EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)"

Transkripsi

1 AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING (Case Study At Kor Vllage, Sawoo Subdstrct, Ponorogo Regency) Roshan Asmara 1, Ardany Sulstyanngrum 1 1) Jurusan Sosal Ekonom Pertanan, Unverstas Brawjaya, Jl. Veteran Malang E-mal: roshan@ub.ac.d ABSTRACT As one of hortculture sector, melon ownng potency and opportunty whch good to developed. The development follows wth ncreasng of melon consumpton n Indonesa along wth ncreasng of resdent and revenue of Indonesan socety. The ncreasng demand of melon needs to be fulflled by ncreasng producton through ntensfcaton pattern, wth usng optmally of producton factor whch farmer owned. Ths research purposes are to know the revenue and relatve effcency of melon farmng n narrow and large plantng area. The research result are: (1) The revenue of large plantng area of melon farmng counts to 13,788, rupahs, partcularly hgher than average revenue of narrow plantng area of melon farmng that reaches 13,767, rupahs. Ths condton occurs due to smaller producton cost totals expensed by farmers of large plantng area of melon farmng, though the recept seems smaller than narrow plantng area of melon farmng. (2) The dfference techncally and economcally fals to occur between relatve techncal effcency and relatve economc effcency between large and narrow plantng area of melon farmng. Wthn allocaton term, the dfference emerges on relatve allocaton effcency between large and narrow plantng area of melon farmng. Keywords: revenue, allocaton effsency ABSTRAK Indonesa dkenal sebaga negara yang memlk kekayaan sumberdaya yang melmpah bak sumber daya alam maupun sumber daya manusanya. Penduduk Indonesa yang berjumlah lebh dar 220 juta orang merupakan sumberdaya yang potensal untuk mengelola sumber daya alam tersebut Salah satu subsektor pertanan yang memlk peluang dan potens yang bak untuk dkembangkan adalah sektor hortkultura. Hal n dtanda dengan menngkatnya permntaan terhadap komodt hortkultura khususnya buah-buahan. Salah satu buah yang berpotens untuk dkembangkan adalah buah melon. Melon sebaga salah satu buah yang banyak dkonsums oleh masyarakat dan memlk nla ekonoms cukup tngg. Penngkatan permntaan buah melon dapat dpenuh melalu penngkatan produks dengan menambah luas lahan pertanan ataupun dengan melakukan pola ntensfkas. Pola ntensfkas khususnya d pulau Jawa dengan luas lahan yang relatf sempt merupakan bagan dar strateg untuk menngkatkan mutu dan hasl produks.

2 16 AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 Petan dalam melakukan usahatan selalu berpjak pada prnsp ekonom sehngga mengharapkan keuntungan yang tngg. Keuntungan petan akan semakn besar apabla petan mampu memaksmalkan penggunaan faktor produks dan menekan baya varabel yang dkeluarkan, serta dmbang dengan hasl produks yang tngg untuk mencapa efsens produks. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu pendapatan dan efsens relatf pada usahatan melon lahan luas dan usahatan melon lahan sempt. Kata Kunc: Pendapatan, Efsens alokatf PENDAHUUAN Indonesa merupakan negara agrars dmana pertanan memegang peranan pentng dalam perekonoman nasonal. Sektor n mampu menyerap 44,3 persen dar 90,8 juta penduduk Indonesa yang bekerja dan pada tahun 2002 sektor n menyumbangkan sektar 17,4 persen dalam pembentukan Produk Domestk Bruto. Subsektor tanaman pangan sebaga salah satu subsektor pada sektor pertanan telah menyedakan kebutuhan pangan utama. Subsektor n juga berperan pentng dalam penyedaan bahan baku bag keperluan ndustr. Pad, jagung dan kedela merupakan tga komodtas pangan utama yang dhaslkan oleh subsektor n. Sentra produks produk-produk pertanan, yang hanya terdapat d daerah tertentu, menyebabkan dbutuhkannya perantara dalam pemasarannya. Hal n bertujuan agar konsumen akhr yang berada d daerah lan dapat mengkonsums hasl pertanan tersebut. Salah satu perantara n adalah para pedagang besar (wholesaler). Terkat dengan harga, perubahan nla tukar akan mempengaruh harga domestk. D bdang pertanan, nput yang dgunakan mash ada yang berbahan baku mpor. Input-nput n msalnya pupuk anorgank, pestsda maupun saprod lannya. Depresas nla tukar menyebabkan harga nput n semakn mahal. Penngkatan harga nput n menyebabkan harga produk pertanan juga menngkat. Penerapan sstem nla tukar rupah mengambang bebas, menyebabkan nla rupah berdasarkan permntaan dan penawaran terhadap USD. Hal n menyebabkan nla tukar rupah yang terbentuk dpasaran berflluktuas setap saat. Berfluktuasnya nla tukar n menyebabkan berfluktuasnya harga produk pertanan termasuk harga d tngkat perdagangan besar (wholesale prce) atau yang basa dsebut dengan harga perdagangan besar (HPB). METODE PENEITIAN Penentuan daerah peneltan dlakukan secara sengaja ( purposve ) d Desa Kor, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo dengan pertmbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra produks Total penermaan Y = Produks yang dperoleh dalam suatu usahatan PY = Harga melon d Kabupaten Ponorogo. Penentuan sampel dlakukan secara purposve samplng. Dalam peneltan n petan dkelompokkan berdasarkan luas lahan menjad 2 golongan yatu petan lahan luas sebanyak 13 orang dan petan lahan sempt yang berjumlah 38 orang. Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data prmer yang dperoleh secara langsung dar petan melalu wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kusoner),

3 Roshan Asmara Efsens Usahatan Melon serta data sekunder yang dperoleh dar nstans yang terkat dengan masalah peneltan, sepert Kantor Desa Kor, Dnas Pertanan Kabupaten Ponorogo dan sumber pustaka yang mendukung. Peneltan dlaksanakan pada bulan November Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah: 1. Analss Baya TC = TFC + TVC Dmana : TC = Baya Total TFC = Total Fxed Cost TVC = Total Varabel Cost 2. Analss Penermaan TR = Y. P Y Dmana: TR = penjualan hasl produks 3. Analss Pendapatan = TR TC Dmana: = Pendapatan usahatan TR = Total penermaan TC = Total baya 4. Analss Efsens Relatf Pengujan efsens relatf dlakukan melalu pendugaan fungs keuntungan Cobb- Douglas dengan menggunakan 7 nput varabel, 2 nput tetap dan satu varabel dummy. Bentuk umum fungs Keuntungan Cobb-Douglas dapat dtuls pada persamaan (1) sebaga berkut : lnπ lna Ω D m 1 α ln W n j 1 β ln Z ε j j Dmana : π = keuntungan UOP yatu keuntungan yang dnormalkan dengan harga produks melon W 1 = harga benh yang dnormalkan dengan harga produks melon W 2 = harga pupuk yang dnormalkan dengan harga produks melon W 3 = harga obat -obatan yang dnormalkan dengan harga produks melon W 4 = baya (upah) tenaga kerja dalam keluarga yang dnormalkan dengan harga produks melon W 5 = baya (upah) tenaga kerja luar keluarga yang dnormalkan dengan harga produks melon W 6 = baya polybag yang dnormalkan dengan harga produks melon W 7 = baya pengaran yang dnormalkan dengan harga produks melon Z 1 = luas lahan Z 2 = pengalaman usahatan A = ntersep,, = dugaan parameter D = varabel dummy untuk petan berlahan garapan luas bernla satu dan nla nol untuk lannya = gallat acak ( error term )

4 18 AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 Fungs permntaan nput varabel sebaga berkut: W X π a α S D S α D Pengujan efsens tekns relatf ddasarkan pada koefsen peubah dummy ( ). Pada persamaan (2), jka petan berlahan sempt dan petan berlahan luas mempunya efsens tekns relatf sama, maka : A S = A atau ln A S / A = 0 = S Pengujan kesamaan efsens alokatf relatf adalah α α. Pengujan kesamaan efsens ekonom relatf adalah = 0 (A S =A S ) dan α α. Pengujan hpotess dlakukan dengan menduga persamaan (1), (2) dan (3) secara bersama-sama. Pengujan n dlakukan terhadap efsens tekns, alokatf dan ekonom relatf sebaga berkut : Efsens Efsens Alokatf Efsens Hpotess Ekonom Relatf Relatf Tekns Relatf H O Ω 1 = 0 α = S R α Ω 1 = 0 H a Ω1 0 α S R α Ω 1 0 Keterangan : R menunjukkan pendugaan efsens tekns relatf dengan menggunakan model drestrks yatu restrks menyamakan dengan keuntungan maksmum jangka pendek HASI PENEITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analss Baya Baya produks dperoleh dar hasl penjumlahan baya tetap total dan baya varabel total yang dkeluarkan oleh masng-masng petan. Berdasar Tabel 1 dketahu bahwa baya penggunaan nput benh, pupuk organk dan anorgank, polybag dan pengaran pada petan lahan luas lebh besar dbandng petan lahan sempt. Hal n bsa dmengert karena petan lahan luas umumnya memlk modal yang lebh besar dbandngkan dengan petan lahan sempt, sehngga mampu membel nput produks yang lebh tngg. Namun apabla dlhat dar baya penggunaan tenaga kerja tampak bahwa petan lahan sempt lebh besar dbandng petan lahan luas. Hal n dsebabkan karena petan lahan sempt lebh banyak menggunakan tenaga kerja keluarga, sehngga tdak banyak memperhatkan faktor upah. 2. Analss Penermaan Berdasarkan Tabel 2 dketahu bahwa penermaan rata-rata usahatan melon lahan sempt lebh besar darpada penermaan usahatan melon lahan luas, yatu Rp ,00 per ha untuk usahatan lahan sempt dan Rp ,00 per ha untuk usahatan lahan luas. Dengan tngkat harga yang lebh rendah, usahatan melon lahan sempt mampu memberkan penermaan yang lebh tngg dbandng usahatan melon lahan luas. Berdasarkan hasl peneltan yang dsajkan pada Tabel 2 dketahu bahwa harga jual rata-rata buah melon adalah Rp 1829,00 untuk usahatan lahan luas dan untuk usahatan lahan sempt Rp 1826,00. Hal n dsebabkan hasl produks per luasan lahan pada usahatan melon lahan sempt lebh besar darpada usahatan melon lahan luas. Semakn besar produks yang dhaslkan maka semakn

5 Roshan Asmara Efsens Usahatan Melon besar pula penermaan yang dperoleh. Dar Tabel tersebut dapat dketahu bahwa hasl produks melon rata-rata pada lahan luas lebh kecl darpada lahan sempt yatu sebesar ,97 kg untuk lahan luas dan ,37 kg untuk lahan sempt. 3. Analss Pendapatan Pendapatan usahatan dalam peneltan n adalah sama dengan keuntungan usahatan. Pendapatan usahatan sangat dpengaruh oleh penermaan dan baya produks total. Berdasar Tabel 3 dapat dlhat bahwa pendapatan rata-rata usahatan melon per ha pada lahan luas adalah sebesar Rp ,00 lebh besar dbandng pendapatan usahatan melon lahan sempt sebesar Rp ,00. Meskpun penermaan yang dperoleh dar usahatan lahan luas lebh kecl, namun usahatan melon lahan luas mampu memberkan pendapatan yang lebh tngg darpada usahatan melon lahan sempt. Hal n dsebabkan baya produks total pada usahatan lahan luas lebh kecl dbandng usahatan melon lahan sempt. Dengan tnggnya penermaan usahatan melon lahan sempt yang dkut oleh tnggnya baya produks, maka pendapatan menjad lebh rendah. Berdasarkan hasl analss varans pada output uj t dapat dketahu bahwa F htung untuk pendapatan dengan Equal varances assumed (dasums kedua varans sama) adalah 0,930 dengan probabltas 0,339. Dengan tngkat sgnfkas (α) yang dtetapkan sama dengan 0,05, maka probabltas lebh besar dar α yang telah dtetapkan. Sehngga H 0 dterma, artnya tdak terdapat perbedaan yang nyata antara kedua varans atau kedua varans adalah sama. Tdak adanya perbedaaan antara kedua varans maka penggunaan varans untuk membandngkan rata-rata pendapatan dengan t-test menggunakan dasar Equal Varances Assumed (dasums kedua varans sama). Dar hasl t-test dketahu bahwa t htung pada ouput adalah 0,005 dan nla probabltas adalah 0,996. Dengan tngkat sgnfkas (α) yang dtetapkan sama dengan 0,05, maka probabltas lebh besar dar α yang dtetapkan. Sehngga terma H 0, artnya tdak terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan lahan luas dan lahan sempt. 4. Analss Efsens Relatf Pendugaan Fungs Keuntungan Dan Fungs Permntaan Cobb-Douglas Pendugaan fungs keuntungan dan fungs permntaan Cobb-Douglas dlakukan dengan menggunakan metode Seemngly Unrelated Regresson (SUR). Hasl pendugaan fungs keuntungan dan fungs permntaan Cobb-Douglas dsajkan dalam Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa hasl pendugaan fungs keuntungan dengan metode OS mempunya nla koefsen determnas sebesar , artnya 29% varas keuntungan usahatan melon dapat djelaskan nput yang dmasukkan d dalam model bak nput tetap maupun nput varabel. Metode SUR mempunya nla koefsen determnas yang lebh tngg darpada metode OS yatu sebesar hal n menunjukkan bahwa 34% varas keuntungan usahatan melon dapat djelaskan nput yang dmasukkan d dalam model bak nput tetap maupun nput varabel. Dar Tabel 5 dapat juga dketahu bahwa hasl pendugaan dengan menggunakan metode SUR lebh bak darpada dengan menggunakan metode OS. Hal n terbukt dengan lebh tnggnya koefsen detremnas dan lebh keclnya standar error untuk seluruh parameter yang destmas. Kenyataan n membuktkan bahwa pendugaan secara smultan relatf lebh tepat dan efsen dalam mengestmas parameterparameter yang dtelt (Suryana, 1988 dalam Toba, 2000). Pendugaan fungs keuntungan dengan metode SUR pada Tabel 19 menunjukkan bahwa semua nput varabel yang dmasukkan ke dalam model memberkan pengaruh nyata

6 20 AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 terhadap keuntungan dengan taraf kepercayaan 90%. Koefsen regres untuk masng-masng nput varabel adalah untuk harga benh, untuk harga pupuk, untuk harga obat, untuk upah TKDK, untuk upah TKK, untuk harga polbag dan untuk baya pengaran. Tanda negatf pada nla koefsen regres n menunjukkan adanya adanya hubungan negatf (yang nyata) antara 4 nput varabel dengan besarnya keuntungan. Input tetap yang dmasukkan dalam model, yang berpengaruh nyata terhadap keuntungan adalah nput pengalaman dengan taraf kepercayaan sebesar 90%. Koefsen regres dar nput pengalaman adalah , artnya apabla pengalaman bertambah 10% maka keuntungan akan nak sebesar 0,19%. Varabel dummy luas lahan yang dmasukkan ke dalam model berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Dar Tabel 19 dapat dlhat bahwa dengan lahan luas cenderung menerma keuntungan yang lebh besar dbandngkan dengan lahan luas. Hal tersebut dapat dlhat dar koefsen Ω yatu dan nyata pada taraf kepercayaan 90%. Pendugaan Efsens Relatf Berdasarkan uas ahan Dalam analss peneltan n akan dbandngkan efsens relatf yamg melput efsens ekonom relatf, efsens tekns relatf dan efsens alokatf relatf antara petan berlahan garapan luas dan berlahan garapan sempt. Pendugaan efsens relatf dlakukan dengan menggunakan fungs keuntungan Cobb-Douglas melalu metode SUR. Hasl pengujan efsens relatf antara kelompok petan berlahan garapan luas dan berlahan garapan sempt dapat dlhat pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa pada pengujan efsens tekns relatf, H0 dterma, artnya tdak terdapat perbedaan efsens tekns relatf antara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt. Hal n terjad karena umumnya kemampuan manajemen usahatan dantara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt relatf sama. Kenyataan n dapat dmengert karena mayortas tngkat penddkan responden relatf sama yatu hanya berpenddkan pada tngkat SD. Pengujan efsens alokatf relatf menunjukkan bahwa H0 dtolak, artnya terdapat perbedaan efsens alokatf relatf antara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt. Kenyataan n dapat dmengert karena adanya perbedaan antara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt dalam menghadap harga nput. Pada umumnya petan berlahan luas dengan jumlah produks yang lebh besar, akan menkmat keuntungan dar pembelan nput sepert benh, pupuk maupun obat. Hal n karena petan berlahan luas menghadap baya pembelan nput yang lebh rendah dbandng petan berlahan sempt. Hasl pengujan efsens ekonom relatf antara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt menunjukkan bahwa H 0 dterma, sepert halnya efsens tekns relatf. Hal n berart bahwa tdak terdapat perbedaan efsens ekonom relatf antara petan berlahan luas dan petan berlahan sempt. Hal n dperkuat dengan hasl analss uj beda rata-rata mengena pendapatan yang menyatakan bahwa tdak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan (keuntungan) antara petan lahan luas dan petan lahan sempt. Kenyataan n dapat dmengert karena antara petan lahan luas dan petan lahan sempt memlk motvas yang sama yatu memaksmas keuntungan. Namun hasl n berbeda dengan dugaan penelt semula bahwa petan berlahan luas mempunya efsens yang lebh besar dbandng petan berlahan sempt. Hal n dduga dengan semakn luas lahan yang dpaka sebaga usaha pertanan akan semakn efsen usahatan tersebut. Hal n dapat dmengert karena pengalokasan nput tetap berupa lahan dan peralatan pertanan akan semakn efsen. Semakn luas lahan, output yang dhaslkan semakn besar

7 Roshan Asmara Efsens Usahatan Melon maka beban baya terhadap nput tetap per satuan semakn rendah. Hal n dkarenakan beban baya tetap dbag atas jumlah produk yang jumlahnya semakn banyak. Sebalknya pada petan berlahan garapan sempt, output yang dhaslkan rendah. Dengan jumlah output yang rendah, petan akan menghadap beban baya nput tetap yang besar. Hal n dapat dmengert karena beban baya nput tetap dbag atas jumlah produk yang jumlahnya sedkt. Sehngga pada usahatan lahan sempt pengalokasan nput tetap menjad tdak efsen. 1. Kesmpulan KESIMPUAN DAN SARAN Berdasarkan hasl analss dalam peneltan n dapat dambl kesmpulan sebaga berkut: 1. Rata-rata pendapatan usahatan melon lahan luas per hektar adalah sebesar Rp ,86, lebh besar dbandng rata-rata pendapatan usahatan melon lahan sempt per hektar yatu sebesar Rp ,9. Hal n dsebabkan total baya produks yang dkeluarkan petan pada usahatan melon lahan luas lebh kecl, walaupun penermaannya lebh kecl dbandng usahatan melon lahan sempt. 2. Dar hasl pengujan efsens relatf antara kelompok petan berlahan luas dan berlahan sempt, menggunakan fungs keuntungan Cobb-Douglas dengan dummy luas lahan melalu metode SUR, menunjukkan bahwa secara tekns dan ekonom tdak terdapat perbedaan efsens tekns relatf dan efsens ekonom relatf antara usahatan lahan luas dan dan lahan sempt. Namun secara alokatf, terdapat perbedaan efsens alokatf relatf antara usahatan lahan luas dan usahatan lahan sempt. 2. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesmpulan, maka dapat dberkan beberapa saran yatu: 1. Untuk mencapa efsens dalam kegatan usahatan melon, petan tdak perlu menngkatkan penguasaan lahan. Hal n dkarenakan penggunaan lahan yang ada sudah optmal. 2. Dalam rangka menekan baya pembelan nput, perlu dbentuk suatu kelompok tan, dmana kelompok tan tersebut dapat mengkoordnr pembelan nput dalam jumlah yang banyak. Karena pembelan dalam jumlah yang besar basanya mendapatkan pengurangan harga. 3. Perlu adanya penyuluhan oleh pemerntah daerah melalu dnas pertanan, untuk memberkan nformas mengena teknk buddaya melon yang tepat untuk menngkatkan produks dan produktftas tanaman melon.

8 22 AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 DAFTAR PUSTAKA An, Nur, Analss Efsens Usahatan Kop D Desa Kaumrejo Kec. Ngantang Kab. Malang. Skrps. Fakultas Pertanan. Unverstas Brawjaya. Malang. Asmara, Roshan Analss Efsens Usahata Pad Menggunakan Sstem Pengaran Sumur Pompa. HABITAT - FP Unbraw, Eds XV(3, September 2004): Rohayat, Ms Aplkas Organogeness Dan Embrogeness Somatk Untuk Perbanyakan Bbt Melon (Cucums melo.) cv. Japanese Cantaloupe. Jurnal Sant Dan Teknolog. VII.IIB.03. (Avalable on-lne wth updates at (dakses 18 September 2005). Santoso, B dan Rasahan, C.A Analss Efsens Ekonom Relatf Usahatan Kop Rakyat D ampung. Jurnal Agro Ekonom. 8 (1): 51. Sedyat, Ngest Retna Analss Efsens Ekonom Relatf dan Perlaku Petan Menghadap Resko Pada Usahatan Tembakau Besuk Voor-oogst. Tess. Unverstas Brawjaya. Malang. Soekartaw Ilmu Usahatan Dan Peneltan Untuk Pengembangan Petan Kecl. Unverstas Indonesa Press. Jakarta. Suryana, Achmad Keterbatasan Fungs Keuntungan Cobb-Douglas Dalam Pendugaan Elaststas Permntaan Input. Jurnal Agro Ekonom. 6(1&2): Toba, Her, Alokas Sumberdaya Pada Usahatan Tembakau Vrgna (Stud Kasus D Desa Swalan Kecamatan Sughwaras Kabupaten Bojonegoro). Tess. Program Pascasarjana. Unverstas Brawjaya. Wardan, Novarna Dan, Analss Efsens Pemasaran Melon (Cucums melo.) D Desa Bungur, Kec. Sukomoro, Kab. Nganjuk. Skrps. Fakultas Pertanan. Unverstas Brawjaya. Malang.

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK AGRISE Volume VIII No. Bulan Me 008 ISSN: 141-145 PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP EFEKTIVITAS VOLUME PENJUALAN SAYURAN HIDROPONIK (THE INFLUENCE OF MARKETING MIX STRATEGY TO

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp.

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp. SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : 39 50 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Ncotana sp.) DI INDONESIA SILVANA MAULIDAH 1, TJONG AGUNG SURYAWIJAYA 2 1 Staf Pengajar d Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENGUSAHAKAN USAHATANI NENAS DI DESA SUNGAI MERDEKA

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENGUSAHAKAN USAHATANI NENAS DI DESA SUNGAI MERDEKA Faktor-faktor Sosal Ekonom Yang Mempengaruh Keputusan Petan (Nunun Evayant, Rusmad dan Rta Ratna) 7 FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENGUSAHAKAN USAHATANI NENAS DI DESA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajan Model Pengembangan Cooperatve Farmng Wahyunndyawat 1, F. Kasjad 1 dan Heryanto 2 1 Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lngkup Peneltan Fokus peneltan n adalah menganalss bagamana melakukan pengembangan pengelolaan sumberdaya pessr berkelanjutan yang ddasarkan pada pembuddayaan tambak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam. jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonom merupakan masalah perekonoman dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonom merupakan fenomena pentng yang dalam duna hanya dua abad belakangan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci