ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ismatul Hdayah, Edwen D. Waas dan Andrko Noto Susanto Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Maluku Jl. Chr. Soplant, Rumah Tga, Ambon Emal : smatul_h@yahoo.co.d Dterma: 27 Aprl 2013; Dsetuju untuk publkas: 6 Jun 2013 ABSTRACT The Analyzes of Techncal Effcency on Rce Farmng n West Seram Dstrct. The study has been done on techncal rrgated land n the dstrct of West Seram (SBB), Maluku Provnce. Ths study ams to analyze the factors affectng rce producton and the level of techncal effcency and the factors affectng techncal effcency on rrgated land. Method of Maxmum Lkelhood Estmaton (MLE) s used to estmate the parameters of the stochastc fronter producton functon n the form of Cobb-Douglash and lnear regresson wth OLS method to estmate the determnants of techncal effcency. The results showed that there are three ndependent varables that sgnfcantly postve affect the output are Urea, NPK pelang, and labor. Average level of techncal effcency (range to 0.967), by applyng approprate sklls and cultvaton technques n the most effcent farmers average farmer wll be able to save the cost of 10.16%. Factors area and transplantng system has postve sgnfcant effect on the level of techncal effcency of rce farmng. Key words: Rce, stochastc fronter,techncal effcency ABSTRAK Peneltan dlakukan pada lahan sawah rgas tekns d Kabupaten Seram Bagan Barat (SBB), Provns Maluku. Peneltan n bertujuan untuk menganalss tngkat efsens tekns usahatan pad sawah d lahan sawah rgas dan serta faktor-faktor yang mempengaruhnya. Metode Maxmum Lkelhood Estmaton (MLE) dgunakan untuk mengestmas parameter pada fungs produks frontr stokastk dalam bentuk fungs Cobb-Douglash dan regres lner dengan metode OLS untuk mengestmas faktor yang mempengaruh efsens tekns. Hasl peneltan menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata postp terhadap produks pad yatu Urea, NPK pelang, dan tenaga kerja. Rata rata tngkat efsens tekns sebesar 0,869 (ksaran 0,684 0,967), yang berart petan mash dapat menngkatkan produktvtas. Dengan menerapkan keteramplan dan teknk buddaya sesua petan yang palng efsen, maka petan akan dapat menghemat baya sebesar 10,16%. Faktor luas lahan dan sstem tanam pndah berpengaruh nyata dan postp terhadap tngkat efsens tekns usahatan pad sawah.. Kata kunc: Pad sawah, frontr stokastk, efsen tekns PENDAHULUAN Optmas produktvtas pad d lahan sawah merupakan salah satu peluang penngkatan produks pad nasonal. Hal n sangat dmungknkan bla dkatkan dengan hasl pad pada agroekosstem lahan sawah yang mash beragam antar lokas dan belum optmal. Belum optmalnya produktvtas pad d lahan sawah, antara lan dsebabkan oleh; (a) rendahnya efsens pemupukan, (b) belum efektfnya pengendalan hama penyakt, (c) penggunaan benh kurang bermutu dan varetas yang dplh kurang adaptf, (d) kahat hara K dan unsur mkro, (e) sfat fsk tanah tdak optmal, (f) pengendalan gulma kurang optmal (Makarm et al., 2000). Menurut Adnyana 122 Analss Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Irgas d Kabupaten Seram Bagan Barat (Ismatul Hdayah, Edwen D Waas dan Andrko Noto Susanto)

2 dan Karyasa (2006), penggunaan teknolog baru yang efsen akan member peluang bag petan produsen untuk memproduks lebh banyak dengan korbanan yang lebh sedkt. Efsens dalam pengelolaan usahatan termasuk pengelolaan teknolog pertanan berkatan erat dengan kapastas dan atau kapabltas manajeral petan. Jka kapastas manajeral petan menngkat dalam mengelola usaha tannya maka dharapkan terjadnya penngkatan efsens. Artnya dar sejumlah masukan (nput) akan dhaslkan produks (output) yang maksmal (Muslm, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruh efsens usahatan tdak saja dtentukan oleh kemampuan manajeral dar petan yang lebh banyak dukur dar kemampuan petan untuk memutuskan besaran nput produks yang akan dgunakan, akan tetap juga dtentukan beragam faktor yang berada d luar kendal petan sepert ketersedaan ar rgas, klm/cuaca, tngkat kesuburan lahan, harga nput produks, harga output, kelembagaan usahatan dan lannya. Seluruh varabel tersebut akan berntegras satu sama lan dan akan menentukan tngkat efsens yang akan dcapa. Meskpun Provns Maluku tdak termasuk sentra produks pad nasonal, namun saat n telah berperan aktf dalam pengembangan pad. Knerja usahatan pad sawah d Provns Maluku menunjukan trend yang sangat postf. Pada kurun waktu , laju penngkatan luas panen mencapa 22,5%/tahun, laju produks 30,1%/tahun dan produktvtas 4,12%/tahun. Luas panen pad sawah Provns Maluku tahun 2011 sebesar ha dan total produks ton dengan rata-rata produktvtas 4,36 GKG t/ha (BPS Provns Maluku, 2011). Sentra produks pad d Maluku terdapat pada empat Kabupaten yatu Buru, Maluku Tengah, Seram Bagan Barat dan Seram Bagan Tmur. Produktvtas pad sawah yang dcapa petan n mash rendah jka dbandngkan dengan hasl kegatan pengkajan BPTP Maluku d Kabupaten Seram Bagan Barat yang mampu mencapa produktvtas pad sawah berksar antara 7 7,5 t/ha (Laporan Tahunan BPTP Maluku, 2012). Adanya kesenjangan produktvtas pad sawah dtngkat petan dengan kegatan hasl pengkajan n mengndkaskan bahwa usahatan pad sawah belum efsen, hal tersebut menunjukkan bahwa petan belum mampu mencapa tngkat produks yang maksmal. Tngkat penerapan komponen teknolog yang belum sesua anjuran sehngga menyebabkan penggunaan nput yang tdak efsen merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tdak tercapanya tngkat produks yang maksmal selan faktor alam yang tdak bsa dkontrol oleh petan. Salah satu ndkator dar efsens adalah jka atau sejumlah output tertentu dapat dhaslkan dengan menggunakan sejumlah kombnas nput yang lebh sedkt dan dengan kombnas nput-nput tertentu dapat memnmumkan baya produks tanpa menurang output yang dhaslkan. Dengan baya produks yang mnmum akan dperoleh harga output yang lebh kompettf (Kurnawan, 2008). Peneltan n secara umum bertujuan untuk menganalss efsens usahatan pad sawah rgas. Secara khusus bertujuan untuk menganalss faktor-faktor yang mempengaruh produks serta tngkat efsens tekns usahatan pad sawah rgas dan faktor-faktor yang mempengaruhnya d Kabupaten Seram Bagan Barat. METODOLOGI Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan pada tahun 2012 d Desa Wamtal, Kecamatan Karatu, Kabupaten Seram Bagan Barat. Lokas tersebut merupakan lokas kegatan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) pad sawah dan merupakan lokas kajan efsens penggunaan nput usaha tan pad sawah dengan konsep PHSL (pengelolaan hara spesfk lokas) dan efsens penggunaan ar rgas. Metode Pengumpulan Data Data yang dgunakan melput data prmer dan data sekunder. Data prmer dperoleh melalu wawancara dengan 30 petan pad sawah yang dplh secara acak sederhana. Data yang dkumpulkan dfokuskan pada data sarana produks Jurnal Pengkajan dan Pengembangan Teknolog Pertanan Vol. 16, No. 2, Jul 2013:

3 yang dgunakan, baya produks, produks, harga produks dan data karakterstk sosal ekonom responden. Untuk melengkap data tersebut dlakukan pengumpulan data sekunder dar Kantor Desa, Dnas Pertanan dan nforman kunc terutama Penyuluh Pertanan Lapang (PPL) setempat. Metode Analss Data danalss secara kualtatf dan kuanttatf. Analss kualtatf dengan menggunakan tabulas dan kuanttatf melput analss fungs produks frontr, tngkat efsens tekns dan faktor faktor yang menentukan tngkat efsens tekns. Model analss sebaga berkut: Analss fungs produks dan efsens tekns usahatan pad sawah rgas Model stokastk frontr dperkenalkan secara terpsah oleh Agner, Lovell dan Schmdt (1977) serta Meeusen dan Van den Broeck (1977). Selanjutnya model fungs produks stochastc fronter dkembangkan oleh Bettese dan Coell (1992 dan 1995) Kumbhakar dan Lovell (2000), Coell et al. (2005). Model fungs produks stochastc fronter dnyatakan sebaga berkut; ln y 0 ln x m m m Pengukuran efsens tekns dar produks usahatan untuk petan ke- dtaksr dengan formula sebaga berkut (Coell, et al., 2005). TE y y exp( x v u ) exp( u ) exp( x v ) * dmana nla TE berada dantara 0 dan 1 atau 0<TE< 1. Model emprs yang dgunakan dalam peneltan n adalah model fungs produks stochastc fronter Cobb-Douglas, karena model tersebut yang dapat dakomodas oleh program Frontr vers 4.1. Model fungs produks frontr stokastk yang dgunakan dalam peneltan n drumuskan pada persamaan berkut: LnY ln X ln X... X V U ln 6 Dmana Y adalah produks pad sawah (kg/ha), X 1 adalah jumlah benh ( kg/ha), X 2 adalah jumlah pupuk Urea (kg/ha), X 3 adalah jumlah pupuk NPK Pelang (kg/ha), X 4 adalah jumlah pestsda (lter/ha), X 5 adalah jumlah herbsda (lter/ha), X 6 adalah jumlah tenaga kerja (keluarga + buruh + ternak + mesn) (HOK/ha), (V - U ) adalah komponen error term dmana V adalah varabel acak yang dasumskan bernla d N(0,σ 2 v ) dan U adalah varabel acak non negatf dan dasumskan terhtung baya ketdak efsenan dalam produks yang serngkal dasumskan bernla d N(0,σv 2 ), β 0 β 6 = Parameter yang destmas Analss faktor-faktor penentu efsens tekns usahatan pad sawah rgas Faktor-faktor penentu efsens tekns danalss terpsah dar model stokastk frontr. Metode OLS dgunakan untuk mengestmas faktor-faktor yang mempengaruh tngkat efsens dengan model regres lner berganda. Beberapa peneltan menganalss secara terpsah antara lan Uretra dan Pnhero (1997), Sharma (1999), Ogundar dan Ojo (2006), Kehnde dan Awoyem (2009). Model estmas faktor faktor yang mempengaruh tngkat efsens sebaga berkut : ET 0 1Z1 2Z2 3Z3 4Z4 5Z5 6Dst 7D Dmana : ET = Tngkat efsens tekns Z 1 = Luas lahan (hektar) Z 2 = Umur (tahun) Z 3 = Penddkan formal (tahun) Z 4 = Pengalaman berusahatan pad sawah (tahun) Z 5 = Jumlah tanggungan keluarga (jwa) Dst = Dummy sstem tanam 1= Tanam pndah 0= Tabela D PL = Dummy pendapatan luar usahatan 1 = Mempunya pendapatan dar luar usahatan pad sawah 0 = Tdak mempunya pendapatan dar luar usahatan pad sawah Seluruh parameter model tngkat efsens tekns dduga dengan metode OLS dengan menggunakan program SPSS.19. PL 124 Analss Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Irgas d Kabupaten Seram Bagan Barat (Ismatul Hdayah, Edwen D Waas dan Andrko Noto Susanto)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterstk Petan Pad Sawah Responden dalam peneltan n adalah petan peserta program SL-PTT pad sawah. Karakterstk petan responden beserta sebarannya dapat dlhat pada Tabel 1 berkut n. Tabel 1. Karakterstk petan pad d Kabupaten Seram Bagan Barat tahun 2012 No Karakterstk Responden Persentase 1. Umur (tahun) a. < 30 6,7 b ,7 c ,7 d. > 60 10,0 2. Penddkan (tahun) b. SD 26,7 c. SLTP 33,3 d. SLTA 40,0 3. Jumlah anggota rumah tangga (orang) a ,7 b ,7 c. > 5 26,7 4. Pengalaman usahatan (tahun) a ,3 b ,3 c ,3 d. > 30 10,0 5. Luas kepemlkan lahan (ha) a. < 1 26,7 b ,3 c. > 2 0,0 6. Pendapatan dar luar usahatan a. Tdak mempunya pendapatan dar luar usahatan 50,0 b. Mempunya pendapatan dar luar usahatan 50,0 Sumber: data prmer dolah Tabel 1 menunjukkan bahwa 80% petan responden berada pada fase usa produktf antara tahun, sedangkan 10% berusa tua yatu > 60 tahun. Konds tersebut menggambarkan bahwa usahatan pad sawah d lokas peneltan mash dmnat oleh masyarakat khususnya petan muda sehngga djadkan sebaga pekerjaan utama. Beberapa responden menyatakan bahwa dengan berusahatan pad sawah secara otomats kebutuhan pangan keluarga dapat terseda. Berdasarkan tngkat penddkan formal, menunjukkan bahwa sebagan besar responden (40%) berpenddkan SLTA, sedangkan berpenddkan SLTP dan SD masng masng sebesar 33,33% dan 26,67%. Penddkan merupakan salah satu unsur pentng yang dapat merubah skap, perlaku, dan pola fkr seseorang. Beberapa peneltan menyatakan semakn tngg penddkan akan memudahkan seseorang dalam menyerap nformas dan novas teknolog baru sehngga mempengaruh mutu dalam pengamblan keputusan. Jumlah anggota rumah tangga petan responden sebagan besar (66,67%) berksar antara 4 5 dan 26,67% memlk tanggungan > 5 orang sedangkan 6,67% memlk tanggungan 2-3 orang. Petan yang memlk tanggungan terkecl adalah petan yang berusa relatf muda. Pengalaman responden dalam usahatan drepresentaskan oleh berapa lama responden tersebut berusahatan pad sawah. Sebagan besar responden memula usahatan pad sawah dalam usa yang relatf cukup muda, sebesar 56,67% responden mempunya pengalaman datas 10 tahun, ksaran pengalaman responden yatu antara 1-42 tahun. Nasoeton ( 1988) menyatakan bahwa manusa pada mulanya belajar dan mencoba menemukan pengetahuan secara tdak sadar dar pengalaman. Pengetahuan yang dkumpulkan manusa melalu penggunaan akalnya kemudan dsusun menjad bentuk yang berpola. Luas lahan yang dusahakan oleh petan responden berksar antara 0,5 ha 1 ha. Sebagan besar responden (73,33%) mengusahakan pad sawah pada luasan satu ha, dan ssanya 26,67% responden mengusahakan pada luasan < 1 ha. Rata rata lahan sawah yang dkelola petan merupakan lahan mlk sendr. Sumber pendapatan petan pad tdak hanya dar hasl usahatannya, namun sebgaan petan mempunya kegatan dluar usahatan pad sawah yatu kegatan berdagang dan sebaga jasa ojek. Analss Fungs Produks dan Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Deskrps statstk untuk semua peubah yang dgunakan dalam pendugaan fungs produks frontr stokastk dsajkan pada Tabel 2. Rata rata Jurnal Pengkajan dan Pengembangan Teknolog Pertanan Vol. 16, No. 2, Jul 2013:

5 produks pad per hektar sebesar kg/ha GKG dengan penggunaan benh berksar antara 20 kg sampa 50 kg/ha. Penggunaan benh pad oleh petan tergantung pada sstem tanam yang dgunakan apakah menggunakan tapn atau tabela. Rata-rata penggunaan benh d lokas peneltan sedkt lebh tngg dar anjuran yatu antara kg untuk sstem tanam pndah (tapn). Penggunaan pupuk Urea berksar antara 100 kg sampa 400 kg/ha dengan rata rata 177,50 kg/ha. Penggunaan pupuk NPK pelang berksar antara 0 (tdak menggunakan) sampa 300 kg/ha dengan rata rata 136 kg/ha. Rata-rata penggunaan pupuk tersebut mash lebh rendah dbandng doss anjuran (NPK Pelang/Phonska 300 kg/ha dtambah 100 kg Urea/ha). Penggunaan pestsda rata rata 7,68 lter/ha sedangkan rata rata penggunaan herbsda sebesar 2,59 lter/ha. Penggunaan tenaga kerja berksar antara 58 HOK sampa 119 HOK/ha dengan rata rata 96 HOK/ha. Hasl pendugaan varabel bebas dengan menggunakan OLS (Ordnary Least Square) dan MLE (Maxmum Lkelhood Estmaton) dsajkan pada Tabel 3. Metode OLS memberkan gambaran knerja rata-rata dar proses produks petan pada tngkat teknolog yang ada, sedangkan MLE menggambarkan knerja terbak (best practce) dar petan responden pada tngkat teknolog yang ada. Hasl pendugaan menunjukkan koefsen determnas (R 2 ) dar fungs produks rata-rata yang dperoleh bernla 0,656, artnya secara statstk, keragaman varabel benh, Urea, NPK pelang, pestsda, herbsda dan tenaga kerja secara smultan mempengaruh keragaman produks pad sawah d lokas peneltan sedangkan ssanya 34,4% dpengaruh oleh varabel lan d luar model. Untuk melhat pengaruh faktor-faktor produks secara bersama sama terhadap produks (Y) dlakukan uj F. Hasl analss dperoleh nla F-htung sebesar 7,296 dan sgnfkan pada taraf α Tabel 2. Rata rata produks dan penggunaan nput produks pada usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat Varabel Rata rata Mnmum Maksmum Smpangan Baku Produks (kg) ,8 Benh (kg) 27, ,5 Urea (kg) 177, ,3 NPK Pelang (kg) 137,0 0, ,4 Pestsda (ltr) 7,7 1,0 25,5 7,4 Herbsda (ltr) 2,6 0,0 6,0 1,5 Tenaga Kerja (HOK) ,5 Sumber: data prmer dolah Tabel 3. Hasl estmas parameter fungs produks rata-rata dan fungs produks frontr usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat Varabel Penduga Produks Rata-rata (OLS) Produks Frontr (MLE) Koefsen regres Standar error t-htung Koefsen regres Standar error t-htung Konstanta 4,383 1,878 2,334** 3,941 2,133 1,848* Benh (X 1 ) -0,048 0,218-0,218-0,005 0,262-0,020 Urea (X 2 ) 0,194 0,097 2,008* 0,234 0,097 2,410** NPK pelang (X 3 ) 0,111 0,044 2,545** 0,128 0,039 3,288*** Pestsda (X 4 ) 0,051 0,041 1,220 0,026 0,037 0,721 Herbsda (X 5 ) 0,017 0,026 0,667 0,028 0,024 1,125 Tenaga kerja(x 6 ) 0,551 0,275 2,003* 0,595 0,277 2,151** Sgma-squared 0, ,039 0,017 2,337** Gamma ( ) ,872 0,159 5,501*** R-Sq 0,656 F- Htung 7,296*** Sumber: data prmer dolah Keterangan: ***Sgnfkan pada α=1%, **Sgnfkan pada α=5%, * Sgnfkan pada α=10%, 126 Analss Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Irgas d Kabupaten Seram Bagan Barat (Ismatul Hdayah, Edwen D Waas dan Andrko Noto Susanto)

6 =1% yang berart bahwa varabel-varabel bebas dalam fungs produks secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap produks pad sawah. Secara parsal varabel Urea (X 2 ), NPK pelang (X 3 ), dan curahan tenaga kerja (X 6 ) sgnfkan terhadap produks pad sawah pada taraf kesalahan terbesar yatu =1% dan 5%. Hal n berart penambahan Urea, NPK pelang dan tenaga kerja masng masng sebesar 1% akan menngkatkan penambahan produks masng masng sebesar 2,4%, 3,2% dan 2,1%, ceters parbus sementara tu varabel benh (X 1 ), pestsda (X 4 ) dan herbsda (X 5 ) tdak sgnfkan terhadap produks. Hasl pendugaan dengan menggunakan MLE dtemukan lebh nyata dbandng pendugaan dengan menggunakan OLS. Varabel Urea dan tenaga kerja yang nyata pada = 10% dan 5% pada pendugaan OLS, sedangkan dengan pendugaan MLE nyata pada = 5% dan 1%. Hasl n sama dengan beberapa peneltan antara lan peneltan Kurnawan (2012), Galawat dan Yabe (2011), Ojogho dan Alufoha (2010) dan Abedullah et al. (2007) yang menunjukkan bahwa hasl estmas dengan MLE lebh robus dbandngkan dengan OLS. Mengacu pada Tabel 3, hasl pendugaan parameter Gamma ( ) dperoleh nla 0,872 dan sgnfkan, hal n menunjukkan bahwa varas dar kesalahan pengganggu (random error) lebh domnan dsebabkan oleh nefsens tekns yatu sebesar 87,2%. Nla yang mendekat 1 berart galat satu ss (one sde error) U mendomnas sebaran galat smetrs dar V, artnya perbedaan antara produks sesungguhnya dar petan dan kemungknan produks maksmum lebh dsebabkan karena perbedaan dar nefsens tekns dan ssanya dsebabkan oleh faktor-faktor stokastk sepert pengaruh klm, cuaca,serangan hama penyakt serta kesalahan permodelan. Dengan demkan mash terdapat peluang pencapaan produks pada produks fronter dengan perbakan manajeral pengelolan usahatan. Perbakan manajeral d lokas peneltan secara khusus dapat dlakukan melalu penggunan varetas unggul berlabel/sertfkat, pemupukan bermbang sesua kebutuhan (aplkas PUTS) untuk setap unt lahan petan, penambahan bahan organk (pupuk kandang atau pengembalan jeram ke lahan) dan panen tepat waktu untuk mengurang kehlangan hasl. Beberapa hasl peneltan efsens usahatan pad yang menggunakan analss stokastk frontr memperoleh nla parameter yang mendekat satu antara lan Okoruwa dan Ogundele (2006) pada sampel petan dengan varetas pad lokal dan perbakan yang danjurkan d Ngera dperoleh nla masng masng 0,930 dan 0,830, Abedullah et al. (2007) efsens tekns pad rgas d Punjab dperoleh nla sebesar 0,830, Mnh dan Long (2009) efsens produks pertanan d Vetnam dperoleh nla sebesar 0,880. Analss Efsens Tekns Sebaran efsens tekns dar model yang dgunakan dtamplkan pada Tabel 4. Analss tngkat efsens menunjukkan bahwa nla rata-rata efsens tekns dar fungs produks fronter stokastk adalah 0,869 dengan nla terendah 0,683 dan nla tertngg 0,967. Berdasarkan nla ratarata tngkat efsens dapat dnyatakan bahwa ratarata petan responden mash memlk kesempatan untuk memperoleh hasl potensal yang lebh tngg hngga mencapa hasl maksmal sepert yang dperoleh oleh petan yang palng efsen secara tekns. Jka petan rata-rata dalam sampel mampu mencapa tngkat efsens tertngg, maka rata-rata petan bsa menghemat 10,16% baya (1 0,869/0,967) dengan menerapkan keteramplan dan teknk buddaya yang dlakukan oleh petan yang palng efsen. Perhtungan yang sama untuk petan yang secara tekns tdak efsen menunjukkan penghematan baya sebesar 29,32% (1-0,683/0,967). Berdasarkan dstrbus tngkat efsens tekns mengacu pada Tabel 4 menunjukkan bahwa 80% petan pad ddaerah peneltan beroperas pada tngkat efsens datas 0,80 dan ssanya 20% petan beroperas pada tngkat efsens 0,50 sampa 0,80. Sebaran tersebut mengndkaskan bahwa usahatan pad sawah rgas d lokas peneltan efsen secara tekns artnya petan mampu mencapa output yang cukup tngg dar sejumlah nput yang dgunakan. Jurnal Pengkajan dan Pengembangan Teknolog Pertanan Vol. 16, No. 2, Jul 2013:

7 Tabel 4. Dstrbus tngkat efsens tekns usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat Dstrbus Tngkat Efsens Persen 0,10-0,19 0,00 0,20-0,29 0,00 0,30-0,39 0,00 0,40-0,49 0,00 0,50-0,59 0,00 0,60-0,69 3,33 0,70-0,79 16,67 0,80-0,89 36,67 0,90-0,99 43,33 Total 100,00 Rata rata 0,8692 Mnmum 0,6838 Maksmum 0,9675 Smpangan Baku 0,0803 Sumber: data prmer dolah Berdasarkan pada tngkat efsens tekns perndvdu petan dapat dketahu produks potensal yang dapat dcapa oleh masng masng petan/responden. Deskrps statstk produks potensal d lokas peneltan dsajkan pada Tabel 5. Tabel 5. Deskrps statstk produks aktual dan produks potensal usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat tahun 2012 Deskrps Statstk Produks Aktual (Kg) Produks Potensal (Kg) Tngkat Efsens Tekns Rata rata ,869 Maksmum ,968 Mnmum ,684 Smpangan Baku ,080 Sumber: data prmer dolah Potensal rata rata d lokas peneltan sebesar kg/ha GKG lebh besar (15,04%) dar produks aktual rata rata yang dcapa oleh petan. Produks potensal maksmum sebesar kg/ha dan produks potensal mnmum sebesar kg/ha. Analss Faktor-faktor yang Mempengaruh Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Hasl pendugaan analss faktor-faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns petan dsajkan pada Tabel 6. Hasl pendugaan dperoleh nla F-statstk (11,505) sgnfkan pada =1%, hal n berart bahwa semua varabel secara bersama sama berpengaruh terhadap tngkat efsens tekns. Hasl uj parsal menunjukkan bahwa faktor umur, penddkan, jumlah anggota rumah tangga dan pendapatan luar usahatan memberkan respon negatf terhadap tngkat efsens dan tdak sgnfkan. Varabel luas lahan dan pendapatan luar usahatan berpengaruh sgnfkan terhadap tngkat efsens tekns, tanda postf pada varabel lahan menunjukkan bahwa petan yang memlk lahan lebh luas ternyata relatf lebh efsen dbandngkan dengan petan yang memlk lahan lebh sempt. Hasl peneltan n berbeda dengan beberapa peneltan sepert Tadesse dan Khrsnamoorthy (1997), Ogundar dan Ojo (2006) yang memperoleh hasl bahwa usahatan skala kecl sampa menengah lebh efsen secara tekns darpada usahatan skala luas. Hasl peneltan n dapat djelaskan bahwa semakn luas lahan yang dgarap oleh petan akan semakn besar pula resko yang dtangggung oleh petan jka mengalam kegagalan. Konds n yang memotvas petan berlahan luas untuk mengelola usahatannya sebak mungkn. Hasl analss dar varabel dummy sstem tanam pndah menunjukkan adanya pengaruh postf dan sgnfkan terhadap efsens tekns. Hal n mengungkapkan adanya perbedaan tngkat efsens tekns rata-rata antara sstem tanam pndah dengan tanam benh langsung, dmana dengan menerapkan sstem tanam pndah petan dapat mencapa tngkat efsens tekns yang lebh tngg 0,099% dbandngkan dengan sstem tanam benh langsung (tabela). 128 Analss Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Irgas d Kabupaten Seram Bagan Barat (Ismatul Hdayah, Edwen D Waas dan Andrko Noto Susanto)

8 Tabel 6. Faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat Varabel Penduga Koefsen Regres Salah Baku (Std. Error) t-htung Sgnf kans VIF Konstanta 0,802*** 0,085 9,446 0,000 - Umur (Z 1 ) -0,001 0,001-1,004 0,326 3,112 Luas lahan (Z 2 ) 0,028*** 0,010 2,852 0,009 1,222 Penddkan (Z 3 ) -0,014 0,016 -,853 0,403 2,779 Penglaman (Z 4 ) 0,015 0,017,834 0,413 3,883 Jumlah anggota RT (Z 5 ) -0,005 0,032 -,168 0,868 1,187 Sstem tanam (D ST ) 0,099*** 0,032 3,105 0,005 3,526 Pendapatan luar UT (D PL ) -0,024 0,017-1,361 0,187 1,209 R 2 0,785 F- Htung 11,505*** 0,000 Sumber: data prmer dolah KESIMPULAN 1. Produks pad secara nyata dan postf dpengaruh oleh penggunaan pupuk Urea, pupuk NPK pelang dan tenaga kerja. Penngkatan produks pad mash dapat dlakukan dengan menambah penggunaan pupuk Urea, pupuk NPK pelang dan tenaga kerja. 2. Usahatan pad sawah dengan pendekatan PTT d Kabupaten Seram Bagan Barat secara umum cukup efsen secara tekns (menguntungkan bag petan). Luas lahan dan sstem tanam pndah berpengaruh nyata postf terhadap tngkat efsens tekns. 3. Penngkatan efsens dapat dlakukan dengan realokas nput sesua anjuran (komponen PTT spesfk lokas) atau mengacu pada pola manajemen usahatan yang dlakukan oleh petan dengan tngkat efsens tekns tertngg. 4. Untuk menngkatkan efsens tekns, petan dsarankan menerapkan sstem tanam pndah (tapn) karena mampu menghaslkan produks yang lebh tngg dbandng sstem tanam benh langsung (tabela) dengan asums tenaga kerja tdak menjad kendala. Jka tenaga kerja menjad kendala maka dperlukan adanya mekansas untuk alat tanam. DAFTAR PUSTAKA Abedullah, Shahzad Kouser And Khald Mushtaq, Analyss of techncal effcency of rce producton n Punjab (Pakstan) Implcatons For Future Investment Strateges. Pakstan Economc And Socal Revew. 45(2): Adnyana, M. O. dan K.Karyasa Dampak dan preseps petan terhadap penerapan sstem pengelolaan tanaman terpadu pad sawah. Jurnal Peneltan Pertanan Tanaman Pangan, 25(1): Agner, DJ., C.A.K. Lovell, and P. Schmdt Formulaton and estmaton of stochastk fronter producton functon models. Jurnal of Economcs. 6: Betesse, G.E. and T.J. Coell Fronter producton functons, techncal effcency and panel data. wth applcaton to paddy farmers n Inda. Journal of Productvty Analyss. 3: Betesse, G.E. and T.J. Coell A Model for Techncal Effcency Effects n a Stochastk Fronter Producton Functon for Panel Data. Emprcal Economcs. 3: BPS Propns Maluku Propns Maluku dalam Angka tahun BPS Propns Maluku. Ambon. Jurnal Pengkajan dan Pengembangan Teknolog Pertanan Vol. 16, No. 2, Jul 2013:

9 Coell, T.J A Gude to FRONTIER Verson 4.1: A Computer Program for Stochastc Fronter Producton and Cost Functon Estmaton. Center for Effcency and Productvty Analyss, Unversty of New England, Armdale. Coell, T.J., D.S.P. Rao., Donnell, C.J. and G.E. Battese An Introducton to Effcency and Productvty Analyss. Sprnger Scennce+Busness Meda, Inc., 233 Sprng Street, New York, NY10013, USA. Doll, J.P. and F. Orazem Producton Economcs. John Wley & Sons, Inc, New York. Galawat, F. and Mtsuyasu Yabe, An analyss of farm level techncal effcency n the rce producton n Brune Darussalam: A stochastc fronter approach. Internatonal Journal of Arts & Scences, 4(15): Kehnde, A.L. dan T.T. awoyem (2009), Analyss of economc effcency n sawnwood producton n Southwest Ngera. Journal of Hum Ecol, 26(3): Kumbhakar, S.C. and Lovell C. A. K. (2000) Stochastk Frontr Analyss. Cambrdge Unversty Press, Cambrdge. Kurnawan, A. Y Analss efsens ekonom dan daya sang usahatan jagung pada lahan kerng d Kabupaten Tanah Laut Kalmantan Selatan. Tess Magster Sans. Sekolah Pascasarjana. Insttut Pertanan Bogor. Bogor. Kurnawan, A.Y Faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns pada usahatan pad lahan pasang surut d Kecamatan Anjr Muara Kabupaten Barto Kuala Kalmantan Selatan. Jurnal Agrbsns Perdesaan, 2(1): Makarm, A.K., U.S. Nugraha, dan U.G. Kartasasmta Teknolog Produks Pad Sawah. Pusat Peneltan dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Meeusen, W. dan J. Van den Broeck (1977), Effcency estmaton from cobb douglas producton functons wth composed error. Internatonal Economc Revew, 18: Mnh, G. K. & Long, G. T. (2009). Effcency estmates for the agrcultural producton n vetnam: a comparson of parametrc and non parametrc approaches. Agrcultural Economcs Revew, 10(2), Muslm. A Analss efsens tekns dalam usahatan pad dengan fungs produks frontr stokastk. Jurnal Ekonom Pembangunan. 13(3): Ogundar, K. and S.O. Ojo An examnton of techncal, economc and allocatve effcency of small farm: the case study of cassava farmers n Osun State of Ngera. Journal Central Eropean Agrcultural, 7(3): Ojogho. O. And G. O. Alufoha, Economes of scale and producton effcency n small-scale rce farmers n Ngera: Emprcal approach for hybrd and local rce. Global Journal of Agrcultural Scences. 9(1): Okoruwa. V. O. And O.O.Ogundele Techncal effcency dfferentals n rce producton technologes n Ngera. Afrcan Economc Research Consortum, Narob. Aerc Research Paper 154. Sharma KRP, Leung P, Zalesk HM Techncal, allocatve and economc effcences n swne producton n Hawa: A comparson of parametrc and nonparametrc approaches. Agrcultural Economcs, 20: Soekartaw Teor Ekonom Produks dengan Pokok Bahasan Analss Fungs Cobb- Douglas. PT Raja Grafndo Persada, Jakarta Tadesse, B. and S. Krshnamoorthy Techncal effcency n paddy farms of taml nadu: An analyss based on farm sze and ecologcal zone. Journal Agrcultural of Economcs, 16 (1) : Uretra, B.E. and A.E. Pnhero Techncal, allocatve and economc effcency n peasant farmng: evden from the Domnkan Republc. The Developng Economes, 35(3): Analss Efsens Tekns Usahatan Pad Sawah Irgas d Kabupaten Seram Bagan Barat (Ismatul Hdayah, Edwen D Waas dan Andrko Noto Susanto)

10 Lampran 1. Komponen pendekatan PTT aktual petan yang menggambarkan manajemen terbak usahatan pad sawah d Kabupaten Seram Bagan Barat tahun Varetas Unggul Bermutu - Varetas : Cherang - Mutu benh : Tdak berlabel - Perlakuan benh : - - Jumlah benh : 30 kg 2. Penanaman - Sstem tanam : Tanam pndah - Umur bbt : 18 har - Jumlah bbt : 2-3 batang - Jarak tanam : 20 x 20 (tehel) 3. Pemupukan Anorgank - Doss Urea : 150 kg - Doss Ponska : 150 kg - Waktu aplkas : Umur 20 har dan 40 har - umur 20`har (Urea) : 50 kg - umur 20 har (Ponska) : 150 kg - umur 40 har (Urea) : 100 kg 4. Pemanfaatan Jeram : Jeram dkembalkan ke lahan 5. Pengendalan HPT - Waktu tanam : Tepat waktu/serentak - Pembershan galengan : Rutn (setap 2 mnggu) - Pengamatan hama : Rutn (setap 3 har) - Sfat pengendalan : Antspatf/sblm ad serangan - Jens & Jumlah Pestsda - Montab : 2000 ml - Rudal : 2000 ml - Furadan : 4 Kg - Frekuens penyemprotan : 5 har ( 10 x semprot) - Waktu penyemprotan : Pag (jam 7.00 wt) 6. Pengendalan Gulma - Olah tanah : Olah tanah sempurna ( 2 mnggu) - Penanganan gulma : Manual dan Kmaw - Frekuens cabut rumput : 14 har ( 2 x ) - Jens & Jumlah herbsda Ally : 2000ml - Frekuens penyemprotan : 2 har 7. Panen dan Pasca panen - Umur panen : 115 har - Cara panen : Berkelompok - Perontokan : Power tresher - Penanganan pasca panen : Penjemuran d terpal dan lanta jemur 8. Produks : 5000 kg GKG Jurnal Pengkajan dan Pengembangan Teknolog Pertanan Vol. 16, No. 2, Jul 2013:

ABSTRAK

ABSTRAK Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Inovas Teknolog Pertanan ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN BIAYA PADA USAHATANI PADI SAWAH PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI KABUPATEN BURU, PROVINSI

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) Analss Efsens Ekonom dan Daya Sang Jagung pada Lahan Kerng (A.Y. Kurnawan et al.) ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) (Analyss

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER FUNGSI PRODUKSI (KASUS DI DESA SEBUBUS, KECAMATAN PALOH) Techncal Effcency of Ranfed

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH Productvty and Farm Techncal Effcency of Lowland Organc Rce Ad Prayoga Sekolah Pertanan Pembangunan (SPP/SPMA) Neger Banjarbaru Jl.

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Pendugaan Status Neraca Ar Daerah Alran Sunga Dengan Model Evapoklmatonom: Suatu Tnjauan E. L. MADUBUN... 61 Analss Efsens Komodtas Pada Sstem Usahatan Integras Jagung-Sap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajan Model Pengembangan Cooperatve Farmng Wahyunndyawat 1, F. Kasjad 1 dan Heryanto 2 1 Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 (Techncal Effcency of Shrmp Culture Farmng n Bracksh Land wth Intensve Technologcal of Fsh Culture)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011 Analss Efsens Tekns (-) El-Hayah Vol., No. September ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH APLIKASI PERTANIAN ORGANIK ( Stud Kasus D Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang ) Kabupaten alang T 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Program Pemupukan Bermbang Program Pemupukan Bermbang adalah suatu upaya penngkatan produktvtas pad dan kualtas gabah yang dhaslkan (Dtjen Bna Produks Tanaman Pangan, 2004).

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit III. KERANGKA EMIKIRAN 3.. Kerangka Teorts 3... Dampak Kredt terhadap Knerja Usaha Kecl. Davd (999) menyatakan analss yang palng umum dar program kredt adalah perbandngan dar nput-nput usaha, produks,

Lebih terperinci

Kata kunci: kemitraan, efisiensi, tembakau virginia Keywords: partnership, efficiency, virginia tobacco

Kata kunci: kemitraan, efisiensi, tembakau virginia Keywords: partnership, efficiency, virginia tobacco 42 DAMPAK KEMITRAAN TERHADAP EFISIENSI USAHATANI TEMBAKAU VIRGINIA DI PULAU LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT IMPACT OF PARTNERSHIP ON EFFICIENCY OF VIRGINIA TOBACCO FARM ON LOMBOK ISLAND, WEST NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh

Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh Jurnal Ekonom dan Bsns Vol. 9, No. 2 Agustus 200: 83 89 Efsens roduks Kentang d rovns Aceh Suyant Kasmn Emal: Suyant Kasmn@yahoo.com Fakultas pertanan Unverstas Syah Kuala Abstract The objecton of ths

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci