PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH"

Transkripsi

1 PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH Productvty and Farm Techncal Effcency of Lowland Organc Rce Ad Prayoga Sekolah Pertanan Pembangunan (SPP/SPMA) Neger Banjarbaru Jl. Puter Junjung Buh Banjarbaru, Kalmantan Selatan ABSTRACT Research on productvty and techncal effcency of lowland organc rce was conducted n Sukorejo and Jambeyan vllages, Sambrejo Drct, Sragen Regency. The research apples ntervew technques to obtan prmary data from respondents. The respondents are selected usng non proportonate ratfed random samplng technque whch s dvded nto equal sze of four levels. Ths research ams to analyze the productvty, techncal effcency and source of techncal neffcency of organc rce, and compare the results wth conventonal rce performance. Productvty s measured by total factor productvty approach apples TFP ndex value. Techncal effcency s measured by usng fronter producton functon and s emated usng MLE method assumng that Cobb-Douglas s the functonal form of farm organc rce n the research areas. Ematon source of techncal neffcency apples lnear regresson model that approach smultaneously usng fronter producton functon. The research result ndcates that organc rce farmer s performance of the eghth year and the ffth year s more productve than the conventonal rce farmers. The level of techncal effcency vares from.47 to.96 wth the average of.7. The level of techncal effcency of organc rce farmers of the eghth year and the ffth year s hgher sgnfcantly compared to the conventonal rce farmers. The result also shows that the number of productve age of famly members and the frequency to attend extenson actvtes s nfluencng to reduce techncal neffcency. Key words: productvty, techncal effcency, techncal neffcency, organc rce ABSTRAK Peneltan produktvtas dan efsens tekns usahatan pad organk lahan sawah dlakukan d Desa Sukorejo dan Jambeyan, Kecamatan Sambrejo, Kabupaten Sragen menggunakan responden sebanyak orang yang dplh dengan teknk non proportonate ratfed random samplng yang terbag sama besar dalam empat rata. Peneltan n bertujuan untuk menganalss produktvtas, efsens tekns dan sumber nefsens tekns pad organk, serta membandngkan dengan pad konvensonal. Produktvtas dukur dengan pendekatan produktvtas faktor total menggunakan angka ndeks TFP. Efsens tekns dukur dengan menggunakan fungs produks fronter yang demas dengan metode MLE, dengan mengasumskan Cobb-Douglas adalah bentuk fungsonal usahatan pad organk d daerah peneltan. Emas sumber nefsens tekns menggunakan model regres lner yang demas secara smultan dengan fungs produks fronter. Hasl Peneltan menunjukkan bahwa petan pad organk tahun ke-8 Ad Prayoga

2 dan tahun ke- lebh produktf dbandngkan petan pad konvensonal. Tngkat efsens tekns yang dcapa petan sampel bervaras antara,47,96 dengan rata-rata,7. Tngkat efsens tekns petan pad organk tahun ke-8 dan tahun ke- lebh tngg secara sgnfkan dbandngkan petan pad konvensonal. Hasl peneltan juga menemukan bahwa jumlah anggota keluarga usa produktf dan frekuens mengkut kegatan penyuluhan berpengaruh menurunkan nefsens tekns. Kata Kunc : produktvtas, efsens tekns, nefsens tekns, usahatan pad organk PENDAHULUAN Pembangunan sektor pertanan tanaman pangan yang terlalu berorentas pada pertanan kma sntets terbukt telah menmbulkan kerusakan sfat-sfat fsk dan bolog tanah, karena tdak dmbang dengan penambahan bahan organk. Pertanan organk merupakan alternatf plhan yang patut untuk dpertmbangkan karena dalam jangka panjang dharapkan dapat menngkatkan dan mempertahankan tngkat produks dan kesuburan lahan sehngga ekonom petan lebh abl. Menurut Las, dkk. (6), ada dua pemahaman umum tentang pertanan organk yang keduanya sama-sama pentng dan patut dkembangkan. Pertama, pertanan organk absolut (POA) sebaga sem pertanan yang sama sekal tdak menggunakan nput kma sntets (anorgank), hanya menggunakan bahan alam berupa bahan organk atau pupuk organk. Sasaran utamanya adalah menghaslkan produk dan lngkungan (tanah dan ar) yang bersh dan sehat. Sem n lebh mengutamakan nla gz, kesehatan, dan ekonom produk, yang konsumennya adalah kalangan tertentu (eksklusf), dan kurang mengutamakan produktvtas. Kedua, pertanan organk rasonal (POR) atau pertanan semorgank sebaga sem pertanan yang menggunakan bahan organk sebaga salah satu masukan yang berfungs sebaga pembenah tanah dan suplemen pupuk kma sntets (anorgank). Pesda dan herbsda dgunakan secara selektf dan terbatas, atau menggunakan bopesda. Landasan utamanya adalah sem pertanan modern (Good Agrcultural Practces, GAP) yang mengutamakan produktvtas, efsens sem produks, keamanan, serta kelearan sumber daya alam dan lngkungan. Usahatan organk yang murn sult dlakukan secara tba-tba karena bsa menyebabkan penurunan produktvtas. Dperlukan waktu yang cukup sebaga masa transs. Masa transs adalah masa yang dperlukan dalam proses perbakan sfat fsk, kma, dan bolog tanah secara bertahap sampa keadaan abl dmana ketersedaan unsur hara yang dapat dgunakan secara efektf oleh tanaman dalam jumlah mencukup. Masa transs merupakan salah satu hal pentng yang harus dketahu dan dfaham dalam proses konvers dar pertanan konvensonal ke pertanan organk. Beberapa hasl peneltan menunjukkan bahwa selama perode transs produks lebh rendah dbandngkan pertanan konvensonal (Neera et al.,999; Padel, ). Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9

3 Tanaman pad yang dtanam secara organk (pad organk) d Indonesa relatf mash baru dan nformas tentang usahatan pad organk mash terbatas. Oleh karena tu, peneltan n darahkan untuk menganalss produktvtas dan efsens tekns usahatan pad organk. Ilah produktftas secara ekonoms menggambarkan suatu perbandngan antara keluaran dan masukan (Rutkauskas dan Paulavcene, ()). Olaoye (98) mengungkapkan bahwa produktvtas tu sebaga suatu konsep yang dapat dtnjau dar dua dmens, yakn produktvtas faktor total (TFP) dan produktvtas parsal. Bentuk hubungan pada produktvtas dgambarkan sebaga hubungan antara produks output dan ndeks dar gabungan nput (khususnya tenaga kerja, barang modal, dan sumber alam). Secara konseptual, pengukuran produktvtas suatu usaha ekonom dapat dbedakan menjad dua jens yatu produktvtas parsal atau partal factor productvty dan produktvtas faktor total atau mult factor productvty. Produktvtas parsal adalah produks rata-rata dar suatu faktor produks yang dukur sebaga hasl bag total produks dan total penggunaan suatu faktor produks. Jka faktor produks yang dgunakan lebh dar satu jens, maka konsep produktvtas yang lebh banyak dgunakan adalah produktvtas faktor total (Maulana, 4). Produktvtas faktor total atau mult factor productvty ddefnskan sebaga raso ndeks hasl produks dengan ndeks total faktor produks (nput). Chamber dalam Smatupang (996) menyatakan bahwa produktvtas total faktor produks adalah ukuran kemampuan seluruh jens faktor produks sebaga satu kesatuan faktor produks agregat dalam menghaslkan output secara keseluruhan (output agregat). Rumus umum yang basa dgunakan dalam mengukur produktvtas adalah sebaga berkut: Produktvtas Output = Input Adapun nput yang dgunakan untuk menghtung produktvtas bsa salah satu sumberdaya saja yang basa dsebut sngle factor productvty, bsa juga semua sumberdaya, yang basa dsebut mult factor productvty, msal : Output Sngle factor productvty (SFP) = Labor Mult factor productvty (MFP) = Output LaborCo + MateralCo + OverheadCo Fungs produks serng ddefnskan sebaga fungs yang menjelaskan hubungan fsk antara jumlah nput yang dgunakan dengan jumlah output yang Ad Prayoga 3

4 dhaslkan. Untuk dapat menjelaskan hubungan fsk n, telah banyak model yang dkembangkan. Salah satu model yang cukup mendapat perhatan adalah fungs produks fronter. Salah satu keunggulan fungs n dbandngkan dengan fungs produks yang lan adalah kemampuannya menganalss keefsnenan ataupun ketdakefsenan tekns suatu proses produks. Hal n dmungknkan dengan dmasukkannya suatu kesalahan baku yang mempresentaskan nefsens tekns ke dalam suatu model yang telah ada kesalahan bakunya. Fungs produks fronter pertama kal dkembangkan oleh Agner et al. (977) serta Meeusen dan Van den Broek (977). Fungs n menggambarkan produks maksmum yang berpotens dhaslkan untuk sejumlah nput produks yang dkorbankan. Karakterk yang cukup pentng dar model produks fronter untuk mengemas efsens tekns adalah adanya pemsahan dampak dar shok varabel eksogen terhadap output dengan kontrbus varas dalam bentuk efsens tekns (Gannakas et al. 3). Dengan kata lan, aplkas metode n dmungknkan untuk mengemas ketdakefsenan suatu proses produks tanpa mengabakan kesalahan baku dar modelnya. Hal n dmungknkan karena kesalahan baku (error term) dalam model, E terdr dar dua kesalahan baku yang keduanya terdrbus secara bebas atau normal dan sama untuk setap observas dmana yang pertama adalah tpkal kesalahan baku yang ada dalam suatu model (yatu: V) dan yang lan untuk mempresentaskan ketdakefsenan (yatu: U), dan E = V U, (Baek and Pagan, 3; Gannakas et al., 3). Model produks fronter okhak ddasarkan pada model yang dkembangkan oleh Battese dan Coell, (99), yatu TE effect model. Model n menetapkan efek nefsens tekns dalam model bentuk fronter okhak yang dformulaskan sebaga berkut: k lny = β + β jlnx j + ( V U)... () U m j= j= = δ + δ Z + w... () j j U adalah salah satu kesalahan baku yang menyusun kesalahan baku (error term) dalam model yang menggambarkan ketdakefsenan teknk suatu usahatan dan bernla pof, sehngga makn besar nla U makn besar ketdakefsenan teknk suatu usahatan. Dengan kata lan, suatu usahatan dkatakan secara tekns efsen persen apabla nla U = Ada beberapa defns efsens tekns dar suatu usahatan. Salah satu defns yang serng dgunakan adalah raso antara produks usahatan observas dengan output (produks) dar fungs produks fronter (Battese and Coell, 99). Efsens tekns atau nefsens tekns usahatan ke- dduga dengan Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 4

5 menggunakan persamaan yang drumuskan oleh Battese dan Coell, (99) dan Kumbhakar dan Lovell, () sebaga berkut : y... (3) TE = = exp( u ) y Efsens tekns n dapat dperkrakan dengan rumus sebaga berkut : [ ( u ] = [ µ + σ E exp. ] E exp u φ( σ... (4) x σ u φ σ dmana : σ σ E = v u, µ = σ σ v v u u dan σ σ σ = σ + σ fungs drbus normal untuk peubah acak. v v u u serta representaskan dar METODOLOGI Peneltan dlakukan d dua desa yatu Desa Sukorejo untuk lokas pad organk dan Desa Jambeyan untuk pad konvensonal. Kedua desa tersebut dplh dengan pertmbangan lokas kedua desa tersebut berdampngan sehngga memlk keadaan alam yang relatf sama sepert topograf perbuktan, keadaan klm, dan sumber ar dar mata ar. Jumlah sampel dalam peneltan n sebanyak petan yang dplh dengan teknk non proportonate ratfed random samplng dan terbag sama besar dalam empat rata berdasarkan lama waktu berusahatan pad organk, yatu () belum menerapkan (konvensonal) sebanyak 3 sampel, () sudah menerapkan usahatan pad organk selama dua tahun (organk tahun ke-) sebanyak 3 sampel, (3) sudah berusahatan pad organk selama lma tahun (organk tahun ke-) sebanyak 3 sampel, dan (4) sudah berusahatan pad organk selama delapan tahun (organk tahun ke-8) sebanyak 3 sampel. Petan yang termasuk dalam rata organk tahun ke- dalam berusahatan pad organk belum secara murn karena mash menggunakan nput produks (yatu pupuk) sebagan berupa pupuk kma sntets dalam jumlah yang lebh rendah dar doss rekomendas, dan pada konds tertentu mash menggunakan pesda sntets. Petan rata organk tahun ke- mash menggunakan pupuk kma sntets yatu pupuk urea dalam jumlah sektar % dar doss rekomendas, dan sama sekal tdak menggunakan pesda sntets. Sedangkan petan rata organk tahun ke-8 sama sekal sudah tdak menggunakan pupuk dan pesda sntets. Ad Prayoga

6 Sumber data dalam peneltan n berasal dar data prmer dan data sekunder. Pengumpulan data prmer dlakukan melalu wawancara langsung terhadap petan contoh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dpersapkan. Pengukuran produktvtas dalam peneltan n dlakukan dengan pendekatan produktvtas faktor total menggunakan angka ndeks TFP. Untuk membandngkan produktvtas faktor total (TFP) dgunakan ndeks Fsher dengan Program TFPIP Vers.. Adapun formula untuk mengukur ndeks Fsher (Coell et al, 998), sebaga berkut : TFP Output Indek Input Indek ( Fsher) ( Fsher) =... () Output Indek (Fsher) = Q N L = = N = p p s s q q t s, Q N P = = N = Q KuanttasOutputIndeks) = Q Q F p t (, ptqt... (6) q s L P dmana : F Q = Indeks Kuanttas Output (Fsher) L Q = Indeks Kuanttas Output (Laspeyres) P Q = Indeks Kuanttas Output (Paasche) p = Harga output ke- q = Jumlah output ke- =,..,N s = Usahatan pad konvensonal t = Usahatan pad organk Input Indek (Fsher) = X N L = = N = p p s s q q t s, X X kuanttasinputindek) = X X N P = = N F = (, ptqt... (7) p t q s L P Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 6

7 dmana : F X = Indeks Kuanttas Input (Fsher) L X = Indeks Kuanttas Input (Laspeyres) P X = Indeks Kuanttas Input (Paasche) p q s t = Harga nput ke- = Jumlah nput ke- =,..,N = Usahatan pad konvensonal = Usahatan pad organk Dalam membandngkan produktvtas faktor total sebaga dasar pembandng adalah usahatan pad konvensonal. Ukuran jumlah nput pupuk yang dgunakan dalam peneltan n adalah total nutrent (N+P+K) yang dhtung berdasarkan kandungan nutren dalam pupuk yang dberkan. Adapun kandungan nutren dar pupuk yang dberkan adalah sebaga berkut: Urea = Kandungan N (46%) Superfos = Kandungan P O (8%) Ponska (::) = Kandungan N, P O, dan K O masng-masng (%) Komposs kma pupuk kompos kotoran ternak yang dgunakan sebaga dasar adalah hasl peneltan Bala Peneltan Tanaman Sayuran (Bekt dan Surdanto, ), yatu kandungan N=,89 %, P O =,36%, dan K O =,46%. Harga nput pupuk adalah harga nutren per kg yang merupakan rata-rata dar harga nutren pupuk yang dberkan, dengan perhtungan sebaga berkut :. Petan pad konvensonal dengan sumber pupuk yang dgunakan adalah urea, Superfosfat dan Ponska. a. Harga pupuk urea (46%N)= Rp.4/kg Kandungan N =,46 kg/kg urea, harga N/kg =.4 :,46 = Rp 3.4, b. Harga pupuk Superfosfat (8% P O ) = Rp..6/kg Kandungan P =,8 kg/kg Superfos, harga P/kg =.6 :,8 = Rp 8.888,88 c. Harga pupuk Ponska (::) = Rp./kg Kandungan N =, kg/kg Ponska, harga N/kg =. :, = Rp 8.7, Ad Prayoga 7

8 Kandungan P =, kg/kgponska, harga P/kg =. :, = Rp 8.7, Kandungan K =, kg/kg Ponska, harga K/kg =. :, = Rp 8.7, Harga nutren per kg = (3.4,+8.888,88+8.7,+8.7,+8.7,) : = Rp3.636/kg. Petan pad organk dengan sumber pupuk adalah pupuk kompos kotoran ternak. Harga pupuk kompos kotoran ternak (sap) = Rp 7/kg a. Kandungan N =,89 kg/kg pupuk organk Harga N/kg = 7 :,89 = Rp 3.898,88 b. Kandungan P =,36 kg/kg pupuk organk Harga P/kg = 7 :,36 = Rp ,89 c. Kandungan K =,46kg/kg pupuk organk Harga K/kg = 7 :,46 = Rp 8.83,6 Harga nutren per kg = (3.898, , ,6) : 3 = Rp 4.4/kg 3. Petan organk dengan sumber pupuk adalah pupuk urea dan pupuk kotoran ternak (sap). Harga nutren per kg = (3898, ,89+883,6+343,) : 4 = Rp. 3.9/kg 4. Petan organk dengan sumber pupuk adalah pupuk organk, pupuk urea, pupuk Superfos dan pupuk Ponska. Harga nutren per kg = (3.898, , ,6+343,+8.888,88+8.7,+8.7, +8.7,) : 8 = Rp 4.88/kg Guna menganalss efsens tekns dan faktor-faktor penentu nefsens tekns dgunakan fungs produks fronter okhak, dan dalam peneltan n dasumskan mempunya bentuk Cobb-Douglas yang dtransformaskan ke dalam bentuk lnear logartma natural sebaga berkut : β β β δ... (8) lny = + lnx + X + D + + δ 7D7 + ( V U ) dmana : Y = Produks gabah dalam satu musm dalam ku X = Pupuk (total nutren = N + P + K) dalam kg Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 8

9 X = Tenaga kerja (HOK) D = Dummy organk tahun ke-8 D =, untuk rata tahun ke-8 D =, untuk lannya D = Dummy organk tahun ke- D =, untuk rata tahun ke- D =, untuk lannya D 3 = Dummy organk tahun ke- D 3 =, untuk rata tahun ke- D 3 =, untuk lannya D 4 = Dummy MK-I D 4 =, untuk MK-I D 4 =, untuk lannya D = Dummy MK-II D =, untuk MK-I D =, untuk lannya D 6 = Dummy lahan D 6 =, untuk lahan luas ( >.46 ha) D 6 =, untuk lannya (.46 ha) D 7 = Dummy varetas D 7 =, untuk varetas Menthk Wang D 7 =, untuk lannya V = Kesalahan acak model U = Varabel acak yang mempresentaskan nefsens tekns sampel ke- Efsens teknk dar produks usahatan petan ke- demas dengan rumus sebaga berkut (Coell, 998) : TE y = y exp( xβ + v u ) = exp( x β + v ) = exp( u )... (9) Dmana y adalah produks aktual dar pengamatan, dan y adalah dugaan produks fronter yang dperoleh dar fungs produks fronter okhak. Efsens tekns untuk seorang petan berksar antara nol dan satu. Hpotess yang menyatakan bahwa σ = atau semua petan telah melakukan Ad Prayoga 9

10 usahatannya % efsen duj dengan Lkelhood Rato Te untuk memutuskan menerma atau menolak hpotess tersebut. Nla LR te dhtung dengan menggunakan rumus : L = ln L ( H ) ( ) H LR... () yang terdrbus χ, (Coell, et al. 998). Penentuan faktor-faktor sumber nefsens tekns dgunakan suatu model regres lner berganda yang demas secara smultan dengan fungs produks fronter. Model regres lner berganda nefsens tekns tersebut dnyatakan sebaga berkut: U = δ + δz + δ Z + δ D L + ε... () dmana : U = Efek nefsens tekns yang dtaksr Z = Jumlah anggota keluarga usa produktf Z = Frekuens mengkut penyuluhan D L = Dummy lahan D L =, untuk lahan luas D L =, untuk lannya HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl dan pembahasan dbag atas empat bagan, yatu analss produktvtas, hasl emas fungs produks fronter okak, efsens tekns, dan sumber nefsens tekns. Statk deskrps varabel-varabel yang dgunakan dalam pendugaan fungs produks fronter okak dsajkan pada Lampran. Produktvtas total faktor produks (TFP) mengukur kemampuan seluruh macam faktor produks sebaga unt produks agregat dalam memproduks output. Ukuran n berupa ndeks yang merupakan hasl bag dar ndeks kuanttas output terhadap ndeks kuanttas nput. Dalam membandngkan produktvtas faktor total produks antara pad organk tahun ke-8, tahun ke-, tahun ke- dengan pad konvensonal, dgunakan rata-rata data kuanttas dan harga nput-output pad konvensonal sebaga dasar pembandng. Hasl pengukuran nla ndeks TFP dengan menggunakan program TFPIP V. sepert dtunjukkan dalam Tabel. Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9

11 Tabel. Nla Indeks TFP. 9 Musm Tanam MH - 9 MK-I 8 MK-II 8 Sem Pertanan Konvensonal Organk tahun ke-8 Organk tahun ke- Organk tahun ke- Konvensonal Organk tahun ke-8 Organk tahun ke- Organk tahun ke- Konvensonal Organk tahun ke-8 Organk tahun ke- Organk tahun ke- Indeks Kuanttas Output Input,,,834,646,6778,694,948,99,,844,77,6336,,887,88,666,,684,6893,99,,7,764,93 Indeks TFP,,,8,64,,34,99,689,,7,8,7 Tabel menunjukkan bahwa nla ndeks TFP yang mencermnkan tngkat output sebaga hasl penggunaan seluruh nput yang dcapa pad organk tahun ke-8 dan ke- lebh tngg dbandngkan pertanan organk tahun ke- maupun pad konvensonal. Hal n mengungkapkan bahwa pad organk tahun ke-8 dan ke- lebh produktf, karena untuk menghaslkan output yang sama menggunakan nput secara agregat lebh sedkt. Hal pentng lan dar hasl pengukuran n adalah terlhat bahwa makn lama penerapan pertanan organk nla ndeks kuanttas output makn menngkat dkut nla ndeks kuanttas nput yang menurun. Hal n mengndkaskan bahwa makn lama pertanan organk makn mantap dan produktf. Konds n dkarenakan oleh konds kesuburan lahan yang makn bak serng berjalannya waktu akbat penggunaan pupuk organk. Hasl emas fungs produks fronter dengan menggunakan MLE (Tabel ) mengungkapkan bahwa faktor-faktor produks sepert pupuk, tenaga kerja, dan dummy MK-II mempunya koefsen yang pof dan berpengaruh nyata terhadap produks. Koefsen dar varabel pupuk sebesar,43, artnya bahwa penngkatan penggunaan pupuk sebesar satu persen akan menngkatkan produks sebesar,43 persen. Koefsen dar varabel tenaga kerja sebesar,66 berart bahwa penngkatan jumlah har kerja sebesar satu persen akan menngkatkan produks sebesar,66 persen. Damat dar varable dummy MK-II menunjukkan adanya pengaruh pof yang sgnfkan secara atk terhadap ntersep dar fungs produks fronter. Hal n mengungkapkan adanya perbedaan tngkat produks rata-rata antara musm kemarau II dan musm hujan, dmana pada musm kemarau II akan menghaslkan produks yang lebh tngg dbandngkan pada musm hujan. Selanjutnya varabel dummy pad organk tahun ke-8, ke-, dan ke- menunjukkan adanya pengaruh negatf yang sgnfkan secara atk terhadap ntersep dar fungs produks fronter. Hal n mengungkapkan adanya perbedaan Ad Prayoga

12 tngkat produks rata-rata antara pad organk tahun ke-8, ke-, ke- dengan pad konvensonal, dmana pad organk menghaslkan produks yang lebh rendah dbandngkan pad konvensonal. Perhtungan nla LR te = 4,3 adalah lebh besar dar χ = 3,84. Dengan demkan dapat dsmpulkan bahwa σ = atau semua usahatan yang dlakukan petan adalah persen efsen tdak terbukt. Tabel. Hasl Emas MLE Parameter Fungs Produks Fronter Stokhak. 9 Varabel Parameter Koefsen Standard error t-rato β -,338,88 β,43,39 β,669,399 β 3 -,8,47 β 4 -,3,48 β -,3886,87 β 6,39,48 β 7,63, β 8,,76 -,87,6 Intersep Pupuk Tenaga kerja Dummy 8Th Dummy Th Dummy Th Dummy MK-I Dummy MK-II Dummy luas Dummy varetas Sgma-square Gamma β 9 σ γ log lkelhood functon = 4.98 LR te of the one-sde error = 4.3,98,847 Keterangan : **** = Menunjukkan sgnfkan pada α = %,9,96 -,399****,66**** 6,469**** -,393**** -,667**** -3,447****,4486 ns,98****,969 ns -,886 ns,867**** 7,6747**** Tabel 3. Tngkat Efsens Tekns. 9 Sem Pertanan Tngkat Efsens Tekns (%) Rata-rata Mnmum Maksmum MH-9. Konvensonal. Pert.Orgnk. tahun ke- 3. Pert.Orgnk. tahun ke- 4. Pert.Orgnk. tahun ke-8 MK-I 8. Konvensonal. Pert.Orgnk. tahun ke- 3. Pert.Orgnk. tahun ke- 4. Pert.Orgnk. tahun ke-8 MK-II 8. Konvensonal. Pert.Orgnk. tahun ke- 3. Pert.Orgnk. tahun ke- 4. Pert.Orgnk. tahun ke-8,63 a,66 ab,73 bc,8 c,63 a,67 a,7 b,76 b,6 a,67 a,76 b,76 b Rata-rata,7,47,49,48,4,48,,46,,,49,,3,79,8,9,96,76,78,94,96,74,83,9,9 Keterangan : Huruf yang sama pada angka dalam kolom rata-rata pada musm yang sama menunjukkan tdak ada beda nyata pada tngkat α = %. Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9

13 Hasl pengukuran ndeks efsens tekns dar emas ekonometrk fungs produks fronter okhak, dperoleh ndeks efsens tekns dar seluruh petan dalam tga musm tanam bervaras antara,47,96 dengan rata-rata,7 (Tabel 3). Hal n memberkan ndkas bahwa mash ada peluang bag petan untuk menngkatkan produksnya sektar 3 persen dengan penerapan pengelolaan yang terbak menggunakan teknolog yang ada. Hal pentng lan yang dapat dketahu dar Tabel 3 adalah bahwa efsens teknk rata-rata yang dcapa petan pad organk tahun ke-8 dan tahun ke- lebh tngg secara sgnfkan dbandngkan petan pad konvensonal. In mengungkapkan bahwa makn lama pad organk semakn efsen secara tekns serng dengan makn membaknya kesuburan tanah dengan adanya penggunaan pupuk organk. Tabel 4. Drbus Tngkat Efsens Tekns. 9 Range Efsens Tekns Konv. Frekuens Frekuens Relatf (%) Pert. Pert. Pert. Konv. Pert. Pert. Pert. Org. Org. Org. Org. Org. Org. Th Th 8Th Th Th 8Th Total MH-9 :,, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, MK-I 8 :,, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, MK-II 8 :,, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, ,8 6,7 3,3 4,,8 3,3 3,3 6,7,8,, 7, 3,3 4,,, 3,3,7 6,7, 8,3 4,,8 3,8,9, 3, ,8 7,, 6,7,8 4,,6 8,3,8 3,3 4, 8,3 6,7,7, 4,, 6,7,,7,4 9, 8,3 3, 6,7 3, ,,6,6,7,,,8 4, 9,,,8,, 3,3, 9, 8,3,7,,,9, 9,,,8,6 9, 6,7 7, 4, Berdasarkan drbusnya sepert yang dsajkan pada Tabel 4, secara keseluruhan dketahu bahwa pada MH-9 sebanyak 4, persen petan beroperas pada tngkat efsens tekns kurang dar persen, 7, persen pada tngkat efsens tekns -8 persen, dan selebhnya 3,4 persen beroperas Ad Prayoga 3

14 pada tngkat efsens tekns lebh dar 8 persen. Pada MK-I 8 sebanyak,4 persen petan beroperas pada tngkat efsens tekns kurang dar persen, 77, persen pada tngkat efsens tekns -8 persen, dan selebhnya, persen beroperas pada tngkat efsens tekns lebh 8 persen. Pada MK-II 8 sebanyak,8 persen petan beroperas pada tngkat efsens tekns kurang dar persen, 77, persen pada tngkat efsens tekns -8 persen, dan selebhnya,7 persen beroperas pada tngkat efsens tekns lebh 8 persen. Secara Grafs sepert dsajkan dalam Lampran. Perbedaan tngkat efsens tekns yang dcapa petan mengndkaskan tngkat penguasaan dan aplkas teknolog yang berbeda-beda. Perbedaan tngkat penguasaan teknolog dapat dsebabkan oleh atrbut yang melekat pada dr petan sepert pengalaman berusahatan, umur, dan penddkan, juga dapat dsebabkan oleh faktor ekernal sepert penyuluhan. Perbedaan dalam aplkas teknolog yatu dalam hal penggunaan nput produks dsampng dsebabkan oleh tngkat penguasaan teknolog, juga dsebabkan oleh kemampuan petan untuk mendapatkan nput produks. Jumlah anggota keluarga usa produktf berperanan bag petan dalam hal penggunaan nput tenaga kerja. Hasl emas fungs nefsens tekns (Tabel ) menunjukkan bahwa nla koefsen varabel jumlah anggota keluarga usa produktf terhadap tngkat nefsens tekns adalah negatf dan sgnfkan secara atk pada tngkat α = %. In mengungkapkan bahwa menngkatnya jumlah anggota keluarga usa produktf yang dmlk petan akan mengurang tngkat nefsens tekns atau dengan kata lan menngkatkan efsens tekns, karena petan dapat mengurang penggunaan nput tenaga kerja upah dalam mengelola usahatannya. Tabel. Hasl Emas Fungs Inefsens Tekns. 9 Varabel Parameter Koefsen Standard error t-rato δ δ δ Intersep Jml. klg. usa prod. Frekuens kut penyuluhan Dummy luas lahan Sgma-square Gamma δ 3 σ γ log lkelhood functon = 4,98 LR te of the one-sde error = 4,3,63 -,3 -,77 -,4,98,847 Keterangan : **** = menunjukkan sgnfkan pada α = %,78,,7,7,9,96 7,7696***** -,7838**** -6,49**** -,67 ns,867**** 7,6747**** Nla koefsen frekuens mengkut penyuluhan terhadap tngkat nefsens tekns adalah negatf dan sgnfkan secara atk pada tngkat α = %. In dapat dterangkan bahwa makn banyak mengkut kegatan penyuluhan petan akan makn efsen dalam mengelola usahatannya, karena dengan makn serng mengkut penyuluhan petan akan makn banyak mendapat pengetahuan dan nformas bagamana mengelola usahatan secara lebh bak. Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 4

15 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Hasl Peneltan menunjukkan bahwa petan pad organk tahun ke-8 dan tahun ke- lebh efsen dbandngkan petan pad konvensonal. Tngkat efsens tekns yang dcapa petan sampel bervaras antara,47,96 dengan rata-rata,7, sehngga ada peluang bag petan untuk menngkatkan produksnya sektar 3 persen dengan penerapan pengelolaan yang terbak menggunakan teknolog yang ada. Tngkat efsens tekns petan pad organk tahun ke-8 dan tahun ke- lebh tngg secara sgnfkan dbandngkan petan pad konvensonal. Peneltan juga menemukan bahwa jumlah anggota keluarga usa produktf dan frekuens mengkut kegatan penyuluhan berpengaruh menurunkan nefsens tekns. Implkas kebjakan dar temuan-temuan datas adalah upaya penngkatan efsens tekns melalu penngkatan frekuens kegatan penyuluhan tentang usahatan pad organk perlu dlakukan secara kontnyu oleh dnas atau nans terkat. Hal n dmaksudkan agar petan dapat lebh bak dalam mengelola usahatan pad organk sehngga efsens tekns yang dcapa sekarang dapat dtngkatkan. DAFTAR PUSTAKA Agner, D.J., C.A.K. Lovell, and P. Schmdt.977. Formulaton and Ematon of Stochac Fronter Producton Functon Models. Journal of Economcs. 6:-37. Baek, H.Young and J. A. Pagan. 3. Executve Compensaton and Corporate Producton Effcency : A Stochac Fronter Approach. Quaterly Journal of Busness and Economcs. 4 (&): 7-4. Battese, G.E. and T.J. Coell. 99. Fronter Producton Functons, Techncal Effcency and Panel Data. Wth Applcaton to Paddy Farmers n Inda. Journal of Productvty Analyss. 3:3-69. Bekt, E. dan Y. Surdanto.. Pupuk Kompos untuk Menngkatkan Produks Pad Sawah. Lptan Deptan. No: Ser-Tanaman Pangan/PAAT //ehb. Coell, T.J., D.S.P. Rao, and G.E. Battese An Introducton to Effcency and Productvty Analyss. Kluwer Academc Publsher. Boon. Gannakas, Konantnos, K.C. Tran and V. Tzouvelekas. 3. On The Choce of Functonal Form n Stochac Fronter Modelng. Emprcal Economcs. 8:7-. Kumbhakar, S.C. and C.A.K. Lovell.. Stochac Fronter Analyss. Cambrdge Unvery Press. Cambrdge. Las, I., K. Subagyono dan A.P. Setyanto. 6. Issu dan Pengelolaan Lngkungan dalam Revtalsas Pertanan. Jurnal Ltbang Pertanan. (3). Ad Prayoga

16 Maulana, M. 4. Peranan Luas Lahan, Intenas Pertanaman dan Produktvtas sebaga Sumber Pertumbuhan Pad Sawah d Indonesa 98-. Jurnal Agronom. Vol.(). Meeusen, W. and J. Van den Broek.977. Effcency Ematon from Cobb-Douglas Producton Functon wth Composed Error. Internatonal Economc Revew. 8: Neera,P., M. Katano, and T. Hasegawa Comparson of Rce Yeld after Varous Years of Cultvaton by Natural Farmng. Plant Producton Scense, (): Padel, S.. Converson to Organnc Farmng A Typcal Exampel of the Dffuson of an Innovaton?. Socologa Rurals, Vol. 4(). European Socety for Rural Socology. ISSN Olaoye, A.O. 98. Total Factor Productvty Trends n Ngeran Manufacturng. Ngeran Journal of Economc and Socal Studes. Vol.7(3): Rutkauskas, J. And E. Paulavcene.. Concept of Productvty n Servce Sector. ISSN39-78 Engneerng Economcs. Vol. 43(3). Smatupang, P Konsep dan Pengukuran Produktvtas Total Faktor Produks. Paper Semnar Increasng Productvty of Agrcultural Sector. Departemen Pertanan dan Productvty Councl. Aguus 996. Jakarta. Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 6

17 Lampran. Statk Deskrps Varabel per Luasan Usahatan, 9 Varabel N Rerata MH-9. Organk Th ke-8 3 Produks (ku). Organk Th ke- 3 Produks (ku) 3. Organk Th ke- 3 Produks (ku) 4. Konvensonal 3 Produks (ku) MK-I 8. Organk Th ke-8 3 Produks (ku). Organk Th ke- 3 Produks (ku) 3. Organk Th ke- 3 Produks (ku) 4. Konvensonal 3 Produks (ku) 3,,,83,6,69 3,9,3,3 6,88 4,7 4,7,6,96,4 4,7,4 6,73 64, 7,43,6,64 33, 9,4,3 7,8 46,46 47,9,6,88,4 47,99,4 Std. dev. 3,9 3,73,,9 9,66 8,6 34,89,3,8 7,4 9,6, 4,7 3,98 8,38,, 3,7,8,9,44,89 38,8,3,9 8,7,76,,6 3,9 9,66, Mn. 4, 3, 4,7,3,,84 6,,, 7, 4,7,9 3, 4,6 7,4,8, 3, 38,38,3 3,,84 7,9, 3, 9,6 6,,9 3, 4,6 8,33,8 Maks., 3, 8,9, 4, 8,3,,, 83,7 9,3,,79,9 87,,3 4, 8,4,, 4, 94,8 7,6, 3, 83,7 4,, 3,77,9 9,7,3 Ad Prayoga 7

18 Lanjutan lampran. Varabel N Rerata MK-II 8.Organk Th ke-8 3 Produks (ku).organk Th ke- 3 Produks (ku) 3.Organk Th ke- 3 Produks (ku) 4.Konvensonal 3 Produks (ku) 8,9 67,89,93,6 4,4 36,94 63,6,3 8,7 48,64,4,6, 3,3,63,4 Std. dev.,66 3,9 4,43,9,97 4,99 4,34,3 3, 9,39 3,8,,34 4,6,3, Mn., 3, 43,,3 3,,84 9,, 3, 9,6 3,8,9 3, 4,6 9,6,8 Maks., 3,8,8,9 46, 8,4 83,,, 83,7 4,6, 4,76,9 3,,3 Lampran. Grafk Drbus Tngkat Efsens Tekns Frekuens Relatf (%) Konv,8 6,7 3,3 4, tahun ke-,8 3,3 3,3 6,7,8 tahun ke-,, 7, 3,3 4, tahun ke-8 3,3,7 6,7 8,3 Total 4,,8 3,8,9,9, Gambar. Drbus Tngkat Efsens Tekns pada MH-9 Jurnal Agro Ekonom, Volume 8 No., Me : - 9 8

19 Lanjutan Lampran. Frekuens Relatf (%) Konv,8 7, 6,7 tahun ke-,8 4,,6 8,3 tahun ke-,8 3,3 4, 8,3 6,7,7 tahun ke-8 4,, 6,7,7 Total,4 9, 8,3 3 6,7 3,4 Gambar. Drbus Tngkat Efsens Tekns pada MK-I 8 Frekuens Relatf (%) Konv,6,6,7 tahun ke-,8 4, 9,,8 tahun ke- 3,3, 9, 8,3,7 tahun ke-8,,9 9,, Total,8,6 9,,9 8,3 4, Gambar 3. Drbus Tngkat Efsens Tekns pada MK-II 8 Ad Prayoga 9

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH. Adi Prayoga *)

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH. Adi Prayoga *) PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI ORGANIK LAHAN SAWAH Adi Prayoga *) ABSTRAK Penelitian produktivitas dan efisiensi teknis usahatani padi organik lahan sawah dilakukan di desa Sukorejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011

Analisis Efisiensi Teknis (37-46) El-Hayah Vol. 2, No.1 September 2011 Analss Efsens Tekns (-) El-Hayah Vol., No. September ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH APLIKASI PERTANIAN ORGANIK ( Stud Kasus D Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang ) Kabupaten alang T 9

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Ismatul Hdayah, Edwen D. Waas dan Andrko Noto Susanto Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Maluku Jl. Chr. Soplant, Rumah

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1

EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 EFISIENSI TEKNIS USAHA BUDIDAYA UDANG DI LAHAN TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 (Techncal Effcency of Shrmp Culture Farmng n Bracksh Land wth Intensve Technologcal of Fsh Culture)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) Analss Efsens Ekonom dan Daya Sang Jagung pada Lahan Kerng (A.Y. Kurnawan et al.) ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN 1) (Analyss

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Inovas Teknolog Pertanan ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN BIAYA PADA USAHATANI PADI SAWAH PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI KABUPATEN BURU, PROVINSI

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER FUNGSI PRODUKSI (KASUS DI DESA SEBUBUS, KECAMATAN PALOH) Techncal Effcency of Ranfed

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit

III. KERANGKA PEMIKIRAN Dampak Kredit terhadap Kinerja Usaha Kecil. David (1999) menyatakan analisis yang paling umum dari program kredit III. KERANGKA EMIKIRAN 3.. Kerangka Teorts 3... Dampak Kredt terhadap Knerja Usaha Kecl. Davd (999) menyatakan analss yang palng umum dar program kredt adalah perbandngan dar nput-nput usaha, produks,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci