Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati"

Transkripsi

1 Saksi #26: Tumpak J. Purba, Saksi #27: Teddy Triheryadi, Saksi #28: Kahar Mulyani dan Saksi #29: Eva Indrawati : Teddy, Tumpak Johny Purba, Teddy Triheryadi, Eva Indrawati. Kahar Mulyani. (Saksi-saksi dihadirkan ke ruang persidangan) Saksi-Saksi Saksi-Saksi Saksi-Saksi : Baik ya, saudara berempat ya. Saudara berempat pernah diperiksa oleh penyidik KPK? : Pernah : Sebelum saudara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan tersebut, saudara membaca terlebih dahulu? Benar itu keterangan saudara? : Ya. : Tidak ada yang berubah? : Tidak ada. : Ya, Penuntut Umum, tanya apa itu? : Untuk saksi Purba ya. Saudara dalam BAP tanggal 21 Mei 2010, no. 8, ya, menerangkan adanya yang disebut dengan biaya marketing expense. Kemudian di sana, saudara juga menerangkan bahwa, yang disebut dengan biaya marketing expense adalah total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang, ya. Ini keterangan saksi. Bisa saksi terangkan bagaimana biaya ini dikeluarkan, kemudian bagaimana pos-posnya, kemudian siapa saja yang memerintahkan saksi untuk mengeluarkan biaya ini? : Kalau di kita, di Netway pak, permohonan uang itu selalu datangnya dari Direksi ke kami. : Direktur apa? : Direktur Keuangan. : Siapa? : Ricky. : Terus?

2 : Jadi ada permintaan keuangan ke kita, kita buatkan voucher, lalu kita ajukan untuk kita, artinya orang keuangan minta bukti tertulis, bahwa itu kayak pemulangan aja apa yang dia tadi suruh keluarin duit. Untuk pemulangan, kita minta dia untuk sign di voucher. Kalau sudah dia sign, kita siapin buku ceknya, lalu kita maju lagi untuk minta tanda tangan. Setelah ditandatangani, biasanya ada beberapa hal yang bisa terjadi. Kemungkinan pertama, ceknya yang kita kasih ke marketing, atau bisa juga berupa uang tunai, kita cairin dulu ceknya ke bank. Terkadang mereka juga minta suruh beli travel cheque, nah itu kita kasih ke marketing. Sebagai orang keuangan, tugas kita hanya sampai di situ. : Siapa yang biasanya saksi-, kalau saksi mencairkan dana, itu biasanya saksi serahkan kemana? Kepada siapa personnya, orangnya kepada siapa? Tadi kan permintaan Ricky ya? : Bukan pak. Saya ulangi. Atasan kami langsung itu orang pertama di keuangan itu pak Ricky. Pasti instruksi yang ke kami itu dari pak Ricky. Siapkan cek, untuk sekian kami siapkan. Nah, kalau kami sudah selesai, dalam bentuk ceknya sudah ditandatangani, nanti cek ini kami kasih ke orang marketing. Orang marketing biasanya diwakili oleh pak Ronald. Karena kadang-kadang ini, pak Hakim. : Hakim Abdul Said? : Pak Hakim itu di kami, tugasnya adalah kasir proyek. Jadi, tempatnya agak berbeda. Kalau saya di kantor pusat, di Plaza Sentral. Pak Hakim itu ada di proyek yang di PLN Gambir. Jadi uang itu pasti kami serahkan ke sana. : Tidak ada yang lain lagi setelah itu prosesnya? Cukup sampai di sana? : Dari orang keuangan cukup segitu, pak. : Baik. Kemudian ya, ini pada BAP saksi tanggal 25 Mei 2010 ya, no. 70, Ini saksi ada menerangkan mengenai sejumlah biaya marketing expense ya. Ini saya bacakan. Seluruhnya. Ini pada tanggal 28 Oktober 2005, ini sebesar Rp (satu milyar lima ratus juta rupiah). Kemudian pada tanggal 29 Desember 2005, ini Rp (satu milyar lima ratus enam puluh tujuh juta rupiah). Pada tanggal 26 Mei 2006, senilai Rp (lima ratus empat puluh dua juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Kemudian pada tanggal 31 Mei 2006, Rp (lima ratus juta rupiah). Pada tanggal 22 Juni 2006, sebesar Rp (sembilan ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus empat puluh satu ribu delapan ratus). Pada tanggal 28 Juli 2006, sebesar Rp (satu milyar tiga ratus lima puluh tujuh juta sembilan

3 ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus lima puluh tiga rupiah). Pada tanggal 25 Agustus 2006, sebesar Rp (sembilan ratus juta sembilan ratus ribu rupiah). Pada tanggal 12 September 2006, sebesar Rp (sembilan ratus tiga puluh sembilan juta tiga puluh sembilan ribu empat ratus empat puluh dua rupiah). Pada tanggal 2 Oktober 2006, sebesar Rp (satu milyar sembilan puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). Pada tanggal 1 November 2006, sebesar Rp (satu milyar sembilan puluh tiga juta lima ratus delapan puluh ribu lima ratus empat puluh enam rupiah). Pada tanggal 1 Desember 2006, sebesar Rp (satu milyar sembilan puluh empat juta delapan ratus delapan belas ribu rupiah).. (dipotong oleh ) : Yang mau ditanyakan apa? : Ya ini. Yang saya konfirmasi ke-, catatan-catatan yang ini, yang disebut ini. Yang saya bacakan ini adalah pengeluaran-pengeluaran yang saksi sebutkan sebagai marketing expense. Benar ini? : Mohon maaf, kalau di dalam BAP pak, kita dikasih liat, dan ada paraf kita di situ. Ya, kita akui. Tapi kalau mengingat detail satu-satu, saya pikir tidak bisa pak. : Ini kan saya bacakan BAP. Tadi kan sudah- (dipotong oleh Hakim Ketua) : Apa yang saudara sampaikan dalam pemeriksaan itu berdasarkan data atau pemberian yang disodorkan oleh penyidik? : Betul. : Yang saudara kenali, dan akui itu sebagai- : Betul. : Nah, kemudian ini setelah dari pada apa tadi itu, marketing expense ya, itu apa maksudnya? : Di persepsi saya, selaku orang keuangan, uang yang kita harus kasih ke bagian marketing. : Itu persepsi saudara. : Dan memang fisiknya pun, kita kasih pak Hakim, kepada mereka.

4 : Tahukah saudara, dari uang-uang, sejumlah uang yang saudara keluarkan, yang di anggap sebagai marketing expense, tahukah saudara apakah uang itu diserahkan kepada terdakwa, atau kepada PLN? : Saya tidak tahu. : Tidak tahu? : Tidak tahu. : Jadi saya tegaskan kembali ini yang Mulia, bahwa, tadi saksi menerangkan bahwa yang disebut dengan marketing expense tadi adalah sejumlah uang yang diberikan kepada PLN. Ini BAP saksi ya. Jadi saya bacakan ini- (dipotong oleh ) : Sekarang begini.. makanya saya tanya tadi, apa sih yang dimaksud dengan marketing expense kan? Saudara katakan bahwa, biaya yang di berikan kepada bagian marketing, ya kan? Gitu. : Benar, maksud saya mau, yang di BAP ini. : Di BAP nomor berapa itu? : BAP nomor 8. : Nah, saudara ada sebutkan di sana, untuk PLN. : Diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang. Yang disebut dengan biaya marketing expenses adalah total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang. : Bagaimana itu? Saudara bisa menyebutkan itu, makanya saya uji. Saudara bisa menyebutkan di sana, adalah, yang diberikan kepada PLN Disjaya, ya, dalam BAP itu, dari mana kalimat itu? Adakah saudara pernah mengetahui, melihat, atau melakukan? : Tidak pak Hakim. : Lalu? Kok saudara dalam BAP bisa bilang, mengatakan bahwa itu adalah untuk PLN? : Maaf pak Hakim. Mungkin waktu membaca BAP-nya saya keteledoran memperhatikan, dibilang ke PLN. Yang saya selalu sebut, biaya marketing itu yang kita berikan kepada orang marketing. Bagaimana uang itu dikelola oleh marketing, kami tidak pernah di kasih tahu. Yang tanda tangan di voucher pun hanya orang marketing. Tidak pernah pihak ketiga.

5 : Yang pada tanggal 21 Mei-(dipotong oleh Penuntut Umum) : 28 yang Mulia. : 21 Mei kan? : 21 Mei 2010, no. 8, item kedua, paragraf kedua. Hakim Anggota : Begini ya saudara. Di sini, saudara kan sudah memberikan paraf. Coba perhatikan. Perhatikan sini. (Saksi mendatangi meja Hakim) Hakim Anggota : Ini ya. Paraf saudara bukan? : Iya betul. Hakim Anggota : Betul. Pada waktu saudara, duduk sudah, saya untuk menanyakan ini saja. (Saksi kembali ke tempat semula) Hakim Anggota : Apakah saudara pada waktu memberikan keterangan ini, saudara baca dulu ini? : Ya, baca. Hakim Anggota : Baca? : Baca pasti. Hakim Anggota : Apakah saudara pada waktu memberikan keterangan ini, di bawah tekanan? : Tidak. Hakim Anggota : Tidak. Nah, ini saya bacakan ya, item yang penting bagi saudara. Ini ya, untuk perhitungannya saya tidak mengetahui, karena pola tersebut sudah terbentuk sebelum saya bergabung dengan PT. Netway. Permintaan sejumlah uang tersebut, disebut sebagai biaya marketing. Yang saya ketahui adalah, total jumlah pengeluaran yang diberikan kepada pihak PLN Disjaya dan Tangerang. Periode pemberian uang tersebut, tidak menentu, tergantung penerimaan pembayaran dari PLN Disjaya dan Tangerang, serta permintaan dari Direksi. Setiap satu kali periode penerimaan pembayaran dari PLN, misalnya dikeluarkan Rp. 500 juta-an, jika ada tiga kali penerimaan pembayaran dalam satu bulan, maka dikeluarkan Rp. 1,5 milyar. Pengeluaran marketing expenses tersebut, di ambil dari selisih penerimaan pembayaran proyek dari PLN Disjaya, dengan realisasi pembayaran biaya proyek, baik ke

6 vendor maupun realisasi pembayaran gaji kepada PT. Netway Utama. Betul itu? : Betul kalau gitu. : Kemudian ya, saksi, masih dalam BAP tanggal yang sama. Pada no. 10 juga ada menerangkan mengenai gaji atau take home pay, ya. Jadi di sini, saya bacakan keterangan saksi langsung. Saksi menerangkan bahwa gaji atau take home pay yang tertera dalam audited payroll tersebut tidak benar. Sedang besaran gaji sebenarnya adalah sebagaimana tercantum di dalam daftar transfer gaji yang dilakukan melalui rekening bank mandiri. Nah ini, saksi menerangkan di sini adanya audited payroll ya. Pernah saksi lihat audited payroll dan kemudian apakah saksi pernah melakukan perbandingan, sehingga saksi memberikan keterangan bahwa adanya ketidaksamaan, ketidaksesuaian jumlah take home pay, antara audited payroll dengan gaji riil yang sebenarnya? : Mungkin satu-satu. Saya pernah melihat audit payroll. Bahwa apa yang ada di audited payroll itu tidak sama dengan yang saya suruh transfer. Karena yang mengajukan permohonan transfer gaji itu saya. Yang mengajukan permohonan transfer gaji pegawai ke bank itu pasti dari saya. Nah, cuma yang menandatangani, artinya itu pasti digarap oleh di bagian saya, kita ajukan ke pak Ricky, dia tanda tangan, yang mengantar ke bank pun pasti kami. Itu makanya saya tahu. : Kapan saksi melihat audited payroll itu? : Sejak saya bergabung, mulai dari , saya selalu di audited payroll. : Saksi tahu siapa yang membuat audited payroll tersebut? : Yang pertama saya lupa namanya kantor akuntannya. Yang kedua, kantor akuntan Lauddin Purba. : Saksi tahu untuk apa dibuat audited payroll tersebut? : Yang saya tahu, itu untuk memenuhi persyaratan penagihan ke PLN. : Persyaratan penagihan. : Ya. : Saksi tahu adanya satu pekerjaan Roll-Out CIS RISI? : Saya tahu.

7 : Tahu ya. Apakah audited payroll tersebut juga digunakan dalam rangka pekerjaan tersebut? : Ya. : Baik. Kemudian apakah saksi tahu ya. Kembali masih ke audited payroll. Kan audited payroll tersebut kan ada nama, jumlah besaran take home pay. Saksi tahu siapa yang-, kemudian tadi kan di buat oleh kantor akuntan publik ya? Siapa yang menyerahkan nama, kemudian menentukan besaran jumlah take home pay, yang tertera di dalam audited payroll tersebut? : Kita dapat dari HRD. HRD dan orang proyek. Yang menyerahkan ke kantor akuntan pasti orang keuangan kami yang kasih. Saya ikut memberi. : Saksi ya? : Ya. : Yang menyerahkan ke akuntan publik? : Ya, pasti saya. : Kalau saksi yang menyerahkan, berarti, kenapa jadi dibuat take home pay yang berbeda dengan yang riil? : Yang saya kasih ke akuntan publik adalah data yang diberikan oleh orang proyek dan orang HRD. Karena itu tuntutan proyek, katanya. : Baik, lanjut. Masih dalam BAP yang sama, tanggal 21 Mei 2010 no. 11, saksi juga menerangkan bahwa, tidak pernah ada pembagian deviden antara pemegang saham ya. Ini keterangan saksi ya? : Bagaimana? Sebenarnya kalau ada pembagian deviden tersebut, itu prosedurnya bagaimana? Dan apakah memang harus ditentukan dalam rapat, atau bagaimana? : Saya membuat laporan keuangan. Seandainya ada pembagian deviden, pasti ada di laporan yang kami sajikan. Karena tidak ada, dasar itulah saya bilang, saya katakan, setahu saya tidak pernah ada pembagian deviden. Itu cara berfikir saya. : Kalau secara lisan antara pemegang saham, boleh tidak? Misalnya antar pemegang saham bagi-bagi bonus, atau bagi-bagi deviden?

8 : Sebagai orang keuangan, saya pasti bilang itu tidak boleh. Tapi realitanya, saya tidak tahu. : Pernah ada tidak? : Setahu saya tidak ada. : Baik. Kemudian pada BAP ya. Tanggal 5 Oktober BAP tanggal 5 Oktober 2010, no. 35, ini saksi juga menerangkan ya, nama yang bukan karyawan Netway, namun dimasukkan ke dalam karyawan dalam proyek CIS RISI, seperti Jayesh Takur, Gurmit Singh, Thomas Brito, Sri Wahyuningsih, Eva Indrawati, Chawla, Samuelson Tobing, Amalia, Nancy, dan Anto Susanto. Ini maksudnya bagaimana? Bisa saksi jelaskan? Ada nama bukan karyawan Netway, namun dimasukkan dalam karyawan proyek CIS RISI? Saski (TJP) : Seingat saya pak Jaksa, pertanyaannya ke saya adalah, apakah namanama ini terdaftar sebagai pegawai Netway? Saya bilang tidak. Dasar saya mengatakan tidak, saya tidak pernah mentransfer gaji mereka. Itu pembuktian saya bahwa mereka bukan pegawai Netway. : Jadi saksi tidak pernah.. : Saya tidak membayar gaji mereka, artinya bukan saya pribadi, saya tidak pernah membuat- (dipotong oleh ) : (ucapan tidak terdengar karena tidak menggunakan mic) : Ya, betul. : Kemudian ya. Ini ada lagi, yang masih BAP tanggal 5 Oktober 2010, no. 46, bahwa PT. Netway tidak pernah membayar sewa gedung ke SDI ya? : Betul. : Apa ini maksudnya? Bisa diterangkan? : Jadi, di dalam kontrak dengan Plaza Sentral, yang menyewa gedung itu adalah PT. SDI. Nah, pertanyaannya ke saya, pernah tidak Netway bayar ke SDI? Saya bilang tidak. Itu pertanyaannya pak. Jadi saya jawab tidak pernah. : Ini kantor Netway dengan SDI ini jadi satu, atau bagaimana? : Jadi satu. : Jadi satu? Satu lantai? Satu gedung? Apa?

9 : Satu lantai. Mayoritas di satu lantai, tapi setelah hampir belakangan, kalau tidak salah mulai tahun 2005 akhir atau 2006 awal, ada satu lagi di lantai bawah. Saya lupa lantai ke berapa. Itu juga bagian dari pada SDI Netway. : Baik. Kemudian saksi pada BAP no. 61, anda memberikan keterangan mengenai penggunaan kode. ME=Marketing Expense, SE=Salary Expense, ya. Untuk apa digunakan kode-kode itu? : Jadi saya sebagai orang keuangan, terbebani kalau disuruh mengeluarkan uang untuk ini tapi suruh tulisnya bukan untuk itu. Nah, untuk kemudahan kami mencatat, karena semrawutnya itu, saya selalu mengajari anak buah saya membuat kode. Jadi kalau memang itu untuk marketing, kita selalu kasih tanda ME. Mungkin pak Ricky sendiri tidak tahu, tapi saya juga tidak tahu kenapa saya berpikir begitu dulu. Ternyata sangat banyak membantu saya mengidentifikasi, itu biaya apa. : Kalau ada pengkodean seperti itu, apakah juga pembedaan dalam pembedaan dalam pertanggungjawaban? Misalnya untuk yang ME itu pertanggung jawabannya bagaimana, yang salary expense itu pertanggung jawabannya bagaimana? : Kalau pertanggung jawabannya itu boleh dikatakan hampir tidak ada, pak Jaksa. Jadi, kalau saya keluarkan duit untuk ME, ME itu yang tanda tangan orang marketing. Jadi, bahkan terkadang kita, atas kesepakatan dari marketing, terkadang duit itu yang tanda tangan di voucher cuma office boy, karena itu sah-sah saja, ya kita jalani saja. Pokoknya ada yang menerima. : Oh yang penting ada yang menerima ya? : Ya, ada yang menerima. Tapi memang selalu yang menerima, bagi kita orang keuangan, harus orang kantor. Karena kalau pihak kedua, pihak ketiga yang menerima, biasanya kita maunya di transfer, atau mestinya ada invoice. Kalau duit-duit seperti itu, karena itu tidak ada invoice atau apa, kita selalu tegaskan orang intern tanda tangan. : Seharusnya seperti itukah? Atau normalnya seperti itu, atau itu di luar normal pengeluaran? Atau bagaimana? : Idealnya, di pemikiran saya seperti itu pak Jaksa. Jadi, duit yang kita bayar untuk pengeluaran yang tidak ada bukti otentik, paling tidak kita dapat bukti seseorang menerima. Jadi tidak fiktif, gitu. : Cukup? Masih ada?

10 : Untuk bapak Triheryadi. Pak Triheryadi ya. : Ya. : Saudara di Netway di bagian apa? : Bagaimana pak? Maaf pak. : Saudara dimana kerjanya? Di Netway? : Di Netway. : Di bagian apa? : Saya Development Manager di Netway. Jadi saya yang bertanggung jawab ke pengembangan sistem softwarenya. Gitu pak. : Apa yang mau ditanyakan kepada saksi ini? : Pertama, mengenai BAP saksi tanggal 23 Juni 2010, no. 32. Bahwa, saksi menerangkan bahwa, PT. Netway pernah memberikan uang antara Rp sampai dengan Rp per hari, kepada karyawan PLN. Ini keterangan saksi. Bisa saksi terangkan, dalam konteks apa ini bagibagi, atau memberikan sejumlah uang per hari ini kepada pegawai PLN? : Saya ditanya waktu itu, Netway pernah memberi uang seperti apa saja, yang saya tahu, ke PLN. Yang saya tahu, saya bilang, saya cuma-, karena saya cuma di level teknis, tidak pernah tahu di luar ya. Saya hanya dapat, kalau saya rapat, rapat itu misalnya, kalau di luar kota, biasanya saya sendiri dengan orang-orang peserta itu, dapat uang SPJ, gitu. Itu yang saya terangkan. Besarnya berapa, ya sekitar 100, 50 sampai 100 tergantung siapa. Kalau saya sendiri dapat sekitar 100-an sehari, gitu. Itu dibagikan pada waktu bubaran pulang gitu. : Itu SPJ dari kantor Netway, kepada peserta rapat? : Ya. : Ini kepada orang-orang PLN ya? : Ya. : Ada tidak? Tahu tidak saudara? Apa orang-orang PLN juga ikut rapat di situ? : Ada juga. : Oh, itu SPJ, ya.

11 : SPJ pak. : 100 ribu sampai dengan 150 ribu? : ribu yang saya tahu. Jadi, itu sehari. Kalau rapatnya 3 hari- (dipotong oleh ) : Dapat 3 hari. : Dapat 3 hari. 300 gitu. : Ya, uang rapat lah itu ya, SPJ rapat. : Baik ya, lanjut. Saksi di BAP juga menerangkan bahwa, dari tahun , selaku dosen. : Ya, betul. : Pernah saksi mengerjakan yang namanya SIMPEL RISI? : Ya, jadi- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Bagaimana? Bisa saksi ceritakan? Mungkin pembuatan awal itu bagaimana? : Oke. Kebetulan saya ikut di proyek ini dari awal banget. Dari pas ada ide, mau bikin apa di PLN. Jadi pada saat itu, saya diminta pak Gani, PLN perlu komputerisasi TUL, katanya. Coba datangi PLN, apa yang bisa kita bantu. Itu dalam rangka sebagai orang Politeknik waktu itu pak. Kita datang ke sana, ngobrol-ngobrol, ternyata TUL itu menyangkut banyak unit organisasi, jadi tidak bisa di bagian TUL-nya saja, saya bilang. Kita harus ngobrol dengan Distribusi, dengan bagian material dan segala macamnya, gitu. Terus saya di bawa ke daerah Distribusi, di sodorilah satu bahan hasil konsultan luar negeri, DMP namanya, dia dari Gilbert Amerika kalau tidak salah yang buat, Distribution Management Programme. Di situ ada list, apa saja yang harus dikerjakan oleh kantor distribusi. Sejak itu, kita coba mulai mengumpulkan informasi, seperti apa yang, sistem informasi yang diperlukan. Kita buat seminar, mengundang semua orang PLN se-distribusi Jaya, kita buat seminar di puncak waktu itu satu minggu. Dari situ, terbentuk, atau muncul ide adanya rencana induk sistem informasi (RISI). Di situ juga kami, peserta seminar waktu itu, membuat ada beberapa sub-sistem RISI itu, ada SIMPEL- (dipotong oleh ) : Proses sampai dengan PT. Netway, ditunjuk sebagai pelaksana, tahu tidak saudara?

12 : Kalau yang dulu itu, kalau Politeknik masih pak ya. Tapi, Politeknik dengan Netway itu sebetulnya, itu-itu juga. Maksudnya, kami, kelompok ini sebenarnya pegawai Politeknik juga pegawai Netway, gitu ya. : Politeknik ITB itu? : Juga pegawai? : Netway juga. : Netway juga. : Ya. Jadi, Politeknik bikin kerja sama dengan Netway, untuk mengerjakan beberapa pekerjaan PLN. Tapi, pada saat awal-awalnya itu masih Politeknik. Resminya gitu. Setelah itu bikin SIMKEU, terus decide-nya, tahap-tahapnya baru SIMPEL yang sampai tahap implementasi, gitu pak. Begitu mungkin, awalnya. : Jadi, yang mengerjakan itu, saksi, kemudian saksi Gani juga, tapi dalam konteks itu adalah saat itu Politeknik ya? : Betul pak. : Dosen Politeknik ya? : Betul. : Oke, baik. Kemudian saksi juga di sini, pada BAP 23 Juni 2010, no. 24 menerangkan bahwa sebenarnya pekerjaan Roll-Out CIS RISI, ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan SIMPEL RISI. : Betul. : Ini bagaimana? : Ada SIMPEL RISI, ada CIS RISI. Barangnya sama, versinya beda, gitu ya. Itu versi ngemeng saja. Kalau SIMPEL RISI itu, kita implementasikan pada saat Distribusi Jaya memiliki tiga struktural organisasi. Ada distribusi, ada cabang, ada rayon. Itu SIMPEL RISI dijalankan di sana. Lalu, perubahan terjadi. Organisasi berubah, tidak ada lagi rayon, adanya distribusi dengan cabang. Sehingga kita ada perubahan sistem juga, itu dinamakan CIS RISI. Begitu kira-kira. : Baik ya. Kemudian di sini ada keterangan saksi, dimana Gani meminta mendaftarkan Netway CCBS ke Dirjen HAKI, ya. Ini pada BAP saksi tanggal 13 Oktober 2010, no. 38, ya. Jadi, Gani pernah meminta untuk

13 mendaftarkan Netway CCBS ke Dirjen HAKI. Dan yang mendaftarkan adalah saudara Husein ya. Saudara Husein sudah kita panggil, namun belum, tidak datang Yang Mulia. Namun karena baru konsep, maka yang didaftarkan adalah produk SIMPEL RISI. Ini bagaimana? : Bukan SIMPEL RISI pak, maksudnya. Kita kan punya konsep, kenapa tidak didaftarkan sebagai milik kita, gitu. Kita kan tidak hanya sebagai satu kelompok Netway itu sendiri. Kita daftarkan, pak Husein yang bertugas, tapi yang saya dengar, tidak bisa mendaftarkan konsep doank, tidak ada tuh. Adanya tuh daftar product, katanya. Kalau begitu, kita buat saja product sederhana, untuk di daftarkan sebagai perwakilan dari apa yang kita mau. Tapi itu bukan SIMPEL RISI yang didaftarkan pak. : Saya ulang dari keterangan saksi ya. No. 38 itu, di alinea terakhir. Saudara Husein mengatakan kepada saya bahwa, untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang bersangkutan akan mendaftarkan product SIMPEL RISI menjadi product atas nama Netway CCBS kepada Ditjen HAKI, dengan pemegang hak ciptanya adalah PT. Netway Utama. Namun.. sehingga pada saat saudara Husein mendaftarkan konsep Netway CCBS kepada Ditjen HAKI, atas konsep tersebut tidak dapat diterima pendaftarannya oleh Ditjen HAKI. Karena di dalam mendaftarkan Hak Cipta, harus berupa product, bukan hanya sebatas konsep. Kemudian atas permasalahan yang dihadapi, saudara Husein tersebut mengatakan kepada saya, bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang bersangkutan akan mendaftarkan product SIMPEL RISI. Ini keterangan.. (dipotong oleh ) : Itu dia dengar dari Husein kan? : Ini keterangan yang bersangkutan. : Yang dia dengar dari? : Dari pak Husein. : Huseinnya dong ya! : Iya, yang Mulia. Kemudian mengenai man-month ya. Ini saksi ada menjelaskan mengenai, saksi tahu ya ada pekerjaan Roll-Out CIS RISI? : Betul pak. : Di sini saksi menerangkan bahwa, kebutuhan man-month untuk pekerjaan CIS RISI, sebenarnya berkurang. Karena ada kalanya, person tidak melaksanakan pekerjaan. Dan kemudian pada no. 30, saksi juga

14 menerangkan bahwa sebenarnya, tidak perlu tenaga ekspatriat, karena ini dapat dikerjakan oleh orang dalam negeri sendiri. Bisa saksi terangkan? Saksi (TTH) : Kalau yang, maaf, bahwa ada orang yang tidak kerja itu mohon di, mohon di ulang. : Yang no. 29 ya, saya bacakan. Sehubungan.. ini pertanyaan. Sehubungan dengan pengamatan saudara selama 20 tahun terkait pekerjaan di bidang IT, apakah man-month, dan jumlah personil yang tercantum dalam kontrak pekerjaan outsourcing Roll-Out CIS RISI di PLN Disjaya sudah sesuai dengan tingkat keefektifan dan efisiensi pekerjaan? Saksi menjawab bahwa, iya, bahwa man-month dan jumlah personil yang tercantum dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PT. PLN Disjaya dan Tangerang, dimana dalam setiap UP, diminta personil sebanyak 2 sampai 3 orang untuk melakukan supervisi operasi dan supervisi terhadap support yang menangani masalah kegagalan sistem, change request, dan sebagainya. Di samping itu, manmonth dan jumlah personil tersebut juga disebabkan karena adanya Service Level Agreement yang sangat ketat, mengenai suatu respon atas pekerjaan. Sehingga ada kalanya, pada bulan tertentu, personil tidak melakukan pekerjaannya. Sehingga, apabila tidak terdapat ketentuan sesuai permintaan PLN ataupun SLA yang ada tidak terlalu ketat, maka jumlah man-month yang dibutuhkan dapat berkurang. : Betul pak. : Betul ya. : Iya pak. : Kemudian juga yang mengenai tenaga ekspatriat ya, ini juga saya bacakan keterangan saksi yang no. 30. Terkait pekerjaan Roll-Out CIS RISI tersebut, sebenarnya tidak memerlukan keahlian khusus sehingga dibutuhkan tenaga ekspatriat, karena pekerjaan ini bisa dilakukan oleh orang dalam negeri sendiri. Yang menyebabkan dalam pekerjaan ini juga diikuti oleh tenaga ekspatriat, adalah karena PT. Netway Utama sahamnya juga dimiliki oleh PT. SDI yang pemiliknya adalah ekspatriat. Sehingga dalam pekerjaan Roll-Out CIS RISI tersebut banyak ekspatriat yang dilibatkan. : Iya pak. : Saksi Kahar ya. Saudara saksi ya. Ini pada BAP saksi tanggal 6 Mei 2010 no. Pertama, BAP tanggal 16 Juni 2011 no. 4, menjelaskan adanya pemberian sejumlah uang ke PLN, dan itu atas inisiatif Gani. Nah ini saudara saksi terangkan, kenapa sampai ada inisiatif dari, yang saksi

15 terangkan ya, inisiatif saudara Gani untuk memberikan sejumlah uang ke PLN? : Biasanya kalau kita rapat-rapat di luar kota, gitu pak. Atau lebaran, biasanya gitu pak. Nah itu ada pak, SPJ-nya. : Cuma itu? : Iya pak. : Saksi pernah memberikan ke personil PLN sejumlah uang? Kalau tadi kan pada rapat-rapat, yang umum? : Betul. : Kalau spesifik? Misalnya kepada seseorang? : Tidak pak. : Tidak? : Tidak. : Ini BAP saksi tanggal 6 Mei 2010, no.21 ini menerangkan, bahwa pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Dodoh Rahmat, pada Budi Harsono, dan kepada Budi Sudjanto. : Tidak, tidak pernah pak. : Ini keterangan saksi ya? : No. 21? : 6 Mei 2010 no. 21. Ya, saya bacakan ya. : No. berapa tadi? 21? : 6 Mei 2010 no. 21. Saya bacakan ya nih. Sesuai keterangan saudara pada poin 22, pemeriksaan tanggal 29 April 2010, saudara pernah disuruh memberikan sesuatu berbentuk uang dan parsel dari PT. Netway Utama kepada pejabat PT. PLN Disjaya, sehubungan dengan proyek outsourcing Roll-Out CIS RISI. Agar saudara jelaskan secara rinci, kepada siapa, kapan, dimana saudara memberikan uang dan parsel tersebut? Jumlahnya berapa? Saksi menerangkan, seingat saya, saya pernah menyerahkan uang kepada saudara Dodoh Rahmat, saudara Budi Harsono, dan saudara Budi Sudjanto, sehubungan dengan proyek outsourcing Roll-Out CIS RISI. Namun saya lupa, kapan dan berapa besarnya pemberian tersebut. Benar?

16 : Pertanyaannya mungkin gini pak. Jadi pada saat di SPJ itu, ada tidak orang-orang ini, gitu pak. Saya katakan, saya lupa lagi, mungkin ada, mungkin itu jawaban saya. Tapi saya tidak pernah sebut nama siapa. : Saya mengkonfirmasi keterangan saudara saksi ya. : Iya pak. : Di sini saksi menerangkan bahwa pernah memberikan kepada Dodoh. Saksi tahu Dodoh Rahmat siapa? : Orang Disjaya pak. : Kemudian Budi Harsono siapa? : Orang Disjaya juga. : Pernah menjabat sebagai GM Disjaya? Saksi tahu? : Lupa saya pak. : Lupa ya. Lalu keterangan saksi ini bagaimana? Sampai saksi memberikan keterangan (dipotong oleh Saksi KM) : Pada saat itu pak. Jadi pada saat SPJ-SPJ keluar kota itu, ada tidak orang-orang ini? Seingat saya, mungkin orang-orang itu ada, gitu pak. : Baik ya. Kemudian lagi, di dalam BAP saksi tanggal 18 November 2010 no. 3 ya, menerangkan adanya permintaan Gani agar dananya besar, dengan meninggikan jumlah man-month, dan kualifikasi tenaga ahli. Sehingga proposal penawaran harga yang ditawarkan oleh Netway kepada PLN Disjaya dapat diperoleh harga yang setinggi-tingginya. Ini keterangan saksi ya. Bisa saksi terangkan ini, kenapa saksi bisa sampai memberikan keterangan seperti ini? Saksi (K) : Jadi bahasanya gini pak. Proposal awal itu kan, bentuknya itu kan tidak tahu proposal per pelanggan gitu pak. Nah, kemudian di minta dirubah, disamakan dengan proposal seperti harga proyek sebelumnya. Nah sedangkan di harga proyek sebelumnya itu kan dihitung berdasarkan man-month, nah karena harganya tidak tercapai, terus ditambahkanlah man-month-nya, gitu lho. : Perintah pak Gani bagaimana lagi setelah itu? : Ya pokoknya kan ada kualifikasi dulu disepakati pak. Jadi seperti apa orangnya, gitu kan. Ditanya orangnya siapa, nanti orangnya kita minta di kantor pusat, itulah orangnya. Jadi proses itu kan begini pak, kita itu

17 adanya di kantor proyek, di lingkungan PLN sendiri. Sementara kantor Netway itu ada di Plaza Sentral, di Sudirman. Saksi (EI) Saksi (EI) Saksi (EI) : Baik, ini saya bacakan lengkap saja ya. Saya bacakan lengkap jawaban saudara. Atas permintaan PLN Disjaya, selanjutnya diperintahkan oleh Direktur Utama, saudara Gani Abdul Gani, untuk membantu membuat proposal penawaran dengan format SK Bappenas. Selanjutnya saya beserta tim di internal PT. Netway melakukan konversi angka-angka atau harga yang sebelumnya menggunakan financial model, di konversi menjadi harga dalam format SK Bappenas. Besaran harga berdasarkan financial model sebesar Rp. 355 milyar. Berdasarkan perintah Gani Abdul Gani dan Harmed, agar dikonversi ke dalam format Bappenas. Dan setelah dilakukan konversi, seingat saya di dapatkan harga Rp. 200 milyar. Perbedaan angka yang demikian besar, menyebabkan Harmed dan Gani Abdul Gani meminta tim untuk menyamakan harga, dengan harga sebelumnya sebesar Rp. 355 milyar, yang menurut mereka berdasarkan harga per pelanggan per bulan. Setelah berusaha, tim ternyata tidak bisa mencapai harga yang diinginkan, dan hanya mendapatkan harga sebesar Rp. 200 milyar. Usaha tim untuk meninggikan harga sesuai dengan permintaan Harmed dan Gani Abdul Gani, dengan cara memaksimalkan peluang-peluang yang ada di aturan Bappenas, seperti: meninggikan jumlah kebutuhan kendaraan, indeks Bappenas diminta untuk dimaksimalkan, jumlah man-month ditinggikan, kualifikasi tenaga ahli ditinggikan, dan lain-lain. Namun, setelah di coba dengan cara merubah-rubah angka tersebut, ternyata harga total yang didapatkan tidak bisa setinggi yang diminta oleh Harmed dan Gani Abdul Gani. Perlu saya tambahkan, bahwa saudara Gani Abdul Gani dan Harmed selalu ikut secara langsung dalam penetapan angkaangka, dalam penawaran harga Netway. Demikian? : Begitu pak. Iya. : Saksi Eva ya. : Iya pak. : Saksi di Netway sebagai apa? : Saya mantan sekretaris pak Gani. : Mantan sekretaris pak Gani ya. Saksi tahu adanya business-plan tahun tersebut? : Kalau tahu, artinya mengerti. Saya tidak mengerti, tapi pada saat itu, saya pernah ditanyakan penyidik ya, karena itu ada di file saya kan, di e-

18 mail, itu di forward oleh pak Chawla kepada saya, untuk di print dokumen tersebut. Saksi (EI) Saksi (EI) Saksi (EI) Saksi (EI) : Isinya apa? Dokumen yang di itu? : Isinya saya tidak tahu pak. Jadi, memang kebiasaan kalau bos-bos di sana waktu itu, mereka lagi meeting atau apa, mereka forward, Eva tolong print, kemudian saya print dan saya kasihkan ke mereka, seperti itu pak. : itu pada waktu itu saksi menggunakan komputer ya. : Iya pak. : Kemudian itu, masuknya itu pada waktu, tapi saksi tahu ya, pada waktu bekerja masuk. Kan setiap kita bekerja kan masuk ya. : Betul. : Nah itu, pada waktu itu memang, pada waktu saksi mengerjakan, atau mengetik, atau mengoperasikan komputer, itu itu masuk ya? : Biasanya kan saya dikasih tahu kalau misalkan, karena saya kejadiannya tidak ingat sama sekali, itu bagaimana datangnya. Tapi, biasanya pak, mereka rapat misalkan, keluar dari meeting room, Eva, tolong print yang saya baru forward gitu. Makanya, kemudian saya print, biasanya saya kasihkan ke mereka. : Saksi menjadi sekretaris pak Gani sudah berapa lama? Saksi (EI) : Saya bekerja di Netway dari tahun : Menjadi sekretaris sejak kapan? Saksi (EI) : Dari tahun Saksi (EI) Saksi (EI) : Kemudian perangkat keras komputer itu, sudah berapa lama saksi operasikan? : Kalau perangkat keras kan- : Artinya komputer itu kan. : Iya, komputer. Tidak, maksud saya, itu kan ada expired ini nya juga pak ya. Saya 2 kali ganti kalau tidak salah. Kemudian saya 1992 pun lokasinya kan tidak di Plaza Sentral, jadi sebelumnya saya di PLN Distribusi.

19 Saksi (EI) Saksi (EI) Saksi (EI) Saksi (EI) : Apakah digunakan komputer tersebut oleh saudara Gani? : Bapak refer ke komputer yang mana? : Yang ketika itu diambil hard disknya. : Ya, waktu komputer saya hard disknya di ambil oleh tim KPK, di-copy, itu adalah komputer bekas pak Gani. : Tapi waktu print itu, saksi mengetahui ya, adanya angka-angka? : Kalau- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Sejumlah uang kepada pihak-pihak tertentu? Pejabat-pejabat PLN? : Saya tidak ingat pak. Itu saya tidak ingat, tapi waktu penyidik kasih ke saya, dokumen disodorkan, waktu itu baru saya lihat. : Mungkin ada yang melanjutkan, Yang Mulia. : Izin menambahkan yang Mulia, untuk saksi Teddy Triheryadi. Saudara saksi tadi kan menjelaskan untuk pekerjaan-pekerjaan itu ya. Yang dikerjakan oleh Politeknik ITB dengan PLN. Pada saat itu, saudara sebagai dosen ITB ya. Pertanyaan saya, untuk pekerjaan SIMPEL RISI itu, pada akhirnya siapa yang memegang hak ciptanya? Milik siapa seharusnya? : SIMPEL RISI? : SIMPEL RISI. : Itu punya PLN. : Punya PLN Disjaya. Kemudian, tadi saudara dosen ITB juga sebagai pegawai PT. Netway. Sejak kapan saudara menjadi pegawai PT. Netway itu? : Saya masuk ke Netway tahun 1994-an. : 1994? : Netway berdiri pada tahun berapa? Saudara saksi tahu? : : 1991? : Ya.

20 : Saudara baru 1994? : Pada saat itu, apakah saudara kemudian hanya bekerja di Netway, atau tetap sebagai dosen? : Sebagai dosen. Jadi, Netway sendiri adalah kumpulan dosen Politeknik sebetulnya. Jadi ya, sebagai dosen juga, sebagai unit usaha teman-teman gitu, Netway itu. : Kumpulan dosen. Nah kumpulan dosen ini, apakah termasuk semua dosen yang mengerjakan pekerjaan kerja sama yang dilakukan antara PLN dengan Politeknik? : Tidak semua. Tapi- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Tidak semua- (dipotong oleh Saksi TTh) : Tapi kita kalau ada pekerjaan itu, kita mengambil teman-teman untuk bergabung mengerjakan proyek, misalnya seperti itu. : Untuk pekerjaan yang dikerjakan oleh Netway, saudara tahu itu memang pekerjaan terpisah dari Politeknik ITB? : Yang dikerjakan oleh Politeknik itu, sebetulnya ada surat kerja sama antara Netway dengan Politeknik. Waktu itu Direktur Politekniknya pak Tonny. Ada surat bahwa, pekerjaan detailnya saya lupa, tapi kira-kira Politeknik membolehkan Netway mengerjakan apalah, kerja sama- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Siapa yang menandatangani surat kerja sama itu? : Direktur Politeknik, pak Tonny Soewandito. : Pak Tonny. Kalau dari Netway? : Pak Gani. : Pada tahun berapa itu saudara? : 1994-an kalau tidak salah. : Tahun 1994 ya. : Ya. : Pada saat itu, pekerjaan yang dikerja samakan itu untuk SIMPEL RISI, atau untuk pekerjaan perawatannya, atau bagaimana?

21 : Untuk, saya tidak tahu persis secara legalnya yang mana, tapi kita daftar sebagai Politeknik ke- (dipotong oleh Penuntut Umum) : Pada saat 1994 itu, pekerjaan yang masih saudara tangani? : Saya tangani di bagian teknis. : Untuk kerja sama pada saat itu, antara PLN Disjaya dengan Poltek, sampai pada tahapan apa? Saudara masih ingat? : Sampai CIS RISI, masih Politeknik bu. : CIS RISI ya. : Ada tambahan sedikit. Saksi Kahar Mulyani. Saudara saksi, dalam BAP saudara ini, saudara menjelaskan adanya perbedaan nilai manmonth, dengan nilai riil yang saudara terima setiap bulan. Berapa nilai dalam man-month, seingat saudara saksi? : Lupa pak. : Ya, di sini saudara sebutkan, Rp (dua puluh enam juta empat ratus lima puluh lima ribu lima ratus dua puluh satu rupiah). Kemudian saudara terima riilnya, Rp (dua belas juta). Sepengetahuan saudara saksi, selain saudara saksi, apakah juga pegawai-pegawai PT. Netway juga semacam itu? : Ya. : Ya. : Ya ya ya. Sebentar sebentar sebentar. Saudara tahu, bahwa yang lain juga menerima hal yang sama? : Betul, tahu pak. : Pernah lihat? : Tidak pernah lihat, tapi- (dipotong oleh ) : Terus? Dengar dari yang bersangkutan gitu? : Gimana? : Ya jumlah yang diterima itu, tidak sama dengan yang itu. Karena kan jumlah yang diterima- (dipotong oleh )

22 : Saudara cerita apa yang saudara alami loh ya. : Berarti tidak tahu pak. : Yang saudara alami kan, bahwa saudara, yang saudara terima tidak sama, iya kan? : Pernah saudara melihat gaji yang lain pernah? : Tidak pernah. : Nah itu. Pernah saudara ngobrol-ngobrol dengan yang lain perihal begini? : Tidak. : Nah terus? Pertanyaannya kenapa kemudian yang lain menerima yang sama seperti saudara, kan itu pertanyaannya kan? : Tidak. : Makanya saya tanya, pernah tidak saudara ngobrol bersama temanteman di Netway, kamu terima berapa sih? Pernah tidak? : Itu kan rahasia pak, tidak pernah. : Nah, makanya saya tanya itu. Atau saudara pernah lihat struk gaji dari pada teman-teman di situ? : Tidak. : Baik. Apakah saudara tahu, dari nilai man-month itu, yang dipergunakan untuk melakukan penagihan ke PT. PLN? : Maksudnya gimana pak? : Bahwa ni.. (dipotong oleh ) : Tahukah saudara, bahwa yang dipergunakan untuk melakukan penagihan kepada PLN itu, adalah seperti yang tertera di dalam man-month itu? : Yang dilakukan untuk melakukan penagihan itu biasanya absensi pak, disebut dengan time-sheet pak. Di situ yang di rekap pak. Jadi absensi di lapangan pak. Dikumpulkan di kantor proyek, nanti di adu dengan angka per man-month, biasanya begitu pak. Jadi berdasarkan absensi di lapangan pak. Namanya time-sheet pak.

23 : Kemudian tadi kan ada sisa ya, antara man-month dengan riil. Setahu saudara saksi, kemana itu sisanya itu? : Itu kan pak, ada yang aturan Bappenas itu, misalnya saya punya gaji Rp , itu kan nilai jualnya mungkin lebih dari Rp pak. Itu kan untuk biaya sosial, buat biaya perusahaan, buat THR, biasanya begitu pak. : Oh seperti itu. : Ya, karena itu kan aturan man-month di situ kan. : Cukup? : Boleh menambahkan satu, Yang Mulia? Terkait dengan saksi Teddy Triheryadi. Pak Teddy. CIS RISI dengan SIMPEL RISI itu bedanya apa? : Tadi sudah saya jawab. Tadi- : Iya yang jelas. : SIMPEL RISI itu versi awal kita buat aplikasi pelanggan pak, di sana. Jadi waktu itu, PLN masih bentuknya 3 struktur organisasi antar PLN Distribusi itu. Ada distribusi, ada kantor cabang, dan ada kantor rayon. Jadi aplikasi di simpan di 3 level kantor itu pak. Nah, terus suatu saat, tahun berapa saya lupa, PLN berubah peraturan jadi 2, gitu. : Kalau di keterangan saudara menyampaikan bahwa CIS RISI dengan SIMPEL RISI tidak ada perbedaan, itu hanya masalah bahasa itu bagaimana penjelasannya? : Ya, secara bahasa ya SIMPEL RISI dengan CIS RISI itu kan sama sifat, itu bahasanya. Tapi, fungsinya sama juga. Dua-duanya support TUL 94. TUL itu Tata Usaha Langganan, jadi di pakai acuan ya, sama fungsinya. Tapi, kita beda cara implementasinya pak. : Cukup? : Sekian. : Silahkan. : Terima kasih yang Mulia. Pak Teddy ya, sekarang masih ngajar ya sebagai dosen ya? : Sudah tidak lagi pak.

24 : Waktu ditanya oleh penyidik KPK, Pak Teddy ini diminta jadi saksi ahli atau jadi saksi fakta? : Tidak tahu pak. : Ya, karena disini kan saya lihat banyak sekali pendapatnya Pak Teddy? : Saya sudah berkali-kali katakan, bahwa pendapat-pendapat yang berkaitan dalam BAP, kami tidak akan pernah pakai! : Begini Pak Teddy ya, disini ada satu pertanyaan pada BAP tanggal 23 Juni 2010 No.28. Pertanyaannya begini, terkait pengalaman saudara di teknologi dan informasi selama 28 tahun, apakah untuk pekerjaan Roll Out CIS RISI PLN Disjaya dan Tangerang hanya PT.Netway Utama saja yang dapat mengerjakannya ataukah dapat dilakukan oleh perusahaan IT yang lain juga? Jelaskan! Jawab saudara saksi ya, terkait Roll Out CIS RISI, tidak hanya PT.Netway saja yang dapat mengerjakannya. Melainkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang IT atau lembaga pendidikan lain seperti Politeknik ITB, Universitas ITB, ada Universitas ITB ya? Nggak tau saya. Ini BAP saudara saksi ini, ada Universitas ITB ini di keterangan saksi ini? ataupun Universitas Indonesia dapat melakukan pekerjaan tersebut. Pertanyaan saya, apakah memang saksi mengatakan hal seperti ini? : Betul Pak. : Betul. Menurut pengetahuan saudara saksi ya. Ini tadi saksi menerangkan bahwa ini sudah dikerjakan oleh Politeknik bersama sama dengan Netway sejak tahun 1994 ya pak? : Betul. : Menurut pengetahuan saksi, untuk mencoba menyusun pekerjaan ini ya, berapa lama sih pak sehingga bisa program ini bisa running? : Maksudnya membuat program atau menyusun sistem atau apa pak? : Mulai dari menyusun sistemnya, kemudian menjalankan, menyusun programnya, sehingga sistem dan program itu bisa jalan, berapa lama? : Ya. : Tolong kakinya pak, jangan kayak gitu. : Maaf pak. TUL tahun 94 itu lumayan rumit, luas jangkauannya. Jadi kalau misalnya, ada berbagai macam sistem. Ada satu sistem yang sudah jadi, di customized dipakai untuk ngejalanin CIS TUL PLN, atau

25 membangun dari awal, bikin sendiri. Dua-dua nya sama-sama membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan ya, menurut saya lebih dari 6 bulan, kalau dari awal banget. Jadi soal tadi pertanyaan apakah yang lain bisa, ya bisa. Kalau soal paling cepat, ya Politeknik itu pasti paling cepat karena udah tau duluan dari awal, gitu pak. Kalo yang lain bisa, ya pasti bisa. Kenapa nggak bisa? Masalahnya kalo soal siapa lebih cepat, ya kita lebih cepat karena udah duluan. Gitu pak maksudnya. : Oh maksudnya seperti itu. : Kalau Netway ini bisa mengerjakannya lebih cepat. Kalau ditanya yang lain bisa nggak, ya bisa. Tapi lebih cepat mana sama Netway? Lebih cepat Netway sih, kalau menurut saya sih seperti itu pak. : Nah, menurut pengetahuan dan pengalaman saksi, Netway bisa lebih cepat karena memang Netway yang sudah menangani perkara ini sejak awal dengan seluruh informasi itu sudah ada atau kenapa? : Karena semuanya seperti saya tadi pernah ceritakan, ini dari awal banget, itu seperti apa, sistem seperti apa yang sebaiknya dipunyai Distribusi Jaya kita sudah rintis dari awal. Kita tau banget butuh apa, butuh apanya, kita nggak boleh (dipotong oleh ) : Sebentar, sebentar, sakit? Saudara kalau memang sakit, boleh. Jangan sampai terjadi apa-apa dalam ruang sidang, saya tidak mau, ya? Kalau memang saudara tidak sanggup untuk mengikuti, silahkan minta izin. Sanggup? Seperti itu pak. : Oh, seperti itu ya. : Iya, begitu maksudnya. : Sepanjang yang saksi ingat ya, sehingga bisa operasional, saya mau ulangi lagi pertanyaan saya ya, itu butuh waktu berapa lama? : Itu kita mulainya itu kan tahun 2000-an kan ya awalnya, TUL nya tahun 94 yang kita akui. Jadinya aturan kita lepas tahun 2000 itu kita bangun SIMPEL RISI itu. Itu sekitar berapa bulan, kalau bangunan sekitar 6 atau 8 bulan itu SIMPEL RISI jalan di.. (dipotong PH MI) : Di tujuh? Atau di seluruh?

26 : Belum. Di tiga cabang tujuh rayon. : Untuk bisa jalan di tiga cabang tujuh rayon itu berapa bulan? : Lama pak. Untuk apa 8 bulan-an sesuai kontrak itu pak. Setelah itu kita pasang, sistem itu jalan, di tiga cabang maksudnya. Tiga cabang dengan beberapa sub-cabangnya itu. : 8 bulan itu hanya memasang atau mulai bisa menggunakan sistem ini? : Sudah digunakan pak. : Sudah digunakan? : Sudah digunakan. Ini saat di install sudah bisa digunakan pak. : Ini peng-install-annya saja 8 bulan atau? : Kan ada pengembangan pak. Pengembangan terus install sampai operasional cabangnya sekitar 8 bulanan itu. : Nah sebelumnya, sebelum pengembangan itu pada project awal ketika sistem ini disusun, itu butuh berapa waktu? : Itu ada 6 bulan sebelumnya. Ada design, survey, segala macam. : Design survey nya itu 6 bulan sebelumnya ya? : Jadi berarti ada-ada.. (dipotong Saksi TTh) : ada deesign, survey segala macam terus ada pengembangan, baru jalan pak. : Jadi 1 tahun lebih ya? (dipotong Saksi TTh) : Iya, kurang lebih begitu. : Oke. Tadi juga atas pertanyaan penuntut umum saudara saksi mengatakan bahwa man month dan jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PLN Disjaya. : Itu bukan permintaan PLN yang man month nya pak, tapi SLA-nya yang permintaan PLN. : Tetapi jawaban saudara begini sehubungan dengan pengalaman saudara selama 28 tahun yang terkait dengan pekerjaan di bidang IT, apakah man month dan jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak pekerjaan Outsourcing Roll Out CIS RISI PLN Disjaya sudah sesuai dengan

27 tingkat keefektifan dan keefisienan pekerjaan? Apakah alasannya? Jelaskan! Jawaban saudara saksi ya iya, bahwa man month jumlah personil yang tercantum di dalam kontrak adalah sesuai dengan permintaan PT.PLN Disjaya dan Tangerang. Dimana dalam setiap UP diminta personil sebanyak 2 sampai dengan 3 orang dan seterusnya. Saski (TTh) Betul itu pak. Itu ada man month kalau setahu saya ada 2 pak. Ada operasional dan development. Nah yang saya maksud dengan itu yang operasional nya yang 2 itu yang mendampingi orang PLN beroperasi, ya. Yang atas dasar keinginan PLN yang jadinya man month besar, itu SLA nya yang paling cepet gitu ya, setiap ada permasalahan harus tanggung jawab dan setiap permasalahan itu harus selesai. Nah itu kan harus ada cadangan orang pak. Nah itu yang SLA yang bikin man month besar begitu maksudnya. : Pertanyaan saya, tadi kan saudara saksi juga menyebut-nyebut ini memang dicocokkan dengan yang dibuat oleh Bapenas ya? : Saya nggak pernah nyebut-nyebut soal Bapenas pak. : Oh barangkali Pak Kahar ya? Nanti saya tanya kepada Pak Kahar kalau seperti itu. Di dalam praktek yang saksi alami, ya pak. Apakah ketika mulai project ini berjalan, ada nggak semacam setengah tantangan dari pihak pegawai yang berada di tempat dimana project ini mulai dilakukan? : Eh pastinya apa, tantangan- (dipotong PH MI) : Ada resistensi nggak dari pihak PLN ketika itu? : Ada pak. : Ada resistensi? : Ada. Itu maksudnya, eh tapi itu biasa, orang memasang sistem baru, tetap pak pasti ada resistensi itu. Ini orang mau ngapain ngubah-ngubah sistem saya, gitu kan? Tapi itu kan biasa pak. Itu normal menurut saya. Tapi kalau kita coba bahwa apa yang kita pasang itu cukup membantu dia, itu sudah mulai tidak ada resistensi. Gitu aja pak. : Oke. Dalam mengatasi resistensi ini, ada nggak perannya orang, tenaga asing itu di PLN Disjaya? : Orang asing biasanya tidak sampai turun kebawah pak. Jadinya orang asing yang ada di tempat saya, dia ada system analyst, programmer, dan lainnya. Manajemen yang atas pak.

28 : Oh jadi kebawah itu tidak ada orang yang- (dipotong oleh Saksi TTh) Ada sekali-kali tapi nggak sering gitu pak. Cuma ngeliat aja. : Nah, kalau sekali-kali ini menghitung man month nya mereka bagaimana? : Ah, sama aja. Dia nggak, dia kan ada, saya sendiri juga nggak tahu man month nya orang asing bagaimana, berapa dan bagaimana caranya, karen, tapi ada dia di set ada 2 orang tim saya, begitu aja. Ya kalo menurut- (dipotong PH MI) : Nggak, gini pertanyaan saya. Apakah saksi tahu seluruh pekerjaan atau apa yang dilakukan oleh tenaga ahli asing ini? : Saya memberi tugas kerja, karena itu dibawah saya pak. : Oh jadi orang asing ini justru dibawah.. (dipotong saksi TTh) : Iya, ada orang asing yang diatas saya tapi kalau yang dibawah saya, saya yang menugaskan. : Oke. Dan yang diatas saudara saksi? : Ya itu dia di direksi, gitu. : Saya tanya lagi ya, mengenai soal man month ini tadi ya. Usulan awal mengenai man month itu siapa sih yang mengusulkan awalnya? : Saya. : Oh saudara saksi? Itu bukan dari PLN? : Itu ada kebutuhan untuk pengembangan, saya butuh orang beberapa untuk waktu tertentu, begitu. Itu yang saya ajukan di depan Netway gitu. : Nah kemudian menyampaikannya ke PLN seperti apa? : Itu pemasaran pak, lain lagi. : Oh lain lagi? Saudara saksi tidak ikut urusannya? : Kalau, kalau untuk membuat sistem seperti itu saya butuh apa dan butuh berapa orang, begitu pak. : Saya teruskan soal lain lagi ya pak. Tadi saudara saksi menyebut bahwa melakukan pendaftaran ke Dirjen HAKI mengenai SIMPEL RISI ini ya. Betul seperti itu pak? : Bukan pak.

29 PH (TTh) : Bukan? Apa yang saudara daftarkan ketika itu? : Yang ingin dipatenkan didaftarkan ke Departmen HAKI itu adalah satu sistem pelayanan pelanggan yang kita punya pak. Itu namanya, belum ada nama sih waktu itu. Terus diusulkan namanya Netway CCBS, tadinya belum ada namanya. Jadi bukan SIMPEL RISI yang di patenkan. Gitu maksudnya. : Pertanyaan saya lebih lanjut. Itu akhirnya sudah terdaftar di Dirjen HAKI? : Sudah terdaftar tapi saya sendiri nggak tahu statusnya bagaimana, saya nggak lihat. : Di dalam pendaftaran ini apakah saksi ingat ada perintah dari Pak Eddie Widiono? : Tidak ada pak. : Tidak ada ya? : Itu bukan pak. Yang mendaftarkan bukan saya, dan perintah siapa, nggak ada, ya kita ingin mendaftarkan aja begitu pak. : Seingat suadara saksi pendaftarannya itu sesudah perjanjian antara Disjaya dan Netway ditandatangani atau sebelum itu? : Eh, kira-kira nya sih ide pendaftaran itu waktu kita gabung dengan SDI. : Kira-kira kapan itu? Sesudah ada project atau belum? Sesudah project bekerja belum? : Belum ada pak. : Sebelum ada project pekerjaan CIS RISI ini saudara saksi sudah pernah mendaftarkannya, eh atau bukan saudara saksi- (dipotong Saksi TTh) : Mestinya itu sudah mengurus pendaftaran. : Mestinya itu sudah mengurus pendaftaran itu? : Oke. Saya mau Tanya mengenai pertemuan-pertemuan atau meetingmeeting dengan pihak Disjaya ketika itu ya. Saksi ingat yang dari Netway siapa? Apakah saksi ikut serta? : Dalam project CIS RISI saya hanya 2 pertemuan yang saya hadiri. Terutama sebagian besar yang saya hadiri urusan teknis rutin, itu di

30 Bogor untuk menyusun PID dan di redo evaluasi, itu saja pak. Yang lainnya saya nggak ikut. : Proposal awalnya itu seingat saksi yang menyusunnya itu siapa, termasuk yang menentukan atau mengusulkan man month itu siapa? : Itu tim. : Tim Netway atau tim PLN? : Tim Netway. Tapi kalau untuk urusan teknis ke saya. Jadi kegiatan teknis apa saja yang dilakukan, itu tim teknis di saya gitu ya. : Oh, kepada saudara saksi ya. Nah ketika itu menurut ingatan saudara saksi yang menjadi counterpart saudara saksi ini siapa? : Counterpart di? : Dari Disjaya, PLN Disjaya. : Oh, tim nya pak Pandu. : Oh tim nya pak Pandu ya? oke. Tadi saudara saksi ada mengatakan ada satu pertemuan dimana, di Bogor ya? Di pembentukan PID. Untuk menentukan PID tuh dokumen- (dipotong PH MI) : Itu jaman Politeknik atau jaman Netway? : Sudah awal-awal proyek CIS RISI Roll Out. : Jadi tahun 2000, tahun berapa itu? : Tahun 2004 atau 2005 ya? : Tahun 2003? : Bukan. Tahun, pas awal CIS RISI. Awal 2004 pak. : Awal 2004? : Sesudah perjanjian di tanda tangan? : Sesudah.

Saksi #17: Budi Maryati

Saksi #17: Budi Maryati Saksi #17: Budi Maryati (Saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Saudara saksi Budi Maryati ya, saudara sudah disumpah dalam persidangan yang lalu untuk memberikan keterangan yang

Lebih terperinci

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan)

: Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang persidangan) Saksi #23: Ricky Singh Bedi, Saksi#24: Sri Wahyuningsih dan Saksi#25: Abdul Hakim Said : Saksi berikut. : Saksi Ricky Singh Bedi, saksi Sri Wahyuningsih, saksi Said Abdul Hakim. (saksi-saksi memasuki ruang

Lebih terperinci

Saksi #15: Fahmi Mochtar

Saksi #15: Fahmi Mochtar Saksi #15: Fahmi Mochtar : Pakai Mic nya, ya. Saudara tadi sudah disumpah menurut agama yang saudara anut. Itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar, ya. Sesuai dengan apa yang saudara

Lebih terperinci

Saksi #11: Conny Kurniawan

Saksi #11: Conny Kurniawan Saksi #11: Conny Kurniawan : Silahkan saksi selanjutnya. Saksi Conny. Conny Kurniawan Wahjoe. : Maaf Yang Mulia, mau kita gabung atau satu? : Satu. (Saksi CK memasuki ruang persidangan) : Saudara saksi

Lebih terperinci

(Saksi P dihadirkan ke persidangan)

(Saksi P dihadirkan ke persidangan) Saksi #14: Purwanto PU PU : Saksi berikut Purwanto ya? : Iya Yang Mulia. : Biar nyambung dengan yang tadi. : Saksi Purwanto. (Saksi P dihadirkan ke persidangan) : Saudara saksi, saudara tadi sudah bersumpah

Lebih terperinci

Saksi#6 : Bambang Boediono

Saksi#6 : Bambang Boediono Saksi#6 : Bambang Boediono : Saudara diminta memberikan keterangan yang benar, sesuai dengan apa yang saudara ketahui, saudara alami dan saudara dengarkan langsung. Ya? Saudara adalah dosen teknik sipil?

Lebih terperinci

Saksi #16: Tonny Soewandito

Saksi #16: Tonny Soewandito Saksi #16: Tonny Soewandito : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu diketuk) Terdakwa

Lebih terperinci

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93.

(Saksi N memasuki ruang persidangan) Saksi (N) : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun 93. Saksi #12: Nuraini : Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan) : Saudara di PLN bagian apa? : Di bagian Hukum. : Dari tahun berapa? : Ehh.. saya masuk dari tahun 92 diangkat tahun

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar

Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar Selasa, 23 November 2011 Saksi Ahli Pengadaan : Naser Iskandar : Saudara ahli ya, sebagaimana diawal keahlian saudara adalah dibidang pengadaan ya, pertanyaan di luar bidang pengadaan untuk tidak dijawab

Lebih terperinci

( Saksi memasuki ruang sidang )

( Saksi memasuki ruang sidang ) Selasa, 1 November 2011 Saksi #30: Gani Abdul Gani : Saksi berikut? : Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang ) : Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK?

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo Saksi Ahli Teknologi Informasi : Yudho Giri Sucahyo : Sidang perkara nomor 27/Pid.B/Tipikor/2011/PN.PST atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondo MSc. dibukan dan terbuka untuk umum. (Palu di Ketuk)

Lebih terperinci

Saksi #38 : Bagja Rasa

Saksi #38 : Bagja Rasa Selasa, 23 November 2011 Saksi #38 : Bagja Rasa : Sidang dibuka kembali. Saksi berikut. (Saksi BR memasuki ruang persidangan) : Saudara sudah disumpah ya, untuk memberikan keterangan apa yang saudara ketahui,

Lebih terperinci

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto

Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto Pembukaan dan Saksi#4: Azis Sabarto : Sidang perkara No. 37/Pid.B/Tipikor/2011, PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa, Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc, dibuka, dan dinyatakan terbuka untuk umum. Penuntut

Lebih terperinci

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta

Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta Saksi Ahli Pengadaan: Setya Budi Arijanta : Sebelum kita lanjutkan C.V. Makasih ya. Nama saudara Setya Budi Arijanta S.H., K.N ya. Lahir di Surakarta 31 Desember 1970, agama Islam, alamat perum Puri Nirwana

Lebih terperinci

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka

Lebih terperinci

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo

Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo Saksi #18: Budi Harsono & Saksi #19: Djoko Tetratmo : Saksi meninggalkan ruang sidang. Saksi berikut. Ya berikutnya Budi Harsono. ( Hakim mengetuk palu) Saksi (BS) : Yang Mulia apakah diperkenankan Budi

Lebih terperinci

Saksi #13: Sofyan Djalil

Saksi #13: Sofyan Djalil Saksi #13: Sofyan Djalil Hakim : Baik, kalau tidak keberatan, siapa yang ingin diajukan terlebih dahulu? PU : Mungkin dari pak Sofyan Djalil dulu. Hakim : Silahkan, yang pak Sofyan tinggal dalam ruang

Lebih terperinci

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari

Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari Saksi Ahli BPKP : Agustina Arumsari : Ahli berikutnya. : Ahli berikut dari BPKP. (Ahli AA memasuki ruang persidangan) : Baik, saudara ahli ya? Saudara pernah dimintai pendapat oleh penyidik KPK menyangkut

Lebih terperinci

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie

Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie Saksi #9: Budi Santoso dan Saksi#10: Muljo Adji Abdoel Gonie PU Sakai (BS) : Skors dicabut sidang di buka kembali (Palu diketuk). Saksi berikut. : Saksi Muljo Adji Abdoel Gonie dan saksi Budi Santoso.

Lebih terperinci

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut

: Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut Saksi#5: Tunggono : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut : Saksi Tunggono : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya

Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya Saksi #21: Laksamana Sukardi dan Saksi#22: Roes Aryawijaya : Sidang perkaran Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakpus atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa?

: ^%^&%&^^&% (ucapan hakim sama sekali tidak jelas) Hakim1 : ahh, dalam pekerjaan ini saudara sebagai apa, berkedudukan sebagai apa? Panitera : Saksi Pandu Anklasito dan Rahmat : ya, silahkan duduk : ya, saudara berdua, saudara sudah disumpah menurut agama yang saudara anut, itu artinya saudara harus memberikan keterangan yang benar,

Lebih terperinci

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang

Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang Saksi #20 : Sunggu Anwar Aritonang (saksi telah disumpah pada persidangan tanggal 11 Oktober 2011) : Jadi anggota, salah satu anggota majelis hari ini mengikuti pelatihan di Mega mendung, jika saudara

Lebih terperinci

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo

Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim. Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo Selasa, 23 November 2011 Saksi #34: Suyut Wartadipraja, Saksi #35: Juanda Nugraha Ibrahim Saksi #36: Joko Paryoto & Saksi #37: Parno Isworo : Sidang perkara Nomor: 37/Pid B/Tipikor/2011/ PN Jakarta Pusat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA

P U T U S A N. Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA P U T U S A N Nomor 19/TIPIKOR/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Tindak

Lebih terperinci

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 500.K/DIR/2013 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah -saksi : Sidang perkara nomor No. 37/Pid.B/Tipikor/2011 PN Jakarta pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.sc, dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu

Lebih terperinci

Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data

Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data Lampiran Wawancara 1 Tanggal 10 Mei 2016 Salah satu metode yang di lakukan dalam penelitian untuk medapatkan data secara aktual dan terperinci yaitu dengan menggunakan metode pendekatan secara langsung

Lebih terperinci

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi

Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Identitas dan Pengambilan Sumpah Saksi-saksi Sidang perkara nomor 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Soewondho M.Sc. dibuka dan terbuka untuk umum. (Palu diketuk)

Lebih terperinci

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang

Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi #7: Azwani Sjech Umar & Saksi #8: Hardiv Harris Situmeang Saksi( ASj) : Baik yang pertama kita dengar,silahkan tinggal diluar, siapa ini didalam siapa? : Azwani Sjech Umar dengan Hardiv Harris Situmeang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 71/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG GERAKAN PRAMUKA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAHAKAM ULU DI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 87/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 11/ 15 /DASP Jakarta, 18 Juni 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia oleh Penyelenggara Kliring Lokal Selain Bank Indonesia

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

P U T U S A N NO : 11/PID.SUS/2011/PT.MDN.-

P U T U S A N NO : 11/PID.SUS/2011/PT.MDN.- P U T U S A N NO : 11/PID.SUS/2011/PT.MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA --------PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana Korupsi dalam peradilan

Lebih terperinci

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PHPU.D-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PHPU.D-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bogor Tahun

Lebih terperinci

PT Matahari Department Store Tbk Tbk. Tanggal dan Jam 06 Mei :26:02 Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham

PT Matahari Department Store Tbk Tbk. Tanggal dan Jam 06 Mei :26:02 Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 1 068/MDS/LGL/05/2011 PT Matahari Department Store Tbk Tbk LPPF Tanggal dan Jam 06 Mei 2011 14:26:02 Perihal Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Pekerjaan : Pengadaan Jasa Keamanan KPK Tahun 2017 Nomor : BA/03/010/60/11/2016 Lokasi : Gd. Merah Putih KPK, Jl. Kuningan Persada kav.4 Jaka Tanggal : 21

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

tentang : PROYEK PENGURUGAN BANDARA TERMINAL-3 JUANDA SURABAYA JAWA TIMUR Surabaya

tentang : PROYEK PENGURUGAN BANDARA TERMINAL-3 JUANDA SURABAYA JAWA TIMUR Surabaya DRAFT Perjanjian Kerjasama antara PT. SATRIA PADMA NUSANTARA dengan. tentang : PROYEK PENGURUGAN BANDARA TERMINAL-3 JUANDA SURABAYA JAWA TIMUR Surabaya - 2016 PERJANJIAN KERJASAMA PT. SATRIA PADMA NUSANTARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

SERVICE AGREEMENT LETTER

SERVICE AGREEMENT LETTER SERVICE AGREEMENT LETTER SURAT PERJANJIAN KERJASAMA NO : 016/SAL/BWI.AC/10-14 Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari Selasa, tanggal empat, bulan sebelas tahun dua ribu empat belas (04-11-2014),

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan http://www.djpp.depkumham.go.id Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 46, 2005 APBN. Pajak. Pnbp. Pemeriksaan (Penjelasan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) UNTUK AUDIT PENJATAHAN DAN VERIFIKASI BIAYA IPO DALAM RANGKA INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PT WIJAYA KARYA REALTY Tbk. TIM IPO PT WIJAYA KARYA REALTY Tbk. JAKARTA, 2 APRIL 2018

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 015 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian 1. Subjek S 1Untuk mengetahui kemampuan translasi model representasi dari Real Script menjadi Gambar Statis subjek S 1, maka diberikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 55/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan [Pasal 8 ayat (5)] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 1985 TENTANG BEA MATERAI TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran 1 Halaman Home. Lampiran 2 Halaman What s new L1

Lampiran. Lampiran 1 Halaman Home. Lampiran 2 Halaman What s new L1 Lampiran Lampiran 1 Halaman Home Lampiran 2 Halaman What s new L1 Lampiran 3 Halaman Gallery Lampiran 4 Halaman Gallery(Office) L2 Lampiran 5 Halaman Gallery(Residental) Lampiran 6 Halaman Gallery(Retail)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/51/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/51/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/51/PBI/2005 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan laporan dan informasi untuk keperluan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang

Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) / RIGHTS ISSUE JAKARTA, 17 APRIL 2015 1 dari 22 DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 3 II. TUJUAN... 3 III. LINGKUP

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 115, 2004 KESRA. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah.Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KANTOR AKUNTAN PUBLIK DOKUMEN RAHASIA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) / RIGHT ISSUE PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK TIM RIGHT ISSUE PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK

Lebih terperinci

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo

Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Teknologi Informasi : Agung Harsoyo Terdakwa Terdakwa : Sidang perkara Nomor 37/Pid B/Tipikor/2011/PN JAKS atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc dibuka

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL Jl. Soekarno Hatta Km.4 Brangsong, Telp (0294) 381490 Fax (0294) 384044 Kendal-51371 Website : www.pa-kendal.go.id SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Halaman 1 dari 1 PAKET PEKERJAAN:

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 138/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

bahasa indonesia Kelas X MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 K-13 Kelas X bahasa indonesia MEMPRODUKSI DAN MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013 Standar Kompetensi 13. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PRT/M/2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN PATEN BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NO.2 TAHUN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR : 198/PID.B/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 27/PHPU.D-X/2012 PERIHAL Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PEMBUATAN AKTA-AKTA TERKAIT DENGAN PERSEROAN TERBATAS YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH NOTARIS Oleh: Alwesius, SH, MKn Notaris-PPAT Surabaya, Shangrila Hotel, 22 April 2017 PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [Pasal 231 ayat (3)] Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT Mitra Beton Mandiri berkedudukan di Pekanbaru yang anggaran dasarnya termuat dalam akta tertanggal tujuh belas Oktober dua ribu

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pemberian Persetujuan Terhadap Pihak Lain Untuk Menyelenggarakan Kliring di Daerah yang Tidak Terdapat

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS PEMBANGUNAN INVESTASI TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci