BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI"

Transkripsi

1 BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 3, MEI 2012 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PEMBAYARAN KAS (STUDI KASUS PADA RETAILER SEPATU CABANG NGANJUK) Risra Ika Inan Prawesy PERANAN INTERNAL AUDITOR DALAM PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN KECURANGAN Soeharmoro SIKAP PROFESIONALISME DAN KODE ETIK AUDITOR INTERNAL Cecylia Dewi Sinniaro Wongso PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DAN PERANNYA DALAM PENGUNGKAPAN TEMUAN AUDIT Yeni Siswai EVALUASI KEPATUHAN PERPAJAKAN DAN UPAYA TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALISASI PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN JASA ANGKUTAN PT XYZ Alber Binoro Puro PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN, PERJANJIAN HUTANG, DAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Rehobo Tanomi KEMAMPUAN LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, DAN RASIO PIUTANG UNTUK MEMPENGARUHI ARUS KAS MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BEI Ferra Kusuma Purbo Wani EKSPEKTASI KLIEN DALAM KEBIJAKAN AUDIT Ade Karika Sari PENTINGNYA RED FLAG BAGI AUDITOR INDEPENDEN UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN Fanny Novian Tedjasukma PENGGUNAAN INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM INTENSITAS PERSAINGAN PASAR UNTUK PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN Hario Widodo TAX AUDIT GUNA MENDETEKSI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK AKIBAT SELF ASSESSMENT SYSTEM Thea Indrayani KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI, DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SOFTWARE AKUNTANSI Venia Agusines Tananjaya ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Hendra Ronaldi EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA PT TDMN Jevon Tanugraha PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Youngkie Sanoso PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (STUDI PRAKTIK KERJA PADA KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA) Soegiono PERAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA AUDIT SISTEM INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI Yulia Anara Yasmia PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KESEHATAN PERMODALAN BANK SWASTA NASIONAL DI BEI Enny Evelina ANALISIS CORPORATE GOVERNANCE DAN RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KESULITAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Sani Eka Suliyo Ningsih ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Elizabeh Meilyana EVALUASI EFEKTIVITAS FUNGSI SATUAN PENGAWASAN INTERN (STUDI PADA PERUSAHAAN BUMN) Yudhi Ardiano T. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

2 Ediorial Saff BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIKA WIDYA MANDALA Keua Redaksi Yohanes Harimuri, SE, MSi, Ak (Keua Jurusan Akunansi) Mira Besari Lindrawai, SKom, SE, MSi J. C. Shani, SE, MSi, Ak C. Binang Hari Yudhani, SE, MSi Teodora Winda Mulia, SE, MSi Marini Purwano, SE, MSi, Ak Irene Naalia, SE, MSc, Ak Saf Taa Usaha Karin Andreas Tuwo Agus Purwano Alama Redaksi Fakulas Bisnis - Jurusan Akunansi Gedung Benedikus, Unika Widya Mandala Jl. Dinoyo no , Surabaya Telp. (031) , ex. 122

3 ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI ELIZABETH MEILYANA ABSTRACT The purpose of his research is o examine he influence of mechanism applicaion corporae governance which involves he proporion of insiuional ownership and proporion of independen board members and also he influence of he earnings managemen o company s value. This research ook 47 samples from manufacure indusry in Bursa Efek Indonesia in period The samples were aking by using purposive sampling mehod. This research is using linier regression analysis, which is doubled linier regression o know he mechanism of wo variables corporae governance o earnings managemen and company value and also o know he influence of earnings managemen o company value. The couning and hypohesis esing were conduced using SPSS 13. The resul from his research shows ha he proporion of insiuional ownership and he proporion of he amoun of member s commissioner council do no give significance influence o he earnings managemen which using Discreionary Accrual. The same wih he research resul from he proporion of insiuional ownership and he proporion of he amoun of member s commissioner council which shows no influence o company value. Bu, he resul of earnings managemen o company value shows ha here is significance influence. Keywords: Corporae Governance Mechanism, The Proporion Of Insiuional Ownership, The Proporion Of The Amoun Of Member s Commissioner Council, Discreionary Accrual. PENDAHULUAN Seiap perusahaan harus memiliki aa kelola perusahaan yang baik aau yang biasa disebu dengan good corporae governance. Sebagaimana diungkapkan oleh Veronica dan Bachiar (2004) dalam Ningsapii (2010), corporae governance (CG) adalah salah sau cara unuk mengendalikan indakan oporunisik yang dilakukan pihak manajemen. Menuru Siallagan dan Machfoedz (2006), corporae governance merupakan suau mekanisme yang digunakan unuk memasikan bahwa supplier keuangan, misalnya shareholders dan bondholders dari perusahaan memperoleh pengembalian dari kegiaan yang dijalankan oleh manajer, aau dengan kaa lain bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan conrol erhadap manajer. Penerapan corporae governance didasarkan pada eori agensi. Teori agensi dapa dijelaskan dengan hubungan anara manajemen dengan pemilik. Manajemen sebagai agen, secara moral beranggung jawab unuk mengopimalkan keunungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan konrak. Informasi yang disampaikan erkadang dierima idak sesuai dengan kondisi nyaa perusahaan. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang idak simeris aau asimeri informasi (Haris, 2004 dalam Aldiama, 2009). Konflik keagenan yang mengakibakan adanya sifa opporunisic manajemen akan mengakibakan rendahnya kualias laba. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang idak menyajikan faka yang sebenarnya enang kondisi ekonomis perusahaan dapa diragukan kualiasnya. Laba yang idak menunjukkan informasi yang sebenarnya enang kinerja manajemen dapa menyesakan pihak pengguna laporan (Boediono, 2005 dalam Susani, Rahmawai, dan Anni, 2010). Rendahnya kualias laba akan dapa membua kesalahan pembuaan kepuusan para pemakainya seperi invesor dan kredior, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Tujuan umum dari suau perusahaan adalah mengembangkan usahanya dan memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya sera mengopimalkan nilai perusahaan. Jika kemakmuran pemegang saham erjamin maka sudah pasi nilai dari perusahaan ersebu meningka, dan kemakmuran pemegang saham ini akan dapa meningka apabila harga saham yang dimilikinya juga meningka. Fama (1978) dalam Aldiama (2009) juga menyaakan nilai perusahaan akan ercermin dari harga pasar sahamnya.. Dengan kaa lain, bagi perusahaan yang menerbikan saham di pasar modal, harga saham yang diransaksikan di bursa merupakan indikaor nilai perusahaan. Berdasarkan laar belakang yang elah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi ruang lingkup permasalahan adalah, sebagai beriku: 1. Apakah mekanisme corporae governance secara negaif berpengaruh erhadap manajemen laba yang erdafar di BEI periode ? 2. Apakah mekanisme corporae governance secara posiif berpengaruh erhadap nilai perusahaan yang erdafar di BEI periode ? 3. Apakah manajemen laba secara negaif berpengaruh erhadap nilai perusahaan yang erdafar di BEI periode ? Tujuan peneliian ini anara lain: 111

4 1. Unuk menganalisis pengaruh mekanisme corporae governance secara negaif berpengaruh erhadap manajemen laba pada perusahaan manufakur di BEI periode Unuk menganalisis pengaruh mekanisme corporae governance secara posiif berpengaruh erhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufakur di BEI periode Unuk menganalisis pengaruh manajemen laba secara negaive berpengaruh erhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufakur di BEI periode TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Mekanisme Corporae Governance Mekanisme merupakan cara kerja yang ersisem unuk memenuhi persyaraan erenu. Mekanisme Corporae Governance merupakan suau prosedur dan hubungan yang jelas anara pihak mengambil kepuusan dengan pihak yang melakukan conrol aau pengawasan erhadap kepuusan. Menuru Bank Dunia dalam Larasai (2009), Corporae governance adalah auran dan sandar organisasi di bidang ekonomi yang mengaur perilaku pemilik perusahaan, direkur dan manajer sera perincian dan penjabaran ugas dan wewenang sera peranggungjawabannya kepada invesor (pemegang saham dan krediur). Tujuan uama dari corporae governance adalah unuk mecipakan sysem pengendalian dan keseimbangan (check and balances), mencegah penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan, dan eap mendorong erjadinya perumbuhan perusahaan. Menuru Nasuion dan Seiawan (2007) dalam Larasai (2009) Corporae Governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkaan kinerja perusahaan melalui supervisi aau monioring kinerja manajemen dan menjamin akunabilias manajemen erhadap sakeholder dengan mendasarkan pada kerangka perauran. Konsep corporae governance diajukan demi ercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih ransparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Manajemen Laba Prakik manajemen laba (earnings managemen) dianggap sebagai upaya yang dilakukan manajer unuk mencapai keunungan pribadi melalui rekayasa komponen akrual yang erdapa dalam laporan keuangan perusahaan. Menuru Widyaningdyah (2001) dalam larasai (2009), manajemen laba adalah indakan manajemen berupa campur angan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud unuk meningkakan kesejaheraan pribadi maupun unuk meningkakan nilai perusahaan. Sco (2003:369) dalam larasai (2009) mendefinisikan earnings managemen sebagai indakan manajemen unuk memilih kebijakan akunansi dari suau sandar erenu dengan ujuan memaksimalkan kesejaheraan dan aau nilai pasar perusahaan. Menuru Wahyuningsih (2007) Pengukuran manajemen laba menggunakan discreinary accrual (DAC). Dalam peneliian ini discreonary accrual menggunakan Model Jones yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan, dan Sweeney (1995) dirancang unuk mengurangi kecenderungan erjadinya kesalahan model Jones, keika discreionary dierapkan pada pendapaan. Seperi yang dilakukan Jones (1991), perhiungan dilakukan dengan menghiung oal laba akrual, kemudian memisahkan nondiscreionary accrual (ingka laba akrual yang wajar) dan discreionary accrual (ingka laba akrual yang idak normal). Toal akrual merupakan selisih anara ne income dengan cash flow operaion Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam peneliian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperi halnya peneliian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010). Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suau perusahaan adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai inrinsik, nilai buku dan nilai likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang ercanum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebukan secara eksplisi dalam neraca perusahaan dan juga diulis jelas dalam sura saham kolekif. Nilai pasar, sering disebu kurs adalah harga yang erjadi dari proses awar-menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa dienukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. Nilai inrinsik merupakan konsep yang paling absrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suau perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai inrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan ase, melainkan nilai perusahaan sebagai enias bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keunungan di kemudian hari. Nilai perusahaan dapa diindikasikan aau ersira dari sejumlah variabel aau sinyal yang meleka pada perusahan ersebu. Jika pemilik idak mampu menyirakan nilai perusahaannya, maka mereka hanya akan menerima kompensasi sebesar nilai raa-raa perusahaannya. Akibanya, bagi perusahaan yang berkualias baik, nilai yang akan dierima akan di bawah nilai sebenarnya, sedangkan perusahaan yang berkualias buruk akan menerima nilai di aas nilai sebenarnya (Gumani, 1998 Animah dan Rahmi, 2007). Pengembangan Hipoesis Perusahaan yang menerbikan saham dipasar modal harga saham yang diransaksikan di bursa merupakan indikaor dari perusahaan ersebu. bagi perusahaan, laba yang idak menunjukkan informasi yang sebenarnya enang kinerja manajemen dapa menyesakan pihak pengguna laporan dan apabila laba seperi ini dipakai oleh invesor, maka laba idak dapa menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Dari sisi invesor, laporan laba dianggap memiliki informasi menganalisis saham yang dierbikan oleh emimen (Boediono, 2005). Dewan Komisaris memegang peranan 112

5 yang sanga pening dalam perusahaan, eruama dalam pelaksanaan good corporae governance. Dewan komisaris merupakan suau mekanisme mengawasi dan mekanisme unuk memberikan peunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan (FCGI, 2001 dalam Susani dkk, 2010). Komposisi dewan komisaris merupakan salah sau karakerisik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapa mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapa diperoleh suau laporan laba yang berkualias (Boediono, 2005). Hasil peneliian Larasai (2009) mendukung bahwa proporsi jumlah anggoa dewan komisaris berpengaruh negaif erhadap manajemen laba. Hipoesis yang dapa dikembangkan menyangku pengaruh dari proporsi jumlah anggoa dewan komisaris erhadap manajemen laba adalah: H 1 : Mekanisme corporae governance berpengaruh posiif erhadap manajemen laba. Dalam rangka penerapan good corporae governance, perusahaan wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya proposional dan sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali. Komposisi dewan komisaris merupakan salah sau karakerisik dewan yang berhubungan dengan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapa mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapa diperoleh suau laporan laba yang berkualias (Boediono, 2005). Hipoesis yang dapa dikembangkan menyangku pengaruh dari proporsi jumlah anggoa dewan komisaris erhadap nilai perusahaan adalah: H 2 : Mekanisme corporae governance berpengaruh posiif erhadap nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang menerbikan saham di pasar modal harga saham yang diransaksikan di bursa merupakan indikaor nilai perusahaan. Laba yang idak menunjukkan informasi yang sebenarnya enang kinerja manajemen dapa menyesakan pihak pengguna laporan. Jika laba seperi ini digunakan oleh invesor unuk membenuk nilai pasar perusahaan, maka laba idak dapa menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Bagi invesor, laporan laba dianggap mempunyai informasi unuk menganalisis saham yang dierbikan oleh emien (Boediono, 2005). Hipoesis yang dapa dikembangkan menyangku pengaruh kualias laba erhadap nilai perusahaan sebagai beriku: H 3 : Manjemen laba berpengaruh negaif erhadap nilai perusahaan METODE PENELITIAN Desain Peneliian Dalam peneliian ini dilakukan dengan cara pendekaan kuaniaif dengan melakukan pengujian hipoesis. Unuk menelii pengaruh mekanisme corporae governance erhadap kualias laba sera hubungan manajemen laba dan nilai perusahaan pada perusahaan manufakur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode , akan dilakukan penghiungan secara maemais dengan rumus saisik yang dapa menguji hubungan anara variabel-variabel yang dielii sera membua kesimpulan berdasarkan hasil perhiungan ersebu. Definisi Operasional Mekanisme Corporae Governance Kepemilikan insiusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerinah, insiusi keuangan, insiusi berbadan hukum, insiusi luar negeri, dana perwalian sera insiusi lainnya pada akhir ahun (Shien, e.al. 2006) dalam Sabrinna (2010). Kepemilikan Insiusional adalah jumlah kumulaif persenase saham yang dimiliki oleh invesor insiusional yang memiliki paling sediki 5% dari saham perusahaan (Boediono, 2005 dalam Aldiama, 2009). Kepemilikan insiusionanl aas pemegang saham minorias diperoleh dari Indonesian Capial Marke Direcory (ICMD). Proporsi komisaris independen adalah anggoa komisaris yang bukan merupakan anggoa manajemen, pemegang saham minorias, pejaba aau dengan cara lain yang berhubungan langsung aau idak langsung dengan pemegang saham mayorias dari suau perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Perbandingan anara jumlah komisaris independen yang dimiliki sebuah perusahaan erhadap jumlah seluruh anggoa dewan komisaris didefinisikan sebagai proporsi komisaris independen (Chorou e al, 2001 dalam Aldiama, 2009). Proporsi komisaris independen yang diisyarakan oleh perauran yang dikeluarkan oleh Bapepam dan BEI minimal adalah 30% dari jumlah anggoa dewan komisaris aau proporsional dengan jumlah pemegang saham minorias. Perhiungan proporsi jumlah anggoa dewan komisaris independen menggunakan rumus: Proporsi Jumlah Komisaris Independen Anggoa Dewan = Komisaris Independen Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris Manajemen laba Sco (2003) dalam larasai (2009) mendefinisikan manajemen laba sebagai indakan manajemen unuk memilih kebijakan akunansi dari suau sandar erenu dengan ujuan memaksimalkan kesejaheraan dan aau nilai pasar perusahaan. Dalam peneliian ini, manajemen laba diukur dengan menggunakan Discreionary Accruals (DA). Unuk mengukur DA, erlebih dahulu akan mengukur oal akrual. Toal akrual diklasifikasikan menjadi komponen discreionary dan nondiscreionary (Wahyuningsih, 2007), dengan ahapan: 113

6 Mengukur oal accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Toal Accrual (TAC) = laba bersih seelah pajak (ne income) arus kas operasi (cash flow from operaing) Menghiung nilai accruals yang diesimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Leas Square): TAC / A Dimana TAC A -1 REV REC PPE -1 = α 1 (1/ A -1 ) + α ((ΔREV 2 - ΔREC ) / A : oal accruals perusahaan i pada periode -1 ) + α (PPE : oal ase unuk sampel perusahaan i pada akhi ahun -1 3 / A -1 : perubahan pendapaan perusahaan i dari ahun -1 ke ahun : perubahan piuang perusahaan i dari ahun -1 ke ahun :akiva eap (gross propery plan and equipmen) perusahaan ahun Menghiung nondiscreionary accruals model (NDA) adalah sebagai beriku: NDA = α 1 (1/ A -1 ) + α 2 ((ΔREV - ΔREC ) / A -1 ) + α 3 (PPE / A -1 Dimana NDA : nondiscreionary accruals pada ahun α : fied coefficien yang diperoleh dari hasil regresi pada perhiungan oal accruals d. Menghiung discreionary accruals DAC : (TAC / A ) - NDA -1 Dimana DAC : discreionary accruals perusahaan i pada periode Nilai Perusahaan Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan esimasi pasar keuangan saa ini enang nilai hasil pengembalian dari seiap dolar invesasi inkremenal. Jika rasio Q di aas sau, ini menunjukkan bahwa invesasi dalam akiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih inggi daripada pengeluaran invesasi, hal ini akan merangsang invesasi baru. Jika rasio Q di bawah sau, invesasi dalam akiva idaklah menarik (Heraway, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Variabel ini diberi simbol Q. Penghiungan menggunakan rumus: (EMV+D) Q = (EBV+D) Dimana : Q = Nilai perusahaan EMV = Nilai pasar ekuias (EMV=closing price x jumlah saham yang beredar) D = Nilai buku dari oal huang EBV = Nilai buku dari oal ekuias Populasi Peneliian Populasi peneliian adalah perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia sejak ahun 2008 sampai dengan ahun Teknik Analisis Daa Sebelum diolah dengan persamaan sisemais, erlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik pada daa yang akan dianalisis yaiu uji normalias dengan uji Kolmogorov-Smirnov, uji auokorelasi dengan uji Durbin Wason, uji heeroskedasisias dengangrafik scaerplo, dan uji mulikolinerias. Seelah iu dilanjukan dengan uji kecocokan model dengan uji F dan menggunakan uji unuk menguji hipoesis. ) + ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sampel Peneliian Obyek peneliian adalah 47 perusahaan yang erdafar di bursa efek Indonesia ahun dengan saus sebagai perusahaan yang sahmnya lebih dari 50%. Daa yang dibuuhkan dari 47 Emien ersebu adalah daa laporan keuangan: neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan caaan ambahan aas laporan keuangan. 114

7 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam peneliian ini erdiri dari uji normalias, uji auokorelasi, dan uji heeroskedasisias. a. Uji normalias, menunjukan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,596 yang bernilai lebih besar dari ingka kesalahan 0,05. Oleh karena iu dapa disimpulkan bahwa daa erdisribusi secara normal b. Uji auokorelasi, dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Wason (DW-es). Suau observasi dikaakan idak erjadi auokorelasi jika nilai Durbin Wason 1,598 < DW <1,654. Dikeahui hasil uji Durbin Wason dari model regresi adalah sebesar 1,626 dimana nilainya sudah berada di renang yang dieapkan. Sehingga dari hasil ersebu dapa disimpulkan bahwa residual dari model regresi mengindikasikan idak adanya auokorelasi aau asumsi bebas auokorelasi pada model erpenuhi. c. Uji heeroskedasisias, dimana grafik scaer plo unuk model regresi menunjukkan iik-iik yang idak membenuk pola erenu dan iik-iik menyebar di aas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapa disimpulkan idak erjadi heeroskedasisias dalam model regresi. Unuk memperkua pengujian secara visual maka akan digunakan uji rank spearman yang hasilnya adalah sebesar 0,927 unuk relevansi nilai, 0,776 unuk ukuran perusahaan, dan 0,929 unuk moderasi anara relevansi nilai dan ukuran perusahaan. Oleh karena iu dapa disimpulkan bahwa model memenuhi asumsi nonheeroskedasisias. d. Uji mulikolenierias, dimana pengujian ini berdasarkan nilai varian inflaion facor (VIF). Keenuan dalam pengujian ini bahwa jika nilai VIF di bawah 10 (sepuluh), maka dinyaakan idak ada gejala mulikolnierias. Analisis Regresi dan Pembahasan Berdasarkan peneliian di aas, maka dapa dijelaskan pengaruh mekanisme corporae governance yang melipui proporsi kepemilikan saham insiusional dan komposisi dewan komisaris independen erhadap manajemen laba dan nilai perusahaan. Sera pengaruh manajemen laba erhadap nilai perusahaan. a. Pengaruh Mekanisme Corporae Governance Terhadap Manajemen Laba Berdasarkan oupu pengujian regresi sederhana, didapakan emuan bahwa mekanisme corporae governance idak memiliki pengaruh yang signifikan erhadap manajemen laba. Hasil peneliian ini konsisen dengan peneliian yang dilakukan Rachmawai dan Hanung (2006) yang menyaakan bahwa proporsi kepemilikan insiusional dan proporsi jumlah anggoa dewan komisaris idak berpengaruh secara signifikan erhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena besarnya kepemilikan insiusional iu idak menjamin semakin efisien pemanfaaan ase perusahaan dan banyaknya dewan komisaris independen idak menjamin pihak manajemen dapa membua suau laporan laba yang berkualias. Akibanya, perusahaan akan lebih elii dalam memilih dewan komisaris independen karena kualias dari dewan komisaris independen lebih pening daripada jumlahnya agar dapa diperoleh suau laporan laba yang berkualias, sehingga dapa mengurangi manajemen labanya. b. Pengaruh Mekanisme Corporae Governance Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan pada oupu regresi sederhana, ernyaa dikeahui bahwa mekanisme corporae governance idak memiliki pengaruh yang signifikan erhadap nilai perusahaan. Hal ini berari proporsi kepemilikan saham insiusional dan komposisi dewan komisaris independen idak menjamin bahwa nilai perusahaan akan meningka. Manajemen perusahaan yang mampu mengopimalkan kemampuan pencapaian keunungan aau laba perusahaan berari mampu pula mengopimalkan nilai perusahaan, sehingga proporsi kepemilikan saham insiusional dan komposisi dewan komisaris idak menjamin akan mampu meningkakan kualias nilai perusahaan. Dengan demikian banyaknya kepemilikan saham insiusional dan dewan komisaris independen sebenarnya idak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini kualias pemegang saham insiusional dan dewan komisaris independen yang mampu meningkakan nilai perusahaan. Hasil peneliian ini juga idak berbeda jauh dengan hasil dari peneliian dari Rahmawai dan Hanung (2006) dan Aldiama (2009) yang menyaakan bahwa mekanisme corporae governance idak mempunyai pengaruh yang signifikan erhadap nilai perusahaan. c. Pengaruh Kualias Laba Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan pada oupu regresi dalam peneliian ini yang menguji pengaruh manajemen laba erhadap nilai perusahaan dapa dikeahui bahwa nilai koefisien deerminan (R 2 ) sebesar 0,503, berari 50,03% variasi (kenaikan aau penurunan) nilai perusahaan mampu dijelaskan oleh manajemen laba. Laba yang idak menunjukkan informasi yang sebenarnya enang kinerja manajemen dapa menyesakan pihak pengguna laporan. Apabila laba yang menyesakan ersebu digunakan oleh invesor unuk membenuk nilai pasar perusahaan, maka laba ersebu idak dapa menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Oleh sebab, iu manajemen laba memiliki pengaruh secara langsung erhadap nilai perusahaan. Secara logika bisa dierima menginga mekanisme corporae governance diukur dari proporsi kepemilikan saham insiusional dan komposisi dewan komisaris independen dan ernyaa idak dikeahui oleh invesor karena invesor lebih erarik pada kemampuan riil perusahaan unuk mencipakan keunungan yang inggi. Hal ini menyebabkan proporsi kepemilikan saham insiusional dan komposisi dewan komisaris independen idak diperhaikan oleh invesor sehingga invesor erarik aau idak erarik melakukan invesasi dengan membeli saham perusahaan. 115

8 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapa disimpulkan bahwa mekanisme corporae governance yang erdiri dari proporsi kepemilikan saham insiusional dan proporsi jumlah anggoa dewan komisaris independen idak berpengaruh secara signifikan erhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan, besarnya kepemilikan insiusional iu idak menjamin semakin efisien pemanfaaan ase perusahaan dan banyaknya dewan komisaris independen idak menjamin pihak manajemen dapa membua suau laporan laba yang berkualias. Mekanisme corporae governance idak berpengaruh secara signifikan erhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan, banyaknya kepemilikan saham insiusional dan dewan komisaris independen sebenarnya idak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini kualias pemegang saham insiusional dan dewan komisaris independen yang mampu meningkakan nilai perusahaan. Manajemen laba berpengaruh secara signifikan erhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan, manajemen laba menjadi perhaian para pengguna laporan keuangan. Oleh sebab iu, laba yang menunjukkan informasi yang sebenarnya enang kinerja manajemen dapa menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Adanya keerbaasan dalam peneliian ini, yaiu variabel mekanisme corporae governance diproksikan oleh proporsi kepemilikan insiusional dan proporsi jumlah anggoa dewan komisaris independen dimana berdasarkan peneliian-peneliian yang lain, mekanisme corporae governance juga dapa diproksikan dengan variabel-variabel lain seperi kepemilikan manajerial, komie audi, dan ukuran KAP. Begiu pula dengan nilai perusahaan yang dapa diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Berdasarkan pada hasil simpulan bahwa manajemen laba berpengaruh erhadap nilai perusahaan. Unuk iu, saran yang diajukan adalah peneliian yang selanjunya dapa menggunakan proksi lain unuk mengukur manajemen laba dan nilai perusahaan, seperi Price Book Value unuk menghiung nilai perusahaan. Ucapan Terima Kasih Ucapan erima kasih diujukan kepada J.C. Shani, SE, MSi, Ak dan Marini Purwano, SE, MSi, Ak selaku pembimbing 1 dan 2 dari ugas akhir skripsi ini. REFERENSI Aldiama, M.F., 2009, Analisis Pengaruh Mekanisme Corporae Governance erhadap Kualias Laba dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Keluarga yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakulas Ekonomi Jurusan Akunansi, Surabaya: Universias Airlangga. Animah, dan S.R. Rahmi, 2007, Pengaruh Srukur Kepemilikan, Mekanisme Corporae Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Manufakur Yang Terdafar di Bursa Efek Jakara Periode ). Arifin, 2005, Peran Akunan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporae Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspekif Teori Keagenan), Jurnal Akunansi, Semarang: Universias Diponegoro Ashari, dan P.B. Sanosa, 2005, Analisa Saisik dengan Microsof Excel dan SPSS, Yogyakara: Andi. Boediono, G.S.B., 2005, Kualias Laba: Sudi Pengaruh Mekanisme Corporae Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur, Simposium Nasional Akunansi VIII. Gani, A., dan A. Yuli, 2006, Memunculkan Tindakan Kolekif dalam Proses Pembuaan Kebijakan Publik (Suau Sudi enang Penaaam PKL di Koa Malang dengan melibakan Sakeholders), Jurnal Ilmiah Adminisrasi Publik, Vol.VI, No.2, Malang: Universias Brawijaya. Jang, B., Bambang, dan Dergibson S., 2007, Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Kualias Laba pada Perusahaan Manufakur di BEJ. Skripsi. Kusumadilaga, R., 2010, Pengaruh Corporae Social Responsibiliy erhadap Nilai Perusahaan dengan Profiabilias sebagai Variabel Moderaing (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Fakulas Ekonomi Jurusan Akunansi, Semarang: Universias Diponegoro. Larasai, A., 2009, Analisis Pengaruh Mekanisme Corporae Governance, Kualias Laba, dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakulas Ekonomi Jurusan Akunansi, Surabaya: Universias Airlangga. Machmud, dan Djakman., Pengaruh Srukur Kepemilikan erhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan : Sudy Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercaa di Bursa Efek Indonesia 2006, Simposium Nasional Akunansi 11. Ningsapii, R., 2010, Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporae Governance erhadap Manajemen Laba (Sudi Empiris pada Perusahaan Manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia ), Skripsi, Fakulas Ekonomi Jurusan Akunansi, Semarang: Universias Diponegoro. Rachmawai, A., dan Hanung T., 2007, Analisis Fakor-fakor yang Mempengaruhi Kualias Laba dan Nilai Perusahaan, Simposium Nasional Akunansi X, Makassar. Sabrinna, A.I., 2010, Pengaruh Corporae Governance dan Srukur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan, Skripsi, Fakulas Ekonomi, Semarang: Universias Diponegoro. 116

9 Siallagan, H., dan M. Machfoedz, 2006, Mekanisme Corporae Governance, Kualias Laba dan Nilai Perusahaan, Simposium Nasional Akunansi 9, Padang. Sofiana, N., 2010, Analisis Pengaruh Karakerisik Perusahaan erhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Jakara, Skripsi, Fakulas Ekonomi, Surakara: Universias Muhammadiyah. Susani, A.N., Rahmawai, dan Anni A., 2010, Analisis Pengaruh Mekanisme Corporae Governance erhadap Nilai Perusahaan dengan Kualias Laba sebagai Variabel Inervening pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia Periode , Simposium Nasional Keuangan 1, Penguaan Good Governance dalam Akselerasi Perumbuhan Perekonomian Pasca Krisis. Wahyuningsih, D., dan Reno, 2007, Hubungan Prakik Manajemen Laba dengan Reaksi Pasar aas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Manufakur di Bursa Efek Jakara, Tesis, Fakulas Ekonomi Jurusan Akunansi, Semarang: Universias Diponegoro. Widarjono, A., 2010, Analisis Saisika Mulivaria Terapan, Edisi Perama, Yogyakara: UPP STIM YKPN. 117

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan output pengujian regresi linier sederhana,

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM

Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM PENGARU MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERADAP MANAJEMEN LABA (Sudi Empiris Perusahaan Propery Dan Real Esae Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Raudhaul

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE Karika Hendra Tiisari - Khara Alviana ABSTRACT This sudy examined he relaionship of environmenal performance agains he economic performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

370 Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2 Politeknik Negeri Bali, Mei 2013

370 Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2 Politeknik Negeri Bali, Mei 2013 370 Prosiding Simposium Nasional Akunansi Vokasi ke-2 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN, PERLAKUAN METODE AKRUAL DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Sudi Empiris Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) By: Dewi Arum Sari Edyanus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Konsentrasi/BidangMinat: Akuntansi Internal ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: ELIZABETH

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 3, MEI 2012 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PEMBAYARAN KAS (STUDI KASUS PADA RETAILER SEPATU CABANG NGANJUK) Ristra Ika Intan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA Paulus Adimas Senaha Bina Nusanara Universiy Elsa Imelda, SE., M.Si Bina Nusanara Universiy

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik) A. Masa Pemerintahan Hindia Belanda BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUAT TATITIK 3.. ejarah ingka BP (Badan Pusa aisik) A. Masa Pemerinahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 920, Kanor aisik perama kali didirikan oleh Direkur peranian, Kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 3, MEI 2012 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PEMBAYARAN KAS (STUDI KASUS PADA RETAILER SEPATU CABANG NGANJUK) Ristra Ika Intan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci