MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SENIN, 26 JANUARI 2015

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah [Pasal 158 ayat (1) huruf c] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Partai Hati Nurani Rakyat 2. Partai Amanat Nasional 3. Mat Suron 4. Zuharman ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Senin, 26 Januari 2015, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Maria Farida Indrati (Ketua) 2) I Dewa Gede Palguna (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Ahmad Irawan B. Pemohon: 1. Zuharman ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Sidang Perkara Nomor 7/PUU-XIII/2015 dinyatakan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Ya, siang hari ini kita akan melakukan sidang pengujian Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya Pasal 158 ayat (1) huruf c. Untuk pertama kali saya mohon kepada Pemohon untuk menjelaskan siapa yang hadir di sini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Terima kasih, Yang Mulia. Untuk yang menghadiri persidangan hari ini, di sebelah kiri saya ada Saudara Prinsipal, Pak Zuharman. Saya sendiri, Kuasa Pak Zuharman dan dari Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Amanat Nasional, dan Pak Mat Suron, cuma untuk persidangan kali ini yang hadir Prinsipal kami, Pak Zuharman. Terima kasih, Yang Mulia. 3. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, terima kasih. Ya, jadi Anda sebagai kuasa hukum? Anda advokat? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Belum, Yang Mulia. 5. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Oh, belum, oke. 6. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Masih proses. 7. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya. Karena kalau advokat Anda harus pakai toga, ya. Ya. Karena ini permohonan pendahuluan, pemeriksaan pendahuluan, maka saya 1

5 mohon untuk dijelaskan apa yang ada... yang menjadi persoalan di dalam pengujian undang-undang ini? 8. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Bapak/Ibu Majelis Yang Mulia Hakim Konstitusi, perkenankan kami untuk menyampaikan hal-hal pokok terkait dengan permohonan yang kami sampaikan. Yang pertama bahwa apa yang kami ajukan ini kepada Mahkamah Konstitusi merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk melakukan pengujian undang-undang karena pasal yang... pasal dan undang-undang yang kami ujikan adalah terkait dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena objek permohonan pengujian ini adalah Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka menurut kami selaku Pemohon Mahkamah berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan. Terkait dengan kedudukan hukum, kami adalah warga negara yang memiliki hak-hak konstitusional, sebagaimana yang dijamin di dalam Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28D ayat (3) yang pada pokoknya mengatur bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Selanjutnya, Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Selanjutnya Pasal 28D ayat (3), Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama di dalam pemerintahan. Perlu kami sampaikan kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi bahwa Pemohon 3 dan Pemohon 4 adalah warga negara Indonesia yang telah mewakili masing-masing partai politik, artinya sebelumnya sebagai anggota calon legislatif tahun 2014 untuk daerah pemilihan Kabupaten Muara Enim yang berdomisili di wilayah daerah kabupaten induk Kabupaten Muara Enim dan berasal dari dapil 3. Artinya dapil 3 adalah dapil terdekat dari dapil 2 yang merupakan wilayah pemekaran, dalam hal ini Kabupaten Pali. Hal mana Pemohon 3 dan Pemohon 4 berpeluang menjadi anggota DPRD Kabupaten Muara Enim yang merupakan daerah induk bila dilakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) dari partai yang sama dari dapil terdekat setelah anggota DPRD dari partai Pemohon mengisi DPRD Kabupaten Pali atau kabupaten pemekaran. Untuk Pemohon 1 dan Pemohon 2, kedudukannya adalah terkait dengan peserta pemilu tahun 2014 di Kabupaten Muara Enim. Hal mana bila dilakukan pengisian keanggotaan DPRD di Kabupaten Muara Enim berpotensi kehilangan kursi yang telah didapatkan dan disahkan 2

6 sebelumnya. Hal ini akibat adanya permasalahan apabila ditetapkan bilangan pembagi pemilih yang baru. Potensi kehilangan hak konstitusional Para Pemohon telah dilanggar, potensi... saya ulangi, Yang Mulia, potensi kehilangan hak konstitusional Para Pemohon telah dilanggar dengan pengisian anggota DPRD Kabupaten Pali dengan adanya penentuan bilangan pembagi pemilih yang baru. Berdasarkan hal-hal yang kami sampaikan sebelumnya, Para Pemohon 1, Pemohon 2, Pemohon 3, dan Pemohon 4 memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pengujian undang-undang. Terkait dengan pokok permohonan bahwa pada tanggal 5 Agustus 2014 telah disahkan undang-undang... Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 182 dan Tambahan Lembaran Negara Pada ketentuan di dalam Undang-Undang MD3, Pasal 1 angka 4, Pasal 13 sampai dengan Pasal 412, Pasal 418 sampai dengan Pasal 421 di dalam Undang-Undang MD3 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sehingga dengan demikian sepanjang terkait dengan pengaturan mengenai DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota pengaturannya terdapat di dalam Undang-Undang Pemda, maka pada kali ini kami menguji Undang-Undang Pemda. Bahwa pada tanggal 11 Januari 2013 telah disahkan dan diundangkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013, selanjutnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di Provinsi Sumatera Selatan. Pengesahan dan pengundangan Undang-Undang Kabupaten Pali pada tanggal 11 Januari 2013 dengan waktu penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD pada tanggal 9 April 2014 memiliki rentang waktu 15 bulan. Kami sampaikan mengenai rentang waktu antara pengesahan pembentukan Undang-Undang Pali, Yang Mulia. Karena menurut Undang-Undang Pileg, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, penataan daerah pemilihan itu dilakukan pada daerah pemekaran 12 bulan sebelum penyelenggaraan pemilu, sedangkan Kebupaten Pali dibentuk sebelum penyelenggaraan pemilu. Pasal 29 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 mengatur dalam hal terjadi pembentukan kabupaten atau kota baru setelah pemilu, dilakukan penataan daerah pemilihan di kabupaten/kota induk sesuai dengan jumlah penduduk berdasarkan alokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2). 3

7 Pasal 29 ayat (4) penataan daerah pemilihan di kabupaten/kota atau induk dan pembentukan daerah pemilihan di kabupaten/kota baru dilakukan untuk pemilu berikutnya. Bahwa ketentuan Pasal 29 ayat (3) dan ayat (4) terkait erat dengan Pasal 325 Ketentuan Peralihan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 yang berbunyi, Untuk pemilu tahun 2014, KPU melakukan penataan ulang daerah pemilihan bagi provinsi dan kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilu tahun Bahwa sesuai dengan bunyi Pasal 158 ayat (3) Undang-Undang Pemda, pengisian anggota DPRD provinsi tidak dilakukan bagi daerah kabupaten/kota yang dibentuk 12 bulan sebelum pelaksanaan pemilihan umum, maka semestinya daerah induk dalam hal ini Kabupaten Muara Enim dan kabupaten dan daerah pemekaran Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, daerah pemilihannya telah ditata karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013, Kabupaten Pali telah dibentuk 15 bulan sebelum dilaksanakannya pemilu legislatif. Bahwa ketentuan Pasal 158 ayat (1) Undang-Undang Pemda yang mengatur terkait dengan tata cara pemilihan, tata cara apabila dilakukan pembentukan daerah kabupaten/kota setelah pemilihan umum, pengisian anggota DPRD kabupaten/kota di daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum menentukan Pasal 158 ayat (1) dalam hal dilakukan pembentukan daerah kabupaten/kota setelah pemilihan umum, pengisian anggota DPRD kabupaten/kota di daerah kabupaten/kota induk dan daerah dilakukan dengan cara: 1. Menetapkan jumlah kursi DPRD kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum berdasarkan jumlah penduduk sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. 2. Menetapkan perolehan suara partai politik dan calon anggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum. Huruf c, ini yang kami uji, Yang Mulia, menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten /kota yang dibentuk setelah pemilihan umum. Menentukan perolehan kursi partai politik peserta pemilihan umum berdasarkan hasil pemilu di daerah pemilihan... daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum. Menetapkan calon terpilih dari daftar calon tetap untuk mengisi kursi sebagaimana dimaksud pada huruf D berdasarkan suara terbanyak. Bahwa Kabupaten Muara Enim sebagai kabupaten induk pada saat pemilu legislatif terdiri atas lima dapil: dapil 1, 2, 3, 4, dan 5. Dapil 4

8 2 atau daerah pemilihan Penukal Abab Lematang Ilir sendiri merupakan daerah pemilihan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Pali. Jadi, dapil 2 adalah daerah yang dimekarkan menjadi Kabupaten Pali. Bahwa sesuai dengan SK KPU Nomor 609/KPTS/KPU/2014 tentang Perubahan atas Keputusan KPU Nomor 98/KPTS/KPU/2013 tentang Penetapan Dapil dan Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan Anggota DPR Provinsi Sumatera Selatan dan DPRD Kabupaten/Kota dalam pemilu tahun 2014 di wilayah Provinsi Sumatera Selatan diputuskan ditetapkan bahwa Kabupaten Muara Enim memiliki jumlah penduduk , dengan... setelah dikonversi menjadi 45 kursi, sedangkan Kabupaten Pali dengan jumlah penduduk dan dikonversi menjadi 25 kursi. Kami lampirkan buktinya sebagai bukti P-5, Yang Mulia. Bahwa SHKPU Nomor 609 yang menjadi dasar pengisian anggota (...) 9. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, mohon di-pointers-kan saja, apa apa yang menjadi dasar ini karena kalau Anda melihat di sini yang Anda kemukakan adalah persandingan atau adanya beberapa undang-undang dan peraturanperaturan yang kemudian menimbulkan permasalahan itu, ya kan? Jadi, intinya apa? Karena Anda melihat pada Pasal ini saja huruf c, tapi di sana Anda melihat pada Undang-Undang MD3 dan juga undangundang pembentukan daerah tersebut, ya. Jadi, kenapa pasal ini kemudian menjadi merugikan klien Anda? Itu yang penting. Ya, silakan. 10. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Terima kasih, Yang Mulia. Kami persingkat bahwa dengan adanya ketentuan untuk adanya... penentuan BPP baru... BPP baru di daerah yang ditata, dalam hal ini Kabupaten Pali, maka klien kami dirugikan dengan potensi kehilangan kursi di Kabupaten Induk. Jadi, intinya di sana, Yang Mulia. Makanya... karena berdasarkan hasil simulasi kami, Partai Hanura akan kehilangan 1 kursi di Kabupaten Induk, Partai Persatuan... Partai Persatuan Pembangunan kehilangan 1 kursi, begitu juga Partai Amanat Nasional. Dalam hal... dalam hal ini dari Partai Hanura itu adalah klien kami, jadi setelah dimekarkan atau ditata dapil... kabupaten... DPRD Kabupaten Pali itu kehilangan kursi di Kabupaten Muara Enim. Jadi, intinya di situ, Yang Mulia. 11. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya. 5

9 12. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Dan tidak bisa membentuk fraksi lagi karena syarat minimal kursi itu tidak terpenuhi. 13. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Petitumnya. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Sehingga di dalam petitum kami menyampaikan kepada Yang Mulia agar di bagian kesimpulan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menguji ketentuan tersebut, para Pemohon memenuhi legal standing. Pasal 158 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pemda sepanjang frasa menentukan bilangan pembagi pemilih, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa perubahan bilangan pembagi pemilihan tidak berlaku untuk DPRD kabupaten/kota induk yang jumlah kursinya tetap sama setelah diadakan pemekaran. Jadi, kesimpulan ini, Yang Mulia, berdasarkan bahwa di kabupaten induk jumlah kursinya tetap 45, tetapi BPP-nya berubah. Nah, maksud Pemohon adalah kalau jumlah kursinya tetap sama, tidak perlu dihitung BPP atau ditetapkan BPP baru, jadi tinggal mekanisme PAW saja langsung digantikan. Di petitum, kami memohon agar Mahkamah Konstitusi menerima permohonan para Pemohon untuk seluruhnya. Yang kedua, menyatakan Pasal 158 ayat (1) huruf c Undang- Undang Pemda yang bunyinya, Menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa perubahan bilangan pembagi pemilihan tidak berlaku untuk DPRD kabupaten/kota induk yang jumlah kursinya tetap sama setelah diadakan pemekaran. Tiga, menyatakan Pasal 158 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pemda tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Keempat, memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya, atau apabila Majelis Hakim Konstitusi berpandangan lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Terima kasih, Yang Mulia. 6

10 15. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, terima kasih. Ya, jadi permohonan Anda ini sebetulnya mengatakan pengujian undang-undang, tapi sebetulnya lebih banyak pada implementasi dari undang-undang itu sendiri nantinya, ya karena Mahkamah Konstitusi sebetulnya tidak menguji peraturan-peraturan di bawah undang-undang. Anda mengatakan sebagai Putusan KPU dan sebagainya dan juga pertentangan antar undang-undang, itu bukan kewenangan Mahkamah Konstitusi, kecuali Anda merumuskan alasanalasan yang sangat jelas bahwa memang itu pertentangan, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum, ya. Nah, saya rasa juga permohonan Anda ini juga tidak akan menjadi tepat juga kalau seandainya nanti pemilunya itu diundurkan, ya kan, jangka waktu itu kan, sekarang belum tentang tahun 2015, tapi bisa mundur misalnya, apakah jangka waktu 12 bulan itu kemudian menjadi betul-betul terkait dan merugikan klien Anda, ya. Tapi, itu dari saya, saya akan mohon pada 2 pendamping saya. Yang pertama, saya mohon kepada Yang Mulia Bapak Palguna, silakan. 16. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Terima kasih, Yang Mulia Ketua. Saudara Pemohon, gini, yang pertama dari hal kecil dululah ya, teknis ya, Anda di sini kan, di waktu menguraikan tentang legal standing Pemohon ya, Anda kan, menyebut di situ bahwa Pemohon III, Pemohon IV, itu Anda pakai angka Romawi di situ ya, padahal di depannya Anda pakai angka Arab, itu ya. Jadi, nanti supaya Anda merujuk ke mana sebenarnya itu ya, yang di depan itu lho, halaman 1 itu kan, Anda pakai Pemohon 2 itu pakai angka 2 biasa itu. Nah, itu ganti itu. Ya, soal ketelitian saja. Nah, yang substansif itu begini, tadi sebenarnya sudah disampaikan juga oleh Yang Mulia Ketua, ini kan, kaitannya dengan apa kalau dicermati argumentasi Saudara itu tampaknya kok, jadi persoalan memang jadi lebih banyak ke persoalan implementasi, kalau begini, begini, kalau begini begitu kan, anunya, dalilnya yang akan dirugikan itu. Nah, sekarang lalu Anda meminta sebenarnya Mahkamah jadi membuat penafsiran kan, begitu ya, di di petitum Anda, begitu ya. Coba, menentukan apa Sepanjang tidak dimaknai perubahan bilangan pembagi pemilihan tidak berlaku untuk DPRD kabupaten/kota induk yang jumlah kursinya tetap sama setelah diadakan pemekaran. Nah, itu Anda merujuk ke yang mana ini ya, sebenarnya ini? Kan, di sini menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum. Jadi, maksud Anda ini Anda merujuk ke Pasal 158 ayat (1) huruf c, kan 7

11 begitu, ya, Dalam hal dilakukan pembentukan daerah kabupaten/kota setelah pemilihan umum, pengisian anggota DPRD kabupaten/kota di daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum dilakukan dengan cara: c. Menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum. Ini kan, jangkauannya ke depan kan, anunya terus kerugian yang Anda ini dalam kaitannya dengan khususnya dengan Pemohon perorangan ya, bagaimana Anda merumuskan itu? Nah, itu itu satu soal kerugiannya sendiri. Dan kemudian, Anda ingin kami atau Mahkamah ini memberikan apa semacam pembatasan bahwa perubahan bilangan pembagi pemilihan tidak berlaku untuk DPRD kabupaten/kota induk yang jumlah kursinya tetap sama setelah diadakan pemekaran. Jadi, menurut Anda supaya ini kan, tidak ada mengatur soal perubahan, kan? Ini sebenarnya kan, mengatur nanti daerah yang akan dibentuk, begitu kan? Kalau Pasal 185 Pasal 158 itu. Cara pembagi cara menentukan bilangan pembagi pemilihnya berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah kabupaten/kota induk dan daerah kabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umum, begitu kan? Nah, kaitan kerugiannya itu dikaitkan dengan kerugian hak konstitusional yang Anda dalilkan sebagai apa namanya sebagai dasar pengujian itu. Itu yang yang saya maksudkan, dimana Anda harus ada penegasan dalam posita itulah. Karena saya belum melihat bagaimana ininya, sequence dari ininya, dari kerugian itu dalam kaitannya dengan Pemohon, khususnya Pemohon perorangan, begitu ya. Setelah dibentuknya kabupaten baru, lalu mengapa hak konstitusional yang Anda jadikan landasan pengujian itu kemudian jadi dirugikan? Itu yang yang menurut saya perlu dijelaskan, ya. Bisa dipahami, ya? Ya, terima kasih. 17. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Terima kasih. Yang Mulia Bapak Suhartoyo? 18. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Terima kasih, Ibu Yang Mulia Ketua Majelis. Secara substansi kalau dari saya, mungkin hampir sama dengan yang disampaikan Yang Mulia Majelis Hakim yang lain. Hanya saya menemukan beberapa hal mengenai Surat Kuasa, ya. Kalau Saudara dari yang siapa namanya? 8

12 19. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Irawan, Yang Mulia, Ahmad Irawan. 20. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ada di Surat Kuasa? 21. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Ada, Yang Mulia. Makanya saya tadi, kami membawa surat perbaikan Surat Kuasa yang baru, Yang Mulia. 22. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Maksudnya perbedaan dengan yang ini apa? 23. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Di situ kami belum sempat menandatangani, Yang Mulia, di Surat Kuasa. 24. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Ya. Tapi yang lebih, lebih krusial barangkali ini kalau dari dari Partai Hanura ini ada ketua dan sekretaris dengan sekjen, ya yang bertanda tangan, tapi dari PAN hanya ketua saja. Apa pembedaan yg Saudara argumentasikan? Artinya, kalau untuk kepentingan keluar, kalau organisasi partai kan, ketua dan sekjen, kan? Ini terus yang satu lagi dari Partai Persatuan Pembangunan, Prinsipal Saudara apa yang hadir sekarang ini dari Partai Persatuan Pembangunan? Hanura? Ada juga yang Prinsipal Saudara dari Partai Persatuan Pembangunan, kan? Tapi mereka tidak di-back up dengan Kuasa dari organisasi partainya apakah ini perorangan yang langsung dirugikan secara konstitusional atau kenapa tiga jenis kuasa tiga pemberi kuasa kok, beda-beda? Yang satu lengkap ketua dan sekjen untuk Hanura, yang dengarkan dulu! Nanti ngobrolnya! Yang satu hanya ketuanya saja yang PAN. Nah, yang satu yang Partai Persatuan Pembangunan malah tidak melibatkan organisasi partainya, hanya perorangan. Kalau memang bisa itu di anu dilengkapi, supaya nanti legal standing-nya tidak dipersoalkan di kemudian hari. Ya, Pak, ya? Barangkali itu dulu. 25. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, terima kasih. 9

13 Ya, jadi Anda perlu membuat permohonan perbaikan yang jelas ya, apa kerugian Anda. Yang jelas adalah apakah Pasal 158 ayat (1) huruf c ini itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945? Intinya kan, di sana. Bahwa Anda kemudian menjelaskan secara detail apa yang ada dengan aturan-aturan yang ada dalam SK KPU, ya yang penting adalah apakah pasal itu bertentangan atau enggak gitu, yang merugikan itu? Ya, intinya itu. Nah, Anda mendapatkan waktu untuk perbaikan 14 hari. Nanti kalau 14 hari Anda memperbaiki permohonan ini, maka diajukan ke Kepaniteraan, tidak dalam sidang, ya. Ada pertanyaan sebelumnya? 26. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Tanggapan atas saran Yang Mulia Majelis terkait dengan Majelis mengenai surat kuasa. PPP sebenarnya ini juga kaitannya dengan konflik internalnya pada saat itu, Yang Mulia. Jadi, makanya klien kami tidak... apa namanya... tidak mendapatkan itu dari Partai PPP. Untuk PAN itu mungkin kami terkait kepada internal partainya sendiri, kemungkinan hanya ketua umum saja terkait dengan eksternnya. Tapi itu persoalan (...) 27. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, itu intern Anda. Tapi Anda kalau Anda mau mengajukan ke sini, maka Surat Kuasa itu harus jelas. 28. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Baik. 29. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Karena siapa yang harus bisa bertindak di depan pengadilan itu kan, dalam anggaran dasar kepartaian ada. Itu yang perlu dilihat, ya. Jadi, Anda mendapatkan waktu 14 hari, Anda serahkan di sini, dan nanti akan kita lihat pada perbaikan permohonan Anda, ya. 30. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Sedikit, Yang Mulia. 10

14 31. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya. 32. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Terkait apa yang disampaikan Majelis Hakim tadi, sebenarnya substansi permohonan kami itu lebih kepada begini, Yang Mulia, sebelum pileg itu kan, telah ada penetapan dapil dan ada penetapan bilangan pembagi pemilih. 33. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, betul. Ya, setiap ( ) 34. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Nah, setelah itu (...) 35. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Tahun kan tadi kan, 2014? 36. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Ya. 37. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Nah, itu yang harus Anda jelaskan bahwa karena penetapan yang dulu berdasarkan SK KPU itu seperti ini, ada undang-undang ini, maka nantinya kami kehilangan hak konstitusional kita, gitu. 38. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Baik, Yang Mulia. 39. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Itu saja. 40. KUASA HUKUM PEMOHON: AHMAD IRAWAN Nanti kami pertajam di permohonan. 11

15 41. KETUA: MARIA FARIDA INDRATI Dipertajam. Karena di sini Anda melihat pada Undang-Undang MD3, Undang-Undang Pembentukan Daerah, kemudian Undang-Undang Pemda sendiri, SK KPU, gitu. Terus ini maunya apa? Kan, di sini kan, seperti asumsi-asumsi. Itu yang harus Anda jelaskan secara rinci, sehingga kita tahu bahwa ini persoalan betul karena hak konstitusional Anda dirugikan, gitu ya. Ya, saya rasa kalau tidak ada permasalahan lagi, maka sidang ini saya nyatakan selesai dan saya tutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 26 Januari 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 12