MORFOMETRI DAN POTENSI SUMBERDAYA AIR DANAU LAUKAWAR. Eko Murhartadi S Siregar M. Pramono Hadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MORFOMETRI DAN POTENSI SUMBERDAYA AIR DANAU LAUKAWAR. Eko Murhartadi S Siregar M. Pramono Hadi"

Transkripsi

1 MORFOMETRI DAN POTENSI SUMBERDAYA AIR DANAU LAUKAWAR Eko Muhatadi S Siega muhatadi@gmail.com M. Pamono Hadi mphadi@ugm.ac.id Abstact Puposes of this eseach ae make bathimetic map, calculate and/o measue mophometic aspect, and count potency of Laukawa wate esouces. Method fo making bathimetic map used hange what sink bellow suface. The hange tied with measue ope, and ecod deep and coodimate. Afte deep and coodinate ecoded, data will intepolated with kigging method. Result of the bathimetic map used to calculate and/o measue mophometic aspec. Total of 17 mophometic aspec ae maximum length, effectife maximum length, maximum width, effectife maximum width, aveage width, maximum depth, aveage depth, elative depth, shoeline, etention time, volume development, lake coveage aea, shoeline development, volume, ledok angle, echage and lake coveage aea atio,and insolusity. lake coveage aea ae coveed moe than 1 milion mtes squae with 18 metes maximum depth and 11 milion metes cubic volume. Relative depth is 1,5, it mean Laukawa is a low stability lake. Shoeline development is 1,6, it mean laukawa is a elips lake.etention time is 341 days. Recgage aea ae moe than 9 milion metes squae what have mm ain. It make 10 to 15 metes cubic wate with evapotanspiation. inlet wate. Accoding to outlet flow diection what pass Naman Tean and Simpang Empat distict, both of wate consumption ae 6,3 milion mtes cubic. Assumption of emmant the wate (3,7-8,7 milion mtes cubic) ae infiltate, o flowing and used by anothe distict. Keywod: Wate, Lake, Laukawa, Mophomety, Kao Wate Consumtion Abstak Tujuan dai penelitian ini adalah membuat Peta Batimeti, mengetahui Kondisi Mofometi, dan menghitung Potensi Sumbedaya Ai Danau Laukawa. Metode yang digunakan untuk membuat peta batimeti adalah dengan pengukuan langsung di lapangan dengan menggunakan pembeat yang diikat dengan tali uku seta dicatat koodinatnya. Data titik kedalaman dan koodinat tesebut kemudian diintepolasi dengan menggunakan metode kigging. Peta batimeti yang sudah dihasilkan digunakan untuk menghitung dan/atau menguku aspek mofometi danau. Danau Laukawa menutupi luasan lebih dai 1 juta mete pesegi, dengan kedalaman maksimal 18 mete dan volume 11 juta mete kubik. Kedalaman elatifnya adalah 1,5, yang beati bahwa Laukawa memiliki nilai stabilitas yang endah, mudah tecampu kaena pengauh angin. Luas tangkapan ai danau sebesa lebih dai 9 juta mete pesegi yang memiliki cuah hujan pada kelas 2000 sampai 2500 mete pesegi. Hujan yang sudah dikuangi penguapan menghasilkan ai masuk sebesa 10 sampai dengan 15 juta mete kubik petahun. Meujuk kepada alian outlet Laukawa, yang melewati Kecamatan Naman Tean dan Kecamatan Simpang Empat, dan kebutuhan kedua kecamatan tesebut (6,3 juta mete kubik), Laukawa dan daeah tangkapan ainnya hanya dapat memenuhi kedua kecamatan tesebut secaa utuh. Sisa ai sebanyak 3,7 sampai dengan 8,7 juta mete kubik, meesap, atau tetap mengali dan dipegunakan oleh kecamatan lain. Kata Kunci: Ai, Danau, Laukawa, Mofometi, Kebutuhan Ai Kabupaten Kao 1

2 Unsu utama penopang kehidupan, temasuk manusia, adalah ai. Ai yang dibutuhkan ini adalah ai tawa, sepeti yang tesedia di sungai. Tebukti peadaban awal manuasia beada di dekat sumbe ai tawa, Sumeia dan Babilonia di pinggi Sungai Eufat dan Sungai Tigis, Peadaban Mesi Kuno di pinggi Sungai Nil. Bumi, 2/3 penutupnya adalah ai. Namun diantaa kesemua ai yang tesedia di bumi, hanya 3% yang bebentuk ai tawa. Sisanya yang bejumlah 97% meupakann ai laut yang tidak dapat dipegunakan langsung. Ai tawa tesebut 2% diantaanya masih beupa es di kutub, 0,87% di dalam akuife tanah, dan sisanya (yang dapat dipegunakan langsung) beada di sungai, danau, dan waduk. Menuut USGS (2004), Indonesia meupakan salah satu dai 6 negaa yang menyimpan 50% pesediaan ai tawa dunia. Tidak sulit menemukan danau di Indonesia, sepeti Danau Tondano di Sulawesi Utaa, Danau Jatiluhu di Jawa Baat, Danau Maninjau di Sumatea Baat, Danau Toba di Sumatea Utaa, dan sebagainya meupakan danau besa dan tekenal di Indonesia. Danau Manunjau dan Danau Toba meupakan danau yang beada di Pegunungan Bukit Baisan di sepanjang Pulau Sumatea. Diantaa nama popule tesbut, tedapat danau kecil yang di daeah administasi Kecamatan Naman Tean, Kabupaten Kao, Povinsi Sumatea Utaa. Namanya adalah Danau Laukawa. Di sebelah selatan Danau Laukawa tedapat Gununapi Sinabung yang masih aktif dan teakhi meletus tahun 2010 silam. Sehai- hainya, danau ini digunakan sebagai objek wisata dan pemenuhan kebutuhan ai tawa bebeapa masyaakat di sekita danau. Danau Laukawa belum memiliki infomasi dasa danau, mofometi danau, dan keunikan hidologinya. Mofometi danau penting diketahui untuk mengetahui cii dan pean bentukan fisik dalam mempengauhi sifat peaian danau secaa keseluuhan, temasuk kualitas ai, biota, dan sebagainya. Hakanson (2005) mengatakan bahwa mofometi memegang peanan kunci atas vaiabel- vaiabel yang mengendap atau caa lain dalam poses biologis dan kimia danau. Mofometi danau juga mengatu muatan haa, selanjutnya muatan 2

3 pime, muatan sekunde dai zooplankton, zoobentos dan ikan. (Hakanson, 2005). Mofometi danau memiliki banyak aspek, yaitu: panjang maksimum, panjang maksimum efektif, leba maksimum, leba maksimum efektif, leba ata-ata, kedalaman maksimum, kedalaman ata- ata, kedalaman elatif, keliling, volume, pekembangan pantai, pekembangan volume, lama tiggal ai, luas pemukaan, insolusity, kemiingan ledok, dan asio luas danau dan daeah tangkapan ai. Dai data mofometi ini, nantinya akan dapat menentukan ada atau tidaknya eosi, sedimentasi, menghitung kandungan beban atau total kandungan unsu haa, dan indeks tingkat kesubuan peaian (Hakanson, 1981; Cole, 1983). Adanya peubahan atau pekembangan di danau sepeti kedalaman dan luas pemukaan menyebabkan nilai paametepaamete mofometi jaang yang akuat. Peubahanpeubahan ini biasanya disebabkan oleh peubahan iklim, peistiwa tektonik, peistiwa vulkanik, peistiwa geologis, eosi seta sedimentasi (Wetzel, 1983). Salah satu aspek mofometi yang sangat penting dihitung adalah volume danau. Volume danau tidak dapat bedii sendii untuk penting, haus didukung infomasi luas daeah tangkapan ainya dan cuah hujan. Kepentingan ini betujuan untuk mengetahui sebeapa besa potensi ai danau yang dapat mencukupi kebutuhan ai tetentu. Kebutuhan ai yang dimaksud adalah kebutuhan ai domestik (60 lite/hai/oang untuk masyaakat desa, 120 lite/hai/oang untuk masyaakat kota), kebutuhan ai untuk petenakan (0,6 lite/eko/hai untuk unggas, 6 lite/eko/hai untuk babi, 5 lite/eko/hai untuk kambing/domba, 40 lite/eko/hai untuk sapi/kuda/kebau) kebutuhan ai untuk petanian (1 lite/ha/detik), kebutuhan ai untuk peikanan, dan kebutuhan ai untuk industi. Kebutuhan ai 2 teakhi (untuk peikanan dan industi) tidak dipehitungkan dengan alasan ketesediaan data pendukung. Tujuan dai penelitian ini adalah membuat peta batimeti danau untuk mendapatkan infomasi dasa beupa aspek- aspek mofometi. Infomasi aspek mofometi volume danau kemudian 3

4 digunakan untuk menganalisis kebutuhan ai mena saja yang dapat dipenuhi oleh Danau Laukawa dan Daeah Tangkapan Ai-nya. METODE Data paling awal yang akan diambil adalah gais pantai Danau Laukawa. Data ini dimungkinkan untuk diambil dai peta RBI, namun Peta RBI yang tesedia adalah skala 1:50000, tidak telalu detail. Maka altenatif sumbe data adalah dai Cita Google Eath, yang dideliniasi dan kemudian diolah lebih lanjut. Gais pantai yang didapat ini sudah dapat menguku mofometi pemukaan, sepeti panjang maksimum, panjang maksimum efektif, leba maksimum, leba maksimum efektif, leba ata- ata, keliling danau, luas pemukaan danau, dan pekembangan pantai. Data selanjutnya adalah pengukuan bebeapa titik kedalaman dan koodinat titik kedalaman yang diuku. Data ini dipeoleh dengan pengukuan langsung lapangan. Data kedalaman dan koodinatnya lalu diolah lebih lanjut hingga mendapatkan peta topogafi pemukaan bawah ai (peta batimeti) Danau Laukawa. Peta dan data yang sudah dihasilkan pada tahap inilah yang kemudian dijadikan acuan untuk menguku atau menghitung mofometi bawah pemukaan. Bebeapa aspek mofometi dapat diuku langsung ketika gais pantai sudah didapat, namun ada pula bebeapa aspek yang haus dihitung ketika peta batimeti sudah behasil didapat. Pehitungan dan/atau pengukuan aspek mofometi adalah sepeti tetea pada Tabel 1. Pengambilan data ini sebenanya cukup mudah apabila pealatan yang digunakan ideal. Pealatan tesebut adalah GPS Recive Gamin FishFinde 250 (yang dapat mengiimkan dan meneima gelombang) dan alat tanspotasi otomatis pemukaan danau semacam peahu mesin. Namun pada pelaksanaan, alat yang dipegunakan adalah GPS Recive Gamin 60cxs (yang hanya dapat menunjukkan koodinat) dan sepeangkat peahu dayung manual yang biasa dipegunakan untuk aung jeam. Hal ini mengakibatkan kuang akuatnya data yang 4

5 didapat, dan mempengauhi hasil. Pengolahan data hasil pengukuan lapangan beupa titik kedalaman dan koodinat dilakukan otomatis menggunakan sofwae Sufu8. Pengolahan ini menggunakan metode intepolasi dengan gidding kiging. danau ***) D = Debit outlet Jumlah ai yang masuk ke dalam danau dihitung dai bebeapa data sekunde yang sudah tesedia. Data topogafi dipegunakan untuk menentukan kawasan yang ai hujannya masuk kedalam danau (DAS/Daeah Tangkapan Ai). Data isohyet, yang beasal dai Tabel 1: Pengukuan dan/atau data pehitungan hujan di bebeapa aspek mofometi stasiun No Aspek Mofometi Simbol hujan Metode yang diintepolasi, Ket juga 1 Panjang Maksimum Lm sudah Uku tesedia di - Bappeda 2 Panjang Maksimum Efektif Lmc setempat. Uku Luas - Daeah 3 Leba Maksimum Wm Tangkapan Uku Ai danau - dikalikan 4 Leba Maksimum Efektif Wmc dengan Uku cuah hujan - daeah 5 Leba Rata- Rata W tesebut Hitung akan menghasilkan W= A/Lm 6 Kedalaman Maksimum Dm jumlah Uku ai yang,masuk - ke 7 Kedalaman Rata- Rata Dxm dalam Hitung danau. Dxm= V/A 8 Kedalaman Relatif Z Hitung Evapotanspiasi Z= (50Dm ππ) / ( 9 Luas Pemukaan A bepean Uku dalam bekuangnya - 10 Keliling S ai hujan Uku yang masuk - ke dalam danau. Penguangan ai 11 Volume V Uku-Hitung V= kaena ((A1+A2)/2) poses evapotaspiasi 12 Pekembangan Pantai Sd Hitung Sd= S / (2 AA π) memnuhi atuan Thontwaite 13 Pekembangan Volume Vd Hitung Vd= 3 (Md/Mxd) (1948, dalam Asyad 2010) 14 Insolusity I Uku-Hitung A : B *) sebagai beikut: 15 Rasio Danau:DTA Hitung A : DTA **) 16 Kemiingan Ledok Sb Hitung Sb= ((1/2 PET = 1,6 ((10 x T) 1+1/2Cn)/n) x (Dm 17 Lama Tinggal Ai Rt Uku-Hitung Rt= V / D ***) *) B = Luas daatan di PET = Evapotaspiasi tengah danau T = Suhu udaa ata- ata pe bulan **) DTA= Luas Daeah I = Indeks panas tahunan Tangkapan. Uku a = koefisien tempat 5

6 a = (675 x 10-9 (I 3 )) (771 x 10-7 (I 2 )) + (1792 x 10-5 x I) + 0,49239 I = Σi (Jan-Des) i = (T/5) 1,514 Kebutuhan ai didapat dai jumlah objek yang tedapat di Kabupaten Kao. Objek yang membutuhkan ai tesebut adalah: manusia (kebuthan ai domestik), hewan tenak (kebutuhan ai untuk petenakan), luas lahan petanian (kebutuhan ai untuk petanian), luas tambak ikan (kebutuhan ai untuk peikanan), dan jumlah industi (kebutuhan ai untuk industi). Pehitungan kebutuhan ai dijelaskan dalam Tabel 2. Ai yang masuk ke dalam danau akan menjadi ketesediaan ai. Kebutuhan ai yang sudah dihitung jumlahnya akan dibandingkan dengan ketesediaan ai untuk menganalisis kebutuhan ai mana saja yang dapat dipenuhi oleh Danau Laukawa dan Daeah Tangkapan Ai-nya. 2 Petenakan Data jumlah d tenak (BPS) 3 Petanian Data luas petanian (BPS HASIL DAN PEMBAHASAN Daeah tangkapan ai/das Daeah tangkapan ai Danau Laukawa didapat dengan mengolah data ketinggian (kontu) yang didapat dai Bappda Kabupaten Kao (data sekunde). Pengolahan data ini menghasilkan luas Daeah Tangkapan Ai Danau Laukawa adalah mete pesegi. Penggunaan lahan didominasi oleh hutan yang menutup 75% diantaa keseluuhan daeah tangkapan. Sisanya ditutupi oleh tegalan, semak beluka, dan Danau Laukawa itu sendii. Kondisi mofometi Dai 17 aspek mofometi yang akan diketahui, bebeapa diantaanya didapat dengan pengukuan, baik pengukuan langsung lapangan, Tabel 2: Pehitungan kebutuhan ai maupun pengukuan No Kebutuhan Ai Sumbe Pehitungan menggunakan alat bantu. Gais 1 Domestik Data jumlah penduduk Qd (m 3 ) = 365 hai x ((Qu. 120 pantai danau diketahui dengan (BPS) 1000) + ( Q. 60) / 1000)) menggunakan fasilitas google eath dengan cita tahun 2006 yang diuku pada agustus

7 Gais pantai yang sudah diketahui ini dapat membeikan bebeapa aspek mofometi pemukaan sepeti; panjang maksimum, panjang maksimum efektif, leba maksimum, leba maksimum efekti, leba ataata, keliling danau, dan luas danau. Hasilnya sepeti tecantum dalam Tabel 3 beikut: Tabel 3: Aspek mofometi hasil pengukuan N o Aspek Mofom eti Satua n Nilai 1 Panjang maksim um 2 Panjang maksim um efektif 3 Leba maksim um 4 Leba maksim um efektif 5 Leba ata-ata Mete Mete Mete Mete Mete 6 Keliling Mete 7 Luas Mete pese gi Gais pantai yang sudah didapat juga dapat menunjukkan bebeapa aspek mofometi lainnya, namun kali ini haus menggunakan pehitungan nilannya didapat. Diantaanya adalah: pebandingan luas danau dan daeah tangkapannya, insolusity, kemiingan ledok, dan pekembangan pantai. Pebandingan antaa DTA dan pemukaan danau adalah 7,4:1, atau dengan asio 0,1431. Angka ini akan mempengauhi pekiaan ai yang akan masuk ke dalam danau, duasi ai menetap di dalam danau, besaan debit outlet danau, dan hubungan antaa ketiganya. Hakanson (2005) juga menyatakan bahwa ada hubungan yang nyata antaa daeah tangkapan dan danaunya. Ai yang masuk ke DTA tidak akan masuk sendiian jika sudah melalui tanah, ai akan membawa mateial lain yang akan mempengauhi sedimentasi di danau tesebut. Nilai insolusity menjadi 0 (nol), kaena tidak adanya daatan yang beada di tengah danau. Kemiingan ledok ada pada nilai 0,06. Nilai ini akan mempengauhi kecepatan ai 7

8 yang melewati daeah tangkapan ai lalu masuk ke danau. Kecepatan ini yang kemudian akan juga mempengauhi maetial yang dilewatinya ke dalam danau. Pekembangan pantai Danau Laukawa ada pada nilai 1,6. Menuut Hakanson (1981) dan Wetzel (1983), danau dengan nilai pekembangan pantai antaa 1 dan 2 akan cendeung membentuk elips. Teoi ini dapat teuji di lapangan dengen melihat bentuk Danau Laukawa yang memang cendeung membentuk elips. Makin panjang gais pantai, maka akan makin besa pula poduktifitas danau tesebut. Hal tesebut dikaenakan jumlah inteaksi anta ai dan tanah yang makin banyak seiing panjangnya gais pantai (Welch, 1952). Aspek mofometi lainnya dapat diketahui dengan pengukuan dan/atau pehitungan setelah mendapatkan peta batimeti. Poses pembuatan peta ini tidak telalu bejalan baik kaena bebeapa kekuangan sepeti dijelaskan sebelumnya. Kekuangan alat yang ideal, beefek pada pelaksanaan pengambilan data, ditambah cuaca bekabut. Jika saja salah satu fakto yang menjadi masalah tesebut diatas dapat diatasi, kemungkinan hasil yang diuku dapat menjadi lebih baik. Gamba 1: Batimeti Danau Laukawa Titik meah adalah titik dimana sampel kedalaman diuku. Dapat dilihat tejadi penumpukan sampel di bagian tenggaa danau. Titik ini tidak sesuai dengan encana yang telah dibuat, namun kaena kondisi ketika pengukuan lapangan dan dinamika teknis pengukuannya, encana tesebut gagal tepenuhi dan menghasilkan titik sebagaimana telihat dalam peta. Tejadi kekuangan sampel di tengah dan tengah agak ke baat. Di bebeapa bagian, kontu batimeti telihat janggal dengan adanya lekukan kontu yang teikat dengan sampel kedalaman. Hal ini mempengauhi bentuk kontu mofometi hasil intepolasi titik sampel yang telah diuku. Telihat di bebeapa teluk danau bentuk kontu 8

9 mofometi hampi membentuk sudut dan kaku, tidak halus. Namun sangat halus dibagian tengah yang titik sampelnya sedikit. Peta Batimeti yang telah dihasilkan ini dapat menguku dan/atau menghitung aspek mofometi lainnya yang belum didapat; kedalaman maksimum, kedalaman ata-ata, kedalaman elatif, lama tinggan ai (etention time/rt), volume dan pekembangan volume. Nilai kedalaman elatif Danau Laukawa adalan 1,5%, menunjukkan bahwa Danau Laukawa meupakan danau yang memiliki tingkat stabilitas endah. Atinya, Danau Laukawa adalah danau yang mudah sekali mengalami pengadukan kaena pengauh dai lua, sepeti pengauh angin (Lukman dan Ridwansyah, 2009). Hal ini mengacu apa yang dikatakan Wetzl,1983, bahwa danau yang Z-nya endah memiliki stabilitas yang endah. Danau yang memiliki stabilitas tinggi adalah danau yang nilai Z-nya diatas 4%. Danau Laukawa memiliki 1 outlet di sebelah timu danau. Outlet ini memiliki bangunan yang dapat mengatu debit outlet. Lintasan outlet bangunan seleba 92cm, pada saat pengukuan lapangan, 5 septembe 2013, bekecepatan 238,73 cm/det dan tinggi 17cm. Sehingga debit eal time adalah 0,3733 m 3 /detik. Dengan asumsi tejadi tun ove dan debit outlet sama sepanjang tahun, maka Lama Tingga Ai, atau Retention Time, Danau Laukawa adalah 341,11 hai, hampi setahun. Nilai ini nantinya akan mempengauhi pekiaan pekiaan yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan ai tetentu. Rausch dan Heinemann dalam Petts (1984), lama tinggal ai dalam danau akan membeikan peanan penting, sepeti efisiensi peangkapan sedimen dan haa.lama Tinggal Ai Danau Laukawa yang tidak sampai 1 tahun dapat menjadi acuan awal untuk penelitian biota danau kedepannya. KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR Ketesediaan ai Ketesediaan ai adalah ai hujan yang masuk kedalam daeah tangkapan hujan danau. Ai ini kemudian masuk ke danau dan kelua melalui outlet. Luas daeah tangkapan ai adalah mete pesegi, dan cuah hujan (yang didapat dai 9

10 Bappeda Kabupaten Kao) ada dalam kelas mm/tahun. Setelah dikuangi poses evapotanspiasi yang tejadi,, ketesedian ai Danau Laukawa bekisa antaa, minimal, ,43 sampai, maksimal, ,93 mete kubik petahun. Kebutuhan ai Kebutuhan ai yang akan dihitung adalah kebutuhan ai seluuh kecamatan di Kabupaten Kao. Kebutuhan ini nantinya akan dipilih mana yang akan dipenuhi Danau Laukawa dan daeah tangkapan ainya dengan petimbangan tetentu. Kebutuhan ai yang dihitung adalah kebutuhan ai domestik, petenakan, dan petanian, bedasakan data yang diilis Badan Pusat Statistik. Kebutuhan ai industi tidak diikutsetakan kaena alasan kebeadaan data dan peikanan yang tidak ada. Kebutuhan ai tiga kategoi diatas untuk seluuh kecamatan di Kabupaten Kao adalah mete kubik (lebih dai 5,17 milya m 3 ). Yang paling mendominasi adalah kebutuhan ai untuk petanian sebesa 5,15 miya m 3, sisanya adalah gabungan kenutuhan ai domestik dan kebutuhan ai untuk petenakan. Hal ini dapat dimaklumi kaena pofesi kebanyakan masyaakat Kabupaten Kao adalah sebagai petani, yang mengakibatkan luasnya lahan petanian. Pemenuhan kebutuhan ai Jelas sekali bahwa kabutuhan ai Kabupaten Kao tidak dapat dipenuhi oleh Danau Laukawa dan daeah tangkapan ainya. Dilihat dai jumlah, Danau Laukawa dan daeah tangkapan ainya hanya dapat menyedianan maksimal 15 juta mete kubik, dan kebutuhannya mencapai 5 milya mete kubik. Petimbangan utama untuk memilih kebutuhan ai mana yang akan dipenuhi oleh Danau Laukawa dan daeah tangkapan ainya adalah aah alian outlet danau. Hal ini penting, kaena jika tidak mempehatikan hal ini, maka haus ada peekayasaan alian yang akan memakan biaya. Aah aliannya adalah ke aah Kecamatan Naman Tean dan Kecamatan Simpang Empat. Kebutuhan ai kedua kecamatan ini pun tidak semua dapat tecukupi kaena, hanya Kebutuhan ai domestik, kebutuhan ai untuk petenakan, dan kebutuhan ai untuk petanian sawah saja. Jumlahnya 10

11 adalah mete kubik. Sisa ai sebanyak 3,7-8,7 juta mete kubik diasumsikan tetap mengali dan dipegunakan oleh kecamatan lain. KESIMPULAN 1. Peta Batimeti yang dihasilkan kuang akuat kaena ketebatasan alat yang dipegunakan dan cuaca ketika pengambilan sampel kedalaman. 2. Bebeapa aspek mofometi yang dihasilkan: a. Volume Danau Laukawa adalah m 3. b. Luas Pemukaan Danau Laukawa adalah m 2. c. Nilai Shoeline Development Danau Laukawa adalah 1,6.Atinya Danau Laukawa cendeaung membentuk elips dan bukan danau yang poduktif d. Danau Laukawa adalah danau yang tidak stabil, ditunjukkan nilai Kedalaman Relatifnya yang 1,57. Danau ini mudah mengalami pengadukan kaena pengauh angin yang kencang. Dengan masukan ai hujan sebesa 10 s/d 15 juta m 3 /tahun, Danau Laukawa hanya dapat memenuhi Kebutuhan Ai Domestik dan Kebutuhan Ai Petanian Sawah di Kecamatan Naman Tean dan Kecamatan Simpang Empat sebesa m 3. Kecamatan Kecamatan Naman Tean dan Kecamatan Simpang Empat dipilih mengingat aah alian outlet danau yang menuju kedua kecamatan tesebut. Kelebihan ai sebesa 3,7 s/d 8,7 juta m 3 diasumsikcounty Study. CATO Jounal, 31(2),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan, Agustus 04 Ditebitkan oleh: Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam, Univesitas Pattimua SBN: 978-60-9755-- Deskipsi halaman sampul : Gamba yang ada pada

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa .1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen

Lebih terperinci

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI Junal Teknik Sipil ISSN 30-053 Pogam Pascasajana Univesitas Syiah Kuala Pages pp. 4-35 PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Manajemen Sumbedaya Peaian Fakultas Petanian Univesitas Sumatea Utaa No. : Waktu : Hai/Tanggal : A. Data umum Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki Peempuan Umu :... tahun Pendidikan : SD SLTP SLTA D3 S1...

Lebih terperinci

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis 13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN I SALINAN I fi~@?~{5]f~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG C' PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejaah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Adapun sejaah Badan Pusat Statistik di Indonesia tejadi empat masa pemeintahan di Indonesia, antaa

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

Desain Revetment LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 8

Desain Revetment LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 8 LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-0Z0) Peancangan Demaga dan Testle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Gaongkong, Popinsi Sulawesi Selatan Bab 8 Desain Revetment Bab 8 Desain Revetment Lapoan Tugas Akhi (KL-0Z0) Peancangan

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun

Lebih terperinci

Data dan Metode Pengolahan Data

Data dan Metode Pengolahan Data Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

The Production Process and Cost (I)

The Production Process and Cost (I) The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab. PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT

Lebih terperinci

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT Sudianto Manullang Yasifati Hia Abstak Pengelolaan dana pensiun dapat menentukan dan mendoong peningkatan poduktivitas angkatan keja.

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor 34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail

Lebih terperinci

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3  No. HP. 1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci