RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSASAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 11 JANUARI 2011

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 PERIHAL Permohonan Pengujian Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON - Endang Srikarti Handayani, dkk. ACARA Pemeriksasan Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 11 Januari 2011, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Harjono (Ketua) 2) Muhammad Alim (Anggota) 3) M. Akil Mochtar (Anggota) Pan M. Faiz Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Pemohon: - Endang Srikarti Handayani - Sugeng Purwanto - Sutiyono 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HARJONO Sidang Pemeriksaan Pendahuluan untuk Perkara Nomor 78/PUU- VIII/2010, dengan ini dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Baik, Saudara Pemohon atau Kuasanya, memperkenalkan diri dulu, siapa berempat ini. Silakan! 2. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI Terima kasih, Yang Mulia. Selamat pagi, saya Endang Srikarti Handayani. Saya sebagai Kurator, untuk hari ini adalah Perbaikan atas Permohonan Uji Materil terhadap Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Yang Mulia. Terima Kasih. 3. KETUA: HARJONO Ya. 4. PEMOHON: SUGENG PURWANTO Terima kasih, Yang Mulia. Saya Sugeng Purwanto dalam hal ini selaku Pemohon Dua. 5. KETUA: HARJONO Ya, itu dihidupkan itu! 6. PEMOHON: SUTRIYONO 7. KETUA: HARJONO Saya Sutriyono, selaku Pemohon kedua. Terima Kasih, Yang Mulia. Ini staf ya? Oke. Ini sidang ke-2, yang pada sidang pertamanya dulu sudah banyak masukan dari Majelis Hakim, terutama untuk memperbaiki permohonan ini. Strukturnya, lalu juga petitumnya pada saat 3

5 itu sudah kita ingatkan bagaimana membuat sebuah petitum yang baik, dalam arti sebuah petitum mengenai Pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Saya tanyakan saja apakah Saudara sudah memperbaiki apa yang disampaikan itu? Ataukah dalam perbaikan ini mempertahankan apa yang sudah pernah Saudara sampaikan pada pemeriksaan pendahuluan pertama? Silakan menjelaskan! 8. PEMOHON: SUGENG PURWANTO Terima kasih, Yang Mulia. Kami atas sidang terdahulu, kami sudah menyampaikan perbaikan tertanggal 29 Desember Dan sudah kami daftarkan melalui Kepaniteraan dan dalam perbaikan tersebut kami memperbaiki hal-hal yang sudah diberikan petunjuk oleh Yang Mulia pada sidang terdahulu. Kalau berkenan kami sedikit uraikan, mungkin tentang prinsip-prinsip yang kami revisi begitu. Pertama adalah tentang, petunjuk dari Yang Mulia, tentang sebaiknya mencantumkan dari Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6 PMK Dalam hal ini sudah kami masukan disana berkaitan dengan Permohonan kami, yaitu untuk perbaikan di halaman 3 butir ke-4. Kemudian prinsip kedua, yang kami revisi adalah mengenai ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Dimana dalam hal ini kami persempit menjadi 3 Pasal saja yang kami gunakan sebagai hal untuk menguji Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 15 ayat (3) berikut penjelasannya. Kemudian prinsip yang ke-3 dalam sidang terdahulu ada masukan dari Yang Mulia, mengenai redaksional, begitu. Khususnya di Pasal 28D ayat (3), dalam perbaikan kami, dalam halaman 5 butir ke-9, khususnya untuk satu kata yaitu adil. Tadinya kami sebut dalam permohonan terdahulu dengan kata sama, itu sudah kami perbaiki berikut tentang penulisan redaksional tanda huruf yaitu koma, tanda petik, setelahnya itu adalah huruf besar. Itu sudah kami perbaiki. Kemudian yang prinsip ke-4, yang kami perbaiki adalah kami menambahkan begitu, tentang adanya nilai material, secara material kerugian yang diderita oleh Pemohon Satu. Di situ kami sebutkan jumlahnya. Kalau dalam Permohonan terdahulu kami tidak menyebutkan jumlah. Kemudian yang ke-5, kami, seperti di prinsip yang ke-5 yang kami revisi adalah dalam sidang terdahulu Yang Mulia, memberikan petunjuk sebaiknya diuraikan keterkaitan antara pasal-pasal yang menjadi, dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang kami sebut dengan pasal yang kami mohonkan, dalam hal ini adalah tiga pasal, kami uraikan di halaman 14 sampai dengan 16. 4

6 Kemudian yang ke-6, karena dimungkinkan dalam petitum sebaiknya, karena kami merasa penjelasan dalam Pasal 15 ayat (3), adalah tidak tepat dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar, maka dalam petitum kami, kami mohon sekiranya berkenan, kami memohon agar ada sebuah redaksional yang lebih tepat, menurut kami begitu, sekiranya diperkenankan, yaitu di halaman 19 butir ke-4. Kemudian yang ke-7, adalah dalam permohonan terdahulu kami sebut bukti-bukti dalam lampiran, sudah kami pisahkan lampiran jadi bukti-bukti, gitu. Kemudian yang terakhir yang ke-8, Yang Mulia, kami tambahkan dalam hal ini dua bukti, yaitu P-17, dan P-18, begitu. Itu Yang Mulia, dari kami hal-hal yang kami perbaiki atas petunjuk dari, Yang Mulia, terima kasih. 9. KETUA: HARJONO Baik ada yang lain menambahkan penjelasannya, karena pemohonnya tidak hanya satu, kalau masih ada tambahan silakan! Endang Srikarti, masih ada? 10. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI Sudah cukup, Yang Mulia. Barusan saya tidak sengaja ini membaca di sini Undang-Undang 37, ini hanya uraian 2010 ini hanya salah ketik sedikit, ya mohon maaf, Yang Mulia. 11. KETUA: HARJONO Halaman berapa itu? 12. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI Halaman 7, itu sebetulnya Nomor 37 Tahun 2004, seharusnya, tapi 2010 ini hanya ketikan, saya melihatnya hanya di sini, mohon maaf. 13. KETUA: HARJONO Halaman 7, halaman 7, oh tahun 2010, mestinya? 14. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI Butir 14. 5

7 15. KETUA: HARJONO 24 ya. 16. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI 17. KETUA: HARJONO Paling bawah, enggak sadar, terima kasih. Kalau ada, masih sempat koreksi, hal-hal yang salah sampaikan pada Panitera, ya? 18. PEMOHON: ENDANG SRIKARTI HANDAYANI 19. KETUA: HARJONO Baik, terima kasih, Yang Mulia. Pada intinya, anda ini sebagai kuraktor yang sudah ditunjuk, dirugikan karena diberhentikan, pada saat pemberhentian itu alasannya, karena kuraktor harus independens, itu kan, begitu diberhentikan Anda tidak mendapatkan hak-hak atas apa yang seharusnya Anda terima itu, kan kasus posisinya seperti itu, baik karena ini perbaikan barang kali, Hakim yang lain bisa memberikan masukan, cukup? Jadi Saudara Pemohon, tugas dari Panel Hakim ini memastikan bahwa Anda sudah memperbaiki, dan dari perbaikan hasil sidang pendahuluan pertama itu sudah Anda lakukan, sehingga proses berikutnya adalah untuk meneruskan pada sidang berikutnya, sidang berikutnya itu tidak secara otomatis, karena Majelis Hakim bertiga ini harus melaporkan kepada Rapat Pleno Hakim, untuk kelanjutan itu. Namun demikian Anda bisa menyiapkan hal-hal yang Anda pandang perlu, kalau sudah ada bukti tertulis, barang kali juga Anda untuk menghadirkan saksi, ataupun ahli. Dalam persidangan Mahkamah Konstitusi, dibedakan saksi, dan ahli, saksi itu khusus mereka yang mengalami, mendengarkan sendiri, peristiwa yang Anda dalilkan itu, tapi kalau ahli berkaitan dengan keahliannya itu. Oleh karena itu mengenai Saksi dan Ahli, kalau Anda belum tahu, harap dibaca Undang-Undang Mahkamah Konstitusi dulu. Itu hak Anda untuk menyampaikan sehingga menjelang persidangan berikutnya, kalau Anda sudah punya nama-nama yang akan dipanggil sebagai Saksi atau sebagai Ahli, Anda bisa masukan pada Panitera agar semua di persidangan tidak terlalu banyak makan waktu, kalau pada 6

8 persidangan pertama sudah hadirkan saksi atau ahli, disamping juga tanggapan Pemerintah DPR akan membuat sidang efisien. Saya kira itu yang harus Anda tunggu, nanti pemberitahuan berikutnya sidang kapan akan diberitakan Mahkamah, ada hal-hal yang.., ada hal-hal yang disampaikan lagi? Cukup ya. Karena sudah dipandang cukup, maka sidang saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 11 Januari 2011 Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan, t.t.d. Kasianur Sidauruk NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 7