Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Raudhatul Husni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM"

Transkripsi

1 PENGARU MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERADAP MANAJEMEN LABA (Sudi Empiris Perusahaan Propery Dan Real Esae Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Raudhaul usni Pembimbing: Sari Surya, SE, MM ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk menguji pengaruh mekanisme good corporae governance, yang melipui : (kepemilikan insiusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris,ukuran dewan direksi,komie audi), sera leverage dan profiabilias erhadap manajemen laba. Sampel 20 perusahaan propery dan real esae yang erdafar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan purposive sampling yang menerbikan laporan keuangan dari ahun Meode analisis dari peneliian ini menggunakan regresi berganda. asil peneliian menunjukkan bahwa: kepemilikan insiusional, leverage dan profiabilias idak berpengaruh erhadap manajemen laba, sedangkan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba. Secara bersama-sama mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias berpengaruh erhadap manajemen laba. Kaa Kunci : Mekanisme Good Corporae Governance, Leverage, Profiabilias, Manajemen Laba PENDAULUAN Bisnis propery memberikan peluang dan kesempaan yang cukup erbuka unuk berkembang. Beberapa fakor yang mempengaruhinya anara lain: pengadaan rumah selalu berkurang, dibandingkan kebuuhan rumah masyaraka, ingka suku bunga KPR relaif rendah dan cenderung idak sabil. Selain iu, bisnis ini didukung oleh perminaan pasar di anah air erhadap beragam produk propery, sehingga banyak invesor mengalihkan dananya dari deposio ke anah, apalagi seiap ahun harga anang di Indonesia meningka anara persen, dan disisi lain area luasan anah di pelosok Nusanara jusru kian berkurang seiring banyaknya perminaan pasar propery (Ichsan, 2012) dalam Beria Realesae Indonesia. Terbukanya peluang ersebu, enunya menjadi suau kesempaan unuk mengundang para invesor asing maupun domesik unuk dapa berinvesasi di dalam negeri, sehingga dana akan mengalir ke Indonesia melalui penanaman modal asing, dan dapa memberikan profi unuk membanu perumbuhan bisnis real esae di Indonesia. Bagi pihak invesor, laporan keuangan berguna dalam pengambilan kepuusan yang naninya dapa memaksimalkan invesasinya. Sedangkan bagi pihak krediur, laporan keuangan digunakan unuk membanu mereka dalam memuuskan pinjaman dan bunga yang harus dibayar dan bagi pemerinah, laporan keuangan digunakan unuk mengaur akivias perusahaan, meneapkan kebijakan pajak, dan unuk menyusun saisik pendapaan nasional (Subramanyam dan Wild 2010). Dalam proses penyusunan laporan keuangan, informasi yang disajikan harus mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya agar dapa digunakan oleh para pengguna sebagai dasar pengambilan kepuusan. Laba juga dapa

2 digunakan sebagai ala unuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode erenu eruama dalam menaksir kinerja aas peranggung jawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan seringkali disalah gunakan oleh manajemen dengan melakukan perubahan dalam penggunaan meode akunansi, sehingga akan mempengaruhi jumlah laba yang diampilkan dalam laporan keuangan. al ini sering dikenal dengan isilah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suau indakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang dapa mempengaruhi ingka laba yang diampilkan (Subramanyam dan Wild, 2010). Menuru Surifah (1999,dalam Widyaningdyah 2001) menyaakan bahwa manajemen laba dapa menggurangi kredibilias laporan keuangan apabila digunakan unuk mengambil kepuusan, karena manajemen laba merupakan suau benuk manipulasi aas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi anara manajer dan pihak eksernal perusahaan. Tujuan dari manajemen laba adalah unuk meningkakan kesejaheraan pihak erenu walaupun dalam jangka panjang idak erdapa perbedaan laba kumulaif perusahaan dengan laba yang dapa diidenifikasikan sebagai suau keunungan Fischer dan Rosenzweirg, (1995 dalam eraway, 2008). Manajemen laba dapa mengakibakan laporan keuangan yang dihasilkan menjadi bias. Maksud dari bias adalah bahwa laporan ersebu menggunakan meode-meode akunansi erenu sehingga menimbulkan laporan keuangan yang sesuai dengan kebuuhan invesor aau keinginan manajer. Unuk meminimumkan erjadinya indakan manajemen laba, maka perusahaan perlu menerapkan mekanisme good corporae governance dalam sysem pengendalian dan pengelolaan perusahaan. Mekanisme good corporae governance dilakukan unuk TINJAUAN PUSTAKA Manajemen laba (earnings managemen) adalah suau inervensi dalam proses pelaporan keuangan eksernal dengan maksud unuk memperoleh keunungan pribadi (Subramanyam memasikan bahwa pemilik aau pemegang saham memperoleh pengembalian (reurn dari kegiaan yang dijalankan oleh agen aau manajer (Schleifer dan Visny, 1997 dalam Siswanaya, 2007). Corporae governance merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak unuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar ercapai keseimbangan anara kekuaan dan kewenangan perusahaan (Suedi, 2011). Prakek corporae governance dapa berjalan dengan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip yang erdiri dari ransparansi (Transparency), akunabilias (accounabiliy), kewajaran (fairness) dan responsibilias (responsibiliy). Transparansi, berhubungan dengan kualias informasi yang disampaikan perusahaan secara akura dan epa waku. Akunabilias, dengan mendorong opimalisasi para dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan ugas dan fungsinya secara professional. Kewajaran dengan memaksimalkan upaya perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh shareholders anpa kecuali. Responsibilias, dengan mendorong opimalisasi peran sakeholders dalam mendukung program-program perusahaan. (Komie Nasional Kebijakan Governance 2006). Berdasarkan uraian laar belakang peneliian ini, maka penulis erarik mengangka judul peneliian Pengaruh Mekanisme Good Corporae Governance, Leverage dan Profiabilias Terhadap pada Perusahaan Propery dan Real Esae di Bursa Efek Indonesia Tahun Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di aas, maka dapa dirumuskan permasalahan yang ingin dielii penulis yaiu: Apakah mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias berpengaruh erhadap manajemen laba? dan Wild 2010). Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada fakor-fakor fundamenal perusahaan, yaiu dengan inervensi pada penyusunan laporan keuangan.

3 Good Corporae Governance Prinsip-Prinsip Good Corporae Governance Organizaion for Economic Co-Operaion and Developmen (OECD) pada ahun 1999 (direvisi pada ahun 2004) elah menerbikan dan mempublikasikan OECD Principles of Corporae Governance unuk membanu mengevaluasi dan meningkakan kerangka hukum, insiusional, dan regulaori corporae governance dan memberikan pedoman dan saran-saran unuk pasar modal, invesor perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki peran dalam pengembangan corporae governance. Adapun prinsip-prinsip dasar yang dapa diperhaikan dalam corporae governance, yaiu sebagai beriku (Suedi, 2011): 1. Transparansi (Transparency) Unuk menjaga obyekivias dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang maerial dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh sakeholder.. 2. Akunabilias (Accounabiliy) Perusahaan harus dapa memperanggung jawabkan kinerjanya secara ransparan dan wajar. Unuk iu perusahaan harus dikelola secara benar, erukur, dan sesuai dengan kepeningan perusahaan dengan eap memperkan kepeningan pemegang saham dan sakeholder lain.. 3. Responsibiy (Responsibiliy) Perusahaan harus memauhi perauran perundang-undangan sera melaksanakan anggung jawab erhadap masyaraka dan lingkungan sehingga dapa erpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapa pengakuan sebagai good corporae ciizen. 4. Independensi (Independency) Unuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan idak saling mendominasi dan idak dapa diinervensi oleh pihak lain. 5. Kewajaran dan Kesearaan (Fairness) Dalam melaksanakan kegiaannya, perusahaan harus senaniasa memperlihakan kepeningan pemegang saham dan sackeholder lainnya Berdasarkan asas kewajaran dan keseaaraan. Kerangka Konsepual Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Mekanisme GCG - Kepemilikan Insiusional (X1) - Komisaris Independen (X2) - Ukuran dewan Profiabilias Sumber : Di olah unuk dikembangkan ipoesis Berdasarkan kajian eori dan kerangka konsepual di aas, maka dapa penulis kemukakan hipoesis yang ingin dibukikan: 1 : Di duga kepemilikan insiusional berpengaruh erhadap manajemen 2 : 3 : 4 : Manajemen Laba laba. Di duga dewan komisaris independen berpengaruh erhadap manajemen laba. Di duga ukuran dewan komisaris berpengaruh erhadap manajemen laba. Di duga ukuran dewan direksi berpengaruh erhadap manajemen laba 5 : Di duga komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba 6 : Di duga leverage berpengaruh erhadap manajemen laba

4 7 : Di duga profiabilias berpengaruh erhadap manajemen laba 8 : Di duga secara bersama-sama mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias berpengaruh erhadap manajemen laba. METODE PENELITIAN Jenis Peneliian Peneliian yang dilakukan merupakan peneliian hubungan kausal (causal effec), yaiu suau peneliian yang dilakukan erhadap faka-faka unuk membukikan secara empiris enang pengaruh suau variable dengan variable lain, yaiu faka empiris pengaruh kepemilikan insiusional, Dewan komisaris independen, Populasi dan Sampel Populasi Populasi diarikan sebagai wilayah generalisasi yang erdiri aas objek/subjek yang mempunyai kualias dan karakerisik erenu yang dierapkan oleh penelii unuk dipelajari dan karakerisik erenu yang dieapkan oleh penelii unuk dipelajari dan kemudian diarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakerisik yang relaif sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 2009). Pemilihan sampel peneliian ini didasarkan pada meode non probabiliy sampling, epanya meode purposive sampling, yaiu pemilihan sampel berdasarkan krieria aau perimbangan erenu (Jogiyano, 2004). Adapun krieria pengambilan sampel yang penulis eapkan, adalah: 1. Telah erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada ahun Menerbikan laporan keuangan dari ahun Memiliki daa mengenai kepemilikan insiusional, dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan komie audi. 4. Laporan keuangan elah diaudi oleh Audior Independen. bilias, dan manajemen laba. Variabel Peneliian Variabel Independen (variabel Bebas) Yaiu variabel yang nilainya idak erganung pada variabel lain aau variabel yang idak mempunyai bariabel lainnya. Dalam peneliian ini variabel independen adalah mekanisme corporae governance yang erdiri dari: a. Kepemilikan Insiusional Kepemilikan insiusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh insiusi keuangan seperi perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan invesmen banking (Sylvia dan Sidhara, 2005). Dalam Gideon (2005), persenase saham erenu yang dimiliki oleh insiusi dapa mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang idak menuup kemungkinan erdapa Kepemilikan Insiusional = Jumlah saham yang dimiliki insvesorinvesasi Toalmodal saham perusahaanyangberedar (Guna dan eraway 2010) b. Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggoa dewan komisaris yang idak berafiliasi dengan manajemen, anggoa dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, sera bebas dari hubungan bisnis aau hubungan lainnya yang dapa mempengaruhi kemampuannya unuk berindak independen aau berindak semaa-maa demi kepeningan perusahaan (KNKG,2004). Komisaris Independen = Jumlahanggoa dewankomisaris dari Seluruhanggoa dewankomisari Ukuran Dewan Komisaris Menuru Beiner e al (2003, dalam Ujiyanho dan Pramuka, 2007), Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggoa dewan komisaris perusahaan. Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan indicaor jumlah anggoa dewan komisaris suau perusahaan. Dewan Komisaris = Jumlah Anggoa dewan Komisaris c. Ukuran Dewan Direksi Dewan direksi yaiu dewan yang dipilih oleh pemegang saham, berugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, dengan ujuan kepeningan para pemegang saham (Iqbal,

5 2007). Dewan direksi pada perusahaan berindak sebagai agen dalam perusahaan. Direksi menjalankan kegiaan operaional perusahaan dan juga berdasarkan aas Dewan Direksi = Jumlah Seluruh Anggoa Dewan Direksi d. Komie Audi Kep. 29/PM/2004 menyebukan bahwa komie audi adalah komie yang dibenuk oleh dewan komisaris unuk melakukan ugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Ukuran komie audi dijelaskan dalam kepuusan Direksi BEJ Nomor: KEP-399/BEJ/07/-2001 Komie audi di ukur dengan indikaor jumlah anggoa komie audi, dalam (Widyamaja, 2010) KMA = Jumlah Komie Audi e. Leverage Leverage keuangan digunakan dengan harapan dapa meningkakan pengembalian ke para pemegang saham biasa. Leverage yang idak mengunungkan (unfavourable) aau negaive erjadi keika perusahaan idak memiliki hasil sebanyak biaya pendanaan eapnya (Van orne, 2007). Toal u an g Leverage = (arahap, 2006) Toal Ase f. Profiabilias Laba merupakan indikaor kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan. Laba berfungsi unuk mengukur efekivias bersih dari sebuah usaha bisnis. Kinerja suau perusahaan dapa diliha dari ingka perolehan laba dalam hubungannya dengan penjualan, oal akiva maupun modal sendiri (Sarono dalam erni dan Susano, 2008). Laba Bersih ROA = (arahap, 2006) Toal Akiva Variabel Dependen (Variabel Terika) Variabel dependen dalam peneliian ini adalah manajemen laba. Teori keagenan elah memunculkan sebuah konflik keagenan. al ini dipacu dengan adanya perbedaan kepeningan anara principal dan agen. Konflik keagenan ini dapa mengakibakan adanya sifa manajemen melaporkan laba secara oporunis yang sesuai dengan kepeningan pribadinya Schipper (dalam Subramnyam dan Wild, 2010) menyebukan bahwa manajemen laba merupakan suau inervensi dengan maksud erenu erhadap proses pelaporan keuangan eksernal dengan sengaja Dechow e al. (dalam Ujianho dan Pramuka, 2007), menyebukan bahwa penggunaan discreionary accruals sebagai proksi manajemen laba di dengan menggunakan Modified Jones Model karena model ini dianggap lebih baik di anara model lain unuk mengukur manajemen laba. TAC=Ni- CFOi... (1) Nilai oal accrual (TA) yang diesimasikan dengan persamaan regresi sebagai beriku : TAi / Ai 1 = β11/ Ai 1 + β2 Rev / Ai 1 + β3 PPEAi / 1 + ( ) ( ) ( ) e Dengan menggunakan koefisien regresi di aas nilai non discreionary accruals (NDA) dapa di dengan rumus: NDAi = β1 1/ Ai 1+ β2 Rev / Ai 1 Rec / Ai 1+ β3 PPE / Ai 1 ( ) ( ) ( ) Selanjunya discreionary accrual (DA) dapa di sebagai beriku: DAi = TAi / Ai 1 NDAi... (Dechow e al) Keerangan : DAi = Discreionary Accruals perusahaan i pada periode ke NDAi = Non Discreionary Accruals perusahaan i pada period eke Tai = Toal akrual perusahaan i pada periode ke Ni = Laba bersih perusahaan i pada periode ke CFOi = Aliran kas dari akivias operasi perusahaan i pada period eke Ai-1 = Toal akiva perusahaan i pada periode ke -1 Rev = Perubahan pendapaan perusahaan i pada periode ke PPE = Akiva eap perusahaan pada periode ke Rec = Perubahan piuang perusahaan i pada periode ke e = error Meode Analisis Daa Daa yang diperoleh dari peneliian ini akan dianalisis dengan mengunakan saisik unuk

6 menguji hipoesis dan variabel yang digunakan. Daa ersebu dianalisis dengan menggunakan meode analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS (Saisical Program For Social Science). Ini dimaksudkan unuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila ada dua aau lebih variabel independen sebagai predior. Jadi, analisis regresi berganda bila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2009). Analisis Deskripif Saisik deskripif ini berujuan unuk memberikan gambaran erhadap daa-daa pada variabel peneliian yang digunakan dalam peneliian. Selain iu analisis deskripif juga merupakan kegiaan mengelompokkan aau memisahkan komponen-komponen aau bagianbagian yang relevan dari keseluruhan daa (Idris, 2008). Gambaran ersebu anara lain erdiri dari nilai mean, sum, sandar deviasi, minimum, dan maksimum. Uji Asumsi Klasik Uji Normalias Uji normalias berujuan unuk menguji apakah dalam model regresi, variabel erika dan variabel bebas keduanya mempunyai disribusi normal aaukah idak. Model regresi yang baik adalah memiliki Disribusi normal akan membenuk sau garis lurus diagonal, dan floing daa akan dibandingkan dengan garis diagonal. Pengujian normalias daa dalam peneliian ini dengan meliha melalui sebaran plo pada Graph P-P Plo berbenuk linier dan erumpu disekiar garis diagonal P-P Plo (Ghozali, 2005) Uji Mulikolinierias Uji mulikolinearias berujuan unuk menguji apakah model regresi diemukan adanya korelasi anar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya idak erjadi korelasi di anara variabel bebas. Jika variabel bebas saling Deeksi erhadap ada idaknya mulikolonearias yaiu dengan menganalisis nilai olerance sera VIF > 1.0 dan nilai olerance < 1.0 (Ghozali, 2005). Uji Auokorelasi Uji auokorelasi digunakan unuk menguji apakah model regresi ada korelasi anara residual pada periode dengan residual pada periode sebelumnya (-1). Model regresi yang baik adalah yang idak adanya masalah auokorelasi. Meode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Wason (Uji DW). Pengambilan kepuusan pada uji DW sebagai beriku:s 1. Du<dw<4-du maka o dierima, arinya idak erjadi auokorelasi 2. Dw<dl aau dw>4dl maka o diolak, arinya erjadi auokorelasi 3. dl < dw < dl aau 4-du < dw < 4-dl, arinya idak ada kepasian aau kesimpulan yang pasi. Uji eeroskedasisias Uji heeroskedasisias berujuan unuk mengeahui apakah dalam model regresi erjadi keidaksamaan varian dari suau residual pengamaan ke pengamaan yang lain. Salah sau cara unuk mendekai heeroskedasisias adalah dengan meliha grafik scaerplo anara nilai prediksi variable erkai (ZPRED) dengan residualnya (SPESID). Jika ada iik-iik membenuk pola erenu yang eraur seperi bergelombang, melebar, kemudian menyempi maka elah erjadi heeroskedasisias. Jika iikiik menyebar di aas dan di bawah angka 0 maka sumbu Y anpa membenuk pola erenu maka idak erjadi heeroskedasisias (Ghozali, 2005). Analisis Regresi Linear Berganda Analisis linear berganda digunakan unuk mengeahui ada idaknya pengaruh variable Independen () dengan variable dependen (Good Corporae Governance). Model aau persamaan analisis regresi berganda, sebagai beriku (Ghozali,2005). Pengujian pengaruh mekanisme corporae governance erhadap manajemen laba digunakan regresi linear berganda dengan model persamaan sebagai beriku: DA = β0 + β1kepins. + β2ki + β3udk+ β4udd+ β5kma+ β6l Keerangan: DA : Discreionary Accruals Kep Ins : Kepemilikan Insiusional KI : Proporsi Komisaris independen UDK : Ukuran Dewan Komisaris

7 UDD KMA LEV Profiabilias β 0 : Ukuran Dewan Direksi : Komie Audi : Leverage : Konsana β1 β 7 : Koefisien regresi e : error Uji ipoesis Pengujian hipoesis dilakukan yaiu dengan: Pengaruh mekanisme good corporae governance yang melipui (kepemilikan insiusional, proporsi dewan komisaris independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi dan komie audi), Leverage dan Profiabilias erhadap manajemen laba secara simulan maupun parsial. Uji signifikansi pengaruh parsial (Uji T) Uji digunakan unuk menguji signidikansi hubungan anara variabel X dan Y apakah variabel X1,X2,X3,X4,X5,X6 dan X7 (Kepemilikan insiusional, Proporsi dewan komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie audi, Leverage, dan Profiabilias) benar-benar berpengaruh erhadap variabel Y (Manajemen laba) secara erpisah aau parsial (Ghozali, 2005). ipoesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah: o1 : Tidak adanya pengaruh kepemilikan Insiusional erhadap manajemen laba a1 : Adanya pengaruh kepemilikan insiusional erhadap manajemen laba o2 : Tidak adanya pengaruh dewan komisaris independen erhadap manajemen laba a2 : Adanya pengaruh dewan komisaris independen erhadap manajemen laba 03 : Tidak adanya pengaruh dewan komisaris erhadap manajemen laba a3 : Adanya pengaruh dewan komisaris erhadap manajemen laba o4 : Tidak adanya pengaruh dewan direksi erhadap manajemen laba a4 : Adanya pengaruh dewan direksi erhadap manajemen laba 05 : Tidak adanya pengaruh komie audi erhadap manajemen labas a5 : Adanya pengaruh komie audi erhadap manajemen laba o6 : Tidak adanya pengaruh leverage erhadap manajemen laba a6 : Adanya pengaruh leverage erhadap manajemen laba o7 : Tidak adanya pengaruh profiabilias erhadap manajemen laba o7 : Adanya pengaruh profiabilias erhadap manajemen laba Dasar pengambilan kepuusan (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilias signifikansi, yaiu: a. Apabila angka probabilias signifikansi > 0.05, maka o dierima dan a diolak. b. Apabila angka probabilias signifikansi <0.05, maka o diolak dan a dierima. Langkah-langkah pengujian koefisien regresi variabel X 1, X 2, X 3 aau X 4, sebagai beriku: a. Menenukan hipoesis o : X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6 dan X 7 secara parsial idak berpengaruh erhadap Y a : X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6 dan X 7 secara parsial berpengaruh erhadap Y b. Menenukan ingka signifikansi Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α = 5 % : 2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 (dimana n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). e. Krieria pengujian dierima jika o able o diolak aau jika

8 f. Membandingkan dengan Uji signifikan simulan (Uji F) Dalam peneliian ini, uji F digunakan unuk mengeahui ingka signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersamasama (simulan) erhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam peneliian ini, hipoesis yang digunakan adalah: o :Tidak adanya pengaruh Mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias erhadap manajemen laba. a : Adanya pengaruh good corporae governance,leverage dan profiabilias erhadap manajemen laba. Dasar pengambilan kepuusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilias signifikansi, yaiu: a. Apabila probabilias signifikansi > 0.05, maka o dierima dan a diolak b. Apabila probabilias signifikansi < 0.05, maka o diolak dan a dierima. 2 Koefisien Deerminasi ( R ) Koefisien deerminasi (R 2 ) dimaksudkan unuk mengeahui ingka keepaan paling baik dalam analisis regresi dimana hal yang diunjukkan oleh besarnya koefisien deerminasi (R 2 ) anara 0 (nol) dengan 1 (sau). Koefisien deerminasi nol, variabel independen sama sekali idak berpengaruh erhadap variabel dependen. Apabila koefisien deerminasi semakin mendakai sau, maka dapa dikaakan bahwa variabel independen berpengaruh erhadap variabel dependen, selain iu koefisien deerminasi dipergunakan unuk mengeahui prosenase perubahan variabel idak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). ANALISIS DATA DAN PEMBAASAN Gambaran Umum Perusahaan Sampel Peneliian dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada sekor propery dan real esae yang erdafar di Bursa Efek Indinesia (BEI) pada periode yang berjumlah sebanyak 38 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan meode purposive sampling, yaiu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaraan sampel yang diperlukan aau secara sengaja sesuai dengan persyaraan sampel (Taang. 2011). Dari daa perusahaan yang memenuhi persyaraan sampel erdapa 20 perusahaan yang selanjunya menjadi sampel dalam peneliian ini. Berdasarkan periode peneliian yang dilakukan yaiu 3 ahun, maka diperoleh daa pooling sebanyak 60 sampel. Analisis Daa Analisis Deskripif Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi, erlebih dahulu disajikan saisik deskripif Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi, erlebih dahulu disajikan saisik deskripif ang dapa diliha dari able 4.2 beriku ini: Tabel 4.2 Saisik Deskripif Sumber: di olah dari SPSS 17s Keerangan: DA = Discreionary accrual INST = Kepemilikan Insiusional KI =Komisaris Independen UDK = Ukuran Dewan Komisaris UDD =Ukuran Dewan Direksi KMA = Komie Audie LEV =Leverage Profiabilias Dari able 4.1 menunjukkan hasil analisis saisik deskripif pada variabel (Discreionary Accruals), Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage dan Profiabilias adalah sebagai beriku: 1. Tabel ersebu menunjukkan bahwa nilai manajemen laba adalah anara -0,7625 sampai dengan 0,4405 dengan raa-raa - 0, dan sandar deviasi sebesar 0, Nilai negaif berari perusahaan

9 melakukan manajemen laba dengan menurunkan laba dan nilai posiif berari perusahaan menaikkan laba. Nilai kepemilikan insiusional anara 0,7948 sampai dengan 1,0000 dengan raa-raa 0, dan sandar deviasi 0, al ini menunjukkan bahwa erdapa perusahaan dengan kepemilikan insiusional sampai dengan 79,48 % dan ada yang sampai 100% saham dimiliki oleh insiusional. Raa-raa sampel mempunyai kepemilikan insiusional sampai dengan 99,34%. 2. Pada Dewan komisaris independen adalah anara 0,3333 sampai dengan 0,75 dengan raa-raa 0, Tampak bahwa raa perusahaan mempunyai komisaris independen sebanyak 44,75% dari jumlah komisaris seluruhnya. 3. Pada Ukuran dewan komisaris berkisar anara 2 sampai dengan 10 dengan raaraa jumlah dewan komisaris sebanyak 4,63 orang dengan sandar deviasi sebesar 1, Jumlah dewan direksi berkisar anara 3 sampai 9 orang dengan raa-raa 4,67 orang dan sandar deviasi 1, Pada Komie audi adalah berkisar anara 3 sampai dengan 5 orang dengan raa-raa 3,30 dan sandar deviasi sebesar 0, Pada Leverage dapa diliha bahwa nilai minimumnya adalah 0,0057 dan nilai maximummnya adalah , nilai mean (raa-raa) nilainya adalah sebesar 0, dengan sandar deviasi sebesar Pada Profiabilias dapa diliha bahwa nilai minimumya adalah dan maximumnya sebesar , nilai mean (raa-raa) nilainya adalah sebesar dengan sandar deviasi sebesar Uji Asumsi Klasik Uji Normalias Uji normalias daa menjadi prasyara pokok dalam analisis parameik, karena daa yang digunakan harus berdisribusi normal. Pengujian normalias dapa dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dalam mengelola daa, salah saunya dengan uji One Sampel Kolmograv Smirnov. Daa dinyaakan berdisribusi normal jika signifikansi lebih besar dari Tabel 4.3 asil Uji Normalias Sumber :asil pengolahan SPSS 17 asil analisis meode One Sample Kolmogorov- Smirnov (K-S), menunjukkan nilai K_S adalah 0.002, maka disimpulkan daa idak erdisribusi secara normal karena nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-ailed) sebesar kecil dari daa yang idak berdisribusi secara normal erlebih dahulu diransformasi menjadi normal agar hasil uji saisik idak erdegradasi ( Ghozali, 2005 dalam jurnal akunansi -47). Unuk mengubah nilai residual ersebu agar erdisribusi secara normal, maka erlebih dahulu penulis melakukan ransformasi daa ke model logarima naural (LN_), kemudian daa di uji ulang berdasarkan asumsi normalias dengan meode One Sampe Kolmograv- Smirnov kembali. Tabel 4.4 asil Uji Normalias seelah daa diransformasi

10 Sumber: asil pengolahan SPSS 17 Dari oupu di aas menunjukkan bahwa daa elah erdisribusi dengan normal nilai signifikansi di aas 0.05 yaiu Dengan demikian dapa disimpulkan daa yang digunakan sebagai sampel elah mewakili populasi dalam peneliian. Daa yang erdisribusi dengan normal ersebu juga dapa diliha melalui grafik normal plo daa. Gambar 4.1 Pada grafik normal plo, erliha iikiik daa berada disekiar garis diagonal dan mengikui arah garis diagonal. Dengan demikian, dapa disimpulkan bahwa daa dalam peneliian ini sudah erdisribusi dengan normal aau sudah memenuhi asumsi normalias. Uji Mulikolinerias Pengujian ini digunakan unuk menguji apakah dalam model regresi anar variable bebas (Ghozali, 2006). Uji mulikolinearias dilakukan dengan menggunakan nilai variance inflaion facor (VIF). Model dinyaakan erbebas dari gangguan mulikolinearias jika mempunyai nilai VIF di bawah 10 aau olerance di aas 0,1. Beriku adalah uji Mulikolinearias dalam peneliian ini: Tabel 4.5 Uji Mulikolinearias Sumber : asil Pengolahan SPSS 17 Dari oupu di aas, dapa dikeahui bahwa korelasi anara LN_INST (Kepemilikan Insiusional) dan LN_DA (LN_Discreionary accrual) dengan nilai olerance dan nilai VIF 1.287, Korelasi LN_KI (Komisaris Independen) dan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai VIF 1.777, Korelasi LN_ UDK (Ukuran Dewan Komisaris) dengan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai VIF 1.241, Korelasi LN_UDD (Ukuran Dewan Direksi) dan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai. VIF 1.907, Korelasi LN_KMA (Komie Audi) dan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai. VIF 1.248, Korelasi LN_LEV (Leverage) dan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai. VIF 1.565, Korelasi LN_Profiabilias dan LN_DA dengan nilai olerance dan nilai. VIF Uji Auokorelasi Auokorelasi berujuan menguji apakah dalam suau model regresi linear ada korelasi anara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya (Ghozali, 2005). Pendeeksian auokorelasi pada kasus ini digunakan uji Durbin Wason. Jika nilai Durbin Wason di aas nilai dl maka dapa dikaakan idak erjadi auokorelasi. Tabel 4.6 Uji Durbin Wason Sumber: asil Pengolahan SPSS 17 Nilai Durbin-Wason dapa diliha pada oupu regression pada able model summary. Dapa dikeahui bahwa nilai Durbin-Wason

11 sebesar Sedangkan dari able DW dengan signifikansi 0.05 dan jumlah daa (n) = 60, sera k = 7 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar dan du sebesar , dengan ini maka di dapa 4 du = dan 4- dl = Karena nilai DW ( 1.860) berada pada daerah anara du dan 4 du (du<dw<4-du), maka o dierima. Jadi dapa disimpulkan bahwa idak erjadi auokorelasi pada regresi Uji eeroskedasisias Uji heeroskedasisias berujuan unuk meliha apakah dalam model regresi erjadi keidaksamaan variabel dari sau pengamaan ke pengamaan lain. Berdasarkan grafik scaerplo erliha bahwa idak ada pola yang jelas, iikiik menyebar secara acak sera ersebar di aas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapa disimpulkan bahwa idak erjadi heerokesdasisias pada model regresi ini. asil dari uji heerokedasisias dapa diliha pada grafik scaerplo beriku: Gambar 4.2 Scaerplo eeroskedasisias Sumber: asil Pengolahan SPSS 17 Dari oupu di aas dikeahui bahwa iik-iik menyebar dengan pola yang idak jelas di aas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapa disimpulkan bahwa idak erjadi masalah heeroskedasisias pada model regresi Analisis Regresi Linear Berganda Dalam peneliian ini meode analisis daa yang digunakan adalah analisis regresi berganda, namun sebelum menganalisis erlebih dahulu kia mencari koefisien alpha unuk meng nilai DA. 1. Mencari Koefisien Alpha Unuk memperoleh variabel dependen DA erlebih dahulu harus mencari koefisien alpha yang diperoleh dengen meregresikan persamaan beriku: TA A β (1/ A ) + β Rev / A 1 + ( ) β ( i / i = / 1 i i PPE asil dari regresi di aas adalah : Tabel 4.7 Koefisien Alpha Sumber: Daa di olah dengan SPSS 17 Dari persamaan regresi di aas diperoleh β1= ,β2 = dan β3=0.097, unuk selanjunya dengan menggunakan koefisien regresi di aas, maka nilai non discreionary accrual (NDAi) dapa di dengan rumus: NDA β 1 / A 1 + β Re v A + ( ) ( ) β ( i = 1 i 2 / i 1 Selanjunya DA dapa di sebagai: DAi = TAi / Ai 1 NDAi.. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah regresi di mana variabel erikanya (Y) dihubungan/dijelaskan lebih dari sau variabel bebas (X1,X2,,,,,,,,,Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapa lebih menjelaskan karakerisik hubungan yang ada, walaupun masih saja ada variabel yang erabaikan. Persamaan regresi linier berganda dua variabel bebas DA = a + b X + b X + b X + b X + b X + b X + 3 PPE b7 asil regresi dapa diliha pada able 4.7 beriku ini: Tabel 4.8 Analisis asil Regresi

12 f. Koefisien β Komie Audi = menunjukkan angka negaive yang arinya seiap peningkaan perubahan komie audi, maka akan diikui oleh penurunan discreionary accruals (manajemen laba) sebesar = , dengan asumsi variabel lainnya eap. g. Koefisien β Leverage = menunjukkan angka negaif yang arinya seiap Sumber : asil Pengolahan SPSS 17 peningkaan perubahan huang, maka akan Berdasarkan able di aas, di dapalah persamaan diikui oleh peningkaan discreionary regresi sebagai beriku: accruals (manajemen laba) sebesar = 0.533, DA= X X X X dengan asumsi variabel X lainnya eap X X Dari able 4.8 dapa di jelaskan sebagai beriku : a. Konsana β menunjukkan bahwa jika Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage dan Profiabilias idak berubah (Konsan/Teap), maka Discreionary Accruals diperoleh nilai negaive sebesar b. Koefisien β Kepemilikan Insiusional = menunjukkan angka negaif yang arinya bahwa seiap peningkaan perubahan kepemilikan insiusional, maka akan diikui oleh penurunan discreionary accruals (manajemen laba) sebesar = , dengan asumsi variabel lainnya eap. c. Koefisien β Komisaris Independen= menunjukkan angka negaife yang arinya bahwa seiap perubahan komisaris independen, maka akan diikui dengan penurunan discreionary accruals (manajemen laba) sebesar , dengan asumsi variabel lainnya eap. d. Koefisien β Ukuran Jumlah Komisaris = 0,907 menunjukkan angka posiif yang arinya bahwa seiap penambahan anggoa komisaris akan erjadi peningkaan Discreionary Accruals () sebesar 0,907, dengan asumsi variabel lainnya eap. e. Koefisien β Ukuran Jumlah Direksi = menunjukkan angka posiif yang arinya bahwa seiap penambahan anggoa direksi akan erjadi peningkaan Discreionary Accruals () sebesar 1.287, dengan asumsi variabel lainnya eap. 7 h. Koefisien β Profiabilias = menunjukkan angka negaif yang arinya bahwa seiap peningkaan perubahan profiabilias, maka akan diikui oleh penurunan discreionary accruals (manajemen laba) sebesar = , dengan asumsi variabel lainnya eap. Uji ipoesis Uji T (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial) Uji T digunakan unuk mengeahui pengaruh variabel independen secara parsial erhadap variabel dependen. Tabel 4.9 asil Uji T Sumber: asil pengolahan SPSS 17 Dari oupu able di aas dapa diliha hasil uji sebagai beriku: 1. Pengujian koefisien regresi variabel Kepemilikan Insiusional (X1) a. Menenukan hipoesis o: Kepemilikan Insiusional secara parsial idak berpengaruh erhadap Manajemen Laba a: Kepemilikan Insiusional secara parsial berpengaruh erhadap

13 b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai - (-2.007) < (-1.370) < (2007), Maka o dierima. g. Kesimpulan Karena nilai Nilai - (-2.007) < ( ) < (2007), Maka o dierima. Arinya bahwa kepemilikan insiusional secara parsial idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai negaif arinya pengaruh yang erjadi adalah negaif, semakin inggi ingka kepemilikan insiusional maka akan mengurangi indakan manajemen laba. 2. Pengujian koefisien regresi variabel Komisaris Independen (X2) a. Menenukan hipoesis o: Komisaris Independen secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Komisaris Independen secara parsial berpengaruh b. Menenukan ingka signifikan nerhadap Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai (2.873) > (2007), Maka o diolak. g. Kesimpulan Karena nilai (2.873) > (2007), Maka o diolak. Arinya bahwa Komisaris Independen secara parsial berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai negaif arinya pengaruh yang erjadi adalah negaif, semakin berambah komisaris independen maka akan menguranggi indakan manajemen laba. 3. Pengujian koefisien regresi variabel Ukuran Dewan Komisaris (X3) a. Menenukan hipoesis o: Ukuran Dewan Komisaris secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Ukuran Dewan Komisaris secara parsial berpengaruh erhadap b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan

14 Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai (2.290) > (2007), Maka o diolak. 4. Pengujian koefisien regresi variabel Ukuran Dewan Direksi (X4) a. Menenukan hipoesis o: Ukuran Dewan Direksi secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Ukuran Dewan Direksi secara parsial berpengaruh erhadap b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai (2.816) > (2007), Maka o diolak. g. Kesimpulan Karena nilai (2.816) > (2007), Maka o diolak. Arinya bahwa Ukuran Dewan Direksi secara parsial berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai posiif arinya pengaruh yang erjadi adalah posiif, semakin berambah Ukuran Dewan Direksi maka akan meningkanya indakan manajemen laba. 5. Pengujian koefisien regresi variabel Komie Audi (X5) a. Menenukan hipoesis o: Komie Audi secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Komie Audi secara parsial berpengaruh erhadap b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007.

15 e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika aau < - > f. Membandingkan dengan Nilai (2.115) > (2007), Maka o diolak. g. Kesimpulan Karena nilai (2.115) > (2007), Maka o diolak. Arinya bahwa Komie Audi secara parsial berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai negaive arinya pengaruh yang erjadi adalah negaif, semakin berambah komie audi maka akan menguranggi indakan manajemen laba. 6. Pengujian koefisien regresi variabel Leverage (X6) a. Menenukan hipoesis o: Leverage secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Leverage secara parsial berpengaruh erhadap b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai - (-2.007) < (1.444) < (2.007), Maka o dierima. g. Kesimpulan Karena nilai Nilai - (-2.007) < (1.444) < (2007), Maka o dierima. Arinya bahwa leverage secara parsial idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai posiif arinya pengaruh yang erjadi adalah posiif, semakin inggi leverage maka akan meningkakan indakan manajemen laba. 7. Pengujian koefisien regresi variabel Profiabilias (X7) a. Menenukan hipoesis o: Profiabilias secara parsial idak berpengaruh erhadap a: Profiabilias secara parsial berpengaruh erhadap b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan Berdasarkan oupu di aas diperoleh sebesar d. Menenukan Tabel disribusi dicari pada α= 5%:2 = 2.5% (uji 2 sisi) dengan deraja kebebasan (df) n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel

16 independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh unuk sebesar 2,007. e. Krieria pengujian o dierima jika - o diolak jika > aau < - f. Membandingkan dengan Nilai - (-2.007) < (0.868) < (2007), Maka o dierima. g. Kesimpulan Karena nilai Nilai - (-2.007) < (0.868) < (2007), Maka o dierima. Arinya bahwa profiabilias secara parsial idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Nilai negaif arinya pengaruh yang erjadi adalah negaif, semakin inggi profiabilias maka akan menguranggi indakan manajemen laba. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Bersama- Sama) Uji F digunakan unuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama erhadap variabel erikan. Tabel 4.10 asil Uji F Sumber: asil pengolahan SPSS 17 o: Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage, dan Profiabilias secara bersamasama idak berpengaruh erhadap. a: Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage, dan Profiabilias secara bersama-sama berpengaruh erhadap. b. Menenukan ingka signifikan Tingka signifikansi menggunakan 0.05 c. Menenukan F Berdasarkan oupu di aas diperoleh F sebesar d. Menenukan F Dengan menggunakan ingka keyakinan 95%, α= 5% df1 ( Jumlah Variabel 1) aau 8-1 = 7 dan df 2 n-k-1 aau = 52 (n adalah jumlah daa dan k adalah jumlah variabel independen). asil diperoleh unuk F sebesar 2,192. e. Krieria pengujian o dierima jika F o diolak jika F F > f. Membandingkan F dengan F Nilai Maka o diolak. g. Kesimpulan Karena nilai Nilai F (3.622) > F (2.192), F (3.622) > F (2.192), Maka o diolak Arinya bahwa Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage, dan Profiabilias secara bersama-sama berpengaruh erhadap. Tahap-ahap unuk melakukan uji F sebagai beriku: a. Menenukan hipoesis 2 Analisis Koefisien Deerminasi (Adjused R ) Analisis deerminasi digunakan unuk mengeahui persenase sumbangan pengaruh

17 variabel independen secara bersama-sama erhadap variabel dependen. Menuru Sanoso, 2001 (Dalam Duwi Priyano, 2011) bahwa unuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas 2 digunakan Adjused R sebagai koefisien deerminansi. Adjused R Square adalah nilai R Square yang elah disesuaikan. Tabel 4.11 asil Analisis koefisien deerminansi 2 (Adjused R ) Sumber: asil Pengolahan SPSS 17 Berdasarkan oupu diperoleh angka Adjused R square sebesar aau 29.4%. al ini menunjukkan bahwa persenase sumbangan pengaruh variabel independen yaiu, kepemilikan insiusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komie audi, leverage dan profiabilias erhadap manajemen laba sebesar 29.4% aau variabel bebas yang digunakan dalam model ini mampu menjelaskan hanya sebesar 29.4% variabel dependen. Sedangkan sisanya sebesar 70.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang idak dimasukkan dalam model peneliian ini. Pembahasan asil Peneliian Berdasarkan hasil pengolahan daa, semua syara dalam uji asumsi klasik elah erpenuhi. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam peneliian ini adalah daa erdisribusi normal (diuji melalui saisik non parameic, Kolmogorov-Smirnov dan grafik normal plo daa), idak ada mulikolinierias, idak erjadi auokorelasi dan idak erjadinya heerokedasisias. Pengaruh Kepemilikan Insiusional erhadap Kepemilikan Insiusional idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari nilai koefisien kepemilikan insiusional dengan ingka signifikan Dalam hal ini keberadaan kepemilikan insiusional idak mampu memberikan pengaruh pada indakan manajemen laba. Di duga karena masih banyak insiusi yang kurang akif dalam memberikan ekanan pada akifias manajemen, kurangnya pengawasan pihak insiusional erhadap kerja pihak manajemen. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Komisaris Independen berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari ingka signifikansi sebesar al ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen mampu memberi pengaruh erhadap indakan manajemen laba, banyak dan sedikinya komisaris independen dalam suau perusahaan akan berdampak pada indakan manajemen laba Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris erhadap Manajemen laba Variabel ukuran dewan komisaris berpengaruh erhadap. Dapa di liha dari hasil regresi dengan ingka signifikan sebesar asil peneliian ini mendukung peneliian Pranaa dan Mas ud (2003), Nasuion dan Seyawan (2007). Bahwa perusahaan yang memiliki dewan komisaris dalam jumlah banyak maka indak manajemen laba yang dilakukan perusahaan juga semakin banyak. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi erhadap Ukuran Dewan Direksi berpengaruh erhadap manajemen laba. al ini dapa diliha dengan ingka signifikansi sebesar Banyak dan sedikinya keberadaan ukuran dewan direksi pada perusahaan berpengaruh erhadap indakan manajemen laba. Seperi disebukan oleh Goodsein dan Gauarn (1994) dalam Wardhani (2007) mengaakan bahwa jumlah dewan besar mengunungkan perusahaan dari sudu pandang resoursces dependence. al ini berari bahwa perusahaan akan berganung pada dewannya unuk dapa mengelola sumber dayanya secara lebih baik (Suojo dan Aldridge 2006). Pengaruh Komie Audi erhadap

18 Komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari ingka signifikan sebesar 0,041. Adanya komie audi meningkakan pengawasan erhadap pelaporan keuangan yang dilakukan oleh manajer. Komie audi akan menghamba keleluasaan manajer dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga adanya manajemen laba dapa diekan. asil dari peneliian ini mendukung peneliian yang dilakukan Nasuion dan Seiawan (2007 dan peneliian Siallagan dan Machfoedz (2006) yang menemukan bahwa dengan adanya komie audi dalam perusahaan maka discreionary accruals semakin rendah. Dapa disimpulkan bahwa keberadaan komie audie dalam perusahaan elah efekif dalam melakukan pengawasan, sehingga indakan manajemen laba dapa diaasi. Pengaruh Leverage erhadap Manajemen Laba Leverage idak berpengaruh erhadap manajemen laba. al ini dapa diliha dari nilai ingka signifikansi sebesar Besar kecilnya huang idak berpengaruh erhadap indakan manajemen laba. di duga dengan ingginya huang akan meningkakan resiko defaul bagi perusahaan, eapi dalam hal ini manajemen menyadari kalau manajemen laba idak dapa dijadikan sebagai mekanisme unuk menggurangi defaul ersebu, karena pemenuhan kewajiban huang. asil peneliian ini didukung oleh peneliian Ma aruf (2006) dan Maharani (2011) dimana leverage idak berpengaruh erhadap manajemen laba. asil peneliian ini idak mendukung peneliian Guna dan erawai (2010) yang meyaakan leverage berpengaruh erhadap manajemen laba. Pengaruh Profiabilias erhadap Manajemen Laba Dalam peneliian ini profiabilias idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari hasil regresi dengan ingka signifikan sebesar Tinggi aau rendahnya ingka laba yang dihasilkan perusahaan idak mempengaruhi indakan manajemen laba. Menuru erni dan Susano (2008) Manajemen akan cenderung melakukan akivias manajemen laba karena dengan laba yang rendah aau bahkan mengalami kerugian akan memperburuk kinerja manajemen dimaa pemegang saham, dan naninya akan memperburuk cira perusahaan dimaa public. Oleh karena iu, apabila profiabilias perusahaan menurun maka ada kecenderungan erjadinya prakik manajemen laba. Dengan ingka profiabilias yang rendah juga dapa mempengaruhi bonus yang dierima maneger dari pemegang saham, sehingga manager mempunyai moivasi unuk melakukan indak manajemen laba. Namun dalam peneliian ini mengindikasikan hubungan idak signifikan dimana jika manajemen laba dianggap dapa menyesakan pihak-pihak yang berkepeningan erhadap perusahaan, maka laba yang baik adalah laba yang sebenarnya diperoleh oleh perusahaan. Jadi dapa disimpulkan bahwa profiabilias suau perusahaan mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya, yang kemudian dapa mencerminkan cira perusahaan dimaa publik. Pengaruh Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Leverage, dan Profiabilias secara bersama-sama erhadap Mekanisme Good Corporae Governance dalam hal ini kepemilikan insiuional, Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi, Sera Leverage dan Profiabilias secara bersama-sama erhadap. Dari hasil peneliian ini secara bersama-sama variabel independen berpengaruh erhadap variabel dependen, sumbangan pengaruh di liha dari nilai Adjused R square sebesar 0,294 aau 29,4%. Koneks pengaruh mekanisme Good Corporae Governance, leverage, profiabilias erhadap manajemen laba, PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian hipoesis yang elah dilakukan, maka dapa disimpulkan sebagai beriku: 1. Pengaruh mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias secara individual erhadap manajemen laba adalah sebagai beriku: a. Kepemilikan Insiusional idak berpengaruh erhadap Manajemen Laba. Dapa diliha dari nilai koefisien kepemilikan insiusional dengan ingka signifikan Dalam hal ini keberadaan

19 kepemilikan insiusional idak mampu memberikan pengaruh pada indakan manajemen laba. b. Komisaris Independen berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari ingka signifikansi sebesar c. Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa di liha dari hasil regresi dengan ingka signifikan sebesar d. Ukuran Dewan Direksi berpengaruh erhadap manajemen laba. al ini dapa diliha dengan ingka signifikansi sebesar Banyak dan sedikinya keberadaan ukuran dewan direksi pada perusahaan berpengaruh erhadap indakan manajemen laba. e. Komie audi berpengaruh erhadap manajemen laba, Dapa diliha dari ingka signifikan sebesar 0,04. al ini membukikan kalau komie audi elah berperan dan menjalankan ugas dengan efekif, yang mana dengan berambahnya anggoa komie dapa mengguranggi indakan manajemen laba. Keberadaan komie audi dapa menghamba keleluasaan manager dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga adanya manajemen laba dapa dielakan. f. Leverage idak berpengaruh erhadap manajemen laba. al ini dapa diliha dari nilai ingka signifikansi sebesar Besar kecilnya huang idak berpengaruh erhadap indakan manajemen laba g. Profiabilias idak berpengaruh erhadap manajemen laba. Dapa diliha dari hasil regresi dengan ingka signifikan sebesar Tinggi aau rendahnya ingka laba yang dihasilkan perusahaan idak mempengaruhi indakan manajemen laba 2. asil pengujian secara simulan variable independen good corporae governance yang melipui (Kepemilikan Insiusional, Komisaris Independen, Ukuran Komisaris,Ukuran Dewan Direksi, Komie Audi) sera Leverage dan Profiabilias berpengaruh secara signifikan erhadap variable dependen (). Berdasarkan hasil peneliian diperoleh 29,4% dari variasi manajemen laba dapa dijelaskan oleh kepemilikan insiusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komie audi, leverage,dan profiabilias, sedangkan sisanya sebesar 70,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang idak dielii dalam peneliian ini. Implikasi asil Peneliian Dari hasil peneliian dapa diliha peningnya mekanisme good corporae governance dalam melakukan pengawasan erhadap indak manajemen laba, yang dapa menyesakan pihak-pihak yang berkepeningan erhadap laporan keuangan. Dalam penerapan good corporae governance seperi halnya kepemilikan insiusional yang mana dalam peneliian ini idak berpengaruh dalam mengurangi indak manajemen laba, maka sehendaknya perlunya pengawasan yang efekif dari pihak insiusional sehingga dapa mengurangi manajemen laba, dalam pemilihan jumlah komisaris dan dewan direksi hendaknya perusahaan meneapkan dalam jumlah yang semesinya, karena jika jumlah dewan komisaris dan jumlah dewan direksi erlalu banyak akan mengakibakan kurang efekifnya pengawasan yang akan berdampak pada indak manajemen laba akan semakin meningka. Mekanisme good corporae governance, leverage dan profiabilias perusahaan hendaknya dapa diperhaikan, karena dapa dijadikan sebagai moivasi dalam melakukan indakan manajemen laba. Keerbaasan peneliian Peneliian ini memiliki keerbaasan, sehingga bila keerbaasan dapa diaasi pada peneliian selanjunya, dapa memperbaiki hasil peneliian. Adapun keerbaasan peneliian, yaiu hanya membahas mekanisme good corporae governance, leverage, profiabilias erhadap mananajemen laba, dalam masa peneliian yang relaive pendek, dan dalam membahas good corporae governance hanya memakai indikaor, kepemilikan insiusional, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Populasi Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh perusahaan konsumsi yang erdafar di Bursa Efek Indonesia selama ahun 2006-2008. Beriku ini adalah 30 perusahaan yang

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI BERKALA ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI VOL 1, NO. 3, MEI 2012 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PEMBAYARAN KAS (STUDI KASUS PADA RETAILER SEPATU CABANG NGANJUK) Risra Ika Inan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI BIDANG PROPERTI DI ASIA Paulus Adimas Senaha Bina Nusanara Universiy Elsa Imelda, SE., M.Si Bina Nusanara Universiy

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci