PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN"

Transkripsi

1 PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PENGONTROLAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI TIPE DOUBLY FED APLIKASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1).Novizon ) Uyung Gatot S Dinata. Fakultas Teknik Univesitas Andalas ABSTRAK Simulasi ini menghasilkan suatu keluaan beupa tegangan, aus, daya, dan kecepatan angin pe detik. Hasil dai keluaan simulasi ini dapat digunakan untuk menganalisa kaakteistik suatu tubin angin yang sedang diancang atuapun tubin angin yang akan dipasang di suatu daeah yang telah diketahui kecepatan angin ata-atanya. Masing-masing bagian dibangun dalam bentuk blok-blok tesendii dan data-data dai bagian tesebut dapat dimasukkan secaa tepisah dai sistem. Pesamaan oto tubin yang dipeoleh dai liteatu dikonvesikan kedalam bahasa matlab/simulink sehingga dipeoleh satu blok oto tubin dimana data-datanya dimasukan melalui dialog box yang lebih dikenal dengan gafik use inteface (GUI) yang meupakan fasilitas dai matlab simulink.demikian juga untuk bagianbagian yang lain sepeti : tansmisi mekanik (gea box), geneato, pengatuan tegangan dan fequensi, beban dan kapasito. Setelah semua blok tebentuk dan telah diuji sesuai dengan kaakteistik masing-masing, maka selanjutnya blok-blok tesebut diangkai sesuai dengan tubin angin sesungguhnya dan simulasi tubin angin siap dijalankan. Hasil simulasi menunjukan tegangan yang dihasilkan sesusai dengan yang dihaapkan yang beati pengatuan tegangan fekuensi bekeja dengan baik. 1. Lata Belakang Geneato induksi dengan tipe oto sangka sangat laus digunakan untuk tubin angin kaena konstuksi yang sedehana dan bebas peawatan. Tegangan teminal geneato induksi akan bevaiasi dengan peobahan kecepatan angin, oleh kaena itu geneato induksi yang diaplikasikan untuk tubin angin haus diatu tegangannya. Pada penelitian ini pengatuan tegangan teminal stato dai geneato induksi memggunakan statik dan vaiebel va kapasito. Pembangkit listik tenaga angin menggunakan teknologi yang kompleks yang tedii dai bagian mekanik dan bagian elektik. Untuk menganalisis pefomansi dai tubin angin pelu dibangun pototipe dai tubin angin tesebut. Pemasalahan yang dihadapi adalah besanya biaya yang dibutuhkan untuk membangun pototipe tesebut. Disamping itu kekhawatian akan 1

2 gagalnya pototipe tesebut bekeja, sesuai dengan tujuan yang dihaapkan, sehingga mendeita keugian yang besa.. Teoi Blok utama tubin angin tedii dai : tubin, tansmisi mekanik, dan geneato, untuk dapat menghasilkan tegangan, aus dan daya maka pelu pealatan lainnya sepeti kapasito, beban dan pengatu tegangan dan fekuensi disamping angin sendii sebagai sumbe eneginya. Pada penelitian ini semua komponen yang dibutuhkan oleh tubin angin temasuk sumbe daya sendii dimodelkan dalam bentuk blok-blok model sehingga ketika digabungkan dapat dijalan sebagai suatu tubin angin. Blok diagam tubin angin dapat digambakan sebagai adalah sebagai beikut: Gamba 1. Blok Diagam Tubin Angin.1 Tubin Angin. Angin akan menghasilkan daya mekanis bila ditempatkan baling-baling (popele) yang memotong alian angin tesebut sepeti gamba dibawah ini: P angin Gamba. Alian angin pada tubin angin. A u 1 u 3. u daya yang dihasilkan oleh angin tegantung dai luas aea baling-baling (A ) dan kecepatan angin u1, u dan u3. Selanjutnya dai suatu penuunan umus diatas maka didapat :

3 dimana: 3 Pangin c p (, ) A. u angin = keapatan udaa ( kg m /det) C (, ) = kaakteistik tubin p pitch A = luas sapuan popele oto (m) u angin dan = kecepatan angin (m/det) R u Dengan R = jai-jai popele (sudu-sudu) Pangin 1 Tt 3 Au C p Saat ω = 0, maka C p haus infinitif, untuk model ini maka C p diganti dengan tabel C p, dan tosi menjadi : T t 1. Tansmisi Mekanik. 3 R u C p Sumbu oto menghasilkan putaan yang endah sementaa geneato membutuhkan putaan yang tinggi untuk dapat menghasilkan tegangan, aus dan daya. Untuk mengkovesikan putaan endah ke dalam putan tinggi dapat digunakan geabox. Geabox atau tansmisi mekanik adalah salah satu bagian stuktu dinamis dai tubin angin yang membeikan kontibusi yang besa untuk inteaksi dengan sistem atau gid yang befungsi mengkonvesikan tosi oto menjadi tosi sumbu putaan endah dimana melalui geabox tosi dituunkan menjadi tosi sumbu putaan tinggi. Tansmisi mekanik ini adalah tipe two mass yang dihubungkan dengan sumbu putaan endah yang fleksibel yang dimodelkan dengan fakto kekakuan dan damping koefisien. Two mass maksudnya adalah behubungan dengan tubin oto inesia, yang memepesentasikan hub dan sudu, dan geneato inesia yang meepesentasikan inesia geneato induksi dengan atio geabox 1: n. Gamba stuktu tansmisi mekanik adalah sebagai beikut : 3

4 Pesamaan yang digunakan Gamba 3. Stuktu Tansmisi Mekanik ot ot k o t n g e n g e a a d / d e t T T / J a d / d e t o t o t s h a f o t g e n T s h a f t c o t k k N m n g e a P t g e n T n s h a f t g e a W a t t dimana c k. J o t s s 4 s a ( t ) ln a ( t t p Dai pesamaan diatas dibentuk pesamaan model sehingga dapat dimasukan kedalam bentuk fomat Matlab/ Simulink. ) d D K D K K K K T gen s gen s gen s ot g s g ot g gen gen g dt J K dot D K T dt K K J s gen s gen ot Dsot Ksot g g ot.3 Geneato Induksi Model geneato induksi didasakan pada pesamaan d-q. Input dai geneato ini diepesentasikan dengan enegi mekanik beupa tosi dan outputnya diepesentasikan dengan enegi listik beupa tegangan, aus dan daya. Pesamaan yang digunakan untuk 4

5 membangun model ini tedii dai pesamaan tegangan untuk masing-masing sumbu d dan q dan pesamaan tosi mekanik. Geneato induksi dalam model ini adalah geneato induksi tipe oto sangka. Rangkaian ekivalen untuk sumbu d dan q sepeti gamba 4. Gamba 4. Rangkaian Ekivalen Geneato Induksi sumbu d dan q Pesamaan tegangan untuk masing- masing sumbu d dan q dan pesamaan tosi adalah sebagai beikut : V ' d V V ' R' T e q i' R i s R' d d dt i' q ' d d dt d dt ' q ( ds ( ) ' 1,5 p( dsi ids ) q ) ' d V ds R i s ds d dt ds dimana : L i s L i' m q ds L i s ds L i' m d ' q L' i' q L m i ' d L' i' d L i m L s L ls L m L' L' l L m Pesamaan sistem mekanik adalah : d 1 d m ( Te Tm ) m m dt J dt.4 Kapasito Konstan Geneato induksi memelukan kapasito sebagai eksitasi. Kapasito tiga phasa hubungan delta diangkai paalel ke stato. Setelah geneato induksi dieksitasi untuk petama kali 5

6 maka kapasito akan mempetahankan eksitasi tesebut sehingga tegangan dapat dipetahankan. Gamba 5. Rangkaian Kapasito Statik Besa kapasito statik yang digunakan dapat dihitung dengan mengunakan pesamaaan E X I c g X E c dimana, I g E X I x I 1/ V 1 n m n1 1 1 n1 3In 1.5. Beban Beban dapat beupa tahanan (R), induktansi (L) dan kapasitansi (C) atau gabungan dua atau tiga elemen tesebut. Pada penelitian ini untuk melihat kaakteistik daya dai tubin angin digunakan beban tahanan muni (R) yang tehubung bintang ditanahkan. Gamba 6. Rangkaian Beban 3. Metode Penelitian Dalam penelitian inidigunakan metode simulasi dengan membangun modelmodel yang dituunkan dai pesamaan matematis dai masing masing komponen tubin angin dan pengatuannya. 3.1 Rangkaian Model Roto Tubin Gamba 7. Rangkaian Model Roto Tubin 6

7 . Rangkaian Model Tansmisi Mekanik.3 Rangkaian Model Geneato Gamba 8. Rangkaian Model Tansmisi Mekanik.4 Rangkaian Model Kapasito Gamba 9. Rangkaian Model Geneato Gamba 10. Rangkaian Model Kapasito.7. Rangkaian Model Pengatu Tegangan dan Fequensi 7

8 Gamba 1. Simulink Blok Model Geneato Induksi Gamba 13. GUI Model Geneato Induksi.8 Rangakain Model Beban Gamba 11. Rangakain Model Beban 4. Hasil Simulasi dan Analisa Dengan memasukan data tubin angin maka simulasi yang dijalankan menghasilkan gafik-gafik sebagai beikut : 8

9 4.1 Hasil Simulasi 4. Analisa Tegangan keluaan dai hasil simulasi dengan kecepatan angin ata-ata 10 m/det menghasilkan tegangan sebesa 1 pe unit volt peak to peak. Hal ini menunjukan bahwa hasil simulasi dapat mengambakan nilai yang bena dan pengatuan tegangan bekeja dengan baik. Fekuensi tehadap waktu menunjukan kecendeungan yang tetep pada nilai 60 Hz sesuai dengan nilai yang dihaapkan. Ini menujukan bahwa pengatuan fekuensi juga bekeja dengan baik. 9

10 5. Kesimpulandan Saan 5.1 Kesimpulan Bedasakan hasil simulasi dengan dan analisis tubin angin yang digunakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Bagian-bagian tubin angin yang dibangun beupa blok-blok bekeja sesuai dengan spesifikasinya.. Dengan angin ata-ata 10m/detik dipeoleh keja tubin yang sesuai atau dengan kata lain tubin bekeja dalam atingnya. 5. Saan Saan yang diajukan untuk pengembangan lebih lanjut simulasi pembangkit listik tenaga angin ini adalah : 1. Untuk penelitian selanjutnya disaankan untuk bisa mengunakan kecepatan angin yang diambil langsung dai alam. Atau pengukuan lansung di lokasi penelitian sehingga kaakteistik tubin angin yang eal untuk suatu lokasi. 6. Dafta Pustaka [1]. Søensen P., Anca Hansen, et al, Simulation of Inteaction between Wind Fam and Powe System, Risø-R Laboatoy,001 []. Heie,S. 1998, Gid Integation of Wind Enegy Convetion System, John Willey & Son. [3]. Mc.Pheson,G, R.D. Laamoe, An Intoduction to Electical Machines And Tansfomes, John Willey & Son. [4]. IEC Ed.1: Wind tubine geneato systems Pat 1: Measuement and assessment of powe quality chaacteistics of gid connected wind tubines. Final Daft Intenational Standad 88/144/FDIS Intenational Electotechnical Commission, IEC [5]. P. Søensen, A.D. Hansen, L. Janosi, J. Bech, B. Bak-Jensen. Simulation of inteaction between wind fam and powe system. Risø-R-181(EN) (001). [6]. V.Akhmatov, H.Knudsen, A.H.Nielsen. Advanced simulation of windmillsin the electic powe system. Electical Powe and Enegy Systems 10

11 , p Elsevie 000. [7]. F. Iov. Analysis of full and educed ode models fo squiel cage and wound oto induction machine. Intenal note. Aalbog, DK, 001 [8]. T.J. Lasen, M.H. Hansen, & F. Iov, Geneato dynamics in aeoelastic analysis and simulations. (Risø-R-1395(EN), DK, 003. [9]. John Olav G Tande et all, Dynamic model of windfam fo powe system studiesstatus by IEA Wind R&D Annex 1, EWEC 04,-5 Novembe 004,London,U 11

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-202 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Pint) F-202 Pengatuan Kecepatan Moto Induksi Tiga Fasa Menggunakan Metode Flux Vecto Contol Bebasis Self-Tuning PI Fey Avianto dan Mochammad

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA UNIVERSITAS INDONESIA ANAISIS DAN SIMUASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUAT SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN KONVERTER AC-DC-AC PADA SIFAT BEBAN YANG BERBEDA SKRIPSI AFIAT DIRGHANTARA 0606073713

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Transien Motor Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink

Simulasi Karakteristik Transien Motor Induksi Tiga Fase Menggunakan Aplikasi MOTORSIM Dan Simulink Semina Nasional Peanan Ipteks Menuju Industi Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-5- http://epoceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd217 Simulasi Kaakteistik

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Keyword : permanent magnet, inductance, cos φ.

Keyword : permanent magnet, inductance, cos φ. RIPPLE CONTROL SIMULATION OF OUTPUT CURRENT OF CUK CONVERTER BY 6 AIR GAP AND FERRITE CORE USING APPROACH OF MAGNET NETWORK TO ELECTRICS NETWORK Bida, Mikha / 0222196 Electical Majos, Technique Faculty,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.1 Data Peencanaan Peencanaan pondasi mesin yang baik memelukan data-data penunjang yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pembebanan pada pondasi mesin. Datadata penunjang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC

BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum BAB II DASAR TEORI.1. Pengetian Umum Gokat meupakan salah satu poduk yang saat dengan teknologi dan pekembangan. Ditinjau dai segi komponen, Gokat mempunyai beagam komponen didalamnya, namun secaa gais

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA Posidin Temu Ilmiah Nasional Dosen Teknik 007 FT-UNTAR ISBN : 978-979-9973--6 STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Dimensi Partisi pada Graf Kincir

Dimensi Partisi pada Graf Kincir Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14]. BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI

IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Junal ELTEK, Vol 12 No 01, Apil 2014 ISSN 1693-4024 IMPLEMENTASI DIRECT TORQUE CONTROL DALAM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI Haij Mukti K 1 Penelitian ini membahas mengenai implementasi Diect Toque

Lebih terperinci

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H

ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:

Lebih terperinci

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG 247 2.8. PENGUAT 2.8.. Pendahuluan Pada paagap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikondukto sambungan NPN atau PNP tebentuk menjadi sebuah tansisto. Pada bebeapa angkaian elektonik tansisto seing

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1 Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB ALUAN TANM TEM TENAGA LTK.1 Pengetian Umum aluan Tansmisi Pusat pembangkit tenaga listik biasanya letaknya jauh dai tempat-tempat dimana tenaga listik itu digunakan. Kaena itu, tenaga listik yang dibangkitkan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga Rancang Bangun Mesin Pemeas Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga SEPTIAN ENGGAR PRATAMA PUTRA DAN ADI SUCIPTO Pogam Studi D III Juusan Mesin Poduksi Disnaketansduk Fakultas Teknologi Industi

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater Junal Ilmia Teknik Mesin Vol. 4 No.. Apil 00 (57-6) Analisis Pefomansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Wate Heate I Gusti Agung Pamaakayuda a), Ida Bagus Adinugaa b) Henda Wijaksana b),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Tekuk Torsi Lateral. Pertemuan 13, 14, 15 ata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Tekuk Tosi ateal Petemuan 13, 14, 15 TIU : ahasiswa dapat meencanakan kekuatan elemen stuktu baja beseta alat sambungna TIK : ahasiswa dapat

Lebih terperinci

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL

PENGEMBANGAN INVERTER FUZZY LOGIC CONTROL UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK MOBIL LISTRIK DENGAN METODA VECTOR KONTROL MAKARA, TEKNOLOG, VOLUME 1, NO. 1, APRL 008: 1-6 PENGEMBANGAN NVERTER FUZZY LOGC CONTROL UNTUK PENGENDALAN MOTOR NDUKS SEBAGA PENGGERAK MOBL LSTRK DENGAN METODA VECTOR KONTROL Ea Puwanto, M. Ashay, Subagio,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT TURBIN GAS PLTGU TANJUNG PRIOK

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT TURBIN GAS PLTGU TANJUNG PRIOK MESIN, Vol. 4, No., Oktobe 9 18 PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT TURBIN GAS PLTGU TANJUNG PRIOK Indawanto 1, H. Cahyono 1 Poam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Diantaa, ITB PT. Indonesia

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG) B. Vey Chistioko 1,, Dian Ti Wiyanti 2 Pogam Studi Teknik Infomatika Juusan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penyedia Energi Listrik Tenaga Hibrida (PLTS- PLTB-PLN) Untuk Membantu Pasokan Listrik Rumah Tinggal

Rancang Bangun Penyedia Energi Listrik Tenaga Hibrida (PLTS- PLTB-PLN) Untuk Membantu Pasokan Listrik Rumah Tinggal Rancang Bangun Penyedia Enegi Listik Tenaga Hibida (PLTS- PLTB-PLN) Untuk Membantu Pasokan Listik Rumah Tinggal Rocky lfanz 1, Fadja Maulana K 2, Hei Hayanto 3 Juusan Teknik Elekto, Univesitas Sultan geng

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci