BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD"

Transkripsi

1 i

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i DAFTAR ISI.... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Laar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peunjuk Penggunaan Modul... 2 BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD 3 A. Penganar... 3 B. Tujuan Pembelajaran... 3 C. Maeri Pembelajaran Pengerian Luas Luas Persegi Panjang Luas Jajargenjang Luas Segiiga Luas Trapesium Luas Layang-layang Luas Lingkaran D. Laihan C. Umpan Balik dan Tindak Lanju BAB III PEMBELAJARAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD A. Penganar B. Tujuan Pembelajaran C. Maeri Pembelajaran Volum Balok dan Kubus Volum Prisma Volum Tabung D. Laihan E. Umpan Balik dan Tindak Lanju BAB IV PENUTUP A. Rangkuman B. Tes ii

3 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Kunci Laihan Luas Bangun Daar Kunci Laihan Volum Bangun Ruang Kunci Tes iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Maemaika merupakan suau bahan kajian yang memiliki objek absrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukif, yaiu kebenaran suau konsep diperoleh sebagai akiba logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keerkaian anar konsep dalam maemaika bersifa sanga kua dan jelas (Kurikulum 2004:5). Selain iu, dalam Sandar Isi maa pelajaran maemaika disebukan bahwa: maemaika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan eknologi modern, mempunyai peran pening dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh karena iu, maa pelajaran maemaika perlu diberikan kepada semua pesera didik mulai dari sekolah dasar unuk membekali pesera didik dengan kemampuan berpikir logis, analiis, sisemais, kriis dan kreaif, sera kemampuan bekerja sama. Kompeensi ersebu diperlukan agar pesera didik dapa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaakan informasi unuk berahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, idak pasi dan kompeiif. Geomeri merupakan bagian dari ruang lingkup maa pelajaran maemaika di sekolah dasar (Sandar Isi, 2006:417). Konsep-konsep dan keerampilan dalam geomeri di dalam kurikulum maemaika semuanya berkaian dengan membandingkan apa yang diukur dengan apa yang menjadi suau ukuruan sandar. Kunci unuk mengembangkan keerampilan dalam geomeri adalah pengalaman yang cukup dengan benda-benda bangun daar dan bangun ruang, maka disusun modul pembelajaran luas daerah bangun daar dan volum bangun ruang di sekolah dasar agar mahasiswa mengeahui bagaimanaa cara memberlajarkan sesuai dengan ingka perkembangan pesera didik, menarik, dan menyenangkan sera dapa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. B. Tujuan Tujuan mempelajari Modul Bangun Daar dan Bangun ruang ini adalah agar mahasiswa dapa: 1. Menjelaskan pengerian luas bangun daar sera penerapannya di SD 1

5 2. Menjelaskan pengerian volum bangun ruang sera penerapannya di SD 3. Menggunakan media yang sesuai yang dapa digunakan dalam pembelajaran Maemaika di SD C. Peunjuk Penggunaan Modul 1. Bacalah uraian dan conoh dengan cerma sampai dengan Anda benar-benar paham dan menguasai maeri 2. Kerjakan laihan yang ersedia secara mandiri. Jika dalam proses memahami Anda mengalami kesulian maka lihalah rambu-rambu jawaban laihan. Jika langkah ersebu belum juga berhasil, minalah banuan kepada eman, uor aau orang yang lebih paham SELAMAT BELAJAR!!!! 2

6 BAB II PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR DI SD A. Penganar Pengukuran merupakan hal yang idak dapa dipisahkan dalam kehidupan seharihari. Bayangkan jika kia idak ahu enang ukuran inggi, jarak, bera, volum, luas dan lain sebagainya maka kia idak akan dapa membandingkan sau hal/objek dengan hal/objek yang lainnya. Oleh karena peningnya pengukuran, maka sanga diperlukan unuk dipelajari. Khusus dalam bab ini akan dibahas mengenai pengerian luas dan pengukuran luas daerah bangun daar. Selanjunya, karena elah menjadi isilah umum maka kaa luas daerah akan disingka menjadi luas saja. Sehingga jika erulis luas persegi panjang maka yang dimaksud adalah luas daerah persegi panjang B. Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan enang: pengerian luas, luas persegi panjang, luas jajargenjang, luas layang-layang, luas rapesium, luas segiiga dan luas lingkaran. Unuk membanu Anda menguasai kemampuan ersebu, maka pada pembahasan bab ini akan diuraikan dalam beberapa kegiaan belajar (KB). 1. KB 1: Pengerian Luas 2. KB 2: Luas Persegi panjang 3. KB 3: Luas Jajargenjang 4. KB 4: Luas Segiiga 5. KB 5: Luas Trapesium 6. KB 6: Luas Layang-layang 7. KB 7: Luas Lingkaran 3

7 C. Maeri Pembelajaran 1. KB 1: Pengerian Luas Suau ikar berbenuk persegi panjang mempunyai panjang 4 m dan lebar 1,5 m. Kia sudah ahu bahwa luas ikar ersebu adalah 6 m 2 ( dibaca: enam meer persegi). Apakah boleh kia mengaakan bahwa luas ikar ersebu adalah 6 meer persegi panjang? Sebagai penganar dalam memahami konsep luas, dapa dimulai dengan kegiaan beriku. a. Menuup benda yang memiliki permukaan daar (misalnya meja) dengan berbagai bangun daar yang lebih kecil sebagai sauan luas, Misalnya erliha pada Gb. 2.1 Kemudian hiunglah banyaknya sauan luas penuupnya. Hasil hiungan ersebu merupakan luas daerah yang diukur dengan sauan yang idak baku. Seelah iu lanjukan dengan benda yang memiliki permukaan daar lainnya, misalnya papan ulis dan sebagainya. 4

8 Caaan: Meskipun hasil ini belum menunjukkan luas secara epa eapi cukup unuk menganarkan siswa menuju pengerian luas yang sebenarnya. b. Menggambar bangun daar kemudian diuup dengan gambar bangun daar yang lain yang lebih kecil sebagai sauan luas, misal seperi pada Gb 2.2 beriku. diuup dengan diuup dengan ( i ) Gb.2.2 ( ii ) Kemudian hiunglah banyaknya sauan luas penuupnya. Hasil hiungan ersebu merupakan luas daerah yang diukur dengan sauan yang idak baku. Seelah iu lanjukan dengan bangun daar lainnya, misalnya jajargenjang, segiiga dan sebagainya. c. Seelah iu bualah abel seperi di bawah ini unuk mempermudah pemahaman mengenai luas.

9 Dari Tabel 2.1 di aas, maka akan erliha bahwa persegi merupakan sauan yang paling mudah dibayangkan dan menuup secara rapa.

10 Dalam pembicaraan selanjunya, kia idak mesi mencanumkan sauan luas yang sudah baku seperi cm 2, m 2 dan sebagainya, eapi sau persegi sauan secara umum. Dengan kegiaan ini diharapkan siswa dapa menyimpulkan bahwa luas bangun daar adalah banyaknya sauan luas yang dapa digunakan unuk menuup (secara rapa) daerah ersebu. 2. KB 2: Luas Persegi panjang Sebuah pla besi berbenuk persegi panjang mempunyai panjang 10 cm dan lebar 7 mm. Apakah luas pla besi erebu 10 cm 7 mm = 70 cm mm, aau 70 cm 2 aau 70 mm 2 aau yang lain? Langkah-langkah dalam menemukan luas daerah persegi panjang adalah sebagai beriku. Langkah 1 Melakukan apersepsi, yaiu dengan mengenal benuk persegi panjang dan memahami apa iu panjang dan lebar Langkah 2 menuup bangun persegi panjang dengan sauan luas berupa persegi sauan seperi pada conoh Conoh 2.1 persegi panjang persegi sauan hasil Selanjunya dibua variasi persegi sauan lain

11 Conoh 2.2 persegi panjang persegi sauan hasil dan seerusnya (dikembangkan sendiri dengan berbagai ukuran persegi panjang dan berbagai ukuran persegi sauan) Caaan: Unuk pengerian awal, bualah persegi panjang yang luasnya dapa diuup oleh persegi sauan secara pas (persegi sauan semuanya uuh), baru kemudian dikembangkan dengan berbagai macam variasi. Seelah iu hiung banyaknya persegi sauan yang menuupi daerah persegi panjang ersebu. Dalam conoh 2.1 di aas luas persegi panjang adalah 32 persegi sauan sedangkan pada conoh 2.2 luas persegi panjang adalah 8 persegi sauan. Langkah 3 Melanjukan langkah 2, masing-masing persegi panjang dalam berbagai variasi ukuran diuup oleh persegi dalam berbagai ukuran, hanya pada sau baris dan sau kolom saja. Unuk conoh 2.1 di aas diperoleh: 8 4 Kegiaan ini dilakukan unuk menenukan panjang dan lebar persegi panjang dalam persegi sauan yang digunakan. Dalam conoh 2.1 di aas panjangnya 8

12 sauan dan lebarnya 4 sauan. Jika dihiung hasil kali dari 8 dan 4 adalah 32 yang berari senilai dengan luas persegi panjang yang elah dihiung langsung seperi langkah 2. Secara jelasnya adalah: L = (8 x 4) persegi sauan = 32 persegi sauan Lanjukan proses seperi ini dengan berbagai variasi persegi panjang dan persegi sauan penuupnya. Unuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan sebaiknya di bua abel seperi di bawah: Tabel 2.2 Persegi panjang panjang lebar Luas (p) (l) (L) Variasi I Variasi II Variasi III... Diharapkan seelah mengamai hasil-hasil yang elah diperoleh pada abel 2.2 di aas, siswa menemukan hubungan anara kolom 2, 3, dan 4 yaiu: Luas persegi panjang = panjang lebar aau L = p l... (1) Conoh: 1). Perhaikan persegi panjang di bawah 4 9

13 Jawab: Sesuai dengan hasil (1) maka luasnya adalah L = p l = 4 9 = 36 2). Seorang peani mempunyai anah berbenuk persegi panjang dengan panjang 25 m dan lebar 20 m. Berapa luas anah peani ersebu? Jawab: Karena sauannya sama yaiu meer (m) maka persegi sauan yang dipakai adalah meer persegi. Jadi luas anah peani ersebu adalah L = (25 20) meer persegi = 500 meer persegi = 500 m KB 3: Luas Jajargenjang Sawah Pak Amir akan dilalui jalur rel kerea api seperi gambar di bawah: A p akah luas sawah p ak Amir y an g erkena j alur rel 60 m 2? Sebelum membahas mengenai luas jajargenjang perlu diinga kembali (apersepsi) mengenai suau jajargenjang idak harus alasnya lebih panjang dari ingginya dan juga idak harus alasnya horisonal jajargenjang pasi memiliki alas dan inggi Terkai dengan iu, Gb.2.3 semuanya merupakan jajargenjang

14 ( i) ( ii) ( iii) Gb. 2.3 Unuk menenukan luas suau jajargenjang dapa diurunkan dari luas persegi panjang. Caranya sebagai beriku. 1). Gambarlah jajargenjang dengan menggunakan pensil aau ala ulis lain yang dapa dihapus seperi conoh gambar di bawah Conoh 2.2 a 2). Seelah iu bualah garis inggi yang melalui iik sudu jajargenjang seperi pada gambar, pindahkan (hapus) segiiga yang erbenuk ke sebelah kiri sampai erbenuk persegi panjang. a a 3). Gambar erakhir menghasilkan benuk persegi panjang. Karena luas persegi panjang sudah diperoleh yaiu (1) maka Luas jajargenjang = Luas Persegi panjang

15 = p l, dengan p = alas = a l = inggi = = a Jadi Luas jajargenjang = a Bagaimana unuk jajar genjang seperi gambar beriku? a Gb 2.4 Unuk jajargenjang seperi Gb. 2.4 di aas dapa menggunakan cara sebagai beriku: 1). Gambarlah jajargenjang benuk di aas dengan menggunakan pensil aau ala ulis lain yang bisa dihapus. Seelah iu bualah ruas garis verikal dan horisonal secara bersambung mulai dari iik sudu jajargenjang seperi pada gambar di bawah

16 a 2). Kemudian pindahkan (hapus) segiiga-segiiga yang erbenuk ke sebelah kiri seperi pada gambar beriku: a a 3). Dari gambar erakhir pindahkan (hapus) sekali lagi unuk mendapakan benuk persegi panjang. a 4). Gambar erakhir menghasilkan benuk persegi panjang sehingga dapa disimpulkan bahwa Luas jajargenjang = Luas Persegi panjang = p l, dengan p = alas = a l = inggi = a

17 Jadi = a Luas jajargenjang = a Kesimpulan: Bagaimanapun benuk jajargenjang maka Luas jajargenjang = alas inggi aau Luas jajargenjang = a... (2) Conoh: 1). Hiunglah luas jajargenjang beriku: 6 15 Jawab: Sesuai dengan hasil di aas maka luasnya adalah L = a = 15 6 = 90 2). Suau lahan persawahan akan dilalui jalur rel kerea api seperi pada gambar beriku: 1 km 10 m Berapa luas lahan yang erkena jalur rel ersebu?

18 Jawab: Sauan ukuran disamakan dahulu sehingga ukurannya menjadi alas 10 m dan inggi 1000 m. Dengan menggunakan hasil di aas maka luas lahan yang erkena jalur rel adalah L = a = ( ) meer persegi = m 2 4. KB 4: Luas Segiiga Perlu diinga kembali bahwa suau segiiga selalu mempunyai alas dan inggi dan alasnya idak harus pada sisi yang mendaar (horizonal), eapi semua sisi dapa dijadikan sebagai alas. Perhaikan berbagai posisi alas segiiga beriku: a a Gb. 2.5 Unuk menenukan luas suau segiiga dapa diurunkan dari luas jajargenjang. Caranya sebagai beriku: a. Gambarlah segiiga dengan menggunakan pensil aau ala ulis lain yang dapa di hapus seperi gambar di bawah a

19 b. Seelah iu bualah segiiga dengan ukuran sama dengan posisi dipuar 180 o kemudian sisi yang bersesuaian digabung sehingga erbenuk jajargenjang seperi gambar beriku a Dengan memperhaikan gambar erakhir maka a Luas segiiga = Luas jajargenjang = a = a Selanjunya perhaikan segiiga-segiiga dan jajargenjang yang erbenuk beriku a (i) a (ii) a a (iii) a a

20 Dari sini jelas erliha bahwa dari segiiga dapa dibenuk menjadi jajargenjang dengan menduplikasi (membenuk sama persis) segiiga ersebu kemudian dipuar 180 o selanjunya digabung pada sisi yang sesuai. Kesimpulan: Bagaimanapun benuk segiiga maka Luas segiiga = a Conoh: 1. Berapa luas segiiga di bawah... (3) 4 Jawab: 5 Sesuai dengan hasil (3) maka luasnya adalah L = a = 5 4 = Gambar di bawah menunjukkan salah sau sayap pesawa erbang yang mirip benuk segiiga seperi gambar di bawah. 6 m 3 m Berapa Luas daerah sayap ersebu? Jawab: Sesuai dengan hasil (3) maka luasnya adalah

21 L = a = ( 3 6 ) m 2 = 9 m 2 Sebelum membahas mengenai luas rapesium perlu diinga kembali (apersepsi) mengenai suau rapesium pasi mempunyai paling idak sepasang sisi sejajar dan sepasang sisi ersebu idak harus horisonal. selain mempunyai paling idak sepasang sisi sejajar, suau rapesium juga memiliki inggi dan ingginya idak harus verikal. Terkai dengan keerangan di aas, gambar beriku ini semuanya merupakan rapesium.

22 ( i) ( ii ) ( iii) ( iv ( v ) Unuk menenukan luas rapesium dapa diurunkan dari luas jajargenjang Caranya sebagai beriku: 1). Gambarlah rapesium dengan menggunakan pensil aau ala ulis lain yang a Gb. 2.7 dapa dihapus seperi gambar di bawah b Seelah iu bualah rapesium dengan ukuran sama dengan posisi dipuar 180 o kemudian sisi yang bersesuaian digabung seperi Gb. 2.8 di bawah

23 a b b a a b b Gb. 2.8 a Dari gabungan dua rapesium akan erbenuk jajargenjang, Dengan menginga luas jajargenjang maka diperoleh: Luas rapesium = Luas jajargenjang = ((a+b) ) Seringkali rumus luas rapesium ersebu dinyaakan dengan Luas rapesium = jumlah panjang garis sejajar inggi Selanjunya perhaikan jajargenjang yang erbenuk dari rapesium beriku.

24 ( i ) ( ii ( iii ) Gb. 2.9 Dari sini jelas erliha bahwa dari rapesium dapa dibenuk menjadi jajargenjang dengan menduplikasi (membenuk sama persis) rapesium ersebu kemudian dipuar 180 o selanjunya digabung pada sisi yang sesuai. Kesimpulan: Unuk menghiung luas rapesium digunakan rumus 1 Luas rapesium = ( a + b ) 2... (4) Conoh: 1. Berapa luas rapesium di bawah

25 8 3 6 Jawab: Sesuai dengan hasil (4) maka luasnya adalah L = (a+b) = (8+6). 3 = Perhaikan gambar paralayang beriku. 4 m 8 m 1,5 m Berapa luas sayap paralayang ersebu? Jawab: Sesuai dengan ukuran paralayang yang berbenuk rapesium maka luasnya adalah L = 2. (a+b) = 2. (4+1,5). 8 m 2 = 44 m 2

26 6. KB 6: Luas Layang-layang Sebelum membahas mengenai luas layang-layang perlu diinga kembali (apersepsi) mengenai mengenai benuk layang-layang dan sifa layang-layang. Selain iu perlu diingakan lagi bahwa layang-layang idak harus pada posisi verikal aau horisonal. Oleh karena iu, gambar beriku ini semuanya merupakan layang-layang. ( i) ( ii ) ( iii) ( iv) Gb Unuk menenukan luas dapa diurunkan dari luas segiiga dengan caranya sebagai beriku. Gambarlah layang-layang dan namakan layang-layang ABCD seperi gambar di bawah B A T C D

27 Perhaikan bahwa layang-layang dapa dibagi menjadi dua buah segiiga yang benuk dan ukurannya sama. Dalam hal ini adalah segiiga ABC dan segiiga ACD. Karena benuk dan ukurannya sama, jelas bahwa Luas segiiga ABC = Luas segiiga ACD Dengan demikian maka Luas Layang-layang ABCD = Luas segiiga ABC + Luas segiiga ACD = 2 Luas segiiga ABC = 2. AC BT = AC BT Karena BT = BD maka Luas Layang-layang ABCD = AC BD = AC BD Diagonal-diagonal pada layang-layang sering diulis dengan d 1 dan d 2 seperi gambar beriku. d 2 d 1 Dengan memperhaikan hasil di aas maka 1 Luas Layang-layang = d 1 d (5) Conoh:

28 1. Berapa luas layang-layang di bawah 5 8 Jawab: Sesuai dengan hasil (5) maka luasnya adalah L = d 1 d 2 = 5 8 = Berapa luas persegi di bawah 8 Jawab: Karena persegi dapa dipandang sebagai layang-layang maka luasnya adalah L = d 1 d 2 = 8 8 = KB 7: Luas Lingkaran Sebelum membahas mengenai luas lingkaran perlu diingakan kembali beberapa hal mengenai lingkaran yaiu: Seiap lingkaran pasi memiliki jari-jari yang biasanya dilambangkan dengan r

29 Seiap lingkaran mempunyai keliling K = 2 r Tahap dalam menemukan luas lingkaran sebagai beriku. a. Bua lingkaran dengan jari-jari r, seelah iu bagi lingkaran menjadi bagian-bagian (juring) sebanyak 8, 10 dan 12. Gb b. Dari bagian-bagian (juring) lingkaran seperi pada Gb di aas kemudian disusun menjadi benuk menyerupai jajargenjang sebagai beriku.

30 Dari Gb dan menginga hasil (2) maka dapa disimpulkan bahwa: Luas Lingkaran = Luas jajargenjang = a, a = r, = r = r r = r 2 Caaan: Semakin banyak juringnya maka semakin baik benuk jajargenjang yang dihasilkan.

31 Kesimpulan Dari hasil di aas diperoleh kesimpulan bahwa Luas Lingkaran = r 2... (6) Conoh: 1. Berapa luas lingkaran di bawah? (Ambil pendekaan = ) r = 7 Jawab: Sesuai hasil (6) maka luas lingkaran ersebu adalah L = r 2 = 7 2 = Perhaikan gambar di bawah: 60 cm 80 cm Berapa luas daerah yang diarsir? (Ambil pendekaan = 3,14) Jawab: Sesuai dengan hasil (6) maka L 1 = (3, ) cm 2 = 5024 cm 2 dan L 2 = (3, ) cm 2

32 = 2826 cm 2 Jadi Luas yang diarsir L = L 1 L 2 = 5024 cm cm 2 = 2198 cm 2 D. Laihan 1. Suau papan berbenuk persegi panjang dengan ukuran panjang 1,2 m dan luas 4800 cm 2? Berapa lebar papan ersebu? 2. Gambar beriku menunjukkan dua perahu dengan layar berbenuk segiiga. Unuk menambah/mengeahui efek angin, layar perahu dibua benuk berbeda. Jika dihiung luas layarnya, apakah perahu ersebu memiliki luas layar yang berbeda? Jelaskan! 3. Perhaikan layang-layang beriku. B A T C D Jika AC = 10 cm dan BD = 5 cm, hiunglah luasnya

33 4. Hiunglah luas daerah di bawah Perhaikan rapesium beriku ini. 4 8 Jika luas rapesium ersebu 24, berapa ingginya? 6. Perbandingan keliling dua lingkaran adalah 1:2. Berapa perbandingan luas kedua lingkaran ersebu? E. Umpan Balik dan Tindak Lanju Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Laihan yang elah ersedia di belakang modul ini. Hiunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian enukan ingka penguasaan Anda erhadap maeri di KB ini dengan menggunakan rumus beriku. Rumus: jumlah jawaban benar Tingka penguasaan = 100% 6

34 Ari ingka penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% : baik sekali 80% - 89% : baik 70% - 79% : cukup < 69% : kurang Apakah Anda sudah berhasil menyelesaikan laihan pada bab ini? Selama, bagi Anda yang elah berhasil. Bagi Anda yang belum berhasil, jangan jemu unuk mencermai kembali uraian pada bab ini aau berdiskusilah dengan eman sejawa aau fasiliaor Anda enang bagian-bagian yang belum Anda pahami erkai uraian pada bab ini. Banulah sejawa aau kawan Anda sekiranya Anda elah menguasainya. Selama belajar!

35 BAB III PEMBELAJARAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD A. Penganar Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian-kejadian/perisiwa-perisiwa yang berhubungan dengan pengukuran, khususnya pengukuran enang volum. Conoh: berapa gelas air yang Anda minum sehari, berapa sendok gula yang Anda masukkan ke dalam sau gelas eh, dan sebagainya. Selain iu, suau saa seiap orang pasi akan menemui beberapa masalah mengenai volum. Misalnya jika pergi ke suau oko aau supermarke, Anda mungkin perlu membandingkan anara harga dan isi dari beberapa merek yang berbeda dari suau produk unuk mencari harga yang erbaik. Gb. 3.1 Unuk memberikan penanaman konsep mengenai pengukuran volum kepada pesera didik, dapa dilakukan dengan menakar berbagai macam bangun ruang berongga dengan sauan akaran yang berbeda-beda dan merupakan sauan ukuran yang idak baku, sehingga anak ahu makna dari volum. Bangun ruang yang dimaksud adalah bangun ruang yang memiliki keerauran, dapa berupa: oples, ermos, angki, andon air, kolam renang, dan lain-lain. Sauan ukuran volum aau sauan penakar dapa berupa bangun ruang lain yang ukurannya lebih kecil dari bangun ruang yang akan diukur. Sauan penakar dapa berupa: cangkir, gelas, mangkuk, gayung, dan lain-lain. Dari kegiaan ersebu diharapkan siswa/pesera didik dapa mendefinisikan bahwa volum suau bangun ruang ialah banyaknya akaran yang dapa menempai bangun ruang ersebu dengan epa.

36 B. Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan enang: volum balok dan kubus, volum prisma, sera volum abung lingkaran. Unuk membanu Anda agar menguasai kemampuan ersebu, pada pembahasan bab ini akan diuraikan dalam iga kegiaan belajar (KB) seperi beriku. 1. KB 1: Volum balok dan Kubus 2. KB 2: Volum prisma 3. KB 3: Volum abung lingkaran C. Maeri Pembelajaran Unuk dapa menyelesaikan permasalahan ersebu, beriku ini akan dibahas maeri enang volum balok dan kubus. a. Volum Balok Volum bangun ruang yang perama dipelajari oleh pesera didik di SD adalah volum balok. Volum balok diajarkan perama kali karena banyak bangun bangun yang diemui oleh pesera didik dalam kehidupan sehari hari yang berbenuk balok, misalnya ruang kelas, rumah, koak kapur, koak pasa gigi, koak susu, dan sebagainya. Belajar mengenal volum balok bagi pesera didik di SD dapa dilakukan secara indukif, yaiu dengan cara mengisi balok anpa uup dengan kubus sauan. Secara umum hal iu dapa diunjukkan dengan sebuah balok berongga anpa uup dan ransparan sera kubus-kubus sauan seperi pada Gb. 3.2 di bawah. Kemudian, kubus sauan diisikan ke koak ersebu sampai penuh yang

37 diperagakan di hadapan pesera didik dengan membilang sau demi sau sampai hiungan erakhir 20. Berari volum balok = 20 kubus sauan. Balok ransparan kosong Balok seelah diisi kubus sauan Kubus sauan Gb. 3.2 Seelah pesera didik mempunyai pengalaman menghiung volum balok dengan cara membilang banyaknya kubus sauan yang dapa memenuhi balok berongga ersebu, selanjunya pesera didik dapa mencoba melakukannya sendiri. Penurunan rumus volum balok sebaiknya dapa diemukan sendiri oleh pesera didik secara berkelompok maupun berpasangan, dengan meliha volum beberapa balok seperi dalam lembar kerja beriku.

38

39 Diharapkan seelah mengamai hasil-hasil yang elah diperoleh pada abel 3.1 di aas, pesera didik dapa menemukan hubungan anara kolom 3 dengan 4, 5, dan 6, yaiu: Volum = p l. Jadi volum balok: V = p l Apabila p l menyaakan luas alas balok, maka volum balok dapa juga dinyaakan sebagai beriku. Volum balok = p l = (p l) = luas alas inggi Unuk mengukur panjang suau ruas garis diperlukan sauan panjang, sauan ukuran luas diperlukan unuk 3 1 cm1 cm mengukur luas suau daerah. Demikian juga unuk mengukur 1 cm volum suau bangun ruang diperlukan 1 cm sauan volum, yang biasanya berupa Gb kubus sauan. Kubus sauan adalah kubus yang panjang rusuknya sau sauan panjang, misalnya 1 cm, 1 dm, 1 m. Sau senimeer kubik (1 cm 3 ) adalah suau kubus yang memiliki panjang rusuk 1 cm. Unuk menenukan volum suau cairan digunakan sauan khusus. Sauan ini adalah mililier (ml), lier (l), dan kilolier (kl). Biasanya apabila Anda membeli susu aau bensin digunakan sauan lier, sedangkan oba dengan sauan mililier. Conoh: Jika suau balok memiliki ukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan inggi 4 cm. Berapa cm 3 volum balok ersebu? Penyelesaian: Volum balok ersebu = (5 4 2) cm 3 = 40 cm 3 b. Volum Kubus

40 s Gb 3.4 s s Pada hakekanya sebuah kubus adalah sebuah balok yang semua rusuknya sama panjang aau p = l =, sehingga rumus volum kubus dapa diurunkan dari rumus volum balok. Jika s menyaakan panjang rusuk kubus, maka: Volum kubus (V) = s s s aau V = s 3 Conoh: Sebuah konainer berbenuk kubus dengan panjang rusuknya 20 cm. Tenukan banyak cairan (dalam lier) yang dapa dimua konainer ersebu (hal ini sering disebu sebagai kapasias konainer). Penyelesaian: Volum konainer = ( ) cm 3 = 8000 cm cm 3 = 1 l Jadi volum konainer = 8 l. 2. KB 2: Volum Prisma Banyak peranyaan yang muncul dari para guru SD: Bagaimana cara menurunkan rumus volum prisma segi banyak berauran? Seelah mempelajari KB 2 ini Anda diharapkan dapa menurunkan rumus volum prisma. Unuk mencari volum prisma dimulai dengan volum prisma egak segiiga siku-siku, volum prisma egak segiiga sama kaki, volum prisma segiiga sembarang, dan volum prisma segi-n a. Volum Prisma egak segiiga siku-siku

41 ( i ) ( ii ) Gb 3.5 ( iii ) Prism a egak segiiga siku-siku diperoleh dengan membelah balok menjadi dua bagian melalui salah sau bidang diagonalnya. Sehingga: 1 Volum prisma egak segiiga siku-siku = volum balok 2 G b = 2 p l Menginga ( p l ) adalah luas alas prisma segiiga siku-siku, jadi volum prisma egak segiiga siku-siku = luas alas inggi volum prisma egak segiiga siku-siku = luas alas inggi b. Volum Prisma egak segiiga sama kaki Unuk mencari volum prisma egak segiiga sama kaki langkahlangkahnya adalah sebagai beriku. ( i ) ( ii ) ( iii ) Gb.3.7 a. Poonglah sebuah balok sepanjang salah sau bidang diagonalnya (Gb. 3.7 (i)).

42 b. Poongan yang erbenuk adalah dua buah prisma segiiga siku-siku yang sama benuk dan ukurannya seperi pada Gb (ii). c. Gabungkan dua prisma ersebu pada sisi siku-sikunya, sehingga akan erbenuk sebuah prisma segiiga sama kaki seperi ampak pada Gb. 3.7 (iii). d. Volum prisma segiiga sama kaki = volum balok Luas alas prisma segiiga sama kaki = luas alas balok Tinggi prisma segiiga sama kaki = inggi balok Dari uraian ersebu di aas dapa dinyaakan bahwa: Volum prisma segiiga sama kaki = luas alas inggi c. Volum Prisma Tegak Segiiga Sembarang a 1 b b a 2 ( i) ( ii ) ( iii) Gb 3.8 b a 1 a 2 alasnya berlainan, yaiu a 1 dan a 2. Sehingga volum Gb. 3.9 prisma segiiga sembarang ersebu dapa diperoleh dengan cara: Volum prisma segiiga sembarang = jumlah volum dua prisma segiiga siku-siku = jumlah luas alas inggi Karena gabungan kedua alas segiiga siku-siku ersebu berupa alas segiiga sembarang, sehingga: Prisma egak segiiga sembarang diperoleh dengan menggabungkan dua buah prisma segiiga siku-siku. Bidang alas kedua prisma iu berupa dua segiiga siku-siku yang ingginya sama, yaiu b dan panjang

43 Volum prisma segiiga sembarang = luas alas inggi Dari uraian B.1, B.2 dan B.3 ersebu di aas dapa disimpulkan bahwa unuk sembarang prisma segiiga: Volum prisma segiiga = luas alas inggi d. Volum Prisma Tegak Segi-n Unuk mencari volum prisma yang alasnya bukan segiiga, langkahlangkahnya adalah sebagai beriku. 1) Misalkan volum yang akan dicari adalah volum prisma segienam berauran seperi nampak pada Gb 3.10 (i) ( i) Gb 3.10 (ii) 2) Unuk menenukan volumnya, poong prisma ersebu menjadi enam bagian yang sama. Masing-masing poongan merupakan prisma segiiga (Gb 3.10 (ii)) 3) Sehingga: Volum prisma segienam = 6 volum prisma segiiga = 6 luas alas inggi (alas berupa segiiga sama sisi) = luas segienam inggi = luas alas inggi

44 Unuk mencari prisma egak segi-n dapa kia lakukan dengan cara yang sama pada prisma egak segi enam. Jadi unuk mencari volum sembarang prisma egak sebagai beriku. Volum prisma segi-n = luas alas inggi Conoh 1: gambar di samping. Tenukan volum prisma seperi Penyelesaian: Luas alas prisma berbenuk segiiga. a = 96 cm 2 Luas alas = = ( ) cm 2 2 Volum prisma segiiga = luas alas inggi = (96 9) cm 3 = 864 cm 3 Conoh 2: 6 d m Bak mandi milik Danar berbenuk prisma segienam seperi gambar di sebelah. Berapakah 5 dm banyaknya air yang dibuuhkan unuk memenuhi bak mandi ersebu? Penyelesaian:

45 s 5 dm 6 dm 6 dm 3 dm Alas prisma berupa segienam berauran, yang erdiri dari enam buah segiiga sama sisi, sehingga: inggi segiiga () Sehingga luas alas 6 luas segiiga Volum prisma luas alas inggi = ( ) dm dm 3 Volum prisma = 467,6 dm 3 Banyak air yang diperlukan 467,6 lier Jadi banyak air yang diperlukan unuk mengisi bak mandi 467,6 lier 3. KB 3: Volum Tabung Dalam kehidupan sehari-hari sering diemui benda-benda berbenuk abung. Dapakah Anda menghiung volumnya? Melalui maeri ini Anda diharapkan akan dapa mengeahui bagaimana cara menenukan volum benda yang berbenuk abung. Beberapa benda yang berbenuk abung adalah issue gulung, gelas, cangkir, makanan kaleng, minuman kaleng, dan sebagainya seperi yang diunjukkan gambar di bawah ini.

46 Gb aas sumb u alas Tabung mirip dengan prisma, yaiu suau bangun ruang yang dibaasi bidang aas dan bidang alas yang sama benuk dan ukurannya. Bidang alas dan bidang aas abung berbenuk lingkaran. Tinggi abung adalah panjang dari sumbu, yaiu ruas garis yang menghubungkan iik pusa bidang alas dan iik pusa bidang aas. Suau abung dapa dipikirkan sebagai suau prisma yang banyak sisi dari bidang alasnya banyak sekali idak berhingga. Perhaikan gambar 3.13, yaiu adanya persesuaian anara sisi egak dan alas abung dengan sisi egak dan keliling prisma segi-14. sisi egak keliling lingkaran Dari uraian-uraian ersebu di aas, dapa disimpulkan bahwa abung adalah suau prisma yang alasnya berbenuk lingkaran, sehingga volum (V) abung dapa dinyaakan sebagai beriku. Gb keliling segi-14

47 V = luas alas inggi V = r 2 alas berupa lingkaran V = r 2 Jadi unuk seiap abung berlaku rumus: V abung = r 2, dengan V = volum r = jari-jari alas abung = inggi abung D. Laihan Coba Anda kerjakan sendiri laihan-laihan beriku ini. Laihan yang ada melipui volum balok, kubus, prisma, dan abung. Panjang rusuk kubus di samping 6 cm. Hiunglah 1. volum kubus ersebu. 6 c m 2. Suau kardus berbenuk balok dengan ukuran panjang 48 cm, lebar 30 cm dan inggi 18 cm. Digunakan unuk mengepak koak jus jeruk berbenuk balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 6 cm, dan inggi 18 cm. Berapa banyak koak jus jeruk yang dapa masuk? 3. Keluarga Pak Badu membeli sebuah rumah dengan halaman yang sanga luas. Pak Badu ingin mempunyai kolam renang di halaman rumahnya. Ukuran kolam renang Pak Badu beruru-uru panjang, lebar, dan kedalamannya adalah 6 m, 3 m, dan 2 m. a. Berapakah volum kolam ersebu? b. Berapa lier air yang dapa diisikan ke dalam kolam ersebu?

48 4. Tono mempunyai sebuah aquarium dengan ukuran panjang 1 m, lebar 40 cm, dan inggi 35 cm. a. Berapa lier air yang dapa diisikan ke dalam aquarium ersebu? b. Jika Tono ingin mengisi air di aquarium ersebu menggunakan ember dengan kapasias 10 lier, berapa kali dia harus mengisikan air di ember? 5. Hiunglah volum prisma segiiga seperi ampak pada gambar di samping. 8 cm 28 cm 12 cm 6. Gambar di samping adalah gambar sebuah rumah. Rumah ersebu merupakan gabungan dari prisma segiiga dan balok. Hiunglah 8 m volum rumah ersebu. 7. Tiap koak jus seperi erliha pada gambar di samping berisi 120 ml jus. Desainlah suau kaleng berbenuk abung yang dapa menampung keiga seluruh jus dari koak jus ersebu. 6 m 4 m 10 m 8. Garis engah lingkaran alas sebuah abung 14 cm dan ingginya 10 cm. Tenukan volum abung. 1 0 cm 14 cm

49 9. Dikeahui sebuah angki air berbenuk abung yang ingginya 200 cm. Tabung ersebu dapa menampung air sampai penuh sebanyak lier. = 3,14, hiunglah panjang jari-jari alasnya. Jika 10. Pada sebuah kaleng minuman berbenuk abung erera ulisan isi 300 ml. Jika inggi kaleng ersebu 10 cm dan nilai = 3,14 (dengan anggapan isi penuh). Hiunglah panjang jari-jari kaleng ersebu. E. Umpan Balik dan Tindak Lanju Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Laihan yang elah ersedia di belakang modul ini. Hiunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian enukan ingka penguasaan Anda erhadap maeri di KB 1 ini dengan menggunakan rumus beriku. Rumus: jumlah jawaban benar Tingka penguasaan = 100% 10 Ari ingka penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% : baik sekali 80% - 89% : baik 70% - 79% : cukup < 69% : kurang Apakah Anda sudah berhasil menyelesaikan laihan pada bab ini? Selama, bagi Anda yang elah berhasil. Bagi Anda yang belum berhasil, jangan jemu unuk mencermai kembali uraian pada bab ini aau berdiskusilah dengan eman sejawa aau fasiliaor Anda enang bagian-bagian yang belum Anda pahami erkai

50 uraian pada bab ini. Banulah sejawa aau kawan Anda sekiranya Anda elah menguasainya. Selama belajar!

51 BAB IV PENUTUP A. Rangkuman Dalam pembelajaran pengukuran luas bangun daar dan volum bangun ruang siswa hendaknya dapa menemukan sendiri rumus luas bangun daar dan volum bangun ruang dengan cara membilang banyaknya sauan ukuran, menakar, maupun menurunkan dari rumus yang sudah ada dengan banuan guru. Dengan mengonsruksi sendiri pengeahuannya diharapkan pemahaman mengenai pengukuran luas bangun daar dan volum bangun ruang dapa berahan lama di benak siswa. Terkai dengan luas bangun daar, diharapkan siswa dapa menyimpulkan dan mengeri bahwa luas bangun daar adalah banyaknya sauan luas yang dapa digunakan unuk menuup (secara rapa) daerah ersebu. Hasil yang diperoleh adalah 1. Luas persegi panjang = panjang lebar, biasa disingka Luas persegi panjang = p l 2. Luas jajargenjang = alas inggi, biasa disingka Luas jajargenjang = a 3. Luas segiiga = alas ingi, biasa disingka Luas segiiga = a 4. Luas rapesium = jumlah sisi sejajar disingka 2 inggi, biasa Luas rapesium = (a b) 2 5. Luas layang-layang = diagonal diagonal, biasa disingka Luas layang-layang = d 1 d 2 6. Luas Lingkaran = (jari-jari) 2, biasa disingka Luas Lingkaran = r 2

52 Volum suau bangun ruang ialah banyaknya akaran yang dapa digunakan unuk memenuhi bangun ruang ersebu. 1. Volum balok = p l, apabila luas alas p l, maka dapa juga diuliskan Volum balok = luas alas inggi 2. Jika s menyaakan panjang rusuk kubus, maka rumus volum kubus, V s s s s 3 3. Volum prisma = luas alas inggi, alas dapa berbenuk segi-n 4. Volum abung = r 2, dengan r = jari-jari alas abung = inggi abung Hendaknya dalam pembelajaran pengukuran luas bangun daar dan volum bangun ruang ersebu dikaikan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapa membekali siswa memecahkan persoalan hidup sehari-hari, selain iu siswa dapa mengeahui/mengeri manfaa hal yang mereka pelajari bagi hidupnya nani. B. Tes 1. Unuk menghiung luas suau papan berbenuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120 cm dan lebar 40 cm digunakan cara Luas papan = p x l = (120 cm) x (40 cm) = (120 x cm) x (40 x cm) = 120 x (cm x 40 ) x cm (sifa asosiaif perkalian) = 120 x 40 x cm x cm (sifa komuaif perkalian) = (120 x 40) x (cm x cm) (sifa asosiaif perkalian) = 4800 cm 2 Dipandang dari perkembangan pemikiran anak, bolehkah dikerjakan demikian? Jelaskan! 2. Hiunglah luas daerah di bawah

53 Jika suau segiiga alas dan ingginya dijadikan dua kali lipa, apakah luasnya juga dua kali luas semula? Jelaskan! 4. Di bawah ini adalah gambar penampang pinu air yang berbenuk rapesium dengan luas cm 2. Saa air penuh ernyaa penunjuk keinggian air menunjuk angka 120 cm. Jika dikeahui lebar selokan dipermukaan 150 cm, berapa lebar dasar selokan? 5. Gambar di bawah ini menunjukkan dua benda berbenuk layang-layang dan segiiga. Tunjukkan bahwa luas kedua benda ini sama. p p q 6. Jika suau lingkaran jari-jarinya dilipa-duakan, apakah kelilingnya juga dua kali lipa? Bagaimana dengan Luasnya? Jelaskan.

54 7. Suau kolam renang berbenuk seperi gambar di samping. Berapa air 10 m lier yang dibuuhkan unuk 1,5 m 6 m memenuhi kolam ersebu? 4 m 5 m 8. Suau abung dengan diameer 28 cm dipoong dari kayu uuh yang berbenuk kubus dengan panjang iap sisinya 28 cm. Carilah volum abung ersebu. 9. Koak beriku ini berisi enam buah kaleng jus. Berapakah perbandingan anara volum koak dan volum enam buah kaleng jus ersebu? (ebal kaleng sanga ipis, sehingga ebal kaleng bisa diabaikan). 10. Suau perak baangan berbenuk seperi gambar beriku. Alas dan uup perak baangan ersebu berbenuk rapesium sama kaki. Berapakah volumnya? 2 cm 2 cm 4 cm 10 cm 11. Suau aquarium dengan lebar 5 cm, panjang 12 cm dan berisi air dengan kedalaman 9 9 cm 5 cm

55 cm. Sebuah bau dimasukkan dalam air dan keinggian air naik 2,5 cm. Berapakah volum bau ersebu? 12 cm 12. Jika dua buah keras dengan ukuran sama akan dipakai unuk membenuk suau balok. Keras perama dilipa menjadi 4 bagian yang sama menuru lebarnya unuk membenuk suau balok seperi Gambar i. 20 cm 32 cm Gambar i Keras yang kedua dilipa menjadi empa bagian yang sama menuru panjangnya unuk membenuk balok seperi Gambar ii. Apakah kedua balok ersebu akan mempunyai volum yang sama? Volum mana yang lebih besar daripada yang lain? 20 cm Gambar 32 cm ii 13. Sebuah kaleng bedak abur, diameer alasnya 2 kali diameer kaleng bedak lainnya, eapi ingginya hanya seengah kaleng saunya. Manakah yang mempunyai volum lebih, aaukah kedua kaleng ersebu mempunyai volum yang sama?

56 14. Suau angki bensin berbenuk abung dengan diameer 1,4 meer dan inggi 2 meer. Berapa lierkah bensin yang diperlukan unuk mengisi angki ersebu sampai penuh?

57 DAFTAR PUSTAKA Burhan Musaqim dan Ari Asuy Ayo Belajar Maemaika unuk SD san MI Kelas IV. Jakara: Pusa Perbukuan DEPDIKNAS Clemens, S.R., O Daffer, P.G., dan Cooney, T.J Geomery Wih Applicaions and Problem Solving. California: Addison Wesley Publishing Company, Inc. Emile van der Eijk Moderne Wiskunde. Neherlands: Wolers-Noordhoff Groningen Jurgensen, R.C., Brown R.G., dan king, Alice M Geomery Teacher s Ediion. Boson: Houghon Mifflin Company Kurikulum Sandar Isi Maa Pelajaran Maemaika SD dan MI. Jakara: Deparemen Pendidikan Nasional Masduki. Bangun Ruang Sisi Lengkung. hp://files.icpamekasan.ne/bse/bse%20smp_mts/116- MTK%20IX%20WAHYUDIN.%20D/03- Bab%202.pdf. Diakses anggal 2 Sepember 2009 Pujiai Pembelajaran Geomeri Ruang di SLTP enang Luas Sisi dan Volum. Yogyakara: PPPG Maemaika Serra, Michael Discovering Geomery: An Inducive Approach. California: Key Curriculum Press Laporan Kegiaan raining Need Assessmen dan Recruimen SD Tahun Yogyakara: PPPPTK Maemaika Y.D. Sumano, Heny Kusumawai dan Nur Aksin Gemar Maemaika 5. Jakara: Pusa Perbukuan DEPDIKNAS Y.D. Sumano, Heny Kusumawai dan Nur Aksin Gemar Maemaika 6. Jakara: Pusa Perbukuan DEPDIKNAS

58 LAMPIRAN 1 KUNCI LATIHAN LUAS BANGUN DATAR 1. 40cm. 2. Luas layar eap sama sebab dua segiiga akan memiliki luas yang sama asalkan alas dan ingginya berukuran sama. (Liha paparan awal) cm = : 4

59 LAMPIRAN 2 KUNCI LATIHAN VOLUM BANGUN RUANG 1. Volum kubus = (6 6 6) cm 3 = 216 cm 3 2. Alernaif cara penyelesaian Volum kardus = ( ) cm 3 = Volum koak jus = ( ) cm 3 = Banyaknya koak jus yang dapa masuk kardus = = 24 Jadi banyaknya koak jus yang dapa masuk kardus = 24 buah 3. a. Volum kolam renang = (6 3 2) m 3 = 36 m 3 = dm 3 b. Banyaknya air yang diisikan ke dalm kolam = dm 3 = lier 4. panjang aquarium 1 m = 100 cm a. Volum aquarium = ( ) cm 3 = cm 3 = 140 dm 3 = 140 lier. Banyaknya air yang dapa diisikan ke dalam aquarium = 140 lier b. Tono akan mengisikan air ke dalam aquarium sebanyak = 140 : 10 = 14 kali. 5. Volum prisma segiiga = luas alas inggi = ( 28) cm 3 = cm 3 6. Volum rumah = volum balok + volum prisma = (6 4 10) m 3 + ( 10) m 3 = ( ) m 3 = 360 m 3 7. Volum jus (3 120) ml 360 ml 0,36 lier 0,36 dm cm 3 Volum abung r ,14 r 2

60 r 2 114,65 Ukuran abung harus memenuhi persamaan r 2 yang bisa dibua adalah sebagai beriku: No. r 114,65. Beberapa desain abung , , , ,95 Mash banyak lagi kemungkinan ukuran abung yang bisa dibua. 8. Volum abung = r 2 = ( ) cm 3 = 2156 cm 3 9. Volum angki = lier = dm 3 = cm 3. Tinggi angki = 200 cm. Volum angki = luas alas inggi angki = luas alas 200 Luas alas = ( ) cm 2 = cm 2 Luas alas = r = 3,14r 2 r 2 = r = 50 Jadi, panjang jari-jari alas angki adalah 50 cm. 10. Oleh karena kaleng dianggap erisi penuh, maka volum = isi = 300 ml = 300 cm 3. Volum abung = r = 3,14 r 2 10 r 2 = = 9,554 r = 9 554, = 3,1 57

61 LAMPIRAN 3 KUNCI TES 1. Pengerjaan ersebu idak benar. Anak akan kebingungan dengan cm 40 = 40 cm, karena mereka hanya paham perkalian bilangan dengan bilangan Luasnya menjadi empa kali lipa cm 5. Luas layang-layang = p q, demikian pula dengan luas segiiga = p q 6. Keliling menjadi dua kali lipa sedangkan luas menjadi empa kali lipa. 7. Dengan memberikan garis perolongan, maka kolam renang ersebu nampak berbenuk balok dan prisma 1,5 m 10 m rapesium. 5 m Banyaknya air yang diperlukan 4,5 m unuk mengisi kolam lier 4 m 8. d 28 cm r 14 cm inggi abung panjang sisi kubus 28 cm Jadi volum abung cm panjang koak 3 2r 6r lebar koak 2 2r 4r inggi koak inggi kaleng Volum koak = 24r 2 Volum 6 kaleng = 6 r 2 Volum koak : volum kaleng : 4 58

62 10. Jadi volum perak 60 cm Volum keseluruhan volum air + volum bau Volum bau volum keseluruhan volum air Volum bau 150 cm Volum balok I 1280 cm 3 dan volum balok II = 800 cm 3 32 cm 20 cm 8 cm 5 cm 8 cm Ternyaa volum kedua balok idak sama dan Volum balok I > volum balok II 13. d I 2 d II r I = 4r II I II Vol mu kaleng I, V I Volum kaleng II, V II 8 r 2 r 2 Volum kaleng I > volum kaleng II 14. 1,4 m d = 1,4 m r = 0,7 m Volum angki = 308 dm 3. 2 m 59

63 60

PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD

PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD PEMBELAJARAN PENGUKURAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUM BANGUN RUANG DI SD Penulis: Pujiai Sigi TG Penilai: Ahmad Thalib Mulyai HP Edior: Jakim Wiyoo Lay ou: Eko Wasiso Adi Deparemen Pendidikan Nasional Direkora

Lebih terperinci

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya?

II. Penggunaan Alat Peraga. segitiga, kemudian guru bertanya Berapakah alasnya? (7) Berapakah tingginya? (2), Bagaimanakah cara mendapatkannya? rumus luas layang-layang dengan pendekaan luas segiiga 1. Memahami konsep luas segiiga 2. Memahami layang-layang dan unsur-unsurnya (pengerian layanglayang dan diagonal-diagonalnya) Langkah 1 Gb. 11.2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA... 41

DAFTAR ISI. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA... 41 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Laar Belakang Penulisan... 1 B. Tujuan Penulisan Modul... C. Sasaran... D. Ruang Lingkup Penulisan... BAB II PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SD... 3 A.

Lebih terperinci

Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang

Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pengukuran, khususnya pengukuran tentang volume. Contoh: berapa gelas

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG . LTR ELKNG ab I PENHULUN Pecahan merupakan bagian maemaika yang era kaiannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan bilangan asli, cacah, dan bula, pecahan juga mulai

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi.

Bangun Datar. A. Segitiga Definisi Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sudut dan tiga sisi. angun aar. Segiiga efinisi Segiiga adalah bangun daar yang mempunyai iga sudu dan iga sisi. 1) erdasarkan Sudunya a) Segiiga Lancip Segiiga lancip adalah segiiga yang besar keiga sudunya < 90 0. b) Segiiga

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sauan Pendidikan : SMA Kelas/Semeser Maa Pelajaran Topik Waku : X / Ganjil : Fisika (Wajib/Mina*) : Gerak Jauh Bebas : 4 45 meni A. Kompeensi Ini KI 1: Menghayai dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

Sumber: Piston

Sumber:  Piston Sumber: www.aerofligh.com Pison Mungkin anpa sadar kia selalu deka dengan ilmu geomeri. Tahukah kalian, dimana leak kedekaan iu? Salah sau kedekaan ini adalah penggunaan geomeri unuk merancang mesin kendaraan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jl. Jen Gao Subroo Kav. Jakara Selaan KOMPETISI MATEMATIKA KE MGMP MATEMATIKA DKI JAKARTA TEST PENYISIHAN KELAS : XII (DUA BELAS) HARI/TGL : MINGGU, NOVEMBER

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1 BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS

Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul 11 NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Drs. H. Karso, M.M.Pd. Modul NILAI EIGEN, VEKTOR EIGEN DAN DIAGONALISASI METRIKS Pendahuluan Modul yang ke- dari maa kuliah Aljabar Linear ini akan mendiskusikan beberapa konsep yang berguna bagi kia sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT

BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT BAB III TITIK BERAT A. TITIK BERAT Dua benda bermassa m dan m 2 dihubungkan dengan baang kecil yang massanya diabaikan (gambar 2). Gaya F diberikan deka dengan m. Ternyaa sisem berpuar erhadap suau iik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL BATAG GADA DEGA PLAT KOPEL. Baasan-baasan Pela kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai beriku : b a 6b Pla kopel dipasang pada jarak yang sau sama lain sebesar L. Pemasangannya harus seangkup (simeris)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari

2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari 2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun Ruang Sisi Datar angun Ruang Sisi aar. iagona 1) iagona idang iagona bidang kubus adaah,,,,,,,,,,, dan onoh: Jika dikeahui = cm dan = cm, maka hiungah panjang! ikeahui: = cm = cm ianya:? Jawab: = + = + = = = = cm Jadi,

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

Jawaban Soal Latihan

Jawaban Soal Latihan an Soal Laihan 1. Terangkanlah ari grafik-grafik di bawah ini. dan ulis persamaan geraknya. an: a. Merupakan grafik kecepaan erhadap waku, kecepaan eap. Persamaan v()=v b. Merupakan grafik jarak erhadap

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci