Model Pembangkitan Curah Hujan Dengan Korelasi Variasi Waktu Dan Tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Pembangkitan Curah Hujan Dengan Korelasi Variasi Waktu Dan Tempat"

Transkripsi

1 Model Pembangkitan Cuah Hujan Dengan Koelasi Vaiasi Waktu Dan Tempat Made Sutha Yadnya Ai Wijayanti Abstact: This eseach is about modelling the communication channel affected by the ain. The paamete of the model include the fading and polaization change fom 3 GHz milimete wave LMDS (Local Multipoint Distibution Sevice) popagation. The acquisition of data was getting online fom Pasivel device suppoted by ASDO application softwae, and fo ainfall measuement thee ae 3 aingauges used in 4 diffeent locations at the aea of ITS campus. Keywods: place vaiation, time vaiation, LMDS Komunikasi tanpa kabel (wieless) mengalami pekembanggan teknologi sangat pesat, hal ini ditandai dengan pemakaian gelombang ( fekuensi) semakin diatu oleh Pemeintah (Menkopinfo).Untuk fekuensi tinggi sampai ode GHz, gelombang ini dapat megiimkan data infomasi dengan kecepatan tinggi, layanan mencakup audio, video, seta multimedia lainnya, namun menggunakan komunikasi dengan fekuensi ini sangat entan tehadap gangguan (noise) kaena panjang gelombang sangat pendek. Noise komunikasi wieless disebabkan oleh bebeapa hal sepeti : pealatan panas (noise themal), kanal (jalu tansmisi), dan lain-lain. Penelitian ini dikhususkan pada popagasi gelombang dengan memakai tansmisi ode GigaHetz (3 GHz) meupakan aplikasi dai LMDS (Local Multipoint Distibution Sevice). Komunikasi wieless dibentuk kanalkanal dalam penyampaian infomasi, kanal ini dinamai kanal popagasi. Metode stokastik tesebut telebih dahulu kondisi hujan dalam sistem komunikasi dimodelkan dengan kondisi kanal yang mendapatkan fading. Fading umumnya tejadi kaena gelombang tehambu(scatteing), atau banyaknya lintasan pantul kaena objek yang tejadi dikenal juga sebagai multipath fading. Pendekatan fading untuk hujan menggunakan ITU-R P.53-, dan untuk pehitungan teesteial biasanya menggunakan model Cane dengan 3 vesinya yaitu : Global Cane, Two-component Cane, seta Revised two-component Cane, (Cane,3). Sedangkan untuk edaman hujan Made Sutha Yadnya (msyadnya@unam.ac.id), adalah dosen di Univesitas Mataam, Nusatenggaa Baat Ai Wijayanti (aiw@eepis-its.edu) adalah dosen di Politeknik Elektonika Negei Suabaya 65 dai iklim topis dipakai Rec.ITU-R Rep.563-4, dan untuk model dan kaakteistik hujan Rec.ITU-R (Recommendation ITU-R, 5) Model stokastik dai cuah hujan pada lintasan adio gelombang milimete. Model ini mengasumsikan distibusi lognomal bagi cuah hujan dengan paamete-paamete statistik dan fungsi autokovaians yang diketahui. Model ini dapat digunakan untuk membangkitkan baisan behaga iil yang menunjukkan sifat stokastik jangka pendek dai cuah hujan pada lintasan adio yang pendek. Koefisien-koefisien AR dan ARMA yang dipelukan dapat dituunkan dai ata-ata, simpangan baku, dan fungsi autokovaians dai nilai logaitmik cuah hujan. Dua paamete yang disebut petama dipeoleh dai pengukuan di lapangan.. Model AR Pemodelan stokastik diasumsikan cuah hujan (mm/h) adalah wide sanse stationay dan bedistibusi lognomal, maka ini juga menyatakan bahwa edaman spesifik hujan γ (db/km) sepanjang lintasan adio (link) juga bedistibusi lognomal dan stasione[]. Sehingga η = ln α (meupakan logaitma natual dai edaman hujan) akan bedistibusi nomal dengan paamete yang diambil dai pengukuan lapangan. Paamete tesebut adalah median dai edaman hujan α m (ekivalen dengan µ η dai η) dan standa deviasi σ η dai η. Asumsi selanjutnya adalah fungsi otokoelasi dai edaman hujan diketahui atau pengukuan

2 66 Tansmisi, Junal Teknik Elekto, Jilid, Nomo, Juni 8, hlm langsung dai data yang dihasilkan. Untuk fungsi otokoelasi tenomalisasi R ( ) dai cuah hujan yang bedistibusi lognomal, di mana τ adalah waktu tunda, maka fungsi autokovaian ( ) dapat dipeoleh. Posedu pembangkitan cuah hujan miip dengan pembangkitan Rayleigh fading. Suatu deet bedistibusi nomal dengan mean nol dan η o (k) = η o (kτ) di mana k adalah intege dan τ adalah waktu sampling dapat dibangkitkan secaa ecusive dengan: M η ( k ) a ( n ) η ( k n ) c g ( k ) n () dimana a(n) adalah koefisien AR, n =,..., M, M adalah jumlah ode dai poses yang tegantung dai tunda maksimum, g(k) meupakan bilangan deet acak Gaussian mean dan vaian yang dibangkitkan dengan kompute, c adalah fakto yang mendonasikan standa deviasi dai deet noise cg(k). Dengan didapatkannya deet η o (k) maka deet (k) dipeoleh dengan pesamaan : ( k ) exp η ( k) () o µ η Setelah didapatkan nilai autokoelasi hasil dai pengukuan cuah hujan di Suabaya maka fungsi autokoelasi tesebut akan digunakan untuk mencai koefisien AR dengan penuunan pesamaan Yule-Walke : a = -Φ - φ (3) dimana a = [a, a,..., a M ] T φ =[ ( ), (),..., ( M ) () () ( M) () () ( M) Φ (4) ( M) ( M) () dengan = standad deviasi cuah hujan hasil pengukuan. fakto c didapatkan dengan : c M n ] T a n) ( n) di mana: a = (5) ( Dengan pendekatan pobabilitas dai pada teoi distibusi nomal, µ η dan σ η akan didapatkan. Maka nilai mean µ x dan vaians σ x didapatkan dengan pesamaan : σ = exp(µ η + σ η )[exp(σ η )-] (6) µ = exp(µ η + σ η / ) (7) jika fungsi otokoelasi ρ (n) cuah hujan diketahui maka autokovaian tenomalisasinya adalah: ' ' ( ) ( n ) ( n ) (8) dan fungsi autokovaian n yang digunakan pada pesamaan : n ln n exp xt (9) Model ARMA Pembangkitan cuah hujan dengan model ARMA ini ditunjukkan dengan pesamaan (): p y( n) a( i) y( ni) b( j) v( n j) () i j dimana p adalah ode dai poses AR, q adalah ode dai poses MA, a adalah koefisien AR, b adalah koefisien MA, v adalah bilangan acak gaussian mean dan vaian yang dibangkitkan dengan kompute. Kaakteistik Koelasi Hujan Sejumlah pape telah melapokan bebeapa model empiis spasial cuah hujan. Moita-Higuti menghasilkan metode stuktu spasial cuah hujan yang diepesentasikan dalam koefisien koelasi cuah hujan dai pengukuan cuah hujan selama sepuluh tahun di Jepang. Metode ini sangat sukses diaplikasikan untuk pediksi stastistik edaman hujan dalam peneapan divesity untuk link satelit-bumi di Jepang. Capsoni et all menghasilkan model koelasi spasial yang lain dai obsevasi ada di Italy. Lin mengajukan model empiis koelasi spasial edaman spesifik dai pengukuan cuah hujan menggunakan ain gauge di Ameika Utaa. Mengingat vaisi spasial cuah hujan dan edaman spesifik dai lokasi satu dengan lokasi yang lain begantung iklim, topogafi, tipe cuah hujan dan lain-lain, maka implementasi teknikteknik mitigasi sehausnya menggunakan koefisien koelasi yang sesuai untuk lokasi tesebut. q

3 Yadnya, Pembangkitan Cuah Hujan dengan Koelasi Vaiasi Waktu dan Tempat 67 Sedangkan model spasial edaman spesifik Lin juga mendekati untuk wilayah Suabaya. Hal ini menunjukkan bahwa sel hujan untuk wilayah Suabaya sangat besa Koelasi spasial cuah hujan dan statistik edaman hujan dai penelitian ini diekomendasikan sebagai salah satu paamete dalam implementasi teknik divesity di Suabaya. pada peneapan teknik-teknik mitigasi edaman hujan sepeti site divesity. Model koefisien koelasi spasial cuah hujan dan edaman spesifik bevaiasi dai satu lokasi dengan lokasi yang lain. Untuk iklim di Jepang, obsevasi dilakukan oleh Moita-Higuti menggunakan sinkonisasi ain gauge dan menghasilkan model koelasi spasial fungsi jaak sepeti pada pesamaan (). ( d) exp( d) () dimana (d) adalah koefisien koelasi sebagai fungsi jaak dan nilai α bekisa.-.3 km -/.. Melalui obsevasi ada di Itali, Capsoni et all mengajukan tipe yang lain dai model koelasi spasial cuah hujan sebagai fungsi jaak sepeti ditunjukkan oleh pesamaan (). ( d) exp( d ) () Pengukuan cuah hujan dengan menggunakan disdomete, kemudian memodelkan cuah hujan dengan model AR dan ARMA, lalu dibandingkan nilai Standad Deviasi dan Autokoelasinya. Pengukuan cuah hujan dilakukan didalam lingkungan kampus ITS Suabaya menggunakan disdomete yang diletakkan diatas atap gedung Teknik Mesin dan analisa data dilakukan di Laboatoium Peambatan Gelombang Elektomagnetik dan Radiasi, Juusan Teknik Elekto. Disdomete disetting menggunakan softwae Hydas yang hanya bisa mendeteksi cuah hujan (mm/h) dengan waktu sampling 6 detik dan softwae Asdo yang bisa mendeteksi cuah hujan (mm/h) dan distibusi titik hujan (DSD) dengan waktu sampling detik. Disdomete optic bekeja bedasakan system lase optic. Pengukuan dapat dilakukan secaa eal time, jika ada patikel-patikel hujan yang melewati balok lase maka disdomete dapat mendeteksi cuah hujan (mm/h) dan distibusi titik hujan (DSD) dapat dilihat pada Gamba, kemudian hasilnya disimpan dalam softwae yang disebut data pasivel yang blok diagam sistem pengukuan secaa keseluuhan dapat dilihat pada Gamba. dimana (d) adalah koefisien koelasi sebagai fungsi jaak dan nilai α bekisa.46km -/.. Klasifikasi Hujan Dalam penelitian ini cuah hujan dibagi dalam kelompok, yaitu hujan statifom dan convective. Kaakteistik hujan staatifom yaitu cuah hujannya kuang dai 5 mm/h, duasinya lebih dai satu jam dan cakupan lokasinya luas. Sedangkan kaakteistik hujan convective memiliki cuah hujan yang tinggi diatas 5 mm/h, duasinya singkat (bebeapa menit) biasanya disetai badai, dan cakupan lokasinya tetentu [5]. Hasil pengukuan cuah hujan dapat telihat pada Gamba. Gamba tesebut menjelaskan bahwa kecepatan cuah hujan dipegauhi oleh besanya titik hujan yang jatuh metode yang dipakai adalah Gain-Kyse. Posentasenya dibeikan dalam suatu kuun waktu tetentu (biasanya dalam tahun). Jadi jika dikatakan posentase waktu.% (R. ), ini beati besanya cuah hujan ata-ata yang melebihi cuah hujan pada pengukuan dalam kuun waktu. % dalam setahun (5.56 menit). Gamba. Pengukuan Menggunakan Softwae ASDO Gamba. Sistem Pengukuan Online 5 A B D Gamba 3. Data Cuah Hujan degan 3 Rain Gauge

4 68 Tansmisi, Junal Teknik Elekto, Jilid, Nomo, Juni 8, hlm Intensitas hujan 6 Desembe 7 A B D 6 4 Powe Fade Signal Data Kanal Data Kanal Level Rain ate Gamba 4. Vaiasi Waktu dan Tempat Cuah Hujan 6 Desembe 7 Rainate (mm/h) Geneate Rain Rate in Descembe 7 Measuement Sample Gebeate AR Coeltion Gamba 5. Pembangkitan model AR koelasi tempat dan waktu. Rainate (mm/h) Geneate Rain Rate in Descembe Sample Gebeate AR Coeltion AR AR Measuement Gamba 6. Pembangkitan model MA koelasi tempat dan waktu. Rainate (mm/h) Geneate Rain Rate in Descembe 7 MA MA Measuement ARMA ARMA Sample Gebeate ARMA Coeltion Gamba 7. Pembangkitan model ARMA koelasi tempat dan waktu Time Seies Gamba 8. Pembangkitan model ARMA koelasi tempat dan waktu. Hasil Simulasi Hasil simulasi pada Gamba data hasil pengukuan yang diplot sesuai dengan jumlah sampel pengukuan mengunakan Pasivel, untuk Gamba alian data dai alat penguku sampai data yang dapat diolah dengan Matlab, Gamba 3 data yang diuku dengan menggunakan ain gauge dai 3 tempat yang bebeda, Gamba 4 ini menunjukan bahwa cuah hujan tejadi lama yaitu detik untuk satu sampel, Data dai hasil pengukuan dilog-natual hasinya dapat dilihat pada Gamba 4. yang meupakan vaasi waktu dan tempat, Gamba 5 simulasi untuk pembangkitan AR, gamba 6 simulasi untuk pembangkitan MA dan Gamba 7 untuk pembangkitan ARMA. Hasil simulasi ini dapat dipegunakan untuk pehitungan powe link budjet sistem LMDS seta menggunakan teknik divesity untuk mitigasinya. Gamba 8 meupakan hasil yang menunjukan hasil koelasi antaa dua link dipelihatkan bahwa ini peubahan sinyal yang fluktuatif. Diskusi Hujan meupakan pengganggu tansmisi sinyal kaena mendapatkan pelemahan, ini meupakan suatu pemasalahan di bidang telekomunikasi khusus teknologi wieless. Kondisi kanal juga bebeda tiap-tiap pegiiman fekuensi yang dipakai. Untuk fekuensi 3GHz mempunyai kelemahan gelombang sangat pendek ode milimete untuk mendapatkan pefoma baik (diinginkan) pelu mendiasain anti fading. Pendisainan dai komunikasi wieless dipelukan metode tepat untuk mitigasi aga komunikasi dapat telaksana walaupun dengan kondisi hujan. Pengolahan data statistik dai makalah ini dapat sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Koelasi anta link menimbulkan suatu pemasalah kaena hujan begeak sesuai dengan aah angin yang mempunyai kecepatan tetentu.

5 Yadnya, Pembangkitan Cuah Hujan dengan Koelasi Vaiasi Waktu dan Tempat 69 Dalam teknik mitigasi yang haus dipegunakan powe kontol atau modulasi adaptive. Kesimpulan Hasil distibusi pengukuan cuah hujan dipegunakan sebagai validasi model pembangkitan distibusi lognomal. Pembangkitan distibusi lognomal dipegunakan paamete statistik log-natual dai data hasil pengukuan cuah hujan, paamete tesebut adalah ata-ata dan vaian tiap even. Uji distibusi dilakukan dengan caa distibusi model dibandingkan distibusi data hasil pengukuan cuah hujan. Model AR memiliki keunggulan pada CDF fade slope untuk sinyal nonstsione. Model MA unggul pada CDF fade slope untuk sinyal stasione. Model ARMA unggul dalam CCDF, ata-ata, sigma, vaian, seta autokoelasi pada sinyal stasione. Hasil simulasi yang sudah dilakukan oleh peneliti dibeikan ekomendasi bahwa apabila yang dipelukan adalah pembangkitan sinyal cuah hujan stasione (statifom) digunakan model ARMA, sedangkan untuk pembangkitan sinyal cuah hujan nonstasione (konvektive) digunakan model AR. Ucapan Teimakasih Riset Makalah ini didukung oleh JICA poyek PREDICT-ITS, DPM Dikti Depdiknas dana Hibah Penelitian Fundamental dan Laboatoium Antena dan Popagasi (B36). Reseach Gant A Juusan Teknik Eleto Univesitas Mataam. DAFTAR RUJUKAN Rec.ITU.838-4,3, Chaacteistics Rain of Pecipilation fo Modeling. Salehudin.M, B.Hanantasena, L.J.M Wijdemans 999, Ka-Band Line of Sight Radio Popagation Expeiment in Suabaya Indonesia, Fifth Ka-Band Utilization Confeence. Hendantoo.G,4, An Autoegessive Model fo Simulation of Time-Vaying Rain Rate, ANTEM 4 Bugueno, E. Vila, M. Puigceve 99, Spectal Analysis of 49 Yeas of Rainfall Rate and Relation to Fade Dynamics, IEEE TRANSACTION ON COMMUNICATION Vol.38 no.9 pp( ) Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Muiani, Hendantoo.G,Wijayanti.A,Mahmudah. H, Simulation of Rain Rate and Attenuation in Indonesia fo Evaluation of Millimete-wave Wieless System Tansmission, ICSIIT 6 Juli 7,pp Moita.K & Higuti, 976, Pediction Method of Rain Attenuation Distibution of micomillimete waves, Rev Elect.communication Lab vol 4, no 7-8, pp Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Hendantoo.G (8a) Simulation of Rain Rates fo Wieless ChannelCommunication in Suabaya, Kumamoto ICAST 4 Maet 8, pp Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Hendantoo.G (8b) Pemodelan ARMA untuk Cuah Hujan di Suabaya, SITIA 8 May 8 Suabaya, ISBN , pp 6-67 Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Hendantoo.G (8c) Statistical of Rain Rate fo Wieless Channel Communication in Suabaya,WOCN 5-7 May 8 Suabaya-Indonesia, IEEE, ISSN Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Hendantoo.G (8d) Akaike Infomation Citeia Application to Stationay and Nonstationay Rainfalls fo Wieless Communication Channel in Suabaya, ICTS 5 August 8 Suabaya-Indonesia, ISSN , pp Yadnya, M.S, Mauludiyanto.A, Hendantoo.G (8e) ARMA Modeling fom Rain Rate Measuement to Simulation Communication Channel Model fo Millimete Wave in Suabaya, Kumamoto Foum 8, pp -3. Yadnya, M.S, Astuti K.R, Hendantoo.G (8f), Pembangkitan Cuah Hujan dengan Model MA (Moving Aveage) dai Hasil Pengukuan di Suabaya, SNAST 8, 3 Desembe 8 Jogyakata- Indonesia ISSN 979-9x, pp -.

Model Curah Hujan dengan Korelasi Variasi Waktu dan Tempat di Mataram

Model Curah Hujan dengan Korelasi Variasi Waktu dan Tempat di Mataram odel Cuah Hujan dengan Koelasi Vaiasi Waktu dan Tempat di ataam ade Sutha Yadnya 1, Lilik Hanifah Juusan Teknik Elekto Juusan Teknik Sipil Univesitas ataam, Nusa Tenggaa Baat msyadnya@unam.ac.id, lilikhanifah@unam.ac.id

Lebih terperinci

Model Hujan Nonstasioner Dengan Variasi Waktu Dan Tempat

Model Hujan Nonstasioner Dengan Variasi Waktu Dan Tempat Model Hujan Nonstasione Dengan Vaiasi Waktu Dan Tempat Made Sutha Yadnya Hani ah Mahmudah Abstact: In this pape the eseach about the making of nonstationay model mathematically of the channel communication

Lebih terperinci

Pembangkitan Curah Hujan dengan model MA (Moving Average) dari Hasil Pengukuran di Surabaya

Pembangkitan Curah Hujan dengan model MA (Moving Average) dari Hasil Pengukuran di Surabaya Pembangkitan Curah Hujan dengan model MA (Moving Average) dari Hasil Pengukuran di Surabaya Made Sutha Yadnya 1 Kadek Reni Astuti 1, Gamantyo Hendrantoro Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Juli 2011 PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim 22090502 Pembimbing D. I. Achmad Mauludiyanto, MT Fakultas Teknologi Industi Institut Teknologi Sepuluh Nopembe Juli 20

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN FADING CURAH HUJAN DENGAN MODEL DATA BERDISTRIBUSI LOGNORMAL UNTUK PENDISAINAN KOMUNIKASI LMDS

PEMBANGKITAN FADING CURAH HUJAN DENGAN MODEL DATA BERDISTRIBUSI LOGNORMAL UNTUK PENDISAINAN KOMUNIKASI LMDS PEMBANGKITAN FADING CURAH HUJAN DENGAN MODEL DATA BERDISTRIBUSI LOGNORMAL UNTUK PENDISAINAN KOMUNIKASI LMDS Made Sutha Yadnya 1 Nyoman Putra Sastra Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

Modul 3 Small Scale Fading

Modul 3 Small Scale Fading Wieless Communication System Modul 3 Small Scale Fading Faculty of Electical Engineeing Bandung 15 1 Modul 3 Small Scale Fading Subject a. Intoduction Fading Channel Manifestations b. Small Scale Fading

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1 Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung JURAL TEKIK POMITS Vol. 1, o. 1, (14) 1-5 1 Analisis Kineja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Fekuensi 6 GHz di Lingkungan dalam Gedung Hikmah Miladiyah, Suwadi, dan evy Kuswidiastuti Teknik Elekto,

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH ANALISA KINERJA MIMO CDMA DENGAN SPREADING CODE YANG BERBEDA PADA KANAL FADING RAYLEIGH Ilham, Rezamal 1, Diafai Djuni, I.G.A.K. 2, Dewi Wiastuti, Ni Made Ay Esta. 3, 1 Mahasiswa juusan Teknik Elekto,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (27) 2337-352 (23-928X Pint) A 28 Konstuksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan Reni Sundai dan Ena Apiliani Juusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen

Lebih terperinci

BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI

BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI A. IDENTITAS DIRI 1 Nama Lengkap (dengan Made Sutha yadna, ST.,MT gelar) 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 1972011719991001 4 Tempat dan Tanggal

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 14 Mei 011 APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER RADIASI DALAM INVERSE PROBLEM PENCITRAAN KANKER OTAK

TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER RADIASI DALAM INVERSE PROBLEM PENCITRAAN KANKER OTAK Posiding Semina Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneapan MIPA, Fakultas MIPA, Univesitas Negei Yogyakata, 4 Mei TRANSFORMASI HOPF-COLE PADA APPROKSIMASI DIFUSI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TRANSFER

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU DEBIT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DI DAS WURYANTORO PADA AWLR KECAMATAN WURYANTORO

ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU DEBIT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DI DAS WURYANTORO PADA AWLR KECAMATAN WURYANTORO ISSN 354-8630 ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU DEBIT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DI DAS WURYANTORO PADA AWLR KECAMATAN WURYANTORO Hei Eko Pasetyo 1), Rintis Hadiani ), Setiono 3) 1) Mahasiswa Juusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

KESESUAIAN METODE FUZZY AUTO-REGRESSIVE UNTUK MODEL CURAH HUJAN DI INDONESIA

KESESUAIAN METODE FUZZY AUTO-REGRESSIVE UNTUK MODEL CURAH HUJAN DI INDONESIA ISSN: 693-693 35 KESESUAIAN METODE FUZZY AUTO-REGRESSIVE UNTUK MODEL CURAH HUJAN DI INDONESIA Muhammad Rusdi Politeknik Negeri Medan Jln. Almamater No. Kampus USU Medan, Telp. 826399 E-mail : m_rusdi24@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama ISSN: 2089-3787 63 Peneapan Metode Saw Dalam Menentukan Juaa Dance Sekolah Menengah Petama Yuni Melliyana, Fitiyadi 2 Pogam Studi Sistem Infomasi, STMIK Banjabau Jl.Ahmad Yani Km 33,5 Loktabat Banjabau,

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN , kemudian membandingkan dengan tahanan lentur yang

III. METODE PENELITIAN , kemudian membandingkan dengan tahanan lentur yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Tahap Pelaksanaan Penelitian ini beupa studi kasus dan analisa, seta pembandingan yaitu dengan menyiapkan data beupa pofil penampang baja yang diasumsikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Redaman hujan, GSTAR, VARIMA.

Abstrak. Kata kunci : Redaman hujan, GSTAR, VARIMA. Pemodelan Multivariate untuk Curah Hujan dan Redaman Hujan di Surabaya Indra Subrata 2207 100 628 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL GELOMBANG HARMONIK Bentuk gelombang hamonik begantung waktu : ψ Re (, t) A( ) exp[ iϕ( )] exp( iπνt ) [ ] { ψ (, t)

Lebih terperinci

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control

Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Kereta dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Pint) B-53 Stabilisasi Pada Sistem Pendulum-Keeta Menggunakan Metode Fuzzy-Sliding Mode Contol Nioa Fatimah Tanzania, Tihastuti Agustinah

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK

ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1).Novizon ) Uyung Gatot S Dinata. Fakultas Teknik Univesitas

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

STATISTIKA NONPARAMETRIK

STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK STATISTIKA NONPARAMETRIK Elty Savia, ST., MT. Fakultas Teknik Juusan Teknik Industi Univesitas Kisten Maanatha Bandung adalah statistik yang tidak memelukan pembuatan asumsi tentang

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci