HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 007

2 RINGKASAN SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI. Hubungan Kausalias Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) dan Inflasi Ini dengan Analisis VAR. Dibimbing oleh TOTONG MARTONO dan SASMITO HADIWIBOWO. Inflasi ini, yang dihiung seiap bulan, dapa berperan dalam perumusan kebijakan moneer karena mampu menjadi indikaor inflasi yang lebih egar dalam menganisipasi kejuan-kejuan emporer. Analisis VAR digunakan dalam pengujian kausalias peubah inflasi IHK dan inflasi ini unuk mengeahui adanya pengaruh dari kejuan-kejuan emporer yang erdapa pada peubah inflasi IHK erhadap inflasi ini dan sebaliknya. Hasil uji kausalias memperlihakan kedua peubah idak memiliki hubungan sebab-akiba aau dapa dikaakan bahwa kedua peubah bergerak secara bersamaan. Hal ersebu mengindikasikan idak adanya pengaruh lag pada kedua peubah ersebu. Dengan demikian analisis regresi biasa dapa digunakan unuk mengeahui hubungan anar dua peubah. Hasil analisis dekomposisi keragaman menunjukkan peubah inflasi IHK merupakan peubah bebas dan inflasi ini sebagai peubah ak bebasnya. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah inflasi ini = inflasi IHK. Berdasarkan analisis respon impuls baik peubah inflasi IHK maupun inflasi ini merespon kejuan yang erdapa pada dirinya aau pada peubah lainnya dengan cepa. Pada periode kurang dari seahun, kejuan ersebu sudah hilang pengaruhnya

3 HUBUNGAN KAUSALITAS INFLASI IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN) DAN INFLASI INTI DENGAN ANALISIS VAR SINTA KHAIRUNNISA NOV AFNI Skripsi Sebagai salah sau syara unuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 007

4 Judul : Hubungan Kausalias Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) dan Inflasi Ini dengan Analisis VAR Nama : Sina Khairunnisa Nov Afni NRP : G Menyeujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Toong Marono Dr. Ir. Sasmio Hadiwibowo, MSc NIP NIP Mengeahui : Dekan Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakara pada anggal 9 November 1984 sebagai anak perama dari lima bersaudara. Ayah penulis bernama Zainal Achmad dan Ibu bernama Sii Monika. Pada ahun 1996 penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri 010 Handayani Pekanbaru. Penulis melanjukan pendidikan di SLTP Negeri 4 Bekasi pada ahun yang sama. Pada ahun 1999 penulis melanjukan sudi di SMU Negeri 1 Jakara. Pada ahun 00, penulis dierima di Insiu Peranian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam. Selama mengikui kegiaan perkuliahan, penulis akif dalam berbagai kepaniiaan anara lain Seminar Nasional Saisika 003 dan Maemaika Ria 004. Sejak bulan Februari-April 006 penulis diberi kesempaan unuk laihan kerja (prakik lapang) di PT Mira Sinergi Sumberdaya, Jakara.

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjakan ke hadira Allah SWT aas segala rahma dan karunia- Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan skripsi yang merupakan salah sau syara kelulusan program sarjana pada Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Peranian Bogor. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak dibanu oleh berbagai pihak. Terima kasih penulis haurkan unuk : 1. Bapak Dr. Toong Marono dan Bapak Dr. Ir. Sasmio Hadiwibowo aas segala bimbingan, saran-saran dan naseha-nasehanya kepada penulis selama menyelesaikan ugas akhir ini.. Ibunda dan Ayahandaku aas kasih sayang, doa dan segalanya yang elah mereka berikan unuk penulis selama ini. 3. Adik-adikku ercina aas dukungan dan semanganya. 4. Mbak Made aas ilmu dan ide-ide segarnya. 5. Sii dan Rani yang selalu ada di seiap suka dan duka menemani penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Sera eman-emanku angkaan 39 yang sering memoivasi penulis unuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Mbak Cicie, Mbak Ismi, Arie, Lana dan Ulie aas banuan dan dukungannya pada penulis. 7. Rekan-rekan mahasiswa Saisika 37, 38, 40, Bu Dedeh, Bang Sudin, Bu Markonah, Mang Dur dan semua saf yang elah banyak membanu penulis selama ini. 9. Semua pihak yang idak dapa disebukan sau-persau. Akhir kaa, semoga ulisan ini dapa memberikan manfaa unuk kia semua. Kriik dan masukan sanga penulis harapkan unuk kemajuan ulisan ini. Semoga Allah SWT senaniasa melimpahkan karunia- Nya kepada kia semua. Amin. Bogor, April 007 Sina Khairunnisa Nov Afni

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... iv PENDAHULUAN... 1 Laar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 VAR (Vecor Auo Regression)... Uji Kesasioneran... Uji Koinegrasi... Vecor Error Correcion Model (VECM)... Uji Lag... 3 Uji Pormaneu... 3 Uji Kausalias Granger... 3 Analisis Respon Impuls... 3 Analisis Dekomposisi Keragaman... 4 BAHAN DAN METODE...4 Bahan... 4 Meode... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...5 Eksplorasi Daa... 5 Uji Kesasioneran... 5 Uji Lag... 5 Analisis VAR... 6 Uji Kelayakan Model... 6 Uji Kausalias... 6 Analisis Dekomposisi Keragaman... 6 Analisis Respon Impuls... 7 KESIMPULAN DAN SARAN...8 Kesimpulan... 8 Saran... 8 DAFTAR PUSTAKA...8 LAMPIRAN...9

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Uji Dickey Fuller... 5 Tabel Uji Lag... 5 Tabel 3 Uji Kausalias Granger... 6 Tabel 4 Dekomposisi Keragaman Inflasi IHK erhadap Inflasi Ini... 6 Tabel 5 Dekomposisi Keragaman Inflasi Ini erhadap Inflasi IHK... 7 Tabel 6 Analisis Respon Impuls Inflasi IHK erhadap Inflasi Ini... 7 Tabel 7 Analisis Respon Impuls Inflasi Ini erhadap Inflasi IHK... 7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Plo Inflasi IHK dan Inflasi Ini... 9 Lampiran Hasil Analisis VAR dan Analisis Regresi Lampiran 3 Hasil Grafis Analisis Respon Impuls Lampiran 4 Hasil Grafis Dekomposisi Keragaman... 1 Lampiran 5 Plo Sisaan Lampiran 6 Hasil Uji Pormaneu Lampiran 7 Karakerisik Penghiungan Inflasi IHK Lampiran 8 Tahapan Penghiungan Inflasi Lampiran 9 Rumus Penghiungan Inflasi... 16

9 LAMPIRAN

10 PENDAHULUAN Laar Belakang Inflasi merupakan salah sau peubah ekonomi makro yang selalu diamai pergerakannya. Ia merupakan salah sau fakor pening dalam penenuan arah kebijakan pemerinah dan Bank Indonesia di bidang moneer. Dalam penyusunan APBN, pemerinah meneapkan arge inflasi bersama perumbuhan ekonomi sebagai pilar uama. Sedangkan Bank Indonesia berperanan menjaga arge inflasi ersebu. Hal ersebu dengan egas eruang pada UU No 3/1999 (pasal 10 dan penjelasannya). Inflasi yang biasa diumumkan kepada publik adalah inflasi yang dihiung berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan erenu erhadap bulan sebelumnya. IHK, yang dikenal pula sebagai IHK umum, merupakan angka indeks yang mengukur dari bulan ke bulan, perubahan pengeluaran/biaya dari sekeranjang eap pake komodias barang dan jasa oleh rumah angga di suau koa. Secara eoriis, inflasi aau sering disebu inflasi IHK merupakan kombinasi linier dari beberapa komponen, yaiu inflasi ini, inflasi sesaa dan inflasi yang berasal dari perubahan kebijakan pemerinah. Inflasi sesaa mencakup perkembangan harga yang bersifa emporer yang biasanya disebabkan oleh fakor musim, bencana alam, adanya gangguan dari sisi disribusi, yang idak dipengaruhi oleh kebijakan moneer dan kurang baik dalam membenuk ekspekasi masyaraka karena sifanya yang suli diprediksi. Sedangkan inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerinah adalah erjadinya kenaikan aau penurunan ingka harga yang disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerinah misalnya perubahan harga BBM, arif dasar lisrik, arif PAM dan lain-lain. Inflasi ini idak mencakup keduanya dalam arian hanya menangkap pergerakan harga secara umum dalam baas sewajarnya. Inflasi ini menjadi perhaian BI unuk meneapkan arge inflasi sebagai landasan perencanaan kebijakan moneer. Inflasi ini dihiung BPS dengan menggunakan meode eksklusi. Meode eksklusi secara umum dilakukan dengan jalan mengeluarkan komodias yang perkembangan harganya bergejolak dan komodias yang harganya diaur pemerinah dari pake komodias IHK hasil SBH (Survey Biaya Hidup) 00. Unuk mengeahui sejauh mana inflasi ini dapa berperan dalam perumusan kebijakan moneer perlu dilakukan pengujian erhadap kausalias anara inflasi IHK dan inflasi ini. Pengujian kausalias diarahkan unuk meliha adanya pengaruh dari kejuan-kejuan emporer pada lag sebelumnya yang erdapa pada peubah inflasi IHK erhadap inflasi ini pada waku sekarang dan sebaliknya. Pengujian kausalias ersebu dianalisis dengan menggunakan meode VAR karena kedua peubah merupakan daa dere waku dan menunjukkan indikasi adanya hubungan imbal balik anar peubah. Tujuan Tujuan dari peneliian ini adalah : 1. Menganalisis hubungan kausalias anara inflasi IHK dan inflasi ini pada periode Menganalisis perilaku dinamis inflasi IHK dan inflasi ini yang diimbulkan oleh kejuan anar peubah dan peubah iu sendiri. TINJAUAN PUSTAKA VAR (Vecor Auo Regression) Analisis VAR merupakan ala analisis yang memproyeksikan sisem peubah-peubah dere waku dan menganalisis dampak dinamis dari fakor gangguan yang erdapa dalam sisem peubah ersebu. VAR adalah sisem persamaan yang memperlihakan seiap peubah sebagai fungsi linier dari konsana, nilai lag (lampau) dari peubah iu sendiri dan nilai lag dari peubah lain di dalam sisem. Peubah penjelas dalam VAR melipui nilai lag seluruh peubah ak bebas dalam sisem. Model VAR sandar unuk dua peubah dengan lag p dapa dirumuskan sebagai beriku : x = A0 + Ax 1 1+ Ax + + Apx p + e dengan x =[ y ] z, A0 dan e masing-masing adalah vekor inersep dan vekor sisaan berukuran x 1, A i adalah mariks koefisien berukuran x, i = 1,,..., p. Asumsi yang harus dipenuhi dalam VAR adalah semua peubah sasioner dan sisaannya memiliki raaan nol, ragam konsan aau whie 1

11 noise dan idak saling berkorelasi (Enders 004). Uji Kesasioneran Sebelum melakukan analisis perlu dilakukan pengujian erhadap kesasioneran daa. Daa yang idak sasioner mempunyai raa-raa dan simpangan baku yang berubah seiap saa dan akan mengakibakan model regresi menjadi lancung. Regresi lancung diperlihakan dengan nilai R-square yang inggi seolah menunjukkan hubungan signifikan yang inggi anar peubah padahal disebabkan daa yang idak sasioner sehingga memiliki korelasi diri yang inggi. Pemeriksaan kesasioneran masing-masing peubah dilakukan dengan menggunakan uji Dickey Fuller. Uji kesasioneran disusun menuru iga benuk umum, yaiu : model acak bergerak, ada inersep, dan ada inersep dan ren (Dickey Fuller 1979 diacu dalam Enders 004). Model acak bergerak yang ada inersep dapa diuji sebagai beriku : Misalkan daa dere waku peubah y : y = a 0 + a1 y a p y p + e Dengan model pendiferensiannya adalah : y = a + y + + a y + e 0 ρ 1 p p dan ρ = a1 1, jika a 1 < 0 maka model menjadi konvergen sehingga idak erdapa komponen ren yang mengindikasikan keidaksasioneran pada daa. Pengujian dilakukan hanya pada a 1 karena semakin jauh beda waku aau lagnya pengaruhnya erhadap model semakin kecil. Nilai ρ diduga dengan meode kuadra erkecil. Hipoesis yang digunakan adalah: H 0 : ρ = 0, daa idak sasioner H 1 : ρ < 0, daa sasioner Saisik yang digunakan adalah: ˆ hi = ρ / σ ˆ ρ Dengan ρˆ : nilai dugaan ρ σ ˆ ρ : simpangan baku dari ρˆ. Hipoesis nol diolak aau daa sasioner bila nilai hi < nilai kriis dalam abel Dickey Fuller. Uji Koinegrasi Unuk meliha hubungan jangka panjang anar dua aau lebih peubah dere waku yang idak sasioner perlu dilakukan uji koinegrasi. Peubah-peubah ak sasioner yang erinegrasi pada ingka yang sama dapa membenuk kombinasi linear yang bersifa sasioner. Komponen dari vekor x dikaakan erkoinegrasi jika ada vekor β = ( β 1, β ) sehingga kombinasi linear β x bersifa sasioner, dengan syara ada unsur vekor β idak sama dengan nol. Vekor β dinamakan vekor koinegrasi. Banyaknya vekor koinegrasi yang saling bebas disebu rank koinegrasi (r). Uji koinegrasi beriku menggunakan meode Johansen dengan hipoesis beriku : H 0 : rank r H 1 : rank > r Dengan saisik uji : λ ( r ) = T ln(1 ˆ λ ) Dengan λˆ i race Π : i= r + 1 : akar ciri ke i mariks Π ˆ λ ˆ ) ( 1 λ p Ι Ai i= 1 yang didapakan dari persamaan VAR. T : jumlah observasi Jika λ race < λabel maka hipoesis nol dierima yang berari koinegrasi erjadi pada rank r. Vecor Error Correcion Model (VECM) VECM adalah suau analisis unuk melakukan rekonsiliasi perilaku peubah ekonomi jangka panjang dan peubah ekonomi jangka pendek (Gujarai 1995). Unuk iu, peubah-peubah di dalam VECM memiliki spesifikasi hubungan jangka panjang aau koinegrasi. Hubungan dinamis jangka pendek anar peubah dalam sisem dipengaruhi oleh deviasi/penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang. Model VECM berguna unuk mengukur kecepaan deviasi kembali ke keseimbangan. VECM didesain unuk digunakan pada daa yang nonsasioner dan erinegrasi (Enders 004). Model VECM lag p dan rank koinegrasi r adalah : x = A p π x 1 + φ i * x i + i = 1 x = [ ] dengan y z x = x x 1 π = α β β : vekor koinegrasi berukuran r x 1 α : vekor adjusmen berukuran r x 1 i e

12 φ * = i p A j j= i+ 1, Aj adalah mariks koefisien berukuran x. Uji Lag Uji lag digunakan unuk menenukan panjang lag opimum yang akan digunakan unuk analisis selanjunya. Informasi krieria unuk menenukan panjang lag yang epa adalah dengan menggunakan saisik AIC (Akaike Informaion Crierion) (Enders 004). Lag yang erpilih adalah lag dengan AIC erkecil. AIC = T log Σ + c dengan T : jumlah observasi yang digunakan Σ : deerminan dari mariks ragam/ koragam dari sisaan c : jumlah parameer yang diduga dari semua persamaan Uji Pormaneu Uji Pormaneu dilakukan unuk memeriksa kebebasan dari sisaan. Model yang layak digunakan adalah model dengan sisaan yang saling bebas aau idak adanya auokorelasi anar sisaan. Hipoesis yang digunakan adalah: H 0 : idak ada auokorelasi dalam sisaan H 1 : ada auokorelasi dalam sisaan Saisik uji yang digunakan adalah Ljung Box Pierce, yaiu : p Γˆ p Q = s( s + ) ( s p) p= 1 dengan s : jumlah sisaan Γˆ p : auokorelasi anar sisaan p : panjang lag Hipoesis nol diolak apabila Qhiung > χ ( α, db), deraja bebas pada VAR adalah panjang lagnya. Uji Kausalias Granger Uji kausalias Granger digunakan unuk mengevaluasi kemampuan peramalan dari sau peubah dere waku pada periode sebelumnya erhadap peubah dere waku lainnya pada periode saa ini. Hipoesis nol yang digunakan adalah H 0 : a 1 (1)=a 1 ()=...=a 1 (p)=0 aau lag z idak berada dalam regresi (z idak menyebabkan y ). Unuk hipoesis di aas, erlebih dahulu dilakukan regresi anar peubah y dan semua nilai lag peubah z anpa memasukkan lag z unuk mendapakan jumlah kuadra sisaan model reduksi (RSS R ). Kemudian dilakukan regresi dengan memasukkan juga lag z dalam model unuk mendapakan jumlah kuadra sisaan model penuh (RSS UR ). Unuk menguji hipoesis, digunakan uji F dengan rumus sebagai beriku: ( RSSR RSSUR) / p Fuji = RSSUR /( T N) dengan p : panjang lag T N : jumlah observasi : jumlah parameer yang diduga dalam model regresi penuh. Jika nilai F uji melebihi nilai F abel dengan deraja bebas p,t-n maka H 0 diolak aau lag z harus berada dalam regresi (z menyebabkan y ). Analisis Respon Impuls Analisis respon impuls diperkenalkan sebagai ala unuk menampilkan pendeskripsian analisis respon suau sisem aau model VAR erhadap kejuan acak yang muncul (Sims 1980 diacu dalam Enders 004) Meodologi Sims memperkenalkan represenasi VMA(Vecor Moving Average) aau vekor raaan bergerak dalam penggambaran pola waku erhadap berbagai kejuan yang imbul pada peubah di dalam sisem VAR. Model VAR erdiri dari dua benuk, yaiu : 1. Model VAR klasik, yaiu : 1 b 1 b1 y b = 1 z b 10 0 γ + γ 11 1 γ 1 y γ z 1 1 ε y + ε z. Model VAR sandar aau model yang sudah ereduksi, yaiu: y a10 a11 a1 y 1 e1 z = a + 0 a1 a + z 1 e Model VAR sandar direpresenasikan menggunakan vekor raaan bergerak (VMA): i x = µ + Ae 1 i sehingga menjadi i = 0 i y y a11 a1 e1 i z = z + i = 0 a1 a e i 3

13 Karena e B 1 1 b1 = ε dengan B = b1 1 dan ε masing-masing adalah mariks koefisien dan kejuan murni pada model VAR klasik yang belum ereduksi, maka model VAR menjadi sebagai beriku : y y ε i 1 y i = + A 1 B z z i = 0 ε z i Unuk menyederhanakan model di aas didefinisikan mariks x, yaiu : φ 11 () i φ 1 () i () () 1 φ i = = A i 1B φ 1 i φ i. Sehingga dapa diuliskan sebagai beriku : y y φ11() i φ1 () i ε y i z = z + i = 0 φ1() i φ () i ε z i aau dalam benuk represenasi VMA : x = µ + i = 0 φ ε i i Unsur-unsur mariks φ i : φ 11 () i, φ () i 1, φ () i 1 dan φ () i disebu dengan fungsi respon impuls. Hasil respon impuls disajikan dalam benuk grafik sebanyak kuadra dari jumlah peubah yang erdapa dalam model VAR. Memplokan fungsi respon impuls sanga prakis dalam mempresenasikan prilaku respon dere y dan z erhadap berbagai kejuan. Plo menggambarkan konsekuensi dari kejuan yang dimiliki oleh seiap peubah erhadap peubah yang ada. Analisis Dekomposisi Keragaman Dalam memeriksa hubungan imbal balik anar peubah dalam VAR pemahaman erhadap peramalan gala sanga berguna unuk menenukan peubah yang bebas dan ak bebas. Unuk iu perlu dilakukan dekomposisi keragaman. Peramalan gala dekomposisi keragaman memberikan gambaran mengenai proporsi pergerakan dalam peubah erhadap kejuan yang erdapa anar peubah dan peubah iu sendiri.. Secara umum, peramalan periode ke d dengan koefisien A 0 dan A 1 adalah : d 1 d E x+ d = ( I + A1 + A1 + + A1 ) A0 + A1 adalah Gala ramalan unuk d periode ke depan m 1 i i= 0 x E x = φ e + d + d + d 1 x Keragaman gala depan adalah σ ( d ) y = σ + σ y unuk d periode ke y [ φ11 (0) + φ11 (1) + + φ11 ( d 1) ] [ φ (0) + φ (1) + + φ ( d 1) ] z 1 Keragaman gala diuraikan unuk peramalan d periode ke depan menjadi proporsi yang disebabkan oleh seiap kejuan. Proporsi dari σ y(d) yang disebabkan oleh kejuan pada gala y dan z adalah sebagai beriku : σ dan σ y z 1 [ φ (0) + φ (1) + + φ ( d 1) ] σ ( d ) y [ φ (0) + φ (1) + + φ ( d 1) ] 1 1 σ ( d ) y 11 1 BAHAN DAN METODE Bahan Peneliian ini menggunakan daa bulanan inflasi IHK ( y ) dan inflasi ini ( z ) keluaran BPS periode Januari 00 sampai Sepember 006. Daa yang diamai berjumlah 56 buah dengan sauan proporsi. Meode Tahapan-ahapan dalam peneliian ini adalah: 1. Melakukan eksplorasi daa erhadap seiap peubah.. Memeriksa kesasioneran masing-masing peubah dengan melakukan uji Dickey Fuller. Jika daa idak sasioner dilakukan uji koinegrasi. Jika daa idak erkoinegrasi maka dilakukan pemodelan VAR dengan pendiferensian. Sedangkan jika daa erkoinegrasi maka dilakukan pemodelan VECM. 3. Menenukan panjang lag berdasarkan AIC. 4. Melakukan pemodelan. 5. Melakukan uji kelayakan model dengan memeriksa kesasioneran pada sisaan dan menggunakan uji Pormaneu. 6. Melakukan uji kausalias Granger unuk meliha adanya hubungan kausalias anara inflasi IHK dan inflasi ini. Jika idak ada hubungan kausalias dilakukan dekomposisi keragaman unuk menenukan peubah mana yang bebas dan ak bebas. 1 4

14 Selanjunya dilakukan analisis regresi biasa. 7. Melakukan analisis respon impuls. Pada peneliian ini pengolahan daa dere waku menggunakan perangka lunak Eviews 5 dan Microsof Excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Daa Eksplorasi daa dilakukan unuk meliha pergerakan umum dari IHK dan IHK ini. Pada plo (Lampiran 1) erliha pergerakan IHK dan IHK ini di Indonesia erus menunjukkan ren meningka dari bulan ke bulan. IHK ini bergerak hampir berimpi dengan IHK asalkan idak erjadi kejadian luar biasa seperi kenaikan BBM Okober 005 yang mengakibakan erjadinya kenaikan hargaharga barang dan jasa yang idak wajar. Dengan pergerakan yang saling beriringan ersebu dapa dikaakan bahwa IHK ini mampu menangkap sinyal pergerakan dari IHK sehingga perubahan IHK aau inflasi ini dapa dijadikan indikaor yang layak unuk inflasi. Plo inflasi (Lampiran 1) memperlihakan inflasi cenderung sabil pada awal ahun 00 hingga perengahan ahun 005. Tingka inflasi akhir ahun 005 melonjak inggi mencapai angka 15% disebabkan oleh kenaikan BBM yang memberikan sumbangan sebesar 3.4% erhadap inflasi pada bulan Okober 005 yang mencapai 8.7% semenara naiknya arif angkuan umum memberikan konribusi sebesar.08%. Tenu saja adanya hari raya Idul Firi pada akhir ahun 005 juga iku memicu kenaikan harga-harga sehingga menyebabkan naiknya inflasi. Inflasi IHK erliha sanga sensiif menanggapi gejolak-gejolak emporer semacam iu sehingga inflasi IHK kurang epa menggambarkan suau kecenderungan jangka menengah-panjang erhadap pergerakan hargaharga. Hal ersebu sanga mempengaruhi kepuusan pemerinah dalam melakukan kebijakan moneer dan ekspekasi masyaraka erhadap angka inflasi. Semenara iu, inflasi ini menanggapi kejuan dengan egar sehingga inflasi ini sanga baik unuk menggambarkan pergerakan harga dalam jangka panjang dan dapa dijadikan dasar penenuan kebijakan moneer. Plo daa dere waku indeks masingmasing peubah memperlihakan idak konsannya raaan dan ragam yang mengindikasikan keidaksasioneran. Sedangkan plo daa inflasi menunjukkan kesasioneran. Uji Kesasioneran Unuk melakukan uji erhadap kesasioneran daa dilakukan uji Dickey Fuller. Tabel 1 Uji Dickey Fuller Uji DF Inflasi Ini Inflasi IHK Uji p-value Nilai kriis α=5% Dari hasil uji Dickey Fuller, saisik pada peubah inflasi IHK dan inflasi ini yang masing-masing sebesar dan lebih besar dari nilai kriisnya pada araf nyaa 5% = Sehingga dapa diarik kesimpulan bahwa daa dere waku inflasi IHK dan inflasi ini elah sasioner pada daa dasarnya aau erinegrasi pada ingka 0. Karena daa elah sasioner maka idak perlu dilakukan uji koinegrasi sehingga model yang akan digunakan adalah model VAR. Uji Lag Panjang lag yang diikukan pada pengujian adalah 1 lag. Panjang lag ersebu cukup menggambarkan periode daa bulanan pada seahun pengamaan. Berdasarkan krieria AIC didapakan minimum log likelihood sebesar erdapa pada lag 1. Dengan demikian panjang lag yang akan digunakan unuk analisis berikunya hanya sampai lag 1. Panjang lag mengindikasikan pengaruh anar kedua peubah idak erlalu erpau jauh wakunya. Beriku hasil perhiungan AIC. Tabel Uji Lag Lag AIC * *nilai AIC erkecil 5

15 Analisis VAR Dengan demikian model VAR yang akan digunakan adalah model VAR lag 1, yaiu : y = y z -1 z = y z -1 Dari hasil analisis VAR, dengan mengamai saisik dari masing-masing koefisien (Lampiran ) memperlihakan hubungan imbal balik anara peubah inflasi IHK dan inflasi ini idak signifikan. Uji Kelayakan Model Unuk menguji kelayakan model di aas erlebih dahulu periksa kesasioneran pada sisaan. Sisaan yang sasioner membukikan proses whie noise pada sisaan. Dari plo (Lampiran 5) dapa diliha bahwa sisaan unuk masing-masing peubah konsan ragamnya dan raaannya berada di kisaran nol sehingga sisaan erbuki sasioner. Hasil uji Pormaneu (Lampiran 6) menyaakan bahwa hingga lag 1 sisaan bebas dari masalah auokorelasi. Kesimpulan ersebu mengindikasikan model layak unuk digunakan. Uji Kausalias Analisis selanjunya adalah uji kausalias unuk mengeahui adanya hubungan kausal (sebab-akiba) anara peubah inflasi IHK dan inflasi ini aau apakah peubah yang sau dapa meningkakan kinerja peramalan dari peubah yang lain. Tabel 3 Uji kausalias Granger H 0 Observasi F- P-value hiung Inflasi ini idak Granger menyebabkan inflasi IHK Inflasi IHK idak Granger menyebabkan inflasi ini Dari hasil uji kausalias di aas, kedua hipoesis nol dierima pada ingka kepercayaan 95%. Dengan kaa lain, peubah inflasi ini idak Granger menyebabkan peubah inflasi IHK dan begiu pula sebaliknya, peubah inflasi IHK idak Granger menyebabkan peubah inflasi ini. Hasil uji kausalias mendukung dugaan awal idak adanya hubungan kausalias anar dua peubah berdasarkan hasil analisis VAR. Dengan idak adanya hubungan kausalias anar dua peubah maka dapa dikaakan bahwa kedua peubah bergerak secara bersamaan. Perubahan yang erjadi pada inflasi IHK dampaknya dirasakan langsung oleh inflasi ini dan begiupun sebaliknya. Hal ersebu mengindikasikan idak adanya pengaruh lag pada kedua peubah ersebu. Dengan demikian analisis regresi biasa dapa digunakan unuk mengeahui hubungan anar dua peubah. Analisis Dekomposisi Keragaman Hasil dekomposisi keragaman dapa diliha pada abel di bawah ini : Tabel 4 Dekomposisi keragaman inflasi IHK erhadap inflasi ini Periode (bulan) SE (Gala Baku) Inflasi IHK Inflasi Ini Dari abel 4 dapa diamai bahwa pada periode perama, perkiraan keragaman gala sebesar 100% dijelaskan oleh peubah inflasi IHK iu sendiri. Namun pada bulan kedua, peubah inflasi ini sudah mempengaruhi perkiraan keragaman gala peubah inflasi IHK sebesar.38%. Pengaruh perkiraan keragaman gala erhadap peubah inflasi IHK pada bulan selanjunya eap pada kisaran.38%-.54%. Sehingga dapa diarik kesimpulan bahwa peubah inflasi ini sanga kecil pengaruhnya dalam menjelaskan keragaman gala dari peubah inflasi IHK. Sebaliknya, peubah inflasi IHK sanga besar konribusinya dalam menjelaskan keragaman gala peubah inflasi ini. Hal ersebu dapa erliha pada periode perama saja peubah inflasi IHK sudah berpengaruh sebesar 76% erhadap peubah inflasi ini. Akan eapi pada periode-periode selanjunya pengaruhnya menurun hingga 74 %. Peubah inflasi IHK menjelaskan sebagian besar keragaman gala peubah inflasi ini. Hal ersebu mengindikasikan inflasi IHK menjadi 6

16 peubah yang dapa menjelaskan inflasi ini, sehingga inflasi IHK merupakan peubah bebas dan inflasi ini sebagai peubah ak bebasnya. Tabel 5 Dekomposisi keragaman inflasi ini erhadap inflasi IHK Periode (bulan) SE (Gala Baku) Inflasi IHK Inflasi Ini Persamaan regresi dengan inflasi IHK sebagai peubah bebas dan inflasi ini sebagai peubah ak bebas, adalah : Inflasi ini = inflasi IHK Inflasi IHK dan inflasi ini memiliki hubungan yang posiif. Seiap naiknya inflasi IHK sau persen mengakibakan inflasi ini naik sebesar persen. Analisis Respon Impuls Analisis respon impuls digunakan unuk meliha perilaku dinamis dari model VAR melalui respon dari seiap peubah ak bebas erhadap kejuan pada peubah ersebu maupun erhadap peubah ak bebas lainnya dalam sisem persamaan VAR. Analisis respon impuls dilakukan secara dua ahap. Perama, digunakan unuk meliha pengaruh konemporer aau perilaku dinamis dari peubah inflasi IHK erhadap peubah inflasi ini. Kedua, unuk meliha pengaruh konemporer aau perilaku dinamis dari peubah inflasi ini erhadap peubah inflasi IHK. Hasil analisis respon impuls pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pada periode perama sau sandar deviasi dari peubah inflasi IHK sebesar idak membawa efek apapun erhadap peubah inflasi ini yang memiliki sandar deviasi sama dengan nol. Seelah periode perama, barulah peubah inflasi IHK dengan sandar deviasi sebesar berpengaruh erhadap penambahan sandar deviasi peubah inflasi ini sebesar Tabel 6 Analisis respon impuls inflasi IHK erhadap inflasi ini Periode (bulan) Inflasi IHK Inflasi Ini Tabel 7 Analisis respon impuls inflasi ini erhadap inflasi IHK Periode (bulan) Inflasi IHK Inflasi Ini Semenara iu, pada analisis respon impuls inflasi ini erhadap inflasi IHK dapa diliha bahwa sau sandar deviasi dari inflasi ini sebesar 0.96 menyebabkan efek posiif erhadap peubah inflasi IHK sebesar pada periode perama. Periode selanjunya sandar deviasi dari inflasi ini sebesar mengakibakan penurunan sandar deviasi peubah inflasi IHK menjadi Sandar deviasi pada inflasi IHK erus menurun pada bulan-bulan selanjunya. Hingga periode sau ahun, sandar deviasi dari inflasi ini erus menurun yang membawa efek yang sama erhadap inflasi IHK. Secara grafis (Lampiran 3), inflasi IHK merespon aau menanggapi kejuan yang erdapa pada peubah iu sendiri dengan posiif dan dampaknya akan hilang pada bulan ke 10. Hal yang hampir sama erjadi keika peubah inflasi IHK menanggapi kejuan yang erdapa pada inflasi ini. Ini berari konsumen membuuhkan waku 10 bulan unuk dapa menyesuaikan diri dengan suau keseimbangan baru. 7

17 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapa diambil dari peneliian ini adalah: 1. Peubah inflasi IHK dan inflasi ini idak menunjukkan hubungan kausalias yang mengindikasikan idak adanya pengaruh lag anar kedua peubah.. Peubah inflasi IHK memberikan konribusi yang besar erhadap peramalan peubah inflasi ini sehingga inflasi IHK berfungsi sebagai peubah bebas dan inflasi ini sebagai peubah ak bebas. 3. Baik peubah inflasi IHK maupun inflasi ini merespon kejuan yang erdapa pada dirinya aau anar peubah dalam waku 10 bulan. Pada periode kurang dari seahun, kejuan sudah hilang pengaruhnya. Saran Unuk peneliian lebih lanju, disarankan agar melakukan eksplorasi khusus erhadap barang/jasa yang menjadi kebuuhan primer konsumen seperi beras, minyak anah, daging, cabe dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusa Saisik Inflasi Ini. Jakara : BPS Enders, W Applied Economerics Time Series. New York : John Wiley & Sons, Inc Gujarai, Damodar N Basic Economerics. Singapura : McGraw-Hill, Inc Krisiawardani, Kumala. 00. Model Ekonomi Indonesia Dengan Meode VAR [skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Insiu Peranian Bogor Respai, Efi Analisis VAR (Vecor Auoregression) unuk Mekanisme Pemodelan Harga Daging Ayam [esis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Insiu Peranian Bogor Zahira Pergerakan Invesasi di Indonesia sera Variabel-Variabel Ekonomi Makro yang Mempengaruhinya (periode ahun )[skripsi]. Jakara: Program Sarjana Sains Terapan, Sekolah Tinggi Ilmu Saisik 8

18 Lampiran 1 Plo Inflasi IHK dan Inflasi Ini IHK IHK Ini Inflasi IHK Inflasi Ini 9

19 Lampiran Hasil Analisis VAR Pendugaan Vecor Auoregression Gala Baku dalam ( ) & -hiung dalam [ ] Inflasi IHK Inflasi ini Inflasi IHK(-1) (0.7678) ( ) [ ] [ ] Inflasi ini(-1) (0.8919) (0.6375) [ 1.950] [ ] C ( ) (0.1307) [ ] [ ] R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equaion F-saisic Hasil Analisis Regresi Persamaan regresi Inflasi ini = inflasi IHK S = R-Sq = 71.7% R-Sq(adj) = 71.% Analisis Keragaman Source DF SS MS F P Regression Residual Error Toal

20 Lampiran 3 Hasil Grafis Analisis Respon Impuls.0 Respon Inflasi IHK erhadap Inflasi IHK.0 Respon Inflasi IHK erhadap Inflasi Ini Respon Inflasi Ini erhadap Inflasi IHK Respon Inflasi Ini erhadap Inflasi Ini

21 Lampiran 4 Hasil Grafis Dekomposisi Keragaman Persenase Keragaman Inflasi IHK erhadap Inflasi IHK Persenase Keragaman Inflasi IHK erhadap Inflasi Ini IHK 1.5 Ini Persenase Keragaman Inflasi Ini erhadap Inflasi IHK Persenase Keragaman Inflasi Ini erhadap Inflasi Ini IHK Ini

22 Lampiran 5 Plo Sisaan 10 Sisaan Inflasi IHK Sisaan Inflasi Ini

23 Lampiran 6 Hasil Uji Pormaneu H 0 : idak ada auokorelasi anar sisaan sampai lag p Lags Q-Sa Prob. Adj Q-Sa Prob. df NA* NA* NA* * Uji hanya valid unuk lag yang lebih besar dari ordo lag VAR df adalah deraja bebas unuk sebaran chi-square Lampiran 7 Karakerisik Penghiungan Inflasi IHK yang Dikeluarkan BPS No Karakerisik Inflasi IHK 00 1 Penimbang SBH 00 Cakupan Koa 45 koa 3 Pake Komodias 744 komodias 4 Klasifikasi COICOP 7 Kelompok 35 sub kelompok 5 Pasar/Oule Pasar radisional dan supermarke 6 Agrega Dasar Raa-raa Arimeik dan Raaraa Geomerik (30 komodias) 7 Formula Indeks Laspeyers Modifikasi Jumlah Komodias sera Penimbangnya Menuru SBH 00 yang Dikeluarkan BPS Kelompok Pengeluaran SBH 00 Jumlah Komodias Penimbang Umum Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3 Perumahan Sandang Kesehaan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

24 .Lampiran 8 Tahapan Penghiungan Inflasi yang Dikeluarkan BPS Pemilihan pake komodias (barang/jasa) 744 komodias Pengelompokan barang dan jasa berdasarkan COICOP (Classificaion of Individual Consumpion According o Purpose). Penenuan penimbang unuk seiap kelompok barang dan jasa Menenukan cakupan koa dan pasar/oule sera penimbangnya Pengumpulan daa harga Penghiungan agrega dasar Penghiungan indeks Penghiungan inflasi Angka inflasi 15

25 Lampiran 9 Rumus Penghiungan Inflasi yang Dikeluarkan BPS Kelompok Inflasi erdiri dari : 1. Inflasi ini. Inflasi sesaa 3. Inflasi yang dipengaruhi kebijakan pemerinah Indeks di ingka koa : h pli p( l 1) iq0i i= 1 p( l 1) i IHKlf = 100 dengan : h p Q 0i 0i i= 1 IHK lf : Indeks Harga Konsumen kelompok f pada bulan ke l. p p li ( l 1) i P l 1) iq0i P 0 : Relaif harga komodii i pada bulan ke l. ( : Nilai konsumsi komodii i pada bulan ke l iq i : Nilai konsumsi komodii i pada periode dasar. h : Banyaknya komodii Inflasi di ingka koa : IHKlfg IHK( l 1) fg I lfg = 100 IHK( l 1) fg dengan : I lfg : Inflasi koa g kelompok f bulan kel. IHK lfg : Inflasi IHK koa g kelompok f bulan ke l IHK ( l 1) fg : Inflasi IHK koa g kelompok f bulan ke (l -1) Indeks di ingka nasional : IHK 45koalf 45 1 = g= I lfg 100 W g dengan : IHK 45 koalf : Inflasi IHK gabungan 45 koa kelompok f bulan ke l I lfg : Inflasi IHK koa k kelompok f bulan ke l W g : penimbang koa g 16

26 Inflasi di ingka nasional : I lf IHK 45koa IHK lf 45koa ( l 1) f = 100 IHK 45koa ( l 1) f dengan : I lf : Inflasi nasional kelompok f bulan ke l IHK 45 koalf : Inflasi IHK nasional kelompok f bulan ke l IHK 45koa( l 1) f : Inflasi IHK nasional kelompok f bulan ke (l -1) 17

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM)

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM) Analisis Hubungan Produk Domesik Bruo dan Ekspor Indonesia dengan Pendekaan Threshold Vecor Error Correcion Model (TVECM) Gama Pura Danu Sohibien 1, Brodjol Suijo Suprih Ulama 2 12) Program Sudi Saisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp. 151-159 ISSN 93-3 prin/issn 07-0939 online PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU 1 Ari Pani

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA

TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri ogyakara unuk memenuhi sebagian persyaraan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Sedangkan data deret waktu (time series) adalah pengamatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Sedangkan data deret waktu (time series) adalah pengamatan yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Semakin majuna ala ransporasi membua masaraka semakin mudah unuk bepergian, salah sau conohna adalah dengan menggunakan ransporasi udara. Semakin majuna ransporasi udara

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 91-100 Online di: hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI BREAKPOINT DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE STRUCTURAL

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (ARCH-M) PADA RETURN SAHAM (Studi Kasus Pada PT.

PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (ARCH-M) PADA RETURN SAHAM (Studi Kasus Pada PT. PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (ARCH-M) PADA RETURN SAHAM (Sudi Kasus Pada PT. Indosa Tbk) SKRIPSI Oleh : Linda Wiguna J2A 605 068 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci