MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A KAMIS, 15 SEPTEMBER 2016

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 73/PUU-XIV/2016 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi [Pasal 22] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Tjip Ismail 2. Dian Puji N. Simatupang 3. Machfud Sidik 4. R.M. Sigid Edi Sutomo 5. Darminto Hartono ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Kamis, 15 September 2016 Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Anwar Usman (Ketua) 2) Suhartoyo (Anggota) 3) Manahan MP Sitompul (Anggota) Fadzlun Budi SN Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Tjip Ismail 2. Sigid Edi Sutomo 3. Dian Puji N. Simatupang ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ANWAR USMAN Sidang Perkara Nomor 73/PUU-XIV/2016 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Pemohon dipersilakan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. 2. PEMOHON: TJIP ISMAIL Baik. Terima kasih, Yang Mulia, Majelis MK. Kami sampaikan bahwa yang hadir di sini saya sendiri Tjip Ismail, sebelah saya Bapak Sigid Edi Sutomo, dan Dr. Dian P. Simatupang. Sementara dua teman kami yang lain Pak Dr. Machfud Sidik dan Dr. Darminto kebetulan sedang di luar kota. 3. KETUA: ANWAR USMAN KETUK PALU 3X Baik, terima kasih. Hari ini adalah Sidang Pendahuluan pertama untuk Perkara Para Pemohon, untuk itu dipersilakan untuk menyampaikan pokok-pokok permohonannya, kami sudah baca, kami sudah teliti, tapi sesuai dengan hukum acara Para Pemohon diharuskan untuk menyampaikan permohonannya, silakan. 4. PEMOHON: DIAN PUJI N. SIMATUPANG Baik, terima kasih, Yang Mulia. Permohonan ini kami mengajukan permohonan pengujian Pasal 22 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Adapun secara terperinci pokok-pokok permohonan pengujian ini, Yang Mulia, adalah didasarkan kepada yang pertama, hak konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945 adalah terkait dengan kedudukan hakim Mahkamah Konstitusi sebagaimana badan peradilan lainnya merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk (suara tidak terdengar jelas) peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1) Undang- Undang Dasar Tahun Oleh sebab itu, kedudukan Pemohon dalam hal ini adalah mempunyai alasan, mempunyai kepentingan terkait 1

5 dengan hak ketentuan Pasal 28C ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Yang kedua adalah hak konstitusional tersebut yang dianggap dirugikan oleh berlakunya suatu undang-undang, khususnya terkait Pasal 22 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang berbunyi, Masa jabatan hakim konstitusi selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Ketentuan tersebut menurut Pemohon sangat merugikan dan menimbulkan ketidakpastian hukum karena Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tidak pernah mengatur dan menentukan norma berkaitan dengan masa dan periodesasi bagi hakim Mahkamah Konstitusi. Kemudian yang ketiga, Yang Mulia. Kerugian hak konstitusional yang bersifat spesifik dan aktual, atau setidak-tidaknya yang bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi terlihat pada Pasal 22 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi sangat spesifik dan aktual pada potensi merugikan warga negara pembayar pajak yang ingin mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka, khususnya Mahkamah Konstitusi yang menginginkan hakim Mahkamah Konstitusi tidak dibatasi atas masa dan periodeisasi jabatannya akan menghalangi terciptanya hakim Mahkamah Konstitusi yang memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, negarawan, dan menguasai konstitusi jalan ketatanegaraan sesuai dengan Pasal 24C ayat (5) Undang-Undang Dasar Tahun (Suara tidak terdengar jelas) tersebut, Yang Mulia, maka Pemohon menyampaikan. Petitum dalam pokok perkara. 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pengujian Pasal 22 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi. 2. Menyatakan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyatakan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi tidak mengikat secara hukum. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya. Demikian, terima kasih, Yang Mulia. 2

6 5. PEMOHON: TJIP ISMAIL Boleh tambahkan, Yang Mulia? 6. KETUA: ANWAR USMAN Ya, silakan. 7. PEMOHON: TJIP ISMAIL Jadi berkenaan dengan uji materi yang disampaikan tadi, kami kiranya akan menambahkan juga bahwa yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yaitu ditambahkan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 karena sangat berkaitan dengan jabatan ketua dan wakil ketua Mahkamah Konstitusi yang dibatasi dalam waktu 3 tahun, karena sangat berkaitan, kami akan menambahkan itu. 8. KETUA: ANWAR USMAN Baik, ya, apa yang disampaikan akan dicatat dalam berita acara sidang, nanti selengkapnya ditambahkan dalam perbaikan permohonannya, ya. Nanti akan diberi kesempatan 14 hari. Baiklah, ada beberapa catatan dari Majelis Panel sebagai kewajiban hukum atau kewajiban konstitusional Majelis untuk menyampaikan masukan atau tambahan. Pertama dari saya, secara formal ya, format dari putusan dari permohonan ini secara umum sudah memenuhi syarat. Walaupun mungkin ada tambahan dari Para Yang Mulia tadi. Misalnya untuk petitum, ya. Tadi disebutkan tidak mempunyai tentang Mahkamah Konstitusi tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Jadi bukan tidak mengikat secara hukum, gitu. Di petitum nomor 3 ya, tidak mengikat ya. Jadi seharusnya tidak mempunyai kekuatan hukum. Kemudian ada alasan lain yang diajukan tadi dan sesuai dengan hasil bacaan atau kajian kami bahwa beberapa hal yang ingin disamakan oleh Pemohon mengenai keberadaan Hakim Konstitusi dan Hakim Agung antara lain tadi masalah periodesasi. Kemudian tadi ada tambahan mengenai Pasal 4 tadi ya kalau enggak salah. Ya, nanti ya bisa dimasukkan dalam perbaikan permohonan. Itu sementara. Silakan, Yang Mulia. 3

7 9. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL Baik, terima kasih, Yang Mulia Pak ketua. Kalau saya mungkin sedikit saja. Kalau dari segi format dari permohonan ini saya sudah merasa cukup baik. Jadi mungkin dari redaksinya mungkin satu kata mungkin bisa mempunyai arti yang beda dari yang dimaksud. Sehingga saya terpancing atau terdorong untuk mohon ini untuk kepastiannya ataupun perbaikan barangkali ini di halaman 10 di baris ke 6 ke 7 dari atas. Ada kata-kata di sisi lain secara rasional penghapusan periodisasi masa jabatan hakim. Saya kira ini apa pengaturan barangkali kalau enggak salah saya, ya. Jadi kalau penghapusan nanti lain apanya artinya. Kemudian juga di halaman 11 ada di situ poin c itu, ya. Setelah yaitu Pasal 22 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi adalah secara spesifik dan aktual. Nah, ini ada barangkali ada mungkin. Kalau atau mempunyai potensi, gitu. Ini bukan pada ya. Sehingga nanti lain pengertiannya. Kemudian di halaman 12 juga di sana di baris kedua dari atas. Terwujudnya kebergantungan atau kemerdekaan. Mungkin ketidakbergantungan sesuai dengan istilah sebelumnya yang saya baca. Ketidakbergantungan atau apa namanya unindependent. Kemudian saya juga memohon di poin c ini juga, di poin c. Atau di poin d memang sudah disebut. Tapi mungkin di poin c juga harus ditambahkan juga apa kira-kira hak konstitusional yang bersifat spesifik aktual itu yang dimiliki yang mungkin akan dialami oleh si Pemohon, ya. Jangan kepada antara Hakim Mahkamah Agung dengan Hakim Mahkamah Konstitusi. Jadi bagaimana kerugian konstitusional dari Pemohon terhadap keadaan itu, gitu. Jadi mungkin harus dilihat di poin c ini juga. Kemudian kalau di poin d-nya ini sudah mengatakan bahwa nanti akan diharapkan bahwa permohonan pengujian undang-undang nah, ini. Ini sudah di sini intinya. Pengujian undang-undang dan berharap diperiksa, diselesaikan, dan diputus dengan hakim Mahkamah Konstitusi yang tidak dibatasi oleh persoalan administratif subjektif. Memang itulah dia poinnya. Tapi di poin c harusnya juga itu ada sedikit. Kemudian di petitum tadi sudah oh, di petitum sudah. Jadi saya tegaskan petitum ini artinya memohon agar periodesasi itu dihilangkan, kan begitu saja, ya. Ketentuan dalam 22 Pasal 22 itu Undang-Undang Mahkamah Konstitusi tidak perlu ada periodesasi. Sehingga logikanya adalah bergantung kepada masa pensiun yang ditentukan oleh undangundang. Seperti itu ya. Baik, terima kasih, Yang Mulia. Itu saja. 10. KETUA: ANWAR USMAN Baik, silakan Yang Mulia Pak Suhartoyo mungkin ada tambahan. 4

8 11. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Terima kasih, Pak Ketua. Ini yang dilampirkan Bapak Putusan Tahun 2013 ini permohonan apa ya waktu, Pak, ya? Yang dari JSS juga ini. Ini hanya Nomor 17 tentang Keuangan Negara. Ini Bapak lampirkan, ya? Tentang legal standing ini, ya? Maksud Bapak lampirkan itu ( ) 12. PEMOHON: DIAN PUJI N. SIMATUPANG Ya, mau menjelaskan legal standing saja, Yang Mulia. 13. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Legal standing-nya. 14. PEMOHON: DIAN PUJI N. SIMATUPANG Betul, betul. 15. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Oh, itu, ya. Nah, ini tentang keuangan negara. Ini itu yang sebenarnya juga akan saya mintakan penajaman. Begini, Bapak-Bapak, Bapak mendasarkan dari Lembaga Center for Strategic dari Study University of Indonesia ini kan masih masih dalam format merupakan badan hukum yang mempunyai kegiatan yang agak universal, ya. Kurang kalau Bapak kaitkan di sini bahwa ada kaitan-kaitan dengan kegiatan di bidang hukum. Nah, apakah memang di anggaran dasar anggaran rumah tangganya disebutkan seperti itu di ada? Nanti supaya ( ) 16. PEMOHON: DIAN PUJI N. SIMATUPANG Ya, ada, Yang Mulia. 17. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Saya saya melihat itu belum karena ini kan berbeda dengan ini masalah keuangan. Kan tidak setiap permohonan itu karena Bapak pernah dapat legal standing, kemudian seterusnya akan dapat, kan tidak seperti itu. Harus dilihat konteks permohonannya kaitan apa, gitu? Kalau ini masalah Hakim MK, tentunya kan harus ada spesifikasi ke sana atau paling tidak harus ada serempet-serempet ke sana badan hukum Bapak itu. Nanti diberi pemahaman di situ, ditambahkan di argumentasi legal 5

9 standing ini supaya kami bisa memperluas itu. Artinya, terlebih memang ketika ada Permohonan Nomor 17 Tahun 2013 itu di samping kemudian di anggaran dasar anggaran rumah tangga Bapak memang kegiatan kami adalah juga pemerhati bidang hukum juga. Itu lebih bagus supaya Bapak lebih firm, kuat. Kemudian yang kedua, Bapak, kami diberi ilustrasi, ya. Bagaimana bahwa kami tidak dihadapkan pada pilihan yang sulit soal etika, etis, dan tidak etis. Karena ini kan menyangkut nasib juga Para Hakim MK. Kok Hakim MK kok meminta jabatan di tanpa batas? Kan kalau kita (suara tidak terdengar jelas) dari sisi etis, etika, kan agak bisa juga kan kemudian diperdebatkan di situ, Pak? Kalau secara yuridis, ya, mungkin siapa lagi kalau MK memang punya kewenangan untuk itu, kan? Tapi kalau kami, Bapak boleh percaya, boleh tidak, ada kegalauan hati saya, terutama saya pribadi, enggak tahu kalau Hakim yang lain. Ini soal juga ada etika juga. Ah, masa Hakim MK kayak apa namanya pengin lama-lama di sini? Apa karena di MK itu enak atau gimana? Itu itu ada perasaan ke sana. Saya diberi pandangan dalam permohonan Bapak. Bagaimana dari segi etika? Boleh tidak Hakim itu memutus untuk kepentingannya diri sendiri? Meskipun juga Hakim Mahkamah Konstitusi itu bukannya belum pernah, ya, pernah juga sih. Tapi, kan itu dalam soal lain, berbeda dengan ini. Ini lebih agak agak agak titik singgung dengan soal personalnya sangat kuat, Pak. Nah, gitu saja. Dengan soal ungkapan hati nurani agak kental ini anunya jadi, saya diberi pandangan itu, Pak, nanti di dalam permohonan Bapak. Bapak selaku pihak luar yang bisa memandang Hakim MK secara objektif itu, bagaimana kalau dihadapkan antara ini soal keadilan, kepastian hukum, soal kemerdekaan, soal independency, soal kemandirian. Tapi, di sana ada wah, ada juga pagar-pagar etika, bagaimana itu mengharmonikan kalau Bapak nanti punya tolong kami diberi anu, Pak, diberi apa itu sebuah elaborasi di situlah, Pak. Mungkin itu saja dari saya. Terima kasih. 18. KETUA: ANWAR USMAN Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Jadi, ya karena memang Para Pemohon ini sudah biasa beracara, sehingga permohonannya memang ya secara umum sudah cukup bagus. Ya, tinggal tadi, apa yang disampaikan oleh Yang Mulia, terutama Pak Suhartoyo tadi. Ya, memang dilematis memang. Ya, mohon maaf, ya, terutama beberapa Hakim yang kebetulan kalau saya kebetulan baru diperpanjang. Terutama bagi yang belum diperpanjang, ya, masalahnya ya, mau-tidak mau memang orang akan menilai seperti yang disampaikan. Tetapi, apakah ada jalan lain? Atau apakah ada lembaga lain untuk menyampaikan hal seperti ini? Kan enggak ada juga. Jadi, nanti tolong Bapak-Bapak bisa 6

10 mengelaborasi memberi pemahaman kepada kami, ya, kami dan juga nanti mungkin juga bisa dijadikan landasan oleh umum, ya, masyarakat tentunya. Itu termasuk apa yang disampaikan oleh Yang Mulia Pak Manahan tadi. Jadi, saya rasa sudah cukup, jelas, ya? Jadi, nanti tinggal memperbaiki apa yang disampaikan oleh Majelis Panel, disamping ingin menambahkan atau mengurangi, ya. Ya, silakan, apakah mau menambah pasal yang seperti yang sudah disampaikan tadi dan sudah dicatat. Tetapi untuk lengkapnya nanti bisa dimasukkan ke dalam perbaikan permohonan. Untuk itu, Para Pemohon diberi kesempatan untuk memperbaiki permohonan ini dalam waktu 14 hari, paling lambat. Jadi, kalau lebih cepat tentu lebih bagus, paling lambat hari Kamis. Saya ulangi, penyerahan perbaikannya hari Rabu, tanggal 28 September 2016, pukul WIB, itu paling lambat. Sudah jelas, ya? Ada hal-hal yang ingin disampaikan? 19. PEMOHON: TJIP ISMAIL Perlu juga disampaikan, Yang Mulia. 20. KETUA: ANWAR USMAN Ya, silakan. 21. PEMOHON: TJIP ISMAIL Untuk memperkuat tadi yang disampaikan tadi, kami juga akan menghadirkan keteranga Ahli, yaitu pertama Prof. Dr. Baqir Manan yang tadi masalah etika, masalah kehakiman, legalitas, dan segala macam. Kemudian, Prof. Satya Arinanto, itu berkaitan dengan Beliau kan Ahli dalam Ketatanegaraan, dan satu lagi yang berkaitan dengan hukum internasional, yaitu Prof. Zen Purba. Sementara itu juga didukung oleh Pak Jimly Assidiqqy yang juga memberikan pandangan-pandangan, tapi tidak hadir dalam keterangan ahli di sini. Itu tambahan, Yang Mulia. 22. KETUA: ANWAR USMAN Ya. Baik, terima kasih. Ya, mungkin juga nanti kalau Pemohon mau menambah apa... alasan-alasan, ya, bisa melihat ada beberapa putusan Mahkamah Konstitusi. 7

11 Baik, terima kasih. Dengan demikian, sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 15 September 2016 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 8