ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS"

Transkripsi

1 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean s one of the mportant food commodty s after rce whch has a strategc poston n the overall natonal food polcy because ts role s crtcal n Indonesa food menu resdent. Needs of the communty and soybean processng ndustry tend to ncreased from year to year has not been matched by the avalablty of suffcent soy because soy producton n the domestc remans low. The constrants of natonal soybean producton ncreased many faces, one of whch s the low productvty of soybean. The low productvty because most farmers do not use qualty seed varetes and crop management technques are stll not optmal. One of the man program the Mnstry of Agrculture relatng to technologcal nnovaton as an effort to ncrease producton of food crops ncludng soybeans s PTT (Integrated Crop Management) approach and s done through SLPTT (Integrated Crop Management Feld School). However, the mplementaton s stll faced many obstacles, manly n terms of farmng technques that lead to the producton and productvty of soybean at the farm level s relatvely low so the ncome of farmers s also low. The objectve of ths study was to analyze how far the Integrated Crop Management Feld School (SLPTT) Program can ncrease farmers ncome. The farmer populaton under study s dvded nto two, namely the partcpant farmers of SLPTT Program and farmers are not partcpants of SLPTT Program. By usng the Unt Output Prce Cobb-Douglas s proft functon obtaned concluson that SLPTT Program can ncrease farmers ncome. The factors that affect negatvely and sgnfcantly to the ncome are the prce of seed, the prce of fertlzer, the prces of pestcdes and the wage of labor, whle the factor that affect postvely and sgnfcantly to the ncome s land sze. Soybean farm of SLPTT farmers are more effcent economcally than non SLPTT soybean farmers. Keywords : SLPTT Program, Proft Functon, Rellatve Economc Effcency 68

2 PENDAHULUAN Kedela merupakan salah satu komodtas pangan pentng setelah pad yang mempunya poss strategs dalam keseluruhan kebjakan pangan nasonal karena perannya sangat pentng dalam menu pangan penduduk Indonesa. Kedela sebaga tanaman palawja tradsonal, telah berubah dar tanaman sampngan menjad tanaman strategs dalam ekonom nasonal. Kebutuhan masyarakat maupun ndustr pengolahan terhadap kedela yang semakn menngkat dar tahun ke tahun belum dmbang dengan ketersedaan kedela yang mencukup karena produks kedela dalam neger mash rendah. Berdasarkan data Bala Peneltan Kacang-kacangan dan Umb-umban (2010), hngga saat n produks nasonal baru mampu memenuh 35 40% dar kebutuhan dalam neger. Berbaga kendala penngkatan produks kedela nasonal banyak dhadap, salah satunya adalah rendahnya produktvtas kedela. Produktvtas pertanaman kedela d tngkat petan mash rendah yatu sebesar 1,2 t/ha. Menurut Smatupang, dkk., (2005) r endahnya produktvtas dsebabkan sebagan besar petan belum menggunakan benh bermutu varetas unggul dan teknk pengelolaan tanaman mash belum optmal ( adops teknolog baru usahatan kedela oleh petan mash rendah). Untuk mengatas permasalahan yang berkatan dengan teknk buddaya perlu dlakukan terobosan dalam memproduks kedela yang mampu memberkan produktvtas tngg dengan proses produks yang efsen dan berkelanjutan. Guna mencapa hal tersebut, dperlukan raktan teknolog spesfk lokas dengan memperhatkan kesesuaan terhadap konds bofsk lahan, sosal ekonom masyarakat, dan kelembagaan petan. Salah satu program utama Kementran Pertanan yang berkatan dengan novas teknolog sebaga upaya penngkatan produks tanaman pangan termasuk kedela nasonal adalah dengan pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) dan dlakukan melalu kegatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) untuk menjamn dterapkannya teknolog dalam pendekatan PTT. Komponen teknolog produks yang dkemas dalam model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah penggunaan benh bermutu varetas unggul dan pengelolaan LATO (lahan, ar, tanaman, dan 69

3 organsme pengganggu tanaman) yang mampu menngkatkan hasl kedela hngga 2 ton/ha dan dharapkan mampu menngkatkan efsens usahatan. Keberhaslan usahatan kedela yang dlaksanakan petan tdak hanya dlhat dar seg tnggnya produks yang dcapa, akan tetap bagamana penngkatan produks yang telah dcapa dapat menngkatkan pendapatan petan. Oleh karena tu alokas faktor-faktor produks secara optmal pentng untuk dlaksanakan sehngga dharapkan akan terjad penngkatan pendapatan petan. Pemanfaatan novas teknolog dengan kebutuhan lebh spesfk, bermbang, dan efsen dapat memberkan peluang bag petan untuk memproduks lebh banyak dengan korbanan relatf lebh kecl. Pendekatan PTT merupakan salah satu alternatf yang memberkan jamnan adanya penngkatan produktvtas, penngkatan pendapatan usahatan dan melestarkan sumberdaya untuk keberlanjutan sstem produks usahatan. Berdasarkan uraan datas maka secara umum rumusan masalah peneltan n adalah sejauh mana program SLPTT dapat menngkatkan pendapatan petan. Permasalahan tersebut secara rnc dapat durakan sebaga berkut: 1) Sejauh mana penngkatan pendapatan usahatan kedela setelah pelaksanaan program SLPTT dan apa sajakah faktor-faktor yang memengaruh tngkat pendapatan usahatan kedela, dan 2) Sejauh mana tngkat efsens ekonom relatf usahatan kedela setelah pelaksanaan program SLPTT. Berdasarkan rumusan permasalahan d atas, secara rnc tujuan peneltan drumuskan sebaga berkut: 1) Menganalss tngkat pendapatan dan faktor-faktor apa saja yang memengaruh tngkat pendapatan usahatan kedela, dan 2) Menganalss tngkat efsens ekonom relatf antara usahatan kedela petan program SLPTT dengan petan non SLPTT. 70

4 METODE PENELITIAN Lokas Peneltan Lokas peneltan dtentukan secara sengaja d Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsar dan Desa Curahlele Kecamatan Balung, Kabupaten Jember. Penentuan daerah n dlakukan dengan pertmbangan bahwa Kecamatan Bangsalsar memlk potens untuk pengembangan komodtas kedela dengan luas areal sebesar Ha, produks sebesar Ton dengan produktvtas sebesar 14,26 ku/ha yang mash dapat terus dkembangkan dengan adanya program pemerntah, salah satunya melalu pendekatan SL-PTT. Selanjutnya dplh Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsar yang merupakan desa yang memlk kelompok tan dengan unt terbanyak dalam SLPTT dbandngkan desa yang lannya d Kecamatan Bangsalsar dan Desa Curahlele Kecamatan Balung Kabupaten Jember yang merupakan salah satu wlayah d mana terdapat petan kedela yang tdak mengkut program SLPTT. Metode Penentuan Sampel Populas dalam peneltan n adalah petan kedela d Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsar yang mengkut Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedela dan petan kedela d Desa Curahlele Kecamatan Balung Kabupaten Jember yang tdak mengkut program SLPTT. Pengamblan sampel petan SLPTT dlakukan dengan metode Stratfed Random Samplng. Besar sampel dtentukan atas dasar keragaman luas penguasaan lahan karena varabel tersebut sangat menentukan tngkat pendapatan petan. Berdasarkan hasl surve pendahuluan dperoleh nformas bahwa petan yang mengkut SLPTT kedela d Desa Sukorejo berjumlah 1081 petan. Petan SLPTT d Desa Sukorejo melaksanakan usahatan kedela pada luasan lahan yang berbeda-beda, rata-rata luas lahan garapan petan adalah 0,59 ha dengan standar devas sebesar 0,40. Untuk selanjutnya penentuan sampel petan program SLPTT d Desa Sukorejo dlakukan dengan menstratfkas petan menjad tga strata yatu strata I (sempt), strata II (sedang), dan strata III (luas). Besar sampel dperoleh dengan menggunakan rumus pada Parel, et.al. (1973) : n =..(1) 71

5 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populas Z = varabel normal pada tngkat kepercayaan yang dngnkan (90%) σ 2 = varans populas d 2 = standard error (0,1) Selanjutnya nla varans populas dperoleh dengan menggunakan rumus sebaga berkut: 2 Keterangan: X N 1 ( X N ) 2 = nla masng-masng pengamatan µ = rata-rata populas..(2) Jumlah sampel untuk masng-masng strata dperoleh dengan rumus sebaga berkut: n h = (N h /N)n Keterangan: n h = jumlah sampel pada tap strata N h N n kedela. = jumlah populas pada tap strata = jumlah populas petan program SLPTT kedela = jumlah sampel petan program SLPTT kedela..(3) Berkut n adalah penyebaran populas dan sampel petan program SLPTT Tabel 1. Penyebaran Populas Sebaga Sampel Petan Program SLPTT Kedela Berdasarkan Luas Lahan d Desa Sukorejo Strata Ket. Luas lahan Populas Sampel I (sempt) < (X SD) < 0, II (sedang) (X SD) (X + SD) 0,18 0, III (luas) > (X + SD) >0, Jumlah Berdasarkan Tabel 1 datas maka pada peneltan n dtetapkan jumlah sampel sebanyak 42 petan program SLPTT. 72

6 Pengamblan sampel petan non SLPTT dlakukan dengan metode Smple Random Samplng dengan menggunakan rumus Parel, et.al. (1973) sepert d atas (1). Karena varans populas (σ 2 ) tdak dketahu maka dlakukan estmas dengan menggunakan sampel kecl sebanyak 30 orang, sehngga rumusnya menjad: n =..(4) Keterangan: N = jumlah total unt pengamblan contoh dalam populas s 2 = varans sampel (penduga σ 2 ) Dar hasl perhtungan dperoleh varans sampel sebesar 0,467, kemudan dmasukkan ke dalam rumus (4) dan dperoleh samp el mnmal sebesar 24 responden. Secara keseluruhan dalam peneltan n dtetapkan jumlah sampel sebesar 72 responden yatu 42 petan peserta program SLPTT dan 30 petan non SLPTT. Metode Analss Data Kedua tujuan peneltan, yatu menganalss faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tngkat pendapatan usahatan kedela program SLPTT dan non SLPTT dan menganalss tngkat efsens ekonom relatf usahatan kedela dgunakan fungs keuntungan Cobb Douglass dengan menambahkan varabel dummy kekutsertaan petan dalam program SLPTT dalam model sepert yang dsajkan sebaga berkut: A W ( ) ( W ) ( W ) ( W ) ( Z ) ( Z ) ( Z ) D 1 Ln = lna lnw + lnz + lnz lnw ln Z lnw + 3 D µ 3 4..(5) Apabla fungs keuntungan Cobb Douglas tersebut dtransformaskan dalam bentuk logartma natural maka persamaannya dapat dtulskan sebaga berkut: lnw4 +..(6) Keterangan: π : keuntungan yang telah dnormalkan dengan harga kedela (Rp/kg) A : konstanta W 1 : harga benh yang dnormalkan dengan harga kedela (Rp/kg) 73

7 W 2 : harga pupuk yang dnormalkan dengan harga kedela (Rp/kg) W 3 : harga pestsda yang dnormalkan dengan harga kedela (Rp/lt) W 4 : upah tenaga kerja yang dnormalkan dengan harga kedela (Rp/HOK) Z 1 Z 2 Z 3 : luas lahan (ha) : baya penyusutan peralatan (Rp/musm) : pengalaman (tahun) α : parameter masukan varabel tdak tetap yang dduga, = 1,2,3,4 β j : parameter masukan varabel tetap yang dduga, j = 1,2,3 μ : kesalahan pengganggu Fungs permntaan nput varabel ( factor share) sebaga kontrbus suatu nput varabel terhadap keuntungan dtulskan sebaga berkut: W X ' ' X...(7) W Dalam bentuk logartma natural adalah: ' ln X ln ( ) ln ln W ln X ' ln ( ) ln A ln W j ln Z j ln W..(8) Pendugaan fungs keuntungan UOP akan dselesakan dengan menggunakan tga model. Metode OLS sebaga suatu pembandng, metode Seemngly Unrelated Regresson tanpa restrks kesamaan α = α, metode Seemngly Unrelated Regresson dengan restrks kesamaan α = α. Untuk melhat efsens ekonom relatve antara petan peserta program SLPTT dan petan non program SLPTT dgunakan fungs permntaan nput untuk masng-masng kelompok petan sebaga berkut: W X ' SL ' NSL D SL D NSL..(9) Keterangan: X : permntaan nput ke- yang optmal (=1,2,3,4) W : harga nput tdak tetap yang dnormalkan dengan harga output Π : keuntungan UOP 74

8 D SL D NSL : dummy usahatan kedela program SLPTT, bernla 1 jka petan mengkut program SLPTT dan 0 jka lannya : dummy usahatan kedela non SLPTT, bernla 1 jka petan tdak mengkut program SLPTT dan 0 jka lannya. Untuk melhat perbedaan efsens ekonom relatf antara usahatan kedela petan peserta SLPTT dan petan non SLPTT dlakukan dengan menduga persamaan ( 6) dan persamaan ( 9) secara bersama-sama. Pengujan efsens ekonom relatf dlakukan pada fungs keuntungan aktual. Pengujan efsens teknk relatf dlakukan pada fungs keuntungan yang telah drestrks dengan melhat parameter varabel dummy kekutsertaan petan dalam program SLPTT. Pengujan efsens harga relatf dlakukan dengan cara melhat konds kesamaan nla marjnal produk terhadap harga nput masng-masng kelompok petan (α SL = α NSL ). HASIL DAN PEMBAHASAN Analss Tngkat Pendapatan dan Faktor-faktor yang Memengaruh Pendapatan Petan Pendugaan parameter dalam peneltan n dgunakan persamaan fungs keuntungan UOP (Unt Output Prce) dan persamaan fungs factor share. Pendugaan tersebut dlakukan berdasarkan metode Ordnary Least Square (OLS) dan Seemngly Unrelated Regresson (SUR). Pendugaan parameter fungs keuntungan UOP dan fungs factor share dalam peneltan n dsajkan dalam 3 model, yatu Model I menggunakan persamaan tunggal metode OLS (Ordnary Least Square), Model II menggunakan persamaan smultan SUR (Seemngly Unrelated Regreson) Zellner tanpa restrks kesamaan α=α (terjad keuntungan aktual jangka pendek) dan Model III menggunakan persamaan smultan metode Zellner dengan retrks α = α (terjad keuntungan maksmal jangka pendek). 75

9 Hasl pendugaan fungs keuntungan UOP dan fungs factor share dapat dlhat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasl Pendugaan Fungs Keuntungan UOP Usahatan Kedela d Desa Sukorejo dan Desa Curahlele Model I Model II Model III Varabel Parameter Koef. Reg. Prob>t Koef. Reg. Prob>t Koef. Reg. Prob>t Fungs Keuntungan: Konstanta Harga Benh (LW 1 ) α 1 Harga Pupuk (LW 2 ) α 2 Harga Pestsda (LW 3 ) α 3 Upah TK (LW 4 ) α 4 Luas Lahan (LZ 1 ) β 1 Baya Peralatan (LZ 2 ) β 2 Pengalaman (LZ 3 ) β 3 Dummy Program (D) A Ω (1.2375) (0.2384) (0.4526) (0.1276) (0.4814) (0.0842) (0.0461) (0.0643) (0.1073) (1.2051) (0.2312) (0.4383) (1.0042) (0.0757) ) (0.3777) (0.1240) (0.4711) (0.0816) (0.0446) ) (0.0622) (0.1039) (0.0943) (0.3896) (0.0686) (0.0427) ) (0.0606) (0.0523) Koefsen Determnas R Probabltas F p-value Fungs Permntaan Input: Pupuk α ) Pestsda α TK α Keterangan: I. Model I : Pendugaan dengan metode OLS Model II : Pendugaan dengan metode SUR tanpa restrks α = α Model III : Pendugaan dengan metode SUR dengan restrks α = α II. Angka dalam kurung ( ) adalah standard error III. = nyata pada tngkat kepercayaan 99% (α = 1 %) = nyata pada tngkat kepercayaan 95% (α = 5 %) = nyata pada tngkat kepercayaan 90% (α = 10 %) = nyata pada tngkat kepercayaan 80% (α = 20 %) 76

10 Dengan uj F yatu uj keberartan hubungan secara serentak (kehandalan model yang dbentuk dalam peneltan) dapat dketahu bahwa hubungan antara pendapatan usahatan kedela dan varabel bebas menunjukkan hubungan sangat nyata dengan p-value=0,000, sehngga dapat dnyatakan bahwa varabel bebas yang terdr dar harga benh, harga pupuk, harga pestsda, upah tenaga kerja, luas lahan, baya penyusutan peralatan dan pengalaman secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usahatan kedela. D sampng tu dar Tabel 2, pada ketga model dketahu bahwa pendugaan fungs keuntungan mempunya nla R 2 (R square) cukup tngg yatu d atas 80 persen, hal n berart bahwa varabel bebas dapat menerangkan varas varabel tdak bebas (varabel pendapatan) dengan persentase yang cukup tngg dan ssanya dterangkan oleh varabel lan d luar model yang telah dbentuk. Apabla dcermat lebh lanjut, model yang dduga dengan metode SUR dengan pendugaan yang dlakukan secara smultan memberkan hasl (taksran - taksran parameter) yang lebh bak/efsen darpada metode OLS. Hal n dapat dketahu dar angka standard error dar masng-masng parameter varabel fungs keuntungan UOP yang dduga dengan metode SUR memlk nla lebh kecl dbandngkan menggunakan metode OLS, sehngga tngkat sgnfkans yang dhaslkan dengan menggunakan metode SUR lebh tngg. Secara keseluruhan dapat dkatakan bahwa pendugaan persamaan smultan dengan metode SUR akan memberkan hasl yang lebh bak darpada metode OLS, sehngga untuk pembahasan selanjutnya akan dgunakan model SUR. Pada model II dapat dketahu bahwa pendugaan fungs keuntungan mempunya nla R 2 sebesar 0,8314. Angka tersebut menunjukkan bahwa 83,14 persen keragaman varabel bebas dapat menjelaskan keragaman total varabel tak bebas yatu pendapatan usahatan kedela sedangkan ssanya sebesar 16,86 persen djelaskan oleh varabel lan yang tdak dkutsertakan dalam model dan faktor error. 77

11 Selanjutnya, apabla dlhat pengaruh dar masng-masng varabel bebas terhadap pendapatan usahatan kedela maka terlhat bahwa varabel harga benh, harga pupuk, harga pestsda, upah tenaga kerja dan baya penyusutan peralatan mempunya hubungan negatf, sedangkan luas lahan dan pengalaman mempunya hubungan postf terhadap pendapatan. Dar kelma varabel yang memlk hubungan negatf terhadap pendapatan terlhat bahwa harga benh, harga pupuk, harga pestsda dan upah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan, masng-masng dengan tngkat kepercayaan sebesar 90%, 90%, 99% dan 95% dengan koefsen regres sebesar , , , dan Koefsen regres tersebut memlk art bahwa apabla terjad kenakan hargaharga benh, pupuk, pestsda dan upah tenaga kerja sebesar 10% maka akan menurunkan pendapatan usahatan kedela masng-masng sebesar 4,18%, 7,98%, 3,67% dan 9,95%. Luas lahan adalah varabel yang berpengaruh nyata (taraf kepercayaan 99%) terhadap pendapatan dengan koefsen regres sebesar 0,6541 yang artnya apabla luas lahan garapan dtambah 10% maka pendapatan akan menngkat sebesar 6,54% dengan asums faktor-faktor yang lan danggap tetap ( caters parbus). Hal n menunjukkan bahwa dengan adanya penngkatan luas lahan yang dgunakan dalam pelaksanaan usahatan kedela akan memberkan dampak pada kenakan produks dan penngkatan pendapatan usahatan kedela. Pengalaman usahatan berpengaruh nyata terhadap pendapatan hanya pada taraf kepercayaan 80%, hal n dsebabkan karena pengalaman yang dmlk petan d daerah peneltan meskpun bervaras tetap teknolog usahatan yang dlakukan mash bersfat tradsonal. Baya penyusutan peralatan untuk pengelolaan usahatan kedela tdak berpengaruh nyata terhadap pendapatan, hal n dsebabkan karena nla dar penyusutan peralatan yang relatf kecl. Koefsen regres untuk baya penyusutan peralatan sebesar 0,0332, n memberkan art bahwa apabla baya peralatan menngkat 10% maka hanya akan menurunkan pendapatan sebesar 0,33% dengan asums faktor-faktor yang lan danggap tetap (caters parbus). Baya penyusutan peralatan yang berpengaruh tdak nyata menmbulkan anggapan bahwa dalam 78

12 waktu jangka pendek banyaknya peralatan tdak memengaruh kengnan petan untuk menngkatkan pendapatan-nya dan tdak menjamn pendapatan yang dperoleh petan kedela. Pada metode SUR I, varabel dummy berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatan kedela pada tngkat kepercayaan 95%. Dengan adanya penge-lompokan petan menjad petan peserta Program SLPTT dan petan non Program SLPTT berpengaruh terhadap pendapatannya. Dummy program yang bertanda postf memberkan art bahwa tngkat pendapatan petan peserta Program SLPTT relatf lebh besar dbandngkan tngkat pendapatan petan non Program SLPTT. Pada konds optmal yatu metode SUR II (Model III) d mana keuntungan maksmum tercapa, pengaruh harga-harga nput varabel dan luas lahan sgnfkan sedangkan nla peralatan yang dpergunakan dan pengalaman memlk pengaruh yang tdak nyata terhadap pendapatan. Pada model III, nla koefsen determnasnya adalah 0,8008 yang memlk art bahwa 80,08% varas tngkat pendapatan maksmum jangka pendek dapat djelaskan oleh varas nputnput yang dmasukkan dalam model sedangkan ssanya 19,92% djelaskan oleh faktor-faktor lan d luar model. Dengan melhat nla standard error pada semua parameter yang lebh kecl darpada metode OLS maupun SUR I maka dapat dnyatakan bahwa hasl pendugaan dengan metode SUR II lebh bak sehngga tngkat sgnfkas yang dhaslkan juga lebh tngg. Dar 4 (empat) nput tdak tet ap yang nyata memengaruh pendapatan usahatan kedela adalah harga benh pada tngkat kepercayaan 99% (p rob>t = 0,0001), harga pestsda pada tngkat kepercayaan 99% (p rob>t = 0,0001), upah tenaga kerja ( prob>t = 0,0872) pada tngkat kepercayaan 90% sedangkan harga pupuk berpengaruh nyata terhadap pendapatan hanya pada tngkat kepercayaan 80% (prob>t = 0,1405). Masng-masng koefsen regres untuk harga benh, harga pupuk, harga pestsda dan upah tenaga kerja adalah -1,2407, -0,5638, -0,9197 dan -0,6769. Luas lahan garapan berpengaruh nyata pada tngkat kepercayaan 99% (prob>t = 0,0001) hal n dkarenakan dengan luas lahan yang semakn besar produks kedela akan menngkat sehngga total penermaan petan akan lebh 79

13 besar sedangkan baya penyusutan peralatan (prob>t = 0,6627) pada tngkat kepercayaan 90% tdak berpengaruh nyata terhadap pendapatan karena kontrbus baya peralatan usahatan umumnya rendah. Dalam hal n baya penyusutan peralatan berpengaruh negatf terhadap pendapatan yang artnya adalah kenakan baya peralatan maka akan menurunkan pendapatan yang dperoleh sehngga penambahan peralatan hanya akan memperbesar total baya yang dkeluarkan petan dan tdak berdampak pada penngkatan produks dan pendapatan petan. Pengalaman dalam berusahatan (prob>t = 0,1492) pada tngkat kepercayaan 90% tdak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatan, varabel pengalaman berpengaruh nyata terhadap pendapatan hanya pada tngkat kepercayaan 85%. Berdasarkan hal tersebut d atas dan dengan asums caters parbus maka dapat dtunjukkan beberapa hal pada konds optmal (Model III) sebaga berkut: (1) kenakan harga benh sebesar 10% akan mengakbatkan penurunan pendapatan sebesar 12,41%; (2) kenakan harga pupuk sebesar 10% akan mengakbatkan penurunan pendapatan sebesar 5,64 %; (3) kenakan harga pestsda sebesar 10% akan mengakbat-kan penurunan pendapatan sebesar 9,19%; (4) kenakan upah tenaga kerja sebesar 10% akan mengakbatkan penurunan pendapatan sebesar 6,77%. Luas lahan berpengaruh sangat nyata (Prob>t = 0,0001) dengan koefsen regres sebesar 0,3127 sehngga apabla terjad pertambahan luas lahan sebesar 10% maka akan menngkatkan pendapatan sebesar 3,127% ( caters parbus). Koefsen regres baya penyusutan peralatan adalah 0,0187, artnya apabla baya peralatan menngkat sebesar 10% maka pendapatan akan turun sebesar 0,187%, caters parbus. Varabel pengalaman berpengaruh nyata terhadap pendapatan hanya pada tngkat kepercayaan 85% dengan koefsen regres sebesar 0,1004, sehngga apabla pengalaman bertambah sebesar 10% maka pendapatan akan menngkat sebesar 1,004%, caters parbus. Varabel dummy program berpengaruh nyata terhadap pendapatan, hal tersebut menunjukkan bahwa apabla terjad pendapatan maksmum jangka pendek maka pendapatan petan peserta program SLPTT lebh tngg darpada petan non SLPTT. 80

14 Analss Efsens Ekonom Relatf Usahatan Kedela Petan SLPTT dan Petan Non SLPTT Analss efsens dalam peneltan n untuk mengetahu bagamana perbandngan tngkat efsens ekonom relatf antara petan SLPTT dan non SLPTT. Pengujan efsens ekonom relatf antara kedua kelompok yang ada d daerah peneltan dlakukan dengan pengujan kesamaan efsens ekonom antar dua kelompok secara serentak. Kemudan sebaga pendukung drasa perlu untuk menguj efsens alokatf (harga) dan efsens teknk. Hasl pendugaan fungs permntaan nput varabel dengan menambahkan dummy program (Tabel 3) menunjukkan bahwa kontrbus nput varabel terhadap keuntungan pada usahatan kedela petan SLPTT lebh tngg dbandngkan petan non SLPTT. Selanjutnya hasl pengujan tngkat efsens ekonom usahatan kedela antara petan SLPTT dan non SLPTT dapat dlhat pada Tabel 4. Tabel 3. Pendugaan Fungs Factor Share Input Tdak Tetap Berdasarkan Kekutsertaan Petan pada Program SLPTT Varabel Parameter Model II (SUR Non Restrks) Koefsen Regres Probabltas Benh ' SL 4,1656 0,0001 ' NSL 4,1591 0,0001 Pupuk ' SL 2,7255 0,0009 ' NSL 2,7203 0,0009 Pestsda ' SL 4,2946 0,0001 ' NSL 4,1619 0,0001 Tenaga Kerja ' SL 3,2063 0,0560 ' NSL 3,0975 0, ' SL 14,3920 I 1 4 ' NSL I 1 Sumber : Data prmer dolah, ,

15 Tabel 4. Uj Efsens Ekonom Relatf Usahatan Kedela Berdasarkan Kekutsertaan Petan dalam Program SLPTT d Desa Sukorejo dan Desa Curahlele No Hpotess Hasl Pengujan Prob>F Keputusan 1. Ho: ΩSL = Ω NSL Efsens Ekonom Ω DP = 0,2464 ) Ha: Ω SL > Ω NSL Relatf 2. Ho: α SL = α NSL α SL = 14,3920 Ha: α SL > α NSL α NSL = 14,1388 Efsens Harga Relatf 3. Ho: ΩSL = Ω NSL Efsens Teknk Ω DP = 0,5429 ) Ha: Ω SL > Ω NSL Relatf Keterangan: ) menunjukkan perbedaan antara petan SLPTT dan non SLPTT Tolak Ho Terma Ho Tolak Ho Berdasarkan hasl uj kesamaan efsens ekonom antara petan peserta Program SLPTT dan petan non Program SLPTT dtolak pada derajat kepercayaan 95% (prob>t = 0,0240), hal tersebut menyatakan bahwa perbedaan efsens ekonom sebesar 0,2464 yang dtunjukkan oleh koefsen regres varabel dummy (Ω DP = 0,2464, Tabel 4 Model II) adalah nyata pada taraf kepercayaan 95%, d mana efsens ekonom petan SLPTT lebh tngg 0,2464 dbandngkan petan non SLPTT. Hasl uj tersebut ternyata tdak ddukung oleh hasl uj kesamaan efsens harga yang menerma Ho pada derajat kepercayaan 95% (prob>t = 0,3775). Hasl uj tersebut dapat dtunjukkan dar perbedaan factor share nput varable antara petan SLPTT dan non SLPTT masng-masng sebesar 14,3920 dan 14,1388 yang ternyata tdak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%. Kesamaan efsens alokatf dapat terjad karena alokas penggunaan faktor-faktor produks antara petan SLPTT dan petan non SLPTT tdak berbeda dan hal tersebut dapat dsebabkan karena harga faktor-faktor produks d daerah peneltan relatf sama. Pada uj kesamaan teknk, uj tersebut dtolak pada derajat kepercayaan 99% hal tersebut menyatakan bahwa perbedaan efsens teknk sebesar 0,5429 yang dtunjukkan oleh koefsen regres varable dummy (Ω DP = 0,5429, Tabel 4 Model III) adalah nyata pada taraf kepercayaan 99%, d mana efsens teknk petan SLPTT lebh tngg 0,5429 dbandngkan petan non SLPTT. Hasl uj n 82

16 menunjukkan bahwa penggunaan kualtas dan cara dar pemakaan nput sepert benh, pupuk, pestsda maupun penerapan teknolog dalam usahatan kedela antara petan peserta Program SLPTT dan petan non Program SLPTT cenderung berbeda. Dengan mengkut SLPTT, petan dapat melaksanakan cara tanam yang lebh tepat dan penggunaan nput benh, pupuk, pestsda dan tenaga kerja lebh bak yatu mendekat anjuran dar penyuluh. Perbedaan nyata dalam penerapan teknolog n dapat dketahu dar tekns buddaya kedela antara petan peserta Program SLPTT dan petan non Program SLPTT. Beberapa komponen teknolog yang banyak dlaksanakan oleh petan SLPTT adalah penggunaan benh varetas unggul (varetas baluran dan anjasmoro) yang bermutu, penanaman secara tugal pada kedalaman 2-3 cm dengan alat tugal, jarak tanam 40 cm x cm dengan 2/3 bj per lubang, membuat saluran dranase karena sfat tanaman kedela yang tdak tahan terhadap genangan ar, dan pengendalan OPT, sehngga pada akhrnya petan SLPTT mampu memperoleh produks yang lebh tngg dbandngkan petan non SLPTT. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Berdasarkan hasl dan pembahasan maka dapat dtark kesmpulan sebaga berkut : 1. Fungs keuntungan UOP usahatan kedela menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh negatf dan nyata terhadap pendapatan usahatan kedela adalah harga benh, harga pupuk, harga pestsda dan upah tenaga kerja, sedangkan varabel yang berpengaruh postf dan nyata terhadap pendapatan adalah luas lahan. Rata-rata pendapatan usahatan kedela petan program SLPTT yang lebh tngg dtunjukkan oleh parameter varabel dummy program pada fungs keuntungan usahatan kedela yang artnya bahwa kekutsertaan petan dalam Program SLPTT dapat menngkatkan pendapatan petan kedela. 83

17 2. Analss efsens ekonom relatf antara usahatan kedela pada petan peserta program SLPTT dan petan non Program SLPTT dapat dbuktkan terdapat perbedaan tngkat efsens d mana petan peserta program SLPTT lebh efsen dbandngkan petan non SLPTT. Saran 1. Tngkat penerapan teknolog d daerah peneltan perlu dtngkatkan melalu komponen penggunaan benh varetas unggul dan bermutu, pembuatan saluran dranase, populas tanaman, dan pengendalan OPT yang sesua dengan rekomendas yang telah dtetapkan sehngga produks dan pendapatan petan dapat dtngkatkan. 2. Berdasarkan fungs keuntungan maka terlhat bahwa faktor-faktor harga benh, harga pupuk, harga pestsda dan upah tenaga kerja memlk pengaruh yang nyata terhadap keuntungan usahatan kedela. Oleh karena tu dalam mengalokaskan faktor-faktor produks benh, pupuk, pestsda dan tenaga kerja petan harus dlakukan dengan tepat sesua spesfk lokas. 3. Pemberan nsentf sebaga stmulus dalam proses adops teknolog dalam PTT pentng untuk dlakukan, selan dberkan bantuan nput produks sepert yang telah berjalan maka jamnan harga kedela yang layak dan kestablan harga-harga nput sangat dbutuhkan. Selan tu, koordnas yang lebh bak antara nstans dan stakeholders terkat perlu dlaksanakan agar tujuan dar program SLPTT dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Bala Peneltan Kacang-kacangan dan Umb-umban Pekan Kedela Nasonal (PKN) 2010 Inovas Teknolog Kedela Menuju Swasembada Kedela Tahun Malang. Damanhur, D.S Luas Lahan, Efsens Ekonom Relatf dan Dstrbus Pendapatan Usahatan Tambak (Stud Kasus d Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang Jawa Barat). Tess. Fakultas Pascasarjana Insttut Pertanan Bogor. Bogor. 84

18 Dnas Pertanan Kabupaten Jember Petunjuk Tekns Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL PTT) Pad, Jagung dan Kedela Tahun Jember. Ncholson. W Teor Mkro Ekonom, Prnsp Dasar dan Perluasan, Eds ke 5. Alh Bahasa: Danel Wrajaya. Bnarupa Aksara. Jakarta. Parel, C.P., G.C. Caldto, P.L. Ferrer, G.G. De Guzman, C.S. Snsoco dan R.H. Tan Samplng Desgn and Prosedures. The Agrc. Development Councl Inc. New York. Smatupang P., Marwoto dan D.K.S. Swastka Pengembangan Kedela dan Kebjakan Peneltan d Indonesa. Lokakarya Pengembangan Kedela d Lahan Sub Optmal d BALITKABI Malang: IV( ). Soekartaw Prnsp Dasar Ekonom Pertanan: Teor dan Aplkas. PT RajaGrafndo Persada. Jakarta. 85

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM Wahyu Dw Lesmono, Ftra Vrgantar, Hagn Wjayant Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajian Model Pengembangan Cooperative Farming TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DI JAWA TIMUR : Suatu Kajan Model Pengembangan Cooperatve Farmng Wahyunndyawat 1, F. Kasjad 1 dan Heryanto 2 1 Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN PAMEKASAN Elys Fauzyah Unverstas Trunojoyo Kanddat Doktor, Insttut Pertanan Bogor Sr Hartoyo Nunung Kusnad Sr Utam Kuntjoro Pascasarjana Isttut Pertanan

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Program Pemupukan Bermbang Program Pemupukan Bermbang adalah suatu upaya penngkatan produktvtas pad dan kualtas gabah yang dhaslkan (Dtjen Bna Produks Tanaman Pangan, 2004).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci