Saksi #13: Sofyan Djalil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Saksi #13: Sofyan Djalil"

Transkripsi

1 Saksi #13: Sofyan Djalil Hakim : Baik, kalau tidak keberatan, siapa yang ingin diajukan terlebih dahulu? PU : Mungkin dari pak Sofyan Djalil dulu. Hakim : Silahkan, yang pak Sofyan tinggal dalam ruang sidang, yang lain ditunggu diluar. PU : Apakah bisa disatukan Yang Mulia, pak Sofyan Djalil dengan pak Fahmi Mochtar? PH (MI) : Yang Mulia, antara pak Sofyan dengan pak Fahmi tidak ada hubungan sama sekali. Hakim : Yasudah, satu-satu kita periksa ya. Baik, saudara saksi ya, saudara sebelumnya pernah diperiksa oleh penyidik dalam hal ini KPK? Saksi (SD) : Pernah, Yang Mulia. Hakim : Pernah. Sebelum saudara menandatangani Berita Acara tersebut, apakah saudara membacanya terlebih dahulu? Saksi (SD) : Betul Yang Mulia. Hakim : Benar keterangan saudara disana? Saksi (SD) : Benar. Hakim : Tidak ada yang berubah ya? Saksi (SD) : Tidak ada. Hakim : Baik, dalam kaitan dengan masalah dalam perkara ini, masalah CIS RISI, apa yang saudara ketahui? Saksi (SD) : Saya waktu itu anggota Dewan Komisaris di PT. PLN. Direksi PLN mengajukan permintaan persetujuan dari Komisaris untuk menerapkan Roll Out CIS RISI di PLN Distribusi Jaya dan Tangerang.

2 PU : Yang Mulia mungkin kurang dekat ya, ini micnya Saksi (SD) : Kemudian Direksi mengajukan surat kepada Komisaris, kemudian Komisaris mempelajari beberapa lama bolak-balik, sampai kemudian sampai saya keluar, tidak lagi menjadi komisaris pada tahun Jadi selama proses ini bolak balik beberapa kali rapat, dengan Direksi dan Komisaris, dan rapat internal Komisaris itu sendiri untuk membahas masalah ini Yang Mulia. Sampai saya keluar tahun 2002, proyek ini belum berjalan, dan persetujuan Komisaris pada saat itu kami belum berikan. Hakim : Belum ada? Saksi (SD) : Belum ada. Hakim : Demikian juga mengenai proses pengadaan penunjukan langsung ya? Saksi (SD) : Termasuk izin. Ya, permintaan izinnya supaya dapat diberikan tentang penunjukan langsung kepada PT. Netway Utama. Nah itulah bagian dari persetujuan yang diminta dari Direksi. Hakim : Hmm itu juga belum ada ya? Saksi (SD) : Belum. Hakim : Silahkan kepada saudara Penuntut Umum! PU : Terima kasih Yang Mulia, izin bertanya. Saudara saksi ya, pada tanggal 10 Agustus apakah Terdakwa ada menemui saksi? Saksi (SD) : Benar. PU : Coba bisa saksi ceritakan apa yang di bicarakan pada pertemuan tersebut? Saksi (SD) : Secara singkat adalah pada saat itu pal Dirut, pak Eddie Widiono dalam hal lain Terdakwa hari ini, minta waktu saya untuk apa namanya, beliau menjelaskan tentang rencana pembuatan roll out CIS RISI di Jakarta dan Tangerang. Kemudian saya bertemu beliau bersama pak Purwanto. Kemudian kita dengar penjelasan beliau, kemudian, intinya adalah, pembicaraan awal itu adalah, saya mengatakan bahwa tolong diajukan resmi, nanti dibahas oleh rapat Dewan Komisaris.

3 PU : Baik. Apakah pembicaraan tersebut kemudian Terdakwa membuat satu surat yang ditunjukkan kepada Dekom? Apakah pembicaraan tersebut dimana saksi meminta kepada Terdakwa agar tindak apa namanya tadi, secara resmi ya, meminta secara resmi, apakah itu kemudian dilaksanakan atau di tindak lanjuti oleh Terdakwa? Saksi (SD) : Benar, ditindak lanjuti. PU : Apa yang disampaikan Terdakwa dengan surat resmi tersebut? Saksi (SD) : Secara ringkas adalah Terdakwa meminta persetujuan Dewan Komisaris untuk penunjukan Roll Out sistem CIS RISI di Jakarta dan Tangerang. Untuk itu minta persetujuan Dewan Komisaris untuk bisa menunjuk langsung PT. Netway Utama. Dengan Harga waktu itu seingat saya sekitar 700 milyar, begitu. Ini inti permintaan yang diajukan oleh Direksi. Kemudian terjadi beberapa kali surat-menyurat, rapat-rapat berikutnya untuk menindak lanjuti permintaan tersebut. PU : Baik, atas surat ya, ini kami bacakan, apa saksi kenal dengan surat (dipotong oleh Hakim Ketua) Hakim PU : Ini bukti ya? Ditunjukkan saja nanti! : Baik. Kemudian atas surat ya, ini tidak kami, nanti akan kami tunjukkan, ini isinya yang ditujukan kepada saudara tanggal 14 Agustus 2001 ya, ini disampaikan oleh Terdakwa, akan saya bacakan menunjuk pembicaraan kami dengan bapak Sofiyan Djalil dan Sekertaris Dekom, pada tanggal 10 Agustus 2001 dan laporan lisan dalam rapat-rapat terdahulu maka berdasarkan pembahasan Out Sourcing IT di PLN Distribusi Jaya dan PLN Pusat, Rapat Direksi tanggal 7 dan 9 Agustus 2001, dengan ini kami sampaikan perkembangan program IT antara lain, sebagai tindak lanjut GM PLN Distribusi Jaya tanggal 31 Mei 2001, Rapat Direksi, ya disini disebutkan ada Rapat Direksi ya, Rapat Direksi memutuskan untuk mengizinkan Distribusi Jaya untuk melakukan OSCO, dengan catatan sebagai berikut: Implementasi practice outsourcing dibatasi pada lingkup Rencana Induk Sistem Informasi atau RISI, tidak termasuk Industrial Best Practice. Proses penunjukan langsung PT. Netway Utama sebagai partner

4 pada KSO telah didasarkan pada ketentuan perundangan yang berlaku. Benar ya? Benar? Saksi (SD) : Ya, demikian. PU : Kemudian atas surat ini apakah Dekom ada memberikan suatu balasan? Saksi (SD) : Iya Dekom memberikan balasan terhadap surat tersebut, intinya adalah kita persoalkan hal-hal yang saya sebutkan tadi, tentang masalah penunjukan langsung, kemudian apakah itu memenuhi syarat, kemudian kita mempersoalkan tentang copyright, hak cipta, kemudian kita persoalkan juga masalah harga. Itu saja yang inti, yang selalu jadi point dalam rapat, surat menyurat antara Komisaris dan Direksi. PU : Baik. Apakah jawaban dari Dekom itu sebagaimana saksi tuangkan dalam, nanti juga saya tunjukkan, cuma saya sampaikan, surat nomor 109 tanggal 22 Agustus tahun 2001? Saksi (SD) : Iya, suratnya itu, betul. PU : Baik, apakah selanjutnya terhadap surat nomor 109 tanggal 22 Agustus 2001 tersebut Terdakwa ada lagi membalas surat Dekom tersebut? Saksi ingat? Saksi (SD) : Saya ingat beberapa kali surat-menyurat itu pak, tanggal-tanggalnya saya sudah lupa, itu sudah beberapa kali surat-menyurat karena masih ada perbedaan antara Komisaris dengan Direksi. PU : Apakah saksi ingat ya, ada surat Terdakwa tanggal 12 Oktober 2003 yang ditujukan kepada Dekom, yang intinya mengingat bahwa proyek ini multiyears, kami mohon sekiranya persetujuan dari Komisaris. Anggaran untuk proyek implementasi Roll Out CIS RISI ini telah tersedia dalam RKAP tahun 2004 sebesar 100 Milyar. Pernah menerima surat ini? Saksi (SD) : Eh saya tahun 2002 sudah berhenti sebagai Komisaris ya, tidak tahu lagi perkembangannya. PU : Cuma selama saksi menjabat sebagai Dekom apakah pernah ada tadi persetujuan penunjukan langsung kepada PT. Netway?

5 Saksi (SD) : Sampai saya berhenti sebagai Dewan Komisaris, persetujuan terhadap itu belum kami berikan karena ada beberapa hal yang masih menjadi perbedaan antara Direksi dan Komisaris. PU : Keterangan saksi ya, pada tanggal, pada BAP saksi tanggal 12 April 2010, nomor 26 ya, ini saya bacakan Saksi(SD) : Eh dua ribu? PU : Eh maaf, BAP saksi tanggal 12 April 2010, nomor 26 ya Saksi (SD) : Baik. PU : Saksi memberikan jawaban ya, bahwa Direktur Utama PT. PLN saudara Eddie Widiono pada saat itu menjelaskan tentang Politeknik ITB yang pada awalnya mengikat kerjasama dengan PLN Disjaya dan Tangerang untuk mengembangkan teknologi informasi di lingkungan PLN Disjaya dan Tangerang. Dan ternyata dalam pengembangan ada kerjasama dengan PT. Netway Utama, dan dijelaskan oleh Dirut PT. PLN pada saat itu bahwa secara hukum IPR CIS RISI adalah milik PT. Netway Utama. Dan keterangan beliau dilengkapi dengan pendapat hukum RSP. Bisa saksi terangkan ini? Saksi (SD) : Waktu itu salah satu persoalan yang kita permasalahkan adalah tentang Intellectual Property Right dari program ini. Kemudian pak Dirut waktu itu Pak Eddie Widiono mengatakan bahwa copyright itu adalah milik PT. Netway Utama. Kemudian untuk mendukung pernyataan tersebut, Direksi meminta pandangan hukum dari kantor RSP, begitu. Tetapi, apa namanya, kami tidak ada posisi untuk men-challenge kalau sudah ada pendapat hukum dari RSP, artinya kan ini keputusannya dari Direksi. Hakim : Masih ada? PU : Mungkin dilanjutkan sedikit. PU 2 : Saudara saksi, anda tadi kan sudah menyebutkan beberapa kali surat menyurat tadi ya, antara Dekom dengan Terdakwa sebagai Dirut. Pada

6 akhirnya atas surat permintaan tersebut apakah ada persetujuan Dekom untuk (dipotong oleh Hakim Ketua) Hakim : Sudah tadi itu. Tidak pernah ada. PU 2 : Hanya menegaskan saja, Majelis. Hakim : Sudah 3 kali itu. PU 2 : Tidak pernah ada ya? Kemudian saudara saksi juga sudah pernah, Dekom menjelaskan tentang rincian dari kenapa itu tidak membahas untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari Terdakwa mengenai pelaksanaan dari proyek tersebut? Saksi (SD) : Sebenarnya dari surat-surat Dewan Komisaris, itu beberapa surat-menyurat intinya adalah meminta penjelasan tentang hal tersebut. Gitu. Karena penjelasan itu belum pernah memuaskan, atau belum sampai kesepakatan antara Direksi dengan Komisaris, maka Komisaris belum memberikan persetujuan, sampai saya kemudian tidak lagi menjadi Komisaris, anggota Komisaris. PU 2 : Pada saat saudara sudah tidak lagi menjadi anggota Dewan Komisaris, apakah saudara mengetahui bahwa proyek itu akhirnya ditandatangani kontraknya? Saksi (SD) : Membaca dari koran saja, dan kemudian pada saat saya menjadi Menteri BUMN saya tahu bahwa proyek itu sudah dilaksanakan. Terutama saya lebih tahu atau lebih jelas setelah diperiksa, bahwa itu persoalan dianggap terjadi pelanggaran dan terjadi tindak pidana korupsi. Cuma seputar itu, sebatas itu. PU 2 : Jadi saat saudara tidak lagi menjadi Komisaris belum ada pelaksanaan itu ya? (dipotong oleh Hakim Ketua) Hakim : Jangan disimpulkan! Cukup? Silahkan, saudara Penasehat Hukum. PH (MI) : Terimakasih Yang Mulia. Saudara saksi ya, saya mau mulai dengan tadi mengenai surat yang disampaikan oleh Dirut PLN pada tanggal 14 agustus ya.

7 Saksi (SD) : Dua ribu? PH (MI) : Ketika itu saudara saksi masih menjadi Komisaris ya. Yang saya ingin terlebih dahulu mendapat penjelasan dari saudara saksi, apakah ketika itu memang di dalam pembicaraan-pembicaraan itu, juga dibicarakan mengenai OSCO dan non-osco yang akan menjadi pelaksana dari kegiatan roll out ini? Seingat saudara saksi seperti apa ketika itu? Saksi (SD) : Seingat saya waktu itu Pak Eddie sebagai Dirut PLN waktu itu, datang dan menceritakan tentang kerugian PLN atau kebocoran yang terjadi di PLN Disjaya, oleh sebab itu maka kita perlu mengadakan roll out CIS RISI. Cis risi itu sudah di uji coba di 2 (dua) unit, Menteng dan.. Lupa, Tangerang atau apa itu, karena ada kerugian atau kebocoran yang terjadi. CIS RISI ini akan memungkinkan sistem yang apa namanya, Customer Information System menggunakan IT, oleh sebab itu kita perlu menggunakan ini. Kemudian beliau mengatakan apa namanya, meminta persetujuan supaya, bisa ini diijinkan untuk, untuk apa namanya, untuk roll out CIS RISI tersebut. Itu inti pembicaraannya. Kemudian saya lupa ingat, apakah waktu itu berbicara apakah langsung, penunjukan langsung atau tidak, tapi itu kan baru pembicaraan pertama Pak. Intinya waktu itu minta, kami minta, saya dengan Pak Purwanto waktu itu, minta tolong diajukan secara formal, sehingga semua penjelasan secara lisan itu menjadi tertulis, dari surat-surat itu kemudian baru tahu, bahwa permintaan itu diajukan untuk penunjukkan dengan memulai Out Sourcing atau OSCO itu kepada netway utama. Itu baru belakangan. PH (MI) : Baik. Ini jadi, jadi itu diminta oleh yang disetujui ya, kemudian dalam perkembangan diskusi itu apakah juga pernah misalnya Dirut PLN ini secara khusus langsung meminta supaya dilakukan penunjukan langsung terhadap PT. Netway Utama? Saksi (SD) : Pernah. Karena itu maka ada surat-surat Komisaris dan Direksi kemudian mempertanyakan, apakah alasan penunjukan langsung itu cukup kuat atau tidak? Begitu. Nah, jadi jawaban-jawaban Komisaris yang

8 mempertanyakan dasar penunjukan langsung itu, karena berasal dari permintaan ini, untuk penunjukan langsung. Jadi begitu. PH (MI) : Yang dijelaskan oleh saudara Terdakwa ini, pak Eddie dulu, penunjukan langsung itu sebagai partner atau sebagai konsultan? Saksi (SD) : Saya tidak ingat pasti. Kesan saya sebagai kontraktor ya, jadi Outsourcing apa namanya? CIS RISI ini dilakukan oleh PT. Netway Utama. Jadi pelaksanaannya. Kesan saya, ingat saya seperti itu. Maka dalam suratsuratnya pun kemudian dikatakan, termasuk surat belakangan menyatakan kalau ditunjuk langsung mungkin oke kalau copyright dimiliki oleh Netway, maka hardware nya kita lakukan dengan tender, misalnya seperti itu. Jadi artinya ada penyediaan hardware dan penyediaan software, itu yang diminta penunjukan langsung. PH (MI) : Kalau boleh, saya ingin bacakan sekali lagi kepada saksi. Saudara saksi ya, pada butir B surat tanggal 14 Agustus 2001 ini dikatakan, sebagai tindak lanjut surat GM PLN Distribusi Jaya 31 Mei 2001, lampiran kedua, Rapat Direksi memutuskan untuk mengizinkan Distribusi Jaya untuk melanjutkan OSCO dengan ketentuan sebagai berikut : Implementasi proyek CIS Outsourcing dibatasi pada lingkup Rencana Induk Sistem Informasi atau RISI, tidak termasuk Industrial Best Practice atau IBP per orang. Kemudian yang kedua, proses penunjukan langsung PT. Netway Utama sebagai partner dalam KSO telah didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Apa saudara saksi ingat, bahwa yang diminta ini, atau yang diterangkan ini adalah Netway Utama sebagai partner? Saksi (SD) : Ingat. Diminta untuk menunjuk sebagai partner, tapi apa maksud partner ini? Dalam diskusi-diskusi berikutnya dalam surat-surat kami menyatakan argumentasi, apa course partner untuk partrner tersebut. Begitu. Jadi memang yang diminta partner, kemudian argumentasi di surat Direksi menyatakan telah sesuai dengan perundang-undangan, itu yang kemudian oleh Komisaris men-challenge, apakah itu sudah benar sesuai peraturan perundang-undangan.

9 PH (MI) : Oke. Saya teruskan. Saksi (SD) : Ya. PH (MI) : Dalam diskusi selanjutnya, apakah memang dibentuk satu unit usaha bersama, antara PLN dengan Netway ini? Atau itu kegiatan terhenti begitu saja? Menurut pengetahuan saudara saksi? Saksi (SD) : Saya pelaksanaannya kemudian saya tidak mengikuti lagi Pak Pembela, karena saya sudah tidak lagi jadi Komisaris, gitu. Apakah ditunjuk unit pelaksana, joint pelaksana, saya tidak tahu lagi, karena sampai saya keluar, itu kita masih berbeda pandangan antara Direksi dan Komisaris tentang tiga hal tersebut, penunjukan langsung, copyright, tadi copyright kemudian saya sudah jelaskan copyright ini menjadi persoalan karena merangkap masalah hukum, kemudian masalah harga, inti persoalan itu yang berat. PH (MI) : Kalau menyangkut copyright seperti itu ya, apakah juga pernah dijelaskan oleh Direksi bahwa copyright itu memang milik PT. Netway, tetapi juga ada hak pakai pada PLN yang akan dipakai bisa dimana saja bukan hanya di DKI Jakarta? Saksi (SD) : Betul. PH (MI) : Betul seperti itu ya? Saksi (SD) : Betul. PH (MI) : Saya teruskan mengenai sedikit, pada pertemuan rapat Konsultasi di Bimasena pada tanggal 8 November 2001 ya. Apakah saksi masih ingat pertemuan itu pak? Saksi (SD) : Masih. PH (MI) : Masih ingat ya? Saksi (SD) : Masih. PH (MI) : Nah dalam pertemuan ini, pokok permasalahan yang dibicarakan atau didiskusikan ketika itu saudara saksi masih ingat?

10 Saksi (SD) : Secara garis besar, sebenarnya begini pak, bapak Pembela. Karena antara Direksi dan Komisaris tidak terjadi kesepakatan di rapat-rapat resmi, yang ini kemudian kita mencoba menjembatani, kita ngomong dari hati ke hati istilahnya ya, antara Direksi dan Komisaris, sehingga staf Dewan Komisaris tidak hadir, staf Direksi juga tidak hadir, cuma Direksi dan Komisaris. Kemudian karena tidak ada staf sekretaris Dewan Komisaris tidak hadir, saya bertindak sebagai note taker. Saya bikin catatan di apa namanya, diatas kertas hotel Bimasena itu ya, sehingga kemudian dari note yang saya ambil itu saya jadikan notulen yang menjadi sekarang apa namanya, yang tadi ditunjukkan oleh pemeriksa, dan saya tanda tangani surat itu pak. PH (MI) : Oke, didalam kebiasaan yang selama saudara saksi ingat selama menjadi Komisaris, apakah kebiasaan-kebiasaan dalam arti mencoba menyelesaikan masalah perbedaan pendapat ini memang dilakukan seperti itu? Dimana diluar kantor PLN, dan dibuat secara khusus notulennya? Atau ini, apa hanya menyangkut ini saja yang memang dilakukan ada perlakuan khusus? Saksi (SD) : Ya begini. Sebenarnya beberapa jenis keputusan atau persetujuan Dewan Komisaris bermacam-macam. Ada yang kita berikan waktu rapat langsung, setuju gitu misalnya, ada yang kemudian kita jawab dengan surat ya. Ya jadi kemudian dalam hal ini, karena ini sudah bolak balik bapak. Sudah bolak-balik antara Direksi dan Komisaris. Kemudian Komisaris juga mempunyai concern, karena argumentasi kalau seandainya CIS RISI tidak dilaksanakan, maka kerugian PLN atau hasil kebocoran cukup besar. Itu argumentasi kenapa Direksi meminta itu. Dan kami Komisaris mendukung sebenarnya program melakukan menghindari kebocoran tersebut ya. Nah oleh sebab itu, karena dengan itikad baik seperti itu, kita ingin tahu dari Direksi secara lebih detail, bagaimana sih ini masalah begitu, kita coba memanggil rapat lebih secara private. Nah rapat tersebut akan kita bikin note, supaya nanti itu ada merupakan ter record, begitu.

11 PH (MI) : Ok. Kemudian saya teruskan sedikit pak, saya mau tanya kepada saksi mengenai soal RUPS RKAP 2002, tanggal 13 Desember Ketika itu saudara saksi hadir? Saksi (SD) : Saya rasa hadir pak. PH (MI) : Hadir ya? SSaksi (SD) : Rasanya hadir, ya. PH (MI) : Masih ingat nggak, apa kira-kira keputusannya? Saksi : Sudah lupa pak. PH (MI) : Apakah ketika itu saksi ingat ya, bahwa salah satu keputusan dalam RUPS ini, dikatakan begini pelaksanaan roll out CIS RISI Distribusi Jaya dan Tangerang, dapat dilakukan bilamana telah dapat dibuktikan kemanfaatannya atau proven, dan mengikuti prinsip-prinsip good corporeate governance, serta peraturan-peraturan yang berlaku sehingga dapat dicapai efesiensi biaya secara menyeluruh, saudara saksi ingat mengenai itu ya? Saksi : Iya. PH (MI) : Apakah saudara saksi juga ingat, mengenai adanya persetujuan terhadap rencana biaya yang dianggarkan di dalam RUPS itu? Saksi (SD) : Barangkali pak saksi, seingat saya keputusan-keputusan ini kan keputusan RUPS itu tebal sekali ya, ada lampiran-lampiran. Jadi yang diputuskan itu adalah, rapat RUPS biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam. Sesudah itu keputusannya adalah keputusan prinsip-prinsip ya. Ini tentang anggaran, angka itu saya tidak ingat. PH (MI) : Ini disebut dalam RKAP 2002 PT. PLN ini, dikatakan mengenai implementasi CIBS saya bacakan, kegiatan lainnya pada tahun 2002 adalah melakukan implementasi sistem informasi Customer Information and Billing System (CIBS) dan melaksanakan roll out CIBS di semua Unit Pelayanan (UP) di UB Distribusi Jaya dan Tangerang. Pada tahun 2004, sistem informasi CIBS tersebut direncanakan, ditingkatkan menjadi IBP

12 CIS. Untuk tahun 2002, pendanaannya dianggarkan sebesar 150 Milyar Rupiah masuk dalam biaya administrasi dan pelaksanaannya menunggu persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS nah keputusan ini ya, menurut pengetahuan saksi, apakah memang diputus dalam RUPS ketika membuat RKAP tahun 2002 itu? Saksi (SD) : Secara pasti saya sudah tidak ingat, tapi kalau itu adalah bagian dari keputusan RUPS berarti itu telah diputuskan dalam RUPS. PH (MI) : Kalau saya lihat di dalam daftar hadir, dari Dewan Komisaris itu yang hadir adalah Endro Utomo Notodisuryo Komisaris Utama, Martiono Hardiyanto Komisaris, Sofyan A. Djalil Komisaris, betul ya? Saksi (SD) : Betul. PH (MI) : Oke, saya akan diteruskan oleh yang lain, Yang Mulia, terimakasih. PH (MR) : Terimakasih Yang Mulia atas waktunya. Saudara saksi ya, saya kembali kepada rapat konsultasi yang tanggal 8 november 2001 di Hotel Bimasena, ya, yang mana kesimpulan dalam rapat konsultasi itu saudara saksi yang menandatangani, betul ya? Di dalam kesimpulan nomor 5, mungkin sedikit saya bacakan agar saudara mengingat kembali ya, Atas pertimbangan di atas, Direksi dan Dewan Komisaris PLN melihat perlunya kerjasama dengan pihak ketiga. Khususnya dengan pihak yang telah mengembangkan CIS RISI, dalam hal software untuk roll out CIS RISI, sehingga roll out tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan dan aspek reliability dan accountability dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan masalah cost akan dinegosiasikan kembali. Masih ingat ya saudara membuat kesimpulan seperti itu? Nah pertanyaan saya, yang saudara maksud dengan kerjasama dengan pihak ketiga ini siapa? Saksi (SD) : Dalam hal ini PT. Netway, bisa saya jelaskan background sedikit? PH (MR) : Boleh-boleh silahkan Saksi (SD) : Kenapa kemudian kita sepakat bahwa pihak ketiga itu PT. Netway? Karena dalam surat-surat sebelumnya ada penjelasan bahwa copyright adalah milik PT. Netway, dan kalau dilaksanakan oleh pihak lain,

13 argumentasi Direksi, adalah bahwa itu tidak akan efektif. Ya, jadi dengan demikian ada pendapat dari kantor hukum yang mengatakan copyrightnya itu adalah milik PT. Netway, gitu ya. Jadi kalau itu sudah merupakan milik PT. Netway, kita pada prinsipnya setuju. Artinya salah satu masalah copyright selesai. Cuma masalah lain adalah masalah harga, harga ini kita menganggap sangat kemahalan. PH (MR) : Baik. Apakah saudara mengetahui ya, selama menjadi Dewan Komisaris, salah satu anggota Dewan Komisaris di PLN, pernah mendapatkan informasi adanya kerjasama antara Politeknik ITB dengan PT. Netway Utama? Saksi (SD) : Saya mendapatkan informasi setelah dalam rapat-rapat itu jadi tahu duduk perkaranya, bahwa sebelumnya pernah ada kerjasama antara PLN Distribusi Jaya dengan Politeknik ITB. Karena itu kita persoalkan copyright. Kerjasama dengan Politeknik, kok copyrightnya milik PT. Netway? Dari situlah kemudian salah satu persoalan yang kita cecar ke Direksi, tentang copyright. Karena kerjasama dengan Politeknik ITB, tapi kok yang punya copyright PT. Netway? Gitu pak. PH (MR) : Ya. Atas isu yang saudara persoalkan tadi, soal copyright tadi, apa yang saudara peroleh informasi tentang hal itu? Dari PLN? Saksi (SD) : Jadi, PLN menyatakan bahwa copyright itu memang milik PT. Netway, dan kemudian Direksi mencari pandangan ahli hukum. Kantor hukum RSP kalo nggak salah di-hire, kemudian kantor hukum itu mengatakan memang begitu. Kita, kami sebagai Komisaris tentu tidak bisa mencari, menchallenge lain, jadi persoalan yang kami persoalkan itu sudah settle, artinya kita terima lah. Ad given, karena penjelasan Direksi dan didukung oleh pandangan ahli hukum. PH (MR) : Baik. Kemudian berkaitan dengan rapat tanggal 8 November tadi ya, dalam hasil kesimpulan rapat tersebut juga, apakah dari Dewan Komisaris tidak menyetujui adanya konsep Joint Venture atau Outsourcing Company? dalam rapat 8 November 2001?

14 Saksi (SD) : Pada konsep Joint Venture, itu tidak pernah tampil ya, konsep Joint Venture. Tetapi bahwa dilaksanakan secara outsourcing, ya itu implicate sebenarnya dengan pekerja pihak ketiga itu oke. Yang persoalan lain adalah masalah harga itu pak. Jadi ada beberapa, tiga point yang kami Komisaris beda dengan Direksi. PH (MR) : Ya, berkaitan tadi dengan yang tadi saudara katakan bahwa Joint Venture itu tidak pernah ditampilkan, saya ingatkan kembali pada surat tanggal 14 Agustus 2001 oleh Direktur Utama, dalam hal ini pak Eddie Widiono, tadi mungkin sudah dibacakan tapi dalam pemahaman disini ya, bukan Joint Venture, tapi KSO gitu, ini sudah muncul sebetulnya. Proses penunjukan langsung PT. Netway Utama sebagai Partner dalam KSO telah didasarkan pada ketentuan yang berlaku, jadi ini sebetulnya sudah muncul gitu. Saksi (SD) : Ya. PH (MR) : Tapi kemudian saudara atau Dewan Komisaris drop atau dianggap itu sudah tidak, tidak dipergunakan lagi konsep OSCO, dalam rapat 8 November Apakah demikian faktanya? Saksi (SD) : Konsep tadi KSO ya. Sebagaimana tadi surat sebelumnya itu benar, ya. Tapi kalau istilah Joint Venture itu yang kita lihat secara spesifik memang tidak pernah kita bahas, seingat saya tidak dibahas ya, istilah Joint Venture itu ya. Tapi KSO itu yang dengan konsep Outsourcing itu diingat kalau dalam surat-surat sebelumnya kita itu dinyatakan kenapa harus outsourcing? Kenapa tidak dikerjakan sendiri?, karena Bandung timur itu telah mengerjakan sendiri, dan harganya jauh lebih murah. Dan menurut pandangan orang PLN sendiri, dinyatakan bahwa Bandung Timur itu sama reliablenya dengan proyek Jakarta, itu kita persoalkan. Tapi kemudian Direksi mengatakan bahwa, apa namanya, untuk Jakarta ini perlu dikerjakan dengan pihak ketiga tersebut. Kemudian kita persoalkan copyright, ya kan? Karena untuk diketahui, bahwa Komisaris itu hanya bisa memberikan pandangan, ya, kita yang beri pandangan, yang melaksanakan kan Direksi.

15 PH (MR) : Baik. Saudara saksi ya, saudara saksi saya ingatkan ya, soal Bandung Timur ini hanya muncul ketika saudara diperiksa oleh KPK, itu pada BAP nomor 11 tanggal 12 April Salah satu argumentasi dari Dekom adalah bahwa pekerjaan tersebut tidak memenuhi syarat sebagai pekerjaan yang mendesak, sebagaimana diatur dalam SK Direksi, nomor 038 dan seterusnya, sehingga tidak dapat dengan cara penunjukan langsung ya, saudara katakan disini. Selain itu Dekom juga berpendapat bahwa pekerjaan tersebut bukan merupakan pekerjaan spesifik, karena UP Bandung Timur juga melaksanakan pekerjaan serupa. Pertanyaan saya saudara saksi, dalam surat saudara tanggal 22 Agustus 2001 ya, yang saudara tujukan kepada direksi PT. PLN itu, juga saudara tanda tangani, di dalam surat-surat ini tidak pernah disinggung-singgung soal apa yang saudara katakan tadi, soal yang sudah dilakukan di Bandung Timur yang saudara katakan tadi, reliability dan juga harga murah. Ini saudara tidak pernah saudara singgung-singgung dalam surat yang saudara tujukan kepada pak Eddie, Direksi PT. PLN pada tanggal 22 Agustus nomor 109. Ini tidak pernah saudara singgung-singgung. Saksi (SD) : Dalam surat itu. Tapi surat-surat selanjutnya, itu kan ada berkali-kali surat menyurat direksi dan komisaris gitu. Jadi ini surat yang pak Pembela kemukakan itu bagian dari serial surat menyurat antara direksi dengan komisaris.. PH (MR) : Baik, kemudian pada tanggal 22 Agustus saudara tidak muncul, kemudian pada tanggal 28 September saudara mengirimkan surat UPP Bandung timur telah mengembangkan CIS dengan pola non-osco untuk 6 fungsi TUL 94 dengan biaya sekitar Rp. 800 Juta untuk melayani sampai dengan pelanggan Dan seterusnya. 22 Agustus saudara tidak menerangkan tentang adanya pekerjaan di UPP Bandung timur, tapi kemudian pada tanggal 28 September saudara memunculkan adanya pekerjaan yang serupa menurut saudara di UPP Bandung timur. Pertimbangan apa saudara membuat perubahan tersebut? Saksi (SD)i : Gini ceritanya pak Pembela. Karena perbedaan antara Direksi dan Komisaris belum tercapai kesepakatan penyelesaian pada bulan Agustus,

16 maka melakukan studi internal dengan mengundang UP Bandung timur, mengundang juga apa namanya, ada pihak lain untuk menjelaskan bagaimana sih, karena kita tidak tahu duduk perkaranya. Kemudian Setelah dijelaskan oleh UP Bandung Timur karena kan kita, argumentasi Dewan Komisaris bahwa penunjukkan langsung untuk pekerjaan spesifik itu dikatakan tidak memenuhi syarat. Tapi kan kita harus mendapatkan bukti, apakah benar ini pekerjaan spesifik? Karena Ini kan beda pandangan, beda penafsiran. Oleh sebab itu Dewan Komisaris dalam hal ini Sekretaris Dekom memanggil untuk melakukan presentasi di kantor Dewan komisaris. Dari situlah kemudian kita mengirim surat kepada Direksi untuk lebih lanjut menjelaskan pandangan Dewan Komisaris dalam hal tersebut. PH (MR) : Ya, baik. Saudara tadi katakan biaya yang saudara sebut disitu adalah 800 juta ya untuk UPP Bandung timur. Apakah di dalam surat usulan yang disampaikan oleh Direktur PLN yaitu surat yang tadi saya maksud adalah surat 14 Agustus 2001, sudah disebutkan tentang anggarannya? Untuk, ini konsepnya adalah partner dalam KSO, jadi saya kira bisa saja berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Bandung Timur. Kan begitu? Kalau di dalam surat 14 Agustus adalah yang berkaitan dengan partner dalam KSO, tapi dalam Bandung timur adalah sudah pada teknis CIS RISI, nah di dalam surat tanggal 14 Agustus tahun 2001 ataupun surat-surat sebelumnya, apakah sudah disebutkan tentang anggaran biaya? Saksi (SD) : Saya tidak ingat pasti, tetapi saya kemudian ingat ya, bahwa entah kapan pada awal-awal surat-surat pertama atau tidak, anggaran yang pada waktu itu dikatakan di Jakarta, saya tidak ingat ya apakah ini lisan, presentasi lisan, pernah keluar angka 900 Milyar, kemudian berubah menjadi, bukan berubah ya, artinya angka yang kemudian menjadi relevan ada 700 Milyar, untuk kerjaan atau KSO Jakarta tadi. PH (MR) : Baik, itu uang menurut pemahaman saudara saksi dan menurut apa yang saudara, informasi yang saudara terima, itu uang dari PLN ataukah uang dari partner PLN dalam konteksnya dengan KSO tadi?

17 Saksi (SD) : Karena KSO itu artinya PLN tidak membayar seperti Bandung Timur, kalau Bandung Timur memang dari kas PLN ya, tetapi eventually dari segi liability itu adalah menjadi liability PLN. PH (MR) : Ya, liability PLN tapi uang tidak dikeluarkan oleh PLN, kan tadi saudara katakan seperti itu. Saksi (SD) : Iya, karena Bandung Timur proyek dikerjakan sendiri maka semua uang ada dari anggaran PLN PH (MR) : Kemudian ya, saudara saksi tadi di dalam BAP saudara ya, dalam BAP No. 8 tanggal 12 April 2010, saudara katakan, dapat saya jelaskan disini juga bahwa roll out CIS RISI dengan cara penunjukan langsung dan penunjukan Netway utama sebagai pelaksanaannya sudah di permasalahkan oleh serikat pekerja PT.PLN, saudara bisa menjelaskan kepada persidangan ini kira-kira saudara ingat nggak, kapan permasalahan ini diangkat oleh serikat pekerja PT.PLN? Saksi (SD) : Pastinya saya nggak ingat, tetapi waktu masalah ini sampai kepada Dewan Komisaris, kita sadar bahwa ini sudah menjadi masalah publik, masalah yang menjadi sorotan serikat pekerja ya, hingga waktu itu rasanya ada surat Wakil Presiden atau kantor Presiden menanyakan kepada Direksi. Maka karena itu Komisaris melakukan scrutinize betul terhadap proyek ini. Karena Komisaris menya-, sadar bahwa masalah ini telah menjadi di highlight oleh serikat pekerja, ada surat kantor Wakil Presiden, maka Dewan Komisaris menjadi sangat hati-hati dalam memberikan persetujuan. PH (MR) : Tolong dipertegas ya oleh saudara saksi yang dimaksud dengan pekerjaan ini seperti apa, pekerjaan KSO ya, partner ddalam KSO ataukah pekerjaan dalam konteksnya degan roll out? Saksi (SD) : Intinya adalah bagaimana pelaksanaan CIS RISI di DKI, iya kan, jadi ini suatu pekerjaannya. Kemudian bahwa teknisnya itu, maka kita persoalkan betul tentang teknisnya itu, bagaimana melaksanakan roll out itu. Roll Out sendiri kami dukung betul, karena dengan argumentasi bahwa dengan Roll Out, sistem RISI ini akan menghindari kebocoran, oleh sebab itu dari surat pertama kita mengatakan bahwa kami sangat mendukung segala upaya

18 perbaikan sistem di dalam PLN, jadi kalau, bahwa sistemnya sendiri atau pelaksanaan CIS RISI itu didukung sepenuhnya oleh Komisaris. Yang tidak didukung, ada beda pendapat kita ada di tiga persoalan, tadi saya sudah (terpotong oleh PH) PH (MR) : Tapi bukan berarti tidak didukung ya, hanya ada perbedaan pendapat ya tadi saudara katakan? Saksi (SD) : Betul, betul. PH (DSR) : Lanjut Yang Mulia, saudara saksi, saya mendalami tentang pekerjaan pelaksanaan CIS di Bandung Timur. Tadi disebutkan 800,000,000 untuk melayani 600 pelanggan. Pertanyaan saya apakah dalam studi itu telah merangkap, telah memenuhi semua aspek, pertama, soft, hardwarenya bagaimana, siapa yang cover biaya? Saksi (SD) : A.. (terpotong Hakim Ketua) Saudara saksi tau nggak itu? Saksi (SD) : Iya, pak Soal teknis pelaksanaan di Bandung timur? Saksi (SD) : Bandung Timur begini pak, Yang Mulia, Sekperdekom nanti bisa ditanyakan lebih lanjut. Karena kita itu surat menyurat antar Direksi belum bisa memutuskan, maka Sekperdekom melakukan inspeksi lebih lanjut: dipanggilah Sekdekom Bandung timur, saya tidak ingat apakah saya hadir pada rapat itu atau tidak ya, tapi yang pasti Dewan Sekperdekom beserta timnya memanggil Bandung Timur, memanggil kalau tidak salah VVIPnya PLN untuk kemudian mendengarkan presentasi Bandung timur. Sekdekom kemudian melaporkan kepada Dewan Komisaris tentang Bandung Timur. Bandung Timur, kesimpulan, kemudian pada saat itu ditunjukkan oleh penyidik kepada saya ada surat atau ada dokumentasi yang dibuat oleh Sekdekom yang menyatakan bahwa Bandung Timur itu tidak berbeda dengan CIS RISI, karena itu argumentasi bahwa ini pekerjaan unit menjadi terbantahkan, itu kesimpulannya. Tapi saya tidak

19 ingat pasti apakah waktu itu presentasi Bandung Timur saya hadir atau tidak. Ya Saksi : Kemudian yang kedua, apakah saya tahu, apakah termasuk hardware dan software, saya tidak tahu secara utuh apakah software dan hardware, tapi asumsi saya Yang Mulia dan pak saksi, eh, pak pembela, karena dikerjakan sediri berarti termasuk software dan hardware. Asumsi ya! Saksi (SD) : Asumsi. PH (DSR) : Karena variabel biaya itu kan, kalo dalam IT ini kan ada software dan ada hardware, ada SDMnya pak, setidaknya ada 3 komponen itu, bapak, apakah bapak mengetahui itu? Saksi (SD) : Tidak PH (DSR) : Tidak mengetahui. Karena yang menjadi concern nya adalah perbandingan harga Bandung Timur ini jauh berbeda dengan Jakarta. Apakah saat itu bapak sebagai Dewan Komisaris mengetahui permasalahan SDM yang expertise di bidang IT di Disjaya? Apakah bapak mengetahui ketersediaan SDM? Saksi (SD) : Dari penjelasan Direksi, Pak Eddie waktu itu salah satu alasannya kenapa kita harus tunjuk dengan OSCO, dengan out sourcing, karena kita tidak punya SDM yang kompeten dan cukup di Disjaya, itu alasannya. PH (DSR) : Kekurangan SDM ya pak, ya. Saksi : Kekurangan SDM, ya. PH (DSR) : Apakah bapak tahu berapa Unit Pelayanan yang ada di Disjaya Tangerang? Saksi : Nggak, nggak ingat tapi cukup banyak. PH (DSR) : Sekitar 35 ya, pak ya, jadi (terpotong Hakim Ketua)

20 Jangan-jangan-jangan, udah bilang nggak tau kok! PH (DSR) : Ok, karena pak Komisaris, pak Menteri ini sebagai saksi disini kan sangat concern dengan harga, karena, sehingga, seolah-olah ini karena mahal sekali, ok, saya lanjut pertanyaan saya, dalam proses Roll Out CIS RISI ini, sesuai dengan hasil rapat konsultasi 3, eh, 8 November tahun 2001 di Hotel Bimasena, pada poin 3 jelas, strike, bapak sebutkan disitu mendukungnya ya pak ya. Alasannya apa, pak ya? Saksi (SD) : Dari surat pertama sampai surat terakhir Komisaris medukung sepenuhnya segala upaya yang diajukan Direksi dalam rangka mengurangi kebocoran ya. Dalam rangka memperbaiki Sistem Informasi di PLN. Jadi dukungan itu tidak pernah berkurang dan tidak pernah sama sekali, sampai saya sebagai Komisaris berhenti. Yang kita berbeda dengan Direksi adalah tentang penunjukan langsung ya, tentang harga tadi, dan tentang copyright. Copyright telah dijelaskan, kemudian akhirnya kami menerima bahwa copyright itu apa namanya, milik Netway. Kemudian alasan tidak cukupnya SDM di DKI itu juga rasanya diterima oleh Komisaris, oleh sebab itu menunjuk pihak ketiga yang punya SDM dapat diterima. Yang jadi masalah barangkali kemudian adalah masalah harga itu, karena seingat saya sampai saya berhenti dari Komisaris, angka 700 Milyar itu tidak pernah berkurang atau tidak pernah dibicarakan lebih rendah dari itu, walaupun kemudian Yang Mulia, saya dengar setelah kejadian, bahwa harganya jauh lebih rendah. Mungkin itu adalah salah satu rekomendasi di Bimasena setelah negosiasi-negosiasi lagi itu. Tetapi sampai saya berhenti angka-angka itu tidak pernah datang, atau seingat saya tidak pernah di breakdown, ya baru pelaksanaannya kemudian lebih rendah daripada angka awal. PH (DSR) : Ok, pada akhirnya di RKAP 2002 berdasarkan persetujuan RUPS yang tadi dibacakan oleh rekan saya, hanya disetujui anggarannya adalah 150 Milyar bukan? Saksi (SD) : Dari apa namanya, Minutes Of Meeting atau dari kesimpulan RUPS ya lahirlah seperti itu.

21 PH (DSR) : Jadi angka 700 Milyar bukan angka yang menjadi kewajiban dari PLN kan? Saksi : Barangkali angka ini kan sangat tergantung periodenya berapa, apakah over all ataukah initial cost? Mungkin yang disetujui itu tahun pertama, saya tidak ingat pasti, pak pembela bisa membaca lebih detail tentang apakah itu untuk tahun pertama atau seluruh program. PH (DSR) : Apakah saudara saksi mengetahui dari 35 Unit Pelayanan di DKI Jakarta dan Tangerang, yang akhirnya dananya disetujui di dalam RKAP hanya 150 Milyar, secara matematis 1 Unit Pelayanan cuma berapa rupiah? Saksi (SD) : Saya tidak (terpotong oleh Penasehat Hukum) PH (DSR) : Cuma 500 juta, Jangan-jangan-jangan! PH (DSR) : Ok, ok, tidak berpendapat. Nggak ini kan kembali kepada harga pak, karena ini kan komparasinya adalah Bandung Timur, kalau begitu (terpotong Hakim Ketua) Begini ya, kalau saya cermati, soal harga itu soal pendapat dari saksi. Ya? PH (DSR) : Iya Yang Mulia. Yang tentu juga kita tidak akan sependapat. Berapa yang bersependapat, tidak perlu dipertentangkan itu, ya! PH (DSR) : Iya Yang Mulia, terima kasih Yang Mulia. PH (MRB) : Baik, Yang Mulia. Jangan mengulang- ulang loh ya! PH (MRB) : Baik. Saksi menerangkan sampai Sepetember 2001, itu Dewan Komisaris tidak sependapat atau belum menyetujui rencana Roll Out CIS RISI yang diajukan oleh Direksi. Pertanyaan saya, apakah sepengetahuan saksi rencana Roll Out CIS RISI itu tetap dilaksanakan oleh Direksi pada tahun 2002 itu?

22 Saksi (SD) : Setahu saya, sampai saya jadi Kom-, tidak lagi Komisaris, belum dilaksanakan. PH (MRB) : Belum dilaksanakan ya? Saksi (SD) : Belum dilaksanakan. PH (MRB) : Saksi menerangkan jika terdapat perbedaan antara Dewan Komisaris dengan Direksi akan diselesaikan melalui atau sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga. Pertanyaan saya, apakah saksi mengetahui cara penyelasaian tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PT. PLN Persero? Saksi (SD) : Secara hukum korporasi itu pak pembela, secara hukum korporasi Direksi boleh melakukan tindakan korporasi walaupun tidak ada persetujuan Dewan Komisaris. Itu pasti, ya, karena tugas Komisaris kan pengawas, Direksi adalah executing atau eksekutif, yang melaksanakan day-to-day perusahaan ya, karena Direksi yang paling well-informed, sedangkan Komisaris, informasi yang kita peroleh adalah sepanjang yang diinformasikan kepada kita. Nah itu pertama, prinsip. Kemudian prinsip yang kedua adalah dalam kasus PLN, Anggaran Dasar PLN menjelaskan lebih detail tentang bagaimana penyelengaraan perusahaan, jadi Anggaran Dasar PLN itu mensyaratkan untuk penunjukan yang multi years perlu ada persetujuan Komisaris, itu. Maka karena itulah minta persetujuan pada Komisaris. Nah dalam rangka memberikan persetujuan Komisaris, Komisaris melakukan due diligence yang memadai, karena tadi saya kemukakan bahwa proses, perkara ini atau soal ini sudah menjadi sorotan atau telah menjadi scrutinize dari serikat pekerja, maka kita melakukan scrutinize atau apa namanya, penelitian dan lebih mendalam. Maka terjadi surat menyurat yang cukup banyak antara Direksi dan Komisaris. PH (MRB) : Sampai saksi berakhir sebagai Komisaris tahun 2002, itu kan belum disetujui? Saksi (SD) : Belum.

23 PH (MRB) : Apakah saksi mengetahui pada tahun 2003 kemudian Roll Out CIS RISI disetujui oleh Dewan Komisaris yang ditanda tangani oleh Andung nitimiharja? Saksi (SD) : Saya tahu kemudian pertama adalah setelah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik. Tahu setelah diperiksa sebagai saksi ya, di KPK kan? Saksi : Iya pak. Janganlah. Maksud dari pertanyaan itu adalah tahu pada saat itu kan? Sementara itu saksi mengetahui setelah diperiksa oleh penyidik KPK, ndak? PH (MRB) : Maksud saya karen saksi ini mantan Komisaris, setelah dia tidak menjadi Komisaris lagi itu kan 1 tahun kemudian. Iya, lalu dia menyatakan dia tahu, ketika atau saat di penyidik. PH (MRB) : Baik, terimakasih Yang Mulia. Silahkan, saudara Terdakwa ada yang mau ditanyakan? PH (MI) : Yang Mulia saya mau balik ke surat dakwaan, ini yang belum pernah kita tanya ke saksi ini, (tidak jelas karena tidak mengunakan mic) PH (MI) : Bukan, saya kira, Yang Mulia, saksi ini gunanya untuk memberikan, membenarkan atau tidak (dipotong oleh Hakim Ketua) Lanjut-lanjut, jangan ajukan pendapat, lanjut-lanjut pertanyaan! PH (MI) : Terimakasih Yang Mulia, saudara saksi apa pernah diperiksa untuk tersangka yang lain, misalnya Margo Santoso? Saksi : Tidak PH (MI) : Fahmi Mochtar? Saksi (SD) : Tidak

24 PH (MI) : Gani Abdul Gani? Saksi : Tidak PH (MI) : Tidak ya. Apakah kepada saksi pernah dipertanyakan bahwa Terdakwa ini pernah menerima uang sebesar Rp sesuai dengan apa yang disebut disini sebagai business plan dari PT. Netway utama tahun ? Saksi : Siapa yang menerima? PH (MI) : Jadi di dalam surat dakwaan ini (terpotong Hakim Ketua) Saudara saksi tahu tidak bahwa Terdakwa atau yang lainnya menerima uang? Saksi : Nggak Tidak pernah tahu? PH (MI) : Tidak pernah tahu ya. Apakah saksi pernah mengetahui bahwa Terdakwa ini pernah memerintahkan Margo Santoso atau Fahmi Mochtar untuk segera menanda tangani perjanjian antara PLN Disjaya dan Netway? Saksi (SD) : Tidak PH (MI) : Tidak pernah ya? Saksi (SD) : Tidak pernah tahu PH (MI) : Apakah saksi pernah mengetahui bahwa terdakwa ini pernah meminta izin kepada Dewan Komisaris agar memberi persetujuan supaya hak milik intelektual CIS RISI ini di berikan kepada PT. Netway? Saksi (SD) : Tidak pernah minta persetujuan Komisaris untuk memberikan hak copyright intelektual itu, tapi (terpotong Hakim Ketua) Saudara saksi, kalo tahu bilang tahu, kalo tidak bilang tidak, ya? Saksi (SD) : Oh, tidak. Tidak. Jangan mereka-reka

25 Saksi (SD) : Iya PH (MI) : Apakah saksi pernah mengetahui bahwa Terdakwa ini pernah meminta saudara Gani Abdul Gani, Dirut PT. Netway untuk mendaftarkan hak cipta atas nama PT. Netway? Saksi (SD) : Tidak. PH (MI) : Tidak pernah ya, apakah saksi pernah mengetahui bahwa tahun saudara saksi ini menyetujui tindakan dari Margo Santoso untuk menandatangani perjanjian-perjanjian setiap tahun, yang berisi setiap tahun antara PLN Disjaya Tangerang dan PT. Netway? Saksi (SD) : Tidak, itu urusan internal Direksi PH (MI) : Jadi saudara saksi tidak pernah tahu ya. Apakah saudara saksi pernah mengetahui bahwa saudara Terdakwa juga selalu bertanya atau melalui langsung atau tidak langsung kepada Fahmi Mochtar untuk segera menandatangani perjanjian? Saksi : Tidak tahu PH (MI) : Tidak pernah tahu, saya kira cukup dari saya, Yang Mulia Saudara Terdakwa saya ingatkan kembali untuk tidak mengulang pertanyaan yang sudah diajukan para Penasehat Hukum ya! Terdakwa : Terima kasih Yang Mulia. Bapak Sofyan Djalil yang saya hormati, pertanyaan kami berawal dari keterangan bapak tadi bahwa di tahun 2001 masalah CIS RISI ini sudah menjadi perhatian publik dan ada surat kaleng ya. Apakah bapak mengetahui bahwa Direksi mengadakan rapat dengan serikat pekerja pada tanggal 9 Agustus 2001 untuk membicarakan masalah surat kaleng yang mempunyai kop serikat pekerja tersebut? Saksi : Tidak Terdakwa : Laporan atau notulen dari rapat Dekom tersebut kami lampirkan dalam surat 14 Agustus 2001, dan pada waktu kita bertemu tanggal 10 Agustus sebetulnya topik yang dibawakan adalah masalah tersebut, bukan masalah

26 penunjukan langsungnya. Namun demikian, setelah surat 14 Agustus Dekom membalas dengan surat 109 ya, dan surat tersebut nadanya sangat positif mendukung dan meskipun ada perbedaan pendapat. Tetapi surat berikutnya, surat 123 ya, ini sangat mengagetkan bagi kami di Direksi ya, karena kita semua tahu ini berada dibawah sorotan banyak pihak, dalam surat tersebut Direksi dibuat seolah-olah memutuskan suatu proyek 900 Milyar ya, padahal unit Bandung bisa mengerjakan dengan 800 Juta. Ini membuat suasana menjadi berubah sama sekali. Apakah bapak Sofyan Djalil bisa menjelaskan apa yang terjadi diantara surat 109 dan surat 123 tersebut? Yang mungkin ada pengumpulan data, atau siapa yang memberikan informasi yang kami pikir tidak tepat pada Dekom dalam masalah ini? Saksi (SD) : Surat pertama itu rasanya saya yang tanda tangani sebagai pelaksana tugas Komut, karena waktu itu pak Komutnya lagi operasi jantung di Australia. Kemudian apa namanya, surat berikutnya kalau tidak salah ditanda tangani oleh pak Endro sendiri (terpotong oleh Terdakwa) Terdakwa : Masih oleh bapak Saksi (SD) : Oh masih saya, ok, kalo begitu ceritanya adalah, karena surat yang pertama itu ada beberapa hal yang concern kita, kemudian waktu itu saya minta Sekdekom, coba lakukan penelitian lebih lanjut supaya kita nanti mengetahui duduk perkara secara lebih baik, begitu. Maka Sekdekom mengundang Bandung Timur, yang saya ceritakan tadi. kemudian dari hasil apa namanya, kesimpulan presentasi itu dibawa ke Komisaris, kemudian Dewan Komisaris meminta supaya kita menulis lebih lanjut kepada Direksi, menjelaskan argumentasi-argumentasi, jadi artinya ini masalah informasi yang kita peroleh, informasi pertama dengan informasi kedua yang lebih lengkap sehingga surat pertama diikuti dengan surat kedua dengan informasi yang lebih lengkap dari pihak Dewan Komisaris. Terdakwa : Baik. Surat 123, surat kedua tersebut mendapat banyak masukan dari VP- IT, betul ya, pak ya?

27 Saksi (SD) : Rasanya begitu, tapi bukan langsung ke Komisaris, tapi lewat rapat Dewan Komisaris. Terdakwa : Betul? Saksi (SD) : Betul Terdakwa : Apakah informasi yang diperoleh dari VP-IT itu dikonfirmasikan terlebih dahulu ke Direksi atau langsung dituangkan dalam surat? Saksi (SD) : Saya tidak tahu pasti apakah dikonfirmasi langsung oleh Direksi, tapi Komisaris tidak melakukan konfirmasi langsung kepada Direksi. Tapi apakah Sekdekom melakukan konfirmasi atau tidak, saya tidak tahu. Terdakwa : Baik, surat tersebut sepengetahuan saya tidak pernah dikonfirmasi ke Direksi (terpotong oleh Hakim Ketua) Jangan dikomentari! Terdakwa : Baik, baik, jadi tanpa konfirmasi Direksi surat tersebut diluncurkan dan suasana menjadi berubah. Kalau saya tidak salah pak Komut akhirnya menandatangani surat ketiga, surat no. 132, yang memberi ultimatum memberi batas waktu kepada Direksi untuk menjawab dalam waktu 1 minggu, kalau saya tidak salah dari tanggal 22 Oktober pada waktu itu. Apakah pak Sofyan Djalil bisa mengkonfirmasi bahwa situasinya memang pada saat itu adalah terjadi perbedaan pendapat yang sangat lebar justru makin melebar karena surat menyurat tersebut? Saksi (SD) : Saya tidak ingat lagi konteksnya, tapi rasanya kita kirim surat Direksi, Direksi membalas, kemudian ada l surat lagi dari Komisaris, kemudian surat dari Komisaris itu meminta Direksi menjawab. Tapi sebelum Komisaris, apa, Direksi menjawab, keluar surat lagi yang diteken pak Endro, pak Endro sudah kembali dari Australia, ya Terdakwa : Dan ada ultimatum 1 minggu harus dijawab? Saksi : Saya tidak ingat isi suratnya

28 Terdakwa : Baik, kemudian Direksi menjawab pada tanggal 1 November dan pada tanggal 8 November Dirut sendiri diundang untuk hadir dalam rapat Konsultasi Dekom dan Dirut di Bimasena. Bapak Sofyan Djalil bisakah menjelaskan bagaimana suasana dalam pertemuan tersebut, dari awal barangkali apakah perbedaan pendapat itu terjembatani dengan baik, karena tadi bapak menyampaikan tujuan rapat itu adalah bicara dari hati ke hati ya? Saksi (SD) : Saya tidak ingat pasti ya suasana pada saat itu, tapi rasanya memang terjadi perbedaan yang cukup tajam antara Direksi dan Komisaris ya. Oleh sebab itu apa namanya, dari Minute-Of-Meeting itu kemudian kita ambil kesimpulan bahwa prinsipnya, prisip mendukung tetap walaupun kita beda pendapat tapi prinsip menudukung tetap, kemudian poin-poin berikutnya itu tercermin dari situ. Suasananya saya tidak ingat pasti pak, pak Eddie. Terdakwa : Apakah saksi ingat bahwa pak Komut meminta kepada saya selaku Dirut untuk mencabut usulan OSCO tersebut? Saksi (SD) : Saya tidak ingat Terdakwa : Apakah saksi ingat bahwa pak Komut menyampaikan bahwa Dekom berhak memecat Direksi apabila tidak mengikuti aturan yang disampaikan Dekom? Saksi (SD) : Saya tidak ingat Terdakwa : Tidak ingat ya. Pada waktu akhirnya tercapai suatu kesepakatan semacam yang ditulis dalam notulen tersebut, apakah pak Sofyan Djalil ingat bahwa saya menyatakan bahwa apa yang diputuskan Dekom secara tertulis akan saya penuhi? Saksi (SD) : Saya tidak ingat Terdakwa : Tidak ingat juga ya, baik. Barangkali kembali kepada perbedaan pendapat tadi pak Sofyan Djalil, kalau melihat surat menyurat tadi makin jelas sebenarnya bahwa pijakan Direksi dalam mengajukan usulan OSCO ini adalah arahan-arahan RUPS yang dimulai pada tahun 2000 dan 2001 yang menyatakan bahwa PLN dalam kesulitan pendanaan, oleh karena itu

29 sangat dianjurkan untuk mencari investasi dengan kerja sama dari pihak swasta. Bisakah bapak mengkonfirmasi yang ini? Saksi (SD) : Secara spesifik saya tidak bisa konfirmasi, tetapi kondisi keuangan pada saat itu saya ingat memang PLN lagi kesulitan, karena setelah peristiwaapa, setelah 98 ya, kemudian PLN disomasi dibawah tim Keppres 144 itu dalam kondisi keadaan keuangan PLN memang dalam keadaan kesulitan pada saat itu. Terdakwa : Baik, jadi usulan OSCO tersebut yang tadi katanya ada angka 700 Milyar, sebenarnya 700 Milyar itu adalah finacial model ya, tidak pernah (terpotong Hakim Ketua) Saudara Terdakwa, langsung saja pada pertanyaannya ya Terdakwa : Ya, Yang Mulia. Apakah saksi ingat bahwa kata-kata yang digunakan untuk 700 Milyar tersebut adalah finacial model, bukan biaya yang dikeluarkan PLN? Saksi (SD) : Nggak ingat, tidak ingat Terdakwa : Apakah pak Sofyan Djalil mengetahui bahwa pada saat itu tim Disjaya yang disebut tim EOSPKP ya, ini belum menegosiasi harga? Saksi (SD) : Juga Belum, dia juga belum, tapi saya ingat yang dalam Minutes-Of- Meeting di Hotel Bimasena diperintahkan memang untuk melakukan negosiasi, tapi kemudian sampai saya keluar, saya tidak ingat apakah negosiasi telah dilakukan atau tidak. Terdakwa : Baik, jadi perintah negosiasi lahir di tanggal 8 November di rapat Dekom tersebut, dan itu kami lanjutkan dalam bentuk surat kepada GM Disjaya. Pertanyaannya pak Sofyan Djalil, mengapa dalam surat menyurat dan perkembangan selanjutnya, surat kami ke, yang Disjaya tanggal 22, eh 23 November No.3163/070/DIRUT/2001 dianggap sebagai perintah penunjukan langsung dan itu dimuat dalam notulen rapat Direksi-Dekom 27 November 2001? Saksi (SD) : Saya tidak ingat konteksnya

(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

(Saksi P dihadirkan ke persidangan) Saksi #14: Purwanto PU PU : Saksi berikut Purwanto ya? : Iya Yang Mulia. : Biar nyambung dengan yang tadi. : Saksi Purwanto. (Saksi P dihadirkan ke persidangan) : Saudara saksi, saudara tadi sudah bersumpah

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab

Lebih terperinci

Saksi #15: Fahmi Mochtar

Saksi #15: Fahmi Mochtar Saksi #15: Fahmi Mochtar : Pakai Mic nya, ya. Saudara tadi sudah disumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar, ya. Sesuai dengan apa yang saudara

Lebih terperinci

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93. Saksi #12: Nuraini : Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan) : Saudara di PLN bagian apa? : Di bagian Hukum. : Dari tahun berapa? : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun

Lebih terperinci

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #17: Budi Maryati Saksi #17: Budi Maryati (Saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Saudara saksi Budi Maryati ya, saudara sudah disumpah dalam persidangan yang lalu untuk memberikan keterangan yang

Lebih terperinci

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #11: Conny Kurniawan Saksi #11: Conny Kurniawan : Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe. : Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu? : Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan) : Saudara saksi

Lebih terperinci

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi#6 : Bambang Boediono Saksi#6 : Bambang Boediono : Saudara diminta memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami dan saudara dengarkan langsung. Ya? Saudara adalah dosen teknik sipil?

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Sidang perkara nomor 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Soewondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu diketuk)

Lebih terperinci

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo : Saksi meninggalkan ruang sidang. Saksi berikut. Ya berikutnya Budi Harsono. ( Hakim mengetuk palu) Saksi (BS) : Yang Mulia apakah diperkenankan Budi

Lebih terperinci

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa, Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka, dan dinyatakan terbuka untuk umum. Penuntut

Lebih terperinci

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut Saksi#5: Tunggono : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut : Saksi Tunggono : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo Selasa, 23 November 2011 Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo : Sidang perkara Nomor: 37/Pid B/Tipikor/2011/ PN Jakarta Pusat

Lebih terperinci

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie PU Sakai (BS) : Skors dicabut sidang di buka kembali (Palu diketuk). Saksi berikut. : Saksi Muljo Adji Abdoel Gonie dan saksi Budi Santoso.

Lebih terperinci

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari : Ahli berikutnya. : Ahli berikut dari BPKP. (Ahli AA memasuki ruang persidangan) : Baik, saudara ahli ya? Saudara pernah dimintai pendapat oleh penyidik KPK menyangkut

Lebih terperinci

Saksi #16: Tonny Soewandito

Saksi #16: Tonny Soewandito Saksi #16: Tonny Soewandito : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu diketuk) Terdakwa

Lebih terperinci

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi( ASj) : Baik yang pertama kita dengar,silahkan tinggal diluar, siapa ini didalam siapa? : Azwani Sjech Umar dengan Hardiv Harris Situmeang

Lebih terperinci

Saksi #38 : Bagja Rasa

Saksi #38 : Bagja Rasa Selasa, 23 November 2011 Saksi #38 : Bagja Rasa : Sidang dibuka kembali. Saksi berikut. (Saksi BR memasuki ruang persidangan) : Saudara sudah disumpah ya, untuk memberikan keterangan apa yang saudara ketahui,

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta : Sebelum kita lanjutkan C.V. Makasih ya. Nama saudara Setya Budi Arijanta S.H., K.N ya. Lahir di Surakarta 31 Desember 1970, agama Islam, alamat perum Puri Nirwana

Lebih terperinci

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan) Saksi #23: Ricky Singh Bedi, Saksi#24: Sri Wahyuningsih dan Saksi#25: Abdul Hakim Said : Saksi berikut. : Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang

Lebih terperinci

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka

Lebih terperinci

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang (saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Jadi anggota, salah satu anggota majelis hari ini mengikuti pelatihan di Mega mendung, jika saudara

Lebih terperinci

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya : Sidang perkaran Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakpus atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho

Pemeriksaan Terdakwa : Eddie Widiono Soewondho Selasa, 30 November 2011 Pemeriksaan : Eddie Widiono Soewondho : Silahkan. Kita mulai pemeriksaan diri saudara hari ini ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK ya? : Pernah Yang Mulia. : Pernah.

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo : Sidang perkara nomor 27/Pid.B/Tipikor/2011/PN.PST atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondo MSc. dibukan dan terbuka untuk umum. (Palu di Ketuk)

Lebih terperinci

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati : Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah -saksi : Sidang perkara nomor No. 37/Pid.B/Tipikor/2011 PN Jakarta pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa? Panitera : Saksi Pandu Anklasito dan Rahmat : ya, silahkan duduk : ya, saudara berdua, saudara sudah disumpah menurut agama yang saudara anut, itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar,

Lebih terperinci

( Saksi memasuki ruang sidang )

( Saksi memasuki ruang sidang ) Selasa, 1 November 2011 Saksi #30: Gani Abdul Gani : Saksi berikut? : Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang ) : Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK?

Lebih terperinci

: Hadirin dimohon berdiri. Majelis Hakim memasuki ruang sidang. (Majelis Hakim memasuki ruang sidang)

: Hadirin dimohon berdiri. Majelis Hakim memasuki ruang sidang. (Majelis Hakim memasuki ruang sidang) Panitera : Hadirin dimohon berdiri. Majelis Hakim memasuki ruang sidang. (Majelis Hakim memasuki ruang sidang) Panitera : Dipersilahkan duduk kembali. Hakim Ketua : Sidang perkara (penyebutan nomor register

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr.

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr. Maqdir Ismail,

Lebih terperinci

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,

Lebih terperinci

Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk

Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Perusahaan : Erman Rajagukguk : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut, majelis

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG GERAKAN PRAMUKA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 21/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN JUNCTO UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

Jakarta, 31 Agustus 1951 SURAT EDARAN NOMOR 3 TAHUN 1951

Jakarta, 31 Agustus 1951 SURAT EDARAN NOMOR 3 TAHUN 1951 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 3 TAHUN 1951 TENTANG PETUNJUK- PETUNJUK BAGI BEBERAPA PANITERA MENGENAI PENAFSIRAN DARI PERATURAN-PERATURAN UNDANG-UNDANG KASASI DALAM PERKARA-PERKARA PERDATA MAHKAMAH

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 80/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan [Pasal 27 ayat (1) huruf e ] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 024/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PASCA PERBAIKAN PERMOHONAN) PERKARA NO. 024/PUU-III/2005 MENGENAI PENGUJIAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 114/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Parepare Tahun

Lebih terperinci

PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 79/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan [Pasal 3 beserta Penjelasannya]

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian 1. Subjek S 1Untuk mengetahui kemampuan translasi model representasi dari Real Script menjadi Gambar Statis subjek S 1, maka diberikan

Lebih terperinci

ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN, UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XVI/2018 PERKARA NOMOR 8/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XVI/2018 PERKARA NOMOR 8/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XVI/2018 PERKARA NOMOR 8/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Mandom Indonesia Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PEMBACAAN DAKWAAN. : Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Untuk Keadilan. Surat dakwaan Nomor DAK-04/24/I/2009.

PEMBACAAN DAKWAAN. : Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Untuk Keadilan. Surat dakwaan Nomor DAK-04/24/I/2009. PEMBACAAN DAKWAAN Jaksa I : Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Untuk Keadilan. Surat dakwaan Nomor DAK-04/24/I/2009. a. Identitas Terdakwa, tidak perlu kami bacakan lagi, Yang Mulia. b. Riwayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi [Pasal 33 ayat (1 ) huruf

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik [Pasal 29 ayat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan [Pasal 8 ayat (5)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 40/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 004/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------------- RISALAH PANEL HAKIM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NOMOR 004/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU NO. 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

: Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan)

: Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan) Panitera : Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan) Panitera : Dipersilakan duduk kembali. Hakim Ketua : Sidang perkara tindak pidana korupsi

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA RISALAH SIDANG NOMOR REGISTER PERKARA: 001/PUU-XI/2015/MM.UI PERIHAL PENGUJIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana [Pasal 77 huruf a Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-IX/2011 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/12.2014 TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PENGURUS BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa perbedaan pendapat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Mandom Indonesia TBK 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci