Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)
|
|
- Hadian Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Sisem Penanahan Gardu Induk Bagan Bau Dengan Benuk Konsruksi Grid (Kisi-Kisi) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik, Universias Lancang Kuning abraranjung_1970@yahoo.co.id Absrak - Sisem penanahan peralaan gardu induk menggunakan kisi (Grid) dan gabungan anara sisem penanahan Grid dan Rod. Model sisem penanahan sisem Grid-Rod paling sering digunakan unuk Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 kv. Unuk pembangunan gardu induk yang baru dibuuhkan disain yang baru pula. Disain dilakukan dengan membua kombinasi anara jumlah mesh dan rod-nya, kedalaman penanaman kondukor dengan memperimbangkan nilai dari ahanan jenis anah, pengaruh ahanan jenis anah unuk beberapa jenis anah yang berbeda dengan kedalaman yang sama sera dimensi area penanahan yang akan digunakan sehingga menghasilkan nilai ahanan penanahan (R), egangan senuh (Em) dan egangan langkah (Es) yang lebih baik dan lebih aman. Sisem penanahan pada Gardu Induk merupakan perlengkapan yang ama pening unuk menghindari bahaya-bahaya erhadap orang yang sedang berada didalam aau didaerah Gardu Induk ersebu. Ada beberapa meode dalam ugas akhir ini diuraikan, eapi akhirnya dapa dipilih sesuai dengan kebuuhan keeliian dalam perencanaannya. Perencanaan dan hasil analisa unuk Gardu Induk Bagan Bau unuk egangan senuh sebenarnya sebesar diperoleh sebesar 186,7 vol dan Tegangan langkah sebenarnya sebesar 209,6 vol, sera jumlah baang penanahan sebanyak 51 baang dengan besar penampang kondukor sebesar 3,62 mm 2 Keyword : sisem penanahan, gardu induk, egangan senuh, egangan langkah 1. PENDAHULUAN Pengaman dari pengguna enaga lisrik ini ada bermacam-macam dan salah saunya adalah dengan penanahan peralaan, guna melindungi bahaya arus lisrik erhadap manusia, peralaan dan bangunan. Penanahan merupakan salah sau cara pengurangan pengaruh arus lisrik yang dapa erjadi oleh beberapa macam penyebab, seperi erdapanya arus bocor aau hubungan singka akiba kegagalan isolasi dan bencana alam sera akiba adanya surja peir [2][3]. Pengeanahan peralaan merupakan benuk unuk membaasi egangan anara bagian ala-ala yang idak dilalui arus dan anara bagian ala-ala ini dengan anah sampai didapanya suau harga erenu, 81 maksudnya ahanan yang aman bagi semua kondisi operasional baik berbenuk normal maupun idak normal. Demi ercipanya benuk ahanan yang aman seperi yang ersebu diaas maka diperlukan adanya penanahan peralaan aau insalasi iu sendiri. Sisem penanahan ini gunanya adalah unuk memperoleh poensial yang meraa (uniform) dalam semua bagian srukur dan peralaan, dan juga unuk menjaga agar operaor aau orang yang berada di daerah insalasi iu berada pada poensial yang sama dan idak berbahaya dalam seiap waku [4]. Tujuan peneliian ini adalah unuk merencanakan sisem penanahan dalam benuk kisikisi (grid) dan unuk mengeahui perbandingan besarnya egangan senuh yang ada dilapangan dengan egangan senuh yang diizinkan berdasarkan sandar kelisrikan sera perbandingan egangan langkah dilapangan dengan egangan langkah yang diizinkan. 2. BAHAYA SENTUHAN-SENTUHAN LISTRIK Tubuh manusia merupakan penghanar, maka berlakunya hukum ohm keerangan besarnya arus yang lewa dalam ubuh manusia erganung dari besarnya egangan senuh dan impedansi ubuh aau dapa diulis sebagai beriku : E I... amper (1) Z I = Arus keju (Amp) E = Tegangan senuh (Vol) Z = Impedensi Toal Tubuh (Ohm) 3. PENGARUH BESARAN LISTRIK TERHADAP TUBUH MANUSIA Dari penyelidikan dikeahui bahwa ubuh manusia bersifa penghanar, yang mempunyai impendansi berkisar anara ohm, oleh sebab iu bila erjadi konak langsung salah sau bagian ubuh dengan bodi peralaan yang menjadi beregangan karena kegagalan isolasi, maka akan ada arus yang mengalir pada ubuh [1]. 3.1 Arus Persepsi Pada Elecrical Tesing Laboraory New York ahun 1933 elah dilakukan pengujian erhadap 40
2 orang laki-laki dan perempuan, dan dapa arus raaraa yang disebu hreshold of percepion curren sebagai beriku [7]: a. Unuk laki-laki : 1,1 ma b. Unuk perempuan: 0,7 ma 3.2 Arus Mempengaruhi Oo Tegangan yang menyebabkan ingka arus persepsi naik, maka orang akan merasa saki dan kalau erus dinaikkan oo-oo akan kaku sehingga orang ersebu idak berdaya lagi unuk melepaskan kondukor yang dipegangnya iu. Di Universiy Of California Medical School elah dilakukan penyelidikan erhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh angka raa-raa dari arus yang dipengaruhi oo sebagai beriku: a. Unuk laki-laki : 16 ma b. Unuk Perempuan : 10,5 ma 3.3 Arus Reaksi Arus reaksi adalah arus erkecil yang dapa mengakibakan orang menjadi erkeju, hal ini cukup berbahaya karena dapa mengakibakan kecelakaan sampingan. Karena erkeju orang dapa jauh dari angga, melempar peralaan yang sedang dipegang yang dapa mengenai bagian-bagian insalasi beregangan inggi sehingga erjadi kecelakaan yang lebih faal [7]. iik berjarak 1 meer, dengan asumsi bahwa objek yang disenuh dihubungkan dengan kisi-kisi pengeanahan yang berada dibawahnya. Besar arus gangguan dibaasi oleh ahanan konak keanah dari kaki orang ersebu [7]. Pada Gambar 1diperlihakan egangan senuh dan rangkaian penggani. Dari rangkaian penggani dapa diliha hubungan sebagai beriku : E s = (R k + R F /2). I k (3) E s = Tegangan senuh (vol). R f = Tahanan konak ke anah dari sau kaki pada anah yang diberi lapisan koral 10 cm 9 = 3000 ohm) I k = Besarnya arus yang melalui badan (dalam amper). Tahanan badan orang elah diselidiki oleh beberapa ahli dan sebagai harga pendekaan diambil R k = 1000 ohm. Tahanan R f mendekai harga 3 s keerangan s adalah ahanan jenis anah disekiar permukaan. Dengan demikian egangan senuh menjadi : E s = ( s /2) 0,116/ s = Tahanan jenis anah disekiar permukaan anah (ohm-meer) = 3000 ohm-meer unuk permukaan anah yang dilapisi koral 10 cm. T = Waku keju (deik) aau lama gangguan anah. 3.4 Arus Fibrilasi Apabila yang melewai ubuh manusia lebih besar dari arus yang berpengaruh oo dapa mengakibakan orang menjadi pingsan bahkan sampai mai. Hal ini disebabkan arus lisrik ersebu mempengaruhi janung yang disebu venricular Febrilaion yang menyebabkan janung berheni bekerja dan peredaran darah idak jalan sehingga segera akan mai [7]. Percobaan Daziel menyaakan bahwa 99,5% dari semua orang yang beranya lebih kurang 50 kg masih dapa berahan erhadap arus lisrik dan waku yang dienukan oleh persamaan sebagai beriku: 2 Ik. k aau Ik k (2) Maka : k 80 = 0,116 Amper. k 70 Jadi : = 0,157 Amper. I 2 k. = 0,0135 unuk bera badan 50 kg Dan : I k 0,116 = I k = Besar arus lewa ubuh manusia (A) = Waku arus lewa ubuh manusia aau lama gangguan anah (deik) 3.5 Tegangan Senuh Tegangan senuh adalah egangan yang erdapa dianara suau objek yang disenuh dan sau Tegangan Langkah Tegangan langkah adalah egangan yang imbul dianara dua kaki orang yang sedang berdiri diaas anah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan keanah. Dalam hal ini dimisalkan jarak anara kedua kaki orang adalah 1 meer dan diameer kaki dimisalkan 8 cm dalam keadaan idak memakai sepau. Pada gambar 2 diperlihakan egangan langkah yang deka dengan peralaan yang dikeanahkan [7]. Gambar 1. Tegangan senuh dan rangkaian penggani Dengan menggunakan rangkaian penggani dapa dienukan egangan langkah sebagai beriku : E 1 = ( R k + 2 R f ). I k (4) = ( s ) x 0,116/
3 E 1 = 116 0,696. s E 1 = Tegangan langkah (Vol) R k = Tahanan badan (orang ohm) = 1000 ohm. R f = Tahanan konak keanah dari sau kaki (dalam ohm) = 3 s = Waku keju (dalam deik) s = ahanan jenis anah Pada abel 1 diunjukkan egangan sennuh yang diizinkan dan lamanya gangguan sedangkan pada abel 2 diunjukkan eganga langkah yang diizinkan dan lamanya gangguan. Tabel 1. Tegangan Senuh yang Diizinkan dan Lama Lama (, deik) Tegangan Senuh yang Diizinkan (Vol) 0, , , , , , , ,0 362 Tabel 2. Tegangan Langkah yang Diizinkan dan Lama Lama Tegangan Langkah yang Diizinkan (, deik) (Vol) 0,1 7,000 0,2 4,950 0,3 4,040 0,4 3,500 0,5 3,140 1,0 2,216 2,0 1,560 3,0 1,280 Gambar 2. Tegangan langkah deka peralaan yang dikeanahkan 4. IMPEDANSI TUBUH MANUSIA Tubuh manusia erdiri dari unsur-unsur air, garam, mineral dan lain-lain yang dalam keseluruhan merupakan impedansi ubuh yang mempunyai nilai anara 500 sampai ohm, keerangan nilai eringgi adalah kuli ari (za anduk) dan nilai errendah adalah daging dan bagian ubuh lainnya (misalnya janung dan lain-lain), disebabkan karena sifa selnya dan keadaannya yang selalu basah. Pada egangan dibawah 240 Vol, kuli arilah yang merupakan fakor uama dalam membaasi besarnya arus pada senuhan dengan penghanar beregangan [6]. Adapun Pengaruh Keadaan Tubuh Terhadap Impedansi: a. Keadaan Oo Keadaan yang aleis berari banyak oo-oonya yang berari sel ubuhnya pada dan merupakan penghanar yang baik (impedensinya rendah). Pada umumnya oo pria lebih banyak dari pada wania dan berari impedensi ubuh pria lebih rendah dari wania. b. Kelembaban kuli karena keringa aau basah oleh air menyebabkan nilai impedansi sanga menurun. c. Bera badan yang besar aau orang gemuk mempunyai permukaan yang besar dan kepadaan sel yang inggi yang berari impedansi rendah. 5. ANALISIS PENTANAHAN GARDU INDUK BAGAN BATU PT. PLN (PERSERO) CABANG DUMAI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KISI-KISI (GRID) Luas darah disekiar swich yard 150 KV unuk perluasan Gardu Induk Bagan Bau adalah 100 m x 95 m dengan leak peralaan seperi dalam gambar 3. Dengan memperhaikan luas dan siuasi leak peralaan pada Gardu Induk, maka dapa diperkirakan susunan penanahan grid yang akan dipasangkan. Arus hubungan singka keanah dikeahui unuk 83
4 menenukan besarnya arus maksimum yang mungkin mengalir dalam anah akiba erjadinya hubungan singka keanah [5]. Perencanaan sisem penanahan pada gardu induk didasarkan pada sandar IEEE 80, dengan ukuran/langkah-langkah sebagai beriku: a. Pemeriksaan ahanan jenis anah. b. Perencanaan pendahuluan aa leak (layou). c. Perhiungan arus fibrilasi. d. Menghiung jumlah baang penanahan yang diperlukan e. Menghiung egangan senuh yang diizinkan. f. Menghiung egangan senuh maksimum sebenarnya. g. Menghiung egangan langkah yang di izinkan. h. Menghiung egangan langkah maksimum sebenarnya. a. Tahanan Jenis Tanah Tahanan jenis anah nilai ahanannya dapa diperoleh dari kondisi dan jenis anah yang ada disekiar garud induk. Pengukuran ahanan jenis anah pada lokasi gardu induk diambil pada berapa lokasi pada areal, unuk menghiung ahanan jenis anah dapa dihiung dengan mengunakan persamaan beriku : = 2.. ar (5) = Tahanan jenis raa-raa anah. a = Jarak anara baang elekroda yang deka R = Besar Tahanan yang erukur. Pengukuran dilokasi gardu induk ersebu diperoleh besar ahanan jenis anah raa-raa : = 100 ohm-m b. Arus Fibrilasi Besarnya arus fibrilasi yang mengalir pada ubuh manusia keerangan arus lisrik dapa menyebabkan janung mulai fibrilasi dapa dihiung berdasarkan persamaan dibawah ini : K 50 = 0,116 amper 0,116 I k = (6) I k = Arus fibrilasi (Amp) = Lama waku gangguan (deik) = 0,75 deik. Lama waku gangguan erganung dari berapa fakor, anara lain sailias, ipe swichyard dan ipe relay dan pemuusan daya yang digunakan. Sebegiu jauh belum ada sandard mengenai lama waku gangguan. Waku yang dianggap realisis berkisar anara 0,5 deik sampai 1,0 deik. Pengambilan waku 0,75 deik dianggap sudah memenuhi persyaraan dan cukup realisis. Bila harga-harga ersebu dimasukkan pada persamaan diaas maka : I k = 0,134 Amper c. Taa Leak (Layou) Kisi-kisi (grid) penanahan menggunakan kondukor embaga bula yang dianam pada seluruh baas gardu induk. Pengauran aa leak sisem penanahan pada suau gardu induk dapa diliha pada gambar beriku ini. Pada gambar ersebu diberikan panjang kondukor ermasuk baang penanahan = 1600 meer. d.jumlah Baang Penanahan Yang Diperlukan. Pada waku arus gangguan mengalir anara baang penanahan dan anah akan menjadi panas akiba arus I 2. Suhu anah harus eap dibawah 100 c, unuk menjaga jangan sampai erjadi penguapan air kandungan dalam anah dan kenaikan ahanan jenis. Seluruh panjang baang penanahan yang diperlukan dihiung dari pembagian arus gangguan keanah dengan kerapaan arus yang diizinkan, sedangkan jumlah baang penanahan yang di anahkan diperlukan dari pembagian panjang sau baang. Jadi bila besar arus gangguan keanah (3500) amper maka jumlah baang penanahan minimum dengan panjang (3,5 meer): 3500 = 51 Baang 3,5x105x0,19 e. Perhiungan Tegangan Senuh Yang Diizinkan Tegangan senuh yang yang diizinkan dapa dihiung dengan memasukkan daa-daa sebagai beriku : I k = A R k = Tahanan Badan Manusia = 1000 Ohm/meer. s = 100 ohm-m E m = Tegangan Mesh K m = 0,375 K i = Fakor koreksi unuk keidak meraaan kerapaan arus yang didapa dari hasil percobaan adalah sebagai beriku : K i = 3,410 L = Adalah oal panjang kondukor yang dianam = 3 meer I = Besar arus gangguan = 3500 A Maka didapa egangan senuh yang diizinkan E s = (R k + Rf/2) I k (7) = ( /2)0,134 = 154,1 Vol f.perhiungan Tegangan Senuh Maksimum Sebenarnya Berdasarkan luas daerah penanahan dan siuasi leak peralaan yang kira-kira perlu dianahkan, maka kia dapa enukan ukuran dan benuk sisem penanahan grid yang akan kia pasangkan. 84
5 Rumus yang dipakai I Em Km, Ki.. (8) L = 0,375 x 3,410 x 100 x 3500/2400 = 186,7 vol g. Perhiungan Tegangan Langkah yang Dizinkan Tegangan langkah yang yang diizinkan dapa dihiung dengan memasukkan daa-daa sebagai beriku : I k = A R k = Tahanan Badan Manusia = 1000 Ohm/meer. s = Tahanan jenis permukaan anah yang dilapisi bau kerikil keerangan orang berdiri = 3000 Ohm-meer. K s = 0,421 Maka didapa egangan langkah yang diizinkan E L = (R k + 2 x Rf) I k (9) = ( x 300)0,134 = 214,4 Vol Berdasarkan hasil perhiungan dapa disusun aa leak aau layou dari penanahan yang diunjukkan pada gambar M 5-10 M Gambar 3. Taa Leak Penanahan h.perhiungan Tegangan Langkah Maksimum Sebenarnya Tegangan langkah adalah perbedaan agangan yang erjadi dianara kedua kaki manusia berjalan diaas sisem dihiung dengan rumus : I E lm Ks, Ki.. (9) L = 0,421 x 3,410 x 100 x 3500/2400 = 209,6 vol 6. KESIMPULAN Dari hasil perhiungan sisem penanahan unuk perencanaan penanahan grid perluasan swichyard 150 kv Gardu Induk Bagan Bau adalah sebagai beriku : a. Jumlah baang penahanan dipasang sebanyak 51 baang dengan diameer kondukor sebesar 3,62 mm 2. b. Tegangan senuh sebenarnya diperoleh sebesar 186,7 vol, yang berari bahwa egangan senuh sebenarnya diaas egangan senuh yang diizinkan sebesar 154, 1 vol. Hasil perhiungan dan analisa egangan senuh masih belum berbahaya bagi manusia berdasarkan abel 1. c. Tegangan langkah sebenarnya sebesar 209,6 vol, hal ini berari egangan langkah sebenarnya masih dibawah sandar egangan langkah diizinkan sebesar 214,4 vol. Hasil perhiungan dan analisa egangan langkah masih belum berbahaya bagi manusia berdasarkan abel 2. d. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan egangan senuh dan egangan langkah dilapangan dibawah sandar egangan senuh dan egangan langkah yang diizinkan pada abel 2 sera masih belum membahayakan manusia. DAFTAR PUSTAKA [1] Arono Arismunandar, DR.M.A.Sc, Teknik Tenaga Lisrik, Pradnya Paramia, Jakara, [2] Baldev Thapar, ec, Ground Resisance Of The Foo In Subsaion Yard, IEEE, Transacions on Power Delivery, Vol 8 no. 1, Januari, 1993 [3] Baldev Thapar, ec, Effecif Ground Resisenace of Human Fee in High Volaage Swichyards, IEEE, Transacions on Power Delivery, Vol 8 no. 1, Januari, 1993 [4] Y.L. Chow, M.M.A, Salama, A Simplified Mehode For Calculaing The Subsaion Grounding Grid Resisance, IEEE, Transacions on Power Delivery, Vol 9 no. 2, April, 1994 [5] PT. PLN (Persero) Sekor Pekanbaru, Gardu Induk Bagan Bau. [6] Suryamo.F, Teknik Lisrik Insalasi Gaya, Tarsio, Bandung, [7] TS. Huauruk.Ir.MSc, Pengeanahan Neral Sisem Tenaga, Erlangga, Jakara,
ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)
ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik
ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA
BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciOleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu
BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciKUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.
MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN 2015
Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciJawaban Soal Latihan
an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinciJurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciJ U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB
J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan
Lebih terperinciPENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI
PENGARUH IMPEDANSI PEMBUMIAN MENARA TRANSMISI TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PADA TIAP MENARA TRANSMISI Renha L. Daalok (1, Ir. Syahrawardi ( Konsenrasi Teknik Energi Lisrik, Deparemen Teknik Elekro
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciPercobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciANALISA POWER OUTAGE SOFTWARE UNTUK SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 500 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR
eminar Nasional Inovasi Teknologi IBN : 978-602-61393-0-6 UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-in : 2549-7952 ANALIA POWER OUTAGE OFTWARE UNTUK ALURAN UDARA TEGANGAN EKTRA TINGGI (UTET) 500 KV TERHADAP AMBARAN
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinci2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari
2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB III POWER MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PENEKUKAN ACRYLIC
BAB III POWE MESIN TEKUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK POSES PENEKUKAN ACYLIC 3.1. Gaya Usaha Dan Daya Lisrik Mesin Tekuk Acrylic Bila kia hendak memindahkan suau benda dari sau empa keempa yang lain, aau mengangkanya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinci