PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES"

Transkripsi

1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan unuk Memenuhi Salah Sau Syara Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akunansi pada Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh: SUKMAN NIM: FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 207

2

3 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang beranda angan di bawah ini: Nama : Sukman NIM : Tempa/Tgl. Lahir : Barru, 2 Februari 994 Jurusan/Prodi Fakulas Alama Judul : Akunansi : Ekonomi dan Bisnis Islam : Kalompi desa Galung Kec. Barru Kab. Barru : Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingka Uang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persisensi Laba Dengan Book Tax Differences Sebagai Variabel Moderaing (Sudi empiris pada perusahaan manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia) Menyaakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari erbuki bahwa ia merupakan duplika, iruan, plagia, aau dibua oleh orang lain, sebagian aau seluruhnya, maka skripsi yang diperoleh karenanya baal demi hukum. Makassar, Februari 207 Penyusun, Sukman i

4 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjakan hanya kepada Allah (Subhanahu Waa ala) yang elah memberikan kesehaan, kesabaran, kekuaan, rahma dan inahnya sera ilmu pengeahuan yang Kau limpahkan. Aas perkenan-mu jualah sehingga penulis dapa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawa sera salam Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Waaala Ali Sayyidina Muhammad juga penulis sampaikan kepada junjungan kia Nabi Muhammad SAW besera sahaba-sahabanya. Skripsi dengan judul Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingka Uang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persisensi Laba Dengan Book Tax Differences Sebagai Variabel Moderaing (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia penulis hadirkan sebagai salah sau prasyara unuk menyelesaikan sudi S dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akunansi di Universias Islam Negeri Alauddin Makassar. Selama penyusunan skripsi ini, idak dapa lepas dari bimbingan, dorongan dan banuan baik maerial maupun spiriual dari berbagai pihak, oleh karena iu perkenankanlah penulis menghanurkan ucapan erima kasih dan penghargaan yang ii

5 seinggi-ingginya erkhusus kepada kedua orang uaku ercina ayahanda Laemma dan ibunda Sunari yang elah memperaruhkan seluruh hidupnya unuk kesuksesan anaknya, yang elah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hai dalam buaian kasih sayang kepada penulis. Selain iu, penulis juga mengucapkan erima kasih kepada berbagai pihak, dianaranya:. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rekor Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 3. Bapak Jamaluddin Majid, SE., M.Si selaku Keua Jurusan Akunansi Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 4. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si selaku Sekrearis Jurusan Akunansi Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sekaligus sebagai Penasiha Akademik yang selalu memberikan nasiha. 5. Ibu Lince Buluoding, SE., M.Si., AK., CA sebagai dosen pembimbing I yang juga elah memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Puspia Hardiani Anwar, SE., AK., CA., M.Si., CPAI sebagai dosen pembimbing II yang juga elah memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini. iii

6 7. Seluruh dosen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang elah memberikan bekal dan ilmu pengeahuan yang bermanfaa. 8. Seluruh saf akademik, dan aa usaha sera saf jurusan Akunansi Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 9. Rekan-rekan seperjuanganku angkaan 202 erkhusus unuk Akunansi A, erimakasih aas segala moivasi dan banuannya selama penyelesaian skripsi ini dan elah menjadi eman yang heba bagi penulis. 0. Seluruh mahasiswa jurusan akunansi UIN Alauddin Makassar, Kakak-kakak maupun adik-adik ercina, erimakasih aas persaudaraannya.. Semua keluarga, eman-eman, dan berbagai pihak yang idak dapa disebukan sau per sau yang elah membanu penulis dengan ikhlas dalam banyak hal yang berhubungan dengan penyelesaian sudi penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak erdapa kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena iu saran dan kriik yang membangun sanga diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Wassalamu alaikum Wr. Wb Penulis, SUKMAN NIM iv

7 DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii v vii DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAK... x BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang... B. Rumusan Masalah... 6 C. Hipoesis... 7 D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Peneliian... 3 E. Peneliian Terdahulu... 8 F. Tujuan dan Manfaa Peneliian BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Kegunaan-Kepuusan (decision-usefulness heory) B. Pecking Order Theory C. Arus Kas Operasi D. Tingka Uang E. Ukuran Perusahaan F. Book Tax Differences G. Persisensi Laba H. Kajian Keislaman I. Kerangka Teoreis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Peneliian B. Pendekaan Peneliian C. Populasi dan Sampel Peneliian D. Meode Pengumpulan Daa v

8 E. Jenis dan Sumber Daa F. Teknik Pengolahan dan Analisis Daa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Peneliian B. Hasil Peneliian C. Pembahasan Peneliian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keerbaasan Peneliian C. Implikasi Peneliian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

9 DAFTAR TABEL Tabel. Peneliian Terdahulu... 8 Tabel 3. Krieria Penenuan Variabel Moderaing Tabel 4. Prosedur Pemilihan Sampel Tabel 4.2 Hasil Perhiungan Persisensi laba Tabel 4.3 Dafar Nama Perusahaan Sampel Tabel 4.4 Hasil Analisis Saisik Deskripif Tabel 4.5 Hasil Uji Normalias-One Sample Kolmogrov-Simirnov Tes... 7 Tabel 4.6 Hasil Uji Mulikolinerias Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Wason Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Tabel 4.0 Hasil Uji F-Uji Simulan Tabel 4. Hasil Uji (Uji Parsial) Tabel 4.2 Krieria Penenuan Variabel Moderaing Tabel 4.3 Hasil Uji (Arus Kas Operasi dan Book Tax Differences) Tabel 4.4 Hasil Uji (Tingka Uang dan Book Tax Differences) Tabel 4.5 Hasil Uji (Ukuran Perusahaan dan Book Tax Differences) Tabel 4.6 Hasil Uji -Uji Parsial Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Deerminasi (R 2 )... 9 Tabel 4.8 Hasil Uji F-Uji Simulan... 9 Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipoesis vii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. Kerangka Teoriis Gambar 4. Hasil Uji Normalias-Hisogram Gambar 4.2 Hasil Uji Normalias-Normal Probabiliy Plo Gambar 4.3 Hasil Uji Heeroskedasisias-ScaerPlo viii

11 ABSTRAK Nama : Sukman Nim : Judul : Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingka Uang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persisensi Laba Dengan Book Tax Differences Sebagai Variabel Moderaing (Sudi empiris pada perusahaan manufakur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia) Peneliian ini berujuan unuk menguji dan mengeahui pengaruh arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Selain iu, peneliian ini juga berujuan unuk menguji apakah variabel book ax differences memoderasi hubungan anara masing-masing variabel arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah perusahaan manufakur yang erdafar Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode Toal sampel berjumlah 27 perusahaan dengan menggunakan eknik purposive sampling. Meode analisis daa menggunakan regresi berganda dan analisis regresi moderaing dengan pendekaan nilai selisih mulak. Analisis regresi linear berganda unuk hipoesis arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan. Analisis regresi linear berganda dengan uji nilai selisih mulak unuk hipoesis arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh book ax differences. Hasil peneliian menunjukkan bahwa arus kas operasi, ingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Sedangkan ukuran perusahaan idak berpengaruh erhadap persisensi laba. Hasil peneliian erkai variabel moderaing menunjukkan bahwa book ax differences memiliki pengaruh sebagai variabel moderaing baik anara arus kas operasi dengan persisensi laba maupun ingka uang dengan persisensi laba. Sebaliknya, book ax differences idak memiliki pengaruh sebagai variabel moderaing anara ukuran perusahaan dengan persisensi laba. Bagi para calon invesor yang akan melakukan invesasi di pasar modal, hasil peneliian ini diharapkan dapa berguna sebagai bahan perimbangan dalam pengambilan kepuusan invesasi. Bagi Akunan Publik peneliian ini dapa digunakan sebagai salah sau perimbangan agar pengungkapan yang cukup dan penjelasan yang memadai enang book ax differences yang dilaporkan dalam pelaporan keuangan, sesuai dengan PSAK enang Akunansi Pajak Penghasilan. Bagi peneliian selanjunya diharapkan dapa mengamai variabel lainnya yang dapa berhubungan dengan persisensi laba. Beberapa variabel ersebu adalah likuidias, volailias penjualan, aa kelola perusahaan, kualias akrual, dan lain sebagainya. Kaa kunci : Arus Kas Operasi, Tingka Uang, Ukuran perusahaan, Book Tax Differences, Persisensi Laba ix

12 BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan salah sau sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode erenu kepada berbagai pihak yang berkepeningan. Salah sau komponen pelaporan keuangan adalah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuias, laporan arus kas, dan caaan aas laporan keuangan. Pelaporan keuangan pada perusahaan berujuan unuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan kepuusan, baik bagi pihak inernal maupun pihak eksernal. Pihak eksernal maupun pihak inernal perusahaan sering menggunakan laba sebagai salah sau perimbangan dalam mengambil kepuusannya (seperi pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur presasi aau kinerja manajemen, dan dasar penenuan besarnya pengenaan pajak) karena laba dapa memberikan informasi yang pening (Damayani, 2008). Laporan keuangan disusun berdasarkan empa karakerisik kualiaif pokok, salah saunya ialah dapa dipahami. Unuk dapa dipahami, para pemakai laporan keuangan diasumsikan memiliki pengeahuan yang memadai mengenai akivias ekonomi, bisnis, akunansi sera kemauan unuk mempelajari informasi (Marani, 200). Namun, sering kali para invesor hanya erfokus pada ingka laba suau perusahaan. Laba digunakan oleh invesor dan kredior sebagai dasar pengambilan

13 2 kepuusan ekonomi. Bahkan menuru peneliian yang dilakukan oleh Sloan (996), menjelaskan bahwa invesor bersifa naïf, yaiu invesor hanya berpaokan pada laba agrega saja. Penenuan kepuusan invesasi yang hanya didasarkan aas laba agrega saja akan menimbulkan kesalahan peneapan harga di pasar. Kesalahan ersebu era kaiannya dengan adanya asimeri informasi anara manajer dan para pengguna laporan keuangan. Konflik keagenan muncul keika perusahaan yang memiliki akrual yang inggi dan arus kas rendah akan dinilai lebih inggi dari harga wajarnya (overvalued), sehingga akan mendapakan imbal hasil abnormal yang rendah. Semenara iu, perusahaan yang memiliki akrual yang rendah dan arus kas yang inggi akan dinilai lebih rendah dari harga wajarnya (undervalued), sehingga mendapakan imbal hasil abnormal yang inggi (Richardson dkk, 200). Informasi mengenai laba dalam laporan keuangan suau perusahaan mempunyai peran sanga pening dimana kualias laba kemudian menjadi pusa perhaian bagi pihak-pihak berkepeningan. Salah sau komponen dari kualias laba adalah persisensi laba. Pengerian persisensi laba pada prinsipnya dipandang dalam dua sudu pandang. Pandangan perama menyaakan bahwa laba yang persisen adalah laba yang dapa mencerminkan keberlanjuan laba (susainable earning) di masa depan (Penman, 200). Sedangkan pandangan kedua, persisensi laba berkaian era dengan kinerja harga saham pasar modal yang diwujudkan dalam benuk imbal hasil, sehingga hubungan yang semakin kua anara laba perusahaan dengan imbal hasil bagi invesor dalam benuk reurn saham menunjukkan persisensi laba yang

14 3 inggi (Ayres, 994). Peneliian ini mengacu pada sudu pandang perama, di mana laba dikaakan persisen keika aliran kas dan komponen akrual berpengaruh erhadap laba ahun depan dan perusahaan dapa memperahankan jumlah laba yang diperoleh saa ini sampai masa yang akan daang (Barh dan Amy, 2004). Schipper dan Vincen (2003), menyaakan bahwa persisensi pening kaiannya dengan keandalan suau informasi, di mana suau informasi dapa dikaakan andal bila informasi ersebu dapa mempengaruhi pengambilan kepuusan ekonomi, kepuusan ekonomi di anaranya dapa berupa kepuusan pembuaan konrak (conracing decision), kepuusan invesasi (invesmen decision) dan pembua sandar (sandard seers). Hal ersebu era kaiannya dengan eori kegunaankepuusan (decision-usefulness heory), eori ini menyaakan bahwa informasi harus bersifa logis jika dihubungkan dengan suau kepuusan. FASB menyaakan bahwa agar menjadi relevan bagi invesor, krediur, dan yang lain dalam rangka invesasi, kredi dan kepuusan sejenis maka informasi akunansi harus memiliki kapabilias unuk membua suau perbedaan pada suau kepuusan. Hal ersebu diempuh dengan cara membanu pemakai dalam membenuk prediksi enang hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan daang aau unuk mengkonfirmasi aau membenarkan harapannya (Sukmanigrum dan Puji, 202. Persisensi laba dienukan oleh komponen akrual dan arus kas yang erkandung dalam laba saa ini yang mewakili sifa ransiori dan permanen laba (Hanlon, 2005). Berbeda dengan Meyhi (2006), yang menemukan bahwa arus kas idak berpengaruh erhadap persisensi laba. Penelii lain yang menelii pengaruh arus

15 4 kas operasi erhadap harga saham dan persisensi laba sebagai variabel inervening yaiu Nasir dan Mariana (2008), mereka menemukan bahwa aliran kas operasi memiliki pengaruh posiif erhadap persisensi laba. Djamaludin dan Handayani (2008), menyaakan bahwa aliran kas operasi berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Semakin inggi komponen aliran kas akan meningkakan persisensi laba. sehingga aliran kas operasi sering digunakan sebagai cek aas kualias earnings dengan pandangan bahwa semakin inggi aliran kas operasi erhadap earnings maka akan semakin inggi pula kualias earnings ersebu. Fakor lain yang dapa mempengaruhi persiensi laba adalah ingka uang. Uang merupakan salah sau cara unuk mendapa ambahan pendanaan dari pihak eksernal, dengan konsekuensi perusahaan akan menjalin ikaan konrak dengan krediur. Ikaan konrak berisi mengenai janji pembayaran uang dengan nominal dan baasan waku yang dienukan. Pada sau sisi, uang akan menambah modal dari perusahaan namun di sisi yang lain, uang menimbulkan konsekuensi perusahaan unuk harus selalu membayar bunga dan pokok pada saa jauh empo anpa memperhaikan kondisi keuangan perusahaan. Teapi pecking order heory menyaakan bahwa menerbikan uang merupakan sumber pendanaan yang paling aman dibanding dengan cara yang lain. Fanani (200), mengaakan bahwa ingka huang berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Hal yang sama dinyaakan Pagalung (2006), bahwa ingka uang berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Semenara iu Suwandika dan Asika (203), menemukan bahwa ingka huang idak berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba.

16 5 Selain arus kas, dan ingka uang, ukuran perusahaan juga memiliki pengaruh erhadap persisensi laba. Perusahaan yang besar akan memiliki kesabilan dan operasi yang dapa diprediksi lebih baik, sehingga kesalahan esimasi yang diimbulkan akan menjadi lebih kecil (Dechow dan Dichev, 2002). Selain iu, perusahaan besar akan memiliki sumber daya yang besar unuk digunakan dalam kegiaan usaha. Meskipun demikian, perusahaan besar akan banyak menghadapi sensiivias poliik yang inggi dan menghadapi biaya poliis yang lebih inggi dari pada perusahaan kecil (Gu dkk, 2002). Biaya poliis dianaranya ialah inervensi pemerinah, pengenaan pajak, dan berbagai macam unuan lain. Unuk mengurangi biaya poliis, manajer akan cenderung unuk menggunakan pilihan akunansi yang dapa mengurangi laba (Was dan Zimmerman, 986). Fanani, dkk., (200) dan Purwani (200), menyaakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negaif erhadap persisensi laba, sedangkan Dechow dan Dichev (200) dan Nuraini (204), mendapakan hubungan posiif signifikan anara ukuran perusahaan dan persisensi laba. Dalam peneliian ini erdapa juga variabel moderaing yaiu book ax differences. Book ax differences diarikan sebagai keidaksamaan anara perhiungan laba akunansi dan laba fiskal. Keidaksamaan perhiungan laba yang erjadi seiap ahunnya ini akan berdampak pada perumbuhan laba suau periode perusahaan dikarenakan perusahaan harus menyesuaikan kembali perhiungan laba akunansinya dengan auran menuru perpajakan (Dewi dan Puri, 205). Variabel moderaing digunakan unuk menilai apakah hubungan anara variabel dependen dengan variabel

17 6 independen akan semakin kua aau semakin lemah dengan adanya variabel moderaing. Peneliian mengenai arus kas erhadap persisensi laba yang dimoderasi oleh book ax differences pernah dilakukan oleh Fajri dan Sekar (202) yang mengaakan bahwa book ax differences merupakan variabel moderasi anara arus kas operasi dengan persisensi laba. Peneliian erdahulu yang menguji mengenai persisensi laba elah beberapa kali dilakukan. Namun hasil yang didapa dari beberapa peneliian idak konsisen. Terdapa research gap yang signifikan anar hasil peneliian. Dengan research gap yang signifikan anar hasil peneliian yang sau dan yang lainnya sera peningnya penerapan persisensi laba di Indonesia, mendorong peneliian ini dilakukan. Peneliian ini dilakukan dengan judul Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingka Uang, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persisensi Laba Dengan Book Tax Differences Sebagai Variabel Moderaing (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia). B. Rumusan Masalah Berdasarkan laar belakang di aas, maka mendorong penelii unuk melakukan peneliian ini dengan objek perusahaan manufakur yang lising di Indonesia. Berkaian dengan peneliian yang akan dilakukan, penulis menyusun peranyaan peneliian sebagai beriku:. Bagaimana pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba? 2. Bagaimana pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba?

18 7 3. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba? 4. Bagaimana pengaruh book ax differences dalam memoderasi hubungan anara arus kas operasi dan persisensi laba? 5. Bagaimana pengaruh book ax differences dalam memoderasi hubungan anara ingka uang dan persisensi laba? 6. Bagaimana pengaruh book ax differences dalam memoderasi hubungan anara ukuran perusahaan dan persisensi laba? C. Hipoesis. Pengaruh Arus Kas erhadap Persisensi Laba Sloan (996), mengemukakan bahwa persisensi laba merupakan salah sau komponen nilai prediksi laba dalam menenukan kualias laba, dan persisensi laba ersebu dienukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifa ransiori dan permanen laba. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaikan aliran kas operasi sebagai penenu aas kualias laba karena aliran kas dianggap lebih persisen dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin inggi rasio aliran kas operasi erhadap laba bersih, maka akan semakin inggi pula kualias laba ersebu (Wijayani, 2006). Pandangan ini sesuai dengan hasil peneliian yang dilakukan Asma (202), yang membukikan bahwa adanya hubungan posiif anara aliran kas operasi dengan persisensi laba. Nasir dan Mariana (2008), berupaya memasukkan unsur persisensi laba sebagai variabel inervening yang memediasi pengaruh arus kas operasi pada

19 8 harga saham. Temuan keduanya menyaakan bahwa adanya hubungan posiif anara aliran kas operasi dengan persisensi laba. Persisensi laba akan meningka apabila komponen aliran kas semakin meningka. Kondisi inilah yang membua aliran kas operasi disebu sebagai proksi kualias laba, dimana kualias laba akan semakin baik seiring semakin ingginya aliran kas operasi erhadap laba. Sehingga dapa dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H: Arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. 2. Pengaruh Tingka Uang erhadap Persisensi Laba Berdasarkan eori relevansi, besarnya ingka uang akan berelevansi pada arus masuk dari sumber daya eksernal yang mengandung manfaa ekonomi di masa yang akan daang. Namun di sisi lain perusahaan memiliki kewajiban unuk melunasi uang pada saa jauh empo. IFRS (202), mendefinisikan liabilias sebagai uang enias masa kini yang imbul dari perisiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibakan arus kas keluar dari sumber daya enias yang mengandung manfaa ekonomi. Subramanyam dan Wild (200), menyaakan bahwa ingka uang akan erliha pengaruhnya erhadap laba masa depan di saa perusahaan dalam kondisi keuangan baik aau buruk, saa kondisi keuangan biasa-biasa saja maka pengaruhnya idak dapa dibukikan. Saa kondisi keuangan perusahaan baik maka beban uang akan lebih kecil dibandingkan pengembalian yang didapa perusahaan sehingga laba

20 9 yang diperoleh meningka. Peneliian ini dibangun dengan salah sau krieria sampel yaiu perusahaan yang idak mengalami rugi selama lima ahun beruru-uru, sehingga dapa dikaegorikan sebagai perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik. Fanani (200), menyaakan bahwa ingka uang berpengaruh posiif erhadap perisensi laba. Peneliian ini sejalan dengan peneliian yang dilakukan oleh Puri dan Supadmi (206), yang menunjukkan bahwa ingka uang berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Sehingga dapa dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H2: Tingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan erhadap Persisensi Laba Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan juga merupakan salah sau fakor yang dapa mempengaruhi persisensi laba. Romasari (203), menyaakan bahwa ukuran perusahaan dapa menenukan baik idaknya kinerja perusahaan. Invesor biasanya lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dianggap mampu unuk erus meningkakan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkakan kualias labanya. Siregar dan Siddhara (2006), menyaakan bahwa perusahaan besar yang elah mencapai ahap kedewasaan mencerminkan bahwa perusahaan relaif lebih sabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang sabil biasanya ingka kepasian unuk memperoleh laba sanga inggi. Sebaliknya, bagi perusahaan kecil besar kemungkinan laba yang diperoleh juga

21 0 belum sabil karena ingka kepasian laba lebih rendah. Nuraini (204), menyaakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Dewi dan puri (205), juga menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Sehingga dapa dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H3: Ukuran perusahaan berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. 4. Pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderasi Sloan (996), mengemukakan bahwa persisensi laba merupakan salah sau komponen nilai prediksi laba dalam menenukan kualias laba, dan persisensi laba ersebu dienukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifa ransiori dan permanen laba. Beberapa analis keuangan lebih suka mengkaikan aliran kas operasi sebagai penenu aas kualias laba karena aliran kas dianggap lebih persisen dibanding komponen akrual. Mereka percaya bahwa semakin inggi rasio aliran kas operasi erhadap laba bersih, maka akan semakin inggi pula kualias laba ersebu (Wijayani, 2006). Besarnya perbedaan laba akunansi dengan laba kena pajak (book ax differences) dianggap sebagai sinyal kualias laba. Semakin besar perbedaan yang erjadi, semakin rendah kualias laba yang arinya akan semakin rendah persisensinya.

22 Sani, dkk., (2009), menemukan bahwa arus kas sebelum pajak mempengaruhi secara posiif dan signifikan erhadap laba sebelum pajak periode mendaang. Hanlon (2005), menyaakan bahwa rendahnya persisensi laba perusahaan yang memiliki perbedaan laba akunansi dan laba pajak (book ax differences) kemungkinan disebabkan oleh akrual dan aliran kas dalam perusahaan. Fajri dan Sekar (202), juga menemukan bahwa aliran kas operasi yang dimoderasi dengan book ax differences berpengaruh erhadap persisensi laba. Sehingga dapa dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H4: Book ax differences memoderasi pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba. 5. Pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderasi Suwardjono (2005), ujuan pelaporan laba dianaranya yaiu sebagai pengukur presasi kinerja perusahaan dan manajemen, sera dasar penenuan besarnya pajak. Perusahaan juga harus menyajikan laporan keuangan yang dapa digunakan oleh pihak yang berkepeningan dalam pengambilan kepuusan dan digunakan sebagai dasar dalam penenuan besarnya pajak. Sehingga, perusahaan harus membua laporan keuangan fiskal unuk pengenaan pajak dan laporan keuangan komersial sesuai dengan Sandar Akunansi Keuangan (Wiryandari dan Yuliani, 2008). Adanya perbedaan ujuan pada kedua laporan keuangan ersebu menyebabkan erdapa perbedaan pengakuan dalam perhiungan laba menuru akunansi (book income)

23 2 maupun laba menuru pajak (axabe income), aau hal seperi ini biasa disebu dengan book ax differences. Selain iu, perusahaan memerlukan sumber modal guna membiayai kegiaan agar erus dapa mengembangkan usahanya unuk memperoleh laba maksimal. Salah saunya yaiu huang yang dapa digunakan unuk mengukur seberapa besar kebuuhan dana yang dibiayai dengan uang (Fanani, 200). Uang dapa digunakan unuk mengurangi besarnya pajak penghasilan, jadi besarnya pajak yang dibayarkan lebih kecil. Fanani (200), menunjukkan bahwa ingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Hasan, dkk., (204), menemukan bahwa Book ax differences berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Sehingga dapa dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H5: Book ax differences memoderasi pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba. 6. Pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderasi Ukuran perusahaan yang ercermin pada kinerja perusahaan merupakan salah sau ukuran unuk menilai perusahaan. Besar kecilnya suau perusahaan biasanya diukur berdasarkan oal penjualan, raa-raa ingka penjualan dan oal akiva (Panjaian dkk, 2004). Semakin besarnya suau perusahaan, maka diharapkan pula perumbuhan laba yang inggi. Perumbuhan laba yang inggi juga akan mempengaruhi persisensi laba dan kesinambungan perusahaan dalam menarik calon

24 3 invesor yang akan dicurigai sebagai prakik modifikasi laba. Secara umum, invesor akan lebih percaya pada perusahaan besar karena dianggap mampu unuk erus meningkakan kualias labanya melalui serangkaian upaya peningkaan kinerja perusahaan. Pandangan ersebu konsisen dengan emuan Nuraini (204), yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh erhadap persisensi laba. Dewi dan Puri (205), juga menemukan bahwa ukuran perusahaan dan Book ax differences berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Hasan, dkk., (204), juga menemukan bahwa Book ax differences berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Sehingga dirumuskan hipoesis sebagai beriku: H6: Book ax differences memoderasi pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Peneliian. Definisi Operasional Dalam peneliian ini, definisi operasional erdiri dari variabel-variabel sebagai beriku: a. Variabel Independen (X) Variabel independen aau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen aau variabel erika, baik secara posiif maupun negaif. Variabel independen dalam peneliian ini yaiu:

25 4 ) Arus Kas Operasi (X) Aliran kas operasi (PTCF) sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari akivias operasi sebelum pajak (preax cash flow) yang dihiung sebagai oal aliran kas operasi diambah pajak penghasilan kemudian dibagi oal ase (Wijayani, 2006). Semakin inggi arus kas operasi suau perusahaan maka laba perusahaan akan semakin persisen sebaliknya semakin rendah arus kas operasi perusahaan maka laba perusahaan semakin idak persisen. Arus kas diukur dengan rumus: AKO = Toal Aliran Kas Operasi + Pajak Penghasilan Toal Ase 2) Tingka Uang (X2) Tingka uang (TU) diukur dengan oal uang dibagi dengan oal ase. Tingka uang mencerminkan kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ke iga saa jauh empo anpa memperimbangkan kondisi perusahaan. Semakin inggi ingka uang, maka akan semakin besar usaha manajemen unuk memperlihakan kinerja perusahaan yang baik, diunjukkan melalui ingginya persisensi laba perusahaan (Kusuma dan Sadjiaro, 204). Tingka Uang diukur dengan menggunakan rumus: TU = Toal Uang Toal Ase

26 5 3) Ukuran perusahaan (X3) Dinni (2008), mendefinisikan ukuran perusahaan (size) sebagai keseluruhan dari akiva yang dimiliki perusahaan yang dapa diliha dari sisi kiri neraca. Sedangkan Sudarsono (2005), medefinisikan ukuran perusahaan yaiu jumlah oal huang dan ekuias perusahaan yang akan berjumlah sama dengan oal akiva. Pada dasarnya perusahaan dapa erbagi dalam dua kaegori yaiu perusahaan besar (large firm) dan perusahaan kecil (small firm). Berdasarkan uraian enang ukuran perusahaan diaas maka dapa disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan suau indikaor yang dapa menunjukan kondisi aau karaerisik perusahaan dimana erdapa beberapa parameer yang dapa digunakan unuk menenukan ukuran (besar kecilnya) perusahaan, seperi banyaknya jumlah karyawan yang digunakan perusahaan unuk melakukan akivias operasi perusahaan, oal penjualan perusahaan yang dicapai oleh perusahaan dalam suau periode, jumlah akiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah saham yang beredar. Beberapa parameer yang digunakan unuk mengukur besar aau kecilnya perusahaan dapa diliha dari jumlah karyawan, oal penjualan dalam sau periode, jumlah saham yang beredar dan oal asenya. Dalam peneliian ini penulis menggunakan oal ase sebagai ala ukur unuk meliha ukuran perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka laba perusahaan akan semakin persisen sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan maka laba

27 6 perusahaan akan semakin idak persisen. Ukuran perusahaan diukur dengan rumus: Ukuran perusahaan (UP) = Ln (Toal Ase) b. Variabel Moderaing (M) Variabel moderasi (moderaing) merupakan variabel yang keberadaannya diukur, dimanipulasi, aau dipilih oleh penelii unuk mengeahui apakah variabel ersebu mengubah hubungan anara variabel bebas dan variabel erika (Sarwono dan Ely, 200). Variabel moderasi juga mempengaruhi (baik memperlemah aau memperkua) hubungan anara variabel independen ke dependen. Variabel moderasi dalam peneliian ini adalah book-ax differences sebagai proksi discreionary accrual merupakan selisih anara laba akunansi dan laba fiskal. Variabel book-ax differences (BTD) yang digunakan pada peneliian ini diperoleh dari perhiungan dengan menggunakan prosedur menuru Weber dalam Sapuro (20) sebagai beriku: BTD = (Penghasilan Kena Pajak Laba Bersih) Ase raa raa c. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang menjelaskan aau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam peneliian ini adalah persisensi laba. Persisensi laba merupakan salah sau ala ukur kualias laba yang diunjukkan dengan adanya kesinambungan laba, sehingga laba yang persisen cenderung sabil di seiap periode (Purwani, 200).

28 7 Penman dan Zhang (2002), mendefinisikan persisensi laba sebagai revisi laba yang diharapkan di masa mendaang yang diimplikasikan oleh inovasi laba ahun berjalan. Dalam menenukan ingka persisensi laba, digunakan rumus sebagai beriku: Ei = β0 + β Ei- + ε i Keerangan : Ei = laba akunansi seelah pajak perusahaan i pada ahun β0 = konsana β = persisensi laba akunansi Ei- = laba akunansi seelah pajak perusahaan i sebelum ahun Apabila persisensi laba akunansi (β) > hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan adalah high persisen. Apabila persisensi laba (β) > 0 hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan ersebu persisen. Sebaliknya, persisensi laba (β) 0 berari laba perusahaan flukuaif dan idak persisen (Sco, 2009). 2. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dirancang unuk menguji pengaruh anara variabel independen yaiu arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan erhadap variabel dependen yaiu persisensi laba. Peneliian ini juga dirancang unuk menguji pengaruh variabel moderaing yaiu book ax differences erhadap hubungan anara variabel independen dan variabel dependen. Peneliian ini dilakukan pada perusahaan manufakur yang lising di bursa efek Indonesia ahun

29 8 E. Peneliian Terdahulu Peneliian erdahulu mengenai pengaruh arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba dengan perbedaan laba akunansi dan laba fiskal sebagai variabel moderaing sudah banyak dilakukan. Beriku ini akan disajikan ringkasan hasil peneliian-peneliian erdahulu yaiu: Tabel. Peneliian Terdahulu Penelii Judul Peneliian Hasil Peneliian Tui Nur Asma (202) I Made Andi Suwandika dan Ida Bagus Pura Asika (203) Pengaruh Aliran Kas Dan Perbedaan Anara Laba Akunansi Dengan Laba Fiskal Terhadap Persisensi Laba. Pengaruh Perbedaan Laba Akunansi, Laba Fiskal, Tingka Huang Pada Persisensi Laba a) Aliran kas operasi (AKO) berpengaruh signifikan posiif erhadap persisensi laba. b) Perbedaan laba akunansi dengan laba fiskal berpengaruh signifikan negaif erhadap persisensi laba. Berdasarkan hasil analisis diemukan bahwa semakin besar perbedaan laba akunansi dengan laba fiskal (large negaive book ax differences) idak menujukkan persisensi laba rendah sedangkan semakin besar perbedaan laba akunansi dengan laba fiskal

30 9 A. A Ayu Ganiri Puri dan Ni Luh Supadmi (206) Pengaruh Tingka Huang dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Persisensi Laba Pada Perusahaan Manufakur (large posiive book ax differences) maka semakin rendah persisensi laba. Perusahaan dengan large negaive book ax differences idak erbuki memiliki persisensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book ax differences, sedangkan perusahaan dengan large posiive book ax differences erbuki memiliki persisensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book ax differences. Tingka huang idak berpengaruh posiif dan idak signifikan pada persisensi laba. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipoesis, diperoleh hasil bahwa ingka uang berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba, sedangkan kepemilikan manajerial idak berpengaruh erhadap persisensi laba.

31 20 Ni Puu Lesari Dewi dan I.G. A. M Asri Dwija Puri (205) Mey Nuraini (204) Pengaruh Book-Tax Difference, Arus Kas Operasi, Arus Kas Akrual, Dan Ukuran Perusahaan Pada Persisensi Laba Analisis Fakor Penenu Persisensi Laba Hasil peneliian menunjukkan bahwa perbedaan emporer, perbedaan permanen, arus kas operasi dan ukuran perusahaan berpengaruh posiif pada persisensi laba, semenara arus kas akrual idak berpengaruh pada persisensi laba. Hasil peneliian menunjukkan bahwa akrual (TACC) memiliki ingka persisensi yang lebih rendah dibandingkan arus kas. Persisensi pada komponen akrual erbuki dipengaruhi secara posiif oleh keandalan komponen ersebu. namun, salah sau komponen akrual yaiu perubahan modal kerja (ΔWC) idak berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba dan komponen akrual yang memiliki keandalan yang paling rendah memiliki ingka persisensi laba

32 2 Afid Nurochman dan Badingaus Solikhah (205) Pengaruh Good Corporae Governance, Tingka Huang dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persisensi Laba yang paling inggi. Selain iu, siklus operasi dan ukuran perusahaan berpengaruh posiif signifikan erhadap persisensi laba. Namun, ingka uang idak berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Hasil peneliian menunjukan bahwa variabel Good Corporae Governance yang diproksikan dengan komie audi erbuki berpengaruh posiif signifikan erhadap persiensi laba. Semenara pengukuran lain dari Good Corporae Governance yaiu kepemilikan insiusional, kepemilikan manajerial dan dewan komisaris independen idak erbubuki berpengaruh secara signifikan erhadap persisensi laba perusahaan perbankan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

33 22 Mohd. Zdulhiyanov Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Variabel ingka huang dan ukuran perusahaan juga idak erbuki mempunyai pengaruh erhadap persiensi laba. Hasil peneliian menunjukkan bahwa variabel bebas yang dielii memiliki (205) Persisensi Laba (Sudi pengaruh yang signifikan erhadap Empiris Pada Perusahaan Manufakur Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia Tahun ) variabel persisensi laba. Peneliian ini juga menggunakan hasil variabel book ax differens sebagai moderasi. Peneliian ini menyimpulkan bahwa book ax differens memiliki pengaruh erhadap laba sebelum pajak penghasilan sau periode ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan perbedaan Laba akunansi dan laba fiskal Besar (posiif aau negaif) memiliki penghasilan yang kurang persisen dibanding perusahaan

34 23 dengan perbedaan buku pajak yang kecil. F. Tujuan dan Manfaa Peneliian. Tujuan Peneliian Berdasarkan rumusan masalah yang elah dikemukakan sebelumnya, maka ujuan dari peneliian ini anara lain: a. Unuk mengeahui pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba. b. Unuk mengeahui pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba. c. Unuk mengeahui pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. d. Unuk mengeahui pengaruh book ax differences erhadap hubungan anara arus kas operasi dan persisensi laba. e. Unuk mengeahui pengaruh book ax differences erhadap hubungan anara ingka uang dan persisensi laba. f. Unuk mengeahui pengaruh book ax differences erhadap hubungan anara ukuran perusahaan dan persisensi laba. 2. Manfaa Peneliian Berdasarkan ujuan peneliian yang elah dikemukakan sebelumnya, maka peneliian ini diharapkan dapa memberikan manfaa anara lain: a. Manfaa Teoriis Peneliian ini diharapkan mampu mengembangkan eori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory), agar para invesor dalam rangka unuk membua

35 24 kepuusan invesasi bisa lebih mudah. Peneliian ini juga diharapkan mampu mengembangkan Pecking order heory menyaakan bahwa perusahaan akan memilih unuk menerbikan uang erlebih dahulu daripada menerbikan saham pada saa membuuhkan pendanaan eksernal karena menerbikan uang memiliki resiko paling aman dibanding dengan cara yang lain. b. Manfaa Prakis Bagi invesor, peneliian ini dapa dijadikan sebagai perimbangan ambahan dalam mengambil kepuusan invesasi. Bagi penelii, hasil peneliian ini diharapkan dapa memberikan ambahan sera sebagai sarana unuk menerapkan dan mengaplikasikan pengeahuan yang diperoleh selama sudi. Bagi dunia pendidikan, diharapkan peneliian ini dapa menambah aau melengkapi khasana eori yang elah ada dan diharapkan dapa menjadi dokumen akademik yang berguna sebagai informasi ambahan bagi peneliian selanjunya.

36 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Kegunaan-Kepuusan (Decision-Usefulness Theory) Teori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) informasi akunansi elah dikenal sejak ahun 954 dan menjadi referensi dari penyusunan kerangka konsepual financial accouning sandard boards (FASB), yaiu saemen of financial accouning conceps (SFAC) yang berlaku di Amerika Serika (Saubus, 2000). Pada ahap awal, eori ini dikenal dengan nama lain yaiu a heory of accouning o invesors. Kegunaan-kepuusan informasi akunansi mengandung komponen-komponen yang perlu diperimbangkan oleh para penyaji informasi akunansi agar cakupan yang ada dapa memenuhi kebuuhan para pengambil kepuusan yang akan menggunakannya (Sukmaningrum dan Puji, 202). SFAC No. 2 enang Qualiaive Characerisics of Accouning informaion menggambarkan hirarki dari kualias informasi akunansi dalam benuk kualias primer, kandungannya dan kualias sekunder. Kualias primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan kepuusan ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilias (reliabiliy). FASB menyaakan bahwa nilai relevan dan reliabilias adalah dua kualias uama yang membua informasi akunansi berguna dalam pengambilan kepuusan (Sukmaningrum dan Puji, 202). Nilai relevan diklasifikasikan sebagai kapasias informasi unuk membua suau perbedaan dalam pengambilan kepuusan oleh pemakai. Reliabilias 25

37 26 didefinisikan sebagai kualias pemberian jaminan bahwa informasi iu secara rasional bebas dari kesalahan dan bias, dan mewakili apa yang akan digambarkan. Agar relevan, informasi harus bersifa logis jika dihubungkan dengan suau kepuusan. FASB menyaakan bahwa agar menjadi relevan bagi invesor, krediur, dan yang lain dalam rangka invesasi, kredi dan kepuusan sejenis maka informasi akunansi harus memiliki kapabilias unuk membua suau perbedaan pada suau kepuusan. Hal ersebu diempuh dengan cara membanu pemakai dalam membenuk prediksi enang hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan daang aau unuk mengkonfirmasi aau membenarkan harapannya (Sukmaningrum dan Puji, 202). Kandungan kualias primer kegunaan-kepuusan informasi akunansi melipui komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaiu keepawakuan (imeliness), nilai umpan balik (feed-back value), dan nilai predikif (predicivevalue), dan komponen-komponen kandungan reliabilias, yaiu penggambaran yang senyaanya (represenaional faihfullness), neralias (neraliy), dan dapa diperiksa (verifiabiliy). Selain iu juga erdapa kualias sekunder, sebagai penghubung anara kualias primer, yaiu komparabilias (comparabiliy) dan aa asas (consisency) (Sukmaningrum dan Puji, 202). B. Pecking Order Theory Konsep pecking order heory merupakan konsep yang perama kali diuraikan oleh Gordon Donaldson pada ahun 96 dengan peneliian yang berjudul Corporae Deb Capaciy: A Sudy of Corporae Deb Policy and Deerminaion of Corporae

38 27 Deb Capaciy. Pada konsep awalnya, dikemukakan bahwa perusahaan cenderung menguamakan (mendahulukan) pendanaan dari sumber inernal guna membayar deviden dan mendanai invesasi, bila kebuuhan dana kurang maka dipergunakan dana dari sumber eksernal sebagai ambahannya. Pendanaan inernal diperoleh dari sisa laba aau laba diahan dan arus kas dari penyusuan (depresiasi). Sedangkan pendanaan eksernal dilakukan eruama dengan menerbikan obligasi keimbang dengan penerbian saham baru. Sesuai dengan hasil peneliiannya, Donaldson (96) mengemukakan pendapa bahwa penerbian uang (obligasi) dilakukan oleh perusahaan unuk menghindari aau mengeliminir biaya penerbian (floaaion cos) yang meleka pada pendanaan eksernal. Sehingga, dipilihnya penerbian obligasi lebih uama keimbang penerbian saham baru dikarenakan floaaion cos unuk penerbian obligasi lebih kecil keimbang penerbian saham baru. Pecking order heory kemudian dikembangkan oleh Myers dan Nicholas pada ahun 984. Teori ini menyaakan bahwa perusahaan mengikui suau hirarki erenu dalam mengambil kepuusan keuangan yang menyangku srukur modalnya. Perusahaan lebih menyukai sumber pendanaan dari inernal dan dalam hal mereka memerlukan pendanaan dari pihak eksernal, perusahaan akan menggunakan pendanaan yang paling aman erlebih dahulu, dimulai dari uang, kemudian uang yang bisa dikonversikan (converible deb) dan pada akhirnya menerbikan saham sebagai sumber pendanaan erakhir.

39 28 Perusahaan umumnya akan mengelola kembali Financing hierarchy unuk menghadapi keidakpasian. Apabila perusahaan membuuhkan dana dari pihak luar maka perusahaan akan menerbikan uang. Uang dipilih karena resiko yang lebih rendah. Apabila perusahaan mengeluarkan saham maka proporsi kepemilikan saham oleh invesor akan berkurang. Kepemilikan yang berkurang ini idak disukai oleh pemegang saham karena pemengang saham akan kehilangan akses erhadap perusahaan (Colombage, 2007). Teori ini didasarkan pada asumsi asismeris. Manager mengeahui lebih banyak daripada invesor luar enang profiabilias dan prospek perusahaan. Myers dan Nicholas (984) menyaakan manajer menyukai pendanaan inernal karena dana ersebu idak dapa menurunkan harga saham dan Apabila perusahaan membuuhkan dana eksernal maka uang merupakan opsi perama. Uang yang dierbikan oleh perusahaan idak memberikan peranda buruk bagi invesor. C. Arus Kas Operasi Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas dan perubahan kas bersih, hasil dari akivias operasi, invesasi dan pendanaan suau perusahaan selama sau periode akunansi, dalam suau forma yang mencaa keseimbangan saldo awal dengan saldo akhir kas. Pengungkapan enang peningnya informasi arus kas dinyaakan dalam Pernyaaan Sandar Akunansi Keuangan No.2 paragraf (IAI 2009), yang menyaakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan ersebu sebagai bagian

40 29 yang idak erpisahkan (inegral) dari laporan keuangan unuk seiap periode penyajian laporan keuangan. Tujuan laporan arus kas menuru PSAK No 2 adalah memberikan informasi hisoris mengenai perubahan kas dan seara kas dari suau perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan akivias dari operasi, invesasi, maupun pendanaan selama suau periode akunansi. Informasi arus kas memungkinkan para pemakai unuk mengevaluasi perubahan dalam ase bersih perusahaan, srukur keuangan (ermasuk likuidias dan solvabilias), dan kemampuan unuk mempengaruhi jumlah sera waku arus kas dalam rangka adapasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna unuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan seara kas, dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model unuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (fuure cash flows ) dari berbagai perusahaan. Informasi ersebu juga dapa meningkakan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapa meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akunansi yang berbeda erhadap ransaksi dan perisiwa yang sama. Informasi arus kas juga berguna unuk menelii kecermaan dari aksiran arus kas masa depan yang elah dibua sebelumnya dan dalam menenukan hubungan anara profiabilias dan arus kas bersih sera dampak perubahan harga (IAI 2009). Bowen dkk (987), juga menyaakan bahwa manfaa daa arus kas adalah dapa memprediksi

41 30 kegagalan, menaksir risiko sebagai prediksi pemberian pinjaman, penilaian perusahaan, sera dapa memberikan informasi ambahan bagi pasar modal. Harahap (2007), menyebukan bahwa penerimaan dan pembayaran kas selama sau periode diklasifikasikan menjadi iga akifias yang berbeda yaiu :. Akivias Operasi Akivias operasi adalah akivias penghasil uama pendapaan perusahaan (principal revenue-producing aciviies) dan akivias lain yang bukan merupakan akivias invesasi dan akivias pendanaan. Aliran kas dari akivias operasi eruama diperoleh dari akivias penghasil uama pendapaan enias. Pada umumnya arus kas ersebu berasal dari ransaksi dan perisiwa lain yang mempengaruhi penenapan laba aau rugi bersih. Dalam PSAK No. 2 paragraf 3 (IAI : 2009), menyaakan bahwa jumlah aliran kas yang berasal dari akivias operasi merupakan indikaor yang menenukan apakah dari operasinya perusahaan dapa menghasilkan arus kas yang cukup unuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan invesasi baru anpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur erenu arus kas hisoris bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. 2. Akivias Invesasi Akivias invesasi adalah perolehan dan pelepasan akiva jangka panjang sera invesasi lain yang idak ermasuk seara kas. Pengungkapan erpisah arus kas

42 3 yang berasal dari akivias invesasi perlu dilakukan sebab arus kas ersebu mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang berujuan unuk menghasilkan pendapaan dan arus kas masa depan. 3. Akivias Pendanaan Akivias pendanaan adalah akivias yang mengakibakan perubahan dalam jumlah sera komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang imbul dari ransaksi ini berguna unuk memprediksi klaim erhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Dalam peneliian ini yang menjadi fokus uama adalah dari akivias operasi. Hal ini disebabkan karena komponen dari laba akunansi adalah arus kas dari akivias operasi dan akrual (Prabowo, 200). Jumlah arus kas yang berasal dari akivias operasi merupakan indikaor yang menenukan apakah operasi perusahaan dapa menghasilkan arus kas yang cukup unuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan invesasi baru anpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari akivias operasi eruama diperoleh dari akivias penghasil uama pendapaan perusahaan. Oleh karena iu arus kas ersebu pada umumnya berasal dari ransaksi dan perisiwa lain yang mempengaruhi peneapan laba aau rugi bersih. Beberapa conoh kegiaan yang ermasuk dalam akivias operasi anara lain: kegiaan produksi, pengiriman barang, penerimaan jasa dan lain-lain. Arus kas dari akivias operasi seperi: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

43 32 b. Penerimaan kas dari royali, komisi, dan pendapaan lain. c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. d. Pembayaran kas kepada karyawan. e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan klaim, anuias dan manfaa asuransi lainnya. f. Penerimaan dan pembayaran kas kembali (resiusi) pajak penghasilan kecuali dapa diidenifikasikan secara khusus sebagai akivias pendanaan dan invesasi. g. Penerimaan dan pembayaran kas dari konrak yang diadakan unuk ujuan rasaksi dan usaha perdagangan. D. Tingka uang Tingka uang didefinisikan sebagai rasio oal uang dibandingkan oal ase. Kebijakan uang merupakan salah sau alernaif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal (modal ekuias). Karakerisik modal ekuias mencakup pengembaliannya yang idak pasi dan idak enu sera idak adanya pola pembayaran kembali. Berbeda dengan modal ekuias, baik modal uang jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayarkan kembali pada waku erenu anpa memerhaikan kondisi keuangan perusahaan. Uang dibagi menjadi dua jenis yaiu uang jangka pendek dan uang jangka panjang. Uang jangka pendek merupakan sumber pembiayaan yang jauh empo dalam kurun waku sau ahun aau kurang dari sau ahun, biasanya dialokasikan sebagai penambahan modal kerja pada siklus operasi normal. Sedangkan uang

44 33 jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang dialokasikan unuk ekspansi aau perluasan usaha karena perusahaan membuuhkan modal yang cukup besar dan memerlukan waku yang cukup lama unuk mengembalikan modal dari ekspansi (Seiana, 202). Uang yang meningka secara idak langsung akan meningkakan skala bisnis perusahaan karena perusahaaan mendapakan ambahan modal, baik unuk kegiaan operasional aaupun perluasan usaha. Namun, manajemen juga mempunyai kewajiban unuk erus menjaga kemampuannya dalam memenuhi uang yang elah jauh empo. Oleh karena iu besarnya ingka uang perusahaan akan mendorong perusahaan memperahankan kinerjanya agar dipandang baik oleh kredior dan audior, sehingga kredior eap mudah memberikan dana dan kelonggaran proses pembayaran (Fanani, 200). Subramanyam dan Wild (200), menjelaskan bahwa uang adalah sumber pendanaan eksernal yang lebih disukai karena dua alasan: () Bunga aas sebagian besar uang jumlahnya eap, dan jika bunga lebih kecil daripada pengembalian aas ase operasi bersih, selisih pengembalian ersebu akan menjadi keunungan bagi invesor ekuias, (2) bunga merupakan beban yang dapa mengurangi pajak, sedangkan deviden idak. Tingka huang yang besar akan menyebabkan perusahaan meningkakan persisensi laba dengan ujuan unuk memperahankan kinerja perusahaan yang baik di maa audior dan invesor (Fanani, 200).

45 34 E. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapa beberapa insrumen yang dapa digunakan unuk mengukur besarnya ukuran perusahaan. Seperi oal penjualan, oal ase, jumlah karyawan dan nilai kapialisasi pasar. Semakin besar insrumen ersebu, semakin besar pula ukuran perusahaan. Dalam peneliian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan besaran oal ase yang dimiliki oleh perusahaan. IFRS (202) mendefinisikan ase sebagai sumber daya yang dikuasai oleh enaias sebagai akiba dari perisiwa masa lalu dan dari manfaa ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh. Toal ase erdiri aas ase lancar dan ase idak lancar. Ase lancar erdiri aas kas, piuang, persediaan, invesasi jangka pendek, dan biaya dibayar di muka. Sedangkan, ase idak lancar erdiri aas invesasi jangka panjang, ase eap, ase akberwujud, dan ase lain yang bersifa idak lancar. Besaran oal ase mewakili ersedianya sumber daya unuk kegiaan perusahaan di mana kegiaan ersebu cenderung digunakan unuk memperoleh laba. Oleh karena iu, secara idak langsung ukuran perusahaan dapa digunakan unuk menenukan kemampuan suau perusahaan dalam mengendalikan sera menghasilkan laba. F. Book Tax Differences (Perbedaan Anara Laba Akunansi Dan Laba Fiskal) Salah sau ala unuk mengukur keberhasilan dan presasi perusahaan ialah menghasilkan laba. Dimana laba sanga berperan pening unuk masa depan perusahaan sera menilai kinerja suau perusahaan, selain iu laba juga pening

46 35 sebagai informasi bagi invesor dalam pemberian dividen, bonus unuk manajer, pembayaran pajak dan penenuan kebijakan invesasi oleh karena iu perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik unuk menjamin masa depan perusahaan. Menuru PSAK 46 paragraf keujuh laba akunansi adalah laba aau rugi bersih selama sau periode sebelum dikurangi beban pajak. Sedangkan Suwardjono (2005) mengindikasikan bahwa laba sebagai pendapaan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara srukural aau sinaik karena laba idak didefinisi secara erpisah dari pengerian pendapaan dan biaya. Pengerian biaya yang dianu oleh srukur akunansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengurangan pendapaan dan biaya secara akrual. Semenara iu penghasilan kena pajak aau laba fiskal (axable profi) aau rugi pajak (ax loss) adalah laba aau rugi selama sau periode yang dihiung berdasarkan perauran perpajakan dan menjadi dasar penghiungan pajak penghasilan. Salah sau sumber pendapaan negara erbesar merupakan dari sekor pajak, baik orang pribadi maupun badan sebagai objek pajak wajib membayar pajak guna uru sera membangun pembangunan di negara ini. Konribusi pajak dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia dapa dikaakan cukup besar. Unuk menghiung berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan kepada negara, erlebih dahulu harus dikeahui berapa laba fiskalnya. PSAK No. 46 Revisi 200, Laba kena pajak aau laba fiskal (rugi pajak aau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama sau periode yang dihiung berdasarkan

47 36 perauran yang dieapkan oleh Oorias Pajak aas pajak penghasila yang eruang (dilunasi). Pengelompokan penghasilan dan beban oleh perauran perpajakan mengakibakan laba akunansi berbeda dengan laba fiskal. Unuk menghiung besarnya laba fiskal perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian erhadap laba akunansi sebelum pajak penghasilan berdasarkan keenuan perauran Undang- Undang Pajak Penghasilan besera perauran pelaksanaannya yang lebih dikenal dengan isilah rekonsiliasi fiscal. Rekonsiliasi fiskal berujuan agar laporan keuangan komersial sebelum daanya dimasukkan dalam SPT Tahunan PPh erlebih dahulu disesuaikan dengan keenuan perpajakan yang berlaku. Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan karena erdapa beberapa perbedaan perlakuan baik iu mengenai pengakuan penghasilan maupun mengenai biaya aau beban. Dalam perauran perpajakan di Indonesia mengharuskan penghiungan laba fiskal berdasarkan meode akunansi yang menjadi dasar penghiungan laba akunansi yaiu meoda akrual. Sehingga dalam pembuaan laporan keuangan perusahaan idak perlu melakukan pembukuan ganda unuk dua ujuan pelaporan laba ersebu karena seiap akhir ahun perusahaan diwajibkan melakukan rekonsiliasi fiskal, dimana yang membedakan anara laba akunansi dengan laba fiskal adalah adanya koreksi fiskal aas laba akunansi. Hampir semua perhiungan laba akunansi yang dihasilkan harus mengalami koreksi fiskal unuk mendapakan penghasilan kena pajak karena banyak dari keenuan perpajakan yang idak sama dengan Sandar Akunansi Keuangan (Djamaluddin, 2008). Rekonsiliasi fiskal

48 37 diakhir periode pembukuan menyebabkan erjadi perbedaan anara laba fiskal dan laba akunansi (Book ax differences). Perbedaan ersebu disebabkan oleh keenuan pengakuan dan pengukuran yang berbeda anara PABU dan perauran pajak (Wijayani, 2006). Perbedaan ersebu ada yang bersifa eap (Permanen differences) dan ada yang bersifa semenara (emporary differences). Perbedaan permanen (Permanen differences) disebabkan oleh pengauran yang berbeda erkai dengan pengakuan penghasilan dan biaya anara sandar akunansi keuangan dengan keenuan perauran perundang-undangan perpajakan. Jadi dapa dikaakan bahwa berdasarkan keenuan perauran perundang-undangan perpajakan, ada beberapa penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, sedangkan secara komersial penghasilan ersebu diakui sebagai penghasilan. Begiu juga sebaliknya, ada beberapa biaya sesuai keenuan perundang-undangan perpajakan ermasuk biaya fiskal yang idak boleh dikurangkan, sedangkan menuru komersial biaya ersebu diperhiungkan sebagai biaya (Lesari dan Ardiyano, 20). Perbedaan emporer aau waku (emporary differences) disebabkan karena adanya perbedaan waku pengakuan penghasilan dan biaya unuk penghiungan laba. Perbedaan ini erjadi karena berdasarkan keenuan perauran perundang-undangan perpajakan erdapa penghasilan aau biaya yang boleh dikurangkan pada periode akunansi erdahulu aau periode akunansi berikunya dari periode akunansi sekarang. Semenara iu, komersial mengakuinya sebagai penghasilan aau biaya pada periode yang bersangkuan (Lesari dan Ardiyano, 20).

49 38 G. Persisensi Laba Persisensi laba merupakan salah sau komponen nilai peridikif laba dan unsur relevansi. Laba dikaakan persisen keika aliran kas dan laba akrual berpengaruh erhadap laba ahun depan dan perusahaan dapa memperahankan jumlah laba yang diperoleh saa ini sampai masa yang akan daang. Informasi yang berkaian dengan persisensi laba dapa membanu invesor dalam menenukan kualias laba dan nilai perusahaan (Barh dan Huon, 2004). Tujuan laporan keuangan adalah unuk menyediakan informasi yang berguna unuk pengambilan kepuusan. Sehinnga dalam memfasiliasi ujuan ersebu, Sandar Akunansi Keuangan (SAK) meneapkan suau krieria yang harus dimiliki informasi akunansi agar dapa digunakan dalam pengambilan kepuusan. Krieria uama dalam laporan keuangan adalah relevan dan reliabel. Informasi akunansi dikaakan relevan apabila dapa mempengaruhi kepuusan dengan menguakan aau mengubah pengharapan para pengambil kepuusan, dan informasi ersebu dikaakan reliabel apabila dapa dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi berganung pada informasi ersebu (Wijayani, 2006). Laba yang dilaporkan oleh perusahaan juga menjadi dasar dalam peneapan pajak. Sering kali erjadi perbedaan anara laba akunansi dengan laba fiskal. Perbedaan ini disebabkan perbedaan ujuan masing-masing dalam pelaporan laba. Perbedaan anara laba akunansi dan laba fiskal (book-ax differences) dapa memberikan informasi mengenai kualias laba. Logika yang mendasarinya adalah

50 39 adanya sediki kebebasan akunansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal. Perbedaan anara laba akunansi dan laba fiskal (book-ax differences) dapa memberikan informasi enang managemen discreion akrual. kualias laba akunansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusa perhaian pihak eksernal perusahaan (Djamaluddin, 2008). Laba akunansi yang berkualias adalah laba akunansi yang memiliki sediki aau idak mengandung gangguan persepsian (perceived noise), dan dapa mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Chandrarin, 2003). Sedangkan menuru Kormendi dan Lipe (987) bahwa gangguan persepsian dalam laba akunansi disebabkan oleh perisiwa ransiori (ransiory evens) aau penerapan konsep akrual dalam akunansi. Perisiwa ransiori adalah perisiwa yang hanya erjadi pada waku erenu, idak erus-menerus, dan mengakibakan flukuasi yang besar erhadap laba rugi akunansi. Oleh karena iu, salah sau komponen unuk menilai kualias laba adalah persisensi laba. Persisensi laba akunansi merupakan laba akunansi yang diharapkan di masa depan (expeced fuure earnings) yang diimplikasi oleh laba akunansi ahun berjalan (curren earnings). Biaya (manfaa) pajak angguhan yang berasal dari perbedaan emporer anara laba akunansi dan laba fiskal dapa dianggap sebagai gangguan persepsian dalam laba akunansi, karena dua hal: () biaya (manfaa) pajak angguhan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi merupakan hasil dari penerapan konsep akunansi akrual dalam pengakuan pendapaan dan biaya sera memiliki konsekuensi pajak; (2) biaya

51 40 (manfaa) pajak angguhan yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi merupakan komponen ransiori, yang berari bahwa biaya (manfaa) pajak angguhan ersebu idak erjadi secara erus-menerus dan hanya erjadi dalam perioda erenu, yaiu selama perusahaan menerapkan meoda dan kebijakan akunansi yang berbeda dengan perauran pajak (Wijayani, 2006). H. Kajian Keislaman. Uang Pada pembahasan sebelumnya elah dijelaskan mengenai definisi uang Di dalam Islam juga elah diaur mengenai hal-hal yang erkai dengan uang, salah sau konsep uang dalam Islam adalah perinah mengenai pencaaan aas uang. Hal ersebu dijelaskan dalam surah Al- Baqarah aya 282 sebagai beriku:

52 4 Terjemahnya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah idak secara unai unuk waku yang dienukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di anara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah elah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis, dan hendaklah orang yang berhuang iu mengimlakkan (apa yang akan diulis iu), dan hendaklah dia berakwa kepada Allah Rabbnya, dan jangan-lah dia mengurangi sedikipun daripada huangnya. Jika yang berhuang iu orang yang lemah akalnya aau lemah (keadaannya) aau dia sendiri idak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di anaramu). Jika ak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingakannya. Janganlah saksi-saksi iu enggan (memberi keerangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis huang iu, baik kecil maupun besar sampai baas waku membayarnya. Yang demikian iu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguakan persaksian dan lebih deka kepada idak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu iu), kecuali jika muamalah iu perdagangan unai yang kamu jalankan di anara kamu, maka idak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu idak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling suli menyulikan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal iu adalah suau kefasikan pada dirimu. Dan berakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengeahui segala sesuau. (Al-Baqarah: 282). Secara garis besar aya di aas menjelaskan bahwa jika melakukan ransaksi uang piuang hendaknya dicaa dan keharusan unuk menghadirkan saksi dua orang laki-laki dan jika idak ada bias menghadirkan sau orang laki-laki dan dua orang

53 42 perempuan. Hal ersebu berujuan unuk menjaga hara pihak kredior karena dikhawairkan suau hari nani pihak debior idak mengakui aau idak mau membayar uangnya. Di dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa uang dapa menganarkan seseorang pada perbuaan dusa. Beriku isi dari hadis ersebu: ك ان ي د ع و ف ى الص ال ة و ي ق ول «الل ه م إ ن ى أ ع وذ ب ك م ن ال م أ ث م و ال م غ ر م». ف ق ال ل ه ق ائ ل م ا أ ك ث ر م ا ت س ت ع يذ ي ا ر س ول للا م ن ال م غ ر م ق ا ل «إ ن الر ج ل إ ذ ا غ ر م ح د ث ف ك ذ ب و و ع د ف أ خ ل ف Terjemahnya: Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berdo a di dalam shala: Allahumma inni a udzu bika minal ma sami wal maghrom (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbua dosa dan banyak huang). Lalu ada yang berkaa kepada beliau shallallahu alaihi wa sallam, Kenapa engkau sering memina perlindungan dari uang? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lanas bersabda, Jika orang yang berhuang berkaa, dia akan sering berdusa. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari. (HR. Bukhari no dan Muslim no. 589). Berdasarkan penjelasan di aas menunjukkan peningnya buki pencaaan dan saksi aas ransaksi uang piuang agar pihak debior idak menghindar dari anggung jawab unuk membayar uangnya. 2. Laba Salah sau ujuan dari berdagang adalah unuk meraih laba yang merupakan cerminan dari perumbuhan hara. Laba muncul dari proses perpuaran modal dan pengoperasiannya dalam aksi dagang dan moneer. Islam sanga mendorong pendayagunaan hara aau modal dan melarang menyimpannya sehingga idak habis dimakan zaka, sehingga hara iu dapa merealisasikan peranannya dalam akivias

54 43 ekonomi (Syahaah, 200). Di dalam surah Al-Baqarah aya 6 dijelaskan mengenai ari laba yaiu: Terjemahnya: Mereka iulah orang yang membeli kesesaan dengan peunjuk, maka idaklah berunung perniagaannya dan idaklah mereka mendapa peunjuk. (al-baqarah:6) Dalam afsir an-nasafi erkai aya di aas dikaakan bahwa laba iu adalah kelebihan dari modal pokok dan perdagangan iu adalah pekerjaan pedagang. Pedagang adalah orang yang membeli dan menjual unuk mencari laba. adanya susunan kalima membeli kesesaan dengan kebenaran (peunjuk): merupakan kiasan, yang diikui dengan menyebukan laba dan dagang sera mereka idak mendapa peunjuk dalam perdagangan mereka, seperi pedagang yang selalu merasakan keunungan dan kerugian dalam dagangannya. Jelasnya, ujuan para pedagang ialah menyelamakan modal pokok dan meraih laba. Semenara iu, orangorang yang diconohkan dalam aya di aas menyia-nyiakan semua iu, yaiu modal uama mereka adalah al-huda (peunjuk), eapi peunjuk iu idak ersisa pada mereka karena adanya dhalalah (penyelewengan) aau kesesaan dan ujuan-ujuan duniawi. Jadi, yang dimaksud dengan ad-dhall adalah orang yang merugi karena orang ersebu idak dapa menyelamakan modal uamanya, maka orang seperi ini idak bisa dikaakan orang yang berunung (Syahaah, 200).

55 44 Syahaah (200), menjelaskan bahwa krieria-krieria Islam secara umum yang dapa memberi pengaruh dalam penenuan baas laba yaiu: a. Kelayakan dalam peneapan laba Islam menganjurkan agar para pedagang idak berlebihan dalam mengambil laba. Ali bin Thalib r.a. berkaa, Wahai para saudagar! Ambillah (laba) yang panas maka kamu akan selama (berhasil) dan jangan kamu menolak laba yang kecil karena iu akan menghalangi kamu dari mendapakan (laba) yang banyak. Pernyaaan ini menjelaskan bahwa baasan laba ideal (yang panas dan wajar) dapa dilakukan dengan merendahkan harga. Keadaan ini sering menimbulkan perambahan jumlah barang dan meningkanya peranan uang dan pada gilirannya akan membawa pada perambahan laba. b. Keseimbangan anara ingka kesulian dan laba Islam menghendaki adanya keseimbangan anara sandar laba dan ingka kesulian perpuaran sera perjalanan modal. Semakin inggi ingka kesulian dan resiko, maka semakin besar pula laba yang diinginkan pedagang. Pendapa para ulama fiqih, ahli afsir, dan para pakar akunansi Islam di aas menjelaskan bahwa ada hubungan sebab akiba (kausal) anara ingka bahaya sera resiko dan sandar laba yang diinginkan oleh si pedagang. Karenanya, semakin jauh perjalanan, semakin inggi resikonya, maka semakin inggi pula unuan pedagang erhadap sandar labanya. Begiu pula sebaliknya, akan eapi semua ini dalam kaiannya dengan pasar islami yang dicirikan kebebasan bermuamalah hingga berfungsinya unsur penawaran

56 45 dan unsur perminaan. Pasar islami juga bercirikan bebasnya dari prakik prakik monopoli, kecurangan, penipuan, perjudian, pemalsuan, sera segala jenis jual beli yang dilarang oleh syaria. c. Masa perpuaran modal Peranan modal berpengaruh pada sandarisasi laba yang diinginkan oleh pedagang, yaiu dengan semakin panjangnya masa perpuaran dan berambahannya ingka resiko, maka semakin inggi pula sandar laba yang yang diinginkan oleh pedagang aau seorang pengusaha. Begiu juga dengan semakin berkurangnya ingka bahaya, pedagang dan pengusaha pun akan menurunkan sandarisasi labanya. Seiap sandarisasi laba yang sediki akan membanu penurunan harga, hal ini juga akan menambah peranan modal dan memperbesar laba. d. Cara menuupi harga penjualan. Jual beli boleh dengan harga unai sebagaimana juga boleh dengan harga kredi. Juga boleh dengan unai sebagiannya saja dan sisanya dibayar dengan cara kredi (cicilan), dengan syara adanya keridhoan keduanya (pedagang dan pembeli). Jika harga dinaikkan dan si penjual memberi empo waku pembayaran iu juga boleh karena penundaan waku pembayaran iu adalah ermasuk harga yang merupakan bagian si penjual. e. Unsur unsur pendukung Di samping unsur unsur yang dapa memberikan pengaruh pada sandarisasi laba, seperi unsur unsur yang berbeda dari waku ke waku, aau keadaan ekonomi,

57 46 baik yang markeable maupun yang non markeable, bagaimanapun juga unsur-unsur iu idak boleh berenangan dengan kaidah kaidah hokum Islam. Syahaah (200), menjelaskan dasar-dasar pengukuran laba menuru Islam: a. Taqlib dan Mukhaarah (Ineraksi dan Resiko) Laba adalah hasil dari perpuaran modal melalui ransaksi bisnis, seperi menjual dan membeli, aau jenis-jenis apapun yang dibolehkan syar i. Unuk iu, pasi ada kemungkinan bahaya aau resiko yang akan menimpa modal yang naninya akan menimbulkan pengurangan modal pada suau puaran dan perambahan pada puaran lain. Tidak boleh menjamin pemberian laba dalam perusahaan perusahaan mudharabah dan musyarakah. b. Muqabalah Muqabalah yaiu perbandingan anara jumlah hak milik pada akhirperiode pembukuan dan hak hak milik pada awal periode yang sama, aau dengan membandingkan nilai barang yang ada pada akhir iu dengan nilai barang yang ada pada awal periode yang sama. Juga bias dengan membandingkan pendapaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan unuk mendapakan pendapaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan unuk mendapakan income (pendapaan). Keuuhan modal pokok, yaiu laba idak akan ercapai kecuali seelah uuhnya modal pokok dari segi kemampuan secara ekonomi sebagai ala penukar barang yang dimiliki sejak awal akivias ekonomi.

58 47 c. Laba dari produksi Hakikanya dengan jual beli dan pendisribusian, yaiu perambahan yang erjadi pada hara selama seahun dari semua akivias penjualan dan pembelian, aau memproduksi dan menjual yaiu dengan perganian barang menjadi uang dan perganian uang menjadi barang dan seerusnya, maka barang yang belum erjual pada akhir ahun juga mencakup perambahan yang menunjukkan perbedaan anara harga yang perama dan nilai harga yang sedang berlaku. Berdasarkan nilai ini, ada dua macam laba yang erdapa pada akhir ahun, yaiu laba yang berasal dari proses jual beli dalam seahun dan laba suplemen, baik yang nyaa maupun yang absrak karena barang barangnya belum erjual. d. Penghiungan nilai barang di akhir ahun Tujuan penilaian sisa barang yang belum sempa erjual di akhir ahun adalah unuk penghiungan zaka aau unuk menyiapkan neraca-neraca keuangan yang didasarkan pada nilai penjualan yang berlaku di akhir ahun iu, sera dilengkapi dengan dafar biaya-biaya pembelian dan pendisribusian. Dengan cara ini, ampaklah perbedaan anara harga yang perama dan nilai yang berlaku yang dapa dianggap sebagai laba absrak. I. Kerangka Teoreis Berdasarkan hipoesis-hipoesis yang elah disebukan sebelumnya dapa dinyaakan dalam rerangaka eoriis sebagai beriku:

59 48 Gambar 2. Kerangka Teoreis Arus Kas Operasi H Tingka Uang Ukuran Perusahaan H2 H3 Persisensi Laba H4 H5 H6 Book Tax Differences

60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Peneliian Jenis peneliian ini adalah peneliian kuaniaif. Peneliian kuaniaif yaiu peneliian yang menekankan pada daa-daa numerikal (angka) yang diolah dengan meode saisik (Azwar, 2007). Alasan menggunakan peneliian ini karena peneliian ini sesuai dengan sifa umum peneliian kuaniaif yang dikemukakan oleh Arikuno (2006) yaiu:. Kejelasan unsur: ujuan subjek, sumber daa sudah manap, dan rincian sejak awal. 2. Dapa menggunakan sampel. 3. Kejelasan desain peneliian. 4. Analisis daa dilakukan seelah semua daa erkumpul. Arikuno (2006) juga menambahkan, masih ada fakor-fakor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis peneliian ini yaiu waku dan dana yang ersedia dan mina penelii. Hal-hal yang dikemukan Arikuno (2006) ersebu yang melaarbelakngi dipilihnya jenis peneliian ini. Tempa dilakukan peneliian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengambil daa dikanor perwakilan Bursa Efek Indonesia yaiu PT. IDX Cabang Makassar yang berlokasi di Jl. A.P. Pearani 8 A-4 Makassar dan juga melalui sius 49

61 50 B. Pendekaan Peneliian Pendekaan yang digunakan dalam peneliian ini adalah pendekaan korelasional. Zuriah (2009), mendefinisikan pendekaan korelasional yaiu pendekaan yang akan meliha hubungan anara variabel aau beberapa variabel dengan variabel lain. Peneliian ini memiliki beberapa karakerisik yaiu. Menghubungkan dua variabel aau lebih. 2. Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi. 3. Dalam meliha hubungan idak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam peneliian eksprimenal. 4. Daanya bersifa kuaniaif. C. Populasi dan sampel. Populasi Sudjana (2005), mendefinisikan populasi sebagai oalias semua nilai yang mungkin, hasil menghiung aaupun pengukuran, kuaniaif maupun kualiaif mengenai karakerisik erenu dari semua anggoa kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifa-sifanya. Populasi yang digunakan dalam peneliian ini adalah semua perusahan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dari ahun Adapun jumlah populasi dalam peneliian ini yaiu sebanyak 390 laporan keuangan perusahaan manufakur yang diperoleh dari ahun Alasan memilih perusahaan manufakur sebagai populasi perusahaan adalah karena:

62 5 a. Permasalahan dalam perusahaan manufakur lebih kompleks sehingga diharapkan akan lebih mampu menggambarkan keadaan perusahaan di Indonesia. b. Unuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek indusri. c. Sekor manufakur memiliki jumlah erbesar dibandingkan dengan sekor yang lainnya. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah aau karakerisik erenu yang diambil dari suau populasi yang akan dielii secara rinci (Sugiyono, 2009). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling mehod, jumlah sampel dalam peneliian ini yaiu sebanyak 8 laporan keuangaan perusahaan manufakur yang diperoleh dari ahun Purposive sampling mehod digunakan unuk mendapakan sampel yang represenaif sesuai dengan krieria yang dienukan. Adapun krieria sampel yang akan digunakan yaiu: a. Perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode b. Perusahaan manufakur yang menerbikan laporan keuangan unuk periode yang berakhir pada 3 Desember dan menggunakan maa uang rupiah. c. Perusahaan manufakur yang idak mengalami kerugian dan mencanumkan besarnya laba kena pajak pada laporan keuangan perusahaan pada ahun

63 52 d. Perusahaan manufakur yang mempublikasikan laporan keuangan audi secara konsisen dengan daa keuangan yang lengkap dari ahun e. Khusus unuk menelii persisensi laba perusahaan yang dipilih idak mengalami kerugian dalam laporan keuangan pajak, sera arus kas operasi negaif selama ahun Alasannya adalah kerugian dapa dikompensasi ke masa depan (carry forward) menjadi pengurang biaya pajak angguhan dan diakui sebagai akiva pajak angguhan sehingga dapa mengaburkan ari book-ax differences yang sebenarnya pada akun beban pajak angguhan (Hanlon, 2005). f. Perusahaan manufakur yang memiliki laba persisen. Romasari (203), menjelaskan bahwa jika nilai (β) > hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan adalah high persisen. Apabila (β) > 0 hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan ersebu persisen. Sebaliknya, (β) 0 berari laba perusahaan flukuaif dan idak persisen. D. Meode Pengumpulan Daa Pengumpulan daa dapa dilakukan dengan berbagai cara, seperi survei observasi, dan dokumenasi (Sanusi, 20). Meode pengumpulan daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode dokumenasi. Meode dokumenasi biasanya dilakukan unuk mengumpulkan daa sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan, seperi laporan keuangan, rekapiulasi personalian, srukur organisasi, perauran-perauran, daa produksi, sura wasia, riwaya hidup, riwaya perusahaan, dan sebagainya (Sanusi, 20). Daa yang

64 53 dikumpulkan erdiri dari daa laporan keuangan ahunan perusahaan yang elah diaudi dari ahun Daa ersebu diperoleh dari websie resmi yang dimiliki BEI yaiu E. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan dalam dalam peneliian ini adalah daa sekunder. Daa sekunder adalah daa yang elah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul daa dan dipublikasikan kepada masyaraka pengguna daa. Sumber daa dalam peneliian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dari ahun 202 sampai dengan 204 yang didokumenasikan dalam F. Teknik Pengolahan dan Analisis Daa Analisis daa yang digunakan unuk menyederhanakan daa agar lebih mudah dinerpreasikan yang diolah dengan menggunakan rumus aau auran-auran yang ada sesuai pendekaan peneliian. Tujuan analisis daa adalah mendapakan informasi yang relevan yang erkandung di dalam daa ersebu dan menggunakan hasilnya unuk memecahkan suau masalah. Analisis daa adalah suau kegiaan yang dilakukan unuk memproses dan menganalisis daa yang elah erkumpul. Dalam peneliian ini, penelii menggunakan analisis kuaniaif. Analisis kuaniaif merupakan suau benuk analisis yang diperunukkan bagi daa yang besar yang dikelompokkan ke dalam kaegori-kaegori yang berwujud angka-angka. Meode

65 54 analisis daa menggunakan saisik deskripif, uji asumsi klasik dan uji hipoesis dengan banuan kompuer melalui program IBM SPSS 2 for windows.. Analisis Daa Deskripif Saisik deskripif adalah saisik yang memberikan gambaran aau deskripsi suau daa yang diliha dari raa-raa, sandar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurosis, skewnes (kemencengan disribusi). Saisik deskripif mendeskripsikan daa menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Saisik deskripif digunakan unuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel saisik deskripif berpengaruh dengan pengumpulan dan peningkaan daa, sera penyajian hasil peningkaan ersebu (Ghozali, 203). 2. Uji Asumsi Klasik Seelah mendapakan model regresi, maka inerpreasi erhadap hasil yang diperoleh idak bisa langsung dilakukan. Hal ini disebabkan karena model regresi harus diuji erlebih dahulu apakah sudah memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik mencakup hal sebagai beriku: a. Uji Normalias Uji normalias berujuan unuk menguji apakah dua model regresi variabel erika dan variabel bebas keduanya mempunyai disribusi normal aau idak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki disribusi normal. Pada prinsipnya normalias dapa dideeksi dengan meliha penyebaran daa P-Ploof Regression Sandarized pada sumbu diagonal dari grafik aau dengan meliha

66 55 hisogram dari residualnya. Unuk menguji normalias daa, salah sau cara yang digunakan adalah dengan meliha hasil dari uji Kolmogrof Smirnov. Jika probabilias > 0,05 maka daa peneliian berdisribusi normal. b. Uji Mulikolinearias Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang variabel variabel bebasnya idak memiliki korelasi yang inggi aau bebas dari mulikolinearias. Deeksi adanya mulikolinearias dipergunakan nilai VIF (Varian Infalacion Facor), bila nilai VIF di bawah 0 dan nilai olerance di aas 0, berari daa bebas mulikolinearias. c. Uji Heeroskedasisias Uji Heeroskedasisias digunakan unuk mengeahui apakah erjadinya penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda anar observasi sau ke observasi lain. Unuk menguji heeroskedasisias dengan meliha Grafik Plo anara nilai prediksi variabel erika (dependen) yaiu ZPRED dengan risidualnya SRESID. Deeksi ada idaknya heeroskedasisias dapa dilakukan dengan meliha ada idaknya pola erenu pada grafik scaerplo anara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang elah diprediksi, dan sumbu X adalah risidual. d. Uji Auokorelasi Masalah auokorelasi akan muncul bila daa yang dipakai adalah daa runu waku (ime series). Bila daa peneliian adalah daa kera linang, masalah auokorelasai akan muncul bila daa sanga erganung pada empa. Secara logika,

67 56 auokorelasi akan muncul bila daa sesudahnya merupakan fungsi dari daa sebelumnya, aau daa sesudahnya memiliki korelasi yang inggi dengan daa sebelumnya pada daa runu waku dan besaran daa sanga erganung pada empa daa ersebu erjadi (Hadi, 2006). Auokorelasi dapa dikeahui melalui uji Durbin Wason (DW es). Keenuan Durbin Wason sebagai beriku: du < d < 4-du d < d d > 4-d d < d < du 4-du < d < 4-d : Tidak ada auokorelasi : Terdapa auokorelasi posiif : Terdapa auokorelasi negaif : Tidak ada kepuusan enang auokorelasi : Tidak ada kepuusan enang auokorelasi 3. Uji Hipoesis a. Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian hipoesis erhadap pengaruh variabel independen erhadap variabel depanden dilakukan dengan meggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi digunakan unuk memprediksi pengaruh lebih dari sau variabel bebas erhadap sau variabel erganung, baik secara parsial maupun simulan. Analisis ini unuk menguji hipoesis sampai 4. Rumus unuk menguji pengaruh variabel independen erhadap variabel dependen yaiu : Y= α + βx + β2x2 + β3x3 + e

68 57 Keerangan : Y α X X2 X3 = Persisensi Laba = Konsana = Arus Kas Operasi = Tingka Uang = Ukuran Perusahaan β -β 3 = Koefisien regresi berganda e = error erm b. Analisis Regresi Moderaing dengan Pendekaan Nilai Selisih Mulak (absolue difference value) Ghozali (203) mengajukan model regresi yang agak berbeda unuk menguji pengaruh moderasi yaiu dengan model nilai selisih mulak dari variabel independen. Menuru Ghozali (203) ineraksi ini lebih disukai oleh karena ekspekasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi anara X dan X2 dan berpengaruh erhadap Y. Misalkan jika skor inggi (skor rendah) unuk variabel arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan berasosiasi dengan skor rendah book ax differences (skor inggi), maka akan erjadi perbedaan nilai absolu yang besar. Hal ini juga akan berlaku skor rendah dari variabel arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan berasosiasi dengan skor inggi dari book ax differences (skor rendah). Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh erhadap persisensi laba.

69 58 Langkah uji nilai selisih mulak dalam peneliian ini dapa digambarkan dengan persamaan regresi sebagai beriku: Y = α + βzx + β2zx2 + β3zx3 + β4zm + β5 ZX ZM + β6 ZX2 ZM + β7 ZX3 ZM + e Keerangan: Y ZX ZX2 ZX3 ZM = Persisensi Laba = Sandardize Arus Kas Operasi = Sandardize Tingka Uang = Sandardize Ukuran Perusahaan = Sandardize Book Tax Differences ZX ZM = merupakan ineraksi yang diukur dengan nilai absolu perbedaan anara ZX dan ZM ZX2 ZM = merupakan ineraksi yang diukur dengan nilai absolu perbedaan anara ZX2 dan ZM ZX3 ZM = merupakan ineraksi yang diukur dengan nilai absolu perbedaan anara ZX3 dan ZM a β e = Kosana = Koefisien Regresi = Error Term

70 59 Unuk membukikan apakah variabel moderasi yang kia gunakan memang memoderasi variabel X erhadap Y maka perlu dikeahui kerieria sebagai beriku (Ghozali, 203). Tabel 3. Krieria Penenuan Variabel Moderaing No Tipe Moderasi Koefisien. Pure Moderasi b2 Tidak Signifikan b3 Signifikan 2. Quasi Moderasi b2 Signifikan b3 Signifikan 3. Homologiser Moderasi (Bukan Moderasi) b2 Tidak Signifikan b3 Tidak Signifikan 4. Predikor b2 Signifikan b3 Tidak Signifikan Keerangan: b2: Variabel book ax differences b3: Variabel ineraksi anara masing-masing variabel bebas (arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan) dengan variabel book ax differences Perhiungan dengan SPSS 2 akan diperoleh keerangan enang koefisien deerminasi (R 2 ), Uji F, Uji unuk menjawab perumusan masalah peneliian. beriku ini keerangan yang berkenaan dengan hal ersebu, yakni: ) Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Koefisien deerminasi (R 2 ) pada ininya berujuan unuk mengukur

71 60 seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien deerminasi adalah anara nol dan sau. Nilai R 2 mempunyai inerval anara 0 sampai (0 R 2 ). Jika nilai R 2 bernilai besar (mendeeksi ) berari variabel bebas dapa memberikan hampir semua informasi yang dibuuhkan unuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R 2 bernilai kecil berari kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sanga erbaas. Krieria unuk analisis koefisien deerminasi adalah: a) Jika Kd mendekai nol (0) berari pengaruh variabel independen erhadap variabel dependen idak kua. b) Jika Kd mendekai sau () berari pengaruh variabel independen erhadap variabel dependen kua. 2) Uji F (Uji Simulan) Uji F dilakukan unuk meliha pengaruh variabel X, X2, dan variabel X3 secara keseluruhan erhadap variabel Y. unuk menguji hipoesa : Ho : b = 0, maka langkah langkah yang akan digunakan unuk menguji hipoesa ersebu dengan uji F adalah sebagai beriku : a) Menenukan Ho dan Ha Ho : β = β2 = β3 = 0 (idak erdapa pengaruh yang signifikan anara variabel independen dan variabel dependen) Ha : β β2 β3 = 0 (erdapa pengaruh yang signifikan anara variabel independen dan variabel dependen)

72 6 b) Menenukan Level of Significance Level of Significance yang digunakan sebesar 5% aau (α) = 0,05 c) Meliha nilai F (F hiung) Meliha F hiung dengan meliha oupu (abel anova) SPSS 2 dan membandingkannya dengan F abel. d) Menenukan krieria penerimaan dan penolakan Ho, dengan meliha ingka probabiliasnya, yaiu : Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho diolak Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho dierima e) Uji (Uji Parsial) Uji pada dasarnya digunakan unuk mengeahui ingka signifikan koefisien regresi. jika suau koefesien regresi signifikan menunjukan seberapa jauh pengaruh sau variabel independen (explanaory) secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Unuk menguji koefisien hipoesis : Ho = 0. unuk iu langkah yang digunakan unuk menguji hipoesa ersebu dengan uji adalah sebagai beriku : () Menenukan Ho dan Ha Ho : β = β2 = β3 = 0 ( idak erdapa pengaruh yang signifikan anara variabel independen dan variabel dependen) Ha : β β2 β3 = 0 ( erdapa pengaruh yang signifikan anara variabel independen dan variabel dependen)

73 62 (2) Menenukan Level of Significance Level of Significance yang digunakan sebesar 5% aau (α) = 0,05 (3) Menenukan nilai ( hiung ) Meliha nilai hiung dan membandingkannya dengan abel. (4) Menenukan krieria penerimaan dan penolakan Ho sebagai beriku : Jika signifikansi < 0,05 maka Ho diolak Jika signifikansi > 0,05 maka Ho dierima

74 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Peneliian Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dari ahun Sampel yang digunakan dalam peneliian ini dipilih secara purposive sampling sebagai syara yang harus dipenuhi unuk menjadi sampel peneliian. Proses seleksi sampel berdasarkan krieria yang elah dieapkan dapa diliha pada Tabel 4. sebagai beriku: Tabel 4. Prosedur Pemilihan Sampel No Krieria Jumlah Perusahaan manufakur yang erdafar di BEI periode Perusahaan manufakur yang idak menerbikan laporan keuangan per 3 desember dan idak menggunakan maa uang Rupiah (Rp) 3 Perusahaan manufakur yang erdafar di BEI periode yang mengalami kerugian 4 Perusahaan manufakaur yang idak konsisen mempublikasikan laporan keuangan periode = 390 (2) 3 = (63) (29) 3 = (87) (20) 3 = (60) 5 Perusahaan manufakur yang mengalami arus kas (28) 3 = (84) operasi negaif periode Jumlah sampel awal 32 3 = 96 6 Perusahaan sampel dengan laba yang idak persisen (5) 3 = (5) Jumlah sampel akhir 27 3 = 8 Sumber: daa sekunder yang diolah (206) 63

75 64 Berdasarkan abel di aas dapa dikeahui bahwa jumlah sampel awal dari peneliian ini adalah 96 laporan keangan perusahaan, kemudian jumlah sampel akhir menjadi 8 laporan keuangan perusahaan. Perubahan jumlah sampel ersebu disebabkan oleh adanya perusahaan yang idak memiliki laba yang persisen berdasarkan hasil analisis regresi. Perusahaan-perusahaan ersebu memiliki nilai persisensi laba dibawah 0. Romasari (203), menjelaskan bahwa jika nilai (β) > hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan adalah high persisen. Apabila (β) > 0 hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan ersebu persisen. Sebaliknya, (β) 0 berari laba perusahaan flukuaif dan idak persisen. Perusahaan-perusahaan ersebu yaiu Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Kedaung Indag Can Tbk (KICI), Merck Tbk (MERK), Trias Senosa Tbk (TRST). Beriku hasil perhiungan persisensi laba melalui regresi sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS 2. Tabel 4.2 Hasil Perhiungan Persisensi Laba NO CODE Nama Perusahaan Persisensi Laba ADES Akasha Wira Inernaional Tbk AMFG Asahimas Fla Glass Tbk ARNA Arwana Cira Mulia Tbk ASII Asra Inernaional Tbk BTON Beon Jaya Manunggal Tbk Charoen Pokphand Indonesia CPIN 6 Tbk DLTA Dela Djakara Tbk DVLA Darya Varia Laboraoria Tbk EKAD Ekadharma Inernaional Tbk

76 65 0 GGRM Gudang Garam Tbk GJTL Gajah Tunggal Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna HMSP 2 Tbk Indofood CBP Sukses Makmur ICBP 3 Tbk INDF Indofood Sukses Makmur Tbk INTP Indocemen Tunggal Prakasa Tbk JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk KICI Kedaung Indag Can Tbk LION Lion Meal Works Tbk MERK Merck Tbk MLBI Muli Binang Indonesia Tbk ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk Supreme Cable Manufacuring SCCO 22 and Commerce Tbk SKLT Sekar Lau Tbk SMCB Holcim Indonesia Tbk SMGR Semen Gresik Tbk SMSM Selama Sempurna Tbk STTP Sianar Top Tbk TCID Mandom Indonesia Tbk TOTO Surya Too Indonesia Tbk TRST Trias Senosa Tbk TSPC Tempo Scan Pasific Tbk Ulrajaya Milk Indusry and ULTJ 32 Trading Company Tbk Sumber: daa sekunder yang diolah (206) Berdasarkan penjelasan di aas jumlah laporan keuangan yang digunakan sebagai sampel dalam peneliian ini berjumlah 8 laporan keuangan yang berasal dari 27 perusahaan sampel yang erdafar di BEI selama 3 ahun yakni ahun 202 sampai dengan ahun 204. Perusahaan yang menjadi sampel dari peneliian ini yaiu sebagai beriku:

77 66 Tabel 4.3 Dafar Nama Perusahaan Sampel NO CODE Nama Perusahaan ADES Akasha Wira Inernaional Tbk 2 AMFG Asahimas Fla Glass Tbk 3 ARNA Arwana Cira Mulia Tbk 4 ASII Asra Inernaional Tbk 5 BTON Beon Jaya Manunggal Tbk 6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 7 DLTA Dela Djakara Tbk 8 DVLA Darya Varia Laboraoria Tbk 9 EKAD Ekadharma Inernaional Tbk 0 GGRM Gudang Garam Tbk HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 4 INTP Indocemen Tunggal Prakasa Tbk 5 LION Lion Meal Works Tbk 6 MLBI Muli Binang Indonesia Tbk 7 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 8 SCCO Supreme Cable Manufacuring and Commerce Tbk 9 SKLT Sekar Lau Tbk 20 SMCB Holcim Indonesia Tbk 2 SMGR Semen Gresik Tbk 22 SMSM Selama Sempurna Tbk 23 STTP Sianar Top Tbk 24 TCID Mandom Indonesia Tbk 25 TOTO Surya Too Indonesia Tbk 26 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 27 ULTJ Ulrajaya Milk Indusry and Trading Company Tbk Sumber: daa sekunder yang diolah (206)

78 67 B. Hasil Peneliian. Analisis Deskripif Variabel Analisis deskripif berujuan unuk memberikan gambaran enang daa peneliian secara umum kepada para pembaca laporan (Hadi, 2006). Dalam peneliian ini pengukuran saisik deskripif berupa nilai minimum, nilai maksimum, nilai raaraa (mean), dan sandar deviasi. Beriku abel hasil analisis deskripif. Tabel 4.4 Hasil Analisis Saisik Deskripif N Minimum Maximum Mean Sd. Deviaion Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference Persisensi Laba Valid N (liswise) 8 Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Tabel 4.4 menunjukkan saisik deskripif dari masing-masing variabel peneliian. Nilai minimum arus kas operasi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan seara kas, dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model unuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan paling rendah sebesar 0,03. Sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan seara kas, dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model unuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan paling inggi sebesar,37.

79 68 Secara keseluruhan perusahaan dalam peneliian ini memiliki nilai raa-raa sebesar 0,22 yang menunjukkan bahwa raa-raa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan seara kas, dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model unuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan sebesar 0,22. Sedangkan nilai sandar deviasi adalah 0,227 menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan seara kas, dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model unuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan hampir sama. Variabel ingka uang dalam peneliian ini memiliki nilai minimum yang menunjukkan bahwa kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ke iga saa jauh empo paling rendah sebesar 0,. Sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ke iga saa jauh empo paling inggi sebesar 7,62. Secara keseluruhan perusahaan dalam peneliian ini memiliki nilai raa-raa sebesar 0,5, yang menunjukkan bahwa raa-raa uang perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ke iga saa jauh empo sebesar 0,5. Sedangkan nilai sandar deviasi adalah 0,888 menunjukkan bahwa kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ke iga saa jauh empo hampir sama. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai raa-raa sebesar 28,76 dengan nilai minimun 23,45 dan maksimum 33,09. Nilai minimun sebesar 23,45 menunjukkan bahwa erdapa perusahaan yang memiliki jumlah ase paling rendah

80 69 dibandingkan perusahaan lainnya yang erdapa dalam peneliian ini, perusahaan ersebu yaiu Sekar Lau Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar 33,09 menunjukkan bahwa erdapa perusahaan yang memiliki jumlah ase paling inggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang erdapa dalam peneliian ini, perusahaan ersebu yaiu Asra Inernasional Tbk. Nilai sebesar 28,76 menunjukkan bahwa raa-raa perusahaan yang erdapa dalam peneliian ini memiliki jumlah ase yang cenderung inggi. Sedangkan nilai sandar deviasi adalah 2,028 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dalam peneliian ini cukup beragam. Variabel book ax differences memiliki nilai raa-raa sebesar -0,02 dengan nilai minimum sebesar -0,, dan nilai maksimum sebesar 0,07. Nilai minimun sebesar -0, menunjukkan bahwa erdapa perusahaan yang memiliki book ax differences paling rendah dibandingkan perusahaan lainnya yang erdapa dalam peneliian ini, perusahaan ersebu yaiu Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,07 menunjukkan bahwa erdapa perusahaan yang memiliki book ax differences paling inggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang erdapa dalam peneliian ini, perusahaan ersebu yaiu Lion Meal Works Tbk. Nilai sebesar -0,02 menunjukkan bahwa raa-raa perusahaan yang erdapa dalam peneliian ini memiliki book ax differences yang cenderung rendah. Sedangkan nilai sandar deviasi adalah 0,032 menunjukkan bahwa book ax differences yang dimiliki perusahaan dalam peneliian ini hampir sama.

81 70 Variabel persisensi laba memiliki nilai raa-raa sebesar 0,8 dengan nilai minimun sebesar 0,03 dan maksimum sebesar 4,65. Nilai minimum ersebu menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan yang erdapa dalam peneliian ini erdapa perusahaan yang memiliki nilai persisensi laba paling rendah yakni 0,03 perusahaan ersebu yaiu Sekar Lau Tbk akan eapi, perusahaan ersebu masih dikaakan memiliki laba yang persisen karena nilai minimum ersebu berada di aas angka 0. Sedangkan nilai maksimum sebesar 4,65 menunjukkan bahwa dari sekian perusahaan dalam peneliian ini erdapa perusahaan yang memiliki nilai persisensi laba paling inggi dan secara oomais perusahaan ersebu dikaakan memiliki laba yang sanga persisen (high persisen). Secara keseluruhan perusahaan dalam peneliian ini memiliki laba yang persisen karena memiliki nilai raa-raa di aas angka 0 yakni 0,8. Sedangkan nilai sandar deviasi adalah 0,774 menunjukkan bahwa nilai persisensi laba perusahaan dalam peneliian ini hampir sama. 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum menggunakan eknik analisis regresi linier berganda unuk uji hipoesis, maka erlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan unuk meliha apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linear erpenuhi, uji asumsi klasik dalam peneliian yaiu sebagai beriku: a. Uji Normalias Uji normalias dilakukan unuk meliha apakah nilai residual erdisribusi normal aau idak. Unuk lebih memasikan apakah daa residual erdisribusi secara

82 7 normal aau idak, maka uji saisik yang dapa dilakukan yaiu pengujian one sample kolmogorov-smirnov. Uji ini digunakan unuk menghasilkan angka yang lebih deail, apakah suau persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalias. Suau persamaan regresi dikaakan lolos normalias apabila nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalias - One Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes Unsandardize d Residual N 8 Mean Normal Parameers a,b Sd Deviaion Absolue.098 Mos Exreme Differences Posiive.098 Negaive Kolmogorov-Smirnov Z.88 Asymp. (2-ailed).49 a. Tes disribuion is Normal. b. Calculaed from daa. Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Berdasarkan hasil uji normalias - one sample kolmogorov-smirnov dapa disimpulkan bahwa daa erdisribusi normal. Hal ini dibukikan dengan hasil uji saisik menggunakan nilai Kolmogorov-smirnov, dari abel 4.5 dapa diliha signifikansi nilai Kolmogorov-smirnov yang diaas ingka kepercayaan 5% yaiu sebesar 0,49, hal ersebu menunjukkan bahwa daa erdisribusi normal. Benuk

83 72 grafik hisogram beriku juga menunjukkan bahwa daa erdisribusi normal karena benuk grafik normal dan idak melenceng ke kanan aau ke kiri. Gambar 4. Hasil Uji Normalias Hisogram Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Selain iu dapa juga diliha melalui P-Ploof Regression Sandarized Residual seperi pada gambar 4.2 beriku ini: Gambar 4.2 Hasil Uji Normalias Normal Probabiliy Plo Sumber: Oupu SPSS 2 (206)

84 73 Hasil grafik normal plo menunjukkan bahwa iik-iik menyebar di sekiar garis diagonal dan mengikui arah garis diagonal, maka dapa disimpulkan bahwa daa peneliian mempunyai disribusi yang normal. b. Uji Mulikolinearias Uji mulikolinearias adalah unuk meliha ada aau idaknya korelasi yang inggi anara variabel-variabel bebas dalam suau model regresi linear berganda. Mulikolonearias adalah suau kondisi hubungan linear anara variabel independen yang sau dengan yang lainnya dalam model regresi. Salah sau cara unuk menguji adanya mulikoloniearias dapa diliha dari Variance Inflaion Facor (VIF) dan nilai olerance. Jika nilai VIF < 0 dan nilai olerance > 0, maka idak erjadi mulikolinearias. Model Unsandardized B Sd. Error Tabel 4.6 Hasil Uji Mulikolinearias a Sandardized Collineariy Saisics Bea Tolerance VIF (Consan) Arus Operasi Kas Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206)

85 74 Hasil uji mulikolinearias yang erdapa pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa model regresi yang dipakai unuk variabel-variabel independen peneliian idak erdapa masalah mulikolinearias. Model ersebu erbebas dari masalah mulikolinearias karena semua variabel, baik variabel independen maupun variabel moderaing yang dihiung dengan uji selisih nilai mulak menunjukkan nilai Tolerance idak kurang dari 0, dan mempunyai nilai VIF yang idak lebih dari 0. c. Uji Heeroskedasisias Uji heeroskedasisias berujuan unuk mengeahui apakah dalam suau persamaan regresi erjadi keidaksamaan varians anara residual dari pengamaan sau ke pengamaan yang lain aau idak. Dalam uji ini diharapkan idak erjadi heeroskedasisias. Ada idaknya gejala heeroskedasisias secara grafik dapa diliha dari pencaran daa yang berupa iik-iik, apabila membenuk pola erenu dan berauran maka erjadi masalah heeroskedasisias dan sebaliknya jika pencaran daa yang berupa iik-iik idak membenuk pola erenu dan menyebar diaas dan dibawah sumbu Y maka idak erjadi masalah heeroskedasisias. Hasil plo yang diperoleh seperi gambar di bawah ini menunjukkan bahwa iik-iik yang menyebar secara acak dan idak membenuk pola. Hal ini mengindikasikan bahwa idak erjadi heeroskedasisias pada model yang diuji.

86 75 Gambar 4.3 Hasil Uji Heeroskedasisias Scaerplo Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Pengujian hanya melalui gambar akan eap menimbulkan sifa kesubyekan. Oleh karena iu, unuk lebih meyakinkan digunakan uji saisik Glejser yang juga dapa mendeeksi ada idaknya masalah heeroskedasisias. Pada uji Glejser, nilai absolu residual dijadikan sebagai variabel Y yang diregresikan dengan variabel bebas. Hipoesis saisik pengujian heeroskedasisias: H0 : idak erdapa masalah heeroskedasisias H : erdapa masalah heeroskedasisias

87 76 Adapun krieria pengujian yang digunakan adalah erima H0 jika nilai sig uji > 0,05 aau dengan kaa lain idak erdapa masalah heeroskedasisias. Beriku hasil pengujian Glejser: Model Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser a Unsandardized Sandardized (Consan) Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference a. Dependen Variable: AbsU Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Berdasarkan abel di aas, dapa diliha bahwa semua variabel bebas memiliki nilai sig uji yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena iu dipuuskan H0 dierima dan dikaakan bahwa idak erjadi kasus heeroskedasisias. d. Uji Auokorelasi Uji auokorelasi berujuan unuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi anara kesalahan pengganggu pada ahun periode dengan kesalahan pengganggu pada periode - (sebelumnya). Terbebasnya suau model dari auokorelasi dapa diliha dari angka Dubin Wason pada Tabel 4.8 di bawah ini: T

88 77 Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Wason Model Summary b Model R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae Durbin-Wason.590 a a. Predicors: (Consan), Book ax Difference, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan, Tingka Uang b. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Hasil uji auokorelasi pada Tabel 4.8 diaas dapa diliha bahwa nilai Durbin Wason adalah,957. Dengan signifikansi 5%, jumlah uni analisis 8 (n) dan variabel independen 4 (k=4), didapa nilai dl=,563 dan du=.76. Nilai DW adalah,957 dan berada di anara du dan 4-du. Arinya,957 lebih dari du (,76) dan kurang dari 4-du (2,284), maka dapa disimpulkan bahwa idak erdapa masalah auokorelasi pada model, sehingga model regresi layak dipakai unuk analisis selanjunya. 3. Uji Hipoesis Teknik analisis yang digunakan unuk menguji hipoesis H, H2 dan H3 menggunakan analisis regresi berganda dengan meregresikan variabel independen (arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan) erhadap variabel dependen (persisensi laba), sedangkan unuk menguji hipoesis H4, H5 dan H6 menggunakan analisis moderasi dengan pendekaan absolu residual aau uji nilai selisih mulak. Uji hipoesis ini dibanu dengan menggunakan program SPSS 2.

89 78 a. Hasil Uji Regresi Berganda Hipoesis Peneliian H, H2 dan H3 Pengujian hipoesis H, H2 dan H3 dilakukan dengan analisis regresi berganda pengaruh arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Hasil pengujian ersebu diampilkan sebagai beriku: ) Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Model R R Square Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Model Summary Adjused R Square Sd. Error of he Esimae.587 a a. Predicors: (Consan), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi, Tingka Uang Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Berdasarkan abel diaas nilai R adalah 0,587 aau 58,7% menuru pedoman inerpreasi koefisien korelasi, angka ini ermasuk kedalam kaegori korelasi berpengaruh sedang karena berada pada inerval 0,40-0,599. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahan berpengaruh sedang erhadap persisensi laba. Berdasarkan hasil uji koefisien deeminasi diaas, nilai R 2 (Adjused R Square) dari model regresi digunakan unuk mengeahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam menerangkan variabel erika (dependen). Dari abel diaas dikeahui bahwa nilai R 2 sebesar 0,39, hal ini berari bahwa 3,9% yang menunjukkan bahwa persisensi laba dipengaruhi oleh variabel arus kas operasi,

90 79 ingka uang, dan ukuran perusahaan. Sisanya sebesar 68,% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dielii dalam peneliian ini. 2) Uji F Uji Simulan Model Regression Tabel 4.0 Hasil Uji F Uji Simulan ANOVA a Sum of Squares df Mean Square Residual Toal F.000 b a. Dependen Variable: Persisensi Laba b. Predicors: (Consan), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi, Tingka Uang Sumber: Oupu SPSS 2(206) Berdasarkan abel diaas dapa diliha bahwa dalam pengujian regresi berganda menunjukkan hasil F hiung sebesar 3,507 dengan ingka signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05, dimana nilai F hiung (3,507) lebih besar dari nilai F abelnya sebesar 2,72 (df= 4-=3 dan df2=8-4=77), maka Ho diolak dan Ha dierima. Berari variabel arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahan berpengaruh erhadap persisensi laba.

91 80 3) Uji (Uji Parsial) Model Tabel 4. Hasil Uji (Uji Parsial) a Unsandardized Sandardized (Consan) Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Berdasarkan abel 4.0 diaas dapa dianalisis model esimasi sebagai beriku : Keerangan : Y = 0,575 +,269 X + 0,254 X2-0,006 X3 + e T Y X X2 X3 a = Persisensi Laba = Arus Kas Operasi = Tingka Uang = Ukuran Perusahaan = Konsana b, b2, b3, b4= Koefisien regresi e = Sandar error Dari persamaan di aas dapa dijelaskan bahwa :

92 8 a) Nilai konsana sebesar 0,575 mengindikasikan bahwa jika variabel independen (arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan) adalah nol maka persisensi laba akan erjadi sebesar 0,575. b) Koefisien regresi variabel arus kas operasi (X) sebesar,269 mengindikasikan bahwa seiap kenaikan sau sauan variabel arus kas operasi akan meningkakan persisensi laba sebesar,269. c) Koefisien regresi variabel ingka uang (X2) sebesar 0,254 mengindikasikan bahwa seiap kenaikan sau sauan variabel ingka uang akan meningkakan persisensi laba sebesar 0,254. d) Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (X3) sebesar -0,006 mengindikasikan bahwa seiap kenaikan sau sauan variabel ukuran perusahaan akan meningkakan persisensi laba sebesar -0,006. Hasil inerpreasi aas hipoesis peneliian (H, H2 dan H3) yang diajukan dapa diliha sebagai beriku: () Arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba (H) Berdasarkan abel 4. dapa diliha bahwa variabel arus kas operasi memiliki hiung > abel yaiu hiung sebesar 3,420 semenara abel dengan sig. α = 0,05 dan df = n-k, yaiu 8-4=77 sebesar,99 dengan ingka signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05, maka H0 diolak dan Ha dierima. Hal ini berari arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Dengan

93 82 demikian hipoesis perama yang menyaakan bahwa arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba erbuki. Hasil peneliian ini menunjukkan bahwa Arus kas operasi yang dimiliki perusahaan akan berdampak pada persisensi laba perusahaan, semakin inggi komponen arus kas operasi akan meningkakan persisensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. (2) Tingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba (H2) Berdasarkan abel 4. dapa diliha bahwa variabel ingka uang memiliki hiung sebesar 2,68 > abel,99 dengan ingka signifikansi 0,0 yang lebih kecil dari 0,05, maka H0 diolak dan Ha dierima. Hal ini berari ingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Dengan demikian hipoesis kedua yang menyaakan bahwa ingka uang berpengaruh posiif erhadap persisensi laba erbuki. Hasil peneliian ini menunjukkan bahwa semakin inggi uang yang dimiliki perusahaan maka akan semakin inggi persisensi labanya aau kemampuan perusahaan unuk memperahankan jumlah laba yang diperoleh saa ini sampai masa mendaang. (3) Ukuran perusahaan berpengaruh posiif erhadap persisensi laba (H3) Berdasarkan abel 4. dapa diliha bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki hiung sebesar < abel,99 dengan ingka signifikansi 0,870 yang lebih besar dari 0,05, maka H0 dierima dan Ha diolak. Hal ini berari ukuran perusahaan idak berpengaruh erhadap persisensi laba perusahaan. Dengan demikian

94 83 hipoesis keiga yang menyaakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh posiif erhadap persisensi laba idak erbuki. Salah sau alasan hipoesis ini diolak karena ukuran perusahaan dihiung berdasarkan logarima oal ase perusahaan sehingga naik urunya ase dapa menyebabkan berubahnya nilai ukuran perusahaan. Romasari (203), menyaakan bahwa invesor menganggap perusahaan yang besar belum enu memberikan keunungan yang besar. Efeknya, ukuran perusahaan idak selalu dapa mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari persisensi laba suau perusahaan. Oleh karena iu, invesor lebih memilih meliha kondisi pasar perusahaan secara umum daripada meliha oal asenya. Oleh karena iu, ukuran perusahaan idak menjamin bahwa semakin besar ukuran suau perusahaan maka persisensi labanya akan semakin baik. b. Hasil Uji Regresi Moderaing dengan Pendekaan Nilai Selisih Mulak erhadap Hipoesis Peneliian H4, H5 dan H6 Ghozali (203: 235) mengajukan model regresi yang agak berbeda unuk menguji pengaruh moderasi yaiu dengan model nilai selisih mulak dari variabel independen. Menuru Ghozali (203: 235) ineraksi ini lebih disukai oleh karena ekspekasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi anara X dan X2 dan berpengaruh erhadap Y. Misalkan jika skor inggi (skor rendah) unuk variabel arus kas operasi, ingka uang, dan ukuran perusahaan berasosiasi dengan skor rendah book ax difference (skor inggi), maka akan erjadi perbedaan nilai absolu yang besar. Hal ini juga akan berlaku skor rendah dari variabel arus kas operasi, ingka

95 84 uang, dan ukuran perusahaan berasosiasi dengan skor inggi dari book ax difference (skor rendah). Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh erhadap persisensi laba. Langkah uji nilai selisih mulak dalam peneliian ini dapa digambarkan dengan persamaan regresi sebagai beriku: Y = α + βzx + β2zx2 + β3zx3 + β4zm + β5 ZX ZM + β6 ZX2 ZM + Unuk membukikan apakah variabel moderasi yang kia gunakan memang memoderasi variabel X erhadap Y maka perlu dikeahui kerieria sebagai beriku (Ghozali, 203). Tabel 4.2 Krieria Penenuan Variabel Moderaing No Tipe Moderasi Koefisien. Pure Moderasi b2 Tidak Signifikan b3 Signifikan 2. Quasi Moderasi b2 Signifikan b3 Signifikan 3. Homologiser Moderasi (Bukan Moderasi) b2 Tidak Signifikan b3 Tidak Signifikan 4. Predikor b2 Signifikan b3 Tidak Signifikan Keerangan: b2: Variabel book ax differences b3: Variabel ineraksi anara masing-masing variabel bebas (arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan) dengan variabel book ax differences β7 ZX3 ZM + e

96 85 Unuk mengeahui bagaimana peranan variabel book ax differences aas pengaruh arus kas operasi, ingka huang, dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba maka langkah yang dilakukan adalah meregresikan sebanyak 2 kali unuk masing-masing variabel yaiu sebagai beriku : ) Regresi Tanpa Ineraksi (a) Regresi variabel arus kas operasi dan variabel book ax differences diduga sebagai variabel moderasi erhadap persisensi laba sebagai beriku: Tabel 4.3 Hasil Uji (Arus Kas Operasi Dan Book Tax Differences) a Model Unsandardized Sandardized T (Consan) Arus Kas Operasi Book Tax Differences a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206) (b) Regresi variabel ingka uang dan variabel book ax differences yang diduga sebagai variabel moderasi erhadap persisensi laba sebagai beriku: Tabel 4.4 Hasil Uji (Tingka Uang Dan Book Tax Differences) a Model Unsandardized Sandardized T (Consan) Tingka Uang Book Tax Differences a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206)

97 86 (c) Regresi variabel ukuran perusahaan dan variabel book ax differences yang Model diduga sebagai variabel moderasi erhadap persisensi laba sebagai beriku: Tabel 4.5 Hasil Uji (Ukuran Perusahaan Dan Book Tax Differences) a Unsandardized Sandardized (Consan) Ukuran Perusahaan Book Tax Differences a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206) 2) Regresi Dengan Ineraksi Menggunakan Uji Nilai Selisih Mulak Tabel 4.6 Hasil Uji Uji Parsial a Model Unsandardized Sandardized (Consan) Zscore: Arus Kas Operasi Zscore: Tingka Uang Zscore: Ukuran Perusahaan Zscore: Book ax Difference AbsX_M AbsX2_M AbsX3_M a. Dependen Variable: Persisensi Laba Sumber: Oupu SPSS 2 (206) T

98 87 Hasil inerpreasi aas hipoesis peneliian (H4, H5 dan H6) yang diajukan dapa diliha sebagai beriku: (a) Arus kas operasi berpengaruh erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Pada hasil regresi anpa ineraksi abel 4.3, diperoleh nilai signifikansi uji variabel book ax differences sebesar 0,809. Nilai ersebu lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan idak ada pengaruh variabel book ax differences erhadap persisensi laba. Selanjunya pada regresi dengan ineraksi abel 4.6, diperoleh nilai signifikansi ineraksi arus kas operasi dan book ax differences sebesar 0,039 yang menunjukkan bahwa ineraksi ersebu berpengaruh. Karena koefisien b2 idak signifikan dan b3 signifikan, maka penggunaan variabel book ax differences ermasuk dalam kaegori pure moderasi yang arinya bahwa variabel book ax differences idak ermasuk variabel independen eapi ermasuk variabel moderasi. Dari hasil uji nilai selisih mulak yang erliha pada abel 4.6 menunjukkan bahwa variabel moderaing AbsX_M mempunyai hiung sebesar 2,06 > abel,993 dengan ingka signifikansi 0,039 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berari bahwa variabel book ax differences merupakan variabel moderasi yang memperkua hubungan variabel arus kas operasi erhadap persisensi laba. Jadi hipoesis keempa (H4) yang mengaakan book ax differences memoderasi pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba erbuki aau dierima.

99 88 (b) Tingka uang berpengaruh erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Pada hasil regresi anpa ineraksi abel 4.4, diperoleh nilai signifikansi uji variabel book ax differences sebesar 0,446. Nilai ersebu lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan idak ada pengaruh variabel book ax differences erhadap persisensi laba. Selanjunya pada regresi dengan ineraksi abel 4.6, diperoleh nilai signifikansi ineraksi ingka uang dan book ax differences sebesar 0,09 yang menunjukkan bahwa ineraksi ersebu berpengaruh. Karena koefisien b2 idak signifikan dan b3 signifikan, maka penggunaan variabel book ax differences ermasuk dalam kaegori pure moderasi yang arinya bahwa variabel book ax differences idak ermasuk variabel independen eapi ermasuk variabel moderasi. Dari hasil uji nilai selisih mulak yang erliha pada abel 4.6 menunjukkan bahwa variabel moderaing AbsX2_M mempunyai hiung sebesar 2,393 > abel,993 dengan ingka signifikansi 0,09 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berari bahwa variabel book ax differences merupakan variabel moderasi yang memperkua hubungan variabel ingka uang erhadap persisensi laba. Jadi hipoesis keempa (H5) yang mengaakan book ax differences memoderasi pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba erbuki aau dierima.

100 89 (c) Ukuran perusahaan berpengaruh erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Pada hasil regresi anpa ineraksi abel 4.5, diperoleh nilai signifikansi uji variabel book ax differences sebesar 0,895. Nilai ersebu lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan idak ada pengaruh variabel book ax differences erhadap persisensi laba. Selanjunya pada regresi dengan ineraksi abel 4.6, diperoleh nilai signifikansi ineraksi ukuran perusahaan dan book ax differences sebesar 0,62 yang menunjukkan bahwa ineraksi ersebu idak berpengaruh. Karena koefisien b2 idak signifikan dan b3 idak signifikan, maka penggunaan variabel book ax differences ermasuk dalam kaegori homologiser yang arinya bahwa variabel book ax differences idak ermasuk variabel independen dan moderasi. Dari hasil uji nilai selisih mulak yang erliha pada abel 4.6 menunjukkan bahwa variabel moderaing AbsX3_M mempunyai hiung sebesar -,44 < abel,993 dengan ingka signifikansi 0,62 yang lebih besar dari 0,05, maka Ha diolak. Hal ini berari bahwa variabel book ax differences bukan variabel moderasi yang memperkua aau memperlemah hubungan variabel ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Salah sau alasan hipoesis ini diolak karena ukuran perusahaan dihiung berdasarkan logarima oal ase perusahaan sehingga naik urunya ase dapa menyebabkan berubahnya nilai ukuran perusahaan. Marani dan Persada (2009), menyaakan bahwa ukuran perusahaan dapa memberikan efek gangguang (noise) dimana perusahaan dapa melakukan ax planning dengan cara invesasi ase yang

101 90 akan memberikan manfaa pajak efekif sehingga efek dari book ax differences menjadi agak bias. Jadi hipoesis keenam (H6) yang menyaakan book ax differences memoderasi ukuran perusahaan erhadap persisensi laba idak erbuki aau diolak 3) Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Deerminasi (R 2 ) Model Summary Model R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae.700 a a. Predicors: (Consan), AbsX3_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Book ax Difference, Zscore: Arus Kas Operasi, Zscore: Tingka Uang, AbsX_M, AbsX2_M Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Berdasarkan abel diaas nilai R adalah 0,70 aau 70% menuru pedoman inerpreasi koefisien korelasi, angka ini ermasuk kedalam kaegori korelasi berpengaruh kua karena berada pada inerval 0,60-0,99. Hal ini menunjukkan bahwa Zukuran perusahaan, Zbook ax difference, Zarus kas operasi, Zingka uang, AbsX_M, AbsX2_M, AbsX3_M berpengaruh kua erhadap persisensi laba. Berdasarkan hasil uji koefisien deeminasi diaas, nilai R 2 (Adjused R Square) sebesar 0,44 yang berari perasisensi laba yang dapa dijelaskan oleh variabel AbsX3_M, Zukuran perusahaan, Zbook ax difference, Zarus kas operasi, Zingka uang, AbsX_M, AbsX2_M sekiar 44,%. Sisanya sebesar 55,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dielii dalam peneliian ini.

102 9 4) Uji F Uji Simulan Model Sum of Squares Tabel 4.8 Hasil Uji F Uji Simulan ANOVA a df Mean Square F Regression b Residual Toal a. Dependen Variable: Persisensi Laba b. Predicors: (Consan), AbsX3_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Book ax Difference, Zscore: Arus Kas Operasi, Zscore: Tingka Uang, AbsX_M, AbsX2_M Sumber: Oupu SPSS 2 (206) Hasil Anova aau F es menunjukkan bahwa nilai F hiung sebesar 0,06 dengan ingka signifikansi 0,000 jauh di bawah 0,05. Hal ini berari bahwa variabel independen AbsX3_M, Zukuran perusahaan, Zbook ax differences, Zarus kas operasi, Zingka uang, AbsX_M, AbsX2_M secara bersama-sama aau simulan mempengaruhi persisensi laba. C. Pembahasan Peneliian Hasil pengujian hipoesis yang dikembangkan dalam peneliian ini secara ringkas disajikan sebagai beriku ini:

103 92 Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipoesis Hipoesis Pernyaaan Hasil H H2 Arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba Tingka uang berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persiensi laba H3 Ukuran perusahaan idak berpengaruh erhadap persisensi laba H4 H5 Book ax differences memoderasi pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba Book ax differences memoderasi pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba H6 Book ax differences idak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba Sumber: daa sekunder yang diolah, (206). Pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba Hipoesis Dierima Hipoesis Dierima Hipoesis Diolak Hipoesis Dierima Hipoesis Dierima Hipoesis Diolak Hipoesis perama (H) yang diajukan dalam peneliian ini adalah arus kas operasi berpengaruh erhadap persisensi laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien bea unsandardized variabel arus kas operasi sebesar,269 dan (sig.) sebesar 0,00 dimana lebih kecil dari 0,05. Arinya, arus kas operasi berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Hal ini berari bahwa semakin inggi arus kas operasi perusahaan maka persisensi laba perusahaan juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan peneliian yang dilakukan oleh Hery (2009), bahwa informasi arus kas dapa memberikan gambaran mengenai hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya selama periode erenu. Laba bersih kadang-kadang idak memberikan gambaran

104 93 yang akura mengenai hasil kinerja perusahaan sesungguhnya selama periode erenu. Salah sau cerminan kinerja perusahaan adalah persisensi laba. Perusahaan dengan persisensi laba yang inggi, laba bersih yang dihasilkan idak menjamin bahwa perusahaan ersebu memiliki uang kas yang cukup unuk memenuhi kebuuhan kas jangka pendeknya. Qodriyah (202), juga berpendapa bahwa laporan informasi arus kas operasi dapa dijadikan ala pengecekan aas informasi laba dan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan ini dapa diliha dari persisensi laba perusahaan. Informasi arus kas bermanfaa dan memiliki pengaruh erhadap persisensi laba perusahaan karena laporan arus kas memberikan informasi apapun yang ingin dikeahui mengenai kinerja perusahaan selama periode erenu. Peneliian ini sesuai dengan eori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) yang memiliki ujuan unuk memberikan informasi yang relevan dan epa waku agar berguna dalam pengambilan kepuusan invesasi, monioring, penghargaan kinerja, dan pembuaan konrak. Agar ujuan iu ercapai maka laba perusahaan harus persisen (Darraough, 993). Hasil peneliian ini juga sejalan dengan peneliian yang dilakukan oleh Asma (203), bahwa arus kas operasi berpengaruh posiif erhadap persisensi laba. Nasir dan Ulfah (2008) dan Sloan (996), juga menyaakan aliran kas operasi berpengaruh posiif erhadap persisensi laba mengisyarakan semakin inggi aliran kas operasi suau perusahaan maka akan meningkakan persisensi laba perusahaan ersebu.

105 94 2. Pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba Hipoesis kedua (H2) yang diajukan dalam peneliian ini adalah ingka uang berpengaruh erhadap persisensi laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien bea unsandardized variabel ingka uang sebesar 0,254 dan (sig.) sebesar 0,0 dimana lebih kecil dari 0,05. Arinya, ingka uang berpengaruh signifikan erhadap persisensi laba. Hal ini berari bahwa semakin inggi ingka uang sebuah perusahaan maka akan semakin inggi ingka persisensi labanya aau kemampuan perusahaan unuk memperahankan jumlah laba yang diperoleh saa ini sampai masa mendaang. Laba yang semakin persisen akan memberikan harapan erhadap peningkaan laba di masa yang akan daang. Peneliian ini sejalan dengan pecking order heory yang dikembangkan oleh Myers dan Nicholas (984) dimana eori ini menyaakan bahwa uang merupakan sumber unuk memperoleh dana yang paling aman dan memiliki resiko paling rendah dibanding dengan cara lain seperi dengan menjual saham perusahaan, karena uang yang dierbikan oleh perusahaan idak memberikan peranda buruk bagi invesor. Invesor cenderung akan memiliki pandangan yang lebih baik erhadap perusahaan dengan ingka uang yang inggi bila laba perusahaan ersebu persisen aau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan berkelanjuan. Oleh karena iu, pihak manajemen akan berupaya menunjukkan bahwa laba perusahaannya merupakan laba yang persisen, dengan meningkakan kinerja perusahaan. Hal ini dilakukan agar di maa audior dan invesor kinerja perusahaan eap baik dan sabil. (Kusuma dan

106 95 Sadjiaro, 204). Peneliian ini juga sesuai dengan eori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory), bahwa dengan kinerja yang baik ersebu maka diharapkan kredior eap memiliki kepercayaan erhadap perusahaan, eap mudah mengucurkan dana, dan perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran. Hasil peneliian ini sejalan dengan peneliian yang dilakukan oleh Puri dan Supadmi (206), juga yang menunjukkan bahwa ingka uang berpengaruh erhadap persisensi laba. Hasil yang sama diungkapkan oleh Fanani (200), dimana persisensi laba dipengaruhi oleh ingka uang, bahwa semakin inggi ingka uang maka persisensi laba perusahaan akan semakin meningka. 3. Pengaruh ukuran perusahaan erhadap persiensi laba Hipoesis keiga (H3) yang diajukan dalam peneliian ini adalah ukuran perusahaan berpengaruh erhadap persisensi laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien bea unsandardized variabel ukuran perusahaan sebesar -0,006 dan (sig.) sebesar 0,870. Arinya, ukuran perusahaan berpengaruh negaif eapi idak signifikan erhadap persisensi laba sehingga hipoesis keiga diolak. Hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan manufakur merupakan perusahaan yang berukuran besar. Selain iu dalam peneliian ini ukuran perusahaan dihiung berdasarkan logarima dari oal ase perusahaan sehingga naik aau urunnya ase dapa menyebabkan berubahnya nilai ukuran perusahaan. Romasari (203), menyaakan bahwa invesor menganggap perusahaan yang besar belum enu memberikan keunungan yang besar.

107 96 Efeknya, ukuran perusahaan idak selalu dapa mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari persisensi laba suau perusahaan. Oleh karena iu, invesor lebih memilih meliha kondisi pasar perusahaan secara umum daripada meliha oal asenya. Teori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) mengaakan bahwa laporan keuangan menyediakan ambahan informasi yang berguna unuk pengambilan kepuusan. Laporan keuangan yang idak cukup informaif, idak lagí menjadi perhaian invesor dalam mengambíl kepuusan berinvesasi, invesor beranggapan bahwa perusahaan yang besar idak selamanya dapa memberikan laba yang besar begiu juga sebaliknya, perusahaan kecil idak menuup kemungkinan dapa memberikan laba yang inggi bagi para invesornya. Peneliian ini didukung oleh pernyaaan Gu, dkk (2002), yang menyaakan bahwa perusahaan besar akan mengurangi biaya poliis dengan menggunakan pilihan akunansi yang dapa mengurangi laba. Dengan begiu, laba yang dihasilkan cenderung kecil dan idak persisen sera idak mencerminkan kualias laba yang sesungguhnya yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal yang sama diungkapkan oleh Sapuro (20), Brolin dan Rohman (204), juga menyaakan bahwa ukuran perusahaan idak berpengaruh erhadap persisensi laba.

108 97 4. Pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Hasil analisis regresi moderasi dengan menggunakan pendekaan nilai selisih mulak menunjukkan ineraksi book ax differences dan arus kas operasi erhadap persisensi laba merupakan variabel moderaing dengan hasil signifikan, hal ini dapa diliha dari uji parsial (uji-) pada abel 4.6, nilai signifikansi sebesar 0,039 dimana lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi (B) bernilai posiif yaiu 0,222. Hal ini berari bahwa hipoesis keempa yang mengaakan bahwa book ax differences memoderasi pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba erbuki. Hasil uji ini memiliki ari bahwa semakin kecil book ax differences yang dimiliki perusahaan ersebu memiliki poensi persisensi laba yang inggi pada ahun berikunya. Salah sau fakor yang mempengaruhi book ax differences yaiu jumlah ase pajak angguhan yang besar menyebabkan jumlah beban pajak eruang yang akan dibayarkan di periode mendaang akan lebih sediki karena erbanu oleh adanya ase pajak angguhan (Fadlilah, 203). Berkurangnya jumlah pajak eruang yang dibayarkan di periode mendaang menyebabkan jumlah kas yang dikeluarkan unuk membayar beban pajak akan semakin kecil sehingga jumlah saldo kas akan semakin inggi dibandingkan keika idak ada ase pajak angguhan pada periode sebelumnya. Jumlah kas yang semakin inggi akan menyebabkan arus kas operasi semakin inggi. Semakin inggi arus kas operasi perusahaan maka persisensi laba perusahaan juga

109 98 semakin besar. Oleh sebab iu, variabel book ax difference akan semakin memperkua hubungan anara variabel arus kas operasi dan persisensi laba. Hasil peneliian ini sesuai dengan eori kegunaan-kepuusan (decisionusefulness heory) bahwa invesor unuk menilai perusahaan ersebu berada dalam kondisi baik aau idak, bisa meliha dari laporan arus kas operasi dan book ax differences perusahaan. Apabila laporan arus kas operasi perusahaan inggi maka persisensi laba perusahaan juga inggi. Arus kas operasi dan persisensi laba akan semakin inggi apabila perusahaan memiliki book ax differences yang kecil. Peneliian ini sejalan dengan Fajri dan Sekar (202), yang menemukan bahwa aliran kas operasi yang dimoderasi dengan book ax differences berpengaruh erhadap persisensi laba. 5. Pengaruh ingka uang erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Hasil analisis regresi moderasi dengan menggunakan pendekaan nilai selisih mulak menunjukkan ineraksi book ax differences dan ingka uang erhadap persisensi laba merupakan variabel moderaing dengan hasil signifikan, hal ini dapa diliha dari uji parsial (uji-) pada abel 4.6, nilai signifikansi sebesar 0,09 dimana lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi (B) bernilai posiif yaiu 0,273. Hal ini berari bahwa hipoesis kelima yang mengaakan bahwa book ax differences memoderasi ingka uang erhadap persisensi laba erbuki. Semakin rendah ingka uang yang dimiliki maka semakin persisen labanya. Hasil peneliian ini sejalan

110 99 dengan eori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) bahwa inversor akan lebih mudah mengucurkan dana apabilan persisensi laba perusahaan inggi. peneliian ini juga sejalan dengan pecking order heory yang menyaakan bahwa uang yang inggi memungkingkan perusahaan memperoleh laba yang inggi. Laba yang inggi dan persisen memiliki ujuan unuk memperahankan kinerja yang baik di maa invesor dan audior. Dengan kinerja yang baik ersebu maka diharapkan kredior eap memiliki kepercayaan erhadap perusahaan, dan eap mudah mengucurkan dana. Semakin besar book ax difference perusahaan, persisensi laba perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil book ax differences perusahaan, maka semakin inggi persisensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Logika yang mendasarinya adalah idak semua perauran akunansi dalam sandar akunansi keuangan diperbolehkan dalam perauran pajak (Asma, 203). Pada penjelasan sebelumnya dikeahui bahwa ingka uang yang semakin inggi akan menyebabkan laba perusahaan akan semakin persisen. Selain iu, perusahaan yang memiliki small book ax differences akan memiliki ingka persisensi yang lebih besar. Oleh sebab iu, book ax difference differences akan semakin memperkua hubungan anara variabel ingka uang dan persisensi laba.

111 00 6. Pengaruh ukuran perusahaan erhadap persisensi laba dengan book ax differences sebagai variabel moderaing Pada hasil pengujian keiga dikeahui bahwa ukuran perusahaan idak berpengaruh erhadap persisensi laba dengan ingka signifikan sebesar 0,870 jauh lebih besar dari 0,05. Selanjunya pada hasil pengujian keenam dengan menggunakan pendekaan nilai selisih mulak dikeahui bahwa variabel book ax difference idak memoderasi hubungan anara ukuran perusahaan dan persisensi laba. Hal ini dapa diliha dari uji parsial (uji-) pada abel 4.6, nilai signifikansi sebesar 0,62 dimana lebih besar dari 0,05 dan koefisien regresi (B) bernilai negaif yaiu -0,8. Hal ini berari bahwa perusahaan yang berukuran besar memiliki book ax differences ingka persisensi labanya idak semakin inggi. Demikian pula perusahaan yang berukuran kecil dan juga memiliki book ax differences ingka persisensi labanya idak semakin rendah. Ukuran perusahaan baik besar maupun kecil idak dapa mempengaruhi keberlanjuan laba perusahaan aau persisensi laba meskipun perusahaan ersebu memiliki book ax differences yang kecil. Marani dan Persada (2009), menyaakan bahwa ukuran perusahaan dapa memberikan efek gangguan (noise) dimana perusahaan dapa melakukan ax planning dengan cara invesasi ase yang akan memberikan manfaa pajak efekif sehingga efek dari book ax differences menjadi agak bias. Oleh sebab iu, variabel book ax difference idak dapa memperkua aau memperlemah hubungan anara variabel ukuran perusahaan dan persisensi laba.

112 0 Teori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) menyaakan bahwa sisem informasi yang erkandung dalam laporan keuangan berguna unuk membanu invesor dalam memprediksi pengembalian yang dierima di masa yang akan daang. Teori kegunaan-kepuusan (decision-usefulness heory) berdasarkan biaya hisoris, laporan keuangannya idak menunjukkan nilai pengembalian yang akan daang secara langsung. Meskipun laporan keuangan masih akan berguna bagi invesor unuk memprediksi good or bad news sebuah laporan keuangan dimasa yang akan daang. Proses kepuusan yang dikembangkan oleh invesor dalam hal ini adalah menggunakan informasi laporan keuangan secara ne income unuk memperkirakan kemampuan earning di masa yang akan daang.

113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada daa yang dikumpulkan dan pengujian yang elah dilakukan maka dapa diambil kesimpulan bahwa arus kas operasi berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Hal ersebu menunjukkan bahwa arus kas operasi merupakan fakor yang mempengaruhi inggi rendahnya persisensi laba perusahaan. Semakin inggi arus kas operasi sebuah perusahaan maka akan semakin inggi pula ingka persisensi labanya. Informasi arus kas operasi perusahaan dapa dijadikan ala pengecekan aas informasi laba dan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Tingka uang juga berpengaruh posiif dan signifikan erhadap persisensi laba. Hal ersebu menunjukkan bahwa ingka uang merupakan fakor yang mempengaruhi inggi rendahnya persisensi laba perusahaan. Semakin inggi ingka uang sebuah perusahaan maka akan semakin inggi pula ingka persisensi labanya. Invesor cenderung akan memiliki pandangan yang lebih baik erhadap perusahaan dengan ingka uang yang inggi eapi laba perusahaan ersebu persisen aau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan berkelanjuan. Oleh karena iu, pihak manajemen akan berupaya menunjukkan bahwa laba perusahaannya merupakan laba yang persisen, dengan meningkakan kinerja perusahaan. Hal ini dilakukan agar di maa audior dan invesor kinerja perusahaan eap baik dan sabil. 02

114 03 Ukuran perusahaan juga berpengaruh negaif eapi idak signifikan erhadap persisensi laba. Hal ersebu berari ukuran perusahaan idak menjamin bahwa semakin besar ukuran suau perusahaan maka persisensi labanya akan semakin baik. Invesor menganggap perusahaan yang besar belum enu memberikan keunungan yang besar. Ukuran perusahaan idak selalu dapa mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari persisensi laba suau perusahaan. Book ax differences memoderasi pengaruh arus kas operasi erhadap persisensi laba. Hal ini berari bahwa book ax differences merupakan variabel moderaing yang memperkua hubungan anara arus kas operasi dengan persisensi laba. Semakin kecil book ax differences yang dimiliki perusahaan maka perusahaan memiliki poensi persisensi laba yang inggi pada ahun berikunya apabila perusahaan juga memiliki arus kas operasi yang inggi. Book ax differences memoderasi ingka uang erhadap persisensi laba. Hal ini berari bahwa book ax differences merupakan variabel moderaing yang memperkua hubungan anara ingka uang dengan persisensi laba. Semakin kecil book ax differences yang dimiliki perusahaan maka perusahaan memiliki poensi persisensi laba yang inggi pada ahun berikunya apabila perusahaan juga memiliki ingka uang yang inggi. Book ax differences idak memoderasi ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Hal ini berari variabel book ax difference idak memoderasi

115 04 variabel ukuran perusahan dan persisensi laba. Perusahaan yang berukuran besar dan memiliki book ax differences ingka persisensi labanya idak semakin inggi. B. Keerbaasan Peneliian. Variabel yang digunakan dalam peneliian ini erbaas pada variabel arus kas operasi, ingka huang, ukuran perusahaan, dan book ax differences. 2. Sampel yang digunakan dalam peneliian ini hanya erfokus pada perusahaan manufakur yang erdafar Bursa Efek Indonesia periode Unuk iu peneliian selanjunya disarankan memperbesar jumlah sampel sera memperpanjang periode peneliian. C. Implikasi Peneliian Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun implikasi dari peneliian yang elah dilakukan, yakni dinyaakan dalam benuk saran-saran yang diberikan melalui hasil peneliian agar dapa mendapakan hasil yang lebih baik, yaiu:. Bagi para calon invesor yang akan melakukan invesasi di pasar modal, hasil peneliian ini diharapkan dapa berguna sebagai bahan perimbangan dalam pengambilan kepuusan invesasi. 2. Bagi Akunan Publik peneliian ini dapa digunakan sebagai salah sau perimbangan agar pengungkapan yang cukup dan penjelasan yang memadai enang book ax differences yang dilaporkan dalam pelaporan keuangan, sesuai dengan PSAK enang Akunansi Pajak Penghasilan.

116 05 3. Bagi peneliian selanjunya diharapkan dapa mengamai variabel lainnya yang dapa berhubungan dengan persisensi laba. Beberapa variabel ersebu adalah likuidias, volailias penjualan, aa kelola perusahaan, kualias akrual, dan lain sebagainya.

117 DAFTAR PUSTAKA Arikuno, Suharsimi Prosedur Peneliian Suau Pendekaan Prakik. Edisi Revisi VI. Jakara: Rineka Cipa. Asma, Tui Nur. Pengaruh Aliran Kas Dan Perbedaan Anara Laba Akunansi Dengan Laba Fiskal Terhadap Persisensi Laba. Jurnal Akunansi, no. () (203): h. -8. Ayres, Frances L. Percepion of Earnings Qualiy: Wha Managers Need o Know. Managemen Accouning, no. 75 (9) (994): h Azwar, Saifuddin Meode Peneliia. Yogyakara: Pusaka Pelajar. Barh, Mary E., dan Amy P. Huon. Financial Analyss and he Pricing of Accruals. Working paper. Research Paper Series, Graduae School of Business Sanford Universiy, no. (994): h Bowen, Rober M., David Burgsahler, and Lane A. Daley. The Incremenal Informaion Conen of Accrual Versus Cash Flows. The Accouning Review, no. 62 (987): h Brolin, Amos Rico, dan Rohman, Abdul. Pengaruh Book Tax Difference Terhadap Perumbuhan Laba. Diponegoro Journal of Accouning, no. 2 (3) (204): h Chandrarin, Grahia. Laba (Rugi) Selisih Kurs Sebagai Salah Sau Fakor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Akunansi: Buki Empiris dari Pasar Modal Indonesia. Diserasi. Yogyakara: Universias Gadjah Mada, 200. Colombage, Sisira R.N. Consisency and Conroversy in Corporae Financing Pracices: Evidence From An Emerging Marke, Sudies In Economics and Finance. vol. 24 (2007): pp Damayani, Theresia Woro. Perbandingan Akrual dan Pajak Tangguhan Dalam Pengujian Aliran Kas Masa Daang dan Reurn Saham. Jurnal Akunansi, no. 3 (2008): h Darrough, Masako N. Disclousure Policy and Compeision: Courno vs Berrand. The Accouning Review, no. 3 (63) (993): pp Dechow, Paricia M., and Dichev Ilia D. The Qualiy of Accruals and Earnings: The Role of Accrual Esimaion Errors. The Accouning Review, no. (77) (2002): h Dewi dan Puri. Pengaruh book ax differences, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan erhadap persisensi laba. Jurna Akunansi, no. (0) (205). h Dinni, Elly Sarika. Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan erhadap Profiabilias pada Perusahaan Indusry Barang Konsunsi yang Terdafar di Bursa Efek Jakara. Jurnal Akunansi dan Keuangan, no. () (2008): h

118 07 Djamaludin, Subeki dan Handayani Tri Wijayani. Analisis Perbedaan Laba Akunansi dan Laba Fiskal Terhadap Persisensi Laba, Akrual dan Aliran Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdafar di Bursa Efek Jakara. Jurnal Rise Akunansi Indonesia, no. () (2008): h Donaldson, Gordon. Corporae deb capaciy: a sudy of corporae deb policy and he deerminaion of corporae deb capaciy, Harvard Business School, Division of Research. Harvard Universiy. (96). Fadlilah, Anik. Pengaruh Temporary And Permanen Difference erhadap Perumbuhan Laba Dengan Small And Large Book ax difference sebagai Variabel Moderaing. Jurnal Akunansi dan Keuangan, no.2 (4) (203): h Fajri, Achmad dan Sekar Mayangsari.. Pengaruh Perbedaan Laba akunansi Dan Laba Pajak Terhadap Manajemen Laba Dan Persisensi laba Media rise akunansi, Audiing dan informasi, no. (2) (202): h Fanani, Zaenal. Analisis Fakor-Fakor Penenu Persisensi Laba. Jurnal Akunansi dan Keuangan Indonesia, no. (7) 200: h Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program SPSS. Ceakan ke empa. Semarang: Undip. Gu, Zhaoyang, C. Jevons Lee, and Joshua G. Rose. Informaion Environmen and Accrual Volailiy. Working Paper. A. B. Freeman School of Business, Tulane Universiy. no. (2002): h Hadi, Syamsul Meodologi Peneliian Kuaniaif unuk Akunansi & Keuangan. Yogyakara: Ekonisia. Hanlon, Michelle. The Persisence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firm Have Large Book-Tax Difference. The Accouning Review, 80 () (2005): h Harahap, Sofyan Safri Teori Akunansi. Jakara: PT. Raja Grafindo Persada. Hasan, Mudrika Alamsyah, Hardi dan Shella Nika Purwani. Pengaruh book ax differences erhadap persisensi laba. Jurnal Akunansi, no.2 (2) (204): h Hery Akunansi Keuangan Menengah. Jakara: Bumi Aksara. Ikanan Akunan Indonesia Sandar Akunansi Indonesia. Salemba Empa: Jakara. Kusuma, Briliana dan Sadjiaro, R. Arja. Analisa Pengaruh Volailias Arus Kas, Volailias Penjualan, Tingka Huang, Book Tax Gap, dan Taa Kelola Perusahaan Terhadap Persisensi Laba. Tax & Accouning Review, no. (4) (204): h Kormendi, Roger, and Rober Lipe. Earnings Innovaions, Earnings Persisence And Sock Reurn. Journal of Bussiness, no. 3 (60) (987): Lesari, Budi, dan Ardiyano, M. Didik. Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Perumbuhan Laba (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur

119 08 Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia ). Diserasi. Universias Diponegoro. 20. Marani, Aulia dan Eka Persada. Pengaruh Book Tax Gap erhadap Persisensi Laba. Jurnal Akunansi Keuangan, no. (2009): h. -2. Marani, Dwi Perbedaan Laba Akunansi dan Laba Fiskal. Handbook Akunansi Pajak. Universias Indonesia. Meyhi. Pengaruh Arus Kas Operasi erhadap Harga Saham dengan Persisensi Laba Sebagai Variabel Inervening. Simposium Nasional Akunansi 9 Padang. (2006): h Myers, Sewar C., dan Nicholas S. Majluf. "Corporae financing and invesmen decisions when firms have informaion ha invesors do no have." Journal of financial economics, no. (3) (984): h Nasir, Mohamad dan Mariana Ulfah. Analisis Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham Melalui Persisensi Laba Sebagai Variabel Inervening. Jurnal Maksi, no. (8) (2008) h. -3. Nuraini, Mey. Analisis Fakor-Fakor Penenu Persisensi Laba. Jurnal Undip, no. (204): h.-66. Pagalung, G. Kualias Informasi Laba: Fakor-Fakor Penenu dan Konsekuensi Ekonominya. Diserasi. Universias Gajah Mada, Yogyakara Panjaian, Yunia, Dewina, Oky dan Desina K., Sri. Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Dan Resiko Terhadap Reurn Yang Diharapkan Invesor Padaperusahaan-Perusahaan Saham Akif. Jurnal Akunansi, Audiing dan Keuangan Universias Amajaya, no. () (2004): h Penman, Sephen H Financial Saemen Analysis and Securiy Valuaion. Singapore: Mc Graw Hill. Penman, Sephen H. and X.J. Zhang Accouning Conservaism, he Qualiy of Earning and Sock Reurns. Working Paper, Prabowo, Febriano. Analisisis Perbedaan Laba Akunansi Dengan Laba Fiskal Terhadap Persisensi Laba Akrual.Upnvj library. (200). Purwani, Tiik. Analisis Pengaru Volailias Arus Kas, BesaranAkrual, Volailias Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dan Likuidias Terhadap Kualias Laba. Tesis. Fakulas Ekonomi Universias Sebelas Mare Surakara. (200). Puri, A. A. Ayu Ganiri dan Supadmi Ni Luh Pengaruh Tingka Uang dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Persisensi Laba pada Perusahaan Manufakur. E-Jurnal Akunansi Universias Udyana, no. 2 (5) (206): h Qodriyah, Dwi Riza Lailaul. Laba Aau Arus Kas Sebagai Parameer Kinerja Perusahaan Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan. Jurnal Akunansi dan Ekonomi Bisnis, no. () (202): h

120 09 Richardson, S., R. Sloan, M. Soliman, I. Tuna Informaion in Accruals Abou he Qualiy of Earnings. Working Paper, Universiy of Michigan business school. Romasari, Sonya. Pengaruh Persisensi Laba, Srukur Modal, Ukuran Perusahaan dan Alokasi Pajak Anar Periode Terhadap Kualias Laba (Sudi Empiris pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di BEI). Jurnal Akunansi, no. 2 () (203): h Sco, William R Financial Accouning Theory. Fifh Ediion: Canada Prenice Hall. Sani, Carmel Meiden, dan Haiami Abubakar. Pengaruh Perbedaan Lab Akunansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persisensi Laba, Akrual Dan Aru Kas Pada Perusahaan Yang Terdafar Di Bei Tahun , Insiu Bisnis dan Informaika Indonesia. Simposium Nasional Perpajakan II, no. (2009): h. -3. Sanusi, Anwar. 20. Meodologi Peneliian Bisnis. Jakara: Salemba empa. Sapuro, Nugroho Adi. Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Perumbuhan Laba. Diserasi.Universias Diponegoro: Semarang, 20. Sarwono, Jonahan dan Ely Suhayai Rise Akunansi Menggunakan SPSS. Yogyakara: Graha Ilmu Schipper, K. and L. Vincen. Earnings Qualiy. Accouning Horizons, no. (70) (2003): h Seiana, Esa, Dan Rahayu. Analisis Pengaruh Srukur Modal Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Oomoif Yang Terdafar Di Bei Tahun Jurnal Telaah Akunansi Universias Negeri Medan, no. (3) (202): h Siregar, Sylvia Veronica N.P. dan Siddhara Uama. Pengaruh Srukur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Alokasi Pajak Anar Periode Terhadap Pengelolan Laba (Earnings Managemen). Jurnal Rise Akunansi. no. 3 (9) (2006): h Sloan, R. G. Do Sock Prices Fully Reflec Informaion in Accruals and Cash Flows abou Fuure Earnings. The Accouning Review, no. 3 (7) (996): h Saubus. An Induced Theory of Accouning Measuremen. The Accouning Review, (0) (995): h Subramanyam, K. R dan Jhon J Wild Analisis Laporan Keuangan. Buku. Jakara: Salemba Empa. Sudarsono. J Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakara: Gramedia Pusaka Uama. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono Meode Peneliian Kuaniaif dan Kualiaif dan R dan D. Bandung: Alfabea. Ce. Ke 8, h. 37.

121 0 Sukmaningrum, Tanriani, dan Puji Haro. Analisis Fakor-Fakor Yang Mempengaruhi Kualias Informasi Laporan Keuangan Pemerinah Daerah (Sudi Empiris pada Pemerinah Kabupaen dan Koa Semarang). Disserasi. Fakulas Ekonomika dan Bisnis, Undip. (202). Suwandika, I. M. A., dan Asika, I.B.P. Pengaruh Perbedaan Laba Akunansi, Laba Fiskal, Tingka Huang pada Persisensi Laba. E-Jurnal Akunansi Universias Udayana, no. (5) (203): h Suwardjono Teori Akunansi. Yogyakara: Penerbi BPFE. Syahaah, Husein Pokok-Pokok Pikiran Akunansi Islam. Jakara: Media Eka Sarana. Was. R.L. dan J.L. Zimmerman Posiive Accouning Theory. Englewood Cliffs: Prenice-Hall. Wijayani, H.T. Analisis Pengaruh Perbedaan Anara Laba Akunansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persisensi laba, Akrual, dan Arus Kas. Simposium Nasional Akunansi 9, Padang, (2006). Wiryandari, Sani Aryn dan Yuliani. Hubungan Perbedaan Laba Akunansi dan Laba Pajak dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persisensi Laba. Simposium Nasional Akunansi IX, Padang, no. (2008): h Zuriah, Nurul Meode Peneliian Sosial dan Pendidikan. Jakara: Bumi Aksara.

122 L A M P I R A N

123 LAMPIRAN DATA PERUSAHAAN NO CODE Toal Ase ADES 324,493,000, ,094,000,000 44,064,000, ,865,000,000 2 AMFG 2,690,595,000,000 3,5,42,000,000 3,539,393,000,000 3,98,39,000,000 3 ARNA 83,507,593, ,359,770,277,35,244,802,060,259,75,442,875 4 ASII 54,39,000,000,000 82,274,000,000,000 23,994,000,000, ,029,000,000,000 5 BTON 8,75,558,433 45,00,528,067 76,36,296,407 74,57,547,05 6 CPIN 8,848,204,000,000 2,348,627,000,000 5,722,97,000,000 20,862,439,000,000 7 DLTA 696,66,676, ,306,835, ,040,802,000 99,947,34,000 8 DVLA 922,945,38,000,074,69,476,000,90,054,288,000,236,247,525,000 9 EKAD 237,592,308,34 273,893,467, ,60,504,089 4,348,790,570 0 GGRM 39,088,705,000,000 4,509,325,000,000 50,770,25,000,000 58,220,600,000,000 HMSP 9,329,758,000,000 26,247,527,000,000 27,404,594,000,000 28,380,630,000,000 2 ICBP 5,222,857,000,000 7,89,884,000,000 2,267,470,000,000 24,90,2,000,000 3 INDF 53,585,933,000,000 59,389,405,000,000 78,092,789,000,000 85,938,885,000,000 4 INTP 8,5,33,000,000 22,755,60,000,000 26,607,24,000,000 28,884,973,000,000 5 LION 365,85,749, ,497,042,40 498,567,897,6 600,02,76,35 6 MLBI,220,83,000,000,52,048,000,000,782,48,000,000 2,23,05,000,000 7 ROTI 759,36,98,500,204,944,68,223,822,689,047,08 2,42,894,276,26 8 SCCO,455,620,557,037,486,92,37,360,762,032,300,23,656,077,90,00 9 SKLT 24,237,879, ,746,467,756 30,989,488,699 33,574,89, SMCB 0,950,50,000,000 2,68,57,000,000 4,894,990,000,000 7,95,352,000,000 2 SMGR 9,66,602,767,000 26,579,083,786,000 30,792,884,092,000 34,34,666,027, SMSM,327,799,76,7,556,24,342,23,70,03,245,76,749,395,000, STTP 934,765,927,864,249,840,835,890,470,059,394,892,700,204,093, TCID,30,865,062,422,465,952,460,752,465,952,460,752,853,235,343, TOTO,339,570,029,820,522,663,94,388,746,77,682,568 2,027,288,693, TSPC 4,250,374,395,32 4,632,984,970,79 5,407,957,95,805 5,592,730,492, ULTJ 2,80,56,59,057 2,420,793,382,029 2,8,620,982,42 2,97,083,567,355

124 DATA PERUSAHAAN NO CODE Toal Uang ADES 79,972,000,000 76,286,000, ,066,000,000 2 AMFG 658,332,000, ,666,000, ,749,000,000 3 ARNA 332,55,590,87 366,754,98,53 346,944,90,743 4 ASII 92,460,000,000,000 07,806,000,000,000 5,705,000,000,000 5 BTON 3,92,57,823 37,38,882,63 27,57,328, 6 CPIN 4,72,63,000,000 5,77,297,000,000 9,99,50,000,000 7 DLTA 47,095,322,000 90,482,809, ,473,88,000 8 DVLA 233,44,997, ,35,336, ,86,042,000 9 EKAD 8,95,660,390 05,893,942,734 38,49,558,606 0 GGRM 4,903,62,000,000 2,353,980,000,000 24,99,880,000,000 HMSP 2,939,07,000,000 3,249,559,000,000 4,882,56,000,000 2 ICBP 5,835,523,000,000 8,00,739,000,000 9,870,264,000,000 3 INDF 25,249,68,000,000 39,79,660,000,000 44,70,509,000,000 4 INTP 3,336,422,000,000 3,629,554,000,000 4,00,72,000,000 5 LION 6,667,655,3 82,783,559,38 56,23,759,272 6 MLBI 822,95,000, ,65,000,000,677,254,000,000 7 ROTI 538,337,083,673,035,35,397,437,82,77,92,472 8 SCCO 832,876,706,628,054,42,70,969 84,64,670,29 9 SKLT 20,263,906,808 62,339,35,053 78,206,785,07 20 SMCB 3,750,46,000,000 6,22,043,000,000 8,436,760,000,000 2 SMGR 3,750,46,000,000 6,22,043,000,000 9,32,24,09, SMSM 646,095,282, ,304,234, ,558,000, STTP 670,49,495, ,930,985, ,60,280, TCID 64,75,376, ,96,770, ,730,90, TOTO 624,499,03,875 70,527,268, ,096,37, TSPC,279,828,890,909,545,006,06,565,460,39,494,40 27 ULTJ 744,274,268, ,474,448,056 65,985,807,625

125 DATA PERUSAHAAN NO CODE Laba Bersih ADES 25,868,000,000 83,376,000,000 55,656,000,000 3,02,000,000 2 AMFG 336,995,000, ,609,000, ,358,000, ,635,000,000 3 ARNA 95,949,405,045 58,648,349,30 237,697,93,883 26,65,053,29 4 ASII 2,348,000,000,000 22,460,000,000,000 23,708,000,000,000 22,5,000,000,000 5 BTON 9,05,35,663 24,654,02,986 25,638,457,550 7,822,805,0 6 CPIN 2,362,497,000,000 2,680,827,000,000 2,528,690,000,000,746,644,000,000 7 DLTA 5,75,042,000 23,42,077, ,498,062, ,073,432,000 8 DVLA 20,95,340,000 48,909,089,000 25,796,473,000 80,929,476,000 9 EKAD 27,747,625,873 36,97,747,370 39,450,652,82 40,756,078,282 0 GGRM 4,958,02,000,000 4,068,7,000,000 4,383,932,000,000 5,395,293,000,000 HMSP 8,05,057,000,000 9,805,42,000,000 0,807,957,000,000 0,04,995,000,000 2 ICBP 2,064,049,000,000 2,287,242,000,000 2,286,639,000,000 2,522,328,000,000 3 INDF 5,07,425,000,000 4,87,745,000,000 5,6,247,000,000 4,82,68,000,000 4 INTP 3,60,56,000,000 4,763,388,000,000 5,27,953,000,000 5,53,766,000,000 5 LION 52,535,47,70 85,373,72,654 64,76,350,86 49,00,630,02 6 MLBI 507,382,000, ,405,000,000,7,229,000, ,883,000,000 7 ROTI 5,932,533,042 49,49,548,025 58,05,270,92 88,577,52,074 8 SCCO 09,826,48,329 69,74,648,69 04,962,34,423 37,68,900,727 9 SKLT 5,976,790,99 7,962,693,77,440,04,88 6,480,74, SMCB,054,987,000,000,38,404,000,000,006,363,000, ,42,000,000 2 SMGR 3,960,604,545,000,38,404,000,000,006,363,000,000 5,587,345,79, SMSM 24,576,270, ,635,403, ,223,000, ,436,000, STTP 42,675,54,847 74,626,894,456 4,462,43,992 23,465,403, TCID 40,295,062,64 50,803,44,969 60,563,780,833 74,908,49,0 25 TOTO 28,724,06, ,695,643, ,557,53,62 294,63,908, TSPC 585,308,879, ,568,078,78 674,46,72, ,873,677, ULTJ 28,449,344, ,43,69, ,27,420, ,360,94,2

126 DATA PERUSAHAAN NO CODE Toal Arus kas operasi ADES 87,274,000,000 40,02,000,000 0,377,000,000 2 AMFG 4,35,000,000 55,87,000, ,250,000,000 3 ARNA 237,695,889, ,878,036, ,937,995,96 4 ASII 8,930,000,000,000 2,25,000,000,000 4,963,000,000,000 5 BTON 25,855,526,275,077,976,307 7,643,755,00 6 CPIN,689,376,000,000 2,06,273,000, ,22,000,000 7 DLTA 348,72,04, ,44,252,000 64,246,83,000 8 DVLA 06,93,80,000 06,93,80,000 04,436,37,000 9 EKAD 28,582,923,69 23,22,236,950 4,64,305,865 0 GGRM,657,776,000,000 2,472,97,000,000 3,953,574,000,000 HMSP 4,087,495,000,000 0,802,79,000,000,03,95,000,000 2 ICBP 3,053,526,000,000,993,496,000,000 3,860,843,000,000 3 INDF 7,49,046,000,000 6,928,790,000,000 9,269,38,000,000 4 INTP 5,674,822,000,000 5,49,268,000,000 5,344,607,000,000 5 LION 66,606,29,3 52,556,704,69 6,833,303,338 6 MLBI 539,860,000,000,8,049,000,000 93,005,000,000 7 ROTI 89,548,542,83 34,587,624, ,975,69,3 8 SCCO 37,53,872,387 20,804,645,848 62,7,28,87 9 SKLT 5,259,83,768 26,893,558,457 23,398,28, SMCB,692,2,000,000 2,262,247,000,000,709,438,000,000 2 SMGR,692,2,000,000 2,262,247,000,000 6,72,70,878, SMSM 4,044,895,69 448,032,000, ,864,000, STTP 24,460,960,446 58,655,739,90 98,56,35, TCID 250,453,743, ,85,906,566 23,55,62, TOTO 88,37,480, ,627,072, ,708,638,90 26 TSPC 635,028,604, ,669,480,64 52,956,089, ULTJ 500,334,20,664 95,989,263,645 28,022,639,236

127 DATA PERUSAHAAN NO CODE Pajak Penghasilan ADES 6,745,000,000 3,538,000,000 0,490,000,000 2 AMFG 7,203,000,000 2,395,000,000 39,72,000,000 3 ARNA 53,587,85,620 78,65,688,576 86,728,384,822 4 ASII 5,56,000,000,000 5,226,000,000,000 5,527,000,000,000 5 BTON 7,629,65,556 7,389,50,663,949,356,382 6 CPIN 695,627,000, ,643,000, ,248,000,000 7 DLTA 74,083,993,000 87,897,926,000 9,445,380,000 8 DVLA 55,567,957,000 49,960,304,000 24,936,967,000 9 EKAD,732,752,262 2,537,650,003 7,965,699,44 0 GGRM,46,935,000,000,552,272,000,000,80,552,000,000 HMSP 3,437,96,000,000 3,69,224,000,000 3,537,26,000,000 2 ICBP 745,463,000, ,699,000, ,044,000,000 3 INDF,530,954,000,000,252,072,000,000,828,27,000,000 4 INTP,476,62,000,000,582,860,000,000,55,593,000,000 5 LION 8,278,323,727 20,265,74,260 3,856,09,24 6 MLBI 53,856,000, ,76,000, ,495,000,000 7 ROTI 50,643,432,736 52,789,633,24 64,85,387,029 8 SCCO 54,934,478,087 40,96,34,423 44,728,34,629 9 SKLT 3,70,89,570 5,57,77,350 7,063,322, SMCB 52,92,000, ,243,000, ,528,000,000 2 SMGR 52,92,000, ,243,000,000,57,88,688, SMSM 82,758,26,06 08,442,000,000 9,683,000, STTP 8,490,66,532 28,362,006,77 44,299,638,03 24 TCID 52,889,300,559 58,49,236,079 65,4,435,5 25 TOTO 00,336,37,73 86,647,35,83 88,078,89, TSPC 77,203,624,605 9,400,294,29 58,439,557, ULTJ 04,538,495,699,592,767,209 9,996,03,563

128 DATA PERUSAHAAN NO CODE Penghasilan Kena Pajak ADES 53,02,000,000 9,707,000,000 48,490,000,000 2 AMFG 499,940,000, ,272,000, ,952,000,000 3 ARNA 223,530,93,69 324,658,58, ,525,406,284 4 ASII 5,879,000,000,000 5,405,000,000,000 5,405,000,000,000 5 BTON 29,933,867,095 29,278,954,775 7,739,972,409 6 CPIN 2,978,877,000,000 2,885,984,000,000 3,29,369,000,000 7 DLTA 25,448,207, ,485,366, ,480,862,000 8 DVLA 67,509,579,000 6,57,490,000 4,843,08,000 9 EKAD 48,373,063,560 5,73,480,20 58,047,902,264 0 GGRM 5,502,436,000,000 5,750,486,000,000 6,472,786,000,000 HMSP 3,74,7,000,000 4,536,365,000,000 3,580,652,000,000 2 ICBP 2,864,47,000,000 3,4,253,000,000 3,769,745,000,000 3 INDF,544,63,000,000 79,248,000,000,544,63,000,000 4 INTP 5,904,042,000,000 6,467,486,000,000 5,956,970,000,000 5 LION 76,8,293,232 79,379,79,68 59,082,84,646 6 MLBI 560,532,000,000,9,32,000, ,76,000,000 7 ROTI 8,62,6,000 28,38,334,500 93,404,227,84 8 SCCO 20,50,533,369 37,933,050,402 60,458,580,43 9 SKLT 8,258,895,022 0,999,399,0 22,327,446, SMCB 2,060,356,000,000,427,609,000,000,299,736,000,000 2 SMGR 4,50,942,607,000 4,534,394,530,000 4,622,43,725, SMSM 229,82,5, ,876,650, ,850,000, STTP 93,092,54,55 49,339,387,864 89,45,533, TCID 249,29,688, ,889,89,47 274,028,74, TOTO 389,768,62, ,58,594, ,578,4, TSPC 370,982,845, ,097,72,33 280,866,34, ULTJ 446,42,92,06 490,660,338,685 45,340,236,545

129 DATA PERUSAHAAN NO CODE Ase Raa-Raa ADES 356,793,500,000 45,079,000, ,964,500,000 2 AMFG 2,903,008,000,000 3,327,407,000,000 3,728,892,000,000 3 ARNA 884,433,68,977,036,302,286,69,97,20,22,468 4 ASII 68,296,500,000,000 98,34,000,000, ,0,500,000,000 5 BTON 3,908,043,250 60,68,42,237 75,46,92,7 6 CPIN 0,598,45,500,000 4,035,42,000,000 8,292,38,000,000 7 DLTA 720,736,755, ,73,88, ,493,968,000 8 DVLA 998,88,397,000,32,372,882,000,23,50,906,500 9 EKAD 255,742,887, ,747,485, ,475,47,330 0 GGRM 40,299,05,000,000 46,39,788,000,000 54,495,425,500,000 HMSP 22,788,642,500,000 26,826,060,500,000 27,892,62,000,000 2 ICBP 6,52,370,500,000 9,543,677,000,000 23,088,840,500,000 3 INDF 56,487,669,000,000 68,74,097,000,000 82,05,837,000,000 4 INTP 20,453,245,500,000 24,68,200,500,000 27,746,07,000,000 5 LION 399,656,395, ,032,469,65 549,335,306,738 6 MLBI,86,430,500,000,467,098,000,000 2,006,599,500,000 7 ROTI 982,040,799,862,53,86,864,66,982,79,66,662 8 SCCO,47,270,964,99,624,476,835,742,709,054,745,067 9 SKLT 23,992,73, ,867,978,228 36,782,90,68 20 SMCB,559,509,000,000 3,53,753,500,000 6,045,7,000,000 2 SMGR 23,20,343,276,500 28,685,983,939,000 32,553,775,059, SMSM,442,007,029,92,628,658,793,695,725,249,22, STTP,092,303,38,877,359,950,5,39,585,3,744, TCID,298,408,76,587,465,952,460,752,659,593,902,94 25 TOTO,43,6,972,04,634,420,798,478,886,733,88,23 26 TSPC 4,44,679,683,020 5,020,47,443,262 5,500,344,204, ULTJ 2,300,654,950,543 2,66,207,82,086 2,864,352,274,749

130 LAMPIRAN 2 DATA INPUT ARUS KAS OPERASI TINGKAT UTANG UKURAN PERUSAHAAN BOOK TAX DIFFERENCES PERSISTENSI LABA NO CODE ADES AMFG ARNA ASII BTON CPIN DLTA DVLA EKAD GGRM HMSP ICBP INDF INTP LION MLBI ROTI SCCO SKLT SMCB SMGR SMSM STTP TCID TOTO TSPC ULTJ

131 LAMPIRAN 3 Hasil Regresi Persisensi Laba Tahun 202 ADES a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT AMFG a Model Unsandardized Sandardized (Consan) 9 7 EIT_ a. Dependen Variable: EIT ARNA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) 8 EIT_ a. Dependen Variable: EIT

132 ASII a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT BTON a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT CPIN a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT DLTA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

133 DVLA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT EKAD a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT GGRM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT GJTL a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

134 HMSP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ICBP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT INDF a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT INTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

135 JPFA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT KICI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT LION a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT MERK a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

136 MLBI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ROTI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SCCO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SKLT a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

137 SCMB a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMGR a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMSM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT STTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

138 TCID a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TOTO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TRST a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TSPC a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

139 ULTJ a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT Tahun 203 ADES a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT AMFG a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

140 ARNA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ASII a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT BTON a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT CPIN a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

141 DLTA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT DVLA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT EKAD a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT GGRM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

142 GJTL a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT HMSP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ICBP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT INDF a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

143 INTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT JPFA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT KICI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT LION a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

144 MERK a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT MLBI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ROTI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SCCO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

145 SKLT a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMCB a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMGR a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMSM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

146 STTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TCID a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TOTO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TRST a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

147 TSPC a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ULTJ a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ADES TAHUN 204 a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT AMFG a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

148 ARNA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ASII a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT BTON a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT CPIN a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

149 DLTA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT DVLA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT EKAD a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT GGRM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

150 GJTL a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT HMSP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ICBP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT INDF a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

151 INTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT JPFA a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT KICI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT LION a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

152 MERK a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT MLBI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ROTI a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SCCO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

153 SKLT a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMCB a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMGR a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT SMSM a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

154 STTP a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TCID a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TOTO a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT TRST a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

155 TSPC a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT ULTJ a Model Unsandardized Sandardized (Consan) EIT_ a. Dependen Variable: EIT

156 LAMPIRAN 4 A. UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descripive Saisics N Minimum Maximum Mean Sd. Deviaion Variance Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference Persisensi Laba Valid N (liswise) 8 B. UJI ASUMSI KLASIK. Uji Normalias

157 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes Unsandardized Residual N 8 Mean Normal Parameers a,b Sd. Deviaion Absolue.098 Mos Exreme Differences Posiive.098 Negaive Kolmogorov-Smirnov Z.88 Asymp. (2-ailed).49 a. Tes disribuion is Normal. b. Calculaed from daa.

158 2. Uji Mulikolinierias a Model Unsandardized Sandardized Collineariy Saisics (Consan) Tolerance VIF Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference a. Dependen Variable: Persisensi Laba 3. Uji Heeroskedasisias

159 Uji Glajser a Model Unsandardized Sandardized (Consan) Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan Book ax Difference a. Dependen Variable: AbsU 4. Uji Auokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae Durbin-Wason.590 a a. Predicors: (Consan), Book ax Difference, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan, Tingka Uang b. Dependen Variable: Persisensi Laba C. Uji Hipoesis. Analisis Regresi Linear Berganda Model Summary Model R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae.587 a a. Predicors: (Consan), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi, Tingka Uang

160 ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Regression b Residual Toal a. Dependen Variable: Persisensi Laba b. Predicors: (Consan), Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi, Tingka Uang a Model Unsandardized Sandardized (Consan) Arus Kas Operasi Tingka Uang Ukuran Perusahaan a. Dependen Variable: Persisensi Laba 2. Analisis Regresi Nilai Selisih Mulak Model Summary Model R R Square Adjused R Square Sd. Error of he Esimae.700 a a. Predicors: (Consan), AbsX3_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Book ax Difference, Zscore: Arus Kas Operasi, Zscore: Tingka Uang, AbsX_M, AbsX2_M

161 ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Regression b Residual Toal a. Dependen Variable: Persisensi Laba b. Predicors: (Consan), AbsX3_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Book ax Difference, Zscore: Arus Kas Operasi, Zscore: Tingka Uang, AbsX_M, AbsX2_M a Model Unsandardized Sandardized (Consan) Zscore: Arus Kas Operasi Zscore: Tingka Uang Zscore: Ukuran Perusahaan Zscore: Book ax Difference AbsX_M AbsX2_M AbsX3_M a. Dependen Variable: Persisensi Laba

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171 DAFTAR RIWAYAT HIDUP SUKMAN, Lahir di Barru Kab. Barru provinsi Sulawesi Selaan pada anggal 2 Februari 994, merupakan anak sulung dari Laemma dan Sunari. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnaya di SD Inpres Kalompi Kec. Barru Kab. Barru lulus pada ahun 2006, kemudian melanjukan pendidikan di SMP Negeri 3 Barru Kec. Barru Kab. Barru lulus pada ahun 2009 dan selanjunya SMA Negeri Barru Kec. Barru Kab. Barru dan lulus ahun 202 dan mulai ahun 202 sampai degan penulisan skripsi ini penulis masih erdafar sebagai mahasiswa Program S Jurusan Akunansi, Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universias Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 50

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

TINGKAT HUTANG, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCE

TINGKAT HUTANG, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCE TINGKAT HUTANG, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Sudi Empiris pada Perusahaan yang Terdafar di Indeks LQ45 Bursa Efek

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci