KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II Kantor Bank Indonesia Palembang

2 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2010 dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Palembang, Agustus 2010 Ttd Endoong Abdul Gani Pemimpin

4 Daftar Isi Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank ii

5 Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK INDIKATOR EKONOMI i iii vii ix xiii RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Sektoral Secara Tahunan 7 Suplemen 1 ACFTA; JANGKA PENDEK AMAN, JANGKA PANJANG ANCAMAN 9 Suplemen 2 DAMPAK ACFTA TERHADAP SEKTOR UNGGULAN ZONA SUMBAGSEL Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Sektoral Secara Triwulanan Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Penggunaan Secara Tahunan Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Penggunaan Secara Triwulanan Struktur Ekonomi Perkembangan Ekspor Impor Perkembangan Ekspor Perkembangan Impor 30 Suplemen 3 FAKTOR SIKLIKAL PENGARUHI KENAIKAN OPTIMISME KONSUMEN PALEMBANG 32 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI PALEMBANG Inflasi Tahunan 37 iii

6 Daftar Isi 2.2. Inflasi Bulanan 41 Suplemen 4 METODE DISAGREGASI INFLASI KOTA PALEMBANG: CORE, VOLATILE FOODS, DAN ADMINISTERED PRICES 46 Suplemen 5 SURVEI PEMANTAUAN HARGA TRIWULAN II BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Kondisi Umum Kelembagaan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Menurut Kabupaten/Kota Penyaluran Kredit/Pembiayaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Secara Sektoral Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Kabupaten Penyaluran Kredit/Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (MKM) Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Konvensional di Sumatera Selatan Perkembangan Suku Bunga Simpanan Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Perkembangan Spread Suku Bunga Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Rentabilitas Perbankan Kelonggaran Tarik Risiko Likuiditas Perkembangan Bank Umum Syariah Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat 69 BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH APBD Perubahan Tahun Realisasi APBD Semester I Tahun iv

7 Daftar Isi 4.3. Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun Realisasi Penerimaan Pajak Sumatera Selatan 75 BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Perkembangan Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Perkembangan Perkasan Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau 81 Suplemen 6 UANG LOGAM RP1.000 DAN UANG KERTAS RP DESAIN BARU RESMI DILUNCURK AN 83 BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Ketenagakerjaan Pengangguran Tingkat Kemiskinan Nilai Tukar Petani Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumsel Tahun Rasio Gini Provinsi Sumatera Selatan 93 BAB 7 OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perbankan 100 DAFTAR ISTILAH v

8 Daftar Isi Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank vi

9 Daftar Tabel DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Tahunan (yoy) Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (%) 8 Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Triwulanan (qtq) Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (%) 17 Tabel 1.3 Realisasi Luas Tanam (LT) dan Luas Panen (LP) Provinsi Sumatera Selatan (dalam Ha) 19 Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun (%) 24 Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun (%) 26 Tabel 1.6 Struktur Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (%) 27 Tabel 1.7 Struktur Ekonomi Penggunaan Provinsi Sumatera Selatan (%) 27 Tabel 1.8 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (USD) 28 Tabel 1.9 Perkembangan Bulanan Nilai Ekspor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (USD Juta) 28 Tabel 1.10 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Sumatera Selatan (USD) 30 Tabel 1.11 Perkembangan Bulanan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Sumatera Selatan (USD Juta) 30 Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Palembang dan Nasional, Januari 2003 Juni Tabel 3.1 Pertumbuhan DPK Perbankan per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta) 56 Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (Rp Juta) 57 Tabel 3.3 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan per Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (dalam Rp Juta) 60 Tabel 3.4 Indikator Kinerja Perbankan terkait Laba Triwulan II Tabel 3.5 Perkembangan Bank Umum Syariah di Sumatera Selatan (Rp Juta) 68 Tabel 4.1 Realisasi APBD Sumsel Semester I 2010 (Rp Miliar) 72 Tabel 4.2 Realisasi APBD Sumsel Semester I 2009 dan Semester I 2010 (Rp Miliar) 73 Tabel 4.3 Realisasi DBH Provinsi Sumsel 2009 Menurut Kab/Kota (Rupiah) 75 Tabel 5.1 Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong Provinsi Sumatera Selatan 79 Tabel 5.2 Kegiatan Perkasan di Sumsel (Rp Miliar) 80 vii

10 Daftar Tabel Tabel 5.3 Perkembangan Kas Titipan Lubuk Linggau (Rp Miliar) 81 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari Februari Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari Februari Tabel 6.3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan, Februari Februari Tabel 6.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Selatan Tahun Tabel 6.5 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2008 Maret Tabel 6.6 Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan di Sumsel Menurut Daerah, Maret 2009 Maret Tabel 6.7 Rata-rata Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Sumatera Selatan 91 Tabel 6.8 Rata-rata Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Modal Petani 91 Tabel 6.9 IPM Menurut Provinsi 92 Tabel 6.10 UMP Sumsel Tahun Tabel 6.11 Rasio Gini Menurut Provinsi 93 Tabel 7.1 Resume Leading Economic Indicator Provinsi Sumsel Triwulan II Tabel 7.2 Proporsi Ekspor Sumatera Selatan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Tahun 2010 (dalam persentase) 98 Tabel 7.3 Prediksi Beberapa Indikator Perekonomian pada Triwulan III viii

11 Daftar Grafik DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumsel ADHK Grafik 1.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air Bersih 12 Grafik 1.3 Perkembangan Lifting Minyak Bumi Provinsi Sumsel 12 Grafik 1.4 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumsel ADHK Grafik 1.5 Kontribusi Sektor Ekonomi PDRB Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II Grafik 1.6 Perkembangan Curah Hujan di Sumatera Selatan 18 Grafik 1.7 Perkembangan Harga Tandan Buah Segar di Sumatera Selatan 18 Grafik 1.8 Perkembangan Konsumsi Semen 19 Grafik 1.9 Perkembangan Harga Karet di Pasar Internasional 20 Grafik 1.10 Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional 20 Grafik 1.11 Perkembangan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 21 Grafik 1.12 Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar dan Jumlah Wisatawan 21 Grafik 1.13 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara 22 Grafik 1.14 Perkembangan Penumpang Angkutan Laut Pelabuhan Boom Baru Provinsi Sumsel 22 Grafik 1.15 Perkembangan Harga Batu Bara di Pasar Internasional 22 Grafik 1.16 Perkembangan Harga Minyak Bumi di Pasar Internasional 22 Grafik 1.17 Perkembangan Penjualan LPG 23 Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Listrik Total dan Sektor Rumah Tangga 23 Grafik 1.19 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Sosial dan Pemerintah 23 Grafik 1.20 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis dan Industri 23 Grafik 1.21 Perkembangan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama 24 Grafik 1.22 Perkembangan Konsumsi BBM di Provinsi Sumsel 25 Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar 25 Grafik 1.24 Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan 26 Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Sumatera Selatan 29 Grafik 1.26 Perkembangan Volume Ekspor Provinsi Sumatera Selatan 29 Grafik 1.27 Perkembangan Ekspor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan 29 ix

12 Daftar Grafik Grafik 1.28 Pangsa Ekspor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Tujuan Mar 10 - Mei Grafik 1.29 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan 31 Grafik 1.30 Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan 31 Grafik 1.31 Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal 31 Grafik 1.32 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Mar 10 - Mei Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Palembang 37 Grafik 2.2 Inflasi Tahunan Kota Palembang per Kelompok Pengeluaran Triwulan II Grafik 2.3 Perkembangan Harga Komoditas Strategis di Pasar Internasional 38 Grafik 2.4 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok Barang dan Jasa di Palembang 39 Grafik 2.5 Disagregasi Inflasi Tahunan: Core, Volatile Foods, Administered Prices 40 Grafik 2.6 Perbandingan Inflasi Tahunan Palembang dan Nasional 41 Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Palembang 41 Grafik 2.8 Perkembangan Inflasi Bulanan Palembang per Kelompok Barang dan Jasa 42 Grafik 2.9 Disagregasi Inflasi Bulanan: Core, Volatile Foods, Administered Prices 40 Grafik 2.10 Inflasi Bulan Juni 2010 per Sub Kelompok pada Kelompok Bahan Makanan di Palembang 43 Grafik 2.11 Event Analysis Inflasi Kota Palembang Juni Juni Grafik 2.12 Perbandingan Inflasi Bulanan dan Ekspektasi Harga Konsumen 3 Bulan YAD 44 Grafik 2.13 Perbandingan Inflasi Bulanan Palembang dan Nasional 44 Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Provinsi Sumatera Selatan 53 Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM di Provinsi Sumatera Selatan 54 Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK Perbankan di Provinsi Sumatera Selatan 55 Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Triwulan II 2010 di Provinsi Sumatera Selatan 55 Grafik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II Grafik 3.6 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Provinsi Sumatera Selatan 59 x

13 Daftar Grafik Grafik 3.7 Pangsa Penyaluran Kredit/Pembiayaan Menurut Penggunaan Provinsi Sumsel Triwulan II Grafik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2010 Berdasarkan Wilayah 60 Grafik 3.9 Penyaluran Kredit MKM Perbankan Provinsi Sumatera Selatan Menurut Penggunaan 61 Grafik 3.10 Penyaluran Kredit MKM Menurut Plafond Kredit 61 Grafik 3.11 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Sumatera Selatan 62 Grafik 3.12 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Sumatera Selatan 63 Grafik 3.13 Perkembangan Spread Suku Bunga Sumatera Selatan 64 Grafik 3.14 Perkembangan NPL Perbankan Sumatera Selatan 64 Grafik 3.15 Perkembangan NPL Menurut Kelompok Bank 65 Grafik 3.16 Komposisi NPL Bank Umum Konvensional Menurut Sektor Ekonomi Triwulan II Grafik 3.17 Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan Sumatera Selatan 66 Grafik 3.18 Perkembangan Risiko Likuiditas Perbankan Sumatera Selatan 67 Grafik 3.19 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan 69 Grafik 3.20 Perkembangan Rasio Likuiditas Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan 69 Grafik 4.1 Perbandingan Komponen Sisi Pendapatan Realisasi APBD Sumsel Semester I Grafik 4.2 Perbandingan Komponen Sisi Pengeluaran Realisasi APBD Sumsel Semester I Grafik 4.3 Perkembangan Penerimaan PPh Orang Pribadi Sumatera Selatan 76 Grafik 4.4 Perkembangan Penerimaan PPh Pasal 21 Sumatera Selatan 76 Grafik 4.5 Perkembangan Penerimaan PBB Sumatera Selatan 76 Grafik 5.1 Perkembangan Kliring Sumsel 77 Grafik 5.2 Perkembangan RTGS Sumsel 78 Grafik 5.3 Perkembangan Perputaran Kliring dan Hari Kerja 78 Grafik 5.4 Perkembangan Bulanan Perputaran Kliring Sumsel 79 Grafik 5.5 Perkembangan Jumlah Cek dan Bilyet Giro Kosong Sumsel 79 Grafik 5.6 Perkembangan Kegiatan Perkasan Sumsel Grafik 5.7 Perkembangan Penarikan Uang Lusuh oleh KBI Palembang 81 Grafik 5.8 Perkembangan Bulanan Kas Titipan Lubuk Linggau Tahun xi

14 Daftar Grafik Grafik 6.1 Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani 90 Grafik 6.2 Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani Sumsel dan Harga Komoditas Unggulan di Pasar Dunia 91 Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 95 Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera Selatan 99 xii

15 Indikator Ekonomi INDIKATOR EKONOMI A. Inflasi dan PDRB xiii

16 Indikator Ekonomi B. Perbankan xiv

17 Indikator Ekonomi Lanjutan C. Sistem Pembayaran xv

18 Indikator Ekonomi Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank xvi

19 II/10 RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan Abstraksi Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada triwulan II 2010 tetap bergairah hingga kelompok grass-root. Perekonomian tumbuh relatif tinggi dan mengalami sedikit percepatan dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh tingginya harga komoditas unggulan, khususnya karet yang diikuti oleh ekspansi pasar seiring dengan meningkatnya optimisme kegiatan usaha dan percepatan realisasi pengeluaran pemerintah. Inflasi cenderung meningkat seiring lonjakan harga volatile foods, walaupun core inflation tetap stabil di tingkat yang rendah. Dunia perbankan tumbuh secara meyakinkan bersamaan dengan penurunan suku bunga yang mengindikasikan berkurangnya risiko perekonomian. Meningkatnya aktivitas sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai mengkonfirmasi meningkatnya aktivitas perekonomian. Selain itu, terdapat indikasi bahwa kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok grass-root mengalami peningkatan. Pada triwulan III 2010, perekonomian akan tumbuh dengan beberapa kejutan (shock), termasuk sedikit perubahan struktural. Pertumbuhan ekonomi secara tahunan akan mengalami percepatan terdorong oleh sektor konstruksi walaupun secara agregat terdapat sedikit shock di sisi suplai. Harga komoditas unggulan yang tetap tinggi bersamaan dengan meningkatnya produksi secara musiman akan memperkuat pertumbuhan ekonomi walaupun terdapat perubahan struktur biaya yang sedikit menghambat ekspansi. Pengeluaran pemerintah dan investasi diperkirakan terdorong oleh persiapan Sea Games Tekanan inflasi diprediksi meningkat seiring adanya lonjakan permintaan pada bulan puasa dan Idul Fitri, serta adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) beserta dampak lanjutannya berupa kenaikan harga-harga barang industri. Perbankan diperkirakan tumbuh konstan karena penurunan risiko perekonomian, walaupun terdapat potensi penurunan investasi karena realokasi sumber daya produksi. Frekuensi dan nilai transaksi tunai maupun non tunai diprediksi akan meningkat didorong oleh permintaan domestik dan transaksi eksporimpor.

20 Ringkasan Eksekutif Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) secara tahunan pada triwulan II 2010 sebesar 5,7% (yoy). Laju pertumbuhan tersebut tergolong tinggi dan sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi usaha saat ini pada umumnya ditandai dengan meningkatnya penjualan, terjadinya ekspansi pasar, maupun optimisme terhadap kondisi usaha dan perekonomian secara umum ke depan. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang membatasi pengembangan usaha antara lain faktor cuaca yakni curah hujan yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang berdampak pada penurunan kuantitas serta kualitas produksi beras dan sawit. Selain itu, terdapat pula isu lingkungan terkait dengan subsektor perkebunan sawit, namun dampaknya masih terkontrol menurut kalangan pengusaha. Kinerja dunia usaha pada triwulan II-2010 menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun pada subsektor perikanan pemulihan dari dampak krisis global belum sepenuhnya terjadi. Terus berlanjutnya kecenderungan peningkatan harga komoditas unggulan terutama sawit, meningkatnya permintaan komoditas, dan meningkatnya aktivitas ekonomi secara umum telah menjadi pendorong meningkatnya perekonomian. Tingkat Keyakinan Konsumen Palembang pada triwulan II 2010 secara umum mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan II 2010 mencapai 113,50, sementara indeks rata-rata triwulan sebelumnya sebesar 108,63. Demikian pula dengan rata-rata Indeks Keyakinan Ekonomi Saat ini (IKESI) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang juga mengalami peningkatan dengan pencapaian masingmasing sebesar 105,96 dan 121,04. Harga jual komoditas unggulan pada triwulan II 2010 secara umum lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya terutama untuk komoditas karet dan sawit. Di sisi lain, beberapa pelaku bisnis menginformasikan bahwa harga jual masih mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Khusus untuk komoditas padi, kualitas yang menurun akibat terendam air juga mendorong penurunan harga jual. Kinerja perekonomian triwulan II 2010 berdasarkan komponen sektoral ditandai dengan pertumbuhan tahunan tertinggi pada sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (LGA) yakni sebesar 19,2% (yoy), namun dengan andil terhadap laju PDRB yang masih terbatas yakni sebesar 1,67%. Adapun sektor ekonomi yang memberikan andil yang paling tinggi adalah sektor pertanian yang memberikan sumbangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi sebesar 40,79%. 2

21 Ringkasan Eksekutif Berdasarkan strukturnya, PDRB Sumsel masih ditopang oleh sektor primer yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 42,7%. Pangsa sektor primer tersebut sedikit meningkat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 41,8%. Peningkatan pangsa di sektor primer terutama didorong penurunan pangsa sektor pertanian dari sebesar 19,2% menjadi 20,8% sebagai dampak membaiknya kinerja subsektor perkebunan. Dari sisi penggunaan, walaupun secara struktural komponen konsumsi masih memperlihatkan peran yang dominan pada PDRB Sumsel, namun pangsa komponen tersebut diproyeksikan mengalami penurunan menjadi 70,2% dibandingkan pangsa triwulan sebelumnya yang mencapai 71,8% yang dipengaruhi oleh meningkatnya kontribusi komponen investasi yang relatif besar. Inflasi tahunan kota Palembang pada triwulan II 2010 sebesar 3,62% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan inflasi tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,50% (yoy). Pada triwulan yang sama tahun 2009 inflasi tahunan mencapai 2,92% (yoy). Inflasi tahunan pada triwulan II 2010 menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan akibat kurangnya suplai sebelum panen pada kondisi permintaan yang inelastis. Menurut hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), terdapat tekanan penurunan produksi padi karena ancaman hama tikus di salah satu kecamatan di Musi Rawas. Inflasi juga dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat atas kenaikan TDL pada Juli Inflasi terlihat terus menerus meningkat walaupun masih relatif rendah. Pada triwulan II 2010, inflasi lebih disebabkan oleh pergerakan harga volatile foods. Core inflation tercatat stabil sejak pertengahan 2009 dan sampai Triwulan II 2010 masih bertahan pada tingkat yang rendah, bahkan cenderung menurun pada bulan Juni Inf lasi administered prices juga tercatat minimal dan stabil. Dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Palembang secara mingguan, secara umum terjadi tendensi peningkatan harga barang/komoditas sebesar rata-rata 11,85% dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Cabe merah, bawang merah, dan daging ayam mengalami peningkatan harga yang signifikan. Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2010 (Mei 2010) dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit/pembiayaan mengalami peningkatan seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi domestik. Penyaluran kredit kecil mengalami peningkatan terus-menerus pada 3

22 Ringkasan Eksekutif beberapa periode terakhir. Suku bunga menunjukkan penurunan yang robust seiring dengan menurunnya risiko sehubungan dengan baiknya kondisi perekonomian. Realisasi fiskal daerah pada semester I 2010 relatif telah lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa komponen APBD mengalami realisasi yang lebih cepat, khususnya Dana Perimbangan dan Belanja Langsung. Hal ini merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan II Aktivitas kliring mengalami peningkatan dari sisi jumlah warkat maupun nominal, baik dibandingkan dengan triwulan ataupun tahun sebelumnya. Terjadi peningkatan net-ouflow pada kegiatan perkasan yang memberikan indikasi meningkatnya aktivitas perekonomian. Secara umum, kondisi perkasan terus menunjukkan peningkatan rata-rata netoutflow harian dari Rp6,18 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp16,36 miliar. Tingginya aktivitas sistem pembayaran tunai yang terjadi pada bulan April 2010 di Lubuk Linggau tidak terlepas dari masih berlangsungnya masa panen tabama. Rata-rata biaya produksi dan penambahan modal petani mengalami peningkatan akibat meningkatnya konsumsi terhadap komponen obat dan pupuk seiring dimulainya masa tanam. Rata-rata NTP pada triwulan II 2010 tercatat meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai tukar petani terutama disebabkan meningkatnya harga komoditas unggulan yang berdampak pada indeks harga yang diterima petani jauh lebih besar daripada pertumbuhan indeks harga yang dibayar petani. Pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Selatan pada triwulan III 2010 diprediksi akan sedikit lebih cepat yang utamanya lebih disebabkan oleh percepatan pembangunan konstruksi terkait Sea Games 2011 menyusul terpilihnya Sumatera Selatan sebagai salah satu kota penyelenggaraan. Faktor risiko muncul karena berubahnya struktur biaya produksi akibat adanya shock komponen biaya energi akibat dinaikkannya Tarif Dasar Listrik (TDL), sehingga perusahaan dalam jangka pendek masih berada dalam proses realokasi sumber daya. Secara musiman, perekonomian pada triwulan III 2010 akan tumbuh tinggi karena meningkatnya hasil produksi komoditas unggulan bersamaan dengan peningkatan harga karet secara robust di pasar internasional. Pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) pada triwulan III 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,9 ± 0,5%. Sedangkan secara triwulanan (qtq) pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tumbuh di kisaran 6,5 ± 0,5%. Namun, laju pertumbuhan triwulanan dengan penyesuaian musiman diprediksi akan mengalami perlambatan menjadi sebesar 1,3 ± 0,5% (qtq,sa). 4

23 Ringkasan Eksekutif Pertumbuhan ekonomi kumulatif 2010 direvisi ke atas dari proyeksi sebelumnya menjadi 5,8 ± 1% (yoy). Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Sumatera Selatan untuk tahun 2010 secara umum ditingkatkan dibandingkan proyeksi sebelumnya, kecuali kawasan Eropa. Hal ini mengindikasikan potensi peningkatan permintaan yang berimplikasi pada peningkatan ekspor Sumatera Selatan. Selain itu, kinerja ekspor produk-produk unggulan Sumsel pada triwulan III 2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan secara triwulanan yang disebabkan oleh produksi yang memiliki kecenderungan untuk meningkat bersamaan dengan harga di pasar internasional yang tetap tinggi. Namun di sisi lain, terdapat beberapa hal yang dapat menurunkan laju pertumbuhan ekspor, antara lain nilai tukar Rupiah yang cenderung terus terapresiasi dan menyebabkan barang ekspor Sumatera Selatan menjadi kurang kompetitif. Melalui permintaan domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan dipicu oleh beberapa hal, yaitu: (1) adanya potensi peningkatan pendapatan karena tingginya harga komoditas khususnya karet yang memicu peningkatan konsumsi, (2) adanya potensi peningkatan investasi sehubungan dengan persiapan perhelatan akbar yakni Sea Games 2011, (3) masih rendahnya tingkat inflasi yang dapat mempertahankan daya beli masyarakat. (4) potensi peningkatan penyaluran kredit perbankan karena meningkatnya kegiatan investasi dan baiknya outlook perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, terdapat pula potensi yang patut diperhatikan karena dapat membuat pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari perkiraan, yaitu: (1) nilai tukar Rupiah yang berpotensi semakin terapresiasi yang dapat menurunkan net ekspor, (2) kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang menambah beban biaya usaha. Inflasi tahunan diperkirakan akan mengalami peningkatan secara moderat, yang didorong oleh ekspektasi meningkatnya biaya produksi dan perubahan alokasi sumber daya sehubungan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada triwulan III Selain itu, inflasi pada triwulan III 2010 akan didorong pula oleh efek kenaikan permintaan pada perayaan Idul Fitri Berdasarkan proyeksi dan dengan mempertimbangkan perkembangan harga serta determinan utama inflasi di Sumatera Selatan, maka diperkirakan inflasi tahunan (yoy) pada triwulan III 2010 akan meningkat menjadi 3,96±0,5%, sedangkan inflasi triwulanan (qtq) diperkirakan akan meningkat menjadi 1,90±0,5%. 5

24 Ringkasan Eksekutif Namun demikian, proyeksi tersebut saat ini mempunyai kecenderungan bias ke atas akibat adanya dampak lanjutan dari kenaikan TDL. Kinerja perbankan pada triwulan III 2010 diproyeksikan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2010 dengan tingkat pertumbuhan yang relatif stabil, baik dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga maupun penyaluran kredit. Faktor risiko muncul dari kenaikan TDL yang merubah struktur biaya. Dalam jangka pendek, hal ini dapat memperlambat kegiatan ekspansi usaha atau investasi karena faktor kapital yang rigid dalam jangka pendek, yang pada akhirnya akan menurunkan permintaan kredit perbankan. Walaupun demikian, penyaluran kredit perbankan diperkirakan akan terdorong kegiatan investasi maupun pembangunan terkait persiapan Sea Games 2011, antara lain melalui pembangunan perumahan, jalan, dan infrastruktur pendukung lainnya. Kemudian, harga komoditas khususnya karet yang mengalami peningkatan akan memperbaiki peluang usaha sehingga meningkatkan permintaan kredit. 6

25 BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Laju pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan II 2010 sebesar 5,7% (yoy) ditopang oleh kenaikan ekspor dan meningkatnya kinerja sektor industri pengolahan. Kondisi cuaca yang kondusif dan meningkatnya harga komoditas unggulan di pasar internasional menjadi penopang membaiknya kinerja subsektor perkebunan. ACFTA belum mengkhawatirkan dalam jangka pendek, namun tetap menjadi ancaman dalam jangka panjang 1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Sektoral Secara Tahunan Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) secara tahunan pada triwulan II 2010 adalah sebesar 5,7% (yoy). Kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,6% (yoy). Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumsel ADHK 2000 Sumber: BPS Provinsi S umatera Selatan, diolah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumsel Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 pada triwulan ini mencapai Rp15,8 triliun, lebih t inggi dibandingkan PDRB periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp14,9 triliun. Tingginya laju perekonomian di Sumsel terkonfirmasi oleh survei bisnis yang menunjukkan kondisi usaha secara umum semakin membaik. Kondisi perekonomian saat ini ditandai dengan meningkatnya penjualan, terjadinya ekspansi pasar, maupun membaiknya optimisme pelaku bisnis terhadap kondisi usaha dan perekonomian secara umum pada masa yang akan datang. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang membatasi pengembangan usaha antara lain faktor cuaca yakni curah hujan yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang berdampak pada penurunan kuantitas serta kualitas produksi beras dan sawit. Selain itu, terdapat isu lingkungan terkait

26 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional dengan subsektor perkebunan (Lihat Suplemen 1. ACFTA; Jangka Pendek Aman, Jangka Panjang Ancaman). Kinerja dunia usaha pada triwulan II 2010 menunjukkan perbaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun pada beberapa sektor pemulihan dari dampak krisis global belum sepenuhnya terjadi. Membaiknya kinerja dunia usaha diantaranya disebabkan terus berlanjutnya peningkatan harga komoditas unggulan, terutama karet dan sawit serta meningkatnya permintaan terhadap komoditas tersebut. Tabel 1. 1 Laju Pertumbuhan Tahunan (yo y) Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2000 (%) Lapangan Usaha II III IV I II Pertanian Pertambangan dan Pe nggalian Industri Pengola han LGA Banguna n PHR Pengangkutan & Komunikasi Keu., Persewaan & Js. Perusahaan Jasa-jasa Total PDRB Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah Kinerja perekonomian triwulan II 2010 berdasarkan komponen sektoral ditandai dengan pertumbuhan tahunan tertinggi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yakni sebesar 13,9% (yoy) namun dengan andil terhadap laju PDRB yang masih terbatas yakni sebesar 0,7%. Adapun sektor ekonomi yang memberikan andil yang paling tinggi adalah sektor industri pengolahan yang memberikan sumbangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,0%. Sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan tahunan yang paling tinggi yakni sebesar 13,2% (yoy). Ekspansifnya kinerja subsektor komunikasi diproyeksikan memberi andil yang cukup besar dalam mendorong peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, aktivitas perekonomian yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja subsektor pengangkutan. 8

27 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 1 ACFTA; JANGKA PENDEK AMAN, JANGKA PANJANG ANCAMAN Perkembangan usaha di Sumatera Selatan secara umum menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Membaiknya perekonomian ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan, terjadinya ekspansi pasar, maupun optimisme terhadap kondisi usaha dan perekonomian secara umum ke depan. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang membatasi pengembangan usaha antara lain faktor cuaca yakni curah hujan tinggi yang berdampak pada penurunan kuantitas serta kualitas produksi beras dan sawit. Selain itu, terdapat isu lingkungan terkait dengan subsektor perkebunan. Tingkat penjualan domestik diperkirakan tetap membaik seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian yang didukung oleh berlanjutnya tren membaiknya harga komoditas unggulan. Selain itu, pelaksanaan event berskala internasional seperti SEA Games, diharapkan dapat berdampak positif bagi peningkatan kinerja pelaku usaha dan pada gilirannya akan meningkatkan daya beli masyarakat serta memperluas lapangan kerja. Penjualan ekspor saat ini secara umum menunjukkan berlanjutnya tren positif penjualan dibanding tahun sebelumnya terutama untuk komoditas crumb rubber. Selain itu, peluang pasar yang masih terbuka merupakan faktor yang kondusif bagi terealisasinya ekspansi pasar komoditas jagung yakni ekspor ke Malaysia dengan pangsa mencapai 35% dan tingkat harga yang menguntungkan. Harga jual komoditas unggulan pada triwulan II-2010 secara umum lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya terutama untuk komoditas karet dan sawit. Di sisi lain, beberapa pelaku bisnis menginformasikan bahwa harga jual masih mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Khusus untuk komoditas padi, kualitas yang menurun akibat terendam air juga mendorong penurunan harga jual. Sektor properti mengalami peningkatan permintaan terutama untuk rumah tipe menengah ke bawah. Hal tersebut disebabkan masih tingginya permintaan dan ketersediaan lahan. Faktor yang dirasakan menjadi kendala dalam peningkatan kinerja sektor bangunan adalah keengganan sebagian besar bank untuk menyalurkan kredit dengan bunga bersubsidi, padahal sebagian besar permintaan kredit rumah adalah yang bersubsidi. Selain itu, tingkat suku bunga yang berlaku saat ini dirasakan masih cukup tinggi di tengah rendahnya BI-rate. Pelaku usaha mengharapkan agar tingkat suku bunga KPR dapat berada pada kisaran maksimal 3% di atas BI-rate. Permintaan luar negeri juga mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Di sektor industri pengolahan, ekspor crumb rubber meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan dunia. Hal ini terkait dengan ekspansi usaha yang dilakukan oleh pembeli crumb rubber dari Korea yang membuka pabrik baru di Cina. Terkait dengan implementasi perdagangan bebas ASEAN-China, pelaku bisnis menilai bahwa hal tersebut sangat menguntungkan dan berdampak positif bagi kinerja mereka karena meningkatnya peluang dan pangsa pasar ekspor. *) Diperoleh dari hasil Busi ness S urvey yang merupakan ke giatan pemantaua n kondisi usaha dengan mewawancarai langsung pelaku usaha 9

28 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) di satu sisi merupakan peluang untuk meningkatkan ekspor komoditas unggulan seperti karet, namun di sisi lain dapat menjadi ancaman masuknya produk dari Cina ke dalam negeri ataupun ancaman direbutnya pasar ekspor produk Indonesia. Selain itu, kenaikan harga pupuk yang mulai diberlakukan pada bulan April lalu, akan menjadi ancaman bagi pupuk lokal apabila petani akhirnya lebih tertarik untuk menggunakan pupuk dari Cina yang harganya lebih murah dan lebih hemat pemakaiannya. Selain itu, daya saing yang masih rendah terutama untuk usaha kecil dan menengah dibanding Cina menjadi faktor yang perlu menjadi perhatian. Bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor perdagangan otomotif, saat ini belum merasakan dampak dari perdagangan bebas tersebut. Namun, diperkirakan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang, dengan masuknya barang-barang dari Cina dan ASEAN yang diperkirakan harganya lebih murah akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan kebutuhan terhadap alat pengangkutan yakni mobil. Sehingga akan menjadi peluang bagi pelaku usaha di perdagangan otomotif untuk meningkatkan kinerjanya. Sementara itu, pelaku usaha di bidang distribusi consumer goods, sampai saat ini belum merasakan dampak negatif perdagangan bebas ASEAN-China. Namun dalam jangka panjang, mereka memperkirakan bahwa produk Cina dapat menjadi ancaman karena harga produk yang relatif lebih murah. 10

29 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektor bangunan da n sektor jasa-jasa masing-masing tumbuh sebesar 8,5% (yoy) dan 8,4% (yoy). Sebagaimana terkonfirmasi pada business survey yang dilakukan Bank Indonesia, sektor bangunan (khususnya properti) terindikasi mengalami peningkatan penjualan, terutama untuk rumah tipe menengah ke bawah. Hal tersebut disebabkan masih tingginya tingkat permintaan dan ketersediaan lahan yang mencukupi. Namun demikian, ada beberapa faktor yang dirasakan menjadi kendala dalam peningkatan kinerja sektor bangunan yang salah satunya adalah keengganan sebagian besar bank untuk menyalurkan kredit bunga bersubsidi, padahal sebagian besar permintaan kredit rumah adalah yang bersubsidi. Sementara itu, pertumbuhan sektor jasa-jasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya disebabkan membaiknya perekonomian secara umum, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) pun mengalami pertumbuhan tahunan yang relatif tinggi. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 7,8% (yoy). Cukup tingginya kinerja sektor keuangan tidak terlepas dari perkembangan sektor perbankan (pembahasan lebih lanjut sektor ini dibahas pada Bab III Perkembangan Perbankan Daerah). Sementara itu, meningkatnya kinerja sektor industri pengolahan sebagai sektor unggulan Sumsel berdampak langsung pada peningkatan daya beli masyarakat sehingga menyebabkan kinerja sektor PHR pun mengalami peningkatan. Lebih jauh lagi, kondisi perekonomian global yang terus membaik telah meningkatkan permintaan domestik dan aktivitas perekonomian sehingga sektor PHR mengalami peningkatan sebesar 6,7% (yoy). Pada triwulan II 2010 ini sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 5,9% (yoy). Relatif membaiknya kinerja tahunan sektor industri pengolahan tidak terlepas dari meningkatnya harga komoditas unggulan di pasar internasional dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut memberi insentif kepada pelaku bisnis pada sektor industri pengolahan maupun petani perkebunan (karet dan sawit) sehingga pada akhirnya dapat mendorong kinerja sektor industri pengolahan jauh lebih baik dibanding pencapaian triwulan sebelumnya. 11

30 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan ekonomi sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (LGA) tercatat sebesar 5,5% (yoy). Selesainya program konversi minyak tanah ke gas menjadi salah satu pendorong utama melambatnya kinerja subsektor gas kota. Sementara itu, membaiknya kinerja subsektor Air Bersih yang diindikasikan dengan bertambahnya jumlah pelanggan PDAM sebesar 25,90% (yoy) dan meningkatnya penjualan air bersih sebesar 10,86% (yoy) menjadi penahan melambatnya sektor LGA. Grafik 1.2 Perkembang an Jumlah Pelanggan dan Penju alan Air Bersih Sumber : PT PDAM Tirta Musi Sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan yakni menjadi sebesar 4,6% (yoy) yang disebabkan menurunnya kinerja subsektor tanaman bahan makanan (tabama). Berdasarkan hasil survei di beberapa sentra pertanian diindikasikan terjadi penurunan produktivitas tabama dibandingkan dengan kondisi pada tahun sebelumnya yang salah satunya diakibatkan panen gadu tahun ini kurang optimal disebabkan banyaknya serangan hama dan bencana alam seperti banjir. Sementara itu, tingginya harga komoditas karet dan sawit di pasar internasional dibandingkan dengan kondisi pada tahun sebelumnya memberikan dorongan kepada petani perkebunan untuk lebih produktif dan memberikan dampak positif terhadap tingginya kinerja subsektor perkebunan. Grafik 1.3 Perkembang an Lifting Minyak Bumi Provinsi Sumsel Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tahunan paling rendah yakni sebesar 1,6% (yoy) namun relatif lebih baik dibandingkan kinerja tahunan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,6% (yoy). Berdasarkan pemantauan pada Sumber: Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mi neral beberapa perusahaan yang bergerak di sektor ini, menguatnya harga minyak bumi dan batu bara tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi yang signifikan sehingga menyebabkan kinerja sektor pertambangan belum optimal. 12

31 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Suplemen 2 DAMPAK ACFTA TERHADAP SEKTOR UNGGULAN ZONA SUMBAGSEL Analisis ini didasarkan atas hasil quick survey Dampak Perdagangan Bebas ACFTA terhadap Kinerja Perusahaan. Responden terdiri atas 3 sektor (pertanian, industri, perdagangan) masing-masing sebanyak 25, 17 dan 14. Mayoritas responden adalah usaha besar dan usaha menengah. Lokasi survei adalah empat provinsi di Sumbagsel (Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung) dengan distribusi awal setiap provinsi sesuai dengan proporsi PDRB sektoral. Rata-rata pangsa domestik responden mencapai 77,05% dengan negara tujuan ekspor utama Eropa, ASEAN, dan China. Mayoritas responden memiliki badan hukum PT yang telah berdiri lebih dari 10 tahun. Tujuan penjualan utama adalah perseorangan dan perusahaan lain. Adapun jumlah responden yang tujuan penjualan utamanya ekspor adalah sebesar 13,08%. Mayoritas responden berpendapat bahwa ACFTA tidak berdampak signifikan. Sebanyak 35,6% responden berpendapat bahwa ACFTA akan menguntungkan. Responden yang berpendapat ACFTA akan merugikan hanya sebesar 18,6% responden. Grafik 1 Dampak Perd agangan B ebas ACFTA menurut Sektor Tabel 1 Pengaruh Masuknya Barang dari ASEAN-China terhadap Indikator Kin erja Perusahaan perubahan (%)* Omset 0.38 Profit 0.00 Kas 0.22 Produksi 1.22 Stok 0.91 Kapasitas 1.22 Tenaga Kerja *rata-rata terti mbang Berdasarkan sektor, mayoritas responden di sektor pertanian dan sektor industri berpendapat bahwa ACFTA tidak berdampak signifikan. Responden sektor pertanian terlihat lebih optimis dibandingkan sektor industri maupun perdagangan. Adapun ekspektasi responden sektor perdagangan atas dampak ACFTA cukup beragam. Berdasarkan hal tersebut, sektor pertanian diperkirakan sebagai sektor yang berprospek positif terkait adanya ACFTA. Mayoritas responden (48,8%) berpendapat bahwa dampak ACFTA adalah sedang, sebanyak 41,6% responden berpendapat bahwa dampak ACFTA ringan, sementara responden yang berpendapat ACFTA berdampak berat hanya sebanyak 9,8% responden. 13

32 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Menurut hasil quick survey, masuknya barang dari ASEAN dan Cina relatif tidak berpengaruh signifikan terhadap omset, keuntungan, arus kas, produksi, persediaan, utilisasi, dan tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya aktivitas ekonomi dan perdagangan pasca masuknya barang dari ASEAN dan Cina. Walaupun demikian, variasi pada sampel cukup tinggi. Walaupun rata-rata tertimbang menunjukkan bahwa pengaruh masuknya barang dari ASEAN-China akan menurunkan penggunaan tenaga kerja, namun dampaknya relatif kecil dan variasi antar sampel tinggi yang disebabkan oleh adanya dua sampel outlier. Pada umumnya, responden menyatakan bahwa tidak merasakan dampak tersebut terhadap penggunaan tenaga kerja. Perbedaan perubahan indikator kinerja antar sektor hanya terjadi secara signifikan pada perubahan omset yang dikonfirmasi oleh uji Chi-Square untuk pertanyaan non parametrik untuk pengaruh masuknya barang dari ASEAN Cina (naik/turun/stabil). Menurut skala usaha, terdapat perbedaan pengaruh masuknya barang dari ASEAN dan China pada beberapa indikator kinerja perusahaan, yaitu omset, keuntungan, dan tenaga kerja. Skala usaha yang lebih besar lebih mampu menjaga omset dan keuntungannya tetap stabil atau meningkat. Sebaliknya, usaha yang berskala lebih kecil cenderung mengalami penurunan omset dan keuntungan ketika barang-barang dari ASEAN dan China masuk. Tenaga kerja pada usaha kecil cenderung menurun setelah masuknya barang-barang dari ASEAN dan China. Tabel 2 Pengaruh Masuknya Barang dari ASEAN-China terhadap Indikator Kinerja Perusahaan, menurut Omset p er Bulan 14

33 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Berdasarkan pengolahan data, biaya bahan baku, biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya tidak berbeda signifikan antara kondisi sebelum ACFTA dan sesudah ACFTA. Tabel 3 Langkah d an Keb ijakan untuk Menghadapi ACFTA Untuk menghadapi meningkatnya persaingan dari berlakunya perdagangan bebas ACFTA, mayoritas responden belum merealisasikan langkah ataupun kebijakan tertentu. Persiapan yang paling banyak dilakukan adalah melakukan investasi, khususnya dalam meningkatkan kapasitas produksi (43,3% responden). Disamping itu, perusahaan juga melakukan penyesuaian harga (38,5%) dan juga merubah strategi pemasarannya langsung kepada konsumen (38,9%). Pada masa yang akan datang, mayoritas responden (90,2%) tidak merencanakan pengurangan tenaga kerja. Begitupun pada masing-masing sektor yang diamati. Namun, secara relatif sektor industri merupakan sektor yang paling mungkin mengurangi tenaga kerjanya dibandingkan dua sektor lainnya. Tabel 3 Rencana Pengurangan Tenag a Kerja Sektor Usaha Ya Tidak Pertanian 8.3% 91. 7% Industri 14. 3% 85. 7% Perdag angan 7.7% 92. 3% Total 9.8% 90. 2% 15

34 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Terkait dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong kegiatan usaha, mayoritas responden menginginkan agar pemerintah mempermudah akses kredit bank, membangun infrastruktur, meningkatkan kepastian pasokan energi, melonggarkan kebijakan perdagangan, dan mempermudah proses perolehan SNI. Sebagian besar responden (73,6%) merasa optimis dengan kondisi usaha pada masa yang akan datang dengan adanya ACFTA, 11,3% sangat optimis. Sementara responden yang kurang optimis hanya sebesar 15,1%. Gambar 1. Ringkasan Temuan Quick Survey 16

35 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sisi Sektoral Secara Triwulanan Perekonomian Sumsel secara triwulanan mengalami peningkatan sebesar 3,6% (qtq). Pertumbuhan triwulanan dimaksud mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan kinerja triwulanan sebesar 0,3% Grafik 1.4 PDRB dan Laju Per tumbuhan Tr iwulan an PDRB Provinsi Sumsel ADHK 2000 (qtq). Selain faktor siklikal yakni triwulan II masih terjadi panen tabama di beberapa wilayah, meningkatnya harga komoditas primer dan kondisi cuaca yang kondusif telah mendorong kinerja perekonomian terus meningkat. Sesuai dengan siklusnya, Sumber: BPS Provinsi S umatera Selatan, diolah kinerja perekonomian pada triwulan II 2010 ditandai dengan pertumbuhan positif di seluruh sektor perekonomian. Kinerja sektor pertanian diprediksi mengalami pertumbuhan paling tinggi seiring semakin membaiknya harga komoditas primer Tabel 1. 2 Laju Pertumbuhan Triwul anan (qtq) Sektoral PDRB Provinsi Sumat era Selat an ADHK 2000 (%) dan cuaca yang kondusif bagi subsektor perkebunan karet dan sawit. Lapangan Usaha II III IV I II Andil sektor pertanian terhadap laju pertumbuhan triwulanan pun diperkirakan relatif besar yakni sebesar 28,81%. Sektor lainnya yang mengalami laju pertumbuhan cukup tinggi diantaranya adalah sektor bangunan dan sektor industri pengolahan yang tumbuh pada kisaran 4 hingga 5 % (qtq). Adapun sektor ekonomi yang Pertanian (18.9) Pertambangan dan Pe nggalian (0.7) (0.9) 2.0 Industri Pengola han (2.2) (1.7) 4.6 LGA Banguna n (2.9) 4.8 PHR (2.0) Pengangkutan & Komunikasi Keu., Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total PDRB (4.4) Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah mengalami pertumbuhan triwulanan paling rendah adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan laju pertumbuhan ekonomi triwulanan di bawah 1% (qtq). 17

36 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.5 Kontribusi Sektor Ekonomi PDRB Provinsi Sum atera Sel atan Triwul an I I 2010 Sumber : Proyeksi Ba nk Indonesia Palemba ng Dari segi kontribusi, sektor pertambangan dan penggalian masih merupakan penyumbang PDRB yang paling besar dengan pangsa sebesar 22,2%. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan setelah pada triwulan sebelumnya tercatat memberi sumbangan sebesar 22,6%. Adapun kontribusi sektor pertanian diproyeksikan meningkat dengan sumbangan sebesar 19,5%. Kinerja sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% (qtq). Kondisi tersebut lebih baik dibandingkan kinerja pada triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan triwulanan sebesar 3,6% (qtq). Rendahnya curah hujan dibandingkan triwulan sebelumnya berdampak positif terhadap produktivitas subsektor tanaman perkebunan (terutama karet) dan menjadi pendorong utama meningkatnya kinerja sektor pertanian. Hal ini pun semakin didukung oleh terus membaiknya harga komoditas primer, baik di pasar internasional maupun domestik. Grafik 1.6 Perkembang an Curah Hujan di Sumat era Selat an Grafik 1.7 Perkembang an Harga Tand an Buah Segar di Sumatera Selatan Sumber: Stasiun Klimatologi Ke nten Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi S umatera Selatan, diolah 18

37 BAB 1 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional Dari sub sektor tabama, selesainya masa panen raya menyebabkan produksi subsektor tersebut mengalami penurunan cukup tajam. Hal tersebut terkonfirmasi oleh data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel yang menunjukkan terjadinya penurunan luas panen padi sebesar 58,11% (qtq). Tabel 1. 3 Realisasi Lu as Tan am (LT) dan Lu as Pan en (LP) Provinsi Sumater a Sel atan (dalam H a) Sumber : Dina s Tanaman Panga n dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan Kondisi sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 4,8% (qtq), kinerja tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja pada triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 2,9% (qtq). Walaupun berdasarkan kegiatan survei bisnis diperoleh informasi bahwa permintaan properti untuk perumahan tipe menengah ke bawah masih meningkat, pemberlakuan pajak atas kelebihan luas tanah yang berlaku sejak bulan Maret lalu, sedikit banyak mempengaruhi minat konsumen terhadap Grafik 1.8 Perkembang an Konsumsi Sem en Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah perumahan. Sementara itu, mengkonfirmasi arah pertumbuhan sektor properti, data Asosiasi Semen Indonesia menunjukkan terjadi peningkatan penjualan semen sebesar 21,40% (qtq). 19

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Penanggung Jawab: Tim Asesmen dan Advisory Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Sumatera Selatan Triwulan IV - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Palembang 1. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2008 Kantor Bank Indonesia Palembang Daftar Isi KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Triwulan III - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 211 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan ii Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Halaman v Tabel Indikator Ekonomi Banten Halaman ix Bab I Perkembangan Makro Ekonomi Regional Halaman 1 Sisi Permintaan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan II - 2010 Kantor Bank Indonesia Palembang Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank KATA PENGANTAR Segala puji

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Februari 2017 (Kajian Triwulanan) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan i Penanggung Jawab: Tim Advisory Ekonomi dan

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci