BAB IV Solusi Numerik

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

ALGORITMA GENETKA PADA MULTI DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP)

BAB VII ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM

INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS METANA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

Penggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

Materi. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

Model Optimasi Alokasi Gas Injeksi Sumur Dual Gas Lift

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

ESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)

Implementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )

Studi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

BEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Penggunaan Metode Bagi Dua Terboboti untuk Mencari Akar-akar Suatu Persamaan

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE SCHNABEL

FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

Aplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

2. Menentukan koleksi inti ubi kayu dan mengevaluasi kebaikan koleksi inti yang diperoleh. METODE. Data

mungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing

BAB 2 TEORI PENUNJANG

Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

Modifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa

BAB II LANDASAN TEORI

GENERALISASI METODE TALI BUSUR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN TAK LINEAR SUNARSIH

Metode Penggerombolan Berhirarki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

Neural Network menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER

Agar Xn berperilaku acak yang dapat dipertanggungjawabkan :

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

IMPLEMENTASI ALGORITMA KOLONI SEMUT PADA PROSES PENCARIAN JALUR TERPENDEK JALAN PROTOKOL DI KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

Sah Tidaknya Sidik Ragam. Data Bermasalah. Data Bermasalah PERANCANGAN PERCOBAAN (DATA BERMASALAH)

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

OSN 2014 Matematika SMA/MA

UJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure

4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

KORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

BAB II KONSEP DAN DEFINISI

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MAT. 12. Barisan dan Deret

MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT

khazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana

METODE WATERMARKING UNTUK PENYISIPAN INDEKS DATA PADA IMAGE MENGGUNAKAN HAAR TRANSFORMASI WAVELET

MENGHITUNG PELUANG PERSEBARAN TRUMP DALAM PERMAINAN CONTRACT BRIDGE

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode

KENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODA DEFUZZIFIKASI CENTER OF AREA DAN MEAN OF MAXIMA. Thiang, Resmana, Wahyudi

Kata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan

Makalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)

Transkripsi:

BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan oleh John Holland pada tahun 968 sebagai alat optimasi yang mengadaptapi proses evolusi yang terjadi di alam. Algoritma genetia berbeda dari teni pencarian onvensional arena dimulai dari himpunan solusi aca yang dinamaan populasi. Tiap inidividu dalam populasi ini dinamaan romosom. Kromosom ini aan melalui proses iterasi sehingga menghasilan beberapa generasi. Pada setiap iterasi masing-masing generasi aan dievaluasi menggunaan fungsi yang dinamaan fungsi fitness. Misalan aan dicari suatu titi optimum yang, maa langah awal yang dilauan AG adalah mengambil sejumlah titi dalam domain secara aca. Setiap titi tersebut emudian dipetaan satu-satu e dalam bentu string dengan basis tertentu (dalam tugas ahir ini digunaan string dengan dua basis nol dan satu). Setiap titi yang ada dalam domain disebut individu, sedangan pemetaannya e dalam bentu string dengan basis tertentu disebut dengan romosom. Setiap individu dalam populasi aan diuji dengan nilai elayaan tertentu yang disebut dengan fungsi fitness.

Bab IV. Solusi Numeri Pada umumnya terdapat empat hal yang membedaan Algoritma Genetia dengan teni pencarian onvensional, yaitu :. Algoritma Genetia beerja pada ode dari parameter, buan langsung pada parameter yang bersangutan. 2. Algoritma Genetia melauan pencarian solusi optimum dalam seumpulan titi calon solusi optimum, buan hanya pada satu titi. 3. Algoritma Genetia hanya membutuhan eberadaan dari fungsi objetif, tanpa memerluan informasi tambahan apa pun mengenai fungsi objetif tersebut. 4. Algoritma Genetia bersifat stoasti, buan deterministi. Dalam setiap generasi AG memilii empat operator yang selalu dijalanan, yaitu: evaluasi(evaluation), selesi(selection), awin silang(crossover), dan mutasi(mutation). Operator awin silang dan mutasi adalah operator yang memanipulasi romosom dalam populasi, sering pula disebut sebagai operator geneti. Pada prinsipnya operator awin silang memaduan romosom dari dua individu, sedangan operator mutasi pada prinsipnya adalah mengganti nilai suatu bagian dari romosom. Operator selesi dan evaluasi adalah operator yang memutusan laya tidanya suatu individu berlanjut e generasi selanjutnya. Algoritma genetia mengadaptasi proses selesi alam, yang pada dasarnya menyelesi individu-individu dari tiap generasi yang paling memenuhi fungsi fitnessnya yaitu uuran seberapa adaptif suatu individu terhadap lingungannya dan menjaga eberagaman populasi dengan proses-proses yang juga terjadi di alam yaitu awin silang dan mutasi. 2

Bab IV. Solusi Numeri Gambar 4. Diagram Alir Algoritma Genetia 4.. Membangun Populasi Awal Pada tahap awal, Algoritma Genetia perlu membangitan sebanya N individu, yang disebut sebagai uuran populasi, secara aca sebagai populasi awal. Setiap individu dinyataan oleh sejumlah bit, yang dalam tugas ahir ini digunaan representasi string biner. Namun, sebelum membangitan individu-individu tersebut, perlu ditentuan panjang dari string biner yang aan digunaan untu merepresentasi masing-masing individu dalam populasi. Misalan D= [a,b ],[a 2,b 2 ],...,[a n,b n ] adalah domain dari titi yang aan dioptimuman dengan etelian i di belaang oma (dalam tugas ahir ini digunaan bilangan disrit sehingga etelitiannya nol di belaang oma). Maa banyanya titi pada setiap selang [a i,b i ]adalah : 0 i bi a i. 22

Bab IV. Solusi Numeri Setiap subromosom e-i harus dapat dipetaan satu-satu dengan titi-titi yang ada di [a i,b i ] dengan riteria etelitian tertentu. Misalan banyanya titi yang dapat ditampung oleh suatu subromosom dengan panjang l i pada basis base adalah base l i.maa agar semua titi di domain dapat dipetaan satu-satu dengan string maa harus dipenuhi riteria sebagai beriut base b a 0 base li i li i i li i l log( base ) log{ bi ai 0 } log( base i ) i log{ bi ai 0 } li log( base) i log{ bi ai 0 } li log( base) Sehingga panjang romosom untu basis dua(biner) adalah l 2 log{ b 0 i i a i } (4.) log(2) Pembangunan populasi awal dilauan dengan membentu romosom sebanya jumlah populasi yang diehendai(pop_size). Kemudian dipilih secara aca string sepanjang l dengan elemen setiap romosom diambil secara aca dari basisnya(untu biner basisnya adalah nol dan satu). 4..2 Proses Evaluasi Proses evaluasi adalah proses mengubah bentu genotip romosom e bentu fenotipnya emudian dievaluasi menggunaan fungsi fitness. Pada proses selesi dibutuhan fitness suatu individu untu menentuan individu-indivu yang terbai 23

Bab IV. Solusi Numeri dan aan dilanjutan e generasi beriutnya. Fungsi fitness harus bernilai nonnegatif serta mempunyai nilai yang sebanding dengan ebaian suatu individu. Artinya semain besar nilai fitness suatu individu maa semain besar pula ecocoannya dengan riteria optimal yang diinginan, itu sebabnya dalam beberapa asus fungsi fitness tida selalu sama dengan fungsi optimasi. Untu menghitung nilai fitness string romosom perlu dionversi terlebih dahulu e dalam nilai sebenarnya. Misalan c adalah string individu x=(x,x 2,,x n ), maa : li j ( j) i xi base. ci.0 a i j0 dengan x [ a, b], i i i c = alel e-j dari subromosom e-i. ( j ) i Langah selanjutnya adalah menghitung nilai fungsi objetif f ( x i ) setiap individu dalam populasi. Untu asus tertentu seperti mencari nilai minimum fungsi objetif tida sama dengan fungsi fitness. Untu asus dimana fungsi objetif tida sama dengan fungsi fitness langah selanjutnya adalah mentransformasi nilai fungsi objetif f x ) e nilai fungsi fitness F x ) setiap individu dalam populasi. ( i ( i 4..3 Proses Selesi Proses selesi yang digunaan dalam Algoritma Genetia adalah reprodusi yang berdasaran meanisme roda rolet (roulette wheel). Semain tinggi nilai fitness suatu individu, semain besar proporsi areanya di roda rolet. Pemilihan individu dilauan dengan memutar roda rolet secara aca sebanya uuran populasi. Individu yang proporsi areanya ditunju oleh pin roda rolet berarti berha memasui tahap selanjutnya. Oleh arena itu, individu yang memilii proporsi 24

Bab IV. Solusi Numeri area yang lebih besar memilii peluang untu terpilih yang lebih besar pula. Sebalinya untu individu yang memilii nilai fitness ecil aan memilii proporsi area yang ecil sehingga memilii peluang terpilih yang ecil. Operator selesi memilih individu yang selamat e generasi selanjutnya berdasaran fitness tiap individu. Kriteria suatu individu dianggap laya atau tida untu diterusan e generasi selanjutnya bergantung pada proporsi fitnessnya. Misalan suatu populasi terdiri dari empat individu dengan nilai fitness masingmasing. Setiap individu memilii peluang selesi yang besarnya bergantung pada nilai fitness-nya. Selanjutnya, ilustrasi roda rolet dapat digambaran sebagai beriut. Gambar 4.2 Roda Rolet Langah erja dari operator regenerasi adalah sebagai beriut :. Hitung nilai fitness eval(v ) untu setiap romosom v : eval( v ) f ( x),,2,, pop _ size 2. Hitung nilai total fitness untu suatu populasi : pop _ size F eval( v ). 25

Bab IV. Solusi Numeri 3. Hitung peluang selesi p untu setiap romosom v : eval( v ) p,,2,, pop _ size. F 4. Hitung peluang umulatif q untu setiap romosom v : q p j,,2,, pop _ size. j 5. Langah selanjutnya diadaptasi dari memutar roulette wheel sebanya pop_size dan memilih romosom untu populasi yang baru. Bangitan bilangan secara aca r dengan range[0,] sebanya pop_size. Untu bilangan j yang memenuhi Q j r Qj, pilih romosom e-j sebagai individu yang bertahan e generasi selanjutnya. Sehingga didapat sebanya pop_size individu baru. 4..4 Proses Kawin Silang Kawin silang merupaan operator yang menuar romosom yang ada pada tiap individu. Metode yang digunaan pada tugas ahir ini adalah awin silang satu titi (one cut point crossover) artinya proses pemotongan hanya dilauan satu ali pada setiap pasangan individu yang bagian romosomnya aan dituar. Langah erja dari proses awin silang ini adalah sebagai beriut :. Bangitan bilangan secara aca r dengan range[0,] sebanya pop_size. 2. Jia r<peluang awin silang, maa individu tersebut terpilih untu diawin silang. 3. Jia jumlah individu yang aan diawin silangan tida genap, maa pilih satu individu secara aca dari individu yang belum terpilih. 4. Setelah urutan dari individu yang aan diawin silangan 26

Bab IV. Solusi Numeri 5. Bangitan bilangan aca R {,2,,l-}, emudian tuaran segmen string R hingga l dari setiap pasangan yang aan diawin silangan. 4..5 Proses Mutasi Mutasi memanipulasi string romosom pada individu denga cara mengganti nilai pada alel secara aca. Langah erja dari proses mutasi adalah sebagai beriut :. Bangitan bilangan r secara aca dimana r [0,]. 2. Jia r < peluang mutasi maa individu tersebut dipilih untu dimutasi, emudian secara aca pilih alel yang aan dimutasi. 3. Misalan alel e- dari suatu individu terpilih untu dimutasi maa gantilah nilai dari alel e- tersebut dengan nilai lainya yang ada di basis. 4..6 Konvergensi Untu menentuan apan suatu iterasi dalam AG berhenti, perlu dilauan ce onvergensi. Kriteria eonvergenan yang digunaan dalam tugas ahir ini adalah estabilan populasi. Suatu populasi diataan stabil jia elemen tiap individu pada satu generasi dapat didefinisian sama. Misalan suatu populasi pada setiap generasinya mempunyai n individu, dan setiap individunya mempunyai panjang string sebanya l. Misalan juga a i (j) adalah nilai alel e j dari individu e i. Maa suatu populasi diataan stabil jia dan hanya jia alel e j dari individu e i=,2,...,n memilii nilai yang sama lebih dari 90%. Jia eadaan ini sudah terpenuhi maa individu yang didapat sudah onvergen. Ada dua pengujian yang dilauan untu menentuan riteria penghentian iterasi, yani : 27

Bab IV. Solusi Numeri. Uji Keonvergenan Iterasi aan dihentian apabila populasi telah mengalami estabilan. Suatu populasi diataan stabil apabila populasi tersebut memenuhi definisi estabilan populasi sebagai beriut. Definisi Populasi Stabil: (Offersman, 995) Misalan: P suatu populasi yang terdiri dari n individu l banyanya gen dari setiap individu A i = A i ()A i (2) A i (l) romosom untu individu e-i pada P Gen A i (p) diataan stabil jia dan hanya jia terdapat lebih dari 90 % individu dalam populasi dengan A i (p)=c; i=,2,, n; c bernilai 0 atau untu suatu p (p=,2,..., l) Populasi diataan stabil apabila semua gen pada populasi P tersebut stabil. 2. Uji Iterasi Selain riteria eonvergenan di atas, suatu iterasi aan mengalami penghentian apabila telah mencapai iterasi masimum yang telah ditentuan sebelumnya. 4.2 Metode Runge Kutta Untu menyelesaian persamaan differensial perubahan teanan pada (2.6) digunaan metode Runge-Kutta [5]. Metoda Runge-Kutta disebut metode langah tunggal arena hanya menggunan informasi dari satu titi sebelumnya untu menghitung titi beriutnya,yani hanya titi awal (t 0,y 0 ) digunaan untu menghitung (t,y )dan secara umum y diperluan untu menghitung y +.Metode Runge-Kutta dapat menghindari endala-endala dari metode deret Taylor seperti omputasi turunan yang lebih tinggi. Metode Runge-Kutta menghindari 28

Bab IV. Solusi Numeri perhitungan turunan yang lebih tinggi, dengan cara melauan beberapa evaluasi fungsi pada tiap langah. Penggunaan metode Runge-Kutta yang paling populer adalah Runge-Kutta orde empat. Penggunaan metoda Runge-Kutta ini dapat mempermudah dalam menyelesaian model matematia yang berbentu persamaan differensial arena metoda Runge-Kutta bersifat stabil, aurat, dan mudah diprogram. 4.2. Metode Runge-Kutta Orde 4 4.2.2 Metode Runge-Kutta menghitung nilai y + dengan perhitungan sebagai beriut y y w w w w. (4.2) 2 2 3 3 4 4 Dimana, 2, 3,dan 4 mempunyai bentu sebagai beriut hf t y, hf t ah, y b 2 hf t a h, y b b 3 2 2 3 2 hf t a h, y b b b 4 3 4 5 2 6 3 Dengan mencocoan oefisien uraian deret Taylor orde 4 yaitu: dengan j j dh dh dh 2! 3! 4! 2 3 4 2 3 4. (4.3) y y d h d y t, untu j,...,4 pada tiap langah,..., M. Sehingga diperoleh sistem persamaan dan 3 variabel yang tida dietahui antara lain: b a b2b3 a 2 b4b5b6 a 3 ww2w3w4 29

Bab IV. Solusi Numeri wa wa wa 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 wa wa wa wa wa wa 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 5 2 6 3 4 wab w ab a b 3 2 3 4 3 5 2 6 6 waab wa ab a b 8 2 2 2 wa 3 b3 w4a b5 a2 b6 2 wabb 4 3 6. 24 Dalam menyelesaian persamaan diatas, dibutuhan 2 syarat awal yaitu b.dengan menentuan nilai dari 2 syarat awal tersebut yaitu: a dan a dan b2 0. 2 Melalui 2 syarat awal tersebut dapat diperoleh nilai dari variabel-variabel lainnya, antara lain: a2, a3, b, b3, b4 0, b5 0, b6. 2 2 2 Selanjutnya dengan mensubstitusian nilai variabel diatas e persamaan (4.2) dan (4.3) diperoleh: 6 w, 2 w, 3 3 w, dan 4 3 w. 6 Sehingga diperoleh formula iterasi untu metoda Runge-Kutta orde 4 yaitu: dengan y y w w w w 2 2 3 3 4 4 f t y, (4.4) 30

Bab IV. Solusi Numeri h h 2 f t, y 2 2 h h f t, y 2 2 3 2 f t h, y h 4 3 3