PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROSES PEMESINAN BENDA UJI TARIK ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROSES PEMESINAN BENDA UJI TARIK ABSTRAK"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROSES PEMESINAN BENDA UJI TARIK hrisian Aidy Mosey 1), Rdy Poeng 2)., Johan. Neyland 3). Jrsan Teknik Mesin-FT. UNSRAT, Manado ABSTRAK Sa esin perkakas din dapa eprodksi benda kerja (prodk) yang ber inggi, nk i diperlkan proses pengerjaan yang baik, benar dan epa. Proses prodksi benda kerja diawali dengan perenanaan langkah pengerjaan yang logis, seperi: eneapkan jenis proses esin perkakas sera eilih aerial yang akan dignakan. Proses pebaan idak hanya berkaian dengan fakor eknologi saja, elainkan berkaian pla dengan fakor biaya dan keepaan prodksi dei nk eenhi arge dan enapai kenngan yang opial (opiasi). Pada ji arik, benda ji disandarisasi sesai dengan esin arik yang akan dignakan. Benk benda ji erpakan fakor pening nk engindari erjadinya paah aa reak pada daerah grip aa yang lainya. Tjan dari peneliian ini adalah enenkan wak raa-raa peesinan dan endapakan biaya oal prodksi dari proses peesinan benda ji arik. Benda ji arik yang dijadikan obyek peneliian ini berbenk penapang lingkaran enggnakan aerial besi beon dengan proses peesinan bb. Dari hasil perhingan wak dan biaya yang dilakikan pada proses peesinan benda ji arik, didapa wak peesinan raa-raa 161,733 eni/benda ji dan biaya sa prodk benda ji Rp per benda ji. Kaa kni: Wak proses, biaya prodksi, benda ji arik ABSTRAT A ahine ool s be able o prode high-qaliy prod. B a skilled operaor also reqired. The proess of workpiee prodion begins wih planning a logial working seps, sh as: speifying he ype of ahine ool s proess and seleing he aerials o be sed. The prodion proess is no only relaed o he ehnology, b also relaed o he os faor and he prodion speed o ahieve he arge and opi profis. In he ensile es, he speien is sandardized aording o he ensile ahine ha will be sed. The shape of he esed speien is essenial in order o avoid raking or fare in he grip or ohers areas. The prpose of his sdy are deerining he average ie of ahining proes and geing he oal os of prodion of ahining proess of a ensile es speien. The ensile es speien were sbjeed on his experien has a irlar ross-seiolan shape whih ade fro onree seel wih he lahe ahining proes. Based on he resl of he proess of ie and os allaion, he ensile es speiens has an average ahining ie of 161,733 ines per speien and he os Rp per speien. Keywords: Proess ie, prodion os, he ensile es speien Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 1

2 I. PENDAHULUAN Dala eprodksi sa benda kerja dapa direnanakan langkah pengerjaan yang logis, eneapkan jenis proses esin perkakas dan aerial yang akan dignakan. Akan eapi sa proses pebaan idak hanya berkaian dengan fakor eknologi saja, elainkan berkaian pla dengan fakor biaya dan keepaan prodksi dei nk eenhi arge aapn nk enapai kenngan seepa ngkin. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Proses Peesinan Proses peesinan adalah proses peoongan/pebangan sebagian bahan dengan aksd nk ebenk prodk yang diinginkan. Proses peesinan yang biasa dilakkan di indsri anfakr adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggrdian (drilling), proses pebban (rning), proses penyayaan/frais (illing), proses gergaji (sawing), proses broahing, dan proses gerinda (grinding). 2.2 Mesin Bb Mesin Bb adalah sa Mesin perkakas yang dignakan nk eoong benda yang dipar. Bb sendiri erpakan sa proses peakanan benda kerja yang sayaannya dilakkan dengan ara ear benda kerja kedian dikenakan pada paha yang digerakkan seara ranslasi sejajar dengan sb par dari benda kerja. Gerakan par dari benda kerja diseb gerak poong relaif dan gerakkan ranslasi dari paha diseb gerak pan. Gabar 2.1 Mesin bb (Rohi, 2002) Gabar 2.2 Proses Bb (Rohi, 2002) 2.3 Benda Uji Tarik Benda ji arik adalah benda kerja yang akan diarik pada esin arik dengan ara enarik spesien erseb hin gga ps. Benda ji arik sebel dilakkan pengjian hars dilakkan proses peesinan sesai dengan kran yang sdah disandarisasi, salah sanya dengan sandar ASTM (Aerian Soiey for Tesing and Maerial). Pada nya Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 2

3 benk sandar benda ji arik penapang segi epa aa penapang lingkaran. 2.4 Opiasi Proses Peesinan Apabila jenis proses sera esin perkakas elah dieapkan, indakan selanjnya adalah enenkan jenis paha yang akan dignakan sesai dengan ran/langkah pengerjaan Koponen Wak Prodksi 1. Koponen wak yang dipengarhi oleh variabel proses Wak peoongan v f (eni)..(2.1) Wak pengganian paha Yai wak pengganian paha yang dibagi raa nk sejlah prodk yang dihasilkan sejak paha yang bar dipasang sapai paha erseb hars digani karena as. Gabar 2.4 Diagra Alir Biaya Dasar (Rohi, 2002) Biaya sa prodk dienkan oleh (Rohi, 2002) biaya aerial (bahan dasar), biaya dt d. (eni/prodk)...(2.2) prodksi dan biaya (2.6) adinisrasi / T persiapan / perenanan prodksi yang 2. Koponen wak yang bebas ngkin erdiri aas gabngan beberapa Kopenen wak bebas erpakan langkah proses pebaan sebagaiana wak non prodkif, dapa dirskan rs berik: (Rohi, 2002) sebagai berik: (Rohi, 2002) M plan p (Rp/prodk) (2.5) s a LW AT RT UW Biaya Maerial (Bahan Dasar) (eni/prodk...(2.3) n 3. Wak Peesinan Raa-raa Dengan deikian wak peesinan perprodk raa-raa erpakan os penjlahan koponen wak peoongan, pengganian paha dan wak bebas (non prodkif) adalah: (Rohi, 2002) (eni).. (2.4) a dt Koponen Biaya Prodksi Diagra alir biaya dasar, erpakan ilsrasi penenan biaya prodksi per ni prodk, seperi diperlihakan pada gabar 2.4. plan (Daa) (Doen) Seqenlal aess sorage Inernal sorage M M M Mo MI Dire aess sorage (Delay) Peranangan sise aerial handling erpakan sa koponen pening dala peranangan fasilias eraa yang berkaian dengan desain aa p "aivaed delay"effeing oal ie for proessing: l, l Delay (Delay) p p r se fix pr n e e /N Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 3

4 leak. Oleh karena i, peranangan aa leak dan peranangan aerial handling selal saling erkai sa dengan yang lain. Biaya bahan dasar M hars diraikan seperi rs berik: (Rohi, 2002) M (Rp/prodk)... (2.6) Mo Mi Biaya Sa Proses dala sa Uran Prodksi Biaya prodksi (sa proses di anara beberapa ran proses yang era berkesinabngan) dapa diperini enjadi biaya penyiapan dan peralaan (speial ooling, fixre), biaya perosesan/peesinan (proessing os), dan biaya bahan habis (onsable/ers/ools os) yai: (Rohi, 2002) P P r e (Rp/prodk)...(2.7) e (Rp/prodk)...(2.8) Biaya Peesinan (Perosesan) Biaya proses peesinan dihing berdasarkan wak peesinan raa-raa per prodk dan biaya operasi (per saan wak; eni). Eleen biaya ini dipengarhi oleh laj keepaan prodksi. (Rohi, 2002). Biaya Operasi (Rp/prodk)...(2.9) Biaya operasi ( ) persaan wak (eni) bagi sa kesaan prodksi dapa dihing berdasarkan biaya yang ebenknya dala sa periode dibagi dengan jlah eni kerja efekif per ahn. Biaya operasi per ahn erpakan gabngan dari biaya eap dan biaya variabel yang selanjnya dapa dikelopokan sebagai biaya langsng dan biaya ak langsng, persaaannya yai: (Rohi, 2002) f d i J J J (Rp/eni)...(2.10) Biaya operasi dapa dienkan biaya eap per ahn dan biaya langsng per ahn dibagi dengan jlah eni kerja efekif per ahn, yai: f d J J (Rp/eni)...(2.11) 1. Biaya Teap Per ahn Biaya eap per ahn ( ) erpakan beban yang dipikl persahaan aas peilikan sa esin prodksi. Hal ini berhbngan dengan odal, dengan abahan bnga, pajak dan asransi. Sesai dengan naanya, aka biaya ini eap ada dan idak pedli apakah esin dan pabrik elakkan kegiaan yang prodkif aapn idak saa sekali. Benk rsnya adalah: (Rohi, 2002) f o 1 y 1 I y 2. y pi f (Rp/ahn).(2.12) 2. Biaya Langsng Per ahn Persaaan nk enghing biaya langsng per ahn ( d ) seara Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 4

5 akan sli diba. Meskipn biaya operaor dapa dipisahkan, aka asih ada biaya bahan ban dan biaya yang harganya idak dah nk dieapkan erhadap sa referensi eren selaa periode sa ahn. ob rg. g. g e (Rohi, 2002) rg 1 Biaya operaor perahn ( Biaya daya pereni. J(Rp/aapoong)..(2.17) ) (Rp/ahn)...(2.13) Biaya operasi proses pengasahan d diana: Biaya operaor per ahn = 12x (pah operaor) (Rp/ahn)...(2.14) Biaya daya pereni = (daya noinal) x (harga daya per kwh/60 eni)...(2.15) 3. Kerja Efekif Unk 1 ingg, 5 hari kerja : J = 50x5x7x60 = eni/ahn Unk 1 ingg, 6 hari kerja : J = 50x6x6x60 = eni/ahn Diseragakan : J = eni/ahn. Biaya Paha Biaya paha perl dieapkan sebagai koponen biaya yang erpisah karena epnyai kaian langsng dengan r paha yang erpakan variabel aa dala proses peesinan. (Rohi, 2002) e e T (Rp/prodk)...(2.16) Paha (ool/er) erpakan bahan habis yang diperlkan dala proses peesinan. Biaya paha dapa dihing berdasarkan harga pokok aa poong erseb diabah dengan biaya pendkngnya yai penyeelan dan/aa pengasahan. Biaya aa poong paha yang dapa diasah, persaaannya adalah sebagai berik: paha, dapa enggnakan persaaan operasi peesinan benda ji arik (2.11), yai: g J fg diana, J dg (Rp/eni)...(2.18) fg = biaya eap per ahn (Rp/ahn) 1 y 1 = og I pi y 2. y (Rp/ahn). og =harga pebelian esin gerinda dengan peralaannya (Rp) dg = biaya langsng; seengah biaya operaor per ahn + biaya daya per ahn (Rp/ahn)...(2.20) III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tepa dan Wak Peneliian Tepa pelaksanaan penlisan ini dilakkan di Laboraori Manfakr Jrsan Teknik Mesin Faklas Teknik Universias Sa Ralangi Manado. Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 5

6 Wak pelaksanaan lai 02 Okober sapai 15 Deseber Bahan dan Peralaan Bahan yang dignakan dala peneliian adalah benda ji arik besi beon S 45 yang sandar berbenk penapang lingkaran. Sedangkan peralaan yang dignakan adalah esin bb, esin gerinda dan paha baja keepaan inggi (HSS, High Speed Seel). 3.3 Prosedr Peneliian Peneliian ini dilaksanakan seara siseais dan srkr pelaksanaannya dengan prosedr peneliian seperi pada gabar 3.1. Mlai Tahap Persiapan Benda Uji dan Mesin Bb Daa Benda Uji dan Proses Menenkan Koponen Wak Prodksi Menghing Koponen Ongkos Prodksi Biaya Prodk Benda Uji Pebahasan dan Kesiplan Selesai Gabar 3.1 Diagra Alir Prosedr Peneliian 3.4 Pengolahan Daa Langkah Pengerjaan Perhingan kondisi peesinan dibhkan perenanaan langkah aa ran pengerjaan yang logis. Proses pebaan prodk benda ji arik benk penapang lingkaran yang dapa dilakkan proses peesinan pada esin bb, seperi diraikan pada abel 3.1. Tabel 3.1 Perenanaan langkah pengerjaan benda ji arik Uraian Gabar Peesin Langkah an Meraakan I perkkaan 1 benda kerja Bor II Perkaan 1 benda kerja Pengpasan alr baas III panjang 1 benda ji Pengpasan Kasar 3 diaeer 16 Hals 1 IV Pengpasan Kasar 6 diaeer 10 Hals 1 X Pengpasan Radis XI radis dan 1x2 haper haper 1x2 XII Ulir Daa Kondisi Peoongan Daa kondisi peoongan proses peesinan benda ji arik penapang lingkaran diperoleh dari hasil perenanaan langkah pengerjaan, kran benda ji arik Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 6

7 yang sandar dan esin bb. Assi peoongan benda ji ini yai bahwa aa poong paha pada posisi orhogonal (sd poong aa, r = 90 0 ). Maerial yang dignakan proses peesinan benda ji arik yai besi beon S 45 ¾ ini (19,050 ) dengan panjang 225. Adapn daa kondisi peoongan berdasarkan esin bb yang ada di Laboraori Manfakr Unsra yang dilakkan pada seiap langkah proses peesinan benda ji arik benk penapang lingkaran, adalah sebagai berik: 1. Langkah Meraakan Perkaan Benda Kerja Paran (n) = 110 rp Diaeer (d o )=19, Langkah Bor Perkaan Benda Kerja Assi saa dengan langkah eraakan perkaan benda kerja. 3. Langkah Pengpasan Alr Baas Panjang Benda Uji Kedalaan poong (a)= 0,5 Paran(n) Diaeer (d o )= 19,050 =110rp 4. Langkah Pengpasan Kasar Diaeer 16 Pengpasan kasar: Jlah langkah pengpasan = 3 Paran (n) Gerak akan (f) =110 rp =0,3 /r Panjang peesinan ( ) =160 Pengpasan hals: Jlah langkah pengpasan = 1 Paran (n)=300 rp Gerak akan (f) =0,15/r Panjang pesinan ( )= Langkah Pengpasan Kasar Diaeer 10 Pengpasan kasar: Jlah langkah pengpasan = 6 Paran (n) Gerak akan (f) = 110 rp =0.3 /r Panjang peesinan ( ) =110 Pengpasan hals: Jlah langkah pengpasan = 1 Paran (n) Gerak akan (f) =300 rp =0.15 /r Panjang pesinan ( )= Langkah Pengpasan haper Jlah pengpasan = 2 Paran (n)= 55 rp Kedalaan poong (a) = 1 Diaeer (d o ) = Langkah Pengpasan Radis Jlah pengpasan = 2 Paran (n) = 55 rp Diaeer benda kerja (d o ) = 16 Kedalaan poong (a) = 3 8. Langkah Pengliran Jlah pengliran = 6x2 Paran (n) = 55 rp Gerak akan (f) = 0,25/r Panjang peesinan ( ) = 20 Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 7

8 3.4.3 Daa Harga Bahan Dasar, UMR dan Peralaan Harga-harga bahan dasar, UMR (Upah Mini Regional) dan peralaan/mesin diperoleh dari pasaran inerne (p dae ahn 2013), yai sebagai berik: 1. Harga besi beon S = Rp (Lapiran 1) 2. Harga esin bb = Rp (Lapiran 2) 3. Harga aa poong Paha HSS = Rp (Lapiran 3) 4. Harga esin gerinda = Rp (Lapiran 4) 5. Upah Mini Regional (UMR) Sl = Rp (Lapiran 5) 6. Harga ener drill = Rp (Lapiran 6) 7. Tarif lisrik 2200 VA (31 Deseber 2013) = Rp 1076 /kwh (Lapiran 7) (Berdasarkan esin bb Willer di Laboraori Manfakr 3.9A, 5V) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengaaan Hasil pengaaan yang didapakan dari peneliian perhingan wak dan biaya pada proses peesinan ji arik, adalah sebagai berik: 1. Benda ji arik yang dijadikan obyek dala peneliian ini yai berbenk penapang lingkaran dengan sandar ASTM (Aerian Soiey for Tesing and Maerial). 2. Proses peesinan pada benda ji arik, dilakkan dengan proses bb, dengan kondisi peoongan berdasarkan esin bb yang ada di Laboraori Manfakr. 3. Perhingan kondisi peesinan dibhkan perenanaan langkah aa ran pengerjaan yang logis. 4. Perhingan biaya proses peesinan pada benda ji arik, seperi diperlihakan pada gabar 4.2. Biaya db plan 8% 1 y 1 fb ob I y 2. y Biaya operaor ( Biaya daya. J ) M fb db P Mo. pi e J + J e. T ob + r g. g. g r +1 dg a a fg + J J LW dg T dt AT RT d T dt. 1 y 1 g fg og I pi y 2. y 1/ 2Biaya operaor ( Biaya daya. J ) Gabar 4.2 Diagra Alir Biaya Proses Peesinan pada Benda Uji Tarik Benk Penapang Lingkaran A. Wak Variabel Proses Jlah hasil perhingan wak peoongan seiap langkah proses peseinan pada benda ji arik penapang lingkaran erseb, seperi pada abel 4.1 UW s n Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 8

9 No Langkah Proses Wak Peoongan, (eni/langkah) 1 Meraaakan perkaan 0,00145 benda kerja 2 Bor perkaan benda kerja 0, Pengpasan alr baas benda ji arik 0, Pengpasan kasar diaeer 16 14,545 5 Pengpasan hals diaeer 16 3,556 6 Pengpasan kasar diaeer Pengpasan hals diaeer 10 2,444 8 Pengpasan haper Pengpasan radis 0, Pengliran 32 Jlah (eni/benda ji) 72,552 aka: a ,02 0,08 0,05 0,01 60,160 eni/benda ji.. Wak Peesinan Raa-raa Berdasarkan persaaan (2.8) dapa dikeahi perhingan wak proses peesinan benda ji arik penapang lingkaran yang dilakkan proses bb, adalah: a dt 60,160 72,552 29, ,733 eni/benda ji Wak pengganian paha Berdasarkan persaaan (2.6): dt d. T diana wak penggaian aa peasangan paha, diabil 30 eni dan r paha diabil lebih besar dari jlah wak peoongan, diabil deikian: dt ji. T 75 eni. Dengan 72, ,021 eni/benda 75 Wak Bebas Berdasarkan persaaan (2.7): a LW AT RT UW s n d Perhingan Biaya A. Biaya Persiapan Unk biaya persiapan 8 % dari biaya prodksi benda ji arik. (0,08). plan B. Biaya Maerial Maerial yang dignakan pada proses peesinan benda ji arik, besi beon S 45 berkran diaeer 19,050 yang ada dipasaran. Kebhan aerial dan biaya erseb yai: Dikeahi dari lapiran 1 harga besi beon S 45 diaeer 19,050 panjang 12 eer Rp Seiap eer harganya = Rp Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 9

10 Sedangkan kebhan proses peesinan benda ji arik dengan kran panjang 225 (0,255 eer). Jadi seiap benda ji arik eerlkan biaya aerial sebesar MO (21.000).(0,225) Rp per prodk. Berdasarkan persaaan (2.11), aka biaya aerial nk proses peesinan prodk benda ji arik penapang lingkaran, adalah: M Mo = Rp 4.725/ benda ji.. Biaya Sa Proses dala sa Uran Prodksi 1. Biaya Peesinan Biaya Teap per Tahn Perkakas yang dignakan dala proses peesinan benda ji arik, sebagai biaya eap yai esin bb dan ener drill. Harganya seperi pada abel 4.2. Tabel 4.2 Jlah Harga Pebelian Mesin/Peralaan NO Mesin/ Jlah Harga peralaan 1 Mesin Bb (Lapiran 2) 2 ener drill (Lapiran 6) Jlah Harga Pebelian Mesin/ Peralaan, (Rp) fb ob ob 1 y 1 I y 2. y pi , (10) Rp per ahn. 2. Biaya Paha Biaya Teap per Tahn fg Bila esin gerinda perkakas berharga Rp og (Lapiran 4) dengan penysan y 10 ahn, bnga-pajak-asransi I 7,5% aka dengan pi enggnakan persaaan (2.24) biaya eap perkakas ini adalah: og 1 y 1 I y 2. y pi , (10) = Rp per ahn D. Biaya Sa Prodk Benda Uji Berdasarkan persaaan (2.9) dapa dikeahi perhingan biaya proses peesinan benda ji arik penapang lingkaran yang dilakkan proses bb, adalah: M plan Dengan ensbsisikan persaaan biaya persediaan, yai plan p (0,08)., aka persaaan sa prodk enjadi: M (0,08). (1 0,08) M p (1 0,08) M (4.725) (53.680) (1 0,08) Rp per benda ji. p p Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 10

11 4.2 Pebahasan Dala perhingan wak dan biaya pada proses peesinan benda ji arik, pebahasannya sebagai berik: 1. Dari hasil perhingan erhadap wak yang dilakkan, diperoleh wak peesinan raa-raa yang dipengarhi oleh koponen wak variabel proses (wak peoongan dan wak bebas) dan wak bebas. Hasil koponen wak erseb adalah sebagai berik: Wak variabel proses Wak varibel proses dipengarhi oleh wak peoongan dan wak pengganian paha. Hasilnya didapakan: ( ) = 72,552 eni/benda ji. Sedangkan wak pengganian paha didapakan: ( dt ) = 29,021 eni/benda ji Wak bebas didapakan: ( a ) = 60,160 eni/benda ji. Wak peesinan raa-raa didapakan: eni/benda ji ( ) = 161, Dari hasil perhingan erhadap biaya yang dilakkan, diperoleh biaya sa prodk benda ji yang dipengarhi oleh koponen biaya persediaan, biaya aerial dan biaya sa proses dala sa ran prodksi. Hasil koponen biaya erseb adalah sebagai berik: Biaya persiapan didapakan: ( plan ) = Rp per benda ji. Biaya aerial didapakan: ( M ) = Rp per benda ji. Biaya sa ran proses prodksi didapakan: ( benda ji. p ) = Rp per Biaya sa prodk benda ji didapakan: ( ) = Rp per benda ji. V. PENUTUP 5.1 Kesiplan Dari hasil perhingan wak dan biaya pada proses peesinan benda ji arik, dapa diabil beberapa kesiplan sebagai berik: 1. Perhingan erhadap wak yang dilakkan pada proses peesinan benda ji arik berpenapang lingkaran, dipengarhi oleh koponen wak variabel proses (wak peoongan dan wak bebas) dan wak bebas nk endapakan wak peesinan raa-raa, yai 161,733 eni/benda ji. 2. Perhingan erhadap biaya yang dilakkan pada proses peesinan benda ji arik berpenapang lingkaran, dipengarhi oleh koponen biaya persiapan, biaya aerial dan biaya sa proses dala sa ran Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 11

12 prodksi nk endapakan biaya sa prodk benda ji, yai Rp per benda ji. 5.2 Saran Perhingan wak dan biaya pada proses peesinan benda ji arik. Saran yang diberikan adalah: 1. Perl dilakkan perhingan wak dan biaya pada proses peesinan lainnya agar diperoleh perbandingan silasi perenanaan biaya prodksi yang lebih baik. 2. Diharapkan ada pengebangan penggnaan sofware dari perhingan wak dan biaya ini, agar ap nk elakkan perenanaan biaya prodk kerja lainnya. Prodksi, Skripsi Teknik Mesin Universias Sa Ralangi, Manado. Rohi, T Opiisasi Proses Peesinan, Laboraori Teknik Prodksi Mesin Insi Teknologi Bandng. Walewangko, R Reanalysis Sifa Mekanis Maerial Koponen Ala angka Kendaraan Niaga Kapasias 2 Ton, Skripsi Teknik Mesin Universias Sa Ralangi, Manado. Opiasi Proses Peesinan, Bins Universiy DAFTAR PUSTAKA Lengkong, J Opiasi Proses Pebaan Lengan Bike Lif dengan Penggerak Dongkrak Hidrolik, Skripsi Teknik Mesin Universias Sa Ralangi, Manado. Leelay, B, Rekalklasi Ongkos Prodksi Mesin Penaah Rp Pakan Ternak Sapi, Skripsi Teknik Mesin Universias Sa Ralangi, Manado. Mirino, Y Analisis Pengarh Diensi Koponen Ala Angka Kendaraan Niaga Terhadap Biaya Jrnal Online Poros Teknik Mesin Vole 4 Noor 1 12

Pengaruh kecepatan udara dan massa gabah terhadap kecepatan pengeringan gabah menggunakan pengering terfluidisasi

Pengaruh kecepatan udara dan massa gabah terhadap kecepatan pengeringan gabah menggunakan pengering terfluidisasi Dinaika Teknik Mesin, Vol. 7, No. 1, Jni 2017 Syahrl e al.: Pengarh kecepaan dara dan assa gabah erhadap kecepaan pengeringan gabah enggnakan Dinaika Teknik Mesin 7 (2017) 54-59 Pengarh kecepaan dara dan

Lebih terperinci

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE REMI UNUK ASURANSI JIWA BERJANGKA ADA KASUS MULISAE S Aminah 1*, Hasriai 2, Johannes Kho 2 1 Mahasiswa rogram S1 Maemaika 2 Dosen Jrsan Maemaika Faklas Maemaika dan Ilm engeahan Alam Universias Ria Kamps

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Modl 4 ENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Unk dapa melakkan inerpreasi, maka daa hasil pengkran lapangan perl diolah. engolahan daa graviasi adalah nk mencari perbedaan harga graviasi dari sa iik ke iik yang

Lebih terperinci

Pengaruh kecepatan udara dan massa gabah terhadap kecepatan pengeringan gabah menggunakan pengering terfluidisasi

Pengaruh kecepatan udara dan massa gabah terhadap kecepatan pengeringan gabah menggunakan pengering terfluidisasi Dinaika Teknik Mesin, Vol. 7, No. 1, Jni 2017 Syahrl e al.: Pengarh kecepaan dara dan assa gabah erhadap kecepaan pengeringan gabah enggnakan Dinaika Teknik Mesin 7 (2017) 54-59 Pengarh kecepaan dara dan

Lebih terperinci

BAB II PENGENDALI DIGITAL

BAB II PENGENDALI DIGITAL BAB II ENGENDALI DIGIAL ada bab ini akan dibahas enang dasar-dasar pengendali ID. Selanjnya dibahas enang penrnan persamaan diskri pengendali ID yang menjadi dasar perancangan pengendali digial. ada bagian

Lebih terperinci

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI Jrnal Maemaika Mrni dan Terapan Vol. 5 No. Desember 0: 3-39 SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AUSTI DUA DIMENSI Mohammad Mahfzh Shiddiq ABSTRACT Aosi wave eqaion wih Dirihle and Nemann bondar ondiions

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULI UBI KAYU (Mannihot esculenta)

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULI UBI KAYU (Mannihot esculenta) PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULI UBI KAYU (Manniho esclena) Tri Krnia Dewi, Arif Nrrahan, Edwin Perana Jrsan Teknik Kiia Faklas Teknik Universias Sriwijaya Absrac Soe research proved ha acivaed carbon

Lebih terperinci

KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER. Tri Handhika dan Murni

KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER. Tri Handhika dan Murni KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Tri Handhika dan Mrni Program Magiser Maemaika, Deparemen Maemaika, Universias Indonesia, Depok ri.handhika@i.ac.id ; mrni@i.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan BAB I PENDAHULUAN.. Laar Belakang Masalah Prgrammable Lgic Cnrller () merpakan sa kmper digial yang dignakan nk masi dari prses-prses elekrmagneik. Seperi pengnrlan mes pada sisem assembly le. dignakan

Lebih terperinci

KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER

KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Mahemaical Science KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Tri Handhika dan Mrni Program Magiser Maemaika, Deparemen Maemaika, Universias Indonesia, Depok ri.handhika@i.ac.id ; mrni@i.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Berdasarkan jenisnya, uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Berdasarkan jenisnya, uang BAB II TINJAUAN USTAKA.. engerian Jenis dan Fngsi Uang ankiw 006 endefinisikan ang sebagai persediaan ase yang dapa dengan segera dignakan nk elakkan ransaksi. Berdasarkan jenisnya ang dapa dibedakan enjadi

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi.

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi. 3 II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dibahas penrnan persamaan dasar flida ideal yang disarikan dari psaka (Doglas 2001) dan konsep dere Forier disarikan dari psaka (Ross 1984) 2.1 Persamaan Dasar

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR

APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR Vol. 9. No. 1, 11 Jrnal Sains, Teknologi dan Indsri APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR Warono, Yslenia Mda Jrsan Maemaika Faklas Sains dan Teknologi UIN

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM LINEAR SINGULAR PADA RANGKAIAN RLC SEDERHANA

ANALISIS SISTEM LINEAR SINGULAR PADA RANGKAIAN RLC SEDERHANA Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode SSN: 979-9X Yogyakara, 3 November ANASS SSTEM NEA SNGUA PADA ANGKAAN SEDEHANA Kris Sryowai Jrsan Maemaika, Faklas Sains Terapan, ST

Lebih terperinci

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS [Balok Elasis Khss] X. BALOK ELASTS KHUSUS.. Balok Berpenampang Simeris Jika beban ransversal ang menghasilkan lengkngan (bending) dikenakan pada balok ang penampangna simeris maka idak menghasilkan orsi

Lebih terperinci

Catatan Fisika Einstein cs 1

Catatan Fisika Einstein cs 1 Caaan Fisika Einsein cs 1 1 SATUAN DAN DIMENSI SATUAN Pengkran adalah sa proses pembandingan sesa dengan sesa yang lain yang dianggap sebagai paokan (sandar) yang diseb saan. Saan yang sanga mendasar diseb

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMESINAN

OPTIMASI PROSES PEMESINAN Prosman - 05 IK Mahasiswa dapa memilih proses pemesinan yang opimum Pokok Bahasan Fakor-fakor Perimbangan dalam Proses Pemesinan Komponen Waku Produksi Komponen Ongkos Produksi Ekonomisasi Peralaan Banu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

Aplikasi Grafologi dari Huruf t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Aplikasi Grafologi dari Huruf t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Aplikasi Grafologi dari Hrf Menggnakan Jaringan Syaraf Tiran Iwan Awaldin 1, Alia Khairnisa 2 Absrac Graphology is a branch of science which classifies hman personaliy from handwriing. Graphologiss observe

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PROSES KARENA VARIASI KECEPATAN DAN KEDALAMAN POTONG PADA POROS AISI-1040 MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A

OPTIMASI BIAYA PROSES KARENA VARIASI KECEPATAN DAN KEDALAMAN POTONG PADA POROS AISI-1040 MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A OPTIMASI BIAYA PROSES KARENA VARIASI KECEPATAN DAN KEDALAMAN POTONG PADA POROS AISI-1040 MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A Jolly Vicor Aseng 1), Joje Ranung 2), Rudy Poeng 3) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ Tjan Insrksional Umm : Agar mahasiswa dapa memahami mengenai Konsekensi Transformasi Lorenz Tjan Insrksional Khss : Dapa menjelaskan enang pemaian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

TI-2121: Proses Manufaktur

TI-2121: Proses Manufaktur Deparemen eknik Indusri FI-IB I-2121: Proses Manufakur Perimbangan Desain dan Ekonomi pada Proses Pemesinan Laboraorium Sisem Produksi www.lspib lspib.org 2003 Deparemen eknik Indusri FI-IB 1. Hasil Pembelajaran

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR Diajkan Sebagai Salah Sa Syara Unk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jrsan Maemaika Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

Model Sistem dan Metode Estimasi Parameter Rekursif

Model Sistem dan Metode Estimasi Parameter Rekursif Bab Model Sise dan Meode Esiasi Paraeer Rekrsif jan Pengajaran jan pengajaran pada bab ini adalah nk eahai cara eodelkan sise nk sise kendali swa-ala dengan eode kadra erkecil, exended leas-sqares, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Investasi

BAB II DASAR TEORI  2.1 Investasi A II DASAR EORI Sebelm melangkah lebih jah pada penenan porfolio opimal maka erlebih dahl dibahas mengenai pengerian invesasi pengerian porfolio lemma Io persamaan diferensial sokasik gerak rown bak proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi Saisika Maemaika II b Dian Kniai BAB II Meode Pembenkan Fngsi Disibsi Pada bab akan dibahas bebeapa meode alenaive nk menenkan fngsi disibsi dai pebah acak ba ang ebenk dai pebah acak ang lama. Dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK AUS DAN TEGANGAN BOAK BAK GG nduksi yang dihasilkan jika kuparan berpuar di dala edan agne aau kuparan yang dipengaruhi oleh perubahan fluks agneik, berupa egangan yang arah nya berubah ubah seiap seengah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Pada gambar 5.1 trayek

Pada gambar 5.1 trayek Mingg ke V DEFINISI JALUR, LINTASAN, DAN SIRKUIT GRAF. Sa raek ang sema sisina berbeda diseb jalr (rail). Sedangkan sa jalr ang sema simplna berbeda diseb linasan (pah). Sa raek, jalr, aa linasan diseb

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling LJTMU: Vol. 02, No. 02, Oktober 2015, (01-06) ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online : 2407-3555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku:

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu

Berlaku Perbandingan. A. Konsep Suhu Suhu erupakan ukuran relaif (deraja) panas aau dingin suau benda aau sise. Pada kasus dua buah benda yang berbeda suhu dan keduanya disenuhkan sau saa lain, aka kr akan engir dari benda yang lebih panas

Lebih terperinci

BAB XV DIFERENSIAL (Turunan)

BAB XV DIFERENSIAL (Turunan) BAB XV DIFERENSIAL (Trnan) 7. y co y ' - cosec. y sec y ' sec an 9. y cosec y ' - cosec coan Jika y f(), maka rnan peramanya dinoasikan dy dengan y f ' () d dy Lim f ( + h) f ( ) dengan d h 0 h Penggnaan

Lebih terperinci

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK Frandy Ferdian, Amelia Makmur, S.T., M.T. Binus Universiy, Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

ANALISA KARAKTERISTIK MATERIAL SPOKE WHEEL DENGAN CAST WHEEL PADA PELEK SEPEDA MOTOR

ANALISA KARAKTERISTIK MATERIAL SPOKE WHEEL DENGAN CAST WHEEL PADA PELEK SEPEDA MOTOR ANALISA KARAKTERISTIK MATERIAL SPOKE WHEEL DENGAN CAST WHEEL PADA PELEK SEPEDA MOTOR Sasi Kirono, Adi Purnomo Universias Muhammadiyah Jakara, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Pelek merupakan komponen yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT SERAT DAUN NENAS-POLYESTER DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DAN ORIENTASI SERAT

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT SERAT DAUN NENAS-POLYESTER DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DAN ORIENTASI SERAT PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT SERAT DAUN NENAS-POLYESTER DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DAN ORIENTASI SERAT Delni Sriwia, Asui Jurusan Fisika FMIPA Universias Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL FVCOM UNTUK PEMODELAN GELOMBANG TSUNAMI DI PULAU SIPORA, KEPULAUAN MENTAWAI

PENERAPAN MODEL FVCOM UNTUK PEMODELAN GELOMBANG TSUNAMI DI PULAU SIPORA, KEPULAUAN MENTAWAI PENERAPAN MOEL FVCOM UNTUK PEMOELAN GELOMBANG TSUNAMI I PULAU SIPORA KEPULAUAN MENTAWAI hei Harlan ) Hendra Achiari ) Bbb Minla Gining ) Alfa Aldebaran ) ) Faklas Teknik Sipil dan Lingkngan Insi Teknlgi

Lebih terperinci

BAB 6 PEMODELAN SISTEM MELALUI REPRESENTASI RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB 6 PEMODELAN SISTEM MELALUI REPRESENTASI RUANG KEADAAN (STATE SPACE) 6 PEMODEN SISTEM MEUI EPESENTSI UNG KEDN (STTE SPE) ab 6 ebaha enang penekaan rang keaaan (ae pace) ala eoelkan ie fii. Penekaan ini ipanang ebagai penekaan oern ala analii inal an ie. Uraianna encakp

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut II LANDASAN EORI Paa bagian ini akan iraikan beberapa konsep ang menasari peneliian ini. Konsep inamika flia akan isajikan ari psaka [5] an [] seangkan eori sisem amilonian irangkm ari psaka [7] an [8]..

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP)

BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) Pendahlan Persamaan diferensial parsial memegang peranan pening di dalam penggambaran keadaan fisis, dimana besaran-besaran yang erliba didalamnya berbah erhadap

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLUSI GELOMBANG JALAN MODEL KUASILINER DISSIPATIF DUA KANAL

EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLUSI GELOMBANG JALAN MODEL KUASILINER DISSIPATIF DUA KANAL EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLSI GELOMBANG JALAN MODEL KASILINER DISSIATIF DA KANAL SMARDI Jrsan Maemaika niersias Gadjah Mada mas_mardi@yahoo.com SOEARNA DARMAWIJAYA Jrsan Maemaika niersias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi)

Analisis Sistem Pentanahan Gardu Induk Bagan Batu Dengan Bentuk Konstruksi Grid (Kisi-Kisi) Analisis Sisem Penanahan Gardu Induk Bagan Bau Dengan Benuk Konsruksi Grid (Kisi-Kisi) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik, Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC 8 BAB DAYA PADA ANGKAAN L Pengerian daya : perkalian anara egangan yang diberikan dengan hasil arus yang engalir. Secara aeais : P suber searah aau D Daya dikaakan psiif, keika arus yang engalir bernilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Analisis Proses Blanking dengan Simple Press Tool

Analisis Proses Blanking dengan Simple Press Tool Analisis Proses Blanking dengan Simple Press Tool Muhammad Akhlis Rizza Jurusan Teknik Mesin,Polieknik Negeri Malang Jl. Soekarno Haa no 9 Malang Telp : (0341) 404424, 404425 Fax : (0341) 404420 akhlisrizza@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi

JakaIman, Asnul S., Kawkab M., Royadi DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON TERMAL DAYA 2 MW PADA POSISI IRADIASI B-6, D-9 DAN G-7 REAKTOR RSG-GAS JakaIan, Asnul S., Kawkab M., Royadi PRSG-BATAN, Gd.31 L.2, KawasanPuspipek, Serpong, Tangerang, Banen, 15310,

Lebih terperinci