BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo"

Transkripsi

1 BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011

2 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo Telp : Fax : Web :

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan III-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai economic intelligent and research unit yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Gorontalo, 8 November 2011 BANK INDONESIA GORONTALO Dudung C. Setyadi. Deputi Pemimpin

4 Halaman ini sengaja dikosongkan

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 BAB 2 PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan Konsumsi Investasi Ekspor - Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Bangunan Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Sektor Industri Pengolahan Sektor Lainnya BOKS I : Penurunan Kinerja Ekspor Gorontalo 18 PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Inflasi Gorontalo Faktor Fundamental Faktor Non Fundamental Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Inflasi Tahunan (y.o.y) Inflasi Triwulanan (q.t.q) BOKS II : Laporan Monitoring Harga Periode Puasa dan Lebaran BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi Perkembangan Kantor Bank Penghimpunan Dana Masyarakat Penyaluran Kredit Stabilitas Sistem Keuangan Resiko Kredit Resiko Likuiditas Resiko Pasar BOX III : Pengembangan Usaha Kerajinan Karawo Gorontalo 44

6 BAB 4 KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah Belanja Daerah Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 44 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Uang Palsu Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai Kliring Non BI di Gorontalo Real Time Gross Settlement (RTGS) 50 BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran Kemiskinan Rasio Gini IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 54 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makroe Ekonomi Regional Outlook Inflasi Outlook Perbankan 58 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

7 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2 Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3 Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3 Grafik 1.4 Perkembangan Belanja Pegawai 3 Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia 3 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 4 Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4 Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4 Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4 Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani 5 Grafik 1.11 Konsumsi BBM Rumah Tangga 5 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi 6 Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov 6 Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen 6 Grafik 1.15 Kredit Konstruksi 6 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7 Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional 7 Grafik 1.18 Perkembangan Harga CPO 8 Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung 8 Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi 8 Grafik 1.21 Perkembangan Impor Semen 8 Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 8 Grafik 1.23 SKDU Pertanian 10 Grafik 1.24 Realisasi Panen Tabama 10 Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Jagung 10 Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Padi 10 Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 12 Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12 Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 12 Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 12 Grafik 1.31 Perkembangan Penumpang Pesawat 13 Grafik 1.32 Perkembangan Bagasi Pesawat 13 Grafik 1.33 Kredit Perdagangan 14 Grafik 1.34 Volume Muat Pelabuhan 14 Grafik 1.35 Kargo Pesawat 14 Grafik 1.36 Tingkat Penghunian Hotel 14 Grafik 1.37 Penjualan Semen 15 Grafik 1.38 Kredit Konstruksi 15 Grafik 1.39 NIM Perbankan 16 Grafik 1.40 Perkembangan Pendapatan/Beban 16 Grafik 1.41 Konsumsi Listrik Industri 17 Grafik 1.42 Perkembangan Kredit Perdagangan 17 Grafik 1.43 Konsumsi BBM Industri 17 Grafik 1.44 Daya Listrik Tersambung PLN 17 Grafik 1.45 Realisasi Kredit Jasa-jasa 17 Grafik 1.46 Kinerja Ekspor Luar Negeri 18 Grafik 1.47 Kinerja Ekspor Antar Pulau 18

8 Grafik 1.48 Perkembangan Net Ekspor Impor Gorontalo 19 Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 21 Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 22 Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen 23 Grafik 2.4 Perkembangan Harga Emas Internasional 23 Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 24 Grafik 2.6 Harga Beras 27 Grafik 2.7 Harga Daging Sapi dan Daging Ayam 28 Grafik 2.8 Harga Bumbu-bumbuan 29 Grafik 2.9 Harga Komoditas Lainnya 30 Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 32 Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 32 Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 34 Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 34 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 35 Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 35 Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 36 Grafik 3.8 Perkembangan NPL 37 Grafik 3.9 NPL Per Sektor 37 Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 38 Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 39 Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 39 Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 40 Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 47 Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 47 Grafik 5.3 Perputaran Kliring Gorontalo 49 Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 49 Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di 49 Gorontalo Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia 56 Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS 56 Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan Prov. Gorontalo 57 Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual 58

9 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2 Tabel 1.2 Proyek Infrastruktur Pemerintah Daerah 5 Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9 Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi 11 Tabel 1.5 ARAM III Pertanian Jagung 11 Tabel 1.6 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 17 Tabel 1.7 Ekspor Luar Negeri Gorontalo Periode Jan-Sept Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 21 Tabel 2.2 Perkembangan Harga-harga 24 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 25 Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-Kelompok Bahan Makanan (y.o.y) 26 Tabel 2.5 Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (q.t,q) 26 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi 42 Gorontalo Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 42 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 43 Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 44 Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD Terhadap Sektor Riil 44 Tabel 4.6 Dampak APBD Terhadap Uang Beredar 45 Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 48 Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 48 Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 50 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan 51 Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan 52 Pekerjaan Utama Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Prov. Gorontalo (%) 53 Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 53 Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 54 Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota Tahun Tabel 7.1 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Pilkada Gubernur Gorontalo 55 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Pemasangan JRL Oleh Petani Rumput Laut di Gorut 21

10 Halaman ini sengaja dikosongkan

11 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo triwulani II-2011 tumbuh 5,64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (7,65% y.o.y) Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 melambat. Ekonomi tumbuh sebesar 5,64% (y.o.y), berada dibawah angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan sebelumnya sebesar 7,0-7,5% (y.o.y). Perlambatan yang terjadi cukup signifikan dikarenakan (i) lambatnya penyerapan belanja fiskal pemerintah daerah (ii) penurunan produksi pertanian karena pengaruh musim dan cuaca. Tekanan yang terjadi pada dua komponen tersebut memberikan implikasi negatif bagi perkembangan komponen lainnya seperti investasi, dan ekspor/impor. Menurunnya penyerapan belanja fiskal daerah mendorong perekonomian tumbuh melambat. Disisi permintaan, melambatnya perekonomian triwulan III-2011 terjadi pada hampir seluruh komponennya kecuali konsumsi rumah tangga dan komponen impor. Rendahnya penyerapan belanja modal pemerintah daerah mendorong kinerja investasi merosot. Sementara tren pelemahan kinerja ekspor masih terus berlangsung hingga triwulan III-2011 dan relatif memburuk. Ekspor luar negeri terkontraksi hingga 18,21% (y.o.y) dimana ekspor hanya dilakukan untuk komoditas kayu sementara untuk komoditas jagung sudah tidak dilakukan ekspor luar negeri lagi sejak Januari Permasalahan produksi jagung serta tekanan harga jagung internasional menjadi salah satu faktor pemicu pengalihan ekspor Jagung Gorontalo ke pasar domestik. Keseluruhan sektor perekonomian mengalami perlambatan pada triwulan III-2011 Disisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Penurunan kinerja terbesar terjadi pada sektor pertanian. Angka Ramalan III 2011 yang dirilis oleh BPS Prov. Gorontalo menyebutkan bahwa produksi jagung terkontraksi hingga 1,34% sementara produksi pertanian padi diperkirakan akan melambat. Cuaca dan musim serta penurunan produktivitas pertanian menjadi pemicu merosotnya perkiraan produksi pertanian pada triwulan laporan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 i

12 PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y) Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y). Melemahnya tekanan inflasi periode laporan terutama akibat dari menurunnya volatile food yang mengalami deflasi sebesar 0.90% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 12,07% (y.o.y). Sementara itu, core inflation sebesar 6,44% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,64% (y.o.y). Sedangkan administered price sebesar 2,96% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,47% (y.o.y). Penurunan harga komoditas bumbubumbuan terutama tomat, cabe dan bawang merah menyebabkan secara keseluruhan inflasi Gorontalo mengalami perlambatan Meskipun harga barang sandang mengalami kenaikan karena meningkatnya tekanan permintaan masyarakat saat Ramadhan dan Lebaran, namun penurunan harga yang signifikan dari komoditas bumbu-bumbuan terutama tomat, cabe dan bawang merah menyebabkan secara keseluruhan inflasi Gorontalo mengalami perlambatan. Lancarnya ketersediaan pasokan menjadi faktor utama menurunnya harga komoditas bumbubumbuan. Cuaca yang mendukung meningkatkan produktivitas tanaman tomat dan cabe. Di sisi lain, permintaan cabe dari Manado juga masih minim sehingga harga cabe di Gorontalo cenderung menurun. Sementara itu, harga bawang juga jatuh karena hasil liason dengan para pedagang menginformasikan bahwa daerah asal impor bawang sedang mengalami panen raya. ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

13 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan III-2011 menunjukkan kinerja yang cukup -baik Aktivitas perbankan di Provinsi Gorontalo pada triwulan III-2011 masih menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari beberapa indikator perbankan antara lain dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Hingga triwulan laporan, DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah sebesar Rp2,60 trilliun atau secara (y.o.y) tumbuh sebesar 19,10% dan DPK yang berhasil dihimpun BPR sebesar Rp14,82 milliar atau secara (y.o.y) tumbuh 27,25%. Sedangkan penyaluran kredit bank umum tercatat sebesar Rp4,31 trilliun atau tumbuh (y.o.y) sebesar 28,39%, sementara pada BPR tercatat Rp22,09 milliar atau tumbuh (y.o.y) 17,80%. Dilihat dari angka tersebut di atas, terlihat bahwa permintaan kredit di Gorontalo cukup tinggi seperti ditunjukkan oleh angka LDR yang mencapai 165,65% pada bank umum dan 149,08% pada BPR. Untuk kredit bermasalah, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada kredit bermasalah Bank Perkreditan Rakyat yang masih cukup tinggi dan relatif meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu 17,91%, sedangkan kredit bermasalah bank umum masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 3,33%. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Rendahnya angka penyerapan belanja APBD mendorong perlambatan ekonomi Gorontalo Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan III-2011 relatif sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya angka penyerapan belanja APBD membawa siklus perekonomian regional menurun secara signifikan. Kondisi semacam ini terjadi pula pada triwulan III-2010 sebelumnya. Sementara itu realisasi penghimpunan pendapatan daerah telah mencapai 80% dari target anggaran namun angka penyerapan belanja daerah hanya berkisar 65% sehingga memberikan efek kontraktsi fiskal bagi jumlah uang beredar di masyarakat. Kondisi tersebut berimplikasi kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi regional selama triwulan III BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 iii

14 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo diwarnai oleh net outflow dan penurunan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring. Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II diwarnai oleh net outlow dan penurunan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan peningkatan transaksi RTGS. Net outflow pada triwulan II-2011 merupakan cerminan dari pergerakan uang kartal yang keluar dari perbankan untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat. Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan II-2011 sebesar Rp80,39 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp99,15 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk uang logam. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,28% (qtq). Sedangkan Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan II-2011 secara nominal sebesar Rp521 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 4,34% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -22,96% (qtq). KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan cukup baik, antara lain terlihat dari indikator penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka di Gorontalo pada Agustus 2011 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun Demikian pula dengan jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61 persen pada Februari Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan. Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

15 menurun. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. yang tercatat hanya jiwa. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 18,75% atau mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2010 yang tercatat sebesar 23,19%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo triwulan IV diperkirakan tumbuh 7,3 7,8% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya Inflasi Gorontalo pada triwulan IV-2011 diproyeksikan pada kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2011 diperkirakan berkisar 7,3 7,8% (y.o.y) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pemilukada Gubernur diharapkan menjadi pendorong positif pertumbuhan ekonomi. Sementara itu penyelenggaraan peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI diharapkan turut meningkatkan kegiatan konsumsi masyarakat. Kegiatan konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh dengan baik yang diindikasikan oleh hasil survei Konsumen Bank Indonesia bulan Oktober 2011 dimana Indeks Keyakinan Konsumen masih berada pada level 125,56. Pada triwulan IV-2011 inflasi diperkirakan akan sedikit meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan para pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga secara umum relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 v

16 Aktivitas perbankan triwulan IV-2011 diperkirakan meningkat yang bersumber dari meningkatnya permintaan. potensi kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Harga beras dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah lain khususnya Manado. Sementara itu, harga minyak goreng dari distributor diperkirakan juga mulai merangkak naik. Menurut para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga minyak goreng di tingkat distributor tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga di tingkat pedagang. Aktivitas usaha perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari permintaan domestik selama musim liburan akhir tahun, lebaran Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo. Kondisi tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

17 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 tumbuh melambat 5,64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,65% y.o.y. Hal ini berada dibawah proyeksi Bank Indonesia pada triwulan sebelumnya bahwa perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 akan tumbuh pada kisaran 7,5-8,0% (y.o.y). Melemahnya perekonomian Gorontalo secara signifikan dimaksud didorong oleh dua faktor utama yaitu rendahnya penyerapan belanja APBD dan merosotnya produksi pertanian karena pengaruh cuaca. Tekanan yang cukup signifikan tersebut sedikit diredam oleh kegiatan konsumsi rumah tangga selama lebaran. Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor perekonomian turun signifikan. Pertanian yang menjadi penopang perekonomian terus menunjukkan kinerja yang menurun sejak awal tahun Tercatat sektor ini hanya tumbuh 2,45% (y.o.y) pada triwulan laporan. Demikian juga dengan sektor bangunan yang selama ini menjadi sektor unggulan lainnya. Rendahnya penyerapan APBD Belanja Modal menjadikan kinerja sektor ini merosot. Indikator tersebut dikonfirmasi pula oleh realisasi kredit konstruksi yang terkontraksi dalam 9 bulan terakhir. Evaluasi pencapaian proyek pemerintah daerah hendaknya mampu mendorong kebijakan percepatan realisasi fisik proyek-proyek infrasturktur sehingga mampu menyanggah pertumbuhan ekonomi. Sementara itu kinerja angkutan juga terus mengalami penurunan. Krisis BBM yang saat ini masih dirasakan oleh masyarakat menjadikan kinerja sub sektor angkutan darat terus mengalami penurunan. Berbagai upaya Pemerintah Daerah dan Pertamina untuk melarang penjualan BBM bersubsidi diluar SPBU resmi rupanya belum mendapatkan respon positif dari masyarakat. Disisi permintaan, perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen konsumsi, investasi dan ekspor-impor. Konsumsi pemerintah turun cukup signifkan, sementara konsumsi rumah tangga meskipun mengalami peningkatan namun magnitude-nya kurang mampu meredam perlambatan yang terjadi. Kinerja investasi menurun cukup signifikan selama triwulan laporan terkait rendahnya realisasi belanja modal pemerintah. Akan tetapi upaya swasta untuk meningkatkan kegiatan investasinya memberikan arah positif bagi pertumbuhan komponen investasi, indikator tersebut nampak pada pertumbuhan kredit investasi perbankan. Sementara itu kinerja ekspor-impor belum menunjukkan perbaikan. Ekspor semakin menunjukkan penurunan, kontraksi pada triwulan III-2011 telah mencapai 18, 21% (y.o.y) dan menjadi kinerja ekspor terendah sejak 3 tahun terakhir. Pengaruh penurunan produksi pertanian, serta gejolak harga internasional menjadikan kinerja ekspor tidak kunjung membaik. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III

18 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1.1 SISI PERMINTAAN Melemahnya kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan III Hampir seluruh komponen permintaan menunjukkan penurunan. Tekanan terbesar berasal dari rendahnya realisasi APBD Pemerintah Daerah. Kondisi demikian semakin diperburuk karena ekspor luar negeri juga tidak kunjung menunjukkan perbaikan. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN I II III IV I *) II III Konsumsi 784, , , , , ,500 1,034,419 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 519, , , , , , ,844 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 7,397 7,752 7,934 7,835 8,043 8,357 8,797 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 257, , , , , , ,778 Pembentukan Modal Tetap Bruto 228, , , , , , ,381 Perubahan Stok (72,223) (119,132) (159,816) (228,366) (117,857) (133,739) (131,766.66) Ekspor Barang dan Jasa 104, , ,846 95,707 93,093 96,168 97,206 Impor Barang dan Jasa 344, , , , , , ,459 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701, , , , , , , KOMPONEN *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo I II III IV I II III Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok (17.55) Ekspor Barang dan Jasa (7.64) (11.19) (13.36) (18.21) Impor Barang dan Jasa PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

19 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL KONSUMSI Pada triwulan III-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 14,04% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,81% (y.o.y). Melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh menurunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah sementara konsumsi swasta mampu memberikan efek redaman terhadap perlambatan. Relatif rendahnya realisasi APBD pada triwulan III-2011 sebesar 65,69% menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan konsumsi. Pada triwulan laporan, tercatat konsumsi pemerintah tumbuh 5,31% (y.o.y), melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,68% (y.o.y). Perlambatan tersebut terutama bersumber dari pertumbuhan belanja modal dan belanja barang/jasa yang menurun sementara untuk belanja rutin lainnya mengalami peningkatan. Sementara itu kegiatan konsumsi rumah tangga menjelang lebaran diperkirakan tumbuh lebih baik. Kondisi tersebut didukung oleh kebijakan realisasi gaji ke-13 bulan Juli, pembayaran gaji September di bulan Agustus serta beberapa tunjangan yang dibayarkan lebih awal oleh Pemerintah Daerah menjelang lebaran. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh 18,90% (y.o.y) sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 18,58% (y.o.y) Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Grafik 1.4 Grafik 1.5 Perkembangan Belanja Pegawai Survei Konsumen Bank Indonesia BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III

20 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Redaman perlambatan konsumsi bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga. Salah satu faktor utama pendorong kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari pembayaran gaji ke-13 bulan Juli Hasil liason dengan beberapa perusahaan pembiayaan kendaraan, diyakini bahwa tingkat konsumsi pembelian kendaraan masyarakat meningkat selama triwulan laporan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan Keuangan Provinsi Gorontalo yang mencatat tingkat penghimpunan pajak kendaraan bermontor meningkat. Pada triwulan III-2011 pajak penghimpunan kendaraan bermotor tumbuh 48,93% (y.o.y) meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 20,97% (y.o.y). Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor Namun, peningkatan konsumsi masyarakat kelompok petani diperkirakan stagnan selama triwulan laporan. Daya beli petani selama triwulan III-2011 relatif menurun terkait merosotnya produksi pertanian di Gorontalo karena pengaruh cuaca. Hal ini dikonfirmasi oleh pertumbuhan NTP yang hanya sebesar 1% (y.o.y) pada akhir triwulan III KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

21 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan III-2011 melambat. Investasi tumbuh 1,37 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,27% (y.o.y). Melambatnya kinerja investasi terkait pertumbuhan belanja modal pemerintah daerah yang relatif menurun selama triwulan laporan. Namun perlambatan tersebut sedikit diredam oleh kinerja investasi sektor swasta. Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD menurun. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan III-2011 tercatat sebesar Rp 89,37 Milyar, atau tumbuh 16,10% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 yang tumbuh 89,55 (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari kredit investasi perbankan menunjukkan peningkatan setelah pada beberapa bulan sebelumnya menunjukkan penurunan. Kredit investasi pada September 2011 tercatat tumbuh 269,90% (y.o.y) meningkat dibandingkan kondisi Juni 2011 yang tumbuh sebesar 124,85% (y.o.y). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja investasi swasta secara keseluruhan tahun 2011 masih lebih baik dibandingkan tahun Dibandingkan triwulan sebelumnya, perlambatan kinerja investasi terutama didorong oleh melemahnya investasi bangunan. Kredit konstruksi terkontraksi 0,99% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,08% (y.o.y). Tabel 1.2 Proyek Infrastuktur Pemerintah Daerah Nama Proyek Realisasi Fisik Anggaran Pembangunan Jalan Petikemas Dermaga Pelabuhan III Kota Gorontalo 47% 30% Pembangunan Dermaga Penyeberangan Marisa Tahap V 65% 20% Pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo Tahap IV 2,9% 20% Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek 60% 50% Pembangunan ILS Bandara Jalaluddin Tahap II 20% 20% BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III

22 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov. Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi EKSPOR IMPOR Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut hingga triwulan III-2011, setelah pada triwulan II-2011 ekspor terkontraksi 13,36% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi ekspor terus meningkat menjadi 18,21% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya terkait permintaan konsumsi selama lebaran. Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ atau terkontraksi 99,4% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ yang terkontraksi 98,99% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai ton atau terkontraksi 31,73% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 21,83% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi hampir seluruh komoditas kecuali komoditas kayu. 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

23 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.16 Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Merosotnya kinerja ekspor terutama didorong oleh menurunnya ekspor komoditas utama seperti kopra, jagung dan gula. Hampir selama tiga triwulan Gorontalo tidak melakukan ekspor kopra keluar negeri. Merosotnya harga kopra mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Pengiriman kopra Gorontalo dilakukan melalui Bitung, sebagian kopra di Bitung diekspor ke luar negeri dan sebagian digunakan oleh industri lokal. Menurunnya harga CPO menjadikan permintaan minyak kopra semakin merosot. Pada akhir Juni 2011 kopra di Bitung diperdagangkan dengan harga Rp 7.000/kg sementara pada September 2011 merosot hingga Rp 4.600/kg. Sementara komoditas substitusi bahan baku minyak goreng yaitu CPO terus mengalami penurunan. Di bulan Juni 2011 CPO diperdagagngkan pada kisaran 9.000, kemudian menurun hingga Rp 8.000/kg pada September Kondisi ini menjadikan permintaan kopra Gorontalo semakin merosot karena kalah bersaing dengan produk CPO sebagai bahan baku minyak goreng. Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung, pada triwulan III-2011 ekspor luar negeri jagung tidak dilakukan. Hampir seluruh eksportir kesulitan memenuhi stok ekspor jagung. Selain karena permasalahan produksi jagung, harga internasional untuk produk jagung juga terus menurun. Pada akhir triwulan II-2011 jagung diperdagangkan dengan harga US$ 6.5/bushel terus merosot menjadi US$ 5.5/bushel pada akhir triwulan III Demikian pula untuk pasar domestik, jagung yang pada akhir triwulan II-2011 diperdagangkan pada harga Rp 2500/kg terus menurun hingga menjadi Rp 2000/kg pada akhir triwulan III Tekanan harga internasional dan penurunan produksi pertanian menjadikan pengusaha eksportir mengalihkan pangsa ekspor dari luar negeri ke dalam negeri. Ekspor pengapalan Jagung ke luar negeri dilakukan terakhir pada bulan Januari BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III

24 BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL. Grafik 1.18 Grafik 1.19 Perkembangan Harga CPO Perkembangan Harga Jagung Grafik 1.20 Grafik 1.21 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen Di sisi lain perkembangan impor Gorontalo triwulan III-2011 menunjukkan arah yang meningkat. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Peningkatan kegiatan impor antar pulau pada triwulan III-2011 lebih didorong oleh meningkatnya permintaan barang konsumsi menjelang lebaran. Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lambatnya

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Penghimpunan pendapatan dan penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo selama triwulan laporan meningkat secara nominal, namun dilihat dari persentase

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG TON PERSEN BAB 1 Sementara itu tumbuhnya kegiatan impor luar negeri sedikit diredam oleh melambatnya kinerja impor antar pulau. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y). Melemahnya tekanan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR 2009 2010 I II III IV I II III 1. PERTANIAN 7,74 5,42 (2,89) 5,18 1,52 1,35

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG TON PERSEN BAB 1 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00-20.00-30.00 VOLUME

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2009 KANTOR BANK INDONESIA PALU Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta Misi Bank

Lebih terperinci

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPW BI Provinsi NTT Jl. El Tari No. 39 Kupang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN IV 2009 KANTOR BANK INDONESIA PALU Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta Misi Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan II-2010 mencapai 38,26%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan II-2009 sebesar 45,63%, sementara

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan IV-2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor sektor yang berkontribusi dalam triwulan laporan antara lain : pertanian,

Lebih terperinci

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan I-2012 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN 24 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2008 KANTOR 25 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Pada triwulan III-2012, Gorontalo tercatat mengalami inflasi sebesar 5,40% (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL. Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPW BI Provinsi NTT Jl. Tom Pello No. 2

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan II-2009

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN III-2013 Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Bali Triwulan III-2013 1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Tim Asesmen Ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1. PERKEMBANGAN 7 BAB 1. PERKEMBANGAN KAJIAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I 2008 KANTOR 8 BAB 1. PERKEMBANGAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI & KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-III 2013 halaman ini sengaja dikosongkan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan III-2013 iii Kata Pengantar Bank Indonesia memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

BAB 6 : KESEJAHTERAAN BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran

Lebih terperinci