III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit"

Transkripsi

1 III. KERANGKA EMIKIRAN 3.. Kerangka Teorts 3... Dampak Kredt terhadap Knerja Usaha Kecl. Davd (999) menyatakan analss yang palng umum dar program kredt adalah perbandngan dar nput-nput usaha, produks, dan produktftas sebelum dan sesudah memnjam atau antara pemnjam dan bukan pemnjam. Sehngga model ekonometrk untuk melhat dampak kredt dapat dbag menjad fungs produks, fungs permntaan nput, dan fungs gap efsens. Sedangkan Coleman (2002) menyatakan bahwa peneltan tentang dampak kredt dengan melhat beberapa aspek antara lan () aspek asset fsk, (2) tabungan, hutang, dan pnjaman, (3) aspek produks, penjualan, pembelan dan waktu kerja, dan (4) aspek penddkan dan kesehatan. Audretsch et al. (2005) menyatakan bahwa knerja perekonoman mengacu pada dmens produktftas yang dukur berdasarkan ndkator produktftas tenaga kerja dan produktftas modal (kaptal). Dalam model yang lengkap dnyatakan bahwa produktftas dpengaruh oleh dmens pengetahuan (knowledge) dan kewrausahaan (enterpreneushp). Sedangkan menurut Yonggu et al. (2002) menyatakan pencapaan pertumbuhan ekonom ndustr kecl dan menengah antara lan dpengaruh oleh faktor-faktor nternal yang berhubungan dengan sfat kewrausahaan tm top manajemen dan karakterstk perusahaan serta faktor-faktor eksternal. General manajer atau pemlk dan ratarata umur tm top manajemen secara sgnfkan berpengaruh negatf terhadap prestas pertumbuhan usaha kecl, sedangkan tngkat penddkan pemlk berpengaruh postf. Begtu juga dengan sebagan faktor karakterstk perusahaan, sepert: ukuran perusahaan, jumlah karyawan trampl yang lebh muda dan umur suatu perusahaan berpengaruh postf.

2 Faktor-faktor tersebut juga dapat dkelompokkan menjad kontruk faktor produks dan faktor-faktor lannya (Canbäck, 2000). Faktor produks adalah faktor-faktor yang dbutuhkan dalam proses produks, melput jumlah tenaga kerja dan upah, jumlah bahan baku dan bahan penunjang beserta hargaharganya, serta faktor modal. Faktor-faktor dluar faktor produks juga mempengaruh knerja ndustr, melput faktor demograf, geograf, perubahan kebjakan pemerntah, dan perubahan konds sosal, ekonom dan poltk, serta perubahan konds ekonom duna Kredt dan Tngkat enggunaan Input Salah satu faktor pentng dalam melakukan usaha produktf adalah modal. Modal adalah segala sesuatu yang dcptakan oleh mananusa yang dgunakan untuk memproduks barang-barang dan jasa-jasa. Modal dapat juga dkatakan sebaga seluruh aktva perusahaan yang dgunakan untuk menghaslkan pendapatan. Kebutuhan akan modal dapat dpenuh sendr oleh pengusaha atau dperoleh dar luar dengan melakukan pnjaman atau kredt. Berdasarkan hak mlk modal dapat berasal dar mlk prbad dan mlk orang lan atau pnjaman kredt (Sugarto et al, 2005). Dalam masalah perkredtan ada menyangkut waktu antara tenggang waktu pada saat kredt dberkan dan saat kredt tu dkembalkan (repayment). Oleh karena tu dalam ekonom waktu (the economcs of tme) ada beberapa faktor pentng yang menyangkut unsur ekonom waktu yang perlu dpertmbangkan dalam penentuan pengamblan keputusan antara lan : () tme preference (yang mencermnkan kebutuhan konsums sekarang yang mendesak), (2) tme endowment (harapan menerma pendapatan lebh tngg d kemudan har), (3) tme productvty (tnggnya tngkat produktvtas seseorang setelah jangka waktu tertentu d suatu wlayah), (4) antspas terhadap nflas

3 pada waktu tertentu, dan (5) derajat solas wlayah tertentu (relatf akses kepada pasar). Kelma faktor n kemudan dperhtungkan untuk menentukan terjadnya perbedaan pada suku bunga (nomnal) yang basa mengalam nak-turun (fluctuaton) d berbaga negara atau wlayah-wlayah pada suatu waktu tertentu (Anwar, 998). Kredt sebaga sumber modal erat katannya dengan kegatan usaha kecl untuk menngkatkan produks, yang pada akhrnya akan menngkatkan pendapatan serta keuntungan pengusaha. Dana pnjaman yang dperoleh membuat pengusaha mempunya lebh banyak dana tuna sebaga nput modal guna menngkatkan kualtas atau kuanttas produks. Jka dkatkan dengan pemakaan nput, maka tambahan modal dar kredt dapat dgunakan untuk membel lebh banyak nput sampa tercapa konds optmal. Manfaat kredt dtunjukkan dengan peranan teknolog baru yang lebh produktf. Gould dan Ferguson (980) menyatakan bahwa peranan kredt dkatkan dengan peranan teknolog baru dapat djelaskan dengan menggunakan konsep penggunaan nput optmal berdasarkan pendekatan margnal. Terjadnya penngkatan teknolog, produktftas faktor-faktor produks akan menngkat dan dengan harga produks yang tetap akan menyebabkan nla produk margnal akan bertambah besar. Apabla fungs produks yang dhadap usaha kecl adalah: Q = f (X ), dan harga masukan X adalah R, harga produks adalah, maka fungs keuntungan drumuskan sebaga berkut: π =. f (X ) R. X F c...(3.) dmana : π = Keuntungan.f (X ) = enermaan R. X = Baya masukan varabel X

4 F c = Baya tetap Konds pertama (frst order condton) dar syarat memaksmumkan keuntungan adalah turunan pertama dar persamaan (3.) datas terhadap X = 0, sehngga:. Q/ X = R...(3.2). Q/ X merupakan nla produk margnal masukan varabel X. Nla produk margnal merupakan tambahan penermaan yang dhaslkan akbat penambahan dar satu satuan nput. Input optmum tercapa apabla nla produk margnal sama dengan harga satu satuan nputnya, sehngga banyaknya nput varabel optmum dapat dtentukan, msalnya X *. roduks Total Q KT Q 2 KT o Q o 0 X * X ** Input Nla roduk Margnal NM NM o 0 X * X ** Input Gambar. engaruh Teknolog Baru Terhadap enggunaan Masukan roduk Total dan Nla roduk Margnal (Gould and Ferguson, 980).

5 Terjadnya penngkatan teknolog, produktvtas faktor-faktor produks akan menngkat dan dengan harga produks yang tetap akan menyebabkan nla produk margnal akan bertambah besar. Hal n dtunjukkan oleh pergeseran kurva produk total dengan teknolog lama (KT o ) ke kurva produk total dengan teknolog baru (KT ) serta pergeseran kurva nla produk margnal dengan teknolog lama (NM o ) ke kurva nla produk margnal dengan teknolog baru (NM ) sepert terlhat pada Gambar. Dengan penggunaan masukan X sebanyak 0X, maka persamaan (3.2) menjad:. f (X * ) > R...(3.3) Untuk terjadnya keuntungan maksmum, f (X * ) haruslah berkurang sampa pertdaksamaan (3.3) menjad persamaan berkut :. f (X * ) = R... (3.4) Nla produk margnal nput X akan mengecl dengan dtambahnya nput X. Implkasnya adalah bahwa dengan adanya teknolog baru yang menngkatkan produktvtas nput, produk total dapat dnakkan dar 0Q o menjad 0Q yang dkut oleh menngkatnya keuntungan maksmum yang terjad melalu penambahan masukan dar 0X * menjad 0X **. Keuntungan maksmum n baru dapat drah oleh petan apabla petan mempunya kemampuan untuk membaya tambahan masukan sebesar X = 0X ** - 0X *. Apabla dana yang dmlk petan terbatas, sehngga petan hanya mampu membel masukan sebesar 0X *, persamaan (3.3) mash tetap berlaku, tetap produk total berada dbawah tngkat optmum dan keuntungan yang drah lebh rendah dbandngkan dengan jumlah maksmum. Dalam keadaan sepert n keberadaan kredt sebaga sumber lkudtas sangat dharapkan untuk memungknkan petan merah produks dan keuntungan lebh tngg.

6 Kusnad (990) menyatakan dalam kegatan produks kredt berperan sebaga penambah modal untuk membaya nput produks sehngga produsen dapat menngkatkan produknya pada tngkat yang lebh tngg. Input produks yang dbaya dengan kredt mempunya baya tambahan sebesar bunga kredt dan baya transaks lannya. Adanya tambahan baya n dengan sendrnya dapat mempengaruh komposs penggunaan nput optmum. Jka pengusaha menggunakan kombnas dua nput dengan bentuk fungs produks Q = (X l, X 2 ) dan harga persatuan produk yang dhaslkan adalah, maka total penermaan sebesar : TR =. Q (X l, X 2 )...(3.5) Keterangan: Q = Jumlah output yang dhaslkan X l, X 2 = Input varabel Sedangkan baya total yang dkeluarkan sebesar : C = r l X l + r 2 X 2 + b...(3.6) Dmana r dan r 2 adalah harga persatuan nput dar X l dan X 2, dan b adalah baya tetap. Jka sekarang hanya terseda sejumlah modal tertentu sebesar C o, maka persamaan baya menjad sebaga berkut : C o = r X + r 2 X 2 + b...(3.7) Dar persamaan (3.7) dapat dturunkan persamaan socost yang menggambarkan jumlah nput varabel x yang dapat dbel dengan jumlah modal C o tersebut. ersamaan socost tersebut adalah : X X C b r =...(3.8) o 2 X 2 r r C b r =...(3.9) o 2 X r2 r2

7 ada jumlah baya sebesar Co tersebut d atas, produsen dapat memaksmumkan Q pada konds sebaga berkut : dx r = dx r 2...(3.0) 2 Dmana dx 2 /dx merupakan sudut kemrngan gars soquant dan r /r 2 merupakan sudut kemrngan gars socost. Jka C o berubah-ubah jumlahnya, maka akan dperoleh gars perluasan usaha. Jka nput-nput X dan X 2 dbaya kredt, maka harga nput menjad lebh mahal, karena dbeban dengan baya kredt. Jka kta katakan suatu nput dbaya kredt dnyatakan dengan x, maka harga satu satuan x menjad r +k, dmana k adalah baya kredt atau bunga rl yang dbebankan tap satu satuan nput yang dbayanya. Berdasarkan hal n, maka kesembangan penggunaan nput optmal akan terganggu menjad sebaga berkut : x 2 r + k < x r 2...(3.) Untuk mengembalkan kesembangan semula, maka produsen harus mengurang jumlah pemakaan nput x. Jka jumlah produk Q akan dpertahankan pada keadaan semula, maka modal yang dperlukan perlu dtambah menjad C k, maka akan dperoleh jalur perluasan usaha yang baru. Katan antara pendugaan fungs produks dengan kredt bsa dlhat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan perubahan yang terjad sebelum dan setelah adanya kredt. Jalur perluasan usaha setelah dbaya kredt akan cendrung lebh banyak menggunakan nput x 2. enggunaan nput untuk baya mnmum tanpa baya kredt dperoleh pada ttk K. Jalur perluasan usaha tanpa baya kredt dtunjukkan dengan gars S. Jka nput x dbaya dengan kredt, sehngga

8 harganya lebh mahal sebesar k, maka kombnas penggunaan nput optmum dperoleh pada ttk L dan jalur perluasan usaha menjad gars S 2. C k r 2 x 2 S 2 Co r 2 L K S 0 C o r +k C k r +k C o r x Gambar 2. engaruh Kredt Terhadap Kombnas Input Baya Mnmum dan Jalur erluasan Usaha (Kusnad, 990). Dar uraan datas dapat dtunjukkan bahwa pada prnspnya peranan kredt produks bag organsas produks adalah sebaga penambah modal, sehngga produsen dapat menngkatkan produksnya pada tngkat yang lebh tngg. Namun demkan jka proses produks dbaya dengan baya kredt, harga nput akan lebh mahal sebesar baya kredt tersebut. Jka hal n terjad menyebabkan adanya perbedaan harga nput, produsen akan mengorgansas komposs penggunaan nput optmal (Kusnad, 990) erhtungan engembalan Kredt ada analss pengembalan kredt akan dkaj pula peranan faktor-faktor berkut n : () karakterstk pemlk usaha kecl melput umur, penddkan, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga, dan (2) karakterstk usaha melput besarnya kredt, jarak lokas usaha atau tempat tnggal ke bank, dan jangka waktu realsas kredt. Model yang dgunakan dalam menganalss tngkat pengembalan kredt adalah dengan menggunakan model logt. Model logt atau

9 model logstc regresson merupakan model regres lner yang varabel dependennya bersfat kualtatf yang mencermnkan plhan d antara dua alternatf plhan ya atau tdak (Intrlgator, 978). Dalam stuas varabel dependennya bersfat kualtatf maka urutan angka dependen varabel dapat dnyatakan sebaga frekuens relatf. Sampel dhtung dar satu atau dua kemungknan plhan msalnya keputusan untuk melunas pembayaran kredt atau belum melunas pembayaran kredt sebaga frekuens relatf yang dhaslkan sebaga propors dar sampel yang memutuskan untuk mengambl kredt sebaga respon ndvdual. Dasumskan ada n ulangan sampel dan tap sampel frekuens relatfnya postf dan kurang dar satu, msal adalah frekuens relatf untuk ke sampel, maka. 0<p <, =,2,3,...n...(3.2) jka frekuens relatf dpengaruh oleh varabel X, X 2,...X k, salah satu pendekatan untuk mengestmas hubungan tersebut adalah model probabltas lnear, dengan persamaan berkut: Y = α + βx + U...(3.3) Dengan mengasumskan E(U )=0, kta mendapatkan : E (Y /E ) = α + β X...(3.4) Dengan memsalkan = probabltas Y = dan - = probabltas Y = 0, sehngga kta memperoleh : E (Y ) = 0 (- ) + ( ) =...(3.5) Dengan membandngkan persamaan 3.4 dengan persamaan 3.5 kta dapat menyamakan : E (Y /E ) = α + β X =...(3.6) Nla probabltas harus terletak antara 0 dan. Model lner dgunakan untuk mengestmas koefsen β =(β,β 2,...βk) dar nla pengamatan dan X. Dengan pendekatan n ada kemungknan nla yang dduga menjad

10 negatf atau lebh besar dar satu. Hal n dapat mengganggu nterpretas dar frekuens relatf, oleh karena tu alternatf spesfkas dgunakan, salah satu alternatf spesfkas adalah logt dar analss regres, yatu : Ln = X + U β...(3.7) Untuk estmas β dan nla dugaan X, dugaan menjad : /(+e -Z ) dmana Z = α + β X dengan peluang selalu 0 < p < Menurut ndyck dan Rubenfeld (98), penggunaan model logt ddasarkan pada fungs kumulatf logstk. = F( Z ) = F( α + βx ) = Z ( ) =...(3.8) α βx + e + e + keterangan : X = eluang seorang ndvdu akan memlh suatu plhan tertentu = eubah penjelas yang sudah dketahu nlanya e = Blangan natural = 2.78 α = Intersep β = Nla parameter yang dduga Untuk menduga persamaan tersebut datas, maka kedua ss persamaan dkalkan dengan (+e -Z ), sehngga dperoleh : Z I Z + e ) = ( + e )...(3.9) Z + e ( Z ( e ) =...(3.20) + Z e =...(3.2) Z e =...(3.22) Karena e = / e Z Z, maka Z e =, dengan mengalkan blangan natural pada kedua ss persamaan akan dperoleh :

11 Z Loge = log...(3.23) Z = log atau...(3.24) log = Z = α + βx...(3.25) merupakan peluang pengembalan kredt oleh usaha kecl. Apabla persamaan dduga langsung akan muncul beberapa kesultan. Bla sama dengan nol atau, maka nla ( /- ) akan sama dengan nol atau tak terdefnskan, yang selanjutnya nla logartmanya tdak terdefnskan. Oleh karena tu pendugaan dengan OLS kurang tepat (ndck dan Rubenfeld, 98). Dalam peneltan nla tdak dketahu, yang berart nla Z juga tdak dketahu, maka nla Z dduga dengan Y, yang menyatakan peubah boneka atau bersfat kualtatf yang mencermnkan plhan d antara dua alternatf plhan, dmana: Y =, berart usaha kecl yang memlk kredt lancar Y = 0, berart usaha kecl yang memlk kredt kurang lancar Bentuk fungs model logt dapat djelaskan secara lebh rngkas sebaga berkut : Ln (/-) = α + βx + µ...(3.26) adalah nla peluang dar varabel tak bebas yang nlanya bersfat bnner yatu 0 dan. Nla ddapat dar : = rob (Y = ) = / + e -(α+β X +µ)..... (3.27) Nla harapan (Y/X) dnyatakan dalam peluang ddapat dar : E (Y/X) = h (X) = e g(x)/ + e g (x)...(3.28) Ukuran yang serng dgunakan untuk melhat hubungan antara peubah bebas dan peubah tdak bebas dalam model logstk adalah nla odds rato. Nla

12 odds rato menunjukkan perbandngan peluang Y = dan Y = 0. Nla n ddapat dar perhtungan eksponensal dar koefsen estmas (β) atau exp (β). Odds rato = [ (x ) / - (x )] atau exp (β)...(3.29) Untuk melhat kesesuaan model regres logstk maka dgunakan uj raso lkelhood. Nla n ddapat dengan cara membandngkan nla G htung dengan nla Ch-square. G htung = 2 {nla log lkelhood [n Ln (n )+n o Ln (n o ) n Ln (n)]}...(3.30) keterangan : G = Nla raso lkelhood logartma tanpa varabel tak bebas n = Jumlah sampel yang termasuk dalam kategor (Y = ) n o = Jumlah sampel yang termasuk dalam kategor (Y = 0) n = Jumlah total sampel Kerangka Berpkr eneltan Bank erkredtan Rakyat merupakan salah satu lembaga keuangan yang ddrkaan terutama untuk melayan ekonom rakyat dan usaha mkro, kecl dan menengah. erkembangan BR yang cukup bak beberapa tahun terakhr mengndkaskan bahwa BR memlk peran yang pentng dalam menunjang kebutuhan modal dar usaha kecl. elayanan BR kepada usaha kecl harus dtunjang dengan sstem manajemen dan sumberdaya manusa yang berkualtas. ermasalahan yang dhadap BR seluruh Indonesa pada umumnya dan d Sumatera Barat khususnya adalah mash rendahnya sumberdaya manusa yang dmlk, keterbatasan modal dalam menjalankan operasonalnya, dan belum adanya sarana pendukung ndustr BR sepert lembaga yang dapat berfungs sebaga penyangga dana lkudtas bag BR, lemahnya pengendalan dan nefsens kegatan operasonal. Kelemahan BR tersebut perlu datas dengan memberkan dukungan oleh berbaga phak termasuk penyangga oleh

13 Bank Umum. Bank Nagar sebaga Bank embangunan Daerah Sumatera Barat telah melakukan pembnaan kepada beberapa BR, sehngga dharapkan BR bnaan tersebut memlk knerja yang lebh bak dar BR non-bnaan Bank Nagar. Knerja yang lebh bak serta ddukung oleh sumberdaya manusa yang berkualtas dharapkan akan mampu memberkan pelayanan yang lebh bak pula kepada usaha kecl. enngkatan pelayanan BR kepada usaha kecl dharapkan akan memlk dampak postf terhadap knerja dar usaha kecl dengan penngkatan penggunaan tenaga kerja, penngkatan omset penjualan atau keuntungan dan pada akhrnya menngkatkan jumlah asset yang dmlk. Berdasarkan kerangka teor dan tnjauan peneltan terdahulu, analss peneltan n dlakukan dengan tga tngkatan sepert terlhat pada Gambar 3. ertama, analss dlakukan pada tngkat Bank Nagar dengan melhat pembnaan yang telah dlakukan terhadap BR selama n. Analss n dlakukan dengan menggunakan deskrptf kuanttatf dengan menggunakan Skala Lkert. Kedua, analss dlakukan dtngkat BR dengan membandngkan knerja BR bnaan dan non-bnaan Bank Nagar. Analss n dlakukan dengan metode analss kualtatf dan kuanttatf. Analss kualtatf dlakukan dengan analss deskrptf yang membandngkan knerja BR bnaan dan non-bnaan Bank Nagar dalam bentuk tabulas, sedangkan analss kuanttatf dlakukan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh knerja dar BR dengan menggunakan model korelas. Knerja yang dbandngkan dantaranya perkembangan jumlah asset yang dmlk, jumlah modal, perkembangan laba yang dperoleh dan manajemen. Ketga, analss dampak kredt BR terhadap knerja knerja usaha kecl. Usaha kecl dbag dalam tga sektor yatu sektor pertanan, perdagangan, dan ndustr kecl. engertan usaha kecl yang dgunakan adalah sesua dengan ketentuan dar Bank Indonesa. Knerja usaha kecl yang dnla adalah penggunaan nput

14 atau penggunaan tenaga kerja, omset penjualan, keuntungan, jumlah asset, dan pengembalan kredt Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran datas, dtark hpotess peneltan untuk selanjutnya akan duj kebenarannya. Adapun hpotess tersebut adalah :. Dduga bahwa knerja Bank erkredtan Rakyat bnaan Bank Nagar lebh bak darpada knerja Bank erkredtan Rakyat non-bnaan Bank Nagar. 2. Dduga bahwa tngkat kesehatan BR dpengaruh oleh besarnya kredt yang dberkan, besarnya laba yang dperoleh, jumlah nasabah, jumlah karyawan, jumlah dana yang dhmpun, serta besarnya modal yang dmlk. 3. Kredt BR memlk dampak postf terhadap penggunaan tenaga kerja, omset penjualan, keuntungan, dan jumlah asset.

15 BR Sumbar BR Bnaan Bank Nagar BR Non Bnaan Bank Nagar erbandngan Knerja BR Bnaan Bank Nagar dan Non-Bnaan KINERJA USAHA KECIL Sekor ertanan erdagangan Industr Rumah tangga. enggunaan tenaga kerja 2. Omset usaha 3. Tngkat keuntungan 4. Jumlah asset yang dmlk 6. engembalan Kredt Gambar 3. Kerangka Konseptual Dampak BR Bnaan Bank Nagar Terhadap Knerja Usaha Kecl d Sumatera Barat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-11 Page 1 Page 2 Page 3 Page 4 Fakta d USA 1950 2001 2010 Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci