( Saksi memasuki ruang sidang )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "( Saksi memasuki ruang sidang )"

Transkripsi

1 Selasa, 1 November 2011 Saksi #30: Gani Abdul Gani : Saksi berikut? : Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang ) : Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK? Sebelum saudara menanda tangani Berita Acara tersebut, saudara ada membacanya terlebih dahulu? : Sudah Pak. : Benar keterangan saudara disitu? : Betul pak. : Coba saudara ceritakan kembali ya mengenai CIS RISI ya. : Jadi, mungkin dari awal pak ya. Jadi pertama mungkin, kami bikin perusahaan yang namanya Netway tahun Kemudian kita ada kerjaan, kita punya pemikiran, masalah, waktu itu pelayanan pelanggan waktu itu tahun Kemudian kebetulan kami kan dosen, kemudian kami kerjasama dengan Politeknik ITB tahun 1994, berarti sekitar dua tahun lebih setelah itu. : Netway dengan Politeknik ITB ini bagaimana? : Betul pak. Jadi waktu Netway dibikin tahun 1991, itu kita belum punya kerjasama dengan Politeknik ITB, tapi kita ada kajian-kajian yang lain yang mayoritas adalah pelaksanaan planning, sehingga pada waktu itu tahun 90- an itu sangat sedikit Ilmu Pengetahuan Informasi, maka hampir semua lembaga pemerintah kami yang planning, termasuk didalamnya PLN. Jadi kalau orang IT PLN itu mayoritas saya yang membuat planning, jadi waktu itu seorang IT PLN kenal saya. Nah kemudian, sambil bersamaan kita membuat namanya Aplikasi Pelayanan Pelanggan. Nah, kebetulan seiring dengan waktu kami membikin, karena kami juga dosen, kami membuat kerja sama denga Politeknik ITB itu tahun 94 akhir kalau tidak salah. Nah saat itu kami mendapat, karena saat itu PLN ada ingin membuat suatu planning tentang rencana induk sistem informasi maka kami diminta untuk melakukan survey dan analisis pada saat itu. Waktu itu kalau tidak salah

2 tahun 94 akhir, nah kami membuat apa yang di punyai oleh PLN tahun 94 itu, sehingga muncullah suatu dokumen yang disebut Rencana Induk Sistem Informasi. : Kerja sama awal ini apakah PLN dengan Politeknik ITB dulu atahu dengan Netway? : Kerja Sama itu antara Politeknik ITB dengan PLN pak. : Dengan PLN? : Betul. Nah, setelah itu outputnya itu adalah Rencana Induk Sistem Informasi yang dijadikan rujukan oleh PLN Disjaya sebagai pengembangan selanjutnya, jadi bukan hanya CIS saja pak. Jadi ada tujuh modul yang lainnya. Nah setelah itu PLN mempertimbangkan apa saja yang perlu diimplementasikan. Setelah itu akhirnya diputuskan oleh PLN, ada 3 (tiga) modul yang perlu di design yaitu tentang distribusi, tentang keuangan, dan tentang pelayanan pelanggan. Nah akhirnya kita membuat design itu dan selesai sekitar tahun 95 akhir. Nah setelah selesai itu kemudian PLN pada saat itu kesulitan tentang pelayanan pelanggan dan sistem keuangan, maka tahun 96 akhir diputuskanlah untuk membuat suatu pilot project untuk pengerjaan sistem keuangan dan pelayanan pelanggan. Nah setelah itu proses berjalan, ternyata pembuatan pilot project tidak semudah yang di perkirakan. Pada saat itu kami terjadi apa, perpanjangan-perpanjangan waktu karena beberapa hal, kesiapan PLN juga tidak siap, ada intervensi dari luar, baik dari Bank Dunia maupun dari PLN Pusat pada saat itu, kemudian masalah hardwarenya juga. Pada saat itu hardware PLN belum, belum siap. Nah berjalan tadi itu pak, itu dibagi tiga itu tentunya dengan jenis scope yang berbeda, yang pertama tadi memang semuanya dilakukan dengan Politeknik ITB, dengan kita, namun mayoritas karena saat itu masih berbicara analisa dan sebagainya, tentunya mayoritas manpower yang dilakukan adalah dengan mayoritas dari Politeknik ITB. Demikian halnyapun pada saat pelaksanaan untuk design, ditujukan mayoritas dari Politeknik ITB. Nah pada saat memasuki kepada pilot project tadi, karena ini lebih banyak ke hard, apa itu namanya, pekerjaan piranti kasar, programnya macam-macam, maka tim disitu mayoritas dari Netway. Bentuk kerjasama antara Politeknik ITB dengan Netway sendiri itu adalah kerjasama mutual, saling mengisi pak. Artinya tugas utama dari Politeknik ITB pada saat itu tentunya menyediakan SDM, membuat kontrak, administrasi dan macam-macam. Sedangkan kami dari Netway yang juga

3 sebagai dosen pada saat itu menyediakan technical skill yang, karena diluar dari kampus, kemudian masalah keuangan dan masalah project management. Nah jadi prosesnya seperti itu pak. Nah setelah kerjaannya selesai di pilot project tadi itu, maka dihasilkanlah suatu product yang namanya SIMPEL, Sistem Informasi Pelanggan Disjaya. Karena di tengah jalan pada saat itu ada problem sistem keuangan, diganti oleh product dari luar, rencananya yang akhirnya dipakai oleh yang namanya ERP pak, dari SAP. Jadi yang ERP tadi produk asing, SIMPELnya dari produk kita. Nah setelah kerjaan itu selesai, namanya tadi SIMPEL RISI, ada terjadi perubahan yang sangat besar di Indonesia, khususnya yang terjadi di PLN, itu ada perubahan-perubahan khususnya dari kenaikan tarif, yang pada saat itu harus dilaksanakan kenaikan tarif berkala yang per 3 bulan pak. Nah disitu muncullah problem baru, karena itu adalah berbicara masalah implementasi, bukan pilot project lagi, bukan design lagi, bukan analisis lagi. Nah akhirnya setelah rundingan-rundingan dengan segala pemikiran dan pertimbangan, saya sih tidak mengerti masalah hukum, tentunya PLN yang mengerti masalah hukum, minta pertimbangan kesanakesini. Nah akhirnya dengan segala pertimbangan menurut PLN bahwa Netway layak juga untuk ditunjuk untuk melaksanakan itu. Karena dengan sebab-sebab ada yang mendesak, berkelanjutan dan sebagainya, karena pada saat itu sistem PLN memang lagi down, karena itu agen tidak mau lagi melaksanakan, kemudian kenaikan berkala disetiap 3 bulan, kalau tidak dilaksanakan kerugiannya bukan Milyaran tapi ratusan Milyar. Nah jadi dengan segala pertimbangan mungkin dari PLN akhirnya kita diminta, Netway, untuk melaksanakannya. Kenapa Netway? Pada saat itu kita juga berbicara dengan Politeknik ITB, karena ini adalah lebih berbicara mengenai implementasi, ada resiko ada macam-macam, sehingga Politeknik ITB menerbitkan surat bahwa silahkan saja dijalankan oleh Netway selama itu tidak saling merugikan, dan disitu juga dijelaskan apa saja yang sudah dijelaskan, baik mulai dari produk dan sebagainya. Nah setelah itu surat berlanjut pak. Itu dari sisi project sampai akhirnya mungkin ada pekerjaan Roll Out CIS RISI, itu dari satu sisi. Dari sisi yang lain, dari sisi kami Netway, Netway ini kan hanya sabagai dosen pak, jadi pada saat pengembangan aplikasi itu kelihatannya memang mungkin mudah saja membuat aplikasi pak. Atahu kita lihat pembuatan aplikasi itu dari tahun 96 kita baru sukses tahun 2000 selesai di implementasikan. Itu pun bukan karena kesalahan kami. Nah itu prosesnya sangat berdarah-darah. Jadi kami sebagai tim, saya sebagai dosen, juga saya sebagai pimpinan dari Netway tentunya sangat dilematis pada saat itu, apa

4 yang harus kita lakukan, apakah status pekerjaan ini dilanjutkan terus? Apa diberhentikan? Kalau diberhentikan tentunya nama kampus menjadi wanprestasi. Nah ini dengan segala upaya kami lanjutkan semua pekerjaan itu dengan segala apa yang kita punya. Yang kasarnya sih yang kita tinggalin dari yang kita punya, mulai dari rumah, mobil, semua kita jual hanya untuk menyelesaikan project ini. Nah Alhamdulillah pada saat tahun 2000 itu, kerjaan selesai kita serah terimakan ke PLN. Dari sisi PLN tentunya masalahnya sudah selesai, tapi dari sisi Netway belum. Karena pada saat pelaksanaan itukan tentunya kita ngutang sini ngutang sana, nah untuk itulah kami mencari ahlian partner baik lokal maupun asing, nah sala satu yang dipilih sama kami, itu adalah pada saat itu dengan segala pertimbangan, akhirnya kita mengambil SDA Teknologi sebagai partner kami. Nah sejak pengambil alihan saham dari mereka, jadi tahun 2000-an kalau tidak salah tahun 90 akhir, dari seluruh tanggung jawab jadi berubah pak, yang tadinya semuanya saya, karena menjadi 60%, maka kebijakan keuangan semuanya dari dia, dan saya hanya sebagai teknikal, nah dari situlah mulai berjalannya project yang tadi pak. Nah untuk masalah Roll Out CIS RISI itu kan tadi sudah 9 lokasi yang dipasang, sementara di Disjaya ini ada 36 lokasi, nah 36 lokasi tentunya kan lucu kalau 9 lokasi sudah bagus sisanya belum, yang 9 lokasi dia bisa bayar dimanapun pada saat itu, sementara yang lain. Resikonya tinggi karena IDM sudah mencabut sistemnya, pusat sudah tidak mau lagi me-maintain, nah akhirnya itu dan kemudian kita juga punya inisiatif dengan partner kita yang baru itu. Bagaimana kita memberikan suatu Outsourcing saja kepada PLN? Nah penawaran kita dari awal, tentunya kita memberikan penawaran yang paling ideal, jadi penawaran pertama itu, semua sistem diganti, termasuk SIMPEL RISI tadi dibuang, digantikan dengan produk asing, nah itu sehingga dome cost semuanya termasuk hardware dari kita aplikasi dari kita, orang dari kita. Dengan SCOPE jangka waktu 5 tahun. Nah mungkin itu yang menyebabkan fee ini menjadi besar, kalau nggak salah 900 Milyar. Nah dari situ itu penawaran awal dari kita, dari situ mulailah turun, turun, turun, turun itu bukan karena harganya bisa ditawar, tapi semua turun itu karena semua perubahan Scope of work. Jadi kalau bapak, mohon maaf kalau dilihat sejak penurunan dari 900, sampai akhirnya dia di kontrak sampai 137, itu tidak ada perubahan harga yang signifikan. Yang ada adalah perubahan Scope of work, nah jadi dengan perjalanannya yang panjang itu, akhirnya kita dapati 137 dan pekerjaan di laksanakan. Tentunya disaat proses itupun kita terjadi polomik jadi kalau bisa bicara jadi tentunya polomiknya itu, ini harus segera dilaksanakan, izin panjang,

5 tadinya kan dengan ada izin kita nggak ngerti, kita yang tahu adalah kita dikasih pekerjaan atahu tidak? Nah iya, jadi izin, proses perizin dari PLN berjalan, kita negoisasi berjalan, nah itulah yang sepengetahuan saya, jadi saya negosiasi dari yang atas hingga yang bawah itu tentunya mungkin atas feed back feed back yang mungkin dari pusat kek, dari mana saya nggak tahu. Tapi yang jelas (dipotong oleh ) : Nah itu berapa itu hasil akhir negosiasinya? : Nilai kontrak akhir kontrak itu 137 Milyar, itu namanya maksimum pak, plafon maksimum : Dan waktu pengerjaannya berapa lama? : 24 bulan. Jadi yang 137 itu bukan kontrak pak. Kontrak maksimum dimana kalau terjadi perubahan-perubahan Scope Of Work atahu penurunanpenurunan Scope of work, hal itu bisa turun. Nah jadi akhirnya, sepengetahuan saya karena ditengah-tengah saya juga keluar dari Netway pak, kalau tidak salah, jatuhnya jadi 114 terakhir. Karena beberapa penurunan Scope of work. Kira-kira untuk ringkasnya begitu pak. Terimakasih. : Proses tersebut adakah saudara berhubungan dengan terdakwa? : Saya, karena saya dari sisi teknis, saya hanya berbicara kepada PLN, kalau diminta PLN pusat hanya dari prosis presentasi, jadi saya secara individu, secara personal saya kayaknya nggak pernah ketemu, ke floor, bahkan ke kantornya pun nggak. Gitu pak. : Dari itu ada nggak saudara menyerahkan, memberikan sesuatu kepada terdakwa dan atahu orang PLN? : Tidak ada pak. : Tidak ada? : Tidak ada. : Sebab dilihat dari Saksi-Saksi ya, katanya saudara memerintahkan memberikan sejumlah uang untuk PLN. Gimana tuh? : Kalau itu tidak pak. Karena posisi saya di perusahaan adalah di teknis, jadi bukan di keuangan. Jadi tanggung jawab saya walaupun memang secara originatahuris saya sebagai direktur utama, tapi saya, posisi saya kantor saya

6 di PLN pak bukan di kantor Netway. Karena saya day-to-day ngurusin bagaimana sistem ini berjalan. Hakim Anggota : Saudara Saksi ya, saudara di Netway Utama itu sebagai presiden direktur? Direktur utama? Betul pak. Hakim Anggota : Apakah saudara juga pemegang saham di sana? : Betul pak. Hakim Anggota : Berapa presentase saudara? : 25% pak. Hakim Anggota : 25%? : Betul. Hakim Anggota : Baik. Saudara lakukan kontrak ya? Dengan PLN ya? Berapa nilai kontrak? 156 tadi ya saudara? : 137 Milyar pak. Hakim Anggota : 137 ya? Apakah dari nilai 137 Milyar ini ada diadakan sebelumnya negosiasi-negosiasi? : Betul sekali pak. Hakim Anggota : Antara siapa dengan siapa dengan siapa itu? : Antara Tim PLN yang mungkin jumlahnya ratusan orang pak, dengan kami. Hakim Anggota : Dengan saudara? : Betul. Hakim Anggota : Netway Utama ini waktu itu ditunjuk, sistem penunjukannya tahu tidak? : Istilahnya sih penunjukan langsung pak. Hakim Anggota : Bukan istilahnya, soal penunjukan langsung saudara tahu tidak penunjukan langsung ini? : Nggak.

7 Hakim Anggota : Nggak tahu? ngerti tidak saudara waktu itu penunjukan langsung? Ngerti nggak pada waktu itu? : Saya paham pak. Hakim anggota : Saudara paham ya? : Ya. Hakim Anggota : Apakah selain dari pada kontrak utama, apakah ada kontrak-kontrak lain? Yang kontrak nilainya yang, yang tidak begitu besar antara Netway dengan PLN? : Ada pak. Itu periode 2001 sampai sebelum kontrak 2004 pak, ada. Hakim Anggota : Berapa kontraknya itu? Ada sekitar berapa? : Kalau tidak salah 6 pak, ya. Hakim Anggota : Ada 6? : Saya lupa pak. Hakim Anggota : Itu semuanya ditunjuk langsung nggak? : Betul, betul Hakim Anggota : Tunjuk langsung semua yah..baik, kemudian apakah PT. Netway Utama ini sudah menerima pembayaran? : Kalau, karena saya sudah tidak di Netway lagi pak, saya dapat informasi Netway Utama baru dibayar 101 Milyar pak. Kemudian piutangnya 13 Milyar lagi. Hakim Anggota : Berarti masih ada yang belum dibayar? : Betul. Hakim Anggota : Sekitar berapa? : 13 Milyar. Hakim Anggota : 13 Milyar, kemudian apakah saudara mengetahui mengenai nilai marketing expenses yang ada didalam PT. Netway tersebut? Pembayaran-pembayaran? : Kalau nilai saya nggak tahu pak. Hakim Anggota : Apakah saudara mengetahui marketing expenses itu?

8 : Maksudnya pak? Kalau marketing expensesnya memang ada. Hakim Anggota : Ada : Tapi jumlahnya berapanya saya nggak tahu, karena itu bukan bidang saya. Hakim Anggota : Yang menetukan besaran-besaran didalam ME itu sendiri siapa? : Baik, jadi begini pak, di kita ini ada 3 group pemegang saham, saya sendiri itu yang bertanggung jawab terhadap teknis, mulai dari product development, kemudian implementasi, operasional, service, dan support. Kemudian pemegang saham yang lain itu di bagian marketing, kemudian satu lagi pemegang saham mayoritas itu adalah dari sisi keuangan dan kebijakan perusahaan. Gitu pak. Jadi dari sisi uang, pencairan dari saya maksimum hanya lima puluh juta pak. Hakim Anggota : Oh saudara hanya lima puluh juta? : Iya maksimum pak. Hakim Anggota : Diatas lima puluh juta siapa? : Mayoritas pemegang saham pak. Hakim Anggota : Mayoritas pemegang saham? : Betul. Hakim Anggota : Baik. Kemudian tadi saudara mengetahui ya mengenai apa, audited payroll? Yang pernah dilakukan? : Saya pernah dengar pak, iya. Hakim Anggota : Mengetahui nggak? : Secara teknis saya nggak tahu pak. Hakim Anggota : Jadi saudara nggak tahu? : Secara teknis saya nggak tahu, tapi memang ada persyaratan, bahwa untuk melengkapi administrasi ini, semua harus pakai audited payroll, ya betul. Hakim Anggota : Besaran-besarannya saudara tahu? : Tidak pak. Hakim Anggota : Tidak tahu?

9 : Saya tidak se-detail itu. Hakim Anggota : Tidak se-detail itu? : Iya. Hakim Anggota : Baik. Kemudian, saudara dengan terdakwa ini sudah lama kenal? : Saya pertama bertemu beliau pada saat saya diminta presentasi di PLN pusat, mungkin tahun 2002 atahu 2003, saya lupa pak. Hakim Anggota : 2002? : Atahu 2003, atahu 2001, saya nggak tahu. Hakim Anggota : Sebelum-sebelumnya? : Saya nggak kenal pak. Hakim Anggota : Apakah saudara sebelum ada kontrak ini sering bertemu dengan dia? : Belum pernah pak. Hakim Anggota : Tidak pernah mengadakan pembicaraan-pembicaraan? : Tidak pernah pak. Hakim Anggota : Pada waktu saudara mengajukan proposal itu bagaimana? : Jadi pada saat waktu teknis proposal itu, pertama kita mengajukan kepada kepala PLN Disjaya pak. Waktu itu kita diminta untuk presentasi, setelah kita presentasi karena ini sifatnya multiyears maka kita diminta untuk melakukan presentasi juga di pusat. Nah akhirnya kita membuat surat perkenalan ke pusat, untuk meminta izin melakukan presentasi. Disitulah saya pertama kali bertemu dengan beliau pak. Hakim Anggota : Yang benar? Memang pada saat itu sudara belum pernah kenal dengan terdakwa? : Belum pak, sama sekali belum. Mungkin lihat dari mukanya pun belum saya. Hakim Anggota : Baik. Apakah PT. Netway, saudara keluar dari PT. Netway kapan? : Saya tahun 2006 pak. Hakim Anggota : Tahun 2006?

10 : Iya. Hakim Anggota : Saudara tahu keuntungan dari PT. Netway ada? Waktu itu? : Jadi kalau boleh saya cerita sedikit pak. Jadi di Netway tadi kan ada tiga group pemegang saham, memang- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Ya. Sebentar ya, khusus untuk Outsourcing CIS RISI ya? : Jadi tahun 2004, kita sudah, terutama mungkin, mungkin group kami pak secara teknis dari Netway, sudah ada konflik dengan pemegang saham yang besar. Alasannya apa? Ya tadi itu pak, kita nggak pernah dapat Laporan Keuangan, sampai hari inipun saya belum pernah dapat Laporan Keuangan, bahkan saya hanya baru lihat Laporan Keuangan di KPK. Yang kedua saya nggak tahu untung-ruginya berapa, yang ketiga kita nggak pernah dapat deviden karena saya tidak dapat Laporan Keuangan. Jadi kalau bapak tanya sama saya, ngerti nggak laporan keuangan? Saya nggak tahu. Dan saya baru lihat di KPK dan saya sampaikan di KPK. Dan itu, bukti bahwa saya bermasalah dengan pemegang sahamnya itu, saya menghadap waktu itu pak Fahmi, waktu itu akhir 2004 atahu 2005, saya minta mundur dari project. Karena sudah ini. Tetapi beliau minta demi keutuhan project ini, kalau saya berhenti berarti kan kacau semua pak, akhirnya beliau meminta dengan saya, supaya saya terus untuk sampai project ini selesai. Akhirnya dengan konsensus bersama, dan saya ingin kembali ke pemegang saham semua, kita komit bahwa sampai project ini selesai, setelah ini selesai saya berhenti. Dan memang setelah project ini selesai, dan productnya sudah ada, kebetulan pada saat itu saya ada kerjaan di Jawa timur, dengan kerjaan di Jawa Timur, setelah itu saya berhenti. Dan saya memang tidak melanjutkan lagi. Saya kalau bapak tanya mengenai keuangan saya nggak ngerti. Hakim Anggota : Nggak ngerti ya saudara? : Iya betul pak. Hakim Anggota : Saudara Saksi ya, tadi selain saudara sebagai pemegang saham di Netway, saudara sebagai Dirut ya? : Betul pak secara de jure. Hakim Anggota : Benar begitu ya. Kemudian yang melakukan tanda tangan kontrak dengan PLN saudara sendiri kan? : Betul pak.

11 Hakim Anggota : Nah saya langsung ke aliran dana saja ya. Tadi sebelum saudara diperiksa beberapa Saksi menjelaskan, bahwa saudara banyak memerintahkan kepada, kalau tidak salah kepada direksi atahu bagian keuangan yang di Netway. Keluarkan uang segini, segini, sampai sekian, akhirnya dia perintahkan kepada bendaharanya untuk mengeluarkan, menyampaikan apa yang saudara maksudkan itu. Bagaimana itu? : Jadi pak, seperti saya katakan tadi, kalau saya, tugas saya itu adalah di kantor Distribusi pak ya, kantor Netway itu ada di pasar central. Nah yang saya ketahui itu adalah keuangan-keuangan riil project, saya tidak mungkin meminta atahu memerintahkan pengeluaran yang lain karena Laporan Keuangannya pun saya nggak tahu. Hakim Anggota : Tapi, benar nggak saudara memerintahkan kepada tadi kalau tidak salah tadi namanya Ricky, Direktur Keuangan, pernah nggak saudara perintah untuk mengeluarkan uang? : Saya tidak pernah pak. Hakim Anggota : Nggak pernah ya? : Karena itu adalah wewenangnya pemegang saham yang besar pak. Hakim Anggota : Ya itu kata saudara ya, tadi Saksi tadi menjelaskan seperti itu. Bahkan uang tersebut katanya ada terdapat pada orang-orang PLN. Gimana itu? Tetap saudara tidak- (dipotong oleh Saksi) : Kalau itu, tidak mungkin. Setahu saya sih tidak pak. Hakim Anggota : Nggak saudara kan sudah disumpah ya! : Betul pak, betul. Ya. Hakim Anggota : Dalam mendapatkan proyek di PLN ini, saudara menghubungi siapa saja di PLN itu? : Jadi kalau bapak lihat tadi dari sejarah pak, kita ini di PLN ini betul-betul dari bawah, dari nol. Dan membuktikan kepada teman-teman di PLN bahwa kita ini menghasilkan sesuatu karya yang memang dipakai dan berhasil pak. Jadi mereka melihat kita itu dari sisi profesionalisme pak, bukan dari kita ngasih terus kita keluar pak. Hakim Anggota : Saudara pernah nggak mendaftarkan tadi ke Dirjen HAKI SIMPEL RISI ini kepada merk itu dulu, pernah nggak?

12 : Yang saya tahu CIS RISI saya belum pernah pak. Yang kita patenkan itu, itu ada namanya CCBS Hakim Anggota : Bukan CIS RISI ini ya? : Bukan CIS RISI, jadi kalau boleh saya cerita sedikit ini ya. Kita kan membangun suatu product, PLN tuh nggak punya apa-apa pak. PLN tuh punya yang namanya TUL 94 sama yang namanya Gilbert, itu bukan apaapa pak. Jadi itu hanya sebagai bisnis proses. Seperti mungkin bapak beli windows atahu apapun, nah kita punya dasar algoritma kita dan konsepkonsep kita untuk membuat itu pak, nah itulah yang dasar yang kita bikinkan. Yang kita patenkan kepada hak cipta itu, bukan produk pak. Hakim Anggota : Apa? : Yang CIS RISI itu sudah punya PLN, SIMPEL RISI punya PLN Hakim Anggota : Terus? : Yang kita Patenkan kepada Hak Cipta itu adalah konseptual kita tentang Customer Information System. Permasalahan yang ada di kita ini, mereka nggak ngerti apa itu konsep. Rencana kita itu tadinya yang kita patenkan itu algoritme kita, konsep kita, karena kalau bapak lihat kan ada yang namanya- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Ya terus dalam kenyataannya? : Dalam kenyataannya pak, produk kita kan ada dua, konsep ada produk, ini kan semua berevolusi pak, nah jadi kita patenkan kepada Hak Cipta. Kalau PLN tuh ada punya yang namanya 6 fungsi, yang kita patenkan itu ada 3 fungsi, namanya juga produk juga, sama, tetapi itu dua hal yang berbeda. Yang satu adalah produknya PLN yang satu produknya kita. Hakim Anggota : Tapi dalam kenyataannya, apakah yang saudara daftarkan di Hak Cipta tersebut dikabulkan atahu tidak hal tersebut? : Dikabulkan pak, Alhamdulillah. Hakim Anggota : Kalau CIS RISI sama SIMPEL milik PLN ya? : Itu memang milik PLN pak. Hakim Anggota : Tapi itu yang saudara daftarkan bukan? : Bukan pak, sama sekali bukan. Terimakasih pak.

13 Hakim Anggota : Pak Gani, pak Gani dosen ya? Dosen dimana? Di ITB ya? : Betul, di Politeknik ITB. Hakim Anggota : Politeknik ITB, pada dosen itu betul ada SIMPEL RISI di PLN ya? Tahun 91-94? : Belum ada pak. Hakim Anggota : Belum ada? Tahun berapa SIMPEL RISI itu ada? : Tahun 2000, dari 90 sampai Hakim Anggota : Tahun 2004-an ya, itu Simpel RISI itu yang mengerjakan PLN dengan Politeknik ITB apa dengan perusahaan saudara? : Secara kontraktual yang membangun SIMPEL itu adalah Politeknik ITB. Hakim Anggota : Dengan PLN? : Betul. Tetapi secara (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Itu loh, yang mengerjakan? : Yang mengerjakan? Kan kita berbicaranya bukan produk pak, yang mengerjakan Hak Cipta, kan kita yang menciptakan. Yang menciptakan kita. Dasarnya apa? Saya punya surat dari- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Kita, kitanya itu Politeknik ITB atahu Netway? : Politeknik ITB dengan kita. Hakim Anggota : Kok kita lagi? : Nggak, sorry, maksudnya- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : PLN maksudnya? : Bukan, Politeknik ITB dengan Netway. PLN tidak membuat sama sekali pak, sama sekali tidak membuat. Hakim Anggota : Nanti dulu, keterangan Pak Bambang ya, direktur Politekniknya, bahwa yang melakukan kerja sama, kontrak kerjasama itu adalah ITB dengan PLN, bukan dengan Netway. : Betul. Hakim Anggota : Betul kan begitu?

14 : Betul. Hakim Anggota : Nah, jadi bukan dengan kita kalau begitu? Lalu masuklah Netway pada waktu itu ya? Mengajukan proposal kepada terdakwa, betul itu? Melalui Margono? : Oh itu, itu beda lagi. Hakim Anggota : Coba, coba di ceritakan! Ceritakan lagi yang benar, soalnya tadi ceritanya kabur gitu loh, nggak, nggak runtut. Apa yang seperti dikatakan oleh Bambang ini loh? Coba ceritakan. : Kalau yang ini, kerjanya dengan Politeknik ITB, Hakim Anggota : Iya, Saki GAG : Itu adalah kita bersama-sama membuat produk namanya Pilot Project, namanya SIMPEL RISI pak. Hakim Anggota : SIMPEL RISI betul? Betul ya. : Bersama-sama, kenapa, karena kita dua-duanya punya surat pak, bahwa ini dikerjakan bersama-sama. Jadi itu legalitasnya sama pak, jadi saya punya legalitas bahwa itu produk Netway ya produk Politeknik ITB. Legalitasnya ada. Hakim Anggota : Yang tanda tangan dibawah kontrak siapa dengan PLN? : Kalau tanda tangan Kontrak, kalau kerjaan pak yang tanda tangan itu adalah antara Politeknik ITB dengan PLN. Tapi kalau produk lain lagi pak. Hakim Anggota : Ya pokoknya saya nggak tahulah soal IT, saya nggak tahu. Yang jelas sekarang mengenai CIS RISInya toh? : Betul pak. Hakim Anggota : Setelah itu masuklah programnya pak Gani toh? Tahun berapa itu? : Itu dari awal pak, dari tahun 92 itu saya yang bikin pak, dari tahun 94 itu saya bersama-sama dengan Politeknik ITB sampai tahun 2000, sampai tahun 2000 pak. Jadi selama 6 tahun kita antara Politeknik ITB dan Netway mengerjakan bersama-sama, jadi bukan Politeknik saja pak. Hakim Anggota : Bagaimana take over Netway pada tahun 2000 itu? Dengan PLN? : Jadi itu bukan kami yang menilai, (dipotong oleh Hakim Anggota)

15 Hakim Anggota : Ya bukan kalian yang menilai, saya nanya. Saki (GAG) : Betul, waktu itu PLN meminta petunjuk dari Biro hukum, apa betul yang, boleh tidak Netway ditunjuk langsung, gitu. Akhirnya mereka mencari alasan-alasan, ya salah satunya tadi pak, dikerjakan bersama-sama. Ini apa namanya, bukan pekerjaan subkontrak dan sebagainya lah, saya kurang paham masalah hukum. Akhirnya Netway diperbolehkan untuk ditunjuk langsung. Karena memang dari awal yang membuat itu Netway. Jadi Netway itu bukan ujug-ujug tahun 2000 baru masuk, nggak pak, dari awal. Hakim Anggota : Nanti. Tadi kenal dengan terdakwa sejak kapan? : Saya baru kenal sejak tahun 2001 atahu 2002 saya lupa pak, pertama presentasi saja pak. Hakim Anggota : Pada waktu ke belakang itu, pernah nggak ketemu terdakwa? : Belum pak. Hakim anggota : Waktu Dirsar? : Belum. Hakim Anggota : Selama ini bertemu dengan siapa saja? : Jadi kita ini kan hanya terbatas di Distribusi pak, Hakim Anggota : Oh Disjaya ya? : Disjaya saja. Jadi, seluruh orang Disjaya saya kenal. Hakim Anggota : Lalu apa yang membedakan SIMPEL RISI dan CIS RISI itu? : Itu sangat beda pak, kalau dari sisi saya. Hakim Anggota : Bedanya dari mana? : Pertama, SIMPEL RISI itu dibuat pada saat organisasi PLN ada kantor Distribusi, ada kantor Cabang, ada kantor Rayon. Itu satu pak ya. CIS RISI kantor Distribusi dan kantor Cabang saja, jadi cuma ada dua kantor. Yang kedua adalah ada perubahan fungsi, ada perubahan penambahan fitur, jadi aplikasi kalau saya boleh sebutkan, aplikasi yang berada di SIMPEL RISI mungkin 60 pak ya, CIS RISI mungkin ada 90, mungkin ada 100 lebih, jadi memang jauh berbeda.

16 Hakim Anggota : Saya mohon maaf, kalau nanti salah tolong dibetulin, dalam hardware sama softwarenya merubah total atahu hanya menambahkan saja? : Kalau Hardware itu hanya menambahkan pak. Hakim Anggota : Menambahkan, artinya SIMPEL RISI ditambah sesuai dengan tadi komposisi itu? : Sebenarnya bukan. Yang sudah ada dipakai, yang belum ada ditambah. Hakim Anggota : Ditambahkan. Pada akhirnya tidak membuang yang SIMPEL RISI? : Betul. Hakim Anggota : Tetap dilaksanakan? : Betul. Hakim Anggota : Yang tanda tangan antara CIS RISI dengan apa, program CIS RISI itu Netway dengan, siapa yang tanda tangan Netway dengan PLN? : Kalau CIS RISI saya pak. Hakim Anggota : Diikut sertakan tidak Politeknik ITB waktu itu? : Tidak pak. Hakim Anggota : Sementara programnya masih dipakai? : Kan tadi kan yang dikatakan tadi pak, Hakim Anggota : Yang ditambahkan tadi itu? : Bukan pak, SIMPEL RISI itu adalah milik bersama antara Netway dan Politeknik ITB. Hakim Anggota : Ada nggak kerjasama, perjanjian kerja sama antara Netway dengan Politeknik ITB? : Ada pak, dan disitu, disitu dikatakan bahwa masing-masing pihak boleh memasarkan, boleh mengembangkan lebih lanjut. Jadi saya punya hak, Politeknik ITB juga punya hak. Hakim Anggota : Lalu Saksi pada saat itu memberitahukan kepada direkturnya, pak Bambang? : Surat itu dari Politeknik ITB pak.

17 Hakim Anggota : Oh gitu ya. : Harusnya pak Bambang tahu dong? Hakim Anggota : Oh dikembangkan itu ya? : Ya betul. Tapi mungkin waktu itu yang tanda tangan bukan pak Bambang. Kalau nggak salah TB 1 ya, pak Tonny. Ya betul. Hakim Anggota : Lalu pada akhirnya itu kan proyek multiyears ya? : Betul. Hakim Anggota : Betul ya. Selesai sesuai dengan itu, waktu? : Selesai pak. Hakim Anggota : Selesai? Tahun berapa itu dulu mulai? : Mulainya tahun 2004 bulan April, kita selesai 2006 bulan April juga pak. Hakim Anggota : Tahun Lalu pada permulaan proyek berapa kali bertemu dengan terdakwa? : Kayaknya hampir nggak pernah ya. Hakim Anggota : Yaa nggak mungkin, ada proposal kan? : Oh waktu pelaksanaan project maksudnya? Hakim Anggota : Ya, ya. : Kalau pelaksanaan project nggak. Tapi sebelum project itu ditanda tangani ketemu dengan beliau hanya pada saat presentasi saja pak. Karena saya diminta presentasi ke pusat. Hakim Anggota : Betul, lalu apa respon beliau pada waktu itu, tentang proyek itu CIS RISI itu? : Respon beliau sangat baik, karena itu akan increase revenue dan ternyata terbukti pak, menaikkan revenue katanya hampir 100% untuk PLN. Hakim Anggota : Kenaikan 100%. Dan pada waktu itu diperkirakan proyek multiyears diperkirakan 5 tahun? : Proposal pertama tahun 2000, betul 5 tahun. Hakim Anggota : Lalu kenapa bisa 2 tahun?

18 : Saya tidak tahu sejarahnya, tapi itu saya kan negosiasinya dengan Distribusi pak, bukan dengan Pusat. Jadi mungkin kita di Distribusi, kemudian Distribusi lapor ke Pusat. Kalau jalan 5 tahun kemahalan mungkin kan? Turun, tetap 5 tahun tapi Scope-nya misalkan kan pakai produk yang SIMPEL RISI saja misalnya. Turun, sudah gitu balik lagi, oh turun lagi jangan 5 tahun, jadi 3 tahun. Turun lagi jadi 2 Tahun. Akhirnya proses yang selama 2 tahun itulah yang terjadi, sehingga posisi itu lah yang membuat kontrak ini selama 2 tahun pak. Hakim Anggota : Selama 2 tahun, Saksi yang mengerjakan dan Saksi sebagai Dirut ya? Maksudnya semua manajemen ya? : Betul pak. Hakim Anggota : Betul semua ya? : Betul iya. Hakim Anggota : Tadi mengundurkan diri tahun berapa? Dari? : Saya 2006 pak. Hakim Anggota : 2006? Konflik itu timbul tahun berapa, persoalannya? : 2004 pak. Hakim Anggota : Tapi sudah selesai semuanya ya? Kenapa bisa mengundurkan diri? : Karena itu komitmen saya, bahwa setelah kerjaan- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Kenapa saudara komitemen itu? : Kan masing-masing orang punya idealisme pak ya, jadi karena saya mengatakan bahwa dan janji saya sudah selesai, apa yang sudah saya berikan untuk PLN, yang menurut saya juga Negara, dan berhasil, semua juga sudah selesai. Hakim Anggota : Karena tuntas dan berhasil- (dipotong oleh Saksi) : Saya berhenti, iya. Hakim Anggota : Cukup pak, makasih.

19 Hakim Anggota : Saya perlu ketegasan saja dari saudara, saudara pernah nggak mengeluarkan memo-memo kepada Ricky, mengeluarkan sejumlah uang untuk keperluan PLN atahu pembelian apa untuk kepentingan PLN, pernah atahu tidak? : Seingat saya nggak pernah pak, kecuali itu ada kaitannya langsung dengan project. Hakim Anggota : Gitu ya? Jadi tidak pernah ya? : Tidak. Hakim Anggota : Tidak ada memo-memo yang saudara keluarkan perintah kepada Ricky untuk keperluan PLN tidak pernah ada ya? : Nggak pernah pak. Hakim Anggota : Ya, nanti kita lihat bukti-buktinya. : Iya pak. : Penuntut Umum? Silahkan ada? : Izin bertanya, Yang Mulia. Saksi, tadi Saksi menyampaikan tahun 91 mendirikan Netway? Kemudian tadi Saksi menyampaikan ada pekerjaan antara Politeknik dengan PLN Disjaya terkait SIMPEL RISI. Disitu Saksi terlibat sebagai dosen, tadi Saksi juga menyampaikan Netway juga terlibat. Kapan bisa dibedakan antara Saksi sebagai dosen dan sebagai Netway? : jadi gini pak, pada saat tahun 90, tahun 90-an pak ya, itu memang, dosen itu di-encourage untuk melakukan subpenelitian diluar kampus untuk bisa dibawa ke kampus. Karena pada saat zaman itu, subsidi pemerintah itu sangat kecil, jadi maka pada saat tahun 90-an, yang namanya UPM Unit Pelayanan Masyarakat, LPM Lembaga- (dipotong Penuntut Umum) : Ya. Begini Saksi, jadi Saksi kan pertama kali Politeknik ITB, kemudian membuat suatu perjanjian kerja sama dengan PLN Disjaya itu tahun berapa? Masih ingat? : Tahun 94 pak. : 94? Saksi dilibatkan sebagai dosen? : Saya memang dosen dari tahun 90 : Iya, ketika itu dilibatkan dalam proyek ini sebagai dosen?

20 Saksi : Betul. : Kemudian tadi Saksi sampaikan, Netway juga dilibatkan. Apakah kemudian antara Netway dengan Politeknik ITB juga dibuat suatu perjanjian kerja sama? : Betul pak. : Siapa yang tanda tangan disitu? : Itu saya sendiri dengan pak Tonny Soewandito pak. : Pak Tonny Soewandito dengan? : Saya sendiri. : Saksi sendiri. Kemudian Saksi sekarang swasta? Sejak kapan mulai keluar dari ITB? : Mungkin sekitar tahun 2000-an pak ya, atahu 99 saya lupa. : Tahun 2000 : Kalau tidak 99, tahun 2000 pak. : 99 atahu 2000? : Betul pak. : Kemudian terkait dengan hasil SIMPEL RISI tadi, kalau tidak salah Saksi mengatakan bahwa itu adalah hak dari ITB dan Netway, begitu kan? Kemudian Saksi keluar dari ITB, betul? : Betul pak. : Betul. Ketika 31 September 2001 Saksi mendaftarkan ya, apakah kemudian Saksi menginformasikan terkait dengan pendaftaran program tadi? Ada 1 program yang didaftarkan oleh Saksi kepada ITB? : Secara formal saya tidak pak, karena yang namanya pendaftaran hak cipta itu kan hak, bukan kewajiban. Jadi bagi kita sebetulnya pada saat itu mau didaftarkan mau tidakpun buat kita sih sebenarnya tidak ada masalah, wong penciptanya kita kok. Dan juga tidak ada kewajiban bagi kita untuk melaporkan juga ke saya, saya tidak tahu hukumnya ya pak, kira-kira begitu pak. Tapi Politeknik tentunya tahu pak kita mendaftarkan.

21 : Terkait dengan pekerjaan pembuatan SIMPEL RISI tadi, Netway juga menerima pembayaran dari PLN Dsijaya? : Iya, betul pak. : Apakah dari PLN Disjaya langsung kepada Netway, atahu melalui Politeknik ITB dulu? : Jadi sesuai prosedur pak, karena yang mempunyai kontrak adalah Politeknik ITB, jadi semua pembayaran dari PLN Disjaya ke Politeknik ITB, baru setelah dipotong biaya macam-macam, baru sisanya dibayarkan ke Netway pak. : Sisanya dibayarkan ke Netway. Tapi sebetulnya yang punya kewajiban untuk mengesahkan perjanjian adalah Politeknik ITB? : Betul pak. : Apa kaitannya dengan keterangan Saksi tadi berdarah-darah itu? : Jadi begini pak, kalau kita berbicaranya hanya berbicara kontrak, kan pak ya pekerjaan yang kita kerjakan di PLN itu, itu kan selain membuat analisa kemudian mendesign, kita kan membuat suatu produk dimana produk ini harus diimplementasikan di 9 pilot project. Nah kontrak Politeknik ITB dengan PLN itu hanya satu tahun pak ya, padahal, di dalam kenyataannya pekerjaan itu dikerjakan mungkin hampir tiga tahunan lebih pak. Nah maksud saya berdarah-darah itu, nah tentunya kan biaya satu tahun dengan tiga tahun berbeda pak. : Ya, kembali kepada, dilanjutkan tadi terkait saudara presentasi di PLN pusat ya, tadi saudara sampaikan perkenalan ke pusat, siapa yang mengenalkan saudara ke pusat pada saat itu? : Kami membuat surat ke PLN pusat untuk minta presentasi pak. : Meminta untuk presentasi? : Betul. : Ditujukan kepada siapa waktu itu? : Karena yang bertanggung jawab kepada Distribusi itu adalah Dirsar, maka saya membuat surat ke Dirsar. : Dirsar pada waktu siapa?

22 : Pak Eddie. : Pak Eddie? : Betul. : Terkait dengan negosiasi harga tadi ya, disampaikan dari 900 ke 137 itu Saksi melakukan negosiasi sendiri mewakili Netway dengan PLN? : Oh tidak pak. Jadi, kalau menurut pemikiran saya, negosiasi antara Netway dengan PLN itu, itu adalah mungkin kalau, baik dari pikiran saya adalah negosiasi yang terbuka pak. Karena yang terlibat dari Netway adalah seluruh, bisa dikatakan seluruh staf dari Netway, kalau dari PLN itu adalah dari kantor distribusi, kantor pusat, mungkin saya nggak tahu darimana, saya ingat jumlahnya mungkin ada 100 orang. Dan bahkan kalau tidak salah dalam satu presentasi Pak Eddie mengundang seluruh orang, seluruh GM yg ada di seluruh Indonesia. Jadi menurut saya, saya tidak paham permasalahannya, tapi yang jelas negosiasi ini adalah, saya merasa negosiasi yang paling terbuka selama sejarah saya hidup. : Terkait komponen yang dikumpulkan sehingga menjadi 137 itu. Dari komponen yang membentuk angka 900, adakah salah satu dari komponen itu terkait dengan biaya ekspatriat? : Breakdown untuk detail itu seingat saya, itu baru ada di pada saat posisi 500-an atahu 300-an, saya lupa. Pada saat di 500 itu kita baru bulat poinpoinnya saja pak. Untuk hardware sekian, untuk software sekian, untuk jangka waktu sekian. Nah jadi, makin lama, makin lama makin mengerucut. Nah mungkin di akhir-akhir baru muncul pak, orang lokalnya berapa, orang ekspatriatnya berapa dsb. Betul pak, tapi mungkin di akhir-akhir pak. : Terkait dengan yang saya sampaikan tadi, ekspatriat, sebetulnya didalam kotrak antara PLN dengan Netway tadi, itu kontrak anda melakukan pekerjaan ini, pokoknya nilai ini. Anda melakukan pekerjaan ini atahu saya melakukan ini dengan tenaga ini yang jumlahnya sekian gajinya sekian, atahu bagaimana? : Jadi, selalu teknik kita bernegosiasi dengan PLN, itu yang pertama dilakukan adalah PLN mau apa? Dalam arti kata Scope of Worksnya itu apa? Begitu semua didefinisikan Scope of Worksnya, baru kembali ke kita, nanti kita hitung. Nah pada saat awal-awal sebetulnya kita menawarkan kepada PLN itu bukan man month pak. Bukan per man month begini, tetapi yang umum ada itu adalah per-customer berapa. Tapi mungkin pada saat itu,

23 saya sendiri tidak paham kenapa, sehingga PLN meminta untuk dirubah menjadi Breakdown menjadi man month. Itu sebetulnya agak sedikit kurang lazim, tetapi karena memang itu karena keinginan dari PLN, akhirnya kita mencoba menjadi breakdown, jadi Scope of Work itu. Maka kita breakdown kerjaannya, artinya kerjaannya malah tambah detail pak. Kerjaan ini kita hitung berapa orang yang diperlukan, berapa waktu yang diperlukan dan sebagainya, gitu pak. : Terkait dengan man month tadi, apakah seluruh data yang ada di man month itu juga orang yang bekerja untuk Netway? : Setahu saya iya pak. : Apakah semua itu, apakah jumlah yang saudara cantumkan pada man month itu juga riil bekerja? : Jadi gini pak, ada- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Nggak, kasih tahu saja itu riil atahu tidak? Itu saja! : Riil pak, riil : Riil. : Jadi mungkin kalau saya tambahkan begini pak, itu kan Scope-nya berbeda pak, kalau kita berbicara orang operasi- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Saksi, mungkin nanti yang lain saja. : Saudara Saksi, tadi atas pertanyaan Yang Mulia Majelis Hakim, saudara mengatakan tidak pernah memberikan memo atahu catatan kepada Ricky untuk mengeluarkan uang. Benar itu? : Betul pak. : Oke. Apakah saudara masih ingat saudara membuat memo ini? To Ricky S.B. from Gani AG, Mei pembayaran untuk PLN untuk Marketing Expenses sebesar Rp ,-. Saudara masih ingat? : Saya nggak tahu pak, boleh saya lihat pak? Hakim Anggota : Nanti kita tunjukkan saja. : Yang Mulia kami akan menunjukkan barang bukti terlebih dulu nanti kita tanyakan.

24 Hakim Anggota : Iya, iya (J, Saksi, Penasehat Hukum dan Terdakwa mendatangi meja Hakim) : Ini tanda tangan saudara? : Betul pak. : Ada tentang apa ini? Ada Pembayaran untuk PLN sebesar Rp. Rp ,- : Iya pak, saya paham maksudnya sekarang. : Ya. Ini paraf saudara? : Ya, betul. : PLN fee? : Betul pak. : Rp ,-? : Betul, betul pak. : Tanda tangan saudara? : Betul pak. : Tanda tangan saudara? : Iya pak. Boleh saya jelaskan pak? Hakim Anggota : Ya. Silahkan duduk. (, Saksi, Penaseha Hukum, dan Terdakwa kembali ketempat semula) : Saudara Saksi, saudara sudah melihat tadi apa yang kami tunjukkan, : Betul pak. : Tadi saudara membenarkan ada beberapa tanda tangan dan paraf, : Betul pak. : Ini yang pertama saya tanyakan dulu, ada tulisan duit Rp ,- PLN Fee, tertanggal 24 Febuari Ini maksudnya apa nih?

25 : Jadi begini pak. Waktu pengambil alihan perusahaan, saham kita 60%, kita dibayar sejumlah tujuh Milyar pak, ya, sama (tidak jelas mengucapkan apa. Nah pada saat periode 2000 sampai 2004 mereka men-trip saya ini sebagai projectnya PLN. Nah jadi, semua pembayaran yang pembayaran ke saya, jadi kalau bapak lihat itu lampirannya saya, itu adalah pembayaranpembayaran saham ke saya pak, yang totalnya menjadi Rp ,-. Dan itupun menjadi salah satu pemicu, karena sampai tahun 2004 itu mereka masih belum lunas sama kita. Jadi kalau boleh saya jelaskan sedikit, pembayaran itu, 7 M itu, 2 M ke bank sudah dibayarkan sama mereka, kemudian sebagian ada hutang ke pembagian saham, ke pemegang saham dan keluar, nah itu yang dicicil pak. Jadi itu yang dicicil itu yang saya sendiri baru lihat di KPK, bahwa ternyata saham saya ini di bayar oleh uang saya sendiri pak. : Sebentar, pertanyaan saya adalah, apa yang dimaksud dengan PLN fee itu? : Jadi karena saya di anggap sama si major shareholder pada saat itu sebagai PLN, jadi saya itu dianggap sebagai orang PLN, jadi sebelum kontrak ini jadi, saya adalah PLN membayar sahamnya itu, bahasanya dia begitu pak. : Jadi ini yang bayar PT. Netway? : Ke saya untuk pembayaran. : Sebentar sebentar, saudara kan juga dari PT. Netway? : Bukan pak, dia membayar saham saya pak. Jadi kalau bapak lihat di pembukuan, bapak tidak akan melihat, saya saja baru lihat kemarin, tidak akan ada pembayaran pembelian saham ke saya pak. : Berarti ini (dipotong oleh Saksi) : Ini adalah pembayaran saham. : Mengambil uang ini di PT. Netway, gitu? : Betul pak. Sebagai pembayaran saham. : Baik, saya lanjutkan. Kemudian pada tanggal 14 Mei 2003 ada pembayaran untuk PLN marketing ekspenses sebesar 160 Juta. Ini apa maksudnya ini? : Itu semua pak, itu semua berlaku sampai tahun 2004 pak. Jadi kalau pembayaran fee yang saya yang ambil cash, itu adalah pembayaran pemegang saham. Hanya sampai tahun Setelah itu, sudah nggak ada

26 lagi pak. Jadi dari proses tahun 2001 kalau tidak salah sampai tahun dua ribu sebelum kontrak 2003 akhir, itu adalah pembayaran bank. : Kenapa kok besarannya tidak sama ini? Pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya? : Itu berdasarkan kemampuan perusahaan kelihatannya pak. : Paling kecil berapa saudara pernah terima? Seingat saudara? : Wah saya lupa pak, pokoknya yang saya ingat kalau paling besar saya dibayar 2 Milyar untuk di bayarkan ke Bank, kemudian ada beberapa ratus juta berulang-ulang itu, untuk membayar ke, ke namanya utang non-bank, baru sisanya ke saya. : Lalu ini sekarang ada 5 Juta untuk ADM PLN, nggak tahu ini apa administrasi atahu apa ini? Saudara masih ingat apa maksudnya pengeluaran ini? : Waduh saya nggak tahu pak. Saya lupa kalau ini, belum lihat : ya? : Kalau untuk saya sih puluhan juta minimum pak. : Ya, ini urusan apa ko cuma 5 Juta? Yang tadi kan ratusan Juta, ko ini cuma 5 Juta? : Saya nggak paham kalau untuk ini. : Apakah ini termasuk yang saudara tadi jelaskan, ini termasuk fee saudara? : Kalau misalkan fee saya itu puluhan Juta, atahu ratusan Juta pak (dipotong oleh Penuntut Umum) : Ya makanya ini tadi saya katakan, kalau ini merupakan hak saudara sebagai fee tadi kan ratusan Juta. Sedangkan ini hanya 5 Juta, gitu maksudnya. : Saya nggak tahu pak. Boleh saya lihat pak? : Boleh silahkan. (, Saksi, Penasehat Hukum,terdakwa mendatangi meja Hakim) : Oh kalau ini mungkin bukan saya, berarti kan Pak Ronal yang minta pak. : Ini?

27 : Jadi saya memberikan kepada pak Ronal, pak Ronal yang, saya nggak tahu pak. : Ya ini maksudnya seperti apa? : jadi Maksudnya, emmm pak Ronal itu kan pemegang saham kita pak, jadi ada permintaan please arrange the payment to Ronal as monthly administration PLN Pusat for total amount of Rp (five million). Jadi artinya tolong dikirim pembayaran ke Pak Ronal sebagai, mungkin ini ngurusin di PLN pusat dengan 5 Juta. Jadi pembayarannya kepada pak Ronal. : Iya, tapi kan yang memerintahkan pembayaran saudara? : Betul pak. Saya pernah diperlihatkan ini sama- (dipotong oleh Hakim Anggota) Hakim Anggota : Penyidik? (, Saksi, Penasehat Hukum, terdakwa melihat di meja Hakim) : Jadi gini pak, jadi ini saya pernah diperlihatkan ini oleh KPK pak. Saya nyatakan saya tidak pernah mengirim ini, karena ini juga bukan bahasa saya. Yang kedua, begitu saya cek properties komputernya juga bukan desktop saya pak. Hakim Anggota : Komputer siapa? : Saya nggak tahu waktu itu pak. Pas saya lihat propertiesnya, saya bilang di KPK saya lihat propertiesnya bukan saya pak. Jadi saya nyatakan ini bukan, bukan punya saya. Wong propertisnya saja bukan punya saya pak. Dan bahasanya pun bukan bahasa saya pak. Hakim Anggota : (Tidak terdengar karena tidak menggunakan mic) : Saya kurang paham pak. : Cukup. : Terimakasih pak. (, Saksi, Penasehat Hukum, Terdakwa, kembali ke tempat semula) : Kemudian pada tanggal 11 November 2003 ini juga ada permintaan saudara untuk membayar ke PLN. Tadi bahasanya hampir sama dengan tadi, cuma

28 ini penerimanya adalah PLN sebesar Rp ,-. Saudara bisa menjelaskan untuk apa ini? : Kalau sifatnya seperti tadi itu biasanya untuk pembayaran saham saya pak. Tapi saya- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Ini pembayaran, gimana tadi? : Kalau pembayaran seperti tadi berarti untuk pembayaran saham saya pak. : Inikan saudara memerintahkan kepada Ricky untuk membayarkan kepada PLN. Bukan saudara yang menerima ini. Tadi yang dilihat disana tadi kan kepada Mr. siapa tadi, kepada Ronal, nah kalau inikan kepada PLN? : Boleh saya lihat pak? Hakim Anggota : Bawa semua kesini (, Saksi, Penaseha Hukum,terdakwa mendatangi meja Hakim) : Ini kan tanda tangan saudara? : Betul pak : Ini kan supaya dicairkan kepada PLN, totalnya 65 juta sekian? : Saya kurang hafal pak ya, tapi mungkin ini, kalau bahasanya begini, biasanya urusannya dalam project ini. Kita ini kan semuanya dari PLN pak, orang kita ini. Mungkin yang perlu dilihat ininya pak, saya sendiri nggak tahu kan dalamnya. : Ya, tapi ini atas perintah saudara kan? : Betul, betul. : Mana lagi? Yang lain lagi? : Memo to Ricky S. Bedi, tertanggal 4 November 2003, kan sama kan tadi bahasanya? : Iya pak. : To PLN for total amount Rp ,- plus Rp ,-, ini permohonannya benar? : Betul pak.

29 (tidak jelas karena tidak menggunakan MIC) Saksi : Saudara Saksi mengetahui business plan PT.Netway? : Business plan yang mana pak? : Yang terkait dengan masalah adanya penyaluran dana, aliran dana-dana kepada, istilahnya disini pakai 1. (PLN 1), 2. (PLN 2), 3.( PLN 3), 4. (PLN 4) dan seterusnya, sampai kemudian disebut juga ada Margo santoso, Budi Harsono, Pandu Angklasito, dan seterusnya? : Ya pak, jadi mungkin sejarahnya begini pak, kami pernah di atahu diajak bicara masalah business planning, tapi itu cuma sekali pak, itu dari majority shareholders, mengatakan ini kan tentative bahkan kemungkinan pengeluaran yang untuk project. Nah disitu yang hadir kalau tidak salah, saya mungkin, saya tidak tahu siapa lagi, pak Ronal juga ada kalau tidak salah, kita sama sekali tidak setuju dengan itu dan akhirnya itu cukup sekali, dan tidak pernah terealisasi juga pak. Jadi saya cuma melihat, cuma sekali, setelah itu mereka tutup buku, gitu. : Yang punya ide angka-angka itu dari siapa? Dari saudara? : Dari mereka pak. : Mereka itu siapa? : Saya nggak tahu siapa yang bikinnya, tapi dari mayoritasnya share holder yang ada disitu pak. : Ya? : Dari mayoritas share holder, bisa Harmed, bisa Chalaw, bisa siapapun juga. : Kalau nggak tahu jangan menduga-duga! : Sorry, saya nggak tahu pak, mohon maaf. : Kemudian tadi ada Saksi Said tadi menjelaskan bahwa setelah dia menerima uang, dicairkan kemudian diserahkan kepada saudara? Bagaimana ini? : Uang apa pak? : Ada beberapa voucher yang dicairkan oleh Saksi Said. : Oh Hakim Said.

30 : Hakim Said, iya. Setelah menerima uang, kemudian diserahkan kepada saudara, itu uang apa itu? : Jadi, karena kita ini pak ya, kan kita ini udah mulai ramai dengan (?) itulah ya, kan kita nggak pernah dapat laporan, nggak dapat deviden dan macammacam. Akhirnya mereka memutuskan kita sama-sama dikasih bonus pak. Nah pertama-tamanya sih saya nggak hitung bonusnya, saya nggak tahu. Tapi saya dapat bonus, dan bonusnya itu dibagi, ya kami itu kan bukan saya sendiri kan ya, saya dan tim, mungkin pak Hakim dan tim, dan mungkin Harmed dan tim. Jadi memang pernah ada beberapa kali saya mendapatkan uang cash, ya kita bagi-bagi itu, kita kembalikan ke pak Hakim. Tapi itu hanya beberapa kali. Sisanya saya selalu ditransfer dari pak Hakim pak. Sampai saham saya selesai saya nggak pernah dapat bonus lagi. : Kemudian apakah saudara pernah memerintahkan untuk memberikan kepada pegawai-pegawai di PLN Disjaya? : Memerintahkan apa pak? : Untuk memberikan uang? : Nggak pernah pak. : Izin Yang Mulia untuk bertanya. Saudara Saksi, saya mau menanyakan pekerjaan SIMPEL RISI yang dilaksanakan Politeknik ITB dengan PLN, apakah benar sudah diimplementasikan di 9 lokasi di Disjaya ya? Antara lain kantor Distribusi Jaya dan Tangerang, kantor cabang Gambir, Cabang Tangerang, PLN Cempaka Putih, Cengkareng, Serpong, Cikupa, dan sekitarnya ya? : Betul. : Kemudian Saksi, saya mau tanya, pekerjaan kontrak antara ITB dengan PLN ini kan kontrak induknya ya? : Betul. : Betul. Kemudian tadi saudara katakan akhirnya pekerjaan tersebut dikerjakan bersama-sama antara Poltek dengan Netway? : Betul. : Itu sifatnya bagaimana? Apakah di subkontrakkan atahu bagaimana?

31 : Bukan bu, kalau dilihat dari perjanjian kita, itu adalah perjanjian kerjasama. Jadi semua perjanjian dilakukan bersama, baik masalah SDM, masalah teknis dan sebagainya, jadi kita tidak bisa lagi memisahkan pekerjaanperkerjaan itu. Jadi pasti sudah bukan pekerjaan sub kontrak, karena memang kita tidak di sub kontrakkan. : Tetapi yang mengerjakan di Netway itupun juga dosen dari ITB? : Fase, fase pertama waktu tahun 94, untuk membuat survey analisis memang mayoritas dari Netway adalah dosen dari politeknik ITB, tapi saat implementasi yang di 9 lokasi itu bu, itu mayoritas karena itu lebih banyak programming macam-macam, itu mayoritas stafnya dari Netway. : Staf Netway itu bukan dosen- (terpotong oleh Saksi) : Bukan dosen, kecuali tim-tim intinya. : Kalau untuk kontrak induk apakah Saksi tahu isi dari kontrak antara PLN dan ITB ini yang melarang untuk di sub kontrakan, Saksi tahu mengenai itu? : Tahu bu. : Tahu. Kemudian mengenai kepemilikan dari produk yang dibuat dalam perjanjian tersebut, Saksi tahu? : Kita tahu, iya. : Tahu ya. Kalau nantinya itu akan menjadi milik PLN, Saksi tahu itu? : Bukan bu, kalau ibu baca, bahwa produk yang diimplemantasikan Disjaya itu hanya boleh dipasang dilingkungan Disjaya. Berarti bukan punya PLN Disjaya dong bu, punya kita itu. : Itu menurut saudara itu isi kontrak- (terpotong oleh Saksi) : Betul. : Antara PLN dan ITB. Ya?

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #11: Conny Kurniawan Saksi #11: Conny Kurniawan : Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe. : Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu? : Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan) : Saudara saksi

Lebih terperinci

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi#6 : Bambang Boediono Saksi#6 : Bambang Boediono : Saudara diminta memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami dan saudara dengarkan langsung. Ya? Saudara adalah dosen teknik sipil?

Lebih terperinci

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #17: Budi Maryati Saksi #17: Budi Maryati (Saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Saudara saksi Budi Maryati ya, saudara sudah disumpah dalam persidangan yang lalu untuk memberikan keterangan yang

Lebih terperinci

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan) Saksi #23: Ricky Singh Bedi, Saksi#24: Sri Wahyuningsih dan Saksi#25: Abdul Hakim Said : Saksi berikut. : Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang

Lebih terperinci

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati : Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi

Lebih terperinci

Saksi #15: Fahmi Mochtar

Saksi #15: Fahmi Mochtar Saksi #15: Fahmi Mochtar : Pakai Mic nya, ya. Saudara tadi sudah disumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar, ya. Sesuai dengan apa yang saudara

Lebih terperinci

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93. Saksi #12: Nuraini : Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan) : Saudara di PLN bagian apa? : Di bagian Hukum. : Dari tahun berapa? : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun

Lebih terperinci

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa, Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka, dan dinyatakan terbuka untuk umum. Penuntut

Lebih terperinci

Saksi #16: Tonny Soewandito

Saksi #16: Tonny Soewandito Saksi #16: Tonny Soewandito : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu diketuk) Terdakwa

Lebih terperinci

(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

(Saksi P dihadirkan ke persidangan) Saksi #14: Purwanto PU PU : Saksi berikut Purwanto ya? : Iya Yang Mulia. : Biar nyambung dengan yang tadi. : Saksi Purwanto. (Saksi P dihadirkan ke persidangan) : Saudara saksi, saudara tadi sudah bersumpah

Lebih terperinci

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka

Lebih terperinci

Saksi #38 : Bagja Rasa

Saksi #38 : Bagja Rasa Selasa, 23 November 2011 Saksi #38 : Bagja Rasa : Sidang dibuka kembali. Saksi berikut. (Saksi BR memasuki ruang persidangan) : Saudara sudah disumpah ya, untuk memberikan keterangan apa yang saudara ketahui,

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab

Lebih terperinci

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari : Ahli berikutnya. : Ahli berikut dari BPKP. (Ahli AA memasuki ruang persidangan) : Baik, saudara ahli ya? Saudara pernah dimintai pendapat oleh penyidik KPK menyangkut

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta : Sebelum kita lanjutkan C.V. Makasih ya. Nama saudara Setya Budi Arijanta S.H., K.N ya. Lahir di Surakarta 31 Desember 1970, agama Islam, alamat perum Puri Nirwana

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo : Sidang perkara nomor 27/Pid.B/Tipikor/2011/PN.PST atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondo MSc. dibukan dan terbuka untuk umum. (Palu di Ketuk)

Lebih terperinci

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo : Saksi meninggalkan ruang sidang. Saksi berikut. Ya berikutnya Budi Harsono. ( Hakim mengetuk palu) Saksi (BS) : Yang Mulia apakah diperkenankan Budi

Lebih terperinci

Saksi #13: Sofyan Djalil

Saksi #13: Sofyan Djalil Saksi #13: Sofyan Djalil Hakim : Baik, kalau tidak keberatan, siapa yang ingin diajukan terlebih dahulu? PU : Mungkin dari pak Sofyan Djalil dulu. Hakim : Silahkan, yang pak Sofyan tinggal dalam ruang

Lebih terperinci

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut Saksi#5: Tunggono : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut : Saksi Tunggono : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie PU Sakai (BS) : Skors dicabut sidang di buka kembali (Palu diketuk). Saksi berikut. : Saksi Muljo Adji Abdoel Gonie dan saksi Budi Santoso.

Lebih terperinci

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang (saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Jadi anggota, salah satu anggota majelis hari ini mengikuti pelatihan di Mega mendung, jika saudara

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Sidang perkara nomor 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Soewondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu diketuk)

Lebih terperinci

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo Selasa, 23 November 2011 Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo : Sidang perkara Nomor: 37/Pid B/Tipikor/2011/ PN Jakarta Pusat

Lebih terperinci

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa? Panitera : Saksi Pandu Anklasito dan Rahmat : ya, silahkan duduk : ya, saudara berdua, saudara sudah disumpah menurut agama yang saudara anut, itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar,

Lebih terperinci

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi( ASj) : Baik yang pertama kita dengar,silahkan tinggal diluar, siapa ini didalam siapa? : Azwani Sjech Umar dengan Hardiv Harris Situmeang

Lebih terperinci

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya : Sidang perkaran Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakpus atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian 1. Subjek S 1Untuk mengetahui kemampuan translasi model representasi dari Real Script menjadi Gambar Statis subjek S 1, maka diberikan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah -saksi : Sidang perkara nomor No. 37/Pid.B/Tipikor/2011 PN Jakarta pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 1985 TENTANG BEA MATERAI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan [Pasal 27 ayat (1) huruf e ] terhadap

Lebih terperinci

Endra Handiyana Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj

Endra Handiyana  Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj MAHIR CLOSING TANPA PUSING Setelah Anda selesai menangani keberatan yang timbul maka saatnya Anda menutup penjualan. Dalam menutup penjualan, lakukan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian 1. Perusahaan Yang dimaksud dengan perusahaan adalah PT. Wahana Insan Nurani dengan Brand Planet Win 369, merupakan

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 13. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NO.2 TAHUN

Lebih terperinci

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran A. SAJIAN DATA Setiap individu memiliki kebiasaan yang berbeda hal tersebut tidak terlepas pada kebiasaan seorang guru dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Pada setiap awal pembelajaran Nubuat sebagai

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran 1 Halaman Home. Lampiran 2 Halaman What s new L1

Lampiran. Lampiran 1 Halaman Home. Lampiran 2 Halaman What s new L1 Lampiran Lampiran 1 Halaman Home Lampiran 2 Halaman What s new L1 Lampiran 3 Halaman Gallery Lampiran 4 Halaman Gallery(Office) L2 Lampiran 5 Halaman Gallery(Residental) Lampiran 6 Halaman Gallery(Retail)

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG GERAKAN PRAMUKA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo Terdakwa Terdakwa : Sidang perkara Nomor 37/Pid B/Tipikor/2011/PN JAKS atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc dibuka

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE Bismillahhirrahmannirrohim Pada hari Tanggal Bulan Tahun di yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ike Hermin Cahyani Jabatan:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09. Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana proses identifikasi wajib retribusi Izin

Lebih terperinci

USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PENYESUAIAN DENGAN POJK) ANGGARAN DASAR SEKARANG. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10

USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PENYESUAIAN DENGAN POJK) ANGGARAN DASAR SEKARANG. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10 ANGGARAN DASAR SEKARANG Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 10 6. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan RUPS tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) pemegang saham

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Berikut paparan mengenai data lokasi penelitian dan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ini. Baik hasil tes, hasil wawancara dan hasil analisis

Lebih terperinci

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju..., Karawang,23 Desember 2016 Jumat, 23 Desember 2016

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju..., Karawang,23 Desember 2016 Jumat, 23 Desember 2016 Sambutan dan Dialog Presiden RI - Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju..., Karawang,23 Desember 2016 Jumat, 23 Desember 2016 SAMBUTAN DAN DIALOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DEKLARASI PEMAGANGAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada BAB IV ini akan dibahas mengenai; a) proses berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah sistem pertidaksamaan linear dua variabel (SPtLDV) bagi mereka yang memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :... LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup

Lebih terperinci

STRATEGI MENINGKATKAN ORDERAN DALAM WAKTU 1 HARI PENDAHULUAN

STRATEGI MENINGKATKAN ORDERAN DALAM WAKTU 1 HARI PENDAHULUAN PENDAHULUAN Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada orang tua dan guru-guru saya yang selama ini mendoakan saya dan juga membimbing saya hingga saat ini saya msuk ke dunia bisnis yang luar biasa ini.

Lebih terperinci

Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya!

Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya! 1 Cara Membangun Daftar Nama Yang Akan Memasukkan Uang Terus Menerus Ke Rekening Bank Anda, Sekali Anda Tahu Bagaimana Caranya! Kusuma Putra http://buatnewsletter.com/ 2 Pesan Dari Penulis Hi, saya Kusuma

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apakah saudara tahu tentang wakaf tunai? 3. Menurut saudara apa bedanya wakaf tunai dengan wakaf biasa?

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apakah saudara tahu tentang wakaf tunai? 3. Menurut saudara apa bedanya wakaf tunai dengan wakaf biasa? LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Nama : Cahyo Ryan Safrizal Nim : 20140710143 : Komunikasi & Konseling Islam Hari/Tgl : Jum at, 07 April 2017 : 15:15 WIB 1. Apakah saudara tahu tentang wakaf tunai? 2. Jika saudara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab IV ini akan dijelaskan hasil perolehan data di lapangan yang selanjutnya dianalisis untuk memperoleh deskripsi profil berpikir probabilistik siswa dalam menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA

P U T U S A N. Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA P U T U S A N Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Tindak

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1003, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penagihan. Bea Masuk. Cukai. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PMK 111/PMK.04/2013 TENTANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk

Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut, majelis

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan [Pasal 8 ayat (5)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 316/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama lengkap : UJANG SUHERMAN Bin ADANG

P U T U S A N. Nomor 316/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama lengkap : UJANG SUHERMAN Bin ADANG P U T U S A N Nomor 316/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Pidana dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata No. ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk Peraturan 1. Pasal 6 ayat (4) Surat saham dan surat kolektif saham

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara HASIL WAWANCARA DENGAN BENDAHARA PERPARKIRAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN (J. LUMBANGAOL) Tanya (T): Jawab (J): Bagaimana cara penetapan target parkir yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Medan? Nanti

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan. Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan

Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan. Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan Lampiraan 1: Pedoman Wawacara Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan Kode : I Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan Kepustakaan, Kepala Sub agian Tata Usaha Kantor

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Bumiputera Cabang Tanjung Balai?

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Bumiputera Cabang Tanjung Balai? LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Adapun pedoman wawancara yang akan peneliti tanyakan kepada 2 informan adalah: 1. Bagaimana proses pengelolaan arsip dinamis pada Kantor Asuransi Bumiputera Cabang Tanjung

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr.

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr. Maqdir Ismail,

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP :

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kristiana No KTP : 33.0612.6011830002 Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 20 November 1983 Menyatakan kejadian sebagai berikut : Pada awal tahun 2014 pihak

Lebih terperinci

Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran.

Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran. LAMPIRAN 95 96 Lampiran 1 Instrumen tes pemecahan masalah open-ended materi lingkaran Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran. Nama : Kelas/ No urut : Petunjuk Pengisian: 1. Berdoalah terlebih dahulu

Lebih terperinci

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016 Sambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016 SAMBUTAN DAN DIALOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERESMIAN PASAR RAKYAT DOYO BARU JAYAPURA,

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 8. TEKS NEGOSIASILatihan Soal 8.4. kesepakatan. penutup. penawaran. konflik.

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 8. TEKS NEGOSIASILatihan Soal 8.4. kesepakatan. penutup. penawaran. konflik. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 8. TEKS NEGOSIASILatihan Soal 8.4 1. Maaf Pak, kalau misalnya sepatu ini saya beli dengan harga Rp 50 ribu, boleh apa tidak? Dalam negosiasi, kalimat tersebut

Lebih terperinci

Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data

Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data Lampiran Wawancara 1 Tanggal 10 Mei 2016 Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data secara aktual dan terperinci yaitu dengan menggunakan metode pendekatan secara langsung

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Panen Raya Padi, Merauke, Papua Barat, tgl 10 Mei 2015 Rabu, 10 Juni 2015

Sambutan Presiden RI pd Panen Raya Padi, Merauke, Papua Barat, tgl 10 Mei 2015 Rabu, 10 Juni 2015 Sambutan RI pd Panen Raya Padi, Merauke, Papua Barat, tgl 10 Mei 2015 Rabu, 10 Juni 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI KAMPUNG WAPEKO, KECAMATAN HURIK, KABUPATEN MERAUKE,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan sistem informasi di suatu organisasi diperlukan dalam rangka mencapai keungulan kompetitifnya. Melihat persaingan yang begitu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho Selasa, 30 November 2011 Pemeriksaan : Eddie Widiono Soewondho : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya? : Pernah Yang Mulia. : Pernah.

Lebih terperinci