EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER"

Transkripsi

1 EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER FUNGSI PRODUKSI (KASUS DI DESA SEBUBUS, KECAMATAN PALOH) Techncal Effcency of Ranfed Rce Farmng n Sambas Regency Border Area wth Stochastc Fronter of Producton Functon Approach (Case study n Sebubus Vllage, Dstrct Paloh) Rusl Burhansyah Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Kalmantan Barat, Jl. Bud Utono No. 45, Santan, Pontanak 784, Indonesa Telp. (056) 88069, Fax. (056) E-mal : rburhansyah@gmal.com (Makalah dterma 8 Oktober 05 - Dsetuju 06 Desember 06) ABSTRAK Pengembangan pad untuk swasembada pangan d kawasan perbatasan Kabupaten Sambas cukup berprospek. Namun, produktvtas pad d Kecamatan Paloh mash tergolong rendah dduga nefsens dalam penggunaan nput. Tujuan peneltan n adalah menganalss efsens dan tngkat pendapatan usahan pad d desa Sebubus Kecamatan Paloh. Metode peneltan menggunakan fungs produks stohastc fronter dengan OLS dan Maxmum Lkehood (MLE). Peneltan dlakukan d desa Sebubus, Kecamatan Paloh pada bulan Me sampa dengan Jun 04 pengamblan sampel dlakukan secara Proportonate Stratfed Random Samplng. Data yang dgunakan merupakan data cross secton yang dperoleh dar wawancara 0 petan pad. Analss stohastc fungs produks fronter dlakukan dengan model Cobb- Douglas. Hasl peneltan menunjukkan luas lahan, pupuk n, pupuk k berpengaruh sgnfkan terhadap produks pad pada tngkat kepercayaan 95%. Hasl peneltan menunjukkan juga usahatan pad tadah hujan pad tergolong efsen secara tekns (mean efsens sebesar 0,8). Umur petan merupakan sumber nefsens tekns yang berpengaruh nyata menngkatan efsens tekns. Kharaterstk petan sepert usa, penddkan dan pengalaman petan bsa membantu menngkatkan efsens tekns produks pad. Usahatan pad tadah hujan d desa Sebubus tergolong menguntungkan (keuntungan Rp ,50) dan layak dusahakan (nla R/C rato atas baya tuna,84 dan nla R/C rato atas baya total sebesar,9). Kata kunc: efsens tekns, usahatan pad tadah hujan, stochatstc fronter ABSTRACT Development of rce for food self-suffcency n the border regon of Sambas regency s qute prospectve. However, n the Dstrct Paloh rce productvty s stll relatvely low, allegedly due to neffcency n the use of nputs. The am of ths study was to analyze the effcency and ncome of rce farmng n the vllage of Sebubus, Paloh dstrct. The research method used was stohastc fronter of producton functon wth OLS and Maxmum lkelhood (MLE). The study was conducted n the vllage Sebubus, Dstrct Paloh between May - June 04. Samplng was done wth Proportonate Stratfed Random Samplng. The data used was the cross secton data obtaned from ntervews of 0 rce farmers. The Stohastc fronter of producton functon analyss was performed usng the Cobb-Douglas models. The results showed that land, N fertlzer and K fertlzer sgnfcantly affected rce producton at 95% confdence level. The results also showed that ranfed rce paddy was relatvely effcent techncally (mean effcency of 0,8). Age of farmers was a source of techncal neffcency that sgnfcantly could mprove techncal effcency. Characterstcs of farmers such as age, educaton and experence could help farmers mprove ther techncal effcency of rce producton. Ranfed rce farmng n the vllage Sebubus was relatvely favorable (proft of USD 4,099,58.50) and vable (the value of R/C rato above,84 cash costs and the value of R/C rato on total cost of $,9). Key words: techncal effcency, ranfed rce farmng, stochatstc fronter 63

2 Informatka Pertanan, Vol. 5 No., Desember 06 : PENDAHULUAN Beras merupakan makanan pokok bag sebagan besar penduduk Asa, termasuk d Indonesa. Tngkat konsums beras menngkat sejalan dengan penngkatan populas penduduk. Kebutuhan beras d Indonesa pada tahun 00 adalah ton, tahun 05 mencapa ton, dan tahun 00 dperkrakan ton. Populas penduduk pada tahun 00 adalah 35 juta jwa, tahun 05 menngkat menjad 49 juta jwa, dan tahun 00 dperkrakan 63 juta jwa (Pusat Peneltan dan Pengembangan Tanaman Pangan, 05). Pemerntah terus berupaya mencukup kebutuhan beras bag masyarakat melalu program swasembada pangan. Upaya penngkatan produks pad perlu dkatkan dengan upaya penngkatan pendapatan petan. Sumber pertumbuhan nla tambah petan melput: () pengembangan pedesaan agro-ndustr, () konsoldas manajemen usaha pertanan d tngkat petan untuk menngkatkan poss tawar, (3) pengembangan sstem gudang untuk menunda jual dan penngkatan kualtas produk, dan (4) aplkas PTT pad yang terntegrasdengan komodtas lannya (Pusat Peneltan dan Pengembangan Tanaman Pangan, 05) Salah satu cara untuk menngkatkan poss tawar petan adalah menngkatkan efsens produks. Efsens produks dalam usahatan pad berperan penngkatan pendapatan petan pad. Peneltan efsens produks, terutama efsens tekns dan alokatf, telah dtelt oleh Fasas (007), Podesta dan Rachman (0). Peneltan menggunakan fungs fronter untuk efsens usahatan pad telah dtelt oleh Frdauz dan Gunanto (03), Rahmna dan Maryono (008). Frdauz dan Gunanto (03) menelt efsens usahatan pad tadah hujand Desa Candung Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Rahmna dan Maryono (008) menelt efsens tehns pad sertfkat d Kabupaten Krawang, Jawa Barat Masalah yang dhadap petan d kawasan perbatasan Kabupaten Sambas adalah rendahnya produktvtas pad. Salah satu metode yang dapat dgunakan untuk memperkrakan tngkat efsens tekns usahatan adalah melalu stochastc fungs produks fronter Cobb- Douglas. Metode analss n menggunakan fungs produks Cobb-Douglas stohastc untuk mengetahu faktor yang mempengaruh produks pad dan nefsens tekns usahatan pad pada lahan tadah hujan. Rendahnya produktvtas pad akan mempengaruh pendapatan usahatan pad. Peneltan n bertujuan untuk menganalss efsens tekns dan tngkat pendapatan usahatan pad pada lahan tadah hujan. BAHAN DAN METODE Peneltan n dlaksanakan d desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas, Kalmantan Barat, pada bulan Me-Jun 04. Penentuan lokas secara sengaja (purposve) dengan pertmbangan Desa Sebubus merupakan daerah dengan areal pertanaman pad terluas, yatu.069 hektar dar 3.38 hektar pertanaman pad d kawasan perbatasan Kabupaten Sambas (BBP Paloh, 03). Desa Sebubus sudah menerapkan pola tanam pad dua kal setahun. Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data kuanttatf dalam bentuk angka-angka, bersumber dar data prmer dan data sekunder. Data prmer dperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden/petan pad menggunakan kuesoner. Data sekunder dperoleh dar beberapa nstans terkat dan hasl peneltan yang berkatan langsug dengan topk peneltan. Penentuan responden menggunakan teknk Proportonate Stratfed Random Samplng (Sudana et al., 999), berdasarkan kelompok sasaran atau pengguna teknolog, yang melput petan. Berdasarkan populas sebanyak.5 KK, sampel petan yang djadkan contoh adalah 0 responden. Metode analss yang dgunakan adalah model ekonometrka untuk menduga hubungan antarvarabel tak bebas dar suatu fungs produks usahatan pad lahan tadah hujan. Analss efsens tekns menggunakan fungs produks dan uj hypothess dlakukan menggunakan raso kemungknan test. Efsens tekns dan output danalss menggunakan fungs efsens tekns dan produks model. Uj ofhypothess dlakukan menggunakan fungs produks. Untuk menjawab tujuan peneltan dgunakan fungs produks fronter stochastc. Stochastc fungs produks fronter berdasarkan model yang dkembangkan Coell et al. (005). Model n menetapkan efek nefsens tekns dalam model produks fronter stochastc dengan rumus sebaga berkut: k 0 + λ j ln X j + ( V U) j= lny = λ...() Fungs produks Stochastc fronter merupakan fungs produks Cobb-Douglas dengan perubahan logartma menjad lnear sepert pada persamaan berkut: lnyk = λ0 + λ ln Lhn + λ ln Sd + λ3 ln N + λ ln K + λ ln PEST + λ lntk + ( V U )....() 4 Keterangan : 5 Yk = produks pad (kg / ha) Lhn = luas lahan (ha) Sd = benh (kg) N = n pupuk (kg) K = k pupuk (kg) PEST = pestsda (lt) TK = tenaga kerja (HOK) V = model random error 6 U = varble acak techncal neffcency sampel

3 Efsens Tekns Usahatan Pad Tadah Hujan d Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas dengan Pendekatan Stochastc Fronter Fungs Produks (Kasus d Desa Sebubus, Kecamatan Paloh) (Rusl Burhansyah) Efsens tekns produks usahatan pad tadah hujan pad danalss menggunakan rumus berkut (Coell et al.,005). y TE = y exp( xβ + v u ) = = exp( u )...(3) exp( x β + v ) * dmana y adalah produks aktual dar pengamatan dan y * adalah estmas produks fronter yang dperoleh dar efsens tekns produks fronter stohastc untuk petan berksar antara nol dan satu. Hypothess yang menyatakan semua petan telah efsen duj dengan raso Kemungknan Test (LR) dengan rumus: L( H 0) LR = ln...(4) L( H ) dmana LR memlk dstrbus ch-kuadrat Untuk menguj nla TE sudah efsen atau belum dgunakan T-test dengan rumus sebaga berkut : t = M M σ σ + N N Ho = μa = μb H = μa ± μb...(5) Faktor penentu pada varas pengaruh efsens teknkal atau nefsens teknkal dgunakan model regres lner berganda. Regres dperkrakan bersamaan dengan stochastc fungs produks fronter. Model regres lner nefsens teknkal dnyatakan sebaga berkut: U = 0 + δum + δ PDK + δ 3AP + δ 4 keterangan: δ PENG+...(6) U = efek nefsens teknkal dperkrakan UM = usa responden PDK = penddkan responden AP = jumlah anggota keluarga produktf PENG = pengalaman bertan Model fungs stochastc destmas dengan metode OLS dan Maxmum Lkelhood menggunakan program komputer FRONTIER 4, (Coel, 994). T-test untuk efsens teknkal menggunakan SPSS ver program komputer. Analss Pendapatan Usahatan pad tadah hujan Pendapatan usahatan pad tadah hujan merupakan selsh antara penermaan dan baya produks. Analss penermaan dgunakan untuk mengetahu besarnya penermaan yang dperoleh dar usahatan pad tadah hujan. Analss baya dgunakan untuk mengetahu baya yang dkeluarkan dalam usahatan pad tadah hujan, bak baya tetap maupun baya varabel. Pendapatan usahatan pad tadah hujan secara matemets dtetapkan dengan rumus sebaga berkut: P=T P (B t - B tt ) dmana TP = P.Q...(7) Analss penermaan dan baya menunjukkan manfaat dar usahatan pad tadah hujan melalu perhtungan R/C rato. Analss R/C rato secara matemats dtuls dengan rumus sebaga berkut (Soekartaw, 00). TR RasoR / C =...(8) TC Keterangan : TR= penermaan total (total revenue) TC= baya total (total cost) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterstk Responden, Produks dan Penggunaan Input Karakterstk responden melput umur, lama bersekolah, dan pengalaman usahatan pad tadah hujan pad. Untuk umur responden terdapat kelas nterval, kelas nterval 45, merupakan kelompok umur yang terbanyak. Umur responden rata-rata 45,4 tahun, umur termuda 30 tahun dan tertua 68 tahun. Lama penddkan responden rata-rata 6,4 tahun. Tngkat penddkan formal rata-rata 7,5 tahun, dengan tngkat terendah 5 tahun dan maksmal tahun. Dar hasl analss deskrptf dketahu tngkat penddkan pada kelas nterval 6,4 tahun merupakan yang terbanyak. Pengalaman berusahatan pad kelas nterval 0, tahun adalah yang terbanyak. Pengalaman responden berusahatan pad tadah hujan rata-rata 0,9 tahun, mnmal 5 tahun dan maksmal 43 tahun. Jumlah petan d Desa Sebubus.04 orang. Luas lahan pertanaman pad.094 hektar, produktvtas ratarata,5 t/ha dan produks ton. Jens tanah adalah Sulfaquest dan Tropohemsts (BP, 00). Curah hujan tertngg terjad pada bulan September sampa Januar dan terendah pada Jun hngga Agustus. Curah hujan total tahunan berksar antara,498-3,397 mm. Suhu berksar antara, 90-3,05 C. Estmas dar Stochastc Fronter Fungs Produks Cobb-Douglas Metode OLS dgunakan untuk estmas parameter Stochastc Fronter Fungs Produks Cobb Douglas. OLS 65

4 Informatka Pertanan, Vol. 5 No., Desember 06 : merupakan metode untuk mengestmas parameter yang tdak dketahu dalam model regres lner, dengan tujuan memnmalsas perbedaan antara respon yang damat pada beberapa dataset dan tanggapan yang dpredks dengan pendekatan lnear ( wk/ordnary_least_squares). MLE menggambarkan knerja terbak (potensal produks) usahatan pad tadah hujan dengan teknolog yang dgunakan. Hasl analss produks fronter stohastc Model functon Cobb-Douglas usahatan pad tadah hujan dtunjukkan pada Tabel. Tabel menunjukkan parameter dar stohastc fungs produks fronter model Cobb Douglas dengan OLS dan metode MLE. Raso kemungknan generaltzed (LR) dar stohastc fungs produks fronter adalah 0,4 <X = 4,7; berart fungs fronter stochastc tdak bsa menjelaskan efsens tekns dan neffency tehncal petan dalam proses produks. Varabel yang nyata mempengaruh batas produks petan (fronter) sama dengan fungs produks rata-rata (OLS). Pengaruh masng-masng faktor produks pad adalah sebaga berkut:. Luas lahan Luas lahan nyata mempengaruh produks pad d Desa Sebubus, Sambas Kabupaten-Indonesa, d mana t statstk = 3,5> t tabel =,60 pada level %. Koefsen regres (elaststas produks) 0,444 berart untuk setap penambahan % luas lahan dapat menngkatkan produks pad 0,444% dengan asums faktor-faktor lan konstan. Petan dapat menngkatkan efsens usaha tan dengan menngkatkan luas lahan, Hasl peneltan n ddukung oleh stud Idong (007), Alene et al, (006), dan Raphel (008).. Benh Benh tdak nyata mempengaruh produks pad d Desa Sebubus, Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas, d mana t statstk = 0,505 <t tabel.980 pada level 0%, Hal n dsebabkan oleh jumlah benh yang dgunakan petan kurang dar yang drekomendaskan dan kualtas benh dterma petan juga buruk. Pupuk N nyata mempengaruh produks pad d Desa Sebubus, d mana t statsk = 5,505> t tabel =,6 pada level %. Regres koefsen (elaststas produks) 0,375 berart setap penambahan % pupukn dapat menngkatkan produks pad 0,375% dengan asums faktor-faktor lan konstan. Pupuk N nyata menngkatkan produktvtas petan pad. Pupuk N dperlukan untuk pertumbuhan vegetatf tanaman pad. Hal n ddukung oleh Rahmna dan Maryono (007), Ndytwayeko (0) dan Ngenoetal, (0). Penambahan pupuk N akan menngkatkan nutrs d tanah dan dperlukan tanaman pad. Pupuk K juga nyata mempengaruh produks pad tadah hujan d Desa Sebubus, Sambas, d mana t statsk = 3.77> t tabel =,6 pada level %. Regres koefsen (elaststas produks) 0,79 berart setap penambahan % pupuk K dapat menngkatkan produks pad 0,79% dengan asums faktor-faktor lan konstan. Hasl peneltan n sesua dengan peneltan Rahmna dan Maryono (007), Ndytwayeko (0) dan Ngeno et al. (0). Penambahan pupuk K akan menngkatkan ketersedaan unsur hara yang dbutuhkan tanaman pad d tanah. Pestsda tdak nyata mempengaruh produks pad, d mana t statstk = 0,995 <t tabel.980 pada level 0%. Petan belum menggunakan nsektsda dengan doss yang tepat karena harganya mahal. Tabel.Parameter model stochastc fronter fungs produks pad Cobb Douglas Varabel Estmas OLS Estmas ML Koefsen Standard-error Koefsen Standard-error Constant Luas lahan 0.444*** *** 0. Benh Pupuk N 0.375*** *** 0.86 Pupuk K 0.79*** ** Pestsda Tenaga Kerja Gamma Adjusted R Square 0.8 F-Statstc Log lkelhood functon LR test 0.4 Note: ** = nyata pada α =%, * = nyata pada α = 5%, 66

5 Efsens Tekns Usahatan Pad Tadah Hujan d Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas dengan Pendekatan Stochastc Fronter Fungs Produks (Kasus d Desa Sebubus, Kecamatan Paloh) (Rusl Burhansyah) Tenaga kerja juga tdak nyata mempengaruh produks pad d mana t statstk = 0,57 <t tabel.980 d level 0%. Konds n dsebabkan oleh kelangkaan tenaga kerja d sektor pertanan. Dsampng tu, selan berusahatan pad, petan juga merangkap sebaga nelayan. Dstrbus Tngkat Efsens Tekns Dstrbus tngkat efsens tekns merupakan varabltas dalam efsens. Efsens usahatan pad tadah hujan berada pada skala menengah. Input potensal secara keseluruhan dapat dcapa jka semua aspek beroperas pada tngkat tehncally effencency penuh (Ngeno et al., 0). Tngkat efsens tekns pad danalss secara bersamaan menggunakan fungs fronter stohastc model Cobb-Douglas. Dstrbus tngkat efsens tehncal usahatan pad tadah hujan dtamplkan pada Gambar. Gambar menunjukkan kelas efsens tekns dar 0,8000-0,800 memlk frekuens tertngg 4%. Tngkat efsens tekns mnmum 0,4904 dan maksmum 0,9986 dengan rata-rata 0,85. Artnya tngkat efsens tekns petan rata-rata 8,5% dar potens output yang dperoleh dar kombnas nput produks yang dkorbankan. In berart mash ada peluang 8,85% untuk menngkatkan produks pad. Petan pad d Desa Sebubus, Kabupaten Sambas, memlk tngkat efsens tekns yang rendah, sehngga perlu upaya penngkatan manajeral usahatan melalu program penngkatan keteramplan dan tekns buddaya. Umur petan berkorelas postf dan nyata terhadap nefsens teknk usahatan pad pada tngkat α %. Artnya, semakn tua petan semakn tngg tngkat nefsens usahatan. Hal n sesua dengan hasl peneltan Maganga (0) dan Ndaytwayeko (0). Penddkan petan berkorelas negatf dan nyata terhadap nefsens teknk usahatan pad pada tngkat %. Hal n berart bahwa semakn tngg tngkat penddkan petan, semakn rendah tngkat nefsens usahatan. Dengan penddkan tngg, petan memlk kemampuan yang lebh bak menerapkan teknolog dan lebh efsens dalam mengalokaskan sumber daya. Peneltan n ddukung oleh Effendy et al. (03), dmana tngkat penddkan kepala rumah tangga petan berkorelas negatf dan nyata secara statstk. Penddkan berkontrbus nyata menngkatkan keuntungan kakao d Sg. Krasachat (0) menyatakan bahwa petan dengan tngkat penddkan yang relatf tngg dapat menngkatkan Gambar. Efsens tekns usahatan pad tadah hujan pad d Sebubus, Kabupaten Sambas Tabel. Estmas parameter maxmum lkelhood Varabel Parameter Coeffcent Standard Error Constant δ Umur δ,700**** Tngkat penddkan δ -.030**** Jumlah anggota keluarga produktf δ Pengalaman δ *

6 Informatka Pertanan, Vol. 5 No., Desember 06 : efsens tekns petan duran d Thaland. Selanjutnya Kha and Yabe (0) menyatakan bahwa penddkan menngkatkan efsens usahatan pad d Vetnam. Jumlah anggota keluarga yang produktf berkorelas negatf dan tdak nyata terhadap nefsens teknk buddaya pad pada tngkat α = 0%. Pengalaman bertan berkorelas negatf dan nyata terhadap nefsens teknk buddaya pad pada tngkat α 0%. Korelas negatf berart semakn tngg pengalaman petan, semakn rendah tngkat nefsens tekns, atau semakn tngg pengalaman berusahatan petan, semakn tngg tngkat efsens tekns. Analss Pendapatan Usahatan Pad Tadah Hujan Pad Salah satu ndkator keberhaslan usahatan pad tadah hujan pad adalah pendapatan. Pendapatan merupakan selsh antara penermaan dengan baya yang dkeluarkan untuk usahatan. Analss pendapatan dbedakan berdasarkan baya yang dkeluarkan, yatu pendapatan atas baya tuna dan pendapatan atas baya total. Pendapatan atas baya tuna usahatan pad tadah hujan pada peneltan n ddapatkan dar pengurangan antara penermaan dengan baya tuna, sedangkan pendapatan atas baya total dperoleh dar pengurangan antara penermaan total dengan baya total. Berdasarkan hasl analss dperoleh penermaan sebesar Rp ; baya tuna Rp ; dan baya total Rp ; sehngga pendapatan atas baya tuna adalah Rp dan pendapatan atas baya total (keuntungan) adalah Rp /ha (Tabel 3). Analss R/C Pad Analss penermaan atas baya yang dkeluarkan (R/C rato) mencermnkan keberhaslan usahatan pad tadah hujan petan responden d Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Hasl analss R/C rato usahatan pad tadah hujan dapat dlhat pada Tabel 4. Dar hasl analss R/C rato atas baya tuna dan baya total dapat dkatakan usahatan pad tadah hujan dnla layak dengan nla R/C rato lebh besar dar satu. Nla R/C rato atas baya tuna dar usahatan pad tadah hujan dengan pendekatan PTT adalah,84. Artnya, setap Rp,00 baya tuna yang dkeluarkan petan untuk usahatan pad tadah hujan menghaslkan tambahan penermaan Rp,84. Nla R/C rato atas baya total adalah,9. Artnya, setap pengeluaran baya Rp,00 akan dperoleh tambahan penermaan Rp,9. Peneltan Frdauz dan Edy (03) d Desa Candrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menunjukkan baya tenaga kerja usahatan pad tadah hujan adalah 63,9% dar total baya usahatan. Peneltan d Desa Sebubus n menunjukkan baya tenaga kerja usahatan pad tadah hujan lebh tngg, mencapa 76,48%. Hasl peneltan menunjukkan pula bahwa pendapatan dar usahatan pad tadah hujan d Desa Sebubus Rp Angka n lebh rendah dbandngkan dengan hasl peneltan Frdauz dan Edy (03) d Desa Candrejo, Kecamatan Ngawen, yang menunjukkan bahwa pendapatan dar usahatan pad tadah hujan mencapa Rp R/C rato usahatan Tabel 3. Anals pendapatan usahatan pad tadah hujan pad d Desa Sebubus Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas Musm Tanam Nopember 03- Aprl 04 Komponen Nla (Rp) Penermaan ,4 Jumlah Baya Tuna ,5 Jumlah Baya Yang Dperhtungkan 66.46,67 Total Baya (+3) ,9 Pendapatan Atas Baya Tuna (-) ,7 Pendapatan Atas Baya Total (-4) ,50 Tabel 4. Analss R/C usahatan pad tadah hujan pad d Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Musm Tanam Nopember 03-Aprl 04 Uraan Nla (Rp) Penermaan ,43 Baya Tuna ,5 Baya Total ,50 R/C atas baya tuna,84 R/C atas baya total,9 68

7 Efsens Tekns Usahatan Pad Tadah Hujan d Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas dengan Pendekatan Stochastc Fronter Fungs Produks (Kasus d Desa Sebubus, Kecamatan Paloh) (Rusl Burhansyah) pad d Desa Candrejo lebh tngg (4,38) dbandngkan dengan Desa Sebubus (,9). Konds n terkat dengan benh yang dgunakan berbeda. Petan d Desa Candrejo menggunakan benh varetas unggul, sedangkan petan d Desa Sebubus menggunakan benh varetas lokal. KESIMPULAN Produks pad nyata dpengaruh oleh luas lahan, penggunaan pupuk N dan K. Tekns usahatan sudah efsen dengan nla 0,85. Efsens produks pad dapat dtngkatkan melalu penddkan dan pelathan (formal dan non-formal). Usahatan pad tadah hujan menguntungkan dan dnla layak dengan pendapatan atas baya tuna Rp dan Rp atas baya total, masng-masng dengan R/C rato,84 dan,9. Petan mash membutuhkan pembbngan dan penyuluhan mengena penggunaan faktor-faktor produks yang optmal dalam buddaya pad tadah hujan agar memperoleh hasl dan pendapatan yang lebh menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Alene, H.D., V.M.Manyong, and J.Gockowsk The Producton Effcency of Intercroppng Annual and Perenal Crops n Southern Ethopa: A Comparson of Dstance Fracton and Producton Fronter. Agrcultural Systems 9 : 5-70 Badan Nasonal Pengelola Perbatasan Republk Indonesa Peraturan Kepala Badan Nasonal Pengelola Perbatasan Nomor 3 Tahun 05. Rencana Kerja Badan Nasonal Pengelola Perbatasan Tahun hal B B P Paloh. 03. Monograf Bala Penyuluhan Kecamatan Paloh Tahun 03. Badan Ketahanan Pangan Penyuluhan Pertanan Perkanan Kehutanan Kabupaten Sambas. Coell, T. J. 996 A Gude Fronter 4.: A Computer Programme for Stochastc Fronter Producton and Cost Functon Estmaton. Centre for Effency and Productvty Analyss s, Unversty of New England. Armdale. NSW 35, Australa.Page 33 Coell, T. J., D. S. P. Rao, C. J. O Donnelland and G. E. Battesel An Introducton to Effcency and Productvty analyss. Sprnger Scence and Busness Meda. p Effendy., N. Hanan, B. Setawan and A.W. Muhamn. 03. Characterches of Farmers and Techncal Effcency n Cacao Farmng at Sg Regency Indonesa wth Approach Stochastc Fronter Producton Functon. Journal of EconomesandSustanable Development 4 (4) :54-6. Frdauz, S., Y. Ed, and A.Guranto.03. Analss Faktor Produks Usahatan pad tadah hujan Pad Rojolele dan Pad IR 64 (Stud Kasus d Desa CandregoKec. Ngawen, Kab.Klaten, Jawa Tengah). Dponegoro Journal of Economc ():-0. undp.ac.d/ndex.php/jae. Idong Estmaton of Farm Level Tehncal effcency n Small Scale Swamp Rce Producton n Cross rver State of Ngera: A Stohastc Fronter Approach. World Journal of Agrcultural Scences 3 (5): Kha, H.V and M.Yabe 0. Tehncal Effcency Analyss Of Rce Producton In Vetnam. J.ISSAAS Vol7(): Krasachat, W. 0. Oranc Producton Practces and Tehncal Ineffcency of Duran Farm n Thaland. Proceda Economcs and Fnance 3(0): Maganga, A. M. 0. Techncal Effcency and ts Determnant n Irsh Potato Producton: Evdence from Dedr Dstrct. Central Malaw.. Amerka- Euroasan J.Agrc dan Envromen Sc (): Nargs, F dan S. H, Lee. 03. Effcency Analyss of Boro Rce Producton In North-Central Regon Bangladesh. The Journal of Anmal and Plant Scences 3(): Ndyatwayeko, W.M., n M,Korr. 0. Determnants of Techncal Effcency n Rce Producton n Ghanga (Burund) Irrgaton Scheme: A Stochastc Producton Fronter Approaach.Egert on J. Sc dan Technology. : -. Ngeno, V., C. Mengst, B.K Langat,, P.M Nyangweso, A.K Serem dan M.J Kpsat. 0. Measurng Tehncal Effcency among Maze Farmers n Kenya s Bread Basket. Agrcultural Journal 7 () : Pusat Peneltan dan Pengembangan Tanaman Pangan. 05. Penngkatan Produks Pad untuk 00. Terseda d: php?bawaan=download/download_detal&&d=35. Dakses pada Maret 05. Podesta, R dan D. Rachman. 0. Efsens Tekns dan Ekonom Usahatan pad tadah hujan Pad (Kasus d Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Canjur). Program Stud Magster Sans Agrbsns Departemen Agrbsns, Fakultas Ekonom dan Manajemen IPB. Forum Agrbsns () : Rahmna, D dan Maryono Analss Efsens Tekns dan Pendapatan Usahatan Pad Program Benh Brsertfkat : Pendekatan Stochastc Producton Fronter (Tehncal Effcency and Income Analyss for Certfed Rce Seed Program: Stohastc Producton Fronter. Jurnal Agrbsns Dan Ekonom Pertanan ():

8 Informatka Pertanan, Vol. 5 No., Desember 06 : Raphael, I. O Tehncal Effcency of Cassava Farmers n South Eastren Ngera: Stochastc Fronter Approach. Agrcultural Journal 3 (): Sudana, W. N.Ilham, DK Sadra, R.N. Suhaet Metodolog Peneltan dan Pengkajan Sosal Ekonom Pertanan. Badan Peneltan dan Pengembangan Pertanan. Jakarta: 50 hal. Soekartaw. 00. Analss Usahatan. Penerbt Unverstas Indonesa (UI- Press), Jakarta:30 hal. Sukyono, K Analsa Fungs Produks dan Efsens Teknk: Aplkas Fungs Produks Fronter Pada Usahatan Caba D Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanan Indonesa 6 ():

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) Analss Efsens Ekonom dan Daya Sang Jagung pada Lahan Kerng (A.Y. Kurnawan et al.) ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) (Analyss

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ismatul Hdayah, Edwen D. Waas dan Andrko Noto Susanto Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Maluku Jl. Chr. Soplant, Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Inovas Teknolog Pertanan ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN BIAYA PADA USAHATANI PADI SAWAH PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI KABUPATEN BURU, PROVINSI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 (Techncal Effcency of Shrmp Culture Farmng n Bracksh Land wth Intensve Technologcal of Fsh Culture)

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajan Model Pengembangan Cooperatve Farmng Wahyunndyawat 1, F. Kasjad 1 dan Heryanto 2 1 Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

TINGKAT EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

TINGKAT EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH Agrn Vol. 16, No. 1, Aprl 2012 TINGKAT EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH The Effcency Level of Producton Factors on Potato Farmng

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012

Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Volume 8, Nomor 2, Desember 2012 Pendugaan Status Neraca Ar Daerah Alran Sunga Dengan Model Evapoklmatonom: Suatu Tnjauan E. L. MADUBUN... 61 Analss Efsens Komodtas Pada Sstem Usahatan Integras Jagung-Sap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH Productvty and Farm Techncal Effcency of Lowland Organc Rce Ad Prayoga Sekolah Pertanan Pembangunan (SPP/SPMA) Neger Banjarbaru Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh

Efisiensi Produksi Kentang di Provinsi Aceh Jurnal Ekonom dan Bsns Vol. 9, No. 2 Agustus 200: 83 89 Efsens roduks Kentang d rovns Aceh Suyant Kasmn Emal: Suyant Kasmn@yahoo.com Fakultas pertanan Unverstas Syah Kuala Abstract The objecton of ths

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011 Analss Efsens Tekns (-) El-Hayah Vol., No. September ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH APLIKASI PERTANIAN ORGANIK ( Stud Kasus D Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang ) Kabupaten alang T 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Dua bagan pentng yang dbahas pada Bab n yakn tentang kerangka teor dan kerangka pemkran operasonal yang dpaka d dalam peneltan jeruk keprok SoE n. 3.1. Kerangka Teor Fokus utama

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 30 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Perlaku Ekonom Rumahtangga Petan Rumahtangga merupakan salah satu unt pengamblan keputusan mengena pendapatan dan penggunaannya untuk konsums. Dalam teor ekonom, masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci