PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER"

Transkripsi

1 Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER (The Effects of Drect Loan for Communty on Rce Farms Income and Effcency n Penajam Paser Utara Dstrct) Maryah Fakultas Pertanan Unverstas Mulawarman Samarnda 75 Telp E-mal: ade_maryah@yahoo.com ABSTRACT The objectve of ths study was to analyze the performance of program and estmate the effects of program on rce farms ncome and effcency. The research used cross-sectonal data from 8 sample farmers, consstng of 5 farmers wth and 5 farmers wthout. The stochastc fronter producton estmaton usng Maxmum Lkelhood Estmaton showed that kalum and labour had postve sgnfcant effect on the output level. Usng TE effect model, the fndngs of study showed that the man factors determnng the rate of effcency were total ncome, dependency rato, and. The average techncal, allocatve, and economc effcences of the farmers were hgher than those of non- farmers. Both and non- farmers were techncally effcent, but allocatvelly and economcally neffcent. The mportance and performance analyss ndcated that performance of was lower than mportance ths program. program was sgnfcantly nfluenced the ncrease n the farmers ncome. The polcy mplcaton of these fndngs ndcated that there was a room to mproved effcency by mprovng techncal aspect of rce producton through extenson programs. Key words:, effcency, stochastc fronter, Importance - Performance Analyss. PENDAHULUAN Program utama pembangunan pertanan perode tahun 5 9 yatu program penngkatan ketahanan pangan (Departemen Pertanan, 5). Komodtas pad sawah adalah salah satu tanaman pangan yang sangat pentng dan strategs kedudukannya sebaga sumber penyedaan kebutuhan pangan pokok berupa beras. Namun, produks pad cenderung stagnan bahkan menurun dan konds kesejahteraan petan tu sendr juga terus mengalam penurunan. Penngkatan produks dan ketersedaan pangan dlaksanakan dengan konsep pemberdayaan masyarakat tan. Konsep n dlakukan melalu pola pendanaan dekonsentras dan bertumpu pada potens daerah. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memfokuskan program pengembangan sektor pertanan sub sektor tanaman pangan, khususnya pad sawah dan berambs mewujudkan daerahnya sebaga lumbung pad d Kalmantan Tmur. Pertumbuhan produks pad sawah,9%/tahun mash lebh rendah darpada laju pertumbuhan penduduk d Kabupaten PPU sebesar,%/ tahun. Pengembangan pad sawah ddukung dengan adanya peluang pasar berupa kesenjangan pemenuhan beras d Kalmantan Tmur, ketersedaan lahan dan program pendukung berupa pnjaman langsung yang ddana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasonal (APBN). Permasalahannya, tngkat produktvtas usahatan d Kabupaten PPU,-, ton/ha mash lebh rendah jka dbandngkan dengan produktvtas pad d daerah lan yang mampu mencapa,7-, ton/ha. D sampng tu, luas sawah yang baru termanfaatkan sektar rbu ha dengan frekuens tanam sekal setahun dar. ha lahan potensal. Rendahnya produktvtas usahatan pad sawah dan pemanfaatan lahan potensal dduga berkatan erat dengan tngkat penggunaan nput petan yang mash rendah dan kombnas penggunaan nput yang belum optmal. Penggunan rata-rata nput berupa pupuk sepert Urea, SP- dan KCl adalah 8 kg, 5 kg, dan 8.5 kg per hektar. Konds n mash lebh rendah darpada doss rekomendas, yakn Urea 5 kg, SP- 9-5 kg, dan KCl 75- kg per hektar. Penggunaan nput yang rendah dduga dsebabkan oleh modal yang kurang, sehngga petan tdak mampu membel sarana produks dan n berakbat pada rendahnya tngkat produks. Keadaan n membuat petan pad

2 EPP.Vol. No.. 9 : 9- berupaya mencar tambahan modal melalu pnjaman dar phak lan. Salah satu sumber modal yang dapat dmanfaatkan oleh petan pad sawah d Kabupaten PPU yatu Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat (), sehngga perlu dkaj bagamana peran terhadap permodalan petan pad sawah d Kabupaten PPU? merupakan dana penguatan modal untuk kelompok yang dsalurkan langsung ke rekenng kelompok dan dkelola secara terorgansr dengan mekansme tertentu. Dana n bukan bantuan cuma-cuma, tetap pnjaman yang harus dkembalkan. Dana yang telah tersalur dalam jangka waktu tahun harus dkembalkan untuk dsalurkan kembal kepada kelompok tan lan yang membutuhkan. Dar dana yang tersalur hngga Oktober d Kabupaten PPU tercatat bahwa angsuran yang dlakukan kelompok tan belum lunas, persentase pengembalan baru mencapa 5 persen dar dana yang tersalur atau sebesar Rp, mlyar. Pelaksanaan telah berlangsung lma tahun d Kabupaten PPU. Hal n menmbulkan dugaan bahwa terdapat faktorfaktor program yang pelaksanaannya tdak sesua dengan harapan. Perlu dkaj faktorfaktor apa saja yang harus dperbak dalam pelaksanaan? darahkan pada penguatan modal usaha kelompok yang dkut dengan usaha perbakan tekns buddaya. Adanya n dharapkan petan berseda mengadops teknolog baru dan mampu menngkatkan penggunaan nput produks menjad efsen, sehngga produks dan produktvtas usahatan menngkat dan pada akhrnya mampu menngkatkan pendapatan petan pad sawah d Kabupaten PPU. Oleh karena tu, perlu dkaj bagamana pengaruh program terhadap produks dan pendapatan petan pad sawah d kabupaten PPU? Respon jumlah produks terhadap perubahan jumlah faktor produks menjad ndkator efsens usahatan. Tngkat penggunaan nput yang rendah dan belum optmal akbat kekurangan modal menyebabkan rendahnya tngkat produks, sehngga efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dduga pula mash rendah. Penngkatan efsens usahatan dpengaruh oleh knerja petan dalam pengelolaan usahatannya dan pemanfaatan fasltas dana bantuan yang dterma. Knerja petan erat hubungannya dengan konds sosal ekonom petan, bak faktor nternal maupun eksternal. merupakan salah satu faktor eksternal petan, sehngga perlu dkaj bagamana tngkat efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dan apakah menjad salah satu faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan pad sawah d Kabupaten PPU? Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dkemukan d atas, maka peneltan n bertujuan untuk mengetahu:. Peran dana terhadap permodalan petan pad sawah penerma d Kabupaten PPU.. Faktor - faktor pelaksanaan yang harus dperbak.. Pengaruh program terhadap tngkat produks dan pendapatan petan pad penerma d Kabupaten PPU.. Tngkat efsens usahatan pad sawah d Kabupaten PPU dan faktor-faktor yang mempengaruh efsens. METODE PENELITIAN Peneltan dlaksanakan d Kecamatan Babulu Kabupaten PPU. Pemlhan lokas dlakukan secara purposve dengan pertmbangan daerah tersebut adalah sentra produks pad yang menerma program, memlk lahan potensal untuk pengembangan pad sawah dan peluang pasar. Peneltan dlaksanakan sejak Jun sampa Agustus 7. Pengamblan contoh dlakukan dengan metode membandngkan antara petan pad sawah penerma dan bukan penerma d desa yatu Desa Rawa Mula dan Babulu Darat. Petan contoh yang dgunakan dalam peneltan n sebanyak 8 orang yatu 5 petan contoh penerma dan 5 petan contoh bukan penerma. Model dan metode analss data dalam peneltan n adalah:. Evaluas Pelaksanaan Program Peran terhadap permodalan dlakukan dengan metode deskrptf kualtatf. Evaluas pelaksanaan program dlakukan dengan analss mportance dan performance (Rangkut, ).. Analss Fungs Produks Stochastc Fronter Model emprs fungs produks stochastc fronter Cobb-Douglas yang dgunakan dalam peneltan n drumuskan pada persamaan berkut: ln Y ln X ln X ln X g ) ln X 5 ln X 5 ln X D e (.) d mana: Y = jumlah total produks pad (kg gabah kerng panen), X X X X = luas lahan usahatan pad sawah (ha), = jumlah benh pad (kg), = pupuk N (kg), = pupuk P (kg), 7

3 Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) X 5 = pupuk K (kg), X = tenaga kerja (keluarga + buruh + ternak + mesn) (HOK), D = varabel dummy untuk (D = jka petan penerma, D = jka petan bukan penerma ), e g = error, dmana e g = v -u, v = a symmetrc, normally dstrbuted random error, u = a one-sded error term (u ). Tanda parameter yang dharapkan adalah:,,,, 5,, 7. Pengujan terhadap perbedaan pendapatan antara petan contoh penerma dan bukan penerma dgunakan uj t.. Analss Efsens Tekns dan Inefsens Konsep efsens menurut Farrel (957), Lau dan Yotopaulos (97) dbedakan menjad tga yatu: () efsens tekns (techncal effcency), dan () efsens harga/alokatf (prce/allocatve effcency), dan () efsens ekonoms (economc effcency). Efsens tekns ddefnskan sebaga raso dar produks aktual dar petan pada tngkat tekns kemungknan produks maksmum. Efsens alokatf menunjukkan kemampuan memlh tngkat nput optmal pada harga nput tertentu. Efsens ekonoms adalah kombnas antara efsens tekns dan efsens harga. Y Y Y E C P X B D A TPP MVP X X MVP Gambar. Pengaruh perubahan teknolog terhadap penggunaan nput dan output usahatan. Sumber: Herdt dan Mandac, 98. F TPP Program merupakan bentuk kredt porgram dar pemerntah yang dharapkan dapat membantu petan dalam mengatas kendala modal dalam pelaksanaan usahatan dan dharapkan dapat menngkatkan efsens penggunaan nput. Perubahan efsens akan dtunjukkan dengan pergeseran kurva produks total ke atas atau pergeseran kurva produk marjnal ke kanan. Lebh lanjut pengaruh program dapat djelaskan pada Gambar. TPP adalah kurva produks total sebelum ada, dengan penggunaan nput sebesar X akan menghaslkan output sebesar Y dan tngkat keuntungan sebesar segtga CP x D. Setelah tersedanya maka kurva bergeser menjad TPP. Sebaga akbatnya, alah pergeseran kurva produk marjnal dar MVP menjad MVP. Dengan asums dalam keadaan pasar bersang sempurna dan petan bertujuan untuk mencapa keuntungan maksmum, maka untuk mencapa keuntungan maksmum petan akan berproduks pada tngkat produks d mana raso harga faktor produks (P x ) terhadap harga output (P y ) sama dengan produk marjnal. Petan akan menngkatkan penggunaan faktor produks (X) dar X satuan menjad X satuan, dan produks (Y) menngkat dar Y satuan menjad Y satuan. Keuntungan yang dperoleh petan setelah adanya sebesar segtga CPxF. Dengan demkan pengaruh program terhadap tngkat penggunaan nput dan output alah terjadnya penngkatan penggunaan nput sebesar X X satuan dan penngkatan output sebesar Y Y. Analss efsens tekns dukur dengan menggunakan rumus berkut: TE E exp( ) u =,,,...,N...(.) dmana TE adalah efsens tekns petan ke-, exp( E ) adalah nla harapan (mean) u dar u dengan syarat, jad TE. Efek nefsens tekns mengacu kepada model efek nefsens tekns yang dkembangkan oleh Battese dan Coell (998) dnyatakan sebaga berkut: Z Z Z Z u 5Z 5 Z 7Z 7 8Z8...(.) d mana: u = efek nefsens tekns, = konstanta, Z = umur petan (tahun), Z = tngkat penddkan formal petan (tahun), = pengalaman petan (tahun), Z

4 EPP.Vol. No.. 9 : 9- Z Z 5 Z Z 7 = pendapatan total (Rp juta), = luas lahan (hektar), = raso anggota keluarga yang tdak bekerja dengan anggota keluarga yang bekerja, = dummy suku (Jawa =, Bukan Jawa = ), Z 8 = varabel dummy untuk ( = jka petan penerma, = jka petan bukan penerma ), e = error term. Tanda parameter yang dharapkan adalah:,,,,,,., Agar konssten maka pendugaan parameter fungs produks dan neffcency functon (persamaan. dan persamaan.) dlakukan secara smultan dengan program FRONTIER. (Coell, 99).. Analss Efsens Alokatf dan Ekonoms Efsens alokatf dan ekonoms dukur dengan menurunkan terlebh dahulu fungs baya dual dar fungs produks stochastc fronter. Bentuk fungs baya dual yang dturunkan dar fungs produks stochastc fronter adalah: dmana: 7 j x r O j C k P Y...(.7) j. rb, r bj, k j r dan r b j b j b untuk =,,...,7 merupakan nla parameter j hasl estmas fungs stochastc fronter. P Xj merupakan harga dar nput-nput produks ke-j. Varabel Y O merupakan tngkat output observas dar petan contoh. Efsens ekonoms dperoleh dar raso baya mnmum terhadap baya observas petan contoh, sedangkan efsens alokatf dperoleh dar raso EE/ET. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran terhadap Permodalan Usahatan Petan contoh penerma mendapat tambahan modal dar dana antara 8-8 persen dar modal usaha yang dbutuhkan dan ssanya berasal dar modal sendr. Sedangkan petan contoh bukan penerma 88,89% menggunakan modal sendr dan ssanya memperoleh pnjaman dar tengkulak. Berdasarkan hal tersebut, dketahu bahwa permodalan usahatan pad sawah d Kabupaten PPU mash ddomnas oleh modal sendr dan persentase bantuan pemerntah melalu program terhadap permodalan mash relatf kecl, namun cukup berperan sebaga dana stmulan usahatan. Peneltan n sejalan dengan Rachman, dkk (5) yang mengemukakan bahwa 5-9% pembayaan usahatan berasal dar modal sendr. Petan penerma memlk ketersedaan modal sendr yang lebh rendah darpada petan bukan penerma. Ketersedaan modal petan untuk musm tanam berkutnya sangat dpengaruh oleh penjualan hasl panen. Petan penerma cenderung melakukan penjualan langsung setelah panen dan sebagan besar kepada tengkulak, sedangkan petan bukan penerma melakukan penjualan gabah tdak secara langsung setelah panen namun dlakukan penympanan terlebh dahulu baru djual jka dperlukan. Petan penerma belum mampu melakukan penympanan hasl panen dsebabkan kebutuhan dana untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, memenuh kebutuhan hdup keluarga sehar-har, serta untuk melakukan angsuran pnjaman dana. Peran kelompok tan dalam penjualan hasl panen n belum terlhat. Peran kelompok tan untuk melakukan pembelan gabah dar anggotanya n terkendala dengan modal. Berdasarkan konds n maka kelompok tan juga perlu dber bantuan permodalan atau bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Mkro (LKM) atau Usaha Pengglngan Gabah Dolog (UPGD) sebaga bagan dar program ketahanan pangan guna memberkan harga yang wajar kepada petan dan membantu permodalan petan. Analss Pendapatan Usahatan Petan contoh penerma memlk rata-rata luasan sawah,8 ha lebh sempt dbandngkan dengan petan contoh bukan penerma dengan rata-rata luasan sawah.5 hektar. Rata-rata produktvtas usahatan pad sawah petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma dengan selsh 8 kg. Berdasarkan data (Tabel ) dapat dtark kesmpulan bahwa program berhasl menngkatkan produks melalu produktvtas lahan. Rata-rata jumlah Urea dan KCl yang daplkaskan oleh petan penerma dalam pemupukan pad sawah secara sgnfkan lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. Jka dbandngkan dengan data penggunaan pupuk sebelum adanya program, maka penggunaan kedua jens pupuk n mengalam penngkatan bak pada petan penerma maupun bukan penerma.

5 Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) Tabel. Analss pendapatan usahatan pad sawah per hektar d Kabupaten PPU tahun 7. Uraan Jumlah Fsk Nla (%) ( Rp) Produks (kg),9. Penermaan 7,9. Pengeluaran A. Baya Tuna. Benh (kg) Pupuk (kg) a.urea b. SP c. KCl Pestsda TK Luar Keluarga.7,789.. (HOK) Total Baya Tuna, B. Baya Dperhtungkan. TK Dalam Keluarga.8,55..5 (HOK). Sewa Lahan 5.. Total Baya,955.. Dperhtungkan C. Total Baya,. D. Pendapatan atas Baya,95.7 Tuna E. Pendapatan atas Baya,99.7 Total Uraan Bukan Jumlah Fsk Nla (%) ( Rp) Produks (kg),. Penermaan,. Pengeluaran A. Baya Tuna. Benh (kg) Pupuk (kg) a.urea b. SP c. KCl Pestsda TK Luar Keluarga.5, (HOK) Total Baya Tuna, B. Baya Dperhtungkan. TK Dalam Keluarga.,5..7 (HOK). Sewa Lahan 5..8 Total Baya, Dperhtungkan C. Total Baya,5.8 D. Pendapatan atas Baya,5.8 Tuna E. Pendapatan atas Baya,7.8 Total Jka asums harga jual yang dterma adalah sama, maka penermaan usahatan petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. Komponen baya terbesar yang dalokaskan petan adalah baya tenaga kerja. Pendapatan tuna petan penerma lebh tngg dan berbeda nyata dengan petan bukan penerma. Hasl n sejalan dengan Noor dan Namuddn (). Importance-Performance Analyss Keseluruhan analss mportance dan performance menunjukkan bahwa tngkat knerja program pada tahun 7 berada lebh rendah darpada tngkat kepentngannya, dengan selsh nla rata-rata sebesar %. Beberapa faktor yang menjad penyebab ketdakmampuan program mencapa efsens ekonoms usahatan pad sawah d Kabupaten PPU mash harus dperbak berada pada kuadran : () Sosalsas Program, () Pelathan dan Pendampngan Penyuluh, () Pergulran Dana pada Kelompok Lan. Analss Efsens Usahatan Pad Sawah Pendugaan Fungs Produks dengan Metode OLS (Ordnary Least Squares) dan MLE (Maxmum Lkelhood Estmaton) Pendugaan parameter fungs produks Cobb-Douglas dengan metode OLS (Tabel ) memberkan gambaran knerja rata-rata dar proses produks petan pada tngkat teknolog yang ada, sedangkan hasl pendugaan dengan metode MLE (Tabel ) menggambarkan knerja terbak (best practce) dar petan contoh pada tngkat teknolog yang ada. Hasl pendugaan fungs produks dengan OLS sebaga dasar untuk menganalss pergeseran fungs produks. Hasl pengujan untuk mengetahu perbedaan slope dan ntersep menggunakan uj F memperoleh hasl F htung yang lebh kecl darpada F tabel yang berart tdak terdapat perbedaan antara beberapa fungs produks yang duj. Peubah dummy untuk status petan penerma menunjukkan hasl yang postf dan tdak nyata, sehngga fungs produks gabungan tanpa dummy yang dgunakan untuk analss selanjutnya. Fenomena n bsa djelaskan dengan Gambar. Penambahan jumlah nput atau penggunaan faktor produks dar X menjad X menyebabkan penambahan baya. Petan penerma dan bukan penerma memlk kecenderungan tngkat penggunaan propors nput yang sama-sama menngkat. Jka produks yang dhaslkan oleh petan penerma berada pada kurva produks yang sama dengan asums harga nput sama, maka petan penerma akan memlk keuntungan lebh besar atau lebh efsen secara ekonoms. Tabel. Hasl pendugaan fungs produks Cobb-Douglas menggunakan metode OLS. Varabel Input Konstanta Lahan (X) Benh (X) Pupuk N (X) Pupuk P (X) Pupuk K (X5) Tenaga Kerja (X) Dummy (D) a Bukan.. b a - Gabungan Tanpa dummy a.97. a.8.7 b.775 a - Gabungan dengan dummy a..99 b.8.7 b.7 b. Adj-R F htung Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.,.5. Model fungs produks rata-rata pad sawah gabungan tanpa dummy d Kabupaten PPU menunjukkan bahwa fungs produks yang terbentuk cukup bak (best ft) menggambarkan perlaku petan contoh d dalam proses produks. Hasl pendugaan menunjukkan bahwa keragaman produks pad sawah d Kabupaten PPU dapat djelaskan oleh keragaman nput sebesar 8%. Varabelvarabel yang berpengaruh nyata terhadap

6 EPP.Vol. No.. 9 : 9- produks rata-rata adalah lahan (X ), pupuk N (X ), pupuk K (X 5 ), dan tenaga kerja (X ). Varabel benh (X ) dan pupuk P (X ) tdak berpengaruh nyata dengan tanda postf. Hasl uj skala usaha menunjukkan nla F htung (.) lebh kecl dar F.5 =.97, menandakan bahwa ekonom skala usaha berada pada konds constant return to scale. In berart bahwa setap penambahan nput secara proporsonal sebesar persen maka output yang dhaslkan sejumlah persen pula, sehngga analss selanjutnya dlakukan terhadap fungs produks usahatan per hektar. Varabel-varabel yang berpengaruh nyata terhadap produks batas (fronter) adalah pupuk K (X 5 ) dan tenaga kerja (X ). Varabel benh (X ), pupuk N (X ), dan pupuk P (X ) tdak berpengaruh nyata dan bertanda postf. Parameter dugaan merupakan raso dar varans efsens tekns (u ) terhadap varans total produks ( ). Nla adalah.95 artnya 9.5 persen dar total varas produks pad sawah dsebabkan oleh perbedaan dar efsens tekns dan ssanya sebesar.5 persen dsebabkan oleh efek-efek stochastc fronter. Tabel. Hasl Pendugaan Fungs Produks Stochastc Fronter dengan Menggunakan Metode MLE Varabel Input Nla Dugaan Konstanta. Benh (X).7 Pupuk N (X).59 Pupuk P (X).5 Pupuk K (X5). Tenaga Kerja (X).77 Log-Lkelhood OLS 5. Log-lkelhood MLE 5.9 LR.85 Sgma-squared ( s ) Standard error t-rato a.75 a.5.7. Gamma ( ) Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.,.5. Efsens Tekns Rata-rata produktvtas yang dcapa sektar 9% dar fronter yakn produktvtas maksmum yang dapat dcapa dengan sstem pengelolaan yang terbak (the best practced). Usahatan pad sawah d Kabupaten PPU hanya memlk peluang untuk menngkatkan produktvtas dalam jangka pendek sebesar 7 persen dengan cara mengoptmumkan penggunaan nput usahatan, selebhnya dbutuhkan novas teknolog dan penngkatan manajemen usahatan. Nla rata-rata efsens tekns petan contoh penerma dan bukan penerma (Tabel 5) berbeda nyata secara statstk pada taraf persen dengan nla t-htung.85. Estmas efsens tekns yang lebh tngg pada petan penerma darpada petan bukan penerma dsebabkan oleh tngkat penggunaan nput rl yang lebh bak sehngga produktvtas yang dhaslkan lebh tngg. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata dan menjad determnan nefsens tekns d dalam proses produks usahatan petan contoh adalah pendapatan total, dependency rato, dan. Umur, penddkan, pengalaman, luas lahan keseluruhan yang dmlk petan contoh, dan suku tdak nyata berpengaruh terhadap tngkat nefsens tekns petan contoh karena faktor-faktor n relatf sama antara petan penerma dan bukan penerma. Pendapatan rumah tangga berkorelas postf dengan kemampuan petan dalam menyedakan modal. Kemampuan modal yang menngkat akan mempermudah petan untuk membel nput dalam jumlah yang sesua doss anjuran, mutu yang lebh bak, dan tepat waktu. Angka ketergantungan (Dependency Rato) berpengaruh nyata dan negatf terhadap nefsens tekns. Semakn tngg raso antara anggota keluarga yang tdak bekerja dan bekerja, semakn efsen usahatan. Hal n berkatan dengan pemanfaatan anggota keluarga sebaga tenaga kerja dalam keluarga. berpengaruh negatf dan nyata terhadap nefsens tekns. Artnya, ketersedaan dapat menghlangkan kendala produks dalam memperoleh nput pada saat yang tepat dan dapat menngkatkan efsens tekns petan. Terkat dengan hasl IPA, maka dketahu faktor yang memberkan pengaruh postf terhadap efsens tekns usahatan adalah faktor ketersedaan dana, sedangkan faktor yang mash perlu dperbak adalah pelathan dan pendampngan penyuluh. Dana yang dberkan dalam bentuk uang tuna cenderung d gunakan petan untuk penngkatan penggunaan sarana produks. Pendampngan dar penyuluh akan lebh mendukung petan mengetahu penggunaan nput produks yang efsen. Efsens Alokatf dan Ekonoms Fungs baya fronter (socost fronter) hasl penurunan fungs produks stochastc fronter gabungan tanpa dummy sebaga berkut: ln C ln PX. 77 ln PX.9 ln Y.98 ln PX.8 ln PX......(. ln PX. ) d mana: C = baya produks pad sawah per ndvdu petan (Rp); Y = jumlah produks pad sawah; PX = harga rata-rata benh pad, yatu Rp,9.5, PX = harga rata-rata pupuk N, yatu Rp,7; PX = harga rata-rata pupuk P, yatu Rp,8; PX 5 = harga rata-rata pupuk K, yatu Rp,7.5; 5

7 Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 5 PX = baya tenaga kerja per HOK, yatu Rp,. Rata-rata petan contoh mencapa tngkat efsens alokatf dan ekonoms berturut-turut,8 dan,8. Hal n mengndkaskan bahwa petan belum efsen secara alokatf dan ekonoms. Sebaran efsens alokatf dan ekonoms berdasarkan status petan contoh dalam program (Tabel 5), dperoleh bahwa nla rata-rata efsens alokatf petan penerma dan bukan tdak berbeda nyata. In berart bahwa petan penerma dan petan bukan penerma mencapa tngkat efsens alokatf yang sama pada masng-masng tngkat penggunaan nput, sehngga mash memungknkan untuk mengurang baya melalu realokas nput. Efsens ekonoms yang dcapa oleh petan penerma berbeda nyata dengan petan bukan penerma pada taraf,%. Pencapaan tngkat efsens ekonoms petan penerma lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma dsebabkan oleh pencapaan efsens tekns yang lebh tngg. Hal n bermplkas bahwa penghematan baya dlakukan sebaga perbakan terhadap tngkat efsens alokatf darpada efsens tekns. Tabel 5. Sebaran efsens tekns, alokatf, dan ekonoms berdasarkan status petan dalam program d Kabupaten PPU tahun 7. Selang Efsens.-<.5.5-<..-<.7.7-<.8.8-< Efsens Tekns (%) Bukan Efsens Alokatf (%) Bukan Efsens Ekonoms (%) Bukan Total (5) (5) (5) (5) (5) (5) Rata-rata t-htung.85 c.. c Keterangan: a, b, c sgnfkan pada taraf.,.5, dan.. Nla efsens ekonoms usahatan yang dcapa bak oleh petan penerma maupun bukan penerma belum efsen. Pelaksanaan program baru mampu mencapa ndkator keberhaslan dalam penguatan modal usahatan, yatu: tersalurnya dana penguatan modal kepada petan dan terjadnya penngkatan produks/ produktvtas usahatan. Ketdakmampuan petan mencapa efsens ekonoms terkat dengan belum terjadnya perubahan manajemen kelompok tan terutama dalam keaktfan menjaln kemtraan usaha untuk penyedaan nput dan pemasaran hasl. Berdasarkan hasl IPA, maka faktor pendampngan penyuluh menjad faktor yang berpengaruh pada tercapanya ndkator keberhaslan n. Fakta d lapangan, hanya Dnas Pertanan Tanaman Pangan dan Bala Penyuluhan Pertanan yang berperan dalam pendampngan kepada petan. Tngkat frekuens penyuluhan rendah dan pertemuan kelompok tan jarang dlakukan sehngga tdak terjad perubahan manajemen kelompok tan. Petan tetap cenderung melakukan pembelan nput secara sendr-sendr. Kelompok tan belum terlbat dalam masalah pembelan nput dan pemasaran hasl. Hal n berdampak pada pencapaan efsens alokatf yang sama antara petan penerma dan bukan penerma. Hal n perlu mendapat perhatan, bahwa pendampngan penyuluh untuk menngkatkan peran aktf kelompok tan sangat dperlukan. Aktvtas kelompok tan melakukan kerjasama dengan phak-phak tertentu dalam hal pemasaran hasl dan pembelan nput secara kolektf dharapkan mampu menngkatkan pencapaan efsens alokatf, sehngga efsens ekonoms usahatan tercapa. Pemerntah daerah perlu memberdayakan kelompok tan dengan member modal untuk melakukan fungs pembelan gabah anggota kelompok tan, sehngga petan mendapat harga wajar dan dapat dmanfaatkan untuk modal tanam berkutnya. Pemerntah Daerah perlu menngkatkan sosalsas program dan pendampngan terhadap petan penerma dengan menambah tenaga penyuluh pertanan dan frekuens pertemuan agar petan memperoleh nformas mengena penggunaan nput yang optmal. Pemerntah Daerah perlu membna kelompok tan penerma dalam hal penyedaan nput secara kolektf dan pemasaran hasl dengan menawarkan jalnan kerjasama dengan phak-phak tertentu. KESIMPULAN Kesmpulan dar hasl peneltan n adalah:. berperan sebaga dana tambahan dengan jumlah yang relatf kecl terhadap permodalan usahatan pad sawah d Kabupaten PPU.. Faktor-faktor program yang mash harus dperbak tngkat knerjanya adalah varabel sosalsas program, pelathan dan pendampngan penyuluh, dan tngkat pergulran dana pada kelompok lan.. Program berpengaruh postf dan nyata terhadap penngkatan produks dan penngkatan pendapatan petan pad sawah d Kabupaten PPU, serta memberkan pengaruh mbas kepada petan bukan

8 EPP.Vol. No.. 9 : 9- penerma dalam hal penggunaan nput rl yang belum optmal.. Rata-rata petan pad sawah d daerah peneltan efsen secara tekns, tetap belum efsen secara alokatf dan ekonoms dengan nla rata-rata efsens yang dcapa secara berturut-turut,9,,8, and,. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pencapaan efsens tekns adalah pendapatan total, dependency rato, dan. Petan penerma mencapa tngkat efsens usahatan lebh tngg dbandngkan petan bukan penerma. pelanggan plus analss kasus PLN-JP. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Coell, T. 99. A gude to FRONTIER verson.: A computer program for sdtochastc fronter producton and cost functon estmaton. Centre for effcency and productvty analyss, Unversty of New England, Armdale. Coell, T., D. S. P. Rao and G. E. Battese An ntroducton to effcency and productvty analyss. Kluwer Academc Publshers, Boston. Farrel, M The measurement of productvty effcency. Journal of the Royal Statstcs Socety, (): 5-9. Herdt, R. W. and A. M. Mandac. 98. Economc development and cultural change: Modern technology and economc effcency of Phlppne rce farmers. Holmes and Meer Publshers, New York. Namuddn.. Pengaruh program bantuan pnjaman langsung masyarakat () dan faktor sosal ekonom terhadap pendapatan dan penerapan teknolog sap potong d Kabupaten Pasr. Tess Magster Pertanan. Program Stud Pertanan Tropka Basah, Unverstas Mulawarman. Samarnda. Noor, D.. Kebjakan pemberdayaan petan melalu bantuan pnjaman langsung masyarakat d Kabupaten Pasr. Tess Magster Pertanan. Program Stud Pertanan Tropka Basah, Unverstas Mulawarman. Samarnda. Rachman, B., Supryat, dan Supena. 5. Ekonom kelembagaan sstem usahatan pad d Indonesa. SOCA (5):-8. Rangkut, F.. Measurng customer satsfacton: Teknk mengukur dan strateg menngkatkan kepuasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) Analss Efsens Ekonom dan Daya Sang Jagung pada Lahan Kerng (A.Y. Kurnawan et al.) ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) (Analyss

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 (Techncal Effcency of Shrmp Culture Farmng n Bracksh Land wth Intensve Technologcal of Fsh Culture)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajan Model Pengembangan Cooperatve Farmng Wahyunndyawat 1, F. Kasjad 1 dan Heryanto 2 1 Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Pendugaan Status Neraca Ar Daerah Alran Sunga Dengan Model Evapoklmatonom: Suatu Tnjauan E. L. MADUBUN... 61 Analss Efsens Komodtas Pada Sstem Usahatan Integras Jagung-Sap

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit III. KERANGKA EMIKIRAN 3.. Kerangka Teorts 3... Dampak Kredt terhadap Knerja Usaha Kecl. Davd (999) menyatakan analss yang palng umum dar program kredt adalah perbandngan dar nput-nput usaha, produks,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER FUNGSI PRODUKSI (KASUS DI DESA SEBUBUS, KECAMATAN PALOH) Techncal Effcency of Ranfed

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Perlaku Rsko Produks Ells (1988) menyatakan bahwa perlaku petan dalam menghadap rsko dkategorkan menjad tga yatu rsk averse, rsk neutral, dan rsk taker. Penjelasan mengena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Dua bagan pentng yang dbahas pada Bab n yakn tentang kerangka teor dan kerangka pemkran operasonal yang dpaka d dalam peneltan jeruk keprok SoE n. 3.1. Kerangka Teor Fokus utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ismatul Hdayah, Edwen D. Waas dan Andrko Noto Susanto Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Maluku Jl. Chr. Soplant, Rumah

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com Apled Customer Satsfacton Index (CSI) and Importance- Performance Analyss (IPA) to know Student Satsfacton Level of Srwjaya Unversty Lbrary Servces Sr Indra Mayant, Irmelyana,Verawaty Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH Productvty and Farm Techncal Effcency of Lowland Organc Rce Ad Prayoga Sekolah Pertanan Pembangunan (SPP/SPMA) Neger Banjarbaru Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci