BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 : KEUANGAN DAERAH"

Transkripsi

1 BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran yang telah ditentukan pada APBDP Sementara untuk pencapaian realisasi penerimaan daerah cukup baik. Penerimaan daerah berada di atas target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 4.1 PENDAPATAN DAERAH Dari komponennya, hampir seluruh pos penerimaan realisasinya mampu mencapai target yang ditetapkan pada APBDP Realisasi di bawah target anggaran hanya terjadi pada pos Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak. Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan IV-2011 sebesar Rp 680,62 Miliar dengan capaian terhadap target anggaran sebesar 100,54%. Hal ini terutama didukung oleh hasil pencapaian pada pos Pendapatan Asli Daerah yang mampu menghimpun pendapatan sebesar Rp 151,49 Miliar atau sebesar 104,54% dari target anggaran. Peningkatan PAD terbesar masih bersumber pada pajak kendaraan bermotor yang kontribusinya mencapai 92,57% dari total penghimpunan PAD. Realisasi PAD pada tahun 2011 meningkat 21 Miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo Sementara itu di sisi dana perimbangan, realisasi DAU dan DAK mencapai 100%. Penurunan realisasi terjadi pada pos bagi hasil pajak/bukan pajak, yaitu pada Bagi Hasil Pajak Pasal 21. Secara nominal penerimaan dana perimbangan pada triwulan IV-2011 sebesar Rp 510,22 Miliar mencapai 99,43% terhadap target anggaran sebelumnya. Realisasi dana perimbangan tersebut meningkat Rp 70 Miliar dibandingkan tahun sebelumnya. IV-2010 IV-2011 Nominal Pencapaian (%) APBDP 2011 Nominal Pencapaian (%) Pendapatan Asli Daerah 106,783,066, ,895,807, ,916,740, ,495,419, Pajak daerah 96,450,724, ,763,859, ,127,278, ,235,868, Pajak Kendaraan Bermotor 32,550,861,400 37,698,428, ,153,606,599 44,303,321, Pajak Kendaraan di Air 25,000, ,000, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 41,541,852,923 58,940,311, ,537,687,034 68,767,615, Bea Balik Nama Kendaraan Di Air 15,000, ,000, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 22,180,984,688 24,013,162, ,180,984,688 27,105,378, Pajak Air Permukaan 121,800,000 88,762, ,000,000 59,553, Pajak Air Bawah Tanah 15,225,000 23,194, ,000, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 550,000, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9,782,342,199 10,131,947, ,789,462,199 11,259,550, Dana Perimbangan 430,749,380, ,417,250, ,158,308, ,223,775, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20,580,008,454 26,931,530, ,983,008,835 21,048,473, Dana Alokasi Umum 400,750,820, ,750,820, ,118,100, ,118,102, Dana Alokasi Khusus 10,734,900,000 10,734,900, ,057,200,000 28,057,200, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - 21,848,025,000-18,900,000,000 18,900,000, Jumlah Pendapatan 537,532,446, ,161,083, ,975,049, ,619,195, Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Pendapatan Daerah APBD 2010 BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

2 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Dilihat dari pangsanya, komposisi dana perimbangan masih mendominasi APBD triwulan IV-2011 sebesar 74,96% relatif sama dibandingkan pangsa dana perimbangan tahun sebelumnya sebesar 74,16%. Demikian juga untuk pangsa PAD, sehingga disimpulkan struktur realisasi APBD Pemerintah Provinsi tahun 2010 dengan tahun 2011 masih belum banyak mengalami perubahan. Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Pendapatan Daerah APBD 2010 IV-2010 IV-2011 APBDP 2011 Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%) Pendapatan Asli Daerah 106,783,066, ,895,807, ,916,740, ,495,419, Pajak daerah 96,450,724, ,763,859, ,127,278, ,235,868, Pajak Kendaraan Bermotor 32,550,861,400 37,698,428, ,153,606,599 44,303,321, Pajak Kendaraan di Air 25,000, ,000, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 41,541,852,923 58,940,311, ,537,687,034 68,767,615, Bea Balik Nama Kendaraan Di Air 15,000, ,000, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 22,180,984,688 24,013,162, ,180,984,688 27,105,378, Pajak Air Permukaan 121,800,000 88,762, ,000,000 59,553, Pajak Air Bawah Tanah 15,225,000 23,194, ,000, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 550,000, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9,782,342,199 10,131,947, ,789,462,199 11,259,550, Dana Perimbangan 430,749,380, ,417,250, ,158,308, ,223,775, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20,580,008,454 26,931,530, ,983,008,835 21,048,473, Dana Alokasi Umum 400,750,820, ,750,820, ,118,100, ,118,102, Dana Alokasi Khusus 10,734,900,000 10,734,900, ,057,200,000 28,057,200, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - 21,848,025, ,900,000,000 18,900,000, Jumlah Pendapatan 537,532,446, ,161,083, ,975,049, ,619,195, Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo BELANJA DAERAH Peningkatan penyerapan belanja daerah terutama didorong oleh peningkatan penyerapan pada pos belanja langsung, sementara untuk pos belanja tidak langsung mengalami penurunan. Pada triwulan laporan, tercatat Rp 713,86 Miliar dana APBD telah dibelanjakan dengan realisasi mencapai 92,78% terhadap target anggaran. Kondisi tersebut masih lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang realisasinya mencapai 90,24%. Penyerapan anggaran daerah pada pos belanja langsung mencapai Rp 388,88 Miliar atau sebesar 92,85% terhadap target anggaran, sedikit lebih baik dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 90,24%. Penyerapan yang cukup baik terutama pada pos belanja modal yang mencapai 95,93% terhadap anggaran. Sementara itu penyerapan anggaran daerah untuk pos belanja tidak langsung realisasinya sedikit menurun apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat penyerapan anggaran tahun 2011 pada pos tersebut sebesar 92,69% menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 95,28%. 44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

3 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Belanja Daerah Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo IV-2010 IV-2011 Nominal Pencapaian (%) APBDP 2011 Nominal Pencapaian (%) Belanja Tidak Langsung 270,851,001, ,065,176, ,534,816, ,981,914, Belanja Pegawai 173,793,863, ,233,608, ,973,905, ,797,346, Belanja Subsidi 2,728,450, ,928,000, ,500,000, ,662,443, Belanja Hibah 16,364,500, ,142,400, ,240,000, ,763,215, Belanja Bantuan Sosial 4,865,000, ,266,797, ,500,000, ,966,536, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,550,000, ,430,332, ,070,911, ,024,380, Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem 32,066,138, ,930,988, ,500,000, ,098,192, Belanja Tidak Terduga 1,483,050, ,050, ,750,000, ,669,799, Belanja Langsung 354,999,376, ,683,792, ,812,138, ,887,795, Belanja Pegawai 23,943,509, ,693,499, ,891,979, ,608,715, Belanja Barang dan Jasa 191,571,911, ,002,302, ,917,730, ,298,362, Belanja Modal 139,483,955, ,987,991, ,002,427, ,980,717, Jumlah Belanja 625,850,378, ,748,969, ,346,954, ,869,709, Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo ANGGARAN APBD-P 2010 Struktur APBD 2011 masih sama dengan kondisi tahun sebelumnya dimana porsi penyerapan anggaran 80% masih diarahkan untuk kepentingan belanja konsumsi sementara 20% untuk kepentingan belanja modal. Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Belanja Daerah ANGGARAN APBD-P 2010 IV-2010 IV-2011 APBDP 2011 Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%) Belanja Tidak Langsung 270,851,001, ,065,176, ,534,816, ,981,914, Belanja Pegawai 173,793,863, ,233,608, ,973,905, ,797,346, Belanja Subsidi 2,728,450, ,928,000, ,500,000, ,662,443, Belanja Hibah 16,364,500, ,142,400, ,240,000, ,763,215, Belanja Bantuan Sosial 4,865,000, ,266,797, ,500,000, ,966,536, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,550,000, ,430,332, ,070,911, ,024,380, Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem 32,066,138, ,930,988, ,500,000, ,098,192, Belanja Tidak Terduga 1,483,050, ,050, ,750,000, ,669,799, Belanja Langsung 354,999,376, ,683,792, ,812,138, ,887,795, Belanja Pegawai 23,943,509, ,693,499, ,891,979, ,608,715, Belanja Barang dan Jasa 191,571,911, ,002,302, ,917,730, ,298,362, Belanja Modal 139,483,955, ,987,991, ,002,427, ,980,717, Jumlah Belanja 625,850,378, ,748,969, ,346,954, ,869,709, KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN UANG BEREDAR Kinerja fiskal selama tahun 2011 menunjukkan sedikit peningkatan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 24,12% terhadap PDRB lebih baik dibandingkan kondisi tahun sebelumnya sebesar 22,12%. Demikian halnya dengan stimulan fiskal terhadap investasi sektor riil pada tahun 2011 mengalami peningkatan dengan pangsa 6%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,3%. Di sisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo sampai dengan akhir triwulan IV-2011 menunjukkan ekspansi. Ekspansi terjadi karena realisasi dari penerimaan APBD lebih kecil dibandingkan penyerapan belanja APBD. Defisit penerimaan mencapai Rp 32,25 Miliar di mana pada tahun anggaran sebelumnya Pemprov mengalami surplus anggaran sebesar Rp 26,41 Miliar. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

4 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Belanja Daerah APBD-P 2010 IV-2010 IV-2011 APBDP 2011 Nominal %PDRB Nominal %PDRB Konsumsi Pemerintah 486,366,422, ,760,977, ,344,526, ,888,992, Belanja Pegawai 197,737,372, ,927,107, ,865,885, ,406,061, Belanja Subsidi 2,728,450,000 1,928,000, ,500,000,000 1,662,443, Belanja Hibah 16,364,500,000 16,142,400, ,240,000,000 66,763,215, Belanja Bantuan Sosial 4,865,000,000 4,266,797, ,500,000,000 6,966,536, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,550,000,000 39,430,332, ,070,911,328 51,024,380, Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem 32,066,138,800 30,930,988, ,500,000,000 8,098,192, Belanja Tidak Terduga 1,483,050, ,050, ,750,000,000 1,669,799, Belanja Barang dan Jasa 191,571,911, ,002,302, ,917,730, ,298,362, Pembentukan Modal Tetap Bruto 139,483,955, ,987,991, ,002,427, ,980,717, Belanja Modal 139,483,955, ,987,991, ,002,427, ,980,717, Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo *) PDRB Q Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar APBD APBD-P 2010 IV-2010 IV-2011 APBDP 2011 Nominal %PDRB Nominal %PDRB Pendapatan 537,532,446, ,161,083, ,975,049, ,619,195, Pendapatan Asli Daerah 106,783,066, ,895,807, ,916,740, ,495,419, Dana Perimbangan 430,749,380, ,417,250, ,158,308, ,223,775, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20,580,008, ,931,530, ,983,008, ,048,473, Dana Alokasi Umum 400,750,820, ,750,820, ,118,100, ,118,102, Dana Alokasi Khusus 10,734,900, ,734,900, ,057,200, ,057,200, Dana Darurat - - Dana Penyesuaian - 21,848,025, ,900,000, ,900,000, Belanja 625,850,378, ,748,969, ,346,954, ,869,709, Belanja Pegawai 197,737,372, ,927,107, ,865,885, ,406,061, Belanja Subsidi 2,728,450, ,928,000, ,500,000, ,662,443, Belanja Hibah 16,364,500, ,142,400, ,240,000, ,763,215, Belanja Bantuan Sosial 4,865,000, ,266,797, ,500,000, ,966,536, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,550,000, ,430,332, ,070,911, ,024,380, Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem 32,066,138, ,930,988, ,500,000, ,098,192, Belanja Tidak Terduga 1,483,050, ,050, ,750,000, ,669,799, Belanja Barang dan Jasa 191,571,911, ,002,302, ,917,730, ,298,362, Belanja Modal 139,483,955, ,987,991, ,002,427, ,980,717, Surplus/Defisit (88,317,931,659) 26,412,114, (91,371,905,511) (32,250,514,582) (1.36) Pembiayaan Netto (88,317,931,659) - - (91,371,905,511) - - DAMPAK RUPIAH - 26,412,114, (32,250,514,582) (1.36) Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo *) PDRB Q Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo 4.4. ANGGARAN APBD PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012 Pada tahun 2012 anggaran penerimaan APBD Pemerintah Provinsi mengalami peningkatan 34%. Anggaran penerimaan APBD tahun 2012 sebesar Rp 913 Miliar dengan komposisi 69% berasal dari dana perimbangan, 18% berasal dari penghimpunan pajak daerah dan sisanya 13% pendapatan lain-lain. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 tampak ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat mulai menurun yang terlihat dari pangsa dana perimbangan yang menurun. Grafik 4.1 Grafik 4.2 Struktur Penerimaan APBD 2012 Struktur Pengeluaran APBD KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

5 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Pendapatan Daerah Tabel 4.7 APBD Penerimaan Tahun Realisasi Realisasi APBD 2012 Pendapatan Asli Daerah 130,895,807, ,495,419, ,639,396,184 Pajak daerah 120,763,859, ,235,868, ,012,733,985 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Retribusi Daerah 100,000,000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 10,131,947,922 11,259,550,748 11,526,662,199 Dana Perimbangan 438,417,250, ,223,775, ,131,540,835 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 26,931,530,983 21,048,473,851 23,983,008,835 Dana Alokasi Umum 400,750,820, ,118,102, ,140,302,000 Dana Alokasi Khusus 10,734,900,000 28,057,200,000 24,008,230,000 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 21,848,025,000 18,900,000, ,630,890,000 Jumlah Pendapatan 591,161,083, ,619,195, ,401,827,019 Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Pada tahun 2012 anggaran pengeluaran APBD Pemerintah Provinsi mengalami peningkatan 32%. Anggaran pengeluaran APBD tahun 2012 sebesar Rp 938 Miliar dengan komposisi 44% belanja langsung dan 21,4% berasal tidak langsung. Namun peningkatan belanja tahun 2012 yang cukup signifikan belum diiringi peningkatan komponen belanja modal. Belanja Daerah Tabel 4.8 APBD Pengeluaran Tahun 2012 IV-2010 Nominal IV-2011 Nominal APBDP 2011 Belanja Tidak Langsung 258,065,176, ,981,914, ,387,095, Belanja Pegawai 165,233,608, ,797,346, ,569,991, Belanja Subsidi 1,928,000,000 1,662,443, ,500,000, Belanja Hibah 16,142,400,000 66,763,215, ,830,890, Belanja Bantuan Sosial 4,266,797,209 6,966,536, ,600,000, Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,430,332,880 51,024,380, ,676,214, Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem 30,930,988,075 8,098,192, ,210,000, Belanja Tidak Terduga 133,050,000 1,669,799, ,000,000, Belanja Langsung 306,683,792, ,887,795, ,014,731, Belanja Pegawai 21,693,499,447 27,608,715, ,893,361, Belanja Barang dan Jasa 176,002,302, ,298,362, ,417,165, Belanja Modal 108,987,991, ,980,717, ,704,204, Jumlah Belanja 564,748,969, ,869,709, ,401,827, Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

6 BAB 4 KEUANGAN DAERAH Halaman ini sengaja dikosongkan 48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

7 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan IV-2011 diwarnai oleh net outflow dan penurunan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari menurunnya transaksi ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya dimana terdapat event Ramadhan dan Hari Raya Lebaran. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan IV-2011 mengalami net outflow sebesar Rp181,33 miliar. Aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan. Grafik 5.1 Grafik 5.2 Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Sumber: Bank Indonesia Kondisi net outflow pada triwulan laporan didominasi pada bulan Desember yang mencapai Rp148,69 miliar. Sementara itu, pergerakan kas titipan pada bulan Oktober dan November relatif minim. Net outflow yang terjadi pada bulan Desember sejalan dengan banyaknya kebutuhan uang kartal oleh masyarakat untuk transaksi pembayaran akhir tahun PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan IV sebesar Rp72,48 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp128,44 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp72,46 miliar untuk uang kertas dan Rp20 juta untuk uang logam. Menurunnya uang layak edar yang tersedia di BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

8 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN kas titipan disebabkan karena sebagian telah ditarik oleh Bank Indonesia karena kebutuhan akan uang kartal pada triwulan laporan tidak sebesar dibandingkan triwulan sebelumnya saat ada perayaan Lebaran. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan pada triwulan laporan sebesar Rp5,89 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak lembar, kemudian diikuti oleh pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak lembar, dan pecahan uang kertas sebesar Rp10.000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak lembar. Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Jenis Pecahan (Rp) Tw. IV 2010 Tw. III 2011 Tw. IV 2011 Jumlah (ribu) Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Jumlah (ribu) Uang Kertas 100,000 6,500,000 7,000,000 13,500,000 60,400,000 7,500,000 67,900,000 35,900,000 1,000,000 36,900,000 50,000 11,100,000 10,000,000 21,100,000 51,900,000 7,000,000 58,900,000 15,000,000 2,000,000 17,000,000 20,000 9,260,000 2,900,000 12,160,000 4,500,000 4,200,000 8,700,000 6,240, ,000 7,140,000 10,000 5,960,000 1,300,000 7,260,000 5,400,000 2,000,000 7,400,000 5,420,000 1,000,000 6,420,000 5, ,000 3,400,000 4,340,000 2,880,000 2,300,000 5,180,000 4,515, ,000 4,765,000 2,000 2,050, ,000 2,380,000 3,320,000 1,300,000 4,620,000 4,962, ,000 5,562,000 1,000 50, , ,000 16, , , , , ,000 Total 35,860,000 25,395,000 61,255, ,416,000 24,700, ,116,000 72,459,000 5,885,000 78,344,000 Uang Logam ,000-18,000 25,000 25,000 20, ,000-1, ,000 2,000 Total 19,000-19,000 27,000 27,000 20,000-20,000 TOTAL UANG 35,879,000 25,395,000 61,274, ,443,000 24,700, ,143,000 72,479,000 5,885,000 78,364, UANG PALSU Sumber : Bank Indonesia Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Periode Jan-Des 2011 Pecahan / Tahun Emisi Gorontalo Manado / / / / / / / Jumlah Sumber: Bank Indonesia 50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

9 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN Pada tahun 2011, tidak teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Namun, di Manado telah ditemukan uang palsu sebanyak 341 lembar. Hasil konfirmasi dari Perbankan Gorontalo terdapat beberapa temuan uang palsu di Gorontalo. Namun, perbankan di Gorontalo melaporkan temuan tersebut kepada kantor regional masing-masing di Manado. Sehingga, diperkirakan uang palsu yang ditemukan di Gorontalo tercatat dan tergabung dengan uang palsu yang ada di Manado. 5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI KLIRING NON BI DI GORONTALO Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp417,53 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 4,43% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 20,48% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak lembar dengan pertumbuhan sebesar 3.51% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan IV-2011 sebesar Rp6,52 miliar atau mengalami kontraksi 9,06% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 273 lembar atau terkontraksi sebesar 1,37% (q.t.q). Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.3 Grafik 5.4 Perputaran Kliring di Gorontalo Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan IV-2011 tercatat sebesar 1,27% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,02%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,80% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,08%. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

10 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo Sumber : Bank Indonesia REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan IV-2011 secara nominal sebesar Rp695 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 7,26% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 24,46% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS ratarata per bulan selama triwulan IV-2011 tercatat sebanyak transaksi atau mengalami pertumbuhan secara triwulanan sebesar -0,34% (q.t.q). Perlambatan perkembangan transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun pada triwulan IV-2011 terdapat beberapa event seperti Natal dan Tahun Baru, namun tidak dapat menyamai ramainya geliat perekonomian saat periode Ramadhan/Lebaran yang terjadi pada triwulan sebelumnya. 52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

11 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo FROM TO FROM + TO Bulan Nilai Nilai Nilai Volume Volume (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) Volume Oktober November Desember Rata-rata tw IV Pertumbuhan (qtq) 16.89% 29.00% 7.22% 26.53% 10.43% 27.75% Januari Februari Maret Rata-rata tw I Pertumbuhan (qtq) % % % % % % April Mei Juni Rata-rata tw II Pertumbuhan (qtq) 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86% Juli Agustus September Rata-rata tw III Pertumbuhan (qtq) 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98% Oktober November Desember Rata-rata tw IV Pertumbuhan (qtq) 27.60% 5.38% -3.21% -7.12% 7.26% -0.34% Sumber : Bank Indonesia BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

12 BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN Halaman ini sengaja dikosongkan 54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

13 BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Tingkat kesejahteraan masyarakat di Gorontalo menunjukkan peningkatan sebagaimana tercermin dari salah satu indikator yaitu kemiskinan. Jumlah penduduk miskin menurun dari 23,19% pada tahun 2010 menjadi 18,02% pada posisi September PENGANGGURAN Berdasarkan data Februari 2011, jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Provinsi Gorontalo adalah sebanyak jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya jiwa. Peningkatan jumlah angkatan tersebut bersumber dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari 2011 mencapai atau naik 1,05% dibanding posisi Agustus 2010 yang tercatat sebanyak jiwa. Sementara angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, mengalami penurunan dibandingkan data Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami penurunan dari 64,42% menjadi 63,90% yang diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi (2,71%) dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja (0,46%) dan pertumbuhan jumlah penduduk (1,26%). Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Sumber : BPS Prov. Gorontalo Berdasarkan lapangan usaha, terlihat bahwa sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja pada sektor pertanian yaitu orang (Februari 2011) atau 41,13 % dari total penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut meningkat 1,67% jika dibandingkan dengan Agustus Hal tersebut merefleksikan bahwa Gorontalo masih tergolong sebagai BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

14 BAB 6 KESEJAHTERAAN daerah agraris dengan komoditi utama jagung dan padi. Sektor lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan yaitu jiwa atau sebesar 19,91% dari total tenaga kerja. Tenaga kerja sektor ini tumbuh sebesar 7,09% dibandingkan bulan Agustus Sementara sektor perdagangan meskipun pangsanya terhadap penyerapan tenaga kerja cukup tinggi (14,63%) namun pertumbuhannya relatif menurun dibandingkan posisi Agustus 2010 yaitu sebesar -10,14%. Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2009-Agustus 2010 Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo 6.2. KEMISKINAN Data bulan September 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak jiwa atau 18,02% dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebanyak jiwa (18,75% dari jumlah penduduk) atau mengalami penurunan sebesar 0,73%. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut, yang terbesar terjadi di perkotaan yaitu mencapai jiwa atau 1,31 %, sedangkan di perdesaan hanya sebesar jiwa atau 0,44 persen. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan September 2011 sebesar Rp per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp8.470 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp perkapita per bulan. 56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

15 BAB 6 KESEJAHTERAAN Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) Periode Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%) Maret , September , Perubahan (5,874) (0.73) Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah perdesaan yaitu sebanyak 92,33%, selebihnya yaitu 7,67% tinggal di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi adanya ketimpangan jumlah penduduk miskin tersebut, diharapkan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah perdesaan pada tahun mendatang dapat lebih diprioritaskan RASIO GINI Angka rasio gini Gorontalo berdasarkan data 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas. Tabel 6.4. Rasio Gini Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

16 BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.4. IPM (INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA) Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi 66,19 tahun, kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata pengeluaran riil dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum provinsi menjadi salah satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil. Tabel 6.5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan, kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun 2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional, sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24. Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada pembangunan 15 kecamatan ber-ipm terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-ipm terendah antara lain : Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato, Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang 58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

17 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI 7.1 OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL OUTLOOK TAHUNAN Proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2012 diperkirakan berada pada kisaran 7,3-7,8% (y.o.y). Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud. Pendapatan Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Faktor konsumsi masyarakat diperkirakan masih optimis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Daya dukung pendapatan masyarakat tercermin dari peningkatan UMP, rencana kenaikan gaji PNS serta terjaganya NTP pada level yang meningkat. UMP tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp atau tumbuh 9,84% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan UMP 2011 sebesar 7,39% (y.o.y). Sementara itu pemerintah pusat merencanakan untuk menaikkan gaji PNS tahun 2012 sebesar 10%. Peningkatan produksi pertanian yang diperkirakan oleh Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo melalui ARAM I-2012 diharapkan memberikan perbaikan pada NTP Petani. Prediksi kenaikan harga jagung internasional didukung oleh perkiraan produksi Jagung Amerika Serikat akan menurun selama 2012 sehingga mempengaruhi stok dunia di sisi lain permintaan Jagung dunia diperkirakan semakin meningkat. Produksi pertanian Produksi pertanian utama Gorontalo diperkirakan masih dengan besaran moderat. Ancaman cuaca ekstrim pada 2012 membayangi capaian produksi pertanian meskipun untuk wilayah Sulawesi dampaknya diperkirakan minimal dibandingkan wilayah barat BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

18 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI Indonesia. Dinas Pertanian memperkirakan bahwa optimisme pertumbuhan sektor pertanian didukung oleh peningkatan produksi jagung, sesuai ARAM I-2012 produksi jagung akan mencapai ton atau meningkat 15,4% (y.o.y) dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 yang terkontraksi -10,8 % (y.o.y). Meskipun penambahan luasan lahan relatif kecil, namun Dinas Pertanian optimis bahwa produktivitas pertanian dapat ditingkatkan dari 4,34 ton/ha menjadi 4,79 ton/ha melalui upaya perbaikan usaha tani. Upaya tersebut didukung oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo yang rencananya akan meningkatkan alokasi anggaran pertanian APBD dari Rp 15,8 Miliar menjadi Rp 47,38 Miliar. Optimisme peningkatan produksi pertanian tersebut sedikit diredam oleh perkiraan penurunan produksi padi. Dinas Pertanian melalui ARAM I-2012 memperkirakan bahwa produksi padi akan tumbuh 6,56% (y.o.y) atau melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 8,03% (y.o.y) kondisi ini disebabkan karena keterbatasan penambahan luas lahan tidak mampu diimbangi oleh kenaikan produktivitas. Pembiayaan investasi Pemerintah dan Perbankan Pembiayaan ekonomi yang bersumber dari dana APBD mengalami peningkatan yang cukup signfikan. Dana DIPA yang telah disetujui pada tahun 2012 sebesar Rp 6,05 Triliun atau lebih tinggi dibandingkan dana DIPA Tahun 2011 sebesar Rp 4,7 Triliun. Tambahan fiskal ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pemerintah daerah baik disisi belanja publik maupun belanja modal. Dalam hal kebijakan kredit nasional, target pertumbuhan kredit nasional tahun 2012 diperkirakan melambat pada kisaran 23% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan kredit 2011 sebesar 26% (y.o.y). Kondisi tersebut diperkirakan akan berimbas pada pertumbuhan kredit regional. Namun untuk tetap mempertahankan pertumbuhan kredit regional, Bank Indonesia Gorontalo berupaya meningkatkan peran BPR/S. Upaya perbaikan tingkat NPLs BPR menjadi fokus perhatian Bank Indonesia Gorontalo sehingga tingkat kesehatan BPR akan semakin meningkat dan akan berdampak pada kinerjanya OUTLOOK TRIWULANAN Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2012 diperkirakan berkisar 8,0 8,5% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV Pertumbuhan ini didorong oleh musim panen pertanian padi dan jagung yang diperkirakan berlangsung pada triwulan pertama. Hasil survei kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2011 mengindikasikan bahwa sektor dunia usaha masih optimis pada triwulan I-2012 walaupun dengan besaran yang lebih rendah apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Optimisme tersebut ditunjukkan oleh masih positifnya nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei kegiatan dunia usaha 60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

19 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI yang dilakukan pada triwulan IV-2011 sebelumnya. Pada triwulan I-2012 diperkirakan Gorontalo memasuki masa puncak panen. Produksi pertanian Januari April 2012 untuk padi diperkirakan sebesar ton jauh lebih baik dibandingkan produksi September Desember 2012 sebesar ton. Sementara untuk jagung diperkirakan sebesar ton lebih baik dibandingkan kondisi September Desember 2011 sebesar ton. Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Di sisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia. Indeks ekspektasi konsumsi berada pada level 145,3 atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi triwulan sebelumnya yang tercatat 168,9. Kondisi ini menunjukkan bahwa optimisme masyarakat dalam melakukan konsumsi pada triwulan kedepan akan berkurang. Grafik 7.3 Grafik 7.4 Survei Kegiatan Dunia Usaha Survei Konsumen Sementara itu kinerja konsumsi dan ekspor diperkirakan lebih baik dibandingkan pada triwulan IV Kinerja ekspor akan kembali tumbuh seiring dengan produksi jagung triwulan I-2012 yang diperkirakan meningkat. Perkembangan harga jagung domestik dan internasional diharapkan memberikan daya dukung dunia usaha untuk meningkatkan ekspornya. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

20 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.2 OUTLOOK INFLASI Pada tahun 2012 diperkirkan inflasi berada pada kisaran 5,00 ± 1% (y.o.y). Optimisme masih mewarnai perkembangan inflasi ke depan apabila produksi dan pasokan bahan makanan masih melimpah yang diikuti oleh cuaca yang mendukung produksi Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.5 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%) Realisasi inflasi Gorontalo tahun 2011 sebesar 4,08% (yoy) sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada kisaran 4,25% ± 1% (yoy). Inflasi Gorontalo 2011 lebih rendah dibandingkan tahun 2010 sebesar 7,43% (yoy). Terjaganya pasokan bahan makanan merupakan faktor utama sehingga harga komoditas bahan makanan relatif rendah sepanjang tahun. Faktor cuaca yang mendukung dapat mengamankan produksi bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, tidak adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi (Bensin) menyebabkan tekanan administered price relatif stabil. Faktor kecukupan produksi bahan makanan dan terjaganya harga BBM ternyata membawa penurunan tekanan inflasi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sumber: Kalkulasi Bank Indonesia berdasarkan data BPS Gambar 7.1 Peta Inflasi Daerah 2010 dan KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

21 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI Pada tahun 2012 diperkirkan inflasi berada pada kisaran 5,00 ± 1% (y.o.y). Optimisme masih mewarnai perkembangan inflasi ke depan apabila produksi dan pasokan bahan makanan masih melimpah yang diikuti oleh cuaca yang mendukung produksi. Dukungan pemerintah daerah untuk terus memperbaiki infrastruktur dapat mengurangi biaya produksi dan transportasi. Bahkan, apabila Pemerintah Pusat melakukan kebijakan impor (karena harga dunia cenderung menurun) dapat ikut mendorong penurunan harga lokal. Sementara itu, terdapat pula faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi ke depan. Faktor cuaca yang tidak terprediksi dan tiba-tiba memburuk dapat mengurangi produktivitas dari hasil pertanian. Sedangkan faktor kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi juga dapat mempengaruhi kenaikan harga-harga di Gorontalo. Optimisme perkembangan inflasi dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi harga jual oleh para produsen yang menunjukkan penurunan. Grafik 7.6 Ekspektasi Harga Jual Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV

22 Jawaban Responden (%) BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.3 PROSPEK PERBANKAN Melihat perkembangan Gorontalo yang cukup pesar khususnya dua tahun terakhir, diperkirakan kinerja perbankan masih akan meningkat. Faktor yang diperkirakan mendorong hal tersebut antara lain permintaan domestik terkait dengan adanya pembangunan pusat perbelanjaan dan unit usaha yang cukup ramai. Geliat dunia usaha tersebut diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Adapun penghimpunan dana, juga diperkirakan akan mengalami peningkatan khususnya tabungan dan deposito. Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada pada level stabil seiring dengan adanya penurunan BI Rate sejak akhir tahun 2011 lalu. Selain itu, himbauan Bank Indonesia dan berbagai pihak kepada perbankan untuk mendukung perkembangan sektor riil yang telah direspons oleh beberapa bank melalui penurunan suku bunga kredit sejak tahun lalu, diharapkan akan berlanjut hingga Hasil Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) mengkonfirmasi perbaikan prospek perbankan kedepan melalui ekspektasi usaha sektor keuangan kedepan yang mengalami peningkatan saldo bersih sebesar 20,00% dan saldo bersih tertimbang 0,25% Meningka t Tetap Menurun Saldo Bersih Triwulan IV Triwulan I Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.7 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 64 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lambatnya

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Penghimpunan pendapatan dan penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo selama triwulan laporan meningkat secara nominal, namun dilihat dari persentase

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan II-2010 mencapai 38,26%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan II-2009 sebesar 45,63%, sementara

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal dari kas titipan BI di Bank Mandiri Gorontalo pada periode laporan menunjukkan net outflow sebesar Rp.48,387 miliar. Sementara itu pada

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Dinamika Sistem Pembayaran di Gorontalo mengalami perubahan yang cukup dinamis dari waktu ke waktu. Pada posisi triwulan III-2012, perkembangan transaksi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BAB 6 : KESEJAHTERAAN

BAB 6 : KESEJAHTERAAN BAB 6 KESEJAHTERAAN BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 5,18% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,31% (y.o.y).

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Tren melambatnya perekonomian regional masih terus berlangsung hingga triwulan III-2010. Ekonomi triwulan III-2010 tumbuh 5,71% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2009 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y). Melemahnya tekanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo sampai dengan akhir tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 7,57% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Pada triwulan III-2012, Gorontalo tercatat mengalami inflasi sebesar 5,40% (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3. 1. Arah Kebijakan Ekonomi 3.1.1. Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Peningkatan dan perbaikan kondisi ekonomi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi makro yang baik, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat

Lebih terperinci

No Lokasi Jenis Sapi Jumlah. 1 Pulau Timor Sapi Bali Pulau Flores Sapi Bali Pulau Sumba Sapi Onggol

No Lokasi Jenis Sapi Jumlah. 1 Pulau Timor Sapi Bali Pulau Flores Sapi Bali Pulau Sumba Sapi Onggol Jakarta sebesar 150 ton per hari atau 52.500 ton per tahun dimana 30%-40% berasal dari impor. Perkembangan produksi sapi di Provinsi NTT sendiri telah berkembang sejak tahun 2011 dengan dicanangkan sebagai

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN 24 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III 2008 KANTOR 25 BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 5,31% (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,40%

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci