Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto"

Transkripsi

1 Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa, Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka, dan dinyatakan terbuka untuk umum. Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa. (Palu diketuk) : Kepada petugas dimohon menghadirkan terdakwa ke ruang persidangan ( hadir ke ruang sidang) : Saudara sehat ya? : Alhamdulillah sehat pak. : Sesuai dengan berita acara sidang, hari ini, kita masih mendengarkan saksi yang dihadirkan oleh Penuntut Umum. dengarkan baikbaik, karena pada gilirannya, saudara diberi kesempatan untuk menanggapi, dan mengajukan pertanyaan terhadap para saksi. Silahkan duduk di sebelah Penasihat Hukum saudara. : Terima kasih. ( duduk di sebelah Penasihat Hukum) : Saudara Penuntut Umum, hari ini ada berapa saksi? : Terima kasih Yang Mulia. Hari ini kami mencoba menghadirkan tiga orang saksi. Yang pertama, Ir. Aziz Sabarto, Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono M.E, dan Tunggono. : Silahkan. (Saksi-saksi dihadirkan ke ruang persidangan) : Baik, saudara bertiga sebelum majelis menanyakan mengenai keterangan saksi, majelis akan menanyakan identitas saudara, ya. Ir. Aziz Sabarto yang mana nih? Tempat tanggal lahir saudara yang mana? : Ambarawa. : Tanggal? : Tanggal 10 Juni tahun : Agama saudara?

2 : Katolik. : Pekerjaan saudara? : Pensiunan PLN. : Mantan Komisaris PT. PLN Tarakan ya? : Pendidikan S-1. Alamat tempat tinggal saudara? : Bintaro. Cikini 3. : Ini di jalan gedung.. : Oh itu rumah dinas yang lama. : Oh, yang lama ya. Dengan terdakwa, kenal saudara? : Kenal. : Ada hubungan keluarga? : Tidak. : Hubungan pekerjaan, dalam arti saudara digaji oleh terdakwa? : Tidak. : Prof. Dr. Ir. Bambang Budiono, M.E. Tempat, tanggal lahir saudara? Saksi (BB) : 30 November Saksi (BB) Saksi (BB) Saksi (BB) Saksi (BB) Saksi (BB) : Surabaya ya? : Surabaya. : Agama saudara? : Islam. : Pekerjaan saudara? : Dosen Teknik Sipil ITB. : Alamat tempat tinggal saudara? : Jalan Terusan Setra Indah 2, No. 6 Bandung. : Yang Jalan Ganesa 10 Bandung ini apa? : Bagaimana?

3 Saksi (BB) Saksi (BB) Saksi (BB) : Jalan Ganesa No. 10 Bandung? : Itu kantor. : Kantor? : Alamat kampus ITB. : Pendidikan S-3 ya. Warga Negara Indonesia. Kenal dengan terdakwa? : Tidak. : Baik. Tidak ada hubungan famili, juga tidak ada hubungan pekerjaan ya. Saudara Tunggono. Tempat, tanggal lahir saudara? Saksi (T) : Samarinda, 13 September Saksi (T) Saksi (T) Saksi (T) Saksi (T) Saksi (T) Saksi (T) Saksi (T) : Agama saudara? : Islam. : Warga Negara Indonesia. Pekerjaan saudara? : Pensiunan PLN. : Mantan Kepala Pusat Komite Nasional untuk Keselamatan Instalasi Listrik, ya? : Pendidikan S-1. Alamat tempat tinggal saudara? : Pondok Labu Indah D-2. : Dengan terdakwa, kenal saudara? : Kenal. : Ada hubungan keluarga? : Tidak ada. : Hubungan pekerjaan? Dalam arti saudara digaji oleh terdakwa? : Enggak. : Tidak, baik. Sebelum memberikan keterangan sebagai saksi, saudara bertiga disumpah, menurut agama yang saudara anut. Yang beragama Islam, silahkan berdiri. (Saksi BB dan Saksi T berdiri, untuk disumpah)

4 Hakim Saksi BB & T : Saudara yang bersumpah, kami menuntun. : Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah, sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar, tidak lain dari pada yang sebenarnya. (Saksi AS dan Saksi T kembali ke tempat masing-masing) : Silahkan yang beragama Katolik. (Saksi AS disumpah) Hakim Saksi AS : Tangan di atas al-kitab. Ikuti apa yang kami ucapkan. : Demi Tuhan saya berjanji, sebagai saksi, akan memberikan keterangan yang benar, tidak lain dari pada yang sebenarnya. Semoga Tuhan menolong saya. : Silahkan. (Saksi AS kembali ke tempat semula) PH 1 (MI) : Saudara Penuntut Umum, dari ketiga saksi ini, ada yang perlu disepakati? : Terima kasih Yang Mulia. Dari ketiga saksi ini, kami mengusulkan, pemeriksaan dibagi dua, pertama, pak Aziz. Pak Aziz ini mantan GM PLN Disjaya, kemudian digantikan oleh pak Tunggono. Jadi pertama diperiksa pak Aziz, yang kedua, pak Tunggono dan saksi Budi, Profesor Budi, Profesor Bambang Budiono, karena pak Tunggono sama Profesor Bambang, sama-sama menandatangani suatu perjanjian. Demikian kalau disetujui. Terimakasih. : Jadi yang pertama.. Penasihat Hukum bagaimana? : Yang Mulia, memang kalau kita lihat pada 1995 sampai 1999, itu ada kesambungan pekerjaan, atau kebersamaan di dalam pekerjaan antara pak Tunggono dengan Profesor Bambang. Akan tetapi, pak Tunggono ini, beliau sempat menjadi Direktur.. Direktur Pemasaran di PLN, sejak tahun 2001 sampai Jadi ini akan terlalu banyak hal yang tidak sama. Jadi menurut hemat kami, supaya, lebih fokus kita, kami usul supaya ketiga-tiga beliau ini, diperiksa satu per satu. Terima kasih Yang Mulia. Baik, saya yang mau diperiksa pertama? : Ir. Aziz Sabarto.

5 : Ya, saudara Aziz tinggal di dalam ruang sidang, yang lainnya tunggu dulu di luar, ya. Silahkan. (Saksi BB dan Saksi T meninggalkan ruang sidang) : Di tengah-tengah ya pak, ambil micnya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK? : Pernah. : Sebelum saudara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan tersebut, saudara membacanya terlebih dahulu? : Benar keterangan saudara di sana? : Benar. : Benar, ya. Tidak ada yang berubah? : Tidak. : Ya, sekarang, Penuntut Umum, apa yang mau ditanyakan? : Terima kasih Yang Mulia. Mohon izin. Saudara saksi Aziz Sabarto. Pada waktu saksi menjabat sebagai GM PT. PLN Disjaya, apakah saksi pernah menandatangani suatu perjanjian, dengan Politeknik ITB? : Pernah. : Pernah. Kalau pernah, apa yang.. masalah apa yang diperjanjikan? : Pertama adalah... (Dipotong oleh ) : Tunggu sebentar. Itu kapan? : Tahun : Tahun Itu, no. berapa? Masih ingat? : Tahun 1994, no : Itu menyangkut masalah apa? : Itu menyangkut masalah rencana induk sistem informasi. : Gimana itu coba? Gimana coba? Ceritanya gimana itu? : Waktu itu memang, kami memerlukan suatu rencana induk sistem informasi, di PLN Distribusi Jakarta Tangerang.

6 : Itu apa? Detailnya rencana induk sistem informasi itu gimana? : Sebelumnya PLN itu mempunyai business process per satu term manual, dan itu sudah ada, berdasarkan yang kita mengistilahkan Tata Usaha Langganan. Business process mulai pelanggan, menjadi.. hmm.. jadi calon pelanggan, menjadi pelanggan dan pra pelanggan. Sudah dalam bentuk manual, tapi PLN Distribusinya menghendaki agar itu bisa dibuat sistem informasi. Tapi ada kegiatan lain yang sebetulnya juga mix bidang informasi. Supaya PLN Distribusinya mengetahui, yang mana yang perlu dibuat informasi, maka perlu dibuat rencana induk dulu keseluruhan. Rencana induk untuk mengetahui, bidang-bidang mana yang diperlukan sistem informasi. Maka kami, bekerja sama dengan ITB. : Terus? : Dan waktu itu, kami bekerja sama dengan ITB, berdasarkan kontrak induk antara rektor ITB dengan Dirut PLN. Atas dasar itu, kami memulai kerja sama dengan ITB, tahun 1994 itu adalah untuk membuat rencana induk sistem informasi. : Itu perjanjiannya sampai kapan? : Perjanjian sampai pekerjaan itu selesai, kemudian dilanjutkan dengan rencana kontrak, rencana tahap I. Untuk.. setelah dari potret rencana induk sistem informasi itu, ternyata ada 5 sub-sistem process yang harus dipakai dengan sistem informasi. Kemudian, kami dan Pimpinan PLN Distribusi, sempat memilih 3 yang dibuat rancangannya lebih detail. Jadi rancangannya yang untuk diimplementasikan. Itu adalah kontrak berikutnya. Tahun 1994 juga. : Ini dijadikan bukti ya. : Siap. : Ya, apa lagi yang mau ditanyakan? : Baik. Saksi ya, di dalam perjanjian.. berarti ada dua perjanjian, yang saksi tanda tangani ya? : Betul. : Pertama kontrak no. 490 tanggal 23 Agustus 1994, dan kontrak No tanggal 11 Mei 1995, ya?

7 : Baik. Kontrak tentang rencana induk sistem informasi PLN, dan rencana induk sistem informasi tahap desain dan sistem ke satu ini, tadi kan berkaitan dengan TUL ya, Tata Usaha Langganan. : Betul. : Itu fitur-fiturnya apa saja yang saksi tahu, fitur-fitur TUL itu? : Di dalam business process itu ada enam proses. : Bisa disebutkan? : Tata usaha langganan, sistem pelayanan pelanggan, kemudian sistem pencatatan meter, sistem pembukuan piutang pelanggan, sistem pembuatan rekening, sistem penagihan, dan pengawasan kredit. : Baik. Dalam perjanjian tersebut, apakah dibolehkan untuk di subkon kan kepada pihak lain? : Di dalam kontrak, kami sebutkan tidak boleh. : Boleh ya. Kemudian.. (Dipotong oleh Saksi AS) : Tidak boleh. : Tidak boleh? : Tidak boleh. : Baik. Tidak boleh di subkon kan kepada orang lain. Kemudian mengenai hasilnya, input daripada hasil pekerjaan tersebut menjadi milik siapa? : Waktu kami buat itu, jelas itu milik PLN. Kami anggap karena memang kami ambil, kami gali dari... (kata yang diucapkan Saksi AS kurang jelas) langganan : Baik. : Jadi itu di atur di dalam perjanjian ya,kalau itu menjadi milik PLN? : Betul. : Itu menjadi milik PLN sejak kapan, dan sampai dengan berapa lama? : Maaf pak, kontrak kedua itu belum selesai, saya sudah diganti. : Begitu ya. : Saya sudah masuk ke PLN Pusat. : Jadi di kontrak yang pertama?

8 : Kontrak pertama itu hanya rancangan, kemudian kontrak yang kedua adalah detail, desain tahap I. : Namun di kontrak yang kedua, saudara enggak tahu menahu? Atau gimana? : Setelah tanda tangan, kontrak setelah satu bulan, saya sudah dipindah ke PLN Pusat. : Ya, artinya saudara yang menandatangani kontrak yang kedua kan? Itu di atur tidak? Mengenai kepemilikan ya. : Di atur pak. Milik PLN. : Sejak kapan, sampai? : Sampai setelah selesainya tahap I, itu milik PLN. : Gitu ya. Baik, apa lagi. : Baik. Apakah perjanjian yang satu dan dua tadi, berikut hasilnya, itu saksi laporkan kepada PLN Pusat? : Saksi laporkan ya. : Kemudian, selanjutnya.. kemudian kalau dilaporkan ke PLN Pusat, ya, itu bagian apa yang, atau kepada saksi laporkan? : Kami laporkan waktu itu ke Direktur Pengusahaan. : Direktur? : Pengusahaan. : Kalau sekarang apa namanya? : Sekarang.. kalau sekarang sampai hari ini direktur Niaga. : Direktur Pemasaran? : Direktur Pemasaran itu periode tahun 1999 mungkin. : Baik. Kemudian, apakah saksi pernah mengikuti presentasi PT. Netway di PLN Pusat?

9 : Pernah. : Kalau pernah, kapan dan apa yang di presentasikan di sana? Dan apakah terdakwa ada hadir di sana? : Kapannya saya lupa. Tapi satu saat, waktu itu Direktur Pemasaran ada tamu, mau mempresentasikan tentang sistem pelayanan pelanggan yang di dukung dengan sistem informasi. : Direktur Pemasarannya ketika itu siapa? : Bapak Eddie Widiono. : Terus? : Kemudian saya di beri tahu sekretarisnya untuk ikut hadir di rapat, karena mau presentasi. Terus kami hadir. : Siapa yang mempresentasikan ketika itu? : Yang presentasi ketika itu dari PT. Netway, saudara Ghani. : Dari PT. Netway saudara Ghani ya? : Apa yang dia presentasikan? : Dia bermaksud untuk melanjutkan, sistem informasi pelayanan pelanggan, untuk di outsourcing kan, kepada Netway. : Baik. Setelah presentasi, apa arahan terdakwa waktu itu? : Waktu itu, kalau enggak salah, beliau sangat sibuk, terus hanya singkat saja, Silahkan proposal di ajukan kepada GM PLN Distribusi Jakarta. Singkat saja. : Baik. Jadi ajukan proposal ke PT. PLN Disjaya. : Adakah lagi perintah dari terdakwa kepada pihak PLN Disjaya? : Ya perintahnya, setelah ada proposal masuk, PLN Disjaya harus mengkaji dan mengevaluasi untuk melaporkan ke Direksi. : Jadi ada arahan, kemudian meminta PLN Disjaya untuk mengevaluasi. Untuk proposal, apakah saksi tahu, apakah pihak Netway pernah berkonsultasi dengan PLN Pusat, untuk pembuatan proposal tersebut?

10 : Secara rinci, tidak. Tapi pernah, saudara Ghani datang ke Divisi Sistem Informasi yang waktu itu saya di undang. : Apakah saudara Ghani ini dari Netway? : Ya : Dari Netway? : Waktu presentasi memang sebagai Netway. : Maksudnya apa nih, waktu presentasi.. : Waktu presentasi, memperkenalkan dari PT. Netway, Dirutnya PT. Netway. : Nyatanya dia dari mana? : Waktu saya kenal di PLN Distribusi, dosen Politeknik ITB. : Apakah ketika perjanjian saudara dengan ITB, dia juga sebagai pihak di situ? Dari pihak ITB itu? : Mohon maaf, mohon di ulangi. : Ketika saudara menandatangani perjanjian kan dengan ITB ini. : Apakah saudara Gani juga sebagai pihak di situ? : Ya, karena sebagai dosen Politeknik ITB. : Dia ikut menandatangani perjanjian di situ juga? : Oh enggak. : Oh tidak. : Bukan. : Silahkan. : Jadi ini saya bacakan ya, keterangan saudara, pada BAP tanggal 6 Mei 2010, no. 9, ya. Masih sekitar tahun 2000, saya dihubungi oleh bapak Aritonang, selaku Kepala Divisi Sistem Informasi. Yang bersangkutan menyampaikan, ada orang PT. Netway Utama di ruangannya, yang mau konsultasi mengenai pembuatan proposal outsourcing CIS RISI, sesuai dengan arahan dari Dirsar. Dan saya diminta untuk datang ke ruangan beliau, kemudian saya datang ke ruangan bapak Aritonang dengan mengajak bapak Supanca. Di dalam ruangan, saya lihat sudah ada pak

11 Aritonang, bapak Abdul Ghani, dan Peter Grogan. Setelah saya masuk ke ruangan, bapak Aritonang memulai pembicaraan dan mengatakan: ini ada saudara Ghani Abdul Gani yang ingin konsultasi mengenai pembuatan proposal, sesuai dengan hasil presentasi, dan arahan Dirsar. Benar? : Baik. : Yang perlu ditambahkan di sini, yang dimaksud proposal, yang didiskusikan adalah masalah teknis. Tidak proposal sungguhan. : Tidak menyangkut mengenai biaya.. (Dipotong oleh Saksi AS) : Tidak. : Hanya masalah teknis saja yang dikonsultasikan? : Jadi karena memang di PLN Pusat, tentunya harus di lihat dari keseluruhan sistem yang ada di Pusat. : Baik. Apakah saksi pernah diminta oleh terdakwa, untuk membuat surat, ya. Saya sebutkan suratnya, surat no tanggal 13 Oktober 2000, yang ditujukan kepada GM PT. PLN Disjaya dan Tangerang, yang isinya memberikan izin kepada PT. PLN Disjaya dan Tangerang untuk menempuh cara outsourcing, terkait rencana implementasi CIS RISI. Benar? : Benar. : Bagaimana sampai saksi bisa di minta terdakwa, untuk membuat surat tersebut? : Ada surat dari GM PLN Distribusi, kepada Direktur Pemasaran, yang mengatakan, adanya proposal dari Netway. Sudah masuk dan sudah dipelajari. Permintaannya seingat saya, mohon untuk diizinkan menghadirkan pembicara. Karena yang diminta adalah pembicaraan kerja sama dengan pihak lain, bukan kewenangan saya sebagai kepala divisi waktu itu, maka saya konsultasi kepada Pak Eddie Widiono sebagai Direktur Pemasaran. Karena beliau memutuskan untuk di jawab. Tapi isi jawabannya, saya konsultasikan kepada beliau. Beliau mengatakan, sesuai laporan pada sidang Direksi, sebelumnya ada laporan pada sidang Direksi, bahwa isinya seperti yang ada dalam surat itu. Pointer-pointernya, itu yang disampaikan ke saya, dan saya membuat konsep itu, saya suruh staf saya di Kepala Dinas Pelayanan Pelanggan, berdasarkan pointer-pointer tersebut.

12 : Ini pada BAP saudara tanggal 6 Mei 2010 no. 9 ya, ini pada saat sidang Direksi tersebut dibahas, jadi mengenai surat tadi, mengenai surat bapak.. jadi pada saat sidang Direksi tersebut di bahas mengenai surat bapak Margo Santoso kepada Dirsar, Eddie Widiono, mengenai permohonan izin untuk melakukan pembahasan dengan PT. Netway Utama, yang menyangkut antara lain scope of work, seingat saya yang membawa surat tersebut ke sidang adalah bapak Eddie Widiono, dan menyampaikan bahwa terkait dengan masalah outsourcing CIS RISI, dia mendapatkan surat dari GM PLN Disjaya. Pada saat itu, tanggapan dari peserta sidang hanya menyampaikan hal-hal secara umum, seperti pelaksanaannya harus secara prosedural. Sebagian besar umum, sebagaimana surat itu. : Saudara saksi, ya, kemudian apakah saksi juga pernah diminta oleh terdakwa, pada tanggal.. membuat surat ya, no. 36 tanggal 15 Juni 2001, yang ditujukan kepada GM PT. PLN Disjaya dan Tangerang, yang isinya antara lain memerintahkan agar PT. PLN Disjaya dan Tangerang mengajukan negosiasi dengan PT. Netway, serta menugaskan tim IBP? : Benar? : Benar. : Bagaimana saksi sampai diminta terdakwa untuk membuat surat tersebut? : Itu adalah kelanjutan dari surat yang pertama. Surat pertama yang 4323, itu dijawab kembali oleh GM. Kalau enggak salah seperti itu. Dan jawabannya itu, kalau tidak salah, ada butir terakhir yang menyangkut bahwa, menginginkan kerja sama dengan PLN. Butir seperti itu juga merupakan, kalau menurut kami, itu kebijakan Direksi, dan bukan Direksi saja, terus pemegang saham dan Dewan Komisaris. Maka kami konsultasi kepada bapak Dirsar. Dan pada saat konsultasi, beliau bikin butir-butir, sebagaimana yang ada di surat tersebut. : Baik. Untuk tim IBP CIS ya, PT. PLN Pusat, memang ada di minta untuk membantu? : Ada. : Ada. Seingat saksi siapa pihak yang diminta untuk membantu? : Waktu itu ada teman-teman yang di bidang Teknik IT, dari Divisi Informasi.

13 : Bisa saksi sebutkan orang-orangnya, kalau saksi ingat? : Hmm.. di dalam divisi informasi, hmm.. di tim IBP CIS itu, kalau enggak salah di sana ada.. hmm.. saya lupa banyak, tapi di antaranya ada salah satu staf kami dari pelayanan pelanggan saudara Suyitno masuk dalam tim.... (kata yang diucapkan kurang jelas) Khairul Alam. Saya lupa namanya. Ada beberapa. : Apakah saudara Supanca juga masuk? : Baik. Baik, saudara saksi ya, apakah saksi pernah, ya, meminta kepada Margo, untuk membuat Berita Acara Pengusulan penunjukan langsung PT. Netway? : Saya menyatakan kalau.. bukan mengusulkan tapi saya hanya menanyakan pak Margo, kalau itu penunjukan apa enggak menjadi... (kata yang diucapkan saksi AS tidak jelas), karena penunjukan langsung ada aturannya. : Baik ya, saudara saksi sudah di sumpah ya. : Siapa yang memerintahkan saksi untuk meminta Margo membuat Berita Acara penunjukan langsung? : Bukan, bukan. Waktu itu adalah.. waktu saya ditunjuk pak Margo jadi tim re-evaluasi dan negosiasi. Pada saat itu, kami menanyakan. : Ya karena dari keterangan Margo, bahwa dia diminta saksi untuk membuat Berita Acara penunjukan langsung. Baik ya. Saudara saksi, apakah saksi mengetahui, bahwa ada perjanjian, enam perjanjian pemeliharaan SIMPEL RISI, yang dilaksanakan oleh Netway? : Iya, kami tahu. : Tahu. Dari mana saksi tahu? : Tahunya pada saat kami dijadikan tim re-evaluasi dan negosiasi. Baru pada saat itu, terungkap, pak Margo dan pak Toni Duyono waktu itu, beliau adalah stafnya pak Margo, bahwa PT. PLN Disjaya sudah melakukan kontrak dengan PT. Netway. Saya mengatakan, loh, PLN Pusat belum tahu, karena tidak pernah dilaporkan. : Seharusnya di laporkan?

14 : Saudara saksi ya, apakah saksi ada di tim.. saksi pernah di tim reevaluasi dan negosiasi, ya? : Baik. Apakah saksi pernah mengarahkan, agar melakukan kajian hukum kepada kajian hukum aspek legal PT. Netway ke ini.. ke kantor hukum Reksa Paramita? : Saya tidak mengatakan legal, tapi kajian hukumnya, iya. Karena di sana menyangkut masalah bahwa, anggapan saya SIMPEL RISI milik PLN, dan kalau itu dinyatakan ada tambahan milik orang lain, itu yang perlu diteliti secara hukum. : Baik. Apakah saksi pernah menyampaikan kepada terdakwa, ya, bahwa pekerjaan CIS RISI atau SIMPEL RISI ini, yang mengerjakan adalah Poltek ITB bekerja sama dengan PT. PLN Disjaya? : Ada ya. : Bagaimana? Apa yang saudara sampaikan? Bagaimana saksi menyampaikan? : Waktu itu memang saya sampaikan pada saat pembuatan surat-surat itu, dan saya katakan bahwa, Politeknik ITB bekerja sama dengan ITB untuk mengerjakan SIMPEL, bukan PT. Netway. : Masih ada? : Lanjut pak. Dilanjutkan. : Melanjutkan, majelis. Saksi Aziz Sabarto, tadi saudara menyatakan sebagai pemimpin PT. PLN Disjaya, ya. Tahun berapa? : Tahun 1992 sampai dengan : 1992 sampai dengan Setelah sebagai pemimpin.. GM di PT. Disjaya, saudara sebagai? Menjabat sebagai apa? Setelah dari GM Disjaya. : Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan : Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan pada PLN Pusat ya?

15 : Saat itu di bawah Direktorat Pemasaran ya? : Sebelumnya Direktorat Pengusahaan, dan berubah menjadi.. organisasi berubah menjadi di bawah Direktur Pemasaran. : Sebagai Kepala Divisi, saudara sejak tahun berapa? 1995 sampai? : Sampai tahun : Sampai tahun 2000 ya. Kemudian Direkturnya saat itu berarti sempat terdakwa ini ya? : Untuk terdakwa menjabat sebagai Dirsar sejak tahun? Saudara saksi tahu? Ingat? : Tahun : 1999 atau 1998? : Atau 2000, saya lupa. : Oh lupa ya. : Oke. Tapi setelah jadi Dirsar itu, terdakwa jadi Dirut PLN Pusatnya ya. : Kemudian mengenai tadi.. perjanjian kontrak 1 yang saudara tanda tangani tahun Saudara masih ingat mengenai nilai pekerjaannya? : Yang no. 489 kalau enggak salah sekitar 500-an. Saksi AS : Kemudian untuk.. (Dipotong oleh Saksi AS) : 500 juta. : 500 juta. Untuk kontrak yang kedua? : Saya lupa. Sekitar 1 atau 2 milyar. : 1,2 ya. : Saudara saksi apakah saudara pernah tergabung dalam tim re-evaluasi dan negosiasi? Sehubungan dengan rencana implementasi Roll-Out CIS RISI?

16 Di situ,di dalam tim itu apakah posisi saksi? : Sebagai pengarah. : Sebagai pengarah. Untuk dasar pembentukan tim re-evaluasinya itu, apakah saksi tahu? : Dasarnya enggak tahu, sampai suatu saat saya di telepon pak Margo, selaku GM, untuk diberitahu bahwa saya menjadi tim, yang dibentuk oleh pak Margo. : Yang menandatangani SK Pengangkatannya, saudara tahu? : Pak Margo. : Pak Margo. Untuk penandatanganan SK itu, apakah saksi tahu, sudah ada persetujuan RUPS, untuk pekerjaan dari implementasi Roll-Out CIS RISI itu? : Enggak tahu saya. : Saksi tahu? : Enggak tahu. : Tidak tahu. : Kalau seharusnya, saat pekerjaan itu di implementasi, apakah harus ada persetujuan dari RUPS? : Seingat kami, kerja sama di bawah.. di atas satu tahun, itu harus berdasarkan RUPS. : Harus berdasarkan RUPS. Lah yang saudara.. (Dipotong oleh Hakim Ketua) : Sebentar, sebentar, sebentar. Setahu saudara.. Dasar dari pengetahuan saudara apa? : Sepengetahuan saya, karena saya mengikuti rapat, beberapa rapat sidang Direksi, bahwa kalau kontrak di atas setahun, itu harus persetujuan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. : Ini di atur dimana? : Ada di atur di anggaran dasar PLN.

17 : Gitu ya. : Itu supaya jelas tu ya. Sepengetahuan saudara, sumber dari pengetahuan saudara itu apa, gitu loh ya. : Lanjutkan. : Saudara saksi, tadi saudara saksi menjelaskan bahwa saki sebagai pengarah, tim re-evaluasi dan negosiasi. : Apakah saudara saksi juga ikut dalam negosiasi itu sendiri? : Tidak. Tim pengarah hanya pada saat rapat pleno. : Rapat pleno. : Yang melakukan negosiasi siapa? : Di tim itu ada sub-tim, sub-tim. : Sub-tim, sub-tim. : Sebetulnya yang di negosiasi ini apa? Apa harga, atau pekerjaan? : Pertama tentunya scope of work. Kemudian lama pekerjaan. Kemudian nilai pekerjaan. : Termasuk nilai pekerjaan? : Ya, karena di situ ada sub-tim biaya, sub-tim teknis, dan sub-tim kajian hukum. : Dari proposal yang di ajukan oleh PT. Netway, kemudian kan di evaluasi oleh saudara, salah satunya sebagai tim pengarah, itu ada poin-poin apa yang dihilangkan dalam.. atau poin-poin apa yang di..antara yang di ajukan dalam proposal dengan kenyataan itu, apakah ada perubahan atau tidak? : Seingat saya, proposal itu permintaan kasar 5 tahun, tapi di rapat itu, kami menyarankan agar di evaluasi, apakah betul 5 tahun, dan apakah kalau di bawah 5 tahun, rugi berapa. Kami mengatakan bahwa, jangan

18 sampai ada ketergantungan. Karena memang awalnya SIMPEL itu milik PLN. : SIMPEL awalnya milik PLN? Karena kontrak kami membuat dengan Poltek itu SIMPEL. : SIMPEL. : Tadi dalam proposal, saudara sebutkan 5 tahun, ya. : Itu kemudian mengenai harga, itu bagaimana? : Maaf, di dalam tim pengarah, karena saya tidak detail, itu sepenuhnya diserahkan kepada sub-tim. Sub-tim biaya. : Mengenai biaya, saudara sebagai pengarah tidak.. (Dipotong oleh Saksi AS) : Tidak ikut campur. : Tidak ikut campur? : Kemudian tadi saudara menjelaskan bahwa SIMPEL itu milik PLN. : Apa perbedaan antara program SIMPEL RISI, dengan CIS RISI ini apa? : CIS RISI yang saya enggak tahu, dan baru kali itu saya tanya, dan memang karena saya tidak menguasai bodang IT, berubah dari SIMPEL jadi CIS RISI, kapan waktunya saya juga tidak tahu. : Maksudnya saudara tidak tahu ini, tidak tahu programnya, atau memang sebetulnya programnya sama tapi nama yang berbeda? : Waktu itu saya pernah tanya ke saudara Supanca, beliau menjelaskan karena saya tidak tahu, saya katakan Panca, apa sih dasarnya, perbedaannya CIS RISI dengan SIMPEL?. Pak, CIS itu pada dasarnya SIMPEL, tetapi, di dalam billing, sub-sistem billing, itu katanya ada software yang di klaim oleh PT. Netway, itu adalah miliknya PT. Netway. Seperi itu yang kami tahu. : Jadi programnya sama, tapi ada... (Dipotong oleh )

19 : Jangan disimpulkan : Iya maaf. Ada yang di akui, sebagai, salah satunya adalah milik PT. Netway ya. : Ini menurut penjelasan dari pak Panca, yang saya tanya. : Oh seperti itu. : Apakah dalam pengerjaan program SIMPEL RISI itu sudah dilibatkan PT. Netway? : Yang saya ketahui adalah, orang-orangnya, seperti saudara Ghani memang karena dosen ITB, saya tahu memang dia terlibat. Tapi pada saat itu, saya tidak tahu persis, PT. Netway terlibat kerja sama dengan ITB. : Sejak kapan saudara mengetahui bahwa Ghani ini sebagai Dirutnya PT. Netway? : Tahu saudara? Kalau saudara Ghani adalah Dirut Netway? : Ya, pada saat presentasi pertama tadi, di ruang sidang. : Itu disebutkan lagi sebagai Direktur? : Jadi yang tadi saudara jelaskan di awal yang tadi ya? : Kemudian pada waktu program pertama, tadi saudara jelaskan kerja sama dengan ITB. Apakah pada waktu itu ITB menyampaikan kepada saudara, bahwa ITB melakukan sub-kontrak dengan PT. Netway? : Tidak. : Tidak ada. Kemudian apakah pada waktu pengajuan PT. Netway dalam program SIMPEL RISI.. eh maaf, CIS RISI, PT. Netway menyampaikan bahwa dia sudah kerja.. pernah kerja sama dengan PLN? : Itu saya tahunya dari pak Margo, pada saat jadi tim re-evaluasi. Pak Margo memberikan copy surat, keterangan dari Politeknik yang menyatakan bahwa sudah punya kontrak dengan PT. Netway, dan itu sudah jauh dari setelah tahun 1994.

20 : Jadi, kerja sama antara Netway dengan ITB, apa kerja sama Netway dengan PLN? : Bukan. Surat yang menyatakan bahwa.. surat dari Politeknik yang menyatakan bahwa, mulai sejak CIS RISI, Netway sudah terlibat membuat bersama-sama Politeknik. Surat dari Politeknik ITB itulah yang disampaikan ke pak Margo, ke saya, bahwa Netway sudah terlibat sejak dari awalnya. : Oh surat keterangan dari Politeknik ITB? Yang waktu itu saya kaget, loh kok begitu. Kalau enggak salah, saya waktu itu saya kaget, karena itu tahun 2001, pada.. (Dipotong oleh ) : Tetapi pada waktu saudara terlibat di dalamnya, saudara malah tidak tahu? : Tidak tahu. : Baik. : Kontak-kontak saya dengan PT. Netway, saya tahunya saudara Ghani adalah Dosen Poltek ITB. : Seingat saksi, pada waktu bekerja sama antara PT. PLN Disjaya dengan ITB, apakah pada waktu itu, dalam isi perjanjian itu juga ada yang mengatakan tidak boleh di sub-kontrakkan? : Iya, terima kasih. : Satu, Yang Mulia. Saudara saksi, saudara saksi mengatakan bahwa terkait dengan suatu pengadaan yang berjalan lebih dari satu tahun anggaran, itu memerlukan persetujuan RUPS. Betul? (Dipotong oleh ) : Itu berdasarkan anggaran dasar PLN. : Baik, siap Yang Mulia. Pertanyaan saya, apakah terkait dengan hal yang sama, bila dalam satu pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu tahun, bagaimana? Apakah diperlukan juga persetujuan dari Dewan Komisaris PLN? : Apakah juga di atur dalam anggaran dasar yang sama? : Betul.

21 Saski (AS) Saksi AS Saksi AS : Sudah kan tadi. : Betul. : Ya, terima kasih. : Cukup ya. Silahkan saudara Penasihat Hukum. : Terima kasih, Yang Mulia. Saya mulai dari yang terakhir ini tadi, pak ya. : Saudara saksi katakan bahwa semua pekerjaan yang lebih dari satu tahun, mesti ada persetujuan dari RUPS. Betul itu ya? : Keputusannnya melalui Dewan Komisaris ke pemegang saham. : Ke pemegang saham ya. Baik. Termasuk menurut pengetahuan saudara saksi, apakah persetujuan-persetujuan seperti ini, juga termasuk misalnya, mengenai sewa kantor, atau pekerjaan-pekerjaan yang lain? Yang dilakukan di Kantor Wilayah, atau Kantor Cabang, memerlukan semacam persetujuan RUPS? : Kalau Kantor Wilayah, persetujuannya ke Direksi. : Bukan. Yang dilakukan oleh Kantor Wilayah, ya, dimana mereka melakukan kontrak, membuat hubungan kontrak yang lebih dari satu tahun. Saksi taadi mengatakan, bahwa setiap pekerjaan, apapun yang melebihi waktu satu tahun.. (Dipotong oleh Saksi AS) : Maaf, maaf. Saya koreksi pak. Kerja sama dengan pihak lain, lebih dari satu tahun. : (ucapan tidak terdengar karena tidak menggunakan mic) : Iya, kerja sama. Kan di dalam proposal CIS RISI kan mengatakan kerja sama. : Baik. Kalau orang melakukan kontrak rumah, atau mungkin menyewa apa, itu kan perjanjian kerja sama juga kan? : Sewa gedung, juga begitu. : Apakah menurut pengetahuan saudara saksi, semua hal-hal seperti ini, mendapat persetujuan dari RUPS?

22 : Melalui Direksi dulu, lalu masuk ke program anggaran, yang di anggaran itu melalui program RUPS. Di dalam anggaran, semua program ada. Seperti menyewa diesel, nyewa gedung, itu ada. Yang saya mau ketegasan dari saudara saksi, adalah hal-hal seperti ini dalam satuan anggaran, bukan satuan per pekerjaan kan? Ini yang saya ingin ketegasan dari saudara saksi, karena tadi saudara saksi mengatakan atas pertanyaan J, bahwa seolah-olah semua kegiatan, di wilayah atau di daerah, yang melebihi dari satu tahun, harus melalui Direksi, kemudian persetujuan Komisaris, dan persetujuan pemegang saham. : Bukan pekerjaan. Kerja sama. Kalau pekerjaan seperti cleaning service, enggak. Kalau pekerjaan kerja sama. Kerja sama itu mungkin sharing investasi,.. (Dipotong oleh ) : Enggak yang dimaksud dengan kerja sama di sini itu meliputi apa saja? : Yang disebutkan hanya kerja sama pihak ketiga lebih dari setahun. Begitu. Di dalam anggaran dasar, seingat saya begitu. Saya agak lupa. : (ucapan tidak terdengar karena tidak menggunakan mic) : Kenapa? : Tidak ada penjelasannya lagi? : Tidak. Sepengetahuan saya tidak. Tidak ada penjelasan detail. Tidak. : Saudara saksi ya. Kalau saya lihat di anggaran dasar Pasal 11 ayat 9 huruf e, dikatakan begini, mengadakan kerja sama dengan badan usaha, atau pihak lain, berupa kerja sama operasi, kontrak manajemen, kerja sama lisensi, bangun guna serah atau BOT, bangun guna milik atau BOO, dan perjanjian-perjanjian lain, yang mempunyai dampak keuangan bagi Perseroan yang berlaku, untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, atau satu siklus usaha antara lain, perjanjian pembelian tenaga listrik, atau PPA. Maaf itu yang saya maksud, karena saya tidak hafal. Pasal itu yang saya maksud. : Nah jadi.. (Dipotong oleh ) : Pasal itu yang dimaksud?

23 Oke baik kalau begitu. Artinya kan, jelas sekarang. Itu yang dimaksud. Kerja sama dengan pihak lain. : Yang mendapat persetujuannya itu, perjanjiannya, ya, atau apanya? Atau anggarannya? Yang menurut pengetahuan saksi? : Kalau lihat.. kalau di baca gitu memang perjanjiannya sama anggarannya. : Oke. Faktanya, sepengetahuan saudara saksi selama ini seperti apa? : Seingat saya memang Direksi melalui keputusan Dewan Komisaris, dan itu adalah salah satu pintunya, untuk meminta persetujuan, dan itu sudah dilakukan oleh Direktur Pemasaran waktu itu, dari Direksi. : Yang disetujui ini, anggaran atau perjanjian? : Perjanjian kerja samanya. : Perjanjian kerja samanya? : Anggarannya? : Anggarannya waktu itu disampaikan dan Komisaris waktu itu kalau enggak salah, menyatakan apakah itu sudah memasuki anggaran. : Misalnya kerja sama payment point? : Contoh ini bisa mewakili itu? : Kalau kerja sama payment point itu adalah masuk di anggaran operasi Juni, dan itu memang masuk, karena total di anggaran operasi Juni itu masuk di dalam anggaran konsolidasi di PLN Pusat. : Jadi kalau begitu anggarannya yang perlu mendapat persetujuan, bukan perjanjiannya? : Betul, betul. : Tidak boleh disimpulkan, ya. : Saya teruskan Yang Mulia, makasih. Tadi saudara saksi menyebut soal di awal, mengenai laporan ke PLN Pusat mengenai perjanjian yang saudara tanda tangani.

24 : Pertanyaan saya, yang saat itu sedang menjadi Direktur Pengusahaan itu siapa? : Bapak Dr.Ir. Sunyono Suwito. (kurang jelas) : Oke. Apakah laporan ini kemudian diteruskan kepada penggantipengganti dari beliau? : Hmm, seingat saya sampai Pak Tunggono selesai masih dengan ITB masih dilaporkan. Tapi setelah penggantian Pak Margo dengan ITB saya sendiri tidak tahu terutama dengan yang dilaporkan. : Oh, kontrak yang dilaporkan yang dilaporkan Pak Margo yang saudara saksi tidak ketahui yang mana itu? : Yang tadi ditanyakan, yang contoh contoh tadi sebelumnya. : Yang 6 perjanjian itu? : Menurut pengetahuan saksi yang keenam perjanjian ini multi years apa nggak? : Nggak. Satu tahun anggaran. : Satu tahun anggaran. Perjanjiannya? Tapi faktanya penyelesaiannya bagaimana? : Kalo nggak salah itu diperpanjan lagi diperpanjang karena ada kontrak pertama, kontrak kedua, kontrak ketiga, begitu. : Nah, menurut pengetahuan saudara saksi perpanjangan-perpanjangan kontrak ini penyebabnya apa ketika itu? Karena pekerjaannya belum selesai? : Saya memang pernah nanya sama Pak Margo, karena memang kata Pak Margo, menurut penjelasan Pak Margo karena memang SDM nya di PLN disamping kurang kualifikasinya tidak bisa untuk mengerjakan itu. Karena waktu itu ada kebijakan Tarif Dasar Listrik yang harus naik setiap tahun, eh setiap tiga bulan sekali. : Saya teruskan. Mengenai soal kenaikan Tarif Dasar Listrik tadi ya saudara saksi, yang saya mau tanya kepada saudara saksi adalah situasi Disjaya ya, keuangan Disjaya pada tahun 2000an ya, itu ketika itu bisa berkonsiliasi secara baik atau tidak? : Tidak, kurang baik. Bisa berkonsiliasi tapi kurang baik.

25 Saksi AS) : Kurang baik. Apakah itu juga termasuk salah satu, menurut pengetahuan saudara saksi, apakah itu juga yang termasuk diantaranya tindakan yang lebih awal didahulukan oleh pihak PLN ketika itu? Melakukan rekonsiliasi keuangan ini? : Waktu kami berdiskusi kontrak dengan ITB itu justru kami ingin memperbaiki ketidak baikan itu, karena seperti ada pendapat maker keliru, rekening keliru, pelanggan, itu lah ada kaitannya kepada pendapatan PLN. Jadi pertimbangan pendapatan, maka diperlukanlah Sistem Informasi. : Ada nggak ini hubungannya dengan rekstrukturisasi terhadap PLN ketika itu? : Ada. : Bisa saudara saksi jelaskan? : Oke. Karena waktu itu ketika kami menjadi pimpin Distribusi, cabang di Jakarta hanya ada 7, secara mendadak berubah menjadi 35 unit. Masing masing unit mempuyai kegiatan masing-masing termasuk kegiatan IT. Saat itulah terjadi agak kejadian sedikit beda. Bagus konsultasinya dan itu yang membuat beberapa hal yang mengatakan bahwa rekonsilasi keuangan PLN sebetulnya PLN Distribusi tidak begitu baik. : Apa yang bisa saudara saksi katakan bahwa rekonsiliasi keuangannya tidak baik itu tadi, apa karena tidak tercatatnya sejumlah uang.. : Yang mungkin sampai.. Menurut ingatan saudara saksi mencapai berapa uang yang tidak tercatat secara layak? : Wah... saya lupa. Tapi cukup lumayan. : Cukup lumayan? Sampai 80 Milyar? 100 Milyar? : Hmm.. waktu jaman saya sebetulnya nggak sampai situ. Tapi setelah 35 unit tadi total bisa sampai situ. : Nggak, saya ingin fokus pada tahun 2000 itu. : Hmm, maaf tahun 2000? : Tahun 2000 itu mungkin kalo udah diatas ratusan Milyar. : Jadi yang tidak di rekonsiliasi itu sudah ratusan milyar? Diatas ratusan milyar?

26 Bukan tidak biasa. Total artinya belum bisa diakuinya bahwa itu benar atau tidak. Selisih, ada selisih sampai segitu. : Selisih ini di pencatatam atau di accouting? : Di accounting, kalau pencatatan di accounting. : Oh.. catatannya ada tapi real nya ada nggak ketika itu? Menurut sepengetahuan saudara? : Nah justru itulah, yang namanya laporan kan harus disesuaikan. Tapi ada selisih, istilah selisih itu ya antara data dan dana tidak sama. : Oke. Saya teruskan ke soal lain ya saudara saksi. Tadi sauadara saksi mengatakan juga, waktu ittu suaudara saksi mengatakan bahwa Pak Eddie Widiono sebagai Direktur Pemasaran dan saudara saksi tadi mengatakan ketika sudah bertemu dengan Ghani dan yang lain-lain, tadi Pak Eddie Widiono ini mengatakan silahkan ajukan proposal, ya. : Begitu ya? Nah, menurut pengetahuan saudara saksi, ya, apakah yang dilakukan oleh saudara terdakwa ini, itu masih masuk sebagai lingkup pekerjaan atau tanggung jawabnya beliau sebagai Direktur Pemasaran? : Di dalam pelaksanaan operasional tidak, itu tanggung jawab GM PLN Distribusi Jaya dan Tanggerang. : Nggak. Maksud saya pekerjaan seperti ini, GM itu melapornya kepada siapa? : Direktur. : Kepada Direktur Pemasaran? : Oke. Jadi itu masih masuk ke dalam lingkup pekerjaan? : Oke. Saya teruskan pertanyaan saya yang lain ya Pak, ya. Tadi saudara saksi juga mengatakan bahwa, saya yang ingin kejelasan ketika saudara saksi menandatangani perjanjian tahun 94 itu ya. : Kemudian saudara saksi juga mengikuti beberapa perjanjian yang akhirnya ditandatangani tahun 2004 ya?

27 : Nggak. Kalau tahunnya tahun 2004 saya nggak mengikuti. : Atau perjanjian yang dibuat sekitar 2003 kemudian ditanda tangani 2004 itu saudara saksi masih mengikuti nggak? : Tidak. : Oh, tidak, ya. Oke. Saya kembali ke soal yang tadi saudara saksi katakan soal tim reevaluasi, ya. Menurut ingatan saudara saksi, ya, proposal yang di evaluasi yang dimana saudara saksi ikut serta itu, ya. Ada atau tidak perbedaan yang sangat mencolok, ya, dengan perjanjian- perjanjian yang pernah saudara tanda tangani? : Secara teknis kami tidak memepelajari detail proposalnya. : Oke. : Karena kami disitu hanya menjadi Tim Pengarah. : Oh hanya jadi tim pengarah ya? : Baik. Mengenai harga dari... kemudian kan dibuat hasil evaluasi. Ketika di evaluasi oleh tim itu, apakah terdakwa ini ikut juga membuat saransaran atau menyampaikan pendapat-pendapat terhadap tim evaluasi melalui saudara saksi atau melalui orang lain? : Tidak. : Oh tidak pernah. Mengenai... atau apakah juga tim evaluasi atau tim reevaluasi ini juga apa mengkaji mengenai soal harga? Ada sub-tim bidang biaya. : Ada sub-tim bidang biaya, ya. : Menurut pengetahuan saudara saksi, apakah Pak Eddie ini sebagai Dirut atau sebagai Direktur Pemasaran ketika itu ya, juga mengajukan usulanusulan mengenai soal besaran atau nilai kontrak ini atau harga dari kontrak ini? : Tidak. Seingat saya yang soal surat tadi yang ditanyakan oleh Bapak tadi. Ada surat yang jelas-jelas disampaikan Pak Eddie kepada saya adalah tidak boleh di mark-up. Itu yang jelas dikatakan pada surat tersebut. : Ada jelas kata-kata dari.. (dipotong oleh saksi AS)

28 : Di dalam surat itu. : Di dalam surat itu. Karena beliau jelas-jelas katakan tidak boleh di mark up, begitu. Nah itu ada di salah satu surat. : Kalau saudara saksi bisa ingat, itu surat tahun berapa itu? : Eeeh tadi yang dibacakan kalau nggak salah tahun 2000, Januari 2001 yang nomor : Oke. Saya kembali sedikit lagi ke sekitar soal perjanjian yang saksi tanda tangani, ya. : Didalam.. Apakah saksi masih ingat di dalam perjanjian itu, kalo perjanjiannya ini sudah selesai boleh atau tidak perjanjiannya itu diteruskan oleh pihak lain? Atau pekerjaan-pekerjaannya itu boleh atau tidak diteruskan oleh pihak yang lain? : Tidak ada. : Tidak disebut dalam perjanjian? : Kemudian saya tanya lagi yang lain ya. Saya ingin kejelasan dari pengetahuan saudara saksi, mengenai pekerjaan ini ya. Tadi saudara skasi mengatakan bahwa Netway itu sudah ikut menurut keterangan Pak Margo ya? : Oke. Pertanyaan saya sepengetahuan saudara saksi baik sebagai tim pengawas, ya. : Maaf.. itu tim pengarah. : Eh tim pengarah. Bersama-sama dengan Aritonang, ya. : Ketika itu yang diputuskan oleh tim pengarah ini apa? : Eehh kami menyampaikan bahwa dari segala aspek harus dipertanggung jawabkan, ketentuan-ketentuan yang ada di kebijakan direksi itu harus dilakukan, kan ada tercantum kondisi tentang masalah pengadaan penunjukan langsung dan segala macem itu harus diperhatikan,

29 kemudian di segala aspek juga harus diperhatikan, kemudian bidang teknik. Jadi masing-masing sub-bidang kami arahkan sesuai dengan job nya. Bidang tadi kami kaji seberapa jauh scope of work kemudian berapa lama sebetulnya harus di pakai. Dan apakah benar ini harus di outsourcing kan, itu itu.. ehhh, tim pengarah mengatakan seperti itu. : Oke. Arahan dari terdakwa ini ketika itu kepada saksi apa? : eehh, kalo saya ngeliatnya adalah sesuai dengan surat. Surat yang kami berdua buat saat itu. Berdasarkan surat itu beliau mengatakan bahwa itu tidak boleh ada mark-up dan perlu dikaji dan bila ada biaya dilaporan ke direksi, itu semua yang berdasar itu saja. Yang seingat saya sebagai arahan direksi Pak Eddie Widiono, yang itu menjadi pedoman saya yang saya pakai. : Arahan lisan nggak pernah ada Pak? : Nggak ada. : Nggak ada, ya. Saya teruskan ke yang lain Pak Azis, ya. Saya kembali ke soal yang agak-agak sedikit.. terutama yang berhubungan dengan surat dakwaan ya Pak Azis. Pertama, di dalam surat dakwaan ini saudara saksi pernah mendengar, atau pernah diperiksa atau tidak, untuk tersangka yang lain misalnya Fahmi Mochtar? : Nggak. : Margo Santoso? : Nggak. : Ghani Abdul Ghani? : Nggak. : Saudara saksi nggak pernah diperiksa untuk mereka? : Nggak. : Ketika saudara saksi diperiksa dulu apakah pernah dikatakan bahwa BAP yang saudara buat ini berhubungan dengan orang orang ini yang sebutkan tadi namanya sebagai tersangka juga? : Nggak. : Oh tidak. Apakah ketika itu saudara saksi pernah diperiksa atau ditanya mengenai penerimaan uang, ya, oleh Pak Eddie Widiono sebesar 2 Milyar, Margo Santoso 1 Milyar, kemudian Fahmi Mochtar 1 Milyar, berdasarkan Bussiness Plan PT.Netway?

30 : Nggak. : Tidak pernah ditanya? : Nggak. : Apakah saksi juga pernah ditanya mengenai adanya kerugian PT.PLN sebesar Rp ,59? : Nggak. : Tidak pernah ditanya soal itu? : Nggak. : Kemudian saya teruskan pertanyaan saya kepada yang lain. Apakah saksi mengetahui bahwa pada bulan September tahun 2000, Pak Eddie ini, terdakwa sekarang bersama Ghani Abdul Ghani telah merencanakan aplikasi SIMPEL RISI di seluruh kantor cabang PLN Disjaya dan Tanggerang melalui perjanjian kerjasama antara PT.PLN Disjaya dengan PT.Netway Utama? : Nggak. : Tidak pernah mendengar itu? : Nggak. : Tidak pernah tahu itu? : Nggak. : Tidak pernah ditanya oleh penyidik mengenai itu? : Nggak. : Oke. Kemudian apakah saksi pernah mengetahui bahwa dalam hubungan tadi saudara saksi diminta untuk membuat proposal, ya. Ghani Abdul Ghani itu membuat proposal yang nilainya untuk kegiatan selama 5 tahun, Rp yang kemudian dipresentasikan kepada saudara terdakwa yang ketika itu Pak Eddie? Tau nggak mengenai hal itu? : Kami tuh taunya dari surat Pak Margo pada saat menjawab suratnya Pak Eddie yang pertama tadi, yang 4323 itu. : Oh jadi bahwa Pak Eddie yang meminta mereka membuat proposal dengan nilai seperti ini tidak pernah ada? : Tidak ada.

31 : Ketika itu angka ini dipresentasikan atau tidak? : Tidak. Presentasi hanya singkat, pak, tidak lebih dari sepuluh menit, karena Pak Eddie waktu itu memang banyak tamu. : Oke. Kemudian pada bulan September tahun 2000, di Ruang Rapat Direktur Utama PT.PLN mengundang Ghani Abdul Ghani untuk mempresentasikan kembali proposal kerjasama roll out CIS RISI tersebut dihadapan terdakwa dan beberapa pejabat PLN kemudian dikatakan juga terdakwa menyetujui proposal tersebut dengan meminta Ghani mengajukan penawaran kepada PT.PLN Disjaya? Ingat nggak saudara saksi mengenai hal itu? : Nggak, nggak ingat. : Peristiwa itu saudara saksi.. (dipotong Saksi AS) : Tidak. : Kemudian satu lagi, ini masih berhubungan dengan ini Pak ya, saksi ingat atau tidak bahwa sesudah presentasi itu kemudian Pak Margo Santoso membuat satu surat, ya, dimana dalam surat itu disebutkan bahwa dia berkehendak atau bermaksud untuk mengirim Letter of Intenet kepada PT.Netway Utama. Saksi ingat ya? : Apakah jawaban terhadap suratnya Pak Margo ini saudara saksi yang membuatnya? : Waktu itu kan berkonsultasi dengan Pak Eddie Widiono, sebagai Direktur Pemasaran. : Sebagai Direktur Permasaran, bapak konsultasi dengan beliau. Apakah di dalam konsultasi itu Pak Eddie menyetujui terhadap persetujuan memberikan Letter of Intent ketika itu? : Nggak. Seingat saya yang kalimat pertama saya masih ingat. Berdasarkan laporan dalam sidang direksi seingat saya begitu, maka pada dasarnya outsourcing dapat dilakukan hanya seperti itu, dengan syarat seperti pada butir itu yang sering disampaikan kepada saya, pointer itu Pak Eddie kepada saya. : Jadi tidak menyebut-nyebut Letter of Intent itu ya? : Nggak. : Ada nggak diskusi antara Pak Azis dengan Pak Eddie mengenai Letter of Intent ketika itu?

32 : Nggak. : Jadi tidak.. : Khusus surat itu memang berdasarkan laporan Pak Eddie dalam sidang direksi dan disetujui yang tiga tadi itu lah yang dimasukkan ke dalam surat. : Saya teruskan pertanyaan saya. Apakah betul Pak Azis yang membuat surat 4323 tahun 2000 tanggal 14 Oktober 2000 yang ditujukan kepada GM PT.PLN Disjaya yang isinya memberikan izin kepada PT.PLN Disjaya dan Tanggerang untuk menempuh cara outsourcing terkait rencana implementasi CIS RISI di PLN Disjaya dan Tangerang serta memerintahkan mempersiapkan anggarannya dengan saran implementasi Januari 2007? Semua surat 4323 kami konsultasikan. Butir-butirnya kami banyak karena apa, yang diminta Pak Margo selaku GM adalah kebijakan dan keputusan direksi. Bukan kewenangan Kepala Devisi. Jadi kami tidak mengucapkan secara detail konsep surat itu, kami meminta kepada Direktur Pemasaran. Dan Direktur Pemasaran menyampaikan sesuai dengan sidang direksi. Itu yang saya tahu. : Oke. Mengenai persiapan anggaran ini ada perintah nggak dari Pak Eddie ketika itu? : Iya, memang apakah betul, itu anggarannya ada di PLN Distribusi... (kata yang diucapkan Saksi AS kurang jelas) : Saya ingin kejelasan tolong diulang Pak mengenai perintah persiapan anggaran ini. : Karena persiapan.. di dalam surat 4323 tidak ada mengenai anggaran. Di dalam surat 4323 hanya mengatakan bahwa ada efisiensi di PLN dan tidak mengatakan investasi jangka panjang. Itu yang disampaikan direksi dan Pak Eddie waktu itu menyampaikan saran kepada saya, jangan sampai itu merugikan PLN, kalimatnya tidak ada anggaran. : Saya teruskan ya Pak. Mengenai yang tadi sudah bapak sebut-sebut mengenai tim evaluasi sistem Penunjang Pekerjaan PLN, ya. Apakah juga di dalam tim ini dinilai juga mengenai soal waktu yang disepakati? Dan juga dinilai juga mengenai nilai angka yang akan disepakati? : ya, di dalam Rapat Pleno yang pertama memang justru itulah yang menjadi perdebatan sengit. Apakah setahun, 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, ini yang diperdebatkan masing-masing tim. Akhirnya tim teknis yang diminta untuk mengkaji.

33 : Oke. Pertanyaan saya lebih lanjut. Apakah Pak Eddie sebagai Direktur Pemasaran atau Dirut beliau ketika itu? : Waktu tim renegosiasi ya beliau mungkin sudah menjadi Dirut. : Masih menjadi Direktur Pemasaran? : Surat Dirut Pak, kalo nggak salah. : Itu masih tahun (dipotong oleh Saksi AS) : Pak Eddie mungkin sudah Dirut. : Oh, Oktober 2000 masih Direktur Pemasaran. : Oh Oktober 2000 iya. : Nah, pertanyaan saya lebih lanjut pak. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Pak Eddie kepada Pak Margo ya, sebagai kepala Devisi ya pak, oh maaf Pak Azis sebagai Kepala Devisi ketika itu ya. Di dalam membicarakan atau mengevaluasi proposal ini ada nggak yang secara khusus diminta oleh Pak Eddie? : Nggak ada. Saya yang diarahkan kepada saya hanya yang 21, karena setelah 21 saya sendiri aktif dalam usulan kenaikan tarif oleh pemerintah. Sehingga hampir sepanjang waktu saya ngurusin tarif dasar jadi saya tidak mengurusi itu. Pada tahun 2000 itu. Ada TDL 2002, sehingga saya tidak ada surat-surat lagi ataupun arahan dari direktur ke saya tentang surat menyurat PT.Netway. : Oke. Tetapi kalo wakilnya Pak Azis itu tadi? : Pak Supanca. : Pak Supanca atau Pak Aritonang, apa yang mereka.. Apa keterlibatan mereka dalam proses ini? : Kalau Pak Aritonang masuk Tim Pengarah. : Oh Tim Pengarah ya. : Tim Pengarah itu mantan-mantan Kepala Devisi. Waktu itu Pak Aritonang mantan Kepala Devisi Sistem Informasi. : Saksi tau nggak apa yang diarahkan Pak Aritonang ketika itu? : Beliau mengatakan agar secara teknik mengikuti apa yang dilakukan oleh PLN IBP CIS

34 : Saksi ingat apa pernah Pak Eddie ini secara khusus mengundang Ghani untuk melakukan presentasi penawaran harga di PT.PLN? : Saya nggak ingat. Nggak tau saya. : Oh, nggak tau. Nah kemudian saya ingin sedikit agak maju ya pak ya mengenai kegiatan presentasi ya rencana-rencana, apakah saksi megetahui bahwa World Bank pun sebenarnya mau mendanai Proyek CIS RISI di PLN Disjaya ini? : Iya, pernah. : Pernah ya? : Nah, yang saya mau tanya yang melakukan presentasi terhadap masalah ini ketika itu siapa? : Saya lupa. Tapi karena kaitannya ke Devisi Informasi, dan pekerjaannya itu adalah Sistem Informasi, seinget saya jadi mungkin ke Devisi Informasi. : Sistem Informasi ketika itu kepala devisinya siapa pak? : Pak Aritonang. : Pak Aritonang? : Jadi itu dibawa Pak Aritonang ya, ketika itu ya. : Nah, ya terhadap proyek ini. Dilanjutkan negosiasi atau diteruskan sampai jadi ditanda tangani kontrak atau dibiayai oleh World Bank pak ketika itu? : Hmm. Saya nggak tau persis. Karena pembicaraan dengan Bank Dunia bukan Devisi Pelayanan Pelanggan pak. Ada di Devisi Perencanaan Sistem Korporat. : Oke. Tapi saudara saksi tau bahwa pekerjaan ini dibiayai oleh World Bank atau tidak? : Seingat saya mau, mau dibiayai semuanya waktu roll out. Tapi terus tidak jadi.

35 : Saya satu lagi, masih berhubungan tentang roll out ya. Ini kan kita bicara tentang Netway ya. Saksi ingat nggak siapa yang menghendaki supaya dilakukan outsourcing itu? : Yang minta memang GM PLN Distribusi. Karena dalam suratnya mengatakan bahwa sebaiknya dilakukan outsourcing. : Oke. Dan faktanya? : Kalau dilihat bahwa PLN Distribusi membuat kontrak langsung yang sebelumnya kontrak yang terakhir itu dilakukan oleh PLN Distribusi. : Oke. Awalnya dengan Netway ini kan saudara saksi mengatakan tadi mengikuti melakukan evaluasi ya, sebagai anggota pengarah ya, sebagai pengawas. : Nah konsep awalnya pekerjaan ini akan dikerjakan sendiri oleh Netway atau akan dibentuk satu perusahaan baru dimana PLN atau Disjaya atau bagian dari PLN yang akan merupakan pemegang saham dalam perusahaan baru itu? : Ehhh maaf detailnya memang kami nggak ikut terlibat. Karena dipelajari oleh masing-masing tim dan proposal ini dipelajarin oleh sub tim teknis. Kami sebagai Tim Pengawas tidak mengetahui secara detail. : Oke. Satu lagi ya pak ya. Menurut sepengetahuan saksi, ada atau tidak perbedaan antara yang dilakukan oleh tim sesuai dengan surat penunjukan Tim Evaluasi hasilnya ya maksud saya. Hasilnya sesuai dengan SK GM Disjaya No.121K/021/PD.IV/2000 dengan Tim Penunjukan Langsung yang dibuat oleh Pak Margo Santoso ketika itu? : Tidak tahu. : Oh saudara saksi tidak tahu. Tidak pernah mendengar? : Nggak. : Oke. Sementara dari saya cukup Yang Mulia. : Tidak ada lagi? Cukup? Saudara terdakwa ada yang mau ditanyakan? : Iya, Yang Mulia. : Untuk tidak mengulang apa yang sudah ditanyakan oleh Penasehat Hukum saudara ya. : Baik, Yang Mulia. Ehh Pak Azis Sabarto.

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi#6 : Bambang Boediono Saksi#6 : Bambang Boediono : Saudara diminta memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami dan saudara dengarkan langsung. Ya? Saudara adalah dosen teknik sipil?

Lebih terperinci

Saksi #15: Fahmi Mochtar

Saksi #15: Fahmi Mochtar Saksi #15: Fahmi Mochtar : Pakai Mic nya, ya. Saudara tadi sudah disumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar, ya. Sesuai dengan apa yang saudara

Lebih terperinci

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #11: Conny Kurniawan Saksi #11: Conny Kurniawan : Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe. : Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu? : Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan) : Saudara saksi

Lebih terperinci

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93. Saksi #12: Nuraini : Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan) : Saudara di PLN bagian apa? : Di bagian Hukum. : Dari tahun berapa? : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab

Lebih terperinci

Saksi #16: Tonny Soewandito

Saksi #16: Tonny Soewandito Saksi #16: Tonny Soewandito : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu diketuk) Terdakwa

Lebih terperinci

(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

(Saksi P dihadirkan ke persidangan) Saksi #14: Purwanto PU PU : Saksi berikut Purwanto ya? : Iya Yang Mulia. : Biar nyambung dengan yang tadi. : Saksi Purwanto. (Saksi P dihadirkan ke persidangan) : Saudara saksi, saudara tadi sudah bersumpah

Lebih terperinci

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #17: Budi Maryati Saksi #17: Budi Maryati (Saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Saudara saksi Budi Maryati ya, saudara sudah disumpah dalam persidangan yang lalu untuk memberikan keterangan yang

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Sidang perkara nomor 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Soewondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu diketuk)

Lebih terperinci

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut Saksi#5: Tunggono : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut : Saksi Tunggono : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Saksi #13: Sofyan Djalil

Saksi #13: Sofyan Djalil Saksi #13: Sofyan Djalil Hakim : Baik, kalau tidak keberatan, siapa yang ingin diajukan terlebih dahulu? PU : Mungkin dari pak Sofyan Djalil dulu. Hakim : Silahkan, yang pak Sofyan tinggal dalam ruang

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah -saksi : Sidang perkara nomor No. 37/Pid.B/Tipikor/2011 PN Jakarta pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie PU Sakai (BS) : Skors dicabut sidang di buka kembali (Palu diketuk). Saksi berikut. : Saksi Muljo Adji Abdoel Gonie dan saksi Budi Santoso.

Lebih terperinci

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang (saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Jadi anggota, salah satu anggota majelis hari ini mengikuti pelatihan di Mega mendung, jika saudara

Lebih terperinci

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo Selasa, 23 November 2011 Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo : Sidang perkara Nomor: 37/Pid B/Tipikor/2011/ PN Jakarta Pusat

Lebih terperinci

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo : Saksi meninggalkan ruang sidang. Saksi berikut. Ya berikutnya Budi Harsono. ( Hakim mengetuk palu) Saksi (BS) : Yang Mulia apakah diperkenankan Budi

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta : Sebelum kita lanjutkan C.V. Makasih ya. Nama saudara Setya Budi Arijanta S.H., K.N ya. Lahir di Surakarta 31 Desember 1970, agama Islam, alamat perum Puri Nirwana

Lebih terperinci

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan) Saksi #23: Ricky Singh Bedi, Saksi#24: Sri Wahyuningsih dan Saksi#25: Abdul Hakim Said : Saksi berikut. : Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang

Lebih terperinci

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka

Lebih terperinci

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari : Ahli berikutnya. : Ahli berikut dari BPKP. (Ahli AA memasuki ruang persidangan) : Baik, saudara ahli ya? Saudara pernah dimintai pendapat oleh penyidik KPK menyangkut

Lebih terperinci

Saksi #38 : Bagja Rasa

Saksi #38 : Bagja Rasa Selasa, 23 November 2011 Saksi #38 : Bagja Rasa : Sidang dibuka kembali. Saksi berikut. (Saksi BR memasuki ruang persidangan) : Saudara sudah disumpah ya, untuk memberikan keterangan apa yang saudara ketahui,

Lebih terperinci

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati : Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi

Lebih terperinci

( Saksi memasuki ruang sidang )

( Saksi memasuki ruang sidang ) Selasa, 1 November 2011 Saksi #30: Gani Abdul Gani : Saksi berikut? : Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang ) : Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK?

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo : Sidang perkara nomor 27/Pid.B/Tipikor/2011/PN.PST atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondo MSc. dibukan dan terbuka untuk umum. (Palu di Ketuk)

Lebih terperinci

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi( ASj) : Baik yang pertama kita dengar,silahkan tinggal diluar, siapa ini didalam siapa? : Azwani Sjech Umar dengan Hardiv Harris Situmeang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya : Sidang perkaran Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakpus atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa? Panitera : Saksi Pandu Anklasito dan Rahmat : ya, silahkan duduk : ya, saudara berdua, saudara sudah disumpah menurut agama yang saudara anut, itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar,

Lebih terperinci

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho Selasa, 30 November 2011 Pemeriksaan : Eddie Widiono Soewondho : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya? : Pernah Yang Mulia. : Pernah.

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata No. ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk Peraturan 1. Pasal 6 ayat (4) Surat saham dan surat kolektif saham

Lebih terperinci

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 66/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan [Pasal 8 ayat (5)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT Nomor : Pada hari ini, - - Pukul -Hadir dihadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :- 1. Nama

Lebih terperinci

TATA TERTIB LUAR BIASA. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

TATA TERTIB LUAR BIASA. PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 1. Sifat dan Kedudukan Rapat ini adalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ( Rapat ). 2. Waktu dan Tempat Rapat ini diselenggarakan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 1985 TENTANG BEA MATERAI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h)

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h) AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. VITALITAS GAYA MANDIRI Nomor : 110. h).----------------------------------------------------------------------------------------------- - Hadir dihadapan saya, HARTONO,

Lebih terperinci

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM A. Bentuk-bentuk Rapat Umum Pemegang Saham dan Pengaturannya 1. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Notaris yang hadir dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr.

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG DOKUMENTASI ADMINISTRATIF PENGELOLAAN DANA BERGULIR MELALUI KERJA SAMA OPERASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a Pasal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1991 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT, PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT, DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA SERTA HAK-HAK HAKIM AGUNG DAN HAKIM

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di...

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. NOMOR: Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... Dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini.-------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika [Pasal 111 ayat ( 2), Pasal 112 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA KERJA SAMA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr. Maqdir Ismail,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan [Pasal 27 ayat (1) huruf e ] terhadap

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR ISI Halaman Pasal 1 Nama dan Tempat Kedudukan... 1 Pasal 2 Jangka

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MPR, DPR, DPD DAN DPRD TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama PedomanTataHubunganKerja DewanKomisarisdanDireksi PTPG RajawaliI BoardManual BOARD MANUAL PT PG Rajawali II Cirebon, 14 Oktober 2014 DEWAN KOMISARIS DIREKSI Bambang Adi Sukarelawan Komisaris Zainal Muttaqin

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/31/DPBPR Tanggal 12 Desember

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 1995 PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

Lebih terperinci