Tangerang, dengan beberapa persyaratan yang masih harus

18 dilakukan oleh Direksi. Pertanyaan saya, setelah ada surat ini, apakah kemudian ada di bahas dalam RUPS? PU Saksi P PU : Seingat saya (dipotong oleh ) : Tadi sudah dikatakan bahwa dia tidak pernah melihat, adanya RUPS. : Saudara tidak pernah melihat ya. Dan sepengetahuan saudara tidak ada permintaan kepada Dekom untuk memberi penjelasan dalam RUPS. Itu penjelasan saudara dalam BAP ya. : Saudara saksi, itu yang disampaikan oleh Penuntut Umum tadi itu kan analisa saudara. : Iya pak. : Dasar dari pada analisis saudara ini apa? : Ya, jadi kami mencoba- (dipotong oleh ) : Supaya kita, majelis, bisa menentukan analisa ini apakah dia merupakan bukti atau tidak. Ini makanya kami tanya, dasar saudara, ya. : Dasar kami membuat analisa adalah, mengingat tugas kami sebagai staf, pada saat-, setiap saat ada sidang, kami menyusun agenda yang akan dibicarakan, dan melengkapi dengan bahan-bahan yang diperlukan. : Yang saudara sebutkan tadi, inilah pendapat dari pada Dewan Komisaris. : Yang kami sampaikan tadi adalah, masukan dari- (dipotong oleh Hakim Ketua) : Iya, kan masukan lalu menjadi pendapatnya, iya kan? : Iya betul. : Sehingga saudara katakan tadi, ada perbedaan pendapat, lalu, antara usulan yang disampaikan oleh Direksi dengan Dewan Komisaris, yang ini? : Supaya jelas ini, posisi dari pada analisis saudara ini apa, supaya jelas gitu. Ya? : Ya, ada lagi dari Penuntut Umum apa? : Cukup majelis.

19 : Cukup. Silahkan, saudara Penasehat Hukum, apa yang mau ditanyakan? Saya ingatkan kembali untuk tidak mengulang-ngulang, ya. : Baik, terima kasih Yang Mulia. Saya coba mulai, tadi saudara saksi mengatakan bahwa, semua isi yang disebut dalam Berita Acara yang ditanda tangani saksi ini semuanya benar, ya. Saya ingin bandingkan Yang Mulia, ini pada BAP nomor 68, ya, yang kalau saya bandingkan dengan BAP Sofyan Djalil nomor 60. : Jangan dong pak. : Bukan, maksud saya, kesamaannya ini, ya, karena mereka diperiksa sama-sama, atau seperti apa gitu, Yang Mulia. : Kualitas dari pada keterangan saksi satu dengan yang lain, biar majelis yang menilai. : Baik. Tetapi ini perlu kami sampaikan- (dipotong oleh ) : Iya. : Saksi ini Yang Mulia. Pertanyaan saya pak, apakah saksi ketika itu diperiksa bersama-sama dengan Sofyan Djalil? : Tidak. : Pernah diperlihatkan hasil pemeriksaan Sofyan Djalil? : Tidak pernah. : Pernah dicocokan hasil pemeriksaan ini? : Tidak pernah. : Tapi Yang Mulia, perlu dipahami bahwa ini, titik koma pun sama. : Keberatan saudara kami catat. Panitera dicatat, keberatan daripada Penasehat Hukum. : Saya teruskan pertanyaan saya. Tadi saudara saksi mengatakan bahwa, sebelum melakukan kajian, saudara-, sebelum RUPS, atau sebelum rapat Dewan Komisaris, saudara saksi melakukan kajian, ya. Kajian ini sesuai tidak dengan ketentuan Anggaran Dasar, yang saudara lakukan? Tugas, sesuai dengan job deskripsi yang diberikan oleh Anggaran Dasar, atau oleh peraturan di Dewan Komisaris? : Itu sebetulnya tidak ada di-, mengenai kesekretariatan Dewan Komisaris kan tidak diatur di dalam Anggaran Dasar. Tetapi di dalam (dipotong oleh PH MI)

20 : Peraturan perusahaan? : Peraturan perusahaan juga tidak ada. Hanya di dalam kebiasaan di Dewan Komisaris, setiap kali ada sidang-sidang, kami diminta untuk memberikan masukan. : Masukan. Oke. Ketika saudara saksi hendak memberikan masukan, saya lihat ada beberapa kali ini di dalam Berita Acara ini, termasuk di antaranya saksi menghubungi VVIP, VP-IT? : VP-IT, ya. : Saudara Ashari? : Kalau tidak salah iya. : Ketika itu, saudara saksi menghubungi VVIT ini, memang ada aturan yang mengatur bahwa ini bisa dilakukan, menghubungi langsung seperti itu? : Sebetulnya (dipotong oleh PH MI) : Saya tidak tanya pendapat saudara saksi. Saya tanya, apakah ada aturan yang mengatur (dipotong oleh Saksi P) : Tidak ada, tidak ada. : Tidak ada mengatur tentang itu. : Tidak ada. : Apakah saudara saksi ketika itu memberitahukan terlebih dahulu persoalan ini kepada pihak Komisaris? : Kepada Dewan Komisaris atau kepada Direksi? (dipotong oleh Saksi P) : Ya, pada saat itu, di dalam rapat intern Dewan Komisaris, karena proposal dari Direksi dinilai secara teknis masih belum lengkap, maka sekretariat Dewan Komisaris diminta untuk melakukan apa itu, eksplorasi, mencari informasi, mencari data, dan kami mencoba secara horizontal di level di bawah Direksi, kita mencoba mencari, mestinya proposal tadi kan digodok juga oleh tim teknis. Tapi pertanyaan saya adalah, apakah ketika sesudah itu, saudara saksi berhubungan dengan VP-IT itu, itu dikonfirmasi kembali kepada Direksi atau tidak? Atau itu langsung menjadi pendapat dari Dewan Komisaris?

21 : Itu adalah, kalau tidak salah, langsung jadi pendapat Dewan Komisaris. Yang surat yang pertama dari Dewan Komisaris tadi. : Yang kedua? : Bukan. Yang surat jawaban yang pertama dari Dewan Komisaris, kalau tidak salah, pada tanggal 29 Agustus pak. : Justru surat pertama itu tidak, hampir tidak ada masalah, saudara saksi. Justru surat kedua itulah yang menyatakan saudara saksi sudah membuat analisis, dengan membandingkan antara Bandung Timur dengan Jakarta. : Ya, kalau itu memang aktivitas dari sekretariat Dekom. Dalam rangka memberikan masukan kepada Dewan Komisaris, kami melakukan kunjungan ke Bandung Timur, kami juga pernah melakukan kunjungan ke tempat lain, kalau tidak salah, ke Pinrang pada waktu itu, untuk melihat sistem informasi pelanggan yang dikembangkan di cabang tersebut. : Oke. Pertanyaan saya, apakah memang, ketika dibandingkan antara yang di Jakarta dengan yang di Bandung Timur itu, perbandingannya setiap item itu sama tidak yang dikerjakan? : Kami tidak dalam posisi sebagai ahli IT. Tetapi, pada saat itu kami hanya menanyakan kepada pejabat di kedua cabang yang kami tinjau tersebut, apakah sistem informasi yang ada ini cukup memadai atau tidak. Mereka menyatakan, pada saat itu, cukup memadai. : Menyangkut harga, kan saudara saksi menyebut-, menyambung-, bicara juga di sini mengenai soal harga, membandingkan harga satuan yang di Bandung Timur yang, kalau saya tidak keliru, 800 juta, nah sementara di sini Rp. 700 milyar. Pertanyaan saya adalah, apakah perbandingannya memang, kalau kita sebut apple-to-apple? ya, antara yang dikerjakan dengan biaya seperti itu, dengan yang di Bandung Timur dan dengan yang di Jakarta? : Kami tidak masuk sedalam itu. Tapi itu kami sodorkan kepada Dewan Komisaris, untuk sebagai informasi. Kemudian Dewan Komisaris bisa- (dipotong oleh PH MI) : Saudara saksi, tetapi itu kan disebut di dalam surat ketika itu, sementara antara Direksi dan Komisaris sedang terjadi perang dingin, kalau kita mau sebut sepeti itu. Saudara beri informasi, tidak matang, dan itu terjadi seperti itu? : Ya, memang kami tidak dalam posisi untuk membandingkan apple-toapple, tetapi ada sistem informasi di tempat lain dengan harga-, kami

22 juga tidak mengatakan bahwa apa yang ada di DKI sama dengan yang ada di Bandung pak. Ya. Tapi kami hanya memberikan gambaran, kepada Dewan Komisaris, bahwa ada pengembangan sistem informasi di tempat lain, yang dinilai di tempat lain itu cukup memadai, dengan biaya yang cukup murah. Maksud kami adalah, mengapa tidak kita lakukan kajian, barangkali dengan cara yang sama bisa diperoleh harga yang lebih murah juga. Jadi kami tidak dalam posisi untuk bisa tahu, bahwa sistem yang di Bandung Timur dengan sistem yang di Jakarta ini, dengan harga yang berbeda jauh tadi, itu apple-to-apple. : Ada nggak persamaan atau perbedaan yang paling besar, antara yang dikembangkan di Bandung Timur dengan di Jakarta ketika itu? Saudara saksi tahu nggak? : Setahu kami, mereka mengembangkan dengan sistem tata usaha langganan yang sama dengan yang di DKI. Itu saja. : Oh saudara saksi hanya tahu seperti itu, ini berdasarkan informasi yang diberikan- : Dari mereka. : Tidak melakukan kajian secara khusus, seperti apa spesifikasinya yang di Bandung Timur (dipotong oleh Saksi P) : Ya, kami tidak paham kalau harus mendalami sistem IT yang terlalu jauh pak. Kami tidak dalam posisi-, makanya tadi saya sampaikan, kami tidak dalam posisi menyatakan Direksi salah, Dewan Komisaris benar. Tetapi kami hanya menyajikan, bahwa ini ada sistem lain dengan biaya yang bisa lebih murah, kalau misalkan bisa dilakukan dengan cara yang sama, barangkali akan lebih menghemat uang. : Sesudah itu, apa yang terjadi kemudian? Menurut ingatan saudara saksi. OSCO itu ditolak, kemudian di usulkan non-osco? : Ya, pada saat itu, kemudian Dewan Komisaris belum bisa menyetujui usulan Roll-Out CIS RISI dengan sistem OSCO. : Oke. Saya teruskan pertanyaan saya mengenai soal negosiasi, ya. Seingat saudara saksi, Dewan Komisaris itu meminta Direksi melakukan negosiasi harga itu sejak kapan? : Sejak dari awal pak. Sejak dari proposal pertama, di sana sudah ada indikasi-, saya tidak ingat persis bunyinya. Tetapi, di dalam proposal Direksi tadi kan ada aspek legal dan ada aspek harga. Dari aspek harga itu, Dewan Komisaris juga menyatakan, belum bisa mempertanggungjawabkan, belum bisa menyatakan persetujuan, karena

23 masih sulit untuk bisa menjustifikasi usulan tersebut. Karena lingkup pekerjaannnya masih belum terlihat dengan jelas, harga satuannya juga belum terlihat dengan jelas. : Oke. Saya terus ke-, yang saudara saksi katakan menyangkut soal negosiasi ini tadi ya, sepengetahuan saudara saksi, ya, proposal antara 2001 dan yang 2003, ya, itu sama nggak? : Lain. : Oh lain. Jadi proposal 2001 itu sudah dihentikan sejak kapan? : Sejak : Oh jadi- (dipotong oleh Saksi P) : Kalau tidak salah, pada saat pergantian Dewan Komisaris, dari pak Sofyan cs, kepada pak Luluk cs. Kemudian di situ, ada wacana mengenai CIS IBP, sehingga pada saat itu, kalau tidak salah, Dewan Komisaris meminta kepada Direksi, agar CIS RISI ini dikaji kembali. Jadi pada saat itu 1,5 tahun tidak ada pembicaraan lagi mengenai CIS RISI. : Apakah saksi mengetahui kemudian ditunjuk lagi tim-tim baru, untuk melakukan negosiasi? : Tidak tahu. : Oh saudara saksi tidak tahu ya. Satu lagi yang saya mau tahu dari saudara saksi, apakah dalam pertemuan antara Direksi, rapat konsultasi Dekom dan Direksi tanggal 7 November tahun 2003, saudara saksi hadir? : 7 November 2003 kalau tidak salah ada, ya. : Saudara saksi hadir? : Apa yang saudara saksi ingat, yang dibicarakan ketika itu? : Kalau tidak salah, mengenai proposal yang kembali disampaikan kepada Dewan Komisaris. : Oke. Seingat saudara saksi, apa yang diputuskan, atau paling tidak disepakati, oleh Direksi dan Dewan Komisaris ketika pertemuan tanggal 7 November ini? : Kami lupa pak.

24 : Saudara saksi tidak ingat itu ya. Saudara saksi ingat yang membuat notulen rapat ketika itu siapa? : Saya kira kalau notulen rapat biasanya Sekretaris Dekom. : Apakah notulen itu, kalau saya bacakan, saudara bisa-, tolong diingat ya. : Iya, boleh. : Pengarahan Dewan Komisaris pada CIS RISI: Dewan Komisaris meminta Direksi untuk melakukan re-negosiasi pekerjaan CIS RISI, sampai diperoleh least cost, dan hasilnya agar disampaikan kepada Dewan Komisaris. : Dewan Komisaris memberikan waktu satu minggu kepada Direksi, untuk melakukan re-negosiasi dengan PT. Netway. saya ingat itu. : Ingat ya? : Apakah ketika itu, Andung Nitimihardja sebagai Komisaris Utama mengatakan kira-kira begini: jadi kesimpulannya gini, jadi secara prinsip kita menyetujui harga ini, tapi kita minta pada Direksi untuk kembali menegosiasikan, sampai kepada harga yang the least cost. Kalau perlu, pakai independent consultant, setelah itu laporkan ke kita, nanti kita dukung ke sana. Kan gitu. Jadi prinsipnya kita setuju ya, kita minta kepada Direksi untuk negosiasi ulang harga itu sampai kepada least cost, dan kalau perlu pakai independent yang tadi itu. Dan sekarang terserah kawan-kawan Direksi, kalau misalnya pakai terserah, kalau tidak, kalau mau yakin, silahkan. Tapi arahan Komisaris begitu. Setelah itu, jadi, sampaikan lagi. Saudara saksi ingat? : Tidak ingat kalau kata-kata itu. : Ini diulang lagi kemudian. : Itu di dalam notulen rapat atau itu? : Ini dalam rekaman rapat. Kemudian dikemukakan lagi begini, jadi gini, kita berkesimpulan bahwa pertama, ini harus segera dilaksanakan, karena memang ini sudah far behind lah. Ketinggalan ini. Kita harus segera dilaksanakan. Tapi, sekali lagi, kita minta Direksi untuk mereview kembali negosiasi itu, harganya itu, sehingga mencapai the least cost. Kalau perlu, kita pakai independent reviewer. Nah sekarang

25 terserah Direksi, setelah 2 minggu, oke pak setelah itu, kami.. setelah kami ini, harga menjadi ini, setelah itu harus putus untuk lanjut ya. Nah, kata-kata seperti ini, apakah saudara saksi ingat bahwa Komisaris, Komisaris Utama, memang menyatakan harus seperti ini? : Di dalam rapat-rapat di Dewan Komisaris, termasuk rapat konsultasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, itu biasanya kami juga membuat rekaman. Tetapi, karena pembicaraan di dalam sidang itu, kan tidak selalu apa yang dibicarakan itu menjadi kesimpulan, maka yang menjadi kesimpulan, itu yang menjadi notulen rapat. Rekaman itu biasanya kami gunakan sebagai pendukung pada saat kita membuat rekaman, tapi tidak berarti semua yang ada di dalam rekaman itu kemudian dijadikan notulen rapat. : Ya, yang jadi pertanyaan saya adalah, masalah persetujuan ini di ulang sampai 3 kali oleh Komisaris Utama, tetapi oleh saudara saksi, ketika membuat risalah rapat, masalah ini saudara saksi tidak masukan. Itu yang menjadi persoalan. Seolah-olah tidak ada persetujuan dari Dewan Komisaris. : Kalau bapak lihat di dalam notulen rapat yang lain, kalau tidak salah sebelum keluarnya surat Dewan Komisaris, itu juga ada rapat antara Dewan Komisaris dengan Direksi. Intinya, seperti tadi saya sampaikan, sepanjang menyangkut penunjukan langsung, Dewan Komisaris tidak mempermasalahkan lagi. Tetapi, mengenai harga, itu masih ada catatan. Sehingga itu yang kemudian tertuang di dalam surat persetujuan prinsip dari Dewan Komisaris, yang ditanda tangani oleh pak alm. Andung. : Pertanyaan saya sekali lagi kepada saudara saksi, apakah di dalam pertemuan rapat konsultasi 7 November ini, pak Andung berkali-kali mengemukakan, menyetujui, termasuk harga? Akan tetapi, tetap harus di upayakan supaya masih bisa dikurangi, harga ini. Saudara saksi ingat itu? : Tidak ingat. Tetapi, di dalam membuat notulen rapat, biasanya notulen itu kami edarkan ke seluruh anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris yang disetujui apa yang seperti di dalam notulen rapat. : Apakah Dewan Komisaris juga membubuhkan tanda tangan di dalam notulen? : Kalau tidak salah di dalam notulen rapat kalau tidak salah ditanda tangani oleh 2 paling tidak pak. Dewan Komisaris. Tapi selalu saya edarkan, mereka kalau setuju, paraf. : Yang Mulia, kalau yang ada pada kami, risalah rapat ini tidak ditanda tangani oleh siapa pun. Nah, kalau boleh, supaya untuk menguji

26 kebenarannya ini, kami punya rekamannya. Pembicaraan di dalam rapat konsultasi antara Komisaris dan Direksi ini. PH(MI) : Ya silahkan nanti saudara ajukan dalam lampiran pembelaan saudara. : Apa boleh kami sebut.. kita perdengarkan di ruang persidangan ini Yang Mulia? Karena ini menyangkut keputusan, ucapan, dari alm. Andung Nitimihardja, yang kita tidak mungkin konfirmasi lagi. Dimana di sini 3 kali beliau mengatakan, bahwa menyetujui soal penunjukan langsung ini dan harga. Supaya tidak menimbulkan fitnah Yang Mulia. : Nanti rekaman ini juga akan menimbulkan masalah juga, apakah benar ini suara Andung. Perlu ahli juga ini. : Saya kira kalau kita percaya pada niat baik Yang Mulia, mestinya tidak ada masalah. ( tertawa) PH (SFM) PH (SFM) : Dan ini pun bisa dikonfirmasi kepada saksi- (dipotong oleh Hakim Ketua) : Kita bicara yuridis ya. Tanyakan sajalah apa yang saudara tanyakan, dia tahu tidak, bahwa saudara Andung mengemukakan, seperti bagaimana yang ditanyakan saudara Penasehat Hukum. Dalam rapat tersebut saudara hadir tidak? : Kalau tidak salah hadir pak. Tapi saya tidak ingat satu per satu kata-kata setiap anggota Komisaris. : Oke, dilanjutkan, Yang Mulia. : Baik, saya lanjutkan Yang Mulia. Saudara saksi, ini berkaitan dengan batas-batas kewenangan antara Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. Apakah saksi mengetahui, outsourcing Roll-Out CIS RISI itu, kewenangan siapa untuk menyetujuinya? Apakah kewenangan Dewan Komisaris? Atau harus juga memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham? : Pemahaman Dewan Komisaris pada saat itu, karena Roll-Out CIS RISI ini menyangkut beberapa hal. Pertama, multi years, kontrak lebih dari satu tahun anggaran. : Tidak, nanti saya lanjutkan. (dipotong oleh ) : Jadi begini, ada tidak aturan yang mendasari bahwa ini harus mendapat persetujuan dari RUPS? Ada tidak aturan yang mendasari itu?

27 : Kalau tidak salah disebutkan di dalam salah satu surat Dewan Komisaris. Di situ tertuang dalam Anggaran Dasar pak. : Ada di dalam Anggaran Dasar. Oke, baik. PH (SFM) : Mengenai persetujuan penunjukan langsung PT. Netway itu, kewenangan Dewan Komisaris, atau juga harus sampai memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham? PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) : Dari yang kami pelajari, itu harus sampai ke-, mendapat persetujuan dari pemegang saham. : Oke. : RUPS? : RUPS, ya. : Dasarnya dimana? : Di Anggaran Dasar. : Di Anggaran Dasarnya. Dasarnya dimana itu? : Anggaran Dasar. : Anggaran Dasar. Kontrak multi years, harus juga disetujui Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai harga? : Termasuk di dalam. : Termasuk di dalamnya. Baik. Nah, dari 4 ini, yang mana yang saksi ketahui, yang sudah disetujui oleh Dewan Komisaris, dan yang mana yang belum? : Jadi sampai tahun PH (SFM) : Tadi sudah dijelaskan ya. : Iya. : Bahwa soal outsourcing sudah tidak ditunjukan lagi, itu sudah tidak dipersoalkan lagi. Yang masih dipersoalkan itu yang mengenai harga. Saya rasa sudah jelas itu. : Baik Yang Mulia. Saya hanya ingin- (dipotong oleh ) : Jangan lah.

28 PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) : Saudara saksi, apakah saudara saksi mengetahui, mengapa Dewan Komisaris tidak menyampaikan permohonan persetujuannya ke Rapat Umum Pemegang Saham? : Dari aturan yang ada, yang harus minta persetujuan adalah Direksi, dengan melampirkan rekomendasi, atau persetujuan dari Dewan Komisaris. (dipotong oleh PH MDK) : Tunggu sebentar, sebentar. Direksi atau Komisaris? Yang minta persetujuan- (dipotong oleh Saksi P) : Yang harus minta-, menyampaikan surat permohonan persetujuan kepada RUPS, adalah Direksi. : Direksi? : Direksi. : Ada ketentuannya begitu itu? PH (SFM) : Jadi bukan Komisaris- (dipotong oleh Saksi P) PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) PH (SFM) : Bukan Komisaris. Komisaris hanya memberi- (dipotong oleh PH MDK) : Dari Komisaris ke Rapat Umum Pemegang Saham- (dipotong oleh Saksi P) : Komisaris hanya memberikan pendapat dan saran. : Sudah jelas keterangan dari saksi ini, yang melakukan itu adalah Direksi. : Apakah saksi mengetahui, Roll-Out CIS RISI itu telah dilaksanakan oleh PLN Disjaya dan Tangerang? : Tadi kan sudah dijelaskan juga oleh saksi, bahwa setelah dilaksanakan, dia tidak tahu lagi. : Iya. : Tidak tahu saudara saksi? : Pelaksanaannya saya tidak tahu pak. : Tidak tahu. Kapan dilaksanakannya tidak tahu? : Tidak tahu. : Baik, dilanjutkan.

29 PH (DA) PH (DA) : Saya tambahkan sedikit. Saudara saksi, tadi bahwa proyek multi years, dan apa segala macam itu harus melalui RUPS, pertanyaan saya, di PLN itu pelaksanaan RUPS itu ada berapa macam? : RUPS biasanya 2 kali. Kecuali ada yang luar biasa. Yang pertama itu adalah, RUPS mengenai persetujuan RKAP. Kemudian yang kedua adalah RUPS mengenai pertanggungjawaban tahunan, yang biasanya diselenggarakan pada bulan Juni tahun berikutnya pak. Kalau rapat RUPS untuk RKAP, biasanya pada awal tahun. : Sehubungan dengan proyek pelaksanaan Roll-Out CIS RISI, apakah sudah ada RUPS RKAP yang mengesahkan anggaran, dan pelaksanaannya? : Seperti tadi saya sampaikan, kalau anggaran untuk proyek Roll-Out CIS RISI, itu kalau tidak salah sejak tahun 2002 sudah ada. PH (DA) : Apakah hanya- (dipotong oleh Saksi P) PH (DA) PH (DA) PH (DA) PH (DA) : Dari anggaran, proyek Roll-Out CIS RISI. : Apakah saudara saksi hadir dalam RUPS tersebut? : Biasanya hadir. : Biasanya hadir. : Biasanya hadir. : Coba diingat lagi, apakah hanya anggaran saja yang muncul, atau bersamaan dengan pekerjaannya? : Sepengetahuan saya, bahwa Rapat Umum Pemegang Saham yang membahas RKAP, hanya membahas mengenai anggaran. Tidak membahas mengenai pelaksanaan. Pelaksanaan suatu proyek, itu nanti dibicarakan. Karena pelaksanaannya itu bisa dilakukan dengan pelelangan, bisa dilakukan dengan penunjukan langsung. Kemudian, kalau multi years, itu menyangkut, apalagi menyangkut tahun anggaran yang akan datang, itu biasanya, itu yang diperlukan persetujuan dari RUPS pak. Pelaksanaannya. : Pertanyaan saya, dari RUPS RKAP itu kan banyak sekali anggarananggaran yang disetujui. Apakah setiap anggaran yang disetujui di dalam RKAP tersebut, dilakukan kembali, RUPS untuk pelaksanaannya? : Jadi kalau untuk persetujuan pelaksanaan, atau persetujuan kontrak, itu biasanya tidak RUPS dalam arti sidang. Tapi yang disebut RUPS sirkuler pak. Jadi cukup Direksi berkirim surat kepada pemegang saham,

30 melampirkan data-data pendukungnya, kemudian kalau pemegang saham itu menyetujui, itu kemudian dikeluarkan surat persetujuan. PH (DA) : Sehubungan lagi dengan proses Roll-Out CIS RISI, apakah persetujuan seperti tersebut sudah didapatkan atau belum? Mengacu kepada persetujuan dari Komut, Andung Nitimihardja tadi pak. : Tadi seperti yang saya sampaikan, sepengetahuan kami, belum ada. PH (DA) : Surat 23 November 2003 PH (DA) : 23 November- (dipotong oleh PH DA) : Persetujuan izin prinsip, yang ditanda tangani oleh pak Andung Nitimihardja. : Ya itu- (dipotong oleh PH DA) PH (DA) : 21 November 2003 maksud saya. PH (DA) PH (DA) PH (DA) PH (DA) : Itu surat dari Dewan Komisaris. Itu adalah, sifatnya rekomendasi. Kemudian, itu perlu ditindaklanjuti oleh Direksi, untuk sebagai dasar minta persetujuan kepada pemegang saham. : Apakah saudara saksi, mohon berikan saya satu contoh, anggaran yang disetujui dalam RKAP, ditindaklanjuti dengan RUPS, apakah itu sirkuler ataupun dengan rapat. : Seperti tadi saya sampaikan, bahwa di dalam Anggaran Dasar, ada- (dipotong oleh PH DA) : Senyatanya pak. Bukan berdasarkan Anggaran Dasar, sudah saudara sebut berkali-kali. Senyatanya yang dilaksanakan di PLN. : Saya tidak bisa ingat mengenai contohnya. : Bapak sekretaris Dewan Komisaris ya pak ya. : Tentu melalui Dewan Komisaris kalau melakukan RUPS itu pak ya. Komisarisnya hadir pak ya. Senyatanya, ada fakta nggak, apabila anggaran disetujui di RKAP, dan untuk pelaksanaan dari anggaran tersebut, kembali laksanakan RUPS untuk pelaksanaan itu? : Seingat saya, setiap ada kontrak multi years, ya pak ya, saya tidak bisa menyebutkan secara spesifik yang mana, itu sebelum ditanda tangani oleh Direksi, pelaksanaannya, itu dimintakan persetujuan kepada RUPS. Setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Komisaris.

31 PH (DA) PH (DA) PH (DA) PH (DA) PH(DA) PH (DA) : Itu normatifnya pak. Maksud saya, yang bapak ketahui. : Saya tidak- (dipotong oleh ) : Maksudnya itu tadi, seingat saksi begitu. : Seingat saksi ya. Pertanyaan saya Yang Mulia- (dipotong oleh Hakim Ketua) : Secara spesifik, dia tidak ingat. : Tidak ingat ya pak ya? : Iya. : Kan banyak pekerjaan yang- (dipotong oleh ) : Sekarang kan orang gampang lupa, saya aja pelupa kok. : Ya kita mau apple-to-apple aja, jangan CIS, Roll-Out, karena begini- (dipotong oleh Saksi P) : Barangkali sebagai contoh, kontrak IPP, kontrak jual beli listrik. Itu sebelum di tanda tangani Direksi, meskipun pembicaraan atau negosiasi atau pelelangan sudah dilakukan, sebelum ditanda tangani, itu minta persetujuan RUPS. Malah kalau IPP itu juga minta persetujuan kepada Menteri Teknis terkait. : Bagaimana dengan sewa gedung, kantor-kantor perwakilan, yang juga multi years? : Kami tidak, saya belum punya pengalaman untuk memproses itu. : Tidak pernah punya pengalaman pak ya. PH (DA) : Kemudian, setelah OSCO dan non-osco, tadi proposal tahun 2001 konteksnya yang akhirnya di stop pembahasannya pada tahun 2002, ya pak ya. Proposal tahun 2001 itu OSCO, kemudian di stop, dan kemudian dirubah, ada proposal tahun 2003 yang diganti dengan non-osco. Pertanyaan saya, bagaimana, apa yang saudara ketahui, kapan suatu proyek itu bisa OSCO dan non-osco? : Jadi pembicaraan yang agak lebih banyak dilakukan mengenai pola OSCO dan non-osco itu pada tahun 2001 pak itu. Tapi pada saat proposal itu disampaikan kembali oleh Direksi kepada Dewan Komisaris pada tahun 2003, istilah itu tidak disinggung-singgung lagi. Hanya menyampaikan bahwa proposal Roll-Out CIS RISI dengan melakukan penunjukan langsung kepada Netway Utama, dengan harga kontrak

Saksi #13: Sofyan Djalil

Saksi #13: Sofyan Djalil Saksi #13: Sofyan Djalil Hakim : Baik, kalau tidak keberatan, siapa yang ingin diajukan terlebih dahulu? PU : Mungkin dari pak Sofyan Djalil dulu. Hakim : Silahkan, yang pak Sofyan tinggal dalam ruang

Lebih terperinci

Saksi #15: Fahmi Mochtar

Saksi #15: Fahmi Mochtar Saksi #15: Fahmi Mochtar : Pakai Mic nya, ya. Saudara tadi sudah disumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar, ya. Sesuai dengan apa yang saudara

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab

Lebih terperinci

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #11: Conny Kurniawan Saksi #11: Conny Kurniawan : Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe. : Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu? : Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan) : Saudara saksi

Lebih terperinci

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #17: Budi Maryati Saksi #17: Budi Maryati (Saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Saudara saksi Budi Maryati ya, saudara sudah disumpah dalam persidangan yang lalu untuk memberikan keterangan yang

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta : Sebelum kita lanjutkan C.V. Makasih ya. Nama saudara Setya Budi Arijanta S.H., K.N ya. Lahir di Surakarta 31 Desember 1970, agama Islam, alamat perum Puri Nirwana

Lebih terperinci

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie PU Sakai (BS) : Skors dicabut sidang di buka kembali (Palu diketuk). Saksi berikut. : Saksi Muljo Adji Abdoel Gonie dan saksi Budi Santoso.

Lebih terperinci

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93. Saksi #12: Nuraini : Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan) : Saudara di PLN bagian apa? : Di bagian Hukum. : Dari tahun berapa? : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun

Lebih terperinci

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo : Saksi meninggalkan ruang sidang. Saksi berikut. Ya berikutnya Budi Harsono. ( Hakim mengetuk palu) Saksi (BS) : Yang Mulia apakah diperkenankan Budi

Lebih terperinci

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi#6 : Bambang Boediono Saksi#6 : Bambang Boediono : Saudara diminta memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami dan saudara dengarkan langsung. Ya? Saudara adalah dosen teknik sipil?

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Sidang perkara nomor 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Soewondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu diketuk)

Lebih terperinci

Saksi #16: Tonny Soewandito

Saksi #16: Tonny Soewandito Saksi #16: Tonny Soewandito : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu diketuk) Terdakwa

Lebih terperinci

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan) Saksi #23: Ricky Singh Bedi, Saksi#24: Sri Wahyuningsih dan Saksi#25: Abdul Hakim Said : Saksi berikut. : Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang

Lebih terperinci

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa, Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka, dan dinyatakan terbuka untuk umum. Penuntut

Lebih terperinci

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo Selasa, 23 November 2011 Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo : Sidang perkara Nomor: 37/Pid B/Tipikor/2011/ PN Jakarta Pusat

Lebih terperinci

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut Saksi#5: Tunggono : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut : Saksi Tunggono : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari : Ahli berikutnya. : Ahli berikut dari BPKP. (Ahli AA memasuki ruang persidangan) : Baik, saudara ahli ya? Saudara pernah dimintai pendapat oleh penyidik KPK menyangkut

Lebih terperinci

Saksi #38 : Bagja Rasa

Saksi #38 : Bagja Rasa Selasa, 23 November 2011 Saksi #38 : Bagja Rasa : Sidang dibuka kembali. Saksi berikut. (Saksi BR memasuki ruang persidangan) : Saudara sudah disumpah ya, untuk memberikan keterangan apa yang saudara ketahui,

Lebih terperinci

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang (saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Jadi anggota, salah satu anggota majelis hari ini mengikuti pelatihan di Mega mendung, jika saudara

Lebih terperinci

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka

Lebih terperinci

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya : Sidang perkaran Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakpus atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati : Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM A. Bentuk-bentuk Rapat Umum Pemegang Saham dan Pengaturannya 1. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Notaris yang hadir dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi( ASj) : Baik yang pertama kita dengar,silahkan tinggal diluar, siapa ini didalam siapa? : Azwani Sjech Umar dengan Hardiv Harris Situmeang

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo : Sidang perkara nomor 27/Pid.B/Tipikor/2011/PN.PST atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondo MSc. dibukan dan terbuka untuk umum. (Palu di Ketuk)

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa? Panitera : Saksi Pandu Anklasito dan Rahmat : ya, silahkan duduk : ya, saudara berdua, saudara sudah disumpah menurut agama yang saudara anut, itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho Selasa, 30 November 2011 Pemeriksaan : Eddie Widiono Soewondho : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya? : Pernah Yang Mulia. : Pernah.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 66/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A. PIAGAM DIREKSI Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. 1. Peraturan Perseroan No. 40/2007 A. LEGAL BASIS 2. Peraturan Pasar Modal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG GERAKAN PRAMUKA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NO.2 TAHUN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PENYESUAIAN DENGAN POJK) ANGGARAN DASAR SEKARANG. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10

USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PENYESUAIAN DENGAN POJK) ANGGARAN DASAR SEKARANG. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10 ANGGARAN DASAR SEKARANG Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10 6. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan RUPS tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) pemegang saham

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN JUNCTO UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA TERHADAP

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah -saksi : Sidang perkara nomor No. 37/Pid.B/Tipikor/2011 PN Jakarta pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1286, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Rapat. Penyelenggaraan. Tata Cara. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi [Pasal 33 ayat (1 ) huruf

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI PERIHAL PENGUJIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika [Pasal 111 ayat ( 2), Pasal 112 ayat

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [Pasal 41

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ATAS PERUBAHAN MASA JABATAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAIMANA TERTUANG DALAM PASAL 14 DAN PASAL 17 ANGGARAN DASAR PERSEROAN

PERSETUJUAN ATAS PERUBAHAN MASA JABATAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAIMANA TERTUANG DALAM PASAL 14 DAN PASAL 17 ANGGARAN DASAR PERSEROAN AGENDA PERTAMA PERSETUJUAN ATAS PERUBAHAN MASA JABATAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAIMANA TERTUANG DALAM PASAL 14 DAN PASAL 17 ANGGARAN DASAR PERSEROAN Jakarta, 22 April 2014 LATAR BELAKANG Anggaran

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik [Pasal 29 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan [Pasal 27 ayat (1) huruf e ] terhadap

Lebih terperinci

( Saksi memasuki ruang sidang )

( Saksi memasuki ruang sidang ) Selasa, 1 November 2011 Saksi #30: Gani Abdul Gani : Saksi berikut? : Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang ) : Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK?

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 131/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 131/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 131/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Board Manual PJBS Tahun 2011

Board Manual PJBS Tahun 2011 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Board Manual adalah petunjuk tatalaksana kerja Direksi dan Dewan Komisaris yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN FORMIL DAN MATERIIL PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 2

Lebih terperinci