JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014"

Transkripsi

1 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN METRO KIBANG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR: PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI FRONTIER (The Effcency of Producton and Income of Chll Farmng n East Lampung Regency: Fronter Producton Functon Approach) Oleh St Hardyant Chonan, F. Erry Prasmatw, Hurp Santoso Program Stud Agrbsns, Fakultas Pertanan, Unverstas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantr Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145, Telp , e-mal: hardyantchonan@yahoo.com ABSTRACT Ths study ams to: (1) analyze the producton s effcency of chll n East Lampung Regency (2) determne the factors nfluencng the techncal effcency of chll farm n East Lampung Regency, and (3) determne the amount of chll farmng ncome n East Lampung Regency. The research located n East Lampung Regency by selectng purposvely two vllage namely Kbang and Margototo. Farmers sample were done randomly by usng sample random samplng method, wth a total sample are 60 chl s farmers. Data collecton dd on Aprl tll May The analyss that was used n ths research s descrptve and quanttatve analyss. The Frst purpose was answered by usng fronter producton functon, the second purpose usng multple lnear regressng analyss and the thrd purpose was answered by usng ncome analyss.the results showed that (1) chll farmng n East Lampung Regency was not techncally effcent, techncal effcency of farmng n East Lampung Regency was 81,01 %, (2) the factors that nfluence sgnfcantly n techncal effcency of chll farm n East Lampung Regency was scale farmng, ncome, and rsk.(3) farm chll n East Lampung Regency was a proftable farmng because t has a value of R/C more than one that s aqual to 2,78 wth ncome Rp ,53/ha. Key words: chll farmng, fronter producton functo, techncal effcency PENDAHULUAN Pengembangan agrbsns hortkultura terutama sayur-sayuran selaras dengan tujuan pembangunan pertanan d Indonesa yatu untuk menngkatkan taraf hdup petan secara lebh merata melalu penngkatan produks dan pendapatan. Komodtas hortkultura merupakan komodtas potensal yang mempunya nla ekonom tngg. Salah satu komodtas sayuran yang dprortaskan untuk mendorong pertumbuhan pertanan Indonesa adalah caba. Caba merah merupakan tanaman hortkultura yang banyak dusahakan d Indonesa karena memlk nla ekonom yang cukup tngg. Pada umumnya caba dgunakan sebaga bumbu masakan oleh para bu rumah tangga sehar-har, caba juga banyak dgunakan sebaga bahan baku ndustr pangan, zat pewarna dan farmas. Dengan semakn beragamnya penggunaan buah yang berasa dan beraroma pedas n, permntaan akan caba merah d pasaranpun cenderung semakn menngkat (Tm Bna Karya Tan 2008). Usaha penngkatan produks caba dapat dtempuh melalu dua cara, yatu dengan ntensfkas dan ekstensfkas. Intensfkas adalah dengan mengoptmalkan semua faktor yang mempengaruh produktvtas tanaman caba tanpa perluasan lahan antara lan melput pengolahan lahan, penggunaan bbt unggul, pengaran, pemberantasan hama dan penyakt serta pemupukan yang bermbang. Usaha ekstensfkas adalah usaha penngkatan produks yang dlakukan dengan cara perluasan areal tanam (Nawangsh 2003). Provns Lampung merupakan salah satu wlayah yang berpotens sebaga daerah penghasl caba. Luas panen caba d Provns Lampung pada tahun 2011 sebesar ha dengan produks sebesar ton. Perkembangan produktvtas caba d 95

2 Provns Lampung pada tahun 2011 mengalam penngkatan sebesar 0,57 ton/ha (Badan Pusat Statstk Provns Lampung 2012). Salah satu kabupaten penghasl caba d Provns Lampung adalah Kabupaten Lampung Tmur. Pada tahun 2011 luas panen caba Kabupaten Lampung Tmur yatu 554 ha dengan produks sebesar 841 ton. Kabupaten Lampung Tmur memlk produks caba yang mash ter golong rendah serta produktvtasnya pun rendah yatu sebesar 1,51 ton/ ha (Badan Pusat Statstk Provns Lampung 2012). Menurut Tm Bna Karya Tan (2008), usahatan caba yang dkelola dengan bak akan mendapatkan hasl produktftas sebesar 20 ton/ha. Produktvtas usahatan caba merah d Kabupaten Lampung Tmur yang rendah dduga dsebabkan faktor-faktor produks yang dgunakan petan belum optmal. Keberhaslan suatu usahatan dpengaruh oleh beberapa faktor yatu, faktor dar dalam usahatan tersebut, sepert penggunaan benh, pupuk, lahan, pestsda, dan tenaga kerja yang secara langsung mempengaruh produktvtas tanaman. Faktor dar luar yang juga berpengaruh terhadap produktvtas tanaman yatu sepert fasltas kredt, dan harga yang sedang berlaku. Jka usahatan yang dlakukan petan tdak efsen, maka produks yang dhaslkan r endah, sehngga menyebabkan keuntungan yang dterma petan tdak maksmal bahkan dapat tdak menguntungkan (Soekartaw 2003). Permasalahan produktvtas usahatan caba yang rendah dapat mempengaruh tngkat efsens produks dengan menunjukkan seberapa besar output maksmum yang dhaslkan pada penggunaan nput yang mnmum. Penngkatan produktvtas akan mempengaruh penermaan dan pendapatan yang dperoleh petan. Berdasarkan uraan d atas, dbutuhkan suatu kajan yang dtujukan untuk mengetahu tngkat efsens produks dan pendapatan usahatan caba. Oleh sebab tu, maka peneltan n bertujuan untuk menganalss (1) tngkat efsens tekns penggunaan faktor-faktor produks usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur, (2) faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur, dan (3) pendapatan usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur. METODE PENELITIAN Penentuan lokas peneltan dlakukan secara sengaja (purposve) yatu d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur. Pemlhan lokas peneltan n dlakukan dengan pertmbangan bahwa Kecamatan Metro Kbang merupakan sentra produks caba d Kabupaten Lampung Tmur. Pengamblan sampel d dua desa karena Desa Kbang dan Desa Margototo merupakan sentra produks caba d Kecamatan Metro Kbang. Data yang dgunakan dalam peneltan n terdr dar data prmer dan data sekunder. Data prmer merupakan data yang dperoleh melalu wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesoner). Data sekunder dambl dar sumber-sumber atau nstans-nstans terkat, laporan-laporan, publkas, dan pustaka lannya yang berhubungan dengan peneltan n. Pengamblan data dlakukan pada bulan Aprl-Me Populas petan caba Kecamatan Metro Kbang adalah 244 orang. Populas petan caba d Desa Kbang sebanyak 132 orang dan d Desa Margototo sebanyak 45 orang (BP3K Metro Kbang 2012). Penentuan jumlah sampel mengacu pada persamaan yang dkembangkan oleh Soegarto (2003), yatu: 2 2 NZ S n 2 2 Nd Z S...(1) Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah anggota dalam populas (244 orang) Z = Derajat kepercayaan (95% = 1,96) S 2 = Varan sampel (5% = 0,05 ) d = Derajat penympangan (5% = 0,05 ) Berdasarkan perhtungan dengan menggunakan rumus d atas, maka dperoleh jumlah responden sebaga sampel sebanyak 60 petan caba. Kemudan dar jumlah sampel yang ddapat, dtentukan alokas propors sampel tap desa dengan rumus : N na N...(2) Keterangan: n a = Jumlah sampel desa A n ab = Jumlah sampel keseluruhan N a = Jumlah populas desa A = Jumlah populas keseluruhan N ab a b x n ab 2 96

3 Berdasarkan perhtungan dengan menggunakan rumus d atas, maka dperoleh sampel dar Desa Kbang sebanyak 32 petan, dan dar Desa Margototo sebanyak 28 petan. Untuk memudahkan dalam pengumpulan data yang dperoleh dar dua desa tersebut maka d Desa Kbang dan Desa Margototo dplh satu dusun. Dusun yang memlk petan caba terbanyak sebaga tempat pengamblan sampel yatu Dusun I. Analss Efsens Tekns Peneltan n sejalan dengan beberapa peneltan sebelumnya tentang efsens tekns usahatan caba dengan menggunakan fungs produks fronter (Khazanan 2011; Kurnawan 2012; Sukono 2005; Saptana, et al. 2009; Stumorang dan Prasmatw 2012). Analss efsens tekns untuk menentukan apakah usahatan yang dlakukan telah efsen secara tekns yatu dengan membandngkan produks aktual yang dhaslkan petan dengan produks potensal atau produks fronter d daerah peneltan. Persamaan n dgunakan untuk menggambarkan hubungan antara nput dengan output dalam proses produks dan untuk mengetahu tngkat keefsenan suatu faktorproduks adalah fungs produks fronter (Wdodo 1989). Untuk menduga fungs produks fronter dgunakan lnear programmng sebaga berkut : Dmnmalkan : Dengan syarat : o o x y x y n o 1...(3) Y = Hasl produks aktual usahatan caba ke- (= 1,2,3,..n) X = Faktor produks (nput) yang dgunakan X 1 = Luas lahan (ha) X 2 = Jumlah benh (gr) X 3 = Jumlah pupuk kandang (kg) X 4 = Jumlah pupuk daun (kg) X 5 = Jumlah pupuk urea (kg) X 6 = Jumlah pupuk NPK (kg) X 7 = Jumlah tenaga kerja (HOK) á 0 dan á 1 adalah parameter yang dduga 7 x Analss efsens tekns dlakukan untuk menentukan apakah usahatan yang dlakukan telah efsen secara tekns atau belum. Dengan menggunakan teknk a probablstc fronter cobb-douglas producton functon. Efsens tekns masngmasng responden dapat dhtung dengan rumus (Wdodo 1989): ET Y Ŷ x (4) ET = Tngkat efsens tekns Y = Besarnya produks aktual usahatan ke- v = Besarnya produks potensal usahatan ke- Untuk menduga apakah usahatan sudah efsen atau belum dgunakan hpotess sebaga berkut : a) H 0 : ET =1 (rata-rata efsens usahatan sama dengan satu) berart usahatan yang dlakukan sudah efsen sacara tekns. b) H 1 : ET < 1 (rata-rata efsens usahatan tdak sama dengan satu) berart usahatan yang dlakukan belum efsen secara tekns. Analss Faktor-Faktor yang Mempengaruh Tngkat Efsens Tekns Faktor-Faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan caba merah d Kabupaten Lampung Tmur danalss menggunakan regres lner berganda. Persamaan yang dgunakan untuk melhat faktor-faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns usahatan caba adalah sebaga berkut : Y b0 b1z1 b2z2... b8z8 dd e...(5) Y = Efsens tekns Z 1 = Umur (th) Z 2 = Baya (Rp) Z 3 = Pendapatan petan (Rp) Z 4 = Skala usaha (ha) Z 5 = Pengalaman petan (th) Z 6 = Rsko harga Z 7 = Penddkan (th) Z 8 = Frekuens kut penyuluhan (kal) D 1 = Pemakaan varetas (1 = Lado dan 0 = Yos) e = Nla error Analss yang umum dpaka untuk menentukan besaran F, dsebut dengan Analyss of varance (ANOVA). Analss n untuk mengetahu apakah 97

4 varabel bebas mempengaruh varabel terkat secara serentak dengan menggunakan uj- F. Penghtungan nla F (F-Htung) dapat dlakukan dengan persamaan berkut : F htung JKR = Jumlah kuadrat regres JKS = Jumlah kuadrat ssa k = Jumlah peubah n = Jumlah pengamatan...(6) Pengamblan keputusan : a) Jka F-htung > F-Tabel, maka tolak H 0 yang berart faktor-faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns (peubah bebas) yang ada dalam model, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah produks caba. b) Jka F-htung < F-Tabel, maka terma H o yang berart faktor-faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns (peubah bebas) yang ada dalam model, secara bersama-sama tdak berpengaruh nyata terhadap jumlah produks caba. Guna pengaruh masng-masng varabel ndependen terhadap varabel dependen secara parsal, dlakukan uj-t. Dengan menggunakan derajat sgnfkans sebesar < 0,1 (90%), nla t-htung dtentukan dengan menggunakan rumus: t - htung JKR k -1 JKS n - k b Sb...(7) b = Koefsen regres ke- Sb = Kesalahan baku parameter regres ke- Sebaga kadah pengujan hpotess a) Jka t-htung > t-tabel, maka tolak H 0 yang berart faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns secara tunggal berpengaruh terhadap produks caba. b) Jka t-htung d t-tabel, maka terma H 0 yang berart faktor yang mempengaruh tngkat efsens tekns secara tunggal tdak berpengaruh terhadap produks caba. Analss Pendapatan Usahatan Caba Analss kuanttatf dgunakan untuk mengetahu tngkat pendapatan usahatan caba. Pendapatan dperoleh dengan menghtung selsh antara penermaan yang dterma dar hasl usahatan caba dengan baya produks yang dkeluarkan dalam satu musm tanam, secara matemats dapat dtuls (Soekartaw 1995) : π Y.Py - x. P...(8) = Pendapatan (Rp) Y = Produks (Kg) Py = Harga hasl produks (Rp) X = Jumlah faktor produks ke- (= 1,2,3,..n) = Harga faktor produks ke- (Rp) P Analss dlanjutkan dengan menghtung perbandngan antara penermaan total dan baya total dengan menggunakan R/C raso (Revenue Cost Rato). R/C raso dgunakan untuk mengetahu raso keuntungan petan terhadap baya yang dkeluarkan pada usahatan caba. R/C raso drumuskan sebaga berkut (Soekartaw 1995) : R/C atas baya total =... (9) R/C atas baya tuna =... (10) R/C PT BT FC Ketentuan: = Nsbah antara penermaan dengan baya = Penermaan total = Baya total yang dkeluarkan oleh petan = Baya tetap 1. Jka R/C > 1, maka usahatan caba yang dusahakan menguntungkan karena penermaan lebh besar dar baya total. 2. Jka R/C = 1, maka usahatan caba yang dlakukan berada pada ttk mpas (break even pont) yatu dmana besarnya penermaan sama dengan baya yang dkeluarkan. 3. Jka R/C <1, maka usahatan caba yang dlakukan tdak menguntungkan karena penermaan lebh kecl darpada baya yang dkeluarkan. 98

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Responden Berdasarkan hasl peneltan yang dperoleh, komposs umur petan responden berksar antara tahun dengan rata-rata umur petan responden adalah 40 tahun. Hal n menunjukkan bahwa petan caba merah d daerah peneltan berusa produktf. Menurut lmu kependudukan usa produktf antara 15 sampa 64 tahun (Mantra 2004). Penggunaan faktor-faktor produks dalam upaya untuk menngkatkan produks caba yatu sepert penggunaan benh dan pupuk. Petan responden rata-rata menggunakan empat jens pupuk sebaga upaya menngkatkan produks, yatu pupuk kandang, pupuk daun, pupuk urea, dan pupuk NPK. Semua petan responden d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur menggunakan benh unggul atau hbrda. Jens varetas yang banyak dgunakan adalah varetas Lado F1. Pada varetas n ada 53 responden yang menggunakannya, sedangkan ssanya yatu 7 responden menggunakan varetas yos. Varetas Lado lebh unggul pada ketahanan terhadap penyakt antraknosa dan tngg tanaman, oleh sebab tu banyak petan responden yang menggunakannya. Rata-rata penggunaan benh dan pupuk per ha d Kabupaten Lampung Tmur dsajkan pada Tabel 1. Berdasarkan rata-rata penggunaan benh dan pupuk oleh petan responden d Kabupaten Lampung Tmur yang dsajkan pada Tabel 1, dketahu bahwa rata-rata penggunaan benh dan pupuk per hektar pada usahatan caba belum sesua dengan anjuran yang telah dtetapkan oleh BP3K Metro Kbang (2012). Penggunaan benh dan pupuk yang belum sesua akan berdampak pada tanaman sehngga produks yang dhaslkan tdak optmal. Penggunaan benh yang tdak sesua dengan anjuran yang Tabel 1. Jens benh dan pupuk Rata-rata penggunaan benh dan pupuk oleh petan responden d Kabupaten Lampung Tmur Penggunaan per 1 ha Anjuran per ha Benh 115,22 180,00 Pupuk Kandang (kg) , ,00 Pupuk Daun (kg) 15,71 - Pupuk Urea (kg) 159,94 250,00 Pupuk NPK (kg) 963,85 200,00 drekomendaskan oleh penyuluh lapangan dkarenakan harga benh yang mahal, selan tu pada penggunaan pupuk kandang dan NPK yang berlebhan karena petan responden menganggap tanaman caba mereka kekurangan nutrs yang terkandung dalam pupuk tersebut sehngga petan menambahkannya. Penggunaan faktor-faktor produks oleh petan responden harus dsesuakan dengan doss yang telah drekomendaskanagar memperoleh hasl yang optmal. Efsens Tekns Usahatan Caba Merah Analss efesens tekns usahatan caba merah dlakukan dengan membandngkan produks aktual yang dhaslkan petan dengan produks potensal atau produks fronter d daerah peneltan. Usahatan caba dkatakan efsen sacara tekns bla petan mampu menghaslkan produks yang lebh tngg dengan menggunakan nput atau masukan produks yang sama (Wdodo 1989). Hasl pendugaan parameter-parameter fungs produks fronter dsajkan pada Tabel 2. Varabel yang berpengaruh terhadap produks usahatan caba yatu luas lahan, benh, pupuk daun, pupuk urea, pupuk NPK, dan tenaga kerja. Efsens tekns dapat dtngkatkan dengan cara menambah penggunaan luas lahan, benh, pupuk daun, pupuk urea, pupuk NPK, dan tenaga kerja sesua dengan anjuran dan kebutuhan. Nla koefsen fronter luas lahan sebesar 0, Hal n berart bahwa setap pertambahan luas lahan sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen. Nla koefsen fronter benh sebesar 0, Hal n mengandung art bahwa setap pertambahan benh sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen. Nla koefsen pupuk daun sebesar 0, Hal n mengandung art bahwa setap pertambahan Tabel 2. Hasl pendugaan koefsen regres fungs produks fronter pada usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Varabel Koefsen Konstanta 1, Ln X 1 (Luas Lahan) 0, LnX 2 (Benh) 0, LnX 3 (Pupuk kandang) 0, Ln X 4 (Pupuk Daun) 0, LnX 5 (Pupuk Urea) 0, LnX 6 (Pupuk NPK) 0, LnX 7 (Tenaga Kerja) 0,

6 pupuk daun sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen. Nla koefsen pupuk urea sebesar 0, Hal n mengandung art bahwa setap pertambahan pupuk urea sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen. Nla koefsen pupuk NPK sebesar 0, Hal n mengandung art bahwa setap pertambahan pupuk NPK sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen dan koefsen tenaga kerja sebesar 0, Hal n mengandung art bahwa setap pertambahan tanaga kerja sebesar satu persen maka produks (Y) akan nak sebesar 0, persen. Nla koefsen pupuk kandang sebesar 0, Hal n berart bahwa pupuk kandang tdak berpengaruh terhadap jumlah produks yang dperoleh, sehngga penggunaan tdak perlu dtambah. Rata-rata produks potensal (YF) sebesar 5.140,7792 kg/0,35 ha. Meskpun demkan, pada kenyataannya nla produks caba merah (Y aktual) hanya mempu tercapa 4.124,5333 kg/0,35 ha. Rata-rata efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang (Tabel 3) adalah sebesar 81,02 persen dan konds n dapat dtngkatkan kembal agar mencapa produks potensalnya. Secara ndvdual tngkat efsens tekns yang dcapa oleh masng-masng petan berksar antara %. Hasl analss efsen tekns dengan menggunakan Uj-t, dsmpulkan bahwa faktorfaktor produks pada usahatan caba merah belum dalokaskan secara efsen. Nla koefsen regres determnas R 2 adjusted adalah 0,474. Hal n menunjukkan bahwa 47,4 persen varas yang terjad pada efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang dapat djelaskan oleh varabel bebas yang ada dalam Tabel 3. Tngkat efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Klasfkas Jumlah Persentase , , , , , ,33 Rata-rata efsens 81,02 100,00 model, yatu umur, pendapatan, skala usaha, pengalaman, rsko harga, penddkan, frekuens kut penyuluhan dan varetas. Ssanya sebesar 52,6 persen djelaskan oleh varabel lan yang tdak dmasukkan dalam model. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Efsens Tekns Usahatan Caba Merah Faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan caba d Kabupaten Lampung Tmur danalss menggunakan regres lner berganda dengan melakukan beberapa uj asums klask ddapatkan data olahan secara terpernc pada Tabel 4. Hasl uj Uj-F menunjukkan bahwa peubah bebas yang terdr dar umur, pendapatan, skala usaha, pengalaman, rsko harga, penddkan, frekuens mengkut penyuluhan dan varetas secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang. Berdasarkan Uj-t dperoleh bahwa varabel pendapatan, skala usaha, dan varetas berpengaruh nyata terhadap efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang. Hasl analss terhadap varabel pendapatan dperoleh nla t-htung sebesar 7,842 dan t-tabelnya sebesar 1,675. Hasl tersebut menunjukkan nla t-htung > nla t-tabel, yang berart Ho dtolak. Tabel 4. Hasl analss faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan caba d Kecamatan Metro Kbang Varabel Koef. Regres t- htung Sg VIF Konstanta 119,232 6,754 0,000 Umur (Z 1 ) -0,101-0,378 0,707 1,839 Baya (Z 2 ) -1,003** -2,035 0,047 15,419 Pendapatan (Z 3 ) 1,221*** 8,006 0,000 3,812 Skala usaha (Z 4 ) -37,002-1,541 0,130 15,906 Pengalaman (Z 5 ) -0,290-0,768 0,446 1,851 Rsko harga (Z 6 ) 0,000* -1,918 0,061 1,392 Penddkan (Z 7 ) -0,069-0,139 0,890 1,307 Frekuens kut 0,787 0,717 0,476 1,340 Penyuluhan (Z 8 ) Varetas (D 1 ) -5,120-1,209 0,232 1,290 R 0,762 R 2 0,580 R 2 adjusted 0,504 F-htung 7,671 ***) = Nyata pada taraf kepercayaan 99% **) = Nyata pada taraf kepercayaan 95% *) = Nyata pada taraf kepercayaan 90% 100

7 Varabel umur dan pengalaman tdak berpengaruh nyata terhadap efsens tekns. Secara emprs usahatan caba merah banyak dusahakan petan pada kelompok umur (40-53 tahun). Hal n sejalan dengan peneltan Sukyono (2005), karena walaupun petan yang berpengalaman belum tentu akan menggunakan teknolog usahatan caba merah yang dkuasa atau yang dperoleh. Pendapatan total dan skala usaha berpengaruh nyata terhadap efsens tekns. Hal n menunjukkan bahwa semakn besar skala usaha semakn tngg pendapatan yang dperoleh. In sejalan dengan peneltan Saptana, et al. (2009) artnya adalah bahwa semakn tngg pendapatan total maka akan semakn efsen. Semakn tngg pendapatan total semakn tngg kesempatan petan untuk membel sarana produks yang dbutuhkan dan menerapkan teknolog maju, sehngga semakn efsen petan menjalankan usahatannya. Rsko harga caba merah tdak berpengaruh nyata terhadap efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang. Hal n terjad karena petan selalu berusaha menjalankan usahatannya secara proporsonal sehngga petan ressten terhadap resko harga. Varabel penddkan dan frekuens kut penyuluhan tdak berpengaruh nyata terhadap efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang karena para petan bertan berdasarkan pengetahuan yang sfatnya turun temurun. Perlu banyak waktu yang dbutuhkan untuk mempertmbangkan penggunaan metode yang sesua dengan anjuran dar penyuluh. Hal n dsebabkan adanya rasa nyaman dengan menggunakan cara lama. Varabel dummy varetas dperoleh tanda negatf dan berpengaruh nyata terhadap efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang karena dengan pemakaan varetas Yos penggunaan nputnya lebh sedkt dbandngkan dengan varetas Lado sehngga lebh efsen. Analss Pendapatan Usahatan Caba merah Berdasarkan hasl analss analss penermaan, baya, dan pendapatan usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang yang dsajkan pada Tabel 5, dketahu bahwa rata-rata produks caba Tabel 5. Analss penermaan, baya, dan pendapatan usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang, 2012 Uraan Satuan Harga (Rp)/Satuan Fsk Per ha Nla (Rp) 1. Penermaan - Produks Kg , , ,26 2. Baya Produks a) Baya Tuna - Benh Kg ,74 115, ,14 - Pupuk Kandang Kg 233, , ,26 - Pupuk daun Kg ,00 15, ,43 - Pupuk Urea Kg 1.996,67 159, ,10 - Pupuk NPK Kg 7.755,67 963, ,93 - Obat-obatan L ,14 - TK Luar Keluarga HOK ,00 504, ,00 - Pajak Rp ,57 - Sewa Lahan Rp ,14 - baya bunga bank Rp Total Baya Tuna ,72 b) Baya Dperhtungkan - TK Dalam Keluarga HOK ,00 212, ,86 - Penyusutan Alat Rp ,54 - Sewa Lahan Rp ,14 - Total Baya dperhtungkan Rp ,26 c) Total Baya Rp ,97 3. Pendapatan a). Pendapatan Atas Baya Tuna Rp ,54 b). Pendapatan Atas Baya Total Rp ,24 4. R/C Rato a). R/C Rato Atas Baya Tuna Rp 2,80 b). R/C Rato Atas Baya Total Rp 1,80 101

8 per hektar yang dperoleh petan sebesar ,37 kg. Selan tu, dketahu juga bahwa penermaan yang dperoleh petan dar hasl usahatan caba merah sebesar Rp ,26 per hektar dengan besarnya baya rata-rata dalam satu kal musm tanam Rp ,97/hektar. Pendapatan dar usahatan caba merah d daerah peneltan merupakan usahatan utama petan. Dalam perhtungan analss struktur baya usahatan caba merah terbag atas dua, yatu baya tuna dan baya dperhtungkan. Nla baya tuna yang dkeluarkan dalam usahatan caba merah adalah sebesar Rp ,72 per hektar dan untuk nla baya dperhtungkan adalah sebesar Rp ,26/hektar. Besarnya nsbah penermaan terhadap baya tuna (R/C) sebesar 2,80, sedangkan nsbah penermaan terhadap baya total (R/C) usahatan caba merah sebesar 1,80. Berdasarkan hasl analss n dapat dsmpulkan bahwa usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang menguntungkan untuk dusahakan. Hal n sejalan dengan peneltan Khazanan (2011). KESIMPULAN Usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur belum efsen secara tekns. Faktor-faktor yang mempengaruh efsens tekns usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur yatu skala usaha, pendapatan, dan varetas. Pendapatan total usahatan caba merah d Kecamatan Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur adalah sebesar Rp ,24 per hektar, sedangkan pendapatan atas baya tuna adalah sebesar Rp ,54 per hektar. DAFTAR PUSTAKA BPS [Badan Pusat Statstk] Provns Lampung Lampung Dalam Angka. BPS Provns Lampung. Bandar Lampung. BP3K Metro Kbang Profl Kecamatan. Metro Kbang Kabupaten Lampung Tmur. Khazanan A Analss Efsens Penggunaan Faktor-faktor Produks Usahatan Caba d Kabupaten Temanggung (Stud Kasus d Desa Gondosul Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung). Skrps. Unverstas Dponegoro. Semarang. Kurnawan YA Faktor-Faktor yang Mempengaruh Efsens Tekns Pada Usahatan Pad Lahan Pasang Surut d Kecamatan Anjr Muara Kabupaten Barto Kuala Kalmantan Selatan. Jurnal Agrbsns Perdesaan. Vol 02 No. 01 : Mantra IB Demograf Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muara Kabupaten Barto Kuala Kalmantan Selatan. Jurnal Agrbsns Perdesaan. Volume 02. No.01 : Nawangsh Caba Hot Beauty. Penebar Swadaya. Jakarta. Saptana A, Daryanto HK, Daryanto, Kuntjoro Analss Efsens Tekns Produks Usahatan Caba Merah Besar dan Prlaku Petan Dalam Menghadap Resko. Jurnal Agro Ekonom. Vol. 28 No.2 :

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Producton s Effcency And Income Of Tobacco Farmng In East Lampung Regency) Erza Estarza, Fembrart Erry Prasmatw, Hurp Santoso

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 4, OKTOBER 2014 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analyss of Producton s Effcency and Income of Peanut s Farmng n Central Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale

Universitas Tanjungpura Pontianak. Keyword : hybrid corn, producing factors, product, efficiency, return to scale ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KAWASAN USAHA AGRIBISNIS TERPADU (KUAT) RASAU JAYA KOMPLEK KABUPATEN KUBU RAYA SUSILAWATI 1), SUGENG YUDIONO 2), ADI SUYATNO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO)

EFISIENSI USAHATANI MELON (Cucumis melo L.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) AGRISE Volume VIII No. 1 Bulan Januar 2008 ISSN: 1412-1425 EFISIENSI USAHATANI MEON (Cucums melo.) (STUDI KASUS DI DESA KORI KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO) THE EFFICIENCY OF MEON (Cucums melo.) FARMING

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER

PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN PENAJAM PASER Pengaruh Bantuan Pnjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan dan Efsens Usahatan Pad Sawah (Maryah) 9 PENGARUH BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lngkup Peneltan Fokus peneltan n adalah menganalss bagamana melakukan pengembangan pengelolaan sumberdaya pessr berkelanjutan yang ddasarkan pada pembuddayaan tambak

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) ABSTRACTS ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI PADA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) 1 Ttn Agustna 1 Fakultas Pertanan, Unverstas Jember ABSTRACTS Soybean

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI TADAH HUJAN DI KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER FUNGSI PRODUKSI (KASUS DI DESA SEBUBUS, KECAMATAN PALOH) Techncal Effcency of Ranfed

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp.

SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : ISSN : ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp. SEPA : Vol. 7 No.1 September 2010 : 39 50 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Ncotana sp.) DI INDONESIA SILVANA MAULIDAH 1, TJONG AGUNG SURYAWIJAYA 2 1 Staf Pengajar d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar pembangunan pertanan secara umum dan bertujuan untuk menngkatkan pendapatan dan taraf hdup

Lebih terperinci