Sumber: Piston

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sumber: Piston"

Transkripsi

1 Sumber: Pison Mungkin anpa sadar kia selalu deka dengan ilmu geomeri. Tahukah kalian, dimana leak kedekaan iu? Salah sau kedekaan ini adalah penggunaan geomeri unuk merancang mesin kendaraan. Pada mesin mobil maupun moor, besarnya enaga yang dapa dihasilkan dinyaakan dalam sauan cc (cenimeer cubic). Pada dasarnya prinsip kerja mesin maupun mobil berganung pada kemampuan pison dalam mengonversikan pembakaran campuran anara bahan bakar dan udara yang erjadi di dalam ruang pembakaran. Secara signifikan, semakin besar dimensi ruang pembakaran maka abung empa erjadinya pembakaran akan semakin besar. kibanya semakin banyak campuran udara dan bahan bakar yang dapa masuk unuk diproses. khirnya enaga yang dapa dihasilkan cukup besar. ambar di aas menunjukkan pison pembakaran empa bahan bakar dan udara diproses menjadi enaga. i dalam maemaika, bangun abung yang pada uraian di aas merupakan empa pembakaran ermasuk salah sau bahasan di dalam geomeri dimensi iga. Pembahasan lebih lanju mengenai geomeri dimensi iga akan kia pelajari pada uraian beriku. Maemaika XI SMK/MK 127

2 angun Ruang dan Unsur-unsurnya Sumber: nsiklopedi Maemaika dan Peradaban Manusia Plao dan macam-macam bangun ruang sempurna Ilmuwan maemaika menyebu bangun ruang dengan isilah polihedron yang erdiri aas kaa poly = banyak dan hedron = benuk. al ini dikarenakan bangun-bangun ruang mempunyai sisi yang seluruhnya berupa bangun berauran. agi para ilmuwan, bangun ruang yang paling sempurna adalah kubus, karena srukur sisi, rusuk, dan sudu yang eraur. angun-bangun ruang sempurna lainnya adalah erahedron (bidang empa), okahedron (bidang delapan), dodekahedron (bidang dua belas), dan ikosahedron (bidang dua puluh). Kelima bangun ersebu dinamakan bangun-bangun ruang plaonik, diambil dari nama Plao, seorang filosof Yunani yang mencoba menerangkan fisika alam semesa dengan mengkaji bangun-bangun ersebu. Uraian Maeri. Macam-Macam angun Ruang 1. Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibaasi enam sisi yang berbenuk persegi yang sebangun. Nama lain dari kubus adalah heksader (bidang enam berauran). Perhaikan gambar di bawah! Kubus memiliki ciriciri sebagai beriku. a. Memiliki enam sisi yang berbenuk persegi, yaiu:,,,,, b. Memiliki dua belas rusuk yang sama panjang, yaiu:,,,,,,,,,,, c. Memiliki delapan iik sudu, yaiu:,,,,,,, dan d. Memiliki dua belas diagonal sisi, yaiu:,,,,,,,,,,, e. Memiliki empa diagonal ruang, yaiu:,,, f. Memiliki enam bidang diagonal ruang, yaiu:,,,,, g. esar semua sudu-sudu pada kubus adalah eomeri imensi Tiga

3 2. alok alok adalah bangun ruang yang dibaasi oleh enam bidang daar yang berbenuk persegi panjang dengan iga pasang sisi yang saling sejajar. Nama lain dari balok adalah prisma siku-siku. Perhaikan gambar di samping. alok memiliki ciri-ciri sebagai beriku. a. Memiliki enam buah sisi dengan iga pasang di anaranya saling sejajar, yaiu: //, //, // b. Memiliki dua belas rusuk yang erdiri aas iga kelompok rusuk yang sejajar dan sama panjang. // // // // // // // // //,, c. Memiliki delapan buah iik sudu. d. Memiliki dua belas diagonal sisi yang erdiri aas enam kelompok diagonal yang sejajar dan sama panjang. //, //, //, //, //, // e. Memiliki empa diagonal ruang, yaiu:,,, f. Memiliki enam buah bidang diagonal ruang, yaiu:,,,,, g. esar sudu pada balok Prisma Prisma adalah bangun ruang yang dibaasi oleh dua bidang segi-n berauran sebagai sisi alas dan sisi uup sera n bidang persegi panjang sebagai sisi egak. Nama prisma dienukan sesuai banyaknya n sisi alas, yaiu prisma segi n berauran. Prisma memiliki ciri-ciri umum sebagai beriku. a. Memiliki sisi alas dan uup yang sebangun dan sejajar. b. Memiliki sisi egak yang egak lurus dengan sisi sejajar. eberapa conoh macam-macam prisma: 1) Prisma siku-siku 2) Prisma segiiga 3) Prisma segi lima J I 4. Tabung (Silinder) Tabung adalah prisma egak berauran yang bidang alas dan uupnya berbenuk lingkaran dan sisi egaknya berupa bidang lengkung. Tabung disebu juga silinder. Perhaikan gambar di samping. Tabung memiliki ciri-ciri sebagai beriku. a. Memiliki iga buah sisi. b. idang alas dan uup berupa lingkaran. c. Memiliki dua buah rusuk yang berupa keliling dua buah lingkaran. d. Tidak memiliki iik sudu. r Maemaika XI SMK/MK 129

4 5. Limas Limas adalah bangun ruang yang dibaasi oleh alas berbenuk segiiga samakaki yang banyaknya n dan puncaknya berimpi. Limas memiliki ciri-ciri sebagai beriku. a. Memiliki n + 1 sisi yang berauran. b. Memiliki rusuk sebanyak 2n. c. Memiliki n + 1 iik sudu. eberapa conoh macam-macam limas: 1) Limas segiiga 2) Limas segi empa T 3) Limas segi lima 4) Limas segi enam T T 6. Kerucu Kerucu adalah limas berauran yang memiliki sisi alas berupa lingkaran. Perhaikan gambar di samping. Kerucu memiliki ciri-ciri sebagai beriku. a. Memiliki dua buah sisi yang berupa sisi alas berbenuk lingkaran dan sau buah sisi lengkung. b. Memiliki sau buah rusuk yang berupa keliling lingkaran. c. Memiliki sau buah iik puncak yaiu T. T 7. ola M r ola adalah bangun ruang iga dimensi yang hanya memiliki sau sisi dan idak memiliki rusuk maupun iik sudu. Sisi pada bola disebu juga permukaan bola aau kuli bola aau bidang bola.. Jaring-Jaring angun Ruang Jika suau benda berauran dalam ruang dibuka dan direbahkan pada suau bidang daar, hasil yang erleak pada bidang daar iu disebu jaring-jaring bangun ruang. 1. Jaring-Jaring Kubus angun kubus merupakan bangun iga dimensi dengan sisi yang diarsir merupakan sisi alas dan keenam sisinya berukuran sama. 130 eomeri imensi Tiga

5 onoh macam-macam jaring kubus: Jaring-Jaring alok alok memiliki iga pasang sisi yang ukurannya berbeda. Macam-macam jaring balok anara lain: Jaring-Jaring Tabung a. Prisma Segiiga Jaring-jaring prisma segiiga: b. Prisma Segi mpa Prisma segi empa aau yang biasa disebu balok memiliki jaringjaring yang sama seperi pada poin 2. Maemaika XI SMK/MK 131

6 c. Prisma Segi Lima Jaring-jaring prisma segi lima: 4. Tabung Jaring-jaring abung: 5. Limas a. Limas Segiiga Jaring-jaring limas segiiga: b. Limas Segi mpa Jaring-jaring limas segi empa: 6. Kerucu Jaring-jaring kerucu: 132 eomeri imensi Tiga

7 Laihan 1 Kerjakan soal-soal beriku! 1. ambarlah balok., kemudian gambarlah limas segi empa. dengan adalah iik poong diagonal dan yang diperoleh dari balok.. Kemudian jawablah peranyaan beriku! a. pakah semua sisi egaknya sebangun? b. Sebukan benuk segiiga-segiiga dan! c. pakah bidang diagonal dan sebangun? 2. Perhaikan gambar di samping! a. da berapa sisi-sisi pada kubus? Sebukan! b. agaimana benuk sisi-sisinya? c. erapakah banyak bidang diagonal pada kubus? Sebukan! d. Sebukan semua pasangan rusuk yang sejajar (berhadapan)! 3. iberikan prisma segi enam berauran.pqrstu. T a. Sebukan dua bidang yang sejajar! S b. Sebukan bidang alas dan bidang aas! c. Sebukan bidang-bidang sisi egak! U d. Sebukan rusuk-rusuk bidang alas dan aas! P R e. Sebukan rusuk-rusuk egak! Q f. Sebukan rusuk-rusuk yang sejajar! 4. ambarlah jaring-jaring dari bangun prisma segi enam! a. Sebukan dua bidang yang sejajar! b. Sebukan bidang alas dan bidang aas! 5. Pada saa mesin bubu bekerja erdapa ala pengekang eap yang berguna unuk membubu benda kerja yang ipis dan panjang. al ini berujuan agar diameernya dapa dienukan menuru auran yang dieapkan. Perhaikan ala pengekang eap pada mesin bubu di samping. Sebukan paling sediki iga bangun ruang yang erdapa pada ala ersebu! a. Sebukan dua bidang yang sejajar! b. Sebukan bidang alas dan bidang aas! Maemaika XI SMK/MK 133

8 Luas Permukaan angun Ruang Sumber: okumenasi SMK la bedah Pada peralaan bedah, unuk menghindari perkaraan karena reaksi logam dengan udara maka diperlukan suau proses pelapisan. Pelapisan ini pada umumnya dilakukan dengan nikel dan berujuan unuk melapisi permukaan peralaan bedah. Sebagai conoh sebuah peralaan bedah akan kia lapisi menggunakan nikel dengan keebalan 0,1 mm. Misalnya baangan nikel yang akan dilarukan dalam cairan memiliki volume V. ari proses ersebu kia dapa menghiung luas permukaan peralaan bedah yaiu volume nikel yang digunakan unuk melapisi dibagi dengan inggi permukaan hasil sepuhan yaiu 0,1 mm. ara ersebu digunakan unuk mencari luas permukaan suau benda yang permukaannya idak berauran. Semenara iu, luas permukaan benda yang berauran dapa kia cari dengan menggunakan rumus. Rumus-rumus ersebu akan kia pelajari pada uraian beriku. Uraian Maeri. Kubus Perhaikan gambar kubus di samping. pabila panjang rusuk kubus dinyaakan sebagai a maka unsur-unsur pada kubus dapa kia enukan sebagai beriku. iagonal Sisi a a a engan menggunakan rumus Pyhagoras, maka dapa dihiung panjang diagonal sisi dengan rumus: = + = = a iagonal Ruang Panjang merupakan diagonal ruang yang dapa dihiung dengan menggunakan rumus: = + = + = = a Permukaan Luas Kubus erdiri aas enam buah sisi yang berbenuk persegi, masing-masing sisinya memiliki luas L = s s. Jadi, luas enam sisi pada kubus sebagai beriku. Luas permukaan = 6 s s 134 eomeri imensi Tiga

9 onoh: Perbandingan panjang rusuk kubus. dengan panjang rusuk kubus KLMN.PQRS adalah 1 : 2. Jumlah luas permukaan kedua kubus ersebu adalah 270 cm 2. Tenukan panjang rusuk iap-iap kubus! Penyelesaian: imisalkan panjang rusuk. adalah a cm, dan panjang rusuk kubus KLMN.PQRS adalah 2a cm. Luas permukaan kubus. = 6a 2 Luas permukaan kubus KLMN.PQRS = 6(2a) 2 = 24a 2 Jumlah luas permukaan kedua kubus = 6a a 2 = 30a 2 Jumlah luas permukaan kubus kedua kubus sama dengan 270 cm 2 sehingga: 30a 2 = 270 a 2 = 9 a = 3 Jadi, panjang rusuk kubus. adalah 3 cm dan panjang rusuk kubus KLMN.PQRS adalah 6 cm.. alok Perhaikan gambar di samping. alok memiliki ukuran panjang (p), lebar (l), dan inggi (). pabila bangun balok dibenangkan menjadi sau bidang daar diperoleh jaring-jaring balok sebagai beriku. Menghiung luas permukaan balok ekuivalen dengan menggunakan hiungan luas jaring-jaring balok yaiu: Luas jaring-jaring = (2 p ) + (2 l ) + 2 (p l) = 2[(p ) + (l ) + (p l) Jadi, diperoleh rumus luas permukaan balok sebagai p beriku. Luas permukaan = 2[(p ) + ( l) + (l p)] l onoh: Sebuah kardus pembungkus oba berukuran panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan ingginya 5 cm. agian luarnya dilapisi keras aluminium sampai rapa. iunglah luas keras aluminium minimum yang dibuuhkan! Penyelesaian: ikeahui p = 30 cm, l = 20 cm, dan = 5 cm. Lp = 2(pl + p + l) = 2((30 20) + (30 5) + (20 5)) = 2( ) = Jadi, keras aluminium yang dibuuhkan seluas cm 2. p l. Prisma (Tegak) Mencari luas permukaan bangun ruang prisma adalah menghiung iap-iap luas alas, luas uup, dan luas sisisisi egak pada prisma segi-n. 1. Prisma Segiiga Prisma segiiga di bawah memiliki ukuran-ukuran sebagai beriku. a = alas segiiga pada sisi alas dan uup s = inggi segiiga = inggi prisma c = sisi miring pada alas segiiga s c a Maemaika XI SMK/MK 135

10 Luas permukaan prisma segiiga adalah jumlahan luas iap-iap sisi alas, sisi uup, dan sisi egak, yang dirumuskan dengan: Luas permukaan = L alas + L uup + Luas sisi egak = = (a s ) + (a ) + ( s ) + (c ) Jadi, luas permukaan prisma segiiga diberikan sebagai beriku. Luas permukaan = (a s ) + (a ) + ( s ) + (c ) 2. Prisma Segi mpa Prima segi empa disebu juga balok. Jadi, mencari luas permukaan prisma segi empa sama dengan mencari luas permukaan pada balok. 3. Prisma Segi Lima Prisma segi lima erdiri aas dua buah sisi segi lima dan lima buah sisi egak. Semenara iu luas sisi-sisi egak pada prisma adalah: Luas sisi egak = 5 a a Luas segi lima = 5 luas segiiga P = 5 a s P = a s s a Jadi, luas permukaan prisma segiiga diberikan sebagai beriku. Luas permukaan = Luas sisi alas + Luas sisi uup + Luas sisi egak = + = (5 a s ) + (5 a ) = 5a ( s + ) Jadi, luas permukaan prisma segi lima diberikan sebagai beriku. Luas permukaan = 5a ( s + ) onoh: ikeahui prisma egak. dengan merupakan segiiga sikusiku, siku-siku di, dengan = 3 cm, = 4 cm, dan = 5 cm. Jika inggi prisma 4 cm, hiunglah luas permukaan prisma. Penyelesaian: Luas permukaan = 2 La + K + ( + + ) = 2( ) = 2( ) + ( ) 4 = 2(6) + (12) 4 = = 60 Jadi, luas permukaan prisma adalah 60 cm eomeri imensi Tiga

11 . Tabung Tabung adalah bangun ruang yang erdiri aas dua buah lingkaran sebagai sisi alas dan sisi uup sera sau persegi panjang sebagai sisi lengkung. Mencari luas permukaan abung ekuivalen dengan mencari luas keiga sisi ersebu yang dirumuskan dengan: Luas permukaan = (2 luas lingkaran) + luas persegi panjang = (2 π r r) + (p l) = 2π (r 2 + (r )) Jadi, luas permukaan abung dirumuskan sebagai beriku. d r Luas permukaan = 2π (r 2 + (r )) onoh: ikeahui jari-jari abung adalah 14 cm dan ingginya 1 m. iunglah luas permukaan abung. Penyelesaian: ikeahui: r = 14 cm; = 1 m = 100 cm Luas permukaan abung = 2πr (r + ) = 2 14 ( ) = = Jadi, luas permukaan abung cm 2. T. Limas Perhaikan gambar di samping! Luas permukaan bangun ruang limas sama dengan mencari luas alas segi-n dijumlah luas sisi egak berbenuk segiiga sama kaki yang banyaknya n. 1. Limas Segiiga angun ruang limas segiiga erdiri aas empa buah sisi yang berbenuk segiiga. aerah yang diarsir merupakan sisi alas dari limas segiiga. Luas permukaan limas dirumuskan dengan: Luas empa segiiga = 4 luas segiiga = 4 a = 2 a Jadi, luas permukaan limas segiiga dirumuskan sebagai beriku. Luas permukaan = 2 a a 2. Limas Segi mpa angun ruang limas segi empa erdiri aas sisi alas berbenuk segi empa (baik persegi aau persegi panjang) dan empa buah segiiga adalah a dan inggi segiiga adalah s (s = + ). T s Maemaika XI SMK/MK 137

12 Luas permukaan segi empa dirumuskan sebagai beriku. Luas alas = a a a Luas sisi egak: Ls = a s Luas permukaan = luas alas + luas sisi egak s = (a a) + (4 Ls) = a 2 + (4 a s) = a 2 + 2a s Jadi, luas permukaan limas segi empa diberikan sebagai beriku. Luas permukaan = a 2 2as onoh: ikeahui limas segi empa berauran T. dengan panjang rusuk = 12 cm, dan panjang rusuk sisi T = 9 cm, berapa luas permukaannya? Penyelesaian: T Misalnya s = inggi segiiga egak s = = = = 3 Luas permukaan = ( + 2) = 12( ) 12 = ( ) Jadi, luas permukaan limas T. adalah ( ) cm 2.. Kerucu Perhaikan gambar di samping! Kerucu di samping memiliki unsur-unsur sebagai beriku. Y = iik puncak kerucu = inggi kerucu r = jari-jari alas kerucu s = apoema (sisi miring segiiga PO) kerucu 9 s r s pabila dibenangkan, kerucu memiliki jaring-jaring seperi gambar di samping. Luas permukaan kerucu dihiung dengan menjumlahkan luas selimu dan luas alas kerucu. Luas permukaan = luas selimu + luas alas = (π r s) + (π r r) = π r (s + r) Jadi, luas permukaan kerucu dirumuskan sebagai beriku. Luas permukaan = πr (s + r) r s onoh: Sebuah kerucu mempunyai diameer 12 cm dan ingginya 8 cm, enukanlah luas permukaan kerucu ersebu! Penyelesaian: ubungan apoema, jari-jari alas, dan inggi kerucu adalah: s 2 = 2 + r 2 = = = eomeri imensi Tiga

13 nilai s = 10 cm iperoleh luas permukaan = π r (s + r) = (3,14) (6) (10 + 6) = 301,44 Jadi, luas permukaan kerucu 301,44 cm 2.. ola Sebuah bola mempunyai jari-jari r maka luas permukaan bola adalah: Luas permukaan = 4πr 2 (dalam dimensi r) Luas permukaan = πd 2 (dalam dimensi d) onoh: ikeahui sebuah kubus. dengan panjang rusuk 7 cm. i dalam kubus iu dibua bola, dengan iik pusa sama dengan iik pusa kubus dan bagian luar bola menyinggung bidang-bidang sisi kubus. Tenukan luas permukaan bola dalam kubus! Penyelesaian: Jari-jari bola dalam = panjang rusuk = Luas permukaan bola = 4πr 2 = 4 ( ) = 154 Jadi, luas permukaan bola dalam kubus adalah 154 cm 2. Laihan 2 Kerjakan soal-soal beriku! 1. Perbandingan panjang, lebar, dan inggi balok. sama dengan 3 : 2 : 1. Luas permukaan balok iu sama dengan 88 cm 2. iunglah panjang, lebar, dan inggi balok! 2. Sebuah prisma egak alasnya berbenuk persegi dengan panjang sisi 21 cm. ila inggi prisma ersebu 10 cm, enukan luas permukaan prisma! 3. Suau limas alasnya berbenuk persegi panjang sisi alas 16 cm. ila inggi limas ersebu 6 cm, hiunglah luas permukaan limas! 4. Sebuah abung anpa uup erbua dari seng dengan jari-jari alasnya 14 cm dan ingginya 15 cm. Jika π = hiunglah luas seng yang diperlukan unuk membua abung ersebu! 5. Sebuah kerucu berdiameer 10 cm dan ingginya 8 cm. Jika π = 3,14, hiunglah luas selimu kerucu! 6. iunglah luas permukaan bola jika dikeahui jari-jari bola adalah 10 cm! 7. las sebuah limas berbenuk persegi, dengan panjang rusuk alas 12 cm. Jika inggi limas 8 cm, hiunglah jumlah luas sisi egaknya! 8. ari suau abung dikeahui inggi dan jari-jari alasnya adalah masingmasing 7 cm dan 10 cm. iunglah luas selimu dan luas abung! 9. ikeahui limas segi empa T. dengan T, T, dan T. Panjang = = 10 cm dan T = 24 cm. iunglah luas permukaan limas! 10. Suau limas T. yang alasnya berbenuk persegi panjang dengan = 8 cm dan = 6 cm, rusuk egak limas sama panjang yaiu T = T = T = T = 13 cm, hiunglah inggi dan luas permukaan limas! Tugas Kelompok ualah kelompok dengan anggoa 4 orang. ersama dengan kelompok kalian, kunjungilah oko, mini marke, aau supermarke. aalah produk-produk dengan kemasan berbenuk bola, kubus, balok, kerucu, prisma, limas, aau abung. ua pula kesimpulan melipui: bangun ruang yang paling banyak digunakan sebagai kemasan produk, bangun ruang yang paling sediki digunakan sebagai kemasan produk. Maemaika XI SMK/MK 139

14 Volume angun Ruang Pada beranda kegiaan belajar 2 kia elah mengenal bangun-bangun ruang plaonik. Para ilmuwan sains sudah menemukan bahwa bangunbangun ruang plaonik sangalah pening. rinya dalam susunan aom-aom. Semua za erdiri aas aom-aom yang membenuk molekul. Sebagai conoh srukur krisal garam seperi gambar di samping. Suau krisal garam erdiri aas aom-aom sodium dan klorin yang saling erika dalam srukur suau kubus. Jika bangun daar pada dimensi dua selalu dapa kia hiung luasnya, demikian pula bangun-bangun pada dimensi iga dapa kia hiung volumenya. Rumus mencari volume bangun berauran akan kia pelajari pada uraian beriku. Sumber: Srukur aom garam Uraian Maeri. Kubus Volume kubus dirumuskan sebagai beriku. V = a a a = a 3 a a V = volume kubus a = panjang rusuk kubus. Prisma (Tegak) Volume prisma dirumuskan sebagai beriku. V = L a V` = volume prisma L a = Luas alas = inggi prisma alas 140 eomeri imensi Tiga

15 . Kerucu Volume kerucu dirumuskan sebagai beriku. V = L a r. ola O alas V = volume kerucu L a = luas alas = inggi kerucu Volume bola dirumuskan sebagai beriku. r V = πr3 aau πd3 Volume embereng bola V = π2 (3r ). alok r = jari-jari bola d = 2r = diameer bola = inggi embereng Volume balok dirumuskan sebagai beriku. l p. Limas erauran T V = p l V p l = volume balok = panjang balok = lebar balok = inggi balok Volume limas berauran dirumuskan sebagai beriku. V = L a alas a a V = volume limas L a = luas alas, a a = inggi limas. Tabung d Volume abung dirumuskan sebagai beriku. V = L a r alas V = volume abung L a = luas alas, π r r = inggi abung Maemaika XI SMK/MK 141

16 onoh: 1. ikeahui prisma segiiga berauran. mempunyai dimensi panjang = 10 cm dan inggi prisma 12 dm. iunglah volume prisma ersebu! 10 cm 12 dm Penyelesaian: apa diambil kesimpulan bahwa alas berupa segiiga sama sisi. Maka luas alas: Panjang = = = 5 Luas alas = = 10 5 = 25 Volume prisma = L a = = Jadi, volume prisma cm ikeahui kubus. dengan panjang rusuk 6 cm. iunglah: a. volume limas., b. volume limas.. Penyelesaian: a. Luas bidang alas = L 1 = ' 10 cm = 6 6 = 18 cm2 Tinggi limas = 6 cm (panjang rusuk kubus) V limas = L 1 = 18 6 = 36 Jadi, volume limas. adalah 36 cm 3. b. Luas bidang alas = L 2 = = 6 6 = 36 cm 2 Tinggi limas. = = 6 cm V limas. = L 2 = 36 6 = 72 Jadi, volume limas. adalah 72 cm Sebuah kerucu mempunyai diameer 12 cm dan ingginya 8 cm, enukanlah volume kerucu ersebu! Penyelesaian: ikeahui: r = d = 12 = 6 cm = 8 cm 142 eomeri imensi Tiga

17 V = π r2 = 3, = 301,44 Jadi, volume kerucu adalah 301,44 cm ikeahui sebuah kubus. dengan panjang rusuk 7 cm. i dalam kubus iu dibua bola, dengan iik pusa sama dengan iik pusa kubus dan bagian luar bola menyinggung bidang-bidang sisi kubus. Tenukan volume bola dalam kubus iu! Penyelesaian: Panjang rusuk = 7 cm maka diameer = 7 cm, dan jari-jarinya = cm. Volume bola = πr3 = = 179,67 Jadi, volume bola dalam kubus adalah 179,67 cm 3. Laihan 3 Info Sumber: irard esargues Maemaikawan Prancis yang bernama irard esargues ( ) adalah salah sau orang perama yang memperlihakan secara geomeris bagaimana benda-benda seharusnya digambarkan agar ampak berdimensi iga. spek ini dipakai dalam seni yang disebu perspekif. Kerjakan soal-soal beriku! 1. Prisma egak alasnya berbenuk segiiga siku-siku dengan panjang rusukrusuk alasnya 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Jika inggi prisma iu 10 cm, berapakah volume prisma ersebu? 2. Jumlah luas semua sisi sebuah kubus 600 cm 2. erapakah volume kubus ersebu? 3. Sebuah angki berbenuk abung berisi 720 lier air. Jika inggi air dalam angki 70 dm, berapakah jari-jari angki ersebu? 4. ikeahui limas segi empa berauran T. dengan panjang T = = 100 cm. erapa lierkah volume limas ersebu? 5. Volume limas segi empa berauran adalah 300 lier dan inggi limas adalah 3 dm. Tenukanlah panjang rusuk-rusuk limas ersebu! 6. Keliling alas kerucu adalah 16π dm dan apoemanya 10 dm. erapa lierkah volume kerucu iu? 7. ikeahui prisma egak segiiga dengan sisi siku-siku di. Panjang = 12 cm dan = 9 cm. ila panjang rusuk egak = 2 maka hiunglah volume prisma ersebu! 8. Suau balok mempunyai panjang 14 dm dan lebar 50 cm. Jika luas permukaan balok adalah 302 dm 2, enukan unsur-unsur balok beriku! a. inggi balok b. volume balok 9. Volume sebuah kerucu 100π cm 3 dan ingginya 12 cm. erapakah panjang jari-jari lingkaran alas kerucu ersebu? (jika π = 3,14) 10. ikeahui sebuah kubus dengan luas permukaan sama dengan 96 cm 2. iunglah volume kubus iu! Maemaika XI SMK/MK 143

18 ubungan anara Unsur-Unsur dalam angun Ruang Sumber: Piramida besar Khufu Tiga jenis bangun ruang yang paling mendasar adalah kubus, piramida, dan bola. Teori dan pemahaman mengenai keiga bangun ini sanga pening dalam bidang sains dan eknik. Sebagai conoh pembangunan piramida oleh bangsa Mesir Kuno. Peninggalan erbesar pada masa iu adalah Piramida esar Khufu di izeh yang memiliki rusuk alas berukuran 230 m (760 kaki) dan inggi 146 m (480 kaki). Keempa sisi pada piramida memiliki posisi miring dengan sau iik puncak sebagai iik poongnya. Kaa sisi, bangun, bidang, rusuk, alas, dan iik sau dengan yang lainnya saling berhubungan. Unuk mengeahui hubunganhubungan ersebu erlebih dahulu kia pelajari uraian beriku. Uraian Maeri. Pengerian Tiik, aris, dan idang Info 1. Tiik Sebuah iik hanya dapa dienukan oleh leaknya, eapi idak mempunyai ukuran (idak berdimensi). Sebuah iik digambarkan dengan sebuah nokah, kemudian dibubuhi nama dengan huruf kapial (,,, dan seerusnya). Sumber: uclid Tiik-iik, garis-garis, sudusudu, dan bidang dijadikan sebagai dasar dari benukbenuk geomeris. Pembahasan mengenai geomeri perama kali dikenalkan oleh uclid. 2. aris aris hanya mempunyai panjang saja, idak mempunyai ukuran lebar. Nama garis dienukan dengan menyebukan nama dengan huruf kecil aau dengan menyebukan segmen garis dari iik pangkal dan iik ujung. Sebagai conoh k, l, m. 3. idang Sebuah bidang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Nama bidang diambil berdasarkan huruf kapial di iik-iik sudunya aau huruf Yunani misalnya α, β, δ. α k β l α m 144 eomeri imensi Tiga

19 . ksioma aris dan idang i dalam eori dimensi iga, erdapa aksioma (keeapan umum) yang berlaku sebagai beriku. ksioma 1 Melalui dua buah iik sembarang hanya dapa dibua sebuah garis lurus. ksioma 2 Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua iik persekuuan maka garis iu seluruhnya erleak pada bidang.. Kedudukan Tiik Terhadap aris dan Tiik Terhadap idang 1. Kedudukan Tiik Terhadap aris a. Tiik erleak pada garis. Jika sebuah iik dilalui garis maka iik iu erleak pada garis. b. Tiik di luar garis. Jika sebuah iik idak dilalui garis maka iik iu erleak di luar garis. Inisari imensi di dalam geomeri anara lain: imensi sau (berbenuk garis) imensi dua (berbenuk bidang) α 2. Kedudukan Tiik erhadap idang a. Tiik erleak pada bidang. α Jika sebuah iik dapa dilalui suau bidang maka iik erleak pada bidang ersebu. imensi sau (berbenuk ruang) Y X imensi selanjunya dipelajari pada pembahasan geomeri opologi unuk ingka lebih lanju. Z b. Tiik di luar bidang. α Jika sebuah iik idak dapa dilalui suau bidang maka iik iu erleak di luar bidang. Maemaika XI SMK/MK 145

20 . Kedudukan aris Terhadap aris dan idang 1. Kedudukan aris Terhadap aris Kedudukan garis erhadap garis yang lain dalam sebuah bangun adalah berpoongan, sejajar, aau bersilangan. ua garis berpoongan: ua buah garis dikaakan berpoongan jika keduanya erleak pada sebuah bidang dan mempunyai sau iik persekuuan. ua buah garis sejajar: ua buah garis dikaakan sejajar jika keduanya erleak pada sebuah bidang dan idak mempunyai sau pun iik persekuuan. ua garis saling bersilangan: ua buah garis dikaakan bersilangan (idak berpoongan dan idak sejajar), jika kedua garis α iu idak erleak pada sebuah bidang. 2. Perpoongan aris dengan idang Jika ada sebuah garis dan sebuah bidang maka akan diperoleh 3 kemungkinan sebagai beriku. a. aris erleak pada bidang, jika semua iik pada garis iu erleak pada bidang ersebu. α b. aris sejajar bidang, jika anara garis dan α bidang idak mempunyai sau pun iik persekuuan. c. aris memoong bidang, jika anara garis dan α bidang hanya mempunyai sau iik perpoongan. 146 eomeri imensi Tiga

21 . Kedudukan idang Terhadap idang yang Lain Kedudukan bidang erhadap bidang lain ada iga kemungkinan, yaiu berimpi, sejajar, dan berpoongan. ua bidang berimpi: ua bidang saling berimpi jika seiap iik yang erleak α pada bidang yang sau juga erleak pada bidang yang lain. β ua bidang sejajar: ua bidang saling sejajar jika kedua bidang iu idak mempunyai sau pun iik persekuuan. ua saling berpoongan: ua bidang dikaakan berpoongan jika kedua bidang iu mempunyai iik persekuuan.. Jarak Tiik ke Tiik, Tiik ke aris, Tiik ke idang Kedudukan iik erhadap iik yang lain, garis, dan bidang ada iga kemungkinan sebagai beriku. 1. Jarak Tiik ke Tiik Jarak iik ke iik dalam suau ruang dengan cara menghubungkan iik iu ke iik yang lain sehingga erjadi sebuah garis. Jarak kedua iik dienukan oleh panjang garis iu. 2. Jarak Tiik ke aris Jarak iik ke garis adalah jarak erpendek anara iik dan garis. Jarak anara iik dan garis dapa dengan menggunakan langkah-langkah sebagai beriku. i. Membua garis dari iik ke garis g, memoong garis di iik P sehingga erjadi garis P yang egak lurus garis g. ii. Jarak iik ke garis adalah panjang dari P. 3. Jarak Tiik ke idang Jarak suau iik ke suau bidang adalah jarak dari iik ersebu ke proyeksinya pada bidang ersebu. Maemaika XI SMK/MK 147

22 . Jarak aris ke aris, aris ke idang 1. Jarak aris ke aris dalah jarak erpendek anara dua garis iu, aau panjang garis yang memoong egak lurus kedua garis iu. 2. Jarak aris ke idang Jarak garis ke bidang adalah panjang garis proyeksi garis pada bidang. onoh: ikeahui sebuah kubus dengan panjang rusuk 8 cm, iik P perengahan rusuk, hiunglah: a. jarak iik ke iik, b. jarak iik ke iik, c. jarak iik ke iik, d. jarak iik ke iik, 8 e. jarak iik ke garis, f. jarak iik ke garis, dan g. jarak iik P ke garis. Penyelesaian: a. Jarak iik ke iik = panjang garis = 8 cm. M 8 8 b. Jarak iik ke iik = panjang diagonal = 8 cm. c. Jarak iik ke iik = panjang garis = 8 cm. d. Jarak iik ke iik = panjang garis. = + = + = + = = 8 cm e. Jarak iik ke garis = panjang garis = 8 cm. f. Jarak iik ke garis = O, di mana iik O adalah iik perengahan. Perhaikan ΔO, = 8 cm, O = 4 cm. Maka: O = = = = = 4 cm g. Jarak iik P ke garis adalah PR, dengan R iik di engah garis. Perhaikan ΔRP siku-siku di, R = 4 cm, dan P = 4 cm. PR = + = + = + = = 4 cm. Sudu nara aris dan idang Sudu anara garis dan bidang adalah sudu yang erbenuk anara garis ersebu dengan proyeksi garis pada bidang ersebu. onoh: ikeahui kubus. dengan panjang rusuk 4 cm, enukan besar sudu anara garis dengan bidang. 148 eomeri imensi Tiga

23 Perhaikan garis, diproyeksikan ke bidang maka iik jauh di M. esar sudu yang erbenuk adalah sudu M. M = = 8 = 4. Perhaikan segiiga M siku-siku di M maka berlaku: sin M = = = maka sudu M = M 8 I. Sudu anara ua idang Sudu anara dua bidang yang berpoongan pada garis adalah sudu anara dua garis yang erleak bidang yang masing-masing egak lurus pada dan berpoongan pada sau iik. idang V dan W berpoongan pada garis. iperoleh: PQ dan RQ. PQR adalah sudu yang erbenuk anara bidang V dan bidang W. Q V P R W onoh: ikeahui kubus.. Tenukan besar sudu anara bidang dengan bidang! Penyelesaian: dan berpoongan di pada bidang dan pada bidang dan Maka sudu yang dibenuk anara bidang dan bidang adalah = sudu siku-siku = 90 = 45 Laihan 4 Kerjakan soal-soal beriku! 1. ikeahui panjang rusuk kubus. adalah 12 cm. P di engah-engah. iunglah jarak: a. iik ke, b. iik P ke. 2. ikeahui limas segi empa berauran T. dengan rusuk alas 13 cm, inggi limas 10 cm. P di engah-engah T. iunglah jarak P ke bidang alas! 3. Limas egak T. dengan alas berbenuk persegi panjang. Jika panjang = 8 cm, = 6 cm, dan T = T = T = T = 13 cm, hiunglah besar sudu anara T dan bidang alas! 4. ikeahui sebuah kerucu lingkaran egak ingginya 6 cm dan diameer alas 6 dm. Tenukan besar sudu anara apoema kerucu dengan bidang alas! 5. ikeahui sebuah balok. dengan panjang rusuk-rusuk = 5 cm, = 4 cm, = 3 cm. iunglah jarak unsur-unsur: a. anara dengan bidang, b. anara dan. Maemaika XI SMK/MK 149

24 Rangkuman 1. Luas sisi (permukaan) unuk kubus, balok, prisma, abung, limas, kerucu, dan bola sebagai beriku. a. Luas permukaan kubus L = 6 a 2 b. Luas permukaan balok L = 2(p + p + ) c. Luas permukaan prisma L = 2 La + K dimana La = luas alas K = keliling alas = inggi prisma d. Luas permukaan abung L = 2π r(r + ). e. Luas permukaan limas segi empa berauran L = 2a + a 2 L = a(2 + a) dimana a = panjang rusuk alas = inggi sisi egak f. Luas permukaan kerucu L = πr 2 + πrs L = πr(r + s) g. Luas permukaan bola L = 4πr 2 (r = jari-jari bola) L = πd 2 (d = 2r = diameer bola) 2. Volume kubus : V = a a a = a 3 3. Volume balok : V = p l 4. Volume prisma egak: V = La 5. Volume abung : V = La alas berupa lingkaran La = πr 2 (dimensi jari-jari) 6. Volume limas V = La La = πd2 (dimensi diameer) 7. Volume kerucu V = La, alas berupa lingkaran La = πr 2 (dimensi jari-jari) 8. Volume bola V = πr3 La = πd2 (dimensi diameer) 9. Jarak suau iik ke suau bidang adalah jarak erpendek dari iik ersebu ke proyeksinya pada bidang. 10. Sudu anara garis dan bidang adalah sudu anara garis ersebu dengan proyeksi garis pada bidang. 11. Sudu anara dua garis yang erleak pada bidang yang masing-masing egak lurus pada sebuah garis dan berpoongan pada sau iik. 150 eomeri imensi Tiga

25 valuasi Kompeensi. Pilihlah jawaban yang epa! 1. Suau limas berauran T. di samping memiliki inggi TP = 4 cm. Luas permukaan limas adalah... cm 2. a. (22 6 ) d. ( ) b. (17 3 ) e. ( ) c. ( ) 6 cm 2. Luas permukaan kerucu yang diameer alasnya 14 cm dan ingginya 24 cm adalah.... a. 570 cm 2 d. 682 cm 2 b. 572 cm 2 e. 704 cm 2 c. 594 cm 2 3. Luas bahan yang diperlukan unuk membua pipa saluran udara dari pla seng berdiameer 42 cm dan panjang 2 meer adalah.... a. 0,132 cm 2 d. 2,64 cm 2 b. 0,264 cm 2 e. 5,28 cm 2 c. 1,32 cm 2 4. Sebuah limas berauran dengan alas berbenuk persegi panjang, panjang alas = 16 cm, lebar alas = 12 cm, panjang rusuk egak = 26 cm. Volume limas ersebu adalah.... a cm 3 d cm 3 b cm 3 e cm 3 c cm 3 5. ikeahui prisma., = 8 cm, = 6 cm, dan = dan volume prisma 240 cm 3. Tinggi prisma ersebu adalah.... a. 5 cm b. 10 cm c. 15 cm d. 20 cm e. 30 cm 6. T Limas segiiga berauran T.PQR dengan dimensi inggi limas 12 cm. Jika volume limas ersebu 100 cm 3 maka panjang rusuk alasnya.... a. 6 cm b. 7 cm c. 8 cm d. 9 cm e. 10 cm 7. Volume sebuah kerucu yang berdiameer 21 cm adalah cm 3, inggi kerucu adalah.... a. 6 cm d. 11 cm b. 8 cm e. 12 cm c. 10 cm 2 cm 8. Volume sebuah bola yang jari-jarinya 10 cm adalah.... a ,3 cm 3 d ,7 cm 3 b ,6 cm 3 e ,6 cm 3 c ,7 cm 3 Maemaika XI SMK/MK 151

26 9. T Volume sebuah kerucu yang berjari-jari 14 cm adalah cm 3. Tinggi kerucu adalah.... a. 10 cm b. 11 cm c. 12 cm d. 13 cm 14 cm e. 14 cm 10. Pada kubus. kedudukan bidang dengan bidang adalah.... a. berpoongan di sau iik b. berimpi c. sejajar d. egak lurus e. berpoongan pada sau garis. Kerjakan soal-soal beriku! 1. Perhaikan gambar di samping! pabila luas daerah yang diarsir adalah 36 cm 2, enukan luas permukaan kubus! 2. Pada balok di samping, dikeahui perbandingan : : = 3 : 4 : 5. Jika dikeahui luas selimu balok 376 dm 2, enukan volume balok! 3. Perhaikan gambar di samping! Tenukan luas permukaan bangun di samping! 60 cm 20 cm 4. 7 dm Sebuah empa dudukan iang bendera dirancang seperi gambar di samping. 5 dm Tenukan volume empa dudukan iang bendera ersebu! 15 dm 0,5 dm 5. iunglah jarak dari unsur-unsur beriku! a. iik ke iik b. iik ke garis c. iik ke iik d. ruas segiiga e. jarak iik ke bidang f. jarak bidang ke bidang g. jarak iik ke garis 152 eomeri imensi Tiga

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya?

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya? rumus luas layang-layang dengan pendekaan luas segiiga 1. Memahami konsep luas segiiga 2. Memahami layang-layang dan unsur-unsurnya (pengerian layanglayang dan diagonal-diagonalnya) Langkah 1 Gb. 11.2

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun Ruang Sisi Datar angun Ruang Sisi aar. iagona 1) iagona idang iagona bidang kubus adaah,,,,,,,,,,, dan onoh: Jika dikeahui = cm dan = cm, maka hiungah panjang! ikeahui: = cm = cm ianya:? Jawab: = + = + = = = = cm Jadi,

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD

BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD i DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i DAFTAR ISI.... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Laar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peunjuk Penggunaan Modul... 2 BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA... 41

DAFTAR ISI. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA... 41 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Laar Belakang Penulisan... 1 B. Tujuan Penulisan Modul... C. Sasaran... D. Ruang Lingkup Penulisan... BAB II PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SD... 3 A.

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab ab Prisma dan Limas ujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi prisma dan

Lebih terperinci

GEOMETRI DIMENSI TIGA

GEOMETRI DIMENSI TIGA GEOMETRI IMENSI TIG NGUN RUNG Materi tentang bangun ruang sudah pernah dipelajari di SMP, di antaranya : Kubus, alok, Prisma, Limas, Tabung, Kerucut, dan ola. Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jl. Jen Gao Subroo Kav. Jakara Selaan KOMPETISI MATEMATIKA KE MGMP MATEMATIKA DKI JAKARTA TEST PENYISIHAN KELAS : XII (DUA BELAS) HARI/TGL : MINGGU, NOVEMBER

Lebih terperinci

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi.

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi. angun aar. Segiiga efinisi Segiiga adalah bangun daar yang mempunyai iga sudu dan iga sisi. 1) erdasarkan Sudunya a) Segiiga Lancip Segiiga lancip adalah segiiga yang besar keiga sudunya < 90 0. b) Segiiga

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG . LTR ELKNG ab I PENHULUN Pecahan merupakan bagian maemaika yang era kaiannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan bilangan asli, cacah, dan bula, pecahan juga mulai

Lebih terperinci

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Dika Kuliah EL Maemaika Teknik I BAB FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Fungsi Berpeubah Banak Banak ungsi ang berganung pada peubah lebih dari sau Sebuah bidang ang panjangna dan lebarna memiliki

Lebih terperinci

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT Dua benda bermassa m dan m 2 dihubungkan dengan baang kecil yang massanya diabaikan (gambar 2). Gaya F diberikan deka dengan m. Ternyaa sisem berpuar erhadap suau iik

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD

PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD Penulis: Pujiai Sigi TG Penilai: Ahmad Thalib Mulyai HP Edior: Jakim Wiyoo Lay ou: Eko Wasiso Adi Deparemen Pendidikan Nasional Direkora

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com ab Prisma dan Limas ujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi prisma dan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI DATAR LIMAS DAN PRISMA TEGAK

BANGUN RUANG SISI DATAR LIMAS DAN PRISMA TEGAK 9 NGUN RUNG SISI R LIMS N PRISM GK Perhatikan atap dari sebuah rumah. agaimanakah bentuk atap rumah? Gambar di samping menunjukkan bangunan Gedung Rektorat Universitas Indonesia. Perhatikan bentuk atap

Lebih terperinci

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu Keliling dan Luas angun atar Segala sesuatu di muka bumi ini memunyai bentuk dan ukuran. i dalam matematika, benda yang memunyai ukuran dapat dilakukan perhitungan terhadap benda tersebut. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

DIMENSI TIGA. 3. Limas. Macam-macam Bangun Ruang : 1. Kubus : 1 luas alas x tinggi. Volume Limas = 3. = luas alas + luas bidang sisi tegak

DIMENSI TIGA. 3. Limas. Macam-macam Bangun Ruang : 1. Kubus : 1 luas alas x tinggi. Volume Limas = 3. = luas alas + luas bidang sisi tegak DIMENSI TIA Macam-macam angun Ruang :. Limas. Kubus : Volume Limas luas alas x tinggi Kubus AD. EH di atas mempunyai rusuk-rusuk yang panjangnya a. Panjang diagonal bidang (AH) a Panjang diagonal ruang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi Sumber: www.wikipedia.org Letak Suatu Tempat di Permukaan umi Pernahkah kalian mendengar istilah film 3 dimensi? Film ini disukai karena terlihat lebih nyata. Sebenarnya, apa arti kata dimensi? imensi

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Pendahuluan Modul yang ke- dari maa kuliah Aljabar Linear ini akan mendiskusikan beberapa konsep yang berguna bagi kia sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

GEOMETRI BANGUN RUANG

GEOMETRI BANGUN RUANG OMTRI NUN RUN. ambar angun Ruang a. aris frontal, yaitu garis yang terletak pada bidang yang digambarkan sebenarnya. ruas garis,,,,,,, dan b. aris orthogonal, yaitu garis yang tidak terletak pada bidang

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi

Hitung penurunan pada akhir konsolidasi Konsolidasi Tangkiair diameer 30 m Bera, Q 60.000 kn 30 m Hiung penurunan pada akhir konsolidasi Δσ 7 m r 15 m x0 /r 7/15 0,467 x/r0 I90% Δσ q n I 48.74 x 0,9 43,86 KPa Perlu diperhiungkan ekanan fondasi

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Contoh Soal Sifat-Sifat Limas (a) limas segitiga beraturan (b) Gambar Menggambar Limas 209

Contoh Soal Sifat-Sifat Limas (a) limas segitiga beraturan (b) Gambar Menggambar Limas 209 ontoh Soal 8.1 V ari gambar limas segienam V.QRSU di samping, tentukan: a. sisi alas dan sisi tegak, b. rusuk alas dan rusuk tegas, c. titik sudut. Jawab: a. Sisi alas : QRSU Sisi tegak : QV, QRV, RSV,

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1995

Fisika EBTANAS Tahun 1995 Fisika TANAS Tahun 1995 TANAS-95-01 Sebuah pia diukur, ernyaa lebarnya 1,3 mm dan panjangnya 15,5 cm., maka luas mempunyai angka pening sebanyak A. 6. 5. 4 D. 3. TANAS-95-0 Di bawah ini erera 5 grafik

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

- - PHYTAGORAS DAN SEGITIGA - - dlp4segitiga

- - PHYTAGORAS DAN SEGITIGA - - dlp4segitiga - - PHYTAGORAS DAN SEGITIGA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Sore di HP Kamu, keik di pencarian dlp4segiiga Jika Kamu kesulian, Tanyakan ke enor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa Luas Penampang a. Bidang erenuk ak erauran Luas penampang didefinisikan seagai inegral dari luas elemen diferensial dengan A : Luas penampang secara

Lebih terperinci